PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA MATERI GAYA.

(1)

Dwi Purwanti, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Materi Gaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

PADA MATA PELAJARAN IPA MATERI GAYA

(Penelitian Tindakan Kelas di SDN 3 Cibodas Kelas IV Semester II Tahun Ajaran 2012/2013 Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh Dwi Purwanti

0903876

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN PEDAGOGIK


(2)

Dwi Purwanti, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Materi Gaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

2013

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

PADA MATA PELAJARAN IPA MATERI GAYA

Oleh

Dwi Purwanti

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Dwi Purwanti 2013 Universitas Pendidikan Indonesia


(3)

Dwi Purwanti, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Materi Gaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis


(4)

Dwi Purwanti, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Materi Gaya


(5)

i

Dwi Purwanti, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Materi Gaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu ABSTRAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

PADA MATA PELAJARAN IPA MATERI GAYA Oleh

Dwi Purwanti 0903876

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA yang pencapaiannya hanya 35,8% siswa yang tuntas memenuhi nilai KKM mata pelajaran IPA. Selain itu, guru masih menggunakan metode yang bersifat teacher centered, yaitu metode ceramah. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka tujuan penelitian yang ingin dicapai ialah, (1) mengetahui gambaran pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran inkuiri terbimbing pada mata pelajaran IPA materi gaya dan (2) mengetahui seberapa besar peningkatan hasil belajar siswa setelah menerapkan model pembelajaran inkuiri terbimbing pada mata pelajaran IPA materi gaya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang mengadaptasi model Kemmis&Taggart dengan jumlah tiga siklus. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV B SD Negeri 3 Cibodas Lembang dengan jumlah siswa sebanyak 39 orang. Instrumen pembelajaran yang digunakan adalah berupa tes, lembar observasi (observasi guru dan lembar observasi siswa), dan lembar angket. Hasil penelitian dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing ditunjukkan dengan perencanaan setiap siklusnya yang mengalami perbaikan berdasarkan hasil refleksi di siklus sebelumnya. Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing dapat dilihat dari aktivitas guru dan siswa pada setiap siklusnya yang mengalami peningkatan. Pencapaian hasil belajar kognitif siswa pada siklus I mencapai rata-rata 63,07 dengan ketuntasan 59%, siklus II mencapai rata-rata 70,83% dengan ketuntasan 66,6% dan siklus III mencapai rata-rata 80,73 dengan ketuntasan 97,4%. Adapun hasil belajar afektif siswa di siklus I mencapai 63,6%, siklus II mencapai 68,9% dan siklus III mencapai 75,7%. Hasil belajar psikomotor siswa pada siklus I mencapai 67,7%, siklus II 70,4 dan siklus III mencapai 78,1%. Berdasarkan hasil penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran inkuiri terbimbing dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran IPA materi gaya. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, terdapat saran yang hendak disampaikan yaitu guru atau peneliti lain yang akan melakukan pembelajaran IPA untuk mempertimbangkan penggunaan model pembelajaran, seperti model pembelajaran inkuiri terbimbing yang sudah terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa.


(6)

ii

Dwi Purwanti, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Materi Gaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Kata Kunci : Model pembelajaran inkuiri terbimbing, hasil belajar siswa, mata pelajaran IPA materi gaya

ABSTRACT

APPLICATION OF GUIDED INQUIRY LEARNING MODEL TO IMPROVE LEARNING OUTCOMES OF STUDENTS

IN SCIENCE SUBJECTS OF MATERIAL STYLE Oleh

Dwi Purwanti 0903876

This research is motivated by the lack of student learning outcomes in science learning achievement that only 35.8% of students who completed courses meet KKM in science. In addition, teachers are still using methods that are teacher centered, that is lecture method. Based on these problems, the research objectives are to be achieved, (1) know the description of the implementation of learning by implementing guided inquiry learning model in teaching science material style and (2) determine how much improving student learning outcomes after implementing guided inquiry learning model in teaching science material stylish. The method used in this research is a classroom action research Kemmis & Taggart adapt the model to the number of three cycles. The subjects were fourth grade students of SD Negeri 3 B Cibodas Lembang by the number of students as much as 39 people. Learning instrument used was a test, observation sheet (teacher observation and student observation sheet), and a questionnaire sheet. The results using guided inquiry learning model is shown with each cycle of planning that have improved based on the reflection in the previous cycle. Implementation of learning using guided inquiry learning model can be viewed from all teachers and students at each cycle are increasing. Cognitive learning achievement of students in the first cycle at an average of 63.07 with 59% completeness, the second cycle at an average of 70.83% with 66.6% completeness and third cycle at an average of 80.73 with 97 mastery, 4%. The affective student learning outcomes in the first cycle reaches 63.6%, reaching 68.9% second cycle and third cycle reaches 75.7%. Psychomotor learning outcomes of students in the first cycle reaches 67.7%, 70.4 second cycle and third cycle reaches 78.1%. Based on these results, it can be concluded that the use of guided inquiry learning model can improve student learning outcomes in science teaching material stylish. Based on these results, there is a suggestion that would be submitted that is teachers or other researchers who will conduct the science lesson to consider the use of learning models, such as guided inquiry learning model that has been proven to improve student learning outcomes.


(7)

iii

Dwi Purwanti, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Materi Gaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Keyyword : Guided Inquiry Learning, learning outcomes student, science material style


(8)

iv

Dwi Purwanti, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Materi Gaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Hipotesis Tindakan ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 5

F. Definisi Operasional ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing ... 8

B. Hasil Belajar ... 16

C. Pembelajaran IPA ... 20

D. Gaya ... 22

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 26

B. Model Penelitian ... 28


(9)

v

Dwi Purwanti, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Materi Gaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

D. Prosedur Penelitian ... 30

E. Instrumen Penelitian ... 33

F. Pengolahan dan Analisis Data ... 34

G. Indikator Kinerja ... 38

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 39

B. Pembahasan ... 95

BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 100

B. Saran ... 101

DAFTAR PUSTAKA ... 103

LAMPIRAN-LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP ... 238


(10)

vi

Dwi Purwanti, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Materi Gaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Sintaks Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing ... 13

3.1 Interpretasi Keterlaksanaan Pembelajaran ... 36

3.2 Interpretasi Hasil Belajar Afektif Siswa ... 37

3.3 Interpretasi Hasil Belajar Psikomotor Siswa ... 37

3.4 Interpretasi Keterlaksanaan Model Pembelajaran ... 38

4.1 Aktivitas Guru Siklus I ... 44

4.2 Persentase Keterlaksanaan Aktivitas Guru Siklus I ... 46

4.3 Aktivitas Siswa Siklus I ... 47

4.4 Persentase Keterlaksanaan Aktivitas Siswa Siklus I ... 49

4.5 Hasil Belajar Diskusi Kelompok Siswa Siklus I ... 50

4.6 Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 51

4.7 Hasil Belajar Siswa Pada Aspek Afektif Siklus I ... 53

4.8 Hasil Belajar Siswa Pada Aspek Psikomotor Siklus I ... 54

4.9 Aktivitas Guru Siklus II ... 62

4.10 Persentase Keterlaksanaan Aktivitas Guru Siklus II ... 64

4.11 Aktivitas Siswa Siklus II ... 65

4.12 Persentase Keterlaksanaan Aktivitas Siswa Siklus II ... 67


(11)

vii

Dwi Purwanti, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Materi Gaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

4.14 Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 68

4.15 Hasil Belajar Siswa Pada Aspek Afektif Siklus II ... 71

4.16 Hasil Belajar Siswa Pada Aspek Psikomotor Siklus II ... 71

4.17 Aktivitas Guru Siklus III ... 78

4.18 Persentase Keterlaksanaan Aktivitas Guru Siklus III ... 80

4.19 Aktivitas Siswa Siklus III ... 81

4.20 Persentase Keterlaksanaan Aktivitas Siswa Siklus III ... