Pengaruh Pelatihan Learning and Studi Strategies yang Berfokus pada Will terhadap Perubahan Will (Suatu Penelitian Quasi Experimental Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Di Universitas Kristen Maranatha dalam Pelatihan LASSI yang Berfokus Pada Will).

(1)

i UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

ABSTRAK

Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui peranan pelatihan Learning and Study Strategies (LASSI) yang berfokus pada will terhadap peningkatan will pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha. Adapun Maksud dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran tentang will mahasiswa Fakultas Psikologi sebelum dan sesudah pelatihan Learning And Study Strategies Learning And Study Strategies yang berfokus pada komponen Will. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan will sebelum dan sesudah pelatihan Learning And Study Strategies Learning And Study Strategies yang berfokus pada komponen Will.

Sesuai dengan tujuan dan maksud penelitian, maka pelatihan ini menggunakan desain penelitian The Two Group Pre- Post Test. Rancangan penelitian ini, yaitu penelitian the separate sample pre test – post test control group design (D. T. Campbel- Stanley, 1966). Adapun variable penelitian adalah will yang memiliki tiga elemennya, yaitu kecemasan (anxiety), sikap (attitude), dan motivasi (motivation, serta Pelatihan LASSI. Sampel penelitian adalah mahasiswa Fakultas Psikologi angkatan 2008 dengan IpK antara 2- 2,5. Alat ukur yang digunakan adalah alat ukur Learning and Study Strategies dari Weinstein (2002) yang telah melalui serangkaian tryout dan pengukuran validitas serta reliabilitas. Hipotesis yang diajukan adalah bahwa Pelatihan LASSI berperan terhadap perubahan derajat will. Penelitian ini diadakan pada dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok control. Kelompok eksperimen akan mendapat perlakuan berupa pelatihan LASSI, sedangkan kelompok control tidak mendapatkan pelatihan. Pengukuran will akan diberikan kepada kedua kelompok sebelum dan sesudah pelatihan LASSI diberikan. Selanjutnya hasil dari test tersebut di ujikan dengan menggunakan uji statistic Wilcoxon dan Man U-Whitney.

Berdasarkan hasil pengolahan data dan perhitungan statistic, uji statistic menunjukkan bahwa pelatihan LASSI berperan pada perubahan derajat will mahasiswa pada kelompok eksperimen, dimana terjadi peningkatan will pada mahasiswa peserta pelatihan. Perubahan juga terjadi pada elemen- elemennya. Perubahan elemen dari will yang memiliki korelasi signifikan, yaitu terjadi pada elemen motivasi, kemudian attitude dan anxiety. Sedangkan pada kelompok control, yang tidak mendapatkan perlakukan berupa pelatihan, tidak menunjukkan perubahan derajat will. Berdasarkan hasil penelitian ini, maka peneliti mengajukan saran perlunya diadakan pelatihan LASSI secara berkala guna membantu mahasiswa dalam penguasaan pengetahuan dan keterampilan pada saat proses belajar dan perkuliahan.


(2)

ii UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

ABSTRACT

This research was conducted to determine the role of Learning and Study Strategies (lassi) training which focuses on the ‘will’ of the improvement of students of Faculty of Psychology at Maranatha Christian University. The purpose of this research is to get a picture of Psychology Faculty ‘will’ of the students before and after Learning and Study Strategies training, which focuses on the components of ‘Will’. The purpose of this study was to determine whether there is difference before and after the’ training of Learning and Study Strategies which focuses on the components of Will.

In accordance with the objectives and purposes of research, then this training using the research design called ‘The Two Group Pre-Post Test’. The design of this research studies the separate sample pre test - post test control group design (Campbell DT, Stanley, 1966). The variable is the will of the research which has three elements, namely anxiety (anxiety), attitude (Attitude), and motivation (Motivation), and training lassi. Samples were students of Faculty of Psychology force in 2008 with a GPA of 2 - 2.5. The measurement measuring instrument used is the Learning and Study Strategies Inventory of Weinstein (2002) who have gone through a series of tryout and measurement validity and reliability. The hypothesis is that the training contributed to changes in the degree of Lassi ‘will’. Research was conducted on two groups, namely the experimental group and control group. Experimental group will receive treatment in the form of training Lassi, whereas the control group did not receive training. ‘Will’ measurements will be given to both groups before and after training Lassi. Furthermore, the results of these tests examined by using statistical test and the Wilcoxon-Whitney U Man.

Based on the results of data processing and statistical calculations, statistical tests showed that Lassi training contributes to changes in the degree of ‘will’ of the students in the experimental group, where the increase will of the student trainee. Changes also occur in the elements. Changes will of the elements of which have significant correlation, ie on elements of motivation, and attitude and anxiety. While in the control group who did not get treatment in the form of training, showed no change in the degree of will. Based on these results, the researchers suggest the need for training Lassi held periodically to assist students in mastering the knowledge and skills during the process of learning and lectures.


