PENERAPAN TEKNIK KOLASE DALAM BERKARYA POSTER UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PESERTA DIDIK DI MTs AR-ROHMAH BANDUNG.
PENERAPAN TEKNIK KOLASE DALAM MENINGKATKAN
KETERAMPILAN PESERTA DIDIK BERKARYA POSTER
DI MTs AR-ROHMAH BANDUNG
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Seni Rupa
Oleh
Mochamad Aqlima Mustaqim 0906901
JURUSAN PENDIDIKAN SENI RUPA
FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2013
(2)
PENERAPAN TEKNIK KOLASE DALAM MENINGKATKAN
KETERAMPILAN PESERTA DIDIK BERKARYA POSTER
DI MTs AR-ROHMAH BANDUNG
Oleh
Mochamad Aqlima Mustaqim
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni
© Mochamad Aqlima Mustaqim 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Desember 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difotokopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
(3)
MOCHAMAD AQLIMA MUSTAQIM
PENERAPAN TEKNIK KOLASE DALAM MENINGKATKAN
KETERAMPILAN PESERTA DIDIK BERKARYA POSTER
DI MTs AR-ROHMAH BANDUNG
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PENGUJI:
Penguji I
Dr. Tri Karyono, M. Sn. NIP. 196611071994021001
Penguji II
Drs. Maman Tocharman, M. Pd. NIP. 194812251974121001
Penguji III
(4)
MOCHAMAD AQLIMA MUSTAQIM
PENERAPAN TEKNIK KOLASE DALAM MENINGKATKAN
KETERAMPILAN PESERTA DIDIK BERKARYA POSTER
DI MTs AR-ROHMAH BANDUNG
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:
Pembimbing I
Dr. Ayat Suryatna, M. Si. NIP. 196401031989011001
Pembimbing II
Dadang Sulaeman, S. Pd., M. Sn. NIP. 197904292005011003
Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Seni Rupa
Bandi Sobandi, M. Pd. NIP. 197206131999031001
(5)
ABSTRAK
Mustaqim, Aqlima, Mochamad, 2013. “PENERAPAN TEKNIK KOLASE
DALAM BERKARYA POSTER UNTUK MENINGKATKAN
KETERAMPILAN PESERTA DIDIK DI MTs AR-ROHMAH BANDUNG”.
Jurusan Pendidikan Seni Rupa.
Kemampuan peserta didik tingkat VIII dalam berkarya poster masih belum optimal karena pembelajaran seni budaya di tingkat SMP/MTs saat ini masih pada tahap pemahaman teoritik terhadap pengetahuan yang disediakan. Penggunaan teknik kolase bertujuan supaya peserta didik dapat memahami dengan cepat dan mengaplikasikannya dengan tepat. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1) Bagaimana perencanaan pembelajaran seni budaya materi poster dengan teknik kolase pada kelas VIII di MTs Ar-Rohmah Bandung? 2) Bagaimana pelaksanaan pembelajaran seni budaya dengan materi poster pada kelas VIII di MTs Ar-Rohmah Bandung menggunakan teknik kolase? 3) Bagaimana hasil pembelajaran seni budaya dengan materi poster pada kelas VIII di MTs Ar-Rohmah Bandung menggunakan teknik kolase? Berdasarkan permasalahan tersebut metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas yang didefinisikan sebagai suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan. Lokasi dan subjek penelitian dilaksanakan di MTs Ar-Rohmah Bandung dengan ruang ligkup subjek pada peserta didik kelas VIII. Untuk teknik pengumpulan data yang digunakan antara lain : tes, observasi, wawancara, studi kepustakaan, catatan lapangan dan studi dokummentasi. Dalam menganalisis data hasil penelitian, data yang diperoleh dari kegiatan tes dan hasil observasi dari kegiatan pembelajaran dianalisis secara deskriptif dan presentase. Hasil temuan dari penelitian yaitu: 1) Perencanaan pembelajaran berkarya poster dilakukan dengan tahapan: mengkaji SK dan KD, menyusun RPP yang diperbaharui, mengklasifikasi bahan yang digunakan dalam penggunaan teknik kolase, dan mengembangkan instrumen penelitian. Kegiatan perencanaan mempertimbangkan kurikulum dan kebutuhan peserta didik. 2) Pelaksanaan pembelajaran berkarya poster dengan menggunakan teknik kolase dapat meningkatkan keterampilan peserta didik dalam berkarya, dan mengkritisi permasalahan sosial di masyarakat. Tahapan pembelajaran meliputi: pemaparan konsep, kegiatan menganalisa permasalahan di lingkungan sekitar. 3) Hasil yang diperoleh dari pembelajaran berkarya poster dengan menggunakan teknik kolase berdasarkan tes yang diberikan kepada peserta didik menunjukan adanya peningkatan dengan rata-rata nilai karya poster 71,53 (siklus 1) menjadi 82,82 (siklus 2). Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaan teknik kolase dapat meningkatkan kemampuan peserta didik dalam berkarya poster.
(6)
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iii
ABSTRAK ... v
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GRAFIK ... ix
DAFTAR BAGAN ... x
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Rumusan Masalah ... 6
C. Tujuan Penelitian ... 6
D. Manfaat Penelitian ... 7
E. Sistematika Penulisan ... 8
BAB II LANDASAN TEORI A. Konsep Seni Budaya ... 10
B. Konsep Desain Komunikasi Visual ... 11
C. Konsep Seni Poster ... 24
D. Konsep Kolase ... 36
E. Konsep Pendidikan Seni Rupa ... 38
F. Acuan Penelitian ... 44
G. Karakteristik Peserta Didik SMP ... 45
H. Fase Perkembangan Gambar Anak ... 48
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 54
B. Waktu dan Jadwal Penelitian ... 56
C. Desain Penelitian ... 57
D. Metode Penelitian... 62
E. Instrumen Penelitian... 65
F. Definisi Operasional... 67
G. Teknik Pengumpulan Data ... 68
(7)
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pemaparan Data Penelitian ... 71
B. Pemaparan dan Pembahasan Data Perencanaan Pembelajaran ... 74
C. Pemaparan dan Pembahasan Data Pelaksanaan Pembelajaran ... 101
D. Pemaparan dan Pembahasan Data Hasil Pembelajaran ... 129
E. Struktur Organisasi Skripsi ... 147
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 150
B. Saran dan Rekomendasi ... 152
DAFTAR PUSTAKA ... 154
LAMPIRAN ... 157
(8)
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. Jadwal Pelaksanaan Penelitian ... 56
Tabel 3.2. Indikator Pencapaian dalam Variabel ... 67
Tabel 4.1. Tahapan Perencanaan dalam Prosedur Penelitian ... 75
Tabel 4.2. Penilaian Indikator dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 83
Tabel 4.3. Lembar Penilaian Tes Praktik Karya Poster ... 83
Tabel 4.4. Lembar Observasi Penelitian Siklus 1 ... 84
Tabel 4.5. Tabel Kisi-kisi Instrumen Pretes dan Postes Siklus 1 ... 85
Tabel 4.6. Penilaian Indikator dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 95
Tabel 4.7. Penilaian Indikator dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 96
Tabel 4.8. Lembar Observasi Penelitian Siklus 2 ... 97
Tabel 4.9. Tabel Kisi-kisi Instrumen Pretes dan Postes Siklus 2 ... 98
Tabel 4.10. Deskripsi Kegiatan dalam Pelaksanaan Pembelajaran... 101
Tabel 4.11. Hasil Observasi Pembelajaran Siklus 1 ... 106
Tabel 4.12. Pemetaan Komentar Peserta Didik Siklus 1 ... 109
Tabel 4.13. Pemetaan Pemilihan Jenis Poster Peserta Didik Siklus 1 ... 112
Tabel 4.14. Hasil Observasi Pembelajaran Siklus 2 ... 118
Tabel 4.15. Pemetaan Komentar Peserta Didik Siklus 2 ... 122
Tabel 4.16. Pemetaan Pemilihan Jenis Poster Peserta Didik Siklus 2 ... 127
Tabel 4.17. Tahapan Penelitian dalam Kegiatan Refleksi ... 132
Tabel 4.18. Hasil Nilai Karya Poster Peserta Didik dalam Siklus 1 ... 133
Tabel 4.19. Kisaran Nilai Peserta Didik dalam Siklus 1 ... 134
Tabel 4.20. Hasil Nilai Karya Poster Peserta Didik dalam Siklus 2 ... 137
Tabel 4.21. Perbandingan Kisaran Nilai Peserta Didik dalam Siklus 1 dan Siklus 2 ... 139
(9)
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4.1. Diagram kemampuan guru menurut kolaborator ... 108
Grafik 4.2. Kejelasan penyampaian materi menurut peserta didik ... 110
Grafik 4.3. Diagram batang pemahaman peserta didik terhadap materi ... 111
Grafik 4.4. Kelompok jenis poster yang dipilih peserta didik ... 113
Grafik 4.5. Diagram kemampuan guru pada siklus 2... 120
Grafik 4.6. Perbandingan kemampuan guru dalam siklus 1 dengan siklus 2 ... 121
Grafik 4.7. Kejelasan penyampaian materi menurut peserta didik dalam siklus 2 ... 123
Grafik 4.8. Perbandingan kejelasan materi meurut peserta didik dalam siklus 1 dan siklus 2 ... 124
Grafik 4.9. Diagram batang pemahaman peserta didik terhadap materi dalam siklus 2 ... 125
Grafik 4.10. Perbandingan grafik pemahaman peserta didik terhadap materi pada siklus 1 dan siklus 2 ... 126
Grafik 4.11. Kelompok jenis poster yang dipilih peserta didik dalam siklus 2 .. 128
Grafik 4.12. Frekuensi nilai peserta didik dalam siklus 1 ... 135
Grafik 4.13. Perbandingan nilai akhir dalam siklus 1 dengan siklus 2 ... 140
(10)
DAFTAR BAGAN
Bagan 3.1. Desain Model Kurt Lewin dalam Penelitian Tindakan ... 57 Bagan 3.2. Model Lewin yang ditafsirkan oleh Kemmis... 59
(11)
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Titik pada ruang ... 14
Gambar 2.2. Garis ... 14
Gambar 2.3. Bentuk ... 15
Gambar 2.4. Ruang ... 16
Gambar 2.5. Lingkaran Warna Brewster ... 17
Gambar 2.6. Tekstur dengan kesan manual ... 18
Gambar 2.7. Struktur huruf serif. ... 19
Gambar 2.8. Struktur huruf sans serif ... 20
Gambar 2.9. Sumbu komposisi ... 22
Gambar 2.10. Keseimbangan asimetris ... 23
Gambar 2.11. Keseimbangan simetris ... 23
Gambar 2.12. Poster propaganda indonesia ... 26
Gambar 2.13. Poster propaganda Inggris ... 27
Gambar 2.14. Poster propaganda Jerman. ... 27
Gambar 2.15. Poster karya James Montgomery Flagg ... 28
Gambar 2.16. Contoh poster produk sepatu Nike ... 30
Gambar 2.17. Poster perusahaan makanan cepat saji ... 31
Gambar 2.18. Poster kegiatan sosial ... 32
Gambar 2.19. Poster Meet and Greet band d’Masiv ... 32
Gambar 2.20. Poster konser Metallica ... 33
Gambar 2.21. Poster bertemakan lingkungan hidup ... 34
Gambar 2.22. Poster United Nations (UN) bertema lingkungan hidup ... 35
Gambar 2.23. Kolase dalam karya seni ... 36
Gambar 2.24. Contoh karya gambar menggunakan teknik kolase ... 37
Gambar 3.1. Model Spiral dari Kemmis dan McTaggart ... 61
Gambar 4.1. Gedung Madrasah Tsanawiyah (MTs) Ar-Rohmah ... 72
Gambar 4.2. Suasana ruang kelas VIII A ... 73
Gambar 4.3. Contoh Poster Layanan Masyarakat dari United Nation ... 79
Gambar 4.4. Poster Layanan Masyarakat ... 79
Gambar 4.5. Proses pengumpulan sumber pembelajaran ... 86
Gambar 4.6. Contoh gambar poster sebagai media pembelajaran ... 87
Gambar 4.7. Alat yang akan digunakan dalam proses pembelajaran ... 88
Gambar 4.8. Contoh karya poster dengan teknik kolase ... 92
Gambar 4.9. Proses pembelajaran sedang berlangsung ... 104
Gambar 4.10. Peserta didik sedang merancang konsep ... 105
Gambar 4.11. Salah satu karya poster peserta didik ... 116
(12)
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Keputusan ... 159
Lampiran 2 Surat Izin Penelitian... 161
Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus 1 ... 162
Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus 2 ... 167
Lampiran 5 Lembar Observasi Siklus 1 ... 172
Lampiran 6 Lembar Observasi Siklus 2 ... 173
Lampiran 7 Contoh Karya Poster Peserta Didik ... 174
Lampiran 8 Contoh Karya Poster Peserta Didik Menggunakan Teknik Kolase . 179 Lampiran 9 Catatan Lapangan ... 179
(13)
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Pendidikan adalah akar kehidupan dimana semua aspek kehidupan dapat dipelajari dan dipahami. Dari pendidikan maka tercipta banyak hal-hal menakjubkan, seperti kepercayaan, budaya, pengetahuan, seni dan banyak hal lainnya. Didasari hal tersebut maka sebaiknya pendidikan adalah hal yang harus diutamakan dibanding yang lain karena pendidikan merupakan dasar bagi semua aspek kehidupan.
Pemerintah telah merumuskan secara ringkas dan padat mengenai definisi pendidikan dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS:
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.
Pendidikan juga merupakan suatu proses kebudayaan yang didalamnya terdapat proses interaksi sehingga terjadi proses transformasi budaya dari pengajar, yakni guru kepada peserrta didik. Hal ini dibuktikan dengan berbagai macam karakter guru yang biasanya kelak akan dijadikan inspirasi oleh anak didiknya. Gejala ini kemudian sering kita kenal dengan sebutan tokoh inspirator. Penciptaan tokoh inspirator ini tidak lain adalah karena peran guru sebagai pemimpin dalam pembentukan jiwa seorang anak hingga dewasa yang menciptakan sifat-sifat tertentu baik dalam bidang pendidikan maupun bidang laiinnya.
Sebagai bagian dari kebudayaan, seni merupakan unsur penting yang berperan dalam perkembangan pendidikan dari berbagai hal. Mulai dari konteks agama, seni berkembang beriringan dengan perkembangan agama. Lalu dalam konteks pengetahuan seni juga menjadi sebuah media yang sangat bermanfaat
(14)
2
dalam penyampaian materi pengetahuan. Seni bisa membuat hal yang tidak lumrah menjadi menarik, membuat pengetahuan yang dipandang berat menjadi ringan. Karena itu seni adalah mediator paling baik dalam aspek pendidikan.
Dalam hal pendidikan seni adalah salah satu bidang yang secara khusus mempelajari pendidikan dengan sudut pandang yang berbeda. Seni dianggap sebagai angin segar ditengah gempuran ilmu-ilmu sains dan sosial. Seni merupakan aliran tertentu yang didalamnya menyangkut berbagai macam aspek pengetahuan termasuk sains, ilmu sosial, dan segala sesuatu yang berkaitan dengan keindahan.
Seni secara perseptual dalam bidang pendidikan berpengaruh sebagai pelajaran bermuatan positif yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bereksplorasi, berkreasi dan bereksperimen sebebas mungkin. Pembelajaran seni tidak mengikat seperti halnya sains, juga tidak berbahasa selayaknya ilmu sosial. Pembelajaran seni dapat diibaratkan memiliki keteraturan seperti sains, dan membuat status sosial lebih beragam. Pembelajaran seni memberikan kebebasan yang tidak dimiliki pengetahuan lain.
Dalam lingkungan sekolah pendidikan seni dikenal dengan sebutan seni budaya, hal ini mengacu pada kurikulum pendidikan yang direvisi secara berkala, dan dalam periode itu pun nama pendidikan seni berubah sebelum menjadi mata pelajaran seni budaya. Peran seni budaya sangat penting baik bagi sekolah maupun peserta didik. Pendidikan seni budaya sebagai akar jati diri bangsa dengan budaya nusantara, dan mengembangkannya dengan persepsi keindahan yang dimiliki peserta didik. Hal ini dapat dilihat dalam berbagai penyelenggaraan kesenian dalam lingkungan sekolah maupun yang dikompetisikan antar sekolah. Seni sebagai mata pelajaran dianggap salah satu pelajaran yang berperan untuk menciptakan kreatifitas dan mengembangkan bakat peserta didik.
Pendidikan seni budaya secara khusus memuat materi dalam kompetensi berekspresi mengenai media poster. Poster dalam konteksnya merupakan sebuah media komunikasi yang memiliki beragam informasi untuk disampaikan. Poster adalah media komunikasi yang sampai saat ini sangat efektif untuk menyampaikan sebuah gagasan secara menarik. Poster mampu memikat apresiasi
(15)
3
massa secara unik untuk setidaknya memperhatikan maksud dari informasi yang disampaikan.
Pembelajaran seni rupa di sekolah bertujuan untuk membekali peserrta didik dengan pengalaman estetik dan teori dasar berkarya dalam berkreasi melalui penciptaan karya seni. Hal ini dikemukakan oleh Nurlailasari (2012 : 5) bahwa:
“Pembelajaran seni memberikan wawasan dasar estetik yang luas, agar siswa tersebut dapat mengembangkan kemampuan dalam mengekspresikan diri secara
kreatif dengan berbagai cara dan media”. Namun tidak lepas dari itu
pembelajaran seni rupa disekolah juga harus mengandung makna menumbuh kembangkan kesadaran dan kemampuan apresiasi terhadap keragaman budaya Nusantara dan Mancanegara sebagai wujud pembentukan sikap menghargai, bertoleransi, demokrasi, beradab dan budaya majemuk (Depdiknas, 2003 : 04).
Sementara itu, kegiatan pembelajaran seni saat ini secara kritis dirasa belum optimal, karena kegiatan pembelajaran terpusat dilingkup kurikulum yang tersedia. Seperti bersiklus pada kegiatan pemahaman teori dan praktik menggambar saja. Hal ini menyebabkan kurang kritisnya pemikiran peserta didik terhadap permasalahan-permasalahan sosial yang ada di lingkungan sekitar. Oleh karena itu, penulis berniat untuk melakukan penelitian terhadap peserta didik untuk mengoptimalkan kemampuannya dalam meningkatkan keterampilannya berkarya seni dan sekaligus melatih pemikiran peserta didik untuk menjadi lebih kritis terhadap lingkungannya.
Dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan adanya karakter yang diharapkan muncul dalam diri peserta didik dapat diwakili melalui peran pembelajaran seni. Salah satunya melalui standar kompetensi untuk mengekspresikan diri dalam memunculkan gagasan atau ide-ide tentang seni terapan. Pembelajaran poster di sekolah merupakann salah satu cara untuk melatih pemikiran peserta didik agar menjadi lebih kritis, dan aspiratif terhadap lingkungan dan juga karya seni. Selain itu diharapkan agar peserta didik dapat mengembangkan kemampuan-kemampuan yang dimilikinya sehingga menjadi individu yang kreatif.
(16)
4
Sebagai sebuah karya seni, poster juga merupakan bagian dari media komunikasi yang merupakan sebuah karya seni dalam lingkup desain komunikasi visual. Poster merupakan sebuah media seni dua dimensi yang efektif untuk menyampaikan sebuah gagasan. Hal ini dapat dilihat dari berbagai kasus yang terjadi di masyarakat bahwa kebanyakan papan-papan bergambar baik di jalan, di tempat umum, dan lingkungan sekolah adalah poster-poster yang berhubungan dengan layanan masyrakat.
Poster disekolah mempunyai peran sebagai media komunikasi dalam menyampaikan informasi layanan public, seperti di perpustakaan, laboratorium komputer, bahasa dan IPA, juga di dalam kelas. Poster biasanya dianggap menarik bagi peserta didik karena selain mempunyai bahasa yang bijak terkadang memiliki unsur gambar yang menarik.
Fenomena yang terjadi saat ini remaja usia sekolah khususnya tingkat kelas VIII banyak yang mengalami krisis kepribadian. Hal ini seperti yang telah banyak terlihat di media massa umumnya banyak pelajar ditingkat ini mengalami kekerasan, bahkan menjadi pelaku kekerasan. Lalu secara khusus dilihat dari kacamata peneliti, tidak sedikit peserta didik yang kurang memahami pentingnya pembelajaran seni budaya dan kehilangan haknya untuk mendapatkan pembelajaran secara teoritis maupun praktis. Dengan seiring meningkatnya perkembangan teknologi di era digital ini, membuat para pelajar menjadi tidak apresiatif terhadap budaya bangsa yang sudah sangat perlu untuk diperhatikan dan dilestarikan.
Pengembangan kemampuan peserta didik sendiri perlu dibina dan dikembangkan agar menjadi inndividu yang terampil dan kompeten. Setiap individu memiliki kemampuan dalam tingkat yang berbeda-beda dan dalam bidang yang berbeda-beda. Potensi ini perlu dibina sedini mungkin agar kemampuan individu dapat tercapai secara optimal. Untuk itu diperlukan kekuatan-kekuatan pendorong, baik dari lingkungan (luar) maupun dari dalam dirinya sendiri (dalam). Faktor kondisi lingkungan, keluarga, dan masyarakat menjadi hal penting dalam mengembangkan kemampuan peserta didik.
(17)
5
Namun dalam kasus ini peserta didik belum memahami bagaimana cara untuk menyampaikan gagasannya kepada orang lain. Khususnya dalam menciptakan karya seni poster. Peserta didik dirasa masih kurang kompeten dalam membuat karya seni poster yang dianggap baik. Mulai dari kurangnya pemahaman dalam berbagai macam bentuk huruf, sampai kepada layout poster yang menarik. Maka dari itu penelitian ini berupaya untuk mencari solusi dari berbagai macam permasalahan tersebut.
Mengkaji dari hal tersebut maka peneliti mengagaskan untuk melakukan penelitian pembelajaran dengan poster sebagai subjek yang akan diteliti dan sampelnya adalah peserta didik. Lalu dengan kelebihan media poster sebagai media komunikasi yang variatif, maka peneliti merasa perlu menambahkan unsur teknik ke dalam proses kreatif pembuatan media poster yang akan dilakukan peserta didik dengan memilih teknik kolase sebagai teknk yang akan dipakai.
Teknik kolase itu sendiri merupakan salah satu teknik yang umum digunakan dalam praktikum seni dengan objek karya dua dimensi maupun tiga dimensi. Teknik ini menggunakan metode menempel sebuah materi atau lebih di atas media lain, baik itu dua dimensi ataupun tiga dimensi. Dengan teknik ini peserta didik akan mendapatkan pengalaman proses kreatif dalam merancang dan menciptakan karya seni maupun desain khususnya poster.
Dengan digunakannya teknik ini sebagai pemicu daya dukung aspek kognitif dalam perkembangan peserta didik. Diharapkan juga melalui teknik ini peserta didik mampu berpikir secara kritis untuk memanfaatkan objek yang ada khususnya limbah untuk dipakai dalam berkarya poster. Hal ini akan sangat baik manfaatnya bagi kepribadian peserta didik maupun bagi elemen masyarakat di sekitarnya. Lalu secara khusus juga dipilihnya teknik kolase ini untuk mengantisipasi kurangnya kemampuan peserta didik dalam membuat jenis huruf ataupun jenis ilustrasi yang dirasa sulit bagi peserta didik.
Keuntungan diadakannya penelitian ini untuk dapat mengetahui apa saja rambu-rambu yang diperlukan dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas seperti mengkaji Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), pelaksanaan dan hasil pembelajarannya. Namun disampingg itu adapula kerugian apabila
(18)
6
penelitian ini urung dilaksanakan antara lain, tidak diketahuinya dampak positif dari penggunaan teknik kolase dalam proses pembelajaran seni budaya di sekolah khususnya materi poster.
Sehubungan dengan permasalahan-permasalahan yang diuraikan di atas maka peneliti bermaksud untuk mengadakan penelitian yang bertujuan dan berkaitan untuk memecahkan masalah tersebut. Dari penjelasan yang telah diberikan juga maka dari itu peneliti akan merancang penelitian dengan metode penelitian tindakan kelas dengan judul, “PENERAPAN TEKNIK KOLASE
DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN PESERTA DIDIK
BERKARYA POSTER DI MTs AR-ROHMAH BANDUNG”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas maka permasalahan mendasar dalam penelitian ini adalah kurangnya pemahaman peserta didik khususnya tingkat VIII di MTs Ar-Rohmah Bandung terhadap penciptaan karya poster.
Untuk memperjelas masalah dalam penelitian ini maka dirumuskan menjadi beberapa submasalah, yaitu:
1. Bagaimana perencanaan pembelajaran seni budaya dengan materi poster pada kelas VIII di MTs Ar-Rohmah Bandung menggunakan teknik kolase?
2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran seni budaya dengan materi poster pada kelas VIII di MTs Ar-Rohmah Bandung menggunakan teknik kolase?
3. Bagaimana hasil pembelajaran seni budaya dengan materi poster pada kelas VIII di MTs Ar-Rohmah Bandung menggunakan teknik kolase?
C. Tujuan Penelitian
Setelah merumuskan permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1. Perencanaan pembelajaran seni budaya dengan materi poster pada kelas VIII di MTs Ar-Rohmah Bandung menggunakan teknik kolase.
2. Pelaksanaan pembelajaran seni budaya dengan materi poster pada kelas VIII di MTs Ar-Rohmah Bandung menggunakan teknik kolase.
(19)
7
3. Hasil pembelajaran seni budaya dengan materi poster pada kelas VIII di MTs Ar-Rohmah Bandung menggunakan teknik kolase.
D. Manfaat Penelitian
Sebuah penelitian sekiranya harus mempunyai manfaat yang dapat dirasa secara langsung maupun secara tersirat, Yang paling penting dalam sebuah penelitian adalah sebuah hasil atau manfaat positif yang dapat juga dirasakan oleh orang lain. Karena itulah sebuah penelitian dijadikan sebuah karya tulis yang harus dipertanggung jawabkan baik keabsahannya, orisinalitas, maupun materi yang terkandung didalamnya. Manfaat tersebut dikelompokan menjadi beberapa garis besar yang diharapkan sebagai berikut:
1. Bagi Peneliti
a. Bisa digunakan sebagai acuan untuk menganalisa keterampilan siswa dalam proses berkarya rupa. Juga sebagai pemecahan masalah dalam menghadapi berbagai macam karakter siswa yang tersembunyi.
b. Bagi penulis pribadi semoga karya tulis ini dapat menambah wawasan penulis dalam keilmuan di bidang seni rupa, dan menjadi tolak ukur penulis dalam menyusun sebuah karya ilmiah.
2. Bagi Dunia Pendidikan
a. Diharapkan dapat bermanfaat sebagaisumber referensi dalam proses strategi belajar mengajar maupun dalam perannya sebagai karya ilmiah yang dapat diteliti, serta juga ikut serta dalam membangun jati diri bangsa dengan mendukung pendidikan berkarakter.
b. Menjadi sebuah karya penelitian yang dapat memunculkan teori-teori baru dalam bidang seni maupun desain yang dapat dipertanggung jawabkan dan dapat menjadi contoh ataupun model penelitian bagi para pendidik khususnya di bidang seni rupa dan desain.
3. Bagi Jurusan Pendidikan Seni Rupa
a. Selain diharapkan dapat menjadi sebuah karya ilmiah yang mempunyai landasan historis kesenirupaan yang baik, juga diharapkan bisa mendapat
(20)
8
apresiasi yang tinggi dalam kajian akademik sebagai sebuah karya ilmiah dalam bidang pendidikan seni rupa.
b. Dapat menjadi tambahan wawasan ilmu yang di sumbangkan demi kemajuan jurusan pendidikan seni rupa di masa yang akan datang.
4. Bagi Sekolah
a. Semoga dapat menjadi acuan untuk adanya peneliti-peneliti lain yang mengambil sampel di MTs Ar-Rohmah Bandung, dan menjadikan sekolahh sebagai sekolah yang unggul, religius, dan berakhlaqul qarimah. b. Mudah-mudahan dapat menjadi sumbangan ilmu yang dapat digunakan
untuk keperluan kegiatan belajar mengajar di sekolah.
E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan skripsi ini tersusun dalam 5 Bab atau bagian besar dengan susunan sbagai berikut:
Bab I Pendahuluan, dalam bab ini peneliti menguraikan latar belakang dilakukannya penelitian dan permasalahan yang akan dikaji. Hasil pemikiran peneliti yang menjadi dasar dan akar permasalahan. Selain itu dalam bab ini peneliti merumuskan dan mengidentifikasi masalah, serta menyampaikan hal-hal yang telah dirancang untuk melakukan penelitian. Bagian lain dalam bab ini juga menguraikan sistematika penyusunan skripsi ini.
Bab II Kajian Teori, berisi dalil-dalil, model-model ataupun hukum yang menjadi dasar kajian teori dalam peneitian. Bab ini memaparkan secara mendalam dan rinci mengenai pembabakan teori dari mulai umum ke arah yang khusus melalui kebahasaan yang kompleks. Selain itu juga memuat pendapat-pendapat yang berhubungan dengan penelitian dari berbagai macam sumber. Dalam bab ini juga menguraikan berbagai macam dalil yang menjelaskan mulai dari subjek penelitian, objek penelitian sampai sampel dan pengantar teori.
Bab III Metodologi Penelitian, sesuai dengan judulnya bab ini khusus membahas mengenai metode penelitian yang dilakukan secara terstruktur dan ilmiah. Teori-teori penelitian tindakan, dan dalil yang melandasi penelitian, serta struktur instrumen penelitian. Serta dibahas juga dari lokasi penelitian sampai
(21)
9
struktur pembelajaran dikupas secara terperinci dalam bab ini. Selain itu dalam bab ini juga di jelaskan mengenai prosedur perencanaan yang akan dilaksanakan dalam rangka penelitian.
Bab IV Pembahasan, bab ini memaparkan data dan informasi yang didapatkan menjelaskan hasil penelitian mengenai proses pembelajaran yang dilakukan, perangkat pembelajaran yang dipakai, hasil pengumpulan dan olah data. Pembahasannya mencakup gambaran umum mengenai perencanaan, pelaksanaan pembelajaran dan hasil pembelajaran di kelas. Pembahasan dalam bab ini ditulis berdasarkan sumber data yang diperoleh penulis yaitu berdasarkan hasil tes, observasi, angket, catatan lapangan, serta hasil wawancara.
Bab V Kesimpulan, pada bab ini peneliti menyimpulkan pokok permasalahan yang merupakan hasil temuan di lapangan. Bab ini juga menguraikan solusi yang telah dikaji terlebih dahulu setelah melakukan pengolahan data, serta memberikan hasil akhir dari proses penelitian yang diakumulasikan kedalam rangkaian kalimat simpulan.
(22)
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian
Lokasi yang dipilih oleh peneliti adalah MTs Ar-Rohmah Bandung, yang beralamat di Jalan Sukajadi No. 140 Kota Bandung. Maksud peneliti melakukan penelitian di lokasi ini adalah tidak lain, karena peneliti berprofesi sebagai tenaga kependidikan di lokasi tersebut dan untuk mempermudah proses penelitian sebagai guru mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan.
Letak lokasi ini terbilang cukup strategis karena berada tepat di kota Bandung yang notabene merupakan pusat kegiatan masyarakat Bandung. Lokasi ini dirasa tepat menjadi lokasi penelitian selain untuk meningkatkan mutu pendidikan di kota Bandung juga untuk meningkatkan mutu pendidikan sekolah secara pribadi sebagai lembaga pendidikan yang memiliki daya saing dengan lembaga pendidikan milik negara.
Adapun faktor yang menjadikan peneliti memilih lokasi ini sebagai tempat diadakannya penelitian adalah karena keberadaan sekolah dengan konten Madrasah yang letaknya di pusat perkotaan yang sangat jarang ditemui serta rentan ditinggalkan peminat dalam konteks ini orang tua peserta didik, hal ini cukup beralasan karena masyarakat yang tinggal di daerah perkotaan cenderung mempunyai pemikiran yang lebih bebas dan berpendapat bahwa madrasah memiliki aturan yang ketat bahkan sebagai instansi penyelenggara pendidikan. Masyarakat perkotaan cenderung lebih memilih sekolah dengan nama yang sudah tersohor sebagai jaminan mutu untuk pendidikan bagi putra maupun putrinya.
Muatan kurikulum yang dimiliki lembaga pendidikan berbasis madrasah juga menjadi faktor pembeda dengan lembaga pendidikan lain. Hal ini biasanya digunakan sebagai kelebihan lembaga pendidikan berbasis madrasah sebagai kelebihan, namun juga terkadang hal ini yang kurang begitu diminati oleh calon peserta didik dengan latar belakang perkotaan khususnya dengan pemikiran orang
(23)
55
tua yang mengedepankan modernisasi sebagai tolak ukur perkembangan atau kemajuan tingkat intelektual peserta didik.
Berdasarkan anggapan tersebut maka peneliti mencoba untuk memberikan kontribusi sebagai insan akademisi untuk memajukan sekolah yang bersangkutan agar semakin unggul dan dapat bersaing dengan lembaga lain yang memiliki kualitas lembaga lebih tinggi. Melalui penelitian ini peneliti berharap kualitas pembelajaran yang ada dapat lebih ditingkatkan demi mencapai visi lembaga pendidikan Ar-Rohmah dan mewujudkan pembelajaran yang sesuai dengan tujuan dari sistem pendidikan nasional.
Selain itu penelitian dilaksanakan di tempat ini dikarenakan faktor peneliti sebagai seorang guru bidang pelajaran Seni Budaya dan keterampilan di sekolah yang bersangkutan dan telah menjadi tenaga pengajar sejak tahun pelajaran 2013/2014. Sehubungan dengan hal tersebut pemilihan lokasi dilakukan dengan mempertimbangkan beban mengajar dan waktu yang tersedia dalam melakukan penelitian. Berdasarkan faktor-faktor tersebut maka akhirnya peneliti memutuskan untuk melaksanakan penelitian di Madrasah Tsanawiyah (MTs) Ar-Rohmah Bandung yang beralamat di Jalan Sukajadi No. 140 Bandung.
2. Subjek Penelitian
Peneliti secara khusus memilih kelas VIII sebagai populasi untuk dilaksanakannya proses penelitian dan dikumpulkannya data hasil penelitian. Alasan peneliti memilih kelas tersebut karena secara prosedural kelas VIII memiliki karakter psikologis anak yang paling kuat dengan proses pencarian jati diri atau kepribadian. Kelas dengan label tingkat VIII ini memiliki keunggulan kreatifitas seperti yang dimiliki peserta didik tingkat awal, dan mulai mengenal kedewasaan pemikiran yang dimiliki peserta didik tingkat akhir di jenjang SMP.
Hal ini dilandasi pemikiran yang dikemukakan dalam bab sebelumnya yang memaparkan mengenai kemampuan menggambar anak, bahwa anak dengan usia 10-12 tahun yang memiliki ciri dan karakter tententu yang cenderung mengekang imajinasinya dengan pemikiran-pemikiran yang bersifat logis. Oleh karena itu peneliti berusaha mencari tahu bagaimana menanggulangi
(24)
56
permasalahan yang terjadi pada anak dengan usia tersebut yang pada penempatannya berada di tingkat kelas VIII jenjang pendidikan SMP.
Subjek dalam penelitian ini adalah peserta didik MTs Ar-Rohmah kelas VIII. Dengan objek yang diteliti adalah kemampuan peserta didik dalam berkarya poster dengan menggunakan teknik kolase. Penelitian ini dilaksanakan dalam empat tahap yakni pengenalan materi, pretes, latihan, dan postes yang kemudian akan diuraikan dalam perencanaan penelitian.
B. Waktu dan Jadwal Penelitian
Waktu penelitian ini dilaksanakan pada jam pelajaran Seni Budaya (Seni Rupa) pada semester ganjil 2013/2014. Dalam satu jam pelajaran terhitung 40 menit waktu tersedia akumulasi waktu pembelajaran yang digunakan ini mengacu pada waktu yang dianjurkan dalam undang-undang mengenai sisdiknas, sehingga waktu yang digunakan dalam satu kali penelitian adalah dua jam pelajaran, yakni selama 80 menit. Penelitian ini berlangsung pada awal bulan Oktober hingga bulan November 2013. Adapun rincian jadwal penelitiannya adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1.
JADWAL PELAKSANAAN PENELITIAN
No. Jenis Kegiatan Hari Tanggal
1. Pengenalan Materi Pembelajaran Kamis 17 Oktober 2013
2. Siklus I Kamis 24 Oktober 2013
3. Materi Konsep Kolase Kamis 31 Oktober 2013
4. Siklus II Kamis 07 November 2013
Jadwal penelitian yang tersusun ini bersifat tidak mengikat dan dapat bertambah maupun berubah sesuai dengan kebutuhan peneliti. Adapun perubahan penelitian secara terperinci akan dikaji terlebih dahulu dalam instrumen penelitian dan desain penelitian.
(25)
57
C. Desain Penelitian
Sebuah penelitian memerlukan rancangan yang terstruktur dan komperehesif karena jika permasalahn dirumuskan secara ilmiah maka begitupun dengan alternatif pemecahannya diharuskan juga selaras dengan metode ilmiah yang berlaku dalam bidang keilmuan. Rancangan awal dari penelitian ini menggunakan konsep dari desain Kemmis dan McTaggart yang dirumuskan terlebih dahulu oleh Lewin sebagai berikut.
Bagan 3.1.
Desain Model Kurt Lewin dalam Penelitian Tindakan. (Sumber : Rekayasa Digital Penulis)
Kerangka pemikiran yang dicetuskan oleh Kurt Lewin inilah yang menciptakan sebuah teori metode penelitian tindakan. Teori ini meliputi empat aspek yakni, planning atau dengan kata lain perencanaan yang dilakukan untuk merancang sebuah skenario penelitian yang melingkupi seluruh kegiatan penelitian, lalu acting atau sebuah kegiatan tindakan yang ruang lingkupnya merupakan praktik dalam sebuah pendekatan, lalu observating atau pengamatan yang dilakukan setelah dilakukannya tindakan untuk mengamati situasi dan kondisi yang terjadi, selanjutnya adalah reflecting atau refleksi yang berarti sebuah tinjauan terhadap hasil tindakan dan pengamatan yang telah dilakukan.
Acting
Observating
Planning
(26)
58
Setelah itu untuk melihat ataupun membuat peningkatan hasil dari sebuah pembelajaran maka Lewin menciptakan alur penelitian ini berputar, sehingga kemudian kita kenal dengan siklus.
Kerangka yang berupa siklus ini pun kemudian dikembangkan oleh Kemmis dan McTaggart yang membuatnya menjadi lebih jelas dan terperinci dengan sistem siklus spiral atau bisa disebut dengan siklus yang berulang-ulang. Siklus yang dibuat oleh Kemmis dan Mctaggart ini jelas lebih spesifik dengan membubat tiga siklus sebagai acuan untuk tercapainya tujuan substansi dari proses pembelajaran tersebut.
Dalam teorinya Kemmis membuat siklus ini lebih terurai dengan menambahkan bebearapa tahapan seperti menemukan gagasan awal sebagai akar dari ditemukannya permasalahan yang terjadi, juga adanya proses reconnaissance sebagai proses penemuan fakta yang biasanya dalam bidang keilmuan disebut dengan istilah temuan. Selain itu dalam satu kali siklus juga memiliki beberapa pilihan langkah yang sudah disediakan sebelumnya oleh peneliti. Setelah memilih
option langkah yang tersedia adanya implementasi dari langkah yang telah
ditentukan. Kemudian hal pembeda dari dasar pemikiran yang dikemukakan oleh Lewin, Kemmis juga memberikan proses evaluasi sebelum sampai pada tahapan penelitian selanjutnya. Proses evaluasi ini juga sebagai bahan refleksi untuk melakukan tahapan perbaikan. Dalam evaluasi juga dapat dispekulasikan adanya kemungkinan temuan baru yang tidak ditemukan sebelumnya dalam proses
renaissance.
Secara jelas tahapan-tahapan yang dikemukakan oleh Kemmis dipaparkan dalam sajian bagan dengan hasil pengembangan dari konsep siklus yang dicetuskan oleh Lewin sebagai penelitian tindakan yang pada umumnya meliputi siklus perencanaan, pengamatan, pelaksanaan, dan proses refleksi atau evaluasi.
(27)
59
Bagan 3.2.
Model Lewin yang ditafsirkan oleh Kemmis (Sumber : Wiriaatmaja, 2005 :62)
Model ini menggambarkan sebuah spiral dari beberapa siklus kegiatan. Bagan yang melukiskan kegiatan ini pada siklus dasar kegiatan yang terdiri dari mengidentifikasi gagasan umum, melakukan reconnaissance, menyusun rencana umum, mengembangkan langkah tindakan yang pertama, mengimplementasikan langkah tindakan pertama, dan memperbaiki rancangan umum. Dari siklus yang pertama inilah, apabila peneliti menilai adanya kesalahan atau kekurangan dapat
GAGASAN AWAL
RECONNAISSANCE
Rencana Umum
Langkah 1 Langkah 2 Langkah dst.
Implementasi Langkah 1
Evaluasi Perbaikan Rencana
Langkah 1 Langkah 2 Implementasi
Langkah 2
(28)
60
memperbaiki atau memodifikasi dengan mengembangkannya dalam spiral ke perencanaan langkah tindakan kedua.
Dalam penjelasannya juga Wiriaatmaja mengemukakan bahwa siklus dalam spiral ini baru berhenti apabila tindakan substansif yang dilakukan oleh penyaji sudah dievaluasi baik, yaitu penyaji yang mungkin peneliti sendiri atau mitra guru sudah menguasai keterampilan mengajar yang dicobakan dalam penelitian tersebut (2005 : 63). Bagi peneliti pengamat atau observer, siklus dihentikan apabila data yang dikumpulkan untuk penilaian sudah jenuh, atau kondisi kelas sudah stabil.
Model ini menggambarkan sebuah spiral dari beberapa siklus kegiatan. Bagan yang melukiskan kegiatan ini pada siklus dasar kegiatan yang terdiri dari mengidentifikasi gagasan umum, melakukan reconnaissance, menyusun rencana umum, mengembangkan langkah tindakan yang pertama, mengimplementasikan langkah tindakan pertama, dan memperbaiki rancangan umum. Dari siklus yang pertama inilah, apabila peneliti menilai adanya kesalahan atau kekurangan dapat memperbaiki atau memodifikasi dengan mengembangkannya dalam spiral ke perencanaan langkah tindakan kedua.
Dalam penjelasannya juga Wiriaatmaja (2005 : 63) mengemukakan bahwa siklus dalam spiral ini baru berhenti apabila tindakan substansif yang dilakukan oleh penyaji sudah dievaluasi baik, yaitu penyaji yang mungkin peneliti sendiri atau mitra guru sudah menguasai keterampilan mengajar yang dicobakan dalam penelitian tersebut. Bagi peneliti pengamat atau observer, siklus dihentikan apabila data yang dikumpulkan untuk penilaian sudah jenuh, atau kondisi kelas sudah stabil.
Secara terperinci bagan yang diberikan oleh Kemmis ditafsirkan sebagai berikut:
1. Penyusunan gagasan atau rencana umum dapat dilakukan jauh sebelumnya. 2. Reconnaissance bukan hanya kegiatan menemukan fakta di lapangan akan
tetapi juga mencakup analisis, dan terus berlanjut pada siklus berikutnya, dan bukan hanya pada awal saja.
(29)
61
3. Implementasi tindakan bukan pekerjaan yang mudah, karenanya jangan langsung dievaluasi melainkan dimonitor dahulu sampai langkah implementasi dilakukan seoptimal mungkin.
Banyak gagasan yang dilontarkan oleh Kemmis ke public salah satu diantaranya gagasan mengenai penelitian yang ia sampaikan dengan rekan penelitinya McTaggart. Adapun beberapa penjelasan mengenai penelitian tindakan secara mendetail dijelaskan oleh Kemmis dan McTaggart dalam bagan berikut.
Gambar 3.1.
Model Spiral dari Kemmis dan McTaggart (Sumber : navelmangelep.files.wordpress.com)
Secara mendetail Kemmis dan McTaggart (Hopkins, 1993 : 48) dalam Wiriaatmaja (2005 : 66) menjelaskan tahap-tahap penelitian yang dilakukannya. Permasalahan penelitian difokuskan kepada strategi bertanya kepada peserta didik dalam pembelajaran sains. Keputusan ini dari pengamatan tahap awal yang menunjukan bahwa peserta didik belajar sains dengan cara menghafal dan bukan dalam proses inkuiri. Dalam diskusi dipikirkan cara untuk mendorong inkuiri peserta didik, apakah dengan mengubah kurikulum, atau mengubah cara bertanya
(30)
62
kepada peserta didik? Akhirnya diputuskan untuk menyusun strategi bertanya. Maka dirancanglah strategi bertanya untuk mendorong peserta didik untuk menjawab pertanyaannya sendiri. Semua kegiatan ini dilakukan pada ahap perencanaan.
Hal ini sama seperti yang dilakukan dengan menggunakan konsep yang pertama namun dengan analisa kegiatan yang menyempit. Proses penelitian ini juga menggunakan strategi dan pelaksanaan yang mirip namun dengan tahapan yang lebih terperinci untuk memfokuskan sebuah permasalahan supaya dapat dikaji secara mendalam. Peneliti dalam bagan ini juga melekukan tahap observasi dengan melaksanakan pengamatan secara menyebar dan menyeluruh dalam suatu fokus permasalahan.
D. Metode Penelitian
Dalam melangsungkan penelitian ini peneliti merancang metode penelitian tindakan kelas yang akan dipakai selama melaksanakan penelitian. Tahap-tahap penelitian tindakan kelas ini seperti yang dipaparkan Kemmis dan McTaggart dalam Wriiatmaja (2010 : 133) dimana tahapan penelitian dimulai dengan perencanaa (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), refleksi (reflecting) dan perencanaan kembali yang merupakan dasar untuk pemecahan masalah. Alat evaluasi yang digunakan peneliti berupa tes. “Tes merupakan serentetan pertanyaan atau latihhan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok” (Suhara, 2011 : 7).
Untuk memperoleh data yang utuh dan menyeluruh, peneliti melakukan beberapa tahap kegiatan sebelum memulai penelitian, yang dipaparkan sebagai berikut.
1. Observasi
Peneliti melakukan studi lapangan dan mengamati situasi kodisi di sekitar lapangan, peneliti juga mepelajari keadaan sekolah dan guru-guru. Serta berinteraksi dengan guru seni rupa terdahulu dan para peserta didik.
(31)
63
Setelah menganalisa situasi dan kondisi lapangan, peneliti merancang prosedur pembelajaran yang akan dilakukan diantaranya mempersiapkan perangkat pembelajaran guru, dan menyusun pretes, postes, dan lembar observasi. 3. Pelaksanaan
Karena peran penelti sebagai tenaga pengajar di sekolah yang bersangkutan dalam tahap pelaksanaanya peneliti melakukan pretes, pengetahuan mengenai unsur-unsur visual, mendeskripsikan konsep desain komunikasi visual, dan menjelaskan tentang konsep poster dengan peran serta fungsinya. Menganalisa karya dan menguraikan unsur-unsur yang terkandung di dalamnya. 4. Pengamatan
Pengamatan yang dilakukan peneliti selama proses pembelajaran diantaranya menganalisa kelemahan dan kelabihan metode pembelajaran yang digunakan, serta bentuk instrumen dalam pembelajaran.
5. Refleksi
Setelah melakukan pengamatan selanjutnya peneliti melakukan refleksi untuk mengkaji ulang kelemahan dan mencari solusi untuk menanggulanginya, dan merencanakan pembelajaran perbaikan.
6. Evaluasi
Setelah data terkumpul kemudian data diolah, dan dianalisa untuk kemudian dilakukan proses evaluasi sebagai wujud proses refleksi untuk mengetahui sejauh mana hasil dari proses pembelajaran.
Penelitian Tindakan didefinisikan sebagai suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan. Penelitian ini berupaya memperbaiki hal yang dirasa belum optimal oleh peneliti, selain meningkatkan mutu pendidikan yang paling penting adalah meningkatkan kemampuan dan keterampilan peserta didik. Dengan meningkatkan pengetahuan, dan melatih keterampilan peserta didik, dan membangun sikap dan nilai yang dituntut dari seorang pendidik, diharapkan masyarakat akan mengubah pandangan mereka terhadap pendidik.
Pemilihan metode penelitian tindakan kelas ini didasari sikap peneliti yang ingin memperbaiki diri dalam memberikan pembelajaran juga ingin mewujudkan pembelajaran yang optimal untuk mencapai sebuah indikator yang dapat disebut
(32)
64
keberhasilan mewujudkan visi pembelajaran. Metode ini dianggap sebagai metode yang efektif digunakan karena jabatan peneliti sebagai pendidik yang bertanggung jawab terhadap peserta didiknya. Sebagai seorang guru professional pendidik haruslah mengetahui berbagai permasalahan dalam proses pembelajaran yang dialami peserta didiknya, juga harus mencari dan menguji pemecahan masalah tersebut secara ilmiah.
Seperti pendapat yang dikemukakan oleh Kemmis dan McTaggart yang juga dikutip oleh Madya (2006 : 9) bahwa,
penelitian tindakan adalah suatu bentuk penelitian refleksif diri kolektif yang dilakukan oleh peserta-pesertanya dalam situasi sosial untuk meningkatkan penalaran dan keadilan praktik pendidikan dan praktik sosial mereka, serta pemahaman mereka terhadap praktik-praktik mereka dan terhadap situasi tempat praktik-praktik tersebut dilakukan (1988 : 5-6). Pendapat ini juga senada dengan yang disampaikan oleh Burns (1999 : 30) dalam Madya (2006 : 9) yang mengutarakan bahwa penelitian tindakan merupakan penerapan penemuan fakta pada pemecahan masalah dalam situasi sosial dengan pandangan untuk meningkatkan kualitas tindakan yang dilakukan di dalamnya, yang melibatkan kolaborasi dan kerjasama para peneliti, praktisi dan orang awam.
Setelah melakukan tahapan rancangan yang disusun untuk merumuskan sebuah penelitian maka disimpulkan penelitian dengan teknik dan metode tertentu yang kurang lebih efektif untuk digunakan dalam mengkaji permasalahan yang ada dalam fokus permasalahannya.
Dengan pertimbangan tersebut maka dipilih penelitian tindakan kelas yang menggunakan asas Lewin sebagai landasan teoritis untuk melakukan penelitian dan tahapan penelitian secara mendalam akan dikupas menurut teori yang dikembangkan oleh Kemmis dan McTaggart dengan penelitian tindakan kelasa yang dilaksanakan dalam dua siklus.
Siklus yang pertama yaitu dengan meneliti dan menemukan fokus permasalahan yang akan ditelitit setelah melalui tahap observasi, lalu merumuskan permasalahan dalam beberapa poin pertanyaan yang kemudian jawabannya akan dicari melalui kajian teori dan percobaan ilmiah yang merujuk
(33)
65
ke teori penelitian tindakan kelas. Dalam penelitian ini diharapkan adanya
feedback yang baik bagi sekolah karena tujuan dari penelitian adalah untuk
meningkatkan kemampuan peserta didik dalam keahliannya di bidang tertentu yang menjadi fokus permaslahan.
Melalui penelitian tindakan kelas ini diharapkan peneliti dapat menganalisa permasalahan-permasalahan yang ditemukan, dan mencari alternative pemecahannya dengan metode ilmiah. Dengan pemilihan metode ini diharapkan juga bahwa pemecahan masalah tersebut selain dapat menyelesaikan perkaranya juga dapat meningkatkan mutu serta kualitas dari proses pembelajaran yang dapat dilakukan ke depannya.
E. Instrumen Penelitian
Seperti dalam pernyataan Moleong (2011 : 327) “peneliti dalam penelitian kualitatif adalah instrumen itu sendiri”. Instrumen penelitian lain yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian ini meliputi penggunaan tes, uji praktik kerja, lembar observaasi, studi dokumentasi, studi kepustakaan, dan lainnya. Adapun tes merupakan sebuah alat untuk mengukur sejauh mana kemampuan peserta didik mengenai permasalahan yang diwujudkan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan terterntu yang telah diuji terlebih dahulu validitas dan reabilitasnya agar dapat tercapai indikator-indikator yang telah ditentukan.
Tujuan dari digunakannya instrumen-intrumen penelitian tersebut tidak lain adalah sebagai alat ukur terhadap subjek yang diteliti. Kegunaan alat ukur tersebut untuk mempermudah proses pengumpulan data secara cepat dan acak. Ini digunakan agar peneliti lebih mudah mengkaji permasalahan-permasalahan yang terjadi dan menemukan hal baru dalam proses penelitian.
Dalam penyusunan instrumen penelitian juga secara langsung menguraikan permasalahan kedalam sebuah rencana proses pembelajaran untuk itu proses pembelajaran yang diinginkan harus tercapai dengan baik dengan disrencanakannya proses pembelajaran melalui RPP. Bentuk RPP inilah yang menjadi instrument pokok penelitian dalam sebuah pembelajaran khususnya untuk
(34)
66
penelitian tindakan kelas susunan RPP ini juga merupakan bagian dari sebuah instrument yang diujikan.
Bentuk instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah pertanyaan-pertanyaan mendasar yang berhubungan dengan konsep penelitian dalam ruang lingkup karya poster. Beberapa tes yang berupa pertanyaan tersebut dirumuskan ke dalam susunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah dirumuskan terlebih dahulu. Untuk itu RPP yang telah disusun tersebut dilakukan pengkajian terlebih dahulu dan melalui proses revisi ataupun perbaikan. Untuk mengetahui contoh instrumen yang diberikan kepada peserta didik berikut RPP yang telah disusun untuk kebutuhan penelitian.
RPP digunakan sebagai perlengkapan perangkat guru untuk kegiatan belajar mengajar, dalam sebuah RPP juga terdapat beberapa instrumen pembantu untuk kegiatan belajar mengajar. Hal itu tergantung bagaimana kebutuhan guru dalam melaksanakan proses belajar baik di dalam maupun di luar kelas yang khususnya banyak diterapkan dalam pembelajaran seni budaya.
Berikutnya dalam instrumen penelitian juga mempunyai lembar observasi, lembar observasi ini bertujuan untuk memonitor atau mengamati proses penelitian yang dilakukan oleh kolaborator atau peneliti lain sebagai teman sejawat. Lembar observasi berfungsi sebagai kontrol yang mengendalikan arah penelitian supaya terlaksana dengan baik. Arah dan tujuan pembelajaran tersambppaikan dengan efektif dan penelitan berlangsung optimal. Kegunaan lembarr observasi ini untuk mengkaji proses pelaksanaan penelitian yang masih dalam proses perbaikan sekaligus untuk menemukan permasalahan dalam metode pembelajaran yang digunakan.
Adapun penyusunan instrumen tes yang dicantumkan ke dalam RPP mempunyai validitas yang telah diuji oleh peneliti terlebih dahulu. Pengujian itu memunculkan indicator pencapaian yang akan dicapai peserta didik dan dirumuskan ke dalam sebuah kisi-kisi instrumen tes yang telah disusun oleh peneliti sebelumnya.
(35)
67
Penyusunan instrument tes secara lengkap ada dalam bab pembahasan penelitian yang memuat seluruh data yang didapat dan dirancang saat proses pembelajaran sedang berjalan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
F. Definisi Operasional
Dalam penelitian ini secara khusus peneliti perlu merumuskan definisi operasional dari setiap variable yang digunakan untuk menganalisa setiap indicator yang akan dicapai dari setiap langkah penelitian demi mencapai tujuan penelitian.
Adapun variabel yang disusun untuk keperluan penelitian dirumuskan ke dalam bentuk table yang menganalisa setiap indicator pencapaian yang diperlukan dalam penelitian. Berikut ini setiap variabel dibuat ke dalam bentuk aspek yang digunakan dalam proses penelitian dan diterapkan dalam proses pembelajaran.
Tabel 3.2.
Indikator Pencapaian dalam Variabel
No Aspek Indikator
1 Kemampuan peserta didik tentang pengetahuan dasar seni rupa
a. Mendeskripsikan gagasan tantang konsep seni rupa
b. Mendeskripsikan unsur-unsur dalam seni rupa
2 Kemampuan pengetahuan terhadap karya poster
a. Mendefinisikan karya poster b. Menjelaskan unsur-unsur dalam
poster
c. Menyebutkan jenis-jenis poster
3 Kemampuan pengetahuan terhadap teknik kolase
a. Mendeskripsikan gagasan tentang konsep kolase
b. Mendefinisikan teknik kolase c. Menyebutkan alat dan bahan untuk
berkarya poster dengan teknik kolase
(36)
68
Melalui indicator tersebut peneliti akan menilai setiap variabel yang kemudian akan diuraikan dalam bentuk instrumen penelitian. Dalam setiap variabel melahirkan butir-butir konsep penelitian yang dipaparkan ke dalam bentuk tes, uji praktik, dan teknik penyelesaian tugas.
G. Teknik Pengumpulan Data
Data yang diolah dalam pelaksanaan penelitian ini adalah data mengenai kemampuan peserta didik dalam berkarya poster, khususnya dengan menggunakan teknik kolase sebagai perangsang keterampilan peserta didk agar mencapai tujuan penelitian. Untuk memperoleh data hasil penelitian maka peneliti menggunakan beberapa teknik dalam pelaksanaannya, antara lain dengan menggunakan teknik tes, studi kepustakaan, observasi, angket, catatan lapangan, dan studi dokumentasi.
1. Tes
Tes adalah sebuah teknik pengumpulan data yang dilakukan untuk menguji subjek dalam mendapatkan data tentang hasil proses pembelajaran peserta didik yang meliputi kemampuan awal dan akhir peserta didik, dalam hal ini secara khusus tes yang digunakan adalah tes tindakan atau praktik dalam berkarya poster.
Teknik tes tindakan ini diberikan dengan pertimbangan subjek yang diteliti adalah kemampuan peserta didik dalam berkarya dan peserta didik sebagai partisipan atau pengguna objek penelitian.
2. Studi Kepustakaan
Teknik studi kepustakaan ini dilakukan dengan cara membaca dan mempelajari sumber-sumber yang terkumpul dalam bentuk tulisan ataupun sumber tertulis lainnya yang berhubungan dan mendukung dalam memecahkan permasalahan yang dikaji. Teknik ini bertujuan mengumpulkan sebanyak mungkin informasi berupa data yang didapat untuk dianalisa dan kemudian dikaji sebagai pertimbangan dalam memecahkan fokus permasalahan yang diteliti. Setelah literature terkumpul dan cukup relevan sebagai acuan sumber penulisan maka peneliti mulai mempelajari, mengkaji dan mengidentifikasi serta memilih
(37)
69
sumber yang relevan dan memilih sumber yang tepat untuk dipergunakan dalam penelitian maupun penulisan.
3. Studi Observasi
Studi observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan langsung di lokasi penelitian pada proses pembelajaran. Dalam penelitian ini observasi dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung baik dalam proses penelitian maupun pembelajaran.
Hal-hal yang menjadi bahan pertimbangan untuk dilakukannya observasi dalam penelitian ini antara lain adalah a) Proses pembelajaran berkarya poster menggunakan teknik kolase yang meliputi tujuan, materi, kegiata, praktik, metode, dan evaluasi. b) Kemampuan peserta didik dalam berkarya poster dengan menggunakan teknik kolase. Secara khusus hasil dari observasi memusatkan penelitian pada subjek peserta didik tingkat VIII di MTs Ar-Rohmah Bandung. 4. Angket
Angket atau kuisioner merupakan alat pengumpul data melalui komunikasi tidak langsung, yaitu tulisan. Angket ini berisi daftar pertanyaan yang bertujuan untuk mengumpulkan keterangan tentang berbagai hal yang berkaitan dengan responden.
5. Catatan Lapangan
Catatan lapangan atau catatan harian adalah sebuah catatan yang digunakan untuk mencatat hal-hal yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung. Dalam penelitian ini juga menggunakan catatan harian yang secara langsung maupun tidak dipergunakan selama penelitian.
6. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi adalah sebuah pengkajian data yang diperoleh melalui pengumpulan data secara digital melalui kamera maupun rekaman. Studi dokumentasi mengandung data tidak langsung maupun langsung namun dengan rekayasa digital sebagai media.
(38)
70
H. Analisis Data
Proses analisis data pada dasarnya adalah melakukan kajian untuk memahami struktur suatu fenomena-fenomena yang terjadi, dengan melakukan suatu tindakan terhadap fenomena atau peristiwa tersebut (Nurlailasari, 2011 : 103).
Lebih jelasnya lagi analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Kegiatan dalam analisis data adalah mengelompokan data berdasarkan variable dari seluruh responden, mentabulasikan data berdasarkan variable yang diteliti, melakukan berbagai macam perhitungan untuk menjawab permasalahan-permasalahan yang ditemukan.
Dalam menganalisis data hasil penelitian dalam bentuk hasil tes, angket, dan observasi, disajikan secara analis-deskripsi, lalu data yang termasuk ke dalam golongan angka terhitung dikalkulasikan secara menyeluruh untuk kemudian dipresentasikan ke dalam sebuah diagram untuk dianalisa kembali dengan tujuan melihat adanya perbandingan antara kegiatan awal penelitian dan akhir penelitian dalam uji cobanya denngan memasukan variable tertentu ke dalam penelitian.
Data yang dikumpulkan juga untuk kemudian diberi tingkatan nilai dengan skor, ataupun dengan nilai aspek tingkat kualitas jawaban yang dijelaskan dengan kalimat sangat baik, baik, sedang, kurang baik, sangat kurang sekali. Pemberian teknik penilaian ini disesuaikan dengan setiap variabel yang diujikan ke dalam bentuk instrumen dan hasilnya mengacu pada setiap indikator yang dicapai.
Proses analisis data ini yang kemudian dipaparkan dalam bab pembahaasan dan dikaji secara lengkap mengenai keakuratan dan korelasi data dengan teori yang digunakan dalam proses penelitian. Selain itu proses analisis data ini dilaksanakan setelah proses pengumpulan data berlangsung dan ata yang diperlukan telah terkumpul.
(39)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan pengolahan dan analisis data yang telah dilakukan peneliti yang dilakukan melalui prosedur penelitian dan pembelajaran maka didapatkan kesimpulan mengenai hasil dari proses yang telah dilakukan.
1. Perencanaan pembelajaran menggambar poster dalam siklus 1 dan siklus 2 dimulai dengan mengkaji sistem kurikulum yang ada di lokasi penelitian yakni MTs Ar-Rohmah Bandung kemudian menganalisa Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) pada mata pelajaran Seni Budaya (Seni Rupa) untuk kelas VIII jenjang SMP, setelah itu merumuskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dalam tiap fase atau siklus, siklus pertama bertujuan untuk melihat sejauh mana keterampilan peserta didik dalam menciptakan karya poster, kemudian siklus yang kedua bertujuan untuk meningkatkan keterampilan peserta didik dalam berkarya poster melalui penerapan teknik kolase yang digunakan dalam proses berkarya seni poster tersebut.
Kemudian menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang akan digunakan dalam tiap tahap pembelajaran juga RPP perbaikan. Dalam kegiatan perencanaan pembelajaran ini peneliti menemukan kesulitan dalam menyesuaikan standar prosedur pembelajaran atau skenario pembelajaran yang akan diterapkan di dalam kelas. Oleh karena itu peneliti berupaya menyusun prosedur pembelajaran dengan melihat referensi dari sumber-sumber terkait dan mendiskusikannya bersama kolaborator sebagai partner di dalam kelas.
2. Tahap pelaksanaan pembelajaran yang terjadi di dalam siklus 1 berlangsung lancar, namun masih banyak ditemukan kekurangan-kekurangan yang terjadi dalam proses pelaksanaannya. Seperti skenario pembelajaran yang kurang efektif dalam pengelolaan waktu yang ada di lapangan, dan situasi kelas yang
(40)
153
tidak dapat diprediksi. Dalam proses pelaksanaan pembelajaran siklus yang pertama ini ditemukan berbagai kesulitan peserta didik dalam berkarya poster, seperti beberapa peserta didik yang mengganggu peserta didik lain, lalu adanya peserta didik yang mengalami kesulitan dalam memulai pekerjaan berkarya. Kesulitan tersebut kemudian dirumuskan dan dicari alternatif pemecahan masalahnya agar kemudian tidak terjadi dalam proses pembelajaran siklus kedua. Dalam siklus 2 proses pembelajaran berjalan sesuai dengan skenario atau prosedur pembelajaran yang telah disusun sebelumnya dan berlangsung kondusif. Proses pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan yang tertuang dalam RPP dan alokasi waktu yang telah ditentukan sebelumnya juga berjalan sesuai rencana. Namun masih ditemukannya kekurangan dalam proses pembelajaran siklus yang kedua ini merupakan kesulitan peserta didik yang kurang memahami tahapan dalam berkarya seperti yang telah dibahas dalam penelitian, sampai pada akhirnya peserta didik dapat menciptakan karya poster menggunakan teknik kolase dengan baik.
3. Kemudian hasil pembelajaran yang diperoleh dalam siklus 1 kurang memuaskan. Hal ini dikarenakan pemahaman peserta didik yang masih belum optimal. Hasil yang diperoleh ini menjauh dari perkiraan yang pada awal mulanya diprediksi mayoritas dapat melampaui Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditentukan namun pada kenyataannya masih dibawah KKM, akan tetapi nilai rata-rata yang didapatkan dalam siklus 1 tidak begitu mengecawakan dengan nilai rata-rata 71,53 dianggap cukup baik dalam hasil pembelajaran siklus 1. Untuk siklus yang kedua hasil pembelajaran berkarya poster dengan menerapkan teknik kolase menghasilkan nilai yang lebih baik dari nilai pada siklus pertama. Nilai yang didapatkan dalam hasil pembelajaran siklus yang kedua ini mayoritas berada di atas nilai KKM, dengan hasil rata-rata nilainya berada di angka 82,82 nilai ini merupakan nilai akhir yang didapatkan dengan sangat baik oleh peserta didik karena kemampuan mereka menciptakan karya seni poster menggunakan teknik kolase dengan bersungguh-sungguh.
(41)
154
Dari hasil yang didapatkan dapat disimpulkan bahwa penelitian yang telah dilakukan untuk meningkatkan keterampilan peserta didik berkarya poster dengan menggunakan teknik kolase telah berhasil baik, dan untuk selanjutnya mudah-mudahan dapat dianalisa lebih lanjut untuk penelitian selanjutnya maupun untuk kepentingan analisis data.
B. Saran dan Rekomendasi
Dalam penelitian ini peneliti juga berharap akan adanya tindak lanjut yang dilakukan baik itu dari peneliti lain, sampai kepada lembaga ataupun instansi dengan wewenang di bidang pendidikan untuk menelaah lebih lanjut mengenai penelitian ini. Adapun beberapa saran dan rekomendasi yang diberikan oleh peneliti selaku penulis untuk digunakan dalam penelitian-penelitian lain yang diharapkan dapat bermanfaat bagi kehidupan pendidikan umumnya dan seni rupa secara khususnya. Saran dan rekomendasi tersebut dijelaskan sebagai berikut: 1. Bagi Dunia Pendidikan
Pendidikan adalah hak semua umat manusia yang sadar dan beragama. Oleh karena itu dunia pendidikan sebaiknya mengulas kembali pernyataan tersebut, karena pada kenyataannya masih terdapat banyak sekali kekurangan yang bermula dari dunia kependidikan itu sendiri. Untuk selanjutnya sebaiknya pendidikan di Indonesia harus lebih mengutamakan penanaman karakter pada peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan Indonesia yang tercantum dalam Undang-Undang Dasar No. 2 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. 2. Bagi Jurusan Pendidikan Seni Rupa
Penelitian mengenai pembelajaran seni rupa secara khusus di jurusan pendidikan seni rupa Universitas Pendidikan Indonesia senidiri dirasa masih terbilang kurang memenuhi aspek yang ada dalam esensi seni itu sendiri. Untuk itu sebaiknya jurusan pendidikan seni rupa secara khusus mengelola penelitian tersebut dengan baik, menyediakan fasilitas untuk penelitian dengan tulus, supaya penelitian tersebut tidak hanya menjadi sebuah hasil yang tidak bernilai seni, namun bernilai tinggi dalam hal akademis.
(42)
155
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya penulis berharap semoga karya tulis ini dapat bermanfaat dengan sangat baik, bagaimanapun penggunaannya. Peneliti pun mempunyai rekomendasi temuan yang apabila akan diteliti sebaiknya menelaah terlebih dahulu aspek yang akan diteliti, faktor yang mempengaruhi setiap variabel dan hubungannya dengan esensi pendidikan. Sellanjutnya penulis juga berharap melalui penelitiannya akan banyak peneliti lain yang akan menelaah lokasi yang diteliti penulis sebelumnya. Karena masih banyak aspek yang dapat di teliti dari lokasi tersebut.
4. Bagi Pembaca
Selanjutnya bagi para pembaca peneliti berharap banyak manfaat yang dapat digunakan dari karya tulis ini, baik berrupa ilmu maupun hal lain yang bisa diambil. Saran dari penulis bagi pembaca adalah belajar mengenai banyak hal merupakan hal terbaik yang dapat dipelajari. Oleh karena itu tuntutlah ilmu sampai menutup usia, niscaya ilmu yang kita amalkan akan menjadi bekal kelak di kehidupan selanjutnya.
(43)
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2009). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Damajanti, I. (2006). Psikologi Seni: Sebuah Pengantar. Bandung: PT. Kiblat Buku Utama.
Dwijatmiko, A., dkk. (2009). Irama Visual: Dari Toekang Reklame Sampai
Komunikator Visual. Yogyakarta: Jalasutra.
E. Sadjiman, Santoyo. (2009). Nirmana Elemen-elemen Seni dan Desain. Yogyakarta: Jalasutra.
Hamalik, O. (1977). Media Pendidikan. Bandung: Alumni.
Harjanto. (2010). Perencanaan Pengajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
J. Moleong, Lexy. (2011). Metodelogi Penelitian Kualitatif: Edisi Revisi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Kusrianto, A. (2007). Pengantar Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta: ANDI.
Suwarsih, M. (2009). Teori dan Praktik Penelitian Tindakan. Bandung: Alfabeta.
Masri, A. (2010). Strategi Visual. Yogyakarta: Jalasutra.
Purwanto, Ngalim. (1992). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
(44)
157
Sachari, A. dan Sunarya, Y. (2001). Desain dan Dunia Kesenirupaan: Indonesia
dalam Wacana Transformasi Budaya. Bandung: ITB.
Saripudin W., Udin. (1993). Proses Belajar Mengajar Yang Efektif. Jakarta: PT. Bina Karya.
Tinarbuko, Sumbo. (2009). Semiotika Komunikasi Visual. Yogyakarta: Jalasutra.
Wiriaatmaja, Rochiati. (2010). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Skripsi dan Makalah
Mudah, N. (2009). Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Pada
Mata Pelajaran Seni Budaya Kelas XII IPS di SMA Negeri 1 Tayu Kab. Pati Jawa Tengah Tahun Pelajaran 2008/2009. Skripsi Sarjana pada FKIP
UNS Surakarta: tidak diterbitkan.
Nurlailasari, S. (2011). Penggunaan Media Gambar untuk Meningkatkan
Kemampuan Siswa dalam Menggambar Motif Batik Pada Kelas VIIII SMP Negeri 2 Labuan. Skripsi Sarjana pada FPBS UPI Bandung: tidak
diterbitkan.
Tri Retnowati, Hartiti. dan Prihadi, B. (2010). Pembelajaran Seni Rupa. Makalah pada Universitas Negeri Yogyakarta Program Studi Pendidikan Seni Rupa, Yogyakarta.
Internet
________, (2008). Penggunaan Media Poster Terhadap Pembelajaran Menulis Puisi di Kelas VIII SMP Negeri 1 Panimbang Tahun Pelajaran 2007/2008. [Online]. Tersedia: http://makalahdanskripsi.blogspot.com/ 2008/08/penggunaan-media-poster-terhadap.html. [23 Juli 2013].
________, (2013). Pengertian Kolase dan Penerapan dalam Seni Rupa. [Online]. Tersedia: http://www.susankatzstudios.com. [30 Agustus 2013].
(45)
158
Arvio, I. (2012). Pengertian dan Defiinisi Kolase. [Online]. Tersedia: http://education-vionet.blogspot.comoleh. [30 Agustus 2013].
Citerawati, Wira, Y. (2010). Poster, Jenis dan Ragamnya. [Online] Tersedia: http://ardwi.wordpress.com/2010/08/15/poster/. [17 April 2013].
Listyo Irawan, Y. (2011). Pengertian Media Pembelajaran Menurut Para Ahli. [Online]. Tersedia: http://zonainfosemua.blogspot.com/2011/01/media-berasal-dari-bahasa-latin.html. [21 April 2013].
Setyawan, H. (2012). Cooperative Learning. [Online]. Tersedia: http://www.akhmadsudrajat.wordpress.com. [17 April 2013].
Sulistyawati. (2010). Penerapan Teknik Kolase untuk Meningkatkan Kemampuan
Membaca dan Menulis Permulaan di Kelas 1 SDN Lesanpuro 02 Kecamatan KedungKandang Kota Malang. [Online]. Tersedia: http://library.um.ac.id. [30 Agustus 2013].
Zulkarnain. (2011). Tipografi dan Jenis Huruf. [Online]. Tersedia: http://indonesiaprintmedia.com/desain/190-klasifikasi-font-serif-dan-sans-serif.html. [9 September 2013].
(1)
153
tidak dapat diprediksi. Dalam proses pelaksanaan pembelajaran siklus yang pertama ini ditemukan berbagai kesulitan peserta didik dalam berkarya poster, seperti beberapa peserta didik yang mengganggu peserta didik lain, lalu adanya peserta didik yang mengalami kesulitan dalam memulai pekerjaan berkarya. Kesulitan tersebut kemudian dirumuskan dan dicari alternatif pemecahan masalahnya agar kemudian tidak terjadi dalam proses pembelajaran siklus kedua. Dalam siklus 2 proses pembelajaran berjalan sesuai dengan skenario atau prosedur pembelajaran yang telah disusun sebelumnya dan berlangsung kondusif. Proses pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan yang tertuang dalam RPP dan alokasi waktu yang telah ditentukan sebelumnya juga berjalan sesuai rencana. Namun masih ditemukannya kekurangan dalam proses pembelajaran siklus yang kedua ini merupakan kesulitan peserta didik yang kurang memahami tahapan dalam berkarya seperti yang telah dibahas dalam penelitian, sampai pada akhirnya peserta didik dapat menciptakan karya poster menggunakan teknik kolase dengan baik.
3. Kemudian hasil pembelajaran yang diperoleh dalam siklus 1 kurang memuaskan. Hal ini dikarenakan pemahaman peserta didik yang masih belum optimal. Hasil yang diperoleh ini menjauh dari perkiraan yang pada awal mulanya diprediksi mayoritas dapat melampaui Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditentukan namun pada kenyataannya masih dibawah KKM, akan tetapi nilai rata-rata yang didapatkan dalam siklus 1 tidak begitu mengecawakan dengan nilai rata-rata 71,53 dianggap cukup baik dalam hasil pembelajaran siklus 1. Untuk siklus yang kedua hasil pembelajaran berkarya poster dengan menerapkan teknik kolase menghasilkan nilai yang lebih baik dari nilai pada siklus pertama. Nilai yang didapatkan dalam hasil pembelajaran siklus yang kedua ini mayoritas berada di atas nilai KKM, dengan hasil rata-rata nilainya berada di angka 82,82 nilai ini merupakan nilai akhir yang didapatkan dengan sangat baik oleh peserta didik karena kemampuan mereka menciptakan karya seni poster menggunakan teknik kolase dengan bersungguh-sungguh.
(2)
Dari hasil yang didapatkan dapat disimpulkan bahwa penelitian yang telah dilakukan untuk meningkatkan keterampilan peserta didik berkarya poster dengan menggunakan teknik kolase telah berhasil baik, dan untuk selanjutnya mudah-mudahan dapat dianalisa lebih lanjut untuk penelitian selanjutnya maupun untuk kepentingan analisis data.
B. Saran dan Rekomendasi
Dalam penelitian ini peneliti juga berharap akan adanya tindak lanjut yang dilakukan baik itu dari peneliti lain, sampai kepada lembaga ataupun instansi dengan wewenang di bidang pendidikan untuk menelaah lebih lanjut mengenai penelitian ini. Adapun beberapa saran dan rekomendasi yang diberikan oleh peneliti selaku penulis untuk digunakan dalam penelitian-penelitian lain yang diharapkan dapat bermanfaat bagi kehidupan pendidikan umumnya dan seni rupa secara khususnya. Saran dan rekomendasi tersebut dijelaskan sebagai berikut:
1. Bagi Dunia Pendidikan
Pendidikan adalah hak semua umat manusia yang sadar dan beragama. Oleh karena itu dunia pendidikan sebaiknya mengulas kembali pernyataan tersebut, karena pada kenyataannya masih terdapat banyak sekali kekurangan yang bermula dari dunia kependidikan itu sendiri. Untuk selanjutnya sebaiknya pendidikan di Indonesia harus lebih mengutamakan penanaman karakter pada peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan Indonesia yang tercantum dalam Undang-Undang Dasar No. 2 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional.
2. Bagi Jurusan Pendidikan Seni Rupa
Penelitian mengenai pembelajaran seni rupa secara khusus di jurusan pendidikan seni rupa Universitas Pendidikan Indonesia senidiri dirasa masih terbilang kurang memenuhi aspek yang ada dalam esensi seni itu sendiri. Untuk itu sebaiknya jurusan pendidikan seni rupa secara khusus mengelola penelitian tersebut dengan baik, menyediakan fasilitas untuk penelitian dengan tulus, supaya penelitian tersebut tidak hanya menjadi sebuah hasil yang tidak bernilai seni, namun bernilai tinggi dalam hal akademis.
(3)
155
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya penulis berharap semoga karya tulis ini dapat bermanfaat dengan sangat baik, bagaimanapun penggunaannya. Peneliti pun mempunyai rekomendasi temuan yang apabila akan diteliti sebaiknya menelaah terlebih dahulu aspek yang akan diteliti, faktor yang mempengaruhi setiap variabel dan hubungannya dengan esensi pendidikan. Sellanjutnya penulis juga berharap melalui penelitiannya akan banyak peneliti lain yang akan menelaah lokasi yang diteliti penulis sebelumnya. Karena masih banyak aspek yang dapat di teliti dari lokasi tersebut.
4. Bagi Pembaca
Selanjutnya bagi para pembaca peneliti berharap banyak manfaat yang dapat digunakan dari karya tulis ini, baik berrupa ilmu maupun hal lain yang bisa diambil. Saran dari penulis bagi pembaca adalah belajar mengenai banyak hal merupakan hal terbaik yang dapat dipelajari. Oleh karena itu tuntutlah ilmu sampai menutup usia, niscaya ilmu yang kita amalkan akan menjadi bekal kelak di kehidupan selanjutnya.
(4)
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2009). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Damajanti, I. (2006). Psikologi Seni: Sebuah Pengantar. Bandung: PT. Kiblat Buku Utama.
Dwijatmiko, A., dkk. (2009). Irama Visual: Dari Toekang Reklame Sampai Komunikator Visual. Yogyakarta: Jalasutra.
E. Sadjiman, Santoyo. (2009). Nirmana Elemen-elemen Seni dan Desain. Yogyakarta: Jalasutra.
Hamalik, O. (1977). Media Pendidikan. Bandung: Alumni.
Harjanto. (2010). Perencanaan Pengajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
J. Moleong, Lexy. (2011). Metodelogi Penelitian Kualitatif: Edisi Revisi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Kusrianto, A. (2007). Pengantar Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta: ANDI.
Suwarsih, M. (2009). Teori dan Praktik Penelitian Tindakan. Bandung: Alfabeta.
Masri, A. (2010). Strategi Visual. Yogyakarta: Jalasutra.
Purwanto, Ngalim. (1992). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
(5)
157
Sachari, A. dan Sunarya, Y. (2001). Desain dan Dunia Kesenirupaan: Indonesia dalam Wacana Transformasi Budaya. Bandung: ITB.
Saripudin W., Udin. (1993). Proses Belajar Mengajar Yang Efektif. Jakarta: PT. Bina Karya.
Tinarbuko, Sumbo. (2009). Semiotika Komunikasi Visual. Yogyakarta: Jalasutra.
Wiriaatmaja, Rochiati. (2010). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Skripsi dan Makalah
Mudah, N. (2009). Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Pada Mata Pelajaran Seni Budaya Kelas XII IPS di SMA Negeri 1 Tayu Kab. Pati Jawa Tengah Tahun Pelajaran 2008/2009. Skripsi Sarjana pada FKIP UNS Surakarta: tidak diterbitkan.
Nurlailasari, S. (2011). Penggunaan Media Gambar untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Menggambar Motif Batik Pada Kelas VIIII SMP Negeri 2 Labuan. Skripsi Sarjana pada FPBS UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Tri Retnowati, Hartiti. dan Prihadi, B. (2010). Pembelajaran Seni Rupa. Makalah pada Universitas Negeri Yogyakarta Program Studi Pendidikan Seni Rupa, Yogyakarta.
Internet
________, (2008). Penggunaan Media Poster Terhadap Pembelajaran Menulis Puisi di Kelas VIII SMP Negeri 1 Panimbang Tahun Pelajaran 2007/2008. [Online]. Tersedia: http://makalahdanskripsi.blogspot.com/ 2008/08/penggunaan-media-poster-terhadap.html. [23 Juli 2013].
________, (2013). Pengertian Kolase dan Penerapan dalam Seni Rupa. [Online]. Tersedia: http://www.susankatzstudios.com. [30 Agustus 2013].
(6)
Arvio, I. (2012). Pengertian dan Defiinisi Kolase. [Online]. Tersedia: http://education-vionet.blogspot.comoleh. [30 Agustus 2013].
Citerawati, Wira, Y. (2010). Poster, Jenis dan Ragamnya. [Online] Tersedia: http://ardwi.wordpress.com/2010/08/15/poster/. [17 April 2013].
Listyo Irawan, Y. (2011). Pengertian Media Pembelajaran Menurut Para Ahli. [Online]. Tersedia: http://zonainfosemua.blogspot.com/2011/01/media-berasal-dari-bahasa-latin.html. [21 April 2013].
Setyawan, H. (2012). Cooperative Learning. [Online]. Tersedia: http://www.akhmadsudrajat.wordpress.com. [17 April 2013].
Sulistyawati. (2010). Penerapan Teknik Kolase untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca dan Menulis Permulaan di Kelas 1 SDN Lesanpuro 02
Kecamatan KedungKandang Kota Malang. [Online]. Tersedia:
http://library.um.ac.id. [30 Agustus 2013].
Zulkarnain. (2011). Tipografi dan Jenis Huruf. [Online]. Tersedia: http://indonesiaprintmedia.com/desain/190-klasifikasi-font-serif-dan-sans-serif.html. [9 September 2013].