PENGEMBANGAN BAHAN AJAR POKOK BAHASAN KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN YANG DIOLAH DENGAN EMPAT TAHAP PENGOLAHAN BAHAN AJAR (ETPBA).

(1)

Siti Rustinah, 2014

Pengembangan Bahan Ajar Pokok Bahasan Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan Yang Diolah

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR POKOK BAHASAN KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN YANG DIOLAH DENGAN EMPAT

TAHAP PENGOLAHAN BAHAN AJAR (ETPBA)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Kimia

Oleh:

SITI RUSTINAH 0700462

JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

Siti Rustinah, 2014

Pengembangan Bahan Ajar Pokok Bahasan Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan Yang Diolah

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR POKOK BAHASAN KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN YANG DIOLAH DENGAN EMPAT

TAHAP PENGOLAHAN BAHAN AJAR (ETPBA)

Oleh Siti Rustinah

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Kimia

© Siti Rustinah 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

Siti Rustinah, 2014

Pengembangan Bahan Ajar Pokok Bahasan Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan Yang Diolah

LEMBAR PENGESAHAN

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR POKOK BAHASAN KELARUTAN DAN HASIL KALI KELARUTAN YANG DIOLAH DENGAN EMPAT

TAHAP PENGOLAHAN BAHAN AJAR (ETPBA) Oleh:

SITI RUSTINAH 0700462

Disetujui dan Disahkan oleh: Dosen Pembimbing I :

Dr. H. Sjaeful Anwar NIP. 196208201987031002

Dosen Pembimbing II :

Dr. Hendrawan, M.Si NIP. 196309111989011001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Kimia

Dr. Ahmad Mudzakir, M.si NIP. 19661121199103100203


(4)

Siti Rustinah, 2014

Pengembangan Bahan Ajar Pokok Bahasan Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan Yang Diolah Abstract

This undergraduate thesis that entitle “The development of Teaching Materials of solubility and solubility product constants, Subjects that are Treated with Four Step Processing Teaching Materials (ETPBA)" aims to determine the response of the students and teacher towards teaching materials that are processed with Four Step Processing Teaching Materials (ETPBA). The methods that are used in this research are research and development methods. The subject of this research in the form of teaching materials from solubility and solubility product constants that has been processed with Four Step Processing Teaching Materials (ETPBA). The instruments that are used for instance, a questionnaire in the form of content eligibility of criterion test, presentation materials, graphics, language, and the readability of the teaching materials. The procedure of data collection is conducted by administering the teaching materials to students and teachers, and then the student filling the questionnaire form of the readability aspect and for the teacher is given the eligibility of the teaching materials and instruments. Overall, the results show the percentages of the student’ perception average to the questionnaire, that relatively the readability of teaching materials from solubility and solubility product constants has an easy criterion to understand by the student with 59,32%. And the teacher perception regarding this material has a good criterion.

Keywords: Teaching Materials, Four Stages Processing Teaching Materials (ETPBA), Solubility and solubility product constants.


(5)

Siti Rustinah, 2014

Pengembangan Bahan Ajar Pokok Bahasan Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan Yang Diolah ABSTRAK

Skripsi yang berjudul “Pengembangan Bahan Ajar Pokok Bahasan Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan yang Diolah dengan Empat Tahap Pengolahan Bahan Ajar (ETPBA)” ini bertujuan untuk mengetahui tanggapan siswa dan guru terhadap bahan ajar yang diolah dengan Empat Tahap Pengolahan Bahan Ajar (ETPBA). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metoda Penelitian dan Pengembangan (Research and Development). Subjek penelitian berupa bahan ajar kelarutan dan hasil kali kelarutan yang telah diolah dengan Empat Tahap Pengolahan Bahan Ajar (ETPBA). Istrumen yang digunakan berupa angket format uji kriteria kelayakan isi, penyajian materi, grafika, bahasa, dan keterbacaan bahan ajar. Prosedur pengambilan data dilakukan dengan pemberian bahan ajar kepada siswa dan guru, kemudian pengisian angket berupa aspek keterbacaan untuk siswa dan instrumen kelayakan bahan ajar yang diberikan kepada guru. Secara keseluruhan keterbacaan bahan ajar kelarutan dan hasil kali kelarutan memiliki kriteria mudah dipahami siswa dengan presentase sebesar 59,32%. Tanggapan guru tentang kelayakan bahan ajar siswa pokok bahasan kelarutan dan hasil kali kelarutan yang diolah dengan Empat tahap Pengolahan Bahan Ajar, memiliki kriteria baik.

Kata Kunci: Bahan Ajar, Empat Tahap Pengolahan Bahan Ajar (ETPBA), Kelarutan dan Hasil kali Kelarutan


(6)

Siti Rustinah, 2014

Pengembangan Bahan Ajar Pokok Bahasan Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan Yang Diolah

DAFTAR ISI

ABSTRAK……….. i

KATA PENGANTAR.……….. ii

DAFTAR ISI……….. iv

DAFTAR TABEL………. vii

DAFTAR GAMBAR………. viii

DAFTAR LAMPIRAN………... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang……… 1

B. Rumusan Masalah………... 3

C. Batasan Masalah ………...………..… 4

D. Tujuan Penelitian ………..………. 4

E. Manfaat Penelitian………. 5

F. Definisi Operasional……….. 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Belajar……….……...…. 8

B. Bahan Ajar………..……….………... 9

C. Empat tahap pengolahan Bahan Ajar……….. 10

D. Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan………. 17

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian……….. 21


(7)

Siti Rustinah, 2014

Pengembangan Bahan Ajar Pokok Bahasan Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan Yang Diolah

C. Alur Penelitian………... 23

D. Instrument Penelitian..………..….. 24

E. Prosedur Pengumpulan Data……….…….. 25

F. Teknik Pengumpulan Data………..……….. 27

G. Tahap Pengolahan Data……….. 28

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Proses Pengembangan Bahan Ajar dengan Empat Tahap Pengolahan Bahan Ajar... 30

