PENGARUH PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN (SAP) TERHADAP TRANSPARANSI LAPORAN KEUANGAN DAERAH (LKPD) (Studi Pada Dinas Pekerjaan Umum Pengairan Provinsi Jawa Timur).
PENGARUH PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH (SAP) TERHADAP
TRANSPARANSI LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH (LKPD)
( Studi Pada Dinas Peker jaan Umum Pengairan Pr ovinsi J awa Timur )
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Per syaratan
dalam Memperoleh Gelar Sarjana EKONOMI
Pr ogdi Akuntansi
Oleh:
Putu Istaguein Ryan P
1013010054
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR
2013-2014
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
SKRIPSI
PENGARUH PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN (SAP)
TERHADAP TRANSPARANSI LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH
(LKPD)
(Studi pada dinas peker jaan umum pengairan provinsi jawa timur )
Disusun oleh :
Putu Istaguein Ryan P
1013010054/FEB/EA
Telah dipertahankan Dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi
Progdi Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Pada tanggal 17 April 2014
Pembimbing :
Pembimbing Utama
Tim Penguji :
Ketua
Prof.Dr.H.Soeparlan Pranoto, MM, AK, CA
Prof.Dr.H.Soeparlan Pranoto, MM, AK, CA
Sekertaris
Dra. Ec.Dyah Rahmawati, MM
Anggota
Drs.Ec.R.Syarief Hidayat,Msi
Mengetahui
Dekan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”Jawa timur
Dr. H . Dhani Ichsanuddin Nur, MM
NIP. 19630924 198903 1001
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat, kenikmatan dan anugrahnya yang tak terhingga sehingga saya
berkesempatan menimba ilmu hingga jenjang perguruan tinggi. Berkat rahmatnya
pula,memungkinkan saya untuk menyelesaikan skripsi dengan judul “PENGARUH
STANDAR
AKUNTANSI
PEMERINTAH
(SAP)
TERHADAP
TRANSPARANSI LAPORAN KEUANGAN DAERAH (LKPD)”
Sebagaimana diketahui bahwa penulisan skripsi ini merupakan salah satu
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (SE). Walaupun dalam penulisan
skripsi ini penulis telah mencurahkan segenap kemampuan yang dimiliki,tetapi
penulis yakin tanpa adanya saran dan bantuan maupun dorongan dari beberapa pihak
maka skirpsi ini tidak akan mungkin tersusun sebagaimana mestinya.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang
sebanyak-banyaknya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ir. H. Teguh Soedarto, MP, selaku rektor Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Dr. H. Dhani ichsanudin N., MM, Selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3. Bapak Drs. Ec. Rahman Amrullah Suwaidi, MS, selaku wakil dekan I
Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
i
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
4. Bapak Dr. Hero Priono,M.Si, AK, Selaku Progdi Akuntansi Dekan
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
5. Bapak Prof. DR. H. Soeparlan Pranoto, MM, AK, CA Selaku Dosen
pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dengan sabar memberi
pengarahan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.
6. Para dosen yang telah memberikan bannyak bekal ilmu pengetahuan dan suri
tauladan kepada penulis selama menjadi mahasiswa di Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
7. Orang tua,dan adik yang telah memberikan semangat dan doa pada saat
pembuatan skripsi.
8. Teman-teman saya jamal, Helmi, Arif, agung, acil, risky kurniawan, risky
brianta, budiman, gio, dimas, bram, nova, firda, epol, dewi, yang telah
membantu dalam proses penyusunan skripsi sehingga proses pengerjaan lebih
mudah.
9. Seluruh pegawai Dinas Pekerjaan umum pemprov jatim yang telah membantu
memperoleh informasi dalam penyusunan skripsi ini
10. Kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam proses pengerjaan
skripsi ini sampai selesai
Semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas semua kebaikan dan selalu
melimpahkan rahmat dan hidayahnya. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi
ini masih jauh dari sempurna,walaupun demikian saran dan petunjuk yang
ii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
bersifat membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaanya. Penulis
mengharapkan Penelitian ini dapat menambah pengetahuan kita serta bermanfaat
bagi semua pihak
Surabaya, 1 April 2014
Penulis
iii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR …………………………………………………..
i
DAFTAR ISI ……………………………………………………………… iv
DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………… vii
DAFTAR TABEL …………………………………………………………. viii
DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………. ix
ABSTRAK ………………………………………………………………… x
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………. 1
1.1 Latar Belakang penelitian …………………………………………. 1
1.2 Rumusan masalah …………………………………………………. 6
1.3 Tujuan penelitian……….………………………………………...
6
1.4 Manfaat penelitian ……………………………………………….... 6
BAB II TELAAH PUSTAKA ……………………………………………….. 7
2.1. Penelitian terdahulu…………...………………………………….
7
2.2 Landasan teori………… ………………………………………….
9
2.2.1. Standar Akuntansi Pemerintah (SAP)……………………...… 9
2.2.1.1 Lingkungan Akuntansi Pemerintah Berdasarkan PP No 71
tahun 2010………………………………………….. 10
2.2.1.2. Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan Menurut PP
No 71 Tahun 2010………………………………....
10
2.2.2. Transparansi Laporan Keuangan Daerah…………………..
14
iv
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.3 Kerangka Pemikiran………………….…………..……………...
21
2.4 Hipotesis……………………………………………………..…...
23
BAB III METODE PENELITIAN ……………………………………… 23
3.1. Objek penelitian ….. …………………………………………… 23
3.2. Operasionalisasi Variabel ……..………………………………. 23
3.2.1. Variabel Bebas X ………………………………………… 23
3.2.2. Variabel Bebas Y…………………………………………. 23
3.2.3. Pengukuran Variabel………………………………….….. 23
3.3. Populasi dan Sampel …..…………………………………..……. 26
3.4. Teknik Pengumpulan Data …………………………………….. 31
3.5 Teknik Analisis dan Uji Hipotesis………………………............. 32
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN…………………………… 40
4.1 Deskripsi hasil penelitian ……………………………………… 40
4.1.1 Penerapan standar akuntansi pemerintahan ……………… 41
4.1.2 Transparansi Laporan keuangan daerah …………………. 46
4.2 Partial least square (PLS) ……………………………………. 51
4.2.1 Convergent validity ……………………………………… 52
4.2.1.1 Indikator validitas ……………………………… 52
4.2.1.2 Reliabilitas konstruk ……………….................
53
4.2.1.3 Nilai Average Variance Extracted (AVE) …….. 54
v
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
4.2.2 Discriminant validity …………………………………… 54
4.2.3 Evaluasi modal structural ………………………………. 56
4.3 Pembahasan …………………………………………………….57
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ………………………………….. 58
5.1 Kesimpulan …………………………………………………… 58
5.2 Saran ………………………………………………………….. 58
5.3 Keterbatasan ………………………………………………….. 60
5.4 Implikasi ………………………………………………………. 60
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
DAFTAR GAMBAR
2.1 Kerangka Pikir ………………………………………………………. 25
4.1 Nilai rata-rata indicator relevan ……………………………………….. 42
4.2 Nilai rata-rata indicator andal ………………………………………... 43
4.3 Nilai rata-rata dapat dibandingkan …………………………………… 44
4.4 Nilai rata-rata dapat dipahami ……………………………………….. 45
4.5 Nilai rata –rata indicator y1 ………………………………………….. 47
4.6 Nilai rata-rata indicator y2 ……………………………………………. 48
4.7 Nilai rata-rata indicator y3 ……………………………………………. 49
4.8 Nilai rata-rata indicator y4 ……………………………………………. 50
4.9 Nilai rata-rata indicator y5 …………………………………………… 51
4.10 Kurva uji kausalitas …………………………………………………. 56
vii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
DAFTAR TABEL
1.1 Opini BPK tentang LKPD di Indonesia tahun 2012 …………. 6
2.1 Matriks Kebijakan yang Mengatur Penerapan Prinsip Transparansi dalam
Keuangan Daerah ……………………………………………… 19
4.1 Interval Kelas Variabel X dan Y ……………………………... 41
4.2 Convergent Validity Ke-2 …………………………………….. 52
4.3 Composite Reliability dan Cronbachs Alpha ………………
54
4.4 Nilai AVE ……………………………………………………. 54
4.5 Cross Loading ………………………………………………… 55
4.6 Uji hipotesis ………………………………………………….. 56
4.7 nilai R-square ………………………………………………… 57
viii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuisioner
Lampiran 2 Tabulasi jawaban responden
Lampiran 3 OUTPUT PLS DENGAN SMARTPLS
ix
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
PENGARUH PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN (SAP)
TERHADAP TRANSPARANSI LAPORAN KEUANGAN DAERAH (LKPD)
(Studi Pada Dinas Pekerjaan Umum Pengairan Pr ovinsi J awa Timur )
Putu Istaguein Ryan Parartha
ABSTRAK
Standar akuntansi pemerintahan (SAP) adalah salah satu factor penentu transparansi
laporan keuangan daerah (LKPD). Oleh karena itu penerapan SAP sangat diperlukan untuk
memperoleh transparansi LKPD yang baik. Atas dasar pemikiran tersebut penelitian ini
bertujuan untuk memperoleh informasi tentang pengaruh penerapan SAP terhadap transparansi
LKPD.
Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh dari hasil kuisioner di Dinas
Pekerjaan umum Pengairan. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah pegawai Dinas
pekerjaan umum pengairan. Sampel dalam penelitian ini menggunakan total sampling yang
berjumlah 30 responden. Teknik yang digunakan adalah partial least square (PLS).
Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh Standar akuntansi pemerintah (SAP) terhadap
transparansi LKPD baik secara parsial maupun secara simultan.
Kata kunci : Standar akuntansi pemerintahan, Transparansi, laporan keuangan pemerintah daerah, Dinas
P.U pengairan
x
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Perkembangan akuntansi sektor publik, khususnya di Indonesia semakin pesat
dengan adanya era reformasi dalam pelaksanaan kebijakan pemerintah otonomi
daerah dan desentralisasi fiskal yang menitikberatkan pada Pemerintah Daerah.
Selain itu, maraknya globalisasi yang menuntut daya saing di setiap negara juga
menuntut daya saing di setiap Pemerintah daerahnya. Daya saing Pemerintah
Daerah ini diharapkan akan tercapai melalui peningkatan kemandirian
Pemerintah Daerah yang dapat diraih melalui adanya otonomi daerah.
Otonomi daerah merupakan upaya pemberdayaan daerah dalam pengambilan
keputusan daerah secara lebih leluasa untuk mengelola sumber daya yang
dimiliki sesuai dengan kepentingan, prioritas, dan potensi daerah sendiri. Dengan
adanya otonomi daerah, pengelolaan keuangan sepenuhnya berada ditangan
pemerintah daerah. Sejalan dengan pelaksanaan otonomi daerah, diperlukan
sistem akuntansi yang baik, karena sistem akuntansi merupakan pendukung
terciptanya pengelolaan keuangan daerah yang accountable, dalam rangka
mengelola dana dengan sistem desentralisasi secara transparan, efisien, efektif,
dan dapat dipertanggungjawabkan.
Sistem Pemerintahan yang demokratis membuka akses informasi dan mediasi
bagi publik untuk menyampaikan aspirasinya tanpa adanya ancaman dari pihak
1
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2
berwenang. Hal ini juga menyebabkan tuntutan yang beragam tentang
pengelolaan pemerintah yang baik (good government governance). Tuntutan
transparansi publik, kinerja yang baik dan akuntabilitas sering ditujukan kepada
pemerintah daerah. Suatu sistem pengelolaan keuangan daerah yang baik dalam
rangka
mengelola
dana
dengan
sistem
desentralisasi
yang
dapat
dipertanggungjawabkan sangat diperlukan. Transparansi dan keterbukaan dalam
menjalankan dan mengimplementasikan roda birokrasi, hal ini tak luput juga
terhadap sorotan masyarakat terhadap alokasi anggaran negara dan daerah yang
kini tengah di distribusikan.
