EVALUASI KINERJA RUANG WORKSHOP KAYU DAN PLAMBING SMKN 5 BANDUNG MENGGUNAKAN METODE PERFORMANCE METRIC.

(1)

EVALUASI KINERJA

RUANG WORKSHOP KAYU DAN PLAMBING

SMKN 5 BANDUNG MENGGUNAKAN METODE

PERFORMANCE METRIC

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Pendidikan Teknik Arsitektur

Oleh :

BRILIANTY WIJAYA

1005404

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ARSITEKTUR FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

UNIVERSTAS PENDIDIKAN INDONESIA 2014


(2)

BRILIANTY WIJAYA

EVALUASI KINERJA RUANG WORKSHOP KAYU DAN PLAMBING SMKN 5 BANDUNG MENGGUNAKAN METODE PERFORMANCE METRIC

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

Pembimbing I,

Dra. Rr. Tjahyani Busono, M.T. NIP. 1962 12 31 1988 03 20 05

Pembimbing II,

Fauzi Rahmanullah, S.Pd., M.T. NIP. 1976 12 07 2005 01 10 10

Mengetahui, Ketua

Jurusan Pendidikan Teknik Arsitektur FPTK UPI

Dra. Rr. Tjahyani Busono, M.T. NIP. 1962 12 31 1988 03 20 05


(3)

EVALUASI KINERJA RUANG WORKSHOP KAYU DAN PLAMBING SMKN 5 BANDUNG MENGGUNAKAN METODE

PERFORMANCE METRIC

Oleh Brilianty Wijaya

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan

©Brilianty Wijaya 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difotokopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(4)

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

SMK Negeri 5 Bandung merupakan salah satu SMK di Bandung yang menyelenggarakan lima program keahlian. Dari kelima program keahlian ini diharapkan menghasilkan lulusan yang siap bekerja, dalam artian tenaga profesional yang dapat langsung diserap Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI). Guna mempersiapkan lulusan tenaga profesional yang siap kerja, peserta didik harus dipersiapkan sesuai bidang keahliannya yang ditunjang dengan fasilitas memadai. Salah satu fasilitas yang menunjang pembelajaran adalah ruang

workshop yang digunakan oleh tiga program keahlian (program keahlian Teknik

Konstruksi Batu & Beton, Teknik Gambar Bangunan, dan Teknik Survey & Pemetaan) di SMKN 5 Bandung ini. Ruang workshop ini yang dapat mewadahi kegiatan pembelajaran praktik siswa. Pada ruang workshop ini penggunaannya terbagi menjadi ruang praktik kayu dasar dan ruang praktik plambing dasar.

Pada saat ini kurikulum yang digunakan adalah kurikulum 2013, dimana lebih sedikit melaksanakan pembelajaran praktik. Dalam hal ini peralatan dan mesin praktik kayu dan ruang praktik plambing dalam keadaan tidak digunakan. Ruang workshop saat ini hanya digunakan oleh program keahlian teknik konstruksi batu & beton, yakni melaksanakan perakitan besi di dalam ruang

workshop menggunakan ruang praktik kayu. Sedangkan ruang praktik plambing

sedang tidak digunakan dan luas area kerja yang tidak sebanding jika pembelajaran dilaksanakan untuk satu kelas. Disamping itu, untuk sementara ruang workshop ini digunakan sebagai gudang penyimpanan bahan-bahan praktek maupun bahan bangunan untuk pembangunan bangunan sekolah lainnya sehingga kurang tertata.

Berdasarkan hal di atas, ruang workshop di SMKN 5 Bandung ini tidak sesuai dengan fungsinya. Ketidak sesuaian ruang workshop dengan fungsinya ini menunjukkan adanya masalah sehingga perlu ada perubahan. Kemudian masalah lain yang mempengaruhi aktivitas pengguna pada ruang workshop ini adalah


(5)

2

pencahayaan alami yang kurang pada saat pembelajaran berlangsung dan adanya pembangunan di samping bangunan yang mempengaruhi kebisingan dalam ruangan.

Guna mengetahui sudah sesuai standar atau belumnya ruang workshop ini, perlu adanya kegiatan evaluasi untuk meninjau kinerja bangunan. Dalam hal ini ruang workshop merupakan salah satu wadah untuk menampung kegiatan belajar mengajar siswa, memiliki kontribusi dan peranan yang besar pada pemahaman materi yang diajarkan pada siswa. Dengan demikian agar proses kegiatan belajar mengajar berlangsung dengan kondusif dan nyaman maka harus sesuai dengan standar peraturan pemerintah.

Dalam meninjau kinerja suatu bangunan, perlu diketahui syarat yang harus dipenuhi pada sebuah bangunan. Syarat yang harus terpenuhi dalam sebuah ruang

workshop ini mencakup dari hal-hal yang paling dasar. Yakni berupa kenyamanan

termal maupun mobilitas dan penataan perabot, faktor penunjang tersebut diantaranya adalah faktor proporsi ruang, pencahayaan, dan akustik.

Hal inilah yang melatarbelakangi penulis untuk mengevaluasi terhadap bangunan SMK, khususnya ruang workshop di SMKN 5 Bandung ditinjau dari aspek proporsi ruang, pencahayaan, dan akustik yang berlokasi di Jl. Bojongkoneng No. 37 A, Cikutra, Bandung, Jawa Barat merupakan objek penelitian untuk mengetahui seberapa besar tingkat kelayakan ruang workshop untuk proses kegiatan belajar mengajar berlangsung.