(3)

iii UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

DAFTAR ISI

Lembar Judul Lembar Pengesahan Lembar Persembahan

ABSTRAK……….…... i

ABSTRACT………. ii

KATA PENGANTAR………...…... iii

DAFTAR ISI………... iv

DAFTAR TABEL………... vii

DAFTAR BAGAN………...…… viii

DAFTAR LAMPIRAN………..……….. ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang………...………... 1

1.2Identifikasi Masalah………... 10

1.3Maksud dan Tujuan Penelitian………. 10

1.4Kegunaan Penelitian……… 11

1.4.1 Kegunaan Teoritis………..………… 11

1.4.2 Kegunaan Praktis………... 11


(4)

iv UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BAB II TEORI

2.1 Learning & Study Strategic………. 13

2.1.1 Komponen Will……….. 17

2.1.1.1 Kecemasan (Anxiety)………. 17

2.1.1.2 Attitude (Sikap)……….…………. 19

2.1.1.3 Motivasi………. 20

2.1.2 Pelatihan LASSI………..…………..21

2.1.3 Experiential Learning………... 27

2.1.3.1 Karakteristik Experiential Learning………..……… 27

2.1.3.2 Fase Dalam Experiential Learning……… 28

2.1.3.3 Metode Dalam Experiential Learning………... 30

2.1.4 Masa Remaja Akhir……….. 32

2.1.4.1 Karakteristik Remaja Akhir………... 33

2.1.4.2 Perubahan Pola Pikir Pada Masa Remaja Akhir……….... 38

2.2 Kerangka Pikir………. 43

2.3 Hipotesis Penelitian……….… 57

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian………. 58

3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional……….. 60


(5)

v UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

3.2.2 Pelatihan Learning & Study Strategies………. 61

3.3 Alat Ukur………. 62

3.4 Modul Pelatihan………...… 67

3.5 Evaluasi Pelatihan……… 70

3.6 Subyek Pelatihan dan Waktu Pelatihan………... 71

3.7 Instruktur……….. 71

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian………... 72

4.1.1 Profil Subyek Penelitian………... 72

4.1.2 Hasil Pengujian Hipotesi Komponen Will………...…. 75

4.1.3 Gambaran Perubahan Will dan Elemennya………... 77

4.2 Pembahasan………..78

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan……….. 89


(6)

vi UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Indikator Alat Ukur……… 63

Tabel 3.2 Sistem Penilaian Alat Ukur……….... 64

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Usia Subjek Penelitian………..…73

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin………... 74

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi IpK……….... 75

Tabel 4.4 Perbandingan Will Pretest………...75

Tabel 4.5 Perbandingan Will Posttest……….... 76

Tabel 4.6 Uji Statistik Wilcoxon Kelompok Eksperimen………..76

Tabel 4.7 Uji Statistik Wilcoxon Kelompok Kontrol……… 77

Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Perubahan Will………. 77

Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Perubahan Will & Anxiety……… 77

Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Perubahan Will & Attitude……… 78


(7)

vii UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Kerangka Pikir………... 56 Bagan 3.1 Metodologi Penelitian……….... 60


(8)

viii UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Alat Ukur LASSI Lampiran 2 TIU & TIK Pelatihan Lampiran 3 Handout Pelatihan Lampiran 4 Evaluasi Pelatihan Lampiran 5 Surat Kesediaan Belajar

Lampiran 6 Validitas Reliabilitas Alat Ukur Lampiran 7 Data Penelitian


(9)

1 UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pendidikan merupakan sarana utama untuk mempersiapkan diri dengan keterampilan dan pengetahuan dasar. Sekolah merupakan sarana yang diharapkan mampu menolong individu untuk menemukan hubungan antara ilmu pengetahuan yang telah dimilikinya dengan ilmu pengetahuan yang sedang dipelajari, serta memiliki antisipasi bagaimana pengetahuan tersebut dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Namun yang dilakukan sekolah hanyalah memberikan kemampuan untuk menghafal, dan bukan untuk berpikir secara kreatif, seperti hanya mendengar dan mencatat saat guru menerangkan, serta kurangnya simulasi atau praktek pelajaran. Hasilnya, pendidikan kita tidak punya makna, sehingga tidak mampu menghasilkan pendidikan yang menghasilkan meaningful knowledge (Mochtar Buchori, Kompas 28 Februari 2003). Hal ini tergambar dari keluhan dunia kerja yang menyatakan bahwa lulusan dari dunia pendidikan tinggi tidak siap pakai. Lulusan yang dihasilkan hanya memahami teori namun kurang mampu memberikan solusi berdasarkan konsep ilmiah. Selain itu orientasi belajar hanya pada mata kuliah individual secara terpisah, padahal dalam dunia kerja dibutuhkan pengetahuan yang terintegrasi antar disiplin ilmu untuk solusi dari permasalahan industri yang cukup kompleks (Dr.Vincent Gaspersz, 1994).


(10)

2

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

Oleh karena itu, Universitas Kristen Maranatha, khususnya Fakultas Psikologi, menyusun kurikulum sedemikian rupa dengan tujuan akhir untuk menghasilkan Sarjana Psikologi yang memiliki 8 kompetensi agar mampu memenuhi tuntutan dunia kerja dan mampu bersaing dalam masyarakat (Hasil dari Pengembangan Kolokium 2007 dan Tim Kurikulum Fakultas Psikologi UKM, 2008). Ke delapan kompetensi tersebut, yaitu menguasai teori- teori psikologi, mampu melakukan penelitian ilmiah dalam bidang psikologi, mampu menjelaskan dinamika tingkah laku manusia berdasarkan teori psikologi, mampu melakukan administrasi perangkat pemeriksaan psikologi secara akurat, mampu melakukan intervensi psikologi sesuai kewenangannya, mampu berperilaku professional yang sesuai dengan kode etik psikologi, memiliki minat untuk mengembangkan diri, dan mampu bekerja sama dengan pihak eksternal maupun internal.

Namun pada kenyataannya, pencapaian tujuan pendidikan sebagai sarjana psikologi yang berkompeten bukanlah suatu hal yang mudah. Dalam proses akademik yang harus ditempuh banyak faktor yang saling terkait dan berpengaruh baik dari dalam diri individu itu sendiri maupun faktor eksternal, seperti faktor social, universitas, dan lainnya (Winkel, 1983). Faktor internal yang dimaksud disini terdiri dari faktor psikis dan faktor fisik, dimana faktor psikis meliputi faktor intelegiensi yang mempengaruhi kemampuan dan cara belajar, serta faktor non- intelektual, seperti motivasi, sikap, perasaan, minat, kondisi psikis. Faktor- faktor ini sangat berpengaruh pada hasil akhir belajar mahasiswa. Weinstein juga mengatakan bahwa untuk dapat menguasai suatu pengetahuan dan keterampilan


(11)

3

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

baru, maka diperlukan suatu strategi dalam proses belajar, dimana hal ini mencakup semua pikiran, beliefs dan motivasi yang ada dalam diri individu.

Hal ini dapat dilihat dari hasil observasi peneliti yang menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa dapat lulus dengan nilai baik, namun penguasaan teori untuk mata kuliah tersebut masih hanya sebatas hafalan. Setelah masuk ke semester berikutnya, sebagian besar mahasiswa kurang dapat menjawab pertanyaan dari dosen tentang mata kuliah tersebut dan mengatakan bahwa mereka lupa. Sebagian besar mahasiswa juga kurang mampu mengaplikasikan teori psikologi ke dalam kasus- kasus yang diberikan ataupun sebaliknya. Hal ini menggambarkan bahwa strategi belajar yang digunakan mahasiswa hanya menggunakan strategi rehearsal. Strategi ini hanya sebatas menghafal dan mengulang informasi, belum sampai membangun hubungan antara materi yang dipelajari dengan materi yang sudah dipelajari. Hasil akhirnya, mahasiswa kurang dapat mengaplikasikan teori yang telah dipelajari dalam kejadian sehari- hari. Dalam pemilihan dan penggunaannya, strategi belajar merupakan bagian dari tujuan akademik dan orientasi motivasi dari mahasiswa itu sendiri (Pintrich, 1989; dalam Handbook Of Self Regulation, 2002).

Peneliti juga melakukan survey awal terhadap 50 mahasiswa Fakultas Psikologi. Kuesioner ini dibangun dari model Strategic Learning (Weinstein, 1994; dalam Handbook Of Self Regulation, 2002). Dalam model ini terdapat tiga komponen yang saling berinteraksi, yaitu ketrampilan (skill), kemauan (will), dan regulasi diri (self regulation). Ketiga komponen akan saling berinteraksi dalam pencapaian tujuan pembelajaran dan prestasi akademik. Hasil dari


(12)

4

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

penelitian awal melalui kuesioner menunjukkan 68.57% dari keseluruhan mahasiswa memiliki skor skill yang berada dibawah percentil 50, yang berarti mahasiswa belum terampil menggunakan strategi dan keterampilan belajar serta proses berpikirnya untuk menghubungkan, mengidentifikasi serta membangun pengertian antara informasi baru yang penting, ide dan prosedur, serta bagaimana mempersiapkan dan mengaplikasikan pengetahuan yang dimiliki dalam suatu tes atau ujian. Mahasiswa mempunyai permasalahan utama dalam belajar disebabkan karena kurang memiliki ketrampilan (skill) dalam memproses dan mengolah informasi dengan menggunakan strategi kognitif. Strategi belajar yang digunakan oleh mahasiswa merupakan strategi belajar yang memiliki tingkat efektifitas yang paling rendah dalam menyerap pengetahuan, yaitu strategi rehearsal. Mahasiswa hanya mencatat dan menggaris bawahi materi. Dalam melakukan persiapan mengikuti perkuliahan, mahasiswa tidak membaca terlebih dulu materi yang akan dibahas, sehingga hal ini mempersulit mahasiswa dalam menghubungkan materi yang sedang dipelajari dengan yang telah dimilikinya. Mahasiswa juga kurang memiliki pengetahuan serta kurang trampil dalam mempersiapkan ujian. Mahasiswa cenderung hanya membaca ulang materi dan menghafal menjelang ujian. Mereka kurang menggunakan simulasi- simulasi, seperti membuat tanya jawab, rangkuman, membaca dari sumber lain, dan lain- lain.

Sedangkan sebanyak 68.57% dari keseluruhan mahasiswa memiliki skor will yang berada dibawah percentil 50, yang berarti mahasiswa memiliki tingkat kecemasan (worry) tentang performa akademik yang cukup tinggi, dan bagaimana hal ini berpengaruh pada proses penerimaan informasi baru yang sedang


(13)

5

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

dipelajari, sikap dan minat mahasiswa terhadap kuliah, ketekunan, dan disiplin diri serta kesediaan untuk menunjukkan usaha dalam memenuhi tuntutan akademik secara optimal. Sebagian besar mahasiswa mengalami kecemasan saat akan menghadapi ujian. Hal ini berdampak pada berkurangnya efektifitas mereka dalam mempelajari materi. Ada beberapa mata kuliah yang mahasiswa anggap sulit hanya dikarenakan adanya anggapan dari seniornya. Hal ini berdampak pada sikap mahasiswa terhadap mata kuliah tersebut, seperti menunda mengontrak mata kuliah tersebut. Sebagian besar mahasiswa juga cenderung belum menetapkan tujuan yang spesifik dalam bidang akademik, mereka hanya menjalani proses perkuliahan karena sudah menjadi kewajibannya.

Pada komponen regulasi diri (self regulation), 71.43% dari keseluruhan mahasiswa memiliki skor regulasi diri yang berada dibawah percentil 50, yang berarti mahasiswa masih belum mengatur atau meregulasi dan mengontrol diri ataupun proses belajar mereka secara keseluruhan melalui pengaturan waktu secara efektif,, menfokuskan perhatian, melakukan evaluasi terhadap usaha dalam memenuhi tuntutan akademik, persiapan dalam menghadapi ujian dan menggunakan bantuan dalam belajar, seperti buku pegangan, tutorial dan lain lain. Tujuan yang belum ditetapkan secara spesifik berdampak pada pengaturan waktu dan belum terlihatnya prioritas utama dari kegiatan yang dijalani oleh mahasiswa. Sebagian besar mahasiswa masih belum mengatur jadwal belajarnya, mereka hanya masuk kuliah sesuai waktu yang telah ditentukan dan belajar hanya jika menjelang ujian. Selama proses perkuliahan sebagian besar mahasiswa kurang menfokuskan diri terhadap apa yang sedang berlangsung. Mereka hanya


(14)

6

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

mendengar secara pasif. Dalam belajar, mahasiswa juga kurang menggunakan fasilitas penunjang, seperti perpustakaan, internet, dan kelompok belajar sebagai sarana dalam penguasaan materi.

Dari data diatas peneliti tertarik untuk meneliti lebih jauh pada komponen kemauan (will). Strategi yang digunakan dalam komponen ketrampilan (skill) dan kemampuan meregulasi diri merupakan cara yang digunakan untuk mencapai tujuan. Namun bagaimana strategi itu sendiri akan digunakan merupakan bagian dari tujuan dan orientasi motivasi individu itu sendiri (Pintrich, 1989; dalam Handbook Of Self Regulation, 2002). Pada saat mahasiswa memiliki pengetahuan mengenai banyak strategi untuk mengolah informasi, hal ini tidaklah cukup. Mahasiswa juga harus mempunyai keinginan untuk menggunakan strategi tersebut. Oleh karena itu, komponen will merupakan bagian yang penting dalam proses akademik dan penguasaan pengetahuan. Banyak tingkah laku yang sepertinya terjadi secara otomatis, namun will memegang peran yang membantu terjadinya suatu tingkah laku dengan mengaktifkan mental representation (dalam Pintrich & Schunk, 2002). Dalam komponen will, tujuan akademik dan orientasi tujuan yang dimiliki oleh mahasiswa merupakan gambaran dari motivasi, kecemasan terhadap performa dalam situasi belajar dan sikap terhadap proses belajar serta tingkat kebernilaian learning (Weinstein, 1994; dalam Boekaerts, Pintrich, Zeidner, 2002). Maka sangat penting bagi mahasiswa untuk memiliki tujuan akademik dan menyadari dampak tujuan tersebut terhadap performa akademik.


(15)

7

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa mahasiswa, sebagian besar mahasiswa belum menetapkan tujuan akademik dan standar pencapaian akademik secara spesifik, seperti lulus dengan IpK tertentu. Keterlibatan dalam aktivitas diskusi kelas pun sangat terbatas ditunjukkan dalam kelas. Mahasiswa hanya bertanya ataupun diskusi bila mereka memang mendapat tugas sebagai pembahas. Hal ini menggambarkan usaha yang minim untuk dapat terlibat secara aktif dalam usaha menguasai materi. Keterlibatan mahasiswa secara aktif di kelas juga menunjukkan sikap terhadap proses belajar. 60 % mahasiswa menunjukkan sikap yang tidak mendengar secara aktif dalam kelas jika materinya dianggap membosankan. Mahasiswa juga jarang mencatat materi ataupun penjelasan dari dosen, mereka merasa sudah cukup hanya dengan meminta handout dalam bentuk powerpoint dari dosen dan tidak berusaha untuk mencari buku pegangan yang menjadi buku sumber dari mata kuliah tersebut. Hal ini pada akhirnya akan mengorbankan kualitas tugas itu sendiri dan berimbas pada nilai akhir mata kuliah tersebut.

Pada saat mengikuti perkuliahan, terkadang penilaian mahasiswa terhadap dosen dapat mempengaruhi sikap mahasiswa dalam proses belajar dan akhirnya mempengaruhi motivasi mahasiswa dalam menyelesaikan studi. Ada mahasiswa yang mengundurkan diri dari beberapa mata kuliah karena menganggap mata kuliah tersebut sulit. Ada mahasiswa yang terlebih dulu menolak mengontrak mata kuliah praktikum tertentu, karena mata kuliah praktikum yang menurutnya tugas dan tuntutannya banyak. Mahasiswa juga khawatir apakah mereka mampu menyelesaikan tugas- tugas praktikum yang cukup banyak. Mereka juga khawatir


(16)

8

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

apakah mereka mampu menyelesaikan tugas sesuai dengan standar yang telah ditentukan. Sikap dan kekhawatiran yang timbul ini pada akhirnya menghambat mahasiswa dalam menjalani proses belajar, mahasiswa akhirnya memilih untuk menunda penyelesaian tugas tersebut dan menghindari proses belajar, seperti dengan bolos kuliah. Ada beberapa mahasiswa yang akhirnya menunda pengambilan mata kuliah praktikum, karena kekhawatiran baik dalam menghadapi mata kuliah itu sendiri ataupun dosen pengajar. Peneliti juga mewawancarai beberapa mahasiswa yang mengontrak tiga mata kuliah praktikum sekaligus. Mereka menyatakan bahwa ternyata tidak menemui kesulitan dalam menyelesaikan tugas- tugas praktikum, jika setelah menerima tugas tersebut mereka langsung mengerjakannya atau tidak menunda. Belief seperti ini akan mempengaruhi mahasiswa bersikap dan motivasi terhadap proses belajar serta kecemasan terhadap proses belajar yang dijalaninya. Fenomena lain yang ditemukan di lapangan oleh peneliti, yaitu ada beberapa mahasiswa yang gagal dalam mengikuti salah satu praktikum yang mengharuskan mahasiswa tersebut tampil ke depan untuk memberikan instruksi. Hal ini terkait dengan adanya belief bahwa mereka adalah individu yang pemalu, yang tidak pantas untuk tampil serius, canggung, dan lain- lain. Pada akhirnya mereka tampil dengan performa yang kurang baik dan berakibat pada nilai yang kurang memadai.

Fenomena diatas menggambarkan tentang komponen will dari mahasiswa yang berperan pada proses akademik dan penguasaan materi. Untuk itu, mahasiswa perlu menjadi seorang pembelajar strategis dalam menjalani proses akademik guna penguasaan materi. Sebenarnya mahasiswa dapat belajar untuk


(17)

9

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

menggunakan strategi yang tepat untuk mengatur motivasi, tingkah laku, dan proses belajarnya. Hal ini juga dikuatkan oleh Weinstein (1978) yang menunjukkan bahwa hal ini dapat dimodifikasi melalui pengajaran, pendidikan, ataupun pelatihan. Meskipun pembelajar yang strategik dapat berkembang secara spontan, namun dalam perkembangannya tergantung pada contoh model yang efektif dan lingkungan yang memberi kesempatan untuk berlatih (dalam Boekarts, 2002).