Masyarakat saat ini lebih jeli dan sensitif terhadap perkembangan
kepemerintahan negara. Hal ini sebagaimana yang diamanatkan dalam undangundang (UU) yaitu UU No.14 Tahun 2008 tentang keterbukaan Informasi Publik
(UU KIP).
Lembaga pemerintahan khususnya DPR/DPRD yang memiliki kewenangan
sebagai peracik dan pembuat UU di negeri ini haruslah esensial dan
bijak.Penyusunan anggaran, baik anggaran yang masih berbentuk rencana
anggaran dan keuangan (RAK) atau rencana anggaran dan belanja (RAB), dan
juga laporan keuangan yang sudah di audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
untuk tahun anggaran sebelumnya wajib di umumkan dan dimediasi kepada
publik dengan media online seperti website, Pers, maupun papan pengumuman
biasa. Sesuai UU KIP (Keterbukaan Informasi Publik) atau peraturan komisi
informasi No.1 Tahun 2010 tentang standarisasi layanan informasi publik.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
3
Pemerintah juga harus transparan dengan rencana anggaran negara secara
berkala.
Salah satu wujud konkrit untuk mewujudkan trasnparansi pengelolan laporan
keuangan negara adalah diundangkannya Undang – Undang No.17 Tahun 2003
tentang keuangan negara yang mensyaratkan bentuk dan isi laporan
pertanggungjawaban pelaksanaan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN)
atau Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) disusun dan disajikan sesuai
dengan standar akuntansi pemerintah (SAP) yang ditetapkan dengan peraturan
pemerintah. Sesuai dengan amanat Undang – Undang No.17 Tahun 203 tersebut
pemerintah menerbitkan peraturan pemerintah No.24 Tahun 2005 tentang Standar
Akuntansi Pemerintah (SAP).
Adapun manfaat penerapan sistem akuntansi keuangan daerah berdasarkan
standar
akuntansi pemerintahan
adalah
bertujuan
untuk
meningkatkan
akuntabilitas dan keandalan pengelola keuangan pemerintah melalui penyusunan
dan pengembangan standar akuntansi pemerintahan.
Standar Akuntansi Pemerintahan mengatur penyajian laporan keuangan untuk
tujuan umum (general purpose financial statements) dalam rangka meningkatkan
keterbandingan laporan keuangan baik terhadap anggaran, antar periode, maupun
antar entitas. Laporan keuangan untuk tujuan umum adalah laporan keuangan
yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pengguna
laporan, untuk mencapai tujuan tersebut standar ini menetapkan seluruh
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
4
pertimbangan dalam rangka penyajian laporan keuangan, pedoman struktur
laporan keuangan, dan persyaratan minimum isi laporan keuangan.
Pada PP no 71 tahun 2010 menyatakan bahwa, SAP Berbasis Akrual adalah
SAP yang mengakui pendapatan, beban, aset, utang, dan ekuitas dalam pelaporan
finansial berbasis akrual, serta mengakui pendapatan, belanja, dan pembiayaan
dalam pelaporan pelaksanaan anggaran berdasarkan basis yang ditetapkan dalam
APBN/APBD.
SAP Berbasis Kas Menuju Akrual adalah SAP yang mengakui pendapatan,
belanja, dan pembiayaan berbasis kas, serta mengakui aset, utang, dan ekuitas
dana berbasis akrual. Laporan keuangan pokok terdiri dari: (a) Laporan Realisasi
Anggaran; (b) Neraca; (c) Laporan Arus Kas; (d) Catatan atas Laporan Keuangan.
Selain laporan keuangan pokok tersebut, entitas pelaporan diperkenankan
menyajikan Laporan Kinerja Keuangan dan Laporan Perubahan Ekuitas (PSAP,
KK; 2010)
Terjadinya krisis ekonomi di Indonesia disebabkan oleh tata kelola yang
buruk (bad governance) pada sebagian besar pelaku ekonomi (publik dan swasta)
hal ini seperti dikuatkan oleh pendapat Sunarsip (2001). Salah satu usaha
memulihkan kondisi ekonomi, sosial dan politik adalah dengan mengembalikan
kepercayaan rakyat kepada pemerintah dengan mencoba mewujudkan suatu
pemerintahan yang bersih dan berwibawa atau yang dikenal dengan istilah good
governance. Oleh karena itu tuntutan terhadap terwujudnya good governance (tata
kelola yang baik) sangat diperlukan terutama di instansi pemerintah. Upaya ini
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
5
juga didukung oleh banyak pihak baik pemerintah sendiri sebagai lembaga
eksekutif, DPR sebagai lembaga legislatif, pers dan juga oleh lembaga-lembaga
swadaya masyarakat.
Penetapan UU No. 22 tahun 1999 dan Undang-Undang No. 25 tahun 1999
oleh pemerintah, mengenai Pemerintah Daerah dan Perimbangan Keuangan
Antara Pemerintah Pusat dan Daerah, berimplikasi pada tuntutan otonomi yang
lebih luas dan Transparansi publik yang nyata yang harus diberikan kepada
pemerintah daerah. Selanjutnya, Undang Undang ini diganti dan disempurnakan
dengan Undang-Undang No. 32 tahun 2004 dan Undang-Undang No. 33 tahun
2004. Kedua undang-undang tersebut telah merubah Transparansi atau
pertanggungjawaban pemerintah daerah dari pertanggungjawaban vertikal
(kepada pemerintah pusat) ke pertanggungjawaban horisontal (kepada masyarakat
melalui DPRD).
Pada intinya semua peraturan tersebut menginginkan adanya transparansi
dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan daerah. Namun, setelah sembilan
tahun berlakunya paket undang-undang tersebut, hampir belum ada kemajuan
signifikan
dalam
peningkatan
transparansi
dan
akuntabilitas
keuangan
Negara/Daerah. Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD),seperti yang
dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
6
Tabel 1.1 Opini BPK tentang LKPD di Indonesia Tahun 2012
NO
Opini
Jumlah entitas
1
WTP (Wajar tanpa pengecualian)
113
2
WDP (Wajar dengan pengecualian)
267
3
TMP (Tidak menyatakan pendapat)
31
4
TW (Tidak wajar )
4
Sumber: Siaran pers BPK RI (1 oktober 2013)
Siaran pers tersebut dapat dikemukakan bahwa masih terdapat beberapa
LKPD yang menerima opini TW sedangkan yang memperoleh opini WDP jauh
lebih besar dibandingkan dengan WTP,juga masih ada yang mendapatkan opini
TMP. Dengan demikian dapat dikatakan pengelolaan keuangan pemerintahan
belum dilakukan dengan baik.
Berdasarkan uraian sebelumnya maka penelitian ini mengambil judul “
PENGARUH STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH (SAP) TERHADAP
TRANSPARANSI LAPORAN KEUANGAN DAERAH (LKPD) “
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
7
1.2 Rumusan Masalah
Apakah penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan (X) dapat mempengaruhi
Transparansi Laporan Keuangan Pemerintahan Daerah (Y) ?
1.3 Tujuan Penelitian
Untuk
mengetahui
penerapan
Standar
Akuntansi
Pemerintahan
dapat
mempengaruhi transparansi Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
1.4 Manfaat Penelitian
1. Manfaat Operasional (Praktis)
Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan dan
evaluasi bagi instansi atau lembaga dalam upaya mewujudkan penerapan SAP
dalam membuat, memberikan dan mencapai Transparansi laporan keuangan
pemerintah daerah (LKPD) yang baik atas penggunaan dana publik yang
dipercayakan masyarakat.
2. Manfaat Akademis
Diharapkan hasil penelitian dapat menjadi sumber referensi bagi para
mahasiswa/i dalam pengembangan teori Akuntansi Pemerintahan lebih khusus
penerapan SAP dalam pencapaian Transparansi laporan keuangan pemerintah
daerah (LKPD).
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
BAB II
TELAAH PUSTAKA
2.1 Penelitian Ter dahulu
A. Purwaniati Nugraheni, Imam Subaweh ( 2008 )
Judul
: Pengaruh Standar Akuntansi Pemerintah terhadap
Laporan
Keuangan Pemerintah
Daerah
Variabel
: X terdiri dari SAP dan Y Laporan keuangan
Alat analisis
: Kuantitatif & Kualitatif
Hasil
: Penerapan SAP memenuhi karakteristik laporan
keuangan yang
baik, yaitu relevan, andal, dapat
dibandingkan, dan dapat dipahami.
B. Elvira Zeyn ( 2011 )
Judul
: Pengaruh good governance dan standar akuntansi
pemerintah
terhadap akuntabilitas keuangan
dengan komitmen organisasi sebagai pemoderasi
8
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
9
Variabel
: X terdiri dari good governance (X1), SAP (X2)
dan (Y)
akuntabilitas keuangan.
Alat analisis
: Kuantitatif & Kualitatif
Hasil
: Penerapan good governance dan SAP berpengaruh
92,4% terhadap akuntabilitas keuangan.
C. Diana Sari ( 2012 )
Judul
:
Pengaruh
Internal
terhadap
Transparansi
Laporan keuangan Pemerintah `Daerah
Variabel
: Pengendalian Internal X dan Transparansi
Laporan keuangan adalah Y
Alat Analisis
Hasil
: Kualitatif dan Kuantitatif
: 1. Persepsi responden di Kota Cimahi dilihat
dari pendekatan pengendalian internal yang
meliputikeandalan laporan keuangan, efektivitas
dan efisiensi kegiatan operasional, pengamanan
asset Negara,dan kepatuhan terhadap peraturan
dan perundang-undangan secara umum termasuk
kedalam kategoriyang baik. Hal ini dapat terlihat
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
10
dari banyaknya responden yang menilai positif
terhadap pengendalianinternal di Kota Cimahi.
2. Transparansi laporan keuangan yang ada di
Pemerintah Kota Cimahi kedalam kategori yang
baik. Hal inidapat terlihat dari populasi hasil
kuesioner yang diteliti oleh peneliti di Kota
Cimahi.
3. Berdasarkan analisis statistik maka diperoleh
koefisien determinasi (KD) 51,22% dengan
tingkat signifikan α =5%. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa pengendalian internal
mempengaruhi transparansi laporan keuangan,
dengan arah hubungan positif. Hubungan yang
terjadi merupakanhubungan yang kuat dan
searah,
dimana
internal
yang
peningkatan
terjadi
akan
pengendalian
seiringdengan
peningkatan transparansi laporan keuangan
pemerintah Kota Cimahi.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
11
2.2 Landasan Teor i
2.2.1 Standar Akuntansi Pemerintah ( SAP )
Standar akuntasi pemerintah mengatur penyajian laporan keuangan
untuk tujuan umum dalam rangka meningkatkan keterbandingan laporan
keuangan baik terhadap anggaran, antar periode, maupun antar
entitas.Laporan keuangan untuk umum ialah laporan keuangan yang
ditujukan untuk memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pengguna
laporan keuangan.Untuk mencapai tujuan tersebut standar ini menetapkan
seluruh pertimbangan dalam rangka penyajian laporan keuangan,
pedoman struktur laporan keuangan, dan persyaratan minimum isi laporan
keuangan.
Dalam PP no 71 tahun 2010 menyatakan bahwa “ SAP berbasis akrual
adalah SAP yang mengakui pendapatan, beban, aset, utang dan ekuitas
dalam pelaporan finansial berbasis akrual serta mengakui pendapatan,
belanja, dan pembiayaan dalam pelaporan pelaksanaan anggaran
berdasarkan basis yang ditetapkan dalam APBN / APBD.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
12
2.2.1.1 Lingkungan Akuntansi Pemerintah Ber dasar kan PP No 71 tahun 2010
Ciri-ciri penting lingkungan pemerintahan yang perlu dipertimbangkan
dalam menetapkan tujuan akuntansi dan pelaporan adalah sebagai berikut :
1. Ciri utama struktur pemerintahan dan pelayanan yang diberikan:
(a) Bentuk umum pemerintahan dan pemisahan kekuasaan.
(b) Sistem otonomi dan transfer pendapatan antar pemerintah.
(c) Adanya pengaruh proses politik.
(d) Hubungan antara pembayaran pajak dan dengan pelayanan
pemerintah.
`
2. Ciri keuangan pemerintah yang penting bagi pengendalian:
(a) Anggaran sebagai pernyataan kebijakan publik, target fiskal, dan
sebagai alat pengendalian.
(b) Investasi
dalamasset
yang
tidak
langsung
menghasilkan
pendapatan dan,
(c) Kemungkinan
penggunaan
akuntansi
dana
pengendalian.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
untuk
tujuan
13
2.2.1.2 Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan Menur ut PP No. 71
Tahun 2010
Karakteristik kualitatif laporan keuangan adalah ukuran –
ukuran normatif yang perlu diwujudkan dalam informasi akuntansi
sehingga dapat memenuhi tujuannya. Keempat karakteristik tersebut
merupakan prasayarat normatif yang diperlukan agar laporan
keuangan pemerintah dapat memenuhi kualitas yang dikehendaki,
terdiri dari :
1). Relevan
2). Andal
3). Dapat dibandingkan
4). Dapat dipahami
Laporan keuangan dikatakan relevan apabila informasi yang
termuat di dalamnya dapat mempengaruhi keputusan pengguna
dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu masa
kini, dan memprediksi masa depan, serta menegaskan atau
mengoreksi hasil evaluasi mereka di masa lalu. Informasi yang
relevan meliputi :
1). Memiliki manfaat umpan balik ( feedback value )
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
14
Informasi memungkinkan pengguna untuk menegaskan
atau mengoreksi eksptkasi mereka di masa lalu.
2). Memiliki manfaat prediktif
Informasi
dapat
membantu
pengguna
untuk
memprediksi masa yang akan datang beradasarkan hasil masa
lalu dan kejadian masa kini.
3). Tepat Waktu
Informasi disajikan tepat waktu sehingga dapat
berpengaruh dan berguna dalam pengambilan keputusan.
4). Lengkap
Informasi akuntansi pemerintah disajikan selengkap
mungkin, yaitu mencakup semua informasi akuntansi yang
dapat memengaruhi pengambila keputusan.Informasi yang
melatarbelakangi setiap butir informasi utama yang termuat
dalam laporan keuangan diungkapkan dengan jelas agar
kekeliruan dalam penggunaan informasi tersebut dapat
dicegah.
Andal ialah informasi dalam laporan keuangan bebas
dari pengertian yang menyesatkan dan kesalahan material,
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
15
menyajikan
setiap
fakta
secara
jujur,
serta
dapat
diverifikasi.Informasi mungkin relevan tetapi jika hakikat atau
penyajiannya tidak dapat diandalkan maka penggunaan
informasi tersebut secara potensial dapat menyesatkan.
Informasi yang andal memenuhi karakteristik sebagai berikut:
1). Penyajian jujur
Informasi menggambarkan dengan jujur transaksi serta peristiwa
lainnya yang seharusnya disajiakan atau secara wajar dapat
diharapkan untuk disajikan.
2). Dapat diverifikasi
Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat diuji, dan
apabila pengujian dilakukan lebih dari sekali dari pihak yang berbeda,
hasilnya tetap menunjukan simpulan yang tidak jauh berbeda.
3). Netralitas
Informasi diarahkan pada kebutuhan umum dan tidak berpihak
pada kebutuhan pihak tertentu.
Informasi yang termuat dalam laporan keuangan akan lebih
berguna jika dapat dibandingkan dengan laporan keuangan periode
sebelumnya. Perbandingan dapat dilakukan secara internal dan
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
16
eksternal. Perbandingan secara internal dapat dilakukan bila suatu
entitas menerapkan kebijakan akuntansi yang sama dari tahun ke
tahun. Perbandingan secara eksternal dapat dilakukan bila entitas
yang diperbandingkan menerapkan kebijakan akuntansi yang sama.
Apabila entitas pemerintah akan menerapkan kebijakan akuntansi
yang lebih baik dari pada kebijakan akuntansi sekarang diterapkan,
perubahan tersebut diungkapkan pada periode terjadinya perubahan.
Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat
dipahami oleh pengguna dan dinyatakan dalam bentuk serta istilah
yang disesuaikan dengan batas pemahaman para pengguna.Untuk itu
penggunan diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai atas
kegiatan dan lingkunagn operasi entitas pelaporan, serta adanya
kemauan pengguna mempelajari informasi tersebut.
2.2.2 Transparansi Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD)
Transparansi dibangun atas dasar kebebasan arus informasi.
Proses lembaga dan informasi secara langsung dapat diterima oleh
mereka yang membutuhkan. Informasi harus dapat dipahami dan dapat
dimengerti. Menurut Sedarmayanti (2007:38) transparansi adalah tata
kelola pemerintahan yang baik akan bersifat transparan terhadap
rakyatnya, baik di tingkat pusat maupun daerah. Transparansi adalah
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
17
bahwa individu, kelompok, atau organisasi dalam hubungan
akuntabilitas di arahkan tanpa adanya kebohongan atau motivasi yang
tersembunyi, dan bahwa seluruh informasi kinerja lengkap dan tidak
memiliki tujuan menghilangkan data yang berhubungan dengan
masalah tertentu. Mohamad Mahsun (2009:92). Transparansi adalah
prinsip yang menjamin akses atau kebebasan bagi setiap orang untuk
memperoleh informasi tentang penyelenggaraan pemerintah, yakni
tentang kebijakan, proses pembuatan dan pelaksanaan serta hasil-hasil
yang dicapai.
Transparansi bermakna tersedianya informasi yang cukup,
akurat dan tepat waktu tentang kebijakan publik dan proses
pembentukannya.
Dengan
ketersediaan
informasi
seperti
itu,
masyarakat dapat ikut sekaligus mengawasi sehingga kebijakan publik
yang muncul bisa memberikan hasil yang optimal bagi masyarakat,
serta mencegah terjadinya kecurangan dan manipulasi yang hanya
menguntungkan salah satu kelompok masyarakat saja. Keterbukaan
dan transparansi juga dalam arti masyarakat atau sesama aparatur
pemerintah dapat mengetahui atau dilibatkan dalam perumusan
perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan dengan pengendalian
pelaksanaan kebijaksanaan publik yang terkait dengan kegiatan di
Pemerintah. Transparansi pengelolaan keuangan daerah pada akhirnya
akan menciptakan horizontal accountability antara pemerintah daerah
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
18
dengan masyarakatnya sehingga tercipta pemerintahan daerah yang
bersih, efektif, efisien, akuntabel, dan responsif terhadap aspirasi dan
kepentingan masyarakat. Dengan demikian transparansi dalam
pengelolaan keuangan daerah penting karena tidak saja sebagai
perwujudan komitmen daerah untuk menuju demokratisasi di tingkat
lokal, juga sebagai dasar bagi akuntabilitas publik, pengawasan
terhadap pengelolaan dan penyimpangan penggunaan keuangan
Negara atau korupsi, menumbuhkan kepercayaan masyarakat serta
meningkatkan
partisipasi
masyarakat
mulai
dari perencanaan,
pelaksanaan sampai dengan pengawasan pengelolaan keuangan
daerah.
Amanah perlunya transparansi dalam keuangan daerah termuat
dalam berbagai peraturan perundang-undangan baik yang langsung
maupun tidak langsung berkaitan dengan pengelolaan keuangan
daerah. Bahkan jauh sebelum UU KIP ditetapkan pada tahun 2008,
transparansi telah disebutkan sebagai salah satu prinsip atau asas
dalam pengelolaan keuangan daerah. Sebagai contoh kebijakankebijakan dalam bentuk Undang-undang yang mengamanatkan
perlunya penerapan prinsip transparansi dalam keuangan daerah dapat
diungkapkan dalam Tabel 2.1.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
19
Tabel 2.1 Matriks Kebijakan yang Mengatur Penerapan Prinsip Transparansi dalam
Keuangan Daerah
Peraturan Perundang-undangan
Undang-undang No. 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah
Pasal
Pasal 20
Uraian
Salah satu asas umum penyelenggaraan
pemerintahan adalah asas keterbukaan
Pasal 27 (2)
Selain
mempunyai
kewajiban
sebagaimana dimaksud padaayat (1),
kepala daerah mempunyai kewajiban
juga
untukmemberikan
laporan
penyelenggaraan pemerintahan daerah
kepada Pemerintah, dan memberikan
laporan keterangan pertanggungjawaban
kepada DPRD, serta menginformasikan
laporan penyelenggaraan pemerintahan
daerah kepada masyarakat.
Undang-undang Nomor 13 Tahun
2003 tentang Keuangan Negara
Pasal 3
Keuangan Negara dikelola secara tertib,
taat
pada
peraturan
perundangundangan, efisien, ekonomis, efektif,
transparan, dan bertanggung jawab
dengan memperhatikan rasa keadilan
dan kepatutan
UU No. 33 Tahun
2004
Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintahan
Daerah
Pasal 66
Keuangan Daerah dikelola secara tertib,
taat
pada
peraturan
perundangundangan, efisien, ekonomis, efektif,
transparan, dan bertanggung jawab
dengan
memperhatikan
keadilan,
kepatutan,
dan
manfaat
untuk
masyarakat
Pasal 101
Pemerintah menyelenggarakan Sistem
Informasi Keuangan Daerah secara
nasional, dengan tujuan ... (b)
menyajikan informasi Keuangan Daerah
secara nasional
Pasal 102(3)
Informasi yang berkaitan dengan Sistem
Informasi
Keuangan
Daerah
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
20
sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
mencakup (a) APBD dan laporan
realisasi APBD provinsi, kabupaten, dan
kota; (b) neraca Daerah; (c) laporan arus
kas; (d) catatan ataslaporan Keuangan
Daerah; (e) Dana Dekonsentrasi dan
DanaTugas Pembantuan; (f) laporan
keuangan PerusahaanDaerah; dan (g)
data yang berkaitan dengan kebutuhan
fiscal dan kapasitas fiskal Daerah
Pasal 103
PP No 58 Tahun 2005 Tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah
Pasal 4 (1)
Informasi yang dimuat dalam Sistem
Informasi
Keuangan
Daerah
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 101
merupakan data terbuka yang dapat
diketahui, diakses, dan diperoleh
masyarakat
.
Keuangan daerah dikelola secara tertib,
taat
pada
peraturan
perundangundangan, efisien, ekonomis, efektif,
transparan, dan bertanggung jawab
dengan memperhatikan asas keadilan,
kepatutan,
dan
manfaat
untuk
masyarakat.
Permendagri
No
59
Tahun Pasal 116(4a) Untuk memenuhi asas tansparansi,
2007tentang Pedoman Pengelolaan
Kepala daerah wajib menginformasikan
Keuangan Daerah
substansi
Perda
APBD
kepada
masyarakat yang telah diundangkan
dalam lembaran daerah.
Undang-undang Nomor 14 Tahun
2008
tentang
Keterbukaan
Informasi Publik
Pasal 9 (2c)
Informasi publik yang wajib disediakan
dan diumumkan kepada publik adalah
informasi mengenai laporan keuangan
Pasal 11
butir d
Badan publik wajib menyediakan
informasi publik setiap saat yang
meliputi … (d) rencana kerja proyek
termasuk di dalamnya perkiraan
pengeluaran tahunan Badan Publik.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
21
Berdasarkan tabel tersebut jelas bahwa sebelum pemerintah
menerbitkan Undang-undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang
Keterbukaan Informasi Publik yang dapat dianggap sebagai payung
kebijakan penegakkan prinsip transparansi dalam tata kelola
pemerintahan termasuk di dalamnya keuangan daerah, prinsip
transparansi
tersebut
sudah
diatur
dalam
kebijakan-kebijakan
sebelumnya. UU Nomor 32 Tahun 2004 sebagai payung kebijakan
otonomi daerah di tanah air telah menegaskan bahwa dalam
penyelenggaraan
pemerintahan
didaerah
dilaksanakan
dengan
berdasarkan prinsip keterbukaan, atau dengan kata lain transparansi.
Bahkan dalam Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan
Daerah secara lebih tegas lagi mengamanatkan Pemerintah untuk
menyelenggarakan Sistem Informasi Keuangan Daerah secara
nasional, dengan tujuan salah satunya untuk menyajikan informasi
Keuangan Daerah secara nasional, sehingga informasi tersebut
merupakan data terbuka yang dapat diketahui, diakses, dan diperoleh
masyarakat. Adapun informasi yang berkaitan dengan Sistem
Informasi Keuangan Daerah mencakup :
a) APBD dan laporan realisasi APBD provinsi, kabupaten,
dan kota;
b) neraca Daerah;
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
22
c) laporan arus kas;
d) catatan atas laporan Keuangan Daerah;
e) Dana Dekonsentrasi dan Dana Tugas Pembantuan;
f) laporan keuangan Perusahaan Daerah; dan
g) yang berkaitan dengan kebutuhan fiskal dan kapasitas
fiskal Daerah.
Sementara itu dalam UU No. 14 Tahun 2008 tentang KIP
hanya disebutkan bahwa informasi yang wajib diumumkan oleh badan
publik adalah salah satunya informasi mengenai laporan keuangan,
serta informasi yang wajib tersedia setiap saat yang berkaitan dengan
keuangan adalah “rencana kerja proyek termasuk di dalamnya
perkiraan pengeluaran tahunan Badan Publik”.
Dari perbandingan tersebut dapat kita simpulkan bahwa
sebenarnya peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan
pemerintahan daerah khususnya menyangkut keuangan daerah telah
lebih spesifik mengatur informasi apa saja yang dapat diketahui,
diakses dan diperoleh masyarakat sebagai bukti wujud transparansi.
Kemudian dijelaskan lebih lanjut dalam Peraturan Komisi Informasi
Nomor 1 tahun 2010 tentang Standar Layanan Informasi Publik dalam
pasal 11 bahwa informasi keuangan termasuk ke dalam salah satu
informasi yang wajib disediakan dan diumumkan secara berkala.
Adapun informasinya berupa ringkasan laporan keuangan yang
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
23
sekurang-kurangnya terdiri atas rencana dan laporan realisasi
anggaran, neraca, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan
yang disusun sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku dan daftar
aset dan investasi. Selanjutnya dalam pasal 13 disebutkan bahwa
informasi keuangan juga diklasifikasikan sebagai informasi yang
wajib tersedia setiap saat yang isinya berupa anggaran Badan Publik
secara umum maupun anggaran secara khusus unit pelaksana teknis
serta laporan keuangannya. Berdasarkan gambaran matriks peraturan
perundang-undangan tersebut dapat disimpulkan bahwa sebenarnya
pemerintah telah memberikan payung kebijakan bagi penerapan
prinsip transparansi khususnya dalam keuangan daerah.
2.2.3 Indikator Tr ansparansi Laporan Keuangan daerah (LKPD)
Indikator-indikator Transparansi menurut Mardiasmo (2002) yaitu :
1. Terdapat pengumuman kebijakan mengenai pendapatan,
pengelolaan keuangan, dan asset dearah
2. Tersedia
laporan
mengenai
pendapatan,
pengelolaan
keuangan, dan asset daerah yang mudah diproses
3. Tersedia laporan pertanggung jawaban yang tepat waktu
4. Tersedianya sarana untuk suara dan sarana usulan rakyat
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
24
5. Terdapat sistem pemberian informasi kepada public
2.3 Kerangka Pikir
Pemerintah daerah sebagai pihak yang diberi amanat oleh rakyat untuk
menjalankan pemerintahan di daerah harus mempertanggungjawabkan kinerjanya
kepada publik..Tuntutan transparansi terhadap penyelanggaraan pemerintahan
berjalan seiring dengan semakin luasnya sistem pemerintahan yang berbasis
otonomi daerah di Indonesia.Agar memenuhi transparansi laporan keuangan
pemerintah daerah (LKPD) (y) pemerintah harus menerapkan standar akutansi
pemerintahan (SAP) (x).
Untuk menjalankan tata kelola pemerintahan yang baik atau good
governance terdapat tiga pilar elemen yang terdiri dari transparansi, partisipasi,
dan akuntabilitas yang diterapkan pemerintah sehingga nantinya akan
berpengaruh terhadap transparansi laporan keuangan pemerintah daerah (LKPD)
. Sedangkan dalam pembuatan dan penyajian laporan keuangan harus memenuhi
Standar Akuntansi Pemerintah ( SAP ), dimana laporan keuangan harus
memenuhi karakterisitik relevan, andal, dapat diperbandingkan dan dapat
dipahami yang nantinya juga akan berpengaruh terhadap transparansi laporan
keuangan pemerintah daerah (LKPD).
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
25
Dari uraian di atas dapat di buat kerangka pikir seperti dibawah ini :
GAMBAR 2.1
Y1
X1
Y2
X2
X3
Penerapan Standar
Transparansi Laporan
Akuntansi Pemerintah
Keuangan Daerah (LKPD)
(SAP) (X)
(Y)
X4
Y3
Y4
Y5
Keterangan :
Standar Akuntansi Pemerintah (X)
X1 : Relevan
X2 : Andal
X3 : Dapat dibandingkan
X4 : Dapat dipahami
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
26
Transparansi Laporan Keuangan Daerah (Y)
Y1 : Terdapat pengumuman kebijakan mengenai pendapatan, pengelolaan keuangan,
dan asset dearah
Y2 : Tersedia laporan mengenai pendapatan, pengelolaan keuangan, dan asset daerah
yang mudah diproses
Y3 : Tersedia laporan pertanggung jawaban yang tepat waktu
Y4 : Tersedianya sarana untuk suara dan sarana usulan rakyat
Y5 : Terdapat sistem pemberian informasi kepada public
2.4 Hipotesis
Berdasarkan kerangka pikir di atas maka peneliti menerapkan hipotesis bahwa
: H1 = Diduga penerapan standart akutansi pemerintahan (SAP) yang terdiri
dari : relevan (X1), andal (X2), dapat dibandingkan (X3) dan dapat dipahami
(X4) berpengaruh terhadap Transparansi laporan keuangan pemerintah daerah
yang ber indicator : Terdapat pengumuman kebijakan mengenai pendapatan,
pengelolaan keuangan, dan asset dearah (Y1), Tersedia laporan mengenai
pendapatan, pengelolaan keuangan, dan asset daerah yang mudah diproses
(Y2), Tersedia laporan pertanggung jawaban yang tepat waktu (Y3),
Tersedianya sarana untuk suara dan sarana usulan rakyat (Y4), Terdapat
sistem pemberian informasi kepada public (Y5).
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 ObjekPenelitian
Objek penelitian ini adalah salah satu pilar elemen dari good governance
yaitu transparansi, serta karakterisktik SAP yang terdiri dari relevan, andal,
dapat diperbandingkan dan dapat dipahami terhadap transparansi laporan
keuangan daerah pada dinas Pekerjaan Umum Pengairan provinsi Jawa Timur
Jl. Gayung Kebonsari 169 Surabaya.
3.2 Oper asional Var iabel
3.2.1 Variabel Bebas (X)
Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) mengatur penyajian laporan
keuangan untuk tujuan umum dalam rangka meningkatkan keterbandingan
laporan keuangan baik terhadap anggaran, antar periode, maupun antar
entitas.
3.2.2 Var iabel Ter ikat (Y)
Transparansi dibutuhkan dalam pengelolaan keuangan Negara untuk
memastikan bahwa Negara memperoleh hak dan kewajibannya dalam
mewujudkan kesejahteraan rakyat.
27
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
28
3.2.3 Pengukuran Var iabel
Pengukuran variable dalam penelitian ini menggunakan pengukuran
likert. Pengukuran likert adalah metode skala yang umum digunakan
dalam kuesioner yang mengukur baik tanggapan positif maupun negative
terhadap suatu pernyataan dengan menggunakan lima pilihan dengan pola
sebagai berikut:
STS
TS
1
C
2
Skala Terendah
S
3
SS
4
5
Skala Tertinggi
Dalam penelitian ini responden diminta untuk memilih salah satu
jawaban dengan skala penilaian 1 sampai 5. Dengan skala terendah
bernilai 1 dan skala tertinggi bernilai 5. Dengan pilihan :
1. STS : Sangat tidak setuju
2. TS : Tidak setuju
3. C : Cukup
4. S : Setuju
5. SS : Sangat Setuju
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
29
1. Pengukuran penerapan standar akuntansi pemerintah (SAP)
sebagai variabel bebas (X) yaitu dengan skala O dengan teknik
pengukuran likert dengan pola sebagai berikut:
STS
TS
C
S
SS
1
2
3
4
5
Skala Terendah
Skala Ter tinggi
Responden diminta untuk memilih salah satu nilai dalam skala
satu sampai lima. Skala terendah (nilai 1) menunjukkan
penerapan SAP
yang
rendah dan skala tertinggi (nilai 5)
menunjukkan penerapan SAP yang tinggi.
Variabel ini diukur dengan menggunakan instrument berupa
kuisioner yang terdiri dari sembilan pertanyaan dengan indikator,
sebagai berikut :
1
Relevan
2
Andal
3
Dapat diperbandingkan
4
Dapat dipahami
2. Pengukuran penerapan transparansi laporan keuangan daerah
sebagai variabel terikat (Y) yaitu dengan skala interval dengan
teknik pengukuran likert dengan pola sebagai berikut:
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
30
STS
TS
C
1
2
3
S
SS
4
Skala Terendah
5
Skala Ter tinggi
Responden diminta untuk memilih salah satu nilai dalam skala
satu sampai lima. Skala terendah (nilai 1) menunjukkan
transparansi laporan keuangan daerah yang rendah dan skala
tertinggi (nilai 5) menunjukkan transparansi laporan keuangan
daerah yang tinggi.
Variabel ini diukur dengan menggunakan instrument berupa
kuisioner yang terdiri dari beberapa pertanyaan dengan indikator,
sebagai berikut :
1. Terdapat
pengumuman
kebijakan
mengenai
pendapatan,
pengelolaan keuangan, dan asset dearah
2. Tersedia laporan mengenai pendapatan, pengelolaan keuangan,
dan asset daerah yang mudah diproses
3. Tersedia laporan pertanggung jawaban yang tepat waktu
4. Tersedianya sarana untuk suara dan sarana usulan rakyat
5. Terdapat system pemberian informasi kepada public
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
31
3.3 Populasi dan Sampel
a. Populasi
Sugiarto (2006 : 9) menyatakan “ Populasi adalah keseluruhan unit atau
individu dalam ruang lingkup yang ingin di teliti ”.
Populasi menurut Kuncoro (2009:118) adalah “kelompok elemen yang
lengkap, yang biasanya berupa orang, objek, transaksi, atau kejadian dimana
kita tertarik untuk mempelajarinya atau menjadi objek penelitian”.
Pendapat lain dikemukakan oleh Gulo (2000 : 76) bahwa “ populasi
terdiri atas sekumpulan obyek yang menjadi pusat perhatian, yang dari
padanya terkandung informasi yang ingin diketahui “.
Sehingga berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan
bahwa populasi adalah seluruh bagian atau objek yang akan diteliti.
Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh pegawai dinas
PU Pengairan yang mengerjakan laporan keuangan hingga selesai berjumlah
35orang yang terdiri dari :
Divisi Keuangan :
1. Kepala sub Bagian Keuangan 1orang
2. Bendahara Keuangan 1orang
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
32
3. Pembantu kepala sub bag. Keuangan (verifikasi & Akuntansi) 5 orang
4. Bagian gaji 4orang
5. Pencatat dokumen 3 orang
6. Pembuat dokumen 3 orang
7. Bendahara penerimaan 1 orang
8. Staff keuangan untuk administrasi 6 orang
Divisi Tata Usaha :
1. Kepala TU 1orang
2. Penyimpanan Barang 1 orang
3. Pengurus barang 1 orang
4. Bagian Gudang 2 orang
Divisi Penyusunan Program :
1. Kepala penyusunan program 1 orang
2. Staff penyusunan program 4 orang
b. Sampel
Sugiarto (2006 : 9) menyatakan “ sampel adalah seluruh daftar unit atau
individu yang ada dalam populasi dan akan diambil sampelnya untuk menjai
unit analisis “.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
33
Kuncoro (2009:118) juga menya
TRANSPARANSI LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH (LKPD)
( Studi Pada Dinas Peker jaan Umum Pengairan Pr ovinsi J awa Timur )
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Per syaratan
dalam Memperoleh Gelar Sarjana EKONOMI
Pr ogdi Akuntansi
Oleh:
Putu Istaguein Ryan P
1013010054
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR
2013-2014
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
SKRIPSI
PENGARUH PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN (SAP)
TERHADAP TRANSPARANSI LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH
(LKPD)
(Studi pada dinas peker jaan umum pengairan provinsi jawa timur )
Disusun oleh :
Putu Istaguein Ryan P
1013010054/FEB/EA
Telah dipertahankan Dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi
Progdi Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
Pada tanggal 17 April 2014
Pembimbing :
Pembimbing Utama
Tim Penguji :
Ketua
Prof.Dr.H.Soeparlan Pranoto, MM, AK, CA
Prof.Dr.H.Soeparlan Pranoto, MM, AK, CA
Sekertaris
Dra. Ec.Dyah Rahmawati, MM
Anggota
Drs.Ec.R.Syarief Hidayat,Msi
Mengetahui
Dekan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”Jawa timur
Dr. H . Dhani Ichsanuddin Nur, MM
NIP. 19630924 198903 1001
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat, kenikmatan dan anugrahnya yang tak terhingga sehingga saya
berkesempatan menimba ilmu hingga jenjang perguruan tinggi. Berkat rahmatnya
pula,memungkinkan saya untuk menyelesaikan skripsi dengan judul “PENGARUH
STANDAR
AKUNTANSI
PEMERINTAH
(SAP)
TERHADAP
TRANSPARANSI LAPORAN KEUANGAN DAERAH (LKPD)”
Sebagaimana diketahui bahwa penulisan skripsi ini merupakan salah satu
syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (SE). Walaupun dalam penulisan
skripsi ini penulis telah mencurahkan segenap kemampuan yang dimiliki,tetapi
penulis yakin tanpa adanya saran dan bantuan maupun dorongan dari beberapa pihak
maka skirpsi ini tidak akan mungkin tersusun sebagaimana mestinya.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang
sebanyak-banyaknya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ir. H. Teguh Soedarto, MP, selaku rektor Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Dr. H. Dhani ichsanudin N., MM, Selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3. Bapak Drs. Ec. Rahman Amrullah Suwaidi, MS, selaku wakil dekan I
Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
i
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
4. Bapak Dr. Hero Priono,M.Si, AK, Selaku Progdi Akuntansi Dekan
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
5. Bapak Prof. DR. H. Soeparlan Pranoto, MM, AK, CA Selaku Dosen
pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dengan sabar memberi
pengarahan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.
6. Para dosen yang telah memberikan bannyak bekal ilmu pengetahuan dan suri
tauladan kepada penulis selama menjadi mahasiswa di Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
7. Orang tua,dan adik yang telah memberikan semangat dan doa pada saat
pembuatan skripsi.
8. Teman-teman saya jamal, Helmi, Arif, agung, acil, risky kurniawan, risky
brianta, budiman, gio, dimas, bram, nova, firda, epol, dewi, yang telah
membantu dalam proses penyusunan skripsi sehingga proses pengerjaan lebih
mudah.
9. Seluruh pegawai Dinas Pekerjaan umum pemprov jatim yang telah membantu
memperoleh informasi dalam penyusunan skripsi ini
10. Kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam proses pengerjaan
skripsi ini sampai selesai
Semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas semua kebaikan dan selalu
melimpahkan rahmat dan hidayahnya. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi
ini masih jauh dari sempurna,walaupun demikian saran dan petunjuk yang
ii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
bersifat membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaanya. Penulis
mengharapkan Penelitian ini dapat menambah pengetahuan kita serta bermanfaat
bagi semua pihak
Surabaya, 1 April 2014
Penulis
iii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR …………………………………………………..
i
DAFTAR ISI ……………………………………………………………… iv
DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………… vii
DAFTAR TABEL …………………………………………………………. viii
DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………. ix
ABSTRAK ………………………………………………………………… x
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………. 1
1.1 Latar Belakang penelitian …………………………………………. 1
1.2 Rumusan masalah …………………………………………………. 6
1.3 Tujuan penelitian……….………………………………………...
6
1.4 Manfaat penelitian ……………………………………………….... 6
BAB II TELAAH PUSTAKA ……………………………………………….. 7
2.1. Penelitian terdahulu…………...………………………………….
7
2.2 Landasan teori………… ………………………………………….
9
2.2.1. Standar Akuntansi Pemerintah (SAP)……………………...… 9
2.2.1.1 Lingkungan Akuntansi Pemerintah Berdasarkan PP No 71
tahun 2010………………………………………….. 10
2.2.1.2. Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan Menurut PP
No 71 Tahun 2010………………………………....
10
2.2.2. Transparansi Laporan Keuangan Daerah…………………..
14
iv
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2.3 Kerangka Pemikiran………………….…………..……………...
21
2.4 Hipotesis……………………………………………………..…...
23
BAB III METODE PENELITIAN ……………………………………… 23
3.1. Objek penelitian ….. …………………………………………… 23
3.2. Operasionalisasi Variabel ……..………………………………. 23
3.2.1. Variabel Bebas X ………………………………………… 23
3.2.2. Variabel Bebas Y…………………………………………. 23
3.2.3. Pengukuran Variabel………………………………….….. 23
3.3. Populasi dan Sampel …..…………………………………..……. 26
3.4. Teknik Pengumpulan Data …………………………………….. 31
3.5 Teknik Analisis dan Uji Hipotesis………………………............. 32
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN…………………………… 40
4.1 Deskripsi hasil penelitian ……………………………………… 40
4.1.1 Penerapan standar akuntansi pemerintahan ……………… 41
4.1.2 Transparansi Laporan keuangan daerah …………………. 46
4.2 Partial least square (PLS) ……………………………………. 51
4.2.1 Convergent validity ……………………………………… 52
4.2.1.1 Indikator validitas ……………………………… 52
4.2.1.2 Reliabilitas konstruk ……………….................
53
4.2.1.3 Nilai Average Variance Extracted (AVE) …….. 54
v
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
4.2.2 Discriminant validity …………………………………… 54
4.2.3 Evaluasi modal structural ………………………………. 56
4.3 Pembahasan …………………………………………………….57
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ………………………………….. 58
5.1 Kesimpulan …………………………………………………… 58
5.2 Saran ………………………………………………………….. 58
5.3 Keterbatasan ………………………………………………….. 60
5.4 Implikasi ………………………………………………………. 60
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vi
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
DAFTAR GAMBAR
2.1 Kerangka Pikir ………………………………………………………. 25
4.1 Nilai rata-rata indicator relevan ……………………………………….. 42
4.2 Nilai rata-rata indicator andal ………………………………………... 43
4.3 Nilai rata-rata dapat dibandingkan …………………………………… 44
4.4 Nilai rata-rata dapat dipahami ……………………………………….. 45
4.5 Nilai rata –rata indicator y1 ………………………………………….. 47
4.6 Nilai rata-rata indicator y2 ……………………………………………. 48
4.7 Nilai rata-rata indicator y3 ……………………………………………. 49
4.8 Nilai rata-rata indicator y4 ……………………………………………. 50
4.9 Nilai rata-rata indicator y5 …………………………………………… 51
4.10 Kurva uji kausalitas …………………………………………………. 56
vii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
DAFTAR TABEL
1.1 Opini BPK tentang LKPD di Indonesia tahun 2012 …………. 6
2.1 Matriks Kebijakan yang Mengatur Penerapan Prinsip Transparansi dalam
Keuangan Daerah ……………………………………………… 19
4.1 Interval Kelas Variabel X dan Y ……………………………... 41
4.2 Convergent Validity Ke-2 …………………………………….. 52
4.3 Composite Reliability dan Cronbachs Alpha ………………
54
4.4 Nilai AVE ……………………………………………………. 54
4.5 Cross Loading ………………………………………………… 55
4.6 Uji hipotesis ………………………………………………….. 56
4.7 nilai R-square ………………………………………………… 57
viii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuisioner
Lampiran 2 Tabulasi jawaban responden
Lampiran 3 OUTPUT PLS DENGAN SMARTPLS
ix
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
PENGARUH PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN (SAP)
TERHADAP TRANSPARANSI LAPORAN KEUANGAN DAERAH (LKPD)
(Studi Pada Dinas Pekerjaan Umum Pengairan Pr ovinsi J awa Timur )
Putu Istaguein Ryan Parartha
ABSTRAK
Standar akuntansi pemerintahan (SAP) adalah salah satu factor penentu transparansi
laporan keuangan daerah (LKPD). Oleh karena itu penerapan SAP sangat diperlukan untuk
memperoleh transparansi LKPD yang baik. Atas dasar pemikiran tersebut penelitian ini
bertujuan untuk memperoleh informasi tentang pengaruh penerapan SAP terhadap transparansi
LKPD.
Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh dari hasil kuisioner di Dinas
Pekerjaan umum Pengairan. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah pegawai Dinas
pekerjaan umum pengairan. Sampel dalam penelitian ini menggunakan total sampling yang
berjumlah 30 responden. Teknik yang digunakan adalah partial least square (PLS).
Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh Standar akuntansi pemerintah (SAP) terhadap
transparansi LKPD baik secara parsial maupun secara simultan.
Kata kunci : Standar akuntansi pemerintahan, Transparansi, laporan keuangan pemerintah daerah, Dinas
P.U pengairan
x
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Perkembangan akuntansi sektor publik, khususnya di Indonesia semakin pesat
dengan adanya era reformasi dalam pelaksanaan kebijakan pemerintah otonomi
daerah dan desentralisasi fiskal yang menitikberatkan pada Pemerintah Daerah.
Selain itu, maraknya globalisasi yang menuntut daya saing di setiap negara juga
menuntut daya saing di setiap Pemerintah daerahnya. Daya saing Pemerintah
Daerah ini diharapkan akan tercapai melalui peningkatan kemandirian
Pemerintah Daerah yang dapat diraih melalui adanya otonomi daerah.
Otonomi daerah merupakan upaya pemberdayaan daerah dalam pengambilan
keputusan daerah secara lebih leluasa untuk mengelola sumber daya yang
dimiliki sesuai dengan kepentingan, prioritas, dan potensi daerah sendiri. Dengan
adanya otonomi daerah, pengelolaan keuangan sepenuhnya berada ditangan
pemerintah daerah. Sejalan dengan pelaksanaan otonomi daerah, diperlukan
sistem akuntansi yang baik, karena sistem akuntansi merupakan pendukung
terciptanya pengelolaan keuangan daerah yang accountable, dalam rangka
mengelola dana dengan sistem desentralisasi secara transparan, efisien, efektif,
dan dapat dipertanggungjawabkan.
Sistem Pemerintahan yang demokratis membuka akses informasi dan mediasi
bagi publik untuk menyampaikan aspirasinya tanpa adanya ancaman dari pihak
1
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
2
berwenang. Hal ini juga menyebabkan tuntutan yang beragam tentang
pengelolaan pemerintah yang baik (good government governance). Tuntutan
transparansi publik, kinerja yang baik dan akuntabilitas sering ditujukan kepada
pemerintah daerah. Suatu sistem pengelolaan keuangan daerah yang baik dalam
rangka
mengelola
dana
dengan
sistem
desentralisasi
yang
dapat
dipertanggungjawabkan sangat diperlukan. Transparansi dan keterbukaan dalam
menjalankan dan mengimplementasikan roda birokrasi, hal ini tak luput juga
terhadap sorotan masyarakat terhadap alokasi anggaran negara dan daerah yang
kini tengah di distribusikan.
Masyarakat saat ini lebih jeli dan sensitif terhadap perkembangan
kepemerintahan negara. Hal ini sebagaimana yang diamanatkan dalam undangundang (UU) yaitu UU No.14 Tahun 2008 tentang keterbukaan Informasi Publik
(UU KIP).
Lembaga pemerintahan khususnya DPR/DPRD yang memiliki kewenangan
sebagai peracik dan pembuat UU di negeri ini haruslah esensial dan
bijak.Penyusunan anggaran, baik anggaran yang masih berbentuk rencana
anggaran dan keuangan (RAK) atau rencana anggaran dan belanja (RAB), dan
juga laporan keuangan yang sudah di audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
untuk tahun anggaran sebelumnya wajib di umumkan dan dimediasi kepada
publik dengan media online seperti website, Pers, maupun papan pengumuman
biasa. Sesuai UU KIP (Keterbukaan Informasi Publik) atau peraturan komisi
informasi No.1 Tahun 2010 tentang standarisasi layanan informasi publik.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
3
Pemerintah juga harus transparan dengan rencana anggaran negara secara
berkala.
Salah satu wujud konkrit untuk mewujudkan trasnparansi pengelolan laporan
keuangan negara adalah diundangkannya Undang – Undang No.17 Tahun 2003
tentang keuangan negara yang mensyaratkan bentuk dan isi laporan
pertanggungjawaban pelaksanaan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN)
atau Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) disusun dan disajikan sesuai
dengan standar akuntansi pemerintah (SAP) yang ditetapkan dengan peraturan
pemerintah. Sesuai dengan amanat Undang – Undang No.17 Tahun 203 tersebut
pemerintah menerbitkan peraturan pemerintah No.24 Tahun 2005 tentang Standar
Akuntansi Pemerintah (SAP).
Adapun manfaat penerapan sistem akuntansi keuangan daerah berdasarkan
standar
akuntansi pemerintahan
adalah
bertujuan
untuk
meningkatkan
akuntabilitas dan keandalan pengelola keuangan pemerintah melalui penyusunan
dan pengembangan standar akuntansi pemerintahan.
Standar Akuntansi Pemerintahan mengatur penyajian laporan keuangan untuk
tujuan umum (general purpose financial statements) dalam rangka meningkatkan
keterbandingan laporan keuangan baik terhadap anggaran, antar periode, maupun
antar entitas. Laporan keuangan untuk tujuan umum adalah laporan keuangan
yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pengguna
laporan, untuk mencapai tujuan tersebut standar ini menetapkan seluruh
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
4
pertimbangan dalam rangka penyajian laporan keuangan, pedoman struktur
laporan keuangan, dan persyaratan minimum isi laporan keuangan.
Pada PP no 71 tahun 2010 menyatakan bahwa, SAP Berbasis Akrual adalah
SAP yang mengakui pendapatan, beban, aset, utang, dan ekuitas dalam pelaporan
finansial berbasis akrual, serta mengakui pendapatan, belanja, dan pembiayaan
dalam pelaporan pelaksanaan anggaran berdasarkan basis yang ditetapkan dalam
APBN/APBD.
SAP Berbasis Kas Menuju Akrual adalah SAP yang mengakui pendapatan,
belanja, dan pembiayaan berbasis kas, serta mengakui aset, utang, dan ekuitas
dana berbasis akrual. Laporan keuangan pokok terdiri dari: (a) Laporan Realisasi
Anggaran; (b) Neraca; (c) Laporan Arus Kas; (d) Catatan atas Laporan Keuangan.
Selain laporan keuangan pokok tersebut, entitas pelaporan diperkenankan
menyajikan Laporan Kinerja Keuangan dan Laporan Perubahan Ekuitas (PSAP,
KK; 2010)
Terjadinya krisis ekonomi di Indonesia disebabkan oleh tata kelola yang
buruk (bad governance) pada sebagian besar pelaku ekonomi (publik dan swasta)
hal ini seperti dikuatkan oleh pendapat Sunarsip (2001). Salah satu usaha
memulihkan kondisi ekonomi, sosial dan politik adalah dengan mengembalikan
kepercayaan rakyat kepada pemerintah dengan mencoba mewujudkan suatu
pemerintahan yang bersih dan berwibawa atau yang dikenal dengan istilah good
governance. Oleh karena itu tuntutan terhadap terwujudnya good governance (tata
kelola yang baik) sangat diperlukan terutama di instansi pemerintah. Upaya ini
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
5
juga didukung oleh banyak pihak baik pemerintah sendiri sebagai lembaga
eksekutif, DPR sebagai lembaga legislatif, pers dan juga oleh lembaga-lembaga
swadaya masyarakat.
Penetapan UU No. 22 tahun 1999 dan Undang-Undang No. 25 tahun 1999
oleh pemerintah, mengenai Pemerintah Daerah dan Perimbangan Keuangan
Antara Pemerintah Pusat dan Daerah, berimplikasi pada tuntutan otonomi yang
lebih luas dan Transparansi publik yang nyata yang harus diberikan kepada
pemerintah daerah. Selanjutnya, Undang Undang ini diganti dan disempurnakan
dengan Undang-Undang No. 32 tahun 2004 dan Undang-Undang No. 33 tahun
2004. Kedua undang-undang tersebut telah merubah Transparansi atau
pertanggungjawaban pemerintah daerah dari pertanggungjawaban vertikal
(kepada pemerintah pusat) ke pertanggungjawaban horisontal (kepada masyarakat
melalui DPRD).
Pada intinya semua peraturan tersebut menginginkan adanya transparansi
dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan daerah. Namun, setelah sembilan
tahun berlakunya paket undang-undang tersebut, hampir belum ada kemajuan
signifikan
dalam
peningkatan
transparansi
dan
akuntabilitas
keuangan
Negara/Daerah. Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD),seperti yang
dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
6
Tabel 1.1 Opini BPK tentang LKPD di Indonesia Tahun 2012
NO
Opini
Jumlah entitas
1
WTP (Wajar tanpa pengecualian)
113
2
WDP (Wajar dengan pengecualian)
267
3
TMP (Tidak menyatakan pendapat)
31
4
TW (Tidak wajar )
4
Sumber: Siaran pers BPK RI (1 oktober 2013)
Siaran pers tersebut dapat dikemukakan bahwa masih terdapat beberapa
LKPD yang menerima opini TW sedangkan yang memperoleh opini WDP jauh
lebih besar dibandingkan dengan WTP,juga masih ada yang mendapatkan opini
TMP. Dengan demikian dapat dikatakan pengelolaan keuangan pemerintahan
belum dilakukan dengan baik.
Berdasarkan uraian sebelumnya maka penelitian ini mengambil judul “
PENGARUH STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH (SAP) TERHADAP
TRANSPARANSI LAPORAN KEUANGAN DAERAH (LKPD) “
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
7
1.2 Rumusan Masalah
Apakah penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan (X) dapat mempengaruhi
Transparansi Laporan Keuangan Pemerintahan Daerah (Y) ?
1.3 Tujuan Penelitian
Untuk
mengetahui
penerapan
Standar
Akuntansi
Pemerintahan
dapat
mempengaruhi transparansi Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
1.4 Manfaat Penelitian
1. Manfaat Operasional (Praktis)
Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan dan
evaluasi bagi instansi atau lembaga dalam upaya mewujudkan penerapan SAP
dalam membuat, memberikan dan mencapai Transparansi laporan keuangan
pemerintah daerah (LKPD) yang baik atas penggunaan dana publik yang
dipercayakan masyarakat.
2. Manfaat Akademis
Diharapkan hasil penelitian dapat menjadi sumber referensi bagi para
mahasiswa/i dalam pengembangan teori Akuntansi Pemerintahan lebih khusus
penerapan SAP dalam pencapaian Transparansi laporan keuangan pemerintah
daerah (LKPD).
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
BAB II
TELAAH PUSTAKA
2.1 Penelitian Ter dahulu
A. Purwaniati Nugraheni, Imam Subaweh ( 2008 )
Judul
: Pengaruh Standar Akuntansi Pemerintah terhadap
Laporan
Keuangan Pemerintah
Daerah
Variabel
: X terdiri dari SAP dan Y Laporan keuangan
Alat analisis
: Kuantitatif & Kualitatif
Hasil
: Penerapan SAP memenuhi karakteristik laporan
keuangan yang
baik, yaitu relevan, andal, dapat
dibandingkan, dan dapat dipahami.
B. Elvira Zeyn ( 2011 )
Judul
: Pengaruh good governance dan standar akuntansi
pemerintah
terhadap akuntabilitas keuangan
dengan komitmen organisasi sebagai pemoderasi
8
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
9
Variabel
: X terdiri dari good governance (X1), SAP (X2)
dan (Y)
akuntabilitas keuangan.
Alat analisis
: Kuantitatif & Kualitatif
Hasil
: Penerapan good governance dan SAP berpengaruh
92,4% terhadap akuntabilitas keuangan.
C. Diana Sari ( 2012 )
Judul
:
Pengaruh
Internal
terhadap
Transparansi
Laporan keuangan Pemerintah `Daerah
Variabel
: Pengendalian Internal X dan Transparansi
Laporan keuangan adalah Y
Alat Analisis
Hasil
: Kualitatif dan Kuantitatif
: 1. Persepsi responden di Kota Cimahi dilihat
dari pendekatan pengendalian internal yang
meliputikeandalan laporan keuangan, efektivitas
dan efisiensi kegiatan operasional, pengamanan
asset Negara,dan kepatuhan terhadap peraturan
dan perundang-undangan secara umum termasuk
kedalam kategoriyang baik. Hal ini dapat terlihat
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
10
dari banyaknya responden yang menilai positif
terhadap pengendalianinternal di Kota Cimahi.
2. Transparansi laporan keuangan yang ada di
Pemerintah Kota Cimahi kedalam kategori yang
baik. Hal inidapat terlihat dari populasi hasil
kuesioner yang diteliti oleh peneliti di Kota
Cimahi.
3. Berdasarkan analisis statistik maka diperoleh
koefisien determinasi (KD) 51,22% dengan
tingkat signifikan α =5%. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa pengendalian internal
mempengaruhi transparansi laporan keuangan,
dengan arah hubungan positif. Hubungan yang
terjadi merupakanhubungan yang kuat dan
searah,
dimana
internal
yang
peningkatan
terjadi
akan
pengendalian
seiringdengan
peningkatan transparansi laporan keuangan
pemerintah Kota Cimahi.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
11
2.2 Landasan Teor i
2.2.1 Standar Akuntansi Pemerintah ( SAP )
Standar akuntasi pemerintah mengatur penyajian laporan keuangan
untuk tujuan umum dalam rangka meningkatkan keterbandingan laporan
keuangan baik terhadap anggaran, antar periode, maupun antar
entitas.Laporan keuangan untuk umum ialah laporan keuangan yang
ditujukan untuk memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pengguna
laporan keuangan.Untuk mencapai tujuan tersebut standar ini menetapkan
seluruh pertimbangan dalam rangka penyajian laporan keuangan,
pedoman struktur laporan keuangan, dan persyaratan minimum isi laporan
keuangan.
Dalam PP no 71 tahun 2010 menyatakan bahwa “ SAP berbasis akrual
adalah SAP yang mengakui pendapatan, beban, aset, utang dan ekuitas
dalam pelaporan finansial berbasis akrual serta mengakui pendapatan,
belanja, dan pembiayaan dalam pelaporan pelaksanaan anggaran
berdasarkan basis yang ditetapkan dalam APBN / APBD.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
12
2.2.1.1 Lingkungan Akuntansi Pemerintah Ber dasar kan PP No 71 tahun 2010
Ciri-ciri penting lingkungan pemerintahan yang perlu dipertimbangkan
dalam menetapkan tujuan akuntansi dan pelaporan adalah sebagai berikut :
1. Ciri utama struktur pemerintahan dan pelayanan yang diberikan:
(a) Bentuk umum pemerintahan dan pemisahan kekuasaan.
(b) Sistem otonomi dan transfer pendapatan antar pemerintah.
(c) Adanya pengaruh proses politik.
(d) Hubungan antara pembayaran pajak dan dengan pelayanan
pemerintah.
`
2. Ciri keuangan pemerintah yang penting bagi pengendalian:
(a) Anggaran sebagai pernyataan kebijakan publik, target fiskal, dan
sebagai alat pengendalian.
