Perbedaan Tingkat Kecemasan antara Pasien Primigravida dan Multigravida pada Kehamilan Trimester Ketiga di Rumah Sakit Permata Bunda Purwodadi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN ANTARA PASIEN PRIMIGRAVIDA DAN MULTIGRAVIDA PADA KEHAMILAN TRIMESTER KETIGA DI RUMAH SAKIT PERMATA BUNDA
PURWODADI
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran
ICHSANUL AMY HIMAWAN G 0009104
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
Surakarta 2012
(2)
commit to user
(3)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PENGESAHAN SKRIPSI
Skripsi dengan Judul : Perbedaan Tingkat Kecemasan antara Pasien Primigravida dan Multigravida pada Kehamilan Trimester Ketiga di Rumah
Sakit Permata Bunda Purwodadi
Ichsanul Amy Himawan, NIM : G0009104, Tahun : 2012 Telah diuji dan sudah disahkan di hadapan Dewan Penguji Skripsi
Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta Pada hari Rabu Tanggal 5 September 2012
Pembimbing Utama
Nama : Djoko Suwito, dr.,Sp.KJ
NIP : 19580223 198511 1 001 (...)
Pembimbing Pendamping
Nama : Rifai Hartanto, dr.,M.Kes.
NIP : 19530621 198601 1 001 (...)
Penguji Utama
Nama : Mardiatmi Susilohati, dr.,Sp.KJ (K)
NIP : 19490212 197609 2 001 (...)
Anggota Penguji
Nama : Hardjono, Drs.,M.Si.
NIP : 19590119 198903 1 002 (...)
Surakarta,...
Ketua Tim Skripsi Dekan FK UNS
Muthmainah, dr., M.Kes Prof. Dr. Zainal Arifin Adnan, dr., Sp.PD-KR-FINASIM
(4)
commit to user
iii
PERNYATAAN
Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan penulis juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Surakarta, ...
Ichsanul Amy Himawan NIM. G0009104
(5)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv ABSTRAK
Ichsanul Amy Himawan, G0009104, 2012. Perbedaan Tingkat Kecemasan antara Pasien Primigravida dan Multigravida pada Kehamilan Trimester Ketiga di Rumah Sakit Permata Bunda Purwodadi. Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Latar Belakang: Ansietas dapat dialami oleh hampir setiap manusia ditandai oleh rasa takut, tidak menyenangkan dan sering kali disertai gejala otonomik. Wanita yang hamil mungkin mengalami kecemasan terutama pada trimester ketiga, dan kemungkinan terdapat perbedaan kecemasan pada primigravida dan multigravida. Penelitian ini bertujuan mengetahui perbedaan tingkat kecemasan antara pasien primigravida dan multigravida pada kehamilan trimester ketiga.
Metode Penelitian: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional yang dilaksanakan pada bulan Maret 2012 di Poliklinik Kebidanan dan Kandungan Rumah Sakit Permata Bunda Purwodadi. Pengambilan 60 sampel dilaksanakan secara purposive random sampling dengan kriteria inklusi (1) 30 pasien primigravida dan 30 pasien multigravida, (2) Kehamilan trimester ketiga. Kriteria eksklusi (1) Skor LMMPI ≥ 10, (2) Kematian atau kecelakaan anggota keluarga dalam 3 bulan terakhir, (3) Penyakit fisik berat. Data dianalisis menggunakan Uji Mann-Whitney melalui program Statistical Product and Service Solution (SPSS) 17.00 for Windows.
Hasil Penelitian: Rerata skor kecemasan primigravida 20,1000 ± 1,30811, dan dari multigravida 24,2000 ± 1,02318. Kemudian hasil analisis Uji Mann-Whitney didapatkan p = 0,015. ( p < 0,05)
Simpulan Penelitian: Terdapat perbedaan kecemasan yang signifikan pada ibu hamil primigravida dan multigravida pada kehamilan trimester ketiga di Rumah Sakit Permata Bunda Purwodadi.
(6)
commit to user
v ABSTRACT
Ichsanul Amy Himawan, G0009104, 2012. The Difference of Anxiety between Primigravida and Multigravida Patients in Third Trimester Pregnancy at Permata Bunda Hospital Purwodadi. Mini Thesis Medical Faculty of Sebelas Maret University Surakarta
Background: Anxiety can be experienced by humans, characterized by the fear, unpleasant, and often accompanied by autonomic symptoms. Pregnant woman may experience anxiety, especially in the third trimester, and there may be differences in anxiety in primigravida and multigravida. This study aims to determine the difference of anxiety level between primigravida and multigravida patient in the third trimester of pregnancy.
Methods: The research was descriptive analytic study with cross sectional approach was conducted to patients in obstetry and gynecology clinic Permata Bunda Hospital Purwodadi on March 2012. Sixty samples were choosen by random purposive sampling. The samples were (1) thirty primigravida patients and thirty multigravida patients, (2) third trimester pregnancy. Samples were excluded if (1) LMMPI score more than 10, (2) Family death and suddenly incident like accident in last 3 month, (3) severe physical illness. This research was analized by Mann Whitney test by Statistical Product and Service Solution (SPSS) Program 17.00 for Windows.
Results: Average score of primigravida 20,1000 ± 1,30811, and multigravida 24,2000 ± 1,02318. The result of Mann-Whitney test was p = 0,015. ( p < 0,05) Conclusion: This research found a significant difference of anxiety level between primigravida and multigravida patients in third trimester pregnancy at Permata Bunda Hospital Purwodadi.
(7)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi PRAKATA
Alhamdulillaah, segala puji syukur bagi Allah Subhanahu wa ta’ala yang telah memberikan taufik, hidayah, kekuatan, serta kesabaran, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penyusunan laporan penelitian dengan judul : “Perbedaan Tingkat Kecemasan antara Pasien Primigravida dan Multigravida pada Kehamilan Trimester Ketiga di Rumah Sakit Permata Bunda Purwodadi”.
Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat kelulusan tingkat sarjana di Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. Kendala dalam penyusunan skripsi ini dapat teratasi atas pertolongan Allah SWT melalui bimbingan dan dukungan banyak pihak. Untuk itu, perkenankan penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. Zainal Arifin Adnan, dr., Sp.PD-KR-FINASIM, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Muthmainah, dr., M.Kes., selaku Ketua Tim Skripsi beserta Tim Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Djoko Suwito,dr.,Sp.KJ, selaku pembimbing utama yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan nasihat.
4. Rifai Hartanto.,dr.,M.Kes., selaku pembimbing pendamping yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan nasihat. 5. Mardiatmi Susilohati, dr.,Sp.KJ (K), selaku penguji utama yang telah
memberikan bimbingan dan nasihat.
6. Hardjono, Drs.,M.Si., selaku anggota penguji yang telah memberikan bimbingan dan nasihat.
7. Bapak, Ibu, dan kedua adik serta seluruh keluarga yang telah memberi
dukungan moral, material, serta senantiasa mendoakan untuk
terselesaikannya skripsi ini.
8. Rizka Riana Sari yang selalu memotivasi penulis dengan tawa dan semangatnya.
9. Teman - teman mahasiswa FK UNS angkatan 2009 atas bantuannya
selama penelitian ini.
10. Teman - teman kos “Techno House” yang selalu memotivasi penulis dengan tawa dan semangatnya.
11. Semua pihak yang telah membantu terselesainya skripsi ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu.
Meskipun tulisan ini masih belum sempurna, penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Saran, pendapat, koreksi, dan tanggapan dari semua pihak sangat diharapkan.
Surakarta, 5 September 2012
(8)
commit to user
vii DAFTAR ISI
PRAKATA ... vi
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I. PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Perumusan Masalah ... 4
C. Tujuan Penelitian ... 4
D. Manfaat Penelitian ... 5
BAB II. LANDASAN TEORI ... 6
A. Tinjauan Pustaka ... 6
1. Kecemasan ... 6
2. Kehamilan ... 13
3. Primigravida ... 19
4. Multigravida ... 19
5. Perubahan hubungan psikis kehamilan ... 20
B. Kerangka Pemikiran ... 22
C. Hipotesis ... 22
BAB III. METODE PENELITIAN ... 24
(9)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
B. Lokasi Penelitian... 24
C. Subjek Penelitian ... 24
D. Teknik Pengambilan Sampel dan Ukuran Sampel ... 24
E. Kriteria Inklusi dan Eksklusi ... 24
F. Identifikasi Variabel Penelitian ... 25
G. Definisi Operasional Variabel ... 26
H. Alat dan Bahan ... 27
I. Cara Kerja ... 27
J. Rancangan Penelitian ... 29
K. Teknik Analisis Data ... 30
BAB IV. HASIL PENELITIAN ... 31
BAB V. PEMBAHASAN ... 37
BAB VI. SIMPULAN DAN SARAN ... 40
A. Simpulan ... 40
B. Saran ... 40
DAFTAR PUSTAKA ... 42 LAMPIRAN
(10)
commit to user
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kehamilan... 31
Tabel 4.2 Distribusi Usia Wanita Hamil Primigravida dan Multigravida... 32
Tabel 4.3 Uji Normalitas Data dengan Kolmogorov Smirnov Test... 33
Tabel 4.4 Hasil Uji Homogenitas... 34
(11)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x GAMBAR
(12)
commit to user
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Izin Penelitian dari Fakultas Kedokteran Lampiran 2. Data Diri dan Informed Consent
Lampiran 3. Kuesioner Kejujuran
Lampiran 4. Kuesioner Penilaian Kecemasan Lampiran 5. Data Mentah Hasil Penelitian Lampiran 6. Distribusi Data
Lampiran 7. Hasil Uji Normalitas data Lampiran 8. Hasil Analisis Data Penelitian
(13)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang :
Ansietas atau cemas merupakan istilah yang sangat akrab dengan kehidupan sehari-hari. Istilah ini menggambarkan keadaan khawatir, gelisah, takut, tidak tenteram dan sebagainya, disertai berbagai kondisi atau situasi kehidupan, berbagai gangguan fisik maupun mental (Sasanto, 1990).
Sensasi ansietas dapat dialami oleh hampir setiap manusia. Perasaan tersebut ditandai oleh rasa ketakutan yang difus, tidak menyenangkan dan samar-samar, sering kali disertai oleh gejala otonomik. Gejala-gejala yang ditemukan selama terjadinya ansietas cenderung bervariasi dari orang ke orang. Ansietas merupakan suatu sinyal yang memperingatkan adanya bahaya yang mengancam dan memungkinkan seseorang mengambil tindakan untuk mengatasi ancaman tersebut. Hampir semua individu pernah mengalami ansietas meskipun hal itu hanya sekali dalam hidupnya. Selama individu masih dapat mengatasi stresor yang ada, maka ansietas tersebut masih bersifat normal (Made, 2003).
Menjadi cemas pada tingkat tertentu dapat dianggap sebagai bagian dari respon normal untuk mengatasi masalah sehari-hari. Namun jika kecemasan ini berlebihan dan tidak sebanding dengan suatu situasi akan berubah menjadi hambatan dikenal sebagai masalah klinis.
Kecemasan dapat muncul bila seseorang mengalami suatu perubahan dalam hidupnya misalnya kehamilan. Ketika hamil bergejolak emosional
(14)
commit to user
termasuk perasaan takut dan kecemasan berubah dengan semakin tua umur kehamilan (Prawirohardjo, 2008).
Bagi seorang wanita yang belum pernah hamil sebelumnya mungkin kehamilan itu sangat menggelisahkan. Antara kenyataan dan khayalan atau bayangan negatif akan menyebabkan menjadi ketakutan. Kehidupan akan banyak berubah, wanita hamil akan merasa terikat dan terbatas oleh suatu tanggung jawab yang besar, juga akan mengalami pengalaman psikologis penting, termasuk kegelisahan, rasa sakit dan sedikit risikonya bagi kehidupan (Pitt, 1996).
Kehamilan pada umumnya merupakan ujian berat bagi seorang wanita dan menimbulkan ketakutan serta kecemasan bagi dirinya. Kecemasan muncul biasanya disebabkan oleh informasi atau cerita-cerita yang tidak benar tentang kehamilan dan kelahiran, harapan yang ada dalam pikirannya, penolakan bayi dalam kandungannya, kecemasan juga dapat muncul disebabkan oleh perubahan-perubahan fisik dari dirinya, pengalaman internal sebelumnya dan tergantung pada kepribadian wanita itu sendiri (Kartono, 2005).
Wanita yang hamil mengalami perubahan biologis, fisiologis dan psikologis yang nyata. Perilaku terhadap kehamilan mencerminkan perasaan yang mendalam mengenai reproduksi, waktu kehamilan, kehamilan direncanakan, kehamilan diinginkan, kualitas hubungan dengan suami, menikah, usianya, riwayatnya, rasa identitasnya dan menjadi calon ibu (Kaplan dan Sadock, 2005).
(15)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
Wanita yang hamil mungkin mengalami kecemasan tentang berbagai masalah dari satu trimester ke trimester selanjutnya. Selama kehamilan khususnya jika merupakan kehamilan yang pertama (primigravida), ibu mengingat kembali stadium awal perkembangan sendiri. Di antara stadium-stadium itu proses separasi individuasi akan mempunyai kepentingan besar. Rasa takut yang tidak disadari dan khayalan yang berhubungan dengan kehamilan pertama sering kali merupakan pusat konsep penggabungan dengan ibunya sendiri. Saat kehamilan mendekati akhiranya (trimester ketiga) masalah praktisnya adalah hubungan dengan seorang bayi. Orang tua sering kali merasa khawatir tentang masalah kesehatan tertentu, misalnya apakah bayi ini akan cacat? Tetapi pada kebanyakan kasus rasa kekhawatiran tersebut tidak dikatakan (Kaplan dan Sadock, 2005).
Pada multigravida perasaannya terganggu diakibatkan karena rasa takut, tegang dan menjadi cemas oleh bayangan rasa sakit yang dideritanya dulu sewaktu melahirkan, akan tetapi telah mempunyai pengalaman dengan kehamilan pertama. Sehingga sudah mempunyai bayangan akan kehamilan sebelumnya (Nuryanto, 2009).
Trimester ketiga adalah trimester terakhir dari kehamilan. Janin ibu sedang berada dalam tahap penyempurnaan dan akan semakin bertambah besar, besar, dan besar sampai memenuhi seluruh anggota rahim. Semakin besar janin maka akan semakin terasa seluruh pergerakan yang dilakukan olehnya.
(16)
commit to user
Memperhatikan tanda-tanda kegawatan seperti misal kelahiran prematur. Ibu hamil harus banyak mengkonsumsi asupan nutrisi yang bergizi dan juga asupan cairan untuk janin. Trimester terakhir ini akan diwarnai dengan peningkatan frekuensi ke kamar mandi, sesak karena tekanan di diafragma. (Prawirohardjo, 2008).
Berdasarkan wawancara dengan perawat di Rumah Sakit Permata Bunda Purwodadi banyak pasien primigravida dan multigravida yang mengalami kecemasan dalam menjelang persalinan. Latar belakang di atas peneliti tertarik mengadakan penelitian mengenai perbedaan kecemasan pada primigravida dan multigravida pada kehamilan trimester ketiga di Poliklinik Kebidanan dan Kandungan Rumah Sakit Permata Bunda Purwodadi.
B. Perumusan Masalah :
Adakah perbedaan tingkat kecemasan antara pasien primigravida dan multigravida pada kehamilan trimester ketiga di Rumah Sakit Permata Bunda Purwodadi ?
C. Tujuan Penelitian :
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui adanya perbedaan tingkat kecemasan antara pasien primigravida dan multigravida pada kehamilan trimester ketiga di Rumah Sakit Permata Bunda Purwodadi
(17)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
D. Manfaat Penelitian :
Hasil penelitian ini diharapkan memberi manfaat antara lain : 1. Secara teoritis :
a. Untuk ilmu pengetahuan khususnya ilmu kedokteran jiwa, dapat
membuktikan tentang adanya kecemasan wanita hamil pada pasien primigravida dan multigravida pada kehamilan trimester ketiga.
b. Untuk ilmu kebidanan dan kandungan, membuktikan pentingnya
memperhatikan faktor kejiwaan wanita hamil pada primigravida dan multigravida terutama masalah kecemasan.
2. Secara Praktis :
Memberikan gambaran mengenai tingkat kecemasan pasien primigravida dan multigravida dalam persalinan yang berguna bagi penelitian sejenis selanjutnya, juga memberikan kesempatan intervensi psikiatri untuk prevensi konseling bagi wanita hamil yang cemas dalam menghadapi persalinan.
(18)
commit to user
6 BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka 1. Kecemasan
a. Pengertian
Menurut Hawari (2006), kecemasan (ansietas/anxiety) adalah gangguan alam perasaan (affective) yang ditandai dengan perasaan takut atau khawatir yang mendalam dan berkelanjutan, tetapi kemampuan dalam menilai realitas (Reality Testing Ability/RTA) tidak terganggu,
kepribadian juga masih utuh (tidak mengalami keretakan
kepribadian/splitting of personality), sedangkan perilaku dapat terganggu walaupun masih dalam batas-batas normal. Pada manusia, kecemasan dapat memperlihatkan perasaan seperti gelisah, sejumlah perilaku (tampak khawatir, gelisah dan resah) maupun respon-respon fisiologis. Kecemasan bersifat kompleks dan merupakan keadaan suasana hati yang berorientasi pada masa yang akan datang dengan kekhawatiran karena tidak dapat memprediksi dan mengontrol kejadian di masa yang akan datang (Durand dan Barlow, 2006 ).
Kecemasan merupakan salah satu bagian dari respon yang penting dalam mempertahankan diri. Kecemasan merupakan suatu sinyal yang
memperingatkan adanya bahaya yang mengancam sehingga
memungkinkan seseorang mengambil tindakan untuk mengatasi ancaman (Kapplan dan Sadock, 2005). Menurut Maramis (2005)
(19)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
kecemasan dapat bersifat normal maupun patologis. Kecemasan normal terjadi jika individu yang mendapatkan suatu stressor kemudian dapat segera melakukan penyesuaian diri. Tetapi, terkadang sistem kecemasan individu tidak berfungsi dengan baik atau terlalu berlebihan sehingga terjadilah kecemasan yang patologis. Jika kecemasan terjadi bukan pada saat yang tepat atau sangat hebat dan berlangsung lama sehingga mengganggu aktivitas kehidupan yang normal, maka hal ini sudah merupakan suatu penyakit.
b. Epidemiologi
Prevalensi (angka kesakitan) gangguan kecemasan berkisar 6-7% dari populasi umum. Kelompok perempuan lebih banyak dibandingkan prevalensi kelompok laki-laki (Ibrahim, 2002). Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Lépin (2002) gangguan kecemasan merupakan gangguan jiwa yang paling sering terjadi dan menyerang lebih dari 15,7 juta penduduk Amerika setiap tahunnya dan 30 juta penduduk Amerika pernah mengalami gangguan kecemasan dalam periode hidupnya. c. Etiologi
Etiologi dari gangguan kecemasan belum diketahui secara pasti, namun diduga dua faktor yang berperan terjadi dalam gangguan ini yaitu faktor psikologis dan faktor biologis.
1) Teori Psikologi
Sehubungan dengan faktor-faktor psikologis yang berperan dalam terjadinya kecemasan ada tiga teori yang berhubungan dengan hal ini, yaitu teori psikoanalitik, teori perilaku, dan teori eksistansial. Dalam
(20)
commit to user
teori psikoanalitiknya, Freud menganggap kecemasan sebagai reaksi psikis terhadap bahaya di seputar reaktivasi situasi menakutkan masa anak-anak (Durand dan Barlow, 2006). Ahli psikoanalisis lainnya, Otto Rank mengembalikan terjadinya semua kecemasan pada trauma kelahiran. Sedangkan Harry Stack Sullivan menekankan hubungan awal antara ibu dan anak dan transmisi kecemasan ibu kepada bayinya. Para pakar teori perilaku melihat kecemasan sebagai suatu respons yang dibiasakan (classic conditioning) terhadap stimulan lingkungan spesifik. Penyebab lainnya respons kecemasan dapat dipelajari dengan meniru kecemasan orang tuanya (teori belajar sosial) (Kaplan dan Sadock, 2005).
Kecemasan juga dapat dipengaruhi oleh faktor ”sense of control” atau perasaan mampu mengontrol. Penderita gangguan kecemasan cenderung menilai lebih (overestimated) terhadap derajat bahaya dalam situasi tertentu dan cenderung menilai rendah (underestimate)
kemampuannya untuk mengatasi ancaman yang datang. Sense of control
pada tiap individu tampaknya berhubungan dengan tindakan orang tua pada masa anak-anak awal (Durand dan Barlow, 2006). Teori eksistansial berpendapat bahwa terjadinya kecemasan adalah akibat tidak adanya rangsang yang dapat diidentifikasi secara spesifik. Ketiadaan ini membuat orang sadar akan kehampaan di dalam kehidupan ini (Kaplan dan Sadock, 2005).
(21)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
2) Teori Biologis
Faktor biologi yang berperan penting adalah “neurotransmitter”. Ada tiga neurotransmitter utama yang berperan dalam gangguan kecemasan yaitu norepinefrin (NE), serotonin (5-HT) dan gama amino butirat acid (GABA) (Kapplan dan Sadock, 2005). Ganong (2003) menyebutkan serotonin lebih berperan utama pada gangguan kecemasan menyeluruh, sedangkan NE lebih berperan pada gangguan panik. Pemberian obat-obatan yang meningkatkan kadar NE dapat menimbulkan tanda-tanda kecemasan, sedangkan obat - obatan yang menurunkan kadar NE akan menimbulkan depresi. Peranan GABA dalam menimbulkan kecemasan berbeda dengan NE. GABA bersifat menghambat terjadinya kecemasan. Mengenai peranan 5-HT dalam gangguan kecemasan didapatkan dari hasil pengamatan efektivitas obat-obat serotonergik terhadap kecemasan. Menurut Lader (Idrus, 2006) diduga serotonin mempengaruhi reseptor GABA - benzodiazepin complex sehingga berperan dalam anti cemas (Kapplan dan Sadock, 2005). Kemungkinan lain adalah interaksi antara 5-HT dengan NE dalam mekanisme kecemasan sebagai anticemas (Idrus, 2006 ).
Penelitian genetika semakin menunjukkan banyak bukti bahwa tiap individu mewarisi kecenderungan untuk tegang dan gelisah. Tidak ada sebuah gen tunggal pun yang menjadi penyebab kecemasan. Sebaliknya, kontribusi-kontribusi kecil dari banyak gen di wilayah-wilayah kromosom yang berbeda secara kolektif membuat tiap individu rentan terhadap kecemasan (Durand dan Barlow, 2006; Tambs dkk,
(22)
commit to user
2009). Hasil penelitian menunjukkan hampir separuh dari semua pasien dengan gangguan panik memiliki sekurangnya satu sanak saudara yang menderita gangguan (Kaplan dan Sadock, 2005).
d. Gejala Klinik dan Diagnosis
Diagnosis untuk gangguan kecemasan dapat ditegakkan bila didapatkan baik keluhan somatik (fisik) maupun psikologik dan kognitif serta tanda-tanda objektif kecemasan (Romadhon, 2002).
1) Keluhan Kognitif dan Psikologis
a) Perasaan cemas, khawatir dan was-was.
b) Ragu - ragu untuk bertindak, atau memutuskan sesuatu, takut salah.
c) Perasaan takut pada situasi, objek atau keadaan tertentu d) Perasaan tidak enak dan gelisah.
e) Takut mati, takut menjadi gila, pikiran negatif terhadap diri sendiri atau lingkungan sekitar.
f) Insomnia, sulit untuk memulai jatuh tidur (early insomnia) g) Merasa tegang.
h) Mudah terkejut dan terlalu waspada. i) Mudah marah
j) Perasaan cemas tersebut mempengaruhi hampir semua aspek kehidupan penderita, sehingga fungsi pertimbangan akal sehat, perasaan dan perilakunya terpengaruhi.
2) Keluhan fisik
(23)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
tremor, pandangan kabur, rasa baal atau kesemutan. b) Kardiovaskuler : palpitasi dan nyeri dada.
c) Respirasi : nafas pendek, dipsneu, hiperventilasi.
d) Gastrointestinal : mulut dan tenggorokan kering, nausea, vomitus dan diare.
e) Genitourinarius : sering berkemih, nyeri saat berkemih, ejakulasi prematur, impotensia.
f) Sistem muskuloskeltal : sakit dan nyeri otot terutama otot leher g) Kulit : keringat berlebihan, kulit telapak tangan dan kaki teraba
dingin. 3) Tanda objektif
a) Penderita tampak gugup, gelisah dan tidak dapat duduk santai b) Suara bergetar, gagap
c) Palpitasi d) Hiperventilasi
e) Berkeringat banyak atau telapak tangan dan kaki lembab
Kecemasan yang patologis menurut DSM-IV dan PPDGJ-III dapat dipahami sebagai : gangguan kecemasan, gangguan kecemasan akibat gangguan mental lain atau penyakit medis, atau gangguan kecemasan yang berkormobiditas dengan penyakit lain (Kaplan dan Sadock, 2005).
Gejala awal sindrom ansietas dapat dikenal dengan
memperhatikan adanya keluhan psikis dan somatis sebagai berikut (Mudjaddid, 2006) :
(24)
commit to user (1) Gejala psikologis
Penampilan berubah, sulit berkonsentrasi, mood berubah, mudah marah, cepat tersinggung, gelisah, tak bisa diam, timbul rasa takut.
(2) Gejala somatis
Sakit kepala, gangguan tidur, impotensi, keluhan berbagai
sistem, misal sistem kardiovaskular, sistem pernafasan,
gastrointestinal dan sebagainya.
Berat suatu stres sebagian besar tergantung pada penilaian individu itu sendiri terhadap stresnya. Setiap individu mengalami suatu pola stres yang khas lagi berubah - ubah. Penilaiannya terhadap stres tergantung pada : umur, sex, kepribadian, inteligensi, emosi, status sosial atau pekerjaan setiap individu itu (Maramis, 2005).
Tingkat kecemasan dalam hal ini adalah suatu perasaan tidak tentram yang bisa disebabkan karena pengalaman yang tidak menyenangkan yang ditandai dengan gejala : Keluhan Kognitif dan Psikologis, Keluhan fisik dan Tanda objektif pada ibu hamil primigravida dan multigravida. Kecemasan dalam kehamilan dapat menyebabkan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dikarenakan berkurangnya aliran darah yang masuk melalui plasenta, selain itu kecemasan dalam kehamilan khususnya trimester ketiga dapat meningkatkan risiko lahir mati (stillbirth), sehingga kecemasan yang terjadi pada ibu secara tidak langsung menyebabkan kematian pada bayi.
(25)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
2. Kehamilan
a. Perubahan Fisiologi pada Saat kehamilan
Dengan terjadinya kehamilan maka seluruh genitalia wanita mengalami perubahan yang mendasar sehingga dapat menunjang perkembangan dan pertumbuhan janin dalam rahim. Plasenta dalam perkembangannya mengeluarkan hormone somatomatropin, estrogen, dan progesteron yang menyebabkan perubahan pada:
1) Rahim atau uterus
Selama kehamilan uterus akan beradaptasi untuk menerima dan melindungi hasil konsepsi (janin, plasenta, amnion) sampai persalinan. Uterus mempunyai kemampuan yang luar biasa untuk bertambah besar dengan cepat selama kehamilan dan pulih kembali seperti keadaan semula dalam beberapa minggu setelah persalinan. Pada perempuan tidak hamil uterus mempunyai berat 70 gram dan kapasitas 10 ml atau kurang. Selama kehamilan, uterus akan berubah menjadi suatu organ yang mampu menampung janin, plasenta, dan cairan amnion rata-rata pada akhir kehamilan volume totalnya mencapai 5 liter bahkan dapat mencapai 20 liter atau lebih dengan berat rata-rata 1100 gram (Prawirohardjo, 2008).
2) Vagina (liang senggama)
Selama kehamilan peningkatan vaskularisasi dan hyperemia terlihat jelas pada kulit dan otot-otot di perineum dan vulva, sehingga pada vagina akan terlihat bewarna keunguan yang dikenal dengan tanda
(26)
commit to user
Chadwicks. Perubahan ini meliputi penipisan mukosa dan hilangnya sejumlah jaringan ikat dan hipertrofi dari sel-sel otot polos.
3) Ovarium
Proses ovulasi selama kehamilan akan terhenti dan pematangan folikel baru juga ditunda. Hanya satu korpus luteum yang dapat ditemukan di ovarium. Folikel ini akan berfungsi maksimal selama 6-7 minggu awal kehamilan dan setelah itu akan berperan sebagai penghasil progesterone dalam jumlah yang relatif minimal (Prawirohardjo, 2008). 4) Payudara
Payudara mengalami pertumbuhan dan perkembangan sebagai persiapan memberikan ASI pada saat laktasi. Perkembangan payudara tidak dapat dilepaskan dari pengaru hormone saat kehamilan, yaitu estrogen, progesterone, dan somatromatropin (Prawirohardjo, 2008).
5) Sirkulasi darah ibu
Peredaran darah ibu dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: a) Meningkatnya kebutuhan sirkulasi darah sehingga dapat memenuhi kebutuhan perkembangan dan pertumbuhan janin dalam rahim.
b) Terjadi hubungan langsung antara arteri dan vena pada sirkulasi retro-plasenter.
c) Pengaruh hormon estrogen dan progesteron semakin meningkat.
(27)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
Akibat dari faktor tersebut dijumpai beberapa perubahan peredaran darah, yaitu:
(1) Volume darah
Volume darah semakin meningkat di mana jumlah serum darah lebih besar dari pertumbuhan sel darah, sehingga terjadi semacam pengenceran darah (hemodilusi), dengan puncaknya pada hamil 32 minggu. Serum darah (volume darah) bertambah sebesar 25-30% sedangkan sel darah bertambah sekitar 20%.
Curah jantung akan bertambah sekitar 30%. Bertambahnya hemodilusi darah mulai tampak sekitar umur hamil 16 minggu, sehingga pengidap penyakit jantung harus berhati-hati untuk hamil beberapa kali. Kehamilan selalu memberatkan kerja jantung sehingga wanita hamil dengan sakit jantung dapat jatuh dalam dekompensasio kordis. Pada postpartum terjadi hemokonsentrasi dengan puncak hari ketiga sampai kelima.
(2) Sel darah
Sel darah merah makin meningkat jumlahnya untuk dapat mengimbangi pertumbuhan janin dalam rahim, tetapi pertambahan sel darah tidak seimbang dengan peningkatan volume darah sehingga terjadi hemodilusi yang disertai anemia fisiologis. Sel darah putih meningkat dengan mencapai jumlah sebesar 10.000/ml. Dengan hemodilusi dan anemia maka laju endap darah semakin tinggi dan dapat mencapi 4 kali dari angka normal.
(28)
commit to user (3) Sistem respirasi
Pada kehamilan terjadi juga perubahan sistem respirasi untuk dapat memenuhi kebutuhan O2. Di samping itu terjadi desakan diafragma karena dorongan rahim yang membesar pada umur hamil 32 minggu. Sebagai kompensasi terjadinya desakan rahim dan kebutuhan O2 yang meningkat, ibu hamil akan bernafas lebih dalam sekitar 20-25% dari biasanya.
(4) Sistem pencernaan
Terjadi peningkatan asam lambung karena pengaruh estrogen. (5) Traktus urinarius
Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kemih akan tertekan oleh uterus yang mulai membesar sehingga menimbulkan sering kemih. Keadaan ini akan hilang dengan makin tuanya kehamilan bila uterus keluar dari rongga panggul. Pada akhir kehamilan, jika kepala janin sudah mulai turun ke pintu panggul, keluhan itu akan timbul kembali.
(6) Perubahan pada kulit
Pada kulit dinding perut akan terjadi perubahan warna menjadi kemerahan, kusam, dan kadang-kadang juga akan mengenai daerah payudara dan paha. Perubahan ini dikenal dengan nama striae gravidarum.
(29)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
(7) Metabolisme
Dengan terjadinya kehamilan, metabolisme tubuh mengalami perubahan yang mendasar, dimana kebutuhan nutrisi makin tinggi untuk pertumbuhan janin dan persiapan pemberian ASI.
Diperkirakan selama kehamilan berat badan akan bertambah 12,5 kg. Sebagian besar penambahan berat badan selama kehamilan berasal dari uterus dan isinya. Kemudian payudara, volume darah, dan cairan ekstraselular. Pada kehamilan normal akan terjadi hipoglikemia puasa yang disebabkan oleh kenaikan kadar insulin, hiperglikemia postprandial dan hiperinsulinemia.
Zinc (Zn) sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan janin. Beberapa penelitian menunjukkan kekurangan zat ini dapat menyebabkan pertumbuhan janin terhambat (Prawirohardjo, 2008).
Pada kehamilan terdapat juga perubahan pada seluruh tubuh wanita, khususnya pada alat-alat genetalia eksterna, interna dan pada payudara. Perubahan ini dapat dijadikan sebagai tanda atau gejala untuk mendiagnosis kehamilan. Beberapa tanda kehamilan antara lain sebagai berikut (Prawirohardjo, 2008) :
(a) Amenorea atau tidak dapat haid. Gejala ini sangat penting karena umumnya wanita hamil tidak mendapat haid lagi.
(b) Nausea dan Emesis. Nausea (mual) terjadi pada umumnya pada bulan-bulan pertama kehamilan, kadang-kadang disertai oleh emesis (muntah).
(30)
commit to user
(c) Mengidam atau mengingini makanan atau minuman tertentu. Mengidam umumnya terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan akan tetapi menghilang dengan makin tuanya umur kehamilan. (d) Pingsan kadang - kadang dapat dijumpai terutama bila berada di
tempat-tempat ramai.
(e) Payudara menjadi tegang dan membesar. Keadaan ini disebabkan oleh pengaruh estrogen dan progesteron yang merangsang duktuli dan alveoli.
(f) Anoreksia atau tidak ada nafsu makan. Pada bulan-bulan pertama terjadi anoreksia, tetapi setelah itu nafsu makan timbul lagi.
(g) Sering kencing terjadi karena kandung kencing pada bulan-bulan pertama kehamilan tertekan oleh uterus yang mulai membesar. Pada triwulan kedua umumnya keluhan ini hilang oleh karena uterus yang membesar telah keluar dari rongga panggul. Pada akhir triwulan gejala bisa timbul karena janin mulai masuk ke ruang panggul dan menekan kembali kandung kemih.
(h) Obstipasi terjadi karena tonus menurun yang disebabkan oleh hormon steroid.
(i) Pigmentasi kulit pada pipi, hidung dan dahi kadang-kadang tampak deposit pigmen yang berlebihan, dikenal sebagai kloasma gravidarum. Areola mammae, daerah leher, dan linea alba pada abdomen menjadi lebih hitam. Hal ini terjadi karena pengaruh hormon kortikosteroid plasenta yang merangsang melanofor dan kulit.
(31)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
(j) Epulis yaitu hipertrofi papilla gingivae
(k) Varises sering terjadi pada triwulan terakhir terutama pada daerah genetalia eksterna, fossa poplitea, kaki dan betis.
(l) Tanda Hegar. Pada minggu pertama ismus uteri mengadakan hipertrofi seperti korpus uteri, sehingga ismus menjadi panjang dan lunak, yang di dalam istilah obstetri dikenal sebagai Hegar Sign. (m) Tanda Chadwick yaitu perubahan warna karena hipervaskularisasi
yang mengakibatkan vagina dan vulva tampak lebih merah, agak kebiruan.
(n) Tanda Piscaseck. Uterus membesar ke salah satu jurusan hingga menonjol jelas ke jurusan pembesaran tersebut.
(o) Tanda Braxton-Hicks. Bila uterus dirangsang mudah berkontraksi. Tanda ini khas untuk uterus dalam masa hamil.
Komplikasi kehamilan tidak semuanya disebabkan oleh gangguan organik, beberapa di antaranya ditimbulkan atau diperberat oleh gangguan kejiwaan.
3. Primigravida
Primigravida adalah seseorang yang baru pertama kali melahirkan. Biasanya seorang primigravida sangat cemas, gelisah dan takut menghadapi proses persalinan yang akan dijalaninya karena dirinya belum mempunyai pengalaman sama sekali serta perubahan kondisi fisik terutama dan tentang bagaimana harus menjalaninya (Hanifah, 2009). 4. Multigravida
Multigravida adalah seseorang yang telah melahirkan lebih dari satu kali. Berbeda pula dengan primigravida, biasanya multigravida lebih
(32)
commit to user
tenang dan tidak takut menghadapi persalinan nantinya. Karena multigravida sudah mempunyai pengalaman dibandingkan primigravida (Hanifah, 2009).
5. Perubahan hubungan psikis kehamilan
Kehamilan pada umumnya sangat berat bagi seorang wanita dan menimbulkan ketakutan serta kecemasan pada dirinya. Kecemasan yang timbul biasanya akibat informasi yang salah mengenai kehamilan dan kelahiran, harapan yang ada dalam pikirannya, penolakan bayi pada kandungannya. Kecemasan dapat disebabkan oleh karena perubahan-perubahan fisik pada dirinya, meningkatnya kebutuhan keamanan sosial baginya, pengalaman internal sebelumnya dan tergantung pula pada kepribadian wanita itu sendiri (Kartono, 2005).
Beberapa perubahan kejiwaan pada beberapa umur kehamilan :
a. Trimester I
Pada sebagian wanita reaksi psikologik dan emosional pertama adalah kecemasan, ketakutan kepanikan dan kegusaran terhadap kehamilan. Perasaan benci pada suami yang menyebabkan dirinya hamil ditumpahkan dengan manifestasi mual, muntah, pening, dan sebagainya yang merupakan gejala hamil muda. Pada keadaan yang agak berat, wanita menolak kehamilannya dan mencoba untuk menggugurkannya, pada kasus yang lebih parah mencoba untuk bunuh diri. Manifestasi lain yaitu ibu hamil muda meminta makanan yang aneh-aneh yang selama ini tidak disukainya.
(33)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
b. Trimester II
Ibu yang menganggap kehamilan suatu identifikasi abstrak, kini mulai menyadari kenyataan menjadi identifikasi nyata. Mulailah dirinya menyesuaikan dengan kenyataan. Perut bertambah besar, terasa gerakan janin dan dokter telah mendengar suara jantung janin.
c. Trimester III
Timbul gejolak baru menghadapi persalinan dan perasaan tanggung jawab sebagai ibu untuk mengurus bayi yang akan dilahirkan. Ada 3 golongan ibu mungkin yang merasa takut :
1) Ibu yang mempunyai riwayat atau pengalaman buruk yang lalu. 2) Multipara agak berumur, merasa takut terhadap janin dan anak-anak
apabila terjadi sesuatu atas dirinya, takut anak-anak diurus ibu tiri.
3) Primigravida yang mendengar tentang pengalaman menakutkan dari
(34)
commit to user B. Kerangka Pemikiran
Bagan 1. Kerangka Teori
Graviditas
1 Perubahan Fisiologis 2 Informasi dari lingkungan 3 Perubahan psikis
4 Kepribadian
Faktor Pengganggu a. Peristiwa mendadak b. Konflik Suami dan Isteri c. Penyakit menahun d. Cacat Tubuh e. Masalah ekonomi /
keuangan keluarga f. Kepribadian Premorbid Primigravida
Trimester III
Multigravida Trimester III
Cemas Cemas
Skor kecemasan primigravida
Skor kecemasan multigravida Perubahan Neurotransmitter
1) Gama amino butirat acid (GABA) 2) Norepinefrin (NE) 3) Serotonin (5-HT)
(35)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
C. Hipotesis
Ada perbedaan tingkat kecemasan antara pasien primigravida dan
multigravida pada kehamilan trimester ketiga di Rumah Sakit Permata Bunda Purwodadi.
(36)
commit to user
24 BAB III
METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional.
B. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Bagian Poliklinik Kebidanan dan Kandungan Rumah Sakit Permata Bunda, Purwodadi.
C. Subjek Penelitian
Pasien primigravida dan multigravida pada kehamilan trimester ketiga di Bagian Poliklinik Kebidanan dan Kandungan Rumah Sakit Permata Bunda, Purwodadi.
D. Teknik Pengambilan Sampel dan Ukuran sampel
Pada penelitian ini pengambilan sampel menggunakan teknik quota
purposive sampling, Ditetapkan jumlah sampel 60 orang masing-masing 30 orang primigravida dan 30 orang multigravida. Setiap populasi yang memenuhi kriteria inklusi di ambil sebagai sampel, didapat jumlah yang telah ditentukan yaitu 30 orang untuk orang primigravida dan 30 orang untuk multigravida (Murti, 2003).
E. Kriteria Inklusi dan Eksklusi 1.Pasien hamil primigravida
a. Kriteria inklusi
1) Primigravida yang berkunjung ke Poliklinik Kebidanan dan Kandungan Rumah Sakit Permata Bunda Purwodadi.
(37)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
2) Bersedia menjadi subjek penelitian. 3) Kehamilan trimester ketiga.
b.Kriteria eksklusi
1) Kematian anggota keluarga atau peristiwa mendadak seperti kecelakaan dalam 3 bulan terakhir.
2) Skor LMMPI lebih dari sama dengan 10. 3) Penyakit fisik/mental berat.
2. Pasien hamil multigravida a. Kriteria inklusi
1) Multigravida yang berkunjung ke Poliklinik Kebidanan dan Kandungan Rumah Sakit Permata Bunda Purwodadi.
2) Bersedia menjadi subjek penelitian.
3) Kehamilan trimester ketiga yang mengalami kecemasan. b.Kriteria eksklusi
1) Kematian anggota keluarga atau peristiwa mendadak seperti kecelakaan dalam 3 bulan terakhir.
2) Skor LMMPI lebih dari sama dengan 10. 3) Penyakit fisik/mental berat.
F. Identifikasi Variabel Penelitian
1.Variabel bebas : Primigravida dan multigravida. 2.Variabel terikat : Kecemasan.
3.Variabel luar :
(38)
commit to user
b. Tidak terkendali : kepribadian, konflik emosional, masalah ekonomi.
G. Definisi Operasional Variabel 1.Variabel bebas :
a. Kehamilan yang pertama kali (primigravida) dan kehamilan lebih dari dua kali (multigravida).
b. Skala ukuran : Nominal. 2. Variabel terikat :
a. Kecemasan adalah gangguan alam perasaan (affective) yang ditandai dengan perasaan takut atau khawatir yang mendalam dan berkelanjutan, tetapi kemampuan dalam menilai realitas (Reality Testing Ability/RTA) tidak terganggu, kepribadian juga masih utuh (tidak mengalami keretakan kepribadian/splitting of personality), sedangkan perilaku dapat terganggu walaupun masih dalam batas-batas normal. Skor kecemasan yang diukur dengan kuesioner TMAS.
b. Alat ukur : Kuesioner TMAS (Taylor Manifest Anxiety Scale).
c. Cara pengukuran adalah Pengisian TMAS diisi sendiri oleh responden. Responden menjawab keadaan “ya” atau “tidak” sesuai dengan keadaan dirinya dengan memberi tanda (X) pada kolom jawaban “ya” atau “tidak”. Pada pertanyaan favorable jika diisi jawaban ”ya” maka diberi nilai 1, sedangkan pada pertanyaan unfavorable jika diisi jawaban ”tidak” maka diberi nilai 1. Nilai dari tiap - tiap pernyataan kemudian dijumlah.
(39)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
a) Nilai total < 21 berarti tidak cemas, b) Nilai total ≥ 21 menunjukkan kecemasan. d. Skala : Interval.
3.Variabel Pengganggu
a. Terkendali : usia, kesehatan fisik, lingkungan yang sama.
b. Tidak terkendali : kepribadian, konflik emosional, masalah ekonomi. H. Alat dan Bahan
1. Data diri dan persetujuan responden sebagai sampel penelitian. 2. Kuesioner L-MMPI dan kuesioner TMAS.
I. Cara Kerja
1. Responden termasuk kriteria kehamilan primigravida dan multigravida trimester ketiga.
2. Responden mengisi biodata.
3. Responden mengisi kuesioner L-MMPI dan kuesioner TMAS. a. Lie Score Minnesota Multiphase Personality Inventory (LMMPI)
Kuesioner LMMPI adalah instrument pengukur kebohongan. Kuesioner LMMPI berisi 15 butir pertanyaan. Jika jawaban Skor LMMPI lebih dari sama dengan 10 maka invalid.
b. Taylor Manifest Anxiety Scale (TMAS)
Kuesioner TMAS adalah instrument pengukur kecemasan. Kuesioner TMAS berisi 50 butir pertanyaan yang dapat dijawab responden dengan jawaban “ya” atau “tidak” sesuai keadaan dirinya dengan member tanda (V) pada kolom jawaban “ya” atau “tidak”.
(40)
commit to user
Jawaban dari pernyataan-pernyataan tersebut harus memperhatikan hal-hal berikut :
Tabel Taylor Manifest Anxiety Scale (TMAS)
Butir Pernyataan Kuesioner TMAS
favourable 2, 5, 6, 7, 8, 10 11, 13, 14, 16, 17, 19, 21, 22, 23, 24, 26, 27, 28, 30, 31, 32, 33, 34, 36, 37, 39, 40, 41, 42, 45, 46, 47, 48, dan 49
unfavourable 1, 3, 4, 9, 12, 15, 18, 20, 25, 29, 35, 38, 43, 44, dan 50
Sumber : (Sudiyanto, 2003) 4. Melakukan analisis dari data yang diperoleh.
(41)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
J. Rancangan Penelitian
Bagan 2. Kerangka Teori
Keterangan : : Alur Penelitian
Graviditas
Kehamilan Primigravida
Formulir biodata +
Kuesioner L-MMPI
Kehamilan Multigravida
Formulir biodata +
Kuesioner L-MMPI
Subjek Penelitan
Variabel - variabel pengganggu disetarakan / dikendalikan
Kuesioner TMAS Kuesioner TMAS
Score T-MAS
Analisis Data
Kriteria Inklusi dan Eksklusi
Subjek Penelitan
(42)
commit to user K. Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh dari penelitian diuji dengan uji t. Uji t adalah teknik statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis bila dalam populasi tersebut terdiri atas dua atau lebih kelas, data berbentuk interval atau rasio dan sampelnya kecil. Data akan diolah dengan program
computer Statistical Product and Service Solution (SPSS) 17.00 for Windows.
(43)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31 BAB IV
HASIL PENELITIAN A. Deskripsi sampel
Penelitian dilakukan pada bulan Maret-April 2012 di Rumah Sakit Permata Bunda Purwodadi. Peneliti mendapatkan responden primigravida trimester ketiga sejumlah 40 responden, 10 responden dieksklusi oleh hasil L-MMPI yang skor kuesionernya lebih dari sama dengan 10 dan mendapatkan responden multigravida trimester ketiga sejumlah 45 responden, 15 di eksklusi oleh hasil L-MMPI yang skor kuesionernya lebih dari sama dengan 10. Jadi sesuai dengan rencana terkumpul responden primigravida dan multigravida kehamilan trimester ketiga masing-masing 30 responden Rule of thumb (Murti, 2003)
Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kehamilan
Jenis Kehamilan Responden
terkumpul
Responden eksklusi
Responden sisa
Primigravida 40 10 30
Multigravida 45 15 30
85 25 60
Sumber : Data primer, 2012
Dari tabel dapat diketahui jumlah responden pada primigravida terkumpul 40 responden yang kemudian di eksklusi 10 responden dan menjadi 30 responden. Sedangkan pada multigravida terkumpul 45 responden yang kemudian di eksklusi 15 responden dan menjadi 30 responden.
(44)
commit to user
Tabel 2. Distribusi Usia Wanita Hamil Primigravida dan Multigravida
Usia Primigravida Multigravida Total
20 – 25 11 13 24
26 – 30 13 10 23
> 31 6 7 13
30 30 60
Sumber : Data primer, 2012
Dari tabel 4.2 dapat diketahui jumlah terbesar terdapat pada kelompok usia 20 – 25 tahun sebanyak 24 responden dan terkecil terdapat pada kelompok usia > 31 tahun sebanyak 13 ibu hamil.
B. Analisis
Data penelitian yang telah diperoleh kemudian dianalisis dengan uji t-independent yang merupakan uji parametrik dengan program SPSS 17.00 for Windows. Uji ini digunakan bila skor kedua kelompok tidak berhubungan satu dengan yang lain. Adapun syarat uji t-independent adalah data berskala numerik, terdistribusi secara normal, dan variansi kedua kelompok dapat sama atau berbeda (untuk 2 kelompok). Untuk mengetahui bahwa data terdistribusi normal atau tidak, maka dilakukan uji normalitas. Suatu data dikatakan mempunyai sebaran normal jika didapatkan nilai p > 0,05 pada tiap-tiap kelompok tersebut. Uji normalitas yang dilakukan pada tiap-tiap sebaran data dapat dilakukan dengan cara deskriptif ataupun analitik. Cara analitik memiliki tingkat objektivitas dan sensitivitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan deskriptif, sehingga dalam penelitian ini dilakukan dengan uji Kolmogorov-Smirnov (Dahlan, 2005).
(45)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
Tabel 3. Uji Normalitas Data dengan Kolmogorov Smirnov Test
S
Sumber : Data primer, 2012
Tabel di atas menunjukkan sebaran data yang diuji normalitas datanya dengan Kolmogorov Smirnov Test, dengan ketentuan bila signifikansi hitung > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data tersebut terdistribusi secara normal, demikian sebaliknya bila nilai signifikansi < 0,05 maka data tidak terdistribusi secara normal. Nilai (p) untuk nilai kecemasan pada primigravida adalah 0,200 (p > 0,05), dan pada multigravida adalah 0,013 (p < 0.05) maka sebaran data kelompok multigravida tersebut tidak normal. Oleh karena itu, data harus dinormalkan terlebih dahulu melalui proses transformasi. Setelah ditransformasi sebaran data tetap tidak normal. Hal tersebut menunjukkan bahwa penelitian ini tidak dapat menggunakan uji parametrik t-independent melainkan menggunakan uji alternatifnya yaitu uji non-parametrik Mann-Whitney.
Data Nilai p Keterangan
Primigravida Multigravida
0,200 0,013
Distribusi normal Distribusi tidak normal
(46)
commit to user Tabel 4. Hasil Uji Homogenitas
Data
Uji Homogenitas Levene’s Test
Keterangan
F P
Primigravida dan
Multigravida
2,332 0,132 Data homogen
Sumber: Data primer 2012
Hasil uji homogenitas dengan Levene’s Test dengan ketentuan bila signifikansi > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data tersebut diasumsikan homogen, demikian sebaliknya bila signifikansi < 0,05 data diasumsikan tidak homogen atau mempunyai perbedaan varians.
Berdasarkan uji tersebut dapat diketahui bahwa F=2,332 (p= 0,132). Oleh karena p > 0,05 maka dapat dikatakan bahwa tidak terdapat perbedaan varians antara skor kecemasan antara primigravida dan multigravida. Gambar di bawah ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan rerata skor kecemasan primigravida dan multigravida.
(47)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
Gambar. 1 Boxlots Skor TMAS
Berdasarkan gambar tersebut diketahui bahwa rerata skor TMAS Primigravida adalah 20,1000 ± 1,30811, sedangkan rerata skor TMAS Multigravida 24,2000 ± 1,02318.
Tabel 5. Hasil UjiMann-Whitney
Data
Mean Skor TMAS
STD
Analisis Uji
Mann-Whitney
Primigravida 20,1000 1,30811
p = 0,015
Multigravida 24,2000 1,02318
Sumber: Data primer 2012
Tabel di atas menunjukkan hasil bahwa terdapat perbedaan rerata skor kecemasan yang jelas dari pasien primigravida dan multigravida. Hasil uji Mann-Whitney p =
(48)
commit to user
0,015 (p < 0,05). Pada primigravida skor TMAS 20,1000 sedangkan pada
multigravida 24,2000. Jadi dapat disimpulkan, terdapat perbedaan yang signifikan antara rerata nilai kecemasan primigravida dan multigravida pada trimester ketiga.
(49)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
BAB V PEMBAHASAN
Dari hasil analisis, diketahui bahwa berdasarkan pembagian kelompok usia, jumlah terbesar ibu hamil trimester ketiga terdapat pada kelompok usia 20-25 tahun sebanyak 24 orang, adapun kelompok usia 26-30 tahun sebanyak 23 orang dan kelompok usia >31 tahun sebanyak 13 orang. Ibu hamil multigravida mempunyai nilai kecemasan yang lebih tinggi daripada ibu hamil primigravida yang ditunjukkan oleh nilai rata-rata 20,10 sedangkan pada ibu hamil multigravida nilai rata-ratanya 24,20. Perbedaan tersebut signifikan (p = 0,015). Jadi, hasil analisis statistik tersebut menunjukkan ada perbedaan tingkat kecemasan antara pasien primigravida dan multigravida pada kehamilan trimester ketiga.
Adanya perbedaan ini mungkin disebabkan oleh karena multigravida sedang mengalami sesuatu yang tidak nyaman, pengalaman saat melahirkan yang kadang membuatnya menjadikan ketidaknyamanan fisik, merasakan kurang cukup tidur pada waktu malam saat istirahat, merasa cemas akan kesejahteraan atau kondisi janin yang dikandungnya, juga takut akan persalinan nanti.
Kecemasan pada saat terakhir kehamilan (trimester ketiga), khususnya pada primigravida adalah kapan persalinan akan dimulai, bagaimana mengetahui persalinan sudah dimulai, rasa sakitnya seperti apa, berapa lama berlangsungnya. Orang tua juga mencemaskan apakah kelahiran akan dimulai pada saat yang tidak menguntungkan, apakah dirinya akan terlalu terlambat tiba di rumah sakit atau memanggil bidan, khayalan melahirkan anak dalam perjalanan atau di rumah
(50)
commit to user
tanpa bantuan orang yang ahli juga sangat menggelisahkan. Meskipun demikian sebenarnya masih ada waktu beberapa jam antara permulaan persalinan dan fase pertama persalinan, jadi ada waktu yang cukup untuk menghubungi tempat yang benar atau meminta bantuan yang diperlukan. Pada persalinan berikutnya
mungkin ada rasa khawatir dengan pengalaman sebelumnya untuk
mempersiapkan proses persalinan itu.
Perawatan antenatal yang teratur dapat menurunkan secara mendasar mortalitas dan morbiditas ibu dan anak, perawatan antenatal yang memadai juga dapat mengurangi risiko dalam persalinan nantinya. Risiko yang sering dijumpai yaitu partus yang lama, perpanjangan dari kelahiran bayi, hal ini tidak terlepas dari faktor-faktor yang mempengaruhi, yaitu : power, passage, passenger, psikis, penolong.
Faktor psikis dalam menghadapi persalinan merupakan faktor yang sangat mempengaruhi lancar-tidaknya proses kelahiran. Dukungan yang penuh dari anggota keluarga penting artinya bagi seorang ibu bersalin terutama dukungan dari suami, sehingga memberikan support moral terhadap ibu. Walaupun demikian, faktor psikis selama ini belum mendapatkan perhatian oleh penolong persalinan, para dokter dan bidan hampir-hampir tidak mempunyai waktu untuk memperhatikan kondisi psikis ibu hamil tersebut, sebab para dokter dan bidan biasanya disibukkan oleh faktor-faktor jasmaniah. Pada umumnya dokter dan bidan menganggap tugasnya telah selesai apabila bayinya sudah lahir dengan selamat dan ibunya tidak menunjukkan gejala atau tanda patologis (Pitt, 1996).
Wanita yang hamil mengalami perubahan biologis, fisiologis, dan psikologis yang nyata. Perilaku terhadap kehamilan mencerminkan perasaan yang
(51)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
mendalam tentang reproduksi, waktu kehamilan, kehamilan direncanakan, kehamilan diinginkan, kualitas hubungan dengan suami, menikah, usianya, riwayatnya, rasa identitasnya dan reaksi menjadi calon ibu (Kaplan dan Sadock, 2005).
Penelitian ini juga mempunyai beberapa faktor risiko misalnya terjadi kekerasan dalam rumah tangga yang mengakibatkan kecemasan berlebihan pada pasien primigravida dan multigravida, suami yang tidak bertanggung jawab atas kehamilan pasien, bisa juga janin yang dikandung bukan benih dari pasangan pasien tersebut. Beberapa faktor ini bisa terjadi pada pasien primigravida ataupun multigravida.
Penelitian ini juga mempunyai keterbatasan antara lain : penelitian ini dilaksanakan di pedesaan, peneliti tidak mengetahui secara pasti kehidupan sehari-hari pasien primigravida dan multigravida, ada-tidaknya konflik dalam rumah tangga, serta ada tidaknya gangguan psikologis pada pasien.
(52)
commit to user
40 BAB VI
SIMPULAN DAN SARAN A. SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan ada perbedaan tingkat kecemasan antara pasien primigravida dan multigravida pada kehamilan trimester ketiga di Rumah Sakit Permata Bunda Purwodadi.
B. SARAN
1. Untuk ibu hamil
a. Melakukan perawatan kehamilan (antenatal care) secara teratur di tempat pelayanan kesehatan, untuk mendapatkan perawatan yang
optimal dan memperoleh informasi yang benar mengenai
kehamilannya.
b. Selalu membina hubungan baik dengan suami dan keluarganya untuk
menjaga ketenteraman pikirannya.
c. Menjalin hubungan dengan pasangan-pasangan suami-isteri yang
memiliki anak-anak untuk dapat saling bertukarpikiran tentang pengalamannya ketika hamil dan bersalin.
d. Mengutarakan keluhan-keluhan psikologis yang dirasakan
sehubungan dengan kehamilannya kepada dokter yang merawatnya. 2. Untuk Dokter
a. Bila didapatkan gangguan psikologis yang berlebihan perlu dipikirkan merujuk ke seorang psikiater.
(53)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
3. Untuk peneliti selanjutnya
Untuk mendapatkan kualitas hasil penelitian yang lebih baik, disarankan supaya penelitian selanjutnya dilakukan dengan jumlah sampel yang lebih banyak dan memperbanyak variabel-variabel yang lain.
Seperti : a. Terkendali : usia, kesehatan fisik, lingkungan yang sama. b. Tidak terkendali : kepribadian, konflik emosional, masalah
(1)
commit to user
0,015 (p < 0,05). Pada primigravida skor TMAS 20,1000 sedangkan pada
multigravida 24,2000. Jadi dapat disimpulkan, terdapat perbedaan yang signifikan antara rerata nilai kecemasan primigravida dan multigravida pada trimester ketiga.
(2)
commit to user
37 BAB V PEMBAHASAN
Dari hasil analisis, diketahui bahwa berdasarkan pembagian kelompok usia, jumlah terbesar ibu hamil trimester ketiga terdapat pada kelompok usia 20-25 tahun sebanyak 24 orang, adapun kelompok usia 26-30 tahun sebanyak 23 orang dan kelompok usia >31 tahun sebanyak 13 orang. Ibu hamil multigravida mempunyai nilai kecemasan yang lebih tinggi daripada ibu hamil primigravida yang ditunjukkan oleh nilai rata-rata 20,10 sedangkan pada ibu hamil multigravida nilai rata-ratanya 24,20. Perbedaan tersebut signifikan (p = 0,015). Jadi, hasil analisis statistik tersebut menunjukkan ada perbedaan tingkat kecemasan antara pasien primigravida dan multigravida pada kehamilan trimester ketiga.
Adanya perbedaan ini mungkin disebabkan oleh karena multigravida sedang mengalami sesuatu yang tidak nyaman, pengalaman saat melahirkan yang kadang membuatnya menjadikan ketidaknyamanan fisik, merasakan kurang cukup tidur pada waktu malam saat istirahat, merasa cemas akan kesejahteraan atau kondisi janin yang dikandungnya, juga takut akan persalinan nanti.
Kecemasan pada saat terakhir kehamilan (trimester ketiga), khususnya pada primigravida adalah kapan persalinan akan dimulai, bagaimana mengetahui persalinan sudah dimulai, rasa sakitnya seperti apa, berapa lama berlangsungnya. Orang tua juga mencemaskan apakah kelahiran akan dimulai pada saat yang tidak menguntungkan, apakah dirinya akan terlalu terlambat tiba di rumah sakit atau memanggil bidan, khayalan melahirkan anak dalam perjalanan atau di rumah
(3)
commit to user
tanpa bantuan orang yang ahli juga sangat menggelisahkan. Meskipun demikian sebenarnya masih ada waktu beberapa jam antara permulaan persalinan dan fase pertama persalinan, jadi ada waktu yang cukup untuk menghubungi tempat yang benar atau meminta bantuan yang diperlukan. Pada persalinan berikutnya mungkin ada rasa khawatir dengan pengalaman sebelumnya untuk mempersiapkan proses persalinan itu.
Perawatan antenatal yang teratur dapat menurunkan secara mendasar mortalitas dan morbiditas ibu dan anak, perawatan antenatal yang memadai juga dapat mengurangi risiko dalam persalinan nantinya. Risiko yang sering dijumpai yaitu partus yang lama, perpanjangan dari kelahiran bayi, hal ini tidak terlepas dari faktor-faktor yang mempengaruhi, yaitu : power, passage, passenger, psikis, penolong.
Faktor psikis dalam menghadapi persalinan merupakan faktor yang sangat mempengaruhi lancar-tidaknya proses kelahiran. Dukungan yang penuh dari anggota keluarga penting artinya bagi seorang ibu bersalin terutama dukungan dari suami, sehingga memberikan support moral terhadap ibu. Walaupun demikian, faktor psikis selama ini belum mendapatkan perhatian oleh penolong persalinan, para dokter dan bidan hampir-hampir tidak mempunyai waktu untuk memperhatikan kondisi psikis ibu hamil tersebut, sebab para dokter dan bidan biasanya disibukkan oleh faktor-faktor jasmaniah. Pada umumnya dokter dan bidan menganggap tugasnya telah selesai apabila bayinya sudah lahir dengan selamat dan ibunya tidak menunjukkan gejala atau tanda patologis (Pitt, 1996).
Wanita yang hamil mengalami perubahan biologis, fisiologis, dan psikologis yang nyata. Perilaku terhadap kehamilan mencerminkan perasaan yang
(4)
commit to user
mendalam tentang reproduksi, waktu kehamilan, kehamilan direncanakan, kehamilan diinginkan, kualitas hubungan dengan suami, menikah, usianya, riwayatnya, rasa identitasnya dan reaksi menjadi calon ibu (Kaplan dan Sadock, 2005).
Penelitian ini juga mempunyai beberapa faktor risiko misalnya terjadi kekerasan dalam rumah tangga yang mengakibatkan kecemasan berlebihan pada pasien primigravida dan multigravida, suami yang tidak bertanggung jawab atas kehamilan pasien, bisa juga janin yang dikandung bukan benih dari pasangan pasien tersebut. Beberapa faktor ini bisa terjadi pada pasien primigravida ataupun multigravida.
Penelitian ini juga mempunyai keterbatasan antara lain : penelitian ini dilaksanakan di pedesaan, peneliti tidak mengetahui secara pasti kehidupan sehari-hari pasien primigravida dan multigravida, ada-tidaknya konflik dalam rumah tangga, serta ada tidaknya gangguan psikologis pada pasien.
(5)
commit to user
40
BAB VI
SIMPULAN DAN SARAN
A. SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan ada perbedaan tingkat kecemasan antara pasien primigravida dan multigravida pada kehamilan trimester ketiga di Rumah Sakit Permata Bunda Purwodadi.
B. SARAN
1. Untuk ibu hamil
a. Melakukan perawatan kehamilan (antenatal care) secara teratur di tempat pelayanan kesehatan, untuk mendapatkan perawatan yang optimal dan memperoleh informasi yang benar mengenai kehamilannya.
b. Selalu membina hubungan baik dengan suami dan keluarganya untuk menjaga ketenteraman pikirannya.
c. Menjalin hubungan dengan pasangan-pasangan suami-isteri yang memiliki anak-anak untuk dapat saling bertukarpikiran tentang pengalamannya ketika hamil dan bersalin.
d. Mengutarakan keluhan-keluhan psikologis yang dirasakan sehubungan dengan kehamilannya kepada dokter yang merawatnya. 2. Untuk Dokter
a. Bila didapatkan gangguan psikologis yang berlebihan perlu dipikirkan merujuk ke seorang psikiater.
(6)
commit to user 3. Untuk peneliti selanjutnya
Untuk mendapatkan kualitas hasil penelitian yang lebih baik, disarankan supaya penelitian selanjutnya dilakukan dengan jumlah sampel yang lebih banyak dan memperbanyak variabel-variabel yang lain.
Seperti : a. Terkendali : usia, kesehatan fisik, lingkungan yang sama. b. Tidak terkendali : kepribadian, konflik emosional, masalah