1. Tahap Seleksi... 30

2. Tahap strukturisasi... 32

3. Tahap Karakterisasi... 34

4. Tahap Reduksi Didaktik... 36

B. Keterbacaan Bahan Ajar Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan ………..…….... 37

1. Pengertian Kelarutan……… 39

2. Satuan Kelarutan……….. 41

3. Kesetimbangan Zat Padat dengan Larutannya…… 42

4. Pengertian Ksp………. 44

5. Hubungan Ksp dengan Kelarutan……… 45

6. Menghitung Ksp dari Data Kelarutan……….. 46

7. Menghitung Kelarutan dari Data Ksp……….. 47

8. Memperkirakan Terbentuknya Endapan dalam Suatu Larutan………... 49


(8)

Siti Rustinah, 2014

Pengembangan Bahan Ajar Pokok Bahasan Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan Yang Diolah

9. Pengaruh Ion senama Terhadap Kelarutan………… 50

10.Pengaruh pH Terhadap Kelarutam……… 51

C. Uji Aspek Penyajian Bahan Ajar 1. Kriteria Kelayakan Isi.………...……….. 52

2. Kriteria Bahasa...……...……… 55

3. Kriteria Penyajian Materi...……….. 57

4. Kriteria grafika...………. 59

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan………..……… 63

B. Saran……….... 65

DAFTAR PUSTAKA……… 66

LAMPIRAN………... 69


(9)

Siti Rustinah, 2014

Pengembangan Bahan Ajar Pokok Bahasan Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan Yang Diolah Dengan Empat Tahap Pengolahan Bahan Ajar (ETPBA)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan di Indonesia dapat dilakukan secara formal, non-formal, maupun informal. Pendidikan mengacu pada tujuan yang sama yaitu membentuk karakter sumber daya manusia yang berkualitas baik dari segi intelektual, maupun keterampilan. Fungsi pendidikan adalah membimbing peserta didik ke arah suatu tujuan. Pendidikan yang baik adalah usaha yang berhasil membawa peserta didik kepada tujuan tersebut.

Pembelajaran merupakan kegiatan interaksi antara peserta didik dan pendidik. Keberhasilan pembelajaran tidak terlepas dari tiga faktor utama proses pembelajaran, yaitu pengajar (guru), pembelajar (siswa) dan bahan ajar (Anwar, 2010). Karena dalam menunjang tercapainya Proses Belajar Mengajar (PBM) yang optimal, diperlukan bahan ajar (materi pengajaran) yang merupakan komponen sangat penting. Kenyataannya, masih banyak materi pengajaran yang tidak sesuai dengan tingkat perkembangan siswa sehingga tidak mudah untuk diterima dan dipahami oleh siswa (Anwar, 2010).

Pada umumnya mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan mata pelajaran yang kurang disukai oleh siswa, hal ini disebabkan oleh materi pelajaran IPA yang disajikan dalam bentuk yang kurang menarik. Di samping itu bahwa materi IPA yang harus diajarkan banyak yang bersifat abstrak. Hal inilah yang menyebabkan sebagian besar siswa mengalami kesulitan untuk memahami konsep-konsep materi ilmu pengetahuan alam (Anwar, 2010). Berdasarkan kondisi diatas, perlu dicari solusi agar siswa lebih mudah memahami materi kimia. Solusinya adalah dengan pengembangan bahan ajar melalui Empat Tahap Pengolahan Bahan Ajar (ETPBA).

Kemampuan guru dalam mengembangkan bahan ajar terkait dengan kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional guru seperti yang tercantum dalam lampiran Pemendiknas Nomor 16 tahun 2007, bahwa guru sebagai


(10)

2

Siti Rustinah, 2014

Pengembangan Bahan Ajar Pokok Bahasan Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan Yang Diolah Dengan Empat Tahap Pengolahan Bahan Ajar (ETPBA)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pendidik profesional diharapkan memiliki kemampuan mengembangkan bahan ajar sesuai mekanisme yang ada dengan memperhatikan karakteristik dan lingkungan sosial peserta didik.

Pada dasarnya setiap guru memiliki kemampuan untuk mengolah bahan ajar sesuai dengan materi yang akan disampaikan. Namun pengolahan yang di dilakukan oleh guru, tidak sepenuhnya dapat dipahami oleh siswa. Berdasarkan hasil evaluasi, supervisi dan evaluasi keterlaksanaan RSKM/RSSN, RPBKL, RPSB dan KTSP Tahun 2009 yang diselenggarakan oleh Dit. Pembinaan SMA, ditemukan bahwa masih banyak guru yang belum mampu mengembangkan bahan ajar secara mandiri (Depdiknas, 2010). Guru lebih banyak mengandalkan buku paket karena kurangnya kesadaran akan pentingnya menyusun bahan ajar yang sesuai dengan kebutuhan. Oleh sebab itu, perlu dilakukan pengolahan bahan ajar yang sistematis, sesuai antara keluasan dan kedalaman materi serta sesuai dengan kurikulum yang telah ditetapkan.

Dalam Pengolahan bahan ajar, terdapat empat tahap yang harus dilakukan. Tahapan tersebut adalah proses seleksi, strukturisasi, karakterisasi dan reduksi didaktik (Anwar 2010). Pada proses seleksi, guru dituntut untuk cermat dalam pemilihan berbagai informasi yang diperlukan. Selain itu, guru dituntut untuk mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan, sehingga informasi yang diperoleh merupakan informasi yang terbaru. Proses ini diperlukan untuk menyeleksi materi-materi yang esensial bagi siswa sesuai dengan kebutuhan dan tahap perkembangan kognitif siswa. Proses strukturisasi membantu siswa dalam memahami hubungan satu konsep dengan konsep lain. Karena pada proses ini, hierarki konsep dapat digambarkan. Proses karakterisasi merupakan proses pembagian karakter materi yang khas berupa mudah dan sulit (sukar). Konsep-konsep yang sukar memiliki karakter abstrak, rumit dan kompleks. Proses reduksi dilakukan agar materi yang memiliki karakter sulit, dapat lebih mudah dipahami siswa dengan adanya pengurangan tingkat kesulitan suatu bahan ajar menjadi bahan ajar yang lebih sederhana.


(11)

3

Siti Rustinah, 2014

Pengembangan Bahan Ajar Pokok Bahasan Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan Yang Diolah Dengan Empat Tahap Pengolahan Bahan Ajar (ETPBA)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Mereduksi secara didaktis bahan ajar artinya meningkatkan pemahaman

siswa terhadap bahan ajar. Proses ini dikenal dengan istilah ”reduksi didaktik”. Secara sempit pengertian reduksi didaktik dapat disamakan dengan

”penyederhanaan”. Dalam arti luas, reduksi didaktik diartikan sebagai pengurangan tingkat kesulitan bahan ajar secara kualitatif maupun kuantitatif, dengan cara membuat materi sesederhana mungkin sehingga lebih mudah dipahami oleh tingkat tertentu peserta didik (Anwar, 2010).

Keberhasilan siswa didalam belajar sangat ditentukan oleh bagaimana siswa menyimpan abstraksi bahan ajar tersebut di dalam struktur kognitif mereka dengan baik. Oleh karena reduksi didaktik diolah sedemikian rupa sehingga dapat dipahami dengan mudah oleh peserta didik. Mengingat demikian pentingnya peran bahan ajar dalam pembelajaran, maka pengolahan bahan ajar yang bertujuan agar diperoleh bahan ajar yang isinya tepat dan sesuai dengan kondisi kognitif siswa, sehingga menentukan keberhasilan proses belajar mengajar. Oleh karena itu, dengan adanya teori Empat Tahap Pengolahan Bahan Ajar (ETPBA) ini diharapkan dapat membantu guru dalam mengolah bahan ajar untuk proses belajar mengajar sehingga siswa tidak lagi mengalami kesulitan dalam memahami bahan ajar yang telah dijelaskan. Selain itu, upaya ini dapat menentukan keberhasilan proses belajar. Penggunaan empat tahap pengolahan bahan ajar tersebut sebagai dasar pengolahan bahan ajar, diharapkan dapat memenuhi kepentingan proses belajar mengajar.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti mencoba mengangkat masalah dalam

penelitian yang berjudul: ” Pengembangan Bahan Ajar Pokok Bahasan Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan yang Diolah dengan Empat Tahap Pengolahan Bahan Ajar (ETPBA).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka masalah


(12)

4

Siti Rustinah, 2014

Pengembangan Bahan Ajar Pokok Bahasan Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan Yang Diolah Dengan Empat Tahap Pengolahan Bahan Ajar (ETPBA)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan yang Diolah dengan Empat Tahap Pengolahan Bahan Ajar (ETPBA)?”

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, untuk memperjelas dan mengarahkan penelitian yang dilakukan, maka dapat dijabarkan menjadi sejumlah pertanyaan penelitian yaitu sebagai berikut:

1. Bagimanakah pengolahan bahan ajar dengan Empat Tahap Pengolahan Bahan Ajar (ETPBA)?

2. Bagaimanakah aspek keterbacaan bahan ajar kelarutan dan hasil kali kelarutan yang diolah dengan Empat Tahap Pengolahan Bahan Ajar (ETPBA) terhadap sumber belajar siswa?

3. Bagaimanakah aspek kesesuaian isi dengan indikator belajar, penyajian materi, bahasa dan grafika bahan ajar pada materi kelarutan dan hasil kelarutan yang telah diolah dengan Empat Tahap Pengolahan Bahan Ajar (ETPBA)?

C. Batasan Masalah

Agar masalah yang diteliti tidak terlalu meluas, maka masalah yang ada perlu dibatasi. Batasan-batasan masalah yang dimaksud adalah sebagai berikut: 1. Bahan ajar yang dimaksud pada penelitian ini adalah bahan ajar yang telah

diolah melalui Empat Tahap Pengolahan Bahan Ajar.

2. Bahan kajian terbatas pada materi pembelajaran kelarutan dan hasil kali kelarutan yang merujuk pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) kelas XI IPA semester 2.

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah penelitian yang telah dipaparkan, secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pendapat siswa dan guru terhadap bahan ajar pokok bahasan kelarutan dan hasil kali kelarutan yang diolah dengan Empat Tahap Peengolahan Bahan Ajar (ETPBA).


(13)

5

Siti Rustinah, 2014

Pengembangan Bahan Ajar Pokok Bahasan Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan Yang Diolah Dengan Empat Tahap Pengolahan Bahan Ajar (ETPBA)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sesuai dengan tujuan penelitian tersebut, maka secara khusus tujuan penelitian dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Mengetahui proses pengembangan bahan ajar yang diolah dengan Empat Tahap Pengolahan Bahan Ajar (ETPBA).

2. Mengetahui aspek keterbacaan bahan ajar siswa pokok bahasan kelarutan dan hasil kali kelarutan yang diolah dengan Empat Tahap Pengolahan Bahan Ajar (ETPBA) menurut pandangan siswa.

3. Mengetahui aspek kelayakan isi, penyajian materi, dan grafika bahan ajar pada materi kelarutan dan hasil kelarutan yang telah diolah dengan Empat Tahap Pengolahan Bahan Ajar (ETPBA) menurut pandangan guru.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi dunia pendidikan, diantaranya sebagai berikut:

1. Bagi Siswa

Melatih siswa agar lebih aktif, dan mandiri dalam belajar menyelesaikan masalah-masalah kimia sehingga dapat meningkatkan sikap positif pada siswa untuk berfikir kritis, dan sistematis. Selain itu, merangsang siswa untuk lebih berminat dengan pembelajaran kimia karena bahan ajar yang digunakan diharapkan memberikan pemahaman yang lebih terstruktur.

2. Bagi Guru

Sebagai bahan pertimbangan bagi guru dan calon guru untuk memberikan inovasi dalam penyampaian ilmu pengetahuan. Karena pengemasannya diharapkan dapat membuat siswa lebih mudah berimajinasi dalam pemahaman kimia. Serta sebagai motivasi dalam peningkatan profesionalitas.

3. Bagi Sekolah

Dapat membantu menciptakan panduan pembuatan bahan ajar dalam proses belajar mengajar pada pelajaran lain dan sebagai bahan pertimbangan


(14)

6

Siti Rustinah, 2014

Pengembangan Bahan Ajar Pokok Bahasan Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan Yang Diolah Dengan Empat Tahap Pengolahan Bahan Ajar (ETPBA)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dalam memilih bahan ajar demi kemajuan proses pembelajaran di masa yang akan datang.

4. Bagi Peneliti

Dapat menjadi bahan referensi ataupun dikembangkan lebih lanjut terhadap penelitian yang relevan dengan permasalahan yang sejenis.

F. Definisi Operasional

Agar tidak terjadi salah penafsiran terhadap istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka penulis mengemukakan beberapa definisi operasional sebagai berikut :

1. Keterbacaan bahan ajar dilihat dari aspek:

a. Kesesuaian isi dengan kurikulum : Prinsip relevansi atau keterkaitan materi sesuai dengan tuntutan standar kompetensi/kompetensi dasar (Depdiknas, 2010).

b. Penyajian materi : Aspek penyajian materi yang dimaksud adalah ruang lingkup dan urutan bahan ajar yang akan dikembangkan (Depdiknas, 2010).

c. Grafika bahan ajar :Segala cara pengungkapan dan perwuju dan dalam bentuk huruf, tanda, dan gambar yang diperbanyak melalui proses percetakan guna disampaikan kepada khalayak (KBBI, 2011).

d. Keterbacaan : Perihal dapat dibacanya teks secara cepat, mudah dipahami dan diingat (KBBI, 2011).

2. Bahan ajar adalah isi yang diberikan kepada siswa pada saat berlangsungnya proses belajar mengajar (Sudjana, 2010).

3. Empat tahap pengolahan bahan ajar menurut Anwar (2010) meliputi proses seleksi, strukturisasi, karakterisasi serta reduksi.


(15)

7

Siti Rustinah, 2014

Pengembangan Bahan Ajar Pokok Bahasan Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan Yang Diolah Dengan Empat Tahap Pengolahan Bahan Ajar (ETPBA)

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Proses seleksi adalah proses memilih dan memilah berbagai informasi yang diperlukan sehingga informasi yang diambil merupakan informasi yang benar-benar diperlukan dan berhubungan langsung dengan materi bahan ajar.

b. Proses strukturisasi adalah proses dimana informasi yang berhubungan langsung dengan materi bahan ajar dibuat strukturnya, sesuai dengan struktur bidang keilmuan masing-masing.

c. Proses karakterisasi adalah proses mengelompokan materi bahan ajar dalam bentuk yang abstrak, konkret, kompleks, simpel, rumit dan sederhana.

d. Proses reduksi (Reduksi Didaktik) adalah suatu proses penyederhanaan atau pengurangan tingkat kesulitan materi pengajaran dengan kriteria tertentu baik secara kualitatif maupun kuantitatif dengan cara membuat materi sesederhana mungkin sehingga lebih mudah dipahami oleh tingkat tertentu peserta didik.


(16)

Siti Rustinah, 2014

Pengembangan Bahan Ajar Pokok Bahasan Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan Yang Diolah Dengan

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian pendidikan diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan (Sugiyono, 2009).

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian dan pengembangan. Metode penelitian dan pengembangan atau disebut juga Research and development adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut (sugiyono, 2009). Produk yang dihasilkan dalam penelitian Research and Development bermacam-macam. Dalam bidang pendidikan, produk-produk yang dihasilkan misalnya kurikulum yang spesifik untuk keperluan penidikan tertentu, metode mengajar, media pendidikan, buku ajar, modul, sistem evaluasi, model uji kompetensi, dan lain-lain.

Tahapan proses penelitian dan pengembangan dilakukan secara bertahap. Setiap langkah yang dikembangkan selalu mengacu kepada hasil langkah-langkah sebelumnya sehingga pada akhirnya diperoleh suatu produk pendidian yang baru. Berikut ini skema tahapan proses Metode Research and Development.


(17)

22

Siti Rustinah, 2014

Pengembangan Bahan Ajar Pokok Bahasan Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan Yang Diolah Dengan Gambar 3.1 Langkah-langkah penggunaan Metode Research and Development (R & D) (Sugiyono, 2009)

Karena penelitian dengan menggunakan Metode Research and Development memerlukan waktu yang lama, penulis membatasi penelitian hingga uji coba produk. Produk yang dihasilkan berupa bahan ajar siswa.

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian merupakan sumber data yang diperoleh dalam suatu penelitian. Subjek dalam penelitian ini adalah bahan ajar kelarutan dan hasil kali kelarutan yang telah diolah dengan empat tahap pengolahan bahan ajar (ETPBA).

Potensi dan Masalah

Uji coba

produk Revisi desain Validasi desain Pengumpulan

data Desain Produk

Uji coba pemakaian

Revisi Produk

Revisi produk

Produksi

Masal

Produksi

Masal

Produksi Masal

Batas penelitian yang dilakukan


(18)

23

Siti Rustinah, 2014

Pengembangan Bahan Ajar Pokok Bahasan Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan Yang Diolah Dengan

C. Alur Penelitian

Gambar 3.2. Alur Penelitian

Uji kelayakan bahan ajar Analisis SK dan KD, Buku Teks Kimia,

Buku penunjang

Revisi instrumen penelitian dan Bahan ajar

Merumuskan indikator

Mengolah bahan ajar kelarutan dan hasil kali kelarutan melalui empat tahap

pengolahan bahan ajar Uji validitas

Pembuatan instrumen penelitian

Kesimpulan dan saran

Bahan ajar hasil revisi Instrumen penelitian hasil revisi

Uji keterbacaan bahan ajar

Analisis dan pembahasan Penentuan Materi yang akan diteliti


(19)

24

Siti Rustinah, 2014

Pengembangan Bahan Ajar Pokok Bahasan Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan Yang Diolah Dengan

D. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah secara umum berupa instrumen non-test:

1. Kuesioner

Kuesioner atau angket adalah suatu alat pengumpulan data berupa serangkaian pertanyaan yang diajukan pada responden untuk mendapatkan jawaban.Dalam penelitian ini, dilakukan penyebaran kuesioner yang bertujuan untuk mendapatkan data primer. Penulis memberikan kuesioner berupa keterbacaan bahan ajar kepada siswa yang harus diisi dan diserahkan kembali. Jenis kuesioner yang digunakan adalah tertutup. Kuesioner tertutup yaitu seperangkat daftar pertanyaan dengan kemungkinan jawaban yang tersedia, dan responden hanya memilih salah satu kemungkinan jawaban tersebut. Kuesioner yang dilakukan meliputi beberapa aspek, yaitu:

a) Aspek Keterbacaan.

Instrumen penelitian keterbacaan didasarkan pada bahan ajar hasil pengolahan dengan teori Empat Tahap Pengolahan Bahan Ajar (ETPBA). Siswa memilih salah satu kategori keterbacaan dengan cara menceklist (v).

Instrument mengenai angket keterbacaan bahan ajar materi kelarutan dan hasil kali kelarutan yang telah diolah dengan empat tahap pengolahan bahan ajar dibagi kedalam lima kategori, yaitu ; sangat mudah, mudah, sedang, sulit dan sangat sulit. Angket keterbacaan bahan ajar ini diberikan kepada siswa agar peneliti meperoleh informasi bahwa bahan ajar tersebut termasuk kedalam kategori sangat mudah, mudah, sedang, sulit atau sangat sulit.

b) Aspek Kesesuaian Isi dengan Kurikulum

Instrument aspek kesesuain isi dengan kurikulum sesuai dengan prinsip relevansi yang dikembangkan oleh Depdiknas tentang juknis pengembangan bahan ajar.Bahan ajar yang dikembangkan disesuaikan dengan standar isi berupa standar kompetensi dan kompetensi dasar yang ditetapkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan.


(20)

25

Siti Rustinah, 2014

Pengembangan Bahan Ajar Pokok Bahasan Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan Yang Diolah Dengan c) Aspek Penyajian Materi

Aspek penyajian materi berupa sistematika materi dan teknik penyajian materi, d) Aspek Grafika

Angket aspek grafika berisi konten teknis berupa ukuran font, kejelasan pemisahan antar paragraph, keproporsinalan penggunaan variasi huruf (bold, italic, capital), kemenarikan dan kombinasi warna, serta tata letak judul, teks, gambar, tabel, nomor halaman,

e) Aspek Bahasa

Angket aspek bahasa meliputi ketepatan tata bahasa, ketepatan ejaan, kebakuan istilah, konsistensi penggunaan istilah dan symbol, keefektifan kalimat, kemudahan pesan atau informasi yang dipahami, kesesuaian bahasa dengan tingkat perkembangan emosional siswa, kesesuaian bahasa denga perkembangan intelektual siswa.

2. Wawancara

Wawancara atau interview adalah suatu metode atau cara yang digunakan untuk mendapatkan jawaban dari responden dengan jalan tanya jawab (Arikunto,1988). Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang dilakukan penelitian ini. Wawancara dilaksanakan dengan tujuan untuk melengkapi dan memperkuat hasil yang diperoleh dari tes tertulis.

E. Prosedur Penelitian 1. Tahap persiapan

a) Pengajuan dan pengesahan judul penelitian pada dosen pembimbing b) Melakukan analisis standar isi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

kimia SMA.

c) Menetukan pokok bahasan kelarutan dan hasil kali kelarutan sebagai materi pada pelaksanaan penelitian.


(21)

26

Siti Rustinah, 2014

Pengembangan Bahan Ajar Pokok Bahasan Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan Yang Diolah Dengan e) Pengolahan materi bahan ajar dengan teori empat tahap pengolahan

bahan ajar.

f) Melakukan validasi bahan ajar yang telah disusun.

g) Menyusun instrumen berupa angket yang diujikan kepada guru, yang berisi uji aspek penyajian materi, dan uji aspek grafika bahan ajar materi kelarutan dan hasil kali kelarutan

h) Menyusun instrument berupa angket yang diujikan kepada siswa, yang berisi aspek keterbacaan bahan ajar pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan.

i) Melakukan validasi instrument yang telah disusun. j) Melakukan revisi istrumen

k) Melakukan revisi bahan ajar.

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian

a) Siswa dan guru diberi bahan ajar yang telah diolah dengan empat tahap pengolahan bahan ajar.

b) Siswa membaca dan mempelajari bahan ajar secara mandiri.

c) Siswa mengisi angket aspek keterbacaan setiap materi serta gambar dan grafik pendukung materi pada bahan ajar yang diteliti.

d) Siswa diwawancara mengenai kriteria keterbacaan yang telah diisi. e) Guru mengisi kuesioner mengenai aspek kelayakan isi, aspek penyajian

materi, aspek tata bahasa dan aspek kegrafikaan.

3. Tahap Penyelesaian

a) Melakukan analisis data hasil penelitian b) Membahas hasil penelitian

c) Menyimpulkan data hasil penelitian d) Memberi saran hasil penelitian.


(22)

27

Siti Rustinah, 2014

Pengembangan Bahan Ajar Pokok Bahasan Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan Yang Diolah Dengan

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Studi Pustaka

Studi Pustaka adalah segala usaha yang dilakukan oleh peneliti untuk menghimpun informasi yang relevan dengan topik atau masalah yang akan atau sedang diteliti (Sugiyono, 2009). Informasi tersebut dapat diperoleh dari buku-buku ilmiah, laporan penelitian, karangan-karangan ilmiah, ensiklopedia dan sumber tertulis baik tercetak maupun elektronik lain. Tujuan dari studi pustaka adalah untuk mendapatkan landasan teori serta menjawab masalah yang diteliti oleh penulis.

2. Keterbacaan Bahan Ajar

Data hasil tingkat keterbacaan bahan ajar, dilakukan pengolahan sebagai berikut:

a) Memeriksa angket keterbacaan bahan ajar.

b) Mengubah jumlah siswa yang mengisi angket keterbacaan setiap kategori (sangat mudah, mudah, sedang, sulit, sangat sulit) dalam bentuk persentase dengan rumus:

Q

Keterangan :

Q = persentase siswa yang mengisi angket setiap kategori Y = jumlah siswa yang mengisi angket setiap kategori N = Jumlah siswa

c) Membuat tabel yang berisi keterbacaan persentase jumlah siswa yang pada setiap kategori.


(23)

28

Siti Rustinah, 2014

Pengembangan Bahan Ajar Pokok Bahasan Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan Yang Diolah Dengan

G. Tahap Pengolahan data

Pengumpulan data dilakukan dari data angket dan wawancara untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai tanggapan siswa. Langkah-langkah pengolahan data tersebut adalah sebagai berikut:

1. Menganalisis angket aspek kesesuaian isi dengan kurikulum. Tujuannya adalah untuk mengetahui kesesuaian bahan ajar yang telah disusun dengan kurikulum.

2. Menganalisis angket aspek penyajian materi. Tujuannya adalah untuk mengetahui koherensi dan keruntutan alur pikir, pendukung penyajian dan teknik penyajian bahan ajar yang telah disusun.

3. Menganalisis angket aspek grafika. Tujuannya adalah untuk memperoleh informasi mengenai bahan ajar dari aspek fisik.

4. Menganalisis angket aspek tata bahasa. Tujuannya adalah untuk memperoleh informasi dari kesesuaian tata bahasa yang digunakan dengan tata bahasa Indonesia yang baik dan benar.

5. Menganalisis angket keterbacaan dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Memeriksa pandangan siswa mengenai keterbacaan materi dan gambar yang disajikan dalam bahan ajar dengan memilih kategori sangat mudah, mudah, sedang, sulit dan sangat sulit.

b. Mengubah jumlah siswa yang memilih kategori sangat mudah, mudah, sedang, sulit dan sangat sulit ke dalam bentuk persentase.

c. Penafsiran data hasil persentase siswa yang diperoleh, ditafsirkan dengan kriteria sebagai berikut :


(24)

29

Siti Rustinah, 2014

Pengembangan Bahan Ajar Pokok Bahasan Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan Yang Diolah Dengan

Tabel 3.1. Tafsiran Persentase

Persentase Tafsiran

0% Tidak ada

1% - 25% Sebagian Kecil

26% - 49% Hampir Setengahnya

50% Setengahnya

51% - 75% Sebagian besar

76% - 99% Hampir seluruhnya

100% Seluruhnya

(Koentjaraningrat, 1997)

6. Pengolahan Data Hasil Wawancara

Dari data hasil wawancara yang telah didapat, selanjutnya dianalisis penyebab siswa menilai sulit pada instrumen keterbacaan. Data tersebut kemudian dibandingkan dengan data hasil hasil uji keterbacaan, selanjutnya data yang bersesuaian digabungkan untuk menghasilkan kesimpulan.


(25)

Siti Rustinah, 2014

Pengembangan Bahan Ajar Pokok Bahasan Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan Yang Diolah

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan data hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Pengolahan bahan ajar pokok bahasan kelarutan dan hasil kali kelarutan yang diolah dengan Empat Tahap Pengolahan Bahan Ajar (ETPBA) yaitu proses seleksi, proses strukturisasi, proses karakterisasi dan proses reduksi didaktik.

a) Tahap seleksi meliputi seleksi terhadap buku teks kimia umum/dasar dan analisis standar isi serta mengembangkan indikator.

b) Tahap strukturisasi meliputi strukturisasi materi dengan membuat peta konsep materi kelarutan dan hasil kali kelarutan serta struktur makro.

c) Tahap karakterisasi meliputi karakter materi bahan ajar memiliki kriteria mudah, sulit, abstrak dan konkrit.

d) Tahap reduksi didaktik yang dilakukan meliputi reduksi analogi, gambar percobaan, gambar, kembali ke tahap kualitatif serta contoh soal.

2. Aspek keterbacaan bahan ajar kelarutan dan hasil kali kelarutan yang diolah dengan empat tahap pengolahan bahan ajar terhadap sumber belajar siswa memiliki kategori mudah dipahami dengan rata-rata persentase sebesar 59,31 %, dengan rincinan:

a) Rata-rata keterbacaan materi pengertian kelarutan dan hasil kali kelarutan sebesar 51,85% siswa berpandangan bahan ajar materi pengertian kelarutan dan hasil kali kelarutan mudah untuk dipahami.

b) Rata-rata keterbacaan materi satuan kelarutan sebesar 59,26% siswa berpandangan bahan ajar mudah untuk dipahami.


(26)

64

Siti Rustinah, 2014

Pengembangan Bahan Ajar Pokok Bahasan Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan Yang Diolah c) Rata-rata keterbacaan materi kesetimbangan zat padat dengan

larutannya sebesar 67,59% siswa berpandangan bahan ajar mudah untuk dipahami.

d) Rata-rata keterbacaan materi pengertian Ksp sebesar 59,26% siswa berpandangan bahan ajar mudah untuk dipahami.

e) Rata-rata keterbacaan materi hubungan Ksp dengan kelarutan sebesar 51,85% siswa berpandangan bahan ajar mudah untuk dipahami.

f) Rata-rata keterbacaan materi menghitung Ksp dari kelarutan sebesar 58,52% siswa berpandangan bahan ajar mudah untuk dipahami.

g) Rata-rata keterbacaan materi menghitung kelrutan dari data Ksp 66,67% siswa berpandangan bahan ajar mudah untuk dipahami. h) Rata-rata keterbacaan materi memperkirakan terbentuknya endapan

dalam suatu larutan sebesar 59,26% siswa berpandangan bahan ajar mudah untuk dipahami.

i) Rata-rata keterbacaan materi pengaruh ion senama terhadap kelarutan sebesar 62,64% siswa berpandangan bahan ajar mudah untuk dipahami.

j) Rata-rata keterbacaan materi menghitung harga kelarutan yang dipengaruhi oleh pH sebesar 56,79% siswa berpandangan bahan ajar mudah untuk dipahami.

3. Berdasarkan tanggapan guru, bahan ajar mandiri siswa yang telah diolah dengan Empat Tahap Pengolahan Bahan Ajar,telah sesuai dengan aspek-aspek berikut ini:

a. Aspek Kelayakan isi dengan indikator belajar, guru berpandangan telah sesuai. Aspek ini mencakup uraian materi yang telah sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar, keakuratan materi, serta kesesuaian konteks, kasus dan iliustrasi dikembangkan dengan baik.


(27)

65

Siti Rustinah, 2014

Pengembangan Bahan Ajar Pokok Bahasan Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan Yang Diolah b. Aspek Bahasa bahan ajar telah sesuai. Aspek bahasa mencakup

ketepatan tata bahasa, ejaan, istilah dan konsistensi, keakuratan simbol, kemutakhiran pustaka, mendorong keingintahuan, kesesuaian konteks, kasus dan ilustrasi.

c. Aspek penyajian materi bahan ajar telah sesuai. Dalam hal ini, materi yang terdapat dalam bahan ajar, telah disajikan secara sistematis antara ketertautan materi, keutuhan makna, serta membangkitkan motivasi belajar siswa.

d. Secara umum, Aspek Grafika bahan ajar telah sesuai. Namun, dalam desain sampul, 66,7% guru yang menyatakan bahwa desain sampul kurang menarik dalam kriteria warna gambar.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dikemukakan saran sebagai berikut:

1. Empat tahap pengolahan bahan ajar pada bahan ajar kelarutan dan hasil kali kelarutan, hendaknya dikembangkan lebih lanjut, baik dalam pokok bahasan yang sama maupun dalam pokok bahasan yang lainnya sesusi dengan perkembangan ilmu dan teknologi.

2. Guru hendaknya memberikan konsep secara sistematis dan menyeluruh sehingga tidak ada materi prasyarat yang terlewat/kurang dipahami siswa.


(28)

Siti Rustinah, 2014

Pengembangan Bahan Ajar Pokok Bahasan Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan Yang Diolah

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, S. (2010). Reduksi Didaktik (Didaktische Reduction). Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia

Arifin, Mulyati, dkk.(2003). Strategi Belajar Mengajar Kimia. Bandung: Jurusan Pendidikan Kimia Universitas Pendidikan Indonesia.

Arikunto, Suharsimi. (1999). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Edisi revisi. Jakarta: Bumi Aksara.

Belawati, Tian, dkk .(2002). Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh. [Tersedia online : http://www.pustaka.ut.ac.id/dev25/ebook/290/290.html]

Brady, E James . (1999). Kimia Universitas Asas dan Struktur Jilid dua Edisi Kelima. Jakarta: Binarupa aksara.

Chang, Raymond.(2004). Kimia Dasar Konsep-Konsep inti Jilid II/Edisi Ketiga. Jakarta : Erlangga.

Departemen Pendidikan Nasional. (2003). Kurikulum 2004 SMA Standar Kompetensi Mata Pelajaran Kimia, Jakarta: Direktorat Pendidikan Menengah Umum.

Departemen Pendidikan Nasional. (2010). Juknis Pengembangan Bahan Ajar SMA. Jakarta: Direktorat Pembinaan SMA

Firman, H. (2000). Penilaian Hasil Belajar Siswa dalam Pengajaran Kimia. Bandung: Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI.

Hamalik, Oemar. (1994). Sistem pembelajaran jarak jauh dan pembinaan ketenagaan. Bandung : PT Trigenda Karya


(29)

67

Siti Rustinah, 2014

Pengembangan Bahan Ajar Pokok Bahasan Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan Yang Diolah Ibrahim, Nurdin (2012). hubungan antara belajar mandiri dan motivasi

berprestasi dengan hasil belajar pendidikan agama islam di smp terbuka. Lentera Pendidikan, vol 15 No 1, Juni 2012 1-17. [Tersedia :

http://www.uin-alauddin.ac.id/download-01%20HUBUNGAN%20ANTARA%20BELAJAR%20MANDIRI.pdf]

Ibrahim, Nurdin .(2010). Perspektif Pendidikan Terbuka Jarak Jauh; Kajian Teoritis dan Aplikasi, Jakarta. Bumi Aksara

Koentjaraningrat, (1997). Metode- Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta : Gramedia

Mudjiono, dkk. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Muslich, Masnur. (2010). Textbook Writing, Dasar-dasar Pemahaman, Penulisan, dan Pemakaian Buku Teks. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media

Nasution. Prof., Dr. (2009). Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara

Panen, P. & Sekarwinahyu. (1997). Belajar mandiri dalam mengajar di perguruan tinggi. Program Applied Approach. Bagian 2. Jakarta: PAU-PPAI, Universitas Terbuka.

Purba, Michael. (2006). Kimia Untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga.

Purwanto. (2008).Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung : PT Remaja Rosdakarya Offset

Rakhmat, Jalalludin. (2011). Psikologi komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset

Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.


(30)

68

Siti Rustinah, 2014

Pengembangan Bahan Ajar Pokok Bahasan Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan Yang Diolah Sudjana, N. (2010). Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru

Algensindo

Sugiyono, Prof, Dr. (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : CV Alfabeta

Whitten, et al (2008). General Chemistry 7th edition. [tersedia :

http://www.amazon.com/General-Chemistry-Edition-Text-Only/dp/0005519152]

Winardi, Prof, Dr. (2004). Manajemen Perilaku Organisasi. Jakarta: Prenada Media Group

Wijaya, dkk. (1991). Upaya Pembaharuan dalam Pendidikan dan Pengajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Zuriah, N. (2009). Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan. Malang: Bumi Aksara


(1)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan data hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Pengolahan bahan ajar pokok bahasan kelarutan dan hasil kali

kelarutan yang diolah dengan Empat Tahap Pengolahan Bahan Ajar (ETPBA) yaitu proses seleksi, proses strukturisasi, proses karakterisasi dan proses reduksi didaktik.

a) Tahap seleksi meliputi seleksi terhadap buku teks kimia

umum/dasar dan analisis standar isi serta mengembangkan indikator.

b) Tahap strukturisasi meliputi strukturisasi materi dengan membuat peta konsep materi kelarutan dan hasil kali kelarutan serta struktur makro.

c) Tahap karakterisasi meliputi karakter materi bahan ajar memiliki kriteria mudah, sulit, abstrak dan konkrit.

d) Tahap reduksi didaktik yang dilakukan meliputi reduksi analogi, gambar percobaan, gambar, kembali ke tahap kualitatif serta contoh soal.

2. Aspek keterbacaan bahan ajar kelarutan dan hasil kali kelarutan yang diolah dengan empat tahap pengolahan bahan ajar terhadap sumber belajar siswa memiliki kategori mudah dipahami dengan rata-rata persentase sebesar 59,31 %, dengan rincinan:

a) Rata-rata keterbacaan materi pengertian kelarutan dan hasil kali kelarutan sebesar 51,85% siswa berpandangan bahan ajar materi pengertian kelarutan dan hasil kali kelarutan mudah untuk dipahami.

b) Rata-rata keterbacaan materi satuan kelarutan sebesar 59,26%


(2)

c) Rata-rata keterbacaan materi kesetimbangan zat padat dengan larutannya sebesar 67,59% siswa berpandangan bahan ajar mudah untuk dipahami.

d) Rata-rata keterbacaan materi pengertian Ksp sebesar 59,26% siswa

berpandangan bahan ajar mudah untuk dipahami.

e) Rata-rata keterbacaan materi hubungan Ksp dengan kelarutan

sebesar 51,85% siswa berpandangan bahan ajar mudah untuk dipahami.

f) Rata-rata keterbacaan materi menghitung Ksp dari kelarutan

sebesar 58,52% siswa berpandangan bahan ajar mudah untuk dipahami.

g) Rata-rata keterbacaan materi menghitung kelrutan dari data Ksp 66,67% siswa berpandangan bahan ajar mudah untuk dipahami.

h) Rata-rata keterbacaan materi memperkirakan terbentuknya endapan

dalam suatu larutan sebesar 59,26% siswa berpandangan bahan ajar mudah untuk dipahami.

i) Rata-rata keterbacaan materi pengaruh ion senama terhadap

kelarutan sebesar 62,64% siswa berpandangan bahan ajar mudah untuk dipahami.

j) Rata-rata keterbacaan materi menghitung harga kelarutan yang

dipengaruhi oleh pH sebesar 56,79% siswa berpandangan bahan ajar mudah untuk dipahami.

3. Berdasarkan tanggapan guru, bahan ajar mandiri siswa yang telah diolah dengan Empat Tahap Pengolahan Bahan Ajar,telah sesuai dengan aspek-aspek berikut ini:

a. Aspek Kelayakan isi dengan indikator belajar, guru berpandangan

telah sesuai. Aspek ini mencakup uraian materi yang telah sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar, keakuratan

materi, serta kesesuaian konteks, kasus dan iliustrasi


(3)

65

b. Aspek Bahasa bahan ajar telah sesuai. Aspek bahasa mencakup ketepatan tata bahasa, ejaan, istilah dan konsistensi, keakuratan

simbol, kemutakhiran pustaka, mendorong keingintahuan,

kesesuaian konteks, kasus dan ilustrasi.

c. Aspek penyajian materi bahan ajar telah sesuai. Dalam hal ini, materi yang terdapat dalam bahan ajar, telah disajikan secara sistematis antara ketertautan materi, keutuhan makna, serta membangkitkan motivasi belajar siswa.

d. Secara umum, Aspek Grafika bahan ajar telah sesuai. Namun,

dalam desain sampul, 66,7% guru yang menyatakan bahwa desain sampul kurang menarik dalam kriteria warna gambar.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dikemukakan saran sebagai berikut:

1. Empat tahap pengolahan bahan ajar pada bahan ajar kelarutan dan hasil kali kelarutan, hendaknya dikembangkan lebih lanjut, baik dalam pokok bahasan yang sama maupun dalam pokok bahasan yang lainnya sesusi dengan perkembangan ilmu dan teknologi.

2. Guru hendaknya memberikan konsep secara sistematis dan

menyeluruh sehingga tidak ada materi prasyarat yang terlewat/kurang dipahami siswa.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, S. (2010). Reduksi Didaktik (Didaktische Reduction). Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia

Arifin, Mulyati, dkk.(2003). Strategi Belajar Mengajar Kimia. Bandung: Jurusan Pendidikan Kimia Universitas Pendidikan Indonesia.

Arikunto, Suharsimi. (1999). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Edisi revisi. Jakarta: Bumi Aksara.

Belawati, Tian, dkk .(2002). Pendidikan Terbuka dan Jarak Jauh. [Tersedia online : http://www.pustaka.ut.ac.id/dev25/ebook/290/290.html]

Brady, E James . (1999). Kimia Universitas Asas dan Struktur Jilid dua Edisi Kelima. Jakarta: Binarupa aksara.

Chang, Raymond.(2004). Kimia Dasar Konsep-Konsep inti Jilid II/Edisi Ketiga. Jakarta : Erlangga.

Departemen Pendidikan Nasional. (2003). Kurikulum 2004 SMA Standar Kompetensi Mata Pelajaran Kimia, Jakarta: Direktorat Pendidikan Menengah Umum.

Departemen Pendidikan Nasional. (2010). Juknis Pengembangan Bahan Ajar SMA. Jakarta: Direktorat Pembinaan SMA

Firman, H. (2000). Penilaian Hasil Belajar Siswa dalam Pengajaran Kimia. Bandung: Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI.

Hamalik, Oemar. (1994). Sistem pembelajaran jarak jauh dan pembinaan ketenagaan. Bandung : PT Trigenda Karya


(5)

67

Ibrahim, Nurdin (2012). hubungan antara belajar mandiri dan motivasi berprestasi dengan hasil belajar pendidikan agama islam di smp terbuka. Lentera Pendidikan, vol 15 No 1, Juni 2012 1-17. [Tersedia :

http://www.uin-alauddin.ac.id/download-01%20HUBUNGAN%20ANTARA%20BELAJAR%20MANDIRI.pdf]

Ibrahim, Nurdin .(2010). Perspektif Pendidikan Terbuka Jarak Jauh; Kajian Teoritis dan Aplikasi, Jakarta. Bumi Aksara

Koentjaraningrat, (1997). Metode- Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta : Gramedia

Mudjiono, dkk. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Muslich, Masnur. (2010). Textbook Writing, Dasar-dasar Pemahaman, Penulisan, dan Pemakaian Buku Teks. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media

Nasution. Prof., Dr. (2009). Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara

Panen, P. & Sekarwinahyu. (1997). Belajar mandiri dalam mengajar di perguruan tinggi. Program Applied Approach. Bagian 2. Jakarta: PAU-PPAI, Universitas Terbuka.

Purba, Michael. (2006). Kimia Untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga.

Purwanto. (2008).Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung : PT Remaja Rosdakarya Offset

Rakhmat, Jalalludin. (2011). Psikologi komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset

Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.


(6)

Sudjana, N. (2010). Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo

Sugiyono, Prof, Dr. (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : CV Alfabeta

Whitten, et al (2008). General Chemistry 7th edition. [tersedia :

http://www.amazon.com/General-Chemistry-Edition-Text-Only/dp/0005519152]

Winardi, Prof, Dr. (2004). Manajemen Perilaku Organisasi. Jakarta: Prenada Media Group

Wijaya, dkk. (1991). Upaya Pembaharuan dalam Pendidikan dan Pengajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Zuriah, N. (2009). Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan. Malang: Bumi Aksara