(b) Investasi
dalamasset
yang
tidak
langsung
menghasilkan
pendapatan dan,
(c) Kemungkinan
penggunaan
akuntansi
dana
pengendalian.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
untuk
tujuan
13
2.2.1.2 Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan Menur ut PP No. 71
Tahun 2010
Karakteristik kualitatif laporan keuangan adalah ukuran –
ukuran normatif yang perlu diwujudkan dalam informasi akuntansi
sehingga dapat memenuhi tujuannya. Keempat karakteristik tersebut
merupakan prasayarat normatif yang diperlukan agar laporan
keuangan pemerintah dapat memenuhi kualitas yang dikehendaki,
terdiri dari :
1). Relevan
2). Andal
3). Dapat dibandingkan
4). Dapat dipahami
Laporan keuangan dikatakan relevan apabila informasi yang
termuat di dalamnya dapat mempengaruhi keputusan pengguna
dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu masa
kini, dan memprediksi masa depan, serta menegaskan atau
mengoreksi hasil evaluasi mereka di masa lalu. Informasi yang
relevan meliputi :
1). Memiliki manfaat umpan balik ( feedback value )
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
14
Informasi memungkinkan pengguna untuk menegaskan
atau mengoreksi eksptkasi mereka di masa lalu.
2). Memiliki manfaat prediktif
Informasi
dapat
membantu
pengguna
untuk
memprediksi masa yang akan datang beradasarkan hasil masa
lalu dan kejadian masa kini.
3). Tepat Waktu
Informasi disajikan tepat waktu sehingga dapat
berpengaruh dan berguna dalam pengambilan keputusan.
4). Lengkap
Informasi akuntansi pemerintah disajikan selengkap
mungkin, yaitu mencakup semua informasi akuntansi yang
dapat memengaruhi pengambila keputusan.Informasi yang
melatarbelakangi setiap butir informasi utama yang termuat
dalam laporan keuangan diungkapkan dengan jelas agar
kekeliruan dalam penggunaan informasi tersebut dapat
dicegah.
Andal ialah informasi dalam laporan keuangan bebas
dari pengertian yang menyesatkan dan kesalahan material,
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
15
menyajikan
setiap
fakta
secara
jujur,
serta
dapat
diverifikasi.Informasi mungkin relevan tetapi jika hakikat atau
penyajiannya tidak dapat diandalkan maka penggunaan
informasi tersebut secara potensial dapat menyesatkan.
Informasi yang andal memenuhi karakteristik sebagai berikut:
1). Penyajian jujur
Informasi menggambarkan dengan jujur transaksi serta peristiwa
lainnya yang seharusnya disajiakan atau secara wajar dapat
diharapkan untuk disajikan.
2). Dapat diverifikasi
Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat diuji, dan
apabila pengujian dilakukan lebih dari sekali dari pihak yang berbeda,
hasilnya tetap menunjukan simpulan yang tidak jauh berbeda.
3). Netralitas
Informasi diarahkan pada kebutuhan umum dan tidak berpihak
pada kebutuhan pihak tertentu.
Informasi yang termuat dalam laporan keuangan akan lebih
berguna jika dapat dibandingkan dengan laporan keuangan periode
sebelumnya. Perbandingan dapat dilakukan secara internal dan
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
16
eksternal. Perbandingan secara internal dapat dilakukan bila suatu
entitas menerapkan kebijakan akuntansi yang sama dari tahun ke
tahun. Perbandingan secara eksternal dapat dilakukan bila entitas
yang diperbandingkan menerapkan kebijakan akuntansi yang sama.
Apabila entitas pemerintah akan menerapkan kebijakan akuntansi
yang lebih baik dari pada kebijakan akuntansi sekarang diterapkan,
perubahan tersebut diungkapkan pada periode terjadinya perubahan.
Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat
dipahami oleh pengguna dan dinyatakan dalam bentuk serta istilah
yang disesuaikan dengan batas pemahaman para pengguna.Untuk itu
penggunan diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai atas
kegiatan dan lingkunagn operasi entitas pelaporan, serta adanya
kemauan pengguna mempelajari informasi tersebut.
2.2.2 Transparansi Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD)
Transparansi dibangun atas dasar kebebasan arus informasi.
Proses lembaga dan informasi secara langsung dapat diterima oleh
mereka yang membutuhkan. Informasi harus dapat dipahami dan dapat
dimengerti. Menurut Sedarmayanti (2007:38) transparansi adalah tata
kelola pemerintahan yang baik akan bersifat transparan terhadap
rakyatnya, baik di tingkat pusat maupun daerah. Transparansi adalah
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
17
bahwa individu, kelompok, atau organisasi dalam hubungan
akuntabilitas di arahkan tanpa adanya kebohongan atau motivasi yang
tersembunyi, dan bahwa seluruh informasi kinerja lengkap dan tidak
memiliki tujuan menghilangkan data yang berhubungan dengan
masalah tertentu. Mohamad Mahsun (2009:92). Transparansi adalah
prinsip yang menjamin akses atau kebebasan bagi setiap orang untuk
memperoleh informasi tentang penyelenggaraan pemerintah, yakni
tentang kebijakan, proses pembuatan dan pelaksanaan serta hasil-hasil
yang dicapai.
Transparansi bermakna tersedianya informasi yang cukup,
akurat dan tepat waktu tentang kebijakan publik dan proses
pembentukannya.
Dengan
ketersediaan
informasi
seperti
itu,
masyarakat dapat ikut sekaligus mengawasi sehingga kebijakan publik
yang muncul bisa memberikan hasil yang optimal bagi masyarakat,
serta mencegah terjadinya kecurangan dan manipulasi yang hanya
menguntungkan salah satu kelompok masyarakat saja. Keterbukaan
dan transparansi juga dalam arti masyarakat atau sesama aparatur
pemerintah dapat mengetahui atau dilibatkan dalam perumusan
perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan dengan pengendalian
pelaksanaan kebijaksanaan publik yang terkait dengan kegiatan di
Pemerintah. Transparansi pengelolaan keuangan daerah pada akhirnya
akan menciptakan horizontal accountability antara pemerintah daerah
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
18
dengan masyarakatnya sehingga tercipta pemerintahan daerah yang
bersih, efektif, efisien, akuntabel, dan responsif terhadap aspirasi dan
kepentingan masyarakat. Dengan demikian transparansi dalam
pengelolaan keuangan daerah penting karena tidak saja sebagai
perwujudan komitmen daerah untuk menuju demokratisasi di tingkat
lokal, juga sebagai dasar bagi akuntabilitas publik, pengawasan
terhadap pengelolaan dan penyimpangan penggunaan keuangan
Negara atau korupsi, menumbuhkan kepercayaan masyarakat serta
meningkatkan
partisipasi
masyarakat
mulai
dari perencanaan,
pelaksanaan sampai dengan pengawasan pengelolaan keuangan
daerah.
Amanah perlunya transparansi dalam keuangan daerah termuat
dalam berbagai peraturan perundang-undangan baik yang langsung
maupun tidak langsung berkaitan dengan pengelolaan keuangan
daerah. Bahkan jauh sebelum UU KIP ditetapkan pada tahun 2008,
transparansi telah disebutkan sebagai salah satu prinsip atau asas
dalam pengelolaan keuangan daerah. Sebagai contoh kebijakankebijakan dalam bentuk Undang-undang yang mengamanatkan
perlunya penerapan prinsip transparansi dalam keuangan daerah dapat
diungkapkan dalam Tabel 2.1.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
19
Tabel 2.1 Matriks Kebijakan yang Mengatur Penerapan Prinsip Transparansi dalam
Keuangan Daerah
Peraturan Perundang-undangan
Undang-undang No. 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah
Pasal
Pasal 20
Uraian
Salah satu asas umum penyelenggaraan
pemerintahan adalah asas keterbukaan
Pasal 27 (2)
Selain
mempunyai
kewajiban
sebagaimana dimaksud padaayat (1),
kepala daerah mempunyai kewajiban
juga
untukmemberikan
laporan
penyelenggaraan pemerintahan daerah
kepada Pemerintah, dan memberikan
laporan keterangan pertanggungjawaban
kepada DPRD, serta menginformasikan
laporan penyelenggaraan pemerintahan
daerah kepada masyarakat.
Undang-undang Nomor 13 Tahun
2003 tentang Keuangan Negara
Pasal 3
Keuangan Negara dikelola secara tertib,
taat
pada
peraturan
perundangundangan, efisien, ekonomis, efektif,
transparan, dan bertanggung jawab
dengan memperhatikan rasa keadilan
dan kepatutan
UU No. 33 Tahun
2004
Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintahan
Daerah
Pasal 66
Keuangan Daerah dikelola secara tertib,
taat
pada
peraturan
perundangundangan, efisien, ekonomis, efektif,
transparan, dan bertanggung jawab
dengan
memperhatikan
keadilan,
kepatutan,
dan
manfaat
untuk
masyarakat
Pasal 101
Pemerintah menyelenggarakan Sistem
Informasi Keuangan Daerah secara
nasional, dengan tujuan ... (b)
menyajikan informasi Keuangan Daerah
secara nasional
Pasal 102(3)
Informasi yang berkaitan dengan Sistem
Informasi
Keuangan
Daerah
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
20
sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
mencakup (a) APBD dan laporan
realisasi APBD provinsi, kabupaten, dan
kota; (b) neraca Daerah; (c) laporan arus
kas; (d) catatan ataslaporan Keuangan
Daerah; (e) Dana Dekonsentrasi dan
DanaTugas Pembantuan; (f) laporan
keuangan PerusahaanDaerah; dan (g)
data yang berkaitan dengan kebutuhan
fiscal dan kapasitas fiskal Daerah
Pasal 103
PP No 58 Tahun 2005 Tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah
Pasal 4 (1)
Informasi yang dimuat dalam Sistem
Informasi
Keuangan
Daerah
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 101
merupakan data terbuka yang dapat
diketahui, diakses, dan diperoleh
masyarakat
.
Keuangan daerah dikelola secara tertib,
taat
pada
peraturan
perundangundangan, efisien, ekonomis, efektif,
transparan, dan bertanggung jawab
dengan memperhatikan asas keadilan,
kepatutan,
dan
manfaat
untuk
masyarakat.
Permendagri
No
59
Tahun Pasal 116(4a) Untuk memenuhi asas tansparansi,
2007tentang Pedoman Pengelolaan
Kepala daerah wajib menginformasikan
Keuangan Daerah
substansi
Perda
APBD
kepada
masyarakat yang telah diundangkan
dalam lembaran daerah.
Undang-undang Nomor 14 Tahun
2008
tentang
Keterbukaan
Informasi Publik
Pasal 9 (2c)
Informasi publik yang wajib disediakan
dan diumumkan kepada publik adalah
informasi mengenai laporan keuangan
Pasal 11
butir d
Badan publik wajib menyediakan
informasi publik setiap saat yang
meliputi … (d) rencana kerja proyek
termasuk di dalamnya perkiraan
pengeluaran tahunan Badan Publik.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
21
Berdasarkan tabel tersebut jelas bahwa sebelum pemerintah
menerbitkan Undang-undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang
Keterbukaan Informasi Publik yang dapat dianggap sebagai payung
kebijakan penegakkan prinsip transparansi dalam tata kelola
pemerintahan termasuk di dalamnya keuangan daerah, prinsip
transparansi
tersebut
sudah
diatur
dalam
kebijakan-kebijakan
sebelumnya. UU Nomor 32 Tahun 2004 sebagai payung kebijakan
otonomi daerah di tanah air telah menegaskan bahwa dalam
penyelenggaraan
pemerintahan
didaerah
dilaksanakan
dengan
berdasarkan prinsip keterbukaan, atau dengan kata lain transparansi.
Bahkan dalam Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan
Daerah secara lebih tegas lagi mengamanatkan Pemerintah untuk
menyelenggarakan Sistem Informasi Keuangan Daerah secara
nasional, dengan tujuan salah satunya untuk menyajikan informasi
Keuangan Daerah secara nasional, sehingga informasi tersebut
merupakan data terbuka yang dapat diketahui, diakses, dan diperoleh
masyarakat. Adapun informasi yang berkaitan dengan Sistem
Informasi Keuangan Daerah mencakup :
a) APBD dan laporan realisasi APBD provinsi, kabupaten,
dan kota;
b) neraca Daerah;
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
22
c) laporan arus kas;
d) catatan atas laporan Keuangan Daerah;
e) Dana Dekonsentrasi dan Dana Tugas Pembantuan;
f) laporan keuangan Perusahaan Daerah; dan
g) yang berkaitan dengan kebutuhan fiskal dan kapasitas
fiskal Daerah.
Sementara itu dalam UU No. 14 Tahun 2008 tentang KIP
hanya disebutkan bahwa informasi yang wajib diumumkan oleh badan
publik adalah salah satunya informasi mengenai laporan keuangan,
serta informasi yang wajib tersedia setiap saat yang berkaitan dengan
keuangan adalah “rencana kerja proyek termasuk di dalamnya
perkiraan pengeluaran tahunan Badan Publik”.
Dari perbandingan tersebut dapat kita simpulkan bahwa
sebenarnya peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan
pemerintahan daerah khususnya menyangkut keuangan daerah telah
lebih spesifik mengatur informasi apa saja yang dapat diketahui,
diakses dan diperoleh masyarakat sebagai bukti wujud transparansi.
Kemudian dijelaskan lebih lanjut dalam Peraturan Komisi Informasi
Nomor 1 tahun 2010 tentang Standar Layanan Informasi Publik dalam
pasal 11 bahwa informasi keuangan termasuk ke dalam salah satu
informasi yang wajib disediakan dan diumumkan secara berkala.
Adapun informasinya berupa ringkasan laporan keuangan yang
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
23
sekurang-kurangnya terdiri atas rencana dan laporan realisasi
anggaran, neraca, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan
yang disusun sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku dan daftar
aset dan investasi. Selanjutnya dalam pasal 13 disebutkan bahwa
informasi keuangan juga diklasifikasikan sebagai informasi yang
wajib tersedia setiap saat yang isinya berupa anggaran Badan Publik
secara umum maupun anggaran secara khusus unit pelaksana teknis
serta laporan keuangannya. Berdasarkan gambaran matriks peraturan
perundang-undangan tersebut dapat disimpulkan bahwa sebenarnya
pemerintah telah memberikan payung kebijakan bagi penerapan
prinsip transparansi khususnya dalam keuangan daerah.
2.2.3 Indikator Tr ansparansi Laporan Keuangan daerah (LKPD)
Indikator-indikator Transparansi menurut Mardiasmo (2002) yaitu :
1. Terdapat pengumuman kebijakan mengenai pendapatan,
pengelolaan keuangan, dan asset dearah
2. Tersedia
laporan
mengenai
pendapatan,
pengelolaan
keuangan, dan asset daerah yang mudah diproses
3. Tersedia laporan pertanggung jawaban yang tepat waktu
4. Tersedianya sarana untuk suara dan sarana usulan rakyat
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
24
5. Terdapat sistem pemberian informasi kepada public
2.3 Kerangka Pikir
Pemerintah daerah sebagai pihak yang diberi amanat oleh rakyat untuk
menjalankan pemerintahan di daerah harus mempertanggungjawabkan kinerjanya
kepada publik..Tuntutan transparansi terhadap penyelanggaraan pemerintahan
berjalan seiring dengan semakin luasnya sistem pemerintahan yang berbasis
otonomi daerah di Indonesia.Agar memenuhi transparansi laporan keuangan
pemerintah daerah (LKPD) (y) pemerintah harus menerapkan standar akutansi
pemerintahan (SAP) (x).
Untuk menjalankan tata kelola pemerintahan yang baik atau good
governance terdapat tiga pilar elemen yang terdiri dari transparansi, partisipasi,
dan akuntabilitas yang diterapkan pemerintah sehingga nantinya akan
berpengaruh terhadap transparansi laporan keuangan pemerintah daerah (LKPD)
. Sedangkan dalam pembuatan dan penyajian laporan keuangan harus memenuhi
Standar Akuntansi Pemerintah ( SAP ), dimana laporan keuangan harus
memenuhi karakterisitik relevan, andal, dapat diperbandingkan dan dapat
dipahami yang nantinya juga akan berpengaruh terhadap transparansi laporan
keuangan pemerintah daerah (LKPD).
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
25
Dari uraian di atas dapat di buat kerangka pikir seperti dibawah ini :
GAMBAR 2.1
Y1
X1
Y2
X2
X3
Penerapan Standar
Transparansi Laporan
Akuntansi Pemerintah
Keuangan Daerah (LKPD)
(SAP) (X)
(Y)
X4
Y3
Y4
Y5
Keterangan :
Standar Akuntansi Pemerintah (X)
X1 : Relevan
X2 : Andal
X3 : Dapat dibandingkan
X4 : Dapat dipahami
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
26
Transparansi Laporan Keuangan Daerah (Y)
Y1 : Terdapat pengumuman kebijakan mengenai pendapatan, pengelolaan keuangan,
dan asset dearah
Y2 : Tersedia laporan mengenai pendapatan, pengelolaan keuangan, dan asset daerah
yang mudah diproses
Y3 : Tersedia laporan pertanggung jawaban yang tepat waktu
Y4 : Tersedianya sarana untuk suara dan sarana usulan rakyat
Y5 : Terdapat sistem pemberian informasi kepada public
2.4 Hipotesis
Berdasarkan kerangka pikir di atas maka peneliti menerapkan hipotesis bahwa
: H1 = Diduga penerapan standart akutansi pemerintahan (SAP) yang terdiri
dari : relevan (X1), andal (X2), dapat dibandingkan (X3) dan dapat dipahami
(X4) berpengaruh terhadap Transparansi laporan keuangan pemerintah daerah
yang ber indicator : Terdapat pengumuman kebijakan mengenai pendapatan,
pengelolaan keuangan, dan asset dearah (Y1), Tersedia laporan mengenai
pendapatan, pengelolaan keuangan, dan asset daerah yang mudah diproses
(Y2), Tersedia laporan pertanggung jawaban yang tepat waktu (Y3),
Tersedianya sarana untuk suara dan sarana usulan rakyat (Y4), Terdapat
sistem pemberian informasi kepada public (Y5).
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 ObjekPenelitian
Objek penelitian ini adalah salah satu pilar elemen dari good governance
yaitu transparansi, serta karakterisktik SAP yang terdiri dari relevan, andal,
dapat diperbandingkan dan dapat dipahami terhadap transparansi laporan
keuangan daerah pada dinas Pekerjaan Umum Pengairan provinsi Jawa Timur
Jl. Gayung Kebonsari 169 Surabaya.
3.2 Oper asional Var iabel
3.2.1 Variabel Bebas (X)
Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) mengatur penyajian laporan
keuangan untuk tujuan umum dalam rangka meningkatkan keterbandingan
laporan keuangan baik terhadap anggaran, antar periode, maupun antar
entitas.
3.2.2 Var iabel Ter ikat (Y)
Transparansi dibutuhkan dalam pengelolaan keuangan Negara untuk
memastikan bahwa Negara memperoleh hak dan kewajibannya dalam
mewujudkan kesejahteraan rakyat.
27
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
28
3.2.3 Pengukuran Var iabel
Pengukuran variable dalam penelitian ini menggunakan pengukuran
likert. Pengukuran likert adalah metode skala yang umum digunakan
dalam kuesioner yang mengukur baik tanggapan positif maupun negative
terhadap suatu pernyataan dengan menggunakan lima pilihan dengan pola
sebagai berikut:
STS
TS
1
C
2
Skala Terendah
S
3
SS
4
5
Skala Tertinggi
Dalam penelitian ini responden diminta untuk memilih salah satu
jawaban dengan skala penilaian 1 sampai 5. Dengan skala terendah
bernilai 1 dan skala tertinggi bernilai 5. Dengan pilihan :
1. STS : Sangat tidak setuju
2. TS : Tidak setuju
3. C : Cukup
4. S : Setuju
5. SS : Sangat Setuju
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
29
1. Pengukuran penerapan standar akuntansi pemerintah (SAP)
sebagai variabel bebas (X) yaitu dengan skala O dengan teknik
pengukuran likert dengan pola sebagai berikut:
STS
TS
C
S
SS
1
2
3
4
5
Skala Terendah
Skala Ter tinggi
Responden diminta untuk memilih salah satu nilai dalam skala
satu sampai lima. Skala terendah (nilai 1) menunjukkan
penerapan SAP
yang
rendah dan skala tertinggi (nilai 5)
menunjukkan penerapan SAP yang tinggi.
Variabel ini diukur dengan menggunakan instrument berupa
kuisioner yang terdiri dari sembilan pertanyaan dengan indikator,
sebagai berikut :
1
Relevan
2
Andal
3
Dapat diperbandingkan
4
Dapat dipahami
2. Pengukuran penerapan transparansi laporan keuangan daerah
sebagai variabel terikat (Y) yaitu dengan skala interval dengan
teknik pengukuran likert dengan pola sebagai berikut:
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
30
STS
TS
C
1
2
3
S
SS
4
Skala Terendah
5
Skala Ter tinggi
Responden diminta untuk memilih salah satu nilai dalam skala
satu sampai lima. Skala terendah (nilai 1) menunjukkan
transparansi laporan keuangan daerah yang rendah dan skala
tertinggi (nilai 5) menunjukkan transparansi laporan keuangan
daerah yang tinggi.
Variabel ini diukur dengan menggunakan instrument berupa
kuisioner yang terdiri dari beberapa pertanyaan dengan indikator,
sebagai berikut :
1. Terdapat
pengumuman
kebijakan
mengenai
pendapatan,
pengelolaan keuangan, dan asset dearah
2. Tersedia laporan mengenai pendapatan, pengelolaan keuangan,
dan asset daerah yang mudah diproses
3. Tersedia laporan pertanggung jawaban yang tepat waktu
4. Tersedianya sarana untuk suara dan sarana usulan rakyat
5. Terdapat system pemberian informasi kepada public
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
31
3.3 Populasi dan Sampel
a. Populasi
Sugiarto (2006 : 9) menyatakan “ Populasi adalah keseluruhan unit atau
individu dalam ruang lingkup yang ingin di teliti ”.
Populasi menurut Kuncoro (2009:118) adalah “kelompok elemen yang
lengkap, yang biasanya berupa orang, objek, transaksi, atau kejadian dimana
kita tertarik untuk mempelajarinya atau menjadi objek penelitian”.
Pendapat lain dikemukakan oleh Gulo (2000 : 76) bahwa “ populasi
terdiri atas sekumpulan obyek yang menjadi pusat perhatian, yang dari
padanya terkandung informasi yang ingin diketahui “.
Sehingga berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan
bahwa populasi adalah seluruh bagian atau objek yang akan diteliti.
Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh pegawai dinas
PU Pengairan yang mengerjakan laporan keuangan hingga selesai berjumlah
35orang yang terdiri dari :
Divisi Keuangan :
1. Kepala sub Bagian Keuangan 1orang
2. Bendahara Keuangan 1orang
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
32
3. Pembantu kepala sub bag. Keuangan (verifikasi & Akuntansi) 5 orang
4. Bagian gaji 4orang
5. Pencatat dokumen 3 orang
6. Pembuat dokumen 3 orang
7. Bendahara penerimaan 1 orang
8. Staff keuangan untuk administrasi 6 orang
Divisi Tata Usaha :
1. Kepala TU 1orang
2. Penyimpanan Barang 1 orang
3. Pengurus barang 1 orang
4. Bagian Gudang 2 orang
Divisi Penyusunan Program :
1. Kepala penyusunan program 1 orang
2. Staff penyusunan program 4 orang
b. Sampel
Sugiarto (2006 : 9) menyatakan “ sampel adalah seluruh daftar unit atau
individu yang ada dalam populasi dan akan diambil sampelnya untuk menjai
unit analisis “.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
33
Kuncoro (2009:118) juga menya