B.Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis mengidentifikasi beberapa masalah yang menarik untuk diteliti lebih lanjut. Identifikasi masalah yang dikemukakan antara lain sebagai berikut:

1. Ruang workshop yang kurang tertata dan jumlah siswa yang tidak sebanding dengan luas area kerja.

2. Intensitas pencahayaan alami yang terlalu redup dalam ruang workshop.

3. Pembangunan di dekat gedung workshop yang mempengaruhi kebisingan di dalam ruangan.


(6)

3

C.Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah

Agar memudahkan penelitian ini, maka penulis membatasi masalah. Pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah:

a. Penelitian dilakukan pada bangunan di SMKN 5 Bandung. b. Penelitian melingkupi ruang workshop kayu dan plambing.

c. Penelitian dibatasi hanya pada proporsi ruang, pencahayaan, dan akustik

d. Penelitian ini dilakukan dengan metode performance metric pada tahapan bangunan pasca huni.

2. Perumusan Masalah

Guna memperjelas arah penelitian, masalah yang ada perlu dirumuskan. Dalam penelitian ini penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut:

a. Bagaimana kondisi eksisting ruang workshop kayu dan plambing SMKN 5 Bandung?

b. Bagaimana gambaran hasil evaluasi kinerja ruang workshop kayu dan plambing SMKN 5 Bandung ditinjau dari aspek proporsi ruang, pencahayaan, dan akustik menggunakan metode performance metric?

D.Penjelasan Istilah dalam Judul

Penelitian ini dimaksudkan untuk mengevaluasi kinerja ruang workshop kayu dan plambing yang ada di SMKN 5 Bandung. Untuk menghindari perbedaan pemahaman dalam menafsirkan permasalahan dalam penelitian ini, maka penulis perlu menjelaskan istilah-istilah yang terdapat dalam judul penelitian. Adapun penjelasannya sebagai berikut:

1. Evaluasi

a. “Evaluasi adalah upaya untuk mengetahui tingkat keterlaksanaan suatu kebijakan secara cermat dengan mengetahui efektivitas masing-masing komponennya” (Arikunto dan Jabar, 2004:7).


(7)

4

b. “Evaluasi merupakan proses menilai sesuatu berdasarkan kriteria atau tujuan yang telah ditetapkan yang selanjutnya diikuti dengan pengambilan keputusan atas obyek yang dievaluasi” ( Djaali dan Pudji , 2008 : 1).

c. “Evaluasi diartikan sebagai proses sistematis untuk menentukan nilai sesuatu (ketentuan, kegiatan, keputusan, unjuk kerja, proses, orang, obyek,dan lain-lain) berdasarkan kriteria tertentu melalui penilaian” (Ahmad : 2007).

2. Kinerja Bangunan

a. Kinerja bangunan merupakan usaha untuk mengurangi pemakaian energi di dalam bangunan, untuk mencapai biaya bangunan yang rendah, untuk meningkatkan kenyamanan dan kesehatan pemakai bangunan, dan meningkatkan kualitas hidup. (Harpurtlugil dan Hensen:2005)

b. Evaluasi kinerja bangunan adalah proses sistematis pembandingan kinerja bangunan aktual, tempat dan sistem untuk mendokumentasi kriteria dengan eksplisit untuk kinerja yang mereka harapkan. (Wolfgang & Jacqueline: 2005)

3. Workshop/Bengkel.

Workshop adalah pelatihan kerja, yang meliputi teori dan praktek dalam satu kegiatan terintegrasi. Definisi lain dari workshop adalah wadah atau tempat penampungan untuk memodifikasi data dan alat-alat. Dimaknai dari kata dasarnya workshop sendiri adalah tempat kerja bisa juga disebut bengkel, dimana intinya workshop adalah tempat tenaga kerja (mekanik, montir dll) melakukan kegiatan teknis dengan didukung alat-alat kerja. (Z, Faizal : 2010).

4. Metode Performance Metric

Performance metric merupakan metodologi yang digunakan untuk

mencari indikator kinerja bangunan dengan pendekatan kuantitatif dari objek kinerja berdasarkan kriteria kinerja didalam suatu sistem yang dinamis, dengan format yang distrukturkan (Hitchock: 2003).

Indikator kinerja menurut Hitchock dapat digunakan lebih jelas dan lebih kuantitatif untuk mendefenisikan objek kinerja dari bangunan. Dokumentasi dan komunikasi data kinerja merupakan sesuatu yang bernilai di dalam metodologi


(8)

5

mencakup: tahap perencanaan, tahap desain dan konstruksi, masa pemakaian (occupancy) dan masa operasi bangunan.

E.Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, dapat ditetapkan tujuan penelitian. Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui gambaran kondisi eksisting ruang workshop kayu dan plambing SMKN 5 Bandung.

2. Mengetahui gambaran hasil evaluasi kinerja ruang workshop kayu dan plambing SMKN 5 Bandung ditinjau dari aspek proporsi ruang, pencahayaan, dan akustik menggunakan metode performance metric.

F.Manfaat Penelitian

Dari penelitian ini diharapkan memberi kontribusi berupa manfaat pada pihak-pihak yang terlibat. Kegunaan dari penelitian ini antara lain:

1. Penelitian ini diharapkan untuk menghasilkan sumbangan pemikiran berupa prosedur evaluasi kualitas kinerja ruang workshop kayu dan plambing di SMKN 5 Bandung menggunakan metode performance metric yang memenuhi indikator/kriteria dari aspek: proporsi ruang, pencahayaan, dan akustik.

2. Bagi peneliti dapat menambah informasi, wawasan, dan referensi studi tentang evaluasi kinerja bangunan. Terutama pada standar proporsi ruang, pencahayaan, dan akustik.

3. Bagi pihak sekolah dapat dijadikan pedoman dan bahan acuan dalam pelaksanaan perancangan sarana dan prasarana pada tahun pelajaran yang akan datang.

4. Bagi guru dan siswa dapat menambah referensi studi mengenai workshop kayu dan plambing di sekolah.


(9)

6

G.JUDUL PENELITIAN SEJENIS

Bandung, Kamis 5 Juni 2014

Tabel 1.1. Judul Penelitian Sejenis (Sumber: Dokumentasi Pribadi)

Nama dan NIM

Judul Penelitian

Lokasi

Penelitian Universitas Abstrak

Dendi Mulyadi & E.014.99 4674 Penggunaan Skylighting Sebagai Sumber Pencahayaan Alami pada Atrium Bandung Trade Centre Bandung Trade Centre (BTC) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)

-Konsep skylighting pada atrium BTC kurang perhatian dari pengelola. Konsepnya dianggap asal ada tanpa memperhatikan kelayakan persyaratan.

-Penulis mengkaji konsep BTC di Jl. Dr. Djundjung No. 143-149 Bandung. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan ekualitatif yaitu metode pembahasan dengan pemaparan, penguraian, penggambaran data dan teori-teori yang berhubungan dengan permasalahan kemudian dianalisa dengan diambil suatu kesimpulan sehingga nantinya dapat dibuat suatu masukan-masukan.

-Hasilnya, konsep skylighting pada atrium BTC secara keseluruhan sudah memenuhi persyaratan dan ketentuan yang berlaku. Namun masih banyak kekurangan, yaitu dimensi atrium yang tidak sesuai standar, kualitas dan kuantitas cahaya yang masuk ke atrium sering mengganggu tingkat kenyamanan pengunjung. Perlu pihak pengelola BTC memperbaiki kekurangan.


(10)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A.Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif evaluatif. Metode deskriptif digunakan dalam penelitian awal untuk menghimpun data mengenai kondisi eksisting di lapangan, sedangkan metode evaluatif digunakan untuk mengevaluasi proses pengembangan dan produk yang dihasilkan.

“Rumusan masalah deskriptif adalah suatu rumusan yang berkenaan dengan pertanyaan terhadap keberadaan variabel mandiri, baik hanya pada satu variabel atau lebih (variabel yang berdiri sendiri)” (Sugiyono, 2010: 56).

Data yang dihasilkan berupa angka-angka hasil pengamatan dilapangan secara langsung, setelah data terkumpul kemudian dideskriptifkan, dibandingkan dengan standar yang ada, setelah itu dibuatkan solusi yang konkrit.

B.Paradigma Penelitian

Gambar 3.1. Paradigma Penelitian

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Kinerja Ruang Workshop/Bengkel: Proporsi Ruang, Pencahayaan, Akustik

Indikator:

Proporsi Ruang : Jumlah Penghuni, Dimensi Ruang, Penataan Ruang & Area Sirkulasi/Ruang Gerak.

Pencahayaan : Luminitas Cahaya Alami, Luas Bukaan, Posisi Bukaan, Luminitas Cahaya Buatan, Titik Ukur, Jenis, dan Jumlah Lampu

Akustik : Tingkat Kebisingan Dalam, Volume Ruang, Luas Bidang Datar &Vertikal,dan Material Penyerap Bunyi.

Analisi dengan Parameter:

PERMENDIKNAS No. 40 Tahun 2008; D.K.Ching (1996:63); Jatmiko, S. dan Dayusman, A.:1992; SNI 03-6197-2000 Sistem Pencahayaan Rata-Rata untuk Industri (Umum), Tepatnya Pekerjaan Kasar; DIN 5035 dalam Ernst Neufert, Data

Arsitek: 1996, Tentang Penerangan Buatan; Keputusan Mentri Lingkungan Hidup Nomer 48 Tahun 1996;

Instrumen untuk Mengevaluasi Kinerja Bangunan


(11)

67

Aspek kinerja ruang workshop kayu dan plambing yang diteliti meliputi aspek proporsi ruang, pengcahayaan, dan akustik. Penulis mengambil ketiga aspek ini dikarenakan ketiga aspek ini yang berperan paling dasar pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung.

Kemudian, untuk mengukur kinerja dari ketiga aspek ini dibatasi dalam indikator-indikator yang telah ditentukan (dari tiap aspek dijabarkan kriterianya, kemudian berkembang menjadi penentuan parameter, dan dari parameter secara detail menjadi indikator). Setelah pengukuran, data yang diperoleh dianalisis dan dibandingkan menggunakan parameter. Parameter (skala/standar perbandingan) yang digunakan adalah teori-teori yang berhubungan dengan aspek penelitian. Tahap selanjutnya adalah dengan membuat kesimpulan.

C.Data dan Sumber Data 1. Data

Data dalam penelitian ini dapat dikategorikan menjadi data primer dan data sekunder. Antara lain sebagai berikut:

a. Data Primer

Data primer yakni data yang diambil langsung dari sumbernya. Data jenis ini merupakan data yang paling penting karena data ini digunakan dalam menganalisa, data ini seperti data geometri ruang, data hasil pengukuran tingkat pencahayaan dan data hasil pengukuran tingkat kebisingan.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data pelengkap yang diperlukan dalam analisis. Data ini seperti kumpulan kajian teoritis.

