SISTEM LAW PADA MASA PEMERINTAHAN PERWALIAN LOUIS XV : Kajian Terhadap Penanganan Krisis Ekonomi di Perancis Tahun 1716-1720.

(1)

(Kajian Terhadap Penanganan Krisis Ekonomi di Perancis Tahun 1716-1720) SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Sejarah

Oleh:

RISKA AYU PUTRIYANTI 0706299

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

Perwalian Louis XV (Kajian Terhadap

Penanganan Krisis Ekonomi di Perancis

Tahun 1716-1720)

Oleh

Riska Ayu Putriyanti

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Riska Ayu Putriyanti 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

(4)

ABSTRAK

Skripsi ini berjudul ‘Sistem Law Pada Masa Pemerintahan Perwalian Louis XV (Kajian Terhadap Penanganan Krisis Ekonomi di Perancis Tahun 1716-1720)’.

Masalah utama dalam skripsi ini adalah “bagaimana pemerintahan perwalian

Perancis dapat mengambil kebijakan Sistem Law untuk mengatasi krisis

ekonomi?”. Masalah utama tersebut dibagi lagi menjadi tiga pertanyaan

penelitian, yaitu (1) bagaimana kondisi ekonomi Perancis pada masa pemerintahan Louis XIV?; (2) bagaimana Sistem Law dikembangkan oleh pemerintahan perwalian Louis XV?; dan yang terakhir (3) bagaimana dampak pelaksanaan Sistem Law terhadap krisis ekonomi di negara Perancis?. Metode yang digunakan adalah metode historis yang didalam pelaksanaannya melakukan empat langkah penelitian, yakni heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi. Sedangkan teknik yang digunakan dalam proses pengumpulan data adalah studi literatur. Pendekatan yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah pendekatan interdisipliner yaitu pemecahan suatu masalah dengan cara menggunakan tinjauan dari berbagai sudut pandang ilmu serumpun yang relevan secara terpadu. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat dijelaskan bahwa Raja Louis XIV merupakan raja dengan masa kepemimpinan terpanjang di Eropa. Ia dikenal sebagai sosok pemimpin yang sangat tegas, berambisi, dan mempunyai cita-cita yang besar bagi Perancis. Oleh karena itu pemerintahannya bercorak absolut. Satu bentuk pemerintahan yang pada saat ini sulit untuk diterima oleh para rakyatnya, tetapi pada saat itu seluruh rakyat Perancis dapat menerima dengan baik absolutisme Louis XIV. Salah satu ambisi atau keinginan Louis XIV adalah Perancis dapat mendominasi Eropa bahkan dunia. Satu cara yang dilakukan adalah dengan melakukan perluasan militer. Selain perluasan militer yang dilakukan, Louis XIV juga membangun Istana Versailles sebagai simbol keagungan dari le Roi Soleil (Raja Surya) julukan untuk Louis XIV. Perluasan militer yang seakan tanpa henti serta pembangunan Istana Versailles pada akhirnya menghantarkan Perancis pada krisis keuangan. Karena untuk membiayai itu semua negara mempunyai hutang dalam jumlah yang besar, hal ini berlangsung sampai masa pemerintahan perwalian Louis XV. Pemerintahan perwalian yang menggantikan kepemimpinan Louis XIV diharapkan dapat mengeluarkan Perancis dari keadaan krisis yang telah membuat rakyat Perancis menderita. Wali raja pun melakukan eksperimen dengan menerapkan Sistem Law yang digagas oleh John Law. Sistem Law merupakan satu pembaruan ekonomi bagi Perancis. Setelah empat tahun di uji cobakan hanya dua tahun Sistem Law mengalami kemajuan, tetapi dua tahun selanjutnya sistem yang digagas oleh John Law mengalami kemunduran. Dapat dilihat bahwa kelemahan yang terdapat pada Sistem yang diciptakan John Law adalah ketidaksediaannya untuk mengeluarkan uang kertas lebih untuk membiayai pembelian saham di perusahaan. Eksprimen yang dilakukan pemerintahan perwalian berakhir dengan menimbulkan masalah baru. Gagalnya Sistem Law ini membuat rakyat Perancis untuk waktu yang lama kurang percaya terhadap penggunaan uang kertas.


(5)

ABSTRACT

This essay is titled 'Law System In The Reign of Louis XV Guardianship (Assessment Of Economic Crisis Management in France Years 1716-1720)'. The main problem in this essay is "how government can take custody of the French Law System policies to overcome the economic crisis? '. The main problem is divided into three research questions: (1) the condition of the French economy in the reign of Louis XIV?, (2) how the Law System developed by government guardianship Louis XV?, And the last (3) how the impact of the implementation of the Law System to the economic crisis in the country France?. The method used is the historical method in its implementation through the four steps of research, namely heuristics, criticism, interpretation and historiography. While the techniques used in the data collection process is the study of literature. The approach used in the writing of this essay is an interdisciplinary approach to the solution of a problem by the use of reviews from a variety of viewpoints relevant allied sciences in an integrated manner. Based on the research conducted was explained that King Louis XIV was king with the longest leadership in Europe. He is known as a leader who is very assertive, ambitious, and have big goals for France. Therefore the character of absolute rule. A form of government that is currently difficult to be accepted by the people, but by that time all the people of France can accept both the absolutism of Louis XIV. One ambition or desire to Louis XIV's French dominated Europe and even the world. One way is to do with the military expansion. In addition to military expansion is done, Louis XIV also built the Palace of Versailles as a symbol of the majesty of le Roi Soleil (Sun King) nickname for Louis XIV. Military expansion that seemed endless and the development of the Palace of Versailles in France ultimately deliver on the financial crisis. Due to finance that all countries have large amounts of debt, it was not until the reign of Louis XV guardianship. Government leadership guardianship replace Louis XIV of France is expected to issue a state of crisis which has made the French people suffer. Regent was to experiment with applying System Law was initiated by John Law. Law is a system of economic reform for France. After four years in just two years tested Law System progress, but two years later the system was initiated by John Law suffered a setback. It can be seen that there are weaknesses in the system that created John Law is his unwillingness to issue more paper money to finance the purchase of shares in the company. Experiments conducted guardianship administration ended with new problems. Failure of Law's system makes the French people for a long time are less reliant on the use of paper money.


(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK………i

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang………..1

1.2Rumusan Masalah………...……..5

1.3 Tujuan Penelitian………...6

1.4Manfaat Penelitian………6

1.5Metode dan Teknik Penulisan……….………..7

1.6Sistematika Penulisan……….………...9

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORETIS 2.1 Kajian Pustaka……….12

2.1.1 Perancis di Bawah Kepemimpinan Louis XIV………12

2.1.2 Perekonomian Perancis Pada Masa Louis XIV………...18

2.1.3 Pemerintahan Perwalian Louis XV……….25

2.2 Landasan Teoretis………...31

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode dan Teknik Penelitian………37

3.1.1 Metode Penelitian………....37

3.1.2 Teknik Penelitian……….……….40

3.2 Persiapan Penelitian……….………40

3.2.1 Penentuan Tema Penelitian……….……….40

3.2.2 Penyusunan Rancangan Penelitian……….………….42

3.2.3 Proses Bimbingan……….………...43

3.3 Pelaksanaan Penelitian……….………..44

3.3.1 Pengumpulan Sumber (Heuristik)……….……..44

3.3.2 Kritik Sumber……….……….47


(7)

3.3.3 Penafsiran Sumber (Interpretasi)………..………50

3.3.4 Historiografi……….……….……...52

BAB IV KEBIJAKAN PEMERINTAHAN PERWALIAN PERANCIS DALAM MENGEMBANGKAN SISTEM LAW 4.1 Latar Belakang Terjadinya Krisis Ekonomi Perancis (1716)………….…….56

4.1.1 Kebijakan Raja Louis XIV……….……..56

4.1.1.1 Pembangunan Istana Versailles (1662)……….…….60

4.1.1.2 Pencabutan Édit de Nantes (1685)……….……....63

4.1.2 Perang Berkepanjangan………..……...68

4.1.2.1 Perang Liga Ausburg (1689-1697)………..…...68

4.1.2.2 Perang Pergantian Tahta Spanyol (1701-1714)…….…....71

4.2 Perancis Pada Masa Perwalian Louis XV (1715-1723)……….…….76

4.2.1 Kemunculan Perwalian……….……77

4.2.2 Usaha Wali Raja Dalam Mengatasi Krisis Ekonomi…………...82

4.2.3 John Law………..84

4.2.4 Sistem Law………...85

4.2.4.1 Penerapan Sistem Law………...86

4.3 Dampak Sistem Law Terhadap Krisis Ekonomi yang Terjadi di Perancis..…92

BAB V KESIMPULAN……….95

DAFTAR PUSTAKA………99

LAMPIRAN………102 RIWAYAT PENULIS


(8)

BAB I PENDAHULUAN

I.I Latar Belakang

Pada abad ke-16 hingga abad ke-18 monarki merupakan suatu sistem pemerintahan yang banyak dijalankan oleh negara Eropa bagian barat dan bagian tengah. Kata monarki berasal dari kata monos yang berarti satu-satunya dan archie yang berarti berkuasa, maka monarki berarti kekuasaan yang ada di tangan seorang manusia (Prodjodikoro, 1981: 22). Hal ini menunjukkan suatu sistem pemerintahan antara abad pertengahan dengan gambaran stuktur pemerintahan yang modern dari sebuah pemerintahan yang telah disetujui bersama. Salah satu negara yang menganut sistem pemerintahan ini adalah negara Perancis. Perancis telah menjadi salah satu kekuatan terbesar dunia sejak pertengahan abad ke-17. Pada abad ke-18 dan ke-19, Perancis menjadi salah satu imperium kolonial terbesar saat itu, Perancis pada abad ke-17 merupakan salah satu kerajaan yang semakin tidak tertandingi dan mempunyai pengaruh besar di Eropa.

Masa pemerintahan Louis XIV merupakan masa terpanjang dan sekaligus masa paling gemilang dalam sejarah Perancis (Kamarga, 2012: 2). Walaupun sebenarnya Louis XIV memimpin dengan sangat absolut dan banyak dari kebijakan-kebijakan yang dilakukannya sering membuat rakyatnya menjadi menderita, tetapi hal ini dapat diterima oleh rakyat Perancis. Tekadnya yang utama adalah memperkuat kedaulatan raja dan mewujudkan keesaan agama. Dalam upaya perwujudan keinginannya Louis XIV melakukan peperangan yang


(9)

seakan tidak kenal henti dan pembangunan Istana Versailles sebagai simbol dari kekuasaan raja. Beliau mulai menerapkan kebijakan-kebijakan yang membuat para rakyatnya dapat dikatakan sengsara. Tentu hal ini sangat membebani semua rakyat Perancis.

Kebijakan-kebijakan yang dilakukan Louis XIV terkait dengan dua proyek besar, penaklukan militer dan pembangunan Versailles. Tentunya hal ini membutuhkan biaya yang tidak sedikit. le Roi Soleil (Raja Surya) julukan untuk Louis XIV banyak melakukan peperangan yang berlangsung lama selain itu pembangunan sebuah istana megah sebagai simbol dari kekuasaannya. Pembangunan Istana Versailles menghabiskan banyak biaya. Seperti yang diungkapkan Carpentier (2011: 235) dan Craig (1986: 654) bahwa raja memerintahkan para seniman terhebat dimasa itu untuk membangunkan tempat kediaman yang pantas sesuai dengan keagungannya dari tahun 1662-1702. Arsitektur dan dekorasinya sebagai tempat pemujaan terhadap raja dan keluarganya, didesain untuk memperlihatkan keagungan Raja Surya (le Roi Soleil).

Kehidupan rakyat Perancis dari abad ke-15 sampai awal abad ke-18 dapat dikatakan memprihatinkan, jumlah penduduk Perancis berubah menurut keadaan yang terjadi pada waktu itu dan tidak pernah melewati batas 20 juta penduduk, tingkat kelahiran dan kematian yang sama tingginya dan saling mengimbangi (Carpentier, 2011: 175). Wabah penyakit yang terus-menerus terjadi serta buruknya hasil pertanian yang dicapai membuat rakyatnya mati karena kelaparan. Hal ini disebabkan karena Louis XIV menciptakan sistem pajak tambahan


(10)

termasuk “kapitasi” (dimulai tahun 1695) yang dikenakan pada setiap orang termasuk bangsawan dan pendeta [http://id.wikipedia.org/wiki/Perancis, 16 Mei 2012]. Semua ini diberlakukan untuk membiayai peperangan serta pembangunan Versailles yang membutuhkan banyak biaya dan waktu yang lama.

Sepeninggal Louis XIV Perancis berada di bawah kepemimpinan Duc Philippe d’Orléans sebagai wali raja karena pada saat itu pewaris tahta dari Louis XIV masih berusia lima tahun. Hal pertama yang harus dibenahi oleh wali raja ini adalah mengembalikan keadaan ekonomi Perancis untuk keluar dari krisis yang sudah membuat semua rakyat Perancis menderita. Karena kondisi keuangan Perancis sepeninggal Louis XIV begitu terpuruk, banyak meninggalkan hutang akibat dari perang-perang yang telah dilakukan Louis XIV.

Clark (1966: 221) dalam bukunya The New Cambridge Modern History vol VII The Old Regime 1713-1763 mengatakan:

“The most pressing problem, not for the first or last time in France, was presented by the condition of the finances, which had been left in so desperate a situation that Orleans even contemplated summoring the Etats generaux to cope with the problem.”

Apa yang diungkapkan oleh Clark di atas seakan menjelaskan permasalahan yang selalu dihadapi oleh Perancis, yakni masalah kondisi keuangan kerajaan. Hal ini semakin terasa berat sepeninggal Raja Louis XIV karena kondisi keuangannya sangat terpuruk. Tugas berat ini harus segera diselesaikan oleh d’Orléans sebagai wali raja yang menggantikan posisi Louis XIV.

Menurut Craig (1986: 663) dalam bukunya yang berjudul The Heritage Of World Civilizations “The duke of Orleans was a gambler. And for a time, he turned over the financial management of the kingdom to John Law (1671-1729), a


(11)

Scottish mathematician and fellow gambler.” Wali raja merupakan seorang yang selalu berspekulasi dalam setiap tindakan yang dilakukannya untuk menyelesaikan suatu permasalahan. Begitu juga ketika pemerintahan perwalian dihadapkan pada krisis ekonomi, d’Orléans sebagai wali raja menyerahkan semuanya kepada John Law untuk segera menyelesaikan krisis yang sedang melanda Perancis.

Kesulitan lain yang mendasar bagi Perancis adalah ketidakcukupan sumber-sumber keuangan negara. Sebagian disebabkan oleh pendapatan nasional perkapitanya lebih rendah dan sebagian lagi karena sistem perpajakan dibuat sedemikian rupa dengan sistem pengecualian dan penguranagn untuk para elit yang mempunyai hak-hak istimewa yang tak terhitung banyaknya, termasuk para pejabat, pemungut pajak, kelompok-kelompok perdagangan dan industri, maupun para pejabat gereja dan bangsawan.

Pada tahun 1715 seorang Skotlandia bernama John Law datang ke Perancis, dan Law bertemu lagi dengan temannya yaitu Duc Philippe d’Orléans yang pada saat itu telah menjadi wali raja. Jabatan d’Orléans sebagai wali raja dari Louis XV menjadi jalan bagi John Law, karena Law mempunyai gagasan mengenai penerapan sistem ekonomi baru yang sebenarnya belum pernah diterapkan. Wali raja yang pada saat itu sudah putus asa untuk mengeluarkan Perancis dari krisis karena sebelumnya berbagai cara telah dilakukan agar Perancis terbebas dari krisis tetapi belum berhasil. John law pun segera mengutarakan gagasannya kepada d’Orléans. Mengingat John Law adalah seorang


(12)

matematikawan dan ahli ekonomi d’Orléans akhirnya setuju dengan gagasan yang diberikan oleh John Law.

Gagasan yang diusulkan Law dapat dikatakan sebagai suatu pembaruan dalam bidang ekonomi di Perancis, gagasan ini kemudian lebih dikenal dengan Sistem Law. d’Orléans tentunya menaruh harapan besar terhadap John Law dengan Sistem Law nya, untuk terbebas dari krisis ekonomi. Untuk itu dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui bagaimana Sistem Law yang telah diterapkan oleh John Law ini dapat membuat Perancis terbebas dari krisis. Selain itu peneliti juga ingin melihat bagaimana perkembangan Sistem Law tersebut, serta apakah dampak yang ditimbulkan dari diterapkannya Sistem Law.

Berdasarkan pemaparan di atas, peneliti merasa tertarik untuk mengkaji masalah ini, sehingga peneliti dapat mengetahui apakah langkah yang ditempuh oleh wali raja Duc Philippe d’Orléans dapat membawa Perancis keluar dari krisis dan terbebas dari hutang-hutang atau semakin membuat perekonomian Perancis semakin terpuruk. Oleh sebab itu, peneliti merasa tertarik untuk mengkaji masalah ini melalui sebuah karya ilmiah yang berjudul “Sistem Law Pada Masa Pemerintahan Perwalian Louis XV (Kajian Terhadap Penanganan Krisis Ekonomi di Perancis Tahun 1716-1720).”


(13)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan beberapa pokok pemikiran yang dipaparkan di atas, terdapat permasalahan utama yang akan dikaji yaitu Bagaimana pemerintahan perwalian Perancis dapat mengambil kebijakan Sistem Law untuk mengatasi krisis ekonomi ?.

Agar permasalahan yang dikaji menjadi lebih jelas, peneliti akan mengkaji masalah tersebut ke dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:

1. Bagaimana keadaan Perancis pada masa Louis XIV?

2. Mengapa terjadi krisis ekonomi di Perancis pada tahun 1716?

3. Bagaimana Sistem Law dikembangkan oleh pemerintahan perwalian Louis XV?

4. Bagaimana dampak pelaksanaan Sistem Law terhadap krisis ekonomi di Negara Perancis?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Memberikan gambaran tentang keadaan Perancis pada masa Louis XIV. 2. Dapat mengetahui hal apa saja yang menjadi penyebab krisis ekonomi pada

masa pemerintahan perwalian Louis XV.

3. Dapat mengetahui alasan yang menjadi dasar dari pemerintahan perwalian Louis XV dalam keputusannya untuk menggunakan Sistem Law.

4. Memberikan penjelasan dampak dari diterapkannya Sistem Law terhadap krisis ekonomi di Perancis.


(14)

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Memperkaya penulisan sejarah, terutama sejarah perekonomian dan sejarah kawasan.

b. Menambah pengetahuan bagi peneliti dan juga pembaca mengenai perekonomian Perancis pada masa pemerintahan perwalian berkuasa, sehingga kita mendapat informasi yang baru.

c. Dapat mengambil pelajaran dari sejarah perekonomian negara Perancis, terutama mengenai penanggulangan atau upaya yang dilakukan untuk terbebas dari krisis ekonomi.

d. Untuk mata pelajaran di SMA manfaatnya adalah siswa dapat memahami mengenai sejarah dunia khususnya negara Perancis.

1.5 Metode dan Teknik Penelitian

Pada bagian ini, akan dibahas mengenai metode dan teknik penelitian. Metode yang akan digunakan adalah metode Historis, yaitu suatu proses pengkajian, penjelasan, dan penganalisaan secara kritis terhadap rekaman serta peninggalan masa lampau (Sjamsuddin, 2007: 17-19).

1. Heuristik

Di dalam Heuristik, peneliti mencoba mencari dan mengumpulkan sumber-sumber yang berkaitan dan sesuai dengan masalah yang akan diangkat oleh peneliti. Sumber-sumber tersebut berupa sumber-sumber kepustakaan seperti Buku Sejarah Perancis karya Jean Carpentier, et al, buku The Heritage of World


(15)

Civilization karya Albert M Craig et al, serta buku-buku relevan lainnya mengenai Perancis. Serta ada beberapa buku yang memang tidak berhubungan langsung dengan tema yang peneliti ambil, tetapi buku-buku ini memberikan kerangka berpikir untuk peneliti.

Pengumpulan sumber lainnya berupa foto, gambar, serta dokumentasi lainnya juga menjadi bagian dalam pencarian dan pengumpulan sumber. Selain itu, ada beberapa sumber buku lagi dan hasil browsing melalui internet yang peneliti tidak dapat sebutkan satu-persatu.

2. Kritik

Setelah tahap mencari dan mengumpulkan sumber, berikutnya dilakukan kritik atas sumber, yaitu dengan melakukan analisis terhadap sumber yang telah diperoleh apakah sesuai dengan masalah. Pada tahap ini, kritik yang dilakukan hanya kritik internal saja. Kritik internal lebih ditujukan untuk menilai kredibilitas sumber dengan mempersoalkan isinya, kemampuan pembuatannya, tanggung jawab dan moralnya. Pada bagian kritik internal peneliti melakukan kritik atas sumber kepustakaan yakni dengan membandingkan isi dari satu penulis buku dengan yang lainnya.

3. Interpretasi

Tahap berikutnya adalah proses penafsiran dan penyusunan makna kata-kata yang diperoleh setelah proses kritik sumber dengan cara menghubungkan satu fakta dengan lainnya sehingga didapatkan gambaran yang jelas tentang peranan Sistem Law pada masa pemerintahan perwalian Louis XV dalam


(16)

mengatasi krisis ekonomi di Perancis. Selain iu pada tahap interpretasi juga terdapat eksplanasi atau penjelasan.

4. Historiografi

Tahap terakhir dalam metode historis adalah Historiografi yakni proses penulisan yang utuh dan masuk akal atas interpretasi dan eksplanasi yang telah dilakukan pada tahap sebelumnya mengenai peranan Sistem Law pada masa pemerintahan perwalian Louis XV dalam mengatasi krisis ekonomi di Perancis.

Adapun teknik penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah studi literatur. Studi literatur merupakan teknik yang digunakan oleh peneliti dengan membaca berbagai sumber yang berhubungan, serta mengkaji sumber lain baik dari buku maupun sumber relevan lainnya.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan Interdisipliner. Pendekatan Interdisipliner adalah pemecahan suatu masalah dengan menggunakan tinjauan berbagai sudut pandang ilmu serumpun yang relevan secara terpadu. Metode penelitian dan teknik penulisan ini akan dibahas lebih terperinci pada bab 3.

1.6 Sistematika Penulisan

Untuk lebih memudahkan dalam memahami penelitian ini, maka peneliti menggunakan sistematika sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan, bab ini berisi mengenai latar belakang masalah penelitian, rumusan dan batasan masalah yang diuraikan kedalam beberapa


(17)

pertanyaan, tujuan dan manfaat penelitian, metode dan teknik penelitian dan sistematika penelitian.

Bab II Tinjauan Pustaka dan Landasan Teoretis, tinjauan pustaka merupakan perangkat teoretis dalam berpikir yang berisi konsep-konsep yang digunakan dalam penelitian ini. Dari hasil kajian pustaka ini diuraikan juga beberapa konsep yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan. Selain konsep dipaparkan juga mengenai landasan teori yang digunakan. Adapun konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah Merkantilisme.

Bab III Metodologi dan Teknik Penelitian, dalam bab ini berisi tentang metode atau cara-cara yang digunakan dalam penelitian dan teknik dalam penelitian ini pun diuraikan. Dimulai dari heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Metode yang digunakan adalah metode Historis dan Teknik yang digunakan adalah Studi Litelatur.

Bab IV Kebijakan Pemerintahan Perwalian Perancis Dalam Mengembangkan Sistem Law. Bab IV merupakan bagian utama dari penelitian yang telah dilakukan, karena didalam ban ini berisi tentang pembahasan dan merupakan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang ada dalam rumusan dan batasan masalah. Pada bab ini dijelaskan bagaimana Perancis mengatasi masalah krisis yang tengah dialaminya. Dimulai dari kepemimpinan Louis XIV yang absolut kemudian pemerintahan perwalian Louis XV dan upaya yang dilakukan oleh pemerintahan perwalian dalam mengatasi krisis ekonomi yaitu dengan menerapkan Sistem Law.


(18)

Bab V Kesimpulan dan Saran, Bab V merupakan bab terakhir dari rangkaian penulisan karya ilmiah yang berisi tentang kesimpulan maupun saran-saran yang diberikan oleh peneliti dari kajian masalah ini.


(19)

BAB III

METODE PENELITIAN

Bab ini merupakan penjelasan mengenai metode penelitian yang digunakan oleh peneliti dalam mengkaji permasalahan yang berkaitan dengan skripsi yang berjudul “Sistem Law Pada Masa Pemerintahan Perwalian Louis XV (Kajian Terhadap Penanganan Krisis Ekonomi di Perancis Tahun 1716-1720)”. Metode yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah metode historis. Seperti yang diungkapkan Abdurrahman (2007: 43) dalam bukunya bahwa metode sejarah sebagai seperangkat aturan sistematis dalam mengumpulkan sumber sejarah secara efektif, melakukan penilaian secara kritis dan mengajukan sintesis dari hasil-hasil yang dicapai dalam bentuk tulisan. Selain itu peneliti juga menggunakan teknik studi literatur dengan memakai pendekatan interdisipliner. Studi Literatur merupakan teknik yang digunakan oleh penulis dengan membaca berbagai sumber yang berhubungan, serta mengkaji sumber lain baik dari buku maupun sumber-sumber lainnya yang relevan. Sedangkan pendekatan interdisipliner adalah pemecahan suatu masalah dengan cara menggunakan tinjauan dari berbagai sudut pandang ilmu serumpun yang relevan secara terpadu.

3.1 Metode dan Teknik Penelitian 3.1.1 Metode Penelitian

Metode merupakan cara yang paling efektif dan efisien dalam melakukan penelitian sesuai dengan masalah yang dikaji. Metode yang digunakan dalam


(20)

penulisan skripsi ini adalah metode historis. Metode historis adalah proses menguji dan menganalisa secara kritis rekaman dan peninggalan masa lampau dan hasilnya berupa rekonstruksi imajinatif atau historiografi (Gottschalk, 1986: 32).

Metode penelitian historis bertujuan untuk merekontruksi masa lalu secara sistematis dan objektif, dengan cara mengumpulkan, mengevaluasi, memverifikasi serta mensintesiskan bukti-bukti yang menjelaskan fakta untuk memperoleh kesimpulan yang kuat. Penelitian dengan metode historis merupakan penelitian kritis terhadap keadaan, perkembangan, serta pengalaman di masa lampau dengan menimbang secara teliti dan hati-hati terhadap validitas dari sumber-sumber sejarah serta interpretasi dari sumber sejarah tersebut.

Langkah-langkah dalam penelitian sejarah menurut Ismaun (2005: 34) terdiri dari empat tahap, yaitu sebagai berikut:

1. Heuristik, yaitu pencarian dan pengumpulan sumber sejarah yang relevan untuk mendapatkan data-data atau materi sejarah, atau evidensi sejarah yang berhubungan dengan permasalahan yang akan dikaji oleh peneliti (Ismaun, 2005; Sjamsuddin, 2007). Dalam hal ini penulis melakukan pencarian sumber kemudian mengumpulkan sumber-sumber yang diperlukan untuk bahan penelitian.

2. Kritik, yaitu usaha menilai sumber-sumber sejarah. Semua sumber dipilih melalui kritik eksternal dan internal sehingga diperoleh fakta yang sesuai dengan permasalahan penelitian (Ismaun, 2005: 50). Dengan kritik eksternal diharapkan hasil penelitian sejarah teruji dari sisi keaslian data yang digunakannya. Sedangkan dengan kritik internal, diharapkan kasil penelitian


(21)

sejarah teruji kebenaran, keakuratan dan kerelevanan data tersebut untuk ditafsirkan dan dijelaskan. Kritik sumber ada dua macam, yaitu:

a) Kritik ekstern atau kritik luar memiliki fungsi untuk menilai otensitas sumber sejarah. Sumber otentik tidak mesti harus sama dengan sumber dan isi tulisan dalam dokumen harus sembunyi dan sama dengan sumber aslinya, baik menurut isinya yang tersurat maupun tersirat.

b) Kritik intern atau kritik dalam memiliki fungsi untuk menilai kredibilitas sumber dengan mempersoalkan isinya, kemampuan pembuatannya, tanggung jawab dan moralnya. Untuk menguji kredibilitas sumber (sejauh mana bisa dipercaya) diadakan penilaian instrinsik terhadap sumber dengan mempersoalkan hal-hal tersebut. Kemudian dipunguti fakta-fakta sejarah melalui perumusan data yang didapat, setelah diadakan penelitian terhadap evidensi-evidensi dalam sumber.

3. Interpretasi atau penafsiran merupakan usaha memahami dan mencari hubungan antar fakta sejarah sehingga menjadi satu kesatuan yang utuh dan rasional. Pada tahap ini penulis melakukan penafsiran terhadap fakta-fakta dan data dengan konsep dan teori yang telah diteliti oleh penulis sebelumnya. Fakta dan data tersebut kemudian dihubungkan dengan konsep yang berhubungan dengan permasalahan yang dikaji.

4. Historiografi adalah usaha untuk mensintesiskan data-data dan fakta-fakta sejarah menjadi suatu kisah yang jelas atau suatu penulisan yang utuh, baik itu berupa karya besar ataupun hanya berupa makalah kecil (Ismaun, 2005;


(22)

Sjamsuddin, 2007). Historiografi merupakan tahap terakhir dalam sebuah penelitian sejarah.

3.1.2 Teknik Penelitian

Teknik peneitian yang digunakan oleh peneliti dalam melakukan penelitian ini menggunakan teknik studi literatur atau studi kepustakaan. Teknik studi literatur merupakan teknik pengumpulan data melalui sumber-sumber yang relevan, seperti buku, artikel-artikel dalam majalah, jurnal, maupun sumber internet.

Setelah sumber-sumber tersebut didapatkan maka tahapan selanjutnya akan dipelajari, dikaji serta diidentifikasi dan dikritisi baik secara eksternal maupun internal, setelah itu peneliti melakukan analisis. Dari hasil analisis ini menjadi acuan peneliti didalam menjawab permasalahan-permasalahan dalam penelitian ini.

3.2 Persiapan Penelitian

Persiapan penelitian merupakan langkah awal yang dilakukan peneliti sebelum penelitian dilakukan. Ada beberapa tahap didalam persiapan penelitian ini yaitu penentuan tema penelitian, penyusunan rancangan penelitian, dan proses dalam bimbingan.

3.2.1 Penentuan Tema Penelitian

Pada tahap ini, langkah awal yang dilakukan oleh peneliti adalah menentukan tema penelitian. Tema yang diangkat oleh peneliti adalah mengenai sejarah kawasan khususnya Eropa. Karena dapat dikatakan sejarah kawasan


(23)

terutama sejarah Eropa khususnya Negara Perancis sangat menarik perhatian peneliti. Semenjak dari itu peneliti semakin kagum dan ingin mengetahui lebih banyak tentang Eropa. Ketertarikan dan kesukaan terhadap mata kuliah ini tentunya didukung pula oleh penjelasan dosen yang sangat membuat peneliti kagum dan tidak pernah bosan disetiap beliau mengajar. Beliau juga adalah salah satu dosen yang peneliti kagumi di Jurusan Pendidikan Sejarah.

Pada awalnya peneliti merasa bingung dalam memilih tema atau topik yang akan peneliti kaji. Karena banyak hal yang menarik dari Sejarah Eropa, tetapi setelah berdiskusi dengan teman-teman yang juga banyak memberikan masukan kepada peneliti pada akhirnya peneliti memutuskan untuk menulis tentang Negara Perancis. Terutama mengenai masalah krisis ekonomi yang dihadapi Perancis pasca wafatnya Louis XIV.

Peneliti merasa tertarik mengkaji tentang perekonomian Negara Perancis khususnya masalah krisis ekonomi dan upaya yang dilakukan untuk terlepas dari permasalahan tersebut. Pemerintahan perwalian dapat dikatakan sangat berani dalam mengambil suatu upaya untuk mengatasi masalah krisis yang sedang dihadapi dengan diberlakukannya Sistem Law. Peneliti ingin mengetahui apakah Sistem Law yang diberlakukan berhasil mengeluarkan Perancis dari krisis atau tidak, mengingat kebijakkan ini menjadi hal yang baru dan belum pernah dilakukan oleh pemerintahan sebelumnya.

Setelah melakukan pencarian sumber mengenai sejarah Perancis terutama bidang perekonomiannya ke beberapa perpustakaan dan toko buku, akhirnya peneliti mengajukan rancangan judul penelitian “Penerapan Sistem Law Pada


(24)

Masa Pemerintahan Louis XV (1716-1720)”. Selanjutnya tema penelitian ini diserahkan kepada dosen TPPS (Tim Pertimbangan Penulisan Skripsi). Selanjutnya peneliti membuat proposal skripsi yang nantinya akan dipresentasikan.

3.2.2 Penyusunan Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian adalah suatu langkah awal yang harus dilakukan sebelum melakukan penelitian. Rancangan penelitian ini menjadi sebuah kerangka dasar bagi peneliti dalam membuat skripsi. Rancangan penelitian yang telah dibuat oleh peneliti berupa proposal skripsi. Proposal skripsi berisi judul penelitian, latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan masalah, metode serta teknik penelitian dan sistematika penulisan.

Untuk menyusun rancangan penelitian ini peneliti sebelumnya melakukan studi literatur atau mencari, membaca serta mempelajari buku-buku yang relevan dengan tema atau topik penelitian. Setelah semua data diperoleh kemudian peneliti membuat propsosal skripsi. Proposal tersebut kemudian dipresentasikan dalam seminar proposal skripsi yang dilaksanakan pada tanggal 2 Mei 2012.

Pada saat pelaksanaan seminar skripsi peneliti banyak mendapat kritik dan saran dari calon pembimbing skripsi dan dosen lainnya yang hadir pada saat itu. Terutama pada bagian latar belakang masalah dan rumusan masalah. Setelah proposal disetujui selanjutnya turun Surat Keputusan penunjukan pembimbing dari TPPS (Tim Pertimbangan Penulisan Skripsi) No. 047/TPPS/JPS/PEM/2012.


(25)

Pembimbing I adalah Bapak Wawan Darmawan, S.Pd., M.Hum dan pembimbing II adalah Bapak Drs. R.H. Achmad Iriyadi.

3.2.3 Proses Bimbingan

Bimbingan merupakan salah satu proses penting dalam penyusunan skripsi ini. Karena dalam setiap proses bimbingan peneliti mendapat saran dan kritik dari kedua pembimbing sehingga peneliti menjadi lebih terarah dalam penyusunan skripsi ini. Untuk waktu bimbingan dilakukan sesuai dengan waktu yang telah disepakati bersama sehingga proses bimbingan dapat berjalan dengan efektif dan lancar.

Dalam penyusunan skripsi ini peneliti dibimbing oleh pembimbing I Bapak Wawan Darmawan, S.Pd., M.Hum dan Pembimbing II Bapak Drs. R.H. Achmad Iriyadi. Pada setiap proses bimbingan biasanya membahas satu bab. Dimulai dari bab I, bab II, bab III, bab IV dan bab V.

Peneliti mendapatkan banyak saran dari pembimbing I dan pembimbing II diantaranya mengenai judul skripsi, latar belakang, dan rumusan masalah yang harus diperbaiki dan lebih difokuskan lagi. Serta peneliti disarankan agar mencari dan membaca lebih banyak lagi sumber-sumber buku. Sehingga judul skripsi menjadi “Sistem Law Pada Masa Pemerintahan Perwalian Louis XV (Kajian Terhadap Penanganan Krisis Ekonomi di Perancis Tahun 1716-1720 )”. Hal ini dilakukan untuk lebih memfokuskan pembahasan dalam skripsi ini.

Manfaat yang diperoleh peneliti dari proses bimbingan skripsi ini diantaranya adalah peneliti dapat bertanya mengenai permasalahan yang dihadapi selama proses pembuatan skripsi ini. Selain itu peneliti juga banyak sekali


(26)

mendapat kritik dan saran sehingga peneliti menjadi tahu kelemahan dan kekurangan peneliti serta lebih terarah disetiap tahap pembuatan srkipsi..

3.3 Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan penelitian dapat dikatakan sebagai tahap yang juga penting dalam setiap karya penulisan. Karena pada tahap ini peneliti membuat rancangan penelitian, mempersiapkan serta mencari dan memilih data untuk mengkaji permasalahan yang telah dirumuskan. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam tahap ini adalah sebagai berikut:

3.3.1 Pengumpulan Sumber (Heuristik)

Pengumpulan sumber atau heuristik merupakan tahap awal dalam penulisan sejarah. Seperti yang diungkapkan Sjamsuddin (2007: 86) bahwa heuristik merupakan kegiatan mencari sumber-sumber untuk mendapatkan data-data atau materi sejarah atau evidensi sejarah. Sumber sejarah adalah segala sesuatu yang langsung atau tidak langsung menceritakan kepada kita tentang sesuatu kenyataan atau kegiatan manusia pada masa lalu (Sjamsuddin, 2007: 95). Sumber sejarah berupa bahan-bahan sejarah yang memuat aktifitas manusia dimasa lalu yang berbentuk tulisan atau cerita.

Pada tahap pengumpulan sumber ini menggunakan waktu yang cukup lama karena kita harus benar-benar mencari dan mengumpulkan sumber yang sesuai dan tentunya relevan. Jenis-jenis sumber yang digunakan peneliti adalah buku-buku dan sumber internet. Dalam pengumpulan sumber ini peneliti menggunakan teknik studi literatur.


(27)

Tempat pertama yang penulis kunjungi adalah Perpustakaan Universitas Pendidikan Indonesia. Buku-buku yang ditemukan berhubungan dengan sejarah Perancis, perekonomian Perancis dan tentang ilmu ekonomi, diantaranya, “The New Cambridge Modern History vol VII The Old Regime 1713-1763” karya G. N Clark (1966), “Perkembangan Pemikiran Ekonomi” karya Deliarnov (2007), “Perkembangan Pemikiran Ekonomi” karya Sumitro Djojohadikusumo (1991), “Tokoh-Tokoh Besar Pemikir Ekonomi” karya R. L Heilbroner (1986), “History Of Civilization The revolutionary Period (The Age of Reason) vol IV” karya Brown Landone (1942), “Great Ages Of Man A History Of The World’s Cultures Age Of Kings” karya C Blitzer (1980), “The New Cambridge History vol V The

Ascendancy Of France” karya F L Carsten (1964), “The Western Heritage From

The Earliest Times To The Present” karya Stewart C Easton (1966), “Learn

World History: The Easy Way” karya Richard B Hoaglind (1942), “Beacon Lights

Of History vol VIII: Great Rulers” karya J Lord (1913), “Pengantar Teori

Ekonomi” karya S. Rosyidi (1996), “Teori-Teori Keterbelakangan” karya I. Roxborough (1986), dan buku “Negara dan Revolusi Sosial, Suatu Analisis Komparatif Tentang Perancis, Rusia dan Cina” karya Theda Skocpol (1991).

Perpustakaan lain yang peneliti kunjungi adalah Perpustakaan Daerah Jawa Barat dan perpustakaan umum Universitas Parahyangan, dari perpustakaan daerah Jawa Barat peneliti mendapat sumber yang kemudian digunakan untuk tinjauan pustaka pada bab dua, diantaranya “Ekonomi Dunia Kesehatan Kita” karya Kardiman (2006), “Teori Ekonomi Sejarah dan Perkembangannya” karya Apridar (2010), sedangkan dari perpustakaan umum Universitas Parahyangan


(28)

peneliti mendapatkan buku sumber “Latar Belakang Pemikiran Barat” karya M A W Brouwer (1982) dan buku “Sejarah Falsafah Barat Modern dan Sejaman” karya M A W Brouwer (1980).

Selain mengunjungi perpustakaan peneliti juga melengkapi sumber dengan mencari di beberapa toko buku seperti Gramedia dan Palasari. Peneliti mendapatkan beberapa buku yang relevan diantaranya “Isu-Isu Kontroversial Dalam Sejarah Barat” karya Hansiswany Kamarga dan Julius Siboro (2012), “Filsafat Ekonomi Upaya Mencari Kesejahteraan Bersama” karya Mikhael Dua (2008).

Peneliti juga mempunyai beberapa koleksi buku pribadi yang relevan yaitu, “Sejarah Prancis Dari Zaman Prasejarah Hingga Akhir Abad Ke-20” karya Jean Carpentier (2011), “Kebohongan dan Kesalahan Sejarah” karya Reuben Parsons (2012), “The Trend of Economic Thingking: Essays on Political Economistic and Economic History” karya A Friedrich Hayek (2006), “Sejarah Sebagai Ilmu” karya Ismaun (2005), “Metodologi Sejarah” karya Helius Sjamsuddin (2007).

Selain itu, peneliti juga mendapat pinjaman buku dari Ibu Prof. Dr. Hj. Hansiswany Kamarga, M.Pd. selaku dosen di Jurusan Pendidikan Sejarah Universitas Pendidikan Indonesia yang berjudul “The Heritage of World Civilizations” karya Albert M Craig, et al yang diterbitkan oleh Macmillan Publishing Company pada tahun 1986. Buku ini merupakan buku berbahasa inggris yang didalamnya membahas sangat banyak dan detail mengenai sejarah Eropa dan Asia.


(29)

Semua sumber yang diperoleh ada yang berbahasa Inggris terutama mengenai sejarah Perancis dan kehidupan perekonomiannya. Sedangkan sumber yang menggunakan bahasa Indonesia mengenai pengertian dan ilmu ekonominya. Setelah semua sumber diperoleh selanjutnya peneliti membaca, memahami, mengkaji dan membandingkan, hal ini dilakukan agar memperoleh pemahaman yang benar-benar jelas dan terperinci. Selain itu peneliti juga menjadi lebih mudah didalam proses penulisan dan pembuatan skripsi ini.

3.3.2 Kritik Sumber

Setelah mendapatkan sumber-sumber yang dianggap relevan tahap selanjutnya adalah melakukan kritik terhadap sumber-sumber tersebut. Kritik sumber ini bertujuan untuk memperoleh keabsahan sumber. Menurut Sjamsuddin (2007: 131) menjelaskan bahwa kritik sumber bagi sejarawan yang erat kaitannya dalam usaha mencari kebenaran (truth). Karena seringkali sejarawan dihadapkan dengan kebutuhan untuk membedakan apa yang benar, apa yang tidak benar, apa yang mungkin dan apa yang meragukan atau mustahil.

Tujuan dari kritik sumber ini adalah supaya kita tidak dengan mudah menerima begitu saja data atau sumber yang telah diperoleh. Kita harus menguji apa data sumber yang telah diperoleh itu benar-benar akurat dan dapat dipercaya. Pada umumnya kritik sumber dilakukan terhadap sumber-sumber pertama, agar terjaring fakta yang memang menjadi pilihannya. Kritik sumber ada dua yaitu kritik eksternal dan kritik internal. Kritik eksternal adalah suatu penelitian atas asal usul dari sumber, suatu pemeriksaan atas catatan atau peninggalan itu sendiri untuk mendapatkan semua informasi yang mungkin, dan untuk mengetahui


(30)

apakah pada suatu waktu sejak awal mulanya sumber itu telah dibuat oleh orang-orang tertentu atau tidak (Sjamsuddin, 2007: 134). Hal penting yang harus diperhatikan pada saat melakukan kritik eksternal ialah bahan, bentuk sumber dan asal dokumen, kapan dibuat (sudah lama atau belum lama sesudah terjadi peristiwa yang diberitakan), dibuat oleh siapa, instansi apa, atau atas nama siapa (Ismaun, 2005: 50). Adapun kritik sumber yang dilakukan didalam penyusunan skripsi ini adalah kritik internal, karena kritik eksternal digunakan apabila sumber yang kita dapatkan berupa dokumen atau arsip. Sedangkan peneliti tidak menggunakan sumber dokumen maupun arsip jadi didalam penulisan skripsi ini peneliti hanya melakukan kritik internal saja.

3.3.2.1 Kritik Internal

Kritik internal dilakukan untuk menilai kredibilitas sumber dengan mempersoalkan isinya, kemampuan pembuatannya, tanggung jawab dan moralnya. Untuk menguji kredibilitas sumber (sejauh mana dapatkan dipercaya) diadakan penilaian instrinsik terhadap sumber dengan mempersoalkan hal-hal tersebut. Kemudian dipunguti fakta-fakta sejarah melalui perumusan data yang didapat, setelah diadakan penelitian terhadap evidensi-evidensi dalam sumber (Ismaun, 2005: 50).

Pada tahap kritik internal ini peneliti membaca seluruh sumber-sumber yang telah diperoleh pada tahap heuristik, kemudian melakukan penilaian terhadap sumber tersebut, setelah itu dibandingkan dengan sumber lainnya. Hal ini perlu dilakukan karena kita dapat mengetahui layak tidaknya isi dari sumber-sumber yang telah diperoleh.


(31)

Kritik internal dilakukan oleh peneliti terhadap buku yang berjudul The New Cambridge Modern History Vol VII The Old Regime 1713-1763 karya Clark (1966) dalam bukunya Clark banyak menjelaskan mengenai kemunduran dari kerajaan “ke-Tuhan-an” Prancis. Lebih lanjut Clark mengatakan bahwa memang benar Louis XIV menjalankan pemerintahannya dengan sangat absolut. Semua kekuasaan terletak ditangan penguasa yaitu raja. Louis XIV merupakan raja yang mempunyai ambisi yang besar, karena beliau mempunyai keinginan untuk memajukan negaranya. Clark dalam bukunya juga mengatakan bahwa permasalahan yang paling membuat keadaan Perancis semakin tertekan adalah masalah perekonomian.

Tidak jauh berbeda dengan Clark hal yang sama diungkapkan oleh Kamarga dalam bukunya yang berjudul Isu-Isu Kontroversial Dalam Sejarah Barat (2012). Kedua buku ini mengungkapkan hal yang sama yang berkaitan dengan tema penelitian yang peneliti angkat. Kamarga juga mengatakan bahwa pemerintahan Louis XIV yang bercorak absolut banyak membawa perubahan kepada negara dan rakyat Perancis itu sendiri.

Sebagai pembanding peneliti menggunakan buku lain, yang berjudul Sejarah Prancis Dari Zaman Prasejarah Hingga Akhir Abad Ke-20 karya Carpentier (2011), Negara Dan Revolusi Sosial, Suatu Analisis Komparatif Tentang Perancis, Rusia dan Cina (1991) yang ditulis oleh Skocpol serta buku karya Craig (1986) yang berjudul The Heritage Of World Civilization ternyata semua buku itu mengacu pada hal yang sama yaitu mengenai pemerintahan Louis


(32)

XIV. Kebijakkan-kebijakkan yang dibuat oleh Louis XIV ternyata kurang berhasil, karena banyak rakyat Perancis menderita akibat hal itu.

Berdasarkan hasil dari melakukan kritik internal, peneliti mendapatkan kesesuaian dan beberapa perbedaan pendapat dari berbagai peneliti. Peneliti mendapatkan kesamaan persepsi mengenai Perancis dan masalah krisis ekonomi. Perbedaan pendapat merupakan hal yang wajar terjadi pada setiap peneliti. Hal ini mungkin disebabkan dari latar belakang peneliti yang berbeda-beda.

3.3.3 Penafsiran Sumber (Interpretasi)

Tahap selanjutnya dalam penulisan karya ilmiah adalah penafsiran sumber atau interpretasi. Interpretasi adalah penafsiran terhadap fakta-fakta sejarah yang telah didapatkan dari tahap sebelumnya. Fakta-fakta sejarah tidak boleh diputarbalikan atau dipalsukan. Fakta yang telah diperoleh tersebut dihubungkan dan dirangkai sehingga membentuk satu kesatuan yang selaras dimana peristiwa yang satu dimasukan kedalam konteks peristiwa-peristiwa lain yang melingkupinya (Ismaun, 2005: 55).

Sjamsuddin (2007: 164) dalam bukunya menjelaskan bahwa ada dua macam cara penafsiran yang ada kaitannya dengan faktor-faktor atau tenaga-tenaga pendorong sejarah yaitu determinisme dan kemauan bebas manusia serta kebebasan manusia mengambil keputusan. Bentuk-bentuk penafsiran deterministik itu ialah determinisme rasial, penafsiran geografis, interpretasi ekonomi, penafsiran (teori) orang besar, penafsiran spiritual atau idealistik, penafsiran ilmu dan teknologi, penafsiran sosiologis dan penafsiran sintesis.


(33)

Berdasarkan bentuk-bentuk penafsiran tersebut penulis menggunakan penafsiran sintesis.

Penafsiran sintesis ialah penafsiran yang menggabungkan semua faktor atau tenaga yang menjadi penggerak sejarah. Sebagaimana yang diungkapkan Barnes dalam Sjamsuddin (2007: 170) bahwa menurut penafsiran ini, tidak ada satu kategori “sebab-sebab” tunggal yang cukup untuk menjelaskan semua fase dan periode perkembangan sejarah. Artinya perkembangan dan jalannya sejarah digerakkan oleh berbagai faktor dan tenaga bersama-sama manusia tetap sebagai pemeran utama. Peneliti menggunakan penafsiran sintesis karena peranan sistem Law pada masa pemerintahan perwalian Louis XV dalam mengatasi krisis ekonomi di Perancis tidak terlepas dari adanya faktor-faktor penyebab atau pendorong seperti pemerintahan Louis XIV yang absolut, perang-perang yang dilakukan oleh Louis XIV demi memenuhi ambisinya untuk membuat Perancis menjadi negara paling berpengaruh di Eropa, penumpukan hutang pada akhir pemerintahan Louis XIV, hingga pemerintahan perwalian yang memperkenalkan sistem Law sebagai upaya untuk terbebas dari krisis ekonomi.

Peneliti juga menggunakan pendekatan interdisipliner, yaitu pemecahan suatu masalah dengan menggunakan tinjauan berbagai sudut pandang ilmu serumpun yang relevan secara terpadu. Di dalam penulisan skripsi ini peneliti menggunakan ilmu bantu dan disiplin ilmu yang serumpun, di antaranya ilmu ekonomi dan konsep negara.


(34)

3.3.4 Historiografi

Historiografi merupakan tahap akhir dalam penulisan suatu karya ilmiah atau disebut juga dengan laporan penelitian. Tahapan ini merupakan hasil dari peneliti yang diawali dengan pengumpulan sumber, setelah itu sumber di kritik untuk mengetahui keabsahan sumbernya, lalu setelah dikritik kemudian ditafsirkan supaya fakta-fakta dari sumber yang telah didapatkan dapat digunakan sebagai bahan dalam penulisan skripsi ini. Secara harfiah historiografi berarti pelukisan sejarah, gambaran sejarah tentang peristiwa yang terjadi pada waktu yang lalu disebut sejarah (Ismaun, 2005: 28). Sedangkan menurut Sjamsuddin (2007: 156) historiografi adalah usaha mensintesiskan seluruh hasil penelitian atau penemuan yang berupa data-data dan fakta-fakta sejarah menjadi suatu penulisan yang utuh, baik itu berupa karya besar ataupun hanya berupa makalah kecil.

Penulisan skripsi ini menggunakan sistematika penulisan sesuai dengan buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah yang berlaku di lingkungan Universitas Pendidikan Indonesia. Penulisan skripsi merupakan karya tulis ilmiah resmi akhir mahasiswa dalam menyelesaikan program sarjana pada Jurusan Pendidikan Sejarah.

Hasil penelitian disusun dalam lima bab, hal ini bertujuan untuk memudahkan dalam pembuatan dan pemahaman terhadap skripsi ini. Adapun sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan. Bab ini berisi mengenai latar belakang masalah penelitian. Disertai mengenai ketertarikan peneliti dalam memilih permasalahan yang diangkat. Untuk lebih memfokuskan pada bab ini juga berisi rumusan


(35)

masalah dan pembatasan masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian. Selain itu pada bab I ini terdapat pula metode penelitian disertai dengan sistematika penulisan.

Bab II Kajian Pustaka. Bab ini berisi tentang pemaparan mengenai sumber-sumber buku dan sumber lain yang digunakan oleh peneliti sebagai sumber rujukan yang relevan dalam penulisan peranan Sistem Law dalam mengatasi krisis ekonomi di Perancis. Selain itu pada bab ini terdapat pula landasan teoritik yang digunakan peneliti dari permasalahan penelitian yang dikaji peneliti.

Bab III Metodologi Penelitian. Bab ini berisi mengenai langkah-langkah, metode, pendekatan dan teknik penelitian yang digunakan oleh peneliti dalam melakukan penelitian. Hal ini dilakukan peneliti untuk mendapatkan sumber yang berkaitan dan relevan dengan masalah yang dikaji oleh peneliti. Tahapan ini meliputi heuristik, yaitu proses pengumpulan data. Kritik yaitu pengujian mengenai kebenaran atau ketepatan dari sumber yang telah didapatkan, kritik yang dilakukan secara internal. Interpretasi adalah proses penafsiran fakta yang telah ditemukan. Tahapan terakhir dinamakan historiografi, merupakan kegiatan penulisan dan proses penyusunan dari hasil penelitian yang telah dilakukan. Selain itu pada bab ini peneliti juga menguraikan langkah-langkah yang ditempuh peneliti selama melaksanakan proses penulisan skripsi ini.

Bab IV Pembahasan. Bab ini dapat dikatakan isi utama dari penulisan skripsi ini. karena didalamnya berisi pembahasan dan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang terdapat pada rumusan masalah. Pada bab IV ini peneliti akan


(36)

memaparkan hasil penelitiannya dari hasil pengolahan serta analisis yang telah dilakukan terhadap fakta-fakta yang telah diperoleh.

Bab V Kesimpulan. Bab ini merupakan bab terakhir dari rangkaian penulisan skripsi ini, pada bab ini terdapat penafsiran peneliti dari hasil analisis dan temuan yang didapatkan yang kemudian disajikan dalam bentuk kesimpulan. Kesimpulan ini merupakan jawaban dari pertanyaan penelitian dalam skripsi ini.


(37)

BAB V KESIMPULAN

Bab ini merupakan bab terakhir dari penulisan skripsi yang berjudul

“Sistem Law Pada Masa Pemerintahan Perwalian Louis XV (Kajian Terhadap

Penanganan Krisis Ekonomi di Perancis Tahun 1716-1720)”. Bab ini berisi kesimpulan yang merupakan jawaban atas permasalahan penelitian yang terdapat pada bab-bab sebelumnya. Kesimpulan tersebut didasarkan pada temuan fakta-fakta dan analisis yang telah dikaji dan dipaparkan oleh peneliti. Berikut terdapat beberapa hal pokok yang telah peneliti simpulkan berdasarkan permasalahan yang telah dibahas.

Pertama, krisis ekonomi yang terjadi di Perancis pada tahun 1716 disebabkan oleh kebijakan-kebijakan yang diberlakukan oleh Raja Louis XIV. berawal dari pembangunan istana Versailles, dilanjutkan dengan para kaum Huguenot yang melakukan emigrasi. Karena banyak dari kaum Huguenot merupakan para pejabat pemerintahan dan para pengusaha yang otomatis apabila mereka beremigrasi perekonomian Perancis khususnya pendapatan kas negara menjadi berkurang. Kebijakan lainnya adalah peperangan yang dilakukan oleh Louis XIV. Peperangan atau perluasan militer yang dilakukan Louis XIV yang bertujuan untuk menambah perluasan negara Perancis dan ingin mendominasi Eropa pada akhirnya mengantarkan Perancis pada kondisi ekonomi yang memprihatinkan. Berbagai jenis pajak diberlakukan dan dibebankan kepada seluruh rakyat Perancis, ini dilakukan agar negara memperoleh dana untuk


(38)

membiayai peperangan serta pembangunan istana. Seketika kondisi rakyat Perancis menjadi jauh dari kata sejahtera. Karena mahal dan kurangnya bahan makanan yang tersedia banyak rakyat Perancis yang menderita bahkan sampai meninggal karena kelaparan dan terserang wabah penyakit. Kepemimpinan Louis XIV yang berlangsung selama 72 tahun dan pemerintahan sendiri selama 54 tahun dapat dikatakan sebagai kebalikan dari abad akbar, karena memburuknya keadaan sebagian besar penduduk pada akhir masa pemerintahannya. Tragis memang, ketika diawal Louis XIV memimpin ia sangat di agungkan sampai mendapat julukan le Roi Soleil (Raja Surya) karena kegemilangannya dalam memerintah Perancis tetapi di akhir kepemimpinannya sangat terasa sekali kekecewaan dari para rakyat Perancis akibat dari kebijakan-kebijakan yang telah dibuatnya. Keadaan ini semakin diperparah dengan kondisi perekonomian Perancis yang mengalami krisis, hal ini masih berlanjut sampai Louis XIV meninggal.

Kedua, dalam mengatasi krisis ekonomi, pemerintahan perwalian Louis XV melalui wali raja Duc Philippe d’Orléans mengembangkan Sistem Law yang digagas oleh John Law. Karena sebelumnya cara-cara tradisional yang ditempuh sang wali raja belum dapat mengeluarkan Perancis dari keadaan krisis, ditambah lagi pemerintahan perwalian hanya menambah jumlah hutang negara yang ada. Banyak rakyat yang berharap keadaan akan menjadi lebih baik ketika wali raja mengembangkan Sistem Law. Pada dua tahun pertamanya Sistem Law mengalami kemajuan, yang ditandai dengan naiknya harga saham perusahaan serta penggunaan uang kertas yang sangat diterima oleh semua rakyat Perancis. Selain itu kegiatan ekspor impor ke negara lain mengalami peningkatan. Tetapi hanya


(39)

berselang waktu dua tahun ketika Sistem Law yang di agung-agungkan mengalami kemunduran dan ketidakstabilan. Keadaan rakyat dan perekonomian Perancis yang mengalami kemajuan berganti dengan kekacauan. Tindakan dari John Law yang telah menerbitkan uang kertas dalam jumlah yang sangat banyak sehingga nilainya tidak diimbangi lagi dengan jumlah uang keping yang tersedia, bahkan tidak sesuai dengan keuntungan yang didapatkan oleh perusahaan negara yang telah dibuatnya, menjadi pertanda awal bahwa Sistem Law mengalami kemunduran. Ketika semua orang ingin melepas sahamnya dengan harapan mereka dapat hidup sejahtera, ternyata mereka belum dapat merasakan hal itu karena John Law kehabisan persediaan uang tunai. Seketika keuangan Perancis mengalami inflasi. Keadaan perekonomian yang semakin tidak dapat dikendalikan, ditambah lagi dengan kondisi para rakyat yang kecewa dan marah akibat dari gagalnya penerapan Sistem Law oleh pemerintahan perwalian. Empat tahun eksperimen wali raja dan John Law yang diterapkan di Perancis ternyata belum berhasil mengeluarkan Perancis dari krisis. Sistem Law yang berlangsung dari tahun 1716-1720 ini berakhir dengan sangat fatal.

Ketiga, pada kenyataannya Sistem Law tidak banyak membantu pemerintahan perwalian, karena Sistem Law pada akhirnya hanya menambah kekacauan yang ada. Tetapi dengan gagalnya Sistem Law ini seakan menjadi pendorong tersendiri bagi pemerintahan, para bangsawan dan pengusaha agar perekonomian Perancis tidak terpuruk kembali. Peristiwa ini juga membuat hubungan antara rakyat, para bangsawan dan pihak pemerintahan semakin dekat, mereka saling bekerjasama untuk mengeluarkan negara dari keadaan krisis.


(40)

Pemerintahan pun disetiap mengambil keputusan yang berhubungan dengan kesejahteraan para rakyatnya terlebih dulu harus mendapat persetujuan dari rakyat Perancis, jadi pihak pemerintah tidak dapat bertindak semaunya lagi.


(41)

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku:

Abdurahman, D. (2007). Metode Penelitian Sejarah. Jakarta: PT. Logos Wacana Ilmu.

Apridar. (2010). Teori Ekonomi Sejarah dan Perkembangannya. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Blitzer, C. (1980). Great Ages Of Man A History Of The World’s Cultures Age Of Kings. Nederland: Time-Life Books Inc.

Brouwer, M A W. (1980). Sejarah Falsafah Barat Modern dan Sejaman. Bandung: Alumni.

Brouwer, M A W. (1982). Latar Belakang Pemikiran Barat. Bandung: Alumni. Carpentier, J, et al.. (2011). Sejarah Prancis Dari Zaman Prasejarah Hingga

Akhir Abad Ke-20. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia.

Carsten, F.L. (1964). The New Cambridge History vol V The Ascendancy Of France. London: Cambridge University Press.

Clark, G N, et al. (1966). The New Cambridge Modern History vol VII The Old Regime 1713-1763. London: Cambridge University Press.

Craig, Albert M, et al. (1986). The Heritage of World Civilizations. New York: Macmillan Publishing Company.

Deliarnov. (2007). Perkembangan Pemikiran Ekonomi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Djojohadikusumo. S. (1991). Perkembangan Pemikiran Ekonomi. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Dua, M. (2008). Filsafat Ekonomi Upaya Mencari Kesejahteraan Bersama. Yogyakarta: Kanisius.

Easton, Stewart C. (1966). The Western Heritage From The Earliest Times To The Present. New York. Chicago. San Francisco: Holt, Rinehart and Winston Inc.


(42)

Hayek, Friedrich A. (2006). The Trend of Economic Thinking: Essays on Political Economistis and Economic History. United Kingdom: Taylor & Francis. Heilbroner, R.L. (1986). Tokoh-tokoh Besar Pemikir Ekonomi. Jakarta: UI Press. Hoaglind, Richard B. (1960). Learn World History: The Easy Way.

Cambridge: Greystone Press.

Ismaun. (2005). Sejarah Sebagai Ilmu. Bandung: Historia Utama Press.

Kamarga, H dan J. Siboro. (2012). Isu-Isu Kontroversial dalam Sejarah Barat. Jakarta: Bee Media Indonesia.

Kardiman, dkk. (2006). Ekonomi Dunia Kesehatan Kita. Jakarta: Yudhistira. Landone, B. (1942). History Of Civilization The Revolutionary Period (The Age of

Reason) vol IV. New York: Book Inc.

Lord, J. (1913). Beacon Lights Of History vol VIII: Great Rulers. New York: The University Press.

Parsons, R. (2012). Kebohongan dan Kesalahan Sejarah. Yogyakarta: Imperium Prodjodikoro, W. (1981). Asas-Asas Ilmu Negara dan Politik. Bandung: PT

Eresco.

Rosyidi, S. (1996). Pengantar Teori Ekonomi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Roxborough. I. (1986). Teori-Teori Keterbelakangan. Jakarta: LP3ES. Sjamsuddin, H. (2007). Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Ombak.

Skocpol, T. (1991). Negara dan Revolusi Sosial, Suatu Analisis Komparatif Tentang Perancis, Rusia dan Cina. Jakarta: Erlangga.

Supardan, D. (2007). Pengantar Ilmu Sosial – Sebuah Kajian Pendekatan Struktural. Jakarta: Bumi Aksara.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2011). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI Press.


(43)

Sumber Internet:

Tanpa Nama. (2012). Sejarah Ekonomi Prancis. [Online]. Tersedia: http://id.wikipedia.org/wiki/Prancis/. [16 Mei 2012].

Tanpa Nama. (2012). John Law. [Online]. Tersedia: http://id.wikipedia.org/wiki/Jhon_Law (economist)/. [18 Mei 2012].


(1)

membiayai peperangan serta pembangunan istana. Seketika kondisi rakyat Perancis menjadi jauh dari kata sejahtera. Karena mahal dan kurangnya bahan makanan yang tersedia banyak rakyat Perancis yang menderita bahkan sampai meninggal karena kelaparan dan terserang wabah penyakit. Kepemimpinan Louis XIV yang berlangsung selama 72 tahun dan pemerintahan sendiri selama 54 tahun dapat dikatakan sebagai kebalikan dari abad akbar, karena memburuknya keadaan sebagian besar penduduk pada akhir masa pemerintahannya. Tragis memang, ketika diawal Louis XIV memimpin ia sangat di agungkan sampai mendapat julukan le Roi Soleil (Raja Surya) karena kegemilangannya dalam memerintah Perancis tetapi di akhir kepemimpinannya sangat terasa sekali kekecewaan dari para rakyat Perancis akibat dari kebijakan-kebijakan yang telah dibuatnya. Keadaan ini semakin diperparah dengan kondisi perekonomian Perancis yang mengalami krisis, hal ini masih berlanjut sampai Louis XIV meninggal.

Kedua, dalam mengatasi krisis ekonomi, pemerintahan perwalian Louis XV melalui wali raja Duc Philippe d’Orléans mengembangkan Sistem Law yang digagas oleh John Law. Karena sebelumnya cara-cara tradisional yang ditempuh sang wali raja belum dapat mengeluarkan Perancis dari keadaan krisis, ditambah lagi pemerintahan perwalian hanya menambah jumlah hutang negara yang ada. Banyak rakyat yang berharap keadaan akan menjadi lebih baik ketika wali raja mengembangkan Sistem Law. Pada dua tahun pertamanya Sistem Law mengalami kemajuan, yang ditandai dengan naiknya harga saham perusahaan serta penggunaan uang kertas yang sangat diterima oleh semua rakyat Perancis. Selain itu kegiatan ekspor impor ke negara lain mengalami peningkatan. Tetapi hanya


(2)

berselang waktu dua tahun ketika Sistem Law yang di agung-agungkan mengalami kemunduran dan ketidakstabilan. Keadaan rakyat dan perekonomian Perancis yang mengalami kemajuan berganti dengan kekacauan. Tindakan dari John Law yang telah menerbitkan uang kertas dalam jumlah yang sangat banyak sehingga nilainya tidak diimbangi lagi dengan jumlah uang keping yang tersedia, bahkan tidak sesuai dengan keuntungan yang didapatkan oleh perusahaan negara yang telah dibuatnya, menjadi pertanda awal bahwa Sistem Law mengalami kemunduran. Ketika semua orang ingin melepas sahamnya dengan harapan mereka dapat hidup sejahtera, ternyata mereka belum dapat merasakan hal itu karena John Law kehabisan persediaan uang tunai. Seketika keuangan Perancis mengalami inflasi. Keadaan perekonomian yang semakin tidak dapat dikendalikan, ditambah lagi dengan kondisi para rakyat yang kecewa dan marah akibat dari gagalnya penerapan Sistem Law oleh pemerintahan perwalian. Empat tahun eksperimen wali raja dan John Law yang diterapkan di Perancis ternyata belum berhasil mengeluarkan Perancis dari krisis. Sistem Law yang berlangsung dari tahun 1716-1720 ini berakhir dengan sangat fatal.

Ketiga, pada kenyataannya Sistem Law tidak banyak membantu pemerintahan perwalian, karena Sistem Law pada akhirnya hanya menambah kekacauan yang ada. Tetapi dengan gagalnya Sistem Law ini seakan menjadi pendorong tersendiri bagi pemerintahan, para bangsawan dan pengusaha agar perekonomian Perancis tidak terpuruk kembali. Peristiwa ini juga membuat hubungan antara rakyat, para bangsawan dan pihak pemerintahan semakin dekat, mereka saling bekerjasama untuk mengeluarkan negara dari keadaan krisis.


(3)

Pemerintahan pun disetiap mengambil keputusan yang berhubungan dengan kesejahteraan para rakyatnya terlebih dulu harus mendapat persetujuan dari rakyat Perancis, jadi pihak pemerintah tidak dapat bertindak semaunya lagi.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku:

Abdurahman, D. (2007). Metode Penelitian Sejarah. Jakarta: PT. Logos Wacana Ilmu.

Apridar. (2010). Teori Ekonomi Sejarah dan Perkembangannya. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Blitzer, C. (1980). Great Ages Of Man A History Of The World’s Cultures Age Of Kings. Nederland: Time-Life Books Inc.

Brouwer, M A W. (1980). Sejarah Falsafah Barat Modern dan Sejaman. Bandung: Alumni.

Brouwer, M A W. (1982). Latar Belakang Pemikiran Barat. Bandung: Alumni. Carpentier, J, et al.. (2011). Sejarah Prancis Dari Zaman Prasejarah Hingga

Akhir Abad Ke-20. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia.

Carsten, F.L. (1964). The New Cambridge History vol V The Ascendancy Of France. London: Cambridge University Press.

Clark, G N, et al. (1966). The New Cambridge Modern History vol VII The Old Regime 1713-1763. London: Cambridge University Press.

Craig, Albert M, et al. (1986). The Heritage of World Civilizations. New York: Macmillan Publishing Company.

Deliarnov. (2007). Perkembangan Pemikiran Ekonomi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Djojohadikusumo. S. (1991). Perkembangan Pemikiran Ekonomi. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Dua, M. (2008). Filsafat Ekonomi Upaya Mencari Kesejahteraan Bersama. Yogyakarta: Kanisius.

Easton, Stewart C. (1966). The Western Heritage From The Earliest Times To The Present. New York. Chicago. San Francisco: Holt, Rinehart and Winston Inc.


(5)

Hayek, Friedrich A. (2006). The Trend of Economic Thinking: Essays on Political Economistis and Economic History. United Kingdom: Taylor & Francis. Heilbroner, R.L. (1986). Tokoh-tokoh Besar Pemikir Ekonomi. Jakarta: UI Press. Hoaglind, Richard B. (1960). Learn World History: The Easy Way.

Cambridge: Greystone Press.

Ismaun. (2005). Sejarah Sebagai Ilmu. Bandung: Historia Utama Press.

Kamarga, H dan J. Siboro. (2012). Isu-Isu Kontroversial dalam Sejarah Barat. Jakarta: Bee Media Indonesia.

Kardiman, dkk. (2006). Ekonomi Dunia Kesehatan Kita. Jakarta: Yudhistira. Landone, B. (1942). History Of Civilization The Revolutionary Period (The Age of

Reason) vol IV. New York: Book Inc.

Lord, J. (1913). Beacon Lights Of History vol VIII: Great Rulers. New York: The University Press.

Parsons, R. (2012). Kebohongan dan Kesalahan Sejarah. Yogyakarta: Imperium Prodjodikoro, W. (1981). Asas-Asas Ilmu Negara dan Politik. Bandung: PT

Eresco.

Rosyidi, S. (1996). Pengantar Teori Ekonomi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Roxborough. I. (1986). Teori-Teori Keterbelakangan. Jakarta: LP3ES. Sjamsuddin, H. (2007). Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Ombak.

Skocpol, T. (1991). Negara dan Revolusi Sosial, Suatu Analisis Komparatif Tentang Perancis, Rusia dan Cina. Jakarta: Erlangga.

Supardan, D. (2007). Pengantar Ilmu Sosial – Sebuah Kajian Pendekatan Struktural. Jakarta: Bumi Aksara.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2011). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI Press.


(6)

Sumber Internet:

Tanpa Nama. (2012). Sejarah Ekonomi Prancis. [Online]. Tersedia: http://id.wikipedia.org/wiki/Prancis/. [16 Mei 2012].

Tanpa Nama. (2012). John Law. [Online]. Tersedia: http://id.wikipedia.org/wiki/Jhon_Law (economist)/. [18 Mei 2012].