Pengembangan Bahan Ajar Pokok Bahasan Titrasi Asam Basa yang Diolah dengan Empat Tahap Pengolahan Bahan Ajar (ETPBA).
PERSEPSI SISWA DAN GURU TERHADAP BAHAN AJAR POKOK BAHASAN TITRASI ASAM-BASA YANG DIOLAH DENGAN EMPAT TAHAP
PENGOLAHAN BAHAN AJAR (ETPBA) SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Kimia Program Studi Pendidikan Kimia
Oleh :
ENDANG MUPRATIWI RAHAYU 0706659
JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG 2014
(2)
Pengembangan Bahan Ajar Pokok
Bahasan Titrasi Asam Basa yang Diolah
dengan Empat Tahap Pengolahan Bahan
Ajar (ETPBA)
Oleh
Endang Murpratiwi Rahayu
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
© Endang Murpratiwi Rahayu 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Januari 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
(3)
LEMBAR PENGESAHAN
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR POKOK BAHASAN TITRASI ASAM-BASA YANG DIOLAH DENGAN EMPAT TAHAP PENGOLAHAN
BAHAN AJAR (ETPBA)
Oleh:
Endang Murpratiwi Rahayu 0706659
Disetujui dan Disahkan oleh: Pembimbing I
Dr. H. Sjaeful Anwar NIP. 196208201987031002
Pembimbing II
Dr. Hendrawan, M.Si NIP. 196309111989011001
Mengetahui
Ketua Jurusan Pendidikan Kimia
Dr. Ahmad Mudzakir, M.Si NIP. 196611211991031002
(4)
Endang Murpratiwi Rahayu 2014
Pengembangan bahan ajar pokok bahasan titrasi asam basa yang diolah dengan empat tahap pengolahan bahan ajar (ETPBA)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
ABSTRAK ………..
i
KATA PENGANTAR ………..……….…… ii
DAFTAR ISI ………..……… iii
DAFTAR TABEL ………..……… vi
DAFTAR GAMBAR ………..………. ….. vii
DAFTAR LAMPIRAN ………..……… viii
BAB I PENDAHULUAN ………….………....……..…,……1
A. Latar Belakang Masalah ………..……...………...1
B. Rumusan Masalah ………..…..……...4
C. Batasan Masalah ……….…....………...4
D. Tujuan Penelitian ……….………..…………5
E. Manfaat Penelitian ………..…………...5
F. Definisi Operasional ……….……….…6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .…..… ……….………. 7
A. Belajar Mandiri ………..………7
B. Bahan Ajar ………..………...……… 9
C. Penyajian Bahan Ajar……….………...………13
D. Empat Tahap Pengolahan Bahan Ajar Menurut Sjaeful Anwar ………..…18
E. Titrasi asam-basa ………..………...…..………..….…27
BAB III METODOLOGI PENELITIAN………..… ……….33
A. Metode Penelitian ………..………..………33
B. Subjek Penelitian ………..…………...……….34
(5)
Endang Murpratiwi Rahayu 2014
Pengembangan bahan ajar pokok bahasan titrasi asam basa yang diolah dengan empat tahap pengolahan bahan ajar (ETPBA)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
D. Prosedur Penelitian ………..….…... 37
E. Instrumen Penelitian ……….…….39
F. Teknik Pengumpulan Data ………..….…… 41
G. Teknik Pengolahan data ………...………..………41
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………….......43
A. Uji Keterbacaan Bahan Ajar Mandiri Titrasi asam-basa ………...43
B. Uji Aspek Kelayakan Isi Bahan Ajar Mandiri Titrasi asam-basa ………. 66
C. Uji Aspek Penyajian Bahan Ajar Mandiri Titrasi asam-basa ………...70
D. Uji Aspek Bahasa Bahan Ajar Mandiri Titrasi asam-basa …...72
E. Uji Aspek Kegrafikan Bahan Ajar Mandiri Titrasi asam-basa …………..74
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN….....……..……….76
A. Kesimpulan…..………..76
B. Saran……….………..78
DAFTAR PUSTAKA ………..…………...….79
LAMPIRAN-LAMPIRAN………...………..………..…82
(6)
Endang Murpratiwi Rahayu 2014
Pengembangan bahan ajar pokok bahasan titrasi asam basa yang diolah dengan empat tahap pengolahan bahan ajar (ETPBA)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Contoh beberapa indikator dan perubahan warna yang
terjadi pada rentang pH tertentu……….………... 30 Tabel 3.1 Tafsiran Persentase Tingkat K
\eterbacaan ……...………....
42
Tabel 4.1 Sebaran Keterbacaan Konsep Mengenal Istilah-Istilah Dalam Titrasi Asam Basa …...…… 44 Tabel 4.2 Sebaran Keterbacaan konsep Memilih Indikator Yang
Tepat Untuk Titrasi Asam-Basa ……….….. 48 Tabel 4.3 Sebaran Keterbacaan Konsep Titrasi Asam-Basa .……...…. 51 Tabel 4.4 Sebaran Keterbacaan Konsep Perhitungan Kadar Larutan
Asama tau Basa Hasil Titrasi Asam-Basa ………... 54 Tabel 4.5 Sebaran Keterbacaan Konsep Contoh Titrasi Asam-Basa.… 56 Tabel 4.6 Sebaran Keterbacaan Konsep Titrasi Asam Kuat dengan
Basa Kuat ……….... 58 Tabel 4.7 Sebaran Keterbacaan Konsep Titrasi Asam Lemah Oleh
Basa Kuat ……… 62
Tabel 4.8 Sebaran Keterbacaan Konsep Prosedur Praktikum Titrasi
Asam-basa ……… 64
Tabel 4.9 Rangkuman Keterbacaan Materi Titrasi
Asam-Basa……….………. 66
Tabel 4.10 Tanggapan Guru Mengenai Kelayakan Isi Bahan Ajar Mandiri Titrasi Asam-Basa ………. 67 Tabel 4.11 Tanggapan Guru Mengeai Aspek Penyajian Bahan Ajar
(7)
Endang Murpratiwi Rahayu 2014
Pengembangan bahan ajar pokok bahasan titrasi asam basa yang diolah dengan empat tahap pengolahan bahan ajar (ETPBA)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 4.12 Tanggapan Guru Mengenai Aspek Kebahasaan Bahan Ajar Mandiri Titrasi Asam-Basa………...…………... 72 Tabel 4.13 Tanggapan Guru Mengenai Aspek Kegrafisan Bahan Ajar
Mandiri Titrasi Asam Basa……….. 74
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kurva Titrasi Asam Kuat Oleh Basa Kuat ... 31 Gambar 2.2 Kurva Titrasi Asam Lemah Oleh Basa Kuat ... 33 Gambar 3.1 Langkah-langkah Penggunaan Metode Research and
Development (R&D) ... 35 Gambar 3.2 Alur Penelitian ... 37
(8)
Endang Murpratiwi Rahayu 2014
Pengembangan bahan ajar pokok bahasan titrasi asam basa yang diolah dengan empat tahap pengolahan bahan ajar (ETPBA)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A Perangkat Instrumen Penelitian
A.1. Proses Seleksi ………. 83
A.2. Proses Strukturisasi ……… 95
A.3. Proses Karakterisasi ………... 98
A.4. Proses Reduksi Didaktik ……… 126
Lampiran B Instrumen B.1. Angket Keterbacaaan Bahan Ajar Titrasi Asam-Basa ... 165
B.2. Angket Kelayakan Isi Bahan Ajar Titrasi Asam-Basa... 196
B.3. Angket Penyajian Materi Bahan Ajar Titrasi Asam-Basa ... 199
B.4. Angket Kebahasaan Materi Bahan Ajar Titrasi Asam-Basa ... 202
(9)
Endang Murpratiwi Rahayu 2014
Pengembangan bahan ajar pokok bahasan titrasi asam basa yang diolah dengan empat tahap pengolahan bahan ajar (ETPBA)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
This undergraduate thesis that entitle “The Development of Teaching Materials of
Titration Acid Base Subjects that are treated by four step processing teaching materials
(ETPBA)” aims to determine the response of students and teachers towards teaching materials that are processed by four step processing teaching materials (ETPBA). The method that is used on this research is research and development method. The subject of this research are 40 senior high school students. Questionnaire and interview were instrument used in this research. feasibility of content aspects, presentation, graph, language and legibility form were questionnaire used in this research. Data taking was did by filling instrument and interview for teacher and Senior High School student. Analysis result was picture and generalization are reduction form used at teaching material processing of Titration Acid Base was processed by four steps of teaching material processing. Result of this research showed teaching material of Titration Acid Base was processed by four phases of teaching material processing has legibility easy to be understood by students. The percentage of student choosed that category was 66,10%. Teachers assessed teaching material of Titration Acid Base has developed with good aspect.