2. Sumber Data

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mendapatkan data. Maka sangat penting untuk mengetahui sumber data. Sumber data yang digunakan pada penelitian ini adalah observasi dan pengukuran serta dokumentasi, yaitu:

a. Observasi dan Pengukuran

Observasi dalam penelitian ini merupakan pengamatan secara langsung mengenai kondisi ruang workshop kayu dan plambing. Adapun hal-hal yang akan


(12)

68

diobservasi adalah kriteria untuk penilaian kinerja ruang workshop ini, berupa: proporsi ruang, pencahayaan, dan akustik dengan menggunakan metode

performance metric. Sedangkan pengukuran dalam hal ini dilakukan dengan mengukur intensitas kebisingan (sound level meter), intensitas pencahayaan (light

meter), dan pengukuran dimensi ruang (meteran bangunan).

b. Dokumentasi

Dokumentasi dilakukan guna memperoleh data yang berupa kondisi fisik ruang workshop kayu dan plambing dalam aspek proporsi ruang, pencahayaan, dan akustik. Dokumentasi ini berupa pencatatan, pengisian instrumen penelitian berupa kuisioner dan pemotretan sudut-sudut tertentu ruang workshop kayu dan plambing ini.

D.Populasi dan Sampel

Objek penelitiannya yang merupakan populasi adalah bangunan SMK yang digunakan dalam proses kegiatan belajar mengajar seperti ruang kelas, laboratorium, workshop, dan studio gambar. Dalam skripsi ini, sampelnya adalah ruangan yang akan diteliti yaitu ruang workshop/bengkel. Adapun pelaksanaan penelitian dilakukan pada tanggal 6 November 2013.

Gambar 3.1. Populasi (Bangunan SMKN 5 Bandung) dan

Sampel (Ruang Workshop Kayu dan Plambing) Sumber: Data SMKN 5 Bandung


(13)

69

Lokasi wilayah penelitian ini berada di salah satu Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di kota Bandung, yakni SMK Negeri 5 Bandung yang terletak di Jl. Bojongkoneng No. 37 A, Cikutra, Bandung, Jawa Barat. SMKN 5 Bandung ini memiliki 5 program keahlian, antara lain Teknik Gambar Bangunan, Teknik Konstruksi Batu dan Beton, Teknik Survei dan Pemetaan, Teknik Komputer Jarungan serta Kimia Analis.

E.Teknik Analisis Data

Pada penelitian ini, tugas dalam menganalisis data terdiri dari mengumpulkan data mentah, memindahkan dan memasukan data, pengolahan data, merumuskan hasil temuan, menginterpretasi data, serta melengkapi data akhir. Tahapan-tahapan tersebut dibagi menjadi tiga bagian diantaranya :

1. Persiapan

Persiapan merupakan kegitan pemeriksaan terhadap masing-masing informasi dengan memilih dan memilahnya menjadi beberapa kategori, yang bersifat fisik dan nonfisik. Dari hasil yang diperoleh, hanya data yang valid saja yang akan digunakan pada proses selanjutnya. Menguraikan semua data mengenai keadaan eksisting lingkungan penelitian yang telah dikumpulkan dari semua teknik yang digunakan mulai dari studi dokumentasi (pengisian instrumen penelitian) serta observasi dengan hasil sesuai prosedur observasi yang telah di buat sebelumnya oleh peneliti. Pengukuran yang dilakukan menggunakan alat meteran bangunan untuk mengukur panjang, lux atau light meter mengukur intensitas cahaya, dan sound level meter untuk intensitas suara.

2. Pengolahan

Pengolahan, yaitu menyajikan informasi secara lebih sistematis dan informatif agar lebih mudah dianalisis. Menginterpretasi data yang telah diuraikan, kemudian dilakukan penilaian dengan membandingkan parameter standar sarana dan prasarana untuk ruang workshop kayu dan plambing menggunakan performance metric.


(14)

70

3. Analisis

Analisis, yakni proses akhir dari keseluruhan rangkaian pemisahan dan pemeriksaan informasi tentang kinerja ruang workshop kayu dan plambing di SMKN 5 Bandung, baik yang bersifat fisik maupun nonfisik. Menjelaskan hasil akhir dari analisis data yang telah dilakukan berupa laporan kajian yang telah membandingkan keadaan eksisting dengan standar perancangan yang sudah ada.

F. KISI-KISI PENELITIAN

Tabel 3.1. Kisi-kisi Penelitian

Komponen: Ruang Workshop/Bengkel

Aspek Kriteria Parameter Indikator

(1a) Proporsi Ruang

-Luas ruang sesuai dengan kapasitas murid

-Tinggi ruang sesuai dengan keperluan penerangan tanpa pencahayaaan dari atas -Jumlah maksimum penghuni workshop/bengkel (murid)

-Luas ruang workshop/bengkel -Tinggi ruang

workshop/bengkel

-Berapa jumlah murid dalam 1 sesi pembelajaran? -Berapa lebar ruang workshop/bengkel? -Berapa panjang ruang workshop/bengkel? -Berapa tinggi ruang workshop/bengkel?

(1b) Penataan Ruang

-Kelas dengan pengajaran model praktik

-Pengaturan meja kursi agar bisa dipindah-pindah - Adanya ruang

gerak sirkulasi

-Area ruang gerak guru mengajar -Area belajar (view

murid)

-Area penempatan meja dan kursi -Area ruang gerak

/jarak antar area meja kursi

-Bagaimana penataan ruang workshop/bengkel ini yang sesuai dengan SOP ?

-Berapakah jarak ruang gerak / sirkulasi yang ada di ruang ini?

-Berapa jarak siswa dengan guru pada saat proses pembelajaran (belajar praktik)?

-Berapa jarak siswa dengan guru pada saat proses pembelajaran (belajar praktik)?

-Berapa jarak siswa dengan guru pada saat proses pembelajaran (belajar praktik)?

-Berapa jarak siswa dengan media pada saat proses pembelajaran?

-Media apa saja yang tersedia?

Apakah sesuai dengan SOP yang harus ada pada ruang workshop/bengkel?

Berapa ukuran masing-masing media?

(2)Penca-hayaan

-Penerangan cahaya alami merata di ruang kelas -Penerangan cahaya

buatan merata di ruang

workshop/bengkel

-Luas bukaan jendela (lubang cahaya) -Posisi jendela -Ambang jendela -Pencahayaan

langsung

-Berapa besar luminitas cahaya alami (lux) luar ruangan ? -Berapa luminitas cahaya alami dalam ruangan keseluruhan

(lux)?

-Berapa jumlah bukaan jendela (bh) yang ada pada ruang workshop/bengkel ini?

-Berapa tinggi jendela (m) pada ruang workshop/bengkel ini?

-Berapa lebar jendela (m) pada ruang workshop/bengkel? -Berapa tebal jendela (m) pada ruang workshop/bengkel

ini?

-Bagaimana posisi jendela yang terdapat pada ruang workshop/bengkel ini? (utara, selatan, timur, barat) -Berapaj tinggi jendela dari bawah lantai (m) pada ruang

workshop/bengkel ini?

-Berapa jarak jendela dari atas dinding (m) pada ruang workshop/bengkel ini?

-Berapa jarak jendela dengan seluruh posisi meja kiri/kanan/belakang (m) pada ruang workshop/bengkel ini?


(15)

71

workshop/bengkel ini?

-Berapa Luminitas cahaya buatan (lux) dalam ruang workshop/bengkel ini?

-Jenis lampu apakah yang digunakan pada ruang workshop/bengkel ini? (bohlam, neon, dll) (3) Akus-

tik

- Memenuhi standar akustik ruang workshop/bengkel (55 Decibel)

-Pantulan Bunyi di ruang

workshop/bengkel -Penyebaran bunyi

di ruang workshop/bengkel -Penyerapan bunyi

di ruang workshop/bengkel

-Berapa volume (m3) ruangan workshop/bengkel SMKN 5

Bandung?

-Berapa luas permukaan bidang datar lantai (m2)?

Apakah gangguan bunyi/suara yang ditimbulkan tidak melebihi 55 dB saat pembelajaran berlangsung? -Berapa luas bukaan (m2) yang ada di ruang

workshop/bengkel ini?

-Menggunakan material apakah bukaan yang ada pada ruang workshop/bengkel ini? (kaca,glassblock, dll) -Menggunakan material apakah dinding yang ada pada

ruang workshop/bengkel ini? (bata,partisi,dll)

-Menggunakan material apakah lantai yang ada pada ruang workshop/bengkel ini? (keramik, ubin, dll)

-Apakah di ruang workshop/bengkel ini menggunakan plafon? Bila menggunakan, material plafon apa yang digunakan? (gypsum, triplek, dll)

-Menggunakan material apakah penyerap bunyi yang ada pada ruang workshop/bengkel ini? (kayu, busa, dll)


(16)

124

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. dan Jabar. 2004. Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Anwar, F. 1998. Sekolah Menengah Kejuruan, Kementrian Teknologi dan

Industri: Kerja Bangku.

Ching, Francis D. K. (1996). Ilustrasi Desain Interior. Jakarta: Erlangga.

Djaali dan Pudji Muljono. (2008). Pengukuran dalam Bidang Pendidikan. Jakarta: Grasindo.

Frick, Heinz, dan Suskiyatno, B. 2009. Dasar – dasar Eko- Arsitekutr.

Yogyakarta : Kanisus

Harputlugih, Gulsu Ulukayak and Hensen. (2005). The Relation Between Building Assessment Systems and Building Performance Simulation. [Online]. Tersedia:http://eber.ed.ornl.gov/commercialproducts/CW B.htm [2014].

Health and Safety Executive. (2009). The Health and Safety (Safety Signs and

Signals) Regulation 1996.United Kingdom.

Hitchcock, R.J. 2003. Standardized Building Performance Metrics – Final Report. USA: Ernest Orlando Lawrence Berkeley National Laboratory.

Hitchcock, R, Selkowitz, S., Piette, M.A., Papamichael, K., and F. Olken,. 1997.

‘Building Performance Assurance Through Improved Life-Cycle

Information Management and Interoperable Computer Tools,’ Proceedings of the Fifth National Conference on Building Commissioning, April 28-30, 1997. Long Beach, CA.

Jatmiko, S. dan Dayusman. 1992. Pedoman Penyelenggaraan Bengkel Bangunan. Bandung.

Lechner, N. 2007. Heating, Cooling, Lighting : Metode Desain untuk Arsitektur

(Vol.2). Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada

Kementrian Pendidikan dan Budaya. 2011. Pedoman Standarisasi Bangunan dan

Perabot Sekolah Menengah Atas. Halaman 17.

Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomer 48 Tahun 1996. 1996. Lippsmeir, G. 1994. Bangunan Tropis. Edisi ke-2. Jakarta : Erlangga Lippsmeir, G. 1997. Bangunan Tropis. Jakarta : Erlangga

MacDonald M. 2000. Defining and Rating Commercial Building Performance, Oak Ridge National Laboratory (ORNL) Energy Division white paper, October. [Online]. Tersedia:

http://eber.ed.ornl.gov/commercialproducts/CW B.htm. [2014]. Madewa, H. 2000. Memilih Jenis Armatur Lampu untuk Fungsi Ruang

Berbeda. [ON-LINE]. T e r s e d i a : www_pikiran-rakyat_com,


(17)

125

Mediastika, C. E. 2006. Akustika Bangunan: Prinsip-prinsip dan Penerapannya

di Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Michel, L. 1996. Light: The Shape of Space Designing with Space and Light. Toronto: John Wiley & Sons, Inc.

