ANALISIS KEPUASAN PENGUNJUNG TERHADAP INTERPRETASI NON-PERSONAL DI MUSEUM NEGERI SRI BADUGA KOTA BANDUNG.

(1)

Risya Annisa Kudus, 2013

ANALISIS KEPUASAN PENGUNJUNG TERHADAP INTERPRETASI NON-PERSONAL DI MUSEUM NEGERI SRI BADUGA KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No. Daftar FPIPS : 1887/ UN. 40.2.5.1/ PL/ 2013

ANALISIS KEPUASAN PENGUNJUNG TERHADAP INTERPRETASI NON-PERSONAL DI

MUSEUM NEGERI SRI BADUGA KOTA BANDUNG

SKRIPSI

DiajukanUntuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pariwisata

Program Studi Manajemen Resort & Leisure

Disusun oleh :

RISYA ANNISA KUDUS

NIM : 0906476

PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT & LEISURE FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2013


(2)

Risya Annisa Kudus, 2013

ANALISIS KEPUASAN PENGUNJUNG TERHADAP INTERPRETASI NON-PERSONAL DI MUSEUM NEGERI SRI BADUGA KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ANALISIS KEPUASAN PENGUNJUNG TERHADAP INTERPRETASI NON-PERSONAL DI MUSEUM NEGERI SRI BADUGA KOTA BANDUNG

ABSTRAK Oleh :

RisyaAnnisa Kudus 0906476

Interpretasi non personal merupakan suatu cara dalam mengkomunikasikan pesan dan informasi yang ingin disampaikan. Interpretasi sangat berperan dalam menciptakan pengalaman yang berkualitas dalam kunjungan pada suatu destinasi. Interpretasi yang baik haruslah memiliki aspek enjoyable, relevant, organize, dan thematic. Interpretasi yang baik akan berdampak pada kesan yang baik dibenak pengunjung. Museum Negeri Sri Baduga perlu adanya interpretasi non-personal yang baik guna meningkatkan kualitas kunjungan dan juga meningkatkan kepuasan pengunjung setelah kunjungan ke Museum Negeri Sri Baduga. .

Metodologi yang digunakan adalah kuantitatif deskriptif dengan teknik pengolahan data CSI, CDS dan IPA. Metode CDS, CSI digunakan untuk mengetahui tingkat kepuasan pengunjung terhadap interpretasi non-personal di Museum Negeri Sri Baduga,sedangkan metode IPA digunakan untuk merumuskan strategi perbaikan kinerja interpretasi non-personal di Museum Negeri Sri Baduga. Populasi dalam penelitian ini adalah jumlah pengunjung yang datang ke Museum Negeri Sri Baduga, dengan jumlah sampel yang diambil sebanyak 100 responden.

Hasil penelitian menunjukan adanya ketidakpuasan pengunjung terhadap interpretasi non-personal yang ada pada Museum Negeri Sri Baduga. Berdasarkan metode IPA dapat diketahui pula mana yang lebih didahulukan untuk diperbaiki, seperti dengan merestorasi pameran, menambah keragaman media interpretasi, menambah kegiatan dan program interpretasi yang melibatkan langsung pengunjung sehingga tingkat kepuasan pengunjung dapat meningkat.

Kata Kunci: KepuasanPengunjung, interpretasi non-personal, Museum Negeri Sri Baduga,


(3)

Risya Annisa Kudus, 2013

ANALISIS KEPUASAN PENGUNJUNG TERHADAP INTERPRETASI NON-PERSONAL DI MUSEUM NEGERI SRI BADUGA KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu VISITOR SATISFACTION ANALYSIS OF

NON PERSONAL INTERPRETATION IN SRI BADUGA STATE MUSEUM OF BANDUNG

ABSTRACT By:

Risya Annisa Kudus 0906476

Non-personal interpretation is a way of communicating messages and information to be conveyed. Interpretation was instrumental in creating a quality experience during a visit to a destination. Good interpretation should have enjoyable, relevant, organize, and thematicaspects. Good interpretation will impact the minds of visitors with a good impression. Sri Baduga State Museum have a good non-personal interpretation in order to improve the quality of visitation and also to increase visitor satisfaction after a visit to Sri Baduga State Museum.

The methodology used is quantitative descriptive with data processing techniques CSI, CDS, and IPA. CDS and CSI methods used to determine the level of visitor satisfaction against non personal interpretation in Sri Baduga State Museum, while the method IPA is used to formulate a performance improvement strategy for non-personal interpretation in Sri Baduga State Museum. The population in this study is the number of visitors who come to Sri Baduga State Museum, with a total sample of 100 respondents taken.

The results showed a visitor dissatisfaction against non personal interpretation. Under IPA method can also determine which attributes are more precedence to be fixed, by restoring the exhibit, add the variety of the interpretation media, add the activity and program of interpretation which involved the visitor in person so that the level of visitor satisfaction can be increased.

Keywords: visitor satisfaction, non-personal interpretation, Sri Baduga State Museum


(4)

Risya Annisa Kudus, 2013

ANALISIS KEPUASAN PENGUNJUNG TERHADAP INTERPRETASI NON-PERSONAL DI MUSEUM NEGERI SRI BADUGA KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8

A. Tinjauan Teoritis... 8

1. Wisata dan Pariwisata... 8

2. Pengertian Wisatawan ... 8

3. Interpretasi ... 9

4. Konsep Pemasaran... 23

5. Kepuasan Pengunjung ... 24

6. Museum ... 28


(5)

Risya Annisa Kudus, 2013

ANALISIS KEPUASAN PENGUNJUNG TERHADAP INTERPRETASI NON-PERSONAL DI MUSEUM NEGERI SRI BADUGA KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III METODE PENELITIAN ... 35

A. Metode Penelitian ... 35

B. Lokasi Penelitian... 36

C. Populasi dan Sampel ... 36

1. Populasi ... 36

2. Sampel ... 37

D. Jenis dan Sumber Data ... 38

E. Alat Pengumpul Data ... 38

1. Kuisioner ... 38

2. Wawancara ... 39

3. Dokumentasi ... 39

4. Studi Literatur ... 39

F. Metode Analisis Data ... 39

1. Pengukuran Data ... 39

2. Penetapan Skala ... 40

G. Operasionalisasi Variabel ... 41

H. Teknik Pengolahan Data ... 43

1. Uji Validitas... 43

2. Uji Reliabilitas ... 47

3. Customer Satisfaction Index (CSI) ... 49

4. Importance-Performance Analysis (IPA) ... 51

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 54

A. Profil Museum Negeri Sri Baduga ... 54

1. Sejarah Museum Negeri Sri Baduga ... 54


(6)

Risya Annisa Kudus, 2013

ANALISIS KEPUASAN PENGUNJUNG TERHADAP INTERPRETASI NON-PERSONAL DI MUSEUM NEGERI SRI BADUGA KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Denah Bangunan ... 56

4. Struktur Organisasi ... 56

5. Sarana dan Prasarana ... 58

6. Bentuk-Bentuk Interpretasi Non-Personal yang tersedia di Museum Negeri Sri Baduga ... 59

B. Hasil Pembahasan ... 63

1. Profil Pengunjung ... 63

2. Kepuasan Pengunjung Ditinjau Dari EROT Model Pada Interpretasi Non-personal Di Museum Negeri Sri Baduga ... 67

3. Evaluasi Pasca Kunjungan Ke Museum Negeri Sri Baduga ... 92

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 99

A. Kesimpulan ... 99

B. Saran ... 100


(7)

Risya Annisa Kudus, 2013

ANALISIS KEPUASAN PENGUNJUNG TERHADAP INTERPRETASI NON-PERSONAL DI MUSEUM NEGERI SRI BADUGA KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Tingkat Kunjungan Wisatawan Ke Kota Bandung ... 2 Tabel 1.2 Daftar Museum Negeri Di Kota Bandung ... 3 Tabel 1.3 Jumlah Tingkat Kunjungan Wisatawan Ke Museum Negeri Sri

Baduga………... 4

Tabel 2.1 Alternatif Pengukuran Customer Derived Satisfaction…………. 27 Tabel 3.1 Pedoman Nilai Kuesioner ... 40 Tabel 3.2 Operasionaliasasi Variabel……… 41 Tabel 3.3 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r……….. 45 Tabel 3.4 Hasil Pengukuran Uji Validitas Instrumen Penelitian

Importance Ratings Table……… . 45 Tabel 3.5 Hasil Pengukuran Uji Validitas Performance Ratings Table….... 46 Tabel 3.6 Hasil Pengukuran Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian

Importance Ratings………... 49 Tabel 3.7 Hasil Pengukuran Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian

Performance Ratings………. 49 Tabel 3.8 Kriteria Nilai Cutomers Satisfaction Index (Indeks Kepuasan)… 50 Tabel 4.1 Karakteristik Pengunjung Berdasarkan Jenis Kelamin…………. 63 Tabel 4.2 Karakteristik Pengunjung Berdasarkan Daerah Asal……… 63 Tabel 4.3 Karakteristik Pengunjung Berdasarkan Usia………. 64 Tabel 4.4 Karakteristik Pengunjung Berdasarkan Pekerjaan…………... 64 Tabel 4.5 Karakteristik Pengunjung Berdasarkan Pendapatan Per Bulan…. 65 Tabel 4.6 Karakteristik Pengunjung Berdasarkan Frekuensi Kunjungan…. 65


(8)

Risya Annisa Kudus, 2013

ANALISIS KEPUASAN PENGUNJUNG TERHADAP INTERPRETASI NON-PERSONAL DI MUSEUM NEGERI SRI BADUGA KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 4.7 Karakteristik Pengunjung Berdasarkan Referensi Kunjungan….. 66 Tabel 4.8 Karakteristik Pengunjung Berdasarkan Motivasi……….. 66 Tabel 4.9 Tanggapan Responden Mengenai Skala Kepentingan Dalam

Aspek Enjoyable Pada Interpretasi Non-personal Di Museum Negeri Sri Baduga………. ... 67 Tabel 4.10 Tanggapan Responden Mengenai Kinerja Dalam Aspek

Enjoyable Pada Interpretasi Non-personal Di Museum Negeri Sri Baduga……… ... 69 Tabel 4.11 Tingkat Kepuasan Pengunjung Dalam Aspek Enjoyable Pada

Interpretasi Non-personal Di Museum Sri Baduga………... 72 Tabel 4.12 Tanggapan Responden Mengenai Skala Kepentingan Dalam

Aspek Organize Pada Interpretasi Non-personal Di Museum

Negeri Sri Baduga………. 75

Tabel 4.13 Tanggapan Responden Mengenai Kinerja Dalam Aspek Organize Pada Interpretasi Non-personal Di Museum Negeri Sri

Baduga………... 76

Tabel 4.14 Tingkat Kepuasan Pengunjung Dalam Aspek Organize Pada Interpretasi Non-personal Di Museum Negeri Sri Baduga……... 78 Tabel 4.15 Tanggapan Responden Mengenai Skala Kepentingan Dalam

Aspek Thematic Pada Interpretasi Non-personal Di Museum

Negeri Sri Baduga………. 80

Tabel 4.16 Tanggapan Responden Mengenai Kinerja Dalam Aspek Organize Pada Interpretasi Non-personal Di Museum Negeri Sri

Baduga………... 82

Tabel 4.17 Tingkat Kepuasan Pengunjung Dalam Aspek Thematic Pada Interpretasi Non-personal Di Museum Negeri Sri Baduga ... 84


(9)

Risya Annisa Kudus, 2013

ANALISIS KEPUASAN PENGUNJUNG TERHADAP INTERPRETASI NON-PERSONAL DI MUSEUM NEGERI SRI BADUGA KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 4.18 Perhitungan Cutomer Satisfaction Index Interpretasi Non-personal Keseluruhan Di Museum Negeri Sri Baduga………... 86 Tabel 4.19 Tingkat Kepuasan Pengunjung Secara Keseluruhan Tentang

Interpretasi Non-personal Di Museum Sri Baduga ... 92 Tabel 4.20 Kemungkinan Pengunjung Untuk Melakukan Kembali

Kunjungan Ke Museum Negeri Sri Baduga ... 93 Tabel 4.21 Kemungkinan Pengunjung Untuk Merekomendasikan Museum

Negeri Sri Baduga ... 95 Tabel 4.22 Gambaran Pengunjung Mengenai Perlunya Interpreter Di


(10)

Risya Annisa Kudus, 2013

ANALISIS KEPUASAN PENGUNJUNG TERHADAP INTERPRETASI NON-PERSONAL DI MUSEUM NEGERI SRI BADUGA KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Interpreter Sedang Membandingkan Meletusnya Gunung

Volcano Dengan Segela Kopi Panas ... 20

Gambar 2.2 Paradigma Diskonfirmasi Harapan………... ... 24

Gambar 2.3 Kerangka Pemikiran ... 34

Gambar 3.1 Lokasi Museum Negeri Sri Baduga ... 36

Gambar 3.2 Garis Kontinum ... 41

Gambar 3.3 Matriks Importance Performance ... 53

Gambar 4.1 Gedung Museum Negeri Sri Baduga ... 54

Gambar 4.2 Denah Museum Negeri Sri Baduga ... 56

Gambar 4.3 Struktur Organisasi Museum Negeri Sri Baduga ... 57

Gambar 4.4 Macam-Macam Diorama di Museum Negeri Sri Baduga ... 59

Gambar 4.5 Wall or Flat Exhibits di Museum Negeri Sri Baduga ... 60

Gambar 4.6 Media Tiga Dimensi di Museum Negeri Sri Baduga ... 60

Gambar 4.7 Media Interaktif di Museum Negeri Sri Baduga ... 61

Gambar 4.8 Contoh Brosur Museum Negeri Sri Baduga ... 62

Gambar 4.9 Contoh Pamflet Museum Negeri Sri Baduga ... 62

Gambar 4.10 Garis Kontinum Skala Kepentingan Dalam Aspek Enjoyable Pada Interpretasi Non-personal Di Museum Negeri Sri Baduga. ... 69


(11)

Risya Annisa Kudus, 2013

ANALISIS KEPUASAN PENGUNJUNG TERHADAP INTERPRETASI NON-PERSONAL DI MUSEUM NEGERI SRI BADUGA KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 4.11 Garis Kontinum Persepsi Pengunjung Mengenai Kinerja Dalam Aspek Enjoyable Pada Interpretasi Non-personal Di Museum Negeri Sri Baduga ... 71 Gambar 4.12 Garis Kontinum Skala Kepentingan Dalam Aspek Organize

Pada Interpretasi Non-personal Di Museum Negeri Sri Baduga……… ... 76 Gambar 4.13 Garis Kontinum Persepsi Pengunjung Mengenai Kinerja

Dalam Aspek Organize Pada Interpretasi Non-personal Di Museum Negeri Sri Baduga……… ... 77 Gambar 4.14 Garis Kontinum Skala Kepentingan Dalam Aspek Thematic

Pada Interpretasi Non-personal Di Museum Negeri Sri Baduga……… ... 81 Gambar 4.15 Garis Kontinum Persepsi Pengunjung Mengenai Kinerja

Dalam Aspek Thematic Pada Interpretasi Non-personal Di Museum Negeri Sri Baduga……… ... 83 Gambar 4.16 Matriks Importance Performance Media Interpretasi

Non-personal Di Museum Negeri Sri Baduga…………. ... 89 Gambar 4.17 Garis Kontinum Tingkat Kepuasan Pengunjung Yang

Berkunjung Ke Museum Negeri Sri Baduga ... 93 Gambar 4.18 Garis Kontinum Kemungkingan Pengunjung Untuk

Berkungjung Kembali Ke Museum Negeri Sri Baduga... 94 Gambar 4.19 Garis Kontinum Kemungkinan Pengunjung

Merekomendasikan Museum Negeri Sri Baduga ... 96 Gambar 4.20 Garis Kontinum Gambaran Pengunjung Mengenai Perlunya

Interpreter Di Museum Negeri Sri Baduga ... 97 Gambar 4.21 Preferensi Jenis Interpretasi Non-personal…………. ... 98


(12)

Risya Annisa Kudus, 2013

ANALISIS KEPUASAN PENGUNJUNG TERHADAP INTERPRETASI NON-PERSONAL DI MUSEUM NEGERI SRI BADUGA KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Kuesioner Penelitian ... 106 LAMPIRAN 2 Hasil Rekapitulasi Data………... ... 112 LAMPIRAN 3 Uji Validitas dan Reliabilitas……… ... 158 LAMPIRAN 4 Gambar Media Interpretasi Non-personal Di Museum


(13)

1

Risya Annisa Kudus, 2013

ANALISIS KEPUASAN PENGUNJUNG TERHADAP INTERPRETASI NON-PERSONAL DI MUSEUM NEGERI SRI BADUGA KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kegiatan hidup manusia menurut Mill dan Morison dalam Purnomo (2009:100) terbagi dalam tiga kegiatan utama. Pertama, kegiatan bekerja untuk memperoleh pendapatan, kedua kegiatan maintenance untuk pemulihan seperti makan dan minum, ketiga adalah kegiatan leisure yaitu sebuah kegiatan yang dilakukan untuk memanfaatkan waktu luang yang ada, kegiatan tersebut dapat diwujudkan dalam bentuk berwisata. Dengan demikian berwisata merupakan kebutuhan manusia yang penting sebagaimana kebutuhan lainnya. Apalagi dilihat dari kehidupan zaman sekarang yang lebih rumit dan penuh tekanan terutama bagi masyarakat perkotaan sehingga lebih mudah terkena stress maka dibutuhkan sebuah kegiatan yang dapat mengembalikan atau memperbaiki kondisi mental dan fisik mereka. Maka tidaklah heran pariwisata Indonesia saat ini menunjukan trend yang positif karena selain sumber daya alamnya yang memang sangat kaya, faktor intrinsik dalam diri manusia juga menjadi salah satu factor dalam meningkatnya pariwisata di Indonesia.

Kota Bandung yang secara topografi terletak pada ketinggian 791 meter di atas permukaan laut (dpl), dengan titik tertinggi di daerah Utara yaitu 1.050 meter dan titik terendah di sebelah Selatan 675 meter di atas permukaan laut merupakan salah satu daerah di Indonesia yang diminati wisatawan dalam melakukan kegiatan wisata. Tingginya minat berkunjung wisatawan ke Kota Bandung dapat dilihat pada Tabel 1.1.


(14)

Risya Annisa Kudus, 2013

ANALISIS KEPUASAN PENGUNJUNG TERHADAP INTERPRETASI NON-PERSONAL DI MUSEUM NEGERI SRI BADUGA KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 1.1

Tingkat Kunjungan Wisatawan ke Kota Bandung Tahun Wisatawan

Nusantara

Wisatawan

Mancanegara Total Pertumbuhan

2008 4,320,134 175,111 4,495,245 -

2009 4,822,532 185,076 5,007,608 11%

2010 4,951,439 228,449 5,179,888 3%

2011 6,487,239 225,585 6,712,824 29%

2012 5,080,584 176,855 5,257,439 -21%

Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Bandung (2012)

Dari tabel 1.1 terlihat bahwa tingkat kunjungan wisatawan yang datang ke Bandung menunjukan tren positif karena dari tahun ke tahun jumlah total wisatawan yang datang ke Bandung terus meningkat walaupun pada tahun 2012 mengalami penurunan sebesar 21% dari tahun sebelumnya, Perkembangan pariwisata di Kota Bandung tidak terlepas dari peranan daya tarik wisata yang sangat banyak. Daya tarik wisata yang terdapat di Kota Bandung itu sendiri antara lain adalah wisata kuliner, wisata minat khusus, wisata belanja, wisata alam, wisata budaya dan lain-lain. Salah satu destinasi di Kota Bandung yang menawarkan wisata budaya adalah museum.

Museum berasal dari kata Latin museion, yang artinya adalah kuil untuk sembilan dewi Muse, yang merupakan anak-anak dari Dewa Zeus yang tugas utamanya adalah menghibur. Seiring berjalannya waktu, museion menjadi tempat kerja dari tokoh-tokoh terkenal zaman Yunani kuno, seperti Pythagoras dan Plato. Mereka menganggap museion sebagai tempat untuk menggali dan mempelajari ilmu mengenai filsafat, sebagai ruang lingkup ilmu dan kesenian. Dengan kata lain sebagai tempat pembaktian diri terhadap ke sembilan Dewi Muse tadi.

Sedangkan definisi Museum menurut ICOM (International Council of Museums) yang diadopsi dalam Konferensi Umum ke-21 di Wina, Austria, pada tahun 2007 mengartikan museum sebagai sebuah institusi permanen, nirlaba yang melayani masyarakat beserta perkembangannya dengan sifat terbuka untuk umum, dengan cara memperoleh, melestarikan, meneliti, mengkomunikasikan dan memamerkan warisan kemanusiaan dan lingkungannya baik yang berwujud maupun


(15)

Risya Annisa Kudus, 2013

ANALISIS KEPUASAN PENGUNJUNG TERHADAP INTERPRETASI NON-PERSONAL DI MUSEUM NEGERI SRI BADUGA KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tidak berwujud untuk tujuan pendidikan, pengkajian dan hiburan. Dari definisi yang dipaparkan diatas dapat dipahami bahwa museum merupakan sebuah tempat dimana kita dapat mendapatkan pengetahuan dan pembelajaran baik mengenai kebudayaan, koleksi berharga serta peristiwa penting dimasa lalu yang dapat dijadikan sebagai bahan perenungan maupun rujukan yang sangat bermanfaat bagi kita dalam suasana yang menyenangkan dan menghibur.

Dilihat dari pengelolaannya, museum dibagi menjadi 2 jenis yaitu : museum negeri dan museum swasta. Museum negeri merupakan museum yang dikelola oleh pemerintah, sedangkan museum swasta adalah museum yang dikelola oleh pihak diluar pemerintahan seperti yayasan pribadi atau individu. Berikut adalah daftar museum negeri yang terdapat di Kota Bandung.

Tabel 1. 2

Daftar Museum Negeri di Kota Bandung

Sumber: Diolah Peneliti (2013)

Dari tabel 1.2 dapat diketahui bahwa terdapat lima museum negeri di Kota Bandung. Museum-museum tersebut mengangkat tema yang berbeda-beda. Museum Geologi merupakan museum negeri yang mengangkat tema mengenai kepurbakalaan. Museum Konperensi Asia Afrika mengangkat tema mengenai peristiwa bersejarah konverensi yang dihadiri oleh Negara-negara Asia Afrika yang berlokasi di kota Bandung. Museum Mandala Wangsit Siliwangi merupakan museum negeri yang mengangkat tema perjuangan 1945 di Indonesia. Museum Pos Indonesia merupakan museum negeri yang mengangkat tema sejarah mengenai perjalanan dan perkembangan lembaga pos Indonesia yang bergerak dibidang jasa pengiriman surat

No Nama Museum Alamat Tahun Peresmian

1. Museum Geologi Jl. Diponegoro No. 57 16 Mei 1929 2. Museum Konperensi Asia Afrika Jl. Asia Afrika No. 65 24 April 1980 3. Museum Mandala Wangsit Siliwangi Jl. Lembong No. 38 23 Mei 1966 4. Museum Negeri Sri Baduga Jl. BKR No. 185 5 Juni 1980 5. Museum Pos Indonesia Jl. Cilaki No. 73 27 September 1983


(16)

Risya Annisa Kudus, 2013

ANALISIS KEPUASAN PENGUNJUNG TERHADAP INTERPRETASI NON-PERSONAL DI MUSEUM NEGERI SRI BADUGA KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dan barang. Museum Negeri Sri Baduga adalah museum negeri yang memamerkan koleksi baik yang bersifat alami maupun koleksi buatan manusia yang mendeskripsikan sejarah perkembangan Jawa Barat dari masa purba hingga berakhirnya masa penjajahan. Berikut adalah data pengunjung selama tiga tahun terakhir di Museum Negeri Sri Baduga.

Tabel 1.3

Jumlah Tingkat Kunjungan Wisatawan ke Museum Negeri Sri Baduga

Sumber: Data Olahan Museum Negeri Sri Baduga (2013)

Dari table 1.3 dapat dilihat tingkat kunjungan ke Museum Negeri Sri Baduga semakin menurun dari tahun ke tahun. Hal ini menunjukan museum belum dapat memenuhi kebutuhan ataupun keinginan wisatawan, sehingga museum ini kurang diapresiasi oleh pengunjungnya atapun masyarakat. Fakta ini akan membawa kepada sebuah kondisi dimana museum akan kehilangan pengunjungnya. Museum tanpa pengunjung akan mati, museum hanya akan menjadi tempat dengan lorong-lorong kosong tanpa memiliki tujuan, yang tentunya tidak sesuai dengan salah satu peran utama Museum itu sendiri yaitu untuk melayani publik. Akan sangat memprihatinkan jika kondisi ini terus berlanjut karena museum seharusnya menjadi tempat yang dapat menyajikan pamerannya sedemikian rupa sehingga dapat di jadikan sebagai bahan perenungan, pemahaman suatu pengetahuan, menemukan pengalaman dan pengetahuan dari kunjungan yang telah dilakukan.

Harrison dalam Gil dan Ritchie (2008:1) mengatakan bahwa sedikit museum yang memiliki pemahaman tentang apa yang pengunjung harapkan dari sebuah museum, selanjutnya Harrison juga mengatakan museum belum mengetahui apa yang membuat pengunjung puas dari “experience” yang di dapatkan. Museum belum dapat memberikan sebuah pengalaman yang berkualitas yang membuat pengunjung

No Tahun Jumlah Pengunjung Tingkat Pertumbuhan

1. 2010 160.775 -

2. 2011 149.021 -6%


(17)

Risya Annisa Kudus, 2013

ANALISIS KEPUASAN PENGUNJUNG TERHADAP INTERPRETASI NON-PERSONAL DI MUSEUM NEGERI SRI BADUGA KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ingin datang kembali dan bahkan memberikan referensi kepada orang lain untuk datang ke museum. Hal ini menurut Jan Carlzon dalam Wells dan Lovejoy (2009)

disebut dengan istilah “moment of truth” yaitu suatu momen dimana pengunjung

mendatangi atau mengalami kontak dengan sebuah perusahaan atau lembaga dan merasakan suatu pengalaman berkualitas. Momen yang positif tersebut berujung kepada kepuasan, kunjungan kembali, publisitas bersifat positif dari mulut ke mulut. Begitu juga menurut Schmidt dalam Wulandari (2009) yang mengatakan bahwa kepuasan akhir konsumen atau pelanggan akan diperoleh jika konsumen mampu merasakan keseluruhan pengalaman yang dibentuk.

Moscardo dan Ballantyne (2008:240) mengatakan bahwa interpretasi merupakan salah satu hal yang menentukan kualitas dari pengalaman yang didapatkan pengunjung saat mendatangi sebuah destinasi. Beliau juga mengatakan jika suatu destinasi memiliki model interpretasi yang efektif maka akan berujung pada kepuasan bagi pengunjung yang mendatanginya. Sejalan dengan teori tersebut, sebuah artikel yang dimuat Kompas pada Jumat, tanggal 13 Agustus 2010, seorang pengunjung menyebutkan bahwa interpretasi merupakan salah satu hal yang membuatnya ingin datang kembali ke sebuah museum. Selanjutnya masih dalam artikel yang sama menyatakan bahwa Interpretasi dipandang penting sebagai salah satu unsur daya tarik museum untuk menyedot pengunjung. Sebuah koleksi tidak

akan menarik ketika dia ”bisu”, tak berkisah. Sebuah koleksi yang dipajang di

museum seharusnya ”berkisah” tentang lingkungannya, tentang zamannya. Melalui

koleksi itulah pengunjung akan terhubung dengan masa lalu, memahami masa kini, dan meneropong masa depan. Melalui koleksi pula pengunjung akan mengenal museum dan menjadi akrab dengannya. Magetsari dalam Aprianingrum (2008) juga mengatakan bahwa dengan adanya interpretasi pengunjung diharapkan memperoleh makna dan pengalaman baru bukan hanya melihat benda mati.

Interpretasi menurut Tilden dalam Veverka (1994) adalah proses komunikasi untuk mengungkapkan maksud dan hubungan dari budaya dan warisan alami kepada publik (pengunjung) lewat pengalaman langsung (first-hand experiences) dengan


(18)

Risya Annisa Kudus, 2013

ANALISIS KEPUASAN PENGUNJUNG TERHADAP INTERPRETASI NON-PERSONAL DI MUSEUM NEGERI SRI BADUGA KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

objek, artifak, landscapes, atau situs. Interpretasi berdasarkan metode di bagi menjadi dua (Sharpe : 1982) yaitu personal dan non-personal. Interpretasi personal membutuhkan seorang petugas interpretasi dalam prosesnya, yang disebut dengan interpreter, sedangkan non-personal menggunakan media benda mati. Menurut bapak Romulo, yang merupakan seorang kurator Museum Negeri Sri Baduga, Museum Negeri Sri Baduga sendiri saat ini hanya menggunakan metode interpretasi non-personal, hal ini di karenakan belum adanya sumber daya manusia yang khusus bertugas sebagai seorang interpreter.

Berdasarkan wawancara dalam pra penelitian yang di lakukan kepada salah satu pengunjung Museum Negeri Sri Baduga bernama Kemal, penulis bertanya mengenai pengetahuan apa saja yang didapat selama kunjunganya ke Museum Negeri Sri Baduga, beliau menjawab “gatau lupa, lihat-lihat sekilas soalnya malas baca, ngebosenin tampilannya”. Dari hasil tersebut dapat ditarik sebuah kesimpulan yang mengindikasikan adanya ketidakpuasan terhadap interpretasi non-personal di Museum Negeri Sri Baduga.

Untuk meningkatkan kualitas pelayanan museum yang berorientasi kepada keinginan dan kebutuhan pengunjung maka penulis merasa perlu diadakannya sebuah survey mengenai kepuasan pengunjung terhadap interpretasi non-personal di Museum Neger Sri Baduga. Oleh karena itu, penelitian ini di beri judul:

ANALISIS KEPUASAN PENGUNJUNG TERHADAP INTERPRETASI

NON-PERSONAL DI MUSEUM NEGERI SRI BADUGA KOTA BANDUNG”

B. RUMUSAN MASALAH

Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka maka dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Bagaimana tingkat kepentingan (importance) interpretasi non-personal menurut pengunjung di Museum Negeri Sri Baduga ?


(19)

Risya Annisa Kudus, 2013

ANALISIS KEPUASAN PENGUNJUNG TERHADAP INTERPRETASI NON-PERSONAL DI MUSEUM NEGERI SRI BADUGA KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Bagaimana tingkat kinerja (perceived performance) interpretasi non-personal menurut pengunjung di Museum Negeri Sri Baduga ?

3. Bagaimana tingkat kepuasan pengunjung terhadap interpretasi non-personal di Museum Negeri Sri Baduga ?

C. TUJUAN PENELITIAN

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Mengidentifikasi pendapat wisatawan terhadap tingkat kepentingan (importance) interpetasi non-personal di Museum Negeri Sri Baduga

2. Mengidentifikasi pendapat wisatawan mengenai kinerja (perceived performance) interpretasi non-personal di Museum Negeri Sri Baduga

3. Menganalisis tingkat kepuasan pengunjung terhadap interpretasi non-personal di Museum Negeri Sri Baduga .

D. MANFAAT PENELITIAN

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah : a. Museum Negeri Sri Baduga

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi Pengelola Museum Negeri Sri Baduga perihal interpretasi non-personal.

b. Program Studi Manajemen Resort dan Leisure

Bagi jurusan/program studi, diharapkan penelitian bermanfaat sebagai bahan refrensi perkuliahan

c. Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana dan hasil nyata pengaplikasian ilmu yang telah diperoleh selama perkuliahan dan merupakan syarat untuk lulus dari perguruan tinggi.


(20)

35

Risya Annisa Kudus, 2013

ANALISIS KEPUASAN PENGUNJUNG TERHADAP INTERPRETASI NON-PERSONAL DI MUSEUM NEGERI SRI BADUGA KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data valid dengan tujuan menemukan, mengembangkan, dan membuktikan suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah. Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif pendekatan kuantitatif.

Penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat statsistik, dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan Sugiyono (2011).

Penelitian deskriptif bertujuan untuk menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek dan juga subjek yang diteliti dengan tepat. Penelitian deskriptif dilakukan karena dua faktor utama. Pertama, pengamatan empiris didapat bahwa sebagian besar laporan penelitian dilakukan dalam bentuk deskriptif. Kedua, metode deskriptif sangat berguna untuk mendapatkan variasi permasalahan yang memiliki keterkaitan dengan bidang pendidikan dan tingkah laku manusia. Penelitian deskriptif ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai kepuasan pengunjung terhadap interpretasi non-personal di Museum Negeri Sri Baduga.

Penelitian ini dilakukan dalam kurun waktu kurang dari satu tahun, sehingga metode yang digunakan adalah cross sectional method, yaitu metode penelitian yang dilakukan kurang dari satu tahun.


(21)

Risya Annisa Kudus, 2013

ANALISIS KEPUASAN PENGUNJUNG TERHADAP INTERPRETASI NON-PERSONAL DI MUSEUM NEGERI SRI BADUGA KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini mengambil tempat di Museum Negeri Sri Baduga yang terletak di Jl. BKR No. 185 Bandung, Jawa Barat.

Gambar 3.1 Lokasi Museum Negeri Sri Baduga

Sumber : http://museumku.files.wordpress.com/2010/05/baduga-11.gif

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono : 2011). Populasi yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah Pengunjung Museum Negeri Sri Baduga


(22)

Risya Annisa Kudus, 2013

ANALISIS KEPUASAN PENGUNJUNG TERHADAP INTERPRETASI NON-PERSONAL DI MUSEUM NEGERI SRI BADUGA KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono : 2011), apabila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi dikarenakan keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang yang diambil dari populasi tersebut. Adapun teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik simple random sampling. Selama karakteristik, serta perbedaan-perbedaan lain tersebut bukan merupakan sesuatu hal yang penting dan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap hasil penelitian, maka peneliti dapat mengambil sampel secara acak sederhana. Dengan demikian setiap unsur populasi harus mempunyai kesempatan sama untuk bisa dipilih menjadi sampel.

Untuk menentukan berapa besar jumlah sample sebagai wakil populasi, peneliti menggunakan pedoman Rumus Slovin. Rumus Slovin untuk menentukan ukuran sample sebagai berikut:

Keterangan: n= Ukuran sampel

N=Ukuran populasi (rata-rata tingkat kunjungan)

e= kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan sampel yang dapat ditolerir (0,1)

n= 100


(23)

Risya Annisa Kudus, 2013

ANALISIS KEPUASAN PENGUNJUNG TERHADAP INTERPRETASI NON-PERSONAL DI MUSEUM NEGERI SRI BADUGA KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan perhitungan diatas penelitian ini menggunakan ukuran sampel minimal dengan dengan derajat kepercayaan 10% maka didaptlah ukuran sampel minimal dengan jumlah (n)= 100 orang.

D. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Sumber data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data, sedangkan sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya melewati orang lain atau lewat dokumen (Sugiyono : 2011). Data primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah data dari hasil jawaban kuisioner yang disebar oleh penulis mengenai kepuasan pengunjung terhadap interpretasi non-personal yang di tinjau dari EROT Model di Museum Negeri Sri Baduga.

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari beberapa sumber data dan literatur yang dapat mendukung serta memenuhi informasi yang diperlukan dalam penelitian. Dalam penelitian ini data sekunder yang digunakan diantaranya artikel, buku, data dari pihak Museum Negeri Sri Baduga dan juga sumber lain yang dapat mendukung data dalam penelitian ini.

E. Alat Pengumpul Data

Dalam melaksanakan sebuah penelitian, seorang peneliti membutuhkan instrument atau alat yang dapat digunakan sebagai pengumpul data, hal ini menurut Arikunto (2002) bertujuan agar pengerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cepat, lengkap dan sistematis sehingga mempermudah penulis dalam mengolah data. Dalam penelitian ini alat pengumpulan data yang digunakan adalah

1. Kuesioner (Angket)

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara member seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada


(24)

Risya Annisa Kudus, 2013

ANALISIS KEPUASAN PENGUNJUNG TERHADAP INTERPRETASI NON-PERSONAL DI MUSEUM NEGERI SRI BADUGA KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

responden utnuk dijawabnya. Ada dua macam kuesioner yaitu kuesioner terbuka dan kuesioner tertutup. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian kali ini adalah kuesioner tertutup, yang artinya adalah kuesioner yang pertanyaan-pertanyaannya dituliskan dan telah disediakan jawaban dalam bentuk pilihan, sehingga responden hanya memilih salah satu jawaban yang telah disediakan (Sukandarrumidi dalam Sugiyono: 2011).

2. Wawancara

Teknik ini dilakukan dengan cara bertanya langsung secara lisan agar mendapat data yang valid kepada pihak yang berwenang mengenai masalah yang akan diteliti. Wawancara ini dilakukan kepada pihak Museum Negeri Sri Baduga dan pengunjung.

3. Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mencari data mengenai hal-hal yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, ledger, agenda dan sebagainya (Arikunto:2002). Jenis dokumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah public documents (dokumen publik).

4. Studi Literatur

Pengumpulan data dengan cara mengambil dari literature atau buku-buku yang berhubungan dengan judul penelitian sebagai bahan landasan teori dan landasan analisis.

F. Metode Analisis Data

1. Pengukuran Data

Dalam penelitian ini menggunakan pengukuran skala interval yaitu data yang jaraknya sama, tetapi tidak mempunyai nilai nol absolut (mutlak) (Sugiyono: 2011).


(25)

Risya Annisa Kudus, 2013

ANALISIS KEPUASAN PENGUNJUNG TERHADAP INTERPRETASI NON-PERSONAL DI MUSEUM NEGERI SRI BADUGA KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Penetapan Skala

Dalam penelitian ini peneliti mengukur kepuasan pengunjung terhadap interpretasi non-personal yang ditinjau dari EROT Model di Museum Negeri Sri Baduga dengan cara mengukur tingkat kepentingan dan kinerja sebenarnya. Untuk menetapkan skala, penulis menggunakan pendekatan skala likert,. Skala likert digunakan ketika yang di ukur adalah sikap, pendapat dan persepsi seseorang terhadap fenomena sosial (Sugiyono : 2011).

Berikut adalah pedoman pembobotan nilai alternative tingkat kepentingan dan tingkat kinerja dengan pendekatan skala Likert.

Tabel 3.1

Pedoman Nilai Kuisioner

Alternatif Jawaban Tingkat Kepentingan

Nilai Skor

Alternatif Jawaban Tingkat Kinerja

Sangat Penting 5 Sangat Setuju

Penting 4 Setuju

Cukup Penting 3 Cukup Setuju

Tidak Penting 2 Tidak Setuju

Sangat Tidak Penting 1 Sangat Tidak Setuju Sumber: Diolah Peneliti (2013)

Dengan teknik pengumpulan data kuesioner/angket, maka instrumen tersebut akan diberikan secara acak. Setelah mendapatkan jumlah skor ideal (kriterium) untuk seluruh item, hasilnya akan digambarkan pada garis kontinum seperti berikut:


(26)

Risya Annisa Kudus, 2013

ANALISIS KEPUASAN PENGUNJUNG TERHADAP INTERPRETASI NON-PERSONAL DI MUSEUM NEGERI SRI BADUGA KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

STS TS CS S SS

Gambar 3.2 Garis Kontinum

Sumber: Sugiyono (2009:135)

Berdasarkan garis kontinum tersebut, maka rata-rata tanggapan responden berada di level 84% yang artinya terletak pada daerah setuju. Alasan penelitian menggunakan skala Likert 1-5 yaitu untuk memberikan jawaban yang lebih variatif, sehingga responden dapat lebih mudah menentukan jawabannya sesuai dengan apa yg responden rasakan.

G. Operasionalisasi Variabel

Definisi operasional diberikan untuk mengartikan atau mempersepsikan sebuah kegiatan menurut peneliti itu sendiri dan juga untuk menjelaskan bagaimana peneliti mengukur variable tersebut. Untuk menghindari kesalahan persepsi antara peneliti dan pembaca dalam mengartikan istilah dan memudahkan dalam menganalisis mengenai penelitian ini maka dibutuhkan penjelasan dari konsep penelitian ini.

Tabel 3.2

Operasionalisasi Variabel

Variabel Konsep Variabel Sub Variabel

Indikator Skala

Interpretasi non-personal

Interpretasi adalah Kombinasi dari berbagai bentuk pelayanan, yaitu pelayanan informasi, pendidikan,

Enjoyable Tingkat kemenarikan desain tampilan pameran

Ordinal Tingkat kemenarikan desain brosur,

pamphlet.

Ordinal Tingkat kemenarikan informasi yang di

sajikan

Ordinal Tingkat kemudahan dalam memahami

kalimat dalam setiap media interpretasi

Ordinal


(27)

Risya Annisa Kudus, 2013

ANALISIS KEPUASAN PENGUNJUNG TERHADAP INTERPRETASI NON-PERSONAL DI MUSEUM NEGERI SRI BADUGA KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu bimbingan, hiburan,

inspirasi dan propaganda.

non-personal

Tingkat keragaman media yang digunakan dalam proses pemahaman sejarah dan budaya Jawa Barat

Ordinal

Tingkat kegiatan yang melibatkan anda secara langsung dalam proses pemahaman sejarah dan budaya Jawa Barat

Ordinal

Tingkat kesempatan berinteraksi dengan koleksi museum (menyentuh, mendengar dll.)

Ordinal

Perasaan senang setelah mendapatkan informasi mengenai sejarah dan budaya Jawa Barat

Ordinal

Organized Tingkat kemudahan dalam membedakan inti pesan dengan informasi tambahan pada media interpretasi non-personal

Ordinal

Inti pesan yang di sajikan cukup sedikit sehingga mudah di pahami dan di ikuti

Ordinal

Thematic Media interpretasi Non personal

menambah pengetahuan tentang budaya dan sejarah Jawa Barat

Ordinal

Media interpretasi Non meningkatkan apresiasi tentang nilai luhur budaya Jawa Barat

Ordinal

Media Interpretasi Non meningkatkan keinginan menanamkan nilai luhur budaya pada kehidupan sehari-hari

Ordinal

Media Interpretasi Non membantu memberikan filter terhadap pengaruh budaya buruk luar

Ordinal

Kepuasan Pelanggan

Kepuasan

pelanggan adalah respons pelanggan terhadap ketidak sesuaian antara

Tingkat Kepentingan

Tingkat kemenarikan desain tampilan pameran

Ordinal Tingkat kemenarikan desain brosur,

pamphlet.

Ordinal Kinerja Tingkat kemenarikan informasi yang di

sajikan

Ordinal Tingkat kemudahan dalam memahami

kalimat dalam setiap media interpretasi


(28)

Risya Annisa Kudus, 2013

ANALISIS KEPUASAN PENGUNJUNG TERHADAP INTERPRETASI NON-PERSONAL DI MUSEUM NEGERI SRI BADUGA KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu tingkat

kepentingan

sebelumnya dan kinerja actual yang dirasakannya setelah pemakaian. Rangkuti

(2006:30)

non-personal

Tingkat keragaman media yang digunakan dalam proses pemahaman sejarah dan budaya Jawa Barat

Ordinal

Tingkat kegiatan yang melibatkan anda secara langsung dalam proses pemahaman sejarah dan budaya Jawa Barat

Ordinal

Tingkat kesempatan berinteraksi dengan koleksi museum (menyentuh, mendengar dll.)

Ordinal

Perasaan senang setelah mendapatkan informasi mengenai sejarah dan budaya Jawa Barat

Ordinal

Tingkat kemudahan dalam membedakan inti pesan dengan informasi tambahan pada media interpretasi non-personal

Ordinal

Inti pesan yang di sajikan cukup sedikit sehingga mudah di pahami dan di ikuti

Ordinal Media Interpretasi Non-personal

menambah pengetahuan tentang budaya dan sejarah Jawa Barat

Ordinal

Media Interpretasi Non-personal

meningkatkan apresiasi tentang nilai luhur budaya Jawa Barat

Ordinal

Media Interpretasi Non-personal meningkatkan keinginan menanamkan nikai luhur budaya pada kehidupan sehari-hari

Ordinal

Media Interpretasi No-personal membantu memberikan filter terhadap pengaruh budaya buruk luar

Ordinal

Sumber : Diolah Peneliti (2013)

H. Teknik Pengolahan Data

1. Uji Validitas

Validitas menurut Arikunto (2010) adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan suatu instrument. Sebuah instrument dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Tinggi rendahnya


(29)

Risya Annisa Kudus, 2013

ANALISIS KEPUASAN PENGUNJUNG TERHADAP INTERPRETASI NON-PERSONAL DI MUSEUM NEGERI SRI BADUGA KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

instrumen menunjukan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud.

Untuk mencari nilai validitas yaitu dengan mengkorelasikan antar skor item instrumen dengan rumus Pearson Product Moment sebagai berikut :

Keterangan :

rxy = Koefisien korelasi ∑ x = Jumlah skor tiap item

∑ y = Jumlah skor total (seluruh item) n = Jumlah responden

Setelah harga hitung diperoleh, kemudian dihitung dengan Uji-t dengan rumus sebagai berikut :

Keterangan : t = Nilai thitung

r = Koefisien korelasi hasil rhitung n = Jumlah responden

Validitas tiap item akan terbukti jika harga t hitung lebih besar dari t tabel dan apabila hasil t hitung lebih kecil dari t tabel maka item angket tersebut tidak valid. Jika instrumen itu valid, maka diliat kriteria penafsiran mengenai indeks korelasinya (r) sebagai berikut :

rxy =

∑ (∑ (∑

√{ ∑ ( ∑ ∑ ( ∑ }

thitung = √ √


(30)

Risya Annisa Kudus, 2013

ANALISIS KEPUASAN PENGUNJUNG TERHADAP INTERPRETASI NON-PERSONAL DI MUSEUM NEGERI SRI BADUGA KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.3

Interpretasi Koefisien Korelasi nilai r Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,800 – 1000 Sangat kuat

0,600 - 0,799 Kuat

0,400 - 0,599 Cukup kuat

0,200 - 0,399 Rendah

0,000 - 0,199 Sangat rendah

Sumber : Sugiyono (2009).

Teknik perhitungan yang digunakan untuk menganalisis validitas instrument penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik korelasi biasa, yaitu korelasi antara skor-skor tes dari peserta yang sama. Selanjutnya perlu diuji apakah koefisien validitas tersebut signifikan pada taraf tertentu. Artinya, adanya koefisien validitas tersebut bukan karena faktor kebetulan.

Dalam mengolah data peneliti menggunakan Microsoft Excel 2007 untuk mengolahnya dengan menggunakan rumus/syntax dalam mengaplikasikan rumus penghitungan uji validitas instrument penelitian tersebut. Untuk dapat lebih rinci dapat dilihat dalam tabel berikut :

Tabel 3.4

Hasil Pengukuran Uji Validitas Instrumen Penelitian

Importance Ratings table

No Pernyataan Nilai r

Hitung

Nilai r Tabel

Ket.

1 Tingkat kemenarikan desain tampilan pameran 0.5559 0,361 Valid

2 Tingkat kemenarikan desain brosur, pamphlet. 0.4079 0,361 Valid

3 Tingkat kemenarikan informasi yang di sajikan 0.42845 0,361 Valid

4 Tingkat kemudahan dalam memahami kalimat

dalam setiap media interpretasi non-personal 0.54234 0,361 Valid

5 Tingkat keragaman media yang digunakan dalam proses pemahaman sejarah dan budaya

0.54144


(31)

Risya Annisa Kudus, 2013

ANALISIS KEPUASAN PENGUNJUNG TERHADAP INTERPRETASI NON-PERSONAL DI MUSEUM NEGERI SRI BADUGA KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Jawa Barat

6 Tingkat kegiatan yang melibatkan anda secara langsung dalam proses pemahaman sejarah dan budaya Jawa Barat

0.63503

0,361 Valid

7 Tingkat kesempatan berinteraksi dengan koleksi museum (menyentuh, mendengar dll.)

0.62913

0,361 Valid

8 Perasaan senang setelah mendapatkan informasi mengenai sejarah dan budaya Jawa Barat

0.6618

0,361 Valid

9 Tingkat kemudahan dalam membedakan inti pesan dengan informasi tambahan pada media interpretasi non-personal

0.672159

0,361 Valid

10 Inti pesan yang di sajikan cukup sedikit sehingga mudah di pahami dan di ikuti

0.4248

0,361 Valid

11 Media interpretasi Non personal menambah pengetahuan tentang budaya dan sejarah Jawa Barat

0.4784

0,361 Valid

12 Media interpretasi Non meningkatkan apresiasi tentang nilai luhur budaya Jawa Barat

0.5384

0,361 Valid

13 Media Interpretasi Non meningkatkan

keinginan menanamkan nilai luhur budaya pada kehidupan sehari-hari

0.634

0,361 Valid

14 Media Interpretasi Non membantu memberikan filter terhadap pengaruh budaya buruk luar

0.6819

0,361 Valid Sumber: diolah oleh peneliti

Tabel 3.5

Hasil Pengukuran Uji Validitas

Performance Ratings

No Pernyataan Nilai r

Hitung

Nilai r Tabel

Ket.

1 Tingkat kemenarikan desain tampilan pameran 0.67718 0,361 Valid

2 Tingkat kemenarikan desain brosur, pamphlet. 0.4127

0,361 Valid

3 Tingkat kemenarikan informasi yang di sajikan 0.374193


(32)

Risya Annisa Kudus, 2013

ANALISIS KEPUASAN PENGUNJUNG TERHADAP INTERPRETASI NON-PERSONAL DI MUSEUM NEGERI SRI BADUGA KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4 Tingkat kemudahan dalam memahami kalimat dalam setiap media interpretasi non-personal

0.39375

0,361 Valid

5 Tingkat keragaman media yang digunakan dalam proses pemahaman sejarah dan budaya Jawa Barat

0.779074

0,361 Valid

6 Tingkat kegiatan yang melibatkan anda secara langsung dalam proses pemahaman sejarah dan budaya Jawa Barat

0.59693

0,361 Valid

7 Tingkat kesempatan berinteraksi dengan koleksi museum (menyentuh, mendengar dll.)

0.38605

0,361 Valid

8 Perasaan senang setelah mendapatkan informasi mengenai sejarah dan budaya Jawa Barat

0.5725

0,361 Valid

9 Tingkat kemudahan dalam membedakan inti pesan dengan informasi tambahan pada media interpretasi non-personal

0.557981

0,361 Valid

10 Inti pesan yang di sajikan cukup sedikit sehingga mudah di pahami dan di ikuti

0.4952

0,361 Valid

11 Media interpretasi Non personal menambah pengetahuan tentang budaya dan sejarah Jawa Barat

0.3975

0,361 Valid

12 Media interpretasi Non meningkatkan apresiasi tentang nilai luhur budaya Jawa Barat

0.8206

0,361 Valid

13 Media Interpretasi Non meningkatkan

keinginan menanamkan nilai luhur budaya pada kehidupan sehari-hari

0.785

0,361 Valid

14 Media Interpretasi Non membantu memberikan

filter terhadap pengaruh budaya buruk luar 0.6764 0,361 Valid Sumber: diolah oleh peneliti

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas berguna untuk menetapkan apakah instrument yang dalam hal ini adalah kuesioner dapat digunakan lebih dari satu kali. Menurut Arikunto (2010) reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa satu instrument cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data dikarenakan instrument tersebut sudah cukup baik.


(33)

Risya Annisa Kudus, 2013

ANALISIS KEPUASAN PENGUNJUNG TERHADAP INTERPRETASI NON-PERSONAL DI MUSEUM NEGERI SRI BADUGA KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Perhitungan reliabilitas pertanyaan dilakukan dengan bantuan program Microsoft Office Excel 2007. Pengujian reliabilitas instrumen penelitian dilakukan pada masing-masing skala kepentingan dan kinerja dalam EROT Model. Hasil pengujian reliabilitas instrumen untuk setiap variabel dalam penelitian ini diperlihatkan pada lampiran.

Uji reliabilitas diakukan untuk mendapatkan ketepatan alat pengumpul data yang digunakan. Untuk uji reliabilitas ini penulis menggunakan metode Alpha dengan mengukur reliabilitas alat ukur dengan sekali pengukuran (Riduwan dalam Muhammad :2013), rumusnya adalah :

r11 =

[

] [

]

Keterangan :

r11 = nilai reliabilitas

s1 = jumlah varian skor tiap item St = varian total

k = jumlah item

Untuk mencari nilai varian tiap skor item digunakan persamaan sebagai berikut :

Si =

∑ (∑ Keterangan :

Si = varian skor tiap item X2 = jumlah kuadrat item X (∑ X)2 = jumlah item X dikuadratkan N = jumlah responden

Hasil perhitungan r11 dibandingkan dengan rtabel pada taraf nyata α = 5%, dengan kriteria kelayakan jika r11 > rtabel berarti reliabel dan sebaliknya jika r11 < rtabel berarti tak reliabel. Bila koefisien reliabilitas telah


(34)

Risya Annisa Kudus, 2013

ANALISIS KEPUASAN PENGUNJUNG TERHADAP INTERPRETASI NON-PERSONAL DI MUSEUM NEGERI SRI BADUGA KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dihitung,maka untuk menyatakan hubungan bisa digunakan kriteria Guilford dalam Muhammad (2013),yaitu :

a. < 0,20 : hubungan yang sangat kecil dan bisa diabaikan b. 0,20 -< 0,40 : hubungan yang kecil (tidak erat)

c. 0,40 -<0,70 : hubungan yang cukup erat d. 0,70 -<0,90 : hubungan yang erat (reliabel)

e. 0,90 -<1,00 : hubungan yang sangat erat (sangan reliabel)

Tabel 3.6

Hasil Pengukuran Uji Realibilitas Instrumen Penelitian

Importance Ratings

No Variabel Nilai

rhitung

Nilai

rTabel Ket.

1 Interpretasi Non-personal 0.8316 0,7 Reliabel Sumber: diolah oleh peneliti

Tabel 3.7

Hasil Pengukuran Uji Realibilitas Instrumen Penelitian

Performance Ratings

No Variabel Nilai r

hitung

Nilai r Tabel

Ket.

1 Interpretasi Non-personal 0.8297 9

0,7 Reliabe l Sumber: diolah oleh peneliti

3. Customer Satisfaction Index (CSI)

Customer Satisfaction Index (CSI) digunakan untuk menentukan tingkat kepuasan pengunjung secara menyeluruh dengan pendekatan yang mempertimbangkan kepentingan dari atribut-atribut yang diukur. Pengukuran CSI dibutuhkan untuk acuan dalam menentukan sasaran terhadap peningkatan


(35)

Risya Annisa Kudus, 2013

ANALISIS KEPUASAN PENGUNJUNG TERHADAP INTERPRETASI NON-PERSONAL DI MUSEUM NEGERI SRI BADUGA KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pelayanan kepada pengunjung. Berikut tahapan pengukuran CSI menurut Stratford (Amalia dalam Habibie :2006).

i. Menghitung Weighting Factor (WF)

Nilai rata-rata kepentingan diubah menjadi angka persentase dari total rata-rata tingkat kepentingan seluruh atribut yang diuji, sehingga didapatkan total WF sebesar 100 persen.

ii. Menghitung Weighted Score (WS)

Nilai perkalian antara nilai rata-rata tingkat kinerja masing-masing atribut dengan WF masing-masing atribut.

iii. Menghitung Weighted Total (WT) Jumlah WS dari semua atribut. iv. Menghitung Satisfaction Index

WT dibagi skala maksimum yang digunakan (dalam penelitian ini skala maksimal adalah 5), kemudian dikali 100 persen.

Tingkat kepuasan responden secara menyeluruh dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.8.

Kriteria Nilai Customer Satisfaction Index (Indeks Kepuasan)

Sumber: Amalia dalam Habibie (2006) Kriteria CSI Nilai CSI Sangat Puas 0,81-1,00

Puas 0,66-0,80

Cukup Puas 0,51-0,65 Kurang Puas 0,35-0,50 Tidak Puas 0,00-0,34


(36)

Risya Annisa Kudus, 2013

ANALISIS KEPUASAN PENGUNJUNG TERHADAP INTERPRETASI NON-PERSONAL DI MUSEUM NEGERI SRI BADUGA KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 4. Importance Performance Analysis (IPA)

Metode Importance Performance Analysis (IPA) pertama kali diciptakan oleh Martilla & James. Menurut Pasuraman dalam Rangkuti (2006) Konsep ini berasal dari konsep SERVQUAL, Intinya tingkat kepentingan pelanggan (customer expectation) diukur dalam kaitannya dengan apa yang seharusnya dikerjakan oleh perusahaan agar menghasilkan produk atau jasa berkualitas tinggi.

Setelah diketahui tingkat kepentingan dan kinerja setiap peubah (atribut) untuk seluruh responden, maka langkah berikutnya adalah memetakan hasil perhitungan yang telah didapat ke dalam Diagram Kartesius. Untuk menyederhanakan angka dalam diagram dapat dilakukan dengan cara membagi masing-masing total kepentingan dan total kinerja dengan jumlah responden. Dengan rumus di bawah ini :

X,¯ = ∑ Y,¯ =∑ Dimana :

X,¯ = skor rataan setiap peubah i pada tingkat kinerja Y,¯ = skor rataan setiap peubah i pada tingkat kepentingan

∑ = total skor pada setiap peubah i pada tingkat pelaksanaan dari seluruh responden

∑ = total skor pada setiap peubah i pada tingkat pelaksanaan dari seluruh responden

n = total responden

Langkah selanjutnya setelah mendapatkan angka-angka tersebut adalah dengan memasukannya ke dalam diagram kartesius. Diagram kartesius adalah sebuah Matriks Importance-Performance yang digunakan adalah suatu bangun dibagi menjadi empat kuadran yang dibatasi oleh dua buah garis yang


(37)

Risya Annisa Kudus, 2013

ANALISIS KEPUASAN PENGUNJUNG TERHADAP INTERPRETASI NON-PERSONAL DI MUSEUM NEGERI SRI BADUGA KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berpotongan tegak lurus pada titik (X, Y), masing-masing dihitung dengan rumus:

X,= =∑

Y,= =∑ Dimana :

X,= = nilai rata-rata kinerja dari semua pernyataan Y,= = nilai rata-rata kepentingan dari semua pernyataan k = total atribut (pertanyaan)

Matriks IPA dalam Rangkuti (2006) terdiri dari empat kuadran yang masing-masing menjelaskan keadaan yang berbeda. Keadaan-keadaan tersebut yaitu :

i. Kuadran I (focus improvement).

Kuadran ini memuat atribut yang dianggap penting oleh pengunjung tapi kinerja atribut pada kenyaataanya belum sesuai dari apa yang diharapkan. Atribut yang termasuk di kuadran ini harus ditingkatkan.

ii. Kuadran II (maintain performance).

Kuadran ini membuat atribut yang dianggap penting oleh pengunjung dan sudah sesuai sehingga tingkat kepuasannya relative lebih tinggi. Atribut di kuadran ini harus dipertahankan.

iii. Kuadran III (medium low priority).

Kuadran ini memuat atribut yang dianggap kurang penting oleh pengunjung dan kinerja atribut tersebut kurang dari apa yang diharapkan. Peningkatan atribut yang masuk ke kuadran ini perlu dipertimbangkan walaupun tidak begitu dianggap penting oleh pengunjung


(38)

Risya Annisa Kudus, 2013

ANALISIS KEPUASAN PENGUNJUNG TERHADAP INTERPRETASI NON-PERSONAL DI MUSEUM NEGERI SRI BADUGA KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kuadran ini memuat atribut yang dianggap kurang penting oleh pengunjung sedangkan kinerja museum pada atribut ini terlalu tinggi sehingga dianggap berlebihan. Harus dilakukan efisiensi pada atribut di kuadran ini sehingga bisa menghemat biaya.

Diagram kartesius dalam IPA ditunjukkan pada diagram di bawah ini:

Gambar 3.3 Matriks Importance-Performance

Sumber: Diolah Peneliti (2013)

Tingkat Kepentingan Tinggi

Kinerja Rendah Kinerja Tinggi

Tingkat Kepentingan Rendah I. Focus

Improvement Effort Here

II. Maintain Performance

III. Medium Low Priority

IV. Reduce Emphasis


(39)

99

Risya Annisa Kudus, 2013

ANALISIS KEPUASAN PENGUNJUNG TERHADAP INTERPRETASI NON-PERSONAL DI MUSEUM NEGERI SRI BADUGA KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

MuseumNegeri SriBaduga diresmikan pada tanggal 5 Juni 1980 oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Dr. Daoed Yoesoef. MuseumNegeri SriBaduga merupakan Museumyang menyajikan tentang sejarah dan kebudayaan Jawa Barat dari masa prasejarah hingga berakhirnya masa penjajahan. Setelah peneliti mengadakan pembahasan mengenai tingkat kepuasan wisatawan terhadap media interpretasi non-personal di MuseumNegeri SriBaduga, maka peneliti dapat menarik kesimpulan dan memberikan saran berdasarkaan uraian yang telah peneliti kemukakan dalam bab sebelumnya.

1. Untuk mendapatkan tingkat kepentingan (importance) interpretasi non-personal menurut pengunjung di MuseumNegeri SriBaduga, penulis menggunakan EROT model (Enjoyable, Relevan, Organize, Thematic)sebagai alat ukurnya, akan tetapi yang digunakan hanya aspek enjoyable, organize dan thematic. Hal ini karena aspek relevan dapat dicapai dengan metode interpretasi personal(interpreter). Pada aspek enjoyable diketahui tingkat kepentingannya (importance)berada pada kategori sangat penting, aspek ini memiliki tingkat kepentingan paling tinggi di banding aspek lainnya, dimana aspek organizedan thematic berada pada rentang kategori penting..Dari hasil tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa aspek enjoyable yang paling penting dalam mempengaruhi kepuasan pengunjung.

2. Tingkat kinerja(perceived performance) dari media interpretasi non-personal yang ada di MuseumNegeri SriBaduga menurut pengunjung, pada seluruh aspek yaitu aspek enjoyable, organize dan thematicsemuanya berada pada rentang kategori tidak setuju bahwa atribut-atribut dalam aspek-aspek tersebut memiliki performa baik. Dari hasil tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pengunjung


(40)

Risya Annisa Kudus, 2013

ANALISIS KEPUASAN PENGUNJUNG TERHADAP INTERPRETASI NON-PERSONAL DI MUSEUM NEGERI SRI BADUGA KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

merasa manajemen MuseumNegeri SriBaduga belum memberikan kinerja yang optimal pada interpretasi non-personal.

3. Untuk mengetahui tingkat kepuasan pengunjung terhadap interpretasi non-personal di MuseumNegeri SriBaduga, penulis menggunakan beberapa metode. Metode pertama CDS (Customer Derived Satisfaction) metode ini digunakan untuk mengetahui tingkat kepuasan per aspek. Dari seluruh aspek yaitu, aspek enjoyable, organize dan thematic masing-masing aspek mendapatkan hasil tidak puas. Metode kedua CSI (Customer Satisfaction Index) metode ini digunakan untuk mengetahui tingkat kepuasan konsumen secara keseluruhan terhadap interpretasi non-personal di Museum Sri Baduga dari hasil ini diketahui bahwa pengunjung tidak puas.Sedangkan metode yang ke tiga yaitu metode IPA (Importance Performance Analysis). Metode ini digunakan untuk mengetahui atruibut mana saja yang harus terlebih dahulu diperbaiki karena atribut tersebut paling berprengaruh terhadap kepuasan mereka, Atribut-atribut yang paling mempengaruhi kepuasan pengunjung adalah atribut “Kesempatan berinteraksi dengan koleksi Museum”, “Adanya perasaan terhibur”, “Keragaman media yang digunakan” “Kemenarikan Tampilan Desain Pameran” dan “Interpretasi Non-personal meningkatkan apresiasi tentang nilai luhur budaya Jabar. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa untuk meningkatkan tingkat kepuasan konsumen yang tidak puas maka atribut-atribut yang telah disebutkan diatas harus segera diperbaiki dan ditingkatkan.

B. Saran

Hasil penelitian yang telah dilakukan, menunjukan bahwa manajemen MuseumNegeri SriBaduga harus bekerja ekstra keras karena pengunjung merasa kinerja manajemen terhadap media interpretasi non-personal tidak memuaskan. Berikut saran untuk pihak Museum Negri SriBaduga:

1. Berdasarkan matriks IPA, penulis mendapatkan beberapa hal yang harus diutamakan untuk diperbaiki kinerjanya. Pihak Pengelola Museum Negeri Sri


(41)

Risya Annisa Kudus, 2013

ANALISIS KEPUASAN PENGUNJUNG TERHADAP INTERPRETASI NON-PERSONAL DI MUSEUM NEGERI SRI BADUGA KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Baduga bisa menambah kegiatan yang melibatkan pengunjung secara langsung agar pengunjung dapat berinteraksi dengan sesuatu yang dipamerkan dan dapat menangkap makna yang terdapat dari koleksi yang ada, seperti pada koleksi kaulinan barudak, pihak museum bisa mengajak dan mempersilahkan pengunjung untuk mencoba memainkan segala permainan yang dipajang atau menambah sarana untuk menambah pengetahuan tentang manusia purba di wilayah tatar sunda seperti membuat taman yang diberi alur dan petunjuk mengenai keberadaan manusia purba sehingga pengunjung bisa secara langsung terlibat untuk mencari keberadaan manusia purba.Perbaikan dan penambahan media seperti media audio, visual dan juga audio-visual untuk menyampaikan pesan sangat dibutuhkan untuk keragaman bagi pengunjung untuk memilih media apa yang ingin mereka gunakan untuk memahami dan menikmati isi MuseumNegeri SriBaduga. Semakin media melibatkan banyak indra, semakin media itu menarik bagi pengunjung. Seperti penambahan audio yang berisi rekaman penjelasan di setiap exhibitmengenai koleksi yang dipamerkan ataupun menambahkan animasi menarik tentang koleksi tersebut, animasi tersebut bisa berupa cerita maupun games interaktif. Selanjutnya, Pihak museumdiharapkan lebih memperhatikan sisi estetika dari setiap koleksi yang dipajang agar pengunjung dapat menikmati mendapatkan informasi sehingga mau berlama-lama untuk menikmati museum, dengan cara mengganti alat peraga yang sudah usang dengan yang baru atau dengan merestorasinya seperti mencat ulang dan menambah efek pencahayaan.

2. Pihak Museum seharusnya mempertimbangkan untuk menambah SDM sebagai interpreter mengingat interpreter sangat penting dalam mengkomunikasikan isi dan pesan Museumdengan lebih baik dan personal karena sifatnya yang dinamis dan fleksibel dibanding interpretasi non personal. Hal ini juga sejalan dengan pendapat pengunjung bahwa interpreter diperlukan dalam memahami Museum.


(42)

Risya Annisa Kudus, 2013

ANALISIS KEPUASAN PENGUNJUNG TERHADAP INTERPRETASI NON-PERSONAL DI MUSEUM NEGERI SRI BADUGA KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA Buku dan Jurnal

Arikunto, Suharsimi. (2002). Metodologi Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta. Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Citra.

Cheng, Shu-Yen.2005. An Evaluation Of Heritage Tourism Interpretation Service In Taiwan. Texas : Texas Tech University.

Direktorat Permuseuman, Kecil Tetapi Indah: Pedoman Pendirian Museum.1999. Jakarta: Proyek Pembinaan Permuseuman Jakarta, Ditjenbud, Depdikbud Doemroese, Margreth C dan Sterling. 1999. Interpreting Biodiversity:A Manual

for Environmental Educators in the Tropics. American Museum of Natural History

Gill, Sergio dan Ritchie. 2008. Understanding the Museum Image Formation Process : A Comparison of Residents and Tourists.

Ham, Sam.1992. Enviromental Interpretation : Practical Guide for People with Big Ideas and Small Budgets: Colorado: North American Press.

Kottler, Phillip. 2007, Alih Bahasa : Benyamin Molan, Penyunting: Bambang Sarwiji, Manajemen Pemasaran, Edisi 12 Jilid 1, PT. INDEKS, Jakarta. Moscardo, Gianna and Ballantyne, Roy (2008). Interpretation and attractions. In

Alan Fyall, Brian Garrod, Anna Leask and Stephen Wanhill (Ed.), Managing visitor attractions 2nd ed. ed. (pp. 237-252) Oxford, United Kingdom: Butterworth-Heinemann.

Neil, Kotler, Phillip Kotler, dan Kotler Wendy.(2008).Museum Marketing & Strategy, San Fransisco : Jossey-Bass.

Pitana, I Gede dan Gaytri, Putu G. (2005).Sosiologi Pariwisata. Andi, Yogyakarta.

Purnomo, Cahya. 2009. Strategi Pemasaran Produk Wisata Minat Khusus Goa Cerme, Imogiri, Bantul. Jogjakarta : Karisma.

Raasch, Ulrike.2004. Interpretation as a Visitor Management Tool in National Parks.Bourne Mouth University.

Rangkuti, Freddy. 2006, Measuring Customer Satisfaction, Cetakan Ketiga, PT. SUN, Jakarta.


(43)

Risya Annisa Kudus, 2013

ANALISIS KEPUASAN PENGUNJUNG TERHADAP INTERPRETASI NON-PERSONAL DI MUSEUM NEGERI SRI BADUGA KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sharpe, G.W. 1982.Interpreting The Environment.John Wiley and Sons Inc.New York.694 p.

Soedargo, et.al. (1989). Interpretasi Lingkungan. Media Konservasi Vol 2

Sugiyono, (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono, (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif R&D. Bandung: Alfabeta

Tilden, F.1957.Interpreting Our Heritage. New York : The University Of North Carolina Press.

Tjiptono, Fandy dan Gregorius Chandra. 2005, Service Quality and Satisfaction, Andi Offset, Yogyakarta.

Tjiptono, Fandy. 2012. Service Management jilid 2. Yogyakarta. CV. Andi Offset Veverka, John. A. 1998. Interpretive Master Planning.California: Acorn

Naturalist.

Warpani, Suwardjoko P. (2007).Pariwisata dalam tata ruang wilayah. Penerbit ITB, Bandung.

Wearing, Stephen et.al.2008.Enhancing Visitor Experience Through Interpretation : An Examination of Influencing Factors.CRC Sustainable Tourism. Wells, Marcella.D dan Vernon Lovejoy. 2009. Creating More Meaningful Visitor

Experiences: Planning for Interpretation and Education. Colorado. U.S. Department of the Interior Bureau of Reclamation

Internet dan Undang-undang

http://icom.museum/the-vision/museum-definition/

http://museumku.wordpress.com/2012/07/15/peta-permasalahan-museum-faktor-peran/

http://nasional.kompas.com/read/2010/08/13/03292620/

http://www.budpar.go.id/userfiles/file/4552_1360-PengelolaanKoleksi.pdf http://www.heritageinterp.com/whatis.htm


(44)

Risya Annisa Kudus, 2013

ANALISIS KEPUASAN PENGUNJUNG TERHADAP INTERPRETASI NON-PERSONAL DI MUSEUM NEGERI SRI BADUGA KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu http://www.museumsassociation.org/museums-journal

Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 1995 tentang pemeliharaan dan pemanfaatan beda cagar budaya di Museum.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10.Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan

Skripsi dan Thesis

Cokokinarto dan Setiawan. 2011.Analisa Pengukuran Pengalaman, Suasana Hati dan Kepuasan Pengunjung dalam Obyek Wisata Di Surbaya : Studi Kasus Museum Rokok House Of Sampoerna Surabaya. Universita Kristen Petra. Skripsi

Darwin.2011. Analisis Pengalaman Pelanggan (Customer Experience) terhadap Kepuasan Konsumen pada CFC (California Fried Chicken) Cabang Simalingkar Medan.Universitas Sumatra Utara. Skripsi

Dian Wulandari (2009). Analisis Pengalaman Pelanggan (Customer Experience) Terhadap Kepuasan Konsumen Pada J.CO Donuts & Coffee Sun Plaza Medan.Universitas Sumatra Utara

Habibie, Alex Norman.(2006). Analisis Tingkat Kepuasan Pelanggan Terhadap Kinerja Pelayanan Customer Service Galeri Indosat Bogor.Institut Pertanian Bogor –Skripsi

Muhammad, Zulfiqar.(2013). Analisis Kepuasan Wisatawan Di Tinjau Dari Segi Unsur-Unsur Komunikasi Pada Seni Pertunjukan DI Saung Angklung Udjo.Universitas Pendidikan Indonesia


(1)

99

Risya Annisa Kudus, 2013

ANALISIS KEPUASAN PENGUNJUNG TERHADAP INTERPRETASI NON-PERSONAL DI MUSEUM NEGERI SRI BADUGA KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

MuseumNegeri SriBaduga diresmikan pada tanggal 5 Juni 1980 oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Dr. Daoed Yoesoef. MuseumNegeri SriBaduga merupakan Museumyang menyajikan tentang sejarah dan kebudayaan Jawa Barat dari masa prasejarah hingga berakhirnya masa penjajahan. Setelah peneliti mengadakan pembahasan mengenai tingkat kepuasan wisatawan terhadap media interpretasi non-personal di MuseumNegeri SriBaduga, maka peneliti dapat menarik kesimpulan dan memberikan saran berdasarkaan uraian yang telah peneliti kemukakan dalam bab sebelumnya.

1. Untuk mendapatkan tingkat kepentingan (importance) interpretasi non-personal menurut pengunjung di MuseumNegeri SriBaduga, penulis menggunakan EROT model (Enjoyable, Relevan, Organize, Thematic)sebagai alat ukurnya, akan tetapi yang digunakan hanya aspek enjoyable, organize dan thematic. Hal ini karena aspek relevan dapat dicapai dengan metode interpretasi personal(interpreter). Pada aspek enjoyable diketahui tingkat kepentingannya (importance)berada pada kategori sangat penting, aspek ini memiliki tingkat kepentingan paling tinggi di banding aspek lainnya, dimana aspek organizedan

thematic berada pada rentang kategori penting..Dari hasil tersebut dapat ditarik

kesimpulan bahwa aspek enjoyable yang paling penting dalam mempengaruhi kepuasan pengunjung.

2. Tingkat kinerja(perceived performance) dari media interpretasi non-personal yang ada di MuseumNegeri SriBaduga menurut pengunjung, pada seluruh aspek yaitu aspek enjoyable, organize dan thematicsemuanya berada pada rentang kategori tidak setuju bahwa atribut-atribut dalam aspek-aspek tersebut memiliki performa baik. Dari hasil tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pengunjung


(2)

Risya Annisa Kudus, 2013

ANALISIS KEPUASAN PENGUNJUNG TERHADAP INTERPRETASI NON-PERSONAL DI MUSEUM NEGERI SRI BADUGA KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

merasa manajemen MuseumNegeri SriBaduga belum memberikan kinerja yang optimal pada interpretasi non-personal.

3. Untuk mengetahui tingkat kepuasan pengunjung terhadap interpretasi non-personal di MuseumNegeri SriBaduga, penulis menggunakan beberapa metode. Metode pertama CDS (Customer Derived Satisfaction) metode ini digunakan untuk mengetahui tingkat kepuasan per aspek. Dari seluruh aspek yaitu, aspek enjoyable, organize dan thematic masing-masing aspek mendapatkan hasil tidak puas. Metode kedua CSI (Customer Satisfaction Index) metode ini digunakan untuk mengetahui tingkat kepuasan konsumen secara keseluruhan terhadap interpretasi non-personal di Museum Sri Baduga dari hasil ini diketahui bahwa pengunjung tidak puas.Sedangkan metode yang ke tiga yaitu metode IPA (Importance Performance Analysis). Metode ini digunakan untuk mengetahui atruibut mana saja yang harus terlebih dahulu diperbaiki karena atribut tersebut paling berprengaruh terhadap kepuasan mereka, Atribut-atribut yang paling mempengaruhi kepuasan pengunjung adalah atribut “Kesempatan berinteraksi dengan koleksi Museum”, “Adanya perasaan terhibur”, “Keragaman media yang digunakan” “Kemenarikan Tampilan Desain Pameran” dan “Interpretasi Non-personal meningkatkan apresiasi tentang nilai luhur budaya Jabar. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa untuk meningkatkan tingkat kepuasan konsumen yang tidak puas maka atribut-atribut yang telah disebutkan diatas harus segera diperbaiki dan ditingkatkan.

B. Saran

Hasil penelitian yang telah dilakukan, menunjukan bahwa manajemen MuseumNegeri SriBaduga harus bekerja ekstra keras karena pengunjung merasa kinerja manajemen terhadap media interpretasi non-personal tidak memuaskan. Berikut saran untuk pihak Museum Negri SriBaduga:

1. Berdasarkan matriks IPA, penulis mendapatkan beberapa hal yang harus diutamakan untuk diperbaiki kinerjanya. Pihak Pengelola Museum Negeri Sri


(3)

Risya Annisa Kudus, 2013

ANALISIS KEPUASAN PENGUNJUNG TERHADAP INTERPRETASI NON-PERSONAL DI MUSEUM NEGERI SRI BADUGA KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Baduga bisa menambah kegiatan yang melibatkan pengunjung secara langsung agar pengunjung dapat berinteraksi dengan sesuatu yang dipamerkan dan dapat menangkap makna yang terdapat dari koleksi yang ada, seperti pada koleksi

kaulinan barudak, pihak museum bisa mengajak dan mempersilahkan

pengunjung untuk mencoba memainkan segala permainan yang dipajang atau menambah sarana untuk menambah pengetahuan tentang manusia purba di wilayah tatar sunda seperti membuat taman yang diberi alur dan petunjuk mengenai keberadaan manusia purba sehingga pengunjung bisa secara langsung terlibat untuk mencari keberadaan manusia purba.Perbaikan dan penambahan media seperti media audio, visual dan juga audio-visual untuk menyampaikan pesan sangat dibutuhkan untuk keragaman bagi pengunjung untuk memilih media apa yang ingin mereka gunakan untuk memahami dan menikmati isi MuseumNegeri SriBaduga. Semakin media melibatkan banyak indra, semakin media itu menarik bagi pengunjung. Seperti penambahan audio yang berisi rekaman penjelasan di setiap exhibitmengenai koleksi yang dipamerkan ataupun menambahkan animasi menarik tentang koleksi tersebut, animasi tersebut bisa berupa cerita maupun games interaktif. Selanjutnya, Pihak museumdiharapkan lebih memperhatikan sisi estetika dari setiap koleksi yang dipajang agar pengunjung dapat menikmati mendapatkan informasi sehingga mau berlama-lama untuk menikmati museum, dengan cara mengganti alat peraga yang sudah usang dengan yang baru atau dengan merestorasinya seperti mencat ulang dan menambah efek pencahayaan.

2. Pihak Museum seharusnya mempertimbangkan untuk menambah SDM sebagai interpreter mengingat interpreter sangat penting dalam mengkomunikasikan isi dan pesan Museumdengan lebih baik dan personal karena sifatnya yang dinamis dan fleksibel dibanding interpretasi non personal. Hal ini juga sejalan dengan pendapat pengunjung bahwa interpreter diperlukan dalam memahami Museum.


(4)

Risya Annisa Kudus, 2013

ANALISIS KEPUASAN PENGUNJUNG TERHADAP INTERPRETASI NON-PERSONAL DI MUSEUM NEGERI SRI BADUGA KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Buku dan Jurnal

Arikunto, Suharsimi. (2002). Metodologi Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta. Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Citra.

Cheng, Shu-Yen.2005. An Evaluation Of Heritage Tourism Interpretation Service

In Taiwan. Texas : Texas Tech University.

Direktorat Permuseuman, Kecil Tetapi Indah: Pedoman Pendirian Museum.1999. Jakarta: Proyek Pembinaan Permuseuman Jakarta, Ditjenbud, Depdikbud Doemroese, Margreth C dan Sterling. 1999. Interpreting Biodiversity:A Manual

for Environmental Educators in the Tropics. American Museum of Natural History

Gill, Sergio dan Ritchie. 2008. Understanding the Museum Image Formation Process : A Comparison of Residents and Tourists.

Ham, Sam.1992. Enviromental Interpretation : Practical Guide for People with

Big Ideas and Small Budgets: Colorado: North American Press.

Kottler, Phillip. 2007, Alih Bahasa : Benyamin Molan, Penyunting: Bambang Sarwiji, Manajemen Pemasaran, Edisi 12 Jilid 1, PT. INDEKS, Jakarta. Moscardo, Gianna and Ballantyne, Roy (2008). Interpretation and attractions. In

Alan Fyall, Brian Garrod, Anna Leask and Stephen Wanhill (Ed.), Managing visitor attractions 2nd ed. ed. (pp. 237-252) Oxford, United Kingdom: Butterworth-Heinemann.

Neil, Kotler, Phillip Kotler, dan Kotler Wendy.(2008).Museum Marketing & Strategy, San Fransisco : Jossey-Bass.

Pitana, I Gede dan Gaytri, Putu G. (2005).Sosiologi Pariwisata. Andi, Yogyakarta.

Purnomo, Cahya. 2009. Strategi Pemasaran Produk Wisata Minat Khusus Goa Cerme, Imogiri, Bantul. Jogjakarta : Karisma.

Raasch, Ulrike.2004. Interpretation as a Visitor Management Tool in National Parks.Bourne Mouth University.

Rangkuti, Freddy. 2006, Measuring Customer Satisfaction, Cetakan Ketiga, PT. SUN, Jakarta.


(5)

Risya Annisa Kudus, 2013

ANALISIS KEPUASAN PENGUNJUNG TERHADAP INTERPRETASI NON-PERSONAL DI MUSEUM NEGERI SRI BADUGA KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sharpe, G.W. 1982.Interpreting The Environment.John Wiley and Sons Inc.New York.694 p.

Soedargo, et.al. (1989). Interpretasi Lingkungan. Media Konservasi Vol 2

Sugiyono, (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono, (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif R&D. Bandung: Alfabeta

Tilden, F.1957.Interpreting Our Heritage. New York : The University Of North Carolina Press.

Tjiptono, Fandy dan Gregorius Chandra. 2005, Service Quality and Satisfaction, Andi Offset, Yogyakarta.

Tjiptono, Fandy. 2012. Service Management jilid 2. Yogyakarta. CV. Andi Offset Veverka, John. A. 1998. Interpretive Master Planning.California: Acorn

Naturalist.

Warpani, Suwardjoko P. (2007).Pariwisata dalam tata ruang wilayah. Penerbit ITB, Bandung.

Wearing, Stephen et.al.2008.Enhancing Visitor Experience Through Interpretation : An Examination of Influencing Factors.CRC Sustainable Tourism. Wells, Marcella.D dan Vernon Lovejoy. 2009. Creating More Meaningful Visitor

Experiences: Planning for Interpretation and Education. Colorado. U.S. Department of the Interior Bureau of Reclamation

Internet dan Undang-undang

http://icom.museum/the-vision/museum-definition/

http://museumku.wordpress.com/2012/07/15/peta-permasalahan-museum-faktor-peran/

http://nasional.kompas.com/read/2010/08/13/03292620/

http://www.budpar.go.id/userfiles/file/4552_1360-PengelolaanKoleksi.pdf http://www.heritageinterp.com/whatis.htm


(6)

Risya Annisa Kudus, 2013

ANALISIS KEPUASAN PENGUNJUNG TERHADAP INTERPRETASI NON-PERSONAL DI MUSEUM NEGERI SRI BADUGA KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

http://www.museumsassociation.org/museums-journal

Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 1995 tentang pemeliharaan dan pemanfaatan beda cagar budaya di Museum.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10.Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan

Skripsi dan Thesis

Cokokinarto dan Setiawan. 2011.Analisa Pengukuran Pengalaman, Suasana Hati dan Kepuasan Pengunjung dalam Obyek Wisata Di Surbaya : Studi Kasus Museum Rokok House Of Sampoerna Surabaya. Universita Kristen Petra. Skripsi

Darwin.2011. Analisis Pengalaman Pelanggan (Customer Experience) terhadap Kepuasan Konsumen pada CFC (California Fried Chicken) Cabang Simalingkar Medan.Universitas Sumatra Utara. Skripsi

Dian Wulandari (2009). Analisis Pengalaman Pelanggan (Customer Experience) Terhadap Kepuasan Konsumen Pada J.CO Donuts & Coffee Sun Plaza Medan.Universitas Sumatra Utara

Habibie, Alex Norman.(2006). Analisis Tingkat Kepuasan Pelanggan Terhadap Kinerja Pelayanan Customer Service Galeri Indosat Bogor.Institut Pertanian Bogor –Skripsi

Muhammad, Zulfiqar.(2013). Analisis Kepuasan Wisatawan Di Tinjau Dari Segi Unsur-Unsur Komunikasi Pada Seni Pertunjukan DI Saung Angklung Udjo.Universitas Pendidikan Indonesia