Key Words : Teaching Materials, Four Steps Processing Teaching Materials, Titration Acid Base
(10)
Endang Murpratiwi Rahayu 2014
Pengembangan bahan ajar pokok bahasan titrasi asam basa yang diolah dengan empat tahap pengolahan bahan ajar (ETPBA)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengetahui pengolahan bahan ajar materi titrasi asam-basa yang telah diolah dengan teori empat tahap pengolahan bahan ajar sebagai bahan ajar yang mudah dipahami siswa. Selain itu, penelitian ini juga dilakukan untuk mengetahui keterbacaan dan beberapa aspek penilaian terhadap bahan ajar yang telah diolah melalui ETPBA. Aspek yang dimaksud adalah kelayakan isi materi, aspek penyajian materi, aspek kebahasaan, dan aspek kegrafikan dari bahan ajar yang diteliti ini. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian Research and Development (R&D). Subjek penelitian adalah siswa SMA kelas XI sebanyak empat puluh orang dan guru kimia SMA sebanyak tiga orang. Objek penelitian adalah bahan ajar titrasi asam-basa hasil pengolahan teori empat tahap pengolahan bahan ajar. Instrumen yang digunakan berupa angket dan wawancara. Angket yang digunakan berupa format uji aspek kelayakan isi, penyajian, kegrafikan, bahasa, keterbacaan, dan wawancara. Pengambilan data dilakukan melalui pengisian instrumen yang telah disiapkan untuk guru dan siswa serta wawancara. Hasil penelitian didapatkan bahwa bahan ajar titrasi asam-basa diolah dengan menggunakan reduksi didaktik berupa gambar dan generalisasi selain itu hasil penelitian menunjukkan sebagian besar siswa menilai bahan ajar hasil pengolahan teori empat tahap pengolahan bahan ajar memiliki keterbacaan mudah dengan kategori mudah untuk dipahami dengan presentase 60,10%. Sedangkan berdasarkan angket yang diberikan kepada guru, didapat kesimpulan bahwa penilaian guru terhadap bahan ajar ini adalah
baik. Guru-guru menilai bahwa bahan ajar tersebut sudah dikembangkan dengan baik
berdasarkan aspek kelayakan isi, aspek penyajian materi, aspek kebahasaan dan aspek kegrafikan.
Kata Kunci : Bahan Ajar, Empat Tahap Pengolahan Bahan Ajar (ETPBA), Titrasi Asam Basa
(11)
1
Endang Murpratiwi Rahayu 2014
Pengembangan bahan ajar pokok bahasan titrasi asam basa yang diolah dengan empat tahap pengolahan bahan ajar (ETPBA)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan sains dapat memberikan penguasaan ilmu pengetahuan yang saat ini menjadi kunci penting dalam menghadapi tantangan di masa depan. Kemajuan teknologi yang begitu pesat menjadi fenomena nyata yang terjadi saat ini.Berbagai upaya dilakukan pemerintah untuk memberikan pendidikan sains yang baik bagi para peserta didik sebagai generasi penerus bangsa yang diharapkan dapat menjawab semua tantangan global di bidang teknologi.
Kimia merupakan salah satu mata perlajaran dasar yang turut berperan penting di dalam menciptakan dan mengembangkan teknologi di masa kini.Fakta menunjukkan bahwa banyak siswa menganggap pelajaran kimia adalah pelajaran yang sulit, susah dimengerti, sehingga menakutkan untuk dipelajari. Karena pandangan inilah banyak siswa yang mengalami “kalah mental sebelum berperang” dan mengalami kesulitan dalam belajar.
Selain itu, Menurut Gabel dan Brunce dalam Sheppard (2006), secara baik telah mendokumentasikan kesulitan belajar kimia yang dialami siswa. Kesulitan belajar yang dialami siswa dikaitkan dengan beberapa faktor, seperti keabstrakan subyek, kompleksitas dalam perhitungan yang terlibat, bahasa yang digunakan sukar untuk dimengerti, perbedaan tingkat representasi yang digunakan para ahli. Semua kesulitan itu terdapat di berbagai konsep dalam kimia dan peningkatan sejumlah penelitian yang berfokus pada kesulitan siswa dalam konsep asam-basa.Beberapa penelitian yang baru telah difokuskan pada konsep asam-basa, contohnya netralisasi dan pH. Banyak siswa yang mengalami miskonsepsi dalam konsep tersebut. Miskonsepsi terhadap suatu konsep menyebabkan kesulitan dalam memahami konsep selanjutnya.
Gejala atau pertanda adanya kesulitan belajar adalah sebagai berikut (1) Menunjukkan hasil belajar yang rendah (di bawah rata-rata nilai yang dicapai oleh
(12)
2
Endang Murpratiwi Rahayu 2014
Pengembangan bahan ajar pokok bahasan titrasi asam basa yang diolah dengan empat tahap pengolahan bahan ajar (ETPBA)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kelompok kelas (2) Hasil yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang telah dilakukan. (3) Lambat dalam melakukan tugas-tugas kegiatan belajar. (4) Menunjukkan sikap-sikap yang kurang wajar, seperti acuh tak acuh, menentang, berpura-pura dan sebagainya (5) Menunjukkan tingkah laku yang berkelainan, seperti membolos, tidak mengerjakan tugas, mengganggu dalam atau di luar kelas dan sebagainya (6) Menunjukkan gejala emosional yang kurang wajar, seperti tidak atau kurang suka dalam menghadapi situasi tertentu misalnya dalam menghadapi nilai rendah tidak menunjukkan adanya perasaan sedih atau menyesal Para guru kimia selalu berusaha untuk memberikan proses pembelajaran yang menarik dan mudah dimengerti sehingga diharapkan siswa dapat menikmati proses pembelajaran kimia khususnya pada konsep asam-basa dan tidak lagi mengalami kesulitan belajar. Namun upaya guru tersebut tidak sepenuhnya dapat mengatasi kesulitan belajar yang dialami siswa karena terkadang guru harus dihadapkan dengan jumlah ketersediaan waktu yang tidak sesuai dengan banyaknya konsep kimia yang harus diajarkan. Oleh karena inilah siswa diharuskan dapat belajar secara mandiri di luar jam sekolah.
Aspek pendukung proses belajar mandiri siswa adalah adanya bahan ajar yang baik dan mudah dipahami siswa. Fakta dilapangan menunjukkan bahwa, banyak sekali SMA di Bandung yang menggunakan fasilitas buku elektronik kimia dan buku pegangan kimia yang lainnya sebagai buku pegangan untuk para siswanya. Namun buku elektronik kimia dan buku pegangan kimia yang beredar di masyarakat memiliki kekurangan dari segi kebenaran isi. Menurut Muchlish (2010) kelemahan buku teks adalah sebagai berikut : (1) buku teks kurang memperhatikan perbedaan individu peserta didik. (2) desain buku teks sering tidak sesuai dengan desain kurikulum pendidikan. (3) konteks dan bahan ajar yang terdapat dalam bujy tejs sering tidak sesuai dengan kondisi dan lingkungan peserta didik sasaran. (4) bahan ajar yang terdapat dalam buku teks sering bias dan basi. Untuk itu perlu adanya penelitian mengenai pembuatan bahan ajarmandiri yang
(13)
3
Endang Murpratiwi Rahayu 2014
Pengembangan bahan ajar pokok bahasan titrasi asam basa yang diolah dengan empat tahap pengolahan bahan ajar (ETPBA)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
baik dan mudah dipahami siswa. Hal ini harus dilakukan dalam rangka mengoptimalisasikan kemampuan siswa.
Bahan ajar mandiri adalah salah satu sumber pengetahuan atau alat penunjang yang digunakan dalam kegiatan belajar mandiri. Salah satu teori yang menjelaskan tentang pembuatan bahan ajar adalah teori empat tahapan pengolahan bahan ajar. Empat tahapan tersebut adalah proses seleksi, strukturisasi,karakterisasi, dan reduksi (Anwar, 2012). Pada proses seleksi guru dituntut untuk memilih dan memilah berbagai informasi yang diperlukan sehingga informasi yang diambil merupakan informasi yang benar-benar diperlukan dan berhubungan langsung dengan materi bahan ajar. Bahan ajar yang telah diseleksi kemudian dibuat struktunya, sesuai dengan struktur bidang kelimuan masing-masing. Dalam pengembangan bahan ajar dari judul-judul materi yang telah terstruktur, setiap bahan ajar akan memiliki karakteristik yang khas. Setiap konsep bahan ajar memiliki karakter mudah dan sulit (sukar). Tahap reduksi (reduksi didaktik) dilakukan kepada konsep bersifat sulit(Anwar, 2012).
Bahan ajar mandiri yang baik selain memiliki kebenaran isi, penyajian yang sistematis, dan keterbacaan yang baik, serta grafika yang fungsional juga dapat membantu siswa dalam menyelenggarakan kegiatan belajar mandiri. BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan) menetapkan beberapa kriteria kualitas bahan ajar yang memenuhi syarat kelayakan, yang meliputi empat kriteria kelayakan yaitu kelayakan isi, kriteria penyajian, kriteria bahasa dan kriteria kegrafikan. Kelayakan bahan ajar ditetapkan oleh menteri (Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 2 Tahun 2008, Pasal 4 Ayat 1).
Dengan adanya bahan ajar mandiri yang dapat memberikan persepsi yang baik bagisiswa dan guru maka akan memotivasi siswa untuk mau membaca dan memahami bahan ajar tersebut, serta belajar untuk mempelajari pelajaran kimia. Siswa akan lebih mudah memahami pelajaran kimia walaupun belajar secara mandiri. Dengan begitu tingkat kesulitan belajar yang dialami siswa akan
(14)
4
Endang Murpratiwi Rahayu 2014
Pengembangan bahan ajar pokok bahasan titrasi asam basa yang diolah dengan empat tahap pengolahan bahan ajar (ETPBA)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
berkurang dan kimia menjadi pelajaran yang lebih menarik untuk dipelajari. Hal ini juga berarti bahwa proses pembelajaran dapat terlaksana dengan baik.
Berdasarkan latarbelakang yang diungkapkan di atas, maka perlu dilakukan penelitian tentang pengolahan bahan ajar dan persepsi siwa dan guru terhadap bahan ajar mandiri pada pokok bahasan titrasi asam-basa yang telah diolah melalui Empat Tahap Pengolahan Bahan Ajar (ETPBA) untuk mengoptimalkan proses belajar. Oleh karena itu, dalam penelitian ini penulis mengambil judul “Pengembangan Bahan Ajar Pada Pokok Bahasan Titrasi Asam-Basa Yang
Diolah Dengan Empat Tahap Pengolahan Bahan Ajar (ETPBA)”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah “Bagaimana Pengembangan Bahan Ajar Pada Pokok Bahasan Titrasi asam-basa Yang Diolah Dengan ETPBA (Empat Tahap Pengolahan Bahan Ajar). Agar penelitian ini lebih terarah dan memberikan gambaran yang jelas mengenai arah penelitian, maka rumusan tersebut dirinci dalam bentuk pertanyaan penelitian berikut
1. Bagaimanakah pengolahan bahan ajar pokok bahasan Titrasi asam-basa yang diolah dengan ETPBA.
2. Bagaimanakah tingkat keterbacaan bahan ajar pokok bahasan Titrasi asam-basa yang diolah dengan ETPBA.
3. Bagaimanakah aspek kelayakan isi, penyajian materi, kebahasaan dan kegrafikan bahan ajar pokok bahasan Titrasi asam-basa yang telah diolah melalui ETPBA.
C. Batasan Masalah
Agar ruang lingkup masalah yang diteliti menjadi lebih difokuskan, maka perlu adanya pembatasan masalah. Batasan-batasan masalah tersebut adalah sebagai berikut :
(15)
5
Endang Murpratiwi Rahayu 2014
Pengembangan bahan ajar pokok bahasan titrasi asam basa yang diolah dengan empat tahap pengolahan bahan ajar (ETPBA)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Bahan ajar yang dimaksud pada penelitian ini adalah bahan ajar hasil empat tahap pengolahan bahan ajar.
2. Bahan kajian terbatas pada pokok bahasan Titrasi asam-basa yang diajarkan di SMA kelas XI.
3. Bahan ajar yang diolah disesuaikan dengan kurikulum yang mencangkup kesesuaian Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar.
4. Kategori tingkat keterbacaan teks pada angket adalah sangat mudah, mudah, sedang, sulit dan sangat sulit.
D. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan masalah peneltiian yang telah disebutkan, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi siswa dan guru terhadap bahan ajar pokok bahasan titrasi asam-basa yang telah diolah melalui empat tahap pengolahan bahan ajar(EPTBA).
Berdasarkan tujuan penelitian tersebut, untuk memperjelas maka secara khusus tujuan penelitian dapat dijabarkan sebagai berikut :
1. Mengetahui pengolahan bahan ajar pokok bahasan titrasi-asam basa yang diolah dengan ETPBA.
2. Mengetahui aspek keterbacaan bahan ajar pada bahasan titrasi asam-basa yang telah diolah dengan ETPBA menurut pandangan siswa.
3. Mengetahui aspek kelayakan isi, penyajian materi, kebahasaan, dan kegrafikan bahan ajar mandiri pada bahasan titrasi asam-basa yang telah diolah dengan ETPBA menurut pandangan guru.
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Bagi siswa, bahan ajar yang dikembangkan dapat dijadikan bahan ajar siswa untuk lebih memahami materi titrasi asam-basa.
(16)
6
Endang Murpratiwi Rahayu 2014
Pengembangan bahan ajar pokok bahasan titrasi asam basa yang diolah dengan empat tahap pengolahan bahan ajar (ETPBA)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Bagi guru, model bahan ajar yang dikembangkan dapat dijadikan sebagai bahan referensi dan bahan pertimbangan guru kimia dalam melaksanakan pembelajaran pada materi titrasi asam-basa sehingga diharapkan guru menjadi lebih termotivasi untuk terus menghasilkan inovasi yang berkaitan dengan pembelajaran yang lebih baik.
3. Bagi peneliti selanjutnya, bahan ajar yang dikembangkan dapat dijadikan bahan kajian untuk melakukan penelitian lanjutan atau penelitian yang sejenis.
F. Definisi Istilah Operasional
Untuk menghindari adanya perbedaan penafsiran mengenai sejumlah istilah yang ada pada penelitian ini, maka enitili perlu menjelaskan istilah-istilah berikut
1. Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/instruktur dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. (Depdiknas, 2008)
2. Menurut Anwar (2012) empat tahap pengolahan bahan ajar yaitu:
a. Proses seleksi adalah proses memilih dan memilah berbagai informasi yang diperlukan sehingga informasi yang diambil merupakan informasi yang benar-benar diperlukan dan berhubungan langsung dengan materi bahan ajar.
b. Proses strukturisasi adalah proses dimana informasi yang berhubungan langsung dengan materi bahan ajar dibuat struktunya, sesuai dengan struktur bidang kelimuan masing-masing.
c. Proses karakterisasi adalah proses mengelompokkan materi bahan ajar dalam bentuk yang abstrak, konkret, kompleks, simple, rumit, dan sederhana.
d. Proses reduksi (Reduksi Didaktik) diartikan sebagai penyederhanaan atau pengurangan tingkat kesulitan materi pengajaran dengan kriteria tertentu baik secara kualitatif maupun kuantitatif dengan cara
(17)
7
Endang Murpratiwi Rahayu 2014
Pengembangan bahan ajar pokok bahasan titrasi asam basa yang diolah dengan empat tahap pengolahan bahan ajar (ETPBA)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
membuat materi sesederhana mungkin sehingga lebih mudah dipahami oleh tingkat tertentu peserta didik.
(18)
33
Endang Murpratiwi Rahayu 2014
Pengembangan bahan ajar pokok bahasan titrasi asam basa yang diolah dengan empat tahap pengolahan bahan ajar (ETPBA)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. MetodePenelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian dan pengembangan (Research and Development). Menurut Sugiyono (2011) metode penelitian dan pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut. Menurut Borg dan Gall (Sugiyono,2011). Penelitian dan pengembangan adalah motede penelitian yang digunakan untuk mengembangkan dan atau memvalidasi produk-produk yang digunakan dalam pendidikan dan pembelajaran. Langkah-langkah Research and Development yang dilakukan dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 3.1.Langkah-langkahPenggunaanMetode Research and Development (R&D) Potensi dan Masalah Pengumpulan data Desain Produk Validasi Desain Revisi Desain Potensi dan Masalah Revisi produk Uji coba pemakaian Revisi Produk Uji Coba Produk Batas tahapan penelitian yang dilaksanakan
(19)
34
Endang Murpratiwi Rahayu 2014
Pengembangan bahan ajar pokok bahasan titrasi asam basa yang diolah dengan empat tahap pengolahan bahan ajar (ETPBA)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B. SubjekPenelitian
Penelitian pengembangan bahan ajar pokok bahasan titrasi asam-basa hasil Empat Tahap Pengolahan Bahan Ajar mandiri dilakukan di SMA Negeri 1 Lembang. Subjek penelitian merupakan sumber data yang diperoleh dalam suatu penelitian. Subjek dalam penelitian ini adalah guru kimia sebanyak tiga orang dan siswa sebanyak empat puluh orang. Objek penelitian adalah bahan ajar titrasi asam-basa yang telah diolah dengan Empat Tahap Pengolahan Bahan Ajar.
(20)
35
Endang Murpratiwi Rahayu 2014
Pengembangan bahan ajar pokok bahasan titrasi asam basa yang diolah dengan empat tahap pengolahan bahan ajar (ETPBA)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu C. Alur Penelitian
Alur penelitian pada penelitian ini dapat dilihat pada gambar di bawah ini
Tahapan persiapan Tahapan pengumpulan data Pengolahan Data dan Pengambilan Kesimpulan dan Saran Wawancara
Analisis Data dan Pembahasan
Kesimpulan dan Saran Uji validitas
Analisis SK dan KD, Buku Teks Kimia, buku penunjang
Menyusun bahan ajar titrasi asam-basa melalui Empat Tahap Pengolahan Bahan Ajar mandiri Pembuatan
instrumen penelitian
Revisi instrumen penelitian
Penyebaran Instrumen Kelayakan Bahan ajar
kepada Guru Penyebaran Instrumen
Keterbacaan Bahan ajar Kepada Siswa
Merumuskan indikator
Uji validitas
(21)
36
Endang Murpratiwi Rahayu 2014
Pengembangan bahan ajar pokok bahasan titrasi asam basa yang diolah dengan empat tahap pengolahan bahan ajar (ETPBA)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Penelitian mengenai persepsi siswa dan guru terhadap bahan ajar titrasi asam-basa yang diolah melalui Empat Tahap Pengolahan Bahan ajar dilakukan dengan 3 langkah penelitian. Langkah-langkah yang dimaksud adalah
1. Tahapan Persiapan
Tahapan persiapan pada penelitian ini diawali dengan menganalisis Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar pada standarisi materi titrasi asam-basa. Setelah itu langkah selanjutnya adalah membuat indikator yang berdasarkan pada panduan pengembangan indikator yang dikembangkankan oleh Depdiknas. Indikator merupakan hasil turunan dari kompetensi Dasar. Sedangkan konsep merupakan hasil turunan dari indikator.
Dalam mengolah bahan ajar titrasi asam-basa ini mengacu pada teori Empat Tahap Pengolahan Bahan ajar yang dimulai dengan tahapan seleksi. Tahapan seleksi ini dilakukan dengan mengumpulkan semua bahan materi dari berbagai sumber buku atau pun jurnal yang kemudian bahan-bahan materi tersebut diseleksi berdasarkan keesensialnya dan dengan indikator yang sudah dibuat. Tahapan selanjutnya dari teori Empat Tahap Pengolahan Bahan ajar adalah strukturisasi. Tahapan strukturisasi dilakukan dengan membuat hirarki konsep materi titrasi asam-basa yang dijabarkan dengan struktur makro. Tahapan ketiga yang dilakukan adalah karakterisasi. Tahapan ini dilakukan dengan cara membuat tabel yang berisikan tentang gambaran karakter dari masing-masing sub pokok materi titrasi asam-basa berdasarkan tingkat kesulitannya. Setelah mendapatkan hasil dari mengkarakterisasi materi titrasi asam-basa, kemudian materi
(22)
37
Endang Murpratiwi Rahayu 2014
Pengembangan bahan ajar pokok bahasan titrasi asam basa yang diolah dengan empat tahap pengolahan bahan ajar (ETPBA)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
yang tergolong ke dalam materi yang sulit itu dilakukan perlakuan dengan diolah berdasarkan reduksi didaktik agar materi yang tergolong sulit itu dapat dengan mudah diterima oleh siswa.
2. Tahap Pengambilan Data
Setelah mendapatkan bahan ajar hasil Empat Tahap Pengolahan Bahan ajar, tahapan selanjutnya adalah membuat instrumen untuk mengetahui persepsi siswa dan guru terhadap bahan ajar tersebut berdasarkan pada tingkat keterbacaanya, aspek kelayakan isi, aspek kebahasaan, aspek penyajian materi, dan aspek kegrafikan.
3. TahapPengolahan Data Dan PengambilanKesimpulan
Langkah-langkah yang telah dilakukan akan menghasilkan data yang selanjutnya dianalisis untuk dilakukan pembahasan sehingga menghasilkan suatu kesimpulan penelitian.
D. InstrumenPenelitian
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data. Arikunto (2006) menyebutkan bahwa instrument berfungsi untuk memperoleh data tentang status sesuatu dibandingkan dengan standar atau ukuran yang telah ditentukan. Instumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Instrumen Aspek kelayakan isi
Instrumen aspek kelayakan isi meliputi beberapa komponen yaitu kesesuaian uraian materi dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar, mendorong keingintahuan, keakuratan dan kebenaran konsep,
(23)
38
Endang Murpratiwi Rahayu 2014
Pengembangan bahan ajar pokok bahasan titrasi asam basa yang diolah dengan empat tahap pengolahan bahan ajar (ETPBA)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kemutakhiran pustaka serta keakuratan contoh, kasus, gambar, ilustrasi dan simbol.
2. Instrumen aspek penyajian
Instrumen aspek penyajian meliputi beberapa komponen meliputi keruntutan dan sistematika sajian konsep, soal tes formatif, kesesuian dengan karakteristik kimia, merangsang keterlibatan dan partisipasi siswa untuk belajar mandiri, ketertautan antar bab/sub bab/alinea, dan keutuhan makna dalam bab/sub bab/alinea.
3. Instrumen Aspek Kebahasaan
Instrumen aspek kebahasaan meliputi beberapa komponen meliputi ketepatan tata bahasa, ketepatan ejaan, kebakuan istilah, konsistensi penggunaan istilah dan simbol, keefektifan kalimat, kemudahan pesan atau informasi dipahami, kesesuaian bahasa dengan tingkat perkembangan emosional siswa, kesesuaian bahasa dengan tingkat perkembangan intelektual siswa.
4. Instrumen Aspek kegrafikan
Instrumen aspek Kegrafikan meliputi beberapa komponen meliputi gambar dan ukuran huruf judul bahan ajar lebih dominan dan proporsional dibandingkan ukuran bahan ajar, nama pengarang dan penerbit, warna judul dan gambar bahan ajar kontras dengan warna latar belakang, ilustrasi kulit bahan ajar menggambarkan isi atau materi ajar dan mengungkapkan karakter objek, penempatan unsure tata letak konsisten berdasarkan pola, pemisahan antar paragraph jelas, ilustrasi dan keterangan gambar (caption) dan penggunaan variasi huruf (bold,
italic, all capital, small capital) tidak berlebihan. 5. Instrumen keterbacaan
Instrumen keterbacaan bahan ajar Titrasi asam-basa yang diolah dengan Empat Tahap Pengolahan Bahan Ajar berupa instrument keterbacaan
(24)
39
Endang Murpratiwi Rahayu 2014
Pengembangan bahan ajar pokok bahasan titrasi asam basa yang diolah dengan empat tahap pengolahan bahan ajar (ETPBA)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dengan kategori sangat mudah, mudah, sedang, sulit dan sangat sulit. Instrumen keterbacaan ini digunakan untuk mengetahui keterbacaan setiap materi pada bahan ajar yang diteliti sehinggadiperoleh informasi bahwa bahan ajar tersebut mudah dipahami atau sukar dipahami menurut pandangan siswa.
6. Wawancara
Wawancara atau interview adalah suatu metode atau cara yang digunakan untuk mendapatkan jawaban dari responden dengan jalan Tanya jawab (Arikunto,1988). Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang dilakukan penelitian ini. Wawancara dilaksanakan dengan tujuan untuk melengkapi dan memperkuat hasil yang diperoleh dari uji aspek keterbacaan.
E. TeknikPengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dalam beberapa tahap berikut :
1. Melakukan uji keterbacaan bahan ajar mandiri titrasi asam-basa melalui instrumen yang diberikan kepada siswa.
2. Melakukan wawancara kepada siswa.
3. Menyebarkan instrumen uji aspek kelayakan isi, penyajian, kebahasaan, dan kegrafikan dari bahan ajar Titrasi asam-basa yang telah disusun kepada tiga orang guru. Setiap bahan ajar dinilai oleh tiga orang penilai teknis pada setiap aspek (Supriadi, 2000). Penilai teknis memberikan nilai untuk masing-masing aspek sesuai dengan aspek yang telah ditetapkan, yang dituangkan dalam format penilaian.
4. Merangkum semua nilai aspek yang sudah didapat untuk mengetahui persep sisiswa dan guru terhadap bahan ajar mandi I materi titrasi asam-basa yang telah disusun.
(25)
40
Endang Murpratiwi Rahayu 2014
Pengembangan bahan ajar pokok bahasan titrasi asam basa yang diolah dengan empat tahap pengolahan bahan ajar (ETPBA)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Untuk data hasil keterbacaan bahan ajar dilakukan pengolahan sebagai berikut
1. Memeriksa intrumen keterbacaan bahan ajar yaitu dengan mengumpulkan jumlah siswa yang mengkategorikan keterbacaan bahan ajar kedalam kriteria sangat mudah, mudah, sedang, sulit, dan sangat sulit.
2. Mengubah jumlah siswa yang mengkategorikan keterbacaan bahan ajar dalam kriteria mudah, sedang, dan sulit ke dalam bentuk nilai presentase.
3. Menghitung rata-rata persentase aspek keterbacaan pada setiap materi pokok titrasi asam-basa. Setelah menghitung persentase aspek keterbacaan, kemudian data yang diperoleh ditafsirkan dengan aspek sebagai berikut :
Tabel 3.1.TafsiranPersentase Tingkat Keterbacaan
Persentase Tafsiran
0% Tidak ada
1% - 25% Sebagian Kecil
26% - 49% Hampir Setengahnya
50% Setengahnya
51% - 75% Sebagian besar
76% - 99% Hampir seluruhnya
100% Seluruhnya
Koenjtaraningrat dalam Rusman (2011)
4. Memeriksa instrumen anggapan guru dan siswa lalu memberikan nilai 1 pada tanggapan “sesuai” dan 0 padatanggapan “tidak sesuai”. 5. Menghitung nilai rata-rata tanggapan guru terhadap bahan ajar titrasi
asam-basa yang telah disusun.
6. Data yang dihasilkan dari proses wawancara langsung dianalisis dan digabungkan dengan pembahasan pada keterbacaan bahan ajar.
(26)
41
Endang Murpratiwi Rahayu 2014
Pengembangan bahan ajar pokok bahasan titrasi asam basa yang diolah dengan empat tahap pengolahan bahan ajar (ETPBA)
(27)
76
Endang Murpratiwi Rahayu 2014
Pengembangan bahan ajar pokok bahasan titrasi asam basa yang diolah dengan empat tahap pengolahan bahan ajar (ETPBA)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Berdasarkan teori ETPBA Bahan ajar titrasi asam-basa diolah dengan menggunakan gambar dan generalisasi.
2. Berdasarkan hasil analisis tes keterbacaan yang diberikan kepada siswa, didapatkan hasil bahwa nilai rata-rata keterbacaan bahan ajar mandiri titrasi asam-basa yang telah diolah melalui empat tahap pengolahan bahan ajar adalah sebesar 60,10% pada kategori mudah untuk dipahami dengan rincian sebagai berikut
a. Keterbacaan pada konsep mengenal istilah-istilah yang digunakan dalam titrasi asam-basa mudah dipahami dengan kategori mudah sebesar 59,17%
b. Keterbacaan pada konsep memilih indikator yang tepat untuk titrasi asam-basa mudah untuk dipahami dengan kategori mudah sebesar 68,34%
c. Keterbacaan pada konsep titrasi asam basa adalah reaksi netralisasi mudah untuk dipahami dengan kategori mudah sebesar 51,42% d. Keterbacaan pada konsep perhitungan kadar larutan asam atau basa
hasil titrasi asam-basa mudah untuk dipahami dengan kategori sedang sebesar 59,38%
e. Keterbacaan pada konsep contoh titrasi asam-basa berdasarkan jenis larutan yang digunakan mudah untuk dipahami dengan kategori mudah sebesar 75%.
(28)
77
Endang Murpratiwi Rahayu 2014
Pengembangan bahan ajar pokok bahasan titrasi asam basa yang diolah dengan empat tahap pengolahan bahan ajar (ETPBA)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
f. Keterbacaan pada konsep titrasi asam kuat dengan basa kuat mudah untuk dipahami dengan kategori mudah sebesar 41,9%
g. Keterbacaan pada konsep titrasi asam lemah dengan basa kuat mudah untuk dipahami dengan kategori mudah sebesar 54,5%. h. Keterbacaan pada konsep prosedur praktikum titrasi asam-basa
mudah untuk dipahami dengan kategori mudah sebesar 71,1%
Dengan demikian secara keseluruha persepsi siswa mengenai keterbacaan bahan ajar mandiri titrasi asam basa yang telah diolah dengan ETPBA mudah untuk dipahami dengan kategori mudah menurut hampir seluruh siswa.
3. Bahan ajar mandiri titrasi asam-basa yang diolah dengan empat tahap pengolahan bahan ajar sudah dikembangkan dengan baik, pada aspek-aspek berikut ini:
a. Kelayakan Isi, hal ini dikarenakan uraian materi bahan ajar mandiri titrasi asam-basa sudah sesuai dengan beberapa butir penilaian yang sudah dinilai oleh guru. Butir penilaian yang dimaksud adalah kesesuaian uraian materi dengan Standar Kompetensi atau Kompetensi Dasar, keakuratan dan kebenaran konsep, keakuratan contoh dan kasus, keakuratan gambar dan ilustrasi, keakuratan simbol, kemutakhiran pustaka, mendorong keingintahuan, dan kesesuaian konteks, kasus, dan ilustrasi. Hal ini berarti bahwa persepsi guru pada aspek kelayakan isi terhadap bahan ajar mandiri titrasi asam-basa yang telah diolah melalui empat tahap pengolahan bahan ajar adalah baik.
b. Penyajian materi, hal ini dikarenakan materi sudah disajikan secara runut mulai dari yang mudah ke sukar dari yang konkret keabstrak dan dari yang sederhana ke kompleks, dari yang dikenal sampai yang belum dikenal. Bahasa yang digunakan sudah mengacu kepada kaidah tata bahasa Indonesia yang baik dan benar. Dapat merangsang
(29)
78
Endang Murpratiwi Rahayu 2014
Pengembangan bahan ajar pokok bahasan titrasi asam basa yang diolah dengan empat tahap pengolahan bahan ajar (ETPBA)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
siswa untuk lebih terlibat di dalam proses belajar, sesuai dengan karakteristik kimia, ketertautan antar bab/subab/alinea sudah baik, dapat membangkitkan motivasi bagi siswa untuk mau belajar.
c. Bahasa, hal ini dikarenakan ketepatan tata bahasa, ketepatan ejaan,
kebakuan istilah, konsistensi penggunaan istilah dan simbol,
keefektifan kalimat, kemudahan pesan atau informasi dipahami,
kesesuaian bahasa dengan tingkat perkembangan emosional siswa dankesesuaian bahasa dengan tingkat perkembangan intelektual siswa sudah dikembangkan dengan baik.
d. Kegrafikan, hal ini dikarenakan gambar dan ukuran huruf judul bahan ajar lebih dominan dan proporsional dibandingkan ukuran bahan ajar, nama pengarang dan penerbit, warna judul dan gambar bahan ajar kontras dengan warna latar belakang, ilustrasi kulit bahan ajar menggambarkan isi atau materi ajar dan mengungkapkan karakter objek, penempatan unsur tata letak konsisten berdasarkan pola, pemisahan antar paragraf jelas, ilustrasi dan keterangan gambar (caption) dan penggunaan variasi huruf (bold, italic, all capital,
small capital) tidak berlebihan sudah dikembangkan dengan baik
Dengan demikian, secara keseluruhan persepsi guru mengenai bahan ajar mandiri pergeseran kesetimbangan kimia yang telah diolah dengan ETPBA, sudah dikembangkan dengan baik.
B. Saran
1. Empat tahap pengolahan bahan ajar dapat dikembangkan pada pokok bahasan lain yang sesuai dengan kriteria bahasan tersebut
2. Bahan ajar titrasi asam-basa yang telah diolah dengan empat tahap pengolahan bahan ajar dianggap mudah untuk dipahami oleh hampir
(30)
79
Endang Murpratiwi Rahayu 2014
Pengembangan bahan ajar pokok bahasan titrasi asam basa yang diolah dengan empat tahap pengolahan bahan ajar (ETPBA)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
setengah siswa kelas XI perlu diteliti lagi lebih lanjut agar menjadi lebih mudah untuk dipahami.
3. Perlu adanya penelitian lanjutan sehingga bahan ajar yang dibuat dapat mencakup aspek kognitif, aspek psikomotor, dan aspek afektif.
4. Konsep yang sukar dipahami oleh siswa perlu dijelaskan oleh guru pada proses pembelajaran di dalam kelas
(31)
82
Endang Murpratiwi Rahayu 2014
Pengembangan bahan ajar pokok bahasan titrasi asam basa yang diolah dengan empat tahap pengolahan bahan ajar (ETPBA)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Akbari, T. (2010). Keterbacaan dan pemahaman mahasiswa terhadap buku teks
terjemahan shemistry pokok bahasan asam dan basa. Universitas
Pendidikan Indonesia Jurusan Pendidikan Kimia. Bandung : Tidak Diterbitkan.
Anwar, S. (2012). Reduksi Didaktik (Didaktische Reduktion). Bahan Perkuliahan
Program Pasca Sarjana. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia.
Arifin M.,et. Al. (2000), Strategi Belajar Megajar Kimia, Prinsip Dan Aplikasinya Menuju Pembelajaran Yang Efektif. Bandung :JICA.
Arikunto, S. (1999). Dasar-dasar evaluasi pendidikan edisi revisi. Jakarta : bumi aksara.
Atmanegara, Y.M. (2012). Hasil Penelitian Mortalitas Dan Pengaruh Histologik
Hepar Ikan Nila Merah Strain Lokal Cangkringan Sebagai Alternatif Bahan Ajar Materi Pencemaran Air Modul Hasil Penelitian Toksisitas Insektisida Decis Terhadap Mortalitas Dan Pengaruh Histologik Hepar Ikan Nila Lokal Cangkringan Sebagai Alternatif Materi Pencemaran Air Dalam Bentuk Modul Bagi Siswa Sma Kelas X Toksisitas Insektisida Decis Terhadap Mortalitas Dan Pengaruh Histologik Hepar Ikan Nila Lokal
Cangkringan Sebagai Alternatif Bentuk. [online]. Tersedia:
http://eprints.uny.ac.id/9535/5/lampiran%20-%2009304246001.pdf. [29
Januari 2013]
Brady, E.J. (1999). Kimia Universitas Asas dan Struktur Jilid Dua Edisi Kelima. Jakarta : Bina Rupa Aksara
Chang, R. (2004). Kimia Dasar Konsep 2 Inti Jilid Edisi Ketiga. Jakarta : Erlangga
(32)
83
Endang Murpratiwi Rahayu 2014
Pengembangan bahan ajar pokok bahasan titrasi asam basa yang diolah dengan empat tahap pengolahan bahan ajar (ETPBA)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Departemen Pendidikan Nasional. (2008a). Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Depdiknas
Departemen Pendidikan Nasional. (2008a). Panduan Pengembangan Materi
Pembelajaran. Jakarta: Depdiknas.
Departemen Pendidikan Nasional. (2008a). Panduan Pengembangan
Indikator.Jakarta: Depdiknas
Dimyati & Mudjiono. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. (2012). Pengembangan Bahan Ajar.
[online]. Tersedia: www.dikti.go.id/files/atur/KTSP-SMK/11.ppt. [1 Juni
2012]
Dwijayanti,Y. (2012). Pengembangan Bahan Ajar Untuk Meningkatkan
Pemahaman Konsep Kinematika Di Kelas X SMA. [online].
Tersedia: http://digilib.unimed.ac.id/ [28 Agustus 2012]
Firman, H. (2000). Penilaian Hasil Belajar Dalam Pengajaran Kimia. Bandung: Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI
Hadi a. dan haryono. (1998). Metodologi penelitian pendidikan. Bandung : pustaka setia.
Hamalik,O. (2008). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara
Herawati, A.G. (2011). Pengembangan Bahan Ajar Pada Pokok Bahasan Larutan
Yang Bersumber Dari Buku Teks Chemistry Karangan Myers et al.
Universitas Pendidikan Indonesia Jurusan Pendidikan Kimia. Bandung: Tidak Diterbitkan
Ibrahim, N. (2012). Hubungan antara Belajar Mandiri dan Motivasi Berprestasi
dengan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam di SMP Terbuka.
Universitas Negeri Jakarta Jurusan Teknologi Pendidikan. Jakarta Timur: Tidak Diterbitkan
Justiana, S. & Muchtaridi. (2009). Chemistry For Senior High School Year XI. Jakarta : Yudhistira
Johari dan Rahmawati.2010. Chemistry 2B For Senior High School Grade XI
(33)
84
Endang Murpratiwi Rahayu 2014
Pengembangan bahan ajar pokok bahasan titrasi asam basa yang diolah dengan empat tahap pengolahan bahan ajar (ETPBA)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Keenan, et al. (terjemahan). (1989). Ilmu kimia untuk universitas. Jakarta : erlangga.
Koentjaraningrat. (1994). Metode-metode penelitian kemasyarakatan. Edisi ketiga. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Pusat
Makmun, A.S. (2005). Psikologi Kependidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya Mevkii, S, dkk. (2005). Conceptual change achieved through a new teaching
program on acids and bases. Journal of KTU Fatih Education Faculty, Department of Secondary Science Education. 2005, 6 (1), 36-5.
Muchtar1, Z. (2012). Analyzing of Students’ Misconceptions on Acid-Base Chemistry at Senior High Schools in Medan. Journal of Department of
Chemistry, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, State University of Medan Vol 3, No 15, 2012
Mulyasa, E. (2009). Kurikulum Yang Disempurnakan. Bandung: Remaja Rosdakarya Offshet
Muniroch, F. (2011). Analisis Bahan Ajar Hasil Terjemahan Buku Teks Chemistry
Pokok Bahasan Elektrokimia. Universitas Pendidikan Indonesia Jurusan
Pendidikan Kimia. Bandung: Tidak Diterbitkan
Muslich, Masnur. (2010). Textbook Writing, Dasar-dasar Pemahaman,
Penulisan, dan Pemakaian Buku Teks. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media
Oxtoby, D.W. (2000). Kimia Modern. Jakarta: Erlangga.
Partowisastro, K dan Hadisuparto, A. (1986). Diagnosa dan Pemecahan Kesulitan
Belajar. Jilid 1. Jakarta : Erlangga.
Purwanto, M.N. (2008). Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Purba, M. (2006). Kimia untuk SMA kelas XI. Jakarta: Erlangga.
Rakhmat, J. (2011). Psikologi Komunikasi. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Rusman, D. (2011). Pengembangan Bahan Ajar Pada Pokok Bahasan
(34)
85
Endang Murpratiwi Rahayu 2014
Pengembangan bahan ajar pokok bahasan titrasi asam basa yang diolah dengan empat tahap pengolahan bahan ajar (ETPBA)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Myers et al. Universitas Pendidikan Indonesia Jurusan Pendidikan Kimia.
Bandung: Tidak Diterbitkan.
Saimin, S. (2008). Persepsi Masyarakat Terhadap Bidan Dan Dukun Bayi
Terlatih Dalam Memberikan Pertolongan Persalinan Di Kabupaten
Kampar-Riau. [online]. Tersedia:
http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/6843 [8 Mei 2008]
Sheppard,K. (2006). High school students’ understanding of titrations and related
acid-base phenomena. Journal of Chemistry Education Research and
Practice, 2006, 7 (1), 32-45.
Sitepu,B.P. (2010). Keterbacaan. [Online]. Tersedia: http://bintangsitepu.wordpress.com/2010/09/11/keterbacaan/ /. [13 januari 2012].
Sudjana, N dan Ibrahim. (2004). Penelitian dan penilaian pendidikan. Bandung : sinar baru algesindo.
Sugiono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta
Supriadi, D. (2000). Anatomi Buku Sekolah Di Indonesia. Yogyakarta: Adicita Karya Nusa.
Tarigan, D dan H. G. Tarigan (2009). Telaah Buku Teks Bahasa Indonesa. Bandung : Angkasa
Tim Penyusunan Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. (2003).
Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Winkel, w.s. (1996). Psikologi pengajaran. Edisi revisi. Jakarta :Grasindo.
Anonim.(___). Chemistry Animation. [online]. Tersedia: http://www.mhhe.com/physsci/chemistry/animations/chang_7e_esp/crm3s 5_5.swf. [12 Desember 2012]
(35)
86
Endang Murpratiwi Rahayu 2014
Pengembangan bahan ajar pokok bahasan titrasi asam basa yang diolah dengan empat tahap pengolahan bahan ajar (ETPBA)
(1)
setengah siswa kelas XI perlu diteliti lagi lebih lanjut agar menjadi lebih mudah untuk dipahami.
3. Perlu adanya penelitian lanjutan sehingga bahan ajar yang dibuat dapat mencakup aspek kognitif, aspek psikomotor, dan aspek afektif.
4. Konsep yang sukar dipahami oleh siswa perlu dijelaskan oleh guru pada proses pembelajaran di dalam kelas
(2)
DAFTAR PUSTAKA
Akbari, T. (2010). Keterbacaan dan pemahaman mahasiswa terhadap buku teks terjemahan shemistry pokok bahasan asam dan basa. Universitas Pendidikan Indonesia Jurusan Pendidikan Kimia. Bandung : Tidak Diterbitkan.
Anwar, S. (2012). Reduksi Didaktik (Didaktische Reduktion). Bahan Perkuliahan Program Pasca Sarjana. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia. Arifin M.,et. Al. (2000), Strategi Belajar Megajar Kimia, Prinsip Dan Aplikasinya
Menuju Pembelajaran Yang Efektif. Bandung :JICA.
Arikunto, S. (1999). Dasar-dasar evaluasi pendidikan edisi revisi. Jakarta : bumi aksara.
Atmanegara, Y.M. (2012). Hasil Penelitian Mortalitas Dan Pengaruh Histologik Hepar Ikan Nila Merah Strain Lokal Cangkringan Sebagai Alternatif Bahan Ajar Materi Pencemaran Air Modul Hasil Penelitian Toksisitas Insektisida Decis Terhadap Mortalitas Dan Pengaruh Histologik Hepar Ikan Nila Lokal Cangkringan Sebagai Alternatif Materi Pencemaran Air Dalam Bentuk Modul Bagi Siswa Sma Kelas X Toksisitas Insektisida Decis Terhadap Mortalitas Dan Pengaruh Histologik Hepar Ikan Nila Lokal
Cangkringan Sebagai Alternatif Bentuk. [online]. Tersedia:
http://eprints.uny.ac.id/9535/5/lampiran%20-%2009304246001.pdf. [29 Januari 2013]
Brady, E.J. (1999). Kimia Universitas Asas dan Struktur Jilid Dua Edisi Kelima. Jakarta : Bina Rupa Aksara
Chang, R. (2004). Kimia Dasar Konsep 2 Inti Jilid Edisi Ketiga. Jakarta : Erlangga
(3)
Departemen Pendidikan Nasional. (2008a). Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Depdiknas
Departemen Pendidikan Nasional. (2008a). Panduan Pengembangan Materi Pembelajaran. Jakarta: Depdiknas.
Departemen Pendidikan Nasional. (2008a). Panduan Pengembangan Indikator.Jakarta: Depdiknas
Dimyati & Mudjiono. (2009). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. (2012). Pengembangan Bahan Ajar.
[online]. Tersedia: www.dikti.go.id/files/atur/KTSP-SMK/11.ppt. [1 Juni
2012]
Dwijayanti,Y. (2012). Pengembangan Bahan Ajar Untuk Meningkatkan
Pemahaman Konsep Kinematika Di Kelas X SMA. [online]. Tersedia: http://digilib.unimed.ac.id/ [28 Agustus 2012]
Firman, H. (2000). Penilaian Hasil Belajar Dalam Pengajaran Kimia. Bandung: Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI
Hadi a. dan haryono. (1998). Metodologi penelitian pendidikan. Bandung : pustaka setia.
Hamalik,O. (2008). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara
Herawati, A.G. (2011). Pengembangan Bahan Ajar Pada Pokok Bahasan Larutan Yang Bersumber Dari Buku Teks Chemistry Karangan Myers et al. Universitas Pendidikan Indonesia Jurusan Pendidikan Kimia. Bandung: Tidak Diterbitkan
Ibrahim, N. (2012). Hubungan antara Belajar Mandiri dan Motivasi Berprestasi dengan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam di SMP Terbuka. Universitas Negeri Jakarta Jurusan Teknologi Pendidikan. Jakarta Timur: Tidak Diterbitkan
Justiana, S. & Muchtaridi. (2009). Chemistry For Senior High School Year XI. Jakarta : Yudhistira
Johari dan Rahmawati.2010. Chemistry 2B For Senior High School Grade XI Semester 2. Jakarta : Esis.
(4)
Keenan, et al. (terjemahan). (1989). Ilmu kimia untuk universitas. Jakarta : erlangga.
Koentjaraningrat. (1994). Metode-metode penelitian kemasyarakatan. Edisi ketiga. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Pusat
Makmun, A.S. (2005). Psikologi Kependidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya Mevkii, S, dkk. (2005). Conceptual change achieved through a new teaching
program on acids and bases. Journal of KTU Fatih Education Faculty, Department of Secondary Science Education. 2005, 6 (1), 36-5.
Muchtar1, Z. (2012). Analyzing of Students’ Misconceptions on Acid-Base Chemistry at Senior High Schools in Medan. Journal of Department of Chemistry, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, State University of Medan Vol 3, No 15, 2012
Mulyasa, E. (2009). Kurikulum Yang Disempurnakan. Bandung: Remaja Rosdakarya Offshet
Muniroch, F. (2011). Analisis Bahan Ajar Hasil Terjemahan Buku Teks Chemistry Pokok Bahasan Elektrokimia. Universitas Pendidikan Indonesia Jurusan Pendidikan Kimia. Bandung: Tidak Diterbitkan
Muslich, Masnur. (2010). Textbook Writing, Dasar-dasar Pemahaman, Penulisan, dan Pemakaian Buku Teks. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media
Oxtoby, D.W. (2000). Kimia Modern. Jakarta: Erlangga.
Partowisastro, K dan Hadisuparto, A. (1986). Diagnosa dan Pemecahan Kesulitan Belajar. Jilid 1. Jakarta : Erlangga.
Purwanto, M.N. (2008). Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Purba, M. (2006). Kimia untuk SMA kelas XI. Jakarta: Erlangga.
Rakhmat, J. (2011). Psikologi Komunikasi. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Rusman, D. (2011). Pengembangan Bahan Ajar Pada Pokok Bahasan
(5)
Myers et al. Universitas Pendidikan Indonesia Jurusan Pendidikan Kimia. Bandung: Tidak Diterbitkan.
Saimin, S. (2008). Persepsi Masyarakat Terhadap Bidan Dan Dukun Bayi Terlatih Dalam Memberikan Pertolongan Persalinan Di Kabupaten
Kampar-Riau. [online]. Tersedia:
http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/6843 [8 Mei 2008]
Sheppard,K. (2006). High school students’ understanding of titrations and related
acid-base phenomena. Journal of Chemistry Education Research and Practice, 2006, 7 (1), 32-45.
Sitepu,B.P. (2010). Keterbacaan. [Online]. Tersedia: http://bintangsitepu.wordpress.com/2010/09/11/keterbacaan/ /. [13 januari 2012].
Sudjana, N dan Ibrahim. (2004). Penelitian dan penilaian pendidikan. Bandung : sinar baru algesindo.
Sugiono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta
Supriadi, D. (2000). Anatomi Buku Sekolah Di Indonesia. Yogyakarta: Adicita Karya Nusa.
Tarigan, D dan H. G. Tarigan (2009). Telaah Buku Teks Bahasa Indonesa. Bandung : Angkasa
Tim Penyusunan Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. (2003). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Winkel, w.s. (1996). Psikologi pengajaran. Edisi revisi. Jakarta :Grasindo.
Anonim.(___). Chemistry Animation. [online]. Tersedia: http://www.mhhe.com/physsci/chemistry/animations/chang_7e_esp/crm3s 5_5.swf. [12 Desember 2012]
(6)