PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN KECAKAPAN PRIBADI DI TK:Penelitian dan Pengembangan di TK Kota Bandung Tahun Ajaran 2010-2011.

(1)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERNYATAAN……….

LEMBAR PENGESAHAN……….

ABSTRAK………

KATA PENGANTAR……….

UCAPAN TERIMA KASIH………

DAFTAR ISI………..

DAFTAR TABEL………

DAFTAR BAGAN………..

DAFTAR GRAFIK………

DAFTAR LAMPIRAN………..

iii iv vi viii x xiii xv xvi xvii xviii

BAB I PENDAHULUAN……….

A. Latar Belakang Masalah……….. B. Identifikasi dan Perumusan Masalah………... C. Penjelasan Istilah Penelitian………

D. Tujuan Penelitian……….

E. Manfaat Penelitian……….. F. Sistematika Penulisan...

1 1 10 12 15 16 17 BAB II MODEL PEMBELAJARAN UNTUK MENGOPTIMALKAN

KECAKAPAN PRIBADI ANAK USIA TK………

A. Pengembangan Kecakapan Pribadi di TK……….. 1. Konsep Dasar Pengembangan Kecakapan Pribadi di TK 2. Tujuan dan Manfaat Pengembangan Kecakapan Pribadi

di TK………..

3. Aspek Kecakapan Pribadi Anak TK………. B. Model-Model Pembelajaran untuk Mengoptimalkan

Pencapaian Kecakapan Pribadi di TK………. 1. Pembelajaran Terpadu Model Jaring Laba-laba (Webb

Model)……….

2. Model Pembelajaran Berorientasi Perkembangan………. 3. Model Pembelajaran Sentra dan Lingkaran……….. 4. Model Pembelajaran Area (Pusat Minat)………..……… 5. Model Pembelajaran Kelompok………

18 18 18 26 26 33 33 39 49 55 58

BAB III METODE PENELITIAN………..

A. Pendekatan dan Metode Penelitian……….. B. Tahapan Penelitian………..

1. Studi Pendahuluan ………

2. Tahap pengembangan model………. 3. Tahap pengujian model……….

86 86 90 90 91 93


(2)

1. Model Pembelajaran ………. 2. Kecakapan Pribadi (Personal Skills)………. 3. Taman Kanak-Kanak (TK)……… E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data……….. F. Pengembangan Instrumen Penelitian……….. G. Penimbangan Instrumen (Judgement)……… H. Teknik Analisis Data………..

105 106 107 108 110 114 115 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN………

A. Hasil Penelitian………

1. Hasil Studi Pendahuluan………... 2. Interpretasi Hasil Studi Pendahuluan……… 3. Pengembangan Model Pembelajaran Kecakapan Pribadi

di TK………..

4. Hasil Uji Coba Terbatas……… 5. Hasil Uji Coba Luas………. 6. Hasil Uji Validasi………. B. Pembahasan Hasil Penelitian ……….

1. Desain MPTBTK yang dihasilkan………

2. Karakteristik MPTBTK………

3. Implementasi MPTBTK………

4. Pengaruh MPTBTK Terhadap Hasil Belajar Anak…….. 5. Keunggulan dan Keterbatasan MPTBTK………. 6. Faktor Pendukung dan Penghambat Optimalisasi

Pelaksanaan MPTBTK………..

C. Keterbatasan Penelitian………...

118 118 118 136 141 163 211 250 270 270 290 296 300 307 311 314 BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI ………..

A. Kesimpulan………..

1. Kondisi Objektif Proses Pembelajaran Kecakapan Pribadi di TK Kota Bandung……….... 2. Model Pembelajaran Kecakapan Pribadi yang

Dihasilkan……….

3. Pengaruh MPTBTK Terhadap Hasil Belajar Anak di TK 4. Keunggulan dan Keterbatasan MPTBTK………. 5. Faktor Pendukung dan Penghambat Pengembangan

MPTBTK………...

B. Implikasi dan Dalil-Dalil Penelitian………

C. Rekomendasi………...

1. Guru TK………

2. Kepala TK……….

3. Pengawas TK/SD………..

4. LPTK Program Studi PGPAUD………..

5. Orang Tua………..

6. Peneliti Selanjutnya………...

315 315 315 315 317 318 319 320 324 324 327 328 328 329 330 DAFTAR PUSTAKA……….……….


(3)

DAFTAR TABEL

Halaman

TABEL 2.1 Domain Kurikulum menurut Kostelnik et. al (1991)……… 22 TABEL 2.2 Klasifikasi Kecakapan Pribadi Anak TK………... 24 TABEL 3.1 Uji Normalitas Data Normalized Gain………... 97 TABEL 3.2 Hasil Uji Homogenitas Varias Data Normalized Gain

Kelompok Eksperimen dan Kontrol………. 97 TABEL 3.3 Daftar Subjek Penelitian pada Studi Pendahuluan…………. 100 TABEL 3.4 Daftar Subjek Penelitian pada Uji Coba Pengembangan…… 103 TABEL 3.5 Daftar Subjek Penelitian pada Uji Validasi……… 104 TABEL 3.6 Tahap Penelitian dan Instrumen Pengumpulan Data……….. 109 TABEL 3.7 Kisi-Kisi Penyusunan Instrumen Penelitian………... 111 TABEL 4.1 Kecakapan Pribadi Siswa TK Kemala Bhayangkari Pada Pra

Siklus……… 191

TABEL 4.2 Kecakapan Pribadi Siswa TK Kemala Bhayangkari Pada

Siklus Ke-1………. 192

TABEL 4.3 Peningkatan Kecakapan Pribadi Siswa TK Kemala

Bhayangkari………. 194

TABEL 4.4 Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran Setiap Pertemuan…… 196 TABEL 4.5 Aktivitas Guru dalam Pembelajaran Setiap Pertemuan……. 198 TABEL 4.6 Indikator Aktivitas Guru Dalam Pembelajaran Setiap

Pertemuan……… 199

TABEL 4.7 Rekapitulasi Pencapaian Kecakapan Pribadi Siswa TK

Haruman………... 228

TABEL 4.8 Rekapitulasi Kecakapan Pribadi Anak TK

Haruman………. 230

TABEL 4.9 Rekapitulasi Pencapaian Kecakapan Pribadi Siswa

TK Kemala Bahayangkari……….. 231

TABEL 4.10 Rekapitulasi Kecakapan Pribadi Anak TK Kemala

Bahayangkari……….. 233

TABEL 4.11 Rekapitulasi Pencapaian Kecakapan Pribadi Siswa

TK Tunas Bangsa……… 234

TABEL 4.12 Rekapitulasi Kecakapan Pribadi Anak TK Tunas Bangsa….. 235 TABEL 4.13 Rekapitulasi Pencapaian Kecakapan Pribadi Siswa

Tiap Siklus dan Setiap Kategori Sekolah………

236 TABEL 4.14 Uji Normalitas Data Normalized Gain……… 252 TABEL 4.15 Hasil Uji Homogenitas Varias Data Normalized Gain

Kelompok Eksperimen dan Kontrol……… 253 TABEL 4.16 Hasil Uji t Independen Data Normalized Gain Kecakapan

Pribadi Anak TK Kelompok Eksperimen dan Kontrol Setiap

Sekolah……….. 254


(4)

Pribadi Anak TK Pada Setiap Aspek Kelompok Eksperimen

dan Kontrol Pada Kategori Sekolah Baik………... 261

TABEL 4.19 Hasil Uji t Independen Data Normalized Gain Kecakapan Pribadi Anak TK Pada Setiap Aspek Kelompok Eksperimen dan Kontrol Pada Kategori Sekolah Cukup……… 263

TABEL 4.20 Hasil Uji t Independen Data Normalized Gain Kecakapan Pribadi Anak TK Pada Setiap Aspek Kelompok Eksperimen dan Kontrol Pada Kategori Sekolah Terbatas………. 264

DAFTAR BAGAN Halaman BAGAN 2.1 Konsep Kecakapan Hidup……… 21

BAGAN 3.1 Tahapan Penelitian dan Pengembangan (Sukmadinata, 2005)……… 89 BAGAN 3.2 Desain Kelompok Kontrol Prates-Pascates Berpasangan (Sukmadinata, 2005: 207)………. 95 BAGAN 3.3 Tahapan Penelitian dan Pengembangan Model Pembelajaran Kecakapan Pribadi di TK………... 98 BAGAN 4.1 Model Pembelajaran untuk Mengoptimalkan Pencapaian Kecakapan Pribadi di TK……….. 146 BAGAN 4.2 Desain Awal MPTBTK……… 149

BAGAN 4.3 Desain Awal Model Implementasi MPTBTK……….. 159

BAGAN 4.4 Flowchart Awal Implementasi MPTBTK………. 161

BAGAN 4.5 Draft Awal Penilaian MPTBTK………... 163

BAGAN 4.6 Pemetaan Jaringan Tema Persahabatan……….. 165

BAGAN 4.7 Pemetaan Aspek Kecakapan Pribadi Tema Persahabatan 166 BAGAN 4.8 Deskripsi Umum Aktivitas Pembelajaran Tema Persahabatan……….. 167 BAGAN 4.9 Rencana Kegiatan Pembelajaran Hari Kesatu Tema Persahabatan……….. 168 BAGAN 4.10 Rencana Kegiatan Pembelajaran Hari Kedua Tema Persahabatan………... 170 BAGAN 4.11 Rencana Kegiatan Pembelajaran Hari Ketiga Tema Persahabatan………... 172 BAGAN 4.12 Rencana Kegiatan Pembelajaran Hari Keempat Tema Persahabatan………... 174 BAGAN 4.13 MPTBTK Hasil Pengembangan……….. 211

BAGAN 4.14 MPTBTK Siap divalidasi……….. 249

BAGAN 4.15 Desain Kelompok Kontrol Prates-Pascates Berpasangan ………. 251


(5)

DAFTAR GRAFIK

Halaman

GRAFIK 4.1 Kecakapan Pribadi Siswa TK Kemala Bhayangkari Pada Pra

Siklus………... 192

GRAFIK 4.2 Kecakapan Pribadi Siswa TK Kemala Bhayangkari Pada

Siklus Ke-1……….… 193

GRAFIK 4.3 Peningkatan Kecakapan Pribadi Siswa TK Kemala

Bhayangkari……… 195

GRAFIK 4.4 Rata-Rata Kecakapan Pribadi Anak TK Kemala

Bhayangkari………. 195

GRAFIK 4.5 Aktivitas Guru Dalam Pembelajaran Setiap Pertemuan……. 198 GRAFIK 4.6 Aktivitas Guru Berdasarkan Indikator Keterampilan………. 199 GRAFIK 4.7 Rata-Rata Kecakapan Pribadi Tiap Siklus TK Haruman…… 230 GRAFIK 4.8 Rekapitulasi Kecakapan Pribadi Anak TK Haruman……….. 231 GRAFIK 4.9 Rata-Rata Kecakapan Pribadi Tiap Siklus TK Kemala

Bahayangkari……… 232

GRAFIK 4.10 Rekapitulasi Kecakapan Pribadi Anak TK Kemala

Bhayangkari……….. 233

GRAFIK 4.11 Rata-Rata Kecakapan Pribadi Tiap Siklus TK Tunas Bangsa.. 235 GRAFIK 4.12 Rekapitulasi Kecakapan Pribadi Anak TK Tunas Bangsa….. 236 GRAFIK 4.13 Siklus Kecakapan Pribadi……….. 237 GRAFIK 4.14 Perkembangan Kecakapan Pribadi Siswa TK Hasil Uji Luas... 241 GRAFIK 4.15 Rata-Rata Data Normalized Gain Kecakapan Pribadi Anak

TK Kelompok Eksperimen dan Kontrol Setiap Kategori……. 255 GRAFIK 4.16 Rata-Rata Data Normalized Gain Aspek Kecakapan Pribadi

Anak TK Kelompok Eksperimen dan Kontrol……….. 260 GRAFIK 4.17 Data Normalized Gain Aspek Kecakapan Pribadi Kelompok

Eksperimen dan Kontrol Pada Kategori Sekolah Baik………. 262 GRAFIK 4.18 Data Normalized Gain Aspek Kecakapan Pribadi Kelompok

Eksperimen dan Kontrol Pada Kategori Sekolah Cukup……. 264 GRAFIK 4.19 Data Normalized Gain Aspek Kecakapan Pribadi Kelompok

Eksperimen dan Kontrol Pada Kategori Sekolah Terbatas….. 266 GRAFIK 4.20 Rata-Rata Data Normalized Gain Aspek Kecakapan Pribadi


(6)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

LAMPIRAN 1 Kisi-kisi Instrumen Penelitian……… 334

LAMPIRAN 2 Surat Pengantar Angket Kepala TK………... 336

LAMPIRAN 3 Angket untuk Kepala TK………... 337

LAMPIRAN 4 Surat Pengantar Angket Guru………. 349

LAMPIRAN 5 Angket untuk Guru………. 350

LAMPIRAN 6 Pedoman Observasi Pencapaian Kecakapan Pribadi Siswa.. 361

LAMPIRAN 7 Pedoman Studi Dokumentasi………. 367

LAMPIRAN 8 Pedoman Wawancara Guru……… 368

LAMPIRAN 9 Pedoman Observasi Aktivitas Guru di Kelas………. 371

LAMPIRAN 10 Pedoman Observasi Aktivitas Siswa di Kelas……… 374

LAMPIRAN 11 Surat Pengantar untuk Validasi Angket………. 375

LAMPIRAN 12 Model MPTBTK……… 379

LAMPIRAN 13 Pemetaan Tema Bandung……….. 381

LAMPIRAN 14 Deskripsi Umum Aktivitas Pembelajaran………. 382

LAMPIRAN 15 Foto Disertasi………. 413


(7)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan layanan program pendidikan anak usia dini (PAUD) disambut secara positif oleh berbagai kalangan. Menjamurnya berbagai jenis layanan PAUD seiring dengan sosialisasi dan perluasan kebijakan pemerintah di bidang PAUD. Perhatian besar yang diberikan pemerintah terhadap penyebarluasan layanan PAUD merupakan salah satu wujud komitmen pemerintah dalam merespon berbagai isu internasional khususnya berkenaan dengan pendidikan dan perawatan anak. Isu mengenai pentingnya PAUD telah menjadi perhatian internasional yang dibahas dalam pertemuan Forum Pendidikan Dunia tahun 2000 di Dakar Senegal yang menghasilkan enam kesepakatan sebagai kerangka aksi pendidikan untuk semua (The Dakar Framework for Action

Education for All), yang salah satu butirnya bersepakat untuk memperluas dan

memperbaiki keseluruhan pendidikan dan perawatan anak usia dini, terutama bagi anak yang sangat rawan dan kurang beruntung.

Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang memiliki sumberdaya manusia yang paling banyak di dunia. Berdasarkan data Balitbang Depdiknas (2004) jumlah penduduk usia 4-6 Tahun sebesar 11.895.400 anak dan baru 1.871.143 anak yang memperoleh layanan pendidikan di Taman Kanak-Kanak (TK). Angka partisipasi murni (APM) TK hanya sekitar 15.78% menuntut


(8)

pemerintah untuk bekerja keras menyebarluaskan dan mengoptimalkan layanan PAUD melalui berbagai jalur baik formal, nonformal maupun informal.

Taman Kanak-kanak (TK) adalah salah satu bentuk satuan pendidikan

anak usia dini pada jalur pendidikan formal yang menyelenggarakan program pendidikan bagi anak usia empat tahun sampai enam tahun. Tujuan pendidikan TK menurut penjelasan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) Pasal 28 ayat 3 yakni membantu dalam menyelenggarakan pendidikan yang bertujuan untuk mengembangkan kepribadian dan potensi diri sesuai dengan tahap perkembangan peserta didik. Dalam kurikulum TK 2004 dijelaskan fungsi dan tujuan TK sebagai berikut :

Fungsi pendidikan TK adalah: (a) mengenalkan peraturan dan menanamkan disiplin pada anak, (b) mengenalkan anak dengan dunia sekitar, (c) menumbuhkan sikap dan perilaku yang baik, (d) mengembangkan kemampuan berkomunikasi dan bersosialisasi, (e) mengembangkan keterampilan, kreativitas dan kemampuan yang dimiliki anak, (f) menyiapkan anak untuk memasuki pendidikan dasar. Sedangkan tujuannya yakni membantu anak didik mengembangkan berbagai potensi baik psikis dan fisik yang meliputi moral dan nilai-nilai agama, sosial emosional, kognitif, bahasa, fisik/motorik, kemandirian dan seni untuk siap memasuki pendidikan dasar.

Berdasarkan uraian tersebut semakin jelas bahwa peran, fungsi dan tujuan pendidikan di TK adalah membantu pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal dalam rangka mendukung kesiapan anak memasuki jenjang pendidikan selanjutnya. Fungsi penyiapan memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi


(9)

pertumbuhan dan perkembangan yang optimal. Namun, apabila dicermati dengan seksama realitas pembelajaran yang terjadi di lembaga PAUD sungguh merupakan suatu ironi. Realitas pembelajaran di TK cenderung menekankan pada salah satu aspek perkembangan yang dianggap penting oleh sebagian kalangan dalam hal ini membaca, menulis dan berhitung. Kondisi demikian terus terjadi seiring dengan dinamika dan tuntutan kebutuhan masyarakat terhadap dunia pendidikan. Beberapa berita yang dimuat dalam media masa, jurnal-jurnal pendidikan dan kebijakan pemerintah mengindikasikan hal ini.

Dedi Supriadi (Depdiknas, 2004) menyebutkan bahwa penyiapan kompetensi akademik untuk memasuki jenjang pendidikan dasar menjadi fokus perhatian yang lebih besar dalam pembelajaran di TK. Fungsi TK sebagai sarana tumbuh kembang kompetensi pribadi cenderung terabaikan. Temuan lain dalam penelitian Ernawulan Syaodih (2007) menyebutkan bahwa 35% guru TK mengajarkan keterampilan akademik seperti menulis, membaca dan berhitung sebagai upaya untuk memenuhi tuntutan orang tua dan sebagai prasyarat untuk memasuki SD. Hal ini menunjukkan bahwa percepatan anak untuk menguasai keterampilan akademik datang dari berbagai pihak di lingkungan sekitar anak.

Penelitian yang dilakukan Masitoh (2002) menyebutkan bahwa telah terjadi pergeseran dari TK yang seharusnya memberikan kebebasan kepada anak untuk belajar sambil bermain menjadi TK yang berorientasi akademik bukan TK yang berorientasi pada perkembangan anak. Hal ini diperkuat oleh ungkapan salah seorang konsultan PAUD Bank Dunia, Karin Villien (Yufiarti, 2002), Kegiatan pembelajaran TK di Indonesia lebih bersifat akademik dimana anak


(10)

lebih banyak duduk di bangku seperti di SD. Menurutnya jarang sekali anak diberi kesempatan bereksplorasi dan melakukan sendiri apa yang diminatinya. Banyak guru yang kurang memberikan kesempatan kepada anak untuk berpikir, mengekspresikan perasaannya dan menemukan pemecahan masalah sendiri.

Dari ungkapan Masitoh dan Villien mengindikasikan bahwa telah terjadi penyimpangan peran, fungsi dan tujuan pendidikan TK. Realitas pembelajaran TK digiring pada aktivitas penyiapan kemampuan akademik yang bernuansa

teacher centred. Hal ini sebetulnya hanya mampu membentuk anak-anak menjadi

apa yang didesain dan direkayasa oleh orang dewasa tanpa menggali dan mengembangkan potensi yang dimiliki oleh anak tersebut. Dalam konteks ini, telah terjadi pengkerdilan peran, fungsi dan tujuan pendidikan di TK yang hanya menenkankan pada fungsi pembentukan serta cenderung mengabaikan fungsi pengembangan.

Hasil penelitian Solehuddin (2009) menyimpulkan bahwa para guru, kepala TK dan bahkan orang tua telah memandang pendidikan TK sebagai sesuatu yang penting bagi anak. Namun alasan mereka masih terbatas pada alasan-alasan akademis (persiapan masuk SD), pembekalan pengetahuan dasar keagamaan, dan pembentukan perilaku yang santun dan saleh. Mereka juga lazimnya menyetujui bermain sebagai metode pembelajaran di TK. Tetapi dengan alasan berrmain masih terbatas, dipandang sebagai alat untuk menyenangkan anak dalam belajar, bukan sebagai sarana utama belajar anak.

Permasalahan utama yang terjadi dalam proses pembelajaran di lembaga PAUD saat ini adalah proses pembelajaran yang menekankan pada sebagian


(11)

aspek kecakapan individu dalam hal ini kecakapan akademik. Pembelajaran yang hanya menekankan pada aspek kecakapan akademik sesungguhnya tidak mendukung terhadap penyiapan SDM yang berkualitas dan berdaya saing di masa yang akan datang. SDM yang dikehendaki pada masa yang akan datang adalah generasi yang berani menghadapi tantangan dan problema kehidupan, proaktif dan kreatif dalam mencari solusi permasalahan yang dihadapinya, memiliki kesadaran terhadap potensi yang dimilikinya serta bertanggung jawab untuk mengembangkannya. Hasil penelitian di Harvard University Amerika Serikat (Balitbang, Puskur 2010) yang menyebutkan bahwa kesuksesan hidup seseorang tidak semata-mata ditentukan oleh aspek pengetahuan dan keterampilan teknis

(hard skill) yang dikuasainya, tetapi lebih oleh kemampuan mengelola diri dan

orang lain (soft skill). Lebih lanjut diungkapkan bahwa kesuksesan hidup seseorang 20% ditentukan oleh hard skill dan 80% oleh soft skill. Hal ini mengisyaratkan bahwa proses pengembangan aspek kepribadian peserta didik pada level pendidikan usia dini menjadi hal yang sangat penting dalam rangka menyiapkan generasi penerus yang siap berkompetisi di masa yang akan datang.

Berdasarkan teori perkembangan kepribadian yang dikemukakan Erikson, anak usia TK berada tahap kedua dan ketiga dari delapan tahap fase perkembangan psikososial yang dirumuskannya. Pada masa TK anak berada pada fase Autonomy versus Shame and Doubt dan fase Initiative versus Guilt. Pada tahap ini, perkembangan psikososial ditujukan pada penguasaan untuk mengontrol seluruh otot-otot tubuh. Jika anak sudah mampu menguasai tubuhnya sendiri, ia akan mengembangkan perasaan otonomi. Sedangkan apabila anak tidak


(12)

mampu menguasai gerak tubuhnya, tidak terampil dalam melayani kebutuhan pribadinya maka yang ia akan mengembangkan perasaan malu dan meragukan kemampuan dirinya. Hal penting yang dapat dilakukan pada masa ini adalah memberikan kesempatan pada anak untuk mandiri, mencoba memberikan kesempatan pada anak untuk melakukan berbagai hal dalam memenuhi kebutuhan diri seperti berpakaian, memakai sepatu, makan dan minum serta BAB/BAK (Hadis, 1999; Makmun, 2005)

Pada tahap perkembangan ini pula, anak belajar untuk melepaskan ketergantungannya pada orang tua dalam rangka mengembangkan keterampilannya berinteraksi dengan lingkungan yang lebih luas. Apabila anak berhasil menjadi individu yang mandiri maka ia akan mengembangkan sikap inisiatif. Sedangkan apabila individu tidak berhasil melepaskan ketergantungan pada orangtua maka ia akan mengembangkan sikap rasa bersalah. Individu sebaiknya lebih cenderung pada kutub inisiatif dari pada rasa bersalah untuk mengembangkan pribadi yang sehat dan kreatif (Hadis, 1999).

Berdasarkan paparan teori perkembangan kepribadiaan anak TK sebagaimana dikemukakan Erikson, maka proses pembelajaran di TK perlu diarahkan pada upaya pengembangan kepribadian anak TK. Aspek dasar yang harus dimiliki peserta didik pada jenjang pendidikan TK adalah kecakapan personal dan sosial yang sering disebut sebagai kecakapan generik (generic life

skill). Proses pembelajaran dengan pembenahan aspek personal dan sosial

merupakan prasyarat yang harus diupayakan berlangsung pada jenjang ini. Oleh karena itu, fokus penelitian ini diarahkan pada pengembangan aspek kecakapan


(13)

personal. Aspek kecakapan personal pada anak usia dini dapat dimaknai sebagai keterampilan yang diperlukan oleh individu dalam rangka beradaptasi dan memerankan fungsinya secara optimal sebagai individu yang aktif dan mandiri sesuai dengan tugas-tugas perkembangannya.

Pengembangan kecakapan pribadi di TK memiliki peranan yang sangat signifikan dalam mendukung kesuksesan anak di masa yang akan datang. Pengembangan kecakapan pribadi di TK memiliki posisi yang strategis dalam rangka mengoptimalkan periode emas pertumbuhan dan perkembangan anak.

Beberapa pendapat ahli yang disarikan dari Solehuddin (1997), menyebutkan mengenai pentingnya masa usia dini antar lain sebagai berikut : (a) usia dini merupakan masa terbentuknya dasar kepribadian (Freud dalam Santrock dan Yussen, 1992), (b) usia dini merupakan masa-masa penuh kejadian unik (a

highly evenful and unique period of life) yang merupakan dasar bagi kehidupan di

masa dewasa (Santrock dan Yussen, 1992), (c) pengalaman-pengalaman belajar awal tidak bisa diganti oleh pengalaman berikutnya, kecuali dimodifikasi (Fernie, 1988), (d) periode usia dini, tiga atau empat tahun pertama merupakan periode subur bagi pertumbuhan otak manusia, otak berkembang hingga mencapai kurang lebih dua pertiga ukuran otak dewasa (Goleman, 1995), (e) rangsangan yang mencukupi dalam mengembangkan belahan otak kanan dan kiri akan memberikan dampak yang menyeluruh terhadap kesiapan belajar pada jenjang pendidikan berikutnya (Ornstein dalam Bateman 1990), (f) kegagalan dan kekeliruan belajar pada masa usia dini akan menjadi penghambat pada masa belajar tahap berikutnya (Marcon, 1993), (g) pertumbuhan dan perkembangan manusia memiliki


(14)

keterbatasan waktu, proses tumbuh kembang sebagian besar terjadi pada masa usia dini (Sperry, Hubbel, Wiesel dalam Witdarmono, 1996). Dari beberapa uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa periode usia dini dapat disebut sebagai “The Golden Years” dalam rentang pertumbuhan dan perkembangan manusia yang sangat menentukan terhadap keberhasilan atau kegagalan proses tumbuh kembang pada masa berikutnya. Berdasarkan paparan mengenai pentingnya masa usia dini, maka perlu suatu upaya untuk mengoptimalkan periode emas pertumbuhan dan perkembangan anak melalui program perawatan, pengasuhan, pendidikan dan penciptaan lingkungan belajar yang mendukung tumbuh kembang anak secara optimal.

Berdasarkan angket yang diberikan kepada guru TK se-kota Bandung pada kegiatan studi pendahuluan, diperoleh data mengenai profil perkembangan kecakapan pribadi siswa TK yang sudah dikuasai meliputi (a) kemampuan siswa dalam mengenal identitas diri (55.49%), (b) ketekunan dalam menguasai keahlian baru (59.76%), (c) kemandirian dalam mengerjakan sesuatu (65.24%), (d) bersikap positif terhadap diri sendiri (59.15%), (e) kemampuan dalam melakukan pertahanan diri (49.39%), (f) mengenal nama, sifat dan ciptaan Tuhan (58.54%), (g) menunjukkan perilaku menyayangi ciptaan Tuhan, melaksanakan ajaran agama dan menghormati pemeluk agama lain (60.98%), (h) mengenal perilaku baik dan buruk (66.46%), (i) mengenal orang-orang di lingkungan terdekatnya (60.98%), (j) mengenal peraturan di lingkungan tempat tinggal (65.24%), (k) tanggung jawab dalam memelihara barang miliknya, menyelesaikan tugas yang diberikan, dan merapihkan alat-alat belajar di kelas (64.63%), (l) mematuhi tata


(15)

tertib dan peraturan di kelas (68.29%), (m) kemandirian dalam memenuhi kebutuhan pribadi dan memelihara kebersihan diri (61.59%), (n) menjaga keamanan diri (59.76%), (o) mengungkapkan pilihan (66.46%), (p) terlibat pada aktivitas bermain di kelas (62.20%), (q) bekerjasama dalam kegiatan rutin (62.20%), (r) mengenal agama, hari-hari besar dan ritual keagamaan yang dianutnya (50.61%), (s) mengenal kota tempat tinggal dan keragaman budayanya (56.71%), (t) mengenal negara tempat tinggal dan keragaman budayanya (55.49%), (u) mengenal pahlawan dan jasa-jasanya (57.93%), (v) memecahkan masalah (57.93%).

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan melalui kegiatan observasi terhadap proses pembelajaran dan wawancara dengan kepala dan guru TK, terungkap bahwa pengembangan kecakapan personal siswa masih belum terlaksana secara optimal. Program pembelajaran yang direncanakan guru belum sepenuhnya mampu mengintegrasikan tema, subtema, aktivitas belajar dan pengembangan kompetensi-kompetensi pada aspek personal (penyampaian tema pembelajaran masih bersifat artificial). Proses pembelajaran dilakukan secara ekspositorik kurang memberikan kesempatan pada anak untuk melakukan penggalian informasi dan mengembangkan berbagai proyek pembelajaran yang bermakna. Penggunaan dan pemanfaatan media, alat dan sumber belajar kurang variatif dan belum mendukung terhadap pencapaian kecakapan personal siswa. Oleh karena itu diperlukan suatu model pembelajaran yang dapat mengembangkan kecakapan personal siswa sesuai dengan karakteristik perkembangannya.


(16)

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Fokus permasalahan dalam penelitian ini adalah pengembangan kecakapan pribadi anak TK. Fokus masalah tersebut memiliki keterkaitan dengan penelitian pembelajaran. Pengembangan model pembelajaran mengacu pada konsep yang dikemukan oleh Dunkin dan Biddle (1974 dalam Witrock, 1986), dapat ditinjau dari empat variabel antara lain: (a) presage variables, (b)

context variables, dan (c) process variables, (d) product variables. Presage variables, mencakup karakteristik guru, pengalaman, pelatihan, bahan-bahan lain

yang berpengaruh terhadap perilaku guru. Context variables, adalah berbagai hal yang berhubungan dengan siswa, sekolah, masyarakat dan kelas. Process

variables adalah kegiatan guru dan siswa di kelas yang dapat diamati. Sedangkan product variables mencakup pengaruh langsung atau pengaruh jangka panjang

dari proses pembelajaran terhadap perkembangan anak diantaranya perkembangan aspek intelektual, sosial-emosi, dan lain sebagainya (Masitoh, 2005).

Keberhasilan pengembangan model pembelajaran dipengaruhi oleh variabel-variabel yang dikemukakan di atas. Faktor-faktor tersebut antara lain : (a) karakteristik siswa, (b) karakteristik guru, (c) kurikulum dan perangkat pengembangannya, (d) strategi pembelajaran, (e) media, alat dan sumber belajar, (f) sarana dan prasarana pembelajaran, (g) iklim dan lingkungan kelas, sekolah, masyarakat. Faktor-faktor inilah yang mempengaruhi pencapaian kecakapan pribadi anak TK.


(17)

pada satu variabel dari empat variabel model penelitian pengajaran yang dikemukakan Dunkin dan Biddle di atas. Variabel tersebut yakni variabel proses. Penelitian ini dibatasi pada masalah proses pembelajaran di TK terkait pengembangan kompetensi-kompetensi pada aspek kecakapan personal anak TK. Pembelajaran di TK bertujuan untuk mengoptimalkan pencapaian berbagai aspek perkembangan anak. Aspek perkembangan tersebut meliputi aspek moral dan nilai-nilai agama, sosial, emosi, kemandirian, bahasa, kognitif, fisik-motorik. Terkait dengan pengembangan kecakapan pribadi di TK maka fokus penelitian ini dibatasi pada proses pembelajaran yang bertujuan mengembangkan kecakapan pribadi pada aspek kesadaran diri, kemandirian dan inisiatif.

Berdasarkan rumusan dan batasan masalah tersebut di atas, maka pertanyaan penelitian secara umum dirumuskan sebagai berikut: “Model pembelajaran seperti apa yang dapat mengoptimalkan pencapaian kecakapan pribadi (personal skills) anak TK ?”. Adapun fokus pertanyaan penelitian ini

antara lain sebagai berikut:

1. Bagaimana kondisi objektif pembelajaran untuk meningkatkan kecakapan pribadi (personal skills) anak TK saat ini?

2. Bagaimana model pembelajaran untuk meningkatkan kecakapan pribadi

(personal skills) di TK meliputi: (a) perencanaan, (b) implementasi dan (c)

evaluasi ?

3. Bagaimana pengaruh model pembelajaran yang dihasilkan terhadap pencapaian kecakapan pribadi (personal skills) anak TK?


(18)

dibandingkan model pembelajaran yang digunakan guru selama ini ?

5. Apa faktor pendukung dan penghambat pengembangan model pembelajaran untuk mengoptimalkan pencapaian kecakapan pribadi (personal skills) di TK?

C. Penjelasan Istilah Penelitian 1. Model Pembelajaran

Model pembelajaran dalam penelitian ini dimaknai sebagai kerangka konseptual yang digunakan sebagai acuan dalam mengembangkan proses interaksi belajar mengajar yang meliputi komponen desain, implementasi dan evaluasi.

Desain yang dihasilkan dalam penelitian berupa pengembangan perangkat perencanaan pembelajaran meliputi perencanaan tema, subtema yang dituangkan dalam bentuk pemetaan jaringan tema; pemetaan kompetensi kecakapan pribadi; pengembangan rencana kegiatan dalam satu tema kegiatan (deskripsi umum aktivitas pembelajaran); pengembangan rencana kegiatan harian (RKH).

Implementasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah proses pembelajaran di kelas dengan menggunakan model pembelajaran yang dihasilkan yakni Model Pembelajaran Terpadu Berbasis Tema dan Kompetensi (MPTBTK).

Evaluasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah proses penilaian terhadap hasil belajar anak berupa pencapaian aspek kecakapan pribadi pada indikator kesadaran diri, kemandirian dan inisiatif; proses belajar berupa aspek partisipasi. Evaluasi juga dilakukan terhadap kinerja mengajar guru untuk menyempurkan model pembelajaran yang dihasilkan.


(19)

MPTBTK merupakan model pembelajaran pada rumpun personal. Tujuan utama pengembangan model pembelajaran ini adalah untuk memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan peserta didik secara optimal. Langkah pengembangan model pembelajaran dalam penelitian ini mengacu pada langkah pengembangan model pembelajaran yang direkomendasikan Joyce, Weil, Calhoun (2000) meliputi: (a) tujuan dan asumsi yang melandasi model, (b) tahapan pengembangan model/syntax, (c) sistem sosial, (d) prinsip reaksi guru dan anak, (e) sistem pendukung, (f) dampak instruksional dan (g) dampak pengiring.

Model pembelajaran yang dijadikan acuan dalam penelitian ini adalah Pembelajaran Terpadu Model Jaring Laba-Laba (Webbed Model) dari Fogarty (1991) sedangkan pengembangnnya memadukan berbagai sumber mengenai pembelajaran tema untuk anak usia dini antara lain Teaching Young Children

Using Themes (Kostelnik et.al, 1991), Developmentally Appropiate Curriculum

(Kostelnik et.al, 1999), Early Childhood Curriculum: Developmental Bases for

Learning and Teaching (Wortham, 2006), Developmentally Appropiate Practices

dari National Association of Education of Young Children/NAEYC (1987, 1997).

2. Kecakapan Pribadi (Personal Skills)

Kecakapan pribadi dalam penelitian ini dimaknai sebagai keterampilan yang diperlukan oleh individu dalam rangka beradaptasi dan memerankan fungsinya secara optimal sebagai individu yang aktif dan mandiri sesuai dengan tugas-tugas perkembangannya. Indikator dan sub indikator kecakapan pribadi


(20)

yang dikembangkan meliputi : a. Kesadaran diri/self-awereness

1) Penghayatan diri sebagai individu meliputi aspek pengenalan diri, harga diri, konsep diri, pertahanan diri.

2) Penghayatan diri sebagai makhluk Tuhan meliputi aspek mengenal Tuhan dan ciptaannya, mengenal agama dan ritual keagamaan, memiliki sikap religius.

3) Penghayatan diri sebagai makhluk sosial meliputi aspek mengenal perilaku baik dan buruk, mengenal orang-orang di lingkungan terdekat, mengenal aturan di lingkungan tempat tinggal.

4) Penghayatan diri sebagai warga negara meliputi aspek mengenal kota tempat tinggal dan keragaman budayanya, mengenal negara tempat tinggal dan keragaman budayanya, mengenal pahlawan dan jasa-jasanya.

b. Kemandirian/independences 1) Memiliki sikap tanggung jawab 2) Mematuhi tata tertib dan peraturan

3) Memenuhi kebutuhan pribadi dan memelihara kebersihan diri 4) Menjaga keamanan diri

c. Inisiatif/decision making 1) Mengungkapkan pilihan 2) Memecahkan masalah

3) Terlibat pada Aktivitas bermain 4) Bekerjasama dalam kegiatan rutin


(21)

3. Taman Kanak-Kanak (TK)

TK merupakan salah satu bentuk lembaga Pendidikan Anak Usia Dini pada jalur formal yang melayani peserta didik yang berusia 4-6 Tahun. Fokus subyek penelitian ini adalah guru, siswa dan pembelajaran yang diselenggarakan di TK kelompok B (usia 5-6 tahun).

D. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Penelitian ini secara umum bertujuan menghasilkan model pembelajaran dalam rangka mengoptimalkan pencapaian kecakapan pribadi (personal skills) anak TKsesuai tugas perkembangannya.

2. Tujuan Khusus

Ketercapaian tujuan umum penelitian dijabarkan secara khusus antara lain sebagai berikut :

a. Mendeskripsikan kondisi pembelajaran untuk meningkatkan pencapaian kecakapan pribadi (personal skills) anak TK saat ini.

b. Menghasilkan model pembelajaran untuk meningkatkan pencapaian kecakapan pribadi (personal skills) anak TK meliputi: (a) desain, (b) implementasi dan (c) evaluasi.

c. Mendeskripsikan pengaruh model pembelajaran yang dihasilkan terhadap pencapaian kecakapan pribadi (personal skills) anak TK meliputi aspek (a) kesadaran diri, (2) kemandirian dan (3) inisiatif.

d. Mengidentifikasi keunggulan dan keterbatasan model pembelajaran yang dihasilkan.


(22)

e. Mengidentifikasi faktor pendukung dan penghambat dalam pengembangan model pembelajaran untuk meningkatkan pencapaian kecakapan pribadi

(personal skills) di TK.

E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoretis

Secara teoretis penelitian ini bertujuan menghasilkan beberapa dalil, prinsip dan rambu-rambu pengembangan pembelajaran untuk mengoptimalkan pencapaian kecakapan pribadi (personal skills) anak TK sesuai tugas perkembangannya.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak :

a. Pendidik Anak Usia Dini, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan acuan untuk menyusun program perencanaan dan pelaksanaan pengembangan kecakapan pribadi (personal skills) di lembaga pendidikan anak usia dini jalur formal, non formal dan informal.

b. Peserta Didik, hasil penelitian ini diharapkan dapat menciptakan lingkungan belajar yang dapat memfasilitasi perkembangan dan perolehan kecakapan pribadi (personal skills) sesuai tugas perkembangannya.

c. Kepala TK/PAUD, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam melakukan pembinaan tenaga pendidik, penyediaan sarana prasarana, media dan sumber belajar yang dapat memfasilitasi


(23)

pengembangan kecakapan pribadi (personal skills) di lembaga masing-masing.

d. Pengawas TK/PAUD, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan dalam mengadakan pembinaan kompetensi tenaga pendidik anak usia dini dan upaya perbaikan praktik-praktik pengembangan kecakapan pribadi (personal skills) di TK/PAUD.

e. Program S1 PG-PAUD, hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan dalam mengembangkan bahan ajar mata kuliah yang relevan dengan penelitian ini antara lain mata kuliah yang mengkaji tentang konsep belajar pembelajaran di lembaga PAUD.

F. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan disertasi ini terdiri atas lima bab, yaitu :

a. Bab I Pendahuluan, terdiri atas latar belakang penelitian, identifikasi dan perumusan masalah, penjelasan istilah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

b. Bab II Konseptualisasi Perkembangan Anak TK, Pembelajaran di TK, dan Pengembangan kecakapan Pribadi di TK.

c. Bab III Metode Penelitian, terdiri atas pendekatan dan metode penelitian, tahapan penelitian, lokasi, populasi dan sampel penelitian, penjelasan istilah variabel penelitian, teknik dan instrumen pengumpulan data, teknik analisis data, prosedur dan jadwal pelaksanaan penelitian.

d. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan. e. Bab V Simpulan dan Rekomendasi


(24)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Metode Penelitian

Tujuan akhir penelitian ini adalah tersusunnya model pembelajaran untuk mengoptimalkan pencapaian kecakapan pribadi (personal skills) anak TK. Kerangka isi dan komponen model disusun berdasarkan kajian konsep dan teori pengembangan kecakapan pribadi (personal skills), konsep dan teori tugas-tugas perkembangan untuk anak usia dini, konsep dan model pembelajaran untuk anak usia dini, kajian hasil penelitian terdahulu yang relevan, analisis dan kajian empiris tentang kondisi aktual pengembangan kecakapan pribadi (personal skills) di TK, dan pencapaian kecakapan pribadi (personal skills) anak usia dini yang berada di TK Kota Bandung.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif secara terpadu dan saling mendukung. Pendekatan kuantitatif digunakan pada tahap studi pendahuluan dan tahap validasi/pengujian model, yakni untuk menghimpun berbagai data tentang kondisi aktual pengembangan kecakapan pribadi (personal

skills) di TK dan pencapaian kecakapan pribadi (personal skills) anak usia dini

yang berada di TK Kota Bandung, serta keefektifan model pembelajaran yang dikembangkan. Sementara itu, pendekatan kualitatif digunakan pada tahap pengembangan model yang dihasilkan, yakni pada saat mengembangkan rancangan desain model.


(25)

Development). Research and Development adalah suatu proses atau

langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada, yang dapat dipertanggungjawabkan. Produk yang dimaksud dalam penelitian ini adalah model pembelajaran untuk mengoptimalkan pencapaian kecakapan pribadi (personal skills) sesuai tugas perkembangan individu. Mengacu pada ungkapan Borg dan Gall (1989: 782), Penelitian dan Pengembangan (Research and Development) dimaknai sebagai berikut:

“Educational research and development (R&D) is a process used to develop and validate educational products. By “product”, we mean not only such things as textbooks, instructional films, and computer software, but also methods, such as a method of teaching, and programs, such as a drug education program or a staff development program.The focus of present-day R & D projects appears to be primarily on program development. Programs are complex learning systems that often include specially developed materials and personnel trained to work in a

particuler context”.

Selanjutnya menurut Borg & Gall (1989: 784-785), ada sepuluh langkah pelaksanaan strategi penelitian dan pengembangan, yakni:

1. Penelitian dan pengumpulan data (research and information

collecting). Meliputi pengukuran kebutuhan, studi literatur, penelitian

dalam skala kecil, dan pertimbangan-pertimbangan dari segi nilai. 2. Perencanaan (planning). Menyusun rencana penelitian, meliputi

kemampuan-kemampuan yang diperlukan dalam pelaksanaan penelitian, rumusan tujuan yang hendak dicapai dengan penelitian tersebut, desain atau langkah-langkah penelitian, kemungkinan


(26)

3. Pengembangan bentuk produk pendahuluan (develop preliminary form

of product), termasuk didalamnya persiapan materi/bahan

pembelajaran, proses pembelajaran dan instrumen evaluasi.

4. Uji coba pendahuluan (preliminary field testing), yang melibatkan antara 1 sampai 3 sekolah dengan menyertakan 6 sampai dengan 12 subjek. Dalam hal ini dilakukan analisis data berdasarkan angket, hasil wawancara dan observasi.

5. Merevisi terhadap produk utama (main product revision), yang didasarkan atas hasil uji coba pendahuluan.

6. Uji coba utama (main field testing), melibatkan 5 sampai 15 sekolah dengan menyertakan 30 sampai 100 subjek. Data kuantitatif berupa pretes dan postes dikumpulkan dan hasilnya dievaluasi sesuai dengan tujuan, dan jika memungkinkan hasil tersebut dibandingkan dengan kelompok kontrol.

7. Penyempurnaan/revisi produk operasional (operasional product

revision), dilakukan berdasarkan hasil uji coba utama.

8. Dilakukan uji coba operasional (operasional field testing), yang melibatkan 10 sampai 30 sekolah dengan melibatkan 40 sampai 200 subjek. Pada langkah ini dikumpulkan data angket, observasi, dan hasil wawancara untuk kemudian dianalisis.

9. Penyempurnaan/revisi produk akhir (final product revision),


(27)

10.Diseminasi dan implementasi (dissemination and implementation). Pada langkah ini dilakukan monitoring sebagai kontrol terhadap kualitas produk.

Sukmadinata (2005: 184) berdasarkan beberapa pengalaman penelitiannya menyederhanakan langkah-langkah pelaksanaan metode penelitian dan pengembangan tersebut di atas hanya menjadi tiga langkah yakni sebagai berikut: 1. Studi Pendahuluan, yang meliputi tiga kegiatan: studi literatur/kepustakaan,

survai lapangan, penyusunan produk awal/draf model.

2. Tahap Pengembangan, meliputi dua kegiatan: melakukan uji coba terbatas dan uji coba lebih luas.

3. Tahap Eksperimen, untuk menguji kebaikan produk yang dihasilkan.

Secara visual langkah-langkah penelitian dan pengembangan yang dimodifikasi dapat dilihat pada bagan 3.1.


(28)

B. Tahapan Penelitian

Berdasarkan langkah-langkah pelaksanaan metode Research and Development yang dikemukakan oleh Borg & Gall (1989) dan langkah-langkah

penelitian dan pengembangan yang dimodifikasi oleh Sukmadinata (2005) tersebut, peneliti memfokuskan langkah-langkah penelitian ini pada tiga langkah utama sebagaimana dikemukakan oleh Sukmadinata yakni: (1) studi pendahuluan, (2) tahap pengembangan model dan (3) tahap pengujian model.

1. Studi Pendahuluan

Kegiatan studi pendahuluan merupakan kegiatan awal penelitian yang terdiri atas studi literatur untuk melihat konsep, teori, model pengembangan kecakapan pribadi (personal skills) saat ini, dan survai lapangan untuk melihat model pembelajaran yang digunakan guru, karakteristik siswa, karakteristik kondisi, kualifikasi dan kinerja guru, kurikulum dan perangkat pengembangannya, implementasi pembelajaran, sarana dan prasarana pembelajaran, serta iklim dan lingkungan kelas, sekolah dan masyarakat. Pada kegiatan ini peneliti mengadakan survey lapangan terhadap 15 TK yang dijadikan sampel penelitian. Pengumpulan data dilakukan melalui pemberian angket, wawancara, studi dokumentasi dan observasi kegiatan pembelajaran. Data yang terkumpul meliputi persepsi, motivasi dan keterampilan guru dalam menggunakan model pembelajaran kecakapan pribadi di TK dan faktor-faktor pendukung pembelajaran lainnya. Sumber data lainnya adalah kepala TK, yang bertujuan untuk menganalisis ketersediaan dan pemanfaatan sarana prasarana, program pengembangan kompetensi profesional guru, iklim sosial dan iklim psikologis


(29)

Berdasarkan data-data yang diperoleh pada kegiatan survey lapangan pada studi pendahuluan, peneliti melakukan penyusunan rancangan draft model pembelajaran untuk mengembangkan kecakapan pribadi di TK disesuaikan dengan kondisi dan lingkungan sekolah sebagai mana tergambar pada hasil prasurvey. Berdasarkan hasil prasurvey dan kajian teoritis tentang pembelajaran di TK maka model yang dipilih untuk mengembangkan kecakapan pribadi di TK adalah pembelajaran terpadu berbasis tema dan kompetensi (MPTBTK). Langkah-langkah pengembangan model pembelajaran dimodifikasi berdasarkan tujuan yang ingin dihasilkan yakni meningkatkan kecakapan pribadi anak TK. Aspek kecakapan pribadi anak TK yang distimulasi melalui model ini meliputi tiga aspek yakni kesadaran diri, kemandirian dan inisiatif.

2. Tahap pengembangan model

Berdasarkan data yang diperoleh dari kegiatan kegiatan survey lapangan dan dengan mengacu pada teori-teori dan konsep yang disimpulkan dari kegiatan studi pendahuluan, peneliti melakukan penyusunan draf awal model pembelajaran untuk mengoptimalkan pencapaian kecakapan pribadi (personal skills) di TK. Draft awal model yang dikembangkan yakni pengembangan perangkat perencanaan pembelajaran meliputi perencanaan tema, subtema yang dituangkan dalam bentuk pemetaan jaringan tema; pemetaan kompetensi kecakapan pribadi; pengembangan rencana kegiatan dalam satu tema kegiatan (deskripsi umum aktivitas pembelajaran); pengembangan rencana kegiatan harian (RKH). Proses pelaksanaan dalam merencanakan dan mengembangkan draft awal model pembelajaran ini dilakukan dengan kolaborasi bersama guru.


(30)

Setelah diperoleh draft awal model pembelajaran kemudian dilakukan uji coba terbatas pada satu TK (kelas). Uji coba terbatas bertujuan untuk mengembangkan draft model awal yang telah dirancang. Draft model awal yang telah dirancang adalah Model Pembelajaran Terpadu Berbasis Tema dan Kompetensi (MPTBTK). MPTBTK dirancang untuk meningkatkan pencapaian kompetensi kecakapan pribadi anak TK pada aspek kesadaran diri, kemandirian dan inisiatif melalui tema-tema belajar yang sesuai dengan minat dan karakteristik kebutuhan anak.

Kegiatan uji coba terbatas dilaksanakan di TK Kemala Bhayangkari 21 Kota Bandung. Pelaksanaan uji coba terbatas dilakukan sebanyak 4 kali pertemuan. Alokasi waktu pada setiap pertemuan yakni 3 x 60 menit yang terdiri dari kegiatan pembukaan, inti dan penutup. Tema yang dikembangkan yakni tema persahabatan. Pada uji terbatas, pengamatan lebih difokuskan pada proses terutama perencanaan dan implementasi pembelajaran. Peneliti secara reflektif mengadakan pengamatan terhadap kemampuan guru dalam mengembangkan perencanaan dan melaksanakan pembelajaran. Pedoman yang digunakan yakni pedoman observasi aktivitas guru dalam pembelajaran. Meskipun demikian, guru tetap melakukan pengamatan terhadap proses dan hasil belajar siswa dengan menggunakan pedoman observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran dan pedoman observasi kecakapan pribadi siswa. Berdasarkan hasil uji coba dan refleksi selama empat kali pertemuan maka MPTBTK dianggap sudah memadai.

Pendekatan yang digunakan pada proses pengembangan uji coba terbatas adalah penelitian tindakan. Pada ujicoba terbatas ini, guru mengimplementasi


(31)

Peneliti dan guru secara reflekstif menganalisis kelemahan-kelamahan yang masih ada pada saat proses pembelajaran untuk menemukan model pembelajaran yang dapat diujicobakan pada kegiatan uji coba luas.

Kegiatan uji coba lebih luas dilaksanakan pada tiga TK (kelas) berkategori baik, cukup dan terbatas dengan menggunakan metode penelitian tindakan kelas hingga diperoleh desain final. TK yang terlibat dalam uji coba luas yakni TK Haruman kategori baik, TK Kemala Bhayangkari kategori cukup dan TK Tunas bangsa kategori terbatas. Pengkategorian TK didasarkan pada data yang diperoleh dari Dinas Pendidikan Kota Bandung Tahun 2009 dan data prasurvey mengenai kondisi lembaga TK. Pelaksanaan uji coba luas dilakukan sebanyak 8 kali pertemuan. Alokasi waktu pada setiap pertemuan yakni 3 x 60 menit yang terdiri dari kegiatan pembukaan, inti dan penutup. Tema yang dikembangkan yakni tema Bandung Kotaku. Pada uji luas, pengamatan lebih difokuskan pada hasil belajar yakni aspek kecakapan pribadi yang meliputi kesadaran diri, kemandirian dan inisiatif. Meskipun demikian penilaian proses pembelajaran yakni aktivitas guru dan siswa pada setiap kegiatan pembelajaran tetap dinilai dan diamati. Selama pelaksanaan uji coba model berlangsung diadakan evaluasi dalam bentuk observasi partisipatif oleh peneliti terhadap kemampuan guru dalam melaksanakan model pembelajaran.

3. Tahap pengujian model

Pada tahap ini peneliti melakukan pengujian atau validasi model untuk melihat kelebihan model yang dihasilkan dengan model pembelajaran yang biasa digunakan oleh guru saat ini. Tahap ini dilakukan pada tiga TK (kelas) sebagai


(32)

mewakili TK kategori baik-cukup-terbatas. Metode penelitian yang digunakan pada tahap ini adalah metode eksperimen.

Kegiatan uji validasi bertujuan untuk mengetahui efektifitas, kelebihan atau keunggulan dari MPTBTK dalam mengoptimalkan pencapaian kecakapan pribadi anak TK dibandingkan dengan model yang biasa dilakukan oleh guru-guru (konvensional).

Uji validasi menggunakan metode ekperimental terhadap sekolah kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kegiatan uji validasi dilaksanakan di enam TK yang berkategori baik, cukup dan terbatas. Tiga TK sebagai kelompok kontrol yakni TK Negeri Pembina Sadang Serang kategori baik, TK Al-Biruni kategori cukup dan TK Gelatik kategori terbatas. Tiga TK sebagai kelompok eksperimen yakni TK Negeri Centeh kategori baik, TK Global Cendikia kategori cukup dan TK Silih Asih kategori terbatas. Pemilihan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dilakukan secara acak. Penentuan kriteria sekolah didasarkan pada informasi yang diperoleh dari Dinas Pendidikan Kota Bandung (Juli, 2009) dan data yang diperoleh dari kegiatan studi pendahuluan mengenai kesamaan karakteristik sekolah mencakup kelengkapan sarana dan fasilitas pembelajaran, media atau alat bantu, serta sumber daya guru.

Kegiatan eksperimen atau uji validasi dilaksanakan selama 4 minggu pada bulan April. Sebelum eksperimen dilakukan, diadakan pertemuan dengan guru-guru dikelas kelompok eksperimen dan kontrol. Pada pertemuan itu, guru-guru-guru-guru pada kedua kelompok diberikan penjelasan mengenai kegiatan yang akan dilakukan. Guru-guru pada kelompok eksperimen diminta untuk menerapkan


(33)

berdasarkan langkah-langkah pengembangan yang telah dihasilkan pada uji coba terbatas dan luas. Sedangkan guru-guru pada kelompok kontrol menggunakan desain pembelajaran yang biasa mereka gunakan (kovensional).

Pelaksanaan eksperimen pada penelitian ini menggunakan eksperimen kuasi (Quasi Experimental Design), disebut kuasi karena bukan merupakan eksperimen murni tetapi seperti murni, seolah-olah murni. Quasi experimental design digunakan karena pada kenyataannya sulit mendapatkan kelompok kontrol yang digunakan untuk penelitian. Desain ini memiliki kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen. Salah satu variasi model eksperimen kuasi diantaranya: “Desain Kelompok Kontrol Prates-Pascates Berpasangan” atau “Matching Pretest-Posttest Control Group Design” (Fraenkel & Wellen, 1993: 253; Sukmadinata, 2005: 207; Suharsimi Arikunto, 1998: 79); atau dengan istilah lain “Nonequivalent Control Group Design” (Sugiono, 2006: 116), dengan pola desain yang terdapat pada Bagan dibawah ini:

Bagan 4.14 Bagan 3.2

Desain Kelompok Kontrol Prates-Pascates Berpasangan (Sukmadinata, 2005: 207)

Kelompok Prates Perlakuan Pascates Pasangan A (KE) O X O


(34)

Keterangan :

O = Pengukuran awal (pretes) dan pengukuran akhir (postes)

X = Perlakuan terhadap siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan model yang dihasilkan

KE = Kelompok siswa yang menggunakan model yang dihasilkan

KK = kelompok siswa yang tidak menggunakan model yang dihasilkan

Langkah uji efektivitas MPTBTK dalam mengoptimalkan pencapaian kecakapan pribadi anak TK dilakukan dengan menganalisis kecakapan pribadi anak TK antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol sebelum dan setelah mengikuti MPTBTK. Uji efektivitas menggunakan uji t independent. Data yang digunakan untuk uji t independent adalah data normalized gain dengan rumus sebagai berikut (Coletta, V.P., Phillips, J.A., & Steinert, J.J., 2007).

postest-pretest g =

skor maksimal - pretest

Sebelum data hasil intervensi pengembangan model pembelajaran untuk mengoptimalkan pencapaian kecakapan pribadi anak TK diolah lebih lanjut, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dengan statistik uji Z Kolmogrov-Smirnov (p>0,05) dan uji homogenitas varians (p>0,05). Hasil uji normalitas dan homogenitas varians menunjukan bahwa data tersebut memiliki distribusi normal dan varians yang homogen dengan hasil sebagai berikut.


(35)

Tabel 3.1

Uji Normalitas Data Normalized Gain

Kelompok Kategori Sekolah Z Nilai p Keterangan

Eksperimen

Keseluruhan* 0,488 0,971 Normal

Baik 0,620 0,837 Normal

Cukup 0,568 0,903 Normal

Terbatas 0,548 0,925 Normal

Kontrol

Keseluruhan* 0,977 0,296 Normal

Baik 0,810 0,527 Normal

Cukup 0,702 0,707 Normal

Terbatas 1,017 0,252 Normal

*) dimaksudkan sebagai gabungan dari setiap kategori

Berdasarkan Tabel 3.1, dapat dilihat bahwa semua data berdistribusi normal karena mempunyai nilai p > 0,05. Pada Tabel 4.2 disajikan hasil uji homogenitas varians data normalized gain pada kelompok eksperimen dan kontrol.

Tabel 3.2

Hasil Uji Homogenitas Varias Data Normalized Gain Kelompok Eksperimen dan Kontrol

Kategori Sekolah Uji

Statistik F df1 df2 Nilai p Keterangan

Keseluruhan* 0,457 1 92 0,501 Homogen

Baik 0,725 1 33 0,401 Homogen

Cukup 4,064 1 32 0,052 Homogen

Terbatas 4,076 1 23 0,096 Homogen


(36)

Visualisasi ketiga tahapan penelitian pengembangan model pembelajaran untuk mengoptimalkan kecakapan pribadi di TK dapat dilihat pada bagan 3.3.

Bagan 3.3

Tahapan Penelitian dan Pengembangan Model Pembelajaran Kecakapan Pribadi di TK

C. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian


(37)

wilayah, tingkat kepadatan penduduk dan jumlah TK yang ada. Kota Bandung merupakan Pusat Ibu Kota Propinsi Jawa Barat yang memiliki luas wilayah 167,3 km2. Berdasarkan sensus penduduk tahun 2007 jumlah penduduk kota Bandung sebesar 2.771.138 orang, dengan tingkat kepadatan penduduk sebanyak 16.564/km2. Kota Bandung juga merupakan salah satu kota terbesar ketiga dari 12 kota besar yang ada di Indonesia (www.wikipedia.com). Wilayah yang cukup luas dengan penduduk yang cukup padat akan memberikan tantangan bagi Kota Bandung sebagai Ibukota Propinsi Jawa Barat untuk meningkatkan layanan dan mutu pendidikan di TK.

Berdasarkan data dari Dinas Pendidikan kota Bandung (Juni, 2009) polpulasi penelitian terdiri dari 486 TK dengan kategori 3 TK negeri dan 483 TK swasta. TK-TK tersebut tersebar di 30 kecamatan yang dibagi dalam 5 wilayah yaitu wilayah utara, timur, selatan, barat dan tengah. TK-TK tersebut dikelompokkan menjadi 68 gugus dengan status TK inti dan imbas. Terdapat 68 TK yang berstatus TK inti dan 417 TK yang berstatus TK imbas.

Mengingat besaran populasi dan letak geografis TK yang tersebar diberbagai wilayah serta untuk meningkatkan efektivitas dan efesiensi kegiatan penelitian maka penentuan sampel yang dijadikan penelitian dipilih melalui tiga tahapan. Tahap studi pendahuluan lokasi penelitian ditentukan dengan teknik area

(cluster) sampling, yakni mengambil 15 kecamatan dari 30 kecamatan yang ada

(50%). TK yang terlibat pada tahap studi pendahuluan berjumlah 15 TK tersebar di 5 yakni wilayah utara, selatan, barat, timur dan tengah. Tahap pengembangan dan pengujian model dilakukan secara purposive sampling. Tahap pengembangan


(38)

model melibatkan 3 TK sedangkan pada tahap pengujian model melibatkan 6 TK. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

1. Subyek Penelitian Studi Pendahuluan

Dalam penelitian studi pendahuluan, TK yang dijadikan sampel penelitian dipilih dengan teknik area (cluster) sampling, yakni mengambil 15 kecamatan dari 30 kecamatan yang ada (50%). TK yang terlibat pada tahap studi pendahuluan berjumlah 15 TK tersebar di 5 yakni wilayah utara, selatan, barat, timur dan tengah. Pengambilan sampel dilakukan dengan mempertimbangkan perbedaan kategori dan jenjang TK. Kategori yang dijadikan pertimbangan baik-cukup-terbatas.

Jenjang TK yang dipilih yakni TK kelompok B (usia 5-6). Hal-hal yang dijadikan pertimbangan dalam memilih siswa TK kelompok B (usia 5-6 tahun) antara lain adalah : (1) pada masa ini merupakan masa transisi antara tahap berpikir praoperasional menuju tahap operasional kongkrit sehingga anak dapat dibekali dengan berbagai kecakapan pribadi yang lebih kaya, (2) anak memasuki masa persiapan usia sekolah dasar sehingga perlu dibekali dengan berbagai kecakapan pribadi yang mendukung kesiapan belajarnya di masa yang akan datang agar dapat menjadi pembelajar sepanjang hayat.

Berdasarkan pertimbangan kategori dan jenjang diperoleh subjek penelitian seperti tercantum dalam Tabel 3.3 berikut:

Tabel 3.3


(39)

SEKOLAH GUGUS

1. TKN Pembina Jl. Sadang

Serang

Utara Coblong Negeri;

Baik; Inti; Gugus 13

2. TK Lab. UPI Jl. Dr.

Setiabudhi

Utara Sukasari Swasta;

Cukup; Imbas; Gugus 3

3. TK Indri Jl. Karang

Tineung 9

Utara Sukajadi Swasta;

Terbatas; Imbas; Gugus 5

4. TK Haruman Jl. Ujung

Berung

Timur Ujung Berung Swasta;

Baik; Inti; Gugus 25

5. TK Kemala

Bhayangkari 21

Jl. Rusbandi, S.H.

Timur Arcamanik Swasta;

Cukup; Inti; Gugus 22

6. TK Tunas

Bangsa

Jl. Komplek Cipadung Permai

Timur Cibiru Swasta;

Terbatas; Imbas; Gugus 27

7. TKN Centeh Jl. Pasar

No. 5

Selatan Batununggal Negeri;

Baik; Inti; Gugus 31

8. TK Global Jl. Kampus I Selatan Kiara Condong Swasta;

Cukup; Imbas; Gugus 30


(40)

Panghegar Terbatas; Imbas; Gugus 41

10. TKN Citarip Komplek

BTN

Barat Bojongloa Kaler Negeri;

Baik; Inti; Gugus 55

11. TK Al-Furqon Jl. H. Alfi Barat Bandung Kulon Swasta;

Cukup; Inti; Gugus 48

12. TK Silih Asih Jl. H. Safar Barat Astanaanyar Swasta;

Terbatas; Imbas; Gugus 50

13. TK Sandhy

Putra

Jl. BKR No. 11

Tengah Lengkong Swasta;

Baik; Imbas; Gugus 62

14. TK Al-Biruni Jl. Sidomukti

No. 57

Tengah Cibeunying Kaler Swasta;

Cukup; Imbas; Gugus 69

15. TK Gelatik Jl. Sawo Tengah Bandung Wetan Swasta;

Terbatas; Imbas; Gugus 66

2. Subjek Penelitian Pengembangan


(41)

kemungkinan dapat dilakukannya uji coba, artinya tidak ditemui hambatan dari pihak Kepala TK, dan adanya kemauan dari pihak guru untuk melaksanakan pembelajaran sesuai dengan penelitian, adanya dukungan sarana, prasarana, media, alat dan sumber belajar yang memadai serta kompetensi akademik dan profesional yang dimiliki guru. Kerjasama antara guru dengan peneliti sangat penting, sebab selama proses uji coba dilaksanakan, keterlibatan guru menjadi faktor penentu keberhasilan. Setelah proses uji coba terbatas, dilakukan uji coba lebih luas di tiga TK sesuai kategori yang telah ditetapkan yakni baik-cukup-terbatas.

Berdasarkan pertimbangan di atas, dari 15 subjek penelitian pada studi pendahuluan diambil 4 sekolah yang dijadikan subjek penelitian pada uji coba pengembangan. Ketiga sekolah tersebut tercantum dalam Tabel 3.4 berikut:

Tabel 3.4

Daftar Subjek Penelitian pada Uji Coba Pengembangan

NO. NAMA

SEKOLAH

ALAMAT WILAYAH KECAMATAN STATUS/

GUGUS

KET.

1. TK Kemala

Bhayangkari 21

Jl.

Rusbandi, S.H.

Timur Arcamanik Swasta;

Cukup; Inti; Gugus 22

Uji Coba

Terbatas dan Luas

2. TK

Haruman

Jl. Ujung Berung

Timur Ujung Berung Swasta;

Baik; Inti; Gugus 25

Uji Coba

Luas

3. TK Tunas

Bangsa

Jl. Komplek Cipadung

Timur Cibiru Swasta;

Terbatas; Imbas;

Uji Coba


(42)

3. Subyek Penelitian Pengujian (Uji Validasi)

Subjek penelitian pengembangan ditetapkan secara acak berstrata (stratified random sampling). Pengujian model atau uji validasi dilaksanakan pada enam sekolah, yaitu tiga TK sebagai kelompok eksperimen dan tiga TK lain sebagai kelompok kontrol. Keenam TK pada masing-masing kelompok tersebut dipilih sesuai kategori yang telah ditetapkan yakni baik-cukup-terbatas.

Berdasarkan pertimbangan di atas, dari 15 subjek penelitian pada studi pendahuluan diambil 6 sekolah yang dijadikan subjek penelitian tahap pengujian (uji validasi). Keenam sekolah tersebut tercantum dalam Tabel 3.5 berikut:

Tabel 3.5

Daftar Subjek Penelitian pada Uji Validasi

NO. NAMA

SEKOLAH

ALAMAT WILAYAH KECAMATAN STATUS/

GUGUS

KET.

1. TKN Centeh Jl. Pasar

No. 5

Selatan Batununggal Negeri;

Baik; Inti; Gugus 31 Kelompok Eksperi-men

2. TK Global Jl. Kampus I Selatan Kiara Condong Swasta;

Cukup; Imbas; Gugus 30 Kelompok Eksperi-men

3. TK Silih Asih Jl. H. Safar Barat Astanaanyar Swasta;

Terbatas; Imbas; Gugus 50 Kelompok Eksperi-men

4. TKN Pembina Jl. Sadang

Serang

Utara Coblong Negeri;

Baik; Inti;

Kelompok Kontrol


(43)

5. TK Al-Biruni Jl. Sidomukti No. 57

Tengah Cibeunying Kaler Swasta;

Cukup; Imbas; Gugus 69

Kelompok Kontrol

6. TK Gelatik Jl. Sawo Tengah Bandung Wetan Swasta;

Terbatas; Imbas; Gugus 66

Kelompok Kontrol

D. Penjelasan Istilah Variabel Penelitian 1. Model Pembelajaran

Model pembelajaran dalam penelitian ini dimaknai sebagai kerangka konseptual yang digunakan sebagai acuan dalam mengembangkan proses interaksi belajar mengajar yang meliputi komponen desain, implementasi dan evaluasi. Desain yang dihasilkan dalam penelitian berupa pengembangan perangkat perencanaan pembelajaran meliputi perencanaan tema, subtema yang dituangkan dalam bentuk pemetaan jaringan tema; pemetaan kompetensi kecakapan pribadi; pengembangan rencana kegiatan dalam satu tema kegiatan (deskripsi umum aktivitas pembelajaran); pengembangan rencana kegiatan harian (RKH). Implementasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah proses pembelajaran di kelas dengan menggunakan Model Pembelajaran Terpadu Berbasis Tema dan Kompetensi (MPTBTK) dalam mengoptimalkan pencapaian kecakapan pribadi anak. Evaluasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah proses penilaian terhadap hasil belajar anak berupa pencapaian aspek kecakapan pribadi pada indikator kesadaran diri, kemandirian dan inisiatif; proses belajar berupa aspek partisipasi. Evaluasi juga dilakukan terhadap kinerja mengajar guru


(44)

Model pembelajaran untuk mengoptimalkan pencapaian kecakapan pribadi di TK merupakan model pembelajaran pada rumpun personal. Tujuan utama pengembangan model pembelajaran ini adalah untuk memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan peserta didik secara optimal.

Langkah pengembangan model pembelajaran dalam penelitian ini mengacu pada langkah pengembangan model pembelajaran yang direkomendasikan Joyce, Weil, Calhoun (2000) meliputi: (1) tujuan dan asumsi yang melandasi model, (2) tahapan pengembangan model/syntax, (3) sistem sosial, (4) prinsip reaksi guru dan anak, (5) sistem pendukung, (6) dampak instruksional dan (7) dampak pengiring.

Model pembelajaran yang dijadikan acuan dalam penelitian ini adalah Pembelajaran Terpadu Model Jaring Laba-Laba (Webbed Model) dari Fogarty (1991) sedangkan pengembangnnya memadukan berbagai sumber mengenai pembelajaran tema untuk anak usia dini antara lain Teaching Young Children

Using Themes (Kostelnik et.al, 1991), Developmentally Appropiate Curriculum

(Kostelnik et.al, 1999), Early Childhood Curriculum: Developmental Bases for

Learning and Teaching (Wortham, 2006), Developmentally Appropiate Practices

dari National Association of Education of Young Children/NAEYC (1987, 1997).

2. Kecakapan Pribadi (Personal Skills)

Kecakapan pribadi dalam penelitian ini dimaknai sebagai keterampilan yang diperlukan oleh individu dalam rangka beradaptasi dan memerankan fungsinya secara optimal sebagai individu yang aktif dan mandiri sesuai dengan tugas-tugas perkembangannya. Indikator dan sub indikator kecakapan pribadi


(45)

a. Kesadaran diri/self-awereness

1) Penghayatan diri sebagai individu meliputi aspek pengenalan diri, harga diri, konsep diri, pertahanan diri.

2) Penghayatan diri sebagai makhluk Tuhan meliputi aspek mengenal Tuhan dan ciptaannya, mengenal agama dan ritual keagamaan, memiliki sikap religius.

3) Penghayatan diri sebagai makhluk sosial meliputi aspek mengenal perilaku baik dan buruk, mengenal orang-orang di lingkungan terdekat, mengenal aturan di lingkungan tempat tinggal.

4) Penghayatan diri sebagai warga negara meliputi aspek mengenal kota tempat tinggal dan keragaman budayanya, mengenal negara tempat tinggal dan keragaman budayanya, mengenal pahlawan dan jasa-jasanya. b. Kemandirian/independences

1) Memiliki sikap tanggung jawab 2) Mematuhi tata tertib dan peraturan

3) Memenuhi kebutuhan pribadi dan memelihara kebersihan diri 4) Menjaga keamanan diri

c. Inisiatif/decision making 1) Mengungkapkan pilihan 2) Memecahkan masalah

3) Terlibat pada Aktivitas bermain 4) Bekerjasama dalam kegiatan rutin


(46)

pada jalur formal yang melayani peserta didik yang berusia 4-6 Tahun. Fokus subyek penelitian ini adalah guru, siswa dan pembelajaran yang diselenggarakan di TK kelompok B (usia 5-6 tahun).

E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

Berdasarkan permasalahan yang akan dikaji pada penelitian ini, ada beberapa data yang dibutuhkan. Secara rinci data tersebut adalah sebagai berikut: 1) Tahap I : Studi Pendahuluan

Pada tahap ini peneliti menggunakan metode survei ditujukan untuk menghimpun data tentang kondisi TK dan model pembelajaran yang selama ini dilaksanakan di TK Kota Bandung. Teknik pengumpulan data yang digunakan angket, wawancara, observasi dan studi dokumentasi.

Angket dan wawancara ditujukan kepada guru dan kepala TK untuk menghimpun data tentang pengembangan kecakapan pribadi di TK yang sedang berjalan, karakteristik siswa, karakteristik kondisi, kualifikasi dan kinerja guru, kurikulum dan perangkat pengembangannya, implementasi pembelajaran, sarana prasarana, iklim dan lingkungan kelas, sekolah dan masyarakat.

Observasi digunakan untuk mengamati aktivitas pembelajaran yang sedang berlangsung dan profil kecakapan pribadi siswa. Sedangkan Studi dokumentasi digunakan untuk menjaring data-data tentang dokumen kurikulum dan perangkat pengembangannya seperti program perencanan semester, mingguan dan harian, serta foto-foto mengenai lingkungan sekolah dan aktivitas pembelajaran yang sedang berlangsung. Observasi dan studi dokumentasi digunakan untuk memperoleh data-data yang tidak terjaring melalui angket dan wawancara.


(47)

Pada tahap ini peneliti menggunakan metode penelitian tindakan (action

research), yang terdiri atas kegiatan penyusunan draft awal model pembelajaran

yang akan dihasilkan, pelaksanaan pembelajaran, evaluasi dan penyempurnaan. Dalam tahap ini menggunakan teknik penilaian berbentuk observasi terstruktur dan wawancara. Evaluasi terhadap pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan guru, baik dalam uji coba terbatas maupun uji coba luas menggunakan observasi. Kegiatan observasi ditujukan untuk menghimpun data dan menilai semua kegiatan yang dilakukan guru pada pembelajaran tahap pembukaan, inti dan penutup. Wawancara digunakan untuk menjaring persepsi guru tentang model pembelajaran yang diterapkan. Untuk menilai pencapaian kecakapan pribadi anak selama proses pembelajaran digunakan teknik observasi berbentuk skala sesudah dan sebelum diterapkannya model pembelajaran yang dihasilkan.

3) Tahap III: Uji Coba Draft Model

Berdasarkan pada draft model yang telah dibuat, pada tahap ini peneliti mengujicobakan draft model. Metode yang digunakan adalah eksperimen, alat pengumpulan datanya memakai lembar wawancara dan observasi. Wawancara digunakan untuk menilai pendapat guru terhadap efektivitas model pembelajaran yang dihasilkan. Disamping itu juga digunakan observasi terstruktur berbentuk skala untuk menilai pencapaian kecakapan pribadi siswa dan efektivitas pelaksanaan model. Keseluruhan instrumen yang digunakan dalam setiap tahap penelitian ini dapat dirangkum dalam Tabel 3.6 berikut:

Tabel 3.6


(48)

F. Pengembangan Instrumen Penelitian

Mengacu pada penjelasan istilah variabel penelitian yang telah dikemukakan, maka dikembangkan instrumen penelitian. Sebelum disusun butir-butir pertanyaan, terlebih dahulu dibuat kisi-kisi atau lay out penyusunan instrumen, yang memetakan semua pertanyaan penelitian, aspek, sub aspek, tahap dan teknik pengumpulan serta data sumber data. Berpegang pada kisi-kisi tersebut dirumuskan butir-butir pertanyaan. Kebanyakan butir pertanyaan mengungkapkan data bersifat ordinal dan nominal. Untuk memperoleh data yang dibutuhkan guna tersusunnya model pembelajaran kecakapan pribadi yang memiliki ketepatan,

INSTRUMEN Studi Pendahuluan :

Metode Survei

Angket Observasi

Studi Dokumentasi

Terstruktur Skala Terbuka Pengembangan:

Metode action

research

- Uji coba terbatas

- Uji coba luas

Observasi Wawancara Studi Dokumentasi

Observasi Wawancara Studi Dokumentasi

Skala Terbuka Terbuka

Skala

Terbuka Terbuka

Pengujian Model :

Metode eksperimen Observasi

Wawancara Studi Dokumentasi

Skala


(49)

Tabel 3.7

Kisi-Kisi Penyusunan Instrumen Penelitian

NO. PERTANYAAN

PENELITIAN

TUJUAN PENELITIAN TAHAP &

TEKNIK PENGUMPULAN

DATA

SUMBER DATA

1. Model

pembelajaran untuk

mengembangkan kecakapan pribadi

(personal skills)

anak TK saat ini

1.1 Memperoleh data tentang pendapat guru tentang model pembelajaran di TK saat ini 1.2 Memperoleh data tentang

bentuk dan cara menyusun perencanaan pembelajaran di TK saat ini

1.3 Memperoleh data tentang proses pelaksanaan model pembelajaran di TK saat ini 1.4 Memperoleh data tentang

cara menilai hasil belajar siswa di TK saat ini 1.5 Memperoleh data tentang

ketersediaan dan penggunaan sarana dan prasarana yang mendukung kegiatan pembelajaran di TK saat ini 1.6 Memperoleh data tentang

pengembangan dan pemanfaatan alat peraga yang mendukung kegiatan pembelajaran di TK saat ini 1.7 Memperoleh data tentang

Studi Pendahuluan Angket Wawancara Observasi Studi Dokumentasi Guru Kepala TK


(50)

sekolah dan masyarakat yang mendukung kegiatan

pembelajaran di TK saat ini 1.8 Memperoleh data tentang

karak-teristik kondisi, kualifikasi dan kinerja guru dan kepala TK yang mendukung kegiatan pembelajaran di TK saat ini 1.9 Memperoleh data tentang

karakteristik siswa dan pencapaian perkembangan kecakapan pribadinya.

2. Model

pembelajaran untuk untuk mengembangkan kecakapan pribadi

(personal skills)

anak TK

2.1 Menghasilkan desain sistem

model pembelajaran

kecakapan pribadi di TK

2.2. Menghasilkan desain

implementasi model

pembelajaran kecakapan

pribadi di TK

2.3 Menghasilkan desain

evaluasi model

pembelajaran kecakapan

pribadi di TK

Pengembangan Observasi Wawancara Peneliti Siswa Guru

3. Pengaruh model

pembelajaran yang dihasilkan terhadap pencapaian kecakapan pribadi (personal skills)

3.1 Memperoleh data tentang

pencapaian kecakapan

pribadi anak TK sebelum

diterapkan model

pembelajaran kecakapan

pribadi yang dihasilkan 3.2 Memperoleh data tentang

Pengujian

Observasi

Siswa Guru


(51)

diterapkan model

pembelajaran kecakapan

pribadi yang dihasilkan 3.3 Memperoleh data tentang

efektivitas model

pembelajaran kecakapan

pribadi dibandingkan dengan model pembelajaran yang selama ini digunakan guru di TK

3.4 Memperoleh data tentang

efektivitas model

pembelajaran kecakapan

pribadi terhadap

perkembangan aspek

kesadaran diri, kemandirian dan inisiatif anak TK

4. Keunggulan dan

keterbatasan model pembelajaran yang dihasilkan dibandingkan model pembelajaran

yang digunakan

guru selama ini

4.1. Mengidentifikasi

keunggulan dan keterbatasan model pembelajaran yang dihasilkan dibandingkan model pembelajaran yang digunakan guru selama ini pada aspek :

 Perencanaan

 Pelaksanaan

 Pencapaian hasil yang diharapkan Pengembangan Pengujian Observasi Wawancara Siswa Guru

5. Faktor pendukung

dan penghambat

pengembangan model

pembelajaran untuk

5.1. Mengidentifikasi faktor pendukung dan penghambat pengembangan model pembelajaran yang dihasilkan pada aspek :

 Peran guru dan kepala

Pengembangan Pengujian Observasi Wawancara Siswa Guru


(52)

Berdasarkan kisi-kisi instrumen penelitian yang dikembangkan, peneliti menyusun beberapa alat pengumpul data yang dibutuhkan antara lain : (1) angket untuk kepala TK (instrumen a), (2) angket untuk guru TK (instrumen b), (3) pedoman observasi pencapaian kecakapan pribadi anak TK (instrumen c), (4) pedoman studi dokumentasi (instrumen d), (5) pedoman wawancara guru setelah pelaksanaan model pembelajaran (instrumen e), (6) pedoman observasi aktivitas guru dalam pembelajaran (instrumen f), (7) pedoman observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran (instrumen g).

G. Penimbangan Instrumen (Judgement)

Untuk memperoleh item instrumen yang layak dipakai, setiap item yang dikembangkan dikoreksi oleh penimbang ahli untuk dikaji secara rasional dari segi isi dan redaksi item, serta ditelaah kesesuaian item dengan aspek-aspek yang akan diungkap. Setiap penimbang memberikan koreksinya. Terhadap item yang menurut penimbang kurang layak, baik secara konstruk maupun kebahasaannya, dilakukan revisi seperlunya sesuai dengan saran-saran para penimbang tersebut.

mengoptimalkan pencapaian

kecakapan pribadi

(personal skills) di

TK

TK

 Ketersediaan sarana prasarana, alat peraga pembelajaran

 Kerjasama orangtua, lembaga organisasi masyarakat dan organisasi profesi


(1)

Nining Sriningsih,2012

Pengembangan Model Pembelajaran Kecakapan Pribadi Di Tk Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

yang dapat dijangkau oleh anak, merancang kamar mandi yang dapat menumbuhkan kemandirian dalam buang air besar dan kecil. Menyediakan meja, kursi, loker yang sesuai dengan kebutuhan anak. Peralatan yang sesuai dan dapat diakses secara mudah oleh anak dapat meningkatkan keterampilan anak dalam melayani kebutuhannya sendiri.

3. Pengawas TK/SD

Pengawas TK/SD sebaiknya memahami dengan sungguh-sungguh gagasan dan inovasi mengenai pembelajaran di TK. Model pembelajaran kecakapan pribadi di TK merupakan salah satu model yang dapat memenuhi tuntutan pemerintah mengenai pendidikan karakter. Oleh karena itu, dapat dibuat suatu kegiatan yang bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan guru melalui pelatihan-pelatihan, diskusi dan demonstrasi yang dilakukan oleh guru-guru berpengalaman atau nara sumber yang benar-benar ahli dalam pengembangan kecakapan pribadi anak TK.

Pengawas TK/SD dapat menyampaikan kepada Dinas Pendidikan tingkat Kecamatan, Kabupaten/ Kota Bandung dan tingkat Propinsi Jawa Barat untuk mensosialisasikan model pembelajaran kecakapan pribadi yang dikembangkan dalam penelitian ini sebagai model dan acuan dalam pelaksanaan inovasi dan peningkatan mutu pendidikan pada tingkat Kecamatan, Kabupaten/ Kota, dan Propinsi.

4. LPTK Program Studi PGPAUD

Program Studi PGPAUD sebagai lembaga yang mempersiapkan calon guru TK/PAUD profesional hendaknya menjadikan MPTBTK ini sebagai salah satu materi yang dapat diberikan dalam beberapa mata kuliah yang terkait seperti mata


(2)

Nining Sriningsih,2012

Pengembangan Model Pembelajaran Kecakapan Pribadi Di Tk Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

kuliah Perencanaan Pembelajaran, Kurikulum TK/PAUD, Belajar Pembelajaran sehingga para mahasiswa dapat menerapkannya pada saat melaksanakan kegiatan praktik mengajar atau apabila mereka sudah menjadi guru TK/PAUD.

Program studi PGPAUD dapat pula menjadikan materi pembelajaran terpadu sebagai satu mata kuliah tersendiri. Mata kuliah pembelajaran terpadu dapat dikategorikan sebagai mata kuliah tingkat tinggi yang dapat ditempuh oleh mahasiswa setelah menyelesaikan mata kuliah keahlian profesi (MKPP).

Dalam rangka mendukung program pemerintah tentang pentingnya pendidikan karakter di lembaga TK/PAUD, Program Studi PGPAUD juga dapat mensosialisasikan model pembelajaran ini melalui kegiatan-kegiatan pelatihan kepada guru TK/PAUD yang belum mengenal model ini sehingga guru-guru dapat mengaplikasikannya secara langsung dalam kegiatan mengajarnya sehari-hari.

5. Orang Tua

Orang tua dapat berperan sebagai mitra guru dan mitra sekolah dalam menginternalisasikan aspek-aspek kecakapan pribadi anak. Hal ini dapat dilakukan melalui berbagai aktivitas yang mendukung antara lain : menumbuhkan iklim lingkungan rumah yang dapat mengembangkan sikap religius misalnya mengajak anak melakukan ritual keagamaan seperti shalat berjamaah, berpuasa, menjenguk orang sakit. Menerapkan sikap peduli terhadap lingkungan seperti membuang sampah pada tempatnya, mendaur ulang barang bekas. Menumbuhkan kemandirian anak dalam memenuhi kebutuhan pribadi dan memelihara kebersihan diri seperti makan, mandi, buang air besar dan kecil, berpakaian, menyisir rambut, memakai baju dan sepatu, menggosok gigi sendiri. Memberikan kesempatan


(3)

Nining Sriningsih,2012

Pengembangan Model Pembelajaran Kecakapan Pribadi Di Tk Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

kepada anak untuk memilih dan mengungkapkan alasan pilihannya serta menyelesaikan permasalahan sederhana sesuai dengan tingkat kemampuannya.

Orang tua dapat menjadi mitra guru dalam melengkapi media pembelajaran untuk mengeksplorasi tema belajar dan menindaklanjuti proses belajar di sekolah.

Orang tua menjadi model ideal untuk menginternalisasi nilai-nilai kecakapan pribadi dengan cara memberikan teladan pada anak dalam berbicara, bertindak dan bersikap sesuai dengan norma-norma yang berlaku.

6. Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini dapat dijadikan rujukan dan motivasi dalam mengembangkan pembelajaran kecakapan pribadi di TK berdasarkan setting kelas atau sekolah yang berbeda. Peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian tentang model pembelajaran kecakapan pribadi dalam lingkup yang lebih luas sehingga lebih banyak guru di lapangan yang mengenal model ini dan dapat dijadikan salah satu inovasi pembelajaran dalam mengejawantahkan kebijakan pemerintah di bidang pendidikan karakter. Peneliti lain juga dapat melakukan penelitian dalam setting kelas dan sekolah yang terbatas dengan jangka waktu yang lebih lama sehingga hasil penelitian lebih optimal dan mendalam.


(4)

Nining Sriningsih,2012

Pengembangan Model Pembelajaran Kecakapan Pribadi Di Tk Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2002). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (edisi revisi). Jakarta: Bumi Aksara.

Borg, W.R. & Gall, M.D. (1989). Educational Research: An Introduction, Fifth Edition. New York: Longman.

Bredekamp, S. (1987). Developmentally Appropiate Practice in Early Childhood Program serving Children from Birth through age eight. Washington, DC: NAEYC.

Creswell, W. J. (1994). Research Design : Qualitative & Quantitative Approach. London : SAGE Publications.

Depdiknas (2003). Kurikulum 2004 Standar Kompetensi PAUD TK dan RA. Jakarta : Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas.

Depdiknas (2004). Modul Sosialisasi Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta : Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini Dirjen PLSP.

Depdiknas (2007). Grand Design Program Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal Tahun 2007-2015. Jakarta: Direktorat PAUD Dirjen PLS

Dinas Pendidikan Pemerintahan Kota Bandung (2009). Surat Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Kota Bandung No. 421.1/3329.SEKRT/2009. Bandung: tidak diterbitkan

Eliason, C. dan Jenkins, L. (1994). Practical Guide to Early Childhood Curriculum. New York: Merril Print of MacMillan College.

Ernawati, N. (2008). Pengembangan Perangkat Kurikulum IPS Terpadu Model Connected di Sekolah Menengah Pertama Kota Tanjungpinang. Tesis pada SPs UPI: tidak diterbitkan.

Fogarty, Robin. (1991). How To Integrate The Curricula. USA: IRI/Skylight Publishing. Inc.

Goleman, D. (1999). Emotional Intellegence. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama. Alih Bahasa : T. Hermaya

Hamalik, O. (2000). Model-Model Pengembangan Kurikulum. Bandung : Yayasan Al-Madani Terpadu.


(5)

Nining Sriningsih,2012

Pengembangan Model Pembelajaran Kecakapan Pribadi Di Tk Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Joyce, B., Weil, M., Calhoun, E., (2000). Models of Teaching. USA: Allyn and Bacon.

Joyce, B., Weil, M., Calhoun, E., (2009). Models of Teaching, Edisi Kedelapan. Yogyakarta: Alih Bahasa: Achmad Fawaid dan Ateilla Mirza.

Kartono, K. (1995). Psikologi Anak (Psikologi Perkembangan). Bandung: Mandar Maju

Kostelnik, J.M., et al. (1991). Teaching Young Children Using Themes. Glenview:Good Year Books.

Makmun, Abin Syamsuddin. (2005). Psikologi Kependidikan : Perangkat Sistem Pengajaran Modul. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Masitoh (2002). Model Pembelajaran Bahasa Berdasarkan Pendekatan Bahasa Menyeluruh (Whole Language Approach). Tesis pada SPs UPI: tidak diterbitkan.

Oliva, Peter. F. (1992). Developing The Curriculum (Third ed.). USA: Harper Collins Publishers.

Rusman (2009). Manajemen Kurikulum. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Santoso, S. (2001). Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Santrock, W.J. (1995). Life-Span Development: Perkembangan Masa Hidup, Edisi 5 Jilid I. Jakarta: Erlangga. Alih Bahasa : Achmad Chusairi dan Juda Damanik. Sriningsih, N. (2001). Mengembangkan Kemampuan Pra-akademik pada Anak Usia

Prasekolah. Tugas Akhir Tesis pada Program D2 PGTK UPI: tidak diterbitkan. Sriningsih, N. (2008). Implementasi Pembelajaran Matematika Terpadu untuk Anak

Usia Dini. Tesis pada SPs UPI: tidak diterbitkan.

Sukmadinata (2005). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Rosda

Sukmadinata, N. S. (2008). Pengembangan Kurikulum: Teori dan Praktek. Bandung:Rosda

Sukmadinata, N.S. (2004). Kurikulum dan Pembelajaran Kompetensi. Bandung: Kesuma Karya


(6)

Nining Sriningsih,2012

Pengembangan Model Pembelajaran Kecakapan Pribadi Di Tk Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Sukmadinata, N.S. (2009). Landasan Psikologis Proses Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Sumantri, M. (2004). Pendidikan Kecakapan Hidup. Jurnal Himpunan Pengembang Kurikulum, Vol. 1 (1), Hal. 21-25.

Sumantri, M. dan Syaodih, N.S (2007). Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Universitas Terbuka.

Sunarto, H. dan Hartono, B. (2002). Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Rineka Cipta.

Syaodih,E (2007). Model Bimbingan Perkembangan di Taman Kanak-Kanak. Disertasi Doktor pada SPs UPI: tidak diterbitkan.

Tim Redaksi Fokus Media (2005).Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No.20/Tahun 2003. Bandung : Fokusmedia

Tyler, R.W. (1949). Basic principles of Curriculum and Instruction. Chicago: The University of Chicago Press

Yusuf, Syamsu. (2005). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.