Muhaimin. 2001. Teknologi Pencahayaan. Bandung: PT. Refika Aditama.

Moore, F. 1991. Concepts and Practice of Architectural Day Lighting. New York : Van Nostrand Reinhold

Neufert, E. 1996. Data Arsitek. Edisi 33. Jilid 1. (Trans. Tjahjadi, I. S.). Jakarta: Erlangga.

NREL. 2012. National Renewable Energy Laboratory High Performance Building. [Online].

Tersedia:http://www.nrel.gov/buildings/highperformance/about.html. [2014].

Parker dalam Christina. 1994. McGraw Hill Dictionary of Scientific and

Technical Terms.

Peratuaran Menteri Pendidikan Nasional. (2008). Standar Sarana dan Prasarana

Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan (SMK/MAK).

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. No.718/MenKes/Pres/XI/87. 1987.

Ramsey dan Sleeper. 1988.Architectural Graphic Standards. America: American Institute of Architects.

Richard D. (Ed). 1986. The Building Systems Integration Handbook. New York: The American Institute of Architects, John Wiley & Sons.

Sanders, M. S. dan McCormick., E. J. 1987. Human Factors in Engineering and

Design. New York: McGraw-hill.

Satwiko, P. 2005. Fisika Bangunan II. Yogyakarta : ANDI

SNI 03-1735- 2000. 2000. Tata Cara Perencanaan Akses Bangunan dan Akses

Lingkungan untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Gedung

SNI 03-2396-2001. 2001. Tata Cara Perancangan Sistem Pencahayaan Alami

pada Bangunan Gedung.

SNI 03-6197-2000. 2000. Konservasi Energi pada Sistem Pencahayaan.

SNI 03-6575-2001. 2001. Tata Cara Perancangan Sistem Pencahayaan Buatan

pada Bangunan Gedung.

SNI 03-6572-2001. 2000. Tata Cara Perancangan Sistem Ventilasi dan

Pengkondisian Udara Pada Bangunan Gedung

Soegijanto. 1998. Bangunan di Indonesia dengan Iklim Tropis Lembab ditinjau

dari Aspek Fisika Bangunan. Dirjen Dikti Departemen Pendidikan


(18)

126

Soegijanto. 1999. Bangunan di Indonesia dengan Iklim Tropis Lembab ditinjau

dari Aspek Fisika Bangunan. Jakarta : Direktorat Pendidikan Tinggi

Sugiyono. 2010. Rumusan Masalah Deskriptif. Halaman 56.

Sulistiadji, K. 1982. Manajemen Bengkel. Subdit Mekanisasi, Dit. Bina Produksi, Tan. Pangan, Ditjentan, Deptan.

Torcellini, P., Pless, S., and Deru, M., 2006. ZeroEnergy Buildings: A Critical

Look at the Definition. California: U.S. Departement of Energy.

UU Republik Indonesia Tentang Bangunan Gedung No.28, 2002. 2002. Cahaya

Buatan

William Lam dalam tesis yang disusun oleh Ferry Anderson Sihombing (2008) beberapa kebutuhan biologis manusia terhadap cahaya

Wolfgang, F. E. P & Jacqueline C. V. (2005). Assesing Building Performance. Newyork: Penerbit Elsevier.

Worplace, health, safety, and walfare. 1992. Workplace (Helath, Safety, and

Welfare). Approved Code of Practice L24 HSE Books 1992. England,

UK.

Z, Faizal Alfa (2010). Defenisi Workshop.[Online]. Tersedia:

http://akselera.wordpress.com/2010/08/19/definisi-workshop-definition-of-workshop/. [Agustus 2013]


(1)

69

Lokasi wilayah penelitian ini berada di salah satu Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di kota Bandung, yakni SMK Negeri 5 Bandung yang terletak di Jl. Bojongkoneng No. 37 A, Cikutra, Bandung, Jawa Barat. SMKN 5 Bandung ini memiliki 5 program keahlian, antara lain Teknik Gambar Bangunan, Teknik Konstruksi Batu dan Beton, Teknik Survei dan Pemetaan, Teknik Komputer Jarungan serta Kimia Analis.

E.Teknik Analisis Data

Pada penelitian ini, tugas dalam menganalisis data terdiri dari mengumpulkan data mentah, memindahkan dan memasukan data, pengolahan data, merumuskan hasil temuan, menginterpretasi data, serta melengkapi data akhir. Tahapan-tahapan tersebut dibagi menjadi tiga bagian diantaranya :

1. Persiapan

Persiapan merupakan kegitan pemeriksaan terhadap masing-masing informasi dengan memilih dan memilahnya menjadi beberapa kategori, yang bersifat fisik dan nonfisik. Dari hasil yang diperoleh, hanya data yang valid saja yang akan digunakan pada proses selanjutnya. Menguraikan semua data mengenai keadaan eksisting lingkungan penelitian yang telah dikumpulkan dari semua teknik yang digunakan mulai dari studi dokumentasi (pengisian instrumen penelitian) serta observasi dengan hasil sesuai prosedur observasi yang telah di buat sebelumnya oleh peneliti. Pengukuran yang dilakukan menggunakan alat meteran bangunan untuk mengukur panjang, lux atau light meter mengukur intensitas cahaya, dan sound level meter untuk intensitas suara.

2. Pengolahan

Pengolahan, yaitu menyajikan informasi secara lebih sistematis dan informatif agar lebih mudah dianalisis. Menginterpretasi data yang telah diuraikan, kemudian dilakukan penilaian dengan membandingkan parameter standar sarana dan prasarana untuk ruang workshop kayu dan plambing menggunakan performance metric.


