PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN MATERI POKOK SISTEM PERTAHANAN TUBUH OLEH SISWA (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI IPA Semester Genap SMA Negeri 1 Bandar Sri

(1)

(2)

ABSTRAK

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) TERHADAP AKTIVITAS

BELAJAR DAN PENGUASAAN MATERI POKOK SISTEM PERTAHANAN TUBUH OLEH SISWA

(Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI IPA Semester Genap SMA Negeri 1 Bandar Sribhawono Kabupaten Lampung Timur

Tahun Pelajaran 2012/2013)

Oleh SRI WIRAHAYU

Aktivitas belajar berperan penting dalam kegiatan pembelajaran, salah satunya yaitu mempengaruhi kemampuan siswa dalam menguasai materi pelajaran. Hasil observasi di kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bandar Sribhawono, menunjukkan bahwa aktivitas belajar dan penguasaan materi oleh siswa masih rendah. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan model pembelajaran NHT dalam meningkatkan aktivitas belajar dan penguasaan materi oleh siswa.

Penelitian ini merupakan kuasi eksperimen dengan desain pretes-postes kelompok tak ekuivalen. Sampel penelitian adalah siswa kelas XI IPA1 dan XI IPA2 yang dipilih dari populasi secara purposive sampling. Data penelitian ini berupa data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif berupa deskripsi aktivitas belajar yang


(3)

iii

diperoleh melalui observasi serta data pendukung berupa deskripsi tanggapan siswa terhadap penggunaan model pembelajaran NHT yang diperoleh melalui penyebaran angket. Data kuantitatif diperoleh melalui pemberian pretes dan postes, kemudian rata-rata nilai pretes, postes, dan N-gain dianalisis secara statistik menggunakan uji t dan uji U dengan SPSS 17.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran NHT meningkatkan semua aspek aktivitas belajar dengan rata-rata peningkatan berkriteria baik (78,89 ± 12,60). Pada aspek membentuk kelompok (92,22); memberikan ide/pendapat (83,33); menjawab pertanyaan (77,78); dan

menanggapi jawaban pertanyaan (62,22). Penguasaan materi juga meningkat dengan rata-rata nilai pretes (31,99); postes (72,22); dan N-gain (61,52). Besarnya peningkatan penguasaan materi pada indikator C2 (58,37) dan C4 (63,15); dengan rata-rata peningkatan (60,76 ± 3,38). Adapun kriteria peningkatan perbutir soal pada indikator C2 dan C4 adalah sama, yaitu sangat tinggi (soal no. 4 dan 2); tinggi (soal no. 5 dan 6); dan sedang (soal no. 3 dan 1). Selain itu, sebagian besar siswa memberikan tanggapan positif terhadap penggunaan model pembelajaran NHT. Dengan demikian, pembelajaran menggunakan model pembelajaran NHT berpengaruh dalam meningkatkan aktivitas belajar dan berpengaruh signifikan dalam meningkatkan penguasaan materi oleh siswa.

Kata kunci: aktivitas belajar, model pembelajaran NHT, penguasaan materi, sistem pertahanan tubuh


(4)

(5)

(6)

(7)

xiv DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL... xv

DAFTAR GAMBAR... xvii

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Ruang Lingkup Penelitian ... 6

F. Kerangka Pikir ... 7

G. Hipotesis ... 9

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pembelajaran Kooperatif (Cooperatif Learning) ... 10

B. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Number Head Together (NHT) ... 12

C. Aktivitas Belajar Siswa ... 15

D. Penguasaan Materi Belajar oleh Siswa ... 17

III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ... 20

B. Populasi dan Sampel ... 20

C. Desain Penelitian ... 20

D. Prosedur penelitian ... 21

E. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data ... 28

F. Teknik Analisis Data ... 34

IV.HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 39

B. Pembahasan ... 44

V. SIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 54


(8)

xiv

1. Silabus ... 60

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 64

3. Lembar Kerja Siswa (LKS) ... 96

4. Pretes dan Postes ... 112

5. Angket Tanggapan Siswa ... 117

6. Data-data Hasil Penelitian ... 118


(9)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan usaha yang mempunyai tujuan, yang dengan

sistematis terarah pada perubahan tingkah laku menuju ke kedewasaan anak didik (Sardiman, 2008: 12). Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3 menyebutkan bahwa pendidikan di Indonesia berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Tujuannya adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab

(Depdiknas, 2003: 4).

Tercapai atau tidaknya tujuan pendidikan tersebut sangat bergantung kepada proses pendidikan yang dialami oleh anak didik. Adapun kegiatan yang paling pokok dalam keseluruhan proses tersebut adalah belajar. Slameto (2003: 1-2) mengungkapkan bahwa belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam


(10)

interaksi dengan lingkungannya. Oleh karena itu, selama proses belajar mengajar guru perlu menimbulkan aktivitas siswa dalam berpikir maupun berbuat.

Proses pendidikan di Indonesia terutama pendidikan formal (sekolah) dapat dikatakan belum maksimal dalam mencapai tujuan pendidikan nasional. Trianto (2010: 5) mengungkapkan bahwa masalah utama saat ini adalah masih rendahnya hasil belajar peserta didik yang merupakan hasil kondisi pembelajaran konvensional yang dalam proses pembelajaran memberikan dominasi guru dan tidak memberikan akses bagi siswa untuk berkembang secara mandiri. Menurut Sardiman (2008: 98-99) dominasi guru

mengakibatkan siswa menjadi lebih pasif, aktivitasnya terutama terbatas pada mendengarkan, mencatat, dan menjawab pertanyaan bila guru memberikan pertanyaan. Oleh karena itu, proses belajar mengajar semacam ini tidak dapat mendorong siswa untuk berpikir dan beraktivitas.

Hasil observasi dan wawancara dengan guru Biologi di SMA Negeri 1 Bandar Sribhawono menunjukkan bahwa aktivitas belajar dan penguasaan materi oleh siswa belum tercapai secara optimal. Hal tersebut diperkuat dengan hasil ujian akhir semester genap siswa kelas XI IPA tahun pelajaran 2011/2012, khususnya untuk materi Sistem Pertahanan Tubuh hanya terdapat sekitar 35 % siswa mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 75. Selain itu, hanya terdapat sekitar 40 % siswa yang aktif dalam kegiatan belajar, seperti mendengarkan, mencatat, bertanya, serta menjawab


(11)

menjadi pendengar, bahkan beberapa siswa melakukan kegiatan yang kurang relevan dengan kegiatan pembelajaran seperti membaca buku ketika guru menjelaskan materi, mengobrol, mengganggu teman, tiduran, dan mencoret-coret buku atau meja.

Kurang optimalnya aktivitas dan penguasaan materi oleh siswa di SMA Negeri 1 Bandar Sribhawono terjadi karena cara penyampaian materi yang diterapkan guru seperti metode ceramah belum mampu memfasilitasi siswa untuk mengembangkan aktivitas belajar dan meningkatkan pemahaman materinya. Cara tersebut memungkinkan guru menjadi lebih dominan karena perhatian siswa hanya terpusat pada guru (teacher centered). Meskipun guru telah menerapkan beberapa cara penyampaian yang lain seperti metode tanya jawab dan diskusi yang memfasilitasi siswa untuk lebih aktif, dalam

praktiknya cara tersebut memiliki kelemahan yaitu kurangnya tanggung jawab setiap siswa dalam belajar dan mengerjakan tugas sehingga siswa yang berkemampuan lebih tinggi dan rajin yang cenderung berperan aktif.

Sedangkan bagi siswa yang berkemampuan lebih rendah, kepercayaan diri kurang, dan cenderung malas akan tetap pasif selama kegiatan pembelajaran. Salah satu upaya untuk mengatasi masalah tersebut yaitu dengan mengubah cara penyampaian materi yang digunakan guru agar berpusat pada siswa (student centered) dan mampu meningkatkan tanggung jawab individual melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT). Menurut Trianto (2010: 82) model pembelajaran ini memudahkan siswa berinteraksi dengan teman-temannya serta melibatkan


(12)

lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran. Model pembelajaran NHT juga dapat meningkatkan tanggung jawab setiap siswa terhadap tugas yang diberikan pada kelompoknya, karena pada saat fase menjawab guru akan memanggil salah satu siswa untuk

menjawab pertanyaan secara individual tanpa pemberitahuan terlebih dahulu. Sehingga dengan langkah tersebut setiap siswa akan lebih termotivasi untuk melakukan aktivitas belajar dalam rangka memahami materi pelajaran. Penggunaan model pembelajaran NHT untuk meningkatkan aktivitas belajar dan penguasaan materi oleh siswa didukung oleh hasil penelitian Arbi (2006: 32) yang menyatakan bahwa melalui penerapan model pembelajaran tersebut, siswa lebih aktif dalam belajar dan penguasaan materi oleh siswa pada materi Sistem Ekskresi Manusia mengalami peningkatan. Selain itu, hasil penelitian Erika (2011: 51) menunjukkan bahwa model pembelajaran NHT dapat meningkatkan aktivitas belajar dan penguasaan konsep oleh siswa pada materi Pencemaran Lingkungan.

Berdasarkan fakta tersebut, peneliti terdorong untuk melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) Terhadap Aktivitas Belajar dan

Penguasaan Materi Pokok Sistem Pertahanan Tubuh oleh Siswa (Kuasi

Eksperimen pada Siswa Kelas XI IPA Semester Genap SMA Negeri 1 Bandar Sribhawono Kabupaten Lampung Timur Tahun Pelajaran


(13)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah pengaruh penggunaan model pembelajaran NHT dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa pada materi pokok sistem pertahanan tubuh?

2. Apakah penggunaan model pembelajaran NHT berpengaruh signifikan dalam meningkatkan penguasaan materi oleh siswa pada materi pokok sistem pertahanan tubuh?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Pengaruh penggunaan model pembelajaran NHT dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa pada materi pokok sistem pertahanan tubuh. 2. Pengaruh signifikan penggunaan model pembelajaran NHT dalam

meningkatkan penguasaan materi oleh siswa pada materi pokok sistem pertahanan tubuh.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah:

1. Bagi peneliti yaitu memberikan wawasan, pengalaman, dan bekal berharga sebagai calon guru biologi yang profesional, terutama dalam merancang dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan


(14)

menggunakan model pembelajaran NHT.

2. Bagi siswa yaitu memberikan pengalaman dan suasana belajar yang berbeda sehingga diharapkan mampu meningkatkan motivasi dan minat belajar siswa.

3. Bagi guru/calon guru yaitu memberikan informasi mengenai model pembelajaran NHT sehingga dapat dijadikan alternatif dalam memilih model pembelajaran yang tepat dalam kegiatan pembelajaran biologi. 4. Bagi sekolah yaitu memberi sumbangan pada sekolah dalam rangka

perbaikan proses pembelajaran sehingga mutu pembelajaran meningkat khususnya mutu pembelajaran biologi.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Untuk menghindari anggapan yang berbeda terhadap masalah yang akan dibahas, maka peneliti membatasi masalah sebagai berikut:

1. Model pembelajaran kooperatif tipe NHT yang digunakan dalam

penelitian ini terdiri dari 4 sintaks yaitu: (1) penomoran; (2) mengajukan pertanyaan; (3) berpikir bersama; dan (4) menjawab pertanyaan (Trianto, 2010: 82-83).

2. Aktivitas belajar siswa yaitu (1) membentuk kelompok; (2) memberikan ide/pendapat; (3) menjawab pertanyaan; dan (4) menanggapi jawaban pertanyaan.

3. Penguasaan materi oleh siswa diperoleh dari hasil pretes-postes aspek kognitif.


(15)

4. Materi pokok yang dipelajari adalah sistem pertahanan tubuh dengan kompetensi dasar “menjelaskan mekanisme pertahanan tubuh terhadap benda asing berupaantigen dan bibit penyakit”.

5. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas XI IPA1 (kelas eksperimen) dan kelas XI IPA2 (kelas kontrol) semester genap tahun pelajaran 2012/2013 di SMA Negeri 1 Bandar Sribawono, Kabupaten Lampung Timur. F. Kerangka Pikir

Salah satu hal yang menjadi permasalahan bagi sebagian besar siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran Biologi adalah rendahnya aktivitas belajar dan penguasaan materi oleh siswa. Hal tersebut terjadi karena kegiatan belajar mengajar yang cenderung berpusat pada guru (teacher centered). Kondisi tersebut mengakibatkan siswa menjadi pasif dan lebih banyak mengandalkan informasi/pengetahuan yang datang dari guru sehingga siswa masih sulit untuk menemukan pemahaman sendiri mengenai materi pelajaran. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu metode atau model pembelajaran yang berpusat kepada siswa (student centered). Salah satunya adalah model pembelajaran kooperatif tipe Number Head Together (NHT). Model ini memungkinkan siswa untuk memperoleh pengetahuan baru dan mengontruksinya dengan pengetahuan yang telah dimiliki berdasarkan pengalaman belajar sendiri. Pengetahuan yang diperoleh dapat berasal dari berbagai sumber belajar seperti buku dan lingkungan sekitar.

Tahapan model pembelajaran NHT memfasilitasi siswa belajar dalam kelompok kecil dengan kemampuan akademik yang heterogen, tujuannya


(16)

agar setiap anggota kelompok saling membantu dalam memahami materi pelajaran sehingga hasil belajar setiap siswa menjadi tinggi. Setiap anggota kelompok juga mempunyai nomor anggota yang berbeda, tujuannya agar setiap siswa mampu menguasai materi karena salah satu nomor siswa akan dipanggil secara acak untuk mewakili kelompoknya menjawab pertanyaan sesuai dengan LKS. Cara tersebut dapat meningkatkan motivasi dan tanggung jawab siswa pada saat bekerja dan berpikir bersama dalam menyelesaikan pertanyaan dan memahami jawaban pertanyaan yang diajukan oleh guru. Selain itu, pertanyaan tersebut juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan dan membangun pemahamannya sendiri melalui kegiatan belajar yang dilakukan sehingga siswa lebih aktif. Oleh karena itu,

diharapkan aktivitas belajar dan penguasaan materi oleh siswa meningkat. Adapun variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran NHT dan variabel terikat adalah aktivitas belajar dan penguasaan materi oleh siswa. Hubungan antara kedua variabel tersebut digambarkan dalam diagram

berikut.

Keterangan: X= Model pembelajaran kooperatif tipe NHT; Y1 = aktivitas belajar siswa; dan Y2 = penguasaan materi oleh siswa Gambar 1. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat

X

Y1


(17)

G. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe NHT berpengaruh dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa pada materi pokok sistem

pertahanan tubuh.

2. H0 = Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe NHT tidak

berpengaruh signifikan dalam meningkatkan penguasaan materi oleh siswa pada materi pokok sistem pertahanan tubuh.

H1 = Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe NHT berpengaruh signifikan dalam meningkatkan penguasaan materi oleh siswa pada materi pokok sistem pertahanan tubuh.


(18)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pembelajaran Kooperatif (Cooperatife Learning)

Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu bentuk pembelajaran yang bernaung dalam teori konstruktivis. Pembelajaran ini muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan temannya (Trianto, 2010: 56-57).

Seperti yang dikemukakan oleh Slavin (2005: 4) bahwa pembelajaran kooperatif merujuk pada berbagai macam metode pengajaran yang

memungkinkan para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lainnya dalam mempelajari materi pelajaran. Selama melaksanakan pembelajaran kooperatif, para siswa diharapkan dapat saling membantu, mendiskusikan, dan berargumentasi untuk mengasah pengetahuan yang mereka kuasai saat itu dan menutup kesenjangan dalam pemahaman masing-masing. Apabila diatur dengan baik, siswa-siswa dalam kelompok kooperatif akan belajar satu sama lain untuk memastikan bahwa tiap orang dalam kelompok telah menguasai konsep-konsep yang telah dipikirkan. Huda (2011: 32) mengungkapkan bahwa pembelajaran kooperatif umumnya melibatkan kelompok yang terdiri dari empat sampai lima siswa dengan kemampuan yang berbeda dan ada pula yang menggunakan kelompok


(19)

dengan ukuran yang berbeda-beda.

Pembelajaran kooperatif mempunyai beberapa kelebihan, menurut Johnson dan Johnson (dalam Trianto, 2010: 57) pembelajaran kooperatif bertujuan untuk memaksimalkan belajar siswa untuk peningkatan prestasi akademik dan pemahaman baik secara individu maupun secara kelompok. Hal ini sesuai dengan pendapat Ibrahim, dkk., (2000: 7-9), bahwa pembelajaran kooperatif mencakup tiga jenis tujuan penting, yaitu hasil belajar akademik, penerimaan terhadap keragaman, dan pengembangan keterampilan sosial. Selain itu, pembelajaran ini juga disusun dalam sebuah usaha meningkatkan partisipasi siswa, memfasilitasi siswa dengan pengalaman sikap kepemimpinan dan membuat keputusan dalam kelompok, serta memberikan kesempatan pada siswa untuk berinteraksi dan belajar bersama siswa yang berbeda latar belakangnya (Trianto, 2010: 58).

Pembelajaran kooperatif mengandung prinsip-prinsip yang membedakannya dengan model pembelajaran lainnya serta menjadi konsep utama dari belajar kooperatif. Menurut Slavin (dalam Trianto, 2009: 61) konsep utama tersebut adalah sebagai berikut.

1. Penghargaan kelompok, yang akan diberikan jika kelompok mencapai kriteria yang ditentukan.

2. Tanggung jawab individual, bermakna bahwa khususnya kelompok tergantung pada belajar individual semua anggota kelompok. 3. Kesempatan yang sama untuk sukses, bermakna bahwa siswa telah


(20)

Adapun tahapan atau langkah-langkah utama pembelajaran kooperatif dalam pengaplikasiannya selama kegiatan belajar mengajar adalah sebagai berikut. Tabel 1. Langkah-langkah model pembelajaran koopeatif

Fase Peran Guru

Fase-1

Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa

Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar.

Fase-2

Menyajikan informasi

Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan.

Fase-3

Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok kooperatif

Guru menjelaskan kepada siswa

bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien. Fase-4

Membimbing kelompok bekerja dan belajar

Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka.

Fase-5 Evaluasi

Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.

Fase-6

Memberikan Penghargaan

Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok.

Sumber: Ibrahim, dkk., (2000: 10)

B. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT)

Salah satu model pembelajaran yang termasuk dalam model pembelajaran kooperatif adalah NHT. Menurut Trianto (2010: 82) model pembelajaran NHT atau penomoran berpikir bersama merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional. Model ini pertama kali dikembangkan oleh Spencer Kagen untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek


(21)

pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut. Selain itu, menurut Lie (2008: 59) model pembelajaran NHT juga memberi kesempatan kepada siswa untuk membagikan ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat serta mendorong siswa untuk meningkatkan semangat kerjasama mereka.

Model pembelajaran NHT pada dasarnya merupakan sebuah variasi diskusi kelompok dengan ciri khasnya adalah guru hanya menunjuk seorang siswa yang mewakili kelompoknya tanpa memberitahu terlebih dahulu siapa yang akan mewakili kelompoknya tersebut. Sehingga cara ini menjamin

keterlibatan total semua siswa dan merupakan upaya yang sangat baik untuk meningkatkan tanggung jawab individual dalam diskusi kelompok serta berdampak positif terhadap motivasi belajar siswa. Siswa akan berusaha memahami konsep-konsep ataupun memecahkan permasalahan yang disajikan oleh guru (Nur, 2005: 78).

Sintaks model pembelajaran NHT menurut Trianto (2010: 82-83) terdiri dari struktur empat fase yaitu:

1. Fase 1: Penomoran

Dalam fase ini, guru membagi siswa ke dalam kelompok tiga sampai lima orang dan kepada setiap anggota kelompok diberi nomor antara satu sampai lima.

2. Fase 2: Mengajukan pertanyaan

Guru mengajukan sebuah pertanyaan kepada siswa. Pertanyaan dapat bervariasi. Pertanyaan dapat amat spesifik dan dalam bentuk kalimat


(22)

tanya atau berbentuk arahan. 3. Fase 3: Berpikir bersama

Siswa menyatukan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan itu dan meyakinkan tiap anggota dalam timnya mengetahui jawaban tim. 4. Fase 4: Menjawab pertanyaan

Guru memanggil suatu nomor tertentu, kemudian siswa yang nomornya sesuai mengacungkan tangannya dan mencoba untuk menjawab

pertanyaan untuk seluruh kelas.

Ada beberapa manfaat model pembelajaran NHT bagi siswa yang hasil belajarnya rendah seperti yang dikemukakan oleh Lundgren dalam Ibrahim, dkk. (2000: 18), antara lain: rasa harga diri menjadi lebih tinggi, memperbaiki kehadiran, penerimaan terhadap individu menjadi lebih besar, perilaku

mengganggu menjadi lebih kecil, konflik antara pribadi berkurang,

pemahaman yang lebih mendalam, meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi serta hasil belajar lebih tinggi.

Menurut Lie (2008: 47) model pembelajaran NHT mempunyai kelebihan dan kelemahan. Kelebihan NHT diantaranya adalah masing-masing anggota kelompok memiliki banyak kesempatan untuk berkontribusi, interaksi lebih mudah, banyak ide yang muncul, lebih banyak tugas yang bisa dilaksanakan, dan guru mudah untuk memonitor kontribusi. Adapun kelemahan dari NHT yaitu membutuhkan lebih banyak waktu dan sosialisasi yang lebih banyak, kurangnya kesempatan untuk kontribusi individu, siswa lebih mudah melepaskan diri dari keterlibatan, dan tidak memperhatikan.


(23)

C. Aktivitas Belajar Siswa

Kegiatan pembelajaran yang efektif adalah kegiatan yang menyediakan kesempatan bagi siswa untuk belajar sendiri, karena pada prinsipnya belajar adalah berbuat atau beraktivitas (Sardiman, 2008: 95). Seperti yang

diungkapkan oleh Harjanto (2008: 171) bahwa belajar merupakan kegiatan transfer of knowledge/skill yang dilakukan oleh siswa. Sardiman (2008: 99-100) mengungkapkan lebih lanjut bahwa dalam kegiatan belajar tugas

pendidik adalah membimbing dan menyediakan kondisi agar anak didik dapat mengembangkan bakat dan potensinya. Hal ini menunjukkan bahwa anak didik yang harus melakukan aktivitas, berbuat dan aktif sendiri. Adapun yang dimaksud aktivitas belajar itu adalah aktivitas yang bersifat fisik maupun mental. Oleh karena itu, dalam kegiatan belajar kedua aktivitas itu harus selalu terkait agar membuahkan aktivitas belajar yang optimal.

Salah satu tempat yang menjadi pusat kegiatan belajar dan dapat digunakan sebagai arena untuk mengembangkan aktivitas adalah sekolah. Banyak jenis aktivitas yang dapat dilakukan oleh siswa di sekolah. Diedrich (dalam Hamalik, 2004: 172-173) membagi kegiatan belajar yang menunjukkan adanya aktivitas dalam delapan kelompok sebagai berikut.

1. Kegiatan-kegiatan visual

Membaca, melihat gambar-gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran, dan mengamati orang lain bekerja atau bermain.

2. Kegiatan-kegiatan lisan (oral)


(24)

mengajukan pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat, wawancara, diskusi, dan interupsi.

3. Kegiatan-kegiatan mendengarkan

Mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok, mendengarkan suatu permainan, mendengarkan radio.

4. Kegiatan-kegiatan menulis

Menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan, bahan-bahan kopi, membuat rangkuman, mengerjakan tes, dan mengisi angket.

5. Kegiatan-kegiatan menggambar

Menggambar, membuat grafik, diagram, peta, dan pola. 6. Kegiatan-kegiatan metrik

Melakukan percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan pameran, membuat model, menyelenggarakan permainan, menari, dan berkebun. 7. Kegatan-kegiatan mental

Merenungkan, mengingat, memecahkan masalah, menganalisis, faktor-faktor, melihat, hubungan-hubungan, dan membuat keputusan.

8. Kegiatan-kegiatan emosional

Minat, membedakan, berani, tenang, dan lain-lain. Kegiatan-kegiatan dalam kelompok ini terdapat dalam semua jenis kegiatan dan overlap satu sama lain.

Jika berbagai macam kegiatan tersebut dapat diciptakan di sekolah, maka sekolah akan lebih dinamis, tidak membosankan dan benar-benar menjadi pusat aktivitas belajar yang maksimal (Sardiman, 2008: 101-102). Hamalik (2004: 12) berpendapat bahwa dengan melakukan banyak aktivitas yang sesuai


(25)

dengan pembelajaran maka siswa mampu mengalami, memahami, mengingat dan mengaplikasikan materi yang telah diajarkan.

Selanjutnya Hamalik (2004: 175-176) juga mengungkapkan bahwa penggunaan asas aktivitas besar nilainya bagi pengajaran, oleh karena: 1. Para siswa mencari pengalaman sendiri dan langsung mengalami sendiri. 2. Berbuat sendiri akan mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara

integral.

3. Memupuk kerja sama yang harmonis di kalangan siswa. 4. Para siswa bekerja menurut minat dan kemampuan sendiri. 5. Memupuk disiplin kelas secara wajar dan suasana belajar menjadi

demokratis.

6. Mempererat hubungan sekolah dan masyarakat, dan hubungan antara orang tua dengan guru.

7. Pengajaran diselenggarakan secara realistis dan konkret sehingga mengembangkan pemahaman dan berpikir kritis serta menghindarkan verbalistis.

8. Pengajaran di sekolah mengajari hidup sebagaimana aktivitas dalam kehidupan di masyarakat.

D. Penguasaan Materi Belajar oleh Siswa

Salah satu indikator yang menunjukkan bahwa kegiatan belajar mengajar di sekolah dapat dikatakan berhasil adalah apabila siswa mampu menguasai materi yang diberikan oleh guru secara tuntas sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Adapun pengertian penguasaan materi itu


(26)

sendiri yaitu kemampuan menyerap arti dari suatu bahan yang dipelajari. Penguasaan bukan sekedar mengingat mengenai apa yang pernah dipelajari tetapi meguasai lebih dari itu, yakni melibatkan berbagai proses kegiatan mental sehingga lebih bersifat dinamis (Arikunto, 2003: 115).

Secara lebih spesifik, penguasaan materi dapat didefinisikan sebagai hasil belajar dari ranah kognitif. Ada beberapa teori yang berpendapat bahwa proses belajar itu pada prinsipnya bertumpu pada struktur kognitif, yakni penataan fakta, konsep serta prinsip-prinsip, sehingga membentuk satu

kesatuan yang memiliki makna bagi subjek didik. Secara umum, belajar boleh dikatakan juga sebagai suatu proses interaksi antara diri manusia dengan lingkungannya, yang mungkin berwujud pribadi, fakta, konsep ataupun teori. Hal ini menunjukkan bahwa proses interaksi adalah proses internalisasi dari sesuatu ke dalam diri yang belajar dan dilakukan secara aktif, dengan segenap panca indera ikut berperan (Sardiman, 2008: 22).

Anderson dan Krathwohl (2000: 67-68), merumuskan bahwa hasil belajar ranah kognitif terdiri dari enam jenis perilaku sebagai berikut.

1. Remember mencakup kemampuan ingatan tentang hal yang telah dipelajari dan tersimpan dalam ingatan. Pengetahuan itu meliputi fakta, peristiwa, pengertian, kaidah, teori, prinsip, dan metode.

2. Understand mencakup kemampuan menangkap arti dan makna hal yang dipelajari.

3. Apply mencakup kemampuan menerapkan metode dan kaidah untuk meghadapi masalah yang nyata dan baru.


(27)

4. Analyze mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan ke dalam bagian-bagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik. Misalnya mengurai masalah menjadi bagian yang lebih kecil. 5. Evaluate mencakup kemampuan membentuk pendapat tentang beberapa

hal berdasarkan kriteria tertentu.

6. Create mencakup kemampuan membentuk suatu pola baru.

Keberhasilan penguasaan materi oleh siswa dapat diukur dan diketahui melalui evaluasi. Menurut Thoha (1994: 1) evaluasi merupakan kegiatan yang

terencana untuk mengetahui keadaan suatu objek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur untuk memperoleh kesimpulan. Secara umum dapat dikatakan bahwa evaluasi merupakan

kegiatan pengumpulan data untuk mengukur sejauh mana tujuan sudah tercapai (Arikunto, 2008: 25). Adapun salah satu instrumen atau alat ukur yang biasa digunakan dalam evaluasi adalah tes.

Arikunto (2008: 53) mengungkapkan bahwa tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan. Tes yang digunakan untuk mengukur banyaknya atau persentase tujuan pembelajaran dicapai setelah satu kali mengajar atau satu kali pertemuan adalah postest atau tes akhir. Disebut tes akhir karena sebelum memulai pelajaran guru mengadakan tes awal atau pretest. Kegunaan tes ini ialah terutama untuk dijadikan bahan pertimbangan dalam memperbaiki rencana pembelajaran yang dijadikan sebagai umpan balik dalam meningkatkan mutu pembelajaran (Daryanto, 1999: 195-196).


(28)

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2013 di SMA Negeri 1 Bandar Sribhawono Kabupaten Lampung Timur.

B. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA semester genap SMA Negeri 1 Bandar Sribhawono Tahun Pelajaran 2012/2013 yang terdiri dari empat kelas. Dari populasi yang ada diambil dua kelas (XI IPA1 dan XI IPA2) sebagai sampel penelitian dengan cara purposive sampling. Kelas yang terpilih sebagai kelas eksperimen dari sampel tersebut adalah kelas XI IPA1 sedangkan kelas XI IPA2 terpilih sebagai kelas kontrol. C. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu (quasi eksperiment) dengan desain pretes-postes kelompok tak ekuivalen. Kelompok eksperimen yaitu kelas XI IPA1 diberi perlakuan dengan model pembelajaran NHT, sementara kelompok kontrol yaitu kelas XI IPA2 diberi perlakuan dengan metode diskusi. Setelah itu, kedua kelompok diberi tes/soal berupa soal uraian yang sama di awal dan akhir kegiatan pembelajaran (pretes-postes).


(29)

Kemudian hasil pretes dan postes pada kedua subjek dibandingkan. Struktur desainnya adalah sebagai berikut.

Kelas Pretes Perlakuan Postes

I O1 X O2

II O1 C O2

Keterangan : I = Kelas eksperimen, II = Kelas kontrol, O1 = Pretes, O2 = Postes, X = Perlakuan dengan model NHT; dan C = Perlakuan menggunakan metode diskusi.

Gambar 2. Desain penelitian pretes-postes kelompok tak ekuivalen (modifikasi dari Riyanto, 2001: 43)

D. Prosedur Penelitian

Penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu prapenelitian dan pelaksanaan penelitian. Adapun langkah-langkah dari tahap tersebut yaitu sebagai berikut. 1. Prapenelitian

Kegiatan yang dilakukan pada prapenelitian sebagai berikut:

a. Membuat surat izin penelitian pendahuluan ke fakultas untuk observasi ke sekolah.

b. Mengadakan observasi ke sekolah tempat diadakannya penelitian untuk mendapatkan informasi tentang keadaan kelas yang akan menjadi subjek penelitian.

c. Menetapkan sampel penelitian untuk kelas eksperimen dan kelas Kontrol.

d. Membuat perangkat pembelajaran yang terdiri dari Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan Lembar Kerja Siswa (LKS).


(30)

e. Membuat instrumen evaluasi yaitu soal pretes dan postes untuk pertemuan pertama dan pertemuan terakhir.

f. Membuat lembar observasi aktivitas belajar siswa sesuai dengan sintaks model pembelajaran NHT.

g. Membuat angket tanggapan siswa terhadap penerapan model pembelajaran NHT.

h. Membentuk kelompok diskusi bersifat heterogen (berdasarkan tingkat intelegensi dan jenis kelamin) pada kelas eksperimen berdasarkan nilai akademik siswa semester ganjil.

2. Pelaksanaan Penelitian

Kegiatan penelitian dilaksanakan dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT untuk kelas eksperimen, dan metode diskusi untuk kelas kontrol. Penelitian ini dilaksanakan sebanyak tiga kali pertemuan dengan langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut.

a. Kelas Eksperimen (Pembelajaran dengan model pembelajaran NHT)

1) Kegiatan Awal

a) Siswa mengerjakan soal tes awal (pretes) mengenai materi pokok sistem pertahanan tubuh (pertemuan I).

b) Apersepsi dilakukan oleh siswa dengan menanggapi pertanyaan dan memperhatikan penjelasan dari guru.

1. Pertemuan I: “Kita semua pasti pernah mengalami sakit, penyakit apa yang pernah kalian alami? Apakah diantara kalian ada yang sering sekali sakit atau jika sakit membutuhkan waktu


(31)

untuk sembuh yang cukup lama? Mengapa hal tersebut bisa terjadi? Jika ada yang tahu kemukakan pendapat kalian!”

2. Pertemuan II: “Apakah diantara kalian ada yang pernah terkena penyakit cacar? Berapa kali kalian pernah mengalaminya? mengapa demikian? Jika ada yang tahu kemukakan pendapat kalian!”.

3. Pertemuan III: “Pernahkah kalian mendengar bahwa setelah diimunisasi biasanya bayi akan demam? Mengapa hal tersebut bisa terjadi? Jika ada yang tahu kemukakan pendapat kalian!” c) Siswa memperoleh motivasi dari guru.

1. Pertemuan I: “Dengan mempelajari materi pertahanan tubuh kita dapat mengetahui bahwa di dalam tubuh kita terdapat komponen-komponen yang berperan dalam melindungi tubuh, sehingga kita tidak mudah sakit dan dapat bertahan hidup hingga saat ini. Oleh karena itu, kita harus bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala anugerah yang diberikan kepada kita”.

2. Pertemuan II: “Dengan mempelajari materi ini kita memperoleh pengetahuan mengenai mekanisme sistem kekebalan tubuh dalam menghadapi setiap serangan antigen berbahaya serta akibat yang ditimbulkan jika sistem kekebalan tubuh kita tidak mampu menghadapi antigen tersebut. Oleh karena itu, sebaiknya kita harus selalu menjaga tubuh agar antigen tidak dapat masuk dan menyerang tubuh kita,


(32)

salah satunya yaitu dengan mengonsumsi makanan yang higienis”.

3. Pertemuan III: “Dengan pengetahuan mengenai sistem pertahanan tubuh yang kita miliki, diharapkan agar kita tetap menjaga kesehatan, karena jika sistem tersebut terganggu atau diserang penyakit, maka akan berdampak negatif terhadap kekebalan tubuh kita sehingga zat asing mudah menyerang tubuh dan menimbulkan kelainan atau penyakit yang akan berakibat fatal bagi kelangsungan hidup kita”.

2) Kegiatan Inti

a) Guru mengelompokkan seluruh siswa menjadi enam kelompok yang heterogen, masing-masing terdiri dari lima orang. Kemudian memberikan nama yang berbeda kepada setiap kelompok yaitu kelompok merah, kuning, hijau, biru, nila dan ungu serta nomor panggilan yang berurutan untuk setiap anggota yaitu mulai dari nomor 1-5 (pertemuan I).

b) Setiap kelompok memperoleh Lembar Kerja Siswa (LKS) sesuai dengan jumlah anggotanya dan mendengarkan penjelasan guru mengenai komponen dan tata cara mengerjakan LKS tersebut. c) Setiap siswa berdiskusi dengan anggota kelompoknya untuk

menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam LKS.

d) Setiap anggota kelompok saling membantu dalam memahami jawaban LKS dan memastikan agar semua anggotanya benar-benar paham.


(33)

e) Guru memanggil salah satu nomor siswa untuk menguraikan jawaban salah satu pertanyaan dalam LKS kepada seluruh anggota kelompok lainnya.

f) Guru memanggil anggota kelompok lain yang bernomor sama dengan siswa yang menguraikan jawaban sebelumnya untuk memberikan tanggapan mengenai jawaban yang telah diuraikan tersebut.

g) Guru mengulang kembali langkah pada poin e dan f hingga jawaban setiap soal selesai diuraikan seluruhnya.

h) Setiap siswa mengumpulkan LKS yang telah selesai dikerjakan. i) Guru mengadakan penguatan dengan menjelaskan materi yang

belum dipahami oleh siswa. 3) Kegiatan Penutup

a) Siswa bersama guru mengadakan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram.

b) Siswa bersama guru menyimpulkan hasil kegiatan pembelajaran pada setiap pertemuan.

c) Siswa diberikan tes akhir (postes) untuk pertemuan terakhir. d) Siswa diminta untuk membaca materi yang akan dibahas pada

pertemuan selanjutnya.

b. Kelas Kontrol (Pembelajaran dengan metode Diskusi) 1) Kegiatan Awal


(34)

sistem pertahanan tubuh (pertemuan I).

b) Apersepsi dilakukan oleh siswa dengan menanggapi pertanyaan dan memperhatikan penjelasan dari guru.

1. Pertemuan I: “Kita semua pasti pernah mengalami sakit, penyakit apa yang pernah kalian alami? Apakah diantara kalian ada yang sering sakit atau jika sakit membutuhkan waktu untuk sembuh yang cukup lama? Mengapa hal tersebut bisa terjadi? Jika ada yang tahu kemukakan pendapat kalian!”

2. Pertemuan II: ”Apakah diantara kalian ada yang pernah terkena penyakit cacar? Berapa kali kalian pernah mengalaminya? Mengapa demikian? Jika ada yang tahu kemukakan pendapat kalian!”.

3. Pertemuan III: ”Apakah kalian pernah mendengar bahwa setelah diimunisasi biasanya bayi akan demam? Mengapa hal tersebut bisa terjadi? Jika ada yang tahu kemukakan pendapat kalian!”

c) Siswa memperoleh motivasi dari guru.

1. Pertemuan I : “Dengan mempelajari materi ini kita dapat mengetahui bahwa di dalam tubuh kita terdapat komponen-komponen yang berperan dalam melindungi tubuh, sehingga kita tidak mudah sakit dan dapat bertahan hidup hingga saat ini. Oleh karena itu, kita harus bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala anugerah yang diberikan kepada kita”.

2. Pertemuan II: “Dengan mempelajari materi ini kita memperoleh pengetahuan mengenai mekanisme sistem


(35)

kekebalan tubuh dalam menghadapi setiap serangan antigen berbahaya serta akibat yang ditimbulkan jika sistem kekebalan tubuh kita tidak mampu menghadapi antigen tersebut. Oleh karena itu, sebaiknya kita harus selalu menjaga tubuh agar antigen tidak dapat masuk dan menyerang tubuh kita, salah satunya yaitu dengan mengonsumsi makanan yang higienis”. 3. Pertemuan III : “Dengan pengetahuan mengenai sistem

pertahanan tubuh yang kita miliki, diharapkan agar kita tetap menjaga kesehatan, karena jika sistem tersebut terganggu atau diserang penyakit, maka akan berdampak negatif terhadap kekebalan tubuh kita sehingga zat asing mudah menyerang tubuh dan menimbulkan kelainan atau penyakit yang akan berakibat fatal bagi kelangsungan hidup kita”.

2) Kegiatan Inti

a) Guru mengelompokkan seluruh siswa menjadi enam kelompok yang heterogen, masing-masing terdiri dari lima sampai enam orang (pertemuan I).

b) Setiap kelompok memperoleh Lembar Kerja Siswa (LKS) sesuai dengan jumlah anggotanya dan mendengarkan penjelasan guru mengenai komponen dan tata cara mengerjakan LKS tersebut. c) Setiap siswa berdiskusi dengan anggota kelompoknya untuk

menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam LKS.

d) Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi mereka secara bergantian, dan kelompok yang lain dapat memberikan tanggapan


(36)

sehingga terjadi diskusi kelas.

e) Setiap siswa mengumpulkan LKS yang telah selesai dikerjakan. f) Guru mengadakan penguatan dengan menjelaskan materi yang

belum dipahami oleh siswa. 3) Kegiatan Penutup

a) Siswa bersama guru mengadakan refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram.

b) Siswa bersama guru menyimpulkan hasil kegiatan pembelajaran pada setiap pertemuan.

c) Siswa diberikan tes akhir (postes) untuk pertemuan terakhir. d) Siswa diminta untuk membaca materi yang akan dibahas pada

pertemuan selanjutnya. E. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data

Jenis dan teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Jenis Data

a. Data Kualitatif

Data kualitatif dalam penelitian ini berupa data aktivitas belajar siswa yang diambil selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Selain itu, digunakan data pendukung berupa tanggapan siswa mengenai pembelajaran menggunakan model NHT yang diambil ketika pembelajaran pada pertemuan III berakhir.


(37)

b. Data Kuantitatif

Data kuantitatif yaitu penguasaan materi oleh siswa diperoleh dari hasil pretes dan postes. Kemudian nilai pretes dan postes ditinjau berdasarkan perbandingan gain yang dinormalisasi atau N-gain (g) dengan menggunakan rumus Hake (1999: 1) sebagai berikut.

N-gain = x 100

Keterangan: Spost = skor postes; Spre = skor pretes; Smax = skor

maksimum.

Adapun persentase peningkatan pada tiap indikator penguasaan materi dapat diketahui melalui rumus sebagai berikut.

%peningkatan = ̅ N-gain

Keterangan: ̅ N-gain = nilai rata-rata N-gain indikator penguasaan materi yang dicari

Selanjutnya, untuk mengetahui rata-rata peningkatan penguasaan materi siswa untuk tiap butir soal pretes dan postes digunakan rumus sebagai berikut.

P = x 100

Keterangan: P = poin yang dicari; f = jumlah skor penguasaan materi yang diperoleh oleh siswa; N = jumlah poin maksimum untuk tiap indikator penguasaan materi

Setelah presentase dan poin peningkatan penguasaan materi diperoleh, presentase dan poin tersebut kemudian diinterpretasikan sebagai kriteria

Spost- Spre

Smax - Spre

f N


(38)

sesuai dengan Tabel 2 berikut.

Tabel 2. Kriteria peningkatan penguasaan materi oleh siswa

Poin Kriteria

80,1-100 60,1-80 40,1-60 20,1-40 0,0-20

Sangat tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat rendah Sumber: Arikunto (2008: 245) 2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Lembar Observasi Aktivitas Siswa

Lembar observasi aktivitas siswa berisi semua aspek kegiatan yang diamati pada saat proses pembelajaran berlangsung. Setiap siswa diamati poin kegiatan yang dilakukan dengan cara memberi skor pada lembar observasi sesuai dengan aspek yang telah ditentukan. Adapun pedoman penskoran setiap indikator aktivitas belajar siswa adalah sebagai berikut.

1) 3 : jika semua kriteria muncul 2) 2 : jika ada dua kriteria yang muncul

3) 1 : jika hanya ada satu kriteria yang muncul 4) 0 : jika tidak ada kriteria yang muncul


(39)

Tabel 3. Lembar observasi aktivitas belajar siswa

No. Nama Siswa

Skor Aspek Aktivitas Belajar Siswa yang Diamati

A B C D

1 2 3 4 5 dst.

Jumlah skor Skor maksimum

Persentase (%) Kriteria

Catatan: Berilah skor pada setiap item sesuai dengan kriteria penilaian.

Keterangan aspek aktivitas belajar siswa: A.Membentuk kelompok

1) Berkumpul dengan kelompok masing-masing sesuai instruksi guru.

2) Menempatkan diri dalam kelompok sesuai dengan instruksi guru. 3) Duduk dengan tenang dan teratur setelah kelompok terbentuk.

Cara mengamati:

- Memeriksa kesesuaian nama siswa dengan kelompoknya berdasarkan data

pembagian kelompok.

- Memeriksa posisi duduk siswa dalam kelompok berdasarkan data pembagian

kelompok.

- Memperhatikan tingkah laku dan posisi duduk siswa.

B.Memberikan ide/pendapat

1) Menyampaikan ide/pendapat yang relevan untuk menjawab pertanyaan dalam LKS.

2) Menanggapi ide/pendapat yang disampaikan oleh anggota kelompok.

3) Mempergunakan dan menyusun kembali ide/pendapat yang relevan untuk menjawab pertanyaan dalam LKS.

Cara mengamati:

- Mendengarkan penyampaian ide/pendapat oleh siswa dan memeriksa catatan

siswa mengenai idenya.

- Mendengarkan penyampaian tanggapan ide/pendapat oleh siswa dan

memeriksa catatan siswa mengenai tanggapan anggota kelompok mengenai idennya.


(40)

C.Menjawab pertanyaan

1) Menjawab pertanyaan-pertanyaan yang tercantum dalam LKS. 2) Menyampaikan jawaban pertanyaan dalam LKS dengan benar

dan sistematis.

3) Menggunakan bahasa yang mudah dipahami dan komunikatif.

Cara mengamati:

- Memeriksa jawaban pertanyaan dalam LKS.

- Memeriksa jawaban pertanyaan dan mendengarkan penyampaian jawaban

dalam LKS oleh siswa serta membuat catatannya.

- Memeriksa jawaban pertanyaan dan memperhatikan penggunaan bahasa siswa

selama menyampaikan jawaban dan membuat catatannya. D.Menanggapi jawaban pertanyaan

1) Melengkapi jawaban yang diuraikan oleh anggota kelompok lain dengan benar.

2) Memberikan saran/pendapat dan pertanyaan yang relevan mengenai jawaban yang telah diuraikan anggota kelompok lain maupun cara penyampaiannya.

3) Menjawab pertanyaan yang diajukan oleh anggota kelompok lain dengan benar.

Cara mengamati:

- Mendengarkan penyampaian jawaban pertanyaan dalam LKS maupun cara

penyampaiannya.

- Memeriksa catatan siswa mengenai saran/pendapat dan pertanyaan yang

disampaikan anggota kelompok lain.

- Memeriksa catatan siswa mengenai jawaban pertanyaan yang disampaikan

anggota kelompok lain.

b. Pretes dan Postes

Data penguasaan materi berupa nilai pretes dan postes. Pretes

dilakukan di awal pertemuan I, dan postes dilakukan di akhir pertemuan III. Pretes dan postes dilakukan pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol dengan bentuk dan jumlah soal yang sama yaitu berupa soal uraian. Soal pretes dan postes yang diberikan juga mempunyai bentuk dan jumlah yang sama.


(41)

Berikut ini merupakan teknik penskoran hasil pretes dan postes. S = x 100

Keterangan: S = Nilai yang diharapkan (dicari); R = Jumlah skor dari item atau soal yang dijawab benar; N = Jumlah skor maksimum dari tes tersebut (Purwanto, 2008: 112) c. Angket Tanggapan Siswa

Angket ini berisi pendapat siswa tentang penerapan model

pembelajaran NHT yang telah dilaksanakan. Angket ini berupa tujuh pernyataan, terdiri dari empat pernyataan positif dan tiga pernyataan negatif. Setiap siswa memilih jawaban yang sesuai dengan pendapat mereka pada lembar angket. Angket tersebut memiliki dua pilihan jawaban yaitu setuju dan tidak setuju seperti pada Tabel 4 berikut. Tabel 4. Item pernyataan pada angket

No. Pernyataan-pernyataan S TS

1 Saya senang dan tertarik mempelajari materi pokok sistem pertahanan tubuh dengan model pembelajaran yang digunakan oleh guru biologi.

2 Saya lebih sulit memahami materi yang dipelajari melalui model pembelajaran yang digunakan oleh guru biologi.

3 Model pembelajaran yang digunakan menjadikan saya lebih aktif selama kegiatan pembelajaran.

4 Saya merasa sulit berinteraksi dengan teman dalam proses pembelajaran yang berlangsung.

5 Saya termotivasi untuk mencari data/informasi dari berbagai sumber (buku, internet, dan sebagainya) untuk menyelesaikan setiap pertanyaan dalam LKS. 6 Saya merasa sulit mengerjakan setiap soal dalam LKS

dengan model pembelajaran yang digunakan oleh guru biologi.

7 Saya memperoleh wawasan/pengetahuan baru tentang materi pokok yang dipelajari.

R N


(42)

F. Teknik Analisis Data

1. Analisis Data Kualitatif a. Aktivitas Belajar Siswa

Data aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran di kelas eksperimen berlangsung merupakan data yang diambil melalui observasi. Data tersebut dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif dengan menghitung persentase aktivitas belajar siswa. Langkah-langkah yang dilakukan untuk adalah sebagai berikut. 1) Menghitung persentase aktivitas dengan menggunakan rumus

sebagai berikut.

Persentase = x 100%

2) Menafsirkan atau menentukan persentase aktivitas belajar siswa sesuai kriteria pada Tabel 5.

Tabel 5. Kriteria persentase aktivitas belajar siswa Persentase (%) Kriteria

87,50 – 100 75,00 – 87,49 50,00 – 74,99

0 – 49,99

Sangat baik Baik Cukup Kurang Sumber: modifikasi dari Hidayati (2011: 17)

b. Tanggapan Siswa Terhadap Penggunaan model pembelajaran NHT Data tanggapan siswa terhadap kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran NHT dikumpulkan melalui penyebaran angket.

Skor perolehan Skor maksimum


(43)

Angket tanggapan berisi tujuh pernyataan yang terdiri dari empat pernyataan positif dan tiga pernyataan negatif. Pengolahan data angket dilakukan dengan langkah sebagai berikut.

1) Menghitung skor angket pada setiap jawaban sesuai dengan ketentuan yang dimodifikasi dari Rahayu (2010:29) pada Tabel 6. Tabel 6. Skor penjawaban angket

Sifat Pernyataan Skor

1 0

Positif S TS

Negatif TS S

Keterangan: S = setuju; TS = tidak setuju

2) Melakukan tabulasi data temuan pada angket berdasarkan klasifikasi yang dibuat, bertujuan untuk memberikan gambaran frekuensi dan kecenderungan dari setiap jawaban berdasarkan pernyataan angket. Tabel 7. Data angket tanggapan siswa terhadap model pembelajaran

NHT No. Pertanyaan

Angket

Pilihan Jawaban

Nomor Responden

(Siswa) Persentase (%) 1 2 3 dst.

1 S

TS

2 S

TS

dst. S

TS


(44)

3) Menghitung persentase skor angket dengan menggunakan rumus sebagai berikut.

Keterangan: P = Persentase jawaban siswa; f = frekuensi jawaban; N = banyaknya jawaban (modifikasi dari Sudijono, 2004: 43).

4) Menafsirkan atau menentukan persentase tanggapan siswa terhadap penggunaan model pembelajaran NHT sesuai kriteria Hendro (dalam Hastriani, 2006: 43) pada Tabel 8.

Tabel 8. Kriteria persentase tanggapan siswa terhadap penggunaan model pembelajaran NHT

Persentase (%) Kriteria 100

76 – 99 51 – 75

50 26 – 49

1 – 25 0

Semuanya Sebagian besar Pada umumnya Setengahnya Hampir setengahnya

Sebagian kecil Tidak ada 2. Analisis Data Kuantitatif

Data penelitian yang berupa nilai pretes, postes, dan N-gain pada kelas eksperimen dan kontrol dianalisis secara statistik menggunakan uji t dan uji U dengan program SPSS versi 17, yang sebelumnya dilakukan uji prasyarat berupa uji normalitas dan uji homogenitas. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut.

P = x 100% f N


(45)

a. Uji Normalitas Data

Uji normalitas data dilakukan menggunakan uji Lilliefors dengan program SPSS versi 17.

1. Hipotesis

H0 = Sampel berdistribusi normal H1 = Sampel tidak berdistribusi normal 2. Kriteria Pengujian

Terima Ho jika Lhitung < Ltabel atau p-value > 0,05, tolak Ho untuk harga yang lainnya (Pratisto, 2004: 5).

b. UjiKesamaan Dua Varians

Apabila masing masing data berdistribusi normal, maka dilanjutkan dengan uji kesamaan dua varians (uji Fisher) dengan menggunakan program SPSS versi 17.

1. Hipotesis

H0 = Kedua sampel mempunyai varians sama H1 = Kedua sampel mempunyai varians berbeda 2. Kriteria Pengujian

Dengan kriteria uji yaitu jika F hitung < Ftabel atau probabilitasnya> 0,05 maka H0 diterima, jika Fhitung > F tabel atau probabilitasnya < 0,05 maka H0 ditolak (Pratisto, 2004: 71).

c. Pengujian Hipotesis

Untuk menguji hipotesis data yang berdistribusi normal dan kedua sampelnya memiliki varians yang sama digunakan uji kesamaan dua rata-rata (t1) dan uji perbedaan dua rata-rata (t2) dengan program SPSS versi 17. Namun, jika data tidak berdistribusi normal dan kedua sampel tidak memiliki varians yang sama maka pengujian hipotesis dilakukan


(46)

dengan menggunakan uji Mann-Whitney U (uji U). a) Uji Kesamaan Dua Rata-rata

1. Hipotesis

H0 = Rata-rata N-gain kedua sampel sama. H1 = Rata-rata N-gain kedua sampel tidak sama. 2. Kriteria Pengujian

Jika –t tabel < t hitung < t tabel, maka Ho diterima.

Jika t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel maka Ho ditolak (Pratisto, 2004: 13).

b) Uji Perbedaan Dua Rata-rata 1. Hipotesis

H0 = rata-rata N-gain pada kelas eksperimen sama dengan kelas kontrol.

H1 = rata-rata N-gain pada kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol.

2. Kriteria Pengujian

Jika –t tabel < t hitung < t tabel, maka Ho diterima.

Jika t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel, maka Ho ditolak (Pratisto, 2004: 10).

c) Uji Man-Whitney U 1. Hipotesis

H0 = Rata-rata nilai pada kelas eksperimen dan kelas kontrol sama.

H1 = Rata-rata nilai pada kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak sama.

2. Kriteria Pengujian


(47)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Penggunaan model pembelajaran NHT berpengaruh dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa pada materi pokok sistem pertahanan tubuh. 2. Penggunaan model pembelajaran NHT berpengaruh signifikan dalam

meningkatkan penguasaan materi pokok sistem pertahanan tubuh pada indikator C2 dan C4.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka penulis menyarankan beberapa hal sebagai berikut.

1. Waktu pelaksanaan tiap sintaks model pembelajaran NHT selama kegiatan pembelajaran sebaiknya diperhatikan dengan cermat sehingga penelitian dapat berjalan sesuai dengan waktu yang ditetapkan dalam RPP.

2. Sebelum melaksanakan penelitian, sebaiknya melaksanakan uji ahli atau uji validitas terhadap soal pretes dan postes yang akan dipakai, sehingga soal benar-benar efektif dalam mengukur penguasaan materi oleh siswa.


(48)

3. Apabila menggunakan LKS sebagai bahan ajar, guru sebaiknya

memberikan arahan yang jelas mengenai isi dan tujuan LKS agar siswa tidak kesulitan dalam memahami dan menjawab LKS.

4. Sebaiknya, sebelum melaksanakan penelitian guru terlebih dahulu

mengajarkan materi lain dengan menggunakan model pembelajaran NHT dan LKS bergambar pada kelas yang akan diberi perlakuan agar siswa dapat beradaptasi dan hasil penelitian yang diperoleh menjadi lebih maksimal.


(49)

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, L.W. dan D.R. Krathwohl. 2000. A Taxonomy For Learning, Teaching, and Assessing, (A Revision of Bloom Taxonomy of Educational Objectives, Abridged Edition). Longman. New York.

Arbi, Z. 2006. Penerapan Pembelajaran Tipe Kepala Bernomor Terhadap Aktivitas dan Penguasaan Konsep Sistem Ekskresi Manusia Pada Siswa Kelas VIII di MTs Negeri 2 Bandar Lampung Tahun pelajaran 2005/2006. (Skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Arikunto, S. 2003. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Edisi VI. Bina Aksara. Jakarta.

. 2008. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta. Belina. W.W. 2008. Peningkatan Kecakapan Berpikir Rasional Siswa Dalam

Pembelajaran Fisika di SMP Pada Pokok Bahasan Pemantulan Cahaya Melalui Model PBI (Penelitian eksperimen pada siswa kelas VIII di salah satu SMP Swasta di kota Bandung).

http://digilib.upi.edu./pasca/available/etd-0519108-104827/. (08 Januari 2013, 10.20 WIB).

Daryanto, H. 1999. Evaluasi Pendidikan. Rineka Cipta. Jakarta.

Depdiknas. 2003. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

www.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2012/10/UU20-2003-Sisdiknas.pdf. (20 Februari 2013, 14.45 WIB).

Erika. 2011. Pengaruh Media Audio -Visual melalui Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT) terhadap Aktivitas dan Penguasaan Konsep Siswa pada Materi Pokok Pencemaran Lingkungan. (Skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Hake, R.R. 1999. Analizing Change/Gain Score. Indiana University. USA. http://physics.Indiana.edu/-sdi/AnalizingChange_Gain.pdf (10 November 2012; 09:15 WIB).


(50)

Hamalik, O. 2004. Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara. Jakarta.

. 2006. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Bumi Aksara. Jakarta.

Hertiavi, M. A., Langlang, H., dan Khanafiyah, S. 2010. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe jigsaw Untuk Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa SMP. Universitas Negeri Semarang. Semarang. Hardjanto. 2008. Perencanaan Pengajaran. Rineka Cipta. Jakarta.

Hastriani, A. 2006. Penerapan Model Pembelajaran Pencapaian Konsep dalam Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Siswa SMP. (Skripsi). FPMIPA UPI. Bandung.

Hidayati, A.N. 2011. Training of Trainer Berorientasi Higher Order Learning Skills dan Pengaruhnya pada Prestasi serta Performance Guru. (Prosiding Seminar Nasional Pendidikan 2011). Kerjasama FKIP Unila-HEPI. Bandar Lampung.

Huda, M. 2011. Cooperatif Learning Metode, Teknik, Struktur dan Model Penerapan. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

Ibrahim, M., Rachmadiarti, F., Nur, M., dan Ismono. 2000. Pembelajaran Kooperatif. University Press UNESA. Surabaya.

Lie, A. 2008. Mempraktikkan Cooperatif Learning di Ruang-ruang Kelas. Gramedia. Jakarta.

Nur, M. 2005. Pembelajaran Kooperatif. Depdiknas Ditjen Dikdasmen LPMP. Jawa Timur.

Pratisto, A. 2004. Cara Mudah Mengatasi Masalah Statistik dan Rancangan Percobaan dengan SPSS 12. Gramedia. Jakarta.

Purwanto, N. 2008. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Penerbit Remaja Rosdakarya. Bandung.

Rahayu, S.P. 2010. Deskripsi Sikap Siswa Terhadap Lingkungan Melalui Pendekatan Pengungkapan Nilai (Values Clarification Approach) Pada Kelas VII MTs Guppi Natar. (Skripsi). FKIP Unila. Bandar Lampung. Riyanto, Y. 2001. Metodologi Pendidikan. SIC. Jakarta.

Sardiman, A.M. 2008. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.


(51)

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. PT Rineka Cipta. Jakarta.

Slavin, R.E. 2005. Coopertive Learning : Teori, Riset dan Praktik. Nusa Media. Bandung.

Sudijono, A. 2004. Pengantar Statistik Pendidikan. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Thoha, M. C. 1994. Teknik Evaluasi Pendidikan. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Kencana. Jakarta.


(52)

SILABUS Kelas Eksperimen

Nama Sekolah : SMA N 1 Bandar Sribhawono

Mata Pelajaran : Biologi

Kelas/Semester : XI/2 (Genap)

Standar Kompetensi : 3. Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan dan/atau penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada Salingtemas

Kompetensi

Dasar Materi Pembelajaran

Kegiatan

Pembelajaran Indikator Penilaian

Alokasi Waktu Sumber/ Alat/Bahan Pendidikan Karakter 3.8 Menjelaskan mekanisme pertahanan tubuh terhadap benda asing berupa antigen dan bibit penyakit

1.Keterkaitan antara struktur dan fungsi komponen penyusun pertahanan

nonspesifik dalam mempertahankan tubuh terhadap benda asing berupa antigen dan bibit penyakit.

2.Keterkaitan antara struktur dan fungsi komponen penyusun pertahanan spesifik (sistem kekebalan) dalam

mempertahankan

1.Melalui model pembelajaran NHT, siswa mendiskusikan materi sistem pertahanan tubuh dengan bantuan LKS. 1. Menjelaskan keterkaitan antara struktur dan fungsi komponen penyusun pertahanan

nonspesifik dalam mempertahankan tubuh terhadap benda asing berupa antigen dan bibit penyakit. 2. Menjelaskan

keterkaitan antara struktur dan fungsi komponen penyusun pertahanan spesifik (sistem kekebalan) dalam Jenis:  Tes tertulis  Nontes Bentuk:  Soal uraian  LKS  Lembar observasi aktivitas belajar siswa

2 x 45 menit 2x45 menit Sumber: Pratiwi, D.A dkk. 2007. Biologi SMA Kelas XI. Erlangga. Jakarta. Priadi, Arif.

2009. Biologi SMA Kelas XI. Yudistira. Jakarta. Alat: - Karakter : religius, jujur, toleransi, komunikatif, disiplin, rasa ingin tahu, menghargai prestasi, dan tanggung jawab. Keterampilan sosial: mengemukakan ide/pendapat, mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan, L ampi ran

1. S

il

a

b

u


(53)

Kompetensi

Dasar Materi Pembelajaran

Kegiatan

Pembelajaran Indikator Penilaian

Alokasi Waktu Sumber/ Alat/Bahan Pendidikan Karakter tubuh terhadap

benda asing berupa antigen dan bibit penyakit.

3.Jenis-jenis kekebalan tubuh.

4.Contoh kelainan/ penyakit yang dapat terjadi dalam sistem pertahanan tubuh.

mempertahankan tubuh terhadap benda asing berupa antigen dan bibit penyakit. 3. Menjelaskan

jenis-jenis kekebalan tubuh. 4. Menjelaskan

kelainan/penyakit yang dapat terjadi dalam sistem pertahanan tubuh.

2x45 menit

Bahan: LKS berkomunikasi

dalam kelompok, bekerja sama dalam menyelesaikan tugas kelompok, dan menjadi pendengar yang baik.

Lampung Timur, Mei 2013

Guru Mitra Peneliti

Nurhayati, S.Pd. Sri Wirahayu

NIP 19740520 199802 2 001 NPM 0913024071

Mengetahui

Kepala SMA Negeri 1 Bandar Sribhawono

Drs. Khairul, M.M., M.Si. NIP 19661205 199303 1 007


(54)

SILABUS Kelas Kontrol

Nama Sekolah : SMA N 1 Bandar Sribhawono

Mata Pelajaran : Biologi

Kelas/Semester : XI/2 (Genap)

Standar Kompetensi : 3. Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan dan/atau penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada Salingtemas

Kompetensi

Dasar Materi Pembelajaran

Kegiatan

Pembelajaran Indikator Penilaian

Alokasi Waktu Sumber/ Alat/Bahan Pendidikan Karakter 3.8 Menjelaskan mekanisme pertahanan tubuh terhadap benda asing berupa antigen dan bibit penyakit

1.Keterkaitan antara struktur dan fungsi komponen penyusun pertahanan

nonspesifik dalam mempertahankan tubuh terhadap benda asing berupa antigen dan bibit penyakit.

2.Keterkaitan antara struktur dan fungsi komponen penyusun pertahanan spesifik (sistem kekebalan) dalam mempertahankan 1.Siswa mendiskusikan materi sistem pertahanan tubuh dengan bantuan LKS dan mempresentasi-kan hasilnya. 1. Menjelaskan keterkaitan antara struktur dan fungsi komponen penyusun pertahanan

nonspesifik dalam mempertahankan tubuh terhadap benda asing berupa antigen dan bibit penyakit. 2. Menjelaskan

keterkaitan antara struktur dan fungsi komponen penyusun pertahanan spesifik (sistem kekebalan) dalam Jenis:  Tes tertulis  Nontes Bentuk:  Soal uraian  LKS  Lembar observasi aktivitas belajar siswa

2 x 45 menit

2 x 45 menit

Sumber: Pratiwi, D.A

dkk. 2007. Biologi SMA Kelas XI. Erlangga. Jakarta. Priadi, Arif.

2009. Biologi SMA Kelas XI. Yudistira. Jakarta. Alat: - Bahan: LKS Karakter: religius, jujur, toleransi, komunikatif, disiplin, rasa ingin tahu, menghargai prestasi, dan tanggung jawab. Keterampilan sosial: mengemukakan ide/pendapat, mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan,


(55)

Kompetensi

Dasar Materi Pembelajaran

Kegiatan

Pembelajaran Indikator Penilaian

Alokasi Waktu Sumber/ Alat/Bahan Pendidikan Karakter tubuh terhadap

benda asing berupa antigen dan bibit penyakit.

3.Jenis-jenis kekebalan tubuh.

4.Contoh kelainan/ penyakit yang dapat terjadi dalam sistem pertahanan tubuh.

mempertahankan tubuh terhadap benda asing berupa antigen dan bibit penyakit. 3. Menjelaskan

jenis-jenis kekebalan tubuh. 4. Menjelaskan kelainan

atau penyakit yang dapat terjadi dalam sistem pertahanan tubuh.

2 x 45 menit berkomunikasi dalam kelompok, bekerja sama dalam menyelesaikan tugas kelompok, dan menjadi pendengar yang baik. SILABUS (Kelas Kontrol) 59

Lampung Timur, Mei 2013

Guru Mitra Peneliti

Nurhayati, S.Pd. Sri Wirahayu

NIP 19740520 199802 2 001 NPM 0913024071

Mengetahui

Kepala SMA Negeri 1 Bandar Sribhawono


(56)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Kelas Eksperimen

Satuan Pendidikan : SMA N 1 Bandar Sribhawono Kelas / Semester : XI (sebelas)/Semester Dua Mata Pelajaran : Biologi

Alokasi Waktu : 2 x 45 menit Pertemuan ke- : 1

Standar Kompetensi : 3. Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan dan/atau penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada Salingtemas Kompetensi Dasar : 3.8 Menjelaskan mekanisme pertahanan tubuh terhadap

benda asing berupa antigen dan bibit penyakit

I. Indikator 1) Kognitif

a. Produk:

1. Menjelaskan keterkaitan antara struktur dan fungsi komponen penyusun pertahanan nonspesifik dalam mempertahankan tubuh terhadap benda asing berupa antigen dan bibit penyakit.

b. Proses:

1. Menganalisis keterkaitan antara struktur dan fungsi komponen penyusun pertahanan tubuh nonspesifik.

2. Menjelaskan mekanisme pertahanan tubuh nonspesifik terhadap benda asing berupa antigen dan bibit penyakit.

3. Menyimpulkan ciri-ciri pertahanan tubuh nonspesifik. 2) Afektif

a. Mengembangkan nilai karakter, meliputi: religius, jujur, toleransi, bersahabat/komunikatif, disiplin, rasa ingin tahu, menghargai prestasi, dan tanggung jawab.

b. Meningkatkan keterampilan sosial, meliputi: mengemukakan ide/pendapat, mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan,

berkomunikasi dalam kelompok, bekerja sama dalam menyelesaikan tugas kelompok, dan menjadi pendengar yang baik.

II. Tujuan Pembelajaran 1) Kognitif

a. Produk:

Setelah selesai melakukan kegiatan pembelajaran, diharapkan siswa mampu:

1. Menjelaskan fungsi kulit sebagai komponen pertahanan nonspesifik berdasarkan strukturnya.

2. Menjelaskan fungsi membran mukosa misalnya pada saluran respirasi sebagai komponen pertahanan nonspesifik berdasarkan strukturnya. 3. Menjelaskan fungsi sel darah putih fagositik sebagai komponen sistem


(57)

pertahanan tubuh nonspesifik berdasarkan strukturnya.

4. Menjelaskan fungsi Natural Killer cell (NK cell) sebagai komponen sistem pertahanan nonspesifik berdasarkan strukturnya.

5. Menganalisis mekanisme respons pertahanan nonspesifik, misalnya respons peradangan.

6. Menyimpulkan empat ciri pertahanan tubuh nonspesifik.

b. Proses:

Siswa mendiskusikan LKS mengenai pertahanan tubuh nonspesifik, dan diharapkan mampu:

1. Menganalisis keterkaitan antara struktur dan fungsi komponen penyusun pertahanan tubuh nonspesifik.

2. Menjelaskan mekanisme pertahanan tubuh nonspesifik terhadap benda asing berupa antigen dan bibit penyakit.

3. Menganalisis ciri-ciri pertahanan tubuh nonspesifik. 2) Afektif

a. Setelah selesai melakukan kegiatan pembelajaran, diharapkan siswa mampu mengembangkan nilai karakter, meliputi: religius, jujur, toleransi, bersahabat/komunikatif, disiplin, rasa ingin tahu, menghargai prestasi, dan tanggung jawab.

b. Setelah selesai melakukan kegiatan pembelajaran, diharapkan siswa mampu meningkatkan keterampilan sosial, meliputi: mengemukakan ide/pendapat, mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan,

berkomunikasi dalam kelompok, bekerja sama dalam menyelesaikan tugas kelompok, dan menjadi pendengar yang baik.

III. Materi Pembelajaran

Keterkaitan antara struktur, fungsi, dan mekanisme pertahanan tubuh nonspesifik terhadap serangan benda asing berupa antigen dan bibit penyakit yang meliputi beberapa komponen yaitu kulit, membran mukosa, sel darah putih fagositik, Natural Killer cell (NK cell) dan respons peradangan.

IV. Model Pembelajaran

Model Pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT)

V. Langkah-langkah Pembelajaran

No. Skenario Pembelajaran Sintaks NHT Waktu

(menit)

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

1 Pendahuluan

a. Mengadakan pretes tentang

materi sistem pertahanan tubuh.

b. Memberikan apersepsi: “Kita

semua pasti pernah

a. Menjawab soal

pretes dengan jujur dan disiplin.

b. Mendengar dan

menjawab


(58)

mengalami sakit, penyakit apa yang pernah kalian alami? Apakah diantara kalian ada yang sering sekali sakit atau jika sakit membutuhkan waktu untuk sembuh yang cukup lama? Mengapa hal tersebut bisa terjadi? Jika ada yang tahu kemukakan pendapat kalian!”.

c. Memberikan motivasi:

“Dengan mempelajari materi ini kita dapat mengetahui bahwa di dalam tubuh kita terdapat organ-organ yang berperan dalam melindungi tubuh, sehingga tubuh kita tidak mudah sakit dan dapat bertahan hidup hingga saat ini. Oleh karena itu kita harus bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala anugerah yang diberikan kepada kita”.

pertanyaan yang diberikan oleh guru dengan rasa ingin tahu dan penuh tanggung jawab.

c. Mendengarkan

motivasi dari guru yang mengandung nilai religius.

2 Inti

a. Mengelompokkan seluruh

siswa menjadi enam kelompok yang heterogen masing-masing terdiri dari lima orang.

Kemudian memberikan nama yang berbeda kepada setiap kelompok yaitu kelompok merah, kuning, hijau, biru, nila dan ungu serta nomor

panggilan yang berurutan untuk setiap anggota mulai dari nomor 1-5 .

b. Membagikan LKS mengenai

materi pertahanan tubuh nonspesifik.

c. Memberikan penjelasan dan

kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai komponen dalam LKS.

d. Membimbing siswa dalam

mengerjakan LKS. a. Membentuk kelompok dan menerima nama kelompok serta nomor anggota dengan disiplin dan penuh toleransi.

b. Menerima LKS yang

diberikan oleh guru sebagai panduan selama pembelajaran berlangsung.

c. Memperhatikan

penjelasan dari guru dan mengajukan pertanyaan dengan rasa ingin tahu.

d. Berdiskusi dengan

anggota kelompoknya secara komunikatif untuk mengerjakan LKS dengan bimbingan Penomoran Mengajukan pertanyaan Berpikir bersama 55


(59)

e. Meminta setiap siswa membantu anggota

kelompoknya untuk memahami jawaban dalam LKS.

f. Memanggil salah satu nomor

siswa secara bergantian untuk menguraikan jawaban salah satu nomor soal kepada seluruh anggota kelompok hingga seluruh soal terjawab.

g. Memanggil anggota kelompok

lain yang bernomor sama dengan siswa yang menguraikan jawaban

sebelumnya untuk memberikan tanggapan mengenai jawaban yang telah diuraikan tersebut.

h. Mengulang kembali langkah

pada poin f dan g hingga jawaban setiap soal selesai diuraikan seluruhnya.

i. Meminta siswa memberikan

tepuk tangan kepada setiap siswa yang dapat menjawab pertanyaan dengan benar.

j. Meminta siswa untuk

mengumpulkan LKS yang telah dikerjakan.

k. Mengadakan penguatan dengan

menjelaskan materi yang belum dipahami oleh siswa.

dari guru dengan penuh tanggung jawab dan toleransi.

e. Membantu anggota

kelompok untuk memahami jawaban dalam LKS secara komunikatif dengan penuh tanggung jawab, dan toleransi.

f. Menguraikan

jawaban salah satu pertanyaan dalam LKS secara komunikatif dan penuh tanggung jawab. g. Memberikan tanggapan secara komunikatif dan penuh tanggung jawab.

h. Mengulang kembali

langkah pada poin f dan g.

i. Menerima dan

memberikan tepuk tangan sebagai bentuk dari

menghargai prestasi.

j. Mengumpulkan LKS

secara disiplin.

k. Memperhatikan

penguatan dari guru dengan rasa ingin tahu.

Menjawab pertanyaan

3 Penutup

a. Bersama siswa mengadakan

refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram.

b. Bersama siswa

menyimpulkan hasil kegiatan pembelajaran.

a. Bersama guru

mengadakan refleksi terhadap kegiatan pembelajaran.

b. Bersama guru

menyimpulkan hasil kegiatan


(60)

c. Menugaskan siswa untuk membaca materi pertemuan selanjutnya.

pembelajaran.

c. Siswa mendengarkan

tugas yang diberikan oleh guru.

VI. Sumber/Alat/Bahan Ajar

a. Sumber : - Pratiwi, D.A dkk. 2007. Biologi SMA Kelas XI. Erlangga. Jakarta.

- Priadi, Arif. 2009. Biologi SMA Kelas XI. Yudistira. Jakarta.

b. Alat : - c. Bahan : - LKS

VII.Penilaian

a. Jenis : - Tes tertulis -Nontes b. Bentuk : - Soal uraian

-LKS

-Lembar observasi aktivitas belajar siswa

Mengetahui

Lampung Timur, Mei 2013

Guru Mitra Peneliti

Nurhayati, S.Pd. Sri Wirahayu

NIP 19740520 199802 2 001 NPM 0913024071

Mengetahui

Kepala SMA Negeri 1 Bandar Sribhawono


(61)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Kelas Eksperimen

Satuan Pendidikan : SMA N 1 Bandar Sribhawono Kelas / Semester : XI (sebelas)/Semester Dua Mata Pelajaran : Biologi

Alokasi Waktu : 2 x 45 menit Pertemuan ke- : 2

Standar Kompetensi : 3. Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan dan/atau penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada Salingtemas Kompetensi Dasar : 3.8 Menjelaskan mekanisme pertahanan tubuh terhadap

benda asing berupa antigen dan bibit penyakit

I. Indikator 1) Kognitif

a. Produk:

1. Menjelaskan keterkaitan antara struktur dan fungsi komponen penyusun pertahanan spesifik (sistem kekebalan) dalam

mempertahankan tubuh terhadap benda asing berupa antigen dan bibit penyakit.

b. Proses:

1. Menganalisis keterkaitan antara struktur dan fungsi komponen penyusun sistem kekebalan.

2. Menjelaskan mekanisme sistem kekebalan terhadap benda asing berupa antigen dan bibit penyakit.

3. Menyimpulkan ciri-ciri sistem kekebalan. 2) Afektif

a. Mengembangkan nilai karakter, meliputi: religius, jujur, toleransi, bersahabat/komunikatif, disiplin, rasa ingin tahu, menghargai prestasi, dan tanggung jawab.

b. Meningkatkan keterampilan sosial, meliputi: mengemukakan ide/pendapat, mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan,

berkomunikasi dalam kelompok, bekerja sama dalam menyelesaikan tugas kelompok, dan menjadi pendengar yang baik.

II. Tujuan Pembelajaran 1) Kognitif

a. Produk:

Setelah selesai melakukan kegiatan pembelajaran, diharapkan siswa mampu:

1. Menguraikan minimal empat fungsi organ-organ penyusun sistem kekebalan (sistem limfatik) berdasarkan letak dan strukturnya. 2. Menjelaskan mekanisme pembentukan Limfosit B dan Limfosit T. 3. Menganalisis mekanisme respons kekebalan tubuh humoral terhadap


(62)

4. Menganalisis mekanisme respons kekebalan tubuh yang diperantarai sel terhadap benda asing berupa antigen dan bibit penyakit.

5. Menguraikan jenis-jenis limfosit B dan limfosit T yang berperan dalam mekanisme respons kekebalan tubuh.

6. Menjelaskan fungsi antibodi berdasarkan strukturnya. 7. Menguraikan empat cara pengikatan antigen oleh antibodi. 8. Menyimpulkan empat ciri sistem kekebalan tubuh.

b. Proses:

Siswa mendiskusikan LKS mengenai pertahanan tubuh spesifik, dan diharapkan mampu:

1. Menganalisis keterkaitan antara struktur dan fungsi komponen penyusun sistem kekebalan.

2. Menjelaskan mekanisme sistem kekebalan terhadap benda asing berupa antigen dan bibit penyakit.

3. Menyimpulkan ciri-ciri sistem kekebalan. 2) Afektif

a. Setelah selesai melakukan kegiatan pembelajaran, diharapkan siswa mampu mengembangkan nilai karakter, meliputi: religius, jujur, toleransi, bersahabat/komunikatif, disiplin, rasa ingin tahu, menghargai prestasi, dan tanggung jawab.

b. Setelah selesai melakukan kegiatan pembelajaran, diharapkan siswa mampu meningkatkan keterampilan sosial, meliputi: mengemukakan ide/pendapat, mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan,

berkomunikasi dalam kelompok, bekerja sama dalam menyelesaikan tugas kelompok, dan menjadi pendengar yang baik.

III. Materi Pembelajaran

Keterkaitan antara struktur, fungsi, dan mekanisme pertahanan tubuh spesifik (sistem kekebalan) terhadap serangan benda asing berupa antigen dan bibit penyakit yang meliputi komponen-komponen sistem limfatik, limfosit dan antibodi.

IV. Model Pembelajaran

Model Pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT)

V. Langkah-langkah Pembelajaran

No. Skenario Pembelajaran Sintaks NHT Waktu

(menit)

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

1 Pendahuluan

a. Memberikan apersepsi:

”Apakah diantara kalian ada yang pernah terkena penyakit cacar? berapa kali kalian pernah

mengalaminya? Mengapa

a. Mendengar dan

menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru dengan rasa ingin tahu dan penuh tanggung jawab.


(63)

demikian? Jika ada yang tahu kemukakan pendapat kalian!”.

b. Memberikan motivasi:

“Dengan mempelajari materi ini kita memperoleh pengetahuan mengenai mekanisme sistem kekebalan tubuh dalam menghadapi setiap serangan antigen berbahaya serta akibat yang ditimbulkan jika sistem kekebalan tubuh kita tidak mampu menghadapi antigen tersebut. Oleh karena itu, sebaiknya kita harus selalu menjaga tubuh agar antigen tidak dapat masuk dan menyerang tubuh kita, salah satunya yaitu dengan mengonsumsi makanan yang higienis”.

b. Mendengarkan

motivasi dari guru.

2 Inti

a. Meminta siswa duduk

bersama kelompoknya dan tiap siswa memiliki nomor yang sama seperti pada pertemuan sebelumnya.

b. Membagikan LKS mengenai

materi sistem kekebalan.

c. Memberikan penjelasan dan

kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai komponen dalam LKS.

d. Membimbing siswa dalam

mengerjakan LKS.

e. Meminta setiap siswa

membantu anggota

a. Siswa duduk bersama

kelompoknya seperti pada pertemuan sebelumnya dengan disiplin.

b. Menerima LKS yang

diberikan oleh guru sebagai panduan selama pembelajaran berlangsung.

c. Memperhatikan

penjelasan dari guru dan mengajukan pertanyaan dengan rasa ingin tahu.

d. Berdiskusi dengan

anggota kelompoknya secara komunikatif untuk mengerjakan LKS dengan bimbingan dari guru dengan penuh tanggung jawab dan toleransi.

e. Membantu anggota

kelompok untuk Penomoran Mengajukan pertanyaan Berpikir bersama 70


(64)

kelompoknya untuk memahami jawaban dalam LKS.

f. Memanggil salah satu nomor

siswa secara bergantian untuk menguraikan jawaban salah satu nomor soal kepada seluruh anggota kelompok hingga seluruh soal terjawab.

g. Memanggil anggota

kelompok lain yang bernomor sama dengan siswa yang menguraikan jawaban sebelumnya untuk memberikan tanggapan mengenai jawaban yang telah diuraikan tersebut.

h. Mengulang kembali langkah

pada poin f dan g hingga jawaban setiap soal selesai diuraikan seluruhnya.

i. Meminta siswa memberikan

tepuk tangan kepada setiap siswa yang dapat menjawab pertanyaan dengan benar.

j. Meminta siswa untuk

mengumpulkan LKS yang telah dikerjakan.

k. Mengadakan penguatan

dengan menjelaskan materi yang belum dipahami oleh siswa.

memahami jawaban dalam LKS secara komunikatif dengan penuh tanggung jawab, dan toleransi.

f. Menguraikan jawaban

salah satu pertanyaan dalam LKS secara komunikatif dan penuh tanggung jawab.

g. Memberikan

tanggapan secara komunikatif dan penuh tanggung jawab.

h. Mengulang kembali

langkah pada poin f dan g.

i. Menerima dan

memberikan tepuk tangan sebagai bentuk dari menghargai prestasi.

j. Mengumpulkan LKS

secara disiplin.

k. Memperhatikan

penguatan dari guru dengan rasa ingin tahu.

Menjawab pertanyaan

3 Penutup

a. Bersama siswa mengadakan

refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram.

b. Bersama siswa

menyimpulkan hasil kegiatan pembelajaran.

c. Menugaskan siswa untuk

membaca materi pertemuan selanjutnya.

a. Bersama guru

mengadakan refleksi terhadap kegiatan pembelajaran.

b. Bersama guru

menyimpulkan hasil kegiatan pembelajaran.

c. Siswa mendengarkan

tugas yang diberikan oleh guru.


(65)

VI. Sumber/Alat/Bahan Ajar

a. Sumber : - Pratiwi, D.A dkk. 2007. Biologi SMA Kelas XI. Erlangga. Jakarta.

- Priadi, Arif. 2009. Biologi SMA Kelas XI. Yudistira. Jakarta.

b. Alat : - c. Bahan : - LKS

VII.Penilaian

a. Jenis : - Tes tertulis -Nontes b. Bentuk : - Soal uraian

-LKS

-Lembar observasi aktivitas belajar siswa

Mengetahui

Lampung Timur, Mei 2013

Guru Mitra Peneliti

Nurhayati, S.Pd. Sri Wirahayu

NIP 19740520 199802 2 001 NPM 0913024071

Mengetahui

Kepala SMA Negeri 1 Bandar Sribhawono


(66)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Kelas Eksperimen

Satuan Pendidikan : SMA N 1 Bandar Sribhawono Kelas / Semester : XI (sebelas)/Semester Dua Mata Pelajaran : Biologi

Alokasi Waktu : 2 x 45 menit Pertemuan ke- : 2

Standar Kompetensi : 3. Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan dan/atau penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada Salingtemas Kompetensi Dasar : 3.8 Menjelaskan mekanisme pertahanan tubuh terhadap

benda asing berupa antigen dan bibit penyakit

I. Indikator 1) Kognitif

a. Produk:

1. Menjelaskan keterkaitan antara struktur dan fungsi komponen penyusun pertahanan spesifik (sistem kekebalan) dalam

mempertahankan tubuh terhadap benda asing berupa antigen dan bibit penyakit.

b. Proses:

1. Menganalisis keterkaitan antara struktur dan fungsi komponen penyusun sistem kekebalan.

2. Menjelaskan mekanisme sistem kekebalan terhadap benda asing berupa antigen dan bibit penyakit.

3. Menyimpulkan ciri-ciri sistem kekebalan. 2) Afektif

a. Mengembangkan nilai karakter, meliputi: religius, jujur, toleransi, bersahabat/komunikatif, disiplin, rasa ingin tahu, menghargai prestasi, dan tanggung jawab.

b. Meningkatkan keterampilan sosial, meliputi: mengemukakan ide/pendapat, mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan,

berkomunikasi dalam kelompok, bekerja sama dalam menyelesaikan tugas kelompok, dan menjadi pendengar yang baik.

II. Tujuan Pembelajaran 1) Kognitif

a. Produk:

Setelah selesai melakukan kegiatan pembelajaran, diharapkan siswa mampu:

1. Menguraikan minimal empat fungsi organ-organ penyusun sistem kekebalan (sistem limfatik) berdasarkan letak dan strukturnya. 2. Menjelaskan mekanisme pembentukan Limfosit B dan Limfosit T. 3. Menganalisis mekanisme respons kekebalan tubuh humoral terhadap


(67)

4. Menganalisis mekanisme respons kekebalan tubuh yang diperantarai sel terhadap benda asing berupa antigen dan bibit penyakit.

5. Menguraikan jenis-jenis limfosit B dan limfosit T yang berperan dalam mekanisme respons kekebalan tubuh.

6. Menjelaskan fungsi antibodi berdasarkan strukturnya. 7. Menguraikan empat cara pengikatan antigen oleh antibodi. 8. Menyimpulkan empat ciri sistem kekebalan tubuh.

b. Proses:

Siswa mendiskusikan LKS mengenai pertahanan tubuh spesifik, dan diharapkan mampu:

1. Menganalisis keterkaitan antara struktur dan fungsi komponen penyusun sistem kekebalan.

2. Menjelaskan mekanisme sistem kekebalan terhadap benda asing berupa antigen dan bibit penyakit.

3. Menyimpulkan ciri-ciri sistem kekebalan. 2) Afektif

a. Setelah selesai melakukan kegiatan pembelajaran, diharapkan siswa mampu mengembangkan nilai karakter, meliputi: religius, jujur, toleransi, bersahabat/komunikatif, disiplin, rasa ingin tahu, menghargai prestasi, dan tanggung jawab.

b. Setelah selesai melakukan kegiatan pembelajaran, diharapkan siswa mampu meningkatkan keterampilan sosial, meliputi: mengemukakan ide/pendapat, mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan,

berkomunikasi dalam kelompok, bekerja sama dalam menyelesaikan tugas kelompok, dan menjadi pendengar yang baik.

III. Materi Pembelajaran

Keterkaitan antara struktur, fungsi, dan mekanisme pertahanan tubuh spesifik (sistem kekebalan) terhadap serangan benda asing berupa antigen dan bibit penyakit yang meliputi komponen-komponen sistem limfatik, limfosit dan antibodi.

IV. Model Pembelajaran

Model Pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT)

V. Langkah-langkah Pembelajaran

No. Skenario Pembelajaran Sintaks NHT Waktu

(menit)

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

1 Pendahuluan

a. Memberikan apersepsi:

”Apakah diantara kalian ada yang pernah terkena penyakit cacar? berapa kali kalian pernah

mengalaminya? Mengapa

a. Mendengar dan menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru dengan rasa ingin tahu dan penuh tanggung jawab.


(1)

Gambar 11. Guru memberikan apersepsi, motivasi, dan penjelasan mengenai proses pembelajaran


(2)

132

Gambar 13. Siswa mendiskusikan LKS bersama kelompoknya dengan bimbingan dari guru


(3)

(4)

(5)

(6)

Dokumen yang terkait

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SCRAMBLE TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN MATERI OLEH SISWA PADA MATERI CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP (Studi Eksperimen Semu pada Siswa Kelas VII SMPN 13 Bandar Lampung Semester Genap T.P 2011/2012

3 23 43

PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA MATERI POKOK KEANEKARAGAMAN HAYATI (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Assalam Lampung Selatan Se

2 27 65

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR SISWA DAN PENGUASAAN MATERI BIOLOGI PADA MATERI POKOK KINGDOM PLANTAE (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Bina Mulya Bandar Lampung Semester Genap Tah

4 62 52

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN MATERI POKOK VIRUS OLEH SISWA

0 6 66

EFEKTIVITAS ANIMASI MULTIMEDIA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN MATERI POKOK SISTEM PEREDARAN DARAH OLEH SISWA (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas XI IPA Semester

0 10 53

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) TERHADAP MINAT DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2012/2013)

0 28 57

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR DANPENGUASAAN MATERI SISWA (Kuasi Eksperimen PadaSiswa Kelas VII SMP Negeri Natar Lampung Selatan Semester Genap Tahun Pelajaran 2012/2013)

0 6 47

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR DAN PENGUASAAN MATERI POKOK SISTEM PERTAHANAN TUBUH OLEH SISWA (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI IPA Semester Genap SMA Negeri 1 Bandar Sri

1 4 128

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA ANTARA PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DAN MODEL NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) PADA MATERI EKOSISTEM (Kuasi Eksperimen pada Siswa Kelas VII Semester Genap SMP Negeri 23 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2

0 3 120

PERBANDINGAN MODEL NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) DENGAN MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM PERTAHANAN TUBUH (Studi Eksperimental pada Siswa Kelas XI Semester Genap SMA Negeri 2 Gadingrejo Kabupate

6 22 62