PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA : Studi Eksperimen pada Kompetensi Dasar Memproses Surat/Dokumen pada Siswa Program Keahlian Administrasi Perkantoran Kelas XI di SMK Pasundan 1 Cimahi.

(1)

Qurannita Rustiani, 2013

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN NUMBERED

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN

HASIL BELAJAR SISWA

(Studi Eksperimen pada Kompetensi Dasar Memproses Surat/Dokumen pada Siswa Program Keahlian Administrasi

Perkantoran Kelas XI di SMK Pasundan 1 Cimahi) SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Manajemen Perkantoran

Oleh

QURANNITA RUSTIANI 0906740

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MANAJEMEN PERKANTORAN FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS


(2)

Qurannita Rustiani, 2013

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN NUMBERED

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN

HASIL BELAJAR SISWA

(Studi Eksperimen pada Kompetensi Dasar Memproses Surat/Dokumen pada Siswa Program Keahlian Administrasi

Perkantoran Kelas XI di SMK Pasundan 1 Cimahi)

Oleh

Qurannita Rustiani

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

© Qurannita Rustiani 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2013


(3)

Qurannita Rustiani, 2013

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN NUMBERED

dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis. LEMBAR PENGESAHAN

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

SISWA (Studi Eksperimen pada Kompetensi Dasar Memproses Surat/Dokumenpada Siswa Program Keahlian Administrasi

Perkantoran Kelas XI di SMK Pasundan 1 Cimahi).

Skripsi ini telah disetujui dan disahkan oleh :

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Hendri Winata, M,Si. NIP.1962061719881003

Hady Siti Hadijah, S.Pd. M.Si. NIP. 197201272006042001

Mengetahui, Ketua Program Studi

Pendidikan Manajemen Perkantoran

Dr. Rasto, M.Pd. NIP.197207112001121001


(4)

Qurannita Rustiani, 2013

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

SISWA (Studi Eksperimen pada Kompetensi Dasar Memproses Surat/Dokumenpada Siswa Program Keahlian Administrasi

Perkantoran Kelas XI di SMK Pasundan 1 Cimahi). Oleh :

Qurannita Rustiani 0906740

Skripsi ini dibimbing oleh :

Drs. Hendri Winata, M,Si. Dan Hady Siti Hadijah, S.Pd. M.Si.

Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar siswa terhadap materi pelajaran menangani surat/dokumen kantor pada siswa kelas XI Administrasi Perkantoran di SMK Pasundan 1 Cimahi, yang ditandai oleh banyaknya siswa yang belum mencapai kriteria ketuntasan minimal pada nilai ujian akhir semester untuk standar kompetensi tersebut.

Penelitian ini merupakan studi kuasi yang bertujuan untuk melihat apakah hasil belajar siswa terhadap materi pelajaran pada kelas yang diberi treatment metode Numbered Heads Together berbeda dibanding mereka yang tidak diberi treatment pada proses pembelajaran kompetensi dasar memproses surat/dokumen kantor di kelas XI AP SMK Pasundan 1 Cimahi. Penelitian ini terdiri dari dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen diberi penerapan metode Numbered Heads Together, kelas kontrol diberi penerapan metode diskusi kelompok kecil. Penelitian ini menggunakan metode Quasi experimental design, tepatnya adalah Non equivalent control group design, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah pemberian pretest dan posttest, wawancara, dan lembar observasi. Teknik analisis yang digunakan adalah uji beda rata-rata.

Berdasarkan hasil belajar diperoleh bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara siswa pada kelas dengan penerapan metode Numbered Heads Together dan siswa pada kelas dengan penerapan metode diskusi pada kompetensi dasar memproses surat/dokumen kantor.


(5)

Qurannita Rustiani, 2013

IMPLEMENTATION OF NUMBERED HEADS TOGETHER METHOD FOR ENHANCING LEARNING OUTCOMES OF STUDENTS (Eksperimental learning on base competency “apply a procedure document / letter” in the office administration skills program

SMK Pasundan 1 Cimahi)

By :

Qurannita Rustiani 0906740

This term paper were guided by :

Drs. Hendri Winata, M,Si. Dan Hady Siti Hadijah, S.Pd. M.Si. Issue that were studied in this research is the low of learning outcomes of students regarding a substance of mail handling lessons in XI Office Administration skills program of SMK Pasundan 1 Cimahi, that were indicated by quite a few of students were not getting yet the minimum graduation criteria for those lesson.

This research is a quasi experimental design which have purpose for looking whether the learning outcomes of students regarding lessons in the class that given a treatment Numbered Heads Together method are getting higher than the class that not given by the same treatment in learning

process of based competency “apply a procedure a document/ letter“ in XI

Office Administration skills program SMK Pasundan 1 Cimahi.

The research consisted of two groups, the first group is the experimental class and the second group is the controller class. Experimental class will be applying by Numbered heads together method, the controller class will be applying by little group discussion method. This research is using Quasi experimental design, exactly Nonequivalent Control Group Design. Pretest and posttest, interviewing, and observation guide will be the techniques for collecting the data. Analysis techniques that will be used were the average difference test.

Based on the study implementation, can be concluded there are a different learning outcomes of students between the students with methods numbered heads together applied and them who are not given by the same method (little group discussion) on based competency “apply a procedure a


(6)

Qurannita Rustiani, 2013 1 Cimahi.


(7)

Qurannita Rustiani, 2013

LEMBAR PENGESAHAN ... Error! Bookmark not defined. LEMBAR PERNYATAAN ... Error! Bookmark not defined. ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined.

ABSTRACT ... Error! Bookmark not defined. KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined. UCAPAN TERIMA KASIH ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR ISI... 1

DAFTAR TABEL ... Error! Bookmark not defined. DAFTAR GAMBAR ... Error! Bookmark not defined. BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined. 1.1 Latar Belakang Masalah ... Error! Bookmark not defined.

1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined.

1.3 Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

1.4 Kegunaan Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

1.4.1. Kegunaan Teoritis ... Error! Bookmark not defined.

1.4.2. Kegunaan Praktis ... Error! Bookmark not defined.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN

HIPOTESIS ... Error! Bookmark not defined. 2.1. Kajian Pustaka ... Error! Bookmark not defined.

2.1.1. Strategi dan Model Mengajar ... Error! Bookmark not defined.

2.1.2. Model Pembelajaran Cooperative Learning ... Error! Bookmark not defined.

2.1.3. Metode Pembelajaran Numbered Heads Together. ... Error! Bookmark not defined.

2.1.4. Metode Pembelajaran Diskusi ... Error! Bookmark not defined.

2.1.5. Belajar dan Hasil Belajar ... Error! Bookmark not defined.

2.1.6. Hasil Penelitian Terdahulu ... Error! Bookmark not defined.

2.2. Kerangka Pemikiran ... Error! Bookmark not defined.


(8)

Qurannita Rustiani, 2013

3.1 Desain Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

3.3 Populasi dan Sampel ... Error! Bookmark not defined.

3.4 Alur Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

3.5 Teknik Pengumpulan data ... Error! Bookmark not defined.

3.6. Uji Instrumen ... Error! Bookmark not defined.9

3.6.1. Uji Validitas Instrumen ... Error! Bookmark not defined.

3.6.2. Uji Reliabilitas Instrumen ... Error! Bookmark not defined.

3.6.3. Uji Tingkat Kesukaran Soal ... Error! Bookmark not defined.3

3.6.4. Daya Pembeda Instrumen ... Error! Bookmark not defined.

3.7. Teknik Analisis Data ... Error! Bookmark not defined.

3.7.1. Uji Normalitas ... Error! Bookmark not defined.

3.7.2. Uji Homogenitas ... Error! Bookmark not defined.

3.7.3. Perhitungan Skor Gain Ternormalisasi ... Error! Bookmark not defined.

3.7.4. Uji Hipotesis ... 70

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Error! Bookmark not defined.5 4.1 Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined.5

4.1.1 Profil Sekolah ... Error! Bookmark not defined.5

4.1.2 Hasil Pengujian Instrumen ... 80

4.1.3 Deskripsi Data ... Error! Bookmark not defined.

4.1.4. Hasil Analisis Data ... Error! Bookmark not defined.

4.2 Pembahasan Terdapat Perbedaan Hasil Belajar Siswa Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Numbered Heads Together (NHT) dan Hasil Belajar Siswa Dengan Metode

Diskusi Kelompok Kecil ... Error! Bookmark not defined.

4.3 Keterbatasan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... Error! Bookmark not defined. 5.1 Kesimpulan ... Error! Bookmark not defined.

5.2. Saran-saran ... Error! Bookmark not defined.


(9)

(10)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Salah satu masalah yang menarik untuk dikaji berkaitan dengan penyelenggaraan proses pembelajaran yang baik adalah mengenai hasil belajar siswa, salah satu lembaga pendidikan yang dituntut untuk menghasilkan siswa yang berprestasi di bidang akademik adalah SMK Pasundan 1 Cimahi.

SMK Pasundan 1 Cimahi merupakan lembaga pendidikan yang menaungi pelaksanaan proses pembelajaran, hal ini kemudian membuat posisi SMK Pasundan 1 Cimahi menjadi sangat memperhitungkan berbagai cara untuk menghasilkan lulusan-lulusan yang memiliki prestasi di bidang akademik, salah satu hal yang dapat mencerminkan tercapainya prestasi belajar siswa adalah melalui penilaian hasil belajar.

Hasil belajar siswa dapat dikatakan sebagai kemampuan yang dimiliki siswa setelah proses pembelajaran dilaksanakan, kemampuan tersebut bisa terlihat pada ranah kognitif (sesuai bidang studi), ranah afektif (sesuai jenis nilai, norma dan perilaku) maupun ranah psikomotorik siswa (sesuai dengan keterampilan yang diajarkan). Hal tersebut sejalan dengan pernyataan dari Dimyati & Mudjiono (2006,250-251) yang mengungkapkan bahwa:

Hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi, yaitu dari sisi siswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan “tingkat


(11)

-belajar. “Tingkat perkembangan mental” tersebut terkait dengan bahan

pelajaran.

Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat terselesaikannya bahan pelajaran.

Hasil belajar siswa pada setiap standar kompetensi baru dapat dikatakan terpenuhi apabila telah mencapai nilai sesuai atau melebihi KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum), namun saat ini, di SMK Pasundan 1 Cimahi masih terdapat fenomena yang menunjukan masih belum optimalnya proses belajar mengajar, hal tersebut dapat terlihat dari banyaknya siswa yang belum mampu mencapai nilai sesuai bahkan melebihi KKM pada mata pelajaran tertentu.

Setelah melaksanakan observasi prapenelitian, salah satu standar kompetensi yang masih dirasa belum optimal dalam proses pembelajarannya adalah standar kompetensi menangani surat/dokumen kantor, peneliti menemukan bahwa hasil belajar siswa kelas XI Jurusan Administrasi Perkantoran (AP) di SMK Pasundan 1 Cimahi untuk standar kompetensi menangani surat/dokumen kantor masih dapat dikatakan rendah.

Nilai pada standar kompetensi tersebut dapat dikatakan masih belum memuaskan, hal tersebut dapat dilihat dari tabel berikut ini:

Tabel 1.1

Nilai Ujian Akhir Semester

Standar Kompetensi Menangani Surat/Dokumen Kantor Tahun Pelajaran 2010-2011

No Kelas KKM Nilai Presentase di

Bawah KKM

Jumlah Siswa >91 81>90 70>80 <70

Tahun 2010/2011


(12)

2 XI AP 2 70 1 10 18 14 33% 43

3 XI AP 3 70 0 9 20 11 28% 40

Nilai Ujian Akhir Semester

Standar Kompetensi Menangani Surat/Dokumen Kantor Tahun Pelajaran 2011 s.d 2012

No Kelas KKM Nilai Presentase di

Bawah KKM

Jumlah Siswa >91 81>90 70>80 <70

Tahun 2011/2012

1 XI AP 1 70 1 11 16 11 28% 39

2 XI AP 2 70 1 4 21 12 32% 38

3 XI AP 3 70 0 13 15 10 36% 38

Nilai Ujian Akhir Semester

Standar Kompetensi Menangani Surat/Dokumen Kantor Tahun Pelajaran 2012 s.d 2013

No Kelas KKM Nilai Presentase di

Bawah KKM

Jumlah Siswa >91 81>90 75>80 <74

Tahun 2012/2013

1 XI AP 1 75 1 1 0 37 95% 39

2 XI AP 2 75 0 0 4 35 90% 39

Sumber : Data pra penelitian yang diolah

Hasil nilai ujian akhir sekolah dalam kurun waktu tiga tahun apabila diinterpretasikan kedalam grafik maka dapat digambarkan sebagai berikut:

Dalam tiga tahun terakhir, dari data diatas dapat dilihat bahwa hasil belajar siswa pada standar kompetensi tersebut mengalami fluktuasi yang cukup

0,00% 50,00% 100,00%

2010-2011 2011-2012 2012-2013

XI AP 1 19,00% 28,00% 95,00%

XI AP 2 33,00% 32,00% 90,00%

XI AP 3 28,00% 36,00% 0


(13)

signifikan. Hal tersebut dapat dilihat dari prosentase nilai siswa dibawah KKM, untuk kelas XI AP 1 dari tahun ajaran 2010-2011 siswa yang dibawah KKM berkisar 19%, kemudian naik sebesar 9% menjadi 28% di tahun ajaran 2011-2012 dan terus meningkat drastis sebesar 67% menjadi hampir 95% untuk siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM pada tahun ajaran 2012-2013.

Hal tersebut juga terjadi di kelas XI AP 2, dimana prosentase siswa di bawah KKM pada tahun ajaran 2010-2011 sebesar 33% dan menurun1% menjadi 32% pada tahun ajaran 2011-2012, sama seperti kelas XI AP 1 di tahun ajaran 2012-2013 prosentase siswa yang memperoleh nilai dibawah KKM melonjak drastis sebesar 58% menjadi 90%.

Untuk kelas XI AP 3 pada tahun ajaran 2010-2011 prosentase siswa dibawah KKM sebesar 28% peningkatan prosentase siswa di bawah KKM tidak terjadi cukup signifikan hanya meningkat sebesar 8% menjadi 36% di tahun ajaran 2011-2012, namun di tahun 2012-2013 SMK Pasundan 1 Cimahi membuat kebijakan untuk mengadakan 2 Kelas saja di tahun ajaran tersebut, sehingga tidak ada kelas XI AP 3. Dari data tersebut dapat dilihat bahwa tahun ajaran 2012-2013 menjadi tahun yang paling tinggi prosentase siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM, oleh karenanya perlu diselidiki apa yang menjadi permasalahan atas peningkatan jumlah siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM pada standar kompetensi tersebut.


(14)

Standar kompetensi ini merupakan salah satu standar kompetensi yang memberikan gambaran kepada siswa bagaimana agar siswa terampil memproses surat dalam lingkup administrasi perkantoran. Mengingat standar kompetensi menangani surat/dokumen kantor merupakan salah satu standar kompetensi yang memuat materi mengenai dasar-dasar penanganan surat/dokumen di ruang lingkup administrasi perkantoran, dengan materi yang cukup banyak diperlukan pemahaman yang mendalam untuk mempelajarinya, oleh karenanya perlu dicarikan solusi yang tepat untuk meningkatkan hasil belajar siswa terhadap standar kompetensi tersebut.

Memperhatikan seluruh uraian di atas, terlihat bahwa SMK Pasundan 1 Cimahi sedang dihadapkan dengan permasalahan mengenai belum optimalnya proses belajar mengajar. Oleh karena itu kondisi ini memberikan peluang kepada berbagai pihak untuk melakukan studi mengenai faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa, apakah faktor internal dari siswa itu sendiri, faktor lingkungan, ataukah faktor penunjang proses pembelajaran yang tersedia di sekolah.

Pada saat studi pendahuluan, peneliti mewawancarai siswa kelas XI Administrasi Perkantoran tahun ajaran 2012-2013 pada tanggal 15 Juli 2013 mengenai proses pembelajaran yang telah dilakukan pada standar kompetensi menangani surat/dokumen kantor, hasil wawancara menunjukan bahwa salah satu faktor dominan yang mempengaruhi rendahnya hasil belajar siswa pada standar kompetensi menangani surat/dokumen kantor dikarenakan adanya kejenuhan


(15)

siswa saat mempelajari standar kompetensi tersebut, hal tersebut dikarenakan guru mempergunakan model pembelajaran secara klasikal, maksudnya metode/model yang sering digunakan adalah metode ceramah, mengerjakan LKS dan metode tanya jawab, adapun metode belajar diskusi kelompok atau bekerja kelompok belum dilaksanakan secara optimal.

Diakui oleh siswa bahwa dengan metode tersebut siswa cenderung mudah bosan dan kurang tertarik untuk mengikuti proses pembelajaran, ditambah standar kompetensi bersangkutan memiliki materi pelajaran yang cukup banyak, sedangkan pada saat melakukan wawancara dengan guru standar kompetensi tersebut diakui oleh beliau bahwa memang penerapan berbagai model pembelajaran khususnya metode pembelajaran kooperatif belum pernah dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung.

Belum optimalnya proses belajar mengajar di SMK Pasundan 1 Cimahi (Kelas XI Administrasi Perkantoran) selama ini, sebagaimana ditunjukan oleh fenomena-fenomena yang terjadi, seperti masih banyaknya jumlah siswa yang belum mencapai nilai KKM (Tabel 1.1) diduga karena masih belum optimalnya penggunaan metode pembelajaran yang diterapkan oleh guru dalam proses belajar mengajar yang dilakukan di kelas. Oleh karena itu dalam upaya memahami dan memecahkan masalah fenomena tersebut dan hubungannya dengan masalah penggunaan metode pembelajaran, maka diperlukan pendekatan tertentu untuk memecahkan masalah tersebut.


(16)

Berdasarkan permasalahan yang dikaji maka pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan teori belajar menurut Gagne, Gagne

memandang “belajar adalah suatu proses yang kompleks, hasil belajar berupa

kapabilitas, timbulnya kapabilitas tersebut disebabkan oleh stimulasi yang berasal

dari lingkungan dan proses kognitif yang dilakukan oleh pelajar” (Sagala, 2012:17). “Menurut Gagne belajar terdiri dari tiga komponen penting yakni

kondisi eksternal yaitu stimulus dari lingkungan dalam acara belajar, kondisi internal yang menggambarkan keadaan internal dan proses kognitif siswa, dan hasil belajar yang menggambarkan informasi verbal, keterampilan intelek,

keterampilan motorik, sikap dan siasat kognitif” (Sagala, 2012:17).

Menurut Slameto salah satu faktor yang menunjang keberhasilan belajar

siswa adalah faktor metode mengajar guru, “Metode mengajar adalah suatu cara/jalan yang harus dilalui dalam mengajar” (Slameto, 2002:65). Salah satu

metode mengajar yang dianggap efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa menurut M.Huda adalah model pembelajaran kooperatif, dalam bukunya

disebutkan bahwa “Model pembelajaran kooperatif dipandang sebagai sarana ampuh untuk meningkatkan prestasi belajar siswa” (Huda, 2012:67).

Adapun model pembelajaran kooperatif yang diduga dapat meningkatkan hasil belajar siswa adalah metode pembelajaran Numbered Heads Together (NHT), metode tersebut dipilih karena dalam pelaksanaannya metode ini bertujuan untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam penguasaan materi,


(17)

dan salah satu manfaat dari model pembelajaran kooperatif adalah siswa memperoleh hasil belajar yang lebih tinggi (Ibrahim, 2000:18).

Melalui sintaksnya siswa dituntut untuk memahami konsep dari materi yang sedang dipelajarinya dan dituntut untuk mampu berbagi ide dan pengetahuannya bersama teman dalam kelompoknya, sehingga proses pembelajaran akan berjalan secara aktif dan berpusat pada siswa dan diharapkan melalui proses belajar yang fokus ini siswa mampu meningkatkan pemahamannya terhadap materi yang diajarkan dalam proses belajar mengajar sehingga mampu meningkatkan hasil belajarnya.

Dalam penelitian ini karena peneliti terbatasi oleh waktu maka peneliti merancang penerapan metode ini untuk diterapkan pada satu kompetensi dasar yaitu kompetensi dasar memproses surat/dokumen atau sebanyak 7 kali pertemuan, dan hasil belajar yang difokuskan adalah hasil belajar pada ranah kognitif dan psikomotorik. Oleh karena itu penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul:

“Penerapan Metode Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) Sebagai Upaya Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa (Studi Eksperimen pada Kompetensi Dasar Memproses Surat/Dokumen pada Siswa Program Keahlian

Administrasi Perkantoran Kelas XI di SMK Pasundan 1 Cimahi)”.

1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah

Fokus rumusan masalah dalam penelitian ini adalah mengenai hasil belajar siswa, banyak faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa secara garis besar


(18)

Susilana (2006:102) membagi faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa sebagai berikut :

Faktor-faktor internal, seperti faktor fisiologis atau Faktor psikologis, yaitu: a. Faktor Intelektual

- Faktor potensial: intelegensi dan bakat - Faktor actual: kecakapan nyata dan prestasi

- Faktor non intelektual: Sikap, Minat,Kebiasaan, Motivasi, Kebutuhan konsep diri,Penyesuaian diri, Emosional, dsb.

b. Faktor kematangan baik fisik maupun psikis Faktor-faktor eksternal:

- Faktor Sosial : Faktor lingkungan keluarga. Faktor sekolah (Metode pembelajaran), Faktor lingkungan masyarakat, Faktor kelompok - Faktor budaya: Adat istiadat, Ilmu pengetahuan dan teknologi,

Kesenian.

- Faktor lingkungan fisik: Fasilitas rumah, Fasilitas belajar, Iklim belajar, dsb.

- Faktor spiritual atau lingkungan keagamaan (Rudi Susilana, 2006:102) Berdasarkan kajian secara empirik terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi hasil siswa di kelas XI AP SMK Pasundan 1 Cimahi, diduga faktor determinan yang paling berpengaruh terhadap hasil belajar siswa adalah masalah penerapan metode pembelajaran yang kurang cocok dengan kapasitas materi pelajaran yang diterima oleh siswa. Oleh karena itu masalah penerapan metode pembelajaran dalam penelitian ini akan dikaji dalam perspektif penerapan metode pembelajaran Numbered Heads Together (NHT).

Masalah yang akan dipecahkan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai

berikut: “Metode pembelajaran yang digunakan oleh guru mata pelajaran

produktif Standar Kompetensi Menangani Surat/Dokumen Kantor belum dilaksanakan secara optimal dan hal ini menyebabkan hasil siswa pada standar kompetensi tersebut relative rendah”.


(19)

Berdasarkan pernyataan masalah di atas, masalah dalam penelitian ini secara spesifik dirumuskan dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut:

a. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa terhadap materi pelajaran antara kelas yang diberi treatment metode Numbered Heads Together dan mereka yang tidak diberi treatment pada proses pembelajaran kompetensi dasar memproses surat/dokumen kantor?.

b. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa terhadap materi pelajaran dari tahap pretest ke tahap posttest pada kelas yang diberi treatment metode Numbered Heads Together pada proses pembelajaran kompetensi dasar memproses surat/dokumen kantor?.

c. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa terhadap materi pelajaran dari tahap pretest ke tahap posttest pada kelas yang diberi metode diskusi kelompok kecil pada proses pembelajaran kompetensi dasar memproses surat/dokumen kantor?.

1.3 Tujuan Penelitian

Secara khusus, tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah untuk melihat:

a. Apakah terdapat perbedaan pemahaman konsep siswa terhadap materi pelajaran antara kelas yang diberi treatment metode Numbered Heads Together dan mereka yang tidak diberi treatment pada proses pembelajaran kompetensi dasar memproses surat/dokumen kantor.


(20)

b. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa terhadap materi pelajaran dari tahap pretest ke tahap posttest pada kelas yang diberi treatment metode Numbered Heads Together pada proses pembelajaran kompetensi dasar memproses surat/dokumen kantor.

c. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa terhadap materi pelajaran dari tahap pretest ke tahap posttest pada kelas yang diberi metode diskusi kelompok kecil pada proses pembelajaran kompetensi dasar memproses surat/dokumen kantor.

1.4 Kegunaan Hasil Penelitian

Melalui penelitian ini, besar harapan peneliti agar penelitian ini dapat bermanfaat dan dapat memberikan kontribusi dalam memberikan sumbangan bagi dunia pendidikan. Apabila tujuan dalam penelitian ini tercapai, penelitian ini diharapkan dapat memberikan dua macam kegunaan, yaitu kegunaan teoritis dan kegunaan praktis.

1.4.1. Kegunaan Teoritis

Kegunaan teoritis dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi ilmu pendidikan. Temuan-temuan ini dapat dijadikan sebagai referensi bahan kajian untuk pengembangan penerapan metode pembelajaran Numbered Heads Together dalam penelitian yang lebih luas.

1.4.2. Kegunaan Praktis


(21)

1. Bagi penulis, Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman, terutama pada hal penerapan metode pembelajaran Numbered Heads Together pada mata pelajaran produktif standar kompetensi menangani surat/dokumen kantor dan berguna untuk bekal penulis sebagai calon pendidik di dalam meningkatkan hasil belajar siswa

2. Bagi guru, sebagai bahan referensi untuk menerapkan berbagai metode pembelajaran, sehingga proses belajar berorientasi kepada siswa atau student center

3. Bagi sekolah memberikan sumbangan praktis yang dapat dijadikan referensi bagi pihak sekolah untuk mengembangkan berbagai model pembelajaran dalam proses belajar mengajar, sehingga proses belajar mengajar yang terus berjalan selalu mengalami perkembangan.


(22)

Qurannita Rustiani, 2013

BAB III

DESAIN PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Desain penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah Quasi Eksperimental Design. “Penelitian eksperimen kuasi berfungsi untuk mengetahui pengaruh percobaan perlakuan terhadap karakteristik subjek yang diinginkan oleh peneliti” (E.Mulyatiningsih, 2012:85).

Nazir (2003:64) mengemukakan tujuan dari penelitian eksperimental adalah untuk:

Menyelidiki ada tidaknya hubungan sebab-akibat serta beberapa besar hubungan sebab-akibat tersebut dengan cara memberikan perlakuan-perlakuan tertentu pada beberapa kelompok eksperimen dan menyediakan kontrol untuk perbandingan.

Selanjutnya, desain Quasi experimental design yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah Nonequivalent control group design. Desain ini hampir sama dengan pretest-posttest control group design, hanya pada desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random. Dalam desain ini, baik kelompok eksperimental maupun kelompok kontrol dibandingkan, meskipun kelompok tersebut dipilih dan ditempatkan tanpa melalui random. Dua kelompok yang ada diberi pretes, kemudian diberikan perlakuan, dan terakhir diberikan postes. Pengaruh adanya perlakuan (treatment) adalah (O1:O2).


(23)

(24)

Qurannita Rustiani, 2013

Dalam pelaksanaan kuasi eksperimen peneliti perlu melakukan penyetaraan kemampuan awal antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan cara memberi tugas-tugas secara acak, hasil pengukuran awal ini kemudian diberi umpan balik, kelompok yang memiliki hasil lebih rendah diberi remedial secara klasikal, hal tersebut terus dilakukan hingga kedua kelas memiliki kemampuan rata-rata yang hampir sama, setelah hal tersebut tercapai barulah peneliti melakukan pretest. Hasil pretest ini dapat menjadi data hasil pengukuran variabel bebas (independent) yang akan diuji pengaruhnya terhadap variabel terikatnya yaitu posttest (Mulyatiningsih, 2012:92).

Adapun rancangan desain penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Eksperimen : `O1 X O2 E

Kontrol : O3 O4 K (E. Mulyatiningsih, 2012:87)

Keterangan :

O1 : Tes awal pada kelompok Eksperimen

O2 : Tes awal pada kelompok Kontrol

O3 : Tes akhir pada kelompok Eksperimen

O4 : Tes akhir pada kelompok Kontrol

X : Penerapan Metode Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT)

E : Kelas eksperimen K : Kelas kontrol


(25)

Qurannita Rustiani, 2013

Dalam penelitian eksperimen ini ditentukan 2 kelas sebagai kelompok eksperimen dengan langkah sebagai berikut:

1) Kedua kelas, kelas XI AP 1 dan XI AP 2 diberi pretes untuk mengetahui kemampuan awal siswa. Kedua data tersebut kemudian diujibedakan menggunakan uji beda untuk diperoleh keterangan bahwa kemampuan awal siswa tidak berbeda.

2) Setelah dilakukan pretest, kedua kelas kemudian diberikan perlakuan berupa penerapan metode pembelajaran yang berbeda. Kelas yang memiliki nilai lebih rendah dibanding kelas lainnya ditentukan sebagai kelas eksperimen, yakni kelas yang diberi penerapan metode Numbered Heads Together, sedangkan kelas lainnya dijadikan kelas kontrol yakni diberi penerapan metode Diskusi Kelompok Kecil.

3) Tahap akhir setelah treatment diterapkan adalah melakukan posttest terhadap kedua kelas.

3.2Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian dilaksanakan di SMK Pasundan 1 Cimahi. Waktu penelitian pada semester ganjil tahun ajaran 2013/2014, bulan Juli – bulan Agustus 2013.


(26)

Qurannita Rustiani, 2013 3.3Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah 61 siswa (dua rombongan belajar/dua kelas), yakni kelas XI AP SMK Pasundan 1 Cimahi. Sampel dalam penelitian ini terdiri dari siswa kelas XI AP sebanyak dua kelas, kelas XI AP 1 (31 siswa) dan kelas XI AP 2 (30 siswa).

3.4Alur Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti telah merancang langkah-langkah untuk melaksanakan penelitian quasi eksperimen untuk 7 kali pertemuan, yang dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Tahap Perencanaan a. Langkah 1

- Sebelum melaksanakan tahap pretest, terlebih dahulu peneliti melakukan uji coba instrumen untuk mengetahui tingkat kevalidan dari instrumen yang akan dipergunakan. Testee berjumlah 30 orang siswa yang berasal dari kelas XI AP 1 dan kelas XI AP 2 yang dipilih secara acak oleh peneliti, test dilangsungkan diluar target pertemuan mengajar peneliti. - Setelah dilaksanakan uji percobaan instrumen, apabila didapati

beberapa instrumen test yang tidak valid, maka peneliti melakukan perbaikan pada instrumen test yang dipergunakan. Setelah dua kali uji coba instrumen dan didapati instrumen tes yang valid dan reliabel, selanjutnya instrumen tersebut


(27)

Qurannita Rustiani, 2013

dipergunakan dalam tahap pretest. Data hasil pretest diproses dengan menggunakan uji tingkat kesukaran soal dan uji daya pembeda soal.

b. Langkah 2

Pretest dilaksanakan oleh peneliti dan terhitung untuk satu kali pertemuan penelitian.

c. Langkah 3

- Hasil pretest diuji dengan menggunakan uji normalitas untuk menentukan uji beda manakah yang akan dipergunakan oleh peneliti dalam penelitian, serta melakukan uji homogenitas dari hasil pretest.

- Hasil pretest juga diuji dengan menggunakan uji beda, untuk mengetahui tingkat kemampuan awal siswa dan selanjutnya akan dibandingkan kelas mana yang akan dijadikan sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol.

d. Langkah 4

Setelah tahap pretest dilaksanakan dan telah ditentukan kelas mana yang akan menjadi kelas eksperimen dan kontrol, maka proses kegiatan belajar mengajar dengan penerapan metode Numbered Heads Together untuk kelas eksperimen dan penerapan metode diskusi kelompok kecil untuk kelas kontrol dilaksanakan sebanyak 7 kali pertemuan.


(28)

Qurannita Rustiani, 2013

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN

HASIL BELAJAR SISWA : Studi Eksperimen pada Kompetensi Dasar Memproses

Surat/Dokumen pada Siswa Program Keahlian Administrasi Perkantoran Kelas XI di SMK

e. Langkah 5

Tahap posttest dilaksanakan pada pertemuan ke-7 setelah proses KBM dilaksanakan, data hasil dari posttest diuji Gain-nya untuk melihat seberapa besar peningkatan kemampuan pemahaman konsep siswa dari tahap pretest ke tahap posttest.

f. Langkah 6

Pengujian hipotesis ditentukan berdasarkan normal tidaknya distribusi data pada kelas kontrol dan kelas eksperimen. Uji hipotesis untuk data yang berdistribusi tidak normal menggunakan uji nonparametrik yakni uji beda Mann whitney, untuk melihat apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa dengan penerapan metode Numbered Heads Together dan pemahaman konsep siswa dengan penerapan diskusi kelompok kecil.

Adapun penelitian ini dapat dilaksanakan dengan prosedur sebagai berikut:

Langkah 4

Proses KBM (Penerapan Treatment) Langkah 3

- Pengolahan data pretest

- Penentuan kelas kontrol dan kelas eksperimen

Langkah 3a

,Uji Normalitas, Uji Homogenitas Pretest, Uji beda Mann whitney

Test

Langkah 1 Uji coba instrument test

Langkah 2

Penyebaran instrument test melalui Pre-test

Langkah 1a

Uji Validitas dan Uji reliabilitas soal, Uji Tingkat kesukaran soal,

Uji daya pembeda soal

Penerapan treatment

- Kelas Eksperimen (Metode NHT)

- Kelas Kontrol (Metode diskusi kelompok kecil) dilaksanakan

sebanyak 7 x pertemuan

Langkah 5 Pelaksanaan Posttest


(29)

Qurannita Rustiani, 2013

Gambar 3.1

Prosedur Penelitian Quasi Eksperimen

2. Tahap pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan dalam penelitian kuasi eksperimen ini disesuaikan dengan skenario pembelajaran yang telah disusun, adapun skenario pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua skenario pembelajaran, yaitu skenario pembelajaran metode Numbered Heads Together (NHT) dan skenario pembelajaran metode Diskusi.

Adapun langkah-langkah penerapan metode pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) yang digunakan dalam penelitian ini merujuk pada langkah metode NHT menurut Slavin (2008), sedangkan langkah-langkah penerapan metode Diskusi Kelompok Kecil merujuk pada langkah-langkah metode Diskusi yang dikemukakan oleh Majid (2013:203-204) yang apabila disesuaikan dengan kondisi proses pembelajaran maka dapat dijelaskan sebagai berikut:


(30)

Qurannita Rustiani, 2013

Skenario Pembelajaran Metode Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) dan Metode Pembelajaran Diskusi Kelompok

Kecil dan Hubungannya dengan Fase Pembelajaran dari Gagne Pemberian

Aspek Pembelajaran

Fase Belajar

Metode Pembelajaran Numbered Heads Together

(NHT)

Metode Pembelajaran Diskusi Kelompok Kecil

Persiapan untuk belajar

Mengarahkan perhatian

1.Tahap Persiapan 1. Tahap Persiapan a. Guru membuat Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

a. Guru membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

b. Guru menyiapkan materi yang akan dibahas

b. Guru menyiapkan materi yang akan dibahas

c.Guru menyiapkan soal untuk post-test

c. Guru menyiapkan soal untuk post-test

2.Pelaksanaan 2. Pelaksanaan

A. Pendahuluan A. Pendahuluan

a.Guru mengkondisikan kelas ke dalam kondisi belajar dan memeriksa kehadiran siswa

a. Guru mengkondisikan kelas ke dalam kondisi belajar dan memeriksa kehadiran siswa Retrival (informasi dan keterampilan yang relevan untuk memori kerja)

b.Apersepsi; Guru mengulas tentang materi pelajaran yang sudah dipelajari

b. Apersepsi; Guru mengulas tentang materi pelajaran yang sudah dipelajari c.Guru memberikan pre-test

kepada siswa

c. Guru memberikan pre-test kepada siswa

Ekspektansi d.Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai

d. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai

e.Guru menjelaskan langkah-langkah metode pembelajaran Numbered Heads Together (NHT)

e. Guru menjelaskan langkah-langkah metode pembelajaran Diskusi B. Kegiatan Inti B. Kegiatan Inti

Pemerolehan informasi

Persepsi selektif atas sifat stimulus

a.Fase pembentukan kelompok, guru membagi siswa kedalam lima kelompok secara heterogen, jumlah anggota kelompok berkisar 6-7 orang.

a. Guru menjelaskan materi mengenai (materi disesuaikan):

i. Ciri-ciri surat dilihat dari amplopnya.

ii. Ciri-ciri surat penting. iii. Jenis-jenis surat resmi. iv. Pendistribusian surat


(31)

Qurannita Rustiani, 2013 Pemberian Aspek Pembelajaran Fase Belajar Metode Pembelajaran Numbered Heads Together

(NHT)

Metode Pembelajaran Diskusi Kelompok Kecil untuk pimpinan

v. Penanganan surat penting.

Sandi semantic

b.Fase pemberian nomor, guru memberi nomor kepada setiap anggota kelompok, nomor yang diberikan berkisar dari nomor 1 hingga no 4, apabila ada siswa yang belum mendapatkan nomor maka diberikan nomor yang sama. dengan temannya. Sehingga dalam satu kelompok ada kemungkinan siswa mempunyai nomor yang sama

b. Guru membagikan Lembar Kerja Siswa (LKS)

Retrival dan respons

c.Fase pengajuan pertanyaan, melalui Lembar Kerja Siswa (LKS) guru mengajukan pertanyaan yang berbeda untuk didiskusikan kepada setiap kelompok dengan materi sebagai berikut(materi disesuaikan):

i.Kelompok 1: Membedakan ciri surat dari amplopnya ii.Kelompok 2 : Menyebutkan

ciri-ciri surat penting

iii. Kelompok 3 :

Menjelaskan jenis-jenis surat penting

iv. Kelompok 4 :

Menyebutkan pendistribusian surat untuk pimpinan

v.Kelompok 5 : Menjelaskan penanganan surat penting

c. Guru membagi siswa ke dalam 6 kelompok dengan jumlah anggota kelompok masing-masing 5 orang.

Penguatan

d.Fase Menjawab

i.Guru menunjuk salah satu nomor untuk mewakili kelompoknya masing-masing menampilkan hasil diskusi di depan kelas, apabila nomor

d. Siswa secara berkelompok mengerjakan LKS yang telah diberikan


(32)

Qurannita Rustiani, 2013 Pemberian Aspek Pembelajaran Fase Belajar Metode Pembelajaran Numbered Heads Together

(NHT)

Metode Pembelajaran Diskusi Kelompok Kecil yang ditunjuk oleh guru

adalah nomor yang memiliki dua anggota kelompok maka guru menunjuk salah satunya. i.Anggota kelompok yang

memiliki nomor yang sama yang telah ditunjuk guru selanjutnya menampilkan hasil diskusinya di depan kelas.

ii.Guru memperkuat hasil diskusi dan memberikan pengarahan kepada hasil diskusi siswa apabila terdapat kekurangan.

iii. Guru memastikan masing-masing siswa untuk mencatat hasil diskusi kelompok lain di lembar unjuk kerja siswa yang telah diberikan oleh guru.

Retrival dan alih belajar

-Pengisyaratan e.Fase memberi tanggapan, guru mempersilahkan kelompok lain untuk memberikan tanggapan terhadap kelompok yang sedang tampil di depan kelas

e. Setelah LKS dikerjakan oleh siswa, masing-masing kelompok menunjuk perwakilannya untuk membahas hasil diskusinya di depan kelas. -Pemberlakuan

secara umum

f.Fase pemberian penghargaan, guru memberikan penilaian kepada setiap kelompok, dan memberikan penghargaan terhadap kelompok terbaik.

f. Perwakilan siswa mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas, guru memberikan penguatan dan arahan terhadap jawaban siswa. - g.Guru meminta setiap siswa

untuk mengumpulkan lembar kerja siswa yang telah diisi.

- 3.Kegiatan Penutup 3. Kegiatan Penutup

- a.Guru dan siswa membuat

kesimpulan mengenai materi yang telah dipelajari

a. Guru dan siswa membuat kesimpulan mengenai materi yang telah dipelajari


(33)

Qurannita Rustiani, 2013 Pemberian

Aspek Pembelajaran

Fase Belajar

Metode Pembelajaran Numbered Heads Together

(NHT)

Metode Pembelajaran Diskusi Kelompok Kecil - b.Guru memberikan post-test

secara perseorangan

b. Guru memberikan post-test secara perseorangan

3.5Teknik Pengumpulan Data

Dalam sebuah penelitian pengumpulan data merupakan suatu proses pengadaan data primer untuk keperluan penelitian. Pengumpulan data dilakukan untuk mengumpulkan data yang relevan dengan keperluan penelitian. M.Nazir (2003:174) mengemukakan bahwa “Pengumpulan data merupakan prosedur yang sistematis dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan”. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini diartikan sebagai cara-cara yang digunakan dalam memperoleh data yang diperlukan. Adapun sumber data dan metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari instrumen penelitian yang dipergunakan.

“Instrumen penelitian adalah alat bantu yang digunakan dalam mengumpulkan data” (Arikunto, 2009:221). Dalam penelitian ini instrumen penelitian yang digunakan berkaitan dengan pemahaman konsep siswa yang diukur melalui tes evaluasi belajar sehingga kemampuan siswa dapat terlihat dari hasil belajar siswa berupa angka/nilai.

“Instrumen evaluasi hasil belajar yang disebut juga alat penilaian yang akan digunakan tergantung dari metode/teknik yang digunakan,


(34)

Qurannita Rustiani, 2013

apakah teknik tes atau teknik non tes” (Mudjiono, 2006:210). Dalam penelitian ini yang akan digunakan adalah teknik tes dan teknik nontes.

a. Teknik tes

Webster’s Collegiate dalam Arikunto (2009:32) menyebutkan bahwa “Test = any series of questions or exercises or other means of measuring the skill, knowledge, intelligence, capacities of aptitudes or an individual or group”.Dari pernyataan tersebut diambil pengertian bahwa tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.

Instrumen penelitian yang digunakan dalam peneltian ini adalah tes objektif. Instrumen penelitian yang digunakan akan mengukur seberapa jauh pemahaman konsep siswa pada kompetensi dasar memproses surat/dokumen Memproses Surat/Dokumen Masuk. Instrumen test tersebut kemudian diujikan terhadap kelas XI Administrasi Perkantoran SMK Pasundan 1 Cimahi.

Instrumen tes diberikan melalui Pre-test dan Post-test yang diujikan kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum dan setelah perlakuan (treatment) dilaksanakan.

b. Teknik nontes

Teknik nontes yang dilakukan adalah dengan menggunakan teknik observasi. “Pengumpulan data dengan observasi langsung atau pengamatan


(35)

Qurannita Rustiani, 2013

langsung adalah cara pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa ada pertolongan alat standar lain untuk keperluan tersebut” (M.Nazir, 2003:175).

Dalam penelitian ini teknik observasi yang digunakan adalah pengamatan/observasi berstruktur, maksudnya peneliti telah menentukan aspek apa dari aktivitas yang diamati yang relevan dengan masalah serta tujuan penelitian, adapun aspek yang diamati hasil belajar siswa secara verbal.

Untuk mendukung keperluan penelitian, selain variabel Y (hasil belajar siswa secara verbal) variabel yang diobservasi adalah keterlaksanaan dari variabel X (penerapan metode Numbered Heads Together).

3.6Uji Instrumen

Kegiatan pengujian instrumen yang dipergunakan dalam penelitian ini meliputi dua hal, yaitu Uji Validitas dan Uji Reliabilitas, untuk mendukung keakuratan data yang diolah maka diperlukan Uji Tingkat Kesukaran Instrumen dan Uji Daya Pembeda Instrumen.

3.6.1 Uji Validitas Instrumen

“Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen” (Arikunto; 1998:160). Suatu instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang hendak diukur dan mampu mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Sebuah tes dikatakan memiliki validitas jika hasilnya memiliki kesejajaran antara hasil


(36)

Qurannita Rustiani, 2013

tes tersebut dengan kriterium. Untuk mengetahui kesejajaran tersebut maka dapat digunakan teknik korelasi Product Moment yang dikemukakan oleh Pearson, sebagai berikut:

∑ ∑ ∑

√{ ∑ ∑ } { ∑ ∑ }

Keterangan :

rxy = Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua

variabel yang dikorelasikan x = Skors tiap item X

y = Skors tiap item y

N = Jumlah responden uji coba

Apabila telah diketahui nilai rxy, maka nilai tersebut dibandingkan

dengan nilai hitung r, jika nilai hitung r lebih besar ( ≥) dari nilai tabel r, maka instrumen dapat dikatakan valid.

Uep Tatang Sontani (2011:117) mengemukakan beberapa langkah kerja yang dapat dilakukan dalam rangka mengukur validitas instrumen penelitian yang dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Menyebarkan instrumen yang akan diuji validitasnya kepada responden yang bukan responden sesungguhnya

2. Mengumpulkan data hasil uji coba instrumen

3. Memeriksa kelengkapan data yang terkumpul, termasuk didalamnya memeriksa kelengkapan pengisian item angket 4. Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor pada

item yang diperoleh. Dilakukan untuk mempermudah perhitungan atau pengolahan data selanjutnya. Adapun format tabel pembantu yang dapat digunakan adalah sebagai berikut:


(37)

Qurannita Rustiani, 2013

Tabel 3.2.

Format Tabel Perhitungan Uji Validitas No.

Responden

Nomor item instrumen

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

5. Memberikan atau menempatkan skor (scoring) terhadap item-item yang sudah diisi pada tabel pembantu

6. Menghitung nilai koefisien korelasi product moment untuk setiap bulir atau item angket dari skor-skor yang diperoleh. Untuk mempermudah perhitungan koefisien korelasi tersebut perlu digunakan tabel

pembantu yang memuat unsur-unsur yang terdapat dalam rumus korelasi, adapun tabel yang dapat dipergunakan adalah sebagai berikut:

Tabel 3.3.

Format Tabel Pembantu Perhitungan Uji Validitas No

Responden X Y XY X

2

Y2 1.

2. 3.

7. Menentukan nilai tabel koefisien korelasi pada derajat bebas (db) = n – k – 1.

8. Membuat kesimpulan, dengan cara membandingkan nilai hitung r dan nilai tabel r. kriterianya jika nilai hitung r lebih besar (>) dari nilai r tabel, maka item istrumennya dinyatakan valid.

3.6.2 Uji Reliabilitas Instrumen

Untuk mengetahui konsistensi dan kecermatan suatu instrumen penelitian maka perlu dilakukan uji reliabilitas instrumen. Suatu instrumen pengukuran dikatakan reliabel jika pengukurannya konsisten dan cermat akurat. Formula yang dapat digunakan untuk menguji reliabilitas instrumen


(38)

Qurannita Rustiani, 2013

dalam penelitian ini adalah menggunakan Koefisien Alfa (α) dari Cronbach (Uep Tatang S. dan Sambas Ali M., 2011:123) sebagai berikut:

[ ] [ ∑ ]

Dimana :

Rumus varians = ∑

r11 = Reliabilitas instrumen atau koefisien korelasi atau

korelasi alpha

k = Banyaknya butir soal

∑ = Jumlah varians butir

= Varians total N = Jumlah responden

Uep Tatang Sontani (2011:124) mengemukakan beberapa langkah kerja yang dapat dilakukan dalam rangka mengukur reliabilitas instrumen penelitian yang dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Menyebarkan instrumen yang akan diuji reliabilitasnya kepada responden yang bukan responden sesungguhnya

2. Mengumpulkan data hasil uji coba instrumen

3. Memeriksa kelengkapan data, untuk memastikan lengkap tidaknya lembaran data yang terkumpul. Termasuk didalamnya memeriksa kelengkapan pengisian item

4. Membuat tabel pembantu untuk menempatkan skor-skor pada item yang diperoleh. Adapun format yang dapat digunakan adalah sebagai berikut:

Tabel 3.4.

Format Tabel Perhitungan Uji Reliabilitas No.

Responden

Nomor item instrumen


(39)

Qurannita Rustiani, 2013

5. Memberikan atau menempatkan skor (scoring) terhadap item-item yang sudah diisi responden pada tabel pembantu

6. Menghitung nilai varians masing-masing item dan varians total, dengan menggunakan tabel pembantu dibawah ini:

Tabel 3.5.

Format Tabel Pembantu Perhitungan Uji Reliabilitas

No responden X X2

1. 2. 3.

∑X ∑X2

Keterangan:

X = Skor-skor pada item ke I untuk menghitung varians item atau jumlah skor yang diperoleh tiap responden untuk menghitung varians total

∑X = Jumlah seluruh skor pada item ke I atau jumlah skor yang diperoleh tiap responden

∑X2

= Jumlah hasil kuadrat skor pada item ke I atau hasil kuadrat jumlah skor yang diperleh tiap responden 7. Menghitung nilai koefisien alfa

8. Menentukan nilai tabel pada derajat bebas (db) = n – k – 1 9. Membuat kesimpulan, dengan cara membandingkan nilai hitng r

dan nilai tabel r. Kriterianya jika nilai hitung r lebih besar (>) dari nilai tabel r, maka instrumen dinyatakan reliabel.

Tabel 3.6.

Interpretasi Derajat Reliabilitas

Rentang Nilai Klasifikasi

0,000 – 0,200 Derajat reliabilitas sangat rendah 0,201- 0,400 Derajat reliabilitas rendah 0,401 – 0,600 Derajat reliabilitas cukup 0,601 – 0,800 Derajat reliabilitas tinggi 0,801 – 1,000 Derajat reliabilitas sangat tinggi Sumber : Arikunto, 1998:260


(40)

Qurannita Rustiani, 2013

3.6.3 Uji Tingkat Kesukaran Soal

Dalam penelitian ini salah satu instrumen penelitian yang digunakan adalah instrumen tes, oleh karenanya perlu dilakukan pengujian untuk soal-soal tersebut. Instrumen tes yang dipergunakan berupa test objektif. Sebuah soal dapat dikatakan baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Bilangan yang menunjukan sukar atau mudahnya suatu soal disebut indeks kesukaran (difficulty index) diberi kode P (proporsi). Besarnya indeks kesukaran antara 0,00 sampai dengan 1,00. 0,00 memiliki makna bahwa soal tersebut terlalu sukar, sedangkan 1,00 bermakna bahwa soal tersebut terlalu mudah, semakin kecil angka indeks maka dapat dikatakan semakin tinggi tingkat kesukaran soal dan semakin besar angka indeks maka semakin rendah tingkat kesukaran soal.

Untuk mencari indeks kesukaran soal dapat digunakan rumus berikut:

(Arikunto, 2009:208)

Dimana :

P = Indeks Kesukaran

B = Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes


(41)

Qurannita Rustiani, 2013

Untuk mengetahui kriteria dari soal yang digunakan, menurut ketentuan yang sering diikuti, indeks kesukaran sering diklasifikasikan sebagai berikut:

Tabel 3.7.

Indeks Kesukaran Soal

No Rentang Indeks

TingkatKesukaran Soal Klasifikasi

1. P 0,00 – P 0,30 Sukar

2. P 0,30 – P 0,70 Sedang

3. P 0,70 – P 1,00 Mudah

Sumber :(Arikunto, 2009:210) 3.6.4 Daya Pembeda Instrumen

“Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara peserta didik yang pandai (berkemampuan tinggi) dan peserta didik yang berkemampuan rendah” (Arikunto, 2009:211). Angka yang menunjukan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi (D), indeks diskriminasi ini dapat berkisar antara 0,00 sampai 1,00.

Seluruh pengikut tes dikelompokan menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok pandai atau kelompok atas (upper group) dan kelompok bawah (lower group). Dari kedua kelompok tersebut, jika kelompok atas dapat menjawab soal tersebut dengan benar, sedang kelompok bawah menjawab salah, maka soal tersebut mempunyai D paling besar, yaitu 1,00. Sebaliknya, apabila semua kelompok atas menjawab salah, sedangkan kelompok bawah semua menjawab benar, maka nilai D-nya – 1,00. Akan tetapi, apabila kedua kelompok sama-sama menjawab benar atau sama-sama


(42)

Qurannita Rustiani, 2013

menjawab salah, maka soal tersebut mempunyai nilai D 0,00, karena tidak memiliki daya pembeda.

Karena dalam penelitian ini jumlah responden sekitar 30-31 orang dalam satu kelas maka dapat dikategorikan kedalam kelompok kecil, oleh karena itu, seluruh kelompok testee dibagi dua sama besar, 50% kelompok atas dan 50% kelompok bawah. Untuk mengetahui indeks diskriminasi (D) dapat digunakan rumus sebagai berikut:

(Arikunto, 2009:213)

Dimana:

J = Jumlah peserta tes

JA = Banyaknya peserta kelompok atas

JB = Banyaknya peserta kelompok bawah

BA = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab

soal itu dengan benar

BB = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab

soal itu dengan benar

PA = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar

PB = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab

benar

Tabel 3.8.

Klasifikasi Daya Pembeda Soal No Rentang Nilai D Klasifikasi

1. 0,00 – 0,19 Jelek


(43)

Qurannita Rustiani, 2013

3. 0,40 – 0,69 Baik

4. 0,70 – 1,00 Baik Sekali

5. Negatif Tidak Baik

Sumber : Arikunto, 2009:218

3.7Teknik Analisis Data

Setelah semua data terkumpul dari hasil pengumpulan data, perlu dilakukan pengolahan data (data analysis).

Dalam penelitian ini data yang diperoleh berupa data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif diperoleh dari hasil pre-test dan post-test yang diujikan sedangkan data kualitatif diperoleh dari lembar observasi aktivitas guru dan peserta didik. Untuk menjawab rumusan masalah penelitian, data-data tersebut kemudian diolah dan dianalisis. Untuk menganalisis data-data dapat digunakan Uji Normalitas, Uji Homogenitas, Uji N-Gain, dan Uji Hipotesis. 3.7.1 Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah suatu distribusi data normal atau tidak dan untuk memperkecil kesalahan perkiraan (estimasi). Dalam penelitian ini normalitas data akan diuji dengan menggunakan uji Liliefors yang memiliki perhitungan yang sederhana dan cukup kuat sekalipun dengan menggunakan sampel (Harun dalam Sambas Ali M, 2010:93).

Proses pengujian Liliefors test menurut Sambas Ali M (2010:93) dapat mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:


(44)

Qurannita Rustiani, 2013

1. Susunlah data dari kecil ke besar. Setiap data ditulis sekali, meskipun ada beberapa data;

2. Periksa data, berapa kali munculnya bilangan-bilangan itu (frekuensi harus ditulis);

3. Dari frekuensi yang ada, susun frekuensi kumulatifnya;

4. Berdasarkan frekuensi kumulatif, hitunglah proporsi empirik (observasi);

5. Hitung nilai z untuk mengetahui theoretical proportion pada tabel z;

6. Menghitung theoretical proportion;

7. Bandingkan empirical proportion dengan theoretical proportion , kemudian carilah selisih terbesar titik observasinya;

8. Buat kesimpulan, dengan kriteria uji, tolak H0 jika D > D(n,α).

Untuk menghitung uji normalitas diatas dapat digunakan tabel pembantu berikut ini:

Tabel 3.9.

Tabel Pembantu Pengujian Normalitas

X F fk Sn(Xi) Z F0(Xi) Sn(Xi)-F0(Xi) [Sn(Xi)-F0(Xi)]

Keterangan:

Kolom 1 : Susunan data dari kecil ke besar Kolom 2 : Banyaknya data ke I yang muncul

Kolom 3 : Frekuensi kumulatif. Formula, fki = fi + fksebelumnya

Kolom 4 : Proporsi empirik (observasi). Formula, Sn(xi) = fki : n

Kolom 5 : Nilai z. formula, ̅

̅

Kolom 6 : Theoritical Proportion, tabel z: Proporsi

Kumulatif Luas Kurva Normal Baku dengan cara melihat nilai z pada tabel distribusi normal. Kolom 7 : Selisih Empirical Proportion dengan Theoritical

Proportion dengan mencari selisih kolom (4) dan kolom (6).

Kolom 8 : Nilai mutlak, artinya semua nilai harus bertanda positif.


(45)

Qurannita Rustiani, 2013

Lalu menghitung nilai D pada α = 0,05 dengan cara

Kemudian membuat kesimpulan, dengan bunyi hipotesis sebagai berikut:

Ho : Data berdistribusi normal

H1 : Data tidak berdistribusi normal

Adapun kriterianya apabila nilai hitung D lebih kecil (<) dari nilai tabel D maka H0 diterima. Apabila nilai hitung D lebih besar (>) dari nilai

tabel D maka H0 ditolak.

3.7.2 Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk kepentingan akurasi data dan keterpercayaan terhadap hasil penelitian. Uji homogenitas ini dimaksudkan untuk untuk menguji perbedaan antara dua kelompok, yaitu dengan melihat perbedaan varians kelompoknya.

Uji homogenitas dilakukan dengan Uji Fisher. Uji ini dilakukan untuk mengetahui kesamaan antara dua kesamaan antara dua keadaan atau dua populasi. Langkah-langkah yang digunakan dalam pengujiannya mengikuti langkah-langkah yang dijelaskan oleh Sudjana (2005:249) sebagai berikut:

1. Tentukan Hipotesis dengan bunyi hipotesis sebagai berikut: Ho : Variansi pada tiap kelompok Homogen


(46)

Qurannita Rustiani, 2013

2. Bagi data menjadi dua kelompok

3. Tentukan simpangan baku dari masing-masing kelompok 4. Tentukan F hitung dengan rumus :

dimana

5. Tentukan taraf nyata yang akan digunakan

6. Tentukan db pembilang (varians terbesar) dan db penyebut (varians terkecil)

7. Tentukan Kriteria pengujian

Untuk menetapkan homogenitas digunakan pedoman: a. Fhitung<Ftabel, maka variansi setiap sampel homogen

b. Fhitung>Ftabel, maka variansi setiap sampel tidak homogen

3.7.3 Perhitungan Skor Gain Ternormalisasi

Normalisasi gain (N-Gain) merupakan perhitungan yang dilakukan untuk melihat peningkatan hasil belajar siswa pada kompetensi dasar memproses surat/dokumen. Hal ini dilakukan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan menggunakan persamaaan Hake (1999).

N-Gain =

Selanjutnya, perolehan normalisasi Gain (g) diklasifikasikan menjadi tiga kategori yang dapat dilihat pada tabel berikut ini:


(47)

Qurannita Rustiani, 2013

Tabel 3.10

Interpretasi Nilai Gain Ternormalisasi

Nilai g Klasifikasi

Nilai (g) > 0.70 N-Gain tinggi: Nilai 0.70 > (g) > 0.3 N-Gain sedang Nilai (g) < 0.3 N-Gain rendah

3.7.4 Uji Hipotesis

“Fungsi hipotesis adalah untuk memberi suatu pernyataan terkaan tentang hubungan tentatif antara fenomena-fenomena dalam penelitian, kemudian hubungan tentatif ini akan diuji validitasnya menurut teknik-teknik yang sesuai untuk keperluan pengujian” (M.Nazir, 2003:161).

Salah satu penggunaan statistik adalah untuk memutuskan apakah sebuah hipotesis diterima atau ditolak. Uji statistik yang dapat digunakan dalam kuasi eksperimen untuk menguji hipotesis dengan menggunakan statistika parametrik yaitu dengan Uji beda (t-test) hal tersebut dilakukan apabila data berdistribusi normal, namun apabila data tidak berdistribusi normal maka dapat digunakan statistik nonparametrik yaitu dengan menggunakan Mann Whitney Test untuk menguji signifikansi perbedaan mean antara kelompok eksperimen dan kelompok pembanding.

Kedua uji perbedaan dua rata-rata tersebut digunakan untuk menguji hipotesis apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara siswa dengan


(48)

Qurannita Rustiani, 2013

penerapan Metode Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) dan siswa dengan penerapan Metode Diskusi Kelompok Kecil.

M.Nazir (2003:398) mengemukakan langkah-langkah untuk menguji hipotesis yang mempergunakan t-test dengan ketentuan adalah sebagai berikut:

1. Tentukan hipotesis, yaitu H0: ≤ ; H1 : > ;

2. Nyatakan besar sampel, yaitu n1, n2;

3. Tentukan level significance, yaitu α 4. Hitung statistik t yang akan digunakan

̅ ̅

yang didistribusikan dengan n1 + n2 – 2 degree of

freedom Dimana:

̅ : Rata-rata skor pretes kelas eksperimen.

̅ : Rata-rata skor pretes kelas kontrol. 5. Tentukan daerah penolakan:

Tolak H0, terima H1, jikat ≥ ta, df = n – k – 1

Terima H0,, tolak H1, jika t < ta, df = n – k – 1 ;

6. Cari harga t tabel pada tabel distribusi dengan level siginificance α dan degree of freedom n – k – 1;

7. Bandingkan harga t dicari dengan t tabel dan tarik kesimpulan. Apabila hipotesis di uji dengan menggunakan uji tersebut maka rumus berikut yang digunakan:

̅ ̅

(Sugiyono, 2012:197)

Dimana :

̅ : Rata-rata skor pretes kelas eksperimen.


(49)

Qurannita Rustiani, 2013

n1 : Jumlah siswa kelas eksperimen

n2 : Jumlah siswa kelas kontrol

: Varians skor kelompok eksperimen : Varians skor kelompok eksperimen

Apabila dalam uji normalitas pada kelompok kontrol atau kelompok eksperimen terdapat data yang tidak berdistribusi normal, maka untuk menguji hipotesis digunakan uji statistik nonparametrik. Adapun uji statistik nonparametrik yang digunakan dalam penelitian ini adalah Uji Mann Whitney (Uji “U”) dengan taraf signifikansi alfa yaitu 0.05.

Uji beda Mann-Whitney Test digunakan untuk menguji perbedaan dua rata-rata dari dua sampel yang independen/berbeda. Dalam penghitungannya dibantu dengan menggunakan bantuan software Microsoft office excel. Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

U1 = n1.n2 + - R1

U2 = n1.n2 + - R2

Dimana :

n1 = Jumlah Sampel 1

n2 = Jumlah Sampel 2

U1 = Jumlah peringkat 1

U2 = Jumlah peringkat 2

R1 = Jumlah ranking pada n1


(50)

Qurannita Rustiani, 2013

Adapun langkah-langkah yang digunakan dalam pengujian ini adalah sebagai berikut:

1. Menentukan hipotesis statistik H0: z ≥ zα

H1 : z < zα

Keterangan :

z = nilai z hasil perhitungan uji “U” zα= nilai z pada taraf signifikansi α = 0.05

2. Menentukan koefisien alpha yang digunakan, α = 0.05

3. Menguji data yang telah diperoleh dengan menggunakan tabel pembantu berikut ini:

Tabel 3.11

Tabel Pembantu Uji Beda Mann-Whitney

No Kelas Eksperimen No Kelas Kontrol

X R(X) R(X)2 Y R(Y) R(Y)2

(1) (2) (3) (4) (1) (2) (3) (4)

Keterangan :

- Kolom 1 adalah nomor urut responden, yang menunjukkan banyaknya responden (n)

- Kolom 2 adalah jumlah skor masing-masing responden - Kolom 3 adalah peringkat/rangking dari skor yang diperoleh. - Kolom 4 merupakan kuadrat dari rangking

4. Menentukan daerah dan titik kritis 5. Menarik kesimpulan.

Pasangan hipotesis nol dan tandingannya yang akan diuji adalah: H0: Tidak terdapat perbedaan hasil belajar siswa terhadap materi

pelajaran antara kelas dengan metode Numbered Heads Together dan kelas dengan metode diskusi kelompok kecil pada proses pembelajaran kompetensi dasar memproses surat/dokumen kantor


(51)

Qurannita Rustiani, 2013

H1: Terdapat perbedaan hasil belajar siswa terhadap materi

pelajaran antara kelas dengan metode Numbered Heads Together dan kelas dengan metode diskusi kelompok kecil pada proses pembelajaran kompetensi dasar memproses surat/dokumen kantor

Perumusan hipotesis untuk uji t: H0 : µ1 µ2

H1 : µ1 µ2 (Sugiyono, 2008: 225)

Ket :

µ1 = Metode Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT)

µ2 = Metode Pembelajaran Diskusi Kelompok Kecil

Perumusan hipotesis untuk uji Mann Whitney (Uji U): H0 : z ≥ za

H1 : z za

Keterangan :

z = nilai “z” hasil perhitungan uji U

zα = nilai “z” pada taraf signifikansi α = 0.05.

Selain untuk menguji hipotesis, kedua uji tersebut juga digunakan untuk membandingkan kemampuan awal siswa pada tahap pretest, apakah memiliki kemampuan awal yang sama atau tidak sama.


(52)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada BAB IV dapat disimpulkan bahwa:

1. Nilai rata-rata posttest siswa pada kelas XI AP 1 dan XI AP 2 diujibedakan, berdasarkan hasil uji hipotesis didapatkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa pada kelompok eksperimen yang menggunakan metode Numbered Heads Together dan hasil belajar siswa pada kelompok kontrol dengan metode Diskusi Kelompok Kecil

2. Berdasarkan hasil uji beda dari tahap pretest ke tahap posttest didapatkan hasil bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa dengan penerapan metode Numbered Heads Together dari tahap pretest ke tahap posttes, metode ini dapat meningkatkan jumlah siswa yang mendapatkan nilai diatas KKM dan mampu meningkatkan hasil belajar siswa pada kategori peningkatan gain tinggi.

3. Berdasarkan hasil uji beda dari tahap pretest ke tahap posttest didapatkan hasil bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa degan penerapan metode Diskusi kelompok kecil dari tahap pretest ke tahap posttes, metode ini dapat meningkatkan jumlah siswa yang mendapatkan nilai diatas KKM dan


(53)

mampu meningkatkan hasil belajar siswa pada kategori peningkatan gain sedang.

1.2.Saran-saran

Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan oleh peneliti, peneliti mengajukan saran kepada pihak sekolah yang dapat dikemukakan sebagai berikut:

1. Agar siswa dapat lebih meningkatkan hasil belajar terhadap suatu pelajaran sebaiknya penerapan metode pembelajaran Numbered Heads Together lebih ditingkatkan dalam proses belajar mengajar, sehingga hasilnya dapat sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

2. Karena berbagai keterbatasan peneliti temui dalam penelitian ini, peneliti menyarankan untuk diadakan studi lanjutan terhadap penerapan metode pembelajaran Numbered Heads Together namun pada standar kompetensi yang berbeda atau pada jenjang pendidikan yang berbeda.

3. Bagi peneliti yang ingin menerapkan model pembelajaran kooperatif sebaiknya lebih memperhatikan jenis metode yang akan digunakan didalam penelitian, sebaiknya disesuaikan dengan standar kompetensi yang bersangkutan.


(54)

1. Buku Teks

Arikunto, S. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Arikunto, S. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Revisi 2010. Jakarta: PT Rineka Cipta. Huda, M. 2012. Cooperative Learning, Metode, Teknik, Struktur dan Model

Penerapan.Yogyakarta:Pustaka Pelajar.

Ibrahim, M, dkk. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya : Universitas Negeri Surabaya University Press.

Lie, Anita. 2002. Cooperative Learning. Jakarta : PT Grasindo.

Majid, Abdul. 2013. Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Muhidin, S.A. 2010. Statistika 1 Pengantar Untuk Penelitian. Bandung: Karya

Adhika Utama.

Muhidin, S.A. 2010. . Statistika 2 Pengantar Untuk Penelitian. Bandung: Karya Adhika Utama.

Mulyatiningsih, E. 2012. Metode Penelitian Terapan Bidang Pendidikan. Bandung:Alfabeta.

Nazir, M. 2003. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Neary, M. 2000. Teaching assessing and evaluation for clinical competence, a practical guide for practitioners and teachers. Nelson Thomes Ltd, Cheltenham united kingdom. Pp.55.

Rusman. 2010. Model-Model Pembelajaran : Mengembangkan Profesionalisme Guru. Bandung : Rajawali Pers.

Sagala, Syaiful. 2012. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung:Alfabeta. Slavin, Robert E.2008. Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung:


(55)

Sontani, U.T dan Muhidin, S.A. 2011. Desain Penelitian Kuantitatif. Bandung:Karya Adhika Utama.


(56)

Sudjana, Nana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Susilana, Rudi. dkk. 2006. Kurikulu dan Pembelajaran. Bandung: Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran Jurusan KURTEKPEND.

Syah, M. 2010. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung:PT Remaja Rosdakarya.

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta:Kencana Prenada Media Group.

2. Sumber Di luar Buku Thesis

Ichtiara, Ira. Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) Terhadap Peningkatan Kemampuan Memecahkan Masalah-Masalah Sosial Siswa: Studi Eksperimen Kuasi Pada Pembelajaran IPS Kelas VIII di SMPN 8 Sumedang. Pendidikan IPS FPIPS UPI. 2012.

Karyati Heryana. Thesis Penerapan Model Kooperatif Jigsaw Dan Numbered Head Together (NHT) Untuk Meniangkatkan Penguasaan Konsep Getaran-Gelombang Dan Kemampuan Berpikir Kreatif. Pendidikan Fisika FPMIPA UPI. 2012.

Purwanti. Thesis Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) Terhadap Upaya Peningkatan Motivasi Belajar Dan Pemahaman Konsep Akuntansi : Study Eksperimen Pada Mata pelajaran Akuntansi Di Kelas XI SMA Muhammadiyah Sukamandi Subang. Jurusan Pendidikan Ekonomi FPEB UPI. 2012.

Jurnal

Djoko Dwi Kusumojanto, Popy Herawati. Jurnal Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model Numbered Heads Together (NHT) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Diklat Manajemen Perkantoran Kelas X APK di SMK Ardjuna 01 Malang. Jurnal Penelitian Kependidikan, No 1 April 2009. Surabaya.

Herta Delima Sitorus, dkk. Jurnal Efektivitas Model Pembelajaran Tipe Numbered Heads Together (NHT) pada Mata Pelajaran Teknik Informasi dan Komunikasi (TIK) terhadap Hasil Belajar Siswa.


(57)

Kistiono dan Suhandi, Andi. Penyusunan Dan Analisis Tes Pemahaman (Understanding) Konsep Fisika Dasar Mahasiswa Calon Guru.

Spencer Kagan. Jurnal The Structrural Aprroach to Cooperative Learning. December 1989/January 1990

Sumarjito. Jurnal Penggunaan Model Pembelajaran Numbered Heads Together untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Kelas XI IPA SMA Islami 1 Prambanan tahun Pelajaran 2009/2010. Bio Edukasi Vol. 2 Nomor 1 Mei 2011.

Artikel

Agon Ballor. Proposal Penelitian PTK. http://agondkd.blog.com/[15 Desember 2010]

Amaliyanti. Pemahaman siswa dalam proses belajar. http://cirukem.org/. [6 Maret 2013]

Aristha Serenade. Teori Belajar dan Model Pembelajaran Inovatif. http://aristhaserenade.blogspot.no/ [8 Oktober 2011].

Dwi Priyo Utomo. Model Pembelajaran Kooperatif; Teori yang Mendasari Prakteknya dalam Pembelajaran di Sekolah Dasar dan Sekolah Lanjutan. Universitas Muhammadiyah Malang. Dwipuumm@Yahoo.Com

Haryadin. 4 Kelebihan Model Pembelajaran NHT. http://hayardin-blog.blogspot.com/

Jeanie M.Dotson. Cooperative Learning Structures Can Increase Student Achievement. http://www.kaganonline.com/

John Dewey, Democrasy and Education. 1916.

http://www.ilt.columbia.edu/academic/digitexts/dewey/bio_dewey.html Keterampilan berpikir siswa. http://gurumtsnu.blogspot.com/ [30 Maret 2012] Khoirul Umam. Langkah Pembelajaran Numbered Heads Together Menurut

Slavin. http://umamuka.blogspot.com/ [24 November 2012. 01.31]

Model Cooperative Learning Tipe Numbered Heads Together (NHT). 6 http://modelcooperativelearning.blogspot.com/ [6 September2011]

Numbered Heads Together Cooperative Learning.

http://www.teachervision.fen.com/


(58)

Penelitian Tindakan Kelas dengan Model Numbered Heads Together. http://ndukyati.wordpress.com/ [8 Oktober 2012]

Proposal Skripsi Pembelajaran NHT. Old green light. http://incchu.blogspot.com/. [8 Februari 2011]

Suzana bt Sanusi. Teori-teori pembelajaran.

http://cikguanashazana.blogspot.com/2009/08/teori-teori-pembelajaran.html [10 Agustus 2009]

Shadiq, Fajar. 2009. Kemahiran Matematika.Yogyakarta:Depdiknas

Yusrin Orbyt. Model Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) dan Problem Based Instruction(PBI). http://yusrin-orbyt.blogspot.com/


(1)

120

mampu meningkatkan hasil belajar siswa pada kategori peningkatan gain sedang.

1.2.Saran-saran

Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan oleh peneliti, peneliti mengajukan saran kepada pihak sekolah yang dapat dikemukakan sebagai berikut:

1. Agar siswa dapat lebih meningkatkan hasil belajar terhadap suatu pelajaran sebaiknya penerapan metode pembelajaran Numbered Heads Together lebih ditingkatkan dalam proses belajar mengajar, sehingga hasilnya dapat sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

2. Karena berbagai keterbatasan peneliti temui dalam penelitian ini, peneliti menyarankan untuk diadakan studi lanjutan terhadap penerapan metode pembelajaran Numbered Heads Together namun pada standar kompetensi yang berbeda atau pada jenjang pendidikan yang berbeda.

3. Bagi peneliti yang ingin menerapkan model pembelajaran kooperatif sebaiknya lebih memperhatikan jenis metode yang akan digunakan didalam penelitian, sebaiknya disesuaikan dengan standar kompetensi yang bersangkutan.


(2)

1. Buku Teks

Arikunto, S. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Arikunto, S. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Revisi 2010. Jakarta: PT Rineka Cipta. Huda, M. 2012. Cooperative Learning, Metode, Teknik, Struktur dan Model

Penerapan.Yogyakarta:Pustaka Pelajar.

Ibrahim, M, dkk. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya : Universitas Negeri Surabaya University Press.

Lie, Anita. 2002. Cooperative Learning. Jakarta : PT Grasindo.

Majid, Abdul. 2013. Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Muhidin, S.A. 2010. Statistika 1 Pengantar Untuk Penelitian. Bandung: Karya

Adhika Utama.

Muhidin, S.A. 2010. . Statistika 2 Pengantar Untuk Penelitian. Bandung: Karya Adhika Utama.

Mulyatiningsih, E. 2012. Metode Penelitian Terapan Bidang Pendidikan. Bandung:Alfabeta.

Nazir, M. 2003. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Neary, M. 2000. Teaching assessing and evaluation for clinical competence, a practical guide for practitioners and teachers. Nelson Thomes Ltd, Cheltenham united kingdom. Pp.55.

Rusman. 2010. Model-Model Pembelajaran : Mengembangkan Profesionalisme Guru. Bandung : Rajawali Pers.

Sagala, Syaiful. 2012. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung:Alfabeta. Slavin, Robert E.2008. Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung:


(3)

122

Sontani, U.T dan Muhidin, S.A. 2011. Desain Penelitian Kuantitatif. Bandung:Karya Adhika Utama.


(4)

Sudjana, Nana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Susilana, Rudi. dkk. 2006. Kurikulu dan Pembelajaran. Bandung: Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran Jurusan KURTEKPEND.

Syah, M. 2010. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung:PT Remaja Rosdakarya.

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta:Kencana Prenada Media Group.

2. Sumber Di luar Buku Thesis

Ichtiara, Ira. Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) Terhadap Peningkatan Kemampuan Memecahkan Masalah-Masalah Sosial Siswa: Studi Eksperimen Kuasi Pada Pembelajaran IPS Kelas VIII di SMPN 8 Sumedang. Pendidikan IPS FPIPS UPI. 2012.

Karyati Heryana. Thesis Penerapan Model Kooperatif Jigsaw Dan Numbered Head Together (NHT) Untuk Meniangkatkan Penguasaan Konsep Getaran-Gelombang Dan Kemampuan Berpikir Kreatif. Pendidikan Fisika FPMIPA UPI. 2012.

Purwanti. Thesis Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) Terhadap Upaya Peningkatan Motivasi Belajar Dan Pemahaman Konsep Akuntansi : Study Eksperimen Pada Mata pelajaran Akuntansi Di Kelas XI SMA Muhammadiyah Sukamandi Subang. Jurusan Pendidikan Ekonomi FPEB UPI. 2012.

Jurnal

Djoko Dwi Kusumojanto, Popy Herawati. Jurnal Penerapan Pembelajaran Kooperatif Model Numbered Heads Together (NHT) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Diklat Manajemen Perkantoran Kelas X APK di SMK Ardjuna 01 Malang. Jurnal Penelitian Kependidikan, No 1 April 2009. Surabaya.

Herta Delima Sitorus, dkk. Jurnal Efektivitas Model Pembelajaran Tipe Numbered Heads Together (NHT) pada Mata Pelajaran Teknik Informasi


(5)

123

Kistiono dan Suhandi, Andi. Penyusunan Dan Analisis Tes Pemahaman (Understanding) Konsep Fisika Dasar Mahasiswa Calon Guru.

Spencer Kagan. Jurnal The Structrural Aprroach to Cooperative Learning. December 1989/January 1990

Sumarjito. Jurnal Penggunaan Model Pembelajaran Numbered Heads Together untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Kelas XI IPA SMA Islami 1 Prambanan tahun Pelajaran 2009/2010. Bio Edukasi Vol. 2 Nomor 1 Mei 2011.

Artikel

Agon Ballor. Proposal Penelitian PTK. http://agondkd.blog.com/[15 Desember 2010]

Amaliyanti. Pemahaman siswa dalam proses belajar. http://cirukem.org/. [6 Maret 2013]

Aristha Serenade. Teori Belajar dan Model Pembelajaran Inovatif. http://aristhaserenade.blogspot.no/ [8 Oktober 2011].

Dwi Priyo Utomo. Model Pembelajaran Kooperatif; Teori yang Mendasari Prakteknya dalam Pembelajaran di Sekolah Dasar dan Sekolah Lanjutan. Universitas Muhammadiyah Malang. Dwipuumm@Yahoo.Com

Haryadin. 4 Kelebihan Model Pembelajaran NHT. http://hayardin-blog.blogspot.com/

Jeanie M.Dotson. Cooperative Learning Structures Can Increase Student Achievement. http://www.kaganonline.com/

John Dewey, Democrasy and Education. 1916. http://www.ilt.columbia.edu/academic/digitexts/dewey/bio_dewey.html Keterampilan berpikir siswa. http://gurumtsnu.blogspot.com/ [30 Maret 2012] Khoirul Umam. Langkah Pembelajaran Numbered Heads Together Menurut

Slavin. http://umamuka.blogspot.com/ [24 November 2012. 01.31]

Model Cooperative Learning Tipe Numbered Heads Together (NHT). 6 http://modelcooperativelearning.blogspot.com/ [6 September2011]

Numbered Heads Together Cooperative Learning.

http://www.teachervision.fen.com/


(6)

Penelitian Tindakan Kelas dengan Model Numbered Heads Together. http://ndukyati.wordpress.com/ [8 Oktober 2012]

Proposal Skripsi Pembelajaran NHT. Old green light. http://incchu.blogspot.com/. [8 Februari 2011]

Suzana bt Sanusi. Teori-teori pembelajaran.

http://cikguanashazana.blogspot.com/2009/08/teori-teori-pembelajaran.html [10 Agustus 2009]

Shadiq, Fajar. 2009. Kemahiran Matematika.Yogyakarta:Depdiknas

Yusrin Orbyt. Model Pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) dan Problem Based Instruction(PBI). http://yusrin-orbyt.blogspot.com/


Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) VARIASI I UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI PESERTA DIDIK KELAS VIII A SMP NEGERI 13 MALANG

0 21 1

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN MODEL NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 KEDUNG ADEM BOJONEGORO

0 3 1

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS IV A SD NEGERI 6 METRO PUSAT

0 26 96

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN MATERI POKOK SISTEM PERTAHANAN TUBUH OLEH SISWA (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI IPA Semester Genap SMA Negeri 1 Bandar Sri

1 4 128

NUMBERED HEADS TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA

0 0 9

MENINGKATKAN KONSENTRASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DI KELAS VII.2 SMP NEGERI 1 BARRU

0 2 6

PENGGUNAAN COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI HASIL BELAJAR SISWA SMP

0 0 13

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DENGAN MEDIA KARTU SOAL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL DAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH

0 1 20

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER DENGAN MEDIA VIDEO UNTUK MENINGKATKAN KERJASAMA DAN HASIL BELAJAR SEJARAH SISWA SMA

0 0 13

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN NUMBERED HEADS TOGETHER UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 3 MIJEN KUDUS

0 1 23