(2)

70

3. Analisis

Analisis, yakni proses akhir dari keseluruhan rangkaian pemisahan dan pemeriksaan informasi tentang kinerja ruang workshop kayu dan plambing di SMKN 5 Bandung, baik yang bersifat fisik maupun nonfisik. Menjelaskan hasil akhir dari analisis data yang telah dilakukan berupa laporan kajian yang telah membandingkan keadaan eksisting dengan standar perancangan yang sudah ada.

F. KISI-KISI PENELITIAN

Tabel 3.1. Kisi-kisi Penelitian

Komponen: Ruang Workshop/Bengkel

Aspek Kriteria Parameter Indikator

(1a) Proporsi Ruang

-Luas ruang sesuai dengan kapasitas murid

-Tinggi ruang sesuai dengan keperluan penerangan tanpa pencahayaaan dari atas -Jumlah maksimum penghuni workshop/bengkel (murid)

-Luas ruang workshop/bengkel -Tinggi ruang

workshop/bengkel

-Berapa jumlah murid dalam 1 sesi pembelajaran? - Berapa lebar ruang workshop/bengkel? -Berapa panjang ruang workshop/bengkel? -Berapa tinggi ruang workshop/bengkel?

(1b) Penataan Ruang

- Kelas dengan pengajaran model praktik

-Pengaturan meja kursi agar bisa dipindah-pindah - Adanya ruang

gerak sirkulasi

- Area ruang gerak guru mengajar -Area belajar (view

murid)

-Area penempatan meja dan kursi -Area ruang gerak

/jarak antar area meja kursi

- Bagaimana penataan ruang workshop/bengkel ini yang sesuai dengan SOP ?

-Berapakah jarak ruang gerak / sirkulasi yang ada di ruang ini?

-Berapa jarak siswa dengan guru pada saat proses pembelajaran (belajar praktik)?

-Berapa jarak siswa dengan guru pada saat proses pembelajaran (belajar praktik)?

-Berapa jarak siswa dengan guru pada saat proses pembelajaran (belajar praktik)?

- Berapa jarak siswa dengan media pada saat proses pembelajaran?

-Media apa saja yang tersedia?

Apakah sesuai dengan SOP yang harus ada pada ruang workshop/bengkel?

Berapa ukuran masing-masing media?

(2)Penca-hayaan

- Penerangan cahaya alami merata di ruang kelas -Penerangan cahaya

buatan merata di ruang

workshop/bengkel

- Luas bukaan jendela (lubang cahaya) -Posisi jendela -Ambang jendela - Pencahayaan

langsung

- Berapa besar luminitas cahaya alami (lux) luar ruangan ? -Berapa luminitas cahaya alami dalam ruangan keseluruhan

(lux)?

-Berapa jumlah bukaan jendela (bh) yang ada pada ruang workshop/bengkel ini?

- Berapa tinggi jendela (m) pada ruang workshop/bengkel ini?

-Berapa lebar jendela (m) pada ruang workshop/bengkel? -Berapa tebal jendela (m) pada ruang workshop/bengkel

ini?

- Bagaimana posisi jendela yang terdapat pada ruang workshop/bengkel ini? (utara, selatan, timur, barat) -Berapaj tinggi jendela dari bawah lantai (m) pada ruang

workshop/bengkel ini?

-Berapa jarak jendela dari atas dinding (m) pada ruang workshop/bengkel ini?

-Berapa jarak jendela dengan seluruh posisi meja kiri/kanan/belakang (m) pada ruang workshop/bengkel ini?


(3)

71

workshop/bengkel ini?

-Berapa Luminitas cahaya buatan (lux) dalam ruang workshop/bengkel ini?

-Jenis lampu apakah yang digunakan pada ruang workshop/bengkel ini? (bohlam, neon, dll) (3) Akus-

tik

- Memenuhi standar akustik ruang workshop/bengkel (55 Decibel)

-Pantulan Bunyi di ruang

workshop/bengkel -Penyebaran bunyi

di ruang workshop/bengkel -Penyerapan bunyi

di ruang workshop/bengkel

-Berapa volume (m3) ruangan workshop/bengkel SMKN 5

Bandung?

- Berapa luas permukaan bidang datar lantai (m2

)?

Apakah gangguan bunyi/suara yang ditimbulkan tidak melebihi 55 dB saat pembelajaran berlangsung? -Berapa luas bukaan (m2) yang ada di ruang

workshop/bengkel ini?

-Menggunakan material apakah bukaan yang ada pada ruang workshop/bengkel ini? (kaca,glassblock, dll) -Menggunakan material apakah dinding yang ada pada

ruang workshop/bengkel ini? (bata,partisi,dll)

- Menggunakan material apakah lantai yang ada pada ruang workshop/bengkel ini? (keramik, ubin, dll)

-Apakah di ruang workshop/bengkel ini menggunakan plafon? Bila menggunakan, material plafon apa yang digunakan? (gypsum, triplek, dll)

-Menggunakan material apakah penyerap bunyi yang ada pada ruang workshop/bengkel ini? (kayu, busa, dll) Sumber: Dokumentasi Pribadi


(4)

124

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. dan Jabar. 2004. Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Anwar, F. 1998. Sekolah Menengah Kejuruan, Kementrian Teknologi dan

Industri: Kerja Bangku.

Ching, Francis D. K. (1996). Ilustrasi Desain Interior. Jakarta: Erlangga.

Djaali dan Pudji Muljono. (2008). Pengukuran dalam Bidang Pendidikan. Jakarta: Grasindo.

Frick, Heinz, dan Suskiyatno, B. 2009. Dasar – dasar Eko- Arsitekutr.