Oleh karena itu untuk dapat menjadi pembelajar yang strategis, mahasiswa dapat dilatih melalui pelatihan. Pelatihan merupakan suatu upaya pengembangan diri melalui prinsip-prinsip belajar yang memadukan stimulasi lingkungan untuk memperkuat faktor internal. Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa faktor penggunaan strategi dalam memonitor motivasi, tingkah laku dan proses belajar berkontribusi secara signifikan pada kesuksesan mahasiswa di perkuliahan dan strategi belajar dapat dipelajari atau ditingkatkan melalui intervensi edukasi atau pelatihan (Weinstein & Palmer, 2002, p. 4; dalam Sizoo, Steve L, Agrusa, Jerrome F, Iskat, Wilfried 2005). Hasil pelatihan dengan menggunakan Model of Strategic Learning (Weinstein, 1994; dalam Boekaerts, Pintrich, Zeidner, 2002) juga menunjukkan peningkatan motivasi dan jumlah mahasiswa yang lulus tepat waktu. Data ini memberikan dukungan yang kuat tentang penting dan dampak perkembangan pendidikan yang menekankan strategi belajar yang mengurangi resiko kegagalan dalam akademik ataupun prestasi belajar yang rendah (dalam Boekaerts, Pintrich, Zeidner, 2002). Pelatihan self efficacy juga menunjukkan hasil yang signifikan terhadap peningkatan kesadaran terhadap


(18)

10

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

efficacy dan keraguan terhadap diri sendiri. Hal ini kemudian berdampak pada perubahan penilaian efficacy dan membuatnya menjadi lebih adaptif dan realistik (Bandura, 1997; dalam Boekaerts, Pintrich, Zeidner, 2002).

Berdasarkan pemaparan diatas, peneliti tertarik untuk melaksanakan pelatihan Learning And Study Strategies Learning And Study Strategies yang berfokus pada peningkatan komponen Will. Pelatihan ini diharapkan mampu membantu mahasiswa dalam penggunaan strategi dalam memonitor motivasi, tingkah laku dan proses belajar melalui peningkatan will.

1.2IDENTIFIKASI MASALAH

Berdasarkan uraian diatas, maka identifikasi permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : “ Sejauh mana peran Pelatihan Learning and Study Strategies (LASSI) yang Berfokus pada Komponen Will terhadap perubahan will mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha”.

1.3MAKSUD DAN TUJUAN PENELITIAN

Maksud dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran tentang will mahasiswa Fakultas Psikologi sebelum dan sesudah pelatihan Learning And Study Strategies Learning And Study Strategies yang berfokus pada komponen Will.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan will sebelum dan sesudah pelatihan Learning And Study Strategies Learning And Study Strategies yang berfokus pada komponen Will.


(19)

11

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat :

a. Memberikan informasi empiris bagi perkembangan ilmu psikologi, khususnya mengenai psikologi pendidikan pada mahasiswa sehubungan dengan pentingnya meningkatkan kemauan (will) untuk dapat menjadi pembelajar yang strategis.

b. Dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi penelitian selanjutnya. 1.4.2 Kegunaan Praktis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat :

a Menjadi bahan masukan bagi pembinaan mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas X dalam hal Strategi Belajar sebagai penunjang keberhasilan dalam mencapai prestasi akademik yang tinggi, melalui pelatihan Strategic Learning.

b Menjadi bahan masukkan bagi mahasiswa untuk dapat melatih kemampuan dalam menerapkan strategi belajar melalui pelatihan Strategic Learning.


(20)

12

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

1.5METODOLOGI

Penelitian ini menerapkan metode pelatihan pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha dengan melihat pengaruh pelatihan terhadap peningkatan will. Adapun rancangan penelitian sebagai berikut :

Mahasiswa Fakultas Psikologi UKM

Pre Test (Y ) : Derajat Will

Pelatihan Learning And Study Strategies Learning And Study Strategies yang

berfokus pada komponen Will

Post Test (Y ) – Pre Test (Y ) Y Y

Pre Test (Y ) : Derajat Will


(21)

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

Dari hasil dan pembahasan tentang pengaruh Pelatihan LASSI pada peningkatan will mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas ‘X’ di Bandung dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :

Terdapat peran Pelatihan LASSI terhadap perubahan wiil mahasiswa Fakultas Psikologi.

Kelompok eksperimen yang memperoleh perlakuan berupa Pelatihan LASSI memiliki will yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol yang tidak memperoleh Pelatihan LASSI.

Setelah mengikuti Pelatihan LASSI, will kelompok eksperimen cenderung meningkat.

Setelah mengikuti Pelatihan LASSI, kelompok eksperimen mengalami penguatan motivasi dalam mengikuti proses belajar dan perkuliahan. Kelompok eksperimen juga mengalami perubahan attitude menjadi lebih posistif dalam menghadapi proses belajar dan perkuliahan. Selain itu, kelompok eksperimen juga mengalami penurunan derajat kecemasan. Will memiliki hubungan yang erat dengan motivasi, dibandingkan dengan dua elemen will lainnya.


(22)

90

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA Will menunjukkan korelasi dengan skill dan regulasi diri yang merupakan komponen dari LASSI, yang artinya jika terjadi perubahan pada will maka skill dan regulasi diri juga akan mengalami perubahan.

5.2 SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dapat diajukan beberapa saran sebagai berikut:

 Pelatihan LASSI dapat dijadikan salah satu alternatif pengembangan diri rmahasiswa untuk menjadi pembelajar yang strategis melalui peningkatan derajat will.

 Pelatihan LASSI yang diadakan masih lebih dititik beratkan pada pengembangan salah satu komponen dari seorang pembelajar strategis, maka mungkin dapat dikembangkan pelatihan- pelatihan lain yang mengembangkan ketiga komponen, yaitu skill, will, dan regulasi diri, agar mahasiswa dapat lebih mengembangkan diri secara optimal.

 Beranjak dari hasil penelitian, Pelatihan LASSI dapat diadakan secara periodik terhadap mahasiswa guna membantu mahasiswa menghadapi proses belajar dan perkuliahan secara strategis.


(23)

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

DAFTAR PUSTAKA

Ajzen, Icek. 2005. Attitudes, Personality And Behavior. McGraw-Hill., England Boekaerts, Monique., Pintrich, Dale., Zeidner, Moshe. 2000 Handbook Of Self

Regulation Academic Press., San Diego California

Campbell, Donald T & Stanley, Julian C.1963. Experimental and Quasi Experimental Design for Research. Rand Mc. Nally College Publishing Company, Chicago

Dembo, Myron. 2000. Motivation And Learning Strategies For College Success. Lawrence Erlbaum Associates Publisher., New Jersey

Fuhrmann, Barbara Schneider. 1990. Adolescence, Adolescent, Second Edition. A Division of Scott, Foresman and Company, Illinois

Kirkpatrick, Donald. 1998. Evaluating Training Programs. Berrett-Koehler Publisher., San Francisco

Krech, David., Crutchfield, Richard., Ballachey, Egerton. 1962. Individual In Society. McGraw-Hill Kogakusha Ltd., Tokyo

Pintrich, Paul R., Schunk, Dale. 2002. Motivation In Education. Pearson Education, Inz., New Jersey

Schunk, Dale., Zimmerman, Barry. 1994. Self Regulation Of Learning And Performance. Lawrence Erlbaum Associates Publisher., New Jersey

Steinberg, Laurence, 1993. Adolescence, 3rd edition, McGraw-Hill, Inc., New York Walter, Gordon., Marks, Stephen. 1981. Experiential Learning And Change. John

Wiley & Sons., New York

Weinstein, Claire E., Palmer, David R. 2002. User’s Manual LASSI, 2nd edition, H&H Publishing Company, Inc.Texas


(1)

10

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA efficacy dan keraguan terhadap diri sendiri. Hal ini kemudian berdampak pada perubahan penilaian efficacy dan membuatnya menjadi lebih adaptif dan realistik (Bandura, 1997; dalam Boekaerts, Pintrich, Zeidner, 2002).

Berdasarkan pemaparan diatas, peneliti tertarik untuk melaksanakan pelatihan Learning And Study Strategies Learning And Study Strategies yang berfokus pada peningkatan komponen Will. Pelatihan ini diharapkan mampu membantu mahasiswa dalam penggunaan strategi dalam memonitor motivasi, tingkah laku dan proses belajar melalui peningkatan will.

1.2IDENTIFIKASI MASALAH

Berdasarkan uraian diatas, maka identifikasi permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : “ Sejauh mana peran Pelatihan Learning and Study Strategies (LASSI) yang Berfokus pada Komponen Will terhadap perubahan will mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha”.

1.3MAKSUD DAN TUJUAN PENELITIAN

Maksud dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran tentang will mahasiswa Fakultas Psikologi sebelum dan sesudah pelatihan Learning And Study Strategies Learning And Study Strategies yang berfokus pada komponen Will.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan will sebelum dan sesudah pelatihan Learning And Study Strategies Learning And Study Strategies yang berfokus pada komponen Will.


(2)

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA 1.4 Kegunaan Penelitian

1.4.1 Kegunaan Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat :

a. Memberikan informasi empiris bagi perkembangan ilmu psikologi, khususnya mengenai psikologi pendidikan pada mahasiswa sehubungan dengan pentingnya meningkatkan kemauan (will) untuk dapat menjadi pembelajar yang strategis.

b. Dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi penelitian selanjutnya. 1.4.2 Kegunaan Praktis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat :

a Menjadi bahan masukan bagi pembinaan mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas X dalam hal Strategi Belajar sebagai penunjang keberhasilan dalam mencapai prestasi akademik yang tinggi, melalui pelatihan Strategic Learning.

b Menjadi bahan masukkan bagi mahasiswa untuk dapat melatih kemampuan dalam menerapkan strategi belajar melalui pelatihan Strategic Learning.


(3)

12

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA 1.5METODOLOGI

Penelitian ini menerapkan metode pelatihan pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha dengan melihat pengaruh pelatihan terhadap peningkatan will. Adapun rancangan penelitian sebagai berikut :

Mahasiswa Fakultas Psikologi UKM

Pre Test (Y ) : Derajat Will

Pelatihan Learning And Study Strategies Learning And Study Strategies yang

berfokus pada komponen Will

Post Test (Y ) – Pre Test (Y ) Y Y

Pre Test (Y ) : Derajat Will


(4)

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA 5.1 KESIMPULAN

Dari hasil dan pembahasan tentang pengaruh Pelatihan LASSI pada peningkatan will mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas ‘X’ di Bandung dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :

Terdapat peran Pelatihan LASSI terhadap perubahan wiil mahasiswa Fakultas Psikologi.

Kelompok eksperimen yang memperoleh perlakuan berupa Pelatihan LASSI memiliki will yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol yang tidak memperoleh Pelatihan LASSI.

Setelah mengikuti Pelatihan LASSI, will kelompok eksperimen cenderung meningkat.

Setelah mengikuti Pelatihan LASSI, kelompok eksperimen mengalami penguatan motivasi dalam mengikuti proses belajar dan perkuliahan. Kelompok eksperimen juga mengalami perubahan attitude menjadi lebih posistif dalam menghadapi proses belajar dan perkuliahan. Selain itu, kelompok eksperimen juga mengalami penurunan derajat kecemasan. Will memiliki hubungan yang erat dengan motivasi, dibandingkan dengan dua elemen will lainnya.


(5)

90

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA Will menunjukkan korelasi dengan skill dan regulasi diri yang merupakan komponen dari LASSI, yang artinya jika terjadi perubahan pada will maka skill dan regulasi diri juga akan mengalami perubahan.

5.2 SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dapat diajukan beberapa saran sebagai berikut:

 Pelatihan LASSI dapat dijadikan salah satu alternatif pengembangan diri rmahasiswa untuk menjadi pembelajar yang strategis melalui peningkatan derajat will.

 Pelatihan LASSI yang diadakan masih lebih dititik beratkan pada pengembangan salah satu komponen dari seorang pembelajar strategis, maka mungkin dapat dikembangkan pelatihan- pelatihan lain yang mengembangkan ketiga komponen, yaitu skill, will, dan regulasi diri, agar mahasiswa dapat lebih mengembangkan diri secara optimal.

 Beranjak dari hasil penelitian, Pelatihan LASSI dapat diadakan secara periodik terhadap mahasiswa guna membantu mahasiswa menghadapi proses belajar dan perkuliahan secara strategis.


(6)

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA Boekaerts, Monique., Pintrich, Dale., Zeidner, Moshe. 2000 Handbook Of Self

Regulation Academic Press., San Diego California

Campbell, Donald T & Stanley, Julian C.1963. Experimental and Quasi Experimental Design for Research. Rand Mc. Nally College Publishing Company, Chicago

Dembo, Myron. 2000. Motivation And Learning Strategies For College Success. Lawrence Erlbaum Associates Publisher., New Jersey

Fuhrmann, Barbara Schneider. 1990. Adolescence, Adolescent, Second Edition. A Division of Scott, Foresman and Company, Illinois

Kirkpatrick, Donald. 1998. Evaluating Training Programs. Berrett-Koehler Publisher., San Francisco

Krech, David., Crutchfield, Richard., Ballachey, Egerton. 1962. Individual In Society. McGraw-Hill Kogakusha Ltd., Tokyo

Pintrich, Paul R., Schunk, Dale. 2002. Motivation In Education. Pearson Education, Inz., New Jersey

Schunk, Dale., Zimmerman, Barry. 1994. Self Regulation Of Learning And Performance. Lawrence Erlbaum Associates Publisher., New Jersey

Steinberg, Laurence, 1993. Adolescence, 3rd edition, McGraw-Hill, Inc., New York Walter, Gordon., Marks, Stephen. 1981. Experiential Learning And Change. John

Wiley & Sons., New York

Weinstein, Claire E., Palmer, David R. 2002. User’s Manual LASSI, 2nd edition, H&H Publishing Company, Inc.Texas