PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERORIENTASI PADA MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS MATEMATIK SISWA SMP.

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA
BERORIENTASI PADA MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN
MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KREATIVITAS
MATEMATIK SISWA SMP

TESIS

Diajukan untuk memenuhi persyaratan
Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Pendidikan Matematika

Disusun Oleh:

HETDY SITIO
NIM. 8136172038

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2015


ABSTRAK
Hetdy Sitio. Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Berorientasi
pada Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah untuk Meningkatkan kreativitas
Matematik Siswa Smp. Tesis
Program Studi Pendidikan Matematika
Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2015.
Tujuan penelitian ini adalah : (1) mendeskripsikan tingkat ketuntasan belajar
siswa dalam pembelajaran berdasarkan masalah; (2) mendeskripsikan tingkat
ketuntasan dan peningkatan kemampuan komunikasi matematis siswa dalam
pembelajaran berdasarkan masalah; (3) mendeskripsikan tingkat kemampuan guru
dalam mengelola pembelajaran berdasarkan masalah; (4) mendeskripsikan
aktivitas aktif siswa selama proses pembelajaran dalam pembelajaran berdasarkan
masalah dan (5) mendeskripsikan respon siswa terhadap komponen dalam proses
pembelajaran berdasarkan masalah. Jenis penelitian ini adalah pengembangan.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMP N 1 Siantar, dan
sampelnya dipilih secara acak dengan VII-1 dan VII-2 yang masing- masing
berjumlah 35 orang. Instrumen yang digunakan terdiri dari tes komunikasi
matematik siswa yang berbentuk uraian. Instrumen tersebut dinyatakan telah
memenuhi syarat validasi serta memiliki koefisien realibilitas 0,835. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa: (1) tingkat ketuntasan belajar siswa diperoleh dari

hasil daya serap siswa secara klasikal sebesar 88,57%; (2) tingkat ketuntasan
kemampuan komunikasi matematis siswa dalam pembelajaran berdasarkan
masalah yaitu secara klasikal sebesar 85,71% sedangkan peningkatan kemampuan
komunikasi matematis siswa pada ujicoba I yaitu 2,76 meningkat menjadi 3,06
pada ujicoba II. Aspek kemampuan komunikasi matematis yang paling tinggi
peningkatannya adalah pada aspek menggambar; (3) tingkat kemampuan guru
dalam mengelola pembelajaran berdasarkan masalah sudah dapat dikatakan
efektif, sebab rata-rata kemapuan guru mengelola telah mencapai kriteria
minimal; (4) aktivitas aktif siswa selama proses pembelajaran dalam pembelajaran
berdasarkan masalah sudah berada pada kriteria batasan keefektifan pembelajaran;
dan (5) respon siswa terhadap komponen dalam proses pembelajaran berdasarkan
masalah sudah menunjukkan respon yang positip.Peneliti menyarankan agar
pembelajaran berbasis masalah menjadi alternatif bagi guru dalam meningkatkan
kemampuan komunikasi matematis siswa.
Kata Kunci: Pembelajaran Berbasis Masalah dan Kreativitas matematik

i

ABSTRACT
Hetdy Sitio . Development of Authentic Learning and Assessment Tools Through

Problem Based Learning to Increase Mathematical creativityt Ability and
Creativity Students Through Problem Based Learning in The Linear Equations
and Inequalities of One Variabels in VII SMP Negeri 1 Siantar. Thesis. Programs
Postgraduate Mathematics Education State University of Medan, 2014.
The aims of this research is : (1) describe the level of mastery learning students
with problem-based learning, (2) describe the level of mastery learning and
increasing students’ mathematical communication ability with problem-based
learning, (3) describe the level of ability of teachers in managing with problembased learning, (4) describe students’ activity during the learing process with
problem-based learning, and (5) describe students’ response to the component
during problem-based learning. This research is development research. The
population of this research are all of students in SMP N 1 Siantar, and the sample
chosen is random with VII - 1 and VII – 2 with 35 students for each class. The
instrument used consisted of a test mathematical communication ability of student
in description form. The instrumen has been declared eligible validation and had
coefisien reability 0,835. The results of this research shown that : (1)the level of
students’ mastery learning obtained from the the absorption of students in the
classical is 88,57 %, (2) the level of students’ mastery learning mathematical
communication ability in the classical is 85,71% while the increasing of students’
mathematiucal communication abilityin first trial 2,76 increase to 3,06 in the
second trial. The most increasing aspect from mathematical communication

ability is drawing, (3) the level of ability of teachers in managing during the
learing prosecc was efective, because the average level of teacher’s ability in
managing has reach the minimum criteria, (4) students’ activity during learing
process with problem based learning has on efektive criteria, and (5) students’
response to the component during problem-based learning has a positive respons.
The research suggests to use problem based learning as the alternative way for
teacher to increase students mathematical communication abilites.
Key Word: Problem Based Learning, and Mathematical creativity

ii

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Kuasa
atas limpahan rahmat dan kasihNya sehingga dapat menyelesaikan penulisan tesis
dengan judul: ” Pengembangan Perangkat Pembelajaran matematika
berorientasi pada model pembelajaran berdasarkan masalah untuk
meningkatkan kreativitas matematik siswa smp” ini dapat diselesaikan dengan
baik.
Tesis ini ditulis dan diajukan guna memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) Program Studi Pendidikan

Matematika, Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan (UNIMED).
Penelitiaan ini merupakan studi eksperimen yang melibatkan pelajaran
matematika dengan Model Pembelajaran Berdasarkan Masalah.

Sejak mulai

persiapan sampai selesainya penulisan tesis ini, penulis mendapatkan semangat,
dorongan, dan bantuan dari berbagai pihak dan pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih yang tulus dan penghargaan yang setinggi-tingginya
kepada semua pihak yang telah membantu penulis dengan keikhlasan dan
ketulusan baik langsung maupun tidak langsung sampai terselesainya tesis ini.
Semoga Tuhan YME memberikan balasan yang setimpal atas kebaikan tersebut.
Terima kasih dan penghargaan khususnya peneliti sampaikan kepada:
1. Bapak Dr.Martua Manullang, M.Pd dan Bapak Prof. Dr.Bornok Sinaga,
M.Pd, selaku Dosen Pembimbing I dan II yang telah meluangkan waktu di
sela-sela kesibukannya untuk memberikan bimbingan, arahan dan saransaran yang sangat berarti bagi penulis.
2. Bapak Prof. Dr. Edi Syahputra, M.Pd.,Bapak Dr.Pergaulan Siagian,MPd
dan Ibu. Dr. Ani Minarni, M.Si., selaku Narasumber yang telah banyak
memberikan saran dan masukan-masukan dalam penyempurnaan tesis ini.


3. Bapak Prof. Dr. Edi Syahputra, M.Pd dan Bapak Prof. Dr. Hasratuddin,
M.Pd selaku ketua dan sekretaris Program Studi Pendidikan Matematika
Pascasarjana UNIMED yang setiap saat memberikan kemudahan, arahan
dan nasihat yang sangat berharga bagi penulis. Serta Bapak Dapot Tua
Manullang selaku staf pada program studi pendidikan matematika
Pascasarjana UNIMED yang telah membantu dan melayani dengan baik
dalam hal-hal yang berkaitan dengan pengurusan berkas penyelesaian
tesis.
4. Direktur, Asisten I, II dan III beserta Staf Program Pascasarjana UNIMED
yang telah memberikan bantuan dan kesempatan kepada penulis
menyelesaikan tesis ini.
5. Ibu Syafrida purba, S.Pd selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Siantar
yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan
penelitian lapangan, staf tata usaha, serta guru pelajaran matematika Bapak
Riduan Sinaga, S.Pd yang bersedia membantu dalam proses penelitian.
6. Ayahanda J.Sitio (+), Ibunda B. Br.Manurung,Suami, serta anak saya
Anastasya Tesalonika Amabarita,keluarga Mertua saya, yang telah
memberikan rasa kasih sayang, perhatian dan dukungan moril maupun
materi sejak sebelum kuliah, dalam perkuliahaan hingga menyelesaikan
pendidikan ini.

7. Rekan-rekan satu angkatan Program Studi Pendidikan Matematika yang
telah banyak memberikan bantuan dan dorongan dalam penyelesaian tesis
ini.

8. Pihak –pihak yang belum tersebutkan dan mungkin terlewatkan saya
mohon maaf
Diatas segalanya penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak
kekurangan dalam tesis ini, dan dengan tangan terbuka penulis menerima segala
masukan dan saran untuk perbaikan terhadap dunia pendidikan kita.

Medan, Juli 2015

Hetdy Sitio

DAFTAR ISI

Halaman
ABSTRAK ............................................................................................................. i
ABSRACK ............................................................................................................ ii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii

DAFTAR ISI........................................................................................................ vii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ ix
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang ............................................................................................ 1

1.2

Identifikasi masalah .................................................................................... 14

1.3

Batasan Masalah ......................................................................................... 14

1.4


Rumusan Masalah ....................................................................................... 15

1.5

Tujuan Penelitian ........................................................................................ 16

1.6

Manfaat Penelitian ....................................................................................... 16

1.7

Asumsi dan Keterbatasan ............................................................................ 17

1.8

Defenisi Operasional ................................................................................... 18

BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1


Hakikat Belajar dan Pembelajaran Matematika .......................................... 21

2.2

Pembelajaran Berdasarkan Masalah ............................................................ 28

2.3

Ciri Utama Pembelajaran Berdasarkan Masalah ......................................... 29

2.4

Tahapan-tahapan pembelajaran berdasarkan masalah................................. 30

2.5

Keunggulan dan Kesulitan Model Pembelajaran Bedasarkan Masalah ...... 32

2.6


Teori-teoti belajar yang relevan................................................................... 33

2.7

Aktivitas Belajar Siswa .............................................................................. 41

2.8

Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran .................................... 44

2.9

Perangkat Pembelajaran .............................................................................. 46

2.10 Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran ......................................... 49
xiiii

2.11 Model Thiagarajan, dkk............................................................................... 50
2.12 Hasil Penelitian yang relevan ...................................................................... 58
2.13 Materi Segiempat......................................................................................... 58
2.14 Kreativitas.................................................................................................... 62
2.13 Kerangka Konseptual .................................................................................. 64

BAB III METODE PENELITIAN
3.1

Jenis Penelitian ............................................................................................ 71

3.2

Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................................... 71

3.3

Subjek dan Objek Penelitian ....................................................................... 72

3.4

Prosedur dan Rancangan Penelitian ............................................................ 72

3.5

Teknik Analisa Data .................................................................................... 97

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
4.1 Deskripsi Hasil Pengembangan Perangkat Pembelajaran............................. 109
4.1.1 Deskripsi hasil tahap pedefinisian ............................................................ 109
4.1.2 Deskripsi hasil tahap perancangan ............................................................ 116
4.1.3 Deskripsi hasil tahap pengembangan ........................................................ 117
4.1.4 Uji Coba I .................................................................................................. 127
4.1.5 Hasil Uji Coba II ....................................................................................... 158
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ....................................................................... 177
4.2.1 Data Hasil Ketuntasan Belajar Siswa ...................................................... 177
4.2.2 Data Hasil Ketuntasan Kreativitas Matematis ......................................... 178
4.2.3 Data Hasil Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran ......................... 179
4.2.4 Data Hasil Aktivitas Siswa ...................................................................... 181
4.2.5 Data Hasil Respon terhadap pembelajaran .............................................. 182
4.3 Keterbatasan Penelitian ............................................................................... 183

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ................................................................................................... 185
5.2 Saran ............................................................................................................. 186
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………...187

xiiii

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman

2.1

Tahapan Pembelajaran Berdasarkan Masalah ............................................. 34

2.2

Indikator Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran .................... 49

3.1

Kisi-kisi Tes Kreativitas Matematik ............................................................ 93

3.2

Pedoman Penskoran Tes Kreativitas Matematik ......................................... 93

3.3

Kriteria Tingkat Kevalidan .......................................................................... 99

3.4

Format Perhitungan Validasi ...................................................................... 100

3.5

Tingkat Penguasaan Siswa ......................................................................... 104

3.6. Keefektifan Aktivitas Siswa………………………………………………105
3.7

T^ingkat Penguasaan Siswa ....................................................................... 107

4.1

Hasil Validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.....................................118

4.2

Revisi Rencana Pembelajaran………………..............................................120

4.3

Hasil Validasi Lembar Aktivitas Siswa…………………………………...120

4.4

Revisi Las Berdasarkan Hasil Validasi…………………………............... 122

4.5

Hasil Validasi Buku Petunjuk Guru……………………………………….123

4.6

Revisi Buku petunjuk Guru………………………………………………..124

4.7

Hasil Validasi Buku Ajar Siswa…………………………........................ 125

4.8

Hasil Validasi Tes Kreativitas Matematik…………………………………127

4.10 Deskripsi Hasil tes Kreativitas Matematik………………………………....128
4.11 Tingkat Pencapaian Tes Kreativitas matematik siswa Pada hasil Pretes uji
Coba I………………………………………………………………………129
4.12 Hasil Postes Tes Kreativitas Matematik Siswa Pada Uji coba I………… 130
4.13 Tingkat Ketuntasan Kreativitas Matematik Siswa Pada Uji Coba I……….132
4.14 Hasil Kemampuan Guru Mengelola Pembelajaran Pada Uji Coba I………134
4.15 Aktivitas Siswa Selama Pembelajaran ( Uji Coba 1)………………………140
4.16 Hasil Analisis Respon Siswa terhadap pembelajaran Pada Uji Coba I……141
4.17 Tingkat Daya Serap Siswa Pada Uji Coba 2……………………………….159
4.18 Tingkat Ketuntasan Daya Serap Siswa ……………………………………161
4.19 Deskripsi hasil Tes Kreativitas Matematika………………………………..162
4.20 Tingkat Pencapaian Tes Kreativitas Matematik Siswa Pada Hasil Pretes
Uji Coba II………………………………………………………………….163
4.21 Hasil Postes Tes Kreativitas Matematika Siswa Pada UJi Coba II………...164

4.22 Tingkat Ketuntasan Kreativitas matematik Siswa Pada Uji Coba II………166
4.23 Hasil Kemampuan Guru mengelola Pembelajaran Pada Uji Coba II……,,,168
4.24 Aktivitas Siswa Selama Pembelajaran (Uji Coba II)………………………174
4.25 Hasil Analisis Respon Siswa Terhadap Pembelajaran Pada Uji Coba II….175

DAFTAR GAMBAR

Gambar
1.1 Soal Matematika ........................................................................................ 11
1.2

Pola jawaban Siswa.................................................................................... 11

1.3

Pola Jawaban Siswa.....................................................................................11

1.4

Pola Jawaban Siswa……………………….................................................12

2.1 Tahap Pendefenisian Dalam Model 4-D…………………………………...52
2.2 Tahap Pendefenisian dalam Model 4-D..................................................... 53
2.3 Tahap Pendefenisian dalam Model 4-D..................................................... 54
2.4 Tahap Pendefenisian dalam Model 4-D............................................... … 55
3.1 Bagan pengembangan perangkat pembelajaran Mode 4-D……………….74
3.2 Konsep Segi Empat………………………………………………………..78
3.3 Bagan Rancangan Penelitian dengan Pretest-postes Group Design………88
4.1 Konsep Bangun Datar…………………………………………………….112
4.2 Tingkat pencapaian Kreativitas Matematik Pada Hasil Postes Uji coba I .131
4.5 Nilai Kemampuan Guru mengelola pembelajaran…………………………136
4.6 Tingkat Daya Serap Siswa Terhadap Proses pembelajaran Pada UjiCobaI 160
4.7 Tingkat Ketuntasan Daya Serap siwa Pada Uji Coba I…………………… 161
4.8 Tingkat pencapaian Kreativitas Matematik Pada hasil Postes Uji Coba II...165
4.9 Persentase Ketuntasan Kreativitas Matematik siswa Pada Hasil Pretes Dan
Postes Uji Coba II…………………………………………………………..166
4.10 Nilai Kemampuan Guru mengelola pembelajaran………………………….170

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A RPP................................................................................................188
Lampiran B LAS................................................................................................ 219
Lampiran C BUKU PETUNJUK GURU.........................................................244
Lampiran D BUKU AJAR SISWA…………………………………………...270
Lampiran E INSTRUMEN…………………………………………………...289
Lampiran F LEMBAR VALIDASI DAN OBSERVASI…………………..305
Lampiran G HASIL PENELITIAN…………………………………………327
Lampiran H DOKUMENTASI PENELITIAN…………………………….346

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Sejak abad 21 (abad pertengahan) dunia memasuki era globalisasi sebagai
akibat dari perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi (IPTEK). Untuk itu
sangat dituntut agar setiap orang dapat menguasai IPTEK dan beradaptasi dengan
keadaannya. Hal ini berarti sumber daya manusia tersebut harus mempunyai mutu
yang tinggi dan memiliki kemampuan komparatif, inovatif, kompetitif dan
mampu berkolaboratif sehingga lebih mudah menyerap informasi baru,
mempunyai kemampuan yang handal dalam beradaptasi untuk menghadapi
perubahan zaman yang semakin cepat.
Perubahan paradigma dalam dunia pendidikan menuntut adanya perubahan
pada tujuan pendidikan yang akan dicapai. Perubahan dalam tujuan pendidikan
selanjutnya diimplementasikan terhadap kurikulum yang berlaku. Mulyasa (2013 :
4) menyatakan bahwa :
Dalam rangka mengantisipasi perubahan-perubahan global dan
persaingan pasar bebas,serta tuntutan kemajuan ilmu pengetahuan,dan
teknologi,khususnya teknologi informasi yang semakin hari semakin
cangkih,pemerataan pendidikan perlu diarahkan pada pendidikan yang
transfaran,berkeadilan dan demokratis.Hal tersebut harus dikondisikan
dalam lingkungan keluarga,sekolah dan masyarakat.Dalam hal ini
sekolah sebagai masyarakat kecil yang merupakan wahana
pengembangan peserta didik,dituntut untuk menciptakan iklim
pembelajaran yang demokratis agar terjadi proses belajar yang
menyenangkan .Dengan iklim pendidikan yang demikian diharapkan
mampu melahirkan calon-calon penerus pembangunan masa depan yang
sabar.

1

Kurikulum tahun 2013 yang mengusung paradigma belajar abad 21,
diharapkan dapat membantu siswa untuk melakukan observasi, bertanya, bernalar,
dan mengkomunikasikan apa yang diperoleh atau diketahuinya yang merupakan
tujuan pendidikan nasional, yakni jabaran UUD 1945 tentang pendidikan
dituangkan dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003 pasal 3 menyebutkan
bahwa :
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan yang maha esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.
Selain itu siswa diharapkan memiliki kompetensi sikap, keterampilan, dan
pengetahuan yang lebih baik, yang pada akhirnya akan mewujudkan terciptanya
masyarakat belajar (learning society), dimana setiap anggota masyarakat berhak
mendapatkan pendidikan (education for all) dan menjadi pembelajaran seumur
hidup (longlife education). Hasbullah (2011 : 125) menyebutkan bahwa : “Setiap
warga Negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang
bermutu, setiap warga negara berhak mendapatkan kesempatan meningkatkan
pendidikan sepanjang hayat“.
Perubahan kurikulum matematika perlu memperhatikan beberapa hal yang
saling mempengaruhi satu dengan lainnya, yaitu RPP (Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran), buku teks yang akan digunakan, tentu membutuhkan LAS
(Lembar Aktif Siswa), prosedur penilaian yang digunakan dari kebijaksanaan

2

yang dikeluarkan oleh pemerintah.Mulyasa (2013 :10 ) mengatakan sebagai
berikut :
Keberhasilan kurikulum 2013 dapat diketahui dari perwuudan
indikator Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dalam pribadi peserta
didik secara utuh.Kata utuh perlu ditekankan,karena hasil pendidikan
sebagai output dari setiap satuan pendidikan belum menunjukkan
keutuhan tersebut.Bahkan dapat dikatakan bahwa lulusan-lulusan dari
setiap satuan pendidikan tersebut baru menunjukkan SKL pada
permukaannya saja atau hanya kulitnya saja.Kondisi ini juga boleh
disebabkan karena alat ukur atau penilaian keberhasilan peserta didik
dari setiap satuan pendidikan hanya menilai permukaannya
saja,sehingga hasil penilaian tersebut belum menggambarkan kondisi
yang sebenarnya.

Kurikulum sebagaimana yang ditegaskan dalam Pasal 1 Ayat (19)
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 adalah seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan
sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu. Pengembangan Kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan
Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi yang telah dirintis pada tahun
2004 dan KTSP 2006 yang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan
keterampilan secara terpadu yakni penilaian otentik.
Perkembangan

Ilmu Pengetahuan

dan

Teknologi

(IPTEK) serta

globalisasi dan informasi yang kian pesat, membutuhkan kesiapan Sumber
Daya Manusia (SDM) yang berkualitas. Pendidikan di sekolah sebagai wadah
untuk mewujudkan manusia yang memiliki pengetahuan, sikap dan keterampilan
untuk menghadapi kemajuan dunia yang terus berkembang menuntut kemampuan

3

guru untuk mempersiapkan rencana pembelajaran yang tepat dalam mewujudkan
tujuan pendidikan nasional.
Kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran di kelas terkait dengan
keprofesionalan guru sebagai tenaga pendidik, mengharuskan guru untuk
mengembangkan kemampuan diri baik

dari segi ilmu maupun kemampuan

pedagogiknya. Menurut Kemendikbud (2014: 31) beberapa kegiatan yang dapat
dilakukan guru untuk pengembangan diri antara lain :
(1)penyusunan RPP, program kerja, dan/atau perencanaan
pendidikan; (2) penyusunan kurikulum dan bahan ajar; (3)
pengembangan metodologi mengajar; (4) penilaian proses dan hasil
pembelajaran peserta didik; (5) Penggunaan dan pengembangan
teknologi informatika dan komputer (TIK) dalam pembelajaran ; dan
(6) inovasi proses pembelajaran.
Sejalan dengan Kurikulum di era 2000-an yakni KBK (Kurikulum
Berbasis Kompetensi)

2004, KTSP (kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan)

2006, dan kurikulum 2013 adalah kurikulum yang berbasis pada kompetensi
dengan pembelajaran yang kontruktivistik. Keterlaksanaan kurikulum berbasis
kompetensi sangat ditentukan oleh kemampuan guru dalam mengembangkan
perangkat pembelajaran, yakni pengembangan silabus, buku ajar, sumber dan
media pembelajaran, model pembelajaran, instrumen asesmen, dan rencana
pelaksanaan pembelajaran (Akbar, 2013: 2).
Perangkat pembelajaran tersebut sangat perlu diimplementasikan dalam
praktik pembelajaran sehari-hari di satuan pendidikan. Akan tetapi, praktik
pembelajaran sehari-hari di sekolah masih mengalami berbagai persoalan dengan
perangkat pembelajaran yang digunakan untuk mengoperasikan jalannya
pembelajaran. Menurut Akbar (2013: 2) mengatakan bahwa :

4

Permasalahan perangkat pembelajaran yang digunakan guru di sekolah
yaitu (1) banyak indikator dan tujuan pembelajaran yang dirumuskan
guru masih cenderung pada kemampuan kognisi, afeksi, dan psikomotor
yang rendah, (2) bahan ajar yang digunakan guru masih cenderung
kognitivistik, (3) pemanfaatan sumber dan media yang masih kurang, (4)
model pembelajaran konvensional yang banyak diterapkan guru sehingga
kurang memicu keaktifan siswa, dan (5) penilaian proses juga kurang
berjalan optimal karena keterbatasan kemampuan mengembangkan
instrument asesmen.

Buku teks sebagai salah satu perangkat pembelajaran yang digunakan
terkadang tidak sesuai dengan model pembelajaran yang digunakan guru.
Kesesuaian antara buku teks dengan model pembelajaran yang digunakan akan
lebih meningkatkan efektivitas pembelajaran yang dilakukan guru.Senada Imas
Kurniasih (2013 : 2) menyatakan bahwa :
“Pengembangan RPP yang dilakukan oleh guru secara mandiri atau secara
bersama-sama melalui musyawarah guru mata pelajaran (MGMP) di dalam suatu
sekolah tertentu semestinya harus difasilitasi dan disupervisi kepala sekolah atau
guru senior yang ditunjuk oleh kepala sekolah”. Tidak ada cara belajar yang
paling benar dan cara mengajar yang paling baik, setiap orang berbeda dalam
kemamapuan intelektual, sikap dan kepribadian sehingga mereka mengadopsi
pendekatan-pendekatan yang berbeda untuk belajar yang sesuai dengan
karakteristik masing-masing. Sehingga dengan menggunakan berbagai macam
strategi belajar, pengetahuan yang diperolehnya dapat lebih bermakna dan
berkualitas. Hal ini menjadi tantangan bagi guru matematika sehingga diharapkan
guru matematika harus dapat menggali seluruh kemampuannya mampu
menciptakan model-model pembelajaran matematika yang dapat memelihara
suasana kelas dan iklim yang serasi bagi siswa agar tercapai tujuan pembelajaran

5

matematika yang optimal. Dengan kata lain, guru sebagai perancang dan
pengelolah pembelajaran harus mampu merencanakan pembelajaran yang
menyenangkan, mudah dipahami siswa, dan dapat mengaktifkan siswa sehingga
matematika semakin disenangi siswa.

Didalam proses belajar mengajar lembar aktivitas siswa(LAS) juga tidak
kalah penting diperhatikan.Walaupun banyak sekali lembar aktivitas siswa (LAS)
yang diperjual belikan di pasaran, tetap saja guru harus mempertimbangkan
dengan bijak, lembar aktivitas siswa (LAS) mana yang seharusnya digunakan.
Penilaian yang ada pada beberapa lembar aktivitas siswa (LAS) hanya merupakan
pemberian pemahaman terhadap materi, bukanlah bertujuan untuk mengaktifkan
siswa dalam proses pembelajaran. Jadi dengan kata lain lembar aktivitas siswa
(LAS) tersebut hanyalah bentuk lain dari buku teks atau modul. Lembar aktivitas
siswa (LAS) seharusnya memuat sekumpulan kegiatan mendasar yang harus
dilakukan oleh siswa untuk memaksimalkan kreativitas matematik siswa dalam
upaya membentuk kemampuan dasar sesuai dengan indikator pencapaian hasil
belajar yang harus ditempuh. Untuk mencapai tujuan di atas perlu adanya model
pembelajaran yang bisa mengatasi masalah pendidikan yang telah diungkapkan di
atas,Panel (dalam Ngalim 2009 : 8) menyatakan bahwa :
“Pengukuran adalah langkah awal dari pengajaran.Tanpa pengukuran tidak
dapat terjadi penilaian .Tanpa penilaian tidak akan terjadi umpan balik,tidak akan
diperoleh pengetahuan yang baik tentang hasil.Tanpa pengetahuan tentang hasil
tidak dapat terjadi perbaikan yang sistematis dalam belajar”.Yang dimaksud harus
memiliki syarat antara lain dapat membuat siswa mampu mengonstruksi

6

pengetahuan, dapat membuat siswa mandiri dalam belajar, dapat meningkatkan
interaksi siswa, dapat melatih siswa untuk mengkomunikasikan idenya dan dapat
meningkatkan pengetahuan siswa memecahkan masalah. Dengan ciri-ciri yang
dimiliki tersebut diharapkan model pembelajaran itu akan berakibat pada
meningkatnya hasil belajar siswa. Sesuai dengan pendapat Nur (dalam Trianto :
96) menyatakan bahwa: “Pengajaran berdasarkan masalah dikembangkan untuk
membantu siswa mengembangkan kemampuan berfikir,pemecahan masalah,dan
keterampilan intelektual ; belajar berbagai peran orang dewasa melalui pelibatan
mereka dalam pengalaman nyata atau simulasi dan memberi pembelajaran yang
otonom dan mandiri”.
Dari pemaparan fakta ini, rendahnya kemampuan guru dalam menyusun
perangkat pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pendidikan menjadi paradigma
bahwa perangkat pembelajaran adalah kumpulan berkas-berkas dalam memenuhi
kelengkapan administrasi di sekolah. Guru belum memanfaatkan perangkat
pembelajaran dengan semestinya. Bahkan, menurut Akbar (2013: 3) dari hasil
KKG (Kelompok Keja Guru) dan MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran)
yang seragam antara satu dengan sekolah lain, guru cenderung hanya sekedar
copy paste perangkat pembelajaran mulai silabus, rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP), format penilaian, dan lain sebagainya, walaupun kondisi dan
kemampuan siswa yang diajarkan di setiap sekolah berbeda-beda.
Perangkat pembelajaran matematika atau yang sering disebut sebagai
kurikulum merupakan bagian yang penting dari sebuah proses pembelajaran, juga
merupakan pedoman para guru dalam melaksanakan proses pembelajaran di

7

dalam kelas. Hal tersebut bertujuan untuk mengetahui sampai sejauh mana materi
pembelajaran telah disajikan, indikator-indikator apa sajakah yang ingin dicapai,
hingga bagaimana tindak lanjut yang akan dilakukan oleh guru. Selain itu,
perangkat pembelajaran juga bertujuan membantu para siswa untuk mengikuti
proses pembelajaran matematika.
Berdasarkan hasil survey TIMSS pada tahun 2007, Indonesia menempati
urutan ke 36 dari 49 negara dengan skor rata-rata 411, berada di bawah skor ratarata internasionl 500. Sementara, pada tahun 2011, peringkat Indonesia semakin
menurun, yaitu urutan ke 38 dari 42 negara dengan skor rata-rat adalah 386,
berada dibawah skor rata-rata internasional 500. Bila di tinjau dari survey PISA
tahun 2009, yang diumumkan pada Desember 2011, Indonesia menempati
peringkat ke 61 dari 65 negara yang disurvey dengan skor rata-rata kemampuan
matatika siswa Indonesia yaitu 371. Skor tersebut masih berada di bawah skor
internasioanl 496. Pada survey tersebut kreativits siswa dalam menyelesaikan
masalah termasuk dalam aspek yang diukur. Hal ini menunjukkan bahwa
pembelajaran matematika di Indonesia masih belum berhasil.
Kreativitas sering menjadi topik yang diabaikan dalam pengajaran
matematika.Umumnya orang beranggapan bahwa kreativitas dan matematika
tidak ada kaitannya satu sama lain.Para matematikawan sangat tidak setuju
dengan pandangan seperti itu.Meraka berpendapat bahwa menurut pengalaman
mereka kemampuan fleksibilitas yang merupakan salah satu komponen berfikir
kreatif adalah kemampuan yang paling penting bagi seorang pemecah masalah
yang berhasil .Menurut Noor Rohchman Hadjam (galam Guntur Talajan 2012: )

8

“kreativitas adalah orisinalitas artinya bahwa produk,proses atau orangnya mampu
menciptakan sesuatu yang belum diciptakan oleh orang lain”.Guru matematika
juga biasanya berfikir bahwa hanya logika yang paling utama diperlukan dalam
matematika

dan

bahwa

kreativitas

tidak

penting

dalam

belajar

matematika.Padahal di lain pihak seorang matematikawan yang megembangkan
produk atau hasil baru tidak dapat diabaikan potensi kreatifnya.
Kreativitas matematika merupakan suatu penguasaan kreatif mandiri
matematika dalam pembelajaran matematika, perumusan mandiri masalahmasalah matematik yang tidak rumit, penemuan cara-cara atau sarana dari
penyelesaian masalah, penemuan bukti-bukti teorema, pendeduksian mandiri
rumus-rumus,

dan

penemua

metode-metode

penyelesaian

masalah

nonstandar.Kreativitas siswa dapat ditingkatkan melalui penyajian masalah
terbuka (open-ended problem) dalam pembelajaran.

Selain itu Salah satu model

pembelajaran yang diharapkan mampu meningkatkan kreativitas adalah
Pembelajaran Berdasarkan Masalah (PBM). Model pembelajaran ini berlandaskan
paham konstruktivisme, yang menuntut student centered dalam pembelajarannya.
Pembelajaran Berdasarkan Masalah (PBM) merupakan suatu pembelajaran yang
melibatkan siswa pada masalah autentik. Masalah autentik dapat diartikan sebagai
suatu masalah yang sering ditemukan siswa dalam kehidupan sehari-hari. Dengan
PBM siswa dilatih menyusun sendiri pengetahuannya, mengembangkan
keterampilan pemecahan masalah melalui penyelidikan autentik baik mandiri
maupun kelompok, meningkatkan kepercayaan diri serta menghasilkan karya dan
peragaan.

9

Terdapat lima karakteristik PBM yang dikemukan Arends (dalam
Trianto, 2011:93) yakni : (1) Pengajuan pertanyaan atau masalah; (2) Berfokus
pada keterkaitan antar disiplin; (3) Penyelidikan autentik; (4) Menghasilkan
produk dan memamerkannya; dan (5) Kolaborasi. Kelima karakteristik ini
diharapkan dapat membantu siswa untuk berpikir kritis, berpikir kreatif,
membantu siswa memproses informasi yang telah dimiliki, dan membantu siswa
membangun serta menemukan sendiri pengetahuan tentang dunia sosial dan fisik
di sekelilingnya.
Masalah yang diajukan dalam PBM bersifat terbuka. Artinya, jawaban dari
masalah tersebut belum pasti. Setiap siswa, bahkan guru, dapat mengembangkan
kemungkinan jawaban. Dengan demikian, model PBM ini memberikan
kesempatan pada siswa untuk bereksplorasi mengumpulkan dan menganalisis data
secara lengkapa untuk meemcahkan masaah yang dihadapi. Tujuan utama dari
model PBM adalah kemampuan siswa untuk berpikir kritis, kreatif, analitis,
sistematis, dan logis untuk menemukan alternatif pemecahan masalah melalui
eksplorasi data secara empiris dalam rangka menumbuhkan sikap ilmiah.
Kreativitas siswa yang rendah juga ditunjukkan di lapangan. Soal
diberikan kepada 36 siswa SMP di Pematangsiantar. Hal ini dapat dilihat dari
kreativitas yang diberikan kepada siswa melalui soal berikut:

10

Contoh Soal:
Hitung luas dan keliling bangun datar di bawah ini !
3 cm

E

D

2 cm

A
4 cm

C
B
8 cm

Gambar 1.1 Soal Matematika
Berikut beberapa pola jawaban dan letak kesalahan siswa dalam
menyelesaikan soal tersebut:

Informasi yang
disajikan siswa
Penyelesaian ini
langsung penerapan
rumus keliling dan
luas

Gambar.1.2 Pola Jawaban Siswa

Siswa tidak
memahami
bangun datar
tersebut.

Gambar 1.3 Pola Jawaban Siswa

11

Kesalahan siswa pada gambar 1.2 dan 1.3 adalah tidak mampu untuk
merencanakan penyelesaian masalah. Hal ini terlihat dari kesalahan siswa dalam
menentukan konsep keliling dengan luas. Seharusnya, untuk menentukan luas dan
keliling bangun datar tersebut kita bagi menjadi dua bangun datar agar mudah
menghitungnya. Sementara para siswa langsung menghitung tanpa membagi
terlebih dahulu bangun datar tersebut.
Dari
(38,89%)

36

siswa,

siswa

yang

ada

14

menjawab

dengan jawaban
Pada gambar 1.4 Siswa sudah
mampu

membagi

bangun

datar

tersebut

terlebih

dahulu

dan

menyelesaikan

hingga

jawaban

terakhir tetapi siswa tersebut belum
Gambar 1.4 Pola Jawaban Siswa

mampu menunjukkan penyelesaian

yang berbeda dengan jawaban atau hasil yang sama.
Dilihat dari cara penyelesaian masalah yang dilakukan oleh siswa ternyata
siswa

masih

belum

mampu

untuk

mengembangkan

kreativitas

dalam

memecahkan masalah. Dari sisi flexibility siswa tidak mampu menghasilkan
bermacam pendekatan untuk menyelesaikan soal, dari sisi fluency siswa masih
belum mampu untuk menguraikan bentuk bangun datar tersebu dari sisi novelty

12

siswa belum mampu menyelesaikan sama sekali soal tersebut dan tidak mampu
untuk mengeluarkan pendapatnya.
Padahal pada dasarnya untuk menjawab soal tersebut dibutuhkan kreativitas
siswa karena dalam penyelesaian soal tersebut dibutuhkan komponen kreativitas
seperti yang disebutkan oleh .Kreativitas dapat dirumuskan sebagai kemampuan
yang mencerminkan kelancaran, keluwesan (fleksibilitas), dan orisinalitas dalam
berpikir, serta kemampuan untuk mengelaborasi (mengembangkan, memperkaya,
memperinci) suatu gagasan”.
Hal yang penting mengenai kreativitas bukanlah penemuan tentang sesuatu yang
baru bagi orang lain (yang belum pernah dikenal sebelumnya) melainkan hasil
dari kreativitas tersebut merupakan hal yang baru bagi diri siswa itu sendiri
bukannya hal yang baru bagi orang lain atau sekitarnya. Proses belajar mengajar
yang berlangsung selama ini di dalam kelas lebih sering menggunakan algoritma
(langkah-langkah) penyelesaian yang dicontohkan oleh guru sehingga sering juga
terjadi jika soal tersebut dirubah sedikit maka siswa bingung dalam
menyelesaikannya. Sebaiknya cara mengajar guru yang lebih sering menggunakan
algoritma penyelesaian diganti dengan pembelajaran yang berpusat pada siswa.
Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti ingin mengadakan
penelitian yang berjudul “Pengembangan Perangkat Pembelajaran matematika
berorientasi

pada

model

pembelajaran

berdasarkan

meningkatkan kreativitas matematik siswa smp”

13

masalah

untuk

1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang masalah,
dapat dilakukan identifikasi masalah :
1. Kreativitas siswa dalam memecahkan masalah matematika rendah.
2. Rendahnya hasil belajar matematika rendah.
3. Respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran matematika masih rendah.
4. Banyak buku teks yang hanya berisikan konsep-konsep seperti teorema dan
rumus-rumus yang tidak bermakna bagi siswa.
5. Sebagian besar kemampuan guru mengelola pembelajaran belum sesuai
dengan harapan.
6. Aktivitas aktif siswa dalam belajar masih rendah.
7. Respon siswa terhadap matematika masih rendah.
8. Strategi

pembelajaran

matematika

kurang

relepan

dengan

tujuan

pembelajaran.
9. Siswa belum mampu mengaplikasikan pengetahuan dengan kehidupan seharihari.
10. Pembelajaran matematika di sekolah-sekolah saat ini masih cenderung
menerapkan pembelajaran konvensional.
1.3 Batasan Masalah
Mengingat keluasan ruang lingkup permasalahan dalam pembelajaran
matematika seperti yang telah diidentifikasi di atas,maka penelitian ini perlu di
batasi sehingga lebih terfokus pada permasalahan yang mendasar dan memberikan
dampak yang luas terhadap permasalahan yang dihadapi.Masalah yang

14

teridentifikasi diatas merupakan masalah yang cukup luas dan kompleks,agar
penelitian ini lebih terfokus dan mencapai tujuan maka penulis membatasi
masalah pada pengembangan perangkat pembelajaran matematika berorientasi
pada model pembelajaran berdasarkan masalah untuk meningkatkan kreativitas
matematik siswa smp.Perangkat pembelajaran tersebut mencakup Rencana
Pelaksanaan

Pembelajaran(RPP),Buku

Petunjuk

Guru

(BPG),Buku

Ajar

Siswa(BAS).Lembar Aktivitas Siswa(LAS),Lembar Tes Kreativitas Matematik
(TKM)
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas, masalah utama dalam penelitian ini
adalah:
1.

Bagaimana produk pengembangan perangkat pembelajaran yang valid dan
efektif dalam penerapan model pembelajaran berdasarkan masalah pada
pokok bahasan bangun datar segi empat.

2.

Bagaimana

kreativitas

matematik

siswa

menggunakan

perangkat

pembelajaran yang dikembangkan melalui penerapan model pembelajaran
berdasarkan masalah?
Sesuai dengan rumusan masalah diatas, keefektifan pembelajaran dapat
diukur melalui beberapa pertanyaan penelitian sebagai beriku
1. Bagaimana tingkat ketuntasan belajar siswa dalam pembelajaran masalah
2. Bagaimana peningkatan kreativitas matematik siswa dalam pembelajaran
berdasarkan masalah.

15

3. Bagaimana tingkat kemampuan guru dalam mengelola

pembelajaran

berdasarkan masalah
4. Bagaimana

aktivitas aktif siswa selama proses pembelajaran dalam

pembelajaran berdasarkan masalah
5. Bagaimana respon siswa terhadap komponen dalam proses pembelajaran
berdasarkan masalah
1.5 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah dan pertanyaan penelitian diatas, yang
menjadi tujuan penelitian ini adalah :
1. Mendeskripsikan

tingkat

ketuntasan

belajar

siswa

dalam

pembelajaran berdasarkan masalah.
2. Mendeskripsikan peningkatan kreativitas siswa dalam pembelajaran
berdasarkan masalah.
3. Mendeskripsikan

tingkat

kemampuan

guru

dalam

mengelola

pembelajaran berdasarkan masalah.
4. Mendeskripsikan

aktivitas aktif siswa selama proses pembelajaran

dalam pembelajaran berdasarkan masalah.
5. Mendeskripsikan respon siswa terhadap komponen dalam proses
pembelajaran berdasarkan masalah
1.6 Manfaat Penelitian
Dengan tercapainya tujuan penelitian ini, maka diharapkan hasil penelitian
ini dapat bermanfaat sebagai acuan bagi guru-guru matematika SMP yang ingin
mengembangkan perangkat pembelajaran dengan Pendekatan berbasis Masalah.

16

1.

Sebagai masukan kepada guru-guru tentang alternatif pembelajaran
yang dapat digunakan dalam pembelajaran.

2.

Sebagai masukan bagi segenap pembaca dan pemerhati yang perduli
pada peningkatan mutu pendidikan khususnya mutu pendidikan
matematika.

1.7Asumsi dan Keterbatasan
1.7.1
a.

Asumsi :

Siswa mengerjakan tes hasil belajar dengan sungguh-sungguh,
sehingga hasil tes mencerminkan kemampuan kreativitas siswa yang
sebenarnya.

b.

Siswa mengisi angket respon siswa dengan jujur, sehingga hasil
angket mencerminkan tanggapan siswa terhadap pembelajaran.

c.

Para validator memberi penilaian dengan objektif, sehingga hasil
validasi

mencerminkan

kualitas

perangkat

dan

instrument

berdasarkan teori yang digunakan.
d.

Pengamat

benar-benar

mengamati

dan mengisi

data dengan

sesungguhnya sehingga data pengamatan menunjukkan kondisi
lapangan sesungguhnya.
e.

Guru benar-benar mempersiapkan diri untuk tiap kelas sehingga
pembelajaran berlangsung sesuai dengan teori yang digunakan. Serta
berlaku seimbang, tidak mengutamakan kelas tertentu, sehingga
perbedaan hasil belajar siswa karena faktor guru benar-benar
terkontrol.

17

1.7.2 Keterbatasan
Dalam penelitian ini, subjek penelitian terbatas pada satu sekolah saja
yaitu sekolah SMP Negeri 1 Siantar yang menjadi populasi penelitian
dan terbatas pada pokok bangun datar segi empat.
1.8 Definisi Operasional
1.

Pembelajaran berdasarkan masalah adalah suatu model pembelajaran
yang dihadapkan pada suatu masalah, yang kemudian dengan melalui
pemecahan masalah, masalah tersebut siswa belajar ketrampilanketrampilan yang lebih mendasar dengan berorientasi siswa terhadap
masalah;

mengorganisasi

siswa

untuk

belajar;

membimbing

penyelidikan individual maupun kelompok; mengembangkan dan
menyajikan hasil karya; menganalisis dan mengevaluasi.
2.

Perangkat pembelajaran adalah sekumpulan alat pendukung (rencana
pembelajaran, buku siswa, lembar aktivitas siswa, kreativitas siswa)
yang

memungkinkan

siswa

dan

guru

melakukan

kegiatan

pembelajaran.
3.

Pengembangan

perangkat

pembelajaran

adalah

proses

untuk

mendapatkan perangkat pembelajaran yang baik, sesuai dengan
langkah-langkah pada model pengembangan perangkat pembelajaran
yang digunakan. Perangkat pembelajaran yang dikatakan baik apabila
tim validator (ahli dan praktisi) menyatakan perangkat yang
dikembangkan valid (didasarkan pada rasional teoritik yang kuat dan
terdapat konsistensi di antara komponen-komponen perangkat secara

18

internal), dan dalam pelaksanaan ujicoba perangkat memenuhi syaratsyarat tertentu yaitu : (a) aktifitas aktif siswa selama pembelajran
sesuai dengan batas toleransi waktu ideal; (b) kemampuan guru
mengelola pembelajaran minimal cukup dan (c) siswa memberikan
respon

yang positif

terhadap

komponen-komponen perangkat

pembelajaran (d) tes hasil belajar valid.
4.

Keefektifan Pembelajaran merupakan standar kompetensi yang
diterapkan dari indikator-indikator, yang ditunjukkan dengan i)
ketuntasan belajar siswa secara klasikal, ii) aktivitas aktif siswa
selama kegiatan belajar memenuhi kriteria toleransi waktu ideal yang
ditetapkan iii) kemampuan guru mengelolah pembelajarn minimal
berada pada kategori cukup baik iv) respon siswa yang positip
terhadap komponen-komponen perangkat pembelajarn dan kegiatan
peembelajaran. Pembelajaran dikatakan efektif jika tiga dari empat
indikator tersebut terpenuhi dengan syarat indikator pertama harus
dipenuhi.

5.

Tingkat pencapaian ketuntasan belajar siswa dinyatakan sudah tuntas
apabila nilai siswa secara individual mencapai

2,66. Nilai siswa

secara individual adalah jumlah skor yang diperoleh siswa dibagi skor
maksimum dan dikali 4. Selanjutnya secara klasikal bahwa suatu
pembelajaran dipandang telah tuntas terdapat 80% siswa yang
mengikuti tes telah mencapai skor minimal 2,66.

19

6.

Aktivitas siswa adalah kegiatan yang dilakukan siswa selama proses
pembelajaran, meliputi: mendengarkan/memperhatikan penjelasan
guru/teman,

membaca/memahami

masalah,

menyelesaikan

masalah/menemukan cara dan jawaban masalah , berdiskusi/bertanya
kepada teman/guru, menarik kesimpulan suatu konsep atau prosedur
dan perilaku yang tidak relevan dengan pembelajaran seperti :
percakapan

diluar

pelajaran,berjalan-jalan

diluar

kelompok,

mengerjakan sesuatu topik diluar pembelajara dan lain-lain.
7.

Kemampuan guru mengelolah pembelajaran adalah kualitas guru
dalam melaksanakan setiap tahap-tahap pembelajaran berdasarkan
masalah menggunakan perangkat pembelajaran. Kemampuan ini
diukur dengan menggunakan lembar pengamatan kemampuan guru.

8.

Respon siswa adalah pendapat senang-tidak senang, baru-tidak baru,
terhadap komponen dan kegiatan pembelajaran,komentar siswa
terhadap keterbacaan (buku siswa dan tes hasil belajar) penggunaan
bahasa dan penampilan guru dalam pelaksanaan pembelajaran.

20

142

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dalam penelitian ini,
dikemukakan beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Efektifitas perangkat pembelajaran yang dikembangkan dengan menggunakan
model pembelajaran berdasarkan masalah,disimpulkan pada (i) kreativitas
matematik siswa memperoleh persentase 88,57 % (ii) Kadar aktifitas aktif
siswa memenuhi kriteria toleransi waktu ideal yang ditetapkan (iii)
Kemampuan guru mengelola pembelajaran berada pada kriteria baik (iv)
Respon siswa terhadap komponen-komponen perangkat pembelajaran dan
kegiatan pembelajaran adalah positif.
2. Peningkatan

kreativitas

matematik

siswa

menggunakan

perangkat

pembelajaran berdasarkan masalah pada pokok bahasan bangun datar segi
empat adalah dari persentase pencapaian kreativitas matematik pada uji coba I
sebesar 60 % meningkat menjadi

pada uji coba II 88,57 %.

3. Kadar aktifitas aktif siswa pada uji coba 1 terdapat aktif siswa yang belum
memenuhi kriteria toleransiwaktu ideal yang ditetapkan sedangkan pada
ujicoba II seluruh aktifitas aktif siswa telah memenuhi kriteria toleransi waktu
ideal yang ditetapkan.
4. Nilai kemampuan guru mengelola pembelajaran pada ujicoba I berada pada
kriteria cukup baik dan pada ujicoba II berada pada kriteria baik.

143

5. Respon siswa terhadap komponen dalam proses pembelajaran berdasarkan
masalah sudah menunjukkan respon yang positif.

5.2 Saran
Berdasarkan

kesimpulan

penelitian

diatas,

pembelajaran

dengan

menggunakan model pembelajaran berdasarkan masalah yang diterapkan dengan
kegiatan pembelajaran memberikan beberapa hal yang penting untuk diperhatikan.
Untuk itu peneliti menyarankan beberapa hal sebagai berikut :
1. Perangkat

pembelajaran

yang

dihasilkan

ini

baru

sampai

tahap

pengembangan, belum diimplementasikan secara luas disekolah-sekolah.
Untuk mengetahui perangkat pembelajaran berdasarkan model pembelajaran
berdasarkan masalah yang efektif dan valid dalam berbagai materi pokok
bahasan pelajaran matematik dan mata pelajaran lain yang sesuai, disarankan
para guru dan peneliti untuk mengimplementasikan perangkat pembelajaran
dengan model pembelajaran berdasrkan masalah ini pada ruang lingkup yang
lebih luas di sekolah-sekolah.
2. Bagi guru yang ingin menerapkan perangkat pembelajaran dengan model
pembelajaran b

Dokumen yang terkait

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika dengan Model Pembelajaran Pemecahan Masalah untuk Meningkatkan Kemampuan Penalaran Matematis

0 2 9

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERDASARKAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK SISWA SMP NEGERI 1 SIMANINDO.

0 1 45

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERDASARKAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIK DAN SELF-EFFICACY SISWA MTS NURUL HIKMAH TINJOWAN.

0 2 45

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATERI PERBANDINGAN MENGGUNAKAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK SISWA.

0 4 45

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS SISWA SMP NEGERI 27 MEDAN.

0 4 54

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK SISWA SMP NEGERI 3 SUNGGAL.

0 14 42

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK SISWA DI SMP KELAS VIII.

0 1 41

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA DAN ASESMEN OTENTIK BERORIENTASI MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMP.

0 2 48

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS MASALAH PADA MATERI PELUANG UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP KELAS VIII.

0 3 53

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN FISIKA BERORIENTASI PADA KREATIVITAS CALON GURU

0 0 23