Studi Deskriptif Mengenai Stressor Kerja pada Perawat Rawat Inap Rumah Sakit "X" di Bandung.

(1)

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui stressor kerja pada perawat rawat inap Rumah Sakit “X” di Bandung. Metode penelitian yang digunakan adalah studi deskriptif, yaitu menggambarkan stressor kerja yang dialami oleh perawat rawat inap. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive random sampling, yaitu sampel ditarik dari anggota populasi yang sudah sesuai dengan karakterisitik sampel dan setiap anggota populasi mempunyai peluang yang sama untuk ditarik sebagai sampel karena populasi bersifat homogen. Ukuran sampel pada penelitian ini adalah 79 perawat rawat inap di rumah sakit “X” Bandung.

Alat ukur yang dipergunakan adalah kuesioner yang dikonstruksi oleh peneliti berdasarkan Teori Stress Kerja dari Luthans (1992).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Organizational Stressors (72.15%) merupakan area stressor yang paling banyak dirasakan oleh perawat rawat inap rumah sakit “X” di Bandung. Untuk area stressor terbanyak kedua adalah Group Stressors (48.10%). Extraorganizational Stressors sebagai area stressor terbanyak ketiga memiliki persentase 22.78%. Individual Stressors merupakan area stressors yang paling sedikit dirasakan oleh perawat rawat inap rumah sakit “X” di Bandung(10.13%).

Dari hasil penelitian, dapat ditarik kesimpulan bahwa stressor yang paling banyak dialami oleh perawat rawat inap rumah sakit “X” Bandung adalah Organizational Stressors, dimana struktur organisasi memberikan kontribusi yang lebih dominan, dalam dirasakannya area stressor oleh para perawat rawat inap.

Saran yang dapat diberikan bagi rumah sakit “X” di Bandung ini adalah merestrukturisasi sistem di dalam organisasi, terutama lebih memberikan perhatian terhadap keluhan-keluhan yang disampaikan perawat. Kurang nyamannya perawat dalam menyampaikan keluhannya kepada atasan dan penghayatan perawat bahwa organisasi kurang menanggapi keluhan mereka secara serius, menjadi stressor yang lebih dominan bagi perawat rawat inap. Oleh sebab itu, maka organisasi dapat memulai restrukturisasi sistem organisasi dengan membuka aliran interaksi antara atasan dan bawahan agar stressor yang ada dapat diatasi secara bersama-sama.


(2)

DAFTAR ISI

ABSTRAK………iii

KATA PENGANTAR………..iv

DAFTAR ISI ………vii

DAFTAR TABEL ……….x

DAFTAR BAGAN………xi

DAFTAR LAMPIRAN………...xii

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah………1

1.2. Identifikasi Masalah………..7

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian………..7

1.3.1. Maksud Penelitian………...7

1.3.2. Tujuan Penelitian………7

1.4. Kegunaan Penelitian………..8

1.4.1. Kegunaan Ilmiah……….8

1.4.2. Kegunaan Praktis………8

1.5. Kerangka Pemikiran……….9

1.6. Asumsi……….20

Bab II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Teori Stres ………..21

2.1.1. Pengertian Stres……….21 vii


(3)

2.1.2. Pendekatan ilmiah terhadap stres………..……22

2.2. Teori Stres Kerja ………25

2.2.1. Pengertian Stres Kerja .……….25

2.2.2. Penyebab Stres (Stressor).………25

2.2.3. Dampak dari Stres .……… ………...35

2.3. Perawat 2.3.1. Definisi Perawatan..………..37

2.3.2. Kualifikasi dasar seorang perawat ………...39

2.3.3. Delapan kualifikasi perawat yang baik………40

2.3.4. Interaksi pasien, dokter, dan perawat………...41

2.3.5. Faktor-faktor yang diperlukan dalam merawat ………...41

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian……….43

3.2. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional………43

3.2.1. Variabel Penelitian………..43

3.2.2. Definisi Operasional………44

3.3. Populasi Sasaran dan Teknik Sampling……….45

3.3.1. Populasi Sasaran………..45

3.3.2. Teknik Sampling………..45

3.4. Alat Ukur………46

3.4.1. Uji Coba Alat Ukur………..49

3.5. Teknik Analisis ……….51 viii


(4)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Responden………..52

4.2. Gambaran Hasil Penelitian………..54

4.2.1. Gambaran Stressor kerja………54

4.2.2. Gambaran Aspek Stressor kerja……….55

4.3. Pembahasan ……….58

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan………..62

5.2. Saran………63

5.2.1. Saran Guna Laksana..…..………..63

5.2.2. Saran Penelitian Lanjutan….……….………64

DAFTAR PUSTAKA DAFTAR RUJUKAN LAMPIRAN


(5)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.4.1. Tabel Alat Ukur……….………47

Tabel 3.4.2. Tabel Skoring Item………48

Tabel 4.1.1. Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin………..52

Tabel 4.1.2. Distribusi Frekuensi Usia………...52

Tabel 4.1.3. Distribusi Frekuensi Latar Belakang Pendidikan………...53

Tabel 4.1.4. Distribusi Frekuensi Status perkawinan………53

Tabel 4.1.5. Distribusi Frekuensi Masa Kerja………..53

Tabel 4.2.1. Distribusi Stressor Kerja………54

Tabel 4.2.2. Distribusi Frekuensi Area Extraorganizational Stressors………….55

Tabel 4.2.3. Distribusi Frekuensi Area Organizational Stressors……….56

Tabel 4.2.4. Distribusi Frekuensi Area Group Stressors………...56

Tabel 4.2.5. Distribusi Frekuensi Area Individual Stressors………… ………….57

x


(6)

DAFTAR BAGAN

Bagan 1.1. Kerangka Pikir……….19 Bagan 3.1. Skema Rancangan Penelitian………...43


(7)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Data Personal

Lampiran 2 Kuesioner Stressor Kerja

Lampiran 3 Kisi-kisi Alat Ukur Stressor Kerja

Lampiran 4 Hasil Try Out Uji Validitas Item dan Reliabilitas Lampiran 5 Skoring Stressor Kerja berdasarkan Item

Lampiran 6 Tabel sample size dari Krejcie dan Morgan Lampiran 7 Tabel Data Penunjang

Lampiran 8 Tabel Crosstabs


(8)

Lampiran 1

KATA PENGANTAR

Dalam rangka menyelesaikan tugas akhir di Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha, Peneliti hendak meminta kesediaan dan kerjasama dari Saudara/i untuk mengisi kuesioner mengenai Job Stressors (penyebab/sumber stres yang dirasakan) pada perawat rawat inap.

Kerahasiaan dari data yang telah diisi oleh Saudara/i akan dijaga dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian ini.

Atas kesediaan dan kerjasama dari Saudara/i dalam mengisi kuesioner ini saya ucapkan terima kasih.

Bandung , September 2005


(9)

Data Personal

Petunjuk Pengisian :

Berikut ini terdapat sejumlah pertanyaan yang berhubungan dengan

identitas diri dan keadaan diri Sdr. Isilah setiap pertanyaan sesuai dengan apa yang Sdr. alami dan rasakan sebagaimana adanya. Jawaban yang Sdr. berikan akan sangat berguna untuk melengkapi data penelitian ini. Oleh karena itu, Sdr. dimohon untuk mengisi setiap pertanyaan, jangan sampai ada yang terlewat atau dikosongkan, agar jawaban Sdr. dapat diolah secara lengkap dan sebenar-benarnya.

Terima kasih atas kesediaan Sdr. mengisi semua pertanyaan di bawah ini.

-- Selamat Bekerja --

(* coret yang tidak perlu ) Nama inisial : Jenis kelamin : Usia : Pendidikan terakhir : Ruangan :

Status : Menikah / Belum menikah / Duda / Janda*

Lama kerja Sdr. sebagai perawat di rumah sakit ini:

a. 0-5 tahun d. 16-20 tahun

b. 6-10 tahun e. > 20 tahun

(……….tahun) c. 11-15 tahun

Diantara pernyataan-pernyataan di bawah ini, mana yang paling sesuai dengan diri Sdr.?

a. Membeli barang yang tidak bermerk dengan kualitas standar

b. Membeli barang yang bermerk mahal karena percaya dengan kualitasnya. c. Membeli barang berdasarkan fungsinya, bukan berdasarkan merk


(10)

Menurut Sdr., penghasilan yang Sdr. terima di rumah sakit ini : a. Lebih besar dibanding rumah sakit lain

b. Sama saja bila dibandingkan dengan rumah sakit lain c. Lebih kecil dibanding rumah sakit lain

Menurut Sdr., bagaimana perbandingan antara pengeluaran dengan penghasilan yang Sdr. rasakan?

a. Berlebih b. Pas-pas an c. Kurang

Apakah Sdr. merasa kondisi ekonomi yang sekarang Sdr. miliki tidak dapat Sdr. ubah, walaupun Sdr. sudah berusaha untuk mendapatkan penghasilan yang lebih besar ?

a. Ya

b. Tidak

Menurut Sdr, apakah pihak rumah sakit memberikan waktu yang cukup untuk Sdr. berlibur dengan keluarga?

a. Ya

Contohnya:

……… ……… b. Tidak

Harapan Anda :

……… ………

Menurut Sdr., apakah mengisi waktu luang dengan anggota keluarga bisa mengembalikan energi dan semangat kerja?

a. Ya, dan saya memiliki waktu yang cukup untuk beraktivitas dengan keluarga

b. Ya, tetapi saya tidak memiliki waktu yang cukup untuk beraktivitas

dengan keluarga

c. Tidak , dan saya pun tidak memiliki waktu yang cukup untuk beraktivitas dengan keluarga

d. Tidak, walaupun saya memiliki waktu yang cukup untuk beraktivitas dengan keluarga

Jika Sdr. sudah berkeluarga, Apakah Suami/istri Sdr. mengambil kerja sampingan sehingga waktu Sdr. untuk berkomunikasi dengan pasangan menjadi berkurang?

a. Ya b. Tidak


(11)

Apakah keluarga mendukung pekerjaan Sdr. ? Jika Ya , contoh dukungan yang diberikan :

……… ………

Jika Tidak , Apakah Sdr. merasa tidak dapat mengubah pandangan keluarga terhadap pekerjaan Sdr.?

a. Ya b. Tidak

Apakah ada diantara pernyataan berikut ini yang pernah terjadi dalam kehidupan Sdr. sekitar 1 tahun terakhir yang menjadikan Sdr. sulit berkonsentrasi pada pekerjaan ? Ya / Tidak

Jika Ya, berilah chek list (α ) pada kejadian-kejadian yang dimaksudkan oleh Sdr.

1. Kematian pasangan (Suami/Istri) 2. Perceraian

3. Kematian anggota keluarga dekat

4. Kecelakaan atau sakit yang serius pada diri Sdr. 5. Dipecat dari pekerjaan

6. Masalah dalam seksualitas 7. Perubahan tanggung jawab kerja 8. Masalah dengan atasan

9. Perubahan dalam kondisi atau jam kerja 10.Pelanggaran terhadap hukum (contoh : pernah

dipenjara)

Apakah Sdr. merasa tidak berdaya untuk menghilangkan kenangan kejadian buruk tersebut dari hidup Sdr. ?

Jika Ya, Seberapa besar ketidakberdayaan yang Sdr. rasakan ? a. Sangat besar

b. Cukup besar

c. Dirasakan walaupun tidak begitu besar

Jika Tidak, Apa yang telah Sdr. lakukan untuk menghilangkan kenangan buruk tersebut ?

……… ………

Sistem pemberian upah di rumah sakit ini adalah upah diberikan pada : a. Setiap awal bulan

b. Setiap tengah bulan c. Setiap akhir bulan


(12)

Apakah pihak rumah sakit memberikan gaji + tunjangan tepat waktu ? a. Selalu tepat waktu

b. Kadang-kadang c. Sering terlambat

Bagaimana penghayatan Sdr. terhadap sistem pemberian upah tersebut ? a. Positif (Tidak masalah)

b. Negatif (Bermasalah). Alasannya

..……….. ………

Dalam menyampaikan keluhan, apakah Sdr. merasa lebih nyaman berbicara dengan atasan dibanding rekan kerja ?

a. Ya, karena saya percaya pada atasan saya.

b. Tidak, karena saya takut akan berakibat buruk pada pekerjaan saya. Seberapa sering keluhan Sdr. ditanggapi dan ditangani dengan serius oleh pihak rumah sakit?

a. Tidak pernah b. Jarang c. Jarang sekali d. Cukup sering e. Sering sekali

Menurut Sdr., apakah Sdr. memiliki kesempatan dan waktu untuk mengobrol dan mengakrabkan diri dengan teman sejawat sehingga Sdr. bisa mempercayai teman Sdr. untuk menceritakan masalah yang dialami ?

a. Ya

b. Tidak

Menurut Sdr. , apakah kondisi dan tuntutan tugas yang Sdr. miliki menghambat Sdr. untuk bisa mengenal teman kerja secara lebih dekat ?

a. Ya

Kondisi dan tuntutan tugas yang saya maksud adalah

……… ………..………

………..……… b. Tidak

Alasannya adalah

………...……….………. ……….

Apakah tanggung jawab kerja yang Sdr. miliki dikomunikasikan secara jelas dan tegas oleh atasan Sdr. sehingga tidak ada kemungkinan overlap?

a. Ya b.Tidak


(13)

Apakah Sdr. pernah merasakan adanya ketidaklengkapan atau penyaringan informasi oleh rekan kerja ataupun atasan sehingga informasi yang sampai pada Sdr. tidak utuh dan membingungkan Sdr.?

a. Sering

b. Kadang-kadang c. Tidak pernah

Sebelum Sdr. diberikan tugas dan tanggung jawab baru, apakah pihak rumah sakit memberikan training terlebih dahulu ?

a. Ya, dan itu sangat membantu saya dalam menjalankan tanggung jawab

b. Ya, tetapi itu tidak memberikan pengaruh yang besar dalam membantu saya menjalankan tanggung jawab (masih banyak hal yang tidak saya mengerti sehingga saya tetap kesulitan)

c. Tidak pernah

Apakah Sdr. selalu berusaha untuk tepat waktu dalam hal apapun? a. Ya, selalu dalam situasi apapun

b Kadang-kadang , hanya untuk hal-hal seperti : ……… ……… c. Tidak pernah tepat waktu (selalu santai)

Saat Sdr. melakukan suatu kegiatan :

a. Saya melakukan segala hal dengan santai satu per satu.

b. Saya melakukan segala hal sekaligus pada waktu yang hampir bersamaan.

--Terima Kasih--


(14)

Lampiran 2

KUESIONER

Stressor

Kerja

Petunjuk pengisian :

Berikut ini terdapat sejumlah pernyataan mengenai beberapa kondisi di lingkungan kerja yang dapat menjadi penyebab stres yang saudara/i rasakan. Jawablah pernyataan itu sesuai dengan apa yang saudara rasakan sebagaimana adanya.

Berilah tanda silang (X) pada salah satu dari empat alternatif jawaban sesuai dengan yang saudara/i rasakan dan alami . Alternatif jawaban yang disediakan adalah :

- Sangat Tidak Sesuai (STS) - Tidak Sesuai (TS )

- Sesuai (S)

- Sangat Sesuai (SS)

Kerjakanlah semua pernyataan tersebut dengan teliti, jangan sampai ada nomor yang terlewat. Tidak ada jawaban yang benar ataupun salah. Jawablah dengan spontan, segera setelah saudara/i membaca setiap pernyataan, jangan dipikirkan terlalu lama.

Kejujuran saudara/i dalam menjawab sangat berarti bagi penelitian ini. Kerjakanlah sesuai dengan apa yang saudara/i rasakan, jangan bekerja sama atau melihat hasil jawaban rekan kerja saudara/i.


(15)

Pernyataan STS TS S SS 1. Saya merasa senang dengan datangnya peralatan medis

baru karena akan menambah pengetahuan dan keterampilan.

2. Saya merasa lelah dengan kenaikan jumlah pasien yang harus dilayani.

3. Keluarga saya pada dasarnya berkeberatan dengan jadwal shift malam sehingga saya sulit berkonsentrasi dalam menjalankan tugas.

4. Saya merasa penghasilan yang diterima sepadan dengan beban tugas.

5. Latar belakang status sosial ekonomi pasien, tidak menghambat saya untuk memberikan pelayanan secara optimal.

6. Keharusan untuk mahir dalam menguasai peralatan medis baru membuat saya tertekan.

7. Semakin banyaknya informasi yang diperoleh masyarakat mengenai kesehatan, membuat saya kurang nyaman dalam bekerja.

8. Saya merasa tertekan karena ada anggota keluarga saya yang kurang mendukung profesi saya sebagai perawat. 9. Saya cemas karena penghasilan sebagai profesi perawat

kurang dapat mendukung kondisi finansial saya dan keluarga.

10.Saya merasa terganggu dengan ulah pasien yang menuntut pelayanan berlebih karena secara finansial mereka mampu membayar.

11.Saya merasa tidak puas karena penilaian hasil kerja oleh atasan seringkali tidak objektif.

12.Saya merasa kecewa karena pihak rumah sakit acapkali mengambil keputusan tanpa melibatkan perawat.

13. Saya merasa nyaman dengan kebersihan di ruang kerja saya dan lingkungan rumah sakit secara keseluruhan.


(16)

Pernyataan STS TS S SS 14. Saya merasa frustrasi karena minimnya komunikasi

antara kepala perawat atau para dokter dengan perawat 15. Saya merasa nyaman dengan putaran shift kerja yang diberlakukan di rumah sakit ini

16.Saya menghayati pekerjaan sebagai perawat di rumah sakit ini, kurang menjamin adanya peningkatan karier. 17.Saya merasa tertekan karena tidak memperoleh

kesempatan untuk menanyakan kembali atau

menyampaikan pendapat tentang instruksi yang harus saya jalankan.

18.Saya merasa tidak puas dengan kelambanan bagian kepegawaian rumah sakit ini yang tidak kunjung menambah jumlah perawatnya.

19.Jalur pelaporan yang rumit antara atasan dan bawahan, menimbulkan tekanan bagi saya.

20.Feedback yang disampaikan oleh rekan kerja maupun atasan, membuat saya terganggu.

21.Saya merasa senang karena kerja sama dengan kelompok kerja saat ini sudah baik.

22.Saya merasa kesal dengan kebijakan dari rumah sakit yaitu memotong gaji perawat bila perawat absen, sekalipun dengan alasan sakit.

23.Kurangnya dukungan dari kelompok kerja membuat saya kecewa.

24.Saya sering marah-marah jika saya menghadapi kesulitan dalam pekerjaan.

25.Saya merasa tidak puas dengan kelompok kerja yang kurang kompak dalam bekerja.

26.Kepercayaan akan kemampuan diri yang saya miliki, membuat saya tidak memiliki keraguan dalam bekerja


(17)

Pernyataan STS TS S SS 27.Saya merasa tidak nyaman dengan adanya

ketidakharmonisan hubungan antar anggota dalam kelompok kerja.

28.Kesabaran dan keramahan yang harus saya tunjukkan saat merawat pasien sekalipun pasien tersebut “rewel”, sering membuat saya lelah secara psikologis.

29.Saya tidak bisa berkonsentrasi dalam bekerja karena pasangan menuntut saya untuk mengedepankan tugas-tugas sebagai kepala keluarga atau ibu rumah tangga. 30.Saya merasa sering dikejar-kejar oleh tugas yang diluar

batas kemampuan

31.Saya merasa kurang bisa menyatu dengan kelompok kerja yang ada.

32.Pengambilan keputusan yang harus menunggu keputusan dari atasan, membuat saya bingung.

33.Saya merasa jengkel dengan kelompok kerja saya yang terlalu banyak menuntut

34.Saya merasa kesal karena kelompok kerja saya tidak mempedulikan kesulitan yang saya alami saat melakukan tugas.

35.Kurang tersedianya fasilitas yang menjamin perawat ruang rawat inap tidak tertular penyakit yang diidap pasien (seperti HIV,TBC,dll), membuat saya tidak nyaman dalam bekerja

36.Peran saya sebagai perawat, menjadikan saya berada pada situasi konflik.

37.Saya merasa tidak nyaman karena adanya konflik dengan pasien yang saya rawat

38.Saya tertekan karena tidak memiliki kekuasaan untuk mengendalikan perasaan saat melakukan tugas.

39.Adanya pertentangan antara kebutuhan pribadi dan tuntutan sebagai perawat, membuat saya merasa tertekan.


(18)

Lampiran 3

Kisi-kisi Alat Ukur

Stressor

Kerja

Aspek Indikator Item Validitas

Extraorganiza-tional

Stressors

Perubahan teknologi

1. Saya merasa senang dengan datangnya peralatan medis baru karena akan menambah pengetahuan dan keterampilan.

6. Keharusan untuk mahir dalam menguasai peralatan medis baru membuat saya tertekan

0.4020 0.4516

Perubahan Sosial

2. Saya merasa lelah dengan kenaikan jumlah pasien yang harus dilayani.

7. Semakin banyaknya informasi yang diperoleh masyarakat mengenai kesehatan, membuat saya kurang nyaman dalam bekerja.

0.3805 0.3460

Keluarga 3.Keluarga saya pada dasarnya berkeberatan dengan jadwal shift malam sehingga saya sulit berkonsentrasi dalam menjalankan tugas. 8. Saya merasa tertekan karena ada anggota keluarga saya yang kurang mendukung profesi saya sebagai perawat.

0.4946 0.4155

Kondisi ekonomi & finansial

4. Saya merasa penghasilan yang diterima sepadan dengan beban tugas

9. Saya cemas karena penghasilan sebagai profesi perawat kurang dapat mendukug kondisi finansial saya dan keluarga.

0.3035 0.3211

Ras & Kelas Sosial

5. Latar belakang status sosial ekonomi pasien, tidak menghambat saya untuk memberikan pelayanan secara optimal 10. Saya merasa terganggu dengan ulah pasien yang menuntut pelayanan berlebih karena secara finansial mereka mampu membayar

0.3764 0.4288

Organizational Stressors

Kebijakan 11. Saya merasa tidak puas karena penilaian hasil kerja oleh atasan seringkali tidak objektif.

15. Saya merasa nyaman dengan putaran shift kerja yang diberlakukan di rumah sakit ini. 18. Saya merasa tidak puas dengan kelambanan bagian kepegawaian rumah sakit ini yang tidak kunjung menambah jumlah perawatnya.

22. Saya merasa kesal dengan kebijakan dari rumah sakit yaitu memotong gaji perawat bila perawat absen, sekalipun dengan alasan sakit. 35. Kurang tersedianya fasilitas yang

0.5512 0.3791 0.5587 0.4452 0.3536


(19)

menjamin perawat ruang rawat inap tidak tertular penyakit yang diidap pasien (seperti HIV,TBC,dll), membuat saya tidak nyaman dalam bekerja.

Struktur 12. Saya merasa kecewa karena pihak rumah sakit acapkali mengambil keputusan tanpa melibatkan perawat.

16. Saya menghayati pekerjaan sebagai perawat di rumah sakit ini, kurang menjamin adanya peningkatan karier.

19. Jalur pelaporan yang rumit antara atasan dan bawahan, menimbulkan tekanan bagi saya.

0.5528 0.3461 0.3818

Kondisi fisik 13. Saya merasa nyaman dengan kebersihan di ruang kerja saya dan lingkungan rumah sakit secara keseluruhan.

0.3846

Proses 14. Saya merasa frustrasi karena minimnya komunikasi antara kepala perawat atau para dokter dengan perawat.

17. Saya merasa tertekan karena tidak memperoleh kesempatan untuk menanyakan kembali atau menyampaikan pendapat tentang instruksi yang harus saya jalankan.

20. Feedback yang disampaikan oleh rekan kerja maupun atasan, membuat saya terganggu. 0.4514 0.3603 0.3806 Group Stressors Keterpaduan kelompok

21. Saya merasa senang karena kerja sama dengan kelompok kerja saat ini sudah baik. 31. Saya merasa kurang bisa menyatu dengan kelompok kerja yang ada.

25. Saya merasa tidak puas dengan kelompok kerja yang kurang kompak dalam bekerja. 33. Saya merasa jengkel dengan kelompok kerja saya yang terlalu banyak menuntut.

0.3546 0.6013 0.5151 0.3657 Dukungan sosial

23. Kurangnya dukungan dari kelompok kerja membuat saya kecewa.

34. Saya merasa kesal karena kelompok kerja saya yang tidak mempedulikan kesulitan yang saya alami saat melakukan tugas.

0.3401 0.3864

Konflik Intraindividual

27. Saya merasa tidak nyaman dengan adanya ketidakharmonisan hubungan antar anggota


(20)

,

interpersonal, & intergroup

dalam kelompok kerja.

37. Saya merasa tidak nyaman karena adanya konflik dengan pasien yang saya rawat

0.3673 Individual Stressors Konflik&ketid akjelasan peran

36. Peran saya sebagai perawat, menjadikan saya berada pada situasi konflik .

39. Adanya pertentangan antara kebutuhan pribadi dan tuntutan sebagai perawat, membuat saya merasa tertekan.

29. Saya tidak bisa berkonsentrasi dalam bekerja karena pasangan menuntut saya untuk mengedepankan tugas-tugas sebagai kepala keluarga atau ibu rumah tangga

0.4933 0.3493 0.3239

Karakteristik tipe A

24. Saya sering marah-marah jika saya menghadapi kesulitan dalam pekerjaan. 30. Saya merasa sering dikejar-kejar oleh tugas yang diluar batas kemampuan

0.4659 0.3306 Kontrol pribadi & ketidakberdaya an yg dipelajari

38. Saya tertekan karena tidak memiliki kekuasaan untuk mengendalikan perasaan saat melakukan tugas.

32. Pengambilan keputusan yang harus menunggu keputusan dari atasan, membuat saya bingung.

0.6009 0.4142

Keyakinan diri 26. Kepercayaan akan kemampuan diri yang saya miliki, membuat saya tidak memiliki keraguan dalam bekerja.

0.3005

Ketahanan psikologis

28. Kesabaran dan keramahan yang harus saya tunjukan saat merawat pasien sekalipun pasien tersebut ‘rewel’, sering membuat saya lelah secara psikologis.


(21)

Lampiran 4 HASIL T RY OUT UJI VAL IDIT AS IT EM DAN REL IABIL IT AS

No. item Validitas Kategori

1 0.4020 ITEM DITERIMA

2 0.3805 ITEM DITERIMA

3 0.4946 ITEM DITERIMA

4 0.3035 ITEM DITERIMA

5 0.3764 ITEM DITERIMA

6 0.4516 ITEM DITERIMA

7 0.3460 ITEM DITERIMA

8 0.4155 ITEM DITERIMA

9 0.3211 ITEM DITERIMA

10 0.4288 ITEM DITERIMA

11 0.5512 ITEM DITERIMA

12 0.5528 ITEM DITERIMA

13 0.3846 ITEM DITERIMA

14 0.4514 ITEM DITERIMA

15 0.3791 ITEM DITERIMA

16 0.3461 ITEM DITERIMA

17 0.3603 ITEM DITERIMA

18 0.5587 ITEM DITERIMA

19 0.3818 ITEM DITERIMA

20 0.3806 ITEM DITERIMA

21 0.3546 ITEM DITERIMA

22 0.4452 ITEM DITERIMA

23 0.3401 ITEM DITERIMA

24 0.4659 ITEM DITERIMA

25 0.5151 ITEM DITERIMA

26 0.3005 ITEM DITERIMA

27 0.5805 ITEM DITERIMA

28 0.3697 ITEM DITERIMA

29 0.3239 ITEM DITERIMA

30 0.3306 ITEM DITERIMA

31 0.6013 ITEM DITERIMA

32 0.4142 ITEM DITERIMA

33 0.3657 ITEM DITERIMA

34 0.3864 ITEM DITERIMA

35 0.3536 ITEM DITERIMA

36 0.4933 ITEM DITERIMA

37 0.3673 ITEM DITERIMA

38 0.6009 ITEM DITERIMA

39 0.3493 ITEM DITERIMA

RELIABILITAS


(22)

Lampiran 5 SKORING ST RE SSOR KERJA BERDASARKAN IT EM

Extraorganizational Stressors

1 6 2 7 3 8 4 9 5 10 TOTAL RATA2 KETERANGAN

A 1 2 2 2 2 2 3 2 2 3 21 2.1 Tdk menjadi stressor B 2 2 2 2 2 1 4 2 1 2 20 2 Tdk menjadi stressor C 1 2 2 2 2 2 3 2 2 3 21 2.1 Tdk menjadi stressor D 1 1 1 2 2 2 3 2 1 2 17 1.7 Tdk menjadi stressor E 2 2 2 2 1 1 4 3 1 2 20 2 Tdk menjadi stressor F 1 3 3 3 2 2 3 2 2 3 24 2.4 Tdk menjadi stressor G 2 1 1 4 1 1 1 4 2 3 20 2 Tdk menjadi stressor H 2 2 3 1 2 1 4 4 1 2 22 2.2 Tdk menjadi stressor I 2 3 2 2 2 2 3 2 1 3 22 2.2 Tdk menjadi stressor J 1 2 2 2 2 2 3 4 1 2 21 2.1 Tdk menjadi stressor K 2 1 1 2 1 2 4 3 1 3 20 2 Tdk menjadi stressor

L 1 1 4 2 3 1 4 3 2 4 25 2.5 Menjadi stressor

M 1 1 3 1 1 1 3 3 1 2 17 1.7 Tdk menjadi stressor N 1 2 1 2 2 2 2 3 1 2 18 1.8 Tdk menjadi stressor O 2 2 2 2 2 2 3 4 2 2 23 2.3 Tdk menjadi stressor P 1 1 2 2 2 1 4 4 1 4 22 2.2 Tdk menjadi stressor Q 2 2 3 2 2 2 3 2 2 3 23 2.3 Tdk menjadi stressor R 1 2 2 2 2 2 3 2 2 4 22 2.2 Tdk menjadi stressor S 1 2 2 2 3 2 1 3 2 3 21 2.1 Tdk menjadi stressor

T 2 2 2 2 3 2 4 3 3 3 26 2.6 Menjadi stressor

U 1 2 2 2 2 2 2 3 2 2 20 2 Tdk menjadi stressor V 1 1 1 2 1 1 3 3 1 2 16 1.6 Tdk menjadi stressor W 1 1 3 1 2 2 3 3 1 2 19 1.9 Tdk menjadi stressor

X 1 1 3 3 3 2 4 4 3 4 28 2.8 Menjadi stressor

Y 2 2 2 2 2 2 4 4 2 4 26 2.6 Menjadi stressor

Z 1 2 2 2 2 2 4 4 1 2 22 2.2 Tdk menjadi stressor AA 2 2 2 2 3 1 4 4 1 3 24 2.4 Tdk menjadi stressor BB 1 2 2 2 2 2 4 3 2 4 24 2.4 Tdk menjadi stressor

CC 2 2 3 2 4 1 4 4 1 4 27 2.7 Menjadi stressor

DD 2 4 3 2 2 1 3 4 4 4 29 2.9 Menjadi stressor

EE 1 2 2 1 2 1 4 4 1 3 21 2.1 Tdk menjadi stressor

FF 1 2 3 2 3 2 4 3 2 3 25 2.5 Menjadi stressor

GG 2 2 3 2 4 1 3 3 3 3 26 2.6 Menjadi stressor

HH 1 2 2 3 3 2 4 4 1 3 25 2.5 Menjadi stressor

II 1 2 3 2 2 2 3 3 1 3 22 2.2 Tdk menjadi stressor JJ 1 2 2 2 2 2 3 4 2 4 24 2.4 Tdk menjadi stressor KK 1 2 2 1 2 1 4 4 1 3 21 2.1 Tdk menjadi stressor LL 1 2 2 1 2 1 4 3 1 2 19 1.9 Tdk menjadi stressor

MM 1 2 3 3 2 2 4 4 2 4 27 2.7 Menjadi stressor

NN 1 2 3 2 2 2 4 4 1 3 24 2.4 Tdk menjadi stressor OO 2 2 2 2 1 2 4 2 2 4 23 2.3 Tdk menjadi stressor PP 1 1 2 1 1 1 4 2 1 3 17 1.7 Tdk menjadi stressor QQ 1 2 1 2 2 1 3 4 2 2 20 2 Tdk menjadi stressor RR 1 2 3 2 2 1 4 4 1 3 23 2.3 Tdk menjadi stressor SS 2 2 2 2 2 2 4 3 2 2 23 2.3 Tdk menjadi stressor TT 1 2 3 1 2 1 1 3 2 3 19 1.9 Tdk menjadi stressor UU 1 1 3 2 2 2 4 4 2 3 24 2.4 Tdk menjadi stressor


(23)

1 6 2 7 3 8 4 9 5 10 TOTAL RATA2 KETERANGAN

VV 1 2 3 1 1 1 4 4 1 3 21 2.1 Tdk menjadi stressor WW 1 2 1 2 2 2 4 2 1 3 20 2 Tdk menjadi stressor XX 1 2 2 2 2 2 4 3 2 4 24 2.4 Tdk menjadi stressor YY 1 2 3 2 3 1 4 4 1 3 24 2.4 Tdk menjadi stressor ZZ 1 2 2 2 1 1 4 4 2 1 20 2 Tdk menjadi stressor

AAA 1 1 3 2 3 2 4 4 1 4 25 2.5 Menjadi stressor

BBB 1 3 1 1 1 1 4 4 1 3 20 2 Tdk menjadi stressor CCC 1 2 2 2 2 1 3 3 1 3 20 2 Tdk menjadi stressor DDD 2 2 2 2 4 2 2 3 1 3 23 2.3 Tdk menjadi stressor

EEE 2 2 2 2 3 4 4 4 2 4 29 2.9 Menjadi stressor

FFF 1 2 2 2 2 2 4 4 1 3 23 2.3 Tdk menjadi stressor GGG 2 1 2 1 2 2 3 3 1 3 20 2 Tdk menjadi stressor

HHH 2 2 3 2 2 2 4 4 2 3 26 2.6 Menjadi stressor

III 1 2 3 2 2 3 3 3 2 3 24 2.4 Tdk menjadi stressor JJJ 1 2 1 2 1 1 4 3 1 3 19 1.9 Tdk menjadi stressor

KKK 2 2 3 2 2 2 4 4 2 2 25 2.5 Menjadi stressor

LLL 2 2 2 2 2 2 3 3 2 3 23 2.3 Tdk menjadi stressor MMM 2 2 3 2 2 2 4 4 2 2 25 2.5 Menjadi stressor

NNN 1 2 3 2 1 3 4 2 4 1 23 2.3 Tdk menjadi stressor OOO 1 2 1 2 2 2 4 2 1 3 20 2 Tdk menjadi stressor PPP 2 2 2 2 2 1 3 4 2 3 23 2.3 Tdk menjadi stressor

QQQ 2 2 3 2 2 2 4 4 2 2 25 2.5 Menjadi stressor

RRR 2 2 1 2 2 2 4 2 2 3 22 2.2 Tdk menjadi stressor SSS 2 1 3 1 1 1 4 4 2 3 22 2.2 Tdk menjadi stressor TTT 1 2 1 2 2 2 3 2 1 3 19 1.9 Tdk menjadi stressor

UUU 2 2 3 2 2 2 4 3 2 3 25 2.5 Menjadi stressor

VVV 2 2 2 3 2 2 3 3 2 3 24 2.4 Tdk menjadi stressor WWW 1 1 1 1 1 1 1 4 1 3 15 1.5 Tdk menjadi stressor XXX 1 2 1 2 3 2 1 3 1 3 19 1.9 Tdk menjadi stressor YYY 1 2 2 2 2 2 4 4 1 2 22 2.2 Tdk menjadi stressor

ZZZ 2 2 3 2 2 2 4 4 2 2 25 2.5 Menjadi stressor

AAAA 1 1 1 1 1 1 3 2 1 3 15 1.5 Tdk menjadi stressor

22.78% 18 Menjadi Stressors 77.22% 61 Tdk menjadi Sressors


(24)

Organizational Stressors

11 15 18 22 35 12 16 19 13 14 17 20 TOTAL RA TA2

KETERANGAN

A 2 1 3 1 3 3 3 2 1 2 2 2 25 2.1 Tdk menjadi

stressor

B 3 2 2 1 2 3 3 1 1 2 2 2 24 2.0 Tdk menjadi

stressor

C 2 2 2 1 2 2 3 1 1 2 2 2 22 1.8 Tdk menjadi

stressor

D 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 25 2.1 Tdk menjadi

stressor

E 3 2 2 3 3 3 3 2 2 2 2 2 29 2.4 Tdk menjadi

stressor

F 3 2 3 3 3 3 4 3 2 2 3 3 34 2.8 Menjadi stressor

G 3 2 4 1 4 4 4 4 2 1 4 4 37 3.1 Menjadi stressor

H 3 2 4 3 4 3 3 2 2 1 2 2 31 2.6 Menjadi stressor

I 3 2 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 29 2.4 Tdk menjadi

stressor

J 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 31 2.6 Menjadi stressor

K 2 2 3 4 3 3 4 2 2 2 2 2 31 2.6 Menjadi stressor

L 3 2 4 4 3 3 3 3 3 3 2 2 35 2.9 Menjadi stressor

M 4 1 3 1 4 3 4 3 3 1 2 2 31 2.6 Menjadi stressor

N 2 3 4 4 4 3 4 2 1 2 2 2 33 2.8 Menjadi stressor

O 2 2 3 2 4 3 4 4 2 2 2 2 32 2.7 Menjadi stressor

P 2 2 3 2 4 4 3 3 2 3 2 2 32 2.7 Menjadi stressor

Q 2 2 3 2 4 4 4 2 4 2 2 2 33 2.8 Menjadi stressor

R 3 2 4 2 3 3 3 2 2 3 2 2 31 2.6 Menjadi stressor

S 3 2 4 2 3 2 3 2 2 3 2 2 30 2.5 Menjadi stressor

T 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 34 2.8 Menjadi stressor

U 3 2 3 2 3 3 3 3 2 2 2 2 30 2.5 Menjadi stressor

V 1 2 2 2 3 2 3 2 1 2 3 2 25 2.1 Tdk menjadi

stressor

W 3 2 3 3 3 3 3 2 2 1 2 2 29 2.4 Tdk menjadi

stressor

X 3 3 4 3 3 4 4 4 1 3 4 2 38 3.2 Menjadi stressor

Y 4 2 2 4 3 4 3 1 3 2 3 3 34 2.8 Menjadi stressor

Z 4 2 4 4 4 4 4 3 1 1 2 2 35 2.9 Menjadi stressor

AA 4 2 3 1 3 4 4 1 3 2 2 1 30 2.5 Menjadi stressor

BB 4 1 3 2 4 4 4 3 2 4 2 2 35 2.9 Menjadi stressor

CC 4 3 4 4 4 4 3 4 1 2 4 2 39 3.3 Menjadi stressor

DD 3 4 4 3 4 4 4 3 2 2 4 2 39 3.3 Menjadi stressor

EE 4 2 2 2 4 3 4 2 2 2 2 2 31 2.6 Menjadi stressor

FF 3 2 3 4 4 4 4 2 2 2 2 2 34 2.8 Menjadi stressor

GG 4 2 3 2 3 4 3 4 2 2 2 2 33 2.8 Menjadi stressor

HH 4 3 4 4 3 3 4 3 1 2 3 2 36 3.0 Menjadi stressor

II 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 27 2.3 Tdk menjadi

stressor

JJ 4 2 3 3 3 3 2 3 2 2 2 2 31 2.6 Menjadi stressor

KK 3 2 3 3 4 3 3 3 2 3 2 2 33 2.8 Menjadi stressor

LL 4 1 4 4 4 4 3 4 1 4 2 1 36 3.0 Menjadi stressor

MM 4 2 4 4 4 4 2 4 3 2 3 4 40 3.3 Menjadi stressor

NN 2 2 3 3 3 3 3 2 1 2 2 2 28 2.3 Tdk menjadi


(25)

11 15 18 22 35 12 16 19 13 14 17 20 TOTAL RA TA2

KETERANGAN

OO 4 2 3 2 3 4 3 2 1 2 2 2 30 2.5 Menjadi stressor

PP 3 2 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 29 2.4 Tdk menjadi

stressor

QQ 3 2 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 29 2.4 Tdk menjadi

stressor

RR 3 2 4 2 3 2 3 3 1 2 2 2 29 2.4 Tdk menjadi

stressor

SS 3 2 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 29 2.4 Tdk menjadi

stressor

TT 3 2 3 3 2 4 3 2 2 2 3 3 32 2.7 Menjadi stressor

UU 3 2 4 3 3 2 3 3 2 3 3 2 33 2.8 Menjadi stressor

VV 3 2 4 4 4 4 4 3 2 3 3 2 38 3.2 Menjadi stressor

WW 1 2 3 3 3 4 3 3 2 3 3 2 32 2.7 Menjadi stressor

XX 4 2 4 4 4 3 4 3 3 3 3 2 39 3.3 Menjadi stressor

YY 4 2 3 2 4 3 4 3 2 1 1 2 31 2.6 Menjadi stressor

ZZ 2 2 3 2 3 3 4 3 1 2 2 2 29 2.4 Tdk menjadi

stressor

AAA 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 2 38 3.2 Menjadi stressor

BBB 3 1 4 4 4 3 4 3 2 2 3 2 35 2.9 Menjadi stressor

CCC 3 2 3 2 3 3 2 3 2 3 2 2 30 2.5 Menjadi stressor

DDD 2 2 2 3 3 3 2 3 2 2 3 2 29 2.4 Tdk menjadi

stressor

EEE 3 2 4 4 4 4 4 3 2 2 3 2 37 3.1 Menjadi stressor

FFF 4 4 4 3 4 4 4 2 2 3 3 2 39 3.3 Menjadi stressor

GGG 1 2 3 2 3 1 2 2 2 2 2 1 23 1.9 Tdk menjadi

stressor

HHH 3 2 3 2 4 3 3 3 2 2 2 3 32 2.7 Menjadi stressor

III 3 2 3 3 4 3 3 3 2 3 3 2 34 2.8 Menjadi stressor

JJJ 2 2 3 4 3 2 3 2 2 2 2 2 29 2.4 Tdk menjadi

stressor

KKK 4 2 4 3 3 4 4 2 2 3 2 2 35 2.9 Menjadi stressor

LLL 3 2 3 3 2 3 3 2 2 2 2 3 30 2.5 Menjadi stressor

MMM 4 2 4 3 3 4 4 2 2 3 2 1 34 2.8 Menjadi stressor

NNN 4 3 4 3 2 3 3 3 2 3 3 3 36 3.0 Menjadi stressor

OOO 2 2 3 3 3 4 3 3 2 3 3 2 33 2.8 Menjadi stressor

PPP 2 2 3 4 3 2 3 2 2 2 2 2 29 2.4 Tdk menjadi

stressor

QQQ 4 3 4 3 3 4 4 2 3 3 2 2 37 3.1 Menjadi stressor

RRR 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 32 2.7 Menjadi stressor

SSS 4 2 3 1 4 3 4 3 2 3 1 1 31 2.6 Menjadi stressor

TTT 1 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 31 2.6 Menjadi stressor

UUU 3 2 3 3 4 3 3 3 2 3 3 2 34 2.8 Menjadi stressor

VVV 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 33 2.8 Menjadi stressor

WWW 1 1 3 3 3 2 3 2 1 1 2 1 23 1.9 Tdk menjadi

stressor

XXX 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 32 2.7 Menjadi stressor

YYY 2 2 2 3 3 2 3 2 2 2 2 2 27 2.3 Tdk menjadi

stressor

ZZZ 4 2 4 3 3 4 4 2 2 3 2 2 35 2.9 Menjadi stressor

AAAA 2 2 2 1 2 2 3 2 3 2 2 2 25 2.1 Tdk menjadi

stressor 72.15% 57 Menjadi Stressor 27.85% 22 Tdk menjadi Stressor


(26)

Group Stressors

21 25 31 33 23 34 27 37 TOTAL RATA2 KETERANGAN

A 1 2 2 2 2 2 2 2 15 1.9 Tdk menjadi Stressor B 2 3 1 3 3 2 3 1 18 2.3 Tdk menjadi Stressor C 2 3 1 3 3 2 3 1 18 2.3 Tdk menjadi Stressor D 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2.0 Tdk menjadi Stressor E 2 3 2 3 3 3 3 2 21 2.6 Menjadi Stressors F 2 3 2 2 2 2 2 3 18 2.3 Tdk menjadi Stressor G 2 3 1 1 3 1 1 1 13 1.6 Tdk menjadi Stressor H 2 3 1 3 3 3 3 2 20 2.5 Menjadi Stressors I 2 2 2 2 2 2 3 2 17 2.1 Tdk menjadi Stressor J 2 3 2 2 3 3 3 3 21 2.6 Menjadi Stressors K 2 3 2 2 3 2 2 1 17 2.1 Tdk menjadi Stressor L 2 3 1 1 3 1 3 2 16 2.0 Tdk menjadi Stressor M 1 3 2 2 2 3 4 3 20 2.5 Menjadi Stressors N 3 2 1 1 2 2 2 2 15 1.9 Tdk menjadi Stressor O 2 3 2 2 2 2 2 2 17 2.1 Tdk menjadi Stressor P 2 4 1 1 2 1 4 1 16 2.0 Tdk menjadi Stressor Q 2 3 2 2 3 2 3 3 20 2.5 Menjadi Stressors R 2 3 2 2 3 2 3 2 19 2.4 Tdk menjadi Stressor S 2 3 2 2 3 3 2 2 19 2.4 Tdk menjadi Stressor T 2 3 2 3 3 3 3 2 21 2.6 Menjadi Stressors U 2 3 2 3 3 2 3 2 20 2.5 Menjadi Stressors V 2 2 1 2 3 1 1 3 15 1.9 Tdk menjadi Stressor W 2 4 1 1 3 1 4 3 19 2.4 Tdk menjadi Stressor X 3 3 2 3 2 4 3 2 22 2.8 Menjadi Stressors Y 2 3 2 3 4 2 4 2 22 2.8 Menjadi Stressors Z 2 3 2 2 2 2 3 2 18 2.3 Tdk menjadi Stressor AA 2 2 1 2 2 2 1 2 14 1.8 Tdk menjadi Stressor BB 1 3 2 2 3 2 3 3 19 2.4 Tdk menjadi Stressor CC 3 1 2 4 1 4 3 2 20 2.5 Menjadi Stressors DD 3 4 2 4 3 4 3 2 25 3.1 Menjadi Stressors EE 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2.0 Tdk menjadi Stressor FF 2 3 2 2 4 2 3 2 20 2.5 Menjadi Stressors GG 2 3 2 2 3 2 3 2 19 2.4 Tdk menjadi Stressor HH 3 4 2 3 3 3 3 2 23 2.9 Menjadi Stressors II 2 3 2 3 3 3 3 2 21 2.6 Menjadi Stressors JJ 2 3 2 2 3 2 3 2 19 2.4 Tdk menjadi Stressor KK 2 3 2 2 3 2 3 2 19 2.4 Tdk menjadi Stressor LL 1 2 1 2 4 3 1 2 16 2.0 Tdk menjadi Stressor MM 2 3 2 2 3 2 3 2 19 2.4 Tdk menjadi Stressor NN 2 3 2 2 3 2 3 3 20 2.5 Menjadi Stressors OO 2 2 2 2 2 2 3 2 17 2.1 Tdk menjadi Stressor PP 2 2 2 2 3 2 2 2 17 2.1 Tdk menjadi Stressor QQ 2 3 2 2 2 2 3 2 18 2.3 Tdk menjadi Stressor RR 2 1 2 2 2 2 2 2 15 1.9 Tdk menjadi Stressor SS 2 2 2 2 3 2 2 3 18 2.3 Tdk menjadi Stressor TT 2 3 3 2 3 2 2 3 20 2.5 Menjadi Stressors UU 2 2 2 1 2 3 2 2 16 2.0 Tdk menjadi Stressor VV 2 4 3 4 4 4 3 3 27 3.4 Menjadi Stressors WW 2 3 2 3 3 3 2 2 20 2.5 Menjadi Stressors


(27)

1 6 2 7 3 8 4 9 TOTAL RATA2 KETERANGAN

XX 2 4 2 4 4 4 3 3 26 3.3 Menjadi Stressors YY 2 3 2 2 3 2 3 2 19 2.4 Tdk menjadi Stressor ZZ 2 2 2 2 2 2 2 2 16 2.0 Tdk menjadi Stressor AAA 3 4 3 4 3 4 3 3 27 3.4 Menjadi Stressors BBB 1 4 3 4 4 4 3 3 26 3.3 Menjadi Stressors CCC 2 3 2 3 2 2 3 2 19 2.4 Tdk menjadi Stressor DDD 2 3 2 3 3 2 3 2 20 2.5 Menjadi Stressors EEE 2 3 2 3 3 2 3 3 21 2.6 Menjadi Stressors FFF 4 4 2 2 3 2 4 2 23 2.9 Menjadi Stressors GGG 2 3 1 3 4 3 3 3 22 2.8 Menjadi Stressors HHH 2 3 2 2 3 2 3 3 20 2.5 Menjadi Stressors III 2 3 2 3 3 3 3 3 22 2.8 Menjadi Stressors JJJ 2 4 2 1 4 3 2 1 19 2.4 Tdk menjadi Stressor KKK 2 3 2 3 3 2 2 3 20 2.5 Menjadi Stressors LLL 2 3 3 2 3 2 3 3 21 2.6 Menjadi Stressors MMM 2 3 2 3 3 2 2 3 20 2.5 Menjadi Stressors NNN 3 2 3 3 3 2 1 2 19 2.4 Tdk menjadi Stressor OOO 2 3 2 3 3 3 2 2 20 2.5 Menjadi Stressors PPP 2 3 2 2 3 2 3 3 20 2.5 Menjadi Stressors QQQ 3 3 2 3 3 2 2 3 21 2.6 Menjadi Stressors RRR 2 3 2 3 3 2 3 2 20 2.5 Menjadi Stressors SSS 2 3 1 4 3 1 1 1 16 2.0 Tdk menjadi Stressor TTT 2 3 2 3 3 3 2 2 20 2.5 Menjadi Stressors UUU 2 3 2 3 3 2 3 3 21 2.6 Menjadi Stressors VVV 3 3 2 3 3 3 3 2 22 2.8 Menjadi Stressors WWW 1 1 1 1 1 2 2 2 11 1.4 Tdk menjadi Stressor XXX 2 3 2 3 3 2 2 2 19 2.4 Tdk menjadi Stressor YYY 2 2 2 2 2 2 3 2 17 2.1 Tdk menjadi Stressor ZZZ 2 3 2 3 3 2 2 3 20 2.5 Menjadi Stressors AAAA 2 3 1 3 3 1 1 4 18 2.3 Tdk menjadi Stressor

48.10% 38 Menjadi Stressors 51.90% 41 Tdk menjadi Stressors


(28)

Individual Stressors

29 36 39 24 30 32 38 26 28 Total Rata2 Keterangan

A 2 2 2 2 3 3 2 1 2 19 2.1 Tdk menjadi Stressor B 1 1 2 1 1 3 2 1 2 14 1.6 Tdk menjadi Stressor C 1 1 2 1 1 3 2 1 2 14 1.6 Tdk menjadi Stressor D 2 2 2 2 2 2 2 2 2 18 2.0 Tdk menjadi Stressor E 2 2 2 2 3 3 2 2 2 20 2.2 Tdk menjadi Stressor F 2 2 2 2 2 3 3 2 3 21 2.3 Tdk menjadi Stressor G 4 1 4 1 1 3 1 2 4 21 2.3 Tdk menjadi Stressor H 1 2 3 1 2 3 2 3 3 20 2.2 Tdk menjadi Stressor I 2 2 2 2 2 3 2 2 3 20 2.2 Tdk menjadi Stressor J 2 3 3 2 2 3 2 2 3 22 2.4 Tdk menjadi Stressor K 2 2 2 2 2 3 2 1 2 18 2.0 Tdk menjadi Stressor L 2 2 2 1 3 4 2 2 4 22 2.4 Tdk menjadi Stressor M 1 2 1 1 2 2 2 2 2 15 1.7 Tdk menjadi Stressor N 1 2 2 2 1 1 2 1 2 14 1.6 Tdk menjadi Stressor O 2 2 3 2 2 3 2 2 3 21 2.3 Tdk menjadi Stressor P 1 1 2 1 1 2 1 2 2 13 1.4 Tdk menjadi Stressor Q 2 2 3 2 2 3 2 3 2 21 2.3 Tdk menjadi Stressor R 2 2 2 2 2 3 2 2 3 20 2.2 Tdk menjadi Stressor S 2 2 2 2 2 3 2 2 3 20 2.2 Tdk menjadi Stressor T 2 3 2 2 3 3 2 2 3 22 2.4 Tdk menjadi Stressor U 2 3 2 2 2 3 2 1 3 20 2.2 Tdk menjadi Stressor V 1 1 1 1 2 3 3 2 2 16 1.8 Tdk menjadi Stressor W 1 1 2 1 2 1 1 1 4 14 1.6 Tdk menjadi Stressor X 3 4 2 4 2 3 2 2 4 26 2.9 Menjadi Stressor Y 1 2 3 1 2 4 2 1 4 20 2.2 Tdk menjadi Stressor Z 1 2 2 2 2 3 2 2 2 18 2.0 Tdk menjadi Stressor AA 1 1 2 2 2 2 1 2 2 15 1.7 Tdk menjadi Stressor BB 2 2 3 2 2 3 2 1 4 21 2.3 Tdk menjadi Stressor CC 2 2 4 2 2 2 2 2 2 20 2.2 Tdk menjadi Stressor DD 2 2 4 2 2 2 2 2 2 20 2.2 Tdk menjadi Stressor EE 2 2 2 1 2 3 2 2 2 18 2.0 Tdk menjadi Stressor FF 2 2 2 2 2 3 2 2 3 20 2.2 Tdk menjadi Stressor GG 1 2 2 2 2 3 2 2 3 19 2.1 Tdk menjadi Stressor HH 2 2 2 2 3 3 2 2 4 22 2.4 Tdk menjadi Stressor II 2 2 3 2 3 3 2 2 3 22 2.4 Tdk menjadi Stressor JJ 2 3 3 2 3 3 3 2 3 24 2.7 Menjadi Stressor KK 2 3 3 2 2 3 2 2 3 22 2.4 Tdk menjadi Stressor LL 2 1 2 1 4 4 2 1 2 19 2.1 Tdk menjadi Stressor MM 2 2 2 1 2 4 3 2 3 21 2.3 Tdk menjadi Stressor NN 2 3 3 2 2 3 2 2 3 22 2.4 Tdk menjadi Stressor OO 2 2 2 2 2 3 2 2 2 19 2.1 Tdk menjadi Stressor PP 2 2 2 2 2 3 2 2 2 19 2.1 Tdk menjadi Stressor QQ 2 2 2 2 2 2 1 2 2 17 1.9 Tdk menjadi Stressor RR 1 2 2 1 1 2 2 1 3 15 1.7 Tdk menjadi Stressor SS 2 2 2 2 2 3 2 2 2 19 2.1 Tdk menjadi Stressor TT 2 2 2 2 2 3 2 2 1 18 2.0 Tdk menjadi Stressor UU 3 2 2 2 2 3 2 2 3 21 2.3 Tdk menjadi Stressor VV 1 2 1 1 2 4 3 2 2 18 2.0 Tdk menjadi Stressor WW 2 2 2 2 2 3 1 2 3 19 2.1 Tdk menjadi Stressor


(29)

29 36 39 24 30 32 38 26 28 Total Rata2 Keterangan

XX 1 4 2 2 3 3 2 2 3 22 2.4 Tdk menjadi Stressor YY 3 4 3 2 3 2 3 1 4 25 2.8 Menjadi Stressor ZZ 1 3 2 2 2 2 2 2 3 19 2.1 Tdk menjadi Stressor AAA 4 2 3 2 2 3 3 2 4 25 2.8 Menjadi Stressor BBB 1 2 1 1 2 4 1 3 2 17 1.9 Tdk menjadi Stressor CCC 2 2 2 1 2 3 2 2 2 18 2.0 Tdk menjadi Stressor DDD 2 2 2 2 2 3 2 2 2 19 2.1 Tdk menjadi Stressor EEE 3 3 4 3 2 3 2 2 3 25 2.8 Menjadi Stressor FFF 2 3 3 1 3 3 3 2 3 23 2.6 Menjadi Stressor GGG 2 3 3 2 2 2 1 2 3 20 2.2 Tdk menjadi Stressor HHH 2 2 3 2 2 3 3 3 2 22 2.4 Tdk menjadi Stressor III 3 2 3 2 3 3 3 2 3 24 2.7 Menjadi Stressor JJJ 1 2 2 1 2 3 1 4 3 19 2.1 Tdk menjadi Stressor KKK 2 3 2 2 2 2 2 2 3 20 2.2 Tdk menjadi Stressor LLL 2 3 2 1 2 2 2 3 2 19 2.1 Tdk menjadi Stressor MMM 2 3 2 2 2 2 2 2 3 20 2.2 Tdk menjadi Stressor NNN 3 4 1 1 3 1 1 4 2 20 2.2 Tdk menjadi Stressor OOO 2 2 2 2 2 3 1 2 3 19 2.1 Tdk menjadi Stressor PPP 2 2 2 2 2 2 2 2 2 18 2.0 Tdk menjadi Stressor QQQ 2 3 2 2 2 2 2 2 3 20 2.2 Tdk menjadi Stressor RRR 2 2 2 1 2 3 2 2 3 19 2.1 Tdk menjadi Stressor SSS 1 1 3 1 1 1 1 2 4 15 1.7 Tdk menjadi Stressor TTT 2 2 2 2 2 3 1 2 3 19 2.1 Tdk menjadi Stressor UUU 3 3 3 2 3 3 3 2 3 25 2.8 Menjadi Stressor VVV 2 2 2 2 2 3 2 2 3 20 2.2 Tdk menjadi Stressor WWW 1 1 1 1 2 1 1 1 3 12 1.3 Tdk menjadi Stressor XXX 2 2 2 2 2 3 2 2 3 20 2.2 Tdk menjadi Stressor YYY 2 2 2 1 2 3 1 2 3 18 2.0 Tdk menjadi Stressor ZZZ 2 3 2 2 2 2 2 2 3 20 2.2 Tdk menjadi Stressor AAAA 1 2 2 1 2 3 1 2 1 15 1.7 Tdk menjadi Stressor

10.13% 8 Menjadi Stressors 89.87% 71 Tdk menjadi Stressors


(30)

Lampiran 6

Table

Sample Size

dari Krejcie dan Morgan

Table sample size for a given population size yang dibuat oleh Krejcie dan Morgan (dalam Sekaran, 2000:295)

N S N S N S 10 10 220 140 1200 291 15 14 230 144 1300 297 20 19 240 148 1400 302 25 24 250 152 1500 306 30 28 260 155 1600 310 35 32 280 162 1700 313 40 36 290 165 1800 317 45 40 300 169 2000 322 50 44 320 175 2200 327 55 48 340 181 2400 331 60 52 360 186 2600 335 65 56 380 191 3000 341 75 63 400 196 3500 346 80 66 420 201 4000 351 85 70 440 205 4500 354 90 73 460 210 5000 357 95 76 500 217 6000 361 100 80 550 226 7000 364 110 86 600 234 8000 367 120 92 650 242 9000 368 130 97 700 248 10000 370 140 103 750 254 15000 375 150 108 800 260 20000 377 160 113 850 265 30000 379 170 118 900 269 40000 380 180 123 950 274 50000 381 190 127 1000 278 75000 382 200 132 1100 285 1000000 384


(31)

Lampiran 7 Tabel Data Penunjang

Tabel 4.3.1 Gaya Hidup

Frequency Percent Membeli barang yang tidak bermerk dengan kualitas standar. 5 6.3 Membeli barang yang bermerk mahal karena percaya dengan

kualitasnya.

6 7.5

Membeli barang berdasarkan fungsinya, bukan bersasarkan merk. 68 85

Total 79 100

1.1.1.1.1.1 Tabel 4.3.2 Kondisi Ekonomi

Table 4.3.2.1.

Perbandingan penghasilan yang diterima di rumah sakit “X” dibanding rumah sakit lain:

Frequency Percent

Lebih besar dibanding rumah sakit lain 0 0

Sama saja bila dibandingkan dengan rumah sakit lain 2 2.5

Lebih kecil dibanding rumah sakit lain 77 97.5

Total 79 100

Tabel 4.3.2.2

Perbandingan antara penghasilan dengan pengeluaran

Frequency Percent

Berlebih 0 0

Pas-pas an 32 40.5

Kurang 47 59.5

Total 79 100

Tabel 4.3.2.3

Ketidakberdayaan terhadap kondisi ekonomi yang sedang dialami Frequency Percent

Merasa tidak berdaya 45 57

Tidak merasa tidak berdaya 34 43


(32)

Tabel 4.3.3 Kondisi Keluarga

Tabel 4.3.3.1

Persepsi perawat terhadap waktu yang diberikan oleh rumah sakit untuk berlibur dengan keluarga

Frequency Percent

Cukup 43 54.4

Tidak cukup 36 45.6

Total 79 100

Tabel 4.3.3.2

Persepsi perawat terhadap pengisian waktu luang dengan keluarga apakah bisa mengembalikan semangat kerja atau tidak

Frequency Percent Ya, dan saya memiliki waktu yang cukup untuk

beraktivitas dengan keluarga

38 48.1

Ya, tetapi saya tidak memiliki waktu yang cukup untuk beraktivitas dengan keluarga

41 51.9

Tidak , dan saya pun tidak memiliki waktu yang cukup untuk beraktivitas dengan keluarga

0 0

Tidak, walaupun saya memiliki waktu yang cukup untuk beraktivitas dengan keluarga

0 0

Total 79 100

Tabel 4.3.3.3

Jumlah perawat yang sudah menikah dimana suami/istri mengambil kerja sampingan sehingga waktu untuk berkomunikasi dengan pasangan menjadi berkurang

Frequency Percent

Mengambil kerja sampingan 15 30.6

Tidak mengambil kerja sampingan 34 69.4

Total 49 100

Tabel 4.3.3.4

Dukungan dari keluarga terhadap pekerjaan

Frequency Percent

Mendukung 79 100

Tidak mendukung 0 0


(33)

Tabel 4.3.3 Life Change

* Responden bisa menjawab lebih dari satu kejadian traumatis

Frequency Percent

Tidak ada kejadian traumatis 54 62.8

Kematian anggota keluarga dekat 4 4.7

Kecelakaan atau sakit yang serius pada diri perawat sendiri

4 4.7

Perubahan tanggung jawab kerja 5 5.8

Masalah dengan atasan 6 7

Perubahan dalam kondisi atau jam kerja 13 15

Total 86 100

Tabel 4.3.3.1.

Perasaan tidakberdaya terhadap life change yang terjadi *Untuk responden yang pernah mengalami kejadian traumatis

Frequency Percent Merasa tidak berdaya dalam porsi yang sangat

besar

2 8

Merasa tidak berdaya dalam porsi yang cukup besar

3 12

Merasa tidak berdaya walaupun tidak begitu besar

19 76

Tidak merasa tidak berdaya 1 4

Total 25 100

Tabel 4.3.4 Kebijakan Organisasi

Tabel 4.3.4.1

Pendapat perawat mengenai apakah pihak rumah sakit tepat waktu dalam memberikan gaji+tunjangan atau tidak

Frequency Percent

Selalu tepat waktu 23 29.1

Kadang-kadang 48 60.8

Sering terlambat 8 10.1

Total 79 100

Tabel 4.3.4.2 Penghayatan perawat terhadap sistem pemberian upah

Frequency Percent

Positif 21 26.6

Negatif 58 73.4


(34)

Tabel 4.3.4.3 Sistem birokrasi dalam hal penyampaian keluhan

Frequency Percent Ya, karena saya percaya pada atasan saya. 37 46.8 Tidak, karena saya takut akan berakibat buruk

pada pekerjaan saya.

42 53.2

Total 79 100

Tabel 4.3.4.4

Pendapat responden mengenai seberapa sering keluhannya ditanggapi oleh organisasi

Frequency Percent

Tidak pernah 15 19

Jarang 49 62

Jarang sekali 15 19

Cukup sering 0 0

Sering sekali 0 0

Total 79 100

Tabel 4.3.4.5.

Komunikasi mengenai tanggung jawab kerja oleh atasan

Frequency Percent

Jelas dan tegas 57 72.2

Tidak jelas dan tegas 22 27.8

Total 79 100

Tabel 4.3.5. Hubungan dengan teman sejawat Tabel 4.3.5.1.

Kesempatan untuk mengakrabkan diri dengan teman sejawat Frequency Percent

Ada 66 83.5

Tidak ada 13 16.5

Total 79 100

Table 4.3.5.2.

Kondisi dan tuntutan kerja apakah menghalangi sosialisasi atau tidak

Frequency Percent

Ya 7 8.9

Tidak 72 91.1


(35)

Table 4.3.5.4.

Ketidaklengkapan informasi yang diperoleh dari rekan kerja Frequency Percent

Sering 4 5.1

Kadang-kadang 65 82.3

Tidak pernah 10 15.7

Total 79 100

Tabel 4.3.6. Pemberian training

Frequency Percent Ya, dan itu sangat membantu saya dalam

menjalankan tanggung jawab

21 26.6

Ya, tetapi itu tidak memberikan pengaruh yang besar dalam membantu saya menjalankan tanggung jawab

20 25.3

Tidak pernah diberikan training 38 48.1

Total 79 100

Tabel 4.3.7. Karakteristik tipe A

Tabel 4.3.7.1

Selalu berusaha untuk tepat waktu

Frequency Percent

Ya, selalu dalam situasi apapun 67 84.8

Kadang-kadang 12 15.2

Tidak pernah tepat waktu (selalu santai) 0 0

Total 79 100

Tabel 4.3.7.2 Cara melakukan kegiatan

Frequency Percent Melakukan segala hal dengan santai satu per

satu

67 84.8

Melakukan segala hal sekaligus pada waktu yang hampir bersamaan

12 15.2


(36)

Lampiran 8

Tabel

Crosstabs

Tabel 4.4.1. Masa kerja dengan kebijakan organisasi Tabel crosstabs 4.4.1.1

Crosstabulation masa kerja dengan pendapat responden mengenai apakah pihak rumah sakit tepat waktu dalam memberikan gaji+tunjangan atau tidak

Pendapat responden Total

Selalu tepat waktu

Kadang-kadang Selalu terlambat

Masa kerja 0-5 10 26 3 39

6-10 8 15 4 27

11-15 1 - 1 2

16-20 - 2 - 2

20 4 5 - 9

Total 23 48 8 79

Tabel crosstabs 4.4.1.2

Crosstabulation masa kerja dengan penghayatan responden terhadap sistem pemberian upah

Penghayatan responden Total

Positif Negatif

Masa kerja 0-5 8 31 39

6-10 6 21 27

11-15 1 1 2

16-20 - 2 2

20 6 3 9

Total 21 58 79

Tabel crosstabs 4.4.1.3

Crosstabulation masa kerja dengan pendapat responden mengenai sistem birokrasi dalam hal penyampaian keluhan

Pendapat responden Total

Ya, karena saya percaya pada atasan saya

Tidak, karena saya takut akan berakibat buruk pada pekerjaan saya

Masa kerja 0-5 15 24 39

6-10 15 12 27

11-15 1 1 2


(37)

20 4 5 9

Total 37 42 79

Tabel crosstabs 4.4.1.4

Crosstabulation masa kerja dengan pendapat responden mengenai seberapa sering keluhannya ditanggapi oleh organisasi

Pendapat responden Total

Tidak pernah Jarang Jarang sekali

Masa kerja 0-5 9 23 7 39

6-10 5 16 6 27

11-15 - 1 1 2

16-20 - 2 - 2

20 1 7 1 9

Total 15 49 15 79

Tabel 4.4.2. Status dengan kondisi ekonomi Tabel crosstabs 4.4.2.1

Crosstabulation status dengan penghayatan responden mengenai perbandingan penghasilan yang diterima di rumah sakit “X” dibanding rumah sakit lain

Penghayatan responden Total

Sama saja Lebih kecil

Status Belum menikah 31 31

Menikah 2 46 48

Total 2 77 79

Tabel crosstabs 4.4.2.2

Crosstabulation status dengan penghayatan responden mengenai perbandingan antara penghasilan dengan pengeluaran

Penghayatan responden Total

Pas-pas an kurang

Status Belum menikah 15 16 31

Menikah 17 31 48

Total 32 47 79

Tabel crosstabs 4.4.2.3

Crosstabulation status dengan penghayatan ketidakberdayaan responden terhadap kondisi ekonomi yang sedang dialami

Penghayatan responden Total

Merasa tidak berdaya Tidak merasa tidak berdaya


(38)

Menikah 27 21 48

Total 45 34 79

Tabel 4.4.3. Gaya hidup dengan kondisi ekonomi

Crosstabulation gaya hidup dengan penghayatan responden mengenai perbandingan antara penghasilan dengan pengeluaran

Penghayatan responden Total Pas-pas an Kurang

Membeli barang yang tidak bermerk dengan kualitas standar

5 - 5

Membeli barang yang bermerk karena percaya dengan kualitasnya

4 2 6

Membeli barang berdasarkan fungsinya, bukan berdasarkan merk.

23 45 68

Total 32 47 79

Tabel 4.4.4. Masa kerja dengan kondisi ekonomi Tabel crosstabs 4.4.4.1

Crosstabulation masa kerja dengan penghayatan responden mengenai perbandingan penghasilan yang diterima di rumah sakit “X” dibanding rumah sakit lain

Penghayatan responden Total

Sama saja Lebih kecil

Masa kerja 0-5 - 39 39

6-10 1 26 27

11-15 - 2 2

16-20 - 2 2

20 1 8 9

Total 2 77 79

Tabel crosstabs 4.4.4.2

Crosstabulation masa kerja dengan penghayatan responden mengenai perbandingan antara penghasilan dengan pengeluaran

Penghayatan responden Total

Pas-pas an kurang

Masa kerja 0-5 14 25 39

6-10 12 15 27

11-15 1 1 2

16-20 2 - 2

20 3 6 9


(39)

Tabel crosstabs 4.4.4.3

Crosstabulation masa kerja dengan penghayatan ketidakberdayaan responden terhadap kondisi ekonomi yang sedang dialami

Penghayatan responden Total

Merasa tidak berdaya Tidak merasa tidak berdaya

Masa kerja 0-5 20 19 39

6-10 19 8 27

11-15 2 - 2

16-20 - 2 2

20 4 5 9

Total 45 34 79

Tabel 4.4.4. Masa kerja dengan penghayatan responden mengenai ketidaklengkapan informasi

Penghayatan responden Total Sering Kadang-kadang Tidak pernah

Masa kerja 0-5 3 33 3 39

6-10 - 21 6 27

11-15 - 2 - 2

16-20 - 2 - 2

20 1 7 1 9


(40)

1.1. LATAR BELAKANG MASALAH

Semakin sulitnya kondisi perekonomian di Indonesia menjadikan persaingan diantara perusahaan-perusahaan semakin ketat. Tidak hanya perusahaan-perusahaan dagang yang berusaha untuk tetap bertahan hidup, tetapi perusahaan yang bergerak di bidang jasa pun turut bergulat di dalam persaingan yang semakin ketat. Salah satu perusahaan atau organisasi yang bergerak di bidang jasa adalah Rumah Sakit. Banyak bermunculannya rumah sakit-rumah sakit baru, baik yang dikelola oleh swasta maupun pemerintah, menjadikan persaingan ketat diantara institusi rumah sakit pun tak terelakkan. Sebagaimana produk dari perusahaan jasa adalah pelayanan terhadap customer, maka kekhasan dari rumah sakit adalah melayani masyarakat yang menderita sakit dan membutuhkan perawatan dari para ahli medis maupun perawatan dengan peralatan lengkap dari segi teknis yang tersedia di rumah sakit. Ini berarti, SDM maupun sumber daya teknologi dari rumah sakit akan menentukan kualitas pelayanan.

Sama seperti perusahaan pada umumnya, rumah sakit pun memiliki tujuan dalam menjalankan aktivitasnya. Dari usahanya untuk memberikan pelayanan medis yang memuaskan kepada pasien dan secara terus menerus meningkatkan mutu pelayanan, rumah sakit mengharapkan profit yang sebesar-besarnya sebagai 1 Universitas Kristen Maranatha


(41)

tujuan organisasi. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka organisasi mengharapkan kontribusi yang maksimal dari seluruh komponen rumah sakit, terutama dari Sumber Daya Manusianya.

Dalam menjalankan roda aktivitasnya, rumah sakit mendiferensiasikan fungsi pelayanannya ke dalam beberapa unit. Diantaranya,ada unit utama dan selalu terdapat di setiap rumah sakit yaitu Unit Rawat Jalan dan Unit Rawat Inap. Unit rawat jalan diperuntukkan bagi pasien yang masih bisa berobat jalan dan tidak perlu menginap di rumah sakit karena jenis penyakit yang diderita tidak memerlukan penanganan intensif. Sebaliknya unit rawat inap diperuntukkan bagi pasien yang memerlukan perawatan intensif karena jenis penyakit yang diderita cukup berat. Unit rawat inap ini termasuk didalamnya adalah ICU (Intensive Care Unit), diperuntukkan bagi pasien yang kondisinya sudah kritis sehingga memerlukan perawatan intensif selama 24 jam.

Banyaknya pasien yang datang berobat, tentunya tidak dapat ditangani sendiri oleh dokter-dokter yang ada di sebuah rumah sakit. Disinilah peran perawat diperlukan, khususnya membantu dokter untuk memeriksa dan merawat pasien. Di unit rawat jalan, peran perawat dirasakan kurang memberikan pengaruh bagi perawatan pasien. Perawat di unit rawat jalan hanya mempermudah dokter dalam memeriksa pasien, seperti misalnya memanggil pasien untuk masuk ruang pemeriksaan, mengukur tensi darah pasien, menimbang berat badan pasien, dan urusan administrasi lainnya. Selebihnya, dokterlah yang menangani pasien.

Lain halnya dengan perawat di unit rawat inap. Pasien yang menjalani proses rawat inap tentunya tidak dapat ditangani dokter sepenuhnya. Dalam sehari


(42)

biasanya dokter hanya datang satu kali untuk memeriksa kondisi pasien, selebihnya perawatlah yang mengambil alih dan bertanggung jawab terhadap kondisi pasien. Tugas perawat rawat inap diantaranya memandikan pasien,mencek tensi darah, mengganti infus, memberikan obat sesuai dosis dan waktu yang tepat, serta yang tidak kalah pentingnya adalah berkomunikasi dengan pasien agar pasien merasa nyaman dan merasa diperhatikan. Walaupun pasien ditunggui oleh keluarganya, namun tidak dapat dipungkiri bahwa peran perawat rawat inap sangat penting bagi proses kesembuhan pasien.

Baik buruknya cara perawat dalam merawat pasien, tentunya akan sangat dirasakan oleh pasien dan pihak keluarganya. Lebih jauh lagi, ini akan mempengaruhi image rumah sakit di mata pasien dan di mata masyarakat pada umumnya. Dengan kata lain perawat rawat inap bisa dianggap sebagai gambaran dari kualitas pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit secara keseluruhan. Hal ini dikarenakan pasien menerima perawatan dalam waktu yang tidak singkat sehingga pasien dapat melihat dan menilai kualitas pelayanan yang diberikan perawat di unit rawat inap. Bila pasien menilai kualitas pelayanan kurang memadai, maka hal ini akan mempengaruhi kepercayaan pasien terhadap rumah sakit. Melihat pentingnya peran perawat rawat inap ini, maka tidak berlebihan jika perawat rawat inap menjadi fokus perhatian bagi pihak rumah sakit untuk lebih memperhatikan kesejahteraan mereka.

Dilihat dari kekhasan unit rawat inap (yaitu merawat pasien yang datang dalam kondisi sakit secara fisik dan ‘dipaksa’ dipisahkan dari aktivitas sosialnya selama masa perawatan) dan tuntutan kerja yang harus dipenuhi perawat (yaitu


(43)

memberikan rasa aman kepada pasien walaupun kondisi internal perawat pun kurang stabil akibat masalah pribadi), maka perawat di unit rawat inap ini menghadapi banyak permasalahan dalam pekerjaannya sehingga menjadi menarik untuk diteliti.

Sebagaimana manusia pada umumnya, perawat rawat inap juga memiliki permasalahan dalam menjalankan tanggung jawabnya yang membuat perawat menjadi terganggu konsentrasinya dalam bekerja. Berbagai permasalahan yang dialami ini merupakan stressor bagi perawat. Luthans (1992) mendefinisikan

stressor kerja sebagai penyebab stres dalam bekerja.

Bila permasalahan yang dihadapi melampaui batas kemampuannya, maka perawat akan merasa tertekan dan akhirnya mengganggu kesejahteraan fisik, psikologis, dan tingkah laku perawat dalam menjalankan tugasnya. Dengan perkataan lain, perawat mengalami stres. Stres yang dirasakan perawat dapat terjadi sebagai konsekuensi interaksinya dengan lingkungan tempat bekerja, karena stres yang dirasakan oleh individu merupakan respon adaptif terhadap situasi eksternal yang akan memberikan pengaruh pada gangguan kesehatan, psikologis, dan gangguan tingkah laku individu (Luthans;1992).

Penyebab dari stres yang perawat rasakan berasal dari berbagai sumber dan juga dirasakan dalam waktu yang bersamaan. Hal ini menjadikan stressor yang dirasakan perawat semakin kompleks. Luthans (1992) menggolongkan penyebab stres berdasarkan sumbernya, yaitu penyebab stres yang berasal dari dalam organisasi, luar organisasi, kelompok kerja, dan karakteristik individu sendiri.


(44)

Berdasarkan survey awal yang yang dilakukan oleh peneliti terhadap 10 orang perawat rawat inap rumah sakit “X” di Bandung menunjukkan hasil bahwa 70% perawat mengaku kurang bersemangat dan merasa jenuh dengan pekerjaan mereka. Dari persentase perawat yang merasa stres tersebut, 80% perawat menyatakan tidak sebandingnya jumlah pasien dengan jumlah perawat menjadi penyebab kejenuhan dan kelelahan mereka, sedangkan sisanya tidak memiliki permasalahan dengan kurangnya tenaga perawat.

Selain pihak rumah sakit yang dirasakan lamban dalam menambah jumlah tenaga perawat rawat inap, 60% perawat menyatakan stres karena tidak adanya fasilitas yang menjamin kesehatan mereka saat merawat pasien dengan penyakit menular terdeteksi (misalnya TBC) ataupun yang belum terdeteksi (misalnya HIV), sedangkan sisanya menyatakan tidak mengalami kesulitan dengan keadaan tersebut.

Sumber stres dari rekan kerja pun dirasakan oleh 40% perawat rawat inap menjadi penyebab tidak nyamannya dalam bekerja. Terkadang rekan kerja dirasakan kurang memberikan dukungan, seperti kurang adanya bantuan jika sedang menghadapi masalah dengan pekerjaan. Selain itu, tidak jarang timbul konflik antar sesama rekan kerja ataupun konflik dengan atasan.

Kondisi ekonomi yang dirasakan kurang mencukupi, menjadi stressor yang dirasakan oleh 70% perawat rawat inap. Kurangnya insentif yang diterima dari organisasi diakui memberikan pengaruh yang besar dalam finansial mereka. Belum lagi jika mereka harus menanggung kebutuhan anggota keluarganya, maka insentif yang dirasa kurang mencukupi membuat perawat rawat inap kurang bersemangat dan mengganggu konsentrasi mereka dalam bekerja.


(45)

Berbagai stressor yang dirasakan oleh perawat rawat inap menjadi keluhan yang pernah mereka sampaikan pada atasan ataupun pada pihak manajemen rumah sakit. Dari wawancara singkat yang dilakukan peneliti terhadap pihak manajemen, diperoleh pernyataan dari mereka bahwa keluhan-keluhan tersebut memang mereka terima, namun mereka tidak mampu menangani semuanya karena keterbatasan yang mereka miliki. Bila ditentukan skala prioritas pun, pihak manajemen tidak tahu mana yang harus didahulukan untuk diatasi.

Bila stressor yang dialami perawat rawat inap ini tidak berusaha untuk ditanggulangi, maka perawat menjadi kurang termotivasi ketika merawat pasien, kurang berkonsentrasi sehingga perawat menjadi kurang teliti dalam merawat pasien padahal ketelitian perawat dibutuhkan. Selain itu, emosi perawat pun menjadi labil sehingga kurang memiliki kesabaran ketika berhadapan dengan pasien. Dampak dari dirasakannya stressor tersebut mau tidak mau akan berpengaruh pada kualitas pelayanan yang diberikan kepada pasiennya. Pasien akan menjadi tidak puas pada pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit sehingga kepercayaan pasien akan kredibilitas rumah sakit akan berkurang. Dengan demikian, rumah sakit akan kehilangan ‘pelanggan’ dan penghasilan rumah sakit akan menurun. Bagi perawat rawat inap, stressor yang tidak diusahakan untuk ditanggulangi akan mengakibatkan menurunnya performance

kerja sehingga hal ini akan membuat perawat semakin stres.

Terena R. Mitchel dan James R. Larson (1987) dalam bukunya People in Organizations menyebutkan dua implikasi dari penelitiannya tentang stres. Pertama stres berpotensi menjadi pembunuh. Stres telah menjadi bagian dari kehidupan sehari – hari manusia dan stres kelihatannya dapat semakin memburuk.


(46)

Kedua, organisasi harus mengambil sikap pro-aktif untuk berurusan dengan masalah. Untuk itu, organisasi dan individu perlu memfokuskan diri bukan hanya pada bagaimana cara mengurangi simptom dari stres, tetapi juga pada bagaimana cara mengurangi stressor pada level dimana stres tidak memberikan hasil yang merusak.

Oleh sebab itu stressor pada perawat rawat inap penting untuk diteliti dan menarik perhatian peneliti, karena bila teridentifikasi stressor apakah yang paling banyak dirasakan oleh perawat rawat inap rumah sakit “X” di Bandung, maka pihak organisasi dapat membuat perencanaan mengenai langkah-langkah penanggulangan stressor sehingga dapat lebih mudah mengatasinya.

1.2. Identifikasi Masalah

Dalam penelitian ini akan diteliti :

“ Diantara stressor kerja yang diteliti, Stressor kerja apa yang paling dirasakan oleh perawat rawat inap rumah sakit “ X “ Bandung ? “

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1. Maksud Penelitian

Untuk mengetahui stressor kerja para perawat rawat inap di rumah sakit “ X “ Bandung.

1.3.2. Tujuan Penelitian

Untuk memperoleh gambaran mengenai stressor kerja mana yang paling dirasakan oleh perawat rawat inap di rumah sakit “ X “ Bandung.


(47)

1.4. Kegunaan Penelitian

1.4.1. Kegunaan Ilmiah

Secara ilmiah, hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi berbagai pihak, diantaranya :

1) Memberikan informasi bagi bidang Psikologi khususnya mengenai

stressor kerja yang dirasakan para perawat rawat inap sehingga dapat dikembangkan alternatif pemecahan untuk menanggulangi stressor

tersebut.

2) Menjadi acuan bagi penelitian lebih lanjut tentang stres kerja pada perawat.

1.4.2. Kegunaan Praktis

Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi berbagai pihak, diantaranya :

1) Sebagai masukan bagi pihak rumah sakit yang bersangkutan mengenai

stressor kerja yang dirasakan oleh perawat rawat inap sehingga pihak rumah sakit bisa menentukan skala prioritas dalam melakukan perencanaan untuk mengantisipasi dan menanggulangi stressor tersebut demi optimalnya perawat rawat inap dalam melakukan tugas.

2) Memberi informasi bagi para perawat rawat inap mengenai stressor kerja yang dirasakan oleh perawat rawat inap sehingga perawat rawat inap dapat lebih memahami penyebab stres yang mereka rasakan.


(48)

1.5. Kerangka Pemikiran

Setiap organisasi tentunya mengharapkan keberhasilan ketika menjalankan organisasinya. Begitu pun dengan sebuah institusi rumah sakit. Keberhasilan rumah sakit tidak akan bisa dilepaskan dari peran para employee yang terlibat didalamnya. Salah satu employee yang penting dalam sebuah rumah sakit antara lain adalah perawat.

Menurut International Labour Organization perawat profesional umum bertugas memberikan perawatan asuhan profesional kepada yang sakit, terluka, lemah. Membantu para dokter dan melakukan tugas perawatan lain dalam rumah sakit, klinik, sanatorium dan pengobatan berbagai jenis gangguan mental dan fisik. Menolong pasien agar terbiasa dengan tempat pengobatan, menyiapkan peralatan dan perlengkapan yang akan digunakan dokter, memberikan obat, pengobatan dan suntikan, memakai dan mengganti pembalut bedah dan memberikan berbagai tindakan pengobatan lain sebagaimana diinstruksikan dokter. Mengamati, mengukur dan mencatat suhu badan, kecepatan pernafasan, denyut nadi dan gejala lain. Mencatat kondisi mental pasien dan melaporkan gejala yang terlihat. Mendorong pasien agar berperan dalam kegiatan sosial, pendidikan, dan kegiatan lain yang membantu memulihkan kesehatan. Memandikan, mengurut dan menyuapi pasien yang menderita penyakit berat. Memberikan pertolongan pertama dalam keadaan darurat (Benyamin Lumenta ;1987).

Para dokter yang ada di dalam sebuah rumah sakit tidak akan bisa stand by

menjaga dan merawat pasien dalam jangka waktu 24 jam. Disinilah peran perawat, yaitu membantu dokter untuk merawat pasien, mencek perkembangan


(49)

kondisi kesehatan pasien sehingga dokter dapat mengetahui kondisi pasien dari laporan yang diberikan oleh perawat.

Fenomena besarnya peran perawat dalam membantu kinerja dokter merawat pasien, terutama lebih dirasakan di unit rawat inap. Berbeda dengan pasien unit rawat jalan, yaitu pasien bisa pulang setelah diperiksa oleh dokter maka kondisi pasien di unit rawat inap menjadi tanggung jawab perawat sepenuhnya. Jumlah pasien yang tidak sebanding dengan jumlah dokter menjadikan peran perawat rawat inap sangat dibutuhkan.

Selain peran perawat sebagai ‘tangan kanan’ dokter dalam merawat pasien, perawat rawat inap juga mempunyai peran dalam pembentukan image

rumah sakit di mata pasien dan masyarakat pada umumnya. Pasien yang dirawat di unit rawat inap akan dapat menilai kualitas pelayanan dari sebuah rumah sakit melalui pelayanan dan perawatan yang diberikan oleh perawat rawat inap. Hal ini dikarenakan pasien merasakan dan melihat pelayanan perawat rawat inap selama beberapa hari, berbeda dengan pasien unit rawat jalan yang tidak begitu merasakan pelayanan yang diberikan oleh perawat. Oleh sebab itu jika perawat rawat inap memberikan pelayanan yang kurang memadai, maka hal ini akan berbekas di ingatan pasien sehingga besar kemungkinan cerita mengenai buruknya kualitas pelayanan di rumah sakit tersebut akan tersebar. Hal ini bisa menjadikan customer rumah sakit tersebut akan berkurang dan berarti pula akan mempengaruhi income rumah sakit dan kredibilitas rumah sakit tersebut.

Dengan kata lain kinerja employee, dalam hal ini perawat rawat inap, yang buruk tidak diharapkan oleh institusi rumah sakit. Sebagai perawat yang bertugas di unit rawat inap, tanggung jawab dan tuntutan yang dimiliki antara lain


(50)

membantu pasien secara optimal agar pasien dapat merasa puas dan lebih nyaman walaupun pasien tersebut sedang menderita sakit. Kesabaran diperlukan saat menghadapi pasien yang menuntut perhatian lebih dari perawat rawat inap. Ketelitian dan ketepatan dalam memberikan pelayanan medis seperti dalam hal waktu pemberian obat, dosis obat, pengukuran tensi darah dan suhu badan, menjadi hal-hal yang harus diperhatikan secara seksama oleh perawat rawat inap. Dokumen-dokumen tentang riwayat kondisi pasien, mulai dari pasien tersebut dirawat sampai akhirnya diperbolehkan pulang oleh dokter, juga membutuhkan ketelitian dari perawat rawat inap agar proses penyembuhan pasien dapat berjalan baik. Kepentingan pasien juga menjadi tanggung jawab perawat rawat inap sehingga kondisi fisik dan emosional perawat rawat inap harus tetap dijaga agar tidak ada keluhan dari pasien. Observasi terhadap kondisi pasien harus dilakukan sehingga perawat rawat inap dituntut untuk berkonsentrasi penuh.

Namun sebagai manusia, perawat rawat inap juga pasti memiliki kebutuhan dalam hidupnya yang kurang terpenuhi. Diantaranya adalah kurang terpenuhinya kebutuhan secara fisik seperti kurang tidur dan beristirahat, kurang terpenuhinya kebutuhan secara emosional seperti kurangnya waktu luang untuk bercengkerama dengan keluarga atau orang yang disayangi, ataupun kurang terpenuhinya kebutuhan finansial seperti gaji yang diterima tidak cukup untuk menutupi kebutuhan diri sendiri dan keluarga. Kurang terpenuhinya semua kebutuhan individual tersebut menjadi permasalahan yang bisa mempengaruhi kualitas pelayanan yang diberikan. Perawat rawat inap menjadi tidak bersemangat dalam merawat pasien sehingga pasien merasa tidak terlayani dengan baik. Sebagaimana sifat dari tugas yang sarat dengan fungsi pelayanan, dimana perawat


(51)

tetap harus melayani pasien walaupun dirinya sendiri sedang mengalami masalah yang mengganggu konsentrasinya saat bekerja, maka tidak heran jika peran dan fungsi perawat pun tidak terhindar dari peluang stres. Luthans (1992)

mendefinisikan stres kerja sebagai respon adaptif terhadap situasi eksternal yang berakibat pada penyimpangan fisik, psikologis, dan tingkah laku bagi anggota organisasi.

Interaksi antara perawat rawat inap dengan tuntutan/situasi kerja yang melebihi kapasitas diri perawat menimbulkan berbagai hal yang menjadi penyebab stres. Luthans (1992) mengistilahkan penyebab stres sebagai stressor. Berbagai stressor yang bisa dirasakan oleh perawat rawat inap bisa berasal dari berbagai sumber. Luthans (1992) mengklasifikasikan stressor ke dalam empat kategori, yaitu extraorganizational stressors, organizational stressors, group stressors, dan individual stressors.

Menurut Luthans, Extraorganizational stressors meliputi perubahan teknologi, perubahan sosial, keluarga, kondisi ekonomi dan sosial, ras dan kelas sosial. Organizational Stressors meliputi kebijakan yang diberlakukan di dalam organisasi, struktur organisasi, kondisi fisik organisasi, dan proses komunikasi yang berlangsung di dalam organisasi. Untuk Group Stressors, Luthans menganggap kurangnya keterpaduan kelompok, kurangnya dukungan sosial, dan adanya konflik intraindividual, interpersonal, intergroup yang timbul sebagai stressor yang berasal dari kelompok. Individual Stressors meliputi konflik peran, ketidakjelasan peran dan kecenderungan individual seperti pola kepribadian tipe A, kontrol personal, keadaan tidak berdaya yang dipelajari, keyakinan terhadap diri, dan keadaan psikologis (Luthans :1992).


(52)

Stressor-stressor tersebut dialami juga oleh perawat rawat inap. Perubahan teknologi dapat menjadi stressor bagi perawat rawat inap ketika harus mempelajari alat–alat medis baru dalam waktu singkat. Perubahan sosial dialami oleh perawat rawat inap dengan semakin ketatnya persaingan antar rumah sakit dalam memberikan pelayanan yang terbaik. Ras dan kelas sosial pun dapat menjadi stressor bagi perawat rawat inap, misalnya diskriminasi suku bangsa dan agama yang menyebabkan perawat rawat inap tersebut merasa terisolasi di tempat kerjanya.

Selain penyebab stres yang berasal dari luar organisasi, terdapat penyebab stres yang berasal dari organisasi sendiri. Organizational stressors yang dialami oleh perawat rawat inap, diantaranya adalah kebijakan dari pihak rumah sakit seperti ketidakadilan dalam peninjauan tampilan kerja, ketidakadilan pembayaran (imbalan), peraturan yang tidak fleksibel, putaran shift kerja yang kurang adil, dan prosedur yang tidak jelas. Hal lainnya adalah dalam hal struktur organisasi seperti sistem sentralisasi yang tinggi sehingga kurangnya perawat rawat inap dalam hal partisipasi pembuatan keputusan, kesempatan yang kecil untuk berkembang. Kondisi fisik dari lingkungan rumah sakit sendiri juga dapat menjadi stressor, seperti sarana atau fasilitas yang kurang bersih. Proses yang terjadi di dalam organisasi seperti kurangnya komunikasi dan feedback tentang hasil kerja, tidak jelasnya pengukuran hasil kerja.

Kelompok juga dapat menjadi sumber stres yang potensial. Group stressors terdiri atas kurangnya keterpaduan kelompok, kurangnya dukungan sosial diantara para perawat rawat inap sehingga tidak ada tempat untuk membagi permasalahan mereka seperti saat berhadapan dengan pasien, atasan, ataupun


(53)

sesama rekan kerja yang lain, konflik diantara sesama rekan kerja ataupun diantara kelompok kerja .

Hal-hal yang ada pada diri perawat sendiri juga dapat menjadi stressor (individual stressors) yang juga mempengaruhi bagaimana penghayatan perawat inap terhadap extraorganizational, organizational, dan group stressors. Kondisi-kondisi di dalam diri individu menentukan rentannya seseorang untuk menghayati situasi yang ada sebagai stressor. Ketika perawat rawat inap merasa dirinya kurang dapat menguasai/mengontrol pekerjaan dan lingkungan kerjanya (personal control), maka hal ini menyebabkan individu merasa stres. Begitu pula jika dalam setiap kegagalan yang dialami dalam pekerjaannya, perawat rawat inap merasa tidak berdaya dan yakin bahwa dirinya akan terus menerus gagal walaupun telah berusaha untuk keluar dari kegagalannya. Learned helplessness ini akan menjadi

stressor bagi perawat .

Selain itu, pola kepribadian yang dimiliki individu akan menentukan seberapa rentan seseorang terhadap dirasakannya situasi yang ada sebagai

stressor. Individu dengan pola kepribadian tipe A cenderung lebih rentan terhadap

stressor karena individu memiliki target yang tinggi dan ingin mencapai targetnya itu dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Jika individu tipe A ini berhadapan dengan rintangan yang sulit ditembus dan mengakibatkan individu tidak mampu mencapai targetnya, maka pola kepribadian tipe A yang dimilikinya menjadi

stressor baginya. Jika individu tidak menetapkan target yang tinggi dan memilki toleransi jika targetnya tidak tercapai, maka situasi yang menghambat individu dalam mencapai targetnya tidak akan menjadi stressor dan kegagalan dalam mencapai target tidak akan menjadi stressor .


(1)

Kesimpulan dan Saran

5.1. Kesimpulan

Dari hasil penelitian, diperoleh beberapa kesimpulan :

1) Stressor kerja terbanyak pertama yang dirasakan oleh perawat rawat inap rumah sakit “X” di Bandung adalah organizational stressors. Terbanyak kedua adalah group stressors, terbanyak ketiga adalah extraorganizational stressors, dan yang paling sedikit dirasakan adalah individual stressors. 2) Untuk area Organizational stressors, struktur organisasi yang menyangkut

kurang nyamannya perawat rawat inap untuk menyampaikan keluhannya kepada atasan dan penghayatan perawat bahwa pihak rumah sakit jarang menanggapi keluhan-keluhan yang disampaikan oleh perawatnya, menjadi indikator yang lebih dominan.

3) Untuk area group stressors, kurangnya dukungan sosial yang menyangkut adanya ketidaklengkapan atau penyaringan informasi mengenai petunjuk kerja yang dilakukan oleh rekan kerja, menjadi indikator yang lebih dominan.

4) Untuk area extraorganizational stressors, kondisi ekonomi dan finansial yang menyangkut penghasilan yang diterima oleh perawat rawat inap yang dihayati lebih kecil dibandingkan rumah sakit lain dan mereka merasa tidak berdaya dengan kondisi ekonomi mereka, menjadi indikator yang lebih dominan


(2)

5) Untuk area individual stressors, kurangnya ketahanan psikologis saat perawat rawat inap berhadapan dengan pasien yang menuntut perhatian lebih, menjadi indikator yang lebih dominan untuk area ini.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas, peneliti mengajukan beberapa saran yang sekiranya dapat menjadi pertimbangan bagi pihak-pihak yang berkepentingan dengan penelitian ini, yaitu :

5.2.1. Saran Guna Laksana

Bagi pihak rumah sakit, keluhan-keluhan yang disampaikan oleh perawatnya, dalam hal ini perawat rawat inap, sebaiknya lebih ditanggapi secara serius karena hal ini sangat mempengaruhi kepercayaan perawat kepada rumah sakit sebagai organisasi tempat mereka bekerja dan menaruh harapan akan kondisi hidup yang lebih baik. Organisasi perlu membuka aliran interaksi di dalam struktur organisasi, yaitu bawahan dapat mengeluarkan aspirasinya kepada atasan secara bebas dan atasan pun dapat membuka diri untuk menerima aspirasi bawahan.

Selain dalam hal struktur organisasi, kebijakan yang diberlakukan oleh organisasi terutama yang berkaitan dengan ke-tidakkonsisten-an organisasi dalam memberikan upah secara tepat waktu sebaiknya ditelusuri lagi secara lebih seksama agar kebijakan organisasi ini memberikan kesejahteraan bagi perawat rawat inap karena kebijakan yang diberlakukan oleh organisasi ini memberikan pengaruh yang luas bagi penghayatan stres dari perawat rawat inap ini.


(3)

5.2.2. Saran Penelitian Lanjutan

Bagi peneliti lain yang tertarik untuk meneliti stres kerja, maka disarankan dapat memperhatikan hal berikut :

o Penelitian mengenai derajat stres dapat dilakukan agar memperoleh pemahaman komprehensif tentang stres.

o Hasil penelitian ini menunjukkan Organizational Stressor merupakan stressor yang paling banyak dirasakan oleh para perawat, dengan spesifikasi tidak lancarnya alur interaksi antara perawat dengan pihak manajemen rumah sakit. Atas dasar temuan tersebut, maka penelitian selanjutnya hendaknya mengukur pola komunikasi di dalam suatu organisasi.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Luthans, Fred. 1992- 6th ed. Organizational Behavior. McGraw-Hill, Inc.

Dunnette, Marvin. 1998. Handbook of Industrial and Organizational Psychology

Roper, Nancy. 1996. Prinsip – Prinsip Keperawat ruang rawat inapan / Nancy Proper ; Penerjemah, Andry Hartono. -Ed.1, cet.1 - Yogyakarta : And: Yayasan Essentia Medica.

Lumenta, Benyamin,dr. 1989. Perawat Citra, Peran, Dan Fungsi. Yogyakarta : Kanisius

Cox, Tom. 1978. Stress. London-Macmillan Press Ltd.

Selye, Hans. 1980. Selye Guide To Stress Research. New York-Van Nostrand Reinhold.

Lazarus, Richard S. 1969. Stress, Appraisal and Coping. New York-Springer-Verlag.

Mitchell, Terence R. 1987. People in Organizations : an introductions to Organizational Behavior. New York-McGraw-Hill Book Co.

Gulo,W. 2002. Metodologi Penelitian. Jakarta : Grasindo.

Kaplan, Robert M. 1982. Psychological Testing Principles, Applications and Issues.

Singarimbun Masri. 1983. Metode Penelitian Survei. Jakarta : LP3ES

Nazir, Mohammad. 1988. Metode Penelitian/Moh.Nazir - cet.3 - Jakarta : Ghalia Indonesia


(5)

Sitepu, Nirwana. 1995. SK Statistik. Bandung

Sekaran, Uma. 2000. Research Methods for Business : A Skill – Building Approach. New York : John Wiley & Sons, Inc


(6)

Daftar Rujukan

Marlina. 2005. Suatu Penelitian Mengenai Perbandingan Derajat Adversity Quotient Antara Perawat ICU Dengan Perawat Rawat Inap Di Rumah Sakit “X” Bandung. Skripsi. Bandung : Program Sarjana Fakultas Psikologi UKM.