Yogyakarta : Kanisus

Harputlugih, Gulsu Ulukayak and Hensen. (2005). The Relation Between Building Assessment Systems and Building Performance Simulation. [Online]. Tersedia:http://eber.ed.ornl.gov/commercialproducts/CW

B.htm [2014].

Health and Safety Executive. (2009). The Health and Safety (Safety Signs and

Signals) Regulation 1996.United Kingdom.

Hitchcock, R.J. 2003. Standardized Building Performance Metrics – Final Report. USA: Ernest Orlando Lawrence Berkeley National Laboratory.

Hitchcock, R, Selkowitz, S., Piette, M.A., Papamichael, K., and F. Olken,. 1997.

‘Building Performance Assurance Through Improved Life-Cycle Information Management and Interoperable Computer Tools,’ Proceedings of the Fifth National Conference on Building Commissioning, April 28-30, 1997. Long Beach, CA.

Jatmiko, S. dan Dayusman. 1992. Pedoman Penyelenggaraan Bengkel Bangunan. Bandung.

Lechner, N. 2007. Heating, Cooling, Lighting : Metode Desain untuk Arsitektur

(Vol.2). Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada

Kementrian Pendidikan dan Budaya. 2011. Pedoman Standarisasi Bangunan dan

Perabot Sekolah Menengah Atas. Halaman 17.

Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomer 48 Tahun 1996. 1996. Lippsmeir, G. 1994. Bangunan Tropis. Edisi ke-2. Jakarta : Erlangga Lippsmeir, G. 1997. Bangunan Tropis. Jakarta : Erlangga

MacDonald M. 2000. Defining and Rating Commercial Building Performance, Oak Ridge National Laboratory (ORNL) Energy Division white paper, October. [Online]. Tersedia:

http://eber.ed.ornl.gov/commercialproducts/CW B.htm. [2014].

Madewa, H. 2000. Memilih Jenis Armatur Lampu untuk Fungsi Ruang

Berbeda. [ON-LINE]. T e r s e d i a : www_pikiran-rakyat_com,


(5)

125

Mediastika, C. E. 2006. Akustika Bangunan: Prinsip-prinsip dan Penerapannya

di Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Michel, L. 1996. Light: The Shape of Space Designing with Space and Light. Toronto: John Wiley & Sons, Inc.

Muhaimin. 2001. Teknologi Pencahayaan. Bandung: PT. Refika Aditama.

Moore, F. 1991. Concepts and Practice of Architectural Day Lighting. New York : Van Nostrand Reinhold

Neufert, E. 1996. Data Arsitek. Edisi 33. Jilid 1. (Trans. Tjahjadi, I. S.). Jakarta: Erlangga.

NREL. 2012. National Renewable Energy Laboratory High Performance Building. [Online].

Tersedia:http://www.nrel.gov/buildings/highperformance/about.html. [2014].

Parker dalam Christina. 1994. McGraw Hill Dictionary of Scientific and

Technical Terms.

Peratuaran Menteri Pendidikan Nasional. (2008). Standar Sarana dan Prasarana

Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan

(SMK/MAK).

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. No.718/MenKes/Pres/XI/87. 1987.

Ramsey dan Sleeper. 1988.Architectural Graphic Standards. America: American Institute of Architects.

Richard D. (Ed). 1986. The Building Systems Integration Handbook. New York: The American Institute of Architects, John Wiley & Sons.

Sanders, M. S. dan McCormick., E. J. 1987. Human Factors in Engineering and

Design. New York: McGraw-hill.

Satwiko, P. 2005. Fisika Bangunan II. Yogyakarta : ANDI

SNI 03-1735- 2000. 2000. Tata Cara Perencanaan Akses Bangunan dan Akses

Lingkungan untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Gedung

SNI 03-2396-2001. 2001. Tata Cara Perancangan Sistem Pencahayaan Alami

pada Bangunan Gedung.

SNI 03-6197-2000. 2000. Konservasi Energi pada Sistem Pencahayaan.

SNI 03-6575-2001. 2001. Tata Cara Perancangan Sistem Pencahayaan Buatan

pada Bangunan Gedung.

SNI 03-6572-2001. 2000. Tata Cara Perancangan Sistem Ventilasi dan

Pengkondisian Udara Pada Bangunan Gedung

Soegijanto. 1998. Bangunan di Indonesia dengan Iklim Tropis Lembab ditinjau

dari Aspek Fisika Bangunan. Dirjen Dikti Departemen Pendidikan


(6)

126

Soegijanto. 1999. Bangunan di Indonesia dengan Iklim Tropis Lembab ditinjau

dari Aspek Fisika Bangunan. Jakarta : Direktorat Pendidikan Tinggi

Sugiyono. 2010. Rumusan Masalah Deskriptif. Halaman 56.

Sulistiadji, K. 1982. Manajemen Bengkel. Subdit Mekanisasi, Dit. Bina Produksi, Tan. Pangan, Ditjentan, Deptan.

Torcellini, P., Pless, S., and Deru, M., 2006. ZeroEnergy Buildings: A Critical

Look at the Definition. California: U.S. Departement of Energy.

UU Republik Indonesia Tentang Bangunan Gedung No.28, 2002. 2002. Cahaya

Buatan

William Lam dalam tesis yang disusun oleh Ferry Anderson Sihombing (2008) beberapa kebutuhan biologis manusia terhadap cahaya

Wolfgang, F. E. P & Jacqueline C. V. (2005). Assesing Building Performance. Newyork: Penerbit Elsevier.

Worplace, health, safety, and walfare. 1992. Workplace (Helath, Safety, and

Welfare). Approved Code of Practice L24 HSE Books 1992. England,

UK.

Z, Faizal Alfa (2010). Defenisi Workshop.[Online]. Tersedia: