Model Pembelajaran Fisika ( 32 Files )

SEMINAR NASIONAL JURUSAN FISIKA FMIPA UM 2016

Proses Perubahan Konsep Peserta Didik Kelas XI IPA MAN 1 Garut
Pada Mata Pelajaran Fisika Berdasarkan Cognitive Reconstruction of
Knowledge Model
HILMAN FIRDAUS1), MURTONO2)
Kegiatan Belajar Masyarakat Anugerah Bangsa. Jl. Palagan KM 10 Yogyakarta.
E-mail: hilmanfirdaus.1410@gmail.com
2) Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga. Jl. Marsda
Adisucipto Yogyakarta.
1) Pusat

*) PENULIS KORESPONDEN
TEL: 085743484846

ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan untuk (1) menggambarkan proses perubahan konsep peserta
didik pada mata pelajaran fisika berdasarkan cognitive reconstruction of knowledge model
(CRKM) dan (2) menggambarkan bentuk perubahan konsep peserta didik setelah melalui proses
pembelajaran. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif.
Adapun teknik pengumpulan data menggunakan teknik kuesioner. Kuesioner dibagi menjadi
dua bagian, yaitu lembar pertanyaan dan lembar pernyataan. Lembar pertanyaan merupakan

satu paket soal yang diberikan sebelum dan sesudah menjalani proses pembelajaran. Lembar
pernyataan digunakan untuk mengetahui bentuk perubahan konsep yang terjadi pada peserta
didik. Lembar penyataan terdiri dari empat paket yang disesuaikan dengan variabel CRKM.
Lembar pernyataan digunakan untuk menggambarkan proses perubahan konsep peserta didik.
Populasi penelitian adalah seluruh kelas XI IPA MAN 1 Garut. Penentuan sampel dilakukan
dengan teknik random cluster sampling. Analisis data dilakukan secara kualitatif sehingga
diperoleh gambaran perubahan konsep yang terjadi pada peserta didik. Berdasarkan hasil analisis
data, sebanyak 75% peserta didik sampel mengalami perubahan konsep setelah melalui proses pembelajaran.
Dari 75% peserta didik sampel yang mengalami perubahan konsep ditemukan 2 tipe perubahan konsep dan 8
kategori proses perubahan konsep berdasarkan CRKM. Tipe perubahan konsep yang terjadi pada peserta didik
adalah perubahan pengayaan dan perubahan revisi. Sementara itu kategori perubahan konsep diurutkan dari
kategori CRK 1, CRK 2, CRK 3, CRK 4, CRK 5, CRK 6, CRK 7, CRK 8, yang dikategorikan berdasarkan pola
dan hubungan antar-variabel CRKM.
Kata Kunci: Perubahan konsep, perubahan konsep pengayaan, perubahaan konsep revisi,
CRKM.

PENDAHULUAN
Conceptual Change (perubahan konsep) secara umum didefinisikan sebagai
pembelajaran yang mengubah pengetahuan awal yang dimiliki peserta didik. Dalam
perspektif perubahan konsep, belajar tidak hanya berarti mengumpulkan fakta atau

kemampuan baru, melainkan terjadinya perubahan dalam pengetahuan awal yang
telah dimiliki oleh peserta didik.
Perubahan konsep lahir dari perspektif konstruktivis yang memandang bahwa
peserta didik membentuk konsep baru berdasarkan konsep awal yang telah mereka
miliki sebelum memasuki proses pembelajaran (Dole & Sinatra, 1998). Pada mata
pelajaran fisika, konsep awal tentang dunia fisis telah terbentuk sejak masa kanakkanak. Konsep awal ini kemudian menjadi dasar bagi peserta didik untuk menafsirkan
konsep-konsep baru yang mereka pelajari sehingga mereka mampu menyusun teori
yang lebih spesifik tentang dunia fisis (Vosniadou, 1994).
Konsep-konsep yang terbentuk selama proses ini secara terus menerus diperkaya
dan diperbaharui sehingga mengalami perubahan. Tetapi, menurut Vosniadou,
perubahan konsep yang sesuai dengan konsep ilmiah jarang terjadi dan lebih sering
menghasilkan miskonsepsi. Hal ini terjadi karena perbedaan yang sangat jauh antara
konsep awal yang dimiliki peserta didik dengan konsep ilmiah yang sedang mereka
pelajari.
ISBN 978-602-71279-1-9

PFMO-212

SEMINAR NASIONAL JURUSAN FISIKA FMIPA UM 2016
Dalam penelitiannya tentang gerak jatuh bebas, Kavanagh & Sneider menemukan

bukti peserta didik mengalami peralihan konsep dari benda jatuh karena tidak
ditopang ke konsep benda jatuh karena berat . Seiring dengan bertambahnya
pemahaman para peserta didik mulai menggunakan kata gravitasi untuk menjelaskan
benda jatuh (Kavanagh & Sneider, 2007). Dari hasil penelitian tersebut terlihat jelas
bahwa perubahan konsep seringkali ditandai dengan perubahan penggunaan bahasa.
Perubahan konsep yang terjadi pada peserta didik dipengaruhi oleh banyak faktor,
salah satunya adalah motivasi. Menurut Milner-Bolotin et al. mata pelajaran fisika
memiliki banyak contoh tentang bagaimana sikap peserta didik terhadap mata
pelajaran bisa berakibat negatif pada proses pembelajaran. Peserta didik yang tidak
memiliki motivasi terhadap pelajaran fisika memiliki pemahaman konsep fisis yang
lebih rendah dibandingkan peserta didik yang memiliki motivasi di dalam mata
pelajaran fisika. Hal ini terjadi karena peserta didik yang tidak memiliki motivasi telah
memilih untuk mengabaikan semua hal yang berkaitan dengan fisika (Milner-Bolotin et
al., 2011).
Selain motivasi, perubahan konsep juga dipengaruhi oleh konsep yang disampaikan
kepada peserta didik. Konsep yang sulit dipahami atau bahkan bertentangan membuat
perubahan konsep sulit terjadi pada peserta didik. Ini sesuai dengan hasil penelitian
Posner et al. Dari hasil penelitian tersebut ditemukan empat kondisi yang menyebabkan
terjadinya perubahan konsep, dengan tiga di antaranya berkaitan dengan konsep yang
disampaikan kepada peserta didik (Posner et al, 1982).

Memahami bagaimana terjadinya perubahan konsep merupakan hal yang sangat
penting untuk memahami perkembangan pemikiran peserta didik. Pemahaman yang
baik terhadap perubahan konsep juga dapat membantu para pendidik untuk
menciptakan suasana belajar di mana peserta didik terbiasa memahami suatu konsep
dari berbagai perspektif.
Tujuan pembelajaran berbasis perubahan konsep bukanlah untuk memaksa peserta
didik mengganti konsep yang mereka miliki dengan konsep yang dimiliki oleh pendidik
atau ilmuwan. Tujuan pembelajaran berbasis perubahan konsep adalah untuk
membantu peserta didik memiliki kebiasaan membandingkan konsep yang mereka
miliki dengan konsep yang baru saja mereka pelajari, kemudian memilih konsep mana
yang paling tepat berdasarkan pemahaman peserta didik itu sendiri (Hewson, 1992).
Sementara itu menurut Vosniadou, evaluasi secara konsisten terhadap konsep-konsep
tersebut dapat membantu peserta didik mengembangkan kesadaran metakonsep, yaitu
pemahaman tentang bagaimana mereka membangun konsep pengetahuan mereka
(Vosniadou, 1994).
Dalam rangka memperluas pemahaman tentang perubahan konsep, Dole & Sinatra
melakukan studi terhadap tiga disiplin ilmu. Hal ini dilakukan karena mereka
menemukan bahwa pengetahuan para pendidik tentang perubahan konsep masih
sangat sedikit (Dole & Sinatra, 1998). Mereka kemudian menyusun sebuah model
perubahan konsep berdasarkan tiga disiplin ilmu, yaitu psikologi kognitif, psikologi

sosial, dan ilmu pendidikan. Ketiga disiplin ilmu ini memiliki kemiripan asumsi teoritis
dalam model perubahan. Model yang mereka kembangkan disebut Cognitive
Reconstruction of Knowledge Model (CRKM).
Mengingat pentingnya pemahaman tentang perubahan konsep tetapi sedikitnya
pengetahuan tentang perubahan konsep, maka diadakan penelitian tentang proses
perubahan konsep dalam pembelajaran berdasarkan model CRKM. Penelitian ini
memiliki dua pertanyaan, yaitu (1) bagaimana proses perubahan konsep peserta didik
berdasarkan model CRKM? dan (2) bagaimana bentuk perubahan konsep peserta didik
setelah melalui proses pembelajaran? Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Mengetahui
proses perubahan konsep peserta didik berdasarkan model CRKM, dan (2) mengetahui
bentuk perubahan konsep yang terjadi pada peserta didik setelah melalui proses
pembelajaran.
ISBN 978-602-71279-1-9

PFMO-213

SEMINAR NASIONAL JURUSAN FISIKA FMIPA UM 2016
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan
kualitatif (Nana, 2012; Creswll, 2012). Teknik pengumpulan data yang digunakan di

dalam penelitian ini adalah kuesioner, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk dijawab (Sugiyono, 2011; Hamzah Uno & Satria Koni, 2012); dengan
prosedur sebagai berikut: (1) sebelum memasuki materi mekanika fluida peserta didik
terlebih dahulu diberi lembar pertanyaan berupa satu paket soal uraian untuk
mengetahui konsep awal yang mereka miliki; (2) setelah mengerjakan paket soal,
peserta didik diberi lembar pernyataan learner s existing conception; (3) peserta didik
diberikan lembar pernyataan motivation dan message saat materi mekanika fluida
diberikan; (4) data yang diperoleh dari lembar pernyataan motivation dan message
dianalisis untuk diketahui ada atau tidaknya interaksi. Jika tidak ada interaksi maka
peserta didik akan diberi lembar pernyataan peripheral cue; (5) data-data yang
diperoleh dari lembar pernyataan motivation, message dan peripheral cue ditempatkan
pada engagement continuum; (6) setelah materi mekanika fluida selesai, peserta didik
kembali diberi paket soal untuk mengetahui ada atau tidaknya perubahan konsep.
Penelitian dilakukan di MAN 1 Garut pada Februari 2014 dengan mengambil
sampel kelas XI IPA 3 yang dipilih dengan teknik random cluster sampling (Fraenkel &
Wallen, 2006; Ary, Jacobs & Razavieh, 2007). Sampel terdiri dari 32 peserta didik.
Instrumen pengumpul data yang digunakan lembar pertanyaan, yaitu satu paket soal
yang terdiri dari 8 butir soal konsep Mekanika Fluida; dan lembar pernyataan yang
terdiri dari empat paket sesuai dengan variabel CRKM. Analisis data dilakukan dengan

melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Menganalisis data yang diperoleh dari soal uraian dan lembar pernyataan learner s
existing conception untuk mengetahui karakteristik konsep awal dengan kriteria
sebagai berikut:
a. Konsep awal masuk dalam kategori baik apabila memenuhi indikator strength
dan coherence.
b. Konsep awal masuk dalam kategori tidak baik apabila tidak memenuhi salah
satu atau kedua indikator strength dan coherence.
2. Menganalisis variabel motivation untuk dibagi ke dalam tiga kategori, dengan
ketentuan sebagai berikut:
a. Tinggi, apabila memenuhi 3-4 indikator.
b. Rendah, apabila memenuhi 1-2 indikator.
c. Tidak memiliki motivasi, apabila tidak ada satu pun indikator yang terpenuhi.
3. Menganalisis variabel message untuk dibagi ke dalam dua kategori, dengan
ketentuan sebagai berikut:
a. Mudah dipahami, apabila memenuhi 3-4 indikator.
b. Sulit dipahami, apabila kurang dari 1-2 indikator.
c. Tidak bisa dipahami, apabila tidak ada satu pun indikator yang terpenuhi.
4. Menganalisis data yang diperoleh dari variabel motivation dan message untuk
dikelompokkan ke dalam dua kategori interaksi, yaitu ada interaksi dan tidak ada

interaksi. Ketentuan kedua kategori tersebut adalah sebagai berikut:
a. Ada interaksi apabila terdapat sedikitnya satu indikator yang terpenuhi dari
masing-masing variabel,
b. Tidak ada interaksi apabila tidak ada satu pun indikator yang terpenuhi dari
masing-masing variabel;
5. Untuk kategori interaksi ada interaksi, dikelompokkan ke dalam kategori
continuum, yaitu high engagement continuum dan low engagement continuum.
Ketentuan kedua kategori continuum tersebut adalah:
a. High engagement continuum apabila peserta didik memiliki motivasi yang tinggi
dan memahami konsep yang disampaikan.
ISBN 978-602-71279-1-9

PFMO-214

SEMINAR NASIONAL JURUSAN FISIKA FMIPA UM 2016
b. Low engagement continuum apabila peserta didik memiliki motivasi rendah, atau
kurang memahami konsep yang disampaikan, atau memiliki motivasi rendah
sekaligus kurang memahami konsep yang disampaikan.
6. Untuk kategori intrakasi tidak ada interaksi, akan dikelompokkan ke dalam dua
kategori, yaitu ada peripheral cue dan tidak ada peripheral cue. Ketentuan kedua

kategori peripheral cue yaitu memenuhi indikator variabel peripheral cue;
7. Menganalisis jawaban soal uraian yang diberikan sebelum memasuki pembelajaran
mekanika fluida dan jawaban soal uraian yang diberikan setelah selesai
pembelajaran mekanika fluida. Hasil analisis dikelompokkan ke dalam dua kategori,
yaitu:
a. Terjadi perubahan konsep, apabila 5-8 jawaban soal uraian mengalami
perubahan konsep,
b. Tidak terjadi perubahan konsep, apabila kurang dari 5 jawaban soal uraian
mengalami perubahan konsep;
8. Menganalisis keseluruhan data untuk dicari hubungan semua variabel dan
mengelompokkan hubungan tersebut ke dalam kategori perubahan konsep.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Kategori Perubahan Konsep CRKM
Perubahan konsep yang dimaksud dalam penelitian ini merujuk pada ilustrasi
Hewson: Dalam pemilihan umum, pemegang jabatan sebelumnya dikalahkan oleh
kandidiat lain. Terjadi perubahan pemimpin politik. Kedua orang bersangkutan tetap
hidup di kota yang sama, tetapi hanya satu yang menjadi pemimpin. Pada kasus ini
tidak ada kepunahan. Perubahan berarti pertukaran satu entitas dengan entitas
lainnya (Hewon, 1992). Dengan kata lain, yang dimaksud perubahan konsep pada

penelitian ini adalah pergantian konsep awal peserta didik dengan konsep baru yang
mereka dapatkan selama proses pembelajaran; di mana konsep awal tersebut tidak
sepenuhnya hilang melainkan sudah tidak digunakan karena karena diganti oleh
konsep baru yang mereka dapatkan.
Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan proses perubahan konsep
berdasarkan CRKM. CRKM adalah model perubahan konsep yang didasarkan pada
interaksi 4 variabel, yaitu learner existing conception, motivation, message, dan
peripheral cue. Dikatakan terdapat interaksi antara variabel motivation dengan message

apabila masing-masing variabel memiliki memenuhi setidaknya satu kriteria. Apabila terdapat
interaksi antara kedua variabel, maka langkah selanjutnya adalah menentukan seberapa kuat
interaksi tersebut; sebaliknya, jika tidak terdapat interaksi maka dilakukan pemeriksaan
apakah variabel peripheral cue memiliki peran terhadap peserta didik. Variabel-variabel

tersebut berinteraksi dalam suatu skala kuat-lemah yang disebut engagement
continuum (gambar 1). Dari keseluruhan interaksi tersebut bisa diprediksi terjadi atau
tidaknya perubahan konsep pada peserta didik.
Data hasil penelitian menunjukkan, dari 32 peserta didik yang terlibat dalam
penelitian, 24 peserta didik (75%) mengalami perubahan konsep sedangkan 8 peserta
didik tidak mengalami perubahan konsep. Karena tujuan pertama penelitian untuk

menggambarkan proses perubahan konsep, maka analisis proses perubahan konsep
hanya dilakukan kepada peserta didik yang mengalami perubahan konsep.

ISBN 978-602-71279-1-9

PFMO-215

SEMINAR NASIONAL JURUSAN FISIKA FMIPA UM 2016

Gambar 1. Cognitive Reconstruction of Knowledge Model (Dole & Sinatra, 1998).

Analisis yang dilakukan terhadap 24 peserta didik yang mengalami perubahan
konsep menghasilkan 8 kategori proses perubahan konsep. Kedelapan kategori tersebut
diberi nama CRK (cognitive reconstruction of knowledge) dan dibedakan berdasarkan
interaksi antar-variabel CRKM (tabel 1). Dua puluh empat peserta didik yang
mengalami perubahan konsep terdistribusi ke dalam 8 kategori dengan komposisi
sebagai berikut: 4 peserta didik di kategori CRK 1; 1 peserta didik di CRK 2; 1 peserta
didik di kategori CRK 3; 2 peserta didik di kategori CRK 4; 1 peserta didik di kategori 5;
12 peserta didik di kategori CRK 6; 1 peserta didik di kategori CRK 7; 2 peserta didik di
kategori CRK 8 (tabel 2).
Proses perubahan konsep pada kategori CRK 1 meliputi: konsep awal yang dimiliki
peserta didik baik; peserta didik tidak memiliki komitmen untuk mempertahankan
konsep awal; selama pembelajaran memiliki motivasi yang tinggi dan mampu
memahami materi pelajaran yang disampaikan sehingga memiliki ikatan high
engagement continuum. Meskipun peserta didik kategori ini memiliki konsep awal yang
baik, namun mereka termasuk dalam kategori peserta didik yang tidak memiliki
komitmen untuk mempertahankan konsep awal tersebut. Bisa diartikan bahwa mereka
merupakan orang-orang yang terbuka terhadap pengetahuan baru. Hal ini sesuai
dengan prediksi yang menyebutkan bahwa peserta didik yang tidak memegang teguh
konsep awal yang mereka miliki cenderung lebih mudah mengalami perubahan konsep
(Dole & Sinatra, 1998)
Tabel 1. Kategori Proses Perubahan Konsep CRKM.

No
.

Kategor
i

Karakteristi
k Prakonsep

4

CRK 4

Tidak baik

1
2
3

CRK 1
CRK 2
CRK 3

Baik
Baik
Tidak baik

5

CRK 5

Tidak baik

6

CRK 6

Tidak baik

7

CRK 7

Tidak baik

8

CRK 8

Tidak baik

ISBN 978-602-71279-1-9

Commitmen
t

Motivatio
n

Messag
e

Tidak
Tidak
Tidak
Tidak

Tinggi
Rendah
Tinggi
Tinggi

Ya

Tinggi

Tidak

Rendah

Ya

Tinggi

Ya

Rendah

Paham
Paham
Paham
Kurang
paham
Kurang
paham
Kurang
paham
Kurang
paham
Kurang
paham

Engagemen
t
Continuum
Kuat
Lemah
Kuat
Lemah

Perubah
n konsep

Lemah

Ya

Lemah

Ya

Lemah

Ya

Lemah

Ya

Ya
Ya
Ya
Ya

PFMO-216

SEMINAR NASIONAL JURUSAN FISIKA FMIPA UM 2016
Tabel 2. Distribusi Peserta Didik per Kategori.
No.
1
2
3
4
5
6
7
8

Kategori
CRK 1
CRK 2
CRK 3
CRK 4
CRK 5
CRK 6
CRK 7
CRK 8

Jumlah Peserta
Didik
4
1
1
2
1
12
1
2

Proses perubahan konsep kategori CRK 2 meliputi: konsep awal yang dimiliki
peserta didik baik, peserta didik tidak memiliki komitmen untuk mempertahankan
konsep awal, selama pembelajaran memiliki motivasi yang rendah tetapi mampu
memahami materi pelajaran yang disampaikan sehingga memiliki ikatan low
engagement continuum.
Proses perubahan konsep kategori CRK 3 meliputi: konsep awal yang dimiliki
peserta didik tidak baik, tidak memiliki komitmen untuk mempertahankan konsep
awal, selama pembelajaran memiliki motivasi dan mampu memahami materi pelajaran
yang disampaikan sehingga memiliki ikatan high engagement continuum.
Proses perubahan konsep kategori CRK 4 meliputi: konsep awal yang dimiliki
peserta didik tidak baik, tidak memiliki komitmen untuk mempertahankan konsep
awal, selama pembelajaran memiliki motivasi tinggi tetapi kurang paham terhadap
materi pelajaran sehingga memiliki ikatan low engagement continuum.
Proses perubahan konsep kategori CRK 5 meliputi: konsep awal yang dimiliki
peserta didik tidak baik, peserta didik memiliki komitmen untuk mempertahankan
konsep awal, selama pembelajaran memiliki motivasi tinggi tetapi kurang memahami
materi pelajaran yang disampaikan sehingga memiliki ikatan low engagement
continuum.
Proses perubahan konsep kategori CRK 6 meliputi: konsep awal yang dimiliki
peserta didik tidak baik, peserta didik tidak memiliki komitmen untuk
mempertahankan konsep awal, memiliki motivasi yang rendah dan kurang memahami
materi pelajaran yang disampaikan sehingga memiliki ikatan low engagement
continuum.
Proses perubahan konsep kategori CRK 7 meliputi: konsep awal yang dimiliki tidak
baik, memiliki komitmen untuk mempertahankan konsep awal, selama pembelajaran
memiliki motivasi yang tinggi tetapi kurang memahami materi pelajaran yang
disampaikan sehingga memiliki ikatan low engagement continuum.
Proses perubahan konsep kategori CRK 8 meliputi: konsep awal yang dimiliki tidak
baik, memiliki komitmen untuk mempertahankan konsep awal, selama pembelajaran
memiliki motivasi yang rendah dan kurang memahami materi pelajaran yang
disampaikan sehingga memiliki ikatan low engagement continuum.
Bentuk-Bentuk Perubahan Konsep
Kategori-kategori tersebut di atas merupakan proses perubahan konsep
berdasarkan model CRKM. Proses tersebut adalah hasil interaksi antara beberapa
variabel dalam model CRKM. Sementara itu, perubahan secara konseptual hanya
terbagi menjadi dua tipe. Bentuk perubahan konsep yang ditemukan pada penelitian ini
adalah perubahan pengayaan dan perubahan revisi.
Perubahan pengayaan diartikan sebagai penambahan konsep secara sederhana ke
dalam konsep awal yang dimiliki peserta didik. Perubahan konsep tipe pengayaan
terjadi pada beberapa peserta didik sampel pada beberapa butir soal saja (Vosniadou,
1994). Perubahan konsep paling banyak terjadi pada tipe perubahan revisi. Revisi
terjadi ketika informasi yang diperoleh tidak konsisten dengan konsep awal yang
dimiliki peserta didik (Vosniadou, 1994).
ISBN 978-602-71279-1-9

PFMO-217

SEMINAR NASIONAL JURUSAN FISIKA FMIPA UM 2016
Perubahan konsep pengayaan terjadi pada beberapa peserta didik di beberapa butir
soal. Sebelum memasuki proses pembelajaran, pada butir soal nomor 2 Silviani Sri
Lestari memberikan jawaban Karena adanya perbedaan ketinggian . Jawaban yang
singkat ini kemudian berubah setelah melalui proses pembelajaran menjadi Semakin
tinggi ketinggian air maka tekanan air semakin akan semakin rendah. Semakin dalam
lubang maka tekanan air akan semakin tinggi . Pada mulanya Silviani Sri Lestari
hanya menyebutkan perbedaan ketinggian sebagai penyebab berbedanya pancaran air
dari dua lubang. Setelah itu dia menambahkan konsep perbedaan ketinggian dengan
menyinggung kaitannya terhadap tekanan, yaitu penjelasan semakin tinggi ketinggian
air maka tekanan air akan semakin rendah.
Perubahan konsep revisi menjadi perubahan konsep yang paling banyak terjadi
pada peserta didik di banyak butir soal. Pada perubahan konsep ini, konsep awal
peserta didik diganti dengan konsep ilmiah yang mereka terima selama proses
pembelajaran.
Pada butir soal nomor 5, sebelum pembelajaran Gungun Hadiansyah memberikan
jawaban sebagai berikut:
karena massa lebih besar daripada berat benda.
Tenggelam
Melayang jika gaya angkat lebih besar daripada berat sebuah benda.
Terapung di air karena memiliki ruang.
Jawaban yang disampaikan Gungun memunculkan konsep fisika secara keliru.
Massa disamakan dengan berat, demikian juga dengan gaya angkat. Selanjutnya,
setelah melalui proses pembelajaran, Gungun memberikan jawaban:
Tenggelam = benda > air
Melayang = benda = air
Terapung = benda < air.
Jawaban kedua ini menunjukkan bahwa konsep awal Gungun telah mengalami
revisi, dari yang semula miskonsepsi antara massa-berat-gaya angkat sebagai penyebab
keterapungan, direvisi dengan menggunakan konsep massa jenis.
KESIMPULAN
Dari penelitian yang dilakukan ditemukan 8 kategori proses perubahan konsep
CRKM, yaitu CRK 1, CRK 2, CRK 3, CRK 4, CRK 5, CRK 6, CRK 7, dan CRK 8. Setiap
kategori dibedakan berdasarkan interaksi antar-variabel CRKM. Selain itu ditemukan
dua bentuk perubahan konsep, yaitu perubahan pengayaan dan perubahan revisi.
Perubahan pengayaan adalah penambahan konsep secara sederhana ke dalam konsep
awal yang dimiliki, sedangkan perubahan revisi adalah perubahan secara keseluruhan
konsep awal karena tidak konsisten dengan konsep ilmiah.
UCAPAN TERIMA KASIH
Ucapan terima kasih kami haturkan kepada MAN 1 Garut yang telah memberikan
ijin untuk melakukan penelitian; kepada seluruh peserta didik yang terlibat dalam
penelitian; kepada Widayanti dan Siti Fatimah yang telah membantu dalam
penyusunan instrumen penelitian; kepada Atsnaita Yatsrina dan Fitria Yuniasih yang
telah memberi banyak masukan dalam proses penyusunan hasil penelitian ini.
DAFTAR RUJUKAN

Creswell, John W., 2012. Research Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan
Mixed (Terjemahan Achmad Fawaid). Pustaka Pelajar.
Dole, Janice A. & Sinatra, Gale M., 1998. Reconceptualizing Change in the Cognitive
Construction of Knowledge. Educational Psychologist, 33 (2/3), 109-128.
Donald Ary; Luchy C. Jacobs & Asghar Razavieh., 2007. Pengantar Penelitian dalam
Pendidikan (Terjemahan Arief Rachman). Pustaka Pelajar.
Fraenkel, Jack R. & Wallen, Norman E., 2006. How to Design and Evaluate Research in
Education (6th edition). McGraw-Hill, New York.
ISBN 978-602-71279-1-9

PFMO-218

SEMINAR NASIONAL JURUSAN FISIKA FMIPA UM 2016
Hamzah B. Uno & Satria Koni, 2012. Asseseement Pembelajaran. Bumi Aksara.
Hewson, Peter W., 1992. Conceptual Change in Science Teaching and Teacher
Education. Makalah disajikan dalam pertemuan Research and Curriculum
Development in Science Teaching, di Madrid.
Kavanagh, Claudine & Sneider, Cary., 2007. Learning About Gravity I. Free Fall: A
Guide for Teachers and Curriculum Developers. The Astronomy Education Review,
Issue 2, Volume 5: 21-52.
Nana Syaodih Sukmadinata, 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Remaja Rosdakarya.
Posner, G.J. et al., 1982. Accommodation of a Scientific Conception: Toward a Theory of
Conceptual Change. Science Education 66(2), 211-227.
Marina Milner-Bolotin et al., 2011. Attitudes about Science and Conceptual Physics
Learning in University Introductory Physics Course. Physical Review Special
Topics-Physics Education Research 7, 020107.
Sugiyono, 2011. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D. Alfabeta.
Vosniadou, Stella. 1994. Capturing and Modeling the Process of Conceptual Change.
Learning and Instruction, Vol. 4, pp 45-69.

ISBN 978-602-71279-1-9

PFMO-219