KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA RUANG FIKSI TERHADAP KEMAMPUAN SISWA DALAM MENULIS CERPEN : Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas X Semester Genap SMA Negeri 1 Jalancagak Tahun Ajaran 2013/2014.
Nanda Mahesa, 2014
KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA RUANG FIKSI TERHADAP KEMAMPUAN SISWA DALAM MENULIS CERPEN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu jenis sastra yang diajarkan kepada peserta didik di sekolah adalah menulis prosa. Salah satu jenis prosa tersebut adalah cerita pendek atau cerpen. Seperti sastra pada umumnya, cerita pendek pun memiliki manfaat terkait penanaman nilai-nilai terhadap peserta didik. Selain itu, pembelajaran menulis cerita pendek yang juga bersifat ekspresif dan imajinatif dapat mengantarkan siswa untuk lebih mudah untuk menulis suatu yang bersifat ilmiah ke depannya. Hal tersebut diungkapkan oleh Alwasilah dan Alwasilah (2005: 5),
“kami menolak mentah-mentah definisi kalimat sebagai a group of word expressing a complete thought. Definisi ini membohongi mahasiswa, padahal bahasa berperan untuk menyatakan cinta, kasih sayang, rindu-dendam seperti saat berpuisi, berfiksi, dan bernarasi personal. Keterampilan menulis justru diawali dengan pengguaan bahasa secara ekspresif dan imajinatif seperti lewat catatan harian. Baru belakangan siswa dilatih menulis untuk menyatakan pikiran…”
Hal tersebut menjadi mungkin karena menulis cerita pendek memiliki unsur ekspresi atau ungkapan, yaitu upaya mengeluarkan sesuatu dari dalam diri manusia. Menulis cerpen dapat digunakan oleh peserta didik untuk berlatih mengeluarkan pengalaman, pikiran, perasaan, dan keyakinan. Hal tersebut akan menyebabkan peserta didik akan terlatih untuk mengekspresikan apa yang ada di dalam dirinya sehingga dapat diterima atau diketahui orang lain.
Manfaat pembelajaran menulis cerita pendek bagi peserta didik akan tercapai dan terasa ketika pembelajaran dilakukan secara optimal dan memenuhi indikator keberhasilan. Untuk itu, diperlukan optimalisasi fungsi dari setiap elemen pendukungnya yaitu kurikulum, bahan ajar, media pembelajaran, sarana dan prasarana penunjang, guru, dan siswa sendiri agar pembelajaran berlangsung dengan semestinya.
(2)
2
Meskipun menulis cerpen memiliki banyak manfaat, pada praktik pelaksanaan pembelajaran menulis cerpen di lapangan masih ada beberapa masalah terkait pembelajaran menulis cerpen, khususnya di sekolah menengah atas. Beberapa masalah tersebut terkait komponen-komponen pembelajaran yaitu guru, siswa, media pembelajaran, sarana dan prasarana pendukung, alokasi waktu, serta proses pembelajaran itu sendiri.
Permasalahan yang terjadi dalam proses pembelajaran menulis cerpen masih terjebak pada penyampaian teori-teori. Padahal kemampuan menulis adalah sebuah keterampilan yang membutuhkan praktik dan pelatihan yang intensif juga membutuhkan bimbingan yang berkesinambungan. Hal tersebut seperti yang dipaparkan oleh Tarigan (1994:8) berikut ini.
menulis menuntut gagasan yang disusun secara logis, dieskpresikan secara jelas, dan ditata secara menarik karena menulis merupakan kegitan yang cukup kompleks. Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang membutuhkan latihan dan praktik secara berkesinambungan. Menulis bukan merupakan keterampilan yang dihasilkan dalam satu kali pengerjaan. Sangat diperlukan latihan dan praktik untuk menghasilkan tulisan.
Selain itu, permasalahan juga terkait dengan pendidik atau guru, yaitu masih kurangnya perhatian terhadap pembelajaran menulis cerpen. Berdasarkan wawancara sederhana kepada beberapa mahasiswa mengenai pembelajaran cerpen yang pernah mereka dapatkan di sekolah menengah atas, banyak yang mengatakan bahwa mereka tidak pernah diajari tentang cara menulis cerpen. Kebanyakan guru hanya memberikan tugas menulis cerpen tanpa memberikan ilmu mengenai menulis cerpen itu sendiri. Beberapa mengaku mendapat menulis cerpen karena guru mereka tidak bisa datang ke kelas, dan beberapa bahkan mengaku belum pernah sekalipun mendapat tugas menulis cerpen.
Tidak hanya itu, masih banyak juga yang menganggap bahwa kemampuan menulis cerpen itu didasari oleh bakat. Hal tersebut berdampak pula terhadap pola pikir siswa yang juga menganggap seperti itu. Pemahaman tersebut bertolak belakang dengan teori yang diungkapkan oleh Tarigan (1994:8), bahwa kemampuan menulis merupakan keterampilan yang dapat dikuasai dengan latihan. Persepsi seperti itu pun menjadi salah satu penghambat berkembangnya
(3)
kemampuan siswa dalam menulis cerpen, penghambat bagi guru untuk memfasilitasi pembelajaran menulis cerpen dengan optimal.
Selain itu, alokasi waktu yang dibutuhkan untuk pembelajaran menulis cerpen tergolong panjang karena membutuhkan proses latihan dan praktik yang berkesinambungan. Akan tetapi, karena semua materi pada kurikulum harus tersampaikan kepada siswa, akhirnya pembelajaran menulis cerpen paling banyak dilakukan dengan alokasi waktu empat jam pelajaran. Bahkan, beberapa guru di beberapa sekolah hanya mengalokasikan dua jam pelajaran untuk pembelajaran menulis cerpen. Tidak mengherankan jika pada akhirnya pembelajaran menulis cerpen hanya sampai pada penyampaian teori-teori.
Sementara itu, masalah mengenai sarana dan prasarana pendukung pun masih menjadi kendala di beberapa sekolah, terutama sekolah-sekolah yang terletak di luar kota besar. Sarana dan prasarana yang dimaksud termasuk di dalamnya perpustakaan dan alat-alat elektronik yang menunjang pembelajaran.
Untuk mendukung alasan pelaksanaan penelitian ini penulis menyebarkan kuisioner. Kuisioner tersebut ditujukan untuk melihat fakta mengenai potensi siswa yang dapat mendukung pembelajaran dan penelitian, dan hasilnya cukup diluar dugaan. Dari 109 siswa yang terdiri atas kelas X, XI, dan XII di SMA 15 Bandung, 77% menyukai pembelajaran Bahasa Indonesia, 68% menyukai pembelajaran mengarang, bahkan 82% mengatakan pernah membuat dan menyelesaikan satu buah cerpen, dan 68% mengatakan ingin pandai menulis cerpen dengan berbagai alasan. Selain itu, hampir 50% anak-anak menjawab pembelajaran menulis cerpen berada pada tingkat kesulitan sedang dan menyenangkan. Akan tetapi, 62% mengatakan bahwa guru tidak menggunakan media dalam pembelajaran.
Data di atas secara sepintas menunjukkan bahwa pembelajarn menulis cerpen di sekolah tidak begitu bermasalah. Akan tetapi, bagi penulis itu justru menunjukkan bahwa ada potensi yang luar biasa untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam menulis cerpen pada siswa sekolah menengah atas. Seperti yang dikatakan oleh Chatib (2012:72), gurunya Manusia harus menjadi katalisator, yaitu “pemantik” kemampuan siswa. Pemantik berarti berusaha agar
(4)
4
kemampuan siswa terus ada dan berkembang, untuk selanjutnya memberikan manfaat bagi kehidupan mereka.
Dari paparan di atas, penulis menemukan cukup banyak masalah dalam pembelajaran menulis cerpen di sekolah menengah atas. Agar lebih terfokus, pada penelitian ini penulis hanya mengambil salah satu masalah yaitu mengenai media yang masih jarang digunakan oleh guru dalam pembelajaran.
Sebagai solusi untuk mengatasi masalah yang terkait dengan media pada pembelajaran menulis cerpen, penulis merancang dan menguji sebuah media pembelajaran yaitu ruang fiksi. Konsep dasar ruang fiksi ini adalah penggunaan media visual nonelektronik dipadukan dengan perancangan suasana dan lagu yang memancing siswa untuk rileks dan berimajinasi. Dengan ruang fiksi tersebut siswa dapat merekonstruksi informasi yang berada pada ruang fiksi dengan pengalaman dan pengetahuan mereka sebelumnya, kemudian mengungkapkannya ke dalam bentuk cerpen. Ruang fiksi ini diharapkan dapat membantu pembelajaran dan meningkatkan tidak hanya kemampuan, tetapi juga kreatifitas siswa dalam menulis cerpen.
Penulis yakin bahwa setiap siswa memiliki potensi termasuk untuk menulis cerpen dengan baik dan kreatif. Penulis juga terinspirasi dari ungkapan Chatib (2012: 75) tentang guru sebagai fasilitator seperti berikut ini.
Fasilitator itu bagaikan teko yang penuh air, yang menyirami tanaman, bukan menyirami sebuah cangkir. Siswa diibaratkan tanaman sehingga jika diberi air, akan tumbuh dan berkembang. Sedangkan cangkir adalah benda mati. Siswa bukan benda mati karena mereka hidup dan punya kehidupan. Jadi, jangan lagi guru mengajar dengan metode ceramah terus menerus, seperti teko yang penuh air lalu menuangkan ke dalam cangkir hingga tumpah. Namun jadikanlah siswa itu tanaman yang dapat menyerap air dan mengembangkannya untuk tumbuh.
Menurut hasil kuisioner praperlakuan yang diberikan kepada siswa X-4 yang akan dijadikan sebagai kelas eksperimen dan kelas X-6 sebagai kelas pembanding, didapat data bahwa siswa mengalami kesulitan dalam menulis cerpen. Sebagian besar siswa menjawab bagian tersulit adalah pada pemilihan diksi, pengaturan alur dan konflik, dan penggunaan dialog.
(5)
B. Identifikasi dan Rumusan Masalah
1. Identifikasi Masalah
Penulis mengidentifikasi masalah dalam penelitian ini sebagai berikut. a) Proses pembelajaran menulis cerpen masih terjebak pada penyampaian
teori-teori.
b) Pembelajaran menulis cerpen masih mendapat perhatian yang sedikit dari guru.
c) Pola pikir guru dan siswa yang menganggap bahwa kemampuan menulis cerpen didasari oleh bakat.
d) Terbatasnya alokasi waktu yang untuk pembelajaran menulis cerpen pada kurikulum.
e) Penyediaan sarana dan prasarana penunjang pembelajaran yang masih terbatas di beberapa sekolah.
f) Potensi besar siswa untuk menulis cerpen belum terfasilitasi secara maksimal. g) Kurangnya penggunaan media pembelajaran pada pembelajaran menulis
cerpen.
2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada peneliatian ini adalah sebagai berikut.
a) Bagaimana kemampuan siswa dalam menulis cerpen sebelum menggunakan media ruang fiksi?
b) Bagaimana kemampuan siswa dalam menulis cerpen setelah menggunakan media ruang fiksi?
c) Bagaimana efektivitas penggunaan media ruang fiksi terhadap pembelajaran menulis cerpen?
C. Tujuan Penelitian
Meninjau rumusan masalah yang telah dipaparkan sebelumnya, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan:
(6)
6
a) kemampuan siswa dalam menulis cerpen sebelum menggunakan media ruang fiksi;
b) kemampuan siswa dalam menulis cerpen setelah menggunakan media ruang fiksi; dan
c) efektivitas penggunaan media ruang fiksi terhadap pembelajaran menulis cerpen.
D. Manfaat Penelitian
Penulis berharap penelitian ini dapat memberikan manfaat sebagai berikut. a) Manfaat Teoretis
Penelitian ini dapat digunakan sebagai gambaran ataupun pijakan awal bagi mahasiswa atau siapapun yang akan melakukan penelitian sejenis, yaitu mengenai media pembelajaran untuk materi menulis cerpen.
b) Manfaat Praktis
Bagi penulis, penelitian ini dapat memberikan pengetahuan mengenai menulis cerpen dengan menggunakan media ruang fiksi. Selain itu, bisa menjadi media yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan penulis sendiri dalam menulis cerpen.
Bagi guru, penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan rujukan untuk memberikan pembelajaran dengan menggunakan media yang efektif dan menyenangkan.
Bagi siswa, penelitian ini dapat memberikan pengalaman dalam menulis cerpen dengan menggunakan media ruang fiksi, juga menjadi sarana untuk berlatih dan meningkatkan kemampuan dalam menulis cerpen.
Bagi masyarakat umum, penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan rujukan ketika akan mengadakan pelatihan penulisan fiksi baik berupa cerpen ataupun novel.
(7)
E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dalam laporan penelitian ini terdiri atas lima bagian besar yaitu pendahuluan pada bab satu, kajian pustaka, kerangka pemikiran, dan hipotesis penelitian pada bab dua, uraian metode penelitian pada bab tiga, analisis dan pengolahan data pada bab empat, dan bab lima sebagai penutup.
Bagian pendahuluan pada bab satu terdiri atas latar belakang penelitian, identifikasi dan rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan uraian mengenai sistematika penulisan.
Bab dua terdiri atas kajian pustaka, kerangka pemikiran, dan hipotesis penelitian. Kajian pustaka merupakan pemaparan teori-teori yang mendasari dan mendukung penelitian. Sementara kerangka pemikiran merupakan penjabaran hubungan tiap-tiap variable penelitian. Kemudian bab dua ini ditutup dengan perumusan hipotesis mengenai hasil penelitian yang dilakukan.
Bab tiga merupakan penjabaran metodologi penelitian. Bab metodologi penelitian ini terdiri atas pemaparan sumber data penelitian, desain metode penelitian, definisi operasional, instrument penelitian yang digunakan, proses pengembangan instrument, teknik pengumpulan data, dan analisis data.
Bab empat merupakan pembahasan hasil penelitian dan pembahasannya secara perperinci. Terdiri atas pengolahan atau analisis data untuk menghasilkan temuan yang berkaitan dengan masalah penelitian, pertanyaan penelitian, dan tujuan penelitian, dilanjutkan dengan pembahasan atau analisis temuan.
Kemudian bab lima merupakan penutup. Bagian penutup ini terdiri atas simpulan dari keseluruhan pembahasan serta saran kepada berbagai pihak yang berkaitan dengan penelitian.
(8)
Nanda Mahesa, 2014
KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA RUANG FIKSI TERHADAP KEMAMPUAN SISWA DALAM MENULIS CERPEN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODE PENELITIAN
A. Sumber Data Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Jalancagak. Penelitian ini menitikberatkan pada penggunaan media Ruang Fiksi pada pembelajaran menulis cerpen. Objek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X semester genap SMA Negeri 1 Jalancagak tahun ajaran 2012/2013, sebanyak dua kelas. Satu kelas untuk kelas eksperimen, dan satu kelas lagi untuk kelas kontrol yang dipilih secara acak.
1. Populasi Penelitian
Populasi yang dijadikan objek penelitian adalah siswa kelas X semester genap SMA Negeri 1 Jalancagak tahun ajaran 2012/2013. Peneliti mengambil SMA Negeri 1 Jalancagak sebagai objek penelitian karena mempertimbangkan ketersediaan fasilitas yang diperlukan dalam penelitian, yaitu sebuah ruangan untuk membuat ruang fiksi.
Kelas X di SMA Negeri 1 Jalancagak terdiri atas sembilan kelas dengan jumlah 377 siswa seperti terlihat pada tabel berikut ini.
Tabel 3.1
Kelas Jumlah (Siswa)
X1 42
X2 43
X3 41
X4 42
X5 43
X6 42
X7 42
(9)
X9 41
Total 377
2. Sampel Penelitian
Sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak dua kelas yang diambil dengan teknik acak, yaitu teknik undian. Sampel yang terpilih adalah kelas X-4 sebagai kelas eksperimen dan kelas X-6 sebagai kelas kontrol.
Teknik undian ini dilakukan dengan memasukan gulungan kertas yang bersisi setiap nama kelas (X1, X2, X3, X4, X5, X6, X7, X8, dan X9) ke dalam sebuah wadah. Kemudian, diambil dua gulungan kertas yang akan digunakan sebagai sampel. Gulungan yang diambil pertama kali ditentukan sebagai kelas eksperimen dan gulungan kedua sebagai kelas kontrol.
B. Desain Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi eksperimen. Quasi ekperimen ini merupakan pengembangan dari true experimental design, yaitu penelitian dilakukan dengan mengadakan manipulasi terhadap objek penelitian serta adanya kontrol (Nazir, 2005:63). Akan tetapi pada quasi eksperimen, kelompok kontrol tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variable-variabel luar yang memengaruhi pelaksanaan eksperimen.
Tabel 3.2
Desain Metode Penelitian Eksperimen
Kelompok Pretest Perlakuan Postest
E O1 X1 O2
K O3 Y1 O4
Keterangan:
E : kelompok eksperimen
K : kelompok kontrol
O1 : uji awal pada kelompok eksperimen O2 : uji akhir pada kelompok eksperimen
X1 : perlakuan pada kelompok eksperimen berupa pembelajaran menulis cerpen dengan menggunakan media kamar fiksi
(10)
32
Y1 : perlakuan pada kelompok kontrol, yaitu pembelajaran menulis cerpen dengan menggunakan media power point.
O3 : uji awal pada kelompok kontrol O4 : uji akhir pada kelompok kontrol
Desain penelitian di atas menggunakan dua kelompok subjek penelitian, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen menggunakan media kamar fiksi, sedangkan kelompok kontrol tidak menggunakan media powerpoint.
Dalam desain ini kedua kelompok diberi tes awal yang sama (O1 dan O3). Kemudian kelompok E yaitu kelompok eksperimen diberi perlakuan khusus yaitu penggunaan media kamar fiksi (X1), sementara kelompok K yaitu kelompok kontrol menggunakan media power point (Y1). Kemudian produk yang diperoleh pada proses X1 dan Y1 yaitu karya tulis berupa cerita pendek, digunakan sebagai data posttes (O3 dan O4).
C. Definisi Operasional
Untuk menghindari munculnya berbagai penafsiran atas penelitian ini, peneliti menentukan definisi operasional sebagai berikut.
1. Kemampuan berarti kemampuan siswa untuk menulis cerita pendek dengan mengembangan komponen-komponennya terutama tema, tokoh dan penokohan, latar, dan alur.
2. Kamar Fiksi adalah sebuah media yang memiliki konsep dasarnya berupa penggunaan media visual non elektronik dipadukan dengan perancangan suasana di dalam ruangan dan lagu yang memancing siswa untuk rileks dan berimajinasi.
3. Menulis yaitu melahirkan pikiran atau perasaan dengan tulisan.
4. Cerpen atau cerita pendek yaitu bentuk prosa fiktif atau rekaan pendek sepanjang 400 s.d. 3000 kata atau 1 s.d. 10 halaman kertas folio yang mengandung peristiwa, konflik, tokoh atau pelaku, dan latar.
(11)
5. Tema merupakan ide utama pada suatu cerita yang disampaikan secara implisit dan berpengaruh pada semua elemen cerita.
6. Tokoh adalah pelaku yang terdapat dalam cerita.
7. Penokohan adalah karakter pelaku atau pelukisan gambaran yang jelas tentang seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita.
8. Latar merupakan tempat digelarnya suatu cerita, waktu, serta suasana ketika cerita itu terjadi.
9. Alur merupakan jalan cerita yang didalamnya terdapat konflik, klimaks konflik, dan ending.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik penelitian yang digunakan dalam pengumpulan data adalah teknik tes dan teknik non tes.
1. Teknik Tes
Teknik tes digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam aspek kognitif dan penguasaan materi pembelajaran. Teknik tes dilaksanakan sebanyak dua kali, yaitu tes awal (pretest) dan tes akhir (posttest). Pada kelas ekperimen, tes awal dilakukan sebelum sebelum siswa mendapat perlakuan apapun dan tes akhir dilakukan saat pembelajaran menggunakan media kamar fiksi. Sementara pada kelas kontrol, tes awal dilakukan sebelum siswa mendapat perlakuan apapun dan tes akhir dilakukan saat pembelajaran menggunakan media power point. Selisih antara nilai kelas eksperimen dan kelas kontrol akan menjadi bahan untuk menyimpulkan efektif atau tidaknya media kamar fiksi sebagai media pembelajaran menulis cerpen.
2. Teknik Nontes
Teknik pengumpulan data secara nontes dilakukan dengan dua cara yaitu kuisioner dan observasi. Berikut ini merupakan penjabaran penggunaan kedua teknik tersebut.
(12)
34
Teknik kuisioner dilakukan sebanyak dua kali, yaitu sebelum dan sesudah siswa melakukan pembelajaran menulis cerpen. Kuisioner yang diberikan sebelum siswa melakukan pembelajaran menulis cerpen bertujuan untuk melihat keadaan awal siswa yang mencakup pandangan siswa mengenai pembelajaran menulis cerpen, minat siswa untuk menulis cerpen, dan motivasi siswa untuk belajar menulis cerpen. Sementara kuisioner yang diberikan setelah siswa melakukan pembelajaran bertujuan untuk mengumpulkan data konkret dari responden mengenai pengaruh media kamar fiksi terhadap pembelajarn menulis cerpen.
Kuisioner tersebut diberikan kepada siswa-siswa di kelas eksperimen dan siswa-siswa di kelas control. Data yang didapatkan dari kuisioner pada kelas eksperimen tersebut akan digunakan untuk memperkuat pengambilan keputusan mengenai berhasil atau tidaknya penelitian ini. Sementara data yang dari kuisioner di kelas kontrol dijadikan sebagai penguat pembanding.
b. Observasi
Teknik observasi dilakukan terhadap keadaan siswa kelas eksperimen yang melakukan pembelajaran menulis cerpen dengan menggunakan media kamar fiksi, dan keadaan siswa kelas kontrol yang menggunakan media powerpoint dalam pembelajaran menulis cerpen. Observasi ini dilakukan untuk melihat proses pembelajaran dan akibat yang timbul setelah penggunaan media di masing-masing kelas. Observasi yang dilakukan yaitu observasi terhadap kegiatan siswa dan guru selama pembelajaran menulis cerpen berlangsung.
E. Instrumen Penelitian
Berikut ini merupakan instrumen-instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian, yaitu instrument tes berupa soal, format penilaian, dan kriterian penilaian. Selain itu juga digunakan instrument nontes berupa lembar kuisioner praperlakuan, lembar kuisioner pascaperlakuan, dan lembar observasi.
(13)
Instrumen tes yang digunakan pada penalitian ini sebanyak tiga buah, yaitu lembar soal, format penilaian, dan kriteria penilaian. Ketiga instrumen tersebut akan dijelaskan pada pemaparan berikut ini.
a. Lembar Soal
Tes yang akan digunakan adalah tes tertulis dengan soal uraian panjang tak terbatas sebagai berikut.
Soal Pretest (Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol)
Soal Postes (Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol)
b. Format Penilaian
Buatlah sebuah cerita pendek berdasarkan pengalaman diri sendiri atau orang lain dengan memerhatikan beberapa hal di bawah ini!
Pengembangan tema
Pengembangan tokoh dan perwatakan.
Pengembangan latar (waktu, tempat, dan suasana) Pengembangan alur
Pemilihan diksi
Penggunaan ejaan dan tanda baca Semangat berkarya! ^,^@
Buatlah sebuah cerita pendek berdasarkan pengalaman diri sendiri atau orang lain dengan memerhatikan beberapa hal di bawah ini!
Pengembangan tema
Pengembangan tokoh dan perwatakan.
Pengembangan latar (waktu, tempat, dan suasana) Pengembangan alur
Pemilihan diksi
Penggunaan ejaan dan tanda baca
(14)
36
Berikut ini merupakan format penilaian yang digunakan baik untuk data pretes maupun postes.
Tabel 3.3
Kelas :
Data :
No. Nama
Kriteria dan Bobot Penilaian
∑ T O T A L S K O R N il ai A k h ir K eu n ik an T em a ( 3 ) K et ep at an P en ggam b ar an T ok oh d an K ek u at an L at ar ( 3 ) K es el ar as an A lu r ( 5 ) K es es u ai an D ik si ( 2) K et ep at an P en ggu n aan E jaan d an T an d a B ac a ( 1) Total Skor (Skor x Bobot)
Total Skor (Skor x Bobot) Total Skor (Skor x Bobot) Total Skor (Skor x Bobot) Total Skor (Skor x Bobot)
Total Skor (Skor x Bobot)
1. … … … ...
2. … … … ...
Jumlah … … … ...
Rata-rata … … … ...
Rentang skor pada setiap aspek penilaian adalah 1-5, sehingga setelah dikalikan dengan bobot menghasilkan skor maksimal 90. Selanjutnya skor tersebut dikonversi dengan rumus berikut ini sehingga menghasilkan nilai maksimal 4.
c. Kriteria Penilaian
Adapun aspek-aspek yang dinilai dalam tes menulis cerpen ini, yaitu 1) keunikan tema (Efendi, 2009: 99-100); 2) ketepatan penggambaran tokoh dan penokohan (Efendi, 2009: 126-128); 3) kekuatan latar (Efendi, 2009: 133-135); 4) keselarasan alur (Efendi, 2009: 110); 5) kesesuaian diksi; 6) ketepatan penggunaan ejaan dan tanda baca. Bobot penilaian lebih ditekankan untuk mengukur kemampuan siswa dalam mengembangkan setiap komponen cerita pendek. Hal itu dilakukan karena kegiatan pembelajaran yang dilakukan
(15)
menggunakan ruang fiksi ini memang bertujuan untuk melihat kemampuan siswa dalam menulis cerpen terkait pengembangan komponen-komponen cerita pendek tersebut. Selain itu, kompetensi dasar dalam silabus pun hanya menekankan pada tiga hal yaitu pelaku (pengembangan tokoh dan penokohan), peristiwa (alur), dan latar.
Kemampuan siswa dalam aspek kebahasaan juga tetap mendapatkan penilaian tetapi bobotnya lebih sedikit. Hal tersebut dilakukan karena kegiatan menulis tidak akan terlepas dari penggunaan tanda baca, pengaturan paragraf, dan pemilihan diksi.
Kriteria penilaian tersebut dibuat oleh penulis mengacu pada landasan teori penulisan cerpen yang telah dipaparkan pada bab II.
Berikut merupakan kategori penilaian tes menulis cerpen. Penilaian dibagi menjadi empat kategori yaitu A (sangat baik), B (baik), C (cukup), D (kurang). Penilaian tersebut mengacu pada pedoman penilaian kurikulum 2013 sekolah menengah atas.
Tabel 3.4
Kategori Penilaian Tes Menulis Cerpen
No Kategori Keterangan Nilai
1. 2. 3. 4.
A B C D
Sangat Baik Baik Cukup Kurang
3,34 – 4 2,34 – 3,33 1,34 – 2,33 0 – 1,33
2. Instrumen Nontes
Instrumen nontes yang digunakan pada penelitian ini adalah sebanyak empat buah, yaitu kuisioner praperlakuan, kuisioner pascaperlakuan, lembar observasi aktivitas siswa, dan lembar observasi aktivitas guru.
a. Kuisioner Praperlakuan
Kuisioner yang diberikan sebelum perlakuan terdiri atas tiga belas pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa. Kuisioner ini bertujuan untuk melihat kondisi awal siswa kelas eksperimen maupun kelas control.
(16)
38
Pertanyaan dalam kuisioner tersebut dibuat untuk melihat beberapa hal, yaitu penerimaan siswa terhadap matapelajaran Bahasa Indonesia, kesenangan dan frekuensi siswa dalam membaca cerita pendek, pengalaman siswa dalam menulis cerpen, jumlah cerpen yang pernah dibuat oleh siswa, penerimaan siswa terhadap tugas menulis cerpen, pendapat siswa terhadap kegiatan menulis cerpen, pernah atau tidaknya siswa melakukan pembelajaran menulis cerpen menggunakan media tertentu, minat siswa untuk menulis cerpen, dan kesulitan siswa dalam menulis cerpen terkait pengembangan elemen-elemennya.
Berikut ini merupakan pertanyaan yang diajukan dalam kuisioner praperlakuan dan alternatif jawabannya.
Tabel 3.5 Kuisioner Praperlakuan (Kelas Eksperimen dan Kelas Pembanding)
No. Pertanyaan Jawaban
1. Apakah kamu menyukai matapelajaran Bahasa
Indonesia? Ya / Tidak
2. Apakah kamu suka membaca cerpen? Ya / Tidak 3. Berapa cerpen yang kamu baca dalam satu
minggu? Jumlah berupa angka
4. Apakah kamu pernah menulis cerpen? Ya / Tidak 5. Berapa banyak cerpen yang telah kamu buat? Jumlah berupa angka 6. Apakah kamu senang jika mendapatkan tugas
menulis cerpen? Ya / Tidak
7. Bagi kamu menulis cerpen itu …. Mudah/ Sedang/ Sulit
8. Bagi kamu menulis cerpen itu ….
Menyenangkan/ Membosankan/ Membuat prustrasi 9. Apakah kamu pernah diajari menulis cerpen
menggunakan media tertentu oleh gurumu? Ya / Tidak 10. Apakah kamu ingin pandai menulis cerpen?
(17)
11. Menurutmu hal termudah ketika menulis
cerpen yaitu …. Uraian
12. Menurutmu beberapa hal yang paling sulit
dikembangkan ketika menulis cerpen yaitu … Elemen cerita pendek
13. Apakah yang menjadi kesulitanmu dalam
menulis cerpen selain yang disebutkan diatas? Jawaban singkat
b. Kuisioner Pascaperlakuan
Kuisioner pascaperlakuan terdiri atas sepuluh butir pertanyaan. Butir pertanyaan yang diajukan pada kuisioner pascaperlakuan ini bertujuan untuk melihat sejauh mana pengaruh media ruang fiksi yang dirasakan siswa kelas eksperimen dan pengaruh media powerpoint yang dirasakan siswa kelas kontrol.
Berikut ini merupakan pertanyaan yang diajukan pada kuisioner pascaperlakuan dan alternatif jawabannya.
Tabel 3.6 Kuisioner Pascaperlakuan (Kelas Eksperimen)
No. Pertanyaan Jawaban
1. Apakah kamu senang dengan pembelajaran yang telah kita
lakukan? Ya / Tidak
2. Menurutmu, apakah media yang kita gunakan lebih
mempermudah dalam menulis cerpen? Ya / Tidak
3. Apakah ruang fiksi lebih mempermudahmu dalam
pengembangan tokoh dan perwatakan? Ya / Tidak
4. Apakah ruang fiksi lebih mempermudahmu dalam
penentuan dan pengembangan tema? Ya / Tidak
5. Apakah ruang fiksi lebih mempermudahmu dalam
pengembangan alur dan konflik? Ya / Tidak
6. Apakah ruang fiksi lebih mempermudahmu dalam
pengembangan latar? Ya / Tidak
7. Apakah kamu ingin pandai menulis cerpen Ya / Tidak 8. Apakah sekarang kamu lebih menyukai kegiatan menulis
cerpen dibandingkan dengan sebelumnya? Ya / Tidak 9. Menurutmu, apa kekurangan dan kelebihan kegiatan yang
telah kita lakukan? Uraian
10. Tulisah kesan dan pesanmu atas kegiatan yang telah kita
(18)
40
Tabel 3.7 Kuisioner Pascaperlakuan (Kelas Pembanding)
No. Pertanyaan Jawaban
1. Apakah kamu senang dengan pembelajaran yang telah kita
lakukan? Ya / Tidak
2. Menurutmu, apakah media yang kita gunakan lebih
mempermudah dalam menulis cerpen? Ya / Tidak
3. Apakah ruang fiksi lebih mempermudahmu dalam
pengembangan tokoh dan perwatakan? Ya / Tidak
4. Apakah ruang fiksi lebih mempermudahmu dalam
penentuan dan pengembangan tema? Ya / Tidak
5. Apakah ruang fiksi lebih mempermudahmu dalam
pengembangan alur dan konflik? Ya / Tidak
6. Apakah ruang fiksi lebih mempermudahmu dalam
pengembangan latar? Ya / Tidak
7. Apakah kamu ingin pandai menulis cerpen Ya / Tidak 8. Apakah sekarang kamu lebih menyukai kegiatan menulis
cerpen dibandingkan dengan sebelumnya? Ya / Tidak 9. Menurutmu, apa kekurangan dan kelebihan kegiatan yang
telah kita lakukan? Uraian
10. Tulisah kesan dan pesanmu atas kegiatan yang telah kita
lakukan! Uraian
c. Lembar Observasi
Lembar observasi terdiri atas lembar observasi aktifitas siswa dan lembar observasi aktifitas guru.
1) Lembar Observasi Aktifitas Siswa
No. Hal yang Diamati Jumlah Keterangan
1. Aktifitas siswa selama mengikuti pembelajaran.
a. Siswa memerhatikan penjelasan guru. b. Siswa aktif mengajukan pendapat dan
pertanyaan.
c. Siswa merespon dan menjawab pertanyaan dari guru.
d. Siswa serius mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.
2. Perilaku siswa yang tidak sesuai dengan tujuan pembelajaran.
a. Siswa mengobrol dengan temannya ketika guru menjelaskan.
(19)
b. Siswa tidak mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.
c. Siswa tidak mengikuti kegiatan pembelajaran hingga selesai.
3. Respon siswa terhadap penggunaan media ruang fiksi.
a. Memerhatikan dan mengerjakan intruksi dengan sungguh-sungguh.
b. Menunjukan sikap dan rasa senang. c. Memberikan tanggapan terhadap
penggunaan media kamar fiksi. 2) Lembar Observasi Aktifitas Guru
NO PENAMPILAN MENGAJAR NILAI
SB B C K SK
1 Kemampuan Membuka Pelajaran
a. Menarik perhatian siswa
b. Mamotivasi siswa berkaitan dengan materi yang akan diajarkan
c. Membuat kaitan materi ajar sebelumnya dengan materi yang akan diajarkan
d. Memberi acuan materi ajar yang akan diajarkan 2 Sikap Praktikan dalam Proses Pembelajaran
a. Kejelasan suara dalam komunikasi dengan siswa
b. Tidak melakukan gerakan dan/atau ungkapan yang mengganggu perhatian siswa
c. Antusisme mimik dalam penampilan
d. Mobilitas posisi tempat dalam kelas atau ruang praktik
3 Penguasaan Materi Pembelajaran
a. Kejelasan memposisikan materi ajar yang disampaikan dengan materi lainnya yang terkait b. Kejelasan menerangkan berdasarkan tuntutan
aspek kompetensi (kognitif, psikomotor, afektif)
c. Kejelasan dalam memberikan contoh/ilustrasi sesuai dengan tuntutan aspek kompetensi d. Mencerminkan penguasaan materi ajar secara
porposional
4 Implementasi Langkah-langkah Pembelajaran (Skenario)
a. Penyajian materi ajar sesuai dengan langkah-langkah yang tertuang dalam RPP
(20)
42
b. Proses pembelajaran mencerminkan
komunikasi guru-siswa, dengan berpusat pada siswa
c. Antusias dalam menghadapi dan menggunakan respons dari siswa
d. Cermat dalam memanfaatkan waktu, sesuai dengan alokasi yang direncanakan
5 Penggunaan Media Pembelajaran
a. Memperhatikan prinsip penggunaan jenis media
b. Tepat saat penggunaan
c. Terampil dalam mengoperasikan
d. Membantu kelancaran proses pembelajaran e.
6 Evaluasi
a. Melakukan evaluasi berdasarkan tuntutan aspek kompetensi
b. Melakukan evaluasi sesuai dengan butir soal yang telah direncanakan dalam RPP
c. Melakukan evaluasi sesuai dengan alokasi waktu yang direncanakan
d. Melakukan evaluasi sesuai dengan bentuk dan jenis yang dirancang
7 Kemampuan Menutup Pelajaran
a. Meninjau kembali/menyimpulkan materi kompetensi yang diajarkan
b. Memberi kesempatan bertanya c. Menugaskan kegiatan ko-kurikuler d. Menginformasikan materi ajar berikutnya
Catatan observer:
F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan data yang terkumpul dari tes awal maupun tes akhir dilakukan dengan cara manual dan dibantu dengan perangkat lunak SPSS 16 for Windows.
Adapun langkah-langkah pengolahan data tersebut adalah sebagai berikut. 1. Data diperiksa oleh tiga penilai sesuai dengan format penilaian yang telah
ditetapkan dalam penelitian ini. Nilai setiap siswa diperoleh dengan rumus:
2. Menabulasi data yang sudah diperoleh dari ketiga penilai dan dilanjutkan dengan penjumlahan dan pencarian rata-rata.
(21)
3. Melakukan uji reliabilitas antar penimbang menggunakan teknik Alfa Cronbach dengan rumus sebagai berikut.
Dimana:
k = mean kuadrat subjek = mean kuadrat kesalahan St2 = varians total
Rumus untuk varians total dan varians item:
Dimana:
JKi = jumlah kuadrat skor item JKs = jumlah kuadrat subjek
4. Melakukan uji normalitas data menggunakan IBM SPSS statistics 21 dengan uji Kolmogorov-Smirnov Goodness of fit, yaitu uji statistik yang digunakan untuk mengetahui distribusi nilai dalam sampel sesuai dengan distribusi teoritis tertentu atau tidak, misalnya normalitas data (Sarwono, 2012: 97). Langkah-langkah uji normalitas tersebut adalah sebagai berikut (Sarwono, 2012: 97-99).
a. Menyiapkan data yang akan diuji.
b. Membuat desain variabel pada posisi variable view. c. Memasukan data.
d. Menganalisis data dengan cara mengklik Analyse, pilih Non Parametric Test, pilih Legacy Dialogs, pilih Sample KS. Setelah muncul kotak dialog, pindahkan variabel yang akan diuji ke kolom Test Variable List. Pada pilihan Test Distribution cek pada pilihan Normal, kemudian klik OK.
(22)
44
5. Melakukan uji homogenitas data dengan IBM SPSS Statistics 21 dengan langkah-langkah sebagai berikut.
a. Menyiapkan data yang akan diuji.
b. Membuat desain variabel pada posisi variable view. c. Memasukan data.
d. Menganalisis dengan cara mengklik Analyze, pilih Deskriptive Statistics, pilih Eksplore. Pada jendela Eksplore masukan Nilai (X) pada Dependent List dan masukan kelompok (k) pada Factor List, kemudian klik Plots. Pada jendela Eksplore: Plots, pilih Unstransformed, pilih continus, lalu pilih OK.
6. Jika data normal dan homogen, maka selanjutnya adalah melakukan uji hipotesis dengan menggunakan software IBM SPSS Statistics 21, yaitu dengan uji t sampel berpasangan. Uji t sampel berpasangan dilakukan untuk mengetahui perbedaan nilai siswa di kelas eksperimen dan pembanding dalam dua kondisi yang berbeda, yaitu nilai sebelum mendapat perlakuan (prates) dan nilai siswa setelah mendapat perlakuan (pascates) (Sarwono, 2012: 155-156), dengan langkah-langkah sebagai berikut.
a. Menyiapkan data yang akan diuji.
b. Membuat desain variabel pada posisi variable view. c. Memasukan data.
d. Menganalisis dengan cara mengklik Analyze, pilih Compare Means, pilih Paired Sample t Test, kemudian memindahkan variabel ke kolom Variables. Kemudian memilih Option dan mengisikan 95% pada kolom Confidence Interval, kemudian klik Continue, lalu klik OK.
7. Jika data tidak normal, maka perhitungan dilakukan dengan statistik non parametris, pengujian hipotesis dengan menggunakan rumus Mann Whitney.
(23)
Nanda Mahesa, 2014
KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA RUANG FIKSI TERHADAP KEMAMPUAN SISWA DALAM MENULIS CERPEN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah diuraikan pada bagian sebelumnya, berikut ini merupakan simpulan dari hasil penelitian efektivitas penggunaan media ruang fiksi terhadap pembelajaran menulis cerpen siswa kelas X di SMA Negeri 1 Jalancagak.
1. Kemampuan siswa dalam menulis cerpen sebelum menggunakan media ruang fiksi berada pada kategori C atau cukup. Kategori tersebut mencakup penilaian terhadap enam aspek, yaitu keunikan tema, ketepatan penggambaran tokoh dan penokohan, kekuatan latar, keselarasan alur, kesesuaian diksi, dan ketepatan penggunaan ejaan dan tanda baca.
2. Setelah menggunakan media ruang fiksi, nilai siswa mengalami peningkatan secara statistik dan mencapai kategori B atau baik. Peningkatan tersebut terutama terlihat pada aspek ketepatan penggambaran tokoh dan penokohan dan keselarasan alur.
3. Dilihat dari peningkatan nilai secara statistik disimpulkan bahwa media ruang fiksi efektif untuk pembelajaran menulis cerpen.
4. Media ruang fiksi merupakan media yang efektif karena memiliki fungsi-fungsi media pembelajaran.
5. Dilihat dari hasil kuisioner pascaperlakuan dan observasi aktivitas siswa, siswa memberikan respon positif dan senang terhadap pembelajaran menulis cerpen dengan menggunakan media ruang fiksi.
Penelitian ini merupakan uji coba pertama kali bagi penggunaan media ruang fiksi, masih banyak kekurangan yang harus disempurnakan agar media ruang fiksi ini dapat memberikan hasil yang optimal dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis cerpen. Masih dibutuhkan penelitian lanjutan
(24)
124
dengan berbagai perbaikan atas kekurangan media ruang fiksi yang ditemukan dalam penelitian ini.
B. Saran
Berdasarkan hasil akhir dari penelitian ini, peneliti memiliki beberapa saran sebagai berikut:
1. bagi guru yang akan menggunakan media ruang fiksi ini dapat bekerja sama dengan siswa untuk mengumpulkan gambar atau foto yang akan digunakan untuk mengisi setiap galeri ruang fiksi. Misalnya dengan cara setiap siswa membawa satu gambar yang ditentukan oleh guru;
2. ketika pembuatan kerangka cerita, lebih baik jika siswa diarahkan secara bersama-sama untuk mengerjakan setiap tahapan intruksi pada galeri ruang fiksi setahap demi setahap;
3. bagi pembaca yang menjadikan karya tulis ini sebagai referensi bagi penelitian selanjutnya, hendaknya dapat memaparkan media ruang fiksi berdasarkan fungsi media pembelajaran dan kriteria pemilihan media; dan 4. media ruang fiksi ini tidak menutup kemungkinan untuk dimodifikasi dan
disempurnakan, oleh sebab itu disarankan agar penelitian selanjutnya tidak terbatas hanya pada konsep yang telah ada dan tidak mengembangkan kreativitas.
(25)
Nanda Mahesa, 2014
KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA RUANG FIKSI TERHADAP KEMAMPUAN SISWA DALAM MENULIS CERPEN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK
Salah satu jenis sastra yang diajarkan di sekolah dalah prosa dalam bentuk cerita pendek atau cerpen. Pembelajaran menulis cerpen memiliki beberapa manfaat bagi siswa jika pembelajaran dapat dilakukan secara optimal. Akan tetapi, pembelajaran menulis di sekolah masih memiliki beberapa masalah. Salah satu masalah tersebut adalah kurangnya penggunaan media dalam pembelajaran. Oleh karena itu, peneliti menguji sebuah media yang bernama ruang fiksi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeksripsikan kemampuan siswa sebelum menggunakan media ruang fiksi, mendeskripsikan kemampuan siswa setelah menggunakan media ruang fiksi, dan mendeskripsikan keefektifan penggunaan media ruang fiksi terhadap pembelajaran menulis cerpen.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuasi eksperimen dengan kelas X-4 sebagai kelas eksperimen dan kelas X-6 sebagai kelas pembanding. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes dan nontes. Teknik tes adalah dengan proyek penulisan cerpen prates dan pascates. Teknik nontes yang digunakan adalah kuisioner dan observasi. Kelas X-6 sebagai kelas eksperimen diberikan perlakuan berupa pembelajaran menggunakan media ruang fiksi, sedangkan X-6 sebagai kelas pembanding menggunakan media powerpoint dalam pembelajaran menulis cerpen. Data yang
diolah merupakan hasil penilaian cerpen siswa praperlakuan dan
pascaperlakuan. Data tersebut berupa angka dan merupakan penilaian terhadap enam aspek, yaitu keunikan tema, ketepatan penggambaran tokoh dan penokohan, kekuatan latar, keselarasan alur, kesesuaian diksi, dan ketepatan penggunaan ejaan dan tanda baca.
Uji statistik yang dilakukan adalah uji reliabilitas antar penimbang, uji normalitas data, uji homogenitas data, dan uji hipotesis. Pengujian hipotesis dilakukan dengan mengomparasikan nilai prestasi sebelum dan sesudah perlakuan. Hasil penelitian tersebut menunjuk kan data nilai rata-rata kelas eksperimen praperlakuan adalah 2,0877 dan nilai rata-rata pascaperlakuan adalah sebesar 2,3392. Sementara itu, nilai rata-rata kelas pembanding praperlakuan adalah sebesar 2,3711 dan pascaperlakuan sebesar 2,3957. Angka tersebut menunjukkan bahwa nilai siswa di kelas eksperimen mengalami kenaikan yang signifikan, yaitu sebesar 0,25154 dengan skala penilaian empat, sedangkan kelas pembanding hanya mengalami kenaikan sebesar 0,02464 dengan skala penilaian empat.
Berdasarkan hasil perhitungan statistik tersebut, media ruang fiksi dapat dikatakan efektif dalam pembelajaran menulis cerpen. Selain itu, media ruang fiksi dikatakan sebagai media yang efektif karena sesuai dengan beberapa fungsi media pembelajaran. Fungsi tersebut adalah fungsi media pembelajaran sebagai sumber belajar, fungsi semantik, fungsi manipulatif, dan fungsi psikologis. Media ruang fiksi juga termasuk media yang menyenangkan. Hal tersebut dilihat dari hasil kuisioner dan observasi.
(26)
Nanda Mahesa, 2014
KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA RUANG FIKSI TERHADAP KEMAMPUAN SISWA DALAM MENULIS CERPEN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Alwasilah, A. C. dan Alwasilah, S. S. (2005). Pokoknya menulis: Cara baru menulis dengan metode kolaborasi. Bandung: PT Kiblat Buku Utama. Chatib, M. (2012). Gurunya Manusia. Bandung: Kaifa.
Chulsum, U. dan Novia, W. (2006). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Surabaya: Kashiko.
DePorter, B. (2009). Quantum Writer. Bandung: Kaifa
DePorter, B. dan Hernacki, M. (2012). Quantum Learning. Bandung: kaifa.
Djamarah, S. B. dan Zain, A. (2012). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Efendi, J. L. (2009). Writing Donuts. Yogyakarta: Buku Biru. Munadi, Y. (2008). Media Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada. Nazir, M. (2005). Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.
Nurgiyantoro, B. (2009). Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Pranoto, N. (2012). Sekuntum Ruh dalam Merah. Yogyakarta: DIVA Press. S. Winkel W. (2004). Psikologi Pengajaran. Jakarta: Media Abadi.
Sarwono, J. (2012). Metode Riset Skripsi Pendekatan Kuantitatif Menggunakan Prosedur SPSS. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D). Bandung: Afabeta.
(27)
Sumardjo, J. dan M, Saini K. (1986). Apresiasi Kesusastraan. Jakarta: Gramedia. Tarigan, H. G. (1984). Prinsip-prinsip Dasar Sastra. Bandung: Angkasa.
Tarigan, H. G. (2008). Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Jakarta: Angkasa.
(28)
x
Nanda Mahesa, 2014
KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA RUANG FIKSI TERHADAP KEMAMPUAN SISWA DALAM MENULIS CERPEN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ... ....i
LEMBAR PERNYATAAN ...ii
KATA PENGANTAR ...iii
UCAPAN TERIMA KASIH ...iv
ABSTRAK ...vi
DAFTAR ISI ...vii
DAFTAR TABEL ...xi
DAFTAR GRAFIK ...xiii
DAFTAR LAMPIRAN ...xiv
BAB I PENDAHULUAN ...1
A. Latar Belakang ...1
B. Identifikasi dan Rumusan Masalah ...5
C. Tujuan Penelitian ...5
D. Manfaat Penelitian ...6
E. Sistematika Penulisan ...7
BAB II MENULIS CERITA PENDEK DAN MEDIA RUANG FIKSI 8 A. Menulis Cerita Pendek (Cerpen) ...8
1. Pengertian Cerpen ...8
2. Ukuran Cerpen ...9
3. Unsur Cerpen dan Pengembangannya ...10
a. Tema ...11
b. Latar/Setting ...12
c. Tokoh dan Penokohan ...13
d. Alur dan Plot ...14
e. Sudut Pandang/Point of Fiew ...16
f. Gaya ...17
(29)
Nanda Mahesa, 2014
KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA RUANG FIKSI TERHADAP KEMAMPUAN SISWA DALAM MENULIS CERPEN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4. Proses Kreatif Menulis Cerpen...18
B. Media Pembelajaran Ruang Fiksi ...20
1. Pengertian Media Pembelajaran ...20
2. Fungsi Media Pembelajaran ...21
3. Kriteria Pemilihan Media ...23
4. Media Ruang Fiksi ...23
a. Pengertian Ruang Fiksi ...23
b. Unsur-unsur Ruang Fiksi ...24
c. Dasar Perancangan Ruang Fiksi ...26
5. Penggunaan Ruang Fiksi dalam Pembelajaran Menulis Cerpen...26
C. Kerangka Berpikir ...27
D. Hipotesis Penelitian ...29
BAB III METODE PENELITIAN ...30
A. Sumber Data Penelitian ...30
1. Populasi Penelitian ...30
2. Sampel Penelitian ...31
B. Desain Metode Penelitian ...31
C. Definisi Operasional ...32
D. Teknik Pengumpulan Data ...33
E. Instrumen Penelitian ...34
1. Instrumen Tes ...34
a. Lembar Soal ...35
b. Format Penilaian ...35
c. Kriteria Penilaian ...36
2. Instrumen Nontes ...37
a. Kuisioner Praperlakuan ...37
b. Kuisioner Pascaperlakuan ...39
c. Lembar Observasi...40
(30)
x
Nanda Mahesa, 2014
KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA RUANG FIKSI TERHADAP KEMAMPUAN SISWA DALAM MENULIS CERPEN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ...45
A. Deskripsi Data 1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian ...45
2. Pelaksanaan Penelitian ...45
3. Deskripsi Data Tes ...46
a. Deskripsi Data Prates dan Pascates Kelas Eksperimen 47 b.Deskripsi Data Prates dan Pascates Kelas pembanding 66 4. Deskripsi Data Nontes ...91
a. Deskripsi Hasil Kuisioner ...91
b. Deskripsi Hasil Observasi ...95
B. Analisis Statistik Data ...97
1. Uji Reliabilitas Antarpenimbang ...100
2. Uji Normalitas Data ...102
3. Uji Homogenitas Data ...103
4. Uji Hipotesis ...104
C. Pembahasan Hasil Penelitian ...107
1. Kemampuan Siswa Sebelum Menggunakan Media Ruang Fiksi ...108
a. Kemampuan Rizqi Maulana (Siswa dengan Selisih Nilai Perubahan Positif Tertinggi) Sebelum Menggunakan Media Ruang Fiksi ...110
b. Kemampuan Cici Herliana (Siswa dengan Selisih Nilai Perubahan Negatif Tertinggi) Sebelum Menggunakan Media Ruang Fiksi ...111
2. Kemampuan Siswa Setelah Menggunakan Media Ruang Fiksi ...112
a. Kemampuan Rizqi Maulana (Siswa dengan Selisih Nilai Perubahan Positif Tertinggi) Setelah Menggunakan Media Ruang Fiksi ...114
(31)
Nanda Mahesa, 2014
KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA RUANG FIKSI TERHADAP KEMAMPUAN SISWA DALAM MENULIS CERPEN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Kemampuan Cici Herliana (Siswa dengan Selisih Nilai Perubahan Negatif Tertinggi) Setelah Menggunakan
Media Ruang Fiksi ...116
3. Keefektifan Penggunaan Media Ruang Fiksi terhadap Pembelajaran Menulis Cerpen ...118
a. Media Ruang Fiksi dan Fungsi Media Pembelajaran...121
b.Media Ruang Fiksi Sebagai Media Pembelajaran yang Menyenangkan ...122
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ...123
A. Simpulan ...123
B. Saran ...124
DAFTAR PUSTAKA ...125 LAMPIRAN
(32)
Nanda Mahesa, 2014
KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA RUANG FIKSI TERHADAP KEMAMPUAN SISWA DALAM MENULIS CERPEN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA RUANG FIKSI TERHADAP KEMAMPUAN SISWA DALAM MENULIS CERPEN
Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas X Semester Genap SMA Negeri 1 Jalancagak Tahun Ajaran 2013/2014
SKRIPSI
diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memeroleh gelar Sarjana Pendidikan program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
oleh
Nanda Mahesa NIM 0900082
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2014
(33)
Nanda Mahesa, 2014
KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA RUANG FIKSI TERHADAP KEMAMPUAN SISWA DALAM MENULIS CERPEN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Keefektifan Penggunaan Media
Ruang Fiksi terhadap Kemampuan
Siswa dalam Menulis Cerpen
OlehNanda Mahesa
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
© Asaretkha Adjane 2012 Universitas Pendidikan Indonesia
Januari 2012
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
(34)
Nanda Mahesa, 2014
KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA RUANG FIKSI TERHADAP KEMAMPUAN SISWA DALAM MENULIS CERPEN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
LEMBAR PENGESAHAN
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA RUANG FIKSI TERHADAP KEMAMPUAN SISWA DALAM MENULIS CERPEN Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas X Semester Genap
SMA Negeri 1 Jalancagak Tahun Ajaran 2013/2014
disetujui dan disahkan oleh:
Pembimbing I
Dr. E. Kosasih, M.Pd. NIP 197304262002121001
Pembimbing II
Rudi Adi Nugroho, M.Pd. NIP 198503012009121005
Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
(35)
Nanda Mahesa, 2014
KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA RUANG FIKSI TERHADAP KEMAMPUAN SISWA DALAM MENULIS CERPEN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(1)
x
Nanda Mahesa, 2014
KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA RUANG FIKSI TERHADAP KEMAMPUAN SISWA DALAM MENULIS CERPEN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ...45
A. Deskripsi Data 1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian ...45
2. Pelaksanaan Penelitian ...45
3. Deskripsi Data Tes ...46
a. Deskripsi Data Prates dan Pascates Kelas Eksperimen 47 b.Deskripsi Data Prates dan Pascates Kelas pembanding 66 4. Deskripsi Data Nontes ...91
a. Deskripsi Hasil Kuisioner ...91
b. Deskripsi Hasil Observasi ...95
B. Analisis Statistik Data ...97
1. Uji Reliabilitas Antarpenimbang ...100
2. Uji Normalitas Data ...102
3. Uji Homogenitas Data ...103
4. Uji Hipotesis ...104
C. Pembahasan Hasil Penelitian ...107
1. Kemampuan Siswa Sebelum Menggunakan Media Ruang Fiksi ...108
a. Kemampuan Rizqi Maulana (Siswa dengan Selisih Nilai Perubahan Positif Tertinggi) Sebelum Menggunakan Media Ruang Fiksi ...110
b. Kemampuan Cici Herliana (Siswa dengan Selisih Nilai Perubahan Negatif Tertinggi) Sebelum Menggunakan Media Ruang Fiksi ...111
2. Kemampuan Siswa Setelah Menggunakan Media Ruang Fiksi ...112
a. Kemampuan Rizqi Maulana (Siswa dengan Selisih Nilai Perubahan Positif Tertinggi) Setelah Menggunakan Media Ruang Fiksi ...114
(2)
x
Nanda Mahesa, 2014
KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA RUANG FIKSI TERHADAP KEMAMPUAN SISWA DALAM MENULIS CERPEN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Kemampuan Cici Herliana (Siswa dengan Selisih Nilai Perubahan Negatif Tertinggi) Setelah Menggunakan
Media Ruang Fiksi ...116
3. Keefektifan Penggunaan Media Ruang Fiksi terhadap Pembelajaran Menulis Cerpen ...118
a. Media Ruang Fiksi dan Fungsi Media Pembelajaran...121
b.Media Ruang Fiksi Sebagai Media Pembelajaran yang Menyenangkan ...122
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ...123
A. Simpulan ...123
B. Saran ...124
DAFTAR PUSTAKA ...125
(3)
Nanda Mahesa, 2014
KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA RUANG FIKSI TERHADAP KEMAMPUAN SISWA DALAM MENULIS CERPEN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA RUANG FIKSI TERHADAP KEMAMPUAN SISWA DALAM MENULIS CERPEN
Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas X Semester Genap SMA Negeri 1 Jalancagak Tahun Ajaran 2013/2014
SKRIPSI
diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memeroleh gelar Sarjana Pendidikan program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
oleh
Nanda Mahesa NIM 0900082
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2014
(4)
Nanda Mahesa, 2014
KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA RUANG FIKSI TERHADAP KEMAMPUAN SISWA DALAM MENULIS CERPEN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Keefektifan Penggunaan Media
Ruang Fiksi terhadap Kemampuan
Siswa dalam Menulis Cerpen
OlehNanda Mahesa
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
© Asaretkha Adjane 2012 Universitas Pendidikan Indonesia
Januari 2012
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
(5)
Nanda Mahesa, 2014
KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA RUANG FIKSI TERHADAP KEMAMPUAN SISWA DALAM MENULIS CERPEN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
LEMBAR PENGESAHAN
EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA RUANG FIKSI TERHADAP KEMAMPUAN SISWA DALAM MENULIS CERPEN Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas X Semester Genap
SMA Negeri 1 Jalancagak Tahun Ajaran 2013/2014
disetujui dan disahkan oleh:
Pembimbing I
Dr. E. Kosasih, M.Pd. NIP 197304262002121001
Pembimbing II
Rudi Adi Nugroho, M.Pd. NIP 198503012009121005
Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
(6)
Nanda Mahesa, 2014
KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA RUANG FIKSI TERHADAP KEMAMPUAN SISWA DALAM MENULIS CERPEN
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu