Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Pendekatan Inkuiri Berbantu Papan Inkuiri Siswa Kelas IV SD Kristen Ngampin Kecamatan Ambarawa Tahun Pelajaran 2017/2018

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

  Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas menyebutkan bahwa “pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara”. Potensi diri yang dimiliki siswa perlu dikembangkan sebagai upaya melaksanakan pendidikan nasional. Dalam mencapai tujuan tersebut siswa berinteraksi dengan lingkungan belajar yang diatur guru melalui proses pembelajaran. Dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang prinsip penyelenggaraan pendidikan menyebutkan bahwa pendidikan diselenggarakan dengan mengembangkan budaya membaca, menulis, dan berhitung bagi segenap warga masyarakat.

  Berdasarkan Permendiknas No 22 tahun 2006 tentang standar isi, kurikulum SD/MI memuat 8 mata pelajaran, muatan lokal, dan pengembangan diri. Kedelapan mata pelajaran dalam kurikulum adalah pendidikan agama, PKn, Bahasa Indonesia, matematika, IPA, IPS, seni budaya dan keterampilan, dan pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan. Salah satu mata pelajaran yang mendukung prinsip penyelenggaraan pendidikan tersebut ialah IPA.

  Menurut kurikulum KTSP (Depdiknas, 2006), mata pelajaran yang berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam sistematis, sehingga bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta, konsep, prinsip tetapi juga suatu proses penemuan. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sebagai salah satu mata pelajaran yang mengantarkan siswa dalam proses perubahan perilaku sabagai hasil interaksi dengan lingkungannya untuk pembelajaran di kelas sebagai upaya untuk memperoleh pengalaman. Dalam KTSP pembelajaran secara inkuiri ilmiah (scientific inquiry) menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah (BSNP 2006:143). Selain itu juga belum terlaksana pembelajaran yang konstruktivistik, yaitu pembelajaran yang berpusat pada peserta didik (student centered) dan guru sebagai mediator, fasilitator, dan sumber belajar (Yamin 2012:10).

  Berdasarkan hasil wawancara yang terdapat pada lampiran 5 halaman 131 bersama guru kelas IV SD Kristen Ngampin Kecamatan Ambarawa, proses pembelajaran belum menggunakan pendekatan atau model maupun media pembelajaran khususnya dalam proses pembelajaran IPA, materi disajikan dengan ceramah. Ketika guru mengajukan pertanyaan kepada siswa , tidak ada satu siswa pun yang bertanya. Hal tersebut menunjukkan rasa keingintahuan siswa yang masih rendah. Penggunaan metode konvensional yaitu metode ceramah, diskusi, tanya jawab, dan penugasan sehingga menjadikan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA cenderung rendah. Pembelajaran yang masih berpusat pada guru menjadi salah satu penyebab rendahnya hasil belajar siswa. Hal tersebut diperkuat dengan data hasil ulangan IPA semester I, dimana dari 16 siswa 44% siswa yaitu 6 orang memiliki nilai ketuntasan di atas KKM, dan 56% siswa yaitu 10 orang berada di bawah KKM. Nilai rata- rata nya adalah 6,6 dengan nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 40.

  Hasil belajar siswa SD Kristen Ngampin pada nilai ulangan harian IPA dapat dilihat pada tabel dibawah ini

Tabel 1.1 Hasil Belajar Siswa Prasiklus SD Kristen Ngampin Kec. Ambarawa Mata Pelajaran IPA Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017

  Nilai Jumlah Siswa Presentase Jumlah Presentase

  KKM

  6 Siswa 43, 75 44% Bawah KKM

  10 Siswa 56,25 56% Total Siswa

  16 Siswa Data Penelitian , 2017 Standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada mata pelajaran IPA, yaitu 70 didapati data bahwa siswa yang berada di atas KKM pada kelas IV sebanyak

  44% dan yang dibawah KKM sebanyak 56%. Jadi hasil belajar siswa kelas IV dapat dikategorikan rendah. Selama proses pembelajaran IPA berlangsung, sumber belajar yang digunakan adalah buku pelajaran IPA saja. Belum menggunakan sumber belajar yang lain. Bukan hanya itu saja media pembelajaran juga jarang digunakan di dalam proses pembelajaran berlangsung. Sehingga siswa hanya menulis, membaca dan mendengarkan ceramah dari guru saja. Pembelajaran yang masih berpusat pada masih sering terjadi, dimana siswa kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran.

  Dengan demikian perlu adanya suatu pendekatan untuk meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPA sehingga dapat memberi kemungkinan hasil belajarnya meningkat. Pendekatan Inkuiri dapat menjadi pendekatan yang sesuai untuk membantu siswa memahami pelajaran. Pendekatan inkuiri menurut Gulo (2004: 84-85) mengatakan bahwa pendekatan inkuiri yaitu suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari tahu dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, percaya diri. Pembelajaran inkuiri menekankan pada pengembangan aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan secara seimbang. Melalui pendekatan inkuiri siswa dibina agar dapat mengembangkan sikap rasa ingin tahu dan cara berpikir objektif, kritis analitis baik secara individual maupun secara berkelompok. Menurut Sumantri, (1998: 164) pendekatan inkuiri yaitu cara penyajian pelajaran yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menemukan informasi dengan bantuan guru. Peserta didik juga dapat menemukan sendiri informasi- informasi yang diperlukan untuk tujuan belajar. Inkuiri berarti menanyakan, meminta keterangan, atau penyelidikan dan inkuiri berarti penyelidikan (Ahmadi, 1997:76). Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pendekatan inkuiri adalah suatu pendekatan yang menjadikan peserta didik sebagai subjek dalam proses kegiatan belajar mengajar. Dalam pendekatan ini guru memberikan stimulus berupa pertanyaan-pertanyaan sehingga siswa dapat menemukan dan memecahkan masalah sendiri. Dengan demikian, siswa menjadi lebih aktif dan guru hanya berusaha membimbing, melatih, dan membiasakan siswa untuk terampil berpikir. Untuk membantu siswa menjadi lebih aktif dan dapat menjadikan suasana belajar yang menyenangkan maka dibutuhkan media pembelajaran. Media sangat penting untuk alat bantu yang membantu siswa dalam proses belajar mengajar di kelas. Guru dalam hal ini harus terampil dalam memilih media pembelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Dalam pembelajaran ini peneliti menggunakan media yang berisikan beberapa kartu yang berisikan pertanyaan-pertanyaan dari peserta didik yang ingin mereka cari tahu. Dari pertanyaan-pertanyaan itu siswa membuktikan dengan melakukan percobaan atau eksperimen pada kegiatan pembelajaran tersebut.

  Dengan menerapkan pendekatan dan media pembelajaran yang relevan dengan materi IPA, dapat memunculkan rasa tertarik siswa dalam mempelajari

  IPA serta mencoba dan membuktikan sendiri. Sehingga akan memperkuat kemampuan kognitifnya. Dengan demikian pembelajaran menjadi lebih bermakna dan tujuan pembelajaran IPA dapat tercapai. Media dapat mempertinggi proses belajar siswa dalam pengajaran yang diharapkan dapat mempertinggi hasil belajar yang dicapainya (Sudjana, 2010: 2). Media dibutuhkan untuk menunjang proses pembelajaran agar siswa tertarik dan tidak bosan dengan proses belajar ceramah, tanya jawab dan penugasan.

  Adapun penelitian yang mendukung pemecahan masalah tersebut adalah penelitian yang dilakukan oleh Ni Wayan Juniati dan I Wayan Widiana (2017) dengan j udul “Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Untuk meningkatkan Hasil Belajar IPA”. Pada siklus I rata-rata hasil belajar IPA siswa sebesar 72,75% pada kategori sedang dan meningkat menjadi 80% pada siklus II yang berada pada kategori tinggi. Terjadi peningkatan sebesar7,25%. Jadi model pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas IV di SD No. 5 Gulingan tahun pelajaran 2016/2017

  Penelitian yang dilakukan oleh Koida (2014) dengan judul “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Manggalai Dalam Pembelajaran IPA Khususnya Materi Gaya Melalui Pendekatan Inkuiri”. Hasil penelitian ini diperoleh data awal siswa yang kategori tuntas 4 orang atau persentase ketuntasan klasikal 20%. Pada siklus 1 banyak siswa yang tuntas 10 orang persentase klasikal 50%. Sedangkan siklus II banyaknya siswa yang tuntas 19 orang, persentase ketuntasan klasikal 95%. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa pendekatan inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar.

  Berdasarkan dari beberapa penelitian di atas bahwa pendekatan inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil belajar merupakan tujuan dari proses pembelajaran yang terdiri dari 3 ranah yaitu kognitif, afektif, dan psikomotoris. Ranah kognitif berhubungan dengan kemampuan intelektual siswa yang menjadi kunci keberhasilan dalam proses pembelajaran. Ranah afektif berhubungan dengan sikap, nilai, minat, motivasi dan apresiasi siswa. Ranah psikomotor berhubungan dengan ketrampilan-ketrampilan yang dimiliki setiap individu. Jika peneliti menggunakan pendekatan inkuiri dalam meningkatkan hasil belajar siswa yang dilihat dari 3 ranah tersebut, maka siswa dapat menalar, merencanakan, memecahkan masalah dan dapat memahami gagasan yang diberikan oleh guru

  

(cognitive). Dengan menggunakan pendekatan inkuiri nilai siswa dapat meningkat

  dan memotivasi siswa untuk mencari dan menemukan apa yang menjadi permasalahan yang diberikan oleh guru (afective). Sedangkan dalam psikomotor anak dapat melakukan beberapa kegiatan atau keterampilan dari cara mereka menemukan jawaban dari pertanyaan mereka. Dengan menggunakan pendekatan inkuiri juga dapat meningkatkan ketrampilan-ketrampilan siswa misalnya kegiatan diskusi dengan mempraktekkan perubahan wujud benda.

  Berdasarkan dari latar belakang tersebut maka peneliti akan mengkaji masalah tersebut melalui penelitian tindakan kelas dengan judul “Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Pendekatan Inkuiri Berbantu Papan Inkuiri kelas IV SD Kristen Ngampin Kec. Ambarawa Tahun Pelajaran 2

  017/2018”

1.2 Identifikasi Masalah

  1.2.1 Pembelajaran IPA lebih bersifat teacher-centered menjadikan siswa pasif karena guru lebih mendominasi dalam proses pembelajaran.

  1.2.2 Kurangnya penggunaan pendekatan / model pembelajaran yang inovatif

  1.2.3 Penggunaan media yang masih kurang

  1.2.4 Hasil belajar IPA siswa yang masih rendah

1.3 Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, peneliti merumuskan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana proses pembelajaran penerapan pendekatan inkuiri berbantu papan inkuiri siswa kelas IV SD Kristen Ngampin Kec.

  Ambarawa dalam mata pelajaran IPA? 2. Apakah penerapan pendekatan inkuiri berbantu papan inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar dari ranah kognitif,afektif dan psikomotor siswa kelas IV SD Kristen Ngampin Kec. Ambarawa dalam mata

  pelajaran IPA ?

  1.4 Tujuan Penelitian

  Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : a.

  Mengetahui proses pembelajaran penerapan pendekatan inkuiri berbantu papan inkuiri siswa kelas IV SD Kristen Ngampin Kec.

  Ambarawa dalam mata pelajaran IPA.

  b.

  Meningkatkan hasil belajar dari ranah kognitif,afektif,dan psikomotor siswa kelas IV SD Kristen Ngampin Kec. Ambarawa dalam mata pelajaran IPA.

  1.5 Manfaat Penelitian

  Manfaat Penelitian ini adalah : a.

  Bagi guru : Penelitian ini memberikan masukan bagi guru untuk memperkaya pendekatan pembelajaran dalam menciptkan pembelajaran yang inovatif dan kreatif b. Bagi sekolah : Meningkatkan proses pembelajaran yang berdampak pada peningkatan mutu pendidikan SD Kristen

  Ngampin Kecamatan Ambarawa c. Bagi siswa : Penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat menjadikan siswa menyukai mata pelajaran

  IPA dan meningkatkan hasil belajarnya.

Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL SOMATIC, AUDITORY, VISUALIZATION, INTELLECTUALY UNTUK MENINGKATKAN BERPIKIR KRITIS SISWA BERBANTUAN MEDIA AUDIO VISUAL TEMA DAERAH TEMPAT TINGGALKU KELAS IV B SD 1 MAYONG LOR

0 0 22

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Unexpected Result dalam Penerapan Teknologi pada Dua Tahun Pertama: Sebuah Kajian Kelembagaan pada Kasus PT. Pasti Sukses

0 0 12

4. BAB IV - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Unexpected Result dalam Penerapan Teknologi pada Dua Tahun Pertama: Sebuah Kajian Kelembagaan pada Kasus PT. Pasti Sukses

0 0 23

BAB I PENDAHULUAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Studi Kemiskinan di Distrik Jila Kabupaten Mimika Provinsi Papua

0 0 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Studi Kemiskinan di Distrik Jila Kabupaten Mimika Provinsi Papua

0 0 12

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA Menggunakan Model Think Pair Share (TPS) Dipadukan dengan Eksperimen pada Siswa Kelas 5 SD Negeri Tolokan Kecamatan Getasan

0 0 14

PENGARUH FLYPAPER EFFECT DANA ALOKASI UMUM, PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN JUMLAH PENDUDUK TERHADAP BELANJA DAERAH (Studi Empiris pada Pemerintahan Se-Eks Karesidenan Pati Tahun 2012-2016)

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA Menggunakan Model Think Pair Share (TPS) Dipadukan dengan Eksperimen pada Siswa Kelas 5 SD Negeri Tolokan Kecamatan Getasan

0 0 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA Menggunakan Model Think Pair Share (TPS) Dipadukan dengan Eksperimen pada Siswa Kelas 5 SD Negeri Tolokan Kecamatan Getasan

0 0 26

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) DIPADUKAN DENGAN EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS 5 SD NEGERI TOLOKAN KECAMATAN GETASAN TUGAS AKHIR - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Peningkatan H

0 1 15