PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MANDIRI DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENJAHIT PESERTA DIDIK.

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MANDIRI DALAM

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENJAHIT PESERTA

DIDIK

(Studi pada Peserta Didik Reguler Lembaga Pelatihan dan Kursus Menjahit Yani 17 Cimahi)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Departemen Pendidikan Luar Sekolah

Oleh :

Agustina Nooresa

1001302

DEPARTEMEN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG

2015

No.Daftar FIP : 038/S/PLS/II/2015 F


(2)

PENERAPAN MODEL

PEMBELAJARAN MANDIRI DALAM

MENINGKATKAN KETERAMPILAN

MENJAHIT PESERTA DIDIK

(

Studi pada Peserta Didik Reguler

Lembaga Pelatihan dan Kursus Menjahit

Yani 17 Cimahi)

Oleh Agustina nooresa

Sebuah Skripsi Yang Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pada Fakultas Ilmu Pendidikan

 Agustina Nooresa 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Maret 2015

Hak cipta dilindungi undang-undang .

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, di foto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

AGUSTINA NOORESA 1001302

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MANDIRI DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENJAHIT PESERTA DIDIK

(Studi Pada Peserta Didik Reguler Lembaga Pelatihan dan Kursus Menjahit Yani 17 Cimahi )

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

PEMBIMBING I

Prof. Dr. Achmad Hufad, M.Ed NIP. 19550101 198101 1 001

PEMBIMBING II

Dr. Asep Saepudin , M.Pd NIP. 19700930 200801 1 004

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Luar Sekolah

Dr. Jajat S. Ardiwinata, M.Pd NIP. 19590826 198603 1 003


(4)

(5)

Agustina Nooresa, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Mandiri Dalam Meningkatkan Keterampilan Menjahit Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Penelitian ini mengacu pada permasalahan pokok “Bagaimanakah Penerapan Model Pembelajaran Mandiri Dalam Meningkatkan Keterampilan Menjahit Peserta Didik Lembaga Pelatihan Dan Kursus Menjahit Yani 17” tujuan penelitian ini adalah : (1) mendeskripsikan penerapan model pembelajaran mandiri, (2) mendeskripsikan hasil penerapan model pembelajaran mandiri, (3) mendeskripsikan faktor pendukung dan penghambat penerapan model pembelajaran mandiri.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui proses pembelajaran yang dilakukan di Lembaga Pelatihan dan Kursus Menjahit Yani 17 dan penerapan model pembelajaran mandiri yang dilakukan di lembg tersebut.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif, dengan subyek penelitian sebanyak tujuh orang, lima orang selaku peserta pelatihan kursus tingkat dasar, satu pimpinan cabang dan satu instruktur. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara dan triangulasi sebagai telaah untuk melihat kualifikasi keabsahan data.

Hasil penelitian diperoleh data dan informasi mengenai (1) penerapan model pembelajaran mandiri dalam pelaksanaan pembelajaran menggunakan model SAVI (Somati, Auditori, Visual, dan Intelektual) di Lembaga Pelatihan dan Kursus menjahit Yani 17 instruktur selalu memberikan motivasi yang diperlukan peserta didik, selain itu peserta didik tidak diberikan materi secara penuh hal tersebut bertujuan agar peserta didik mampu mengaplikasikan tugas yang diberikan secara lebih bebas dan dapat berkreasi dalam pengerjaannya, setelah tugas diselesaikan instruktur merefleksikan hasil tersebut secara individu, (2) hasil penerapan model pembelajaran mandiri, untuk melihat hasil penerapan tersebut peneliti melakukan tes kognitif dan psikomotorik dalam penilaian kognitif peneliti memberikan pre-test dan post-test sedangkan untuk psikomotoriknya peneliti menyerahkan seluruh penilaian kepada instruktur berdasarkan proses pembelajaran dari hasil tersebut terlihat adanya peningkatan baik secara kognitif maupun psikomotorik, dan yang terakhir (3) faktor pendukung dan penghambat dalam penerapan model pembelajaran mandiri, faktor pendukung yaitu : LPK menerapkan metode pembelajaran eksperimental dan mandiri, hal ini membuat peserta dapat mandiri, Peserta didik di LPK Yani 17 merupakan peserta dengan usia produktif sehingga penerapannya dapat berjalan dengan baik. sedangkan faktor penghambat yaitu: Kurangnya sumber daya manusia (instruktur) sehingga jika peserta banyak yang memiliki masalah peserta harus menunggu instruktur cukup lama, Dalam standar kurikulum pemerintah, terdapat point Melaksanakan prosedur keselamatan kerja, sedangkan dalam penerapannya lembaga tersebut tidak menerapkan prosedur tersebut.

Kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan adalah, proses pembelajaran yanng dilakukan sudah sesuai dengan tahapan-tahapan pembelajaran yaitu perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi, dalam pelaksanaan pembelajaran instruktur menerapkan model pembelajaran mandiri khususnya model SAVI (Somati,Auditori,Visual,dan Intelektual) model tersebut bertujuan agar peserta didi dapat mengerjakan tugas secara mandiri tanpa bantuan oranglain, hasil yang didapat dari penerapan model pembelajaran mandiri yaitu adanya peningkatan baik secara kognitif maupun psikomotorik, dalam penerapan model pembelajaran madiri faktor pendukungnya adalah peserta didik di LPK Yani 17


(6)

Agustina Nooresa, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Mandiri Dalam Meningkatkan Keterampilan Menjahit Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

didominasi oleh peserta usia produktif sedangkan faktor penghambat kurangnya sumberdaya manusia yang dapat menghambat penerapan model pembelajaran tersebut.

Kata kunci : model pembelajaran mandiri, model SAVI, keterampilan

ABSTRACT

This study refers to the fundamental problems "How Application of Independent Learning Model to Improve Students Sewing Skills Training Institute Sewing Lessons Yani 17" objectives of this study were: (1) describe the application of self-learning model, (2) describe the results of the application of self-learning models, (3) describe the application of the factors supporting and self-learning model.

This study was conducted to determine the learning process is carried out at the Institute of Training and Sewing Lessons Yani 17, and the application of self-learning models that performed in the lembg.

The method used in this research is descriptive research method with qualitative approach, the study subjects in which seven people, five people as trainees basic level courses, a branch chief and one instructor. The data collection techniques used were observation, interviews and triangulation as a study to look at the validity of the qualification data.

The results were obtained data and information regarding (1) the application of self-learning model in the implementation of self-learning using models SAVI (Somati, Auditory, Visual, and intellectual) at the Institute of Training and sewing courses Yani 17 instructors always provide the necessary motivation of learners, in addition to the participants students are not given the full terms of the material is intended that students are able to apply a given task more freely and be creative in the process, after the task completed instructors individually reflect on these results, (2) the results of the application of self-learning model, to see the results of the application of researchers conducted tests of cognitive and psychomotor in cognitive assessment researchers provide pre-test and post-test, while for the entire assessment psikomotoriknya researchers submit to the instructor based on the lessons learned from these results seen an increase in both cognitive and psychomotor, and finally (3) supporting factors and obstacles in the implementation of self-learning model, enabling factors, namely: LPK apply the methods of experimental and independent learning, it makes the participants can be independent, Learners at LPK Yani 17 were participants with age so that the application can be run properly. while inhibiting factors, namely: lack of human resources (instructor) so if participants who have a lot of problems the participants had to wait quite a long time instructor, the standard curriculum in government, there is a point Implement safety procedures, whereas in practice it would not implement the procedure.

Conclusions from the research is, the learning process has been carried out in accordance with the yanng different stages of learning: planning, implementation and evaluation, the implementation of learning instructors implement self-learning models, especially models SAVI (Somati, Auditory, Visual, and Intellectual) model aims so that participants can didi tasks independently without the help of others, the results obtained from the application of self-learning models, namely an increase in both cognitive and


(7)

Agustina Nooresa, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Mandiri Dalam Meningkatkan Keterampilan Menjahit Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

psychomotor, in the application of an Independent learning model is a factor supporting learners in LPK Yani 17 dominated by productive age, while factor inhibiting the lack of human resources that could hamper the implementation of the learning model.


(8)

Agustina Nooresa, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Mandiri Dalam Meningkatkan Keterampilan Menjahit Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN KATA MUTIARA

PERNYATAAN i

KATA PENGANTAR ii UCAPAN TERIMA KASIH iii ABSTRAK v

DAFTAR ISI vii DAFTAR TABEL x DAFTAR GAMBAR xi

DAFTAR LAMPIRAN xii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Perumusan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian 5 E. Manfaat Penelitian ... 6

F. Struktur Organisasi ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA A.Konsep Pembelajaran 1. Pengertian Pembelajaran ... 8

2. Pola-Pola Pembelajaran ... 8

3. Ciri-Ciri Model Pembelajaran ... 9

B.Konsep Model Pembelajaran Mandiri 1. Konsep Belajar dan Pembelajaran Mandiri ... 10

2. Tingkat Kemandirian Peserta didik dalam kegiatan pembelajaran .... 15

3. Kemandirian Peserta didik dan Keberhasilan Belajar ... 16

4. Model- Model Pembelajaran mandiri ... 17

5. Bahan Belajar Mandiri ... 19

C.Pengertian dan Tujuan Menjahit 1. Pengertian Pelatihan Menjahit ... 20

2. Tujuan Pelatihan Menjahit ... 21

3. Standar Kompetensi dasar Pelatihan Menjahit ... 21

4. Tingkatan Menjahit ... 24

D.Konsep Pendidikan Luar Sekolah 1. Konsep Pendidikan Luar Sekolah ... 24

2. Tujuan Pendidikan Luar Sekolah ... 25

3. Karakteristik Pendidikan Luar Sekolah ... 26

4. Cakupan Pendidikan Luar Sekolah ... 28

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 30


(9)

Agustina Nooresa, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Mandiri Dalam Meningkatkan Keterampilan Menjahit Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Desain Penelitian ... 31

C. Metode Penelitian ... 33

D. Definisi Operasional 34

E. Instrumen Penelitian 36

F. Teknik Pengumpulan Data 37

G. Triangulasi Data 38

H. Analisis Data 39

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Gambaran Umum Lembaga Pelatihan dan Kursus Menjahit Yani 17 1. Sejarah LPK Yani 17 ... 41

2. Visi dan Misi Lembaga ... 41

3. Tujuan Lembaga ` ... 42

4. Jenis Program ... 42

5. Struktur LPK Yani 17 ... 43

6. Sarana dan Prasarana ... 44

B.Gambaran Umum Kursus dan Pelatihan Menjahit Reguler/ Tingkat Dasar 1. Latar Belakang ... 45

2. Waktu dan Tempat Pelaksanaan ... 46

3. Peserta Pelatihan Tingkat Dasar ... 47

4. Instruktur Pelatihan ... 48

5. Materi Pelatihan ... 48

6. Metode Pelatihan ... 48

C.Identitas Informan Penelitian 1. Subjek Penelitian S1 ... 50

2. Subjek Penelitian S2 ... 50

3. Subjek Penelitian S3 ... 50

4. Subjek Pneleitian S4 ... 51

5. Subjek Penelitian S5 ... 51

6. Subjek Informan P1 ... 51

7. Subjek Informan P2 ... 51

D.Deskripsi Hasil Penelitian 1. Proses Pembelajaran dalam Meningkatkan Keterampilan Menjahit Peserta Didik ... 52

2. Penerapan Model Pembelajaran Mandiri dalam Meningkatkan keterampilan menjahit peserta didik ... 56

3. Hasil penerapan model pembelajaran mandiri dalam meningkatkan keterampilan menjahit peserta didik ... 58

4. Faktor Pendukung dan Penghambat Penerapan Model Pembelajaran Mandiri ... 71

E. Pembahasan Hasil Penelitian 1. Proses Pembelajaran dalam Meningkatkan Keterampilan Menjahit Peserta Didik ... 72

2. Penerapan Model Pembelajaran Mandiri dalam Meningkatkan keterampilan menjahit peserta didik ... 76


(10)

Agustina Nooresa, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Mandiri Dalam Meningkatkan Keterampilan Menjahit Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Hasil penerapan model pembelajaran mandiri dalam

meningkatkan keterampilan menjahit peserta didik ... 78 4. Faktor Pendukung dan Penghambat Penerapan Model

Pembelajaran Mandiri ... 79 5. Resume Hasil Penelitian

1. Proses Pembelajaran dalam Meningkatkan Keterampilan

Menjahit Peserta Didik ... 80 2. Penerapan Model Pembelajaran Mandiri dalam Meningkatkan

keterampilan menjahit peserta didik ... 82 3. Hasil penerapan model pembelajaran mandiri dalam

meningkatkan keterampilan menjahit peserta didik ... 83 4. Faktor Pendukung dan Penghambat Penerapan Model

Pembelajaran Mandiri ... 83 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 85 B. Saran Penelitian ... 87 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP


(11)

Agustina Nooresa, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Mandiri Dalam Meningkatkan Keterampilan Menjahit Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tabel Standar Kompetensi dan Kompetensi Menjahit Level 1 ... 21

Tabel 2.2 Tabel Standar Kompetensi dan Kompetensi Menjahit Level 2 ... 22

Tabel 3.1 Instrumen Observasi untuk Peserta Didik ... 37

Tabel 4.1 Sarana dan Prasarana LPK Yani 17 ... 44

Tabel 4.2 Peserta Pelatihan Keterampilan Tingkat Dasar ... 47

Tabel 4.3 Identitas Subjek Penelitian ... 49

Tabel 4.4 Identitas Informan Penelitian ... 50

Tabel 4.5 Hasil Pre-Test Peserta Pelatihan Keterampilan ... 58

Tabel 4.6 Hasil Post-Test Peserta Pelatihan Keterampilan ... 58

Tabel 4.7 Persentase Hasil Pre-Test dan Post-Test ... 63

Tabel 4.8 Tabel Hasil Penilaian Keterampilan Subjek S1 ... 66

Tabel 4.9 Tabel Hasil Penilaian Keterampilan Subjek S2 ... 67

Tabel 4.10 Tabel Hasil Penilaian Keterampilan Subjek S3 ... 68

Tabel 4.11 Tabel Hasil Penilaian Keterampilan Subjek S4 ... 69


(12)

Agustina Nooresa, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Mandiri Dalam Meningkatkan Keterampilan Menjahit Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Pola-Pola Pembelajaran ... 8 Gambar 4.1 Struktur Organisasi LPK Yani 17 ... 43 Gambar Diagram 4.2 Hasil Peningkatan Tes Kemampuan Dasar ... 65


(13)

Agustina Nooresa, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Mandiri Dalam Meningkatkan Keterampilan Menjahit Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

1. Kisi-kisi Penelitian 2. Pedoman Wawancara 3. SK Dosen Pembimbing 4. Surat Tanda Selesai Penelitian 5. Lembar Bimbingan Skripsi 6. Peryataan Lulus Uji Plagiat 7. Profil Lembaga

8. Instrumen Hasil Wawancara Pengelola 9. Instrumen Hasil Wawancara Instruktur 10. Instrumen Hasil Wawancara Peserta 11. Hasil Pre-Test Peserta Didik

12. Hasil Post-Test Peserta Didik 13. Foto-foto


(14)

1

Agustina Nooresa, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Mandiri Dalam Meningkatkan Keterampilan Menjahit Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut Tirtarahardja dan Sula (2000:1) sasaran pendidikan adalah manusia. Pendidikan bermaksud membantu peserta didik untuk menumbuh kembangkan potensi-potensi kemanusiaannya. Pendidikan tidak hanya terdapat di dalam sekolah saja, dari sejak lahir dan berada di dalam keluarga sudah dapat disebut sebagai pendidikan. Selain pendidikan di dalam sekolah, adapula pendidikan nonformal, menurut John Dewey dalam Tirtarahadja dan sula (1995:125) mengemukakan perlunya atau pentingnya ada pendidikan, karena berdasarkan atas tiga pokok pemikiran, yaitu : (1) pendidikan merupakan kebutuhan untuk hidup, (2) pendidikan sebagai pertumbuhan, dan (3) pendidikan sebagai fungsi sosial.

Dalam undang-undang sisdiknas No 20 Tahun 2003 pasal 26 mengenai program pendidikan nonformal meliputi pendidikan kecakapan hidup, pendidikan anak usia dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan pemberdayaan perempuan, pendidikan keaksaraan, pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja, pendidikan kesetaraan serta pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik. Satuan pendidikan nonformal terdiri atas lembaga kursus, lembaga pelatihan, kelompok belajar, pusat kegiatan masyarakat, majelis taklim serta satuan pendidikan yang sejenis. Kursus didefinisikan sebagai satuan pendidikan luar sekolah yang terdiri atas sekumpulan orang yang memberikan pengetahuan, keterampilan dan sikap tertentu bagi warga belajar. Pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diberikan kepada warga belajar diberikan dalam waktu yang singkat tanpa harus berjenjang atau bersinambungan.

Kondisi objektif Indonesia yang memiliki sumber daya alam yang melimpah tidak ditunjang dengan tingginya kualitas sumber daya manusia, Rendahnya


(15)

2

Agustina Nooresa, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Mandiri Dalam Meningkatkan Keterampilan Menjahit Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kualitas sumber daya manusia dapat dilihat dari tingginya jumlah pengangguran yang rata-rata adalah kelompok muda produktif yang mencapai 19.9% dari jumlah 4,2 juta orang, hal ini diungkapkan oleh kepala Bappenas (2012). Rendahnya kualitas hidup masyarakat Indonesia disebabkan oleh beberapa faktor yakni lapangan kerja yang tidak seimbang dengan jumlah pekerja, masih rendahnya jumlah wirausaha baru yaitu 0.76% dari jumlah penduduk. Padahal berwirausaha merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi jumlah pengangguran dengan menciptakan lapangan kerja (juknis Penyelenggaraan Pelatihan Keterampilan Kreatif, 2011:1)

Dalam Fitriyani,(2014:3) Pendidikan merupakan suatu upaya untuk membina manusia agar menjadi warga negara yang baik dan berkepribadian sesuai tujuan pendidikan nasional berdasarkan pancasila dan UUD 45. Adapun pengertian pendidikan sebagaimana yang tercantum dalam undang-undang NO.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah :

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan, yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

Pelatihan dipandang sebagai upaya yang dapat membantu masyarakat dalam meningkatkan kualitas mulai dari pengetahuan, keterampilan dan sikap. Pelatihan didapat dari pendidikan non formal yang memberikan layanan pendidikan dengan kebutuhan belajar masyarakat.

Pendidikan non formal merupakan layanan pendidikan di luar jalur prasekoah bagi masyarakat dalam memenuhi kebutuhan belajar, khususnya bagi masyarakat yang tidak mengikuti pendidikan jalur formal. Menurut Coombs yang dikutip oleh Djuju sudjana (2001:22) Mengungkapkan bahwa :

Pendidikan non formal adalah setiap kegiatan terorganisir dan sistematis di luar sistem persekolah yang mapan dilakukan secara mandiri atau


(16)

3

Agustina Nooresa, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Mandiri Dalam Meningkatkan Keterampilan Menjahit Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

merupakan bagian penting dari kegiatan yang lebih luas yang sengaja dilakukan untuk melayani peserta didik tertentu di dalam mencapai tujuan belajar.

Menurut Wikipedia (2014:1) Kursus adalah lembaga pelatihan yang termasuk ke dalam jenis pendidikan nonformal. Kursus merupakan suatu kegiatan belajar-mengajar seperti halnya sekolah. Perbedaanya adalah bahwa kursus biasanya diselenggarakan dalam waktu pendek dan hanya untuk mempelajari satu keterampilan tertentu. Misalnya, kursus bahasa Inggris tiga bulan atau 50 jam, kursus montir, kursus memasak, menjahit, musik dan lain sebagainya. Peserta yang telah mengikuti kursus dengan baik dapat memperoleh sertifikat atau surat keterangan. Untuk keterampilan tertentu seperti, kursus ahli kecantikan atau penata rambut, peserta kursus diwajibkan menempuh ujian negara. Ujian negara ini dimaksudkan untuk mengawasi mutu kursus yang bersangkutan, sehingga pelajaran yang diberikan memenuhi syarat dan peserta memiliki keterampilan dalam bidangnya.

Lembaga kursus secara tidak langsung sangat membantu dalam peningkatan motivasi dan kemandirian seseorang dalam dunia pekerjaan ataupun mengembangkan kemampuannya dalam berwirausaha.

Salah satu pelatihan yang cukup diminati oleh masyarakat adalah pelatihan menjahit. pelatihan menjahit ini merupakan salah satu pelatihan keterampilan kreatif. Pelatihan yang baik adalah pelatihan yang proses pengelolaannya mulai dari perencanaan, proses pembelajaran (pelaksanaan) sampai dengan evaluasi dilakukan secara baik sesuai dengan standar yang telah ditetapkan, sehingga tercapainya tujuan pembelajaran dan menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi sesuai standar. Pencapaian tujuan pembelajaran diperlukan strategi dan metode yang tepat dalam proses pembelajaran.

Menurut Wedemeyer (1983) dalam buku Rusman (2012;353) mengemukakan peserta didik yang belajar secara mandiri mempunyai kebebasan untuk belajar tanpa harus menghadiri pembelajaran yang diberikan guru/pendidik di kelas.


(17)

4

Agustina Nooresa, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Mandiri Dalam Meningkatkan Keterampilan Menjahit Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Lembaga pelatihan menjahit sekarang ini adalah satunya adalah Lembaga Pelatihan dan Kursus (LPK) Yani yang berada di jalan Inggit Ganarsih no.140 Bandung. Sekarang ini LPK mempunyai beberapa cabang baik di kota Bandung maupun di luar kota Bandung.

Lembaga Pelatihan dan Kursus (LPK) Yani 17 merupakan salah satu cabang Lembaga Pelatihan dan Keterampilan (LPK) Yani pusat yang berada di kota Cimahi. Salah satu program yang ditawarkan LPK Yani yaitu program kelas Reguler, yang dirancang bagi yang ingin mengikuti pelajaran menjahit mulai dari mengukur dimensi badan, desain pola pakaian, pecah pola dengan menggunakan patrun, perancangan kebutuhan bahan baku, tekhnik cara menggunting pada kain, tekhnik dan tata cara menjahit mengkombinasikan model pakaian.

Model pembelajaran mandiri sangat berpengaruh dalam keberhasilan suatu program, LKP Yani 17 menerapkan metode pembelajaran eksperimen dimana pada saat proses pembelajaran siswa melakukan percobaan dan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari, hal ini dilatar belakangi karena pengelola menginginkan peserta dapat belajar dari kesalahan yang dilakukannya, oleh karena itu penerapan model pembelajaran mandiri dengan penggunaan metode eksperimen selalu diterapkan oleh pengelola dalam proses pembelajaran.

Untuk mengetahui bagaimana penerapan model yang di lakukan pada proses

pembelajaran, penelitian ini mengambil judul “Penerapan model Pembelajaran

Mandiri dalam Meningkatkan Keterampilan Menjahit Peserta Didik (Studi pada Peserta Didik Reguler Lembaga Pelatihan dan Kursus Menjahit Yani 17

Cimahi).”

B. Identifikasi Masalah Penelitian

Dalam sebuah penelitian, identifikasi masalah sangat diperlukan. berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti, maka dapat dijabarkan beberapa masalah yang di dapatkan :


(18)

5

Agustina Nooresa, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Mandiri Dalam Meningkatkan Keterampilan Menjahit Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Dalam tahap perencanaan pembelajaran peserta tidak diikut sertakan dalam menentukan tujuan pembelajaran.

2. Peserta tidak memilih materi yang akan dipelajari pada saat pembelajaran. 3. Peserta didik melaksanakan kegiatan belajar menjahit dengan cara

menyelesaikan tugas-tugas dari instruktur secara individual.

4. Instruktur memberikan materi dalam bentuk modul dan membebaskan peserta untuk mempraktekannya secara individual.

C. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan masalah yang ada dan agar lebih terarah, peniliti menyusun

rumusan masalah sebagai berikut “Bagaimana Penerapan Metode Pembelajaran Mandiri dalam Meningkatkan Keterampilan Menjahit Peserta Didik ?”

Untuk menjabarkan masalah diatas disusun pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimana penerapan model pembelajaran mandiri dalam meningkatkan keterampilan menjahit peserta didik kelas reguler di LPK Yani 17 Cimahi? 2. Bagaimana hasil penerapan model pembelajaran mandiri dalam

meningkatkan keterampilan menjahit peserta didik reguler di LPK Yani 17 Cimahi ?

3. Apa faktor pendukung dan penghambat dalam penerapan model pembelajaran mandiri di LPK Yani 17 Cimahi ?

D. Tujuan Penelitian

merujuk pada hasil identifikasi masalah dan rumusan masalah diatas, oleh karena itu peneliti mendeskripsikan tujuan-tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian tersebut sebagai berikut :


(19)

6

Agustina Nooresa, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Mandiri Dalam Meningkatkan Keterampilan Menjahit Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Mendeskripsikan penerapan model pembelajaran mandiri dalam meningkatkan keterampilan menjahit peserta didik kelas reguler di LPK Yani 17 cimahi?

2. Mendeskripsikan hasil penerapan model pembelajaran mandiri dalam meningkatkan keterampilan menjahit peserta didik reguler di LPK Yani 17 cimahi ?

3. Mendeskripsikan faktor pendukung dan penghambat dalam penerapan model pembelajaran mandiri di LPK Yani 17 Cimahi ?

E. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian memaparkan kegunaan hasil penelitian yang akan dicapai, baik untuk kepentingan ilmu, instansi terkait, maupun masyarakat luas.

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan yang bermanfaat, wawasan, dan informasi mengenai konsep pendidikan luar sekolah, khususnya tentang pembelajaran mandiri.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan acuan bagi yang berminat mengadakan penelitian lebih lanjut.

a. Bagi peneliti, diharapkan dapat memperkaya konsep, teori, dan wawasan peneliti dan akademik bidang Pendidikan Luar Sekolah yang didapat oleh peneliti di bangku perkuliahan dan bisa di aplikasikan di lapangan sehingga dapat dijadikan sebagai masukan untuk peneliti selanjutnya.

b. Bagi lembaga Jurusan PLS Universitas Pendidikan Indonesia, manfaat penelitian ini adalah untuk mengamalkan ilmu yang di dapat di bangku


(20)

7

Agustina Nooresa, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Mandiri Dalam Meningkatkan Keterampilan Menjahit Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

perkuliahan terkait proposal skripsi berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Mandiri dalam Meningkatkan Keterampilan Menjahit Peserta Didik (Studi pada Peserta Didik Reguler Lembaga Pelatihan dan Kursus Menjahit Yani 17 Cimahi)”. Serta membawa perguruan tinggi pada waktu terjun ke lapangan untuk melaksanakan penelitian.

F. Struktur Organisasi Skripsi

Untuk mempermudah pembuatan hasil penelitian, peneliti memberikan gambaran mengenai isi penelitian yang merujuk pada pedomen penulisan karya ilmiah UPI (2014.27-31) akan dibahas :

1. Bab I Pendahuluan

Bab ini berisian latar belakang masalah, identifikasi dan rumusan masalah, tujuan penelitian, metode penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi.

2. Bab II Kajian Teori

Bab ini berisikan konsep-konsep mengenai pendidikan luar sekolah, pelatihan, pengangguran, kompetensi untuk memudahkan pemahaman mengenai penelitian yang dilakukan.


(21)

8

Agustina Nooresa, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Mandiri Dalam Meningkatkan Keterampilan Menjahit Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bab ini berisikan lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian, metod penelitian, definisi penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data dan analisis data. 4. Bab IV Hasil Peneleitian dan Pembahasan

Bab ini memaparkan pengolahan data untuk menghasilkan temuan berkaitan dengan masalah penelitian dan tujuan penelitian.

5. Bab V, Simpulan Dan Saran

bab ini berisikan kesimpulan dan saran dari peneliti yang dirumuskan dari hasil penelitian di lapangan.


(22)

30

Agustina Nooresa, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Mandiri Dalam Meningkatkan Keterampilan Menjahit Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di LPK Yani 17 yang berlokasi di jalan cibereum Jalan Kebon Kopi no.24b Cibeureum Cimahi. Lokasi penelitian ini dipilih karena lembaga ini menerapkan metode pembelajaran mandiri yang menghasilkan peserta didik yang mampu belajar sendiri dan tidak selalu didampingi oleh instruktur, hal ini merupakan pendidikan dari pendidikan nonformal.

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian merupakan individu yang dijadikan sebagai sample dalam sebuah penelitian. Subjek penelitian dapat berupa orang, benda atau lembaga (organisasi) yang sifat keadaannya akan diteliti. Oleh karena itu dapat dikatan subjek penelitian merupakan sesuatu yang ada pada dirinya melekat suatu objek penelitian . subjek penelitian dalam penelitian kualitatif dinamakan sebagai nara sumber (pengelola), instruktur dan peserta didik dalam penelitian.

Subjek penelitian yang dijadikan sumber data dalam penerapan metode pembelajaran mandiri dalam meningkatkan keterampilan menjahit peserta didik. Yang merupakan peserta reguler. Sumber yang diperlukan dalam penelitian ini untuk memenuhi data yaitu sebanyak tujuh orang selaku peserta didik menjahit reguler, selanjutnya peneliti melakukan triangulasi data dengan satu orang narasumber yaitu pengelola lembaga menjahit dan instruktur.

Pemilihan tujuh orang berdasarkan sumber data dalam penelitian ini dikarenakan pada apa yang dikemukakan oleh Moleong (2008;85) bahwa dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan populasi, karena penelitian kualitatif berangkat dari kasus tertentu yang ada pada situasi sosial tertentu dan hasil kajiannya tidak diberlakukan ke populasi, tetapi di transferkan ke tempat lain pada


(23)

31

Agustina Nooresa, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Mandiri Dalam Meningkatkan Keterampilan Menjahit Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

situasi sosial yang memiliki kesamaan dengan situasi sosial pada kasus yang dipelajari. Dalam penelitian ini peneliti ditempatkan sebagai human instrument harus berinteraksi dengan baik dengan peserta didik sebagai orang yang memberikan data, oleh karena itu pemilihan enam orang sumber data dalam penelitian ini sudah dipertimbangkan dengan alasan sumber data sudah memiliki data yang diperlukan dalam penlitian ini.

B. Desain Penelitian

Desain penelitian disini adalah rancangan penelitian dari awal sampai akhir penelitian, yaitu memberikan gambaran mengenai tahap-tahap perencanaan penelitian, pelaksanaan penelitian, pengumpulan data, analisis data hingga penulisan laporan penelitian. Adapun tahap-tahap yang dilakukan oleh peneliti adalah :

1. Tahap Pra-Lapangan

Aktivitas pertama yang dilakukan peneliti yaitu merencanakan penelitian yang akan diteliti dengan membuat proposal, setelah proposal disetujui oleh dosen pembimbing, selanjutnya peneliti membuat surat administrasi untuk melakukan observasi ke lembaga terkait yaitu LPK Yani 17 yang berada di jalan cibereum Jalan Kebon Kopi no.24b. Hal tersebut dilakukan peneliti dikarenakan agar memperoleh gambaran mengenai pokok permasalahan yang ada di lokasi, yang akan dijadikan lokasi penelitian. Selanjutnya peneliti menjelaskan maksud dan tujuan dilakukannya penelitian di LPK Yani 17.

Kemudian peneliti melakukan wawancara kepada Bpk. R. Eki somariyaki Kusumah sebagai pengelola dan pimpinan cabang di LPK Yani 17, proses wawancara dilakukan dari bulan september sampai bulan januari yang dilakukan sebanyak 4 kali pertemuan, dari setiap kali pertemuan proses wawancara dilakukan selama 1 jam.


(24)

32

Agustina Nooresa, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Mandiri Dalam Meningkatkan Keterampilan Menjahit Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pada tahap ini, peneliti mencari informasi secara menyeluruh dan mendalam untuk mengenal lebih dekat subjek yang akan diteliti, peneliti melakukan pendekatan terlebih dahulu terhadapat lingkungan yang akan diteliti di LPK Yani 17 Cimahi, dari mulai persiapan sebelum pembelajaran, kegiatan pembelajarannya, dan evaluasi pembelajaran, setelah itu peneliti menentukan fokus masalah penelitian, pemilihan narasumber untukmendapatkan jawaban yang akan ditanyakan oleh peneliti, metode penelitian. Setelah peneliti menentukan hal tersebut, penelitati menyusun instrumen penelitian untuk mempermudah proses pengumulan data yang ada di lapangan dan menghasilkan kesimpulan.

3. Tahap Analisis Data

Pada tahap ini, peneliti menganalisis data yang telah didapat dari narasumber yang telah diwawancarai dan berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di LPK Yani 17 Cimahi karena, tahap ini merupakan tahap yang sangat berpengaruh dalam penelitian ini, hasil data yang didapat merupakan jawaban dari permasalahan yang peneliti cari. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode analisis deskriptif, metode yang digunakan dalam usaha mencari dan mengumpulkan data, menyusun, menggunakan serta menafsirkan data yang sudash dimiliki untuk diuraikan secara lengkap, teratur dan teliti terhadap suatu objek penelitian.

4. Tahap Penulisan Laporan

Pada tahap ini penulis mengumpulkan data, menganalisis data selama proses penelitian dilakukan dan data yang didapat sudah sesuai dengan apa yang diharapkan. Selanjutnya, data yang sudah didapatkan diolah oleh peneliti dengan membandingkan teori empirik dan teoritik. Data data yang sudah terkumpul dijadikan sebuah laporan akhir yang dilakukan setelah semuanya terpenuhi. Tahapan ini merupakan tahap akhir penyusunan hasil penelitian, setelah berkonsultasi dengan pembimbing dan disetujui untuk diujikan, serta laporan pun


(25)

33

Agustina Nooresa, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Mandiri Dalam Meningkatkan Keterampilan Menjahit Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dibuat sesuai dengan pedoman penulisan karya tulis ilmiah yang berlaku di Universitas.

C. Metode Penelitian

Dalam sebuah penelitian, tentunya tidak terlepas dari metode penelitian. Secara umum metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmu untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Sugiyono (2010:6) menjelaskan bahwa :

Metode penelitian pendidikan dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan dan dibuktikan, suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan.

Dilihat dari pengertian diatas dapat kita simpulkan peneliti menggunakan metode deskriptif dalam penelitiannya. Menurut Suharsimi Arikunto (2003:309), metode deskriptif merupakan penelitian yang dimaksud untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada, yaitu keadaan gejala menurut adanya pada saat dilakukan penelitian. Dalam penelitian deskriptif hanya diperlukan gambaran apa adanya tentang keadaan yang terjadi.

Adapun yang dimaksud dengan metode deskriptif pada penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan metode pembelajaran mandiri dalam meningkatkan keterampilan menjahit peserta didik di LKP Yani 17 Cimahi. Dalam penulisannya pun lebih mengarah kepada pengumpulan dan penyusunan data mengenai proses pembelajaran di Lembaga Pelatihan dan Kursus Menjahit Yani 17, pelaksanaan


(26)

34

Agustina Nooresa, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Mandiri Dalam Meningkatkan Keterampilan Menjahit Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penerapan model pembelajaran mandiri dalam meningkatkan keterampilan peserta, hambatan dan pendukung pelaksanaan penerapan model penerapan pembelajaran mandiri.

Pendekatan kualitatif digunakan untuk melibatkan peneliti dalam kehidupan nyata subjek yang diteliti yaitu dengan ikut serta dalam pelaksanaan dengan mengumpulkan data yang relevan dan sesuai dengan fokus yang masalah yang diteliti, yaitu mengenai penerapan model pembelajaran mandiri dalam meningkatkan keterampilan menjahit. Dengan menjelaskan mengenai proses pembelajaran di Lembaga Pelatihan dan Kursus Menjahit Yani 17, pelaksanaan penerapan model pembelajaran mandiri dalam meningkatkan keterampilan peserta, hambatan dan pendukung pelaksanaan penerapan model penerapan pembelajaran mandiri.

D. Definisi Oprasional

Untuk menghindari terjadinya kekeliruan dalam menafsirkan istilah-istilah yang terdapat dalam penulisan, maka penulis memberikan penjelasan umum maupun operasional, yaitu sebagai berikut :

1. Model Pembelajaran

Strategi menurut Kemp (1995) adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.

Sedangkan model-model pembelajaran sendiri biasanya disusun berdasarkan berbagai prinsip atau teori pengetahuan. Menurut Joyce dan Weil model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain (joyce & weil, 1980:1).


(27)

35

Agustina Nooresa, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Mandiri Dalam Meningkatkan Keterampilan Menjahit Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Menurut Dave Meier dalam Rusman (2012 ; 373) model SAVI merupakan Somati, Auditori, Visual, dan Intelektual. Somatis artinya belajar dengan bergerak dan berbuat. Auditoria artinya belajar dengan berbicara dan mendengar. Visual artinya belajar mengamati dan menggambarkan. Intelektual artinya belajar dengan memecahkan masalah dan menerangkan. 3. Pembelajaran Mandiri

Menurut Wedemeyer (1983) dalam buku rusman (2012;353) mengemukakan peserta didik yang belajar secara mandiri mempunyai kebebasan untuk belajar tanpa harus menghadiri pembelajaran yang diberikan guru/pendidik di kelas.

Kemandirian dalam belajar ini menurut Wedemeyer (1983) perlu diberikan kepada peserta didik supaya mereka mempunyai tanggung jawabdalam mengatur dan mendisiplinkan dirinya dan dalam mengembangkan kemampuan belajar atas kemauan sendiri.

Sejalan dengan Weydemer, Moore (1983) berpendapat bahwa ciri utama suatu proses pembelajaran mandiri ialah adanya kesempatan yang diberikan kepada peserta didik untuk ikut menentukan tujuan, sumber, dan evaluasi belajarnya. Karena itu, program pembelajaran mandiri dapat diklasifikasikan berdasarkan besar kecilnya kebebasan (otonom) yang diberikan kepada peserta didik untuk menentukan program pembelajaran.

Belajar mandiri tidak berarti belajar sendiri (Panen,1997). Belajar mandiri bukan merupakan usaha untuk mengasingkan peserta didik dari teman belajarnya dan dari guru/instruktur. Hal yang terpenting dalam proses belajar mandiri ialah peningkatan kemampuan dan keterampilan peserta didik dalam proses belajar tanpa bantuan orang lain, sehingga pada akhirnya peserta didik tidak tergantung pada guru/pendidik, pembimbing, teman atau orang lain dalam belajar.


(28)

36

Agustina Nooresa, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Mandiri Dalam Meningkatkan Keterampilan Menjahit Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Peserta didik menurut pasal 1 ayat 44 UU RI No.20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional, peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan dirinya melalui proses pendidikan pada jalur jenjang dan jenis pendidikan tertentu.

5. Keterampilan Menjahit

Pelatihan Menjahit merupakan salah satu program pelatihan yang memiliki waktu belajar jangka pendek yang dilakukan secara efektif dan efisian. Waktu yang relaif singkat peserta didik dapat dengan cepat menguasai kecakapan hidup di bidang menjahit.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat bantu dalam penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data dan informasi mengenai fenomena-fenomena alam maupun sosial yang diamati. Seperti ditegaskan oleh Suharsini Arikunto (2000:134) bahwa instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatan tersebut menjadi senantiasa dan mudah.

Menurut Djam’an Satori (2012:90) menyatakan bahwa :

Instrumen penelitian kualitatif adalah human instrument atau manusia sebagai informan maupun mencari dan instrumen utama penelitian kualitatif adalah peneliti itu sendiri sebagai ujung tombak pengumpulan data (instrumen).


(29)

37

Agustina Nooresa, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Mandiri Dalam Meningkatkan Keterampilan Menjahit Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Seperti yang telah telah dijelaskan sebelumnya bahwa instrumen penelitian yaitu peneliti itu sendiri, oleh karena itu pun peneliti menjadi instrumen penelitian tunggal.

1. Penyusunan Kisi-Kisi Penelitian

Dalam penyusunan kisi-kisi penelitian, peneliti menentukan aspek yang akan diteliti sesuai dengan pernyataan penelitian. Setelah itu, menentukan menentukan indikator dari aspek yang akan diteliti.

2. Penyusunan Instrumen Wawancara

Instrumen wawancara adalah berupa pertanyaan-pertanyaan yang akan dtanyakan kepada responden untuk memperoleh data dan informasi mengenai penelitian, dapat dilihat dalam lampiran yang telah dilampirkan oleh peneliti.

3. Penyusunan Instrumen Observasi

Instrumen observasi disusun untuk mengetahui data-data yang tidak bisa didapatkan dengan cara wawancara melainkan dengan cara pengamatan.

Instrumen Observasi untuk Peserta Didik

Tabel 3.1

No Deskripsi Nilai

1 2 3 4

1. Paham mode

2. Pengetahuan perkakas

3. Cara membuat pola sebenarnya (mematrun) 4. Mengukur


(30)

38

Agustina Nooresa, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Mandiri Dalam Meningkatkan Keterampilan Menjahit Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6. Menjahit Ket :

1 = Tidak terampil 2 = Kurang terampil 3 = Terampil 4 = Sangat terampil

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan (Sugiyono, 2012:224). Dalam penelitian kualitatif, peneliti diharuskan mengamati prosesnya secara langsung kelapangan untuk memperoleh data.

Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti adalah wawancara, observasi dan dokumentasi. Dengan menggunakan teknik pengumpulan data tersebut diharapkan informasi yang didapatkan sesuai tujuan peneliti. Untuk pengumpulan data yang dibutuhkan, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :

1. Wawancara

Wawancara adalah dialog langsung atara yang diwawancarai dengan yang diwawancarai. Menurut Djam’an Satori dkk (2012:130) wawancara adalah suatu teknik pengumpulan data untuk mendapatkan informasi yang digali dari sumber data langsung melalui percakapan atau tanya jawab. Pada penelitian ini peneliti bermaksud mewawancari pengelola pelatihan menjahit (pipimpinan cabang), instruktur pelatihan menjahit di LPK Yani 17 untuk memperoleh data mengenai proses penerapan metode pembelajaran mandiri yang dilaksanakan di lembaga tersebut.


(31)

39

Agustina Nooresa, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Mandiri Dalam Meningkatkan Keterampilan Menjahit Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Observasi adalah pengamatan terhadap suatu obyek yang diteliti baik secara langsung maupun tidak langsung untuk memperoleh data yang harus dikumpulkan dalam penelitian (Djam’an Satori, 2012:105). Pada penelitian ini, peneliti menggunakan teknik observasi yang bertujuan mendapatkan data yang akurat sesuai kenyataan yang peneliti lihat di lokasi pelatihan LPK Yani 17, mengetahui gambaran mengenai penyelenggaraan proses pembelajaran di tempat tersebut. 3. Dokumentasi

Studi dokumentasi merupakan pelengkap dari teknik pengumpulan data wawancara dan observasi dalam penelitian kualitatif. Menurut Djuam’an Satori (2012:149) pengertian studi dokumentasi :

Studi dokumentasi yaitu mengumpulkan dokumen dan data-data yang diperlukan dalam permasalahan penelitian lalu ditelaah secara intens sehingga dapat mendukung dan menambah kepercayaan dan pembuktian suatu kejadian.

Teknik pengumpulan data studi dokumentasi digunakan oleh peneliti yang ditujukan untuk memperoleh data mengenai, profil lembaga, kegiatan proses pembelajaran peserta didik reguler.

A.Triangulasi Data

Sugiyono (2012: 241) triangulasi diartikan “sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dari

sumber yang telah ada”. Peneliti menggunakan teknik pengumpulan data ini dan

mengumpulkan data yang sebenarnya dan menguji kredibilitas data yang telah di dapatkannya..

Pada teknik ini, peneliti mengumpulkan data dari pengumpulan data yang berbeda-beda, yaitu peneliti menggunakan observasi pasif pada awal penelitian, wawancara kepada subjek-subjek dan informan penelitian, dan melakukan dokumentasi dari hasil penelitian yang dilakukan..


(32)

40

Agustina Nooresa, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Mandiri Dalam Meningkatkan Keterampilan Menjahit Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Analisis data kualitatif bersifat induktif, yaitu analisis tersebut berdasarkan pada data yang telah diperoleh peneliti berdasarkan teknik pengumpulan data yang digunakan selanjutnya dikembangkan menjadi sebuah hipotesis. Berdasarkan hipotesis yang ada lalu dirumuskan dan disimpulkan apakah data tersebut dapat diterima ataupun di tolak .

Karena lebih jelasnya Nasution dalam Sugiyono (2012: 244) mengemukakan analisis data kualitatif adalah “Proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, serta membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain”.

Pengolahan dan analisis data dalam penelitian ini yaitu dengan langkah-langkah yang dikemukakan oleh Sugiyono (2012: 247-252) sebagai berikut :

1. Data Reduction (Reduksi Data)

Reduksi Data diperoleh dari data yang terjadi di lapangan yang jumlahnya cukup banyak. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya. Demikian pula dalam penelitian ini, peneliti merangkum dan memilah milih data yang diperoleh dari lapangan kemudian menyimpulkan data yang telah menjadi fokus pernasalahan penelitian.

2. Data Display (Penyajian Data)

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Dalam hal ini Miles and Huberman dalam Sugiyono (2012:249) menyatakan “the most


(33)

41

Agustina Nooresa, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Mandiri Dalam Meningkatkan Keterampilan Menjahit Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

frequent form of display data for qualitative research data in the past has been narrative text”. Yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.

Untuk menghindari hal-hal yang bersifat memihak atau tidak berdasar, maka peneliti akan melakukan klarifikasi data serta memberikan penggolongan kembali data sesuai dengan fokus permasalahan yang diajukan dalam pertanyaan penelitian yang dilakukan kepada sumber data.

3. Conclusion Drawing/ verification

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles and Huberman dalam Sugiyono (2012: 252) adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif bersifat sementara, dengan demikian kesimpulan dalam penelitian kualitatif, mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak.

Penarikan kesimpulan pada penelitian ini merupakan penarikan kesimpulan secara menyeluruh selama peneliti menemukan data di lapangan. Kemudian kesimpulan yang ada senantiasa di verifikasi selama proses penelitian berlangsung, yaitu peninjauan ulang terhadap data yang telah diperoleh dari hasil lapangan bersama dengan sumber data di lapangan. Sumber data yang terlibat dalam penelitian ini adalah peserta pelatihan, narasumber serta kasi resosialisasi atau pengelola pelatihan.


(34)

Agustina Nooresa, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Mandiri Dalam Meningkatkan Keterampilan Menjahit Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

Dalam bab ini peneliti akan mengemukakan kesimpulan dan saran berdasarkan temuan hasil penelitian dan uraian bab-bab sebelumnya mengenai masalah yang diteliti yaitu : “ Penerapan Model Pembelajaran Mandiri Dalam Meningkatkan Keterampilan Menjahit Peserta Didik (Studi pada Peserta Didik Reguler Lembaga Pelatihan dan Kursus Menjahit Yani 17 Cimahi)”

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis yang di paparkan pada bab IV peneliti dapat menyimpulkan hasil penelitian sebagai berikut :

1. Proses Pembelajaran dalam Meningkatkan Keterampilan Menjahit Peserta Didik Dalam proses pembelajarannya Lembaga Pelatihan dan Kursus Menjahit Yani 17 melakukan proses perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Proses perencanaan yang dilakukan oleh Lembaga Pelatihan dan Kursus Menjahit Yani yaitu meliputi perencanaan tujuan, instruktur, kurikulum, pengalokasian waktu, materi, peserta, sarana dan prasarana, sumber belajar dan sumber biaya. Tujuan proses pembelajaran di lembaga tersebut yaitu menghasilkan lulusan yang dapat bersaing di dunia pekerjaan, selain itu dapat bekerja secara mandiri dan tidak mengandalkan oranglain, kurikulum yang digunakan dalam proses pembelajaran sudah ditetapkan oleh Lembaga Pelatihan dan Kursus Yani Pusat sebagai kepala Lembaga Yani, sedangkan untuk instruktur selebihnya proses perekrutannya di serahkan kepada LPK Yani Pusat, sasaran pelatihan dan kursus ini membebaskan dari semua kalangan, sumber belajar yang digunakan yaitu modul yang telah diberikan kepada LPK Yani 17. Dalam pelaksanaannya LPK Yani 17 menerapkan metode pembelajaran eksperimen oleh karena itu instruktur membebaskan peserta melakukanproses pembelajaran dari pengelolaan kelas. Sedangkan untuk proses evaluasi dsatu bulan sekali, aspek yang di evaluasi yaitu peserta didik, dan proses pembelajaran yaitu penerapan model pembelajaran mandiri.


(35)

Agustina Nooresa, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Mandiri Dalam Meningkatkan Keterampilan Menjahit Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam proses pembelajarannya Lembaga Pelatihan dan Kursus Menjahit Yani 17 khususnya instruktur menerapkan model pembelajaran mandiri yaitu model SAVI (Somatis,

Auditori, Visual, Dan Intelektual)penerapan model tersebut meliputi persiapan atau

pemberian motivasi yang dilakukan instruktur kepada peserta didik, pemberian motivasi tersebut dilaksanakan sesuai kebutuhan peserta didik, jika peserta didik sudah terlihat malas dalam melaksanakan proses pembelajaran, instruktur lalu melakukan motivasi agar peserta tersebut dapat giat belajar, selanjutnya instruktur memberikan materi yang akan dikerjakan tetapi materi yang diberikan hanya sebagian hal tersebut agar peserta dapat mengaplikasian materi yang diberikan secara mandiri, setelah pengaplikasian tugas yang diberikan instruktur merefleksikan tugas yang telah dikerjakan oleh peserta didik, refleksi tersebut dilakukan secara individual agar peserta lebih memahami.

3. Hasil Penerapan Model Pembelajaran Mandiri

Untuk melihat hasil penerapan model pembelajaran mandiri di Lembaga Pelatihan Dan Kursus Menjahi Yani 17 cimahi peneliti melihat aspek kognitif dan psikomotorik peserta didik, aspek kognitif tersebut yaitu pre-test dan post-test, dari hasil tersebut dapat dilihat adanya peningkatkan pengetahuan peserta didik di Lembaga Pelatihan Dan Kursus Menjahit Yani 17 Cimahi. Sedangkan untuk aspek psikomotorik peserta didik terdapat peningkatan keterampilan yang baik pula hal tersebut dilihat dari kemampuan peserta didik dalam menghasilkan pakaian yang dikerjakan.

4. Faktor Pendukung Dan Penghambat Dalam Penerapan Model Mandiri

Faktor pendukung dalam penerapan model mandiri yang dilakukan di lembaga ini yaitu : a. LPK menghasilkan lulusan yang berkompeten di bidang menjahit sehingga banyak

perusahaan yang mau menerima lulusan dari LPK.

b. Dalam proses pembelajaran, LPK menerapkan metode pembelajaran eksperimental dan mandiri, hal ini membuat peserta dapat mandiri .

c. LPK memfasilitasi peserta dengan sarana dan prasarana yang menunjang proses pembelajaran .

d. Peserta didik di LPK Yani 17 merupakan peserta dengan usia produktif sehingga penerapannya dapat berjalan dengan baik.


(36)

Agustina Nooresa, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Mandiri Dalam Meningkatkan Keterampilan Menjahit Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Selain faktor pendukung terdapat pula faktor penghambat dalam penerapan model pembelajaran di LPK Yani 17 Cimahi, faktor penghambat tersebut yaitu :

a. Kurangnya sumber daya manusia (instruktur) sehingga jika peserta banyak yang memiliki masalah peserta harus menunggu instruktur cukup lama, hal ini dapat memakan waktu pengerjaan tugas peserta.

b. Tidak diberikannya modul kepada peserta sehingga peserta harus menulis materi terlebih dahulu .

c. Dalam standar kurikulum pemerintah, terdapat point Melaksanakan prosedur keselamatan kerja, sedangkan dalam penerapannya lembaga tersebut tidak menerapkan prosedur tersebut.

2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian mengenai gambaran proses pembelajaran, penerapan model pembelajaran mandiri, hasil penerapan model pembelajaran mandiri dan faktor pendukung dan penghambat penerapan model pembelajaran mandiri. Menunjukan bahwa pelatihan dan penerapan model pembelajaran mandiri sudah berjalan dengan baik, Akan tetapidalambeberapahalmasihterdapatkekurangan. Olehkarenaitupenelitimengajukan saran kepada pihak-pihak terkait sebagaisebagaiberikut:

1. Peserta kursus

Untuk peserta kursus diharapkan lebih giat lagi dalam pelaksanaan proses pembelajaran, sehingga tujuan yang diinginkan tercapai dengan baik. Selain itu, hal ini dapat menjadikan keungtungan bagi peserta dikemudian hari.

2. Lembaga Pelatihan dan Kursus Yani 17

Diharapkan kepada pihak lembaga menambahkan sumberdaya manusia yaitu instruktur agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan lebih baik, selain itu lebih di perbanyak tes-tes yang dilakukan kepada peserta agar peserta sering berlatih, melakukan kerjasama dengan perusahaan untuk menyalurkan lulusan dari lembaga tersebut dan terakhir untuk evaluasinya diharapkan lembaga melakukan evaluasi sendiri secara berkala.


(37)

Agustina Nooresa, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Mandiri Dalam Meningkatkan Keterampilan Menjahit Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi lembaga terkait, masyarakat luas dan terutama bagi peneliti, selain itu menjadi referensi bagi peneliti-peneliti lain dalam memperdalam pembahasan mengenai penerapan metode pembelajaran yang dilaksanakan di lembaga tersebut.


(38)

Agustina Nooresa, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Mandiri Dalam Meningkatkan Keterampilan Menjahit Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Buku :

Arikunto, Suharsimi (2000). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta

Kamil, Mustofa. 2012. Model Pendidikan Dan Pelatihan: Konsep dan Aplikasi. Bandung: Alfabeta.

Marzuki, S. M. (2012). Pendidikan Nonformal: Dimensi dalam Keaksaraan Fungsional,Pelatihan, dan Andragogi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sudjana D. (2004). Pendidikan Nonformal. Bandung: Falah Production.

_______. (2001). Pendidikan Nonformal Wawasan, Sejarah, Perkembangan Filsafat, Teori

Pendukung, Asas. Bandung : Falah Production

_______. (2007). Sistem dan Manajemen Pelatihan , teori dan aplikasi. Bandung: Falah Production

_______. (2010). Manajemen Program Pendidikan : Untuk Pendidikan dan Pengembangan

Sumber Daya Manusia. Bandung: Falah Production.

Moleong, L. J. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Nazir, M. 2009. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Rusman. (2012). Model-model pembelajaran : mengembangkan profesional guru. Jakarta : PT.RajaGrafindo Persada

Sugiyono.2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&B. Bandung: Alfabeta. Soetopo, H. (2012). Perilaku Organisasi. Jakarta : Erlangga

Zain Aswan,dkk (1995). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta Tirtarahardja dan Sula (2000). Pengantar Pendidikan. Jakarta : PT. Rineka Cipta

Artikel :


(39)

Agustina Nooresa, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Mandiri Dalam Meningkatkan Keterampilan Menjahit Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Undang-Undang No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional

Skripsi :

Khairunnisa, Fitriani, (2014). Studi Deskriptif Pelatihan Kemandirian Bagi Klien Tuna

Netra Psbn (Panti Sosial Bina Netra) Wyata Guna Sebagai Upaya Meningkatkan Motivasi Bekerja. Skripsi PLS UPI: Tersedia:www.repositoryupi.com

Sri, Mulyani (2013). Strategi Instruktur dalam Proses Pembelajaran Keterampilan Menjahit

Kilat Bagi Peserta Didik pada Lembaga Pelatihan dan Keterampilan di LPK Yani 17 Kelurahan Cibereum Kecamatan Cimahi Selatan Kota Cimahi. Skripsi FKIP UNBAR: Tidak

diterbitkan

Daniati (2013). Studi Evaluasi Program Pendampingan Pada Anak Konflik Hukum Melalui

Keterampilan Pengolahan Limbah Plastik di Rutan Kelas I Kebon Waru. Skripsi PLS UPI:

Tersedia:www.repositoryupi.com

Nurmadina, Putri, (2014). Keterampilan Bidang Boga Pada Pelaksanaan KKN Posdaya

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Tata Boga.Skripsi Pendidikan Tata Boga UPI:

Tersedia:www.repositoryupi.com

Gina, Yuliani. Efektivitas Pengelolaan Kursus Dan Pelatihan Menjahit Tingkat Dasar Dalam

Rangka Meningkatkan Kompetensi Lulusan ( Studi Deskriptif Di Lkp Ikhtiar Kemajuan Di Kecamatan Kalijati Kabupaten Subang). Skripsi PLS UPI : Tersedia:www.repositoryupi.com

Sumber Internet

(2015). Belajar Mandiri : Konsep dan Penerapan 2015. Available in :

http://www.academia.edu/9144888/BELAJAR_MANDIRI_KONSEP_DAN_PENERAPANNYA [ 11

Januari 2015 ]

www.Wikipedia.com

(2013). Available in : http://www.pakwen.blogspot.com/ [ 18 Januari 2015] (2013). Konsep Pendidikan. Availbale in :

http://www.nyil-unyiel.blogspot.com/2013/02/konsep-pendidikan.html [ 18 Januari 2015 ] (2008). Sistem Belajar mandiri. Available in : http://sn2dg.blogspot.com/ [18 januari 2015 ] (2014). Bicara Bersama. Available in : http://zigeljay.blogspot.com/ [19 januari 2015]


(40)

Agustina Nooresa, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Mandiri Dalam Meningkatkan Keterampilan Menjahit Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sumber Lainnya

Juknis Peraturan Pemerintah Nomor 73 tahun 1991 pasal 2 mengenai Tujuan Pendidikan

Luar Sekolah.


(1)

Agustina Nooresa, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Mandiri Dalam Meningkatkan Keterampilan Menjahit Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam proses pembelajarannya Lembaga Pelatihan dan Kursus Menjahit Yani 17 khususnya instruktur menerapkan model pembelajaran mandiri yaitu model SAVI (Somatis,

Auditori, Visual, Dan Intelektual)penerapan model tersebut meliputi persiapan atau

pemberian motivasi yang dilakukan instruktur kepada peserta didik, pemberian motivasi tersebut dilaksanakan sesuai kebutuhan peserta didik, jika peserta didik sudah terlihat malas dalam melaksanakan proses pembelajaran, instruktur lalu melakukan motivasi agar peserta tersebut dapat giat belajar, selanjutnya instruktur memberikan materi yang akan dikerjakan tetapi materi yang diberikan hanya sebagian hal tersebut agar peserta dapat mengaplikasian materi yang diberikan secara mandiri, setelah pengaplikasian tugas yang diberikan instruktur merefleksikan tugas yang telah dikerjakan oleh peserta didik, refleksi tersebut dilakukan secara individual agar peserta lebih memahami.

3. Hasil Penerapan Model Pembelajaran Mandiri

Untuk melihat hasil penerapan model pembelajaran mandiri di Lembaga Pelatihan Dan Kursus Menjahi Yani 17 cimahi peneliti melihat aspek kognitif dan psikomotorik peserta didik, aspek kognitif tersebut yaitu pre-test dan post-test, dari hasil tersebut dapat dilihat adanya peningkatkan pengetahuan peserta didik di Lembaga Pelatihan Dan Kursus Menjahit Yani 17 Cimahi. Sedangkan untuk aspek psikomotorik peserta didik terdapat peningkatan keterampilan yang baik pula hal tersebut dilihat dari kemampuan peserta didik dalam menghasilkan pakaian yang dikerjakan.

4. Faktor Pendukung Dan Penghambat Dalam Penerapan Model Mandiri

Faktor pendukung dalam penerapan model mandiri yang dilakukan di lembaga ini yaitu : a. LPK menghasilkan lulusan yang berkompeten di bidang menjahit sehingga banyak

perusahaan yang mau menerima lulusan dari LPK.

b. Dalam proses pembelajaran, LPK menerapkan metode pembelajaran eksperimental dan mandiri, hal ini membuat peserta dapat mandiri .

c. LPK memfasilitasi peserta dengan sarana dan prasarana yang menunjang proses pembelajaran .

d. Peserta didik di LPK Yani 17 merupakan peserta dengan usia produktif sehingga penerapannya dapat berjalan dengan baik.


(2)

Agustina Nooresa, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Mandiri Dalam Meningkatkan Keterampilan Menjahit Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Selain faktor pendukung terdapat pula faktor penghambat dalam penerapan model pembelajaran di LPK Yani 17 Cimahi, faktor penghambat tersebut yaitu :

a. Kurangnya sumber daya manusia (instruktur) sehingga jika peserta banyak yang memiliki masalah peserta harus menunggu instruktur cukup lama, hal ini dapat memakan waktu pengerjaan tugas peserta.

b. Tidak diberikannya modul kepada peserta sehingga peserta harus menulis materi terlebih dahulu .

c. Dalam standar kurikulum pemerintah, terdapat point Melaksanakan prosedur keselamatan kerja, sedangkan dalam penerapannya lembaga tersebut tidak menerapkan prosedur tersebut.

2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian mengenai gambaran proses pembelajaran, penerapan model pembelajaran mandiri, hasil penerapan model pembelajaran mandiri dan faktor pendukung dan penghambat penerapan model pembelajaran mandiri. Menunjukan bahwa pelatihan dan penerapan model pembelajaran mandiri sudah berjalan dengan baik, Akan tetapidalambeberapahalmasihterdapatkekurangan. Olehkarenaitupenelitimengajukan saran kepada pihak-pihak terkait sebagaisebagaiberikut:

1. Peserta kursus

Untuk peserta kursus diharapkan lebih giat lagi dalam pelaksanaan proses pembelajaran, sehingga tujuan yang diinginkan tercapai dengan baik. Selain itu, hal ini dapat menjadikan keungtungan bagi peserta dikemudian hari.

2. Lembaga Pelatihan dan Kursus Yani 17

Diharapkan kepada pihak lembaga menambahkan sumberdaya manusia yaitu instruktur agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan lebih baik, selain itu lebih di perbanyak tes-tes yang dilakukan kepada peserta agar peserta sering berlatih, melakukan kerjasama dengan perusahaan untuk menyalurkan lulusan dari lembaga tersebut dan terakhir untuk evaluasinya diharapkan lembaga melakukan evaluasi sendiri secara berkala.


(3)

Agustina Nooresa, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Mandiri Dalam Meningkatkan Keterampilan Menjahit Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi lembaga terkait, masyarakat luas dan terutama bagi peneliti, selain itu menjadi referensi bagi peneliti-peneliti lain dalam memperdalam pembahasan mengenai penerapan metode pembelajaran yang dilaksanakan di lembaga tersebut.


(4)

Agustina Nooresa, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Mandiri Dalam Meningkatkan Keterampilan Menjahit Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Buku :

Arikunto, Suharsimi (2000). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta

Kamil, Mustofa. 2012. Model Pendidikan Dan Pelatihan: Konsep dan Aplikasi. Bandung: Alfabeta.

Marzuki, S. M. (2012). Pendidikan Nonformal: Dimensi dalam Keaksaraan Fungsional,Pelatihan, dan Andragogi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sudjana D. (2004). Pendidikan Nonformal. Bandung: Falah Production.

_______. (2001). Pendidikan Nonformal Wawasan, Sejarah, Perkembangan Filsafat, Teori

Pendukung, Asas. Bandung : Falah Production

_______. (2007). Sistem dan Manajemen Pelatihan , teori dan aplikasi. Bandung: Falah Production

_______. (2010). Manajemen Program Pendidikan : Untuk Pendidikan dan Pengembangan

Sumber Daya Manusia. Bandung: Falah Production.

Moleong, L. J. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Nazir, M. 2009. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Rusman. (2012). Model-model pembelajaran : mengembangkan profesional guru. Jakarta : PT.RajaGrafindo Persada

Sugiyono.2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&B. Bandung: Alfabeta. Soetopo, H. (2012). Perilaku Organisasi. Jakarta : Erlangga

Zain Aswan,dkk (1995). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta Tirtarahardja dan Sula (2000). Pengantar Pendidikan. Jakarta : PT. Rineka Cipta

Artikel :


(5)

Agustina Nooresa, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Mandiri Dalam Meningkatkan Keterampilan Menjahit Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Undang-Undang No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional

Skripsi :

Khairunnisa, Fitriani, (2014). Studi Deskriptif Pelatihan Kemandirian Bagi Klien Tuna

Netra Psbn (Panti Sosial Bina Netra) Wyata Guna Sebagai Upaya Meningkatkan Motivasi Bekerja. Skripsi PLS UPI: Tersedia:www.repositoryupi.com

Sri, Mulyani (2013). Strategi Instruktur dalam Proses Pembelajaran Keterampilan Menjahit

Kilat Bagi Peserta Didik pada Lembaga Pelatihan dan Keterampilan di LPK Yani 17 Kelurahan Cibereum Kecamatan Cimahi Selatan Kota Cimahi. Skripsi FKIP UNBAR: Tidak

diterbitkan

Daniati (2013). Studi Evaluasi Program Pendampingan Pada Anak Konflik Hukum Melalui

Keterampilan Pengolahan Limbah Plastik di Rutan Kelas I Kebon Waru. Skripsi PLS UPI:

Tersedia:www.repositoryupi.com

Nurmadina, Putri, (2014). Keterampilan Bidang Boga Pada Pelaksanaan KKN Posdaya

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Tata Boga.Skripsi Pendidikan Tata Boga UPI:

Tersedia:www.repositoryupi.com

Gina, Yuliani. Efektivitas Pengelolaan Kursus Dan Pelatihan Menjahit Tingkat Dasar Dalam

Rangka Meningkatkan Kompetensi Lulusan ( Studi Deskriptif Di Lkp Ikhtiar Kemajuan Di Kecamatan Kalijati Kabupaten Subang). Skripsi PLS UPI : Tersedia:www.repositoryupi.com

Sumber Internet

(2015). Belajar Mandiri : Konsep dan Penerapan 2015. Available in :

http://www.academia.edu/9144888/BELAJAR_MANDIRI_KONSEP_DAN_PENERAPANNYA [ 11 Januari 2015 ]

www.Wikipedia.com

(2013). Available in : http://www.pakwen.blogspot.com/ [ 18 Januari 2015] (2013). Konsep Pendidikan. Availbale in :

http://www.nyil-unyiel.blogspot.com/2013/02/konsep-pendidikan.html [ 18 Januari 2015 ] (2008). Sistem Belajar mandiri. Available in : http://sn2dg.blogspot.com/ [18 januari 2015 ] (2014). Bicara Bersama. Available in : http://zigeljay.blogspot.com/ [19 januari 2015]


(6)

Agustina Nooresa, 2014

Penerapan Model Pembelajaran Mandiri Dalam Meningkatkan Keterampilan Menjahit Peserta Didik

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Sumber Lainnya

Juknis Peraturan Pemerintah Nomor 73 tahun 1991 pasal 2 mengenai Tujuan Pendidikan

Luar Sekolah.