Model Pembelajaran Fisika ( 32 Files )

SEMINAR NASIONAL JURUSAN FISIKA FMIPA UM 2016

Penerapan Project Based Learning untuk Meningkatkan Prestasi
Belajar pada Alat Optik Siswa SMA
MARIA ULFAH, AGUS SUYUDI , EDI SUPRIANA
Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Malang. Jl. Semarang 5 Malang
E-mail: mariaulfah617@gmail.com
TEL: 42232445545; FAX: 12345676776
ABSTRAK: Prestasi belajar peserta didik digunakan sebagai salah satu tolak ukur keberhasilan
pembelajaran. Hasil observasi yang dilakukan pada kelas X MIA 3 SMAN 2 Sumenep diketahui
prestasi belajar fisika peserta didiknya masih rendah. Prestasi belajar peserta didik rendah
dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu kondisi peserta didik saat belajar di kelas, cara
guru mengajar dan media pembelajaran. Nilai rerata ulangan harian sebelum dilakukan ujian
perbaikan sebanyak 50% lebih peserta didik memiliki nilai di bawah Kriteria Ketuntasan
Minimum (KKM) yang diberlakukan di sekolah. Berdasarkan wawancara yang dilakukan kepada
guru, peserta didik dan observasi kegiatan pembelajaran di dalam kelas, terlihat bahwa metode
ceramah masih mendominasi kegiatan pembelajaran dan media yang digunakan belum
memadai. Upaya memperbaiki permasalahan ini dengan menerapkan model Project Based
Learning (PjBL) pada peserta didik. Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan dengan 2 siklus pembelajaran. Data penelitian terdiri dari
keterlaksanaan model PjBL dan prestasi belajar. Instrumen pengukuran penelitian yang

digunakan berupa lembar keterlaksanaan model PjBL dan lembar tes prestasi belajar yang
dilakukan setelah berakhirnya pelaksanaan siklus I dan siklus II. Data keterlaksanaan model
yang telah didapatkan dianalisis dengan mereduksi dan mempersentasenya. Tahap akhir adalah
refleksi untuk menentukan apakah penelitian dapat dihentikan atau masih harus dilanjutkan.
Hasi analisis data keterlaksanaan model PjBL oleh guru pada siklus I mencapai 89% dan pada
siklus II mencapai 94%. Keterlaksanaan model PjBL oleh peserta didik pada siklus I mencapai
87% dan pada siklus II mencapai 92%. Data prestasi belajar fisika peserta didik sebelum diberi
tindakan sebesar 36% peserta didik tuntas memenuhi KKM, sedangkan setelah diberikan
tindakan pada siklus I menjadi 69% dengan peningkatan sebesar 33%. Pada siklus II diperoleh
persentase ketuntasan belajar sebesar 86% dengan peningkatan sebesar 50% dari data sebelum
diberi tindakan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan model PjBL
terlaksana dengan baik dan terjadi peningkatan prestasi belajar Fisika.
Kata Kunci: Model Project Based Learning, Prestasi Belajar

PENDAHULUAN
Kegiatan belajar merupakan proses pendidikan di sekolah. Menurut Fatimah
dalam Siagian (2013), pada suatu lembaga pendidikan keberhasilan proses
pembelajaran dapat dilihat salah satunya dari prestasi belajar yang dicapai oleh peserta
didik. Sekolah-sekolah di Indonesia juga mengharapkan pada setiap kegiatan
pembelajarannya ada peningkatan prestasi belajar peserta didik.

Observasi yang dilakukan pada kelas X MIA 3 di SMA Negeri 2 Sumenep,
diketahui bahwa prestasi belajar fisika peserta didik belum optimal. Hal ini dapat
dilihat dari daftar nilai ulangan harian fisika yang berada di bawah standar ketuntasan
minimum. Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang ditetapkan di sekolah tersebut
adalah 75. Terdapat 23 peserta didik (63,89%) dari total 36 peserta didik di kelas X MIA
3 mendapat nilai di bawah KKM pada nilai rata-rata ulangan harian yang telah
dilakukan sebanyak 2 kali pada semester gasal tahun pelajaran 2015/2016 lalu.
Beberapa faktor yang memungkinkan belum tercapai secara optimal prestasi
belajar peserta didik adalah dari peserta didik yang kurang berpartisipasi saat dikelas,
guru dan media pembelajaran yang digunakan belum memadai. Perilaku peserta didik
di dalam kelas sering terlihat mengobrol saat guru menerangkan dan ada yang
mengerjakan tugas lain sehingga kurang memperhatikan penjelasan dari guru. Ketika
ISBN 978-602-71279-1-9

PFMO-137

SEMINAR NASIONAL JURUSAN FISIKA FMIPA UM 2016
peserta didik diminta belajar dengan metode diskusi kelompok dengan tujuan agar
mereka dapat belajar secara mandiri, juga belum berlangsung secara optimal.
Ditinjau dari segi guru mata pelajaran fisika, terlihat bahwa guru masih

menggunakan model konvensional yang bertitik berat pada metode ceramah dalam
menjelaskan materi pelajaran kemudian guru memberi soal kepada peserta didik lalu
membahasnya. Media pembelajaran yang digunakan juga masih terbatas. Secara umum
media pembelajarannya belum menunjang keterlaksanaan pembelajaran dengan baik.
Project Based Learning, mengajak peserta didik menyelidiki pertanyaan terbuka
dan menerapkan pengetahuan mereka untuk menghasilkan produk autentik (Suzie,
2007:12). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Pradita menyatakan bahwa
model Project Based Learning dapat meningkatkan prestasi belajar dan kreativitas.
Menurut Doski (2013), Project Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar pada
ranah pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Project Based Learning bukan hanya
sekedar memberikan pengetahuan mengenai konsep fisika tetapi juga menjadikan
pengetahuan itu bermakna melalui kegiatan proyek. Model Project Based Learning
dipilih karena memiliki sintak yang jelas, sehingga diharapkan dengan belajar melalui
model pembelajaran ini masalah rendahnya prestasi belajar peserta didik dapat diatasi.
Berdasarkan latar belakang, maka perlu dilakukan penelitian dengan judul
Penerapan Model Project Based Learning pada Pokok Bahasan Optik Geometris untuk
Meningkatkan Prestasi Belajar Peserta Didik Kelas X MIA 3 SMAN 2 Sumenep. Tujuan
dari penelitian ini adalah mengidentifikasi penerapan model Project Based Learning
untuk meningkatkan prestasi belajar fisika peserta didik SMA Negeri 2 Sumenep
khususnya kelas X MIA 3 pada materi optik geometris. Prestasi belajar fisika peserta

didik diukur menggunakan tes akhir pada tingkat kognitif C1-C6.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang dilakukan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang
dikembangkan oleh Kemmis dan Mc. Taggart (dalam Trianto, 2011:13) yang terdiri atas
dua siklus dengan tahap-tahap: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan
(4) refleksi. Lokasi penelitian berada di SMA N 2 Sumenep yang beralamat di jalan KH.
Wahid Hasyim III/11 Kolor, Sumenep, Jawa Timur pada bulan Maret-Mei 2016. Pada
penelitian ini, peneliti sebagai pelaksana pembelajaran dan bersama 2 guru fisika
sebagai observer. Subyek penelitian adalah peserta didik kelas X MIA 3 SMA N 2
Sumenep dengan pertimbangan prestasi belajar fisika yang masih rendah.
Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data awal, yaitu hasil
wawancara dengan guru fisika, dan hasil tes dua kali ulangan harian. Data proses
meliputi hasil observasi keterlaksanaan pembelajaran. Data hasil meliputi hasil tes
prestasi belajar fisika peserta didik. Sumber data adalah guru fisika kelas X MIA 3 dan
peserta didik kelas X MIA 3. Instrumen penelitian meliputi wawancara, lembar
observasi keterlaksanaan dan catatan lapangan untuk guru dan peserta didik, tes
prestasi belajar fisika peserta didik, RPP, LKPD, dan dokumentasi kegiatan.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
observasi langsung melalui pengamatan semua sumber data dan pemberian tes akhir
terhadap prestasi belajar fisika peserta didik. Observer secara intensif dan cermat

mengamati kegiatan pembelajaran. Teknik observasi langsung dilakukan dengan
mengamati sumber data dalam proses yang berkaitan dengan tindakan yang dilakukan,
mengumpulkan data proses pembelajaran, mencatat, dan mengamati proses
pembelajaran untuk aktivitas guru maupun peserta didik. Pemberian tes akhir
dilakukan setiap akhir siklus untuk mengukur prestasi belajar fisika peserta didik.
Indikator keberhasilan yang ditetapkan untuk keterlaksanaan pembelajaran adalah
sebesar 85 %.
Analisis data dilakukan setelah pengumpulan data. Data yang dikumpulkan berupa
hasil observasi keterlaksanaan pembelajaran, dan hasil prestasi belajar fisika peserta
didik. Data tersebut kemudian diseleksi, untuk mendapatkan data yang kemudian akan
ISBN 978-602-71279-1-9

PFMO-138

SEMINAR NASIONAL JURUSAN FISIKA FMIPA UM 2016
dianalisis yang difokuskan pada hasil keterlaksanaan pembelajaran dan prestasi belajar
fisika peserta didik. Selanjutnya, dilakukan penyekoran data dengan memberi skor
pada masing-masing data yang diperoleh. Setelah itu akan dihitung seberapa besar
persentase ketercapaian berdasarkan komponen yang terpenuhi terhadap komponen
yang seharusnya terlaksana. Tahap terakhir adalah tahap penyimpulan hasil analisis

data.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Keterlaksanaan Pembelajaran
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di kelas X MIA 3 SMA Negeri 2
Sumenep, keterlaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model Project Based
Learning untuk guru terdapat peningkatan. Lembar observasi keterlaksanaan model
Project Based Learning oleh guru didapatkan hasil, yaitu pada siklus I persentase
keterlaksanaan pembelajaran diperoleh 89,55% yang termasuk dalam kategori sangat
baik. Hasil keterlaksanaan pembelajaran model Project Based Learning oleg guru pada
siklus II memiliki persentase keterlaksanaan sebesar 94,709% dengan kategori sangat
baik. Hasil tersebut menunjukkan bahwa terdapat peningkatan keterlaksanaan model
Project Based Learning oleh guru dari siklus I ke siklus II yaitu sebesar 5,159%.
Tabel 1. Perbandingan Keterlaksanaan Model Project Based Learning untuk Guru
No

Kegiatan Pembelajaran

1
Pendahuluan
2

Inti
3
Penutup
Keterlaksanaan Model Pembelajaran

Persentase (%)
Siklus I
88,889
88,095
91,667
89,550

Siklus II
91,667
95,238
97,222
94,709

Peningkatan
2,778

7,143
5,555
5,159

Indikator keberhasilan secara umum maupun pada masing-masing kegiatan
adalah 85%. Tabel 1 diketahui bahwa semua kegiatan pada siklus I dan siklus II telah
melampaui indikator keberhasilan, sehingga dapat disimpulkan bahwa keterlaksanaan
model Project Based Learning untuk guru termasuk dalam kategori sangat baik pada
kedua siklusnya. Persentase yang dicapai pada setiap kegiatan siklus I dan II telah
melampaui indikator keberhasilan. Kegiatan pendahuluan, inti dan penutup mengalami
peningkatan pada siklus II dibanding pada siklus I. Kegiatan pendahuluan siklus I
mencapai 88,889% dan siklus I mencapai 91,667%. Kegiatan inti pada siklus I mencapai
88,095% dan siklus II mencapai 95,238%. Kegiatan penutup pada siklus I mencapai
91,667% dan pada siklus II mencapai 97,222%. Peningkatan pada kegiatan
pendahuluan, inti dan penutup sebesar 2,778%, 7,143% dan 5,555%. Hasil rerata dari
seluruh kegiatan ini juga diketahui bahwa siklus I mencapai 89,550% dan siklus II
mencapai 94,709% dengan peningkatan sebesar 5,159%.
Keterlaksanaan pembelajaran untuk peserta didik juga dapat teramati pada
lembar observasi keterlaksanaan model Project Based Learning oleh peserta didik. Hasil
keterlaksanaan pada siklus I menunjukkan persentase keterlaksanaan model untuk

peserta didik sebesar 87,037% dan termasuk dalam kategori sangat baik. Hasil dari
siklus II untuk peserta didik yang teramati dalam lembar observasi keterlaksanaan
model pembelajaran Project Based Learning oleh peserta didik memiliki persentase
keterlaksanaan sebesar 92,196% dan termasuk dalam kategori sangat baik.
Keterlaksanaan model pembelajaran pada peserta didik ini mengalami peningkatan
dari siklus I ke siklus II sebesar 5,159% yang masing-masing memiliki kategori sangat
baik seperti yang tertera pada Tabel 2 berikut.

ISBN 978-602-71279-1-9

PFMO-139

SEMINAR NASIONAL JURUSAN FISIKA FMIPA UM 2016
Tabel 2. Perbandingan Keterlaksanaan Model Project Based Learning
untuk Peserta Didik
No

Kegiatan Pembelajaran

1

Pendahuluan
2
Inti
3
Penutup
Keterlaksanaan Model Pembelajaran

Persentase (%)
Siklus I
88,889
83,333
88,889
87,037

Siklus II
94,444
90,476
91,667
92,196


Peningkatan
5,555
7,143
2,778
5,159

Persentase setiap kegiatan yang menyusun siklus I dan siklus II secara umum
telah mengalami peningkatan. Pada beberapa kegiatan siklus I seperti kegiatan inti
belum mencapai indikator keberhasilan, tetapi mengalami peningkatan dari siklus I
menjadi siklus II. Kegiatan inti pada siklus I mencapai 83,333% dan siklus II mencapai
90,476%. Hasil yang dicapai pada kegiatan inti telah meningkat dan pada siklus II juga
telah melampaui indikator keberhasilan yang ditetapkan. Kegiatan penutup pada
lembar observasi keterlaksanaan peserta didik juga meningkat, yaitu pada siklus I
sebesar 88,889% dan 91,667% pada siklus II. Besar peningkatan pada kegiatan
pendahuluan, inti dan penutup untuk keterlaksanaan model bagi peserta didik adalah
5,555%, 7,143% dan 2,778%.
Prestasi Belajar
Prestasi belajar fisika peserta didik melalui penerapan Project Based Learning
mengalami peningkatan dari pra tindakan ke siklus I dan dari siklus I ke siklus II. Dari
hasil tes pra tindakan, yaitu hasil tes ulangan harian menunjukkan persentase
ketuntasan klasikal sebesar 36,111 % dengan rata-rata nilai tes sebesar 65,03. Pada
siklus I menunjukkan persentase ketuntasan klasikal sebesar 69,444% dengan rata-rata
nilai tes sebesar 73,75. Indikator keberhasilan untuk prestasi belajar fisika peserta
didik adalah sebesar 85 %, jadi persentase tersebut belum memenuhi indikator
keberhasilan sehingga dilanjutkan siklus II dengan persentase ketuntasan klasikal
sebesar 86,111 % dan rata-rata nilai tes sebesar 79,86. Persentase ini menunjukkan
peningkatan prestasi belajar fisika peserta didik kelas X MIA 3 sebesar 33,333 % dari
pra tindakan ke siklus I dan peningkatan sebesar 50% dari pratindakan ke siklus II.
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan selama 2 siklus untuk
keterlaksanaan pembelajaran oleh guru, diperoleh persentase kegiatan awal pada siklus
I sebesar 88,889% dan pada siklus II sebesar 91,667%. Persentase ini mengalami
peningkatan sebesar 2,778% dari siklus I ke siklus II. Peningkatan tersebut terjadi
karena kekurangan-kekurangan pada siklus I sudah diperbaiki, diantaranya guru
sudah mengemukakan tujuan pembelajaran secara rinci dan menjelaskan langkahlangkah pembelajaran dengan baik. Untuk kegiatan inti pada siklus I diperoleh
persentase sebesar 88,095% dan pada siklus II sebesar 95,238%. Persentase ini
mengalami peningkatan sebesar 7,143% dari siklus I ke siklus II. Peningkatan tersebut
terjadi karena kekurangan pada siklus I sudah diperbaiki, diantaranya guru lebih
memperhatikan semua kelompok di dalam kelas, terutama kelompok yang merasa
kesulitan dan yang duduk di belakang. Guru juga sudah memastikan semua peserta
didik untuk membaca dan memahami LKPD, membimbing peserta didik ketika
mengerjakan proyek dan mengisi lembar monitoring secara intensif, guru sudah
meminta peserta didik untuk melakukan presentasi dengan dilengkapi slide presentasi,
dan membimbing jalannya presentasi dan meminta peserta didik menanggapi hasil
diskusi. Kegiatan terakhir yaitu kegiatan penutup yang memperoleh persentase sebesar
91,667% pada siklus I dan 97,222% pada siklus II. Persentase tersebut mengalami
peningkatan sebesar 5,555% dari siklus I ke siklus II. Peningkatan tersebut terjadi
karena kekurangan pada siklus I sudah diperbaiki, diantaranya guru sudah mengajak
peserta didik untuk menyimpulkan kegiatan pembelajaran bersama-sama.
ISBN 978-602-71279-1-9

PFMO-140

SEMINAR NASIONAL JURUSAN FISIKA FMIPA UM 2016
Perbandingan data keterlaksanaan model Project Based Learning dari siklus I dan
siklus II untuk guru selengkapnya disajikan dalam Gambar 1.

Gambar 1. Grafik Peningkatan Keterlaksanaan Pembelajaran untuk Guru

Keterlaksanaan pembelajaran oleh peserta didik, diperoleh persentase kegiatan
awal pada siklus I sebesar 88,889% dan pada siklus II sebesar 94,444%. Persentase ini
mengalami peningkatan sebesar 5,555% dari siklus I ke siklus II. Peningkatan tersebut
terjadi karena kekurangan-kekurangan pada siklus I sudah diperbaiki, diantaranya
peserta didik sudah memahami pertanyaan apersepsi dengan baik. Untuk kegiatan inti
pada siklus I diperoleh persentase sebesar 83,333% dan pada siklus II sebesar 90,476%.
Persentase ini mengalami peningkatan sebesar 7,143% dari siklus I ke siklus II.
Peningkatan tersebut terjadi karena kekurangan pada siklus I sudah diperbaiki,
diantaranya peserta didik sudah dapat merencanakan proyek dengan tepat, dapat
menunjukkan perkembangan proyek melalui lembar monitoring, peserta didik
melakukan kegiatan menguji hasil dengan dilengkapi slide presentasi, dan peserta didik
menanggapi hasil diskusi serta peserta didik juga telah terbiasa dengan model yang
diterapkan. Kegiatan terakhir yaitu kegiatan penutup yang memperoleh persentase
sebesar 88,889% pada siklus I dan 91,667% pada siklus II. Persentase tersebut
mengalami peningkatan sebesar 2,778% dari siklus I ke siklus II. Peningkatan tersebut
terjadi karena kekurangan pada siklus I sudah diperbaiki, diantaranya peserta didik
aktif dalam mengevaluasi pembelajaran dan menyimpulkan kegiatan pembelajaran
bersama guru. Perbandingan data keterlaksanaan model Project Based Learning dari
siklus I dan siklus II untuk peserta didik selengkapnya disajikan dalam Gambar 2.

ISBN 978-602-71279-1-9

PFMO-141

SEMINAR NASIONAL JURUSAN FISIKA FMIPA UM 2016

Gambar 2. Grafik Peningkatan Keterlaksanaan Pembelajaran untuk Peserta Didik

Penerapan model Project Based Learning dinilai efektif untuk meningkatkan
prestasi belajar fisika peserta didik kelas X MIA 3 SMA N 2 Sumenep. Hal ini didukung
oleh penelitian yang dilakukan Yulistyana (2015) menerangkan bahwa model Project
Based Learning dapat mendorong peserta didik untuk terlibat aktif dalam proses
pembelajaran melalui kerja proyek dan membuat peserta didik lebih paham dengan
materi yang diajarkan guru sehingga prestasi belajarnya menjadi lebih baik. Hal yang
sama juga dikemukakan oleh Doski (2013) bahwa model Project Based Learning dapat
meningkatkan hasil belajar pada ranah pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Project
Based Learning bukan hanya sekedar memberikan pengetahuan mengenai konsep fisika
tetapi juga menjadikan pengetahuan itu bermakna melalui kegiatan proyek.
Melalui penerapan model Project Based Learning, prestasi belajar fisika siswa
kelas X MIA 3 meningkat. Hal ini dapat dilihat dari hasil tes akhir siklus I, diperoleh
ketuntasan klasikal dengan persentase sebesar 69,444 %. Pada siklus I diperoleh ratarata nilai sebesar 73,75 dengan siswa yang mendapatkan nilai di atas KKM yaitu 25
siswa dan 11 siswa yang mendapatkan nilai di bawah KKM. Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM) yang diterapkan di SMA N 2 Sumenep adalah 75. Persentase yang
diperoleh mengalami peningkatan sebesar 33,333% dari pra tindakan ke siklus I.
Namun, prestasi belajar fisika siswa belum memenuhi indikator keberhasilan yang
telah ditetapkan yaitu sebesar 85 %. Hal ini disebabkan karena siswa masih belum
terbiasa dengan model yang diterapkan, siswa masih banyak yang bergantung terhadap
guru.
Pada siklus II, diperoleh ketuntasan klasikal sebesar 86,111 % dengan siswa
yang mendapatkan nilai di atas KKM yaitu 31 siswa dan 5 siswa yang mendapatkan
nilai di bawah KKM. Dari hasil tes akhir siklus II, diperoleh rata-rata nilai tes akhir
sebesar 79,86. Berdasarkan persentase yang diperoleh pada siklus II, prestasi belajar
fisika siswa sudah memenuhi kriteria keberhasilan yang ditetapkan yaitu sebesar 85 %.
Persentase yang diperoleh juga mengalami peningkatan sebesar 16,667 % dari siklus I
ke siklus II. Hal ini disebabkan karena selain siswa sudah terbiasa dengan model
pembelajaran, melaksanakan kegiatan proyek dengan sungguh - sungguh.
Perbandingan data prestasi belajar fisika peserta didik dari siklus I dan siklus II untuk
guru selengkapnya disajikan dalam Gambar 3.

ISBN 978-602-71279-1-9

PFMO-142

SEMINAR NASIONAL JURUSAN FISIKA FMIPA UM 2016

Gambar 3. Grafik Perbandingan Prestasi Belajar Fisika Peserta Didik
untuk Siklus I dan Siklus II

KESIMPULAN
Berdasarkan pelaksanaan penelitian tindakan kelas melalui penerapan model
Project Based Learning di kelas X MIA 3 SMA N 2 Sumenep, dapat disimpulkan sebagai
berikut.
1. Keterlaksanakan model Project Based Learning yang ditetapkan di kelas X MIA 3
SMA Negeri 2 Sumenep untuk guru secara umum dan masing kegiatan sudah
terlaksana dengan sangat baik. Persentase keterlaksanaan telah memenuhi indikator
keberhasilan yang telah ditetapkan yaitu 89,550% dengan kategori sangat baik pada
siklus I kemudian pada siklus II terlaksana 94,709% dengan kategori sangat baik
pula.
2. Keterlaksanaan model Project Based Learning yang ditetapkan di kelas X MIA 3
SMA Negeri 2 Sumenep untuk peserta didik juga sudah terlaksana dengan baik.
Persentase keterlaksanaan telah memenuhi indikator keberhasilan yang telah
ditetapkan yaitu 87,037% dengan kategori sangat baik pada siklus I kemudian pada
siklus II terlaksana 92,196% dengan kategori sangat baik pula.
Model Project Based Learning dapat meningkatkan prestasi belajar fisika peserta
didik kelas X MIA 3 SMA Negeri 2 Sumenep. Prestasi belajar fisika peserta didik dari
nilai rata-rata tes sebelum tindakan sampai dengan siklus II yaitu 64,53 menjadi 73,75
kemudian 79,86. Untuk jumlah peserta didik yang tuntas KKM juga mengalami
peningkatan yaitu dari 13 kemudian 25 sampai 31 peserta didik. Persentase ketuntasan
belajar secara klasikal mengalami peningkatan dari 36,111% menjadi 69,444%a
kemudian 86,111%.
DAFTAR RUJUKAN
Doski, Rinta. 2013. Pengaruh Penerapan Project Based Learning terhadap Hasil Belajar
Fisika Siswa Kelas XI IPA SMAN 1 Batipuh Kabupaten Tanah Datar. Pillar Physics
Education, 1:48-54. (online), diakses tanggal 9 September 2015
Pradita, Yulistyana. 2015. Penerapan Model Pembelajaran Project Based Learning
untuk Meningkatkan Prestasi Belajar dan Kreativitas Siswa Pada Materi Pokok
Sistem Koloid Kelas XI IPA Semester Genap Madrasah Aliyah Negeri Klaten Tahun
Pelajaran 2013/2014. Jurnal Pendidikan Kimia, (Online), 4(1): 89-96,
(http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/kimia), diakses tanggal 12 Oktober 2015
ISBN 978-602-71279-1-9

PFMO-143

SEMINAR NASIONAL JURUSAN FISIKA FMIPA UM 2016
Siagian, R. E. F. 2013. Pengaruh Minat dan Kabiasaan Belajar Siswa Terhadap Prestasi
Belajar Matematika. Journal Formatif, 2(2): 122-131
Suzie, 2007. Reinventing Project Based Learning. USA: ISTE
Trianto. 2011. Pengantar Penelitian Pendidikan bagi Pengembangan Profesi Pendidikan
dan Tenaga Kependidikan. Jakarta: Kencan

ISBN 978-602-71279-1-9

PFMO-144