Promosi Museum Sri Baduga.

(1)

Universitas Kristen Maranatha | vi

DAFTAR ISI

Lembar Pengesahan…...……….…... ii

Kata Pengantar…...……….. iii

Pernyataan orisinalitas karya dan laporan……….... iv

Pernyataan publikasi laporan penelitian……….. v

Daftar isi………... vi

Daftar Gambar……… viii

Daftar Tabel……….. x

Daftar Istilah………..………..…….….... xi

Daftar Lampiran………..……...……... xii

Abstrak………..……...……... xiii

Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah……… 1

1.2 Masalah dan Ruang Lingkupnya………... 2

1.3 Tujuan Perancangan……….. 3

1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data………...……. 3

1.5 Skema Perancangan ...………... 5

Bab II Landasan Teori 2.1 Promosi……….………. 6

2.2 Teori Nirmana……….……….. 9

2.3 Ilustrasi………..……… 10

2.4 Grafik Vektor…..………..……… 11

2.5 Maskot……….. 12

2.5 Pariwisata……….………. 12

2.7 Museum………. 14

2.8 Bandung………....……… 16

Bab III Data dan Analisis Masalah 3.1 Data dan Fakta……….. 17 3.2 Analisis Terhadap Permasalahan Berdasarkan Data dan Fakta… 36


(2)

Universitas Kristen Maranatha | vii Bab IV Pemecahan Masalah

4.1 Konsep Komunikasi……….. 38

4.2 Konsep Kreatif……….. 39

4.3 Konsep Media………... 42

4.4 Hasil Karya………... 48

Bab V Penutup 5.1 Kesimpulan……… 74

5.2 Saran Penulis……….…… 75

Daftar Pustaka………...…... 76

Lampiran………..……...……... 77

Saran dan Komentar Dosen Penguji Sidang Tugas Akhir………...….. 90


(3)

Universitas Kristen Maranatha | viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Brosur Museum Negeri Sri Baduga...……….………...… 24

Gambar 3.2 Billboard Program Tahunan Museum Sri Baduga………... 24

Gambar 3.3 Website Museum Sri Baduga……….….... 25

Gambar 3.4 Wajah Lama Museum Sri Baduga……….….... 25

Gambar 3.5 Museum Sri Baduga……….………....……... 26

Gambar 3.6 Wajah Baru Museum Sri Baduga……….……... 27

Gambar 3.7 Booklet dan Perangko Museum Sri Baduga.………... 34

Gambar 3.8 Merchandise Museum Asia Afrika……….…………... 34

Gambar 3.9 Website Museum Hongkong……….…………... 35

Gambar 3.10 Koran Museum Hongkong ………..………….…... 35

Gambar 3.11 Katalog Museum Hongkong ………..…….….…... 35

Gambar 4.1 Logo Museum Sri Baduga ………..………...……... 48

Gambar 4.2 Poster Museum……….………..…………..…….. 50

Gambar 4.3 Poster Program Berseri ……….……..…………..….... 52

Gambar 4.4 Poster Episode 1………..………... 53

Gambar 4.5 Poster Episode 2………..………... 55

Gambar 4.6 Poster Episode 3………..………... 57

Gambar 4.7 Brosur Tampak Luar dan Dalam...………..………... 58

Gambar 4.8 Leaflet Tampak Luar dan Dalam...………..………... 59

Gambar 4.9 Seri Brosur Game………...………..………... 60

Gambar 4.10 Brosur Game Tampak Luar dan Dalam...………..………... 60

Gambar 4.11 Game Card Tampak Luar dan Dalam...…….………..……… 61

Gambar 4.12 Iklan Koran………...…….………..……….... 62

Gambar 4.13 Iklan Majalah………...…….………..……….... 63

Gambar 4.14 Website Baru Museum Sri Baduga...…….………..………... 64

Gambar 4.15 Aplikasi Web Banner………... 65

Gambar 4.16 Contoh Animasi Pada Web Banner ...…….………..……….. 64

Gambar 4.17 Billboard………...…….………..……….... 66


(4)

Universitas Kristen Maranatha | ix

Gambar 4.19 Umbul-Umbul………...…….………..……….... 67

Gambar 4.20 Banner………...…….………..……….... 68

Gambar 4.21 X-Banner………...…….………..……….... 69

Gambar 4.22 Merchandise Museum…………...…….………..……….... 70

Gambar 4.23 Merchandise Time Travel……...…….………..……….... 71

Gambar 4.24 Stiker………....…….………..……….... 72

Gambar 4.25 Aplikasi Stiker Pada Mobil…...…….………..……….... 72


(5)

Universitas Kristen Maranatha | x

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Pengunjung Tahun 2008 Bulan Januari sampai Desember.………...… 31

Tabel 3.2 Total Pengunjung Tahun 2008………....………...… 32

Tabel 4.1 Rencana Pemakaian Media……….………...… 45

Tabel 4.2 Timeline Promosi……….………... 46


(6)

Universitas Kristen Maranatha | xi

DAFTAR ISTILAH

-

Tagline : slogan yang menegaskan positioning dan citra sebuah produk pada sebuah iklan.

-

Icon : lambang kecil yang berfungsi sebagai menu untuk menuju suatu fungsi.

-

Gafik Vektor : gambar grafik computer yang disusun berdasarkan bentuk-bentuk geometri sederhana.

-

Awareness : kesadaran

- Leaflet : surat selebaran

- Siluet : penyederhanaan bentuk gambar suatu objek tertentu.

- Logotype : logo dalam bentuk teks atau huruf-huruf.


(7)

Universitas Kristen Maranatha | xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A : Wawancara dengan Kepala bagian Pemasaran……….. 77

Lampiran B : Sketsa Logo……… 80


(8)

Universitas Kristen Maranatha | xiii

ABSTRAK

Pokok masalah yang dibahas adalah mempromosikan wajah baru Museum Sri Baduga. Tujuan yang hendak dicapai memperkenalkan wajah baru Museum Sri Baduga untuk mengubah pandangan masyarakat terhadap museum sebagai tempat wisata edukasi yang membosankan, gelap, kotor, dan menyeramkan. Sehingga dapat meningkatkan minat masyarakat untuk mengunjungi Museum Sri Baduga. Sumber dan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi pustaka, observasi dan wawancara.

Target audience yang paling berpotensi disini adalah keluarga muda yang sudah mempunyai anak. Menurut hasil pengumpulan data cara yang paling baik untuk memperkenalkan produk baru adalah melalui kegiatan promosi. Maskot dapat membantu dalam kegiatan promosi untuk mengingatkan target audience akan suatu produk.

Pendekatan yang digunakan untuk menjangkau pasar adalah dengan strategi kreatif tingginya nilai suatu peninggalan sejarah dan budaya sebagai harta masyarakat yang perlu dijaga dan dilestarikan. Selain mempromosikan wajah baru Museum Sri Baduga, program kegiatan Museum Sri Baduga juga akan dipromosikan dengan konsep belajar sambil bermain dan mengambil tema petualangan waktu.


(9)

Universitas Kristen Maranatha | 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Sudah banyak diberitakan bahwa keberadaan budaya di Indonesia sekarang cukup memprihatinkan disebabkan karena minimnya kepedulian masyarakat Indonesia terhadap sejarah dan budayanya sendiri. Hal tersebut mengakibat beberapa seni tradisional Indonesia “dicuri” oleh bangsa lain, antara lain seperti; kesenian batik, barong, tari bali, dll. Salah satu cara untuk menyadarkan kembali masyarakat akan sejarah dan budayanya sendiri adalah dengan melalui museum. Banyak museum di Indonesia yang memamerkan sejarah dan peninggalan budaya Indonesia. Salah satunya adalah Museum Sri Baduga yang berada di Kota Bandung.

Museum Sri Baduga merupakan museum negeri Propinsi Jawa Barat yang memajang koleksi serta perjalanan sejarah alam dan budaya Jawa Barat. Sudah cukup banyak kegiatan edukasi yang diadakan oleh Museum Sri Baduga dalam memperkenalkan keberadaannya pada masyarakat, namun apresiasi dari masyarakat akan keberadaan Museum Sri Baduga sebagai salah satu sumber pembelajaran sejarah dan budaya masih minim. Selain karena kurangnya minat masyarakat, publikasi keberadaan Museum Sri Baduga juga dirasa masih sangat kurang. Museum ini belum menerbitkan satu katalog pun yang secara lengkap menggambarkan apa dan bagaimana eksistensi Museum Sri Baduga di tengah-tengah kehidupan masyarakat Jawa Barat. Penyebab lainnya adalah karena kurangnya media promosi (poster, leatlet, banner, dll), media informasi dan sign system di dalam dan luar museum yang bisa memberikan suasana rekreasi dan menyenangkan pada museum yang biasanya dirasakan membosankan di mata masyarakat. Beberapa bagian media penunjang rekreasi lainnya seperti kantin, art shop atau souvenir shop juga kurang mendapat perhatian dengan penempatan lokasinya yang kurang tepat dan tanpa disertai sign system yang baik.

Jumlah pengunjung Museum Sri Baduga yang sudah cukup banyak dikarenakan hampir 80% museum dikunjungi oleh rombongan anak-anak sekolah yang datang berkunjung karena adanya program belajar keluar sekolah, sedangkan


(10)

Universitas Kristen Maranatha | 2 pengunjung umum yang datang atas inisiatif sendiri dirasa masih sangat kurang. Untuk meningkatkan minat masyarakat, Museum Sri Baduga menambah beberapa benda koleksi baru dan sudah melakukan perbaikan di lantai satu dan dua, sedangkan lantai tiga masih dalam proses perbaikan. Suasana gelap, kotor, dan menyeramkan di dalam museum sudah tidak ada lagi. Selain itu untuk rencana ke depan pemerintah akan melakukan perbaikan besar pada Museum Sri Baduga agar bisa menjadi salahsatu tempat wisata edukasi andalan kota Bandung. Dalam kesempatan ini media promosi dan sign system dibutuhkan untuk menarik kembali para wisatawan untuk mengunjungi Museum Sri Baduga yang baru, sebagai salah satu tempat wisata edukasi yang lebih menarik untuk dikunjungi di kota Bandung.

1.2 Masalah dan Ruang Lingkupnya

Bagaimana merancang promosi museum yang komunikatif dan efektif untuk menarik minat masyarakat?

Bagaimana merancang promosi yang bisa memperkenalkan wajah baru Museum Sri Baduga ?

Bagaimana merancang promosi yang mampu membuat suasana rekreasi bagi Museum Sri Baduga ?

1.2.1 Batasan / Ruang lingkup Permasalahan

Perancangan dan penambahan media promosi Museum Sri Baduga. Perancangan media visual di luar dan dalam Museum Sri Baduga. Pengunjung :

- Umum (primer)

Berkunjung dengan inisiatif sendiri. Lokasi : Bandung

Setelah mengamati masalah yang ada di Museum Sri Baduga, agar perancangan dapat dibuat dengan baik maka ruang lingkup permasalahan akan difokuskan pada kegiatan promosi untuk menarik minat pengunjung / wisatawan mengunjungi Museum Sri Baduga yang baru. Dari data yang didapatkan 70%


(11)

Universitas Kristen Maranatha | 3 pengunjung Museum Sri Baduga adalah anak-anak sekolah dan pengunjung umum 18%. Dilihat dari data tersebut maka promosi akan dirancang untuk meningkatkan pengunjung umum. Pengunjung umum disini adalah keluarga yang berkunjung karena merasa tertarik untuk berwisata ke museum dengan didasari oleh inisiatif sendiri. Jumlah pengunjung yang sebagian besar adalah anak-anak membutuhkan media visual pendukung sebagai salah satu sarana edukasi untuk mengurangi perasaan bosan dan jenuh mereka agar memudahkan anak-anak mendapatkan informasi dengan baik. Media promosi akan disebarkan di sekitar kota Bandung dan beberapa jenis media lainnya akan diletakan mulai dari area jalan raya menuju Museum Sri Baduga hingga di dalam areal museum sendiri.

1.3Tujuan Perancangan

Tujuan dari perancangan ini adalah sebagai berikut: Memperkenalkan wajah baru Museum Sri Baduga.

Meningkatkan minat masyarakat untuk mengunjungi Museum Sri Baduga. Mengubah pandangan masyarakat terhadap Museum Sri Baduga sebagai museum yang membosankan, gelap, kotor, dan menyeramkan.

Menambah jumlah pemasukan daerah Jawa Barat.

1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

Sumber dan teknik pengumpulan data didapatkan antara lain:

1.4.1 Studi Pustaka

Teknik pengumpulan data dengan mencari teori-teori dan permasalah yang ada melalui internet, buku, dan artikel-artikel koran yang berhubungan dengan masalah dan perancangan promosi museum.

1.4.2 Observasi

Teknik pengumpulan data ini hanya mengamati dan mencatat apa yang dilihat atau disaksikan. Pengamatan dilakukan pada pengunjung museum yang


(12)

Universitas Kristen Maranatha | 4 sedang melihat koleksi museum. Dan juga akan melakukan pengamatan media promosi yang sudah dimiliki museum.

1.4.3 Wawancara

Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang digunakan untuk mendapatkan keterangan-keterangan lisan mengenai komunikasi dan tanya jawab antara sumber informasi dengan peneliti. Wawancara yang akan dilakukan dengan bagian pemasaran museum untuk mendapatkan data-data yang dapat mendukung perancangan media promosi museum.


(13)

Universitas Kristen Maranatha | 5 1.5 Skema Perancangan


(14)

Universitas Kristen Maranatha | 74

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Melalui perancangan komunikasi visual untuk promosi Museum Sri Baduga ada banyak pengalaman dan pegetahuan yang penulis dapatkan salah satunya mengenai keberadaan museum di kota Bandung. Umumnya museum-museum di kota Bandung sebagai tempat wisata edukasi cukup menarik untuk dikunjungi. Selain itu juga penulis mendapat pengetahuan tentang bagaimana kondisi Museum Sri Baduga sendiri di mata masyarakat, dan apa saja yang sudah dilakukan oleh pemerintah dan Museum Sri Baduga untuk meningkatkan apresiasi dari masyarakat. Sampai saat ini perhatian dari pemerintah terhadap Museum Sri Baduga masih sangat kurang sehingga pihak pengelola museum tidak dapat melakukan perawatan dan kegiatan promosi atau publikasi yang maksimal. Hal tersebut menjadi salah satu faktor penyebab kurangnya apresiasi masyarakat terhadap museum-museum yang ada disekitar mereka. Keberhasilan dalam mengelola museum-museum juga ditentukan oleh peran serta pemerintah yang aktif dan kreatif. Kualitas dan kuantitas dari kegiatan museum pada dasarnya sudah cukup baik, namun hal ini harus lebih ditingkatkan lagi agar dapat menarik masyarakat dalam mengunjungi museum sebagai tempat wisata edukasi. Berkat keseriusan dari pihak Museum Sri Baduga dalam usaha meningkatkan kualitas museum sebagai tempat wisata edukasi yang lebih baik, pemerintah akhirnya sedikit memberikan perhatian dengan melakukan renovasi terhadap Museum Sri Baduga.

Perancangan komunikasi visual ini dimaksudkan untuk memberikan informasi dalam masyarakat tentang keberadaan Museum Sri Baduga yang baru kepada masyarakat khususnya di kota Bandung. Menentukan target audience utama yang lebih tepat dan merancang promosi serta strategi yang efektik dan komunikatif. Strategi dengan membuat sebuah program promosi baru museum yang menarik agar dapat mengubah pandangan masyarakat terhadap museum sebagai tempat wisata edukasi yang membosankan


(15)

Universitas Kristen Maranatha | 75 5.2 Saran Penulis

Banyak diantara masyarakat kota Bandung yang tidak mengetahui keberadaan Museum Sri Baduga. Salah satu usaha yang dapat dilakukan oleh museum adalah dengan memperluas jangkauan promosi dan kegiatan publikasi sehingga apresiasi masyarakat terhadap museum dapat ditingkatkan lagi. Sampai saat ini kegiatan publikasi Museum Sri Baduga dalam masyarakat sudah cukup baik namun promosi dan media – media promosi yang sudah ada masih kurang diperhatikan. Dalam hal ini penulis menyarankan agar Museum Sri Baduga memperbaiki media – media promosi menjadi lebih menarik dan informatif. Selain itu lebih banyak menyebarkan media-media promosi di dalam masyarakat, karena selama ini Museum Sri Baduga tidak memberikan brosur atau media promosi apapun kepada pengunjung museum. Hal ini dapat memiliki dampak positif bagi museum karena promosi akan lebih meluas dan efektif.

Selain promosi dan kegiatan publikasi ke luar museum, kualitas karyawan dan pemandu yang ada di dalam museum juga harus lebih ditingkatkan lagi. Karena kurangnya pelayanan yang diberikan oleh museum dapat menurunkan minat masyarakat untuk datang berkunjung. Selain itu penulis juga menyarankan agar Museum Sri Baduga memberikan informasi yang lebih lengkap untuk benda-benda museum yang ada dalam bentuk yang lebih menarik. Selain informasi yang tertulis, cara menyampaikan informasi oleh pemandu dan media audio visual juga harus dibuat dalam bentuk yang lebih menarik dan santai. Hal ini khususnya ditujukan bagi pengunjung anak-anak, karena informasi edukasi yang dimiliki museum akan lebih banyak diterima oleh anak-anak yang bersekolah.


(16)

Universitas Kristen Maranatha | 76

DAFTAR PUSTAKA

1. Sanyoto, Drs. Sadjiman Ebdi. (2005). Dasar-Dasar Tata Rupa dan Desain, Yogyakarta.

2. Sutaarga, Moh. Amir, (1997/1998) Pedoman Penyelenggaraan dan

Pengelolaan Museum. Proyek Pembinaan Permuseuman Jakarta, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Depdikbud.

3. Stef. Daniar Wikan Setyanto, http://www.daniarwarikan.blogspot.com, Selasa, 17 Februari 2009, 17:24.

4. Godam64, http://www.organisasi.org, Jumat, 20 Juni 2008, 02:53. 5. Sebastian Schmieg, blog at wordpress.com, 5 Januari 2009, 15:05.

6. Ahmed Ridho, http://primasoft.wordpress.com, grafis-vektor-dan-bitmap, 4 Juli 2008, 20:00.


(1)

Universitas Kristen Maranatha | 3 pengunjung Museum Sri Baduga adalah anak-anak sekolah dan pengunjung umum 18%. Dilihat dari data tersebut maka promosi akan dirancang untuk meningkatkan pengunjung umum. Pengunjung umum disini adalah keluarga yang berkunjung karena merasa tertarik untuk berwisata ke museum dengan didasari oleh inisiatif sendiri. Jumlah pengunjung yang sebagian besar adalah anak-anak membutuhkan media visual pendukung sebagai salah satu sarana edukasi untuk mengurangi perasaan bosan dan jenuh mereka agar memudahkan anak-anak mendapatkan informasi dengan baik. Media promosi akan disebarkan di sekitar kota Bandung dan beberapa jenis media lainnya akan diletakan mulai dari area jalan raya menuju Museum Sri Baduga hingga di dalam areal museum sendiri.

1.3Tujuan Perancangan

Tujuan dari perancangan ini adalah sebagai berikut: Memperkenalkan wajah baru Museum Sri Baduga.

Meningkatkan minat masyarakat untuk mengunjungi Museum Sri Baduga. Mengubah pandangan masyarakat terhadap Museum Sri Baduga sebagai museum yang membosankan, gelap, kotor, dan menyeramkan.

Menambah jumlah pemasukan daerah Jawa Barat.

1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

Sumber dan teknik pengumpulan data didapatkan antara lain:

1.4.1 Studi Pustaka

Teknik pengumpulan data dengan mencari teori-teori dan permasalah yang ada melalui internet, buku, dan artikel-artikel koran yang berhubungan dengan masalah dan perancangan promosi museum.

1.4.2 Observasi

Teknik pengumpulan data ini hanya mengamati dan mencatat apa yang dilihat atau disaksikan. Pengamatan dilakukan pada pengunjung museum yang


(2)

Universitas Kristen Maranatha | 4 sedang melihat koleksi museum. Dan juga akan melakukan pengamatan media promosi yang sudah dimiliki museum.

1.4.3 Wawancara

Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang digunakan untuk mendapatkan keterangan-keterangan lisan mengenai komunikasi dan tanya jawab antara sumber informasi dengan peneliti. Wawancara yang akan dilakukan dengan bagian pemasaran museum untuk mendapatkan data-data yang dapat mendukung perancangan media promosi museum.


(3)

Universitas Kristen Maranatha | 5


(4)

Universitas Kristen Maranatha | 74

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Melalui perancangan komunikasi visual untuk promosi Museum Sri Baduga ada banyak pengalaman dan pegetahuan yang penulis dapatkan salah satunya mengenai keberadaan museum di kota Bandung. Umumnya museum-museum di kota Bandung sebagai tempat wisata edukasi cukup menarik untuk dikunjungi. Selain itu juga penulis mendapat pengetahuan tentang bagaimana kondisi Museum Sri Baduga sendiri di mata masyarakat, dan apa saja yang sudah dilakukan oleh pemerintah dan Museum Sri Baduga untuk meningkatkan apresiasi dari masyarakat. Sampai saat ini perhatian dari pemerintah terhadap Museum Sri Baduga masih sangat kurang sehingga pihak pengelola museum tidak dapat melakukan perawatan dan kegiatan promosi atau publikasi yang maksimal. Hal tersebut menjadi salah satu faktor penyebab kurangnya apresiasi masyarakat terhadap museum-museum yang ada disekitar mereka. Keberhasilan dalam mengelola museum-museum juga ditentukan oleh peran serta pemerintah yang aktif dan kreatif. Kualitas dan kuantitas dari kegiatan museum pada dasarnya sudah cukup baik, namun hal ini harus lebih ditingkatkan lagi agar dapat menarik masyarakat dalam mengunjungi museum sebagai tempat wisata edukasi. Berkat keseriusan dari pihak Museum Sri Baduga dalam usaha meningkatkan kualitas museum sebagai tempat wisata edukasi yang lebih baik, pemerintah akhirnya sedikit memberikan perhatian dengan melakukan renovasi terhadap Museum Sri Baduga.

Perancangan komunikasi visual ini dimaksudkan untuk memberikan informasi dalam masyarakat tentang keberadaan Museum Sri Baduga yang baru kepada masyarakat khususnya di kota Bandung. Menentukan target audience utama yang lebih tepat dan merancang promosi serta strategi yang efektik dan komunikatif. Strategi dengan membuat sebuah program promosi baru museum yang menarik agar dapat mengubah pandangan masyarakat terhadap museum sebagai tempat wisata edukasi yang membosankan


(5)

Universitas Kristen Maranatha | 75

5.2 Saran Penulis

Banyak diantara masyarakat kota Bandung yang tidak mengetahui keberadaan Museum Sri Baduga. Salah satu usaha yang dapat dilakukan oleh museum adalah dengan memperluas jangkauan promosi dan kegiatan publikasi sehingga apresiasi masyarakat terhadap museum dapat ditingkatkan lagi. Sampai saat ini kegiatan publikasi Museum Sri Baduga dalam masyarakat sudah cukup baik namun promosi dan media – media promosi yang sudah ada masih kurang diperhatikan. Dalam hal ini penulis menyarankan agar Museum Sri Baduga memperbaiki media – media promosi menjadi lebih menarik dan informatif. Selain itu lebih banyak menyebarkan media-media promosi di dalam masyarakat, karena selama ini Museum Sri Baduga tidak memberikan brosur atau media promosi apapun kepada pengunjung museum. Hal ini dapat memiliki dampak positif bagi museum karena promosi akan lebih meluas dan efektif.

Selain promosi dan kegiatan publikasi ke luar museum, kualitas karyawan dan pemandu yang ada di dalam museum juga harus lebih ditingkatkan lagi. Karena kurangnya pelayanan yang diberikan oleh museum dapat menurunkan minat masyarakat untuk datang berkunjung. Selain itu penulis juga menyarankan agar Museum Sri Baduga memberikan informasi yang lebih lengkap untuk benda-benda museum yang ada dalam bentuk yang lebih menarik. Selain informasi yang tertulis, cara menyampaikan informasi oleh pemandu dan media audio visual juga harus dibuat dalam bentuk yang lebih menarik dan santai. Hal ini khususnya ditujukan bagi pengunjung anak-anak, karena informasi edukasi yang dimiliki museum akan lebih banyak diterima oleh anak-anak yang bersekolah.


(6)

Universitas Kristen Maranatha | 76

DAFTAR PUSTAKA

1. Sanyoto, Drs. Sadjiman Ebdi. (2005). Dasar-Dasar Tata Rupa dan Desain, Yogyakarta.

2. Sutaarga, Moh. Amir, (1997/1998) Pedoman Penyelenggaraan dan

Pengelolaan Museum. Proyek Pembinaan Permuseuman Jakarta, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Depdikbud.

3. Stef. Daniar Wikan Setyanto, http://www.daniarwarikan.blogspot.com, Selasa, 17 Februari 2009, 17:24.

4. Godam64, http://www.organisasi.org, Jumat, 20 Juni 2008, 02:53. 5. Sebastian Schmieg, blog at wordpress.com, 5 Januari 2009, 15:05.

6. Ahmed Ridho, http://primasoft.wordpress.com, grafis-vektor-dan-bitmap, 4 Juli 2008, 20:00.