STUDI PERBANDINGAN METODE INKUIRI DENGAN STRATEGI EVERYONE IS A TEACHER HERE TERHADAP Studi Perbandingan Metode Inkuiri Dengan Strategi Everyone Is A Teacher Here Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SD Muhammadiyah 16 Karangasem Tahun 2011/

(1)

1

STUDI PERBANDINGAN METODE INKUIRI DENGAN

STRATEGI

EVERYONE IS A TEACHER HERE

TERHADAP

HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD

MUHAMMADIYAH 16 KARANGASEM

TAHUN 2011/2012

NASKAH PUBLIKASI

Oleh: HENI SISTIATI

A 510 080 210

Penguji: Drs. Muhroji, SE., M.Si

Drs. Saring Marsudi, SH., M.Pd. Drs. Rubino Rubiyanto, M.Pd

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA


(2)

2

PENGESAHAN NASKAH PUBLIKASI

STUDI PERBANDINGAN METODE INKUIRI DENGAN STRATEGI

EVERYONE IS A TEACHER HERE TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD MUHAMMADIYAH 16 KARANGASEM

TAHUN 2011/2012 Oleh:

HENI SISTIATI A510 080 210


(3)

3 ABSTRAKS

STUDI PERBANDINGAN METODE INKUIRI DENGAN STRATEGI

EVERYONE IS A TEACHER HERE TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD MUHAMMADIYAH 16 KARANGASEM

TAHUN 2011/2012

Heni Sistiati, A 510 080 210, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta,

2012, 72 halaman.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) ada tidaknya perbedaan hasil belajar IPA antara penerapan metode inkuiri dengan strategi Everyone Is A Teacher Here pada siswa kelas IV SD Muhammadiyah 16 Karangasem tahun 2011/2012, (2) manakah yang lebih besar pengaruhnya terhadap hasil belajar IPA antara metode inkuiri dengan strategi everyone is a teacher here pada siswa kelas IV SD Muhammadiyah 16 Karangasem.

Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas IV SD Muhammadiyah 16 Karangasem tahun pelajaran 2011/2012. Sampel dalam penelitian ini terdiri dari dua kelas, yaitu kelas A yang dikenai metode inkuiri dan kelas B yang dikenai strategi Everyone Is A Teacher Here. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik tes dan dokumentasi. Teknik analisis yang digunakan adalah uji t yang sebelumnya dilakukan uji prasyarat analisis dengan uji normalitas.

Hasil analisis data dengan taraf signifikansi 5% diperoleh: (1) ada perbedaan hasil belajar IPA antara penerapan metode inkuiri dengan strategi Everyone Is A Teacher Here, dibuktikan dengan thitung > ttabel, yaitu 3,088 > 2,390, (2) strategi

Everyone Is A Teacher Here memberikan pengaruh lebih besar terhadap hasil belajar siswa dibandingkan dengan metode inkuiri, dibuktikan dengan nilai rata-rata hasil belajar IPA kelas B lebih besar dibandingkan kelas A, yaitu 79,41 > 71,83.


(4)

4 PENDAHULUAN

Fokus pendidikan di sekolah adalah adanya interaksi antara pendidik dan peserta didik dalam mempelajari suatu materi pelajaran sebagaimana yang telah disusun dalam suatu kurikulum. Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran tersebut para pendidik disamping harus menguasai bahan ajar, tentu juga perlu mengusai bagaimana cara membelajarkannya kepada peserta didik sehingga tercipta pembelajaran yang bermakna. Pembelajaran yang bermakna akan membawa siswa pada pengalaman belajar yang mengesankan. Pengalaman yang diperoleh siswa akan semakin berkesan apabila proses pembelajaran yang diperolehnya merupakan hasil dari pemahaman dan penemuannya sendiri. Dalam konteks ini siswa mengalami dan melakukannya sendiri.

Kegagalan pendidik dalam menyampaikan bahan ajar tak selalu disebabkan oleh kurang mendalamnya pemahaman pendidik terhadap bahan ajar, akan tetapi dapat pula disebabkan oleh kurang tepatnya model dan strategi yang digunakan pendidik dalam proses pembelajaran. Penggunaaan model dan strategi pembelajaran yang masih berpusat pada guru (teacher centered) memicu rendahnya pemahaman siswa terhadap materi ajar yang disampaikan sehingga pembelajaran bermakna yang diidam-idamkan sulit tercapai. Hal ini mengakibatkan rendahnya hasil belajar yang dicapai siswa. Oleh karena itu seorang pendidik hendaknya menguasai berbagai macam pendekatan, strategi dan metode yang dapat menciptakan pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered), sehingga tercipta pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan tentunya juga menyenangkan (PAIKEM).

Melihat pembelajaran IPA yang terjadi saat ini, khususnya di Sekolah Dasar, pembelajaran IPA belum terlaksana secara optimal. Guru cenderung hanya menyampaikan teori-teorinya saja, sedangkan keterampilan proses dalam pembelajaran IPA kurang diperhatikan. Sebagian besar guru menyampaikan materi IPA dengan metode ceramah. Guru aktif dalam kegiatan pembelajaran, sedangkan siswa hanya pasif duduk di bangku sambil mendengarkan ceramah guru. Kegiatan pembelajaran yang seperti ini membuat siswa menjadi bosan.


(5)

5

Akibatnya pembelajaran menjadi kurang bermakna sehingga siswa tidak dapat memperoleh pengalaman belajar yang berkesan.

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan salah satu guru kelas IV SD Muhammadiyah Surakarta, pembelajaran IPA di SD tersebut dilihat dari segi nilai memang cukup baik. Hal ini terlihat dari hasil mid semester I yang menunjukkan semua siswa telah memenuhi KKM. Nilai KKM untuk mata pelajaran IPA kelas IV adalah 70. Namun demikian pemahaman siswa terhadap konsep pembelajaran IPA masih perlu ditingkatkan lagi. Sebab belum semua siswa memiliki pemahaman konsep dengan baik, terkadang masih ada siswa yang hanya mengandalkan hafalan saja. Selain itu keaktifan, motivasi dan rasa percaya diri siswa terhadap kemampuan yang dimiliki juga masih perlu ditingkatkan.

Ada berbagai macam model dan strategi pembelajaran aktif (active learning) yang dapat digunakan untuk meningkatkan pemahaman konsep dalam pembelajaran IPA dan meningkatkan keaktifan serta rasa percaya diri siswa, diantaranya yaitu metode inkuiri dan strategi Everyone is A Teacher Here. Metode dan strategi pembelajaran tersebut masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan.

Berdasarkan alasan tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Studi Perbandingan Metode Inkuiri dengan Strategi Everyone is A Teacher Here Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SD Muhammadiyah 16 Karangasem Tahun 2011/2012”. Sepanjang pengetahuan peneliti belum ada yang melakukan penelitian tersebut.

Batasan masalah dalam penelitian ini yaitu, (1) Metode pembelajaran IPA yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode inkuiri dan everyone is a teacher here. (2) Masalah hasil belajar yang diteliti terbatas pada hasil belajar IPA pada siswa kelas IVA dan IVB SD Muhammadiyah 16 Karangasem Tahun Pelajaran 2011/2012.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: (1) Apakah terdapat perbedaan hasil belajar IPA antara siswa yang diajar menggunakan metode inkuiri dengan strategi everyone is a teacher here pada siswa kelas IV SD Muhammadiyah 16 Karangasem? (2) Manakah yang lebih besar pengaruhnya


(6)

6

terhadap hasil belajar IPA antara metode inkuiri dengan strategi everyone is a teacher here pada siswa kelas IV SD Muhammadiyah 16 Karangasem?

Tujuan dari penelitian yaitu untuk mengetahui: (1) perbedaan hasil belajar IPA siswa yang diajar dengan menggunakan metode inkuiri dengan strategi everyone is a teacher here pada siswa kelas IV SD Muhammadiyah 16 Karangasem. (2) manakah yang lebih besar pengaruhnya terhadap hasil belajar IPA antara metode inkuiri dengan strategi everyone is a teacher here pada siswa kelas IV SD Muhammadiyah 16 Karangasem.

Manfaat penelitian ini secara teoritis yaitu mampu memberikan sumbangan terhadap pembelajaran IPA, utamanya untuk meningkatkan mutu pembelajaran melalui penggunakan metode yang inovatif seperti metode inkuiri dan strategi everyone is a teacher here. Manfaat praktis bagi siswa yaitu penelitian ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih aktif, kreatif, dan mempunyai inisiatif sendiri dalam kegiatan pembelajaran; bagi guru, penelitian ini merupakan masukan bagi guru untuk mencari alternatif metode dalam pembelajaran; bagi peneliti dan calon guru, melalui penelitian ini peneliti dan calon guru dapat mempersiapkan diri untuk menghadapi tantangan nyata pada saat terjun dalam dunia pendidikan kelak; bagi sekolah, secara tidak langsung dapat mengembangkan potensi siswa, meningkatkan kreatifitas guru dalam pengelolaan pembelajaran, sehingga hasil belajar siswa menjadi lebih baik. Hasil belajar siswa yang lebih baik inilah yang menjadi salah satu indikator keberhasilan sekolah.

Menurut Syaiful Bahri dalam Surtikanti (2008: 21), “Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan”. Begitu pula dalam suatu proses pembelajaran, untuk mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan maka guru harus menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi. Hal ini dikarenakan tidak ada satu metode pun yang dapat digunakan untuk semua jenis mata pelajaran. Disamping itu masing-masing peserta didik yang terlibat dalam proses pembelajaran juga memiliki karakteristik yang berbeda-beda.

Konsep pembelajaran menurut Corey (1986: 195) dalam Syaiful Sagala (2006: 61) adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang secara sengaja dikelola untuk memungkinkan ia tururt serta dalam tingkah laku tertentu dalam


(7)

7

kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan respon terhadap situasi tertentu. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. (UU No.20 tahun 2003).

Pembelajaran sebagai suatu proses belajar yang dibangun oleh pendidik atau guru memiliki tujuan untuk mengembangkan kemampuan berpikir siswa, mengkonstruksikan pengetahuan baru sebagai upaya untuk meningkatkan penguasaan terhadap materi pembelajaran.

Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. (http://www.akhmadsudrajat.wordpress.com)

“Metode inkuiri adalah pendekatan pengajaran dimana siswa sendiri bebas memilih atau mengatur objek belajarnya, mulai dari penentuan masalah, proses pengumpulan data, analisis sampai eksperimentasi.” (Surtikanti, 2008: 52).

Menurut Sura dalam Oemar Hamalik (2001: 219) “inkuiri atau penemuan adalah proses mental dimana siswa mengasimilasi suatu proses atau prinsip, misalnya mengamati, menggolongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur dan membuat kesimpulan, dan sebagainya”. Penemuan yang dilakukan tentu saja bukan penemuan yang sesungguhnya, sebab apa yang ditemukan itu sebenarnya sudah ditemukan orang lain. Jadi penemuan disini adalah pura-pura atau penemuan dari siswa yang bersangkutan saja.

Jenis pembelajaran inkuiri yaitu: 1) inkuiri terbimbing (guided inquiry approach); 2) inkuiri bebas (free inquiry approach); 3) inkuiri bebas yang dimodifikasikan (modified free inquiry approach). Metode inkuiri yang digunakan dalam penelitian ini adalah inkuiri terbimbing.

Peran utama guru dalam menciptakan kondisi inkuiri adalah sebagai motivator, fasilitator, penanya, administrator, pengarah, manager, dan rewarder.

Strategi pelaksanaan metode inkuiri adalah sebagai berikut:

(1) Guru memberikan penjelasan, instruksi atau pertanyaan terhadap materi yang akan diajarkan. Sebelum memulai pembelajaran, guru harus memahami sejauh mana peserta didik bersama-sama


(8)

8

membandingkan persepsi dengan berbagai pendapat atau teori yang sudah ada.

(2) Guru memberikan tugas kepada peserta didik untuk membaca atau menjawab pertanyaan.

(3) Guru memberikan penjelasan terhadap persoalan yang mungkin membingungkan peserta didik .

(4) Resitasi untuk menanamkan fakta-fakta yang telah mereka pelajari agar dapat lebih dipahami.

(5) Guru memberikan penjelasan informasi sebagai pelengkap dan ilustrasi terhadap data yang telah disajikan.

(6) Mendiskusikan aplikasi dan melakukan sesuai dengan informasi tersebut (E. Mulyasa, 2006: 235).

Kelebihan metode inkuiri yaitu: (1) dapat membentuk dan mengembangkan „self-concept’ pada diri siswa., sehingga siswa dapat mengerti tentang konsep dasar dan ide-ide lebih baik, (2) Membantu dalam menggunakan ingatan dan transfer pada situasi proses belajar yang baru, (3) Mendorong siswa untuk berpikir dan bekerja atas inisiaifnya sendiri, bersikap obyektif, jujur dan terbuka, (4) Mendorong siswa untuk berpikir intuitif dan merumuskan hipotesanya sendiri, (5) Memberi kepuasan yang bersifat intrinsik, (6) Situasi proses belajar menjadi lebih merangsang, (7) Dapat mengembangkan bakat dan kecakapan individu, (8) Memberi kebebasan siswa untuk belajar sendiri, (9) Siswa dapat menghindari cara-cara belajar yang tradisional, (10) Dapat memberikan waktu pada siswa secukupnya sehingga mereka dapat mengasimilasi dan mengakomodasi informasi. (Roestiyah N.K., 2001: 76).

Sedangkan kelemahan metode inkuiri adalah sebagai berikut : (1) Menyita banyak waktu, (2) Cara belajar ini memerlukan adanya kesiapan mental, (3) Tidak semua siswa menemukan penemuam, (4) Tidak berlaku untuk semua topik, (5) Metode ini kurang berhasil untuk mengajar kelas yang besar, sangat merepotkan guru.

Strategi pembelajaran everyone is a teacher here atau semua orang adalah guru termasuk salah satu model pembelajaran aktif atau active learning. Ahli lain yaitu Agus Suprijono (2011: 110), menyebutkan bahwa metode “setiap orang adalah individu” merupakan cara tepat untuk mendapatkan partisipasi kelas secara keseluruhan maupun individual. Metode ini memberi kesempatan kepada siswa untuk berperan sebagai guru bagi kawan-kawannya.

“strategi everyone is a teacher here yaitu strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan proses pembelajaran siswa, dan dapat disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai oleh


(9)

9

pembelajaran pada berbagai mata pelajaran, khususnya mencapaian tujuan yaitu meliputi aspek : kemampuan mengemukakan pendapat, kemampuan menganalisa masalah, kemampuan menuliskan pendapat-pendapatnya (kelompoknya) setelah melakukan pengamatan, kemampuan menyimpulkan, dan lain-lain (Siswandi Adi Nugroho (2009) dalam http://nazwadzulfa.com).

Menurut Hisyam Zaini, dkk, (2007: 63), langkah-langkah strategi pembelajaran everyone is a teacher here adalah sebagai berikut:

1) “Bagikan secarik kertas kepada seluruh siswa. Minta siswa untuk menuliskan satu pertanyaan tentang materi pelajaran yang sedang dipelajari di kelas atau sebuah topik khusus yang akan didiskusikan di dalam kelas.

2) Kumpulkan kertas, acak kertas tersebut kemudian bagikan kepada setiap siswa. Pastikan bahwa tidak ada siswa yang menerima soal yang ditulis sendiri. Minta mereka untuk membaca dalam hati pertanyaan dalam kertas tersebut kemudian memikirkan jawabannya.

3) Minta siswa secara sukarela untuk membacakan pertanyaan tersebut dan menjawabnya.

4) Setelah jawaban diberikan, mintalah siswa lainnya untuk menambahkan jawaban.

5) Lanjutkan dengan sukarelawan berikutnya”.

Strategi everyone is a teacher here memiliki kelebihan diantaranya yaitu: (1) Mendorong siswa untuk berpartisipasi aktif baik secara keseluruhan maupun individual dalam pembelajaran; (2) Memberi kesempatan kepada siswa untuk tampil sebagai guru bagi kawan-kawannya; (3) Melatih rasa percaya diri siswa terhadap kemampuan yang dimiliki; (4) Membudayakan sifat berani, tidak minder, tidak takut salah. Adapun kelemahan dari strategi ini adalah sebagai berikut: (1) Membutuhkan waktu yang lama apabila jumlah siswanya banyak; (2) Guru dituntut untuk mampu mengkondisikan kelas agar semua siswa memperoleh kesempatan menjadi guru.

Menurut Arikunto (2001: 132) dalam Samino dan Saring Marsudi (2011: 48), “hasil belajar adalah hasil yang dicapai seseorang setelah melakukan kegiatan belajar dan merupakan penilaian yang dicapai seorang siswa untuk mengetahui sejauh mana bahan pelajaran atau materi yang diajarkan sudah diterima siswa”.


(10)

10

Sedangkan Gunarso (1996: 57) dalam Samino dan Saring Marsudi (2011: 48) mengemukakan bahwa, “hasil belajar adalah suatu hasil yang dicapai oleh murid sebagai hasil belajarnya, baik berupa angka maupun huruf serta tindakan”.

Menurut Purwanto (2009:54), “Hasil belajar adalah perubahan perilaku yang terjadi setelah mengikuti proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan”..

Bloom dalam (Samino dan Saring Marsudi, 2011: 49-53), mengklasifikasikan hasil belajar menjadi tiga ranah yaitu:

1. Kognitif (kemampuan hafalan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi).

2. Afektif (meliputi level: penerimaan, partisipasi, penilaian, organisasi, dan karakterisasi).

3. Psikomotorik (terdiri dari level: persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan kompleks, dan kreatifitas).

Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor yaitu, (1) Faktor intern, yang berupa faktor fisiologis (kondisi fisik/jasmani) dan faktor psikologis (kecerdasan siswa, motivasi, minat, sikap, dan bakat). (2) Faktor ekstern yaitu faktor lingkungan sosial (sekolah, masyarakat, dan keluarga) dan lingkungan non social (lingkungan alamiah, lingkungan instrumental, dan lingkungan materi pelajaran).

Hasil belajar didapat dari evaluasi hasil belajar. Evaluasi atau penilaian berarti suatu tindakan untuk menentukan nilai sesuatu. Menurut UU Nomor 20 tahun 2003, evaluasi hasil belajar peserta didik dilakukan oleh pendidik untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan.

Kurikulum KBK (2004: 30) menyebutkan bahwa IPA merupakan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis untuk menguasai pengetahuan, fakta-fakta, konsep-konsep, proses penemuan dan memiliki sikap ilmiah. Pendidikan IPA di sekolah Dasar bermanfaat bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitarnya.

Tujuan pembelajaran IPA berdasarkan standar isi yang tercantum dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2006 adalah sebagai berikut:


(11)

11

1) Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaanNya.

2) Mengembngkan pengetahuan dan konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. 3) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran

tentang adanya hubungan yang mempengaruhi antara IPA, lingkuangan, teknologi dan masyarakat.

4) Mengembangkan keterampilan untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan.

5) Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara lingkungan alam.

6) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.

7) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs (Depdiknas, 2006)

METODE PENELITIAN

Suharsimi Arikunto (2002: 136) mengemukakan, “metode ilmiah adalah cara yang dapat digunakan oleh peneliti dalam menyimpulkan data penelitian”. Jadi metode penelitian adalah cara dalam melakukan penelitian yang mempunyai tujuan untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran dari suatu hipotesis dengan menggunakan metode dan teknik-teknik tertentu.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimental semu. Pada penelitian eksperimental semu ini subjek tidak dikelompokkan secara acak, tetapi peneliti menerima keadaan subjek apa adanya. Penggunaan metode penelitian ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa subjek yang akan diteliti berupa kelompok/kelas yang sudah ada, karena tidak mungkin bagi peneliti untuk menempatkan subjek secara acak kedalam kelompok-kelompok.

Rancangan dalam penelitian ini adalah membandingkan hasil belajar antara kelas IVA yang dikenai metode inkuiri dengan kelas IVB yang dikenai strategi pembelajaran everyone is a teacher here pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).

Penelitian ini dilaksanakan di SD Muhammadiyah 16 Karangasem, tepatnya pada semester genap tahun pelajaran 2011/2012. Populasi dalam penelitian ini


(12)

12

adalah siwa kelas IV SD Muhammadiyah 16 Karangasem. Sampel dalam penelitian ini terdiri dari dua kelas, yaitu kelas IVA dan IVB. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi timbulnya variabel yang lain. Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu metode inkuiri dan strategi everyone is a teacher here. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar IPA.

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: (1) Tes. Tes berupa tes hasil belajar (achievement test) digunakan untuk mengetahui hasil belajar IPA siswa setelah diberi perlakuan. Instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini berupa soal pilihan ganda (multiple choice test); (2) Dokumentasi. Metode dokumentasi digunakan untuk memperoleh data-data tentang profil sekolah, daftar nama siswa, dan silabus.

Uji validitas instrumen dalam penelitian ini meliputi validitas isi (content validity) dan validitas butir soal. Validitas isi Pengujian validitas isi dilakukan dengan menelaah kesesuaian butir soal (item review) dengan perencanaan yang dituangkan dalam kisi-kisi soal. Penilaian validitas isi ini dilakukan oleh peneliti yang kemudian hasilnya dikonsultasikan kepada dosen pembimbing. Validitas butir soal digunakan untuk mengetahui dukungan suatu butir soal terhadap skor total. Validitas butir soal diuji dengan menggunakan uji korelasi dengan rumus product moment Karl Pearson. Berikut ini uraiannya:

) ) ( . )( ) ( . ( ) )( ( . 2 2 2 2 Y Y n X X n Y X XY n rxy Keterangan : xy

r : koefisien korelasi antara variabel X dan Y

X

: jumlah masing-masing butir

Y

: jumlah skor seluruh item

XY

: jumlah skor antara X dan Y n : jumlah objek


(13)

13

Jika rhitung≥ rtabel pada taraf signifikan 5 % berarti item (butir soal) valid.

Jika rhitung < rtabel pada taraf signifikan 5 % berarti item (butir soal) tidak valid

(Suharsimi Arikunto, 2006: 170).

Uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan menggunakan rumus K-R 20 untuk tes yang berbentuk objektif. Berikut ini penjabaran dari rumus K-R 20.

Keterangan :

= reliabilitas intrumen

k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal Vt = variansi total

p = proporsi subjek yang menjawab betul pada sesuatu butir (proporsi subjek yang mendapat skor 1)

p = q =

Kriteria besarnya koefisien reliabilitas menurut Arikunto (2006: 276) adalah sebagai berikut:

0,80 < r11≤ 1,00 reliabilitas sangat tinggi

0,60 < r11 ≤ 0,80 reliabilitas tinggi

0,40 < r11 ≤ 0,60 reliabilitas cukup

0,20 < r11 ≤ 0,40 reliabilitas rendah

0,00 < r11 ≤ 0,20 reliabilitas sangat rendah.

Teknik uji prasyarat yang digunakan yaitu uji normalitas. Metode yang digunakan dalam uji normalitas ini adalah uji Lilliefors. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

a. Hipotesis

H0 = Data berdistribusi normal.

H1 = Data tidak berdistribusi normal.

b. Taraf signifikan α=5% c. Statistik uji yang digunakan


(14)

14 Dengan :

L = koefisien Lilliefors dari pengamatan

) 1 , 0 ( N ~ Z dengan ) Zi Z ( P ) Z ( F i

S (Zi) = proporsi cacah (Z ≤ Zi) terhadap seluruh cacah Zi

Zi = skor standar, untuk

s x x

Zi i

) (

S = standar deviasi d. Daerah kritik

DK = {L│L > Lα;n} dengan n adalah ukuran data.

e. Keputusan uji

H0 diterima jika L ≤ Lα;n (data berdistribusi normal)

(Sambas Ali, 2006: 289).

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan analisis data, diperoleh hasil yaitu:

1. thitung > ttabel, yaitu 3,088 > 2,390, sehingga H0 ditolak. Oleh karena H0 ditolak

maka Ha diterima. Artinya, terdapat perbedaan hasil belajar IPA antara

penggunaan metode inkuiri dengan strategi everyone is a tescher here.

2. Nilai rata-rata hasil belajar IPA kelas IVa lebih kecil dari kelas IVb, yaitu 71,83 < 79,41, sehingga hipotesis kedua yang menyatakan metode inkuiri memberikan pengaruh yang lebih besar terhadap hasil belajar IPA siswa dibandingkan dengan strategi everyone is a teacher here pada siswa kelas IV SD Muhammadiyah 16 Karangasem, ditolak. Artinya, strategi pembelajaran everyone is a teacher here memberikan pengaruh yang lebih besar terhadap hasil belajar IPA dibandingkan dengan metode inkuiri pada siswa kelas IV SD Muhammadiyah 16 Karangasem.

Pembelajaran IPA dengan stategi everyone is a teacher here pada kelas IVa, mampu menumbuhkan partisipasi aktif siswa selama pembelajaran. Siswa harus menyusun pertanyaan dari materi yang sedang dipelajari. Masing-masing siswa juga mampu memastikan mereka mengetahui jawaban dari pertanyaan yang akan mereka susun itu. Selanjutnya siswa dituntut untuk memikirkan dan mencari


(15)

15

jawaban dari pertanyaan yang diperoleh dari siswa yang lainnya. Dengan demikian siswa mencari pengetahuan secara aktif, sehingga pengetahuan yang diperoleh akan bertahan lebih lama dalam ingatan siswa. Setelah itu siswa harus menyampaikan jawabannya kepada siswa lain , sehingga pemahaman siswa lebih meningkat. Selain itu siswa juga mendapat kesempatan untuk menanggapi jawaban siswa lainnya, sehingga memberi kesempatan lebih kepada siswa untuk berinteraksi dengan siswa yang lainnya. Siswa saling berbagi pengetahuan tentang materi yang sedang dipelajari dengan siswa lainnya melalui diskusi kelas. Selama proses pembelajaran semua siswa mengikuti setiap kegiatan pembelajaran dengan antusias. Peran guru dalam pembelajaran dengan menggunakan strategi everyone is a teacher here ini yaitu sebagai fasilitator yang membantu menghidupkan pembelajaran dan juga sebagai sumber pembelajaran apabila siswa mengalami kesulitan dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dan juga pada saat diskusi.

Sedangkan metode inkuiri menuntut siswa untuk melakukan penemuan. Metode ini didasarkan atas rasa ingin tahu siswa sehingga mendorong siswa untuk mencari pemecahan dari pertanyaan-pertanyaan yang muncul dalam diri mereka. Metode inkuiri adalah suatu cara penyampaian pelajaran yang meletakkan dan mengembangkan cara berpikir ilmiah dimana siswa mengasimilasi suatu konsep atau prinsip, misalnya mengamati, menggolongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, membuat kesimpulan dan sebagainya. Pembelajaran dengan metode inkuiri melibatkan proses mental siswa. Salah satu keunggulan metode ini yaitu dapat membentuk dan mengembangkan „self-concept’ pada diri siswa, sehingga siswa dapat mengerti tentang konsep dasar dan ide-ide dengan lebih baik.

Sebagaimana klasifikasi perkembangan kognitif oleh Jean Piaget, perkembangan kognitif anak terbagi menjadi empat tahapan yaitu:

1. Tahap sensory-motor, yakni pekembangan ranah kognitif yang terjadi pada usia 0-2 tahun.

2. Tahap pre-operational, yakni pekembangan ranah kognitif yang terjadi pada usia 2-7 tahun.

3. Tahap concrete-operational, yakni pekembangan ranah kognitif yang terjadi pada usia 7-11 tahun.


(16)

16

4. Tahap formal-operasional, yakni pekembangan ranah kognitif yang terjadi pada usia 11-15 tahun. (Muhibbin Syah, 2010: 66). Berdasarkan klasifikasi tersebut, maka anak kelas IV SD masuk dalam kategori tahap concrete-operational atau operasional konkret. Lebih lanjut Jean Piaget menjelaskan bahwa ciri khas perkembangan kognitif anak uaia 7-11 tahun yaitu telah memiliki pemahaman terhadap objek kuantitatif materi, penambahan golongan benda, dan pemahaman terhadap pelipatgandaan golongan benda. Perolehan pemahaman ini diiringi dengan berkurangnya egosentrisme anak.

Namun demikian, menurut Muhibbin Syah (2010: 72), masih ada keterbatasan-keterbatasan kapasitas anak dalam mengkoordinasikan pemikirannya. Anak-anak dalam rentang usia 7-11 tahun baru mampu berpikir sistematis mengenai benda-benda dan peristiwa-peristiwa yang konkret.

Meskipun dalam pembelajaran guru sudah mengupayakan membawa siswa kepada suatu peristiwa yang konkret melalui kegiatan percobaan tentang erosi tanah. Akan tetapi, tidak semua siswa mampu menunjukkan atau memunculkan rasa ingin tahu yang berkenaan dengan materi yang sedang dipelajari. Sedangkan rasa ingin tahu inilah yang mendasari siswa terdorong untuk mencari pemecahan dari pertanyaan-pertanyaan yang muncul dari dalam diri mereka sendiri. Fakta ini membuktikan bahwa dalam pembelajaran dengan metode inkuiri, tidak semua siswa dapat melakukan atau menemukan penemuan. Oleh sebab itu, pembelajaran dengan metode inkuiri tidak memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran dengan stategi everyone is a teachere here.

SIMPULAN

Simpulan dalam penelitian ini adalah (1) Ada perbedaan hasil belajar IPA antara siswa yang belajar menggunakan metode pembelajaran inkuiri dengan siswa yang belajar menggunakan strategi pembelajaran everyone is a teacher here. Berdasarkan uji t diperoleh hasil thitung > ttabel, yaitu 3,088 > 2,390. (2)

Strategi pembelajaran everyone is a teacher here memberikan pengaruh yang lebih besar terhadap hasil belajar IPA siswa dibandingkan dengan metode inkuiri, dibuktikan dengan nilai rata-rata hasil belajar IPA kelas IVb lebih tinggi dibandingkan kelas IVa, yaitu 79,41 > 71,83.


(17)

17

Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat dikemukakan implikasi secara teoritis dan praktis sebagai berikut: (1) Hasil penelitian ini secara teoritis dapat digunakan sebagai dasar pengembangan penelitian yang akan datang agar dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa. (2) Implikasi praktisnya yaitu pemilihan metode dan strategi pembelajaran yang tepat dapat berpengaruh terhadap pencapaian hasil belajar siswa. Strategi pembelajaran everyone is a teacher here dapat dijadikan alternatif guru untuk melaksanakan pembelajaran IPA di sekolah dasar.

Saran kepada guru, hendaknya guru lebih banyak melibatkan siswa dalam proses pembelajaran, guru harus lebih kreatif dalam menyajikan materi serta lebih bervariasi dalam memilih strategi pembelajaran. Strategi everyone is a teacher here dapat digunakan sebagai strategi alternative untuk membelajarkan IPA di sekolah dasar.

Bagi peneliti yang akan datang diharapkan lebih kreatif dan inovatif lagi dalam mengembangkan penelitian untuk variabel lain dan memperluas area populasi, agar hasil penelitian dapat digeneralisasikan pada lingkup yang lebih luas.


(18)

18

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2011. Pengertian/Definisi Metode P embelajaran.

http://hipni.blogspot.com/2011/09/pengertian-definisi-metode-pembelajaran.html. Diakses 31 Maret 2012.

Arikunto, Suharsimi. 2001. Prodesur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi VI. Jakarta: PT Rineka Cipta.

________. 2003. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Edisi Revisi. Jakarta: Bumi Aksara.

Awalludin, dkk. 2008. Bahan Ajar Cetak: Statistik Pendidikan. Jakarta: Direktorat Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.

Budiono. 2009. Statistika Untuk Penelitian. Edisi ke-2. Surakarta: UNS Press. Depdiknas. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003. Jakarta: Depdiknas.

________. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2006: Standar Isi. Jakarta: Depdiknas.

Dewanto dan Tarsis Tarmudji. 1995. Metode Statistika. Yogyakarta: Penerbit Liberty.

Hisyam Zaini, dkk. 2007. Strategi Pembelajan Aktif. Yogyakarta: CTSD.

Mulyasa, E. 2006. Kurikulum berbasis kompetensi. Bandung: Remaja Rosda Karya.

N.K. , Roestiyah. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka cipta.

Nugroho, Siswandi Adi. 2009. Pembelajaran Everyone is A Teacher Here. http://nazwadzulfa.com diakses 25 September 2011.

Prasetyo, Wahyu Ary. 2011. Penerapan Metode Inquiry Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Materi Cahaya Dan Sifat-Sifatnya Pada Siswa Kelas V SDN 2 Siswodipuran Boyolali Tahun Pelajaran 2010/2011. (Skripsi S-1 Progdi PGSD). Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta. (Tidak diterbitkan).

Pujiati, Dasih. 2011. Penerapan Strategi Everyone Is A Teacher Here dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Materi Pesawat Sederhana Kelas V SD Negeri 03 Gondosuli Tahun Pelajaran 2010/2011. (Skripsi S-1 Progdi PGSD). Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta. (Tidak diterbitkan).

Purwanto, Ngalim. 2006. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.


(19)

19

Purwanto. 2009. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Rahayu, Puji. 2011. Penerapan Strategi Pembelajaran Semua Orang Bisa Jadi Guru Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar IPS pada Peserta Didik Kelas IV SD Negeri 03 Jatiroyo Tahun P elajaran 2010/2011. (Skripsi S-1 Progdi PGSD). Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta. (Tidak diterbitkan).

Rubiyanto, Rubino. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Surakarta: PGSD FKIP UMS.

Sambas Ali dan Anting sumantri. 2006. Aplikasi Statistika Dalam Penelitian. Bandung : Pustaka Setia.

Samino dan Saring Marsudi. 2011. Layanan Bimbingan Belajar. Surakarta: Fairuz Media.

Senjaya,Wina. 2008. Strategi Pembelajaran: Berorientasi Standar Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sudrajat, Akhmad. 2008. Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik dan Model pembelajaran. http://akhmadsudrajat.wordpress.com. Diakses 31 Maret 2012.

Sugiyono. 2005. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Suprijono, Agus. 2011. Cooperative Learning: Teori&Aplikasi P AIKEM. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Surtikanti dan Joko Santoso. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Surakarta: BP FKIP UMS.

Syah, Muhibbin. 2010. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru.(Edisi Revisi). Bandung: PT Remaja Rosdakarya.


(1)

14 Dengan :

L = koefisien Lilliefors dari pengamatan ) 1 , 0 ( N ~ Z dengan ) Zi Z ( P ) Z ( F i

S (Zi) = proporsi cacah (Z ≤ Zi) terhadap seluruh cacah Zi Zi = skor standar, untuk

s x x

Zi i

) (

S = standar deviasi d. Daerah kritik

DK = {L│L > Lα;n} dengan n adalah ukuran data. e. Keputusan uji

H0 diterima jika L ≤ Lα;n (data berdistribusi normal) (Sambas Ali, 2006: 289).

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan analisis data, diperoleh hasil yaitu:

1. thitung > ttabel, yaitu 3,088 > 2,390, sehingga H0 ditolak. Oleh karena H0 ditolak maka Ha diterima. Artinya, terdapat perbedaan hasil belajar IPA antara penggunaan metode inkuiri dengan strategi everyone is a tescher here.

2. Nilai rata-rata hasil belajar IPA kelas IVa lebih kecil dari kelas IVb, yaitu 71,83 < 79,41, sehingga hipotesis kedua yang menyatakan metode inkuiri memberikan pengaruh yang lebih besar terhadap hasil belajar IPA siswa dibandingkan dengan strategi everyone is a teacher here pada siswa kelas IV SD Muhammadiyah 16 Karangasem, ditolak. Artinya, strategi pembelajaran

everyone is a teacher here memberikan pengaruh yang lebih besar terhadap hasil belajar IPA dibandingkan dengan metode inkuiri pada siswa kelas IV SD Muhammadiyah 16 Karangasem.

Pembelajaran IPA dengan stategi everyone is a teacher here pada kelas IVa, mampu menumbuhkan partisipasi aktif siswa selama pembelajaran. Siswa harus menyusun pertanyaan dari materi yang sedang dipelajari. Masing-masing siswa juga mampu memastikan mereka mengetahui jawaban dari pertanyaan yang akan mereka susun itu. Selanjutnya siswa dituntut untuk memikirkan dan mencari


(2)

15

jawaban dari pertanyaan yang diperoleh dari siswa yang lainnya. Dengan demikian siswa mencari pengetahuan secara aktif, sehingga pengetahuan yang diperoleh akan bertahan lebih lama dalam ingatan siswa. Setelah itu siswa harus menyampaikan jawabannya kepada siswa lain , sehingga pemahaman siswa lebih meningkat. Selain itu siswa juga mendapat kesempatan untuk menanggapi jawaban siswa lainnya, sehingga memberi kesempatan lebih kepada siswa untuk berinteraksi dengan siswa yang lainnya. Siswa saling berbagi pengetahuan tentang materi yang sedang dipelajari dengan siswa lainnya melalui diskusi kelas. Selama proses pembelajaran semua siswa mengikuti setiap kegiatan pembelajaran dengan antusias. Peran guru dalam pembelajaran dengan menggunakan strategi everyone is a teacher here ini yaitu sebagai fasilitator yang membantu menghidupkan pembelajaran dan juga sebagai sumber pembelajaran apabila siswa mengalami kesulitan dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dan juga pada saat diskusi.

Sedangkan metode inkuiri menuntut siswa untuk melakukan penemuan. Metode ini didasarkan atas rasa ingin tahu siswa sehingga mendorong siswa untuk mencari pemecahan dari pertanyaan-pertanyaan yang muncul dalam diri mereka. Metode inkuiri adalah suatu cara penyampaian pelajaran yang meletakkan dan mengembangkan cara berpikir ilmiah dimana siswa mengasimilasi suatu konsep atau prinsip, misalnya mengamati, menggolongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, membuat kesimpulan dan sebagainya. Pembelajaran dengan metode inkuiri melibatkan proses mental siswa. Salah satu keunggulan metode ini yaitu dapat membentuk dan mengembangkan „self-concept’ pada diri siswa, sehingga siswa dapat mengerti tentang konsep dasar dan ide-ide dengan lebih baik.

Sebagaimana klasifikasi perkembangan kognitif oleh Jean Piaget, perkembangan kognitif anak terbagi menjadi empat tahapan yaitu:

1. Tahap sensory-motor, yakni pekembangan ranah kognitif yang terjadi pada usia 0-2 tahun.

2. Tahap pre-operational, yakni pekembangan ranah kognitif yang terjadi pada usia 2-7 tahun.

3. Tahap concrete-operational, yakni pekembangan ranah kognitif yang terjadi pada usia 7-11 tahun.


(3)

16

4. Tahap formal-operasional, yakni pekembangan ranah kognitif yang terjadi pada usia 11-15 tahun. (Muhibbin Syah, 2010: 66). Berdasarkan klasifikasi tersebut, maka anak kelas IV SD masuk dalam kategori tahap concrete-operational atau operasional konkret. Lebih lanjut Jean Piaget menjelaskan bahwa ciri khas perkembangan kognitif anak uaia 7-11 tahun yaitu telah memiliki pemahaman terhadap objek kuantitatif materi, penambahan golongan benda, dan pemahaman terhadap pelipatgandaan golongan benda. Perolehan pemahaman ini diiringi dengan berkurangnya egosentrisme anak.

Namun demikian, menurut Muhibbin Syah (2010: 72), masih ada keterbatasan-keterbatasan kapasitas anak dalam mengkoordinasikan pemikirannya. Anak-anak dalam rentang usia 7-11 tahun baru mampu berpikir sistematis mengenai benda-benda dan peristiwa-peristiwa yang konkret.

Meskipun dalam pembelajaran guru sudah mengupayakan membawa siswa kepada suatu peristiwa yang konkret melalui kegiatan percobaan tentang erosi tanah. Akan tetapi, tidak semua siswa mampu menunjukkan atau memunculkan rasa ingin tahu yang berkenaan dengan materi yang sedang dipelajari. Sedangkan rasa ingin tahu inilah yang mendasari siswa terdorong untuk mencari pemecahan dari pertanyaan-pertanyaan yang muncul dari dalam diri mereka sendiri. Fakta ini membuktikan bahwa dalam pembelajaran dengan metode inkuiri, tidak semua siswa dapat melakukan atau menemukan penemuan. Oleh sebab itu, pembelajaran dengan metode inkuiri tidak memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran dengan stategi everyone is a teachere here.

SIMPULAN

Simpulan dalam penelitian ini adalah (1) Ada perbedaan hasil belajar IPA antara siswa yang belajar menggunakan metode pembelajaran inkuiri dengan siswa yang belajar menggunakan strategi pembelajaran everyone is a teacher here. Berdasarkan uji t diperoleh hasil thitung > ttabel, yaitu 3,088 > 2,390. (2) Strategi pembelajaran everyone is a teacher here memberikan pengaruh yang lebih besar terhadap hasil belajar IPA siswa dibandingkan dengan metode inkuiri, dibuktikan dengan nilai rata-rata hasil belajar IPA kelas IVb lebih tinggi dibandingkan kelas IVa, yaitu 79,41 > 71,83.


(4)

17

Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat dikemukakan implikasi secara teoritis dan praktis sebagai berikut: (1) Hasil penelitian ini secara teoritis dapat digunakan sebagai dasar pengembangan penelitian yang akan datang agar dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa. (2) Implikasi praktisnya yaitu pemilihan metode dan strategi pembelajaran yang tepat dapat berpengaruh terhadap pencapaian hasil belajar siswa. Strategi pembelajaran everyone is a teacher here

dapat dijadikan alternatif guru untuk melaksanakan pembelajaran IPA di sekolah dasar.

Saran kepada guru, hendaknya guru lebih banyak melibatkan siswa dalam proses pembelajaran, guru harus lebih kreatif dalam menyajikan materi serta lebih bervariasi dalam memilih strategi pembelajaran. Strategi everyone is a teacher here dapat digunakan sebagai strategi alternative untuk membelajarkan IPA di sekolah dasar.

Bagi peneliti yang akan datang diharapkan lebih kreatif dan inovatif lagi dalam mengembangkan penelitian untuk variabel lain dan memperluas area populasi, agar hasil penelitian dapat digeneralisasikan pada lingkup yang lebih luas.


(5)

18

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2011. Pengertian/Definisi Metode P embelajaran.

http://hipni.blogspot.com/2011/09/pengertian-definisi-metode-pembelajaran.html. Diakses 31 Maret 2012.

Arikunto, Suharsimi. 2001. Prodesur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi VI. Jakarta: PT Rineka Cipta.

________. 2003. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Edisi Revisi. Jakarta: Bumi Aksara.

Awalludin, dkk. 2008. Bahan Ajar Cetak: Statistik Pendidikan. Jakarta: Direktorat Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.

Budiono. 2009. Statistika Untuk Penelitian. Edisi ke-2. Surakarta: UNS Press. Depdiknas. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003. Jakarta: Depdiknas.

________. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2006: Standar Isi. Jakarta: Depdiknas.

Dewanto dan Tarsis Tarmudji. 1995. Metode Statistika. Yogyakarta: Penerbit Liberty.

Hisyam Zaini, dkk. 2007. Strategi Pembelajan Aktif. Yogyakarta: CTSD.

Mulyasa, E. 2006. Kurikulum berbasis kompetensi. Bandung: Remaja Rosda Karya.

N.K. , Roestiyah. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka cipta.

Nugroho, Siswandi Adi. 2009. Pembelajaran Everyone is A Teacher Here.

http://nazwadzulfa.com diakses 25 September 2011.

Prasetyo, Wahyu Ary. 2011. Penerapan Metode Inquiry Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Materi Cahaya Dan Sifat-Sifatnya Pada Siswa Kelas V SDN 2 Siswodipuran Boyolali Tahun Pelajaran

2010/2011. (Skripsi S-1 Progdi PGSD). Surakarta: Universitas

Muhammadiyah Surakarta. (Tidak diterbitkan).

Pujiati, Dasih. 2011. Penerapan Strategi Everyone Is A Teacher Here dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Materi Pesawat Sederhana Kelas V SD Negeri 03 Gondosuli Tahun Pelajaran 2010/2011. (Skripsi S-1 Progdi PGSD). Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta. (Tidak diterbitkan).

Purwanto, Ngalim. 2006. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran.


(6)

19

Purwanto. 2009. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Rahayu, Puji. 2011. Penerapan Strategi Pembelajaran Semua Orang Bisa Jadi Guru Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar IPS pada Peserta Didik Kelas IV SD Negeri 03 Jatiroyo Tahun P elajaran 2010/2011. (Skripsi S-1 Progdi PGSD). Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta. (Tidak diterbitkan).

Rubiyanto, Rubino. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Surakarta: PGSD FKIP UMS.

Sambas Ali dan Anting sumantri. 2006. Aplikasi Statistika Dalam Penelitian.

Bandung : Pustaka Setia.

Samino dan Saring Marsudi. 2011. Layanan Bimbingan Belajar. Surakarta: Fairuz Media.

Senjaya,Wina. 2008. Strategi Pembelajaran: Berorientasi Standar Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sudrajat, Akhmad. 2008. Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik dan Model pembelajaran. http://akhmadsudrajat.wordpress.com. Diakses 31 Maret 2012.

Sugiyono. 2005. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Suprijono, Agus. 2011. Cooperative Learning: Teori&Aplikasi P AIKEM.

Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Surtikanti dan Joko Santoso. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Surakarta: BP FKIP UMS.

Syah, Muhibbin. 2010. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru.(Edisi Revisi). Bandung: PT Remaja Rosdakarya.


Dokumen yang terkait

PENERAPAN STRATEGI ACTIVE LEARNING TIPE EVERYONE IS A TEACHER HERE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS IVC SD NEGERI 4 METRO TIMUR

3 21 71

Perbandingan Metode Eksperimen Inkuiri dengan Eksperimen Verifikasi terhadap Hasil Belajar IPA Siswa pada Materi Pokok Sistem Pernapasan

3 15 48

PENGARUH PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF EVERYONE IS A TEACHER HERE TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII SMPN 5 LINGGO SARI BAGANTI

0 0 9

Everyone is A Teacher Here: Peningkatan Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPA Kelas IV SD

0 0 7

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Penggunaan Metode Pembelajaran Make A Match terhadap Hasil Belajar IPA pada Siswa Kelas IV SD Negri Kesongoii Kec.Tuntang Kab.Semarang Tahun Ajaran 2014/2015

0 0 41

Peningkatan Hasil Belajar IPA Siswa SD mealui Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing

0 0 11

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Pendekatan Inkuiri Berbantu Papan Inkuiri Siswa Kelas IV SD Kristen Ngampin Kecamatan Ambarawa Tahun Pelajaran 2017/2018

0 0 7

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Pendekatan Inkuiri Berbantu Papan Inkuiri Siswa Kelas IV SD Kristen Ngampin Kecamatan Ambarawa Tahun Pelajaran 2017/2018

0 0 66

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPA Menggunakan Strategi Inkuiri Berbantuan Media Gambar Siswa Kelas IV SD N Kaliwungu 02 Kabupaten Semarang Semester II Tahun 2014/2015

0 0 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPA Menggunakan Strategi Inkuiri Berbantuan Media Gambar Siswa Kelas IV SD N Kaliwungu 02 Kabupaten Semarang Semester II Tahun 2014/2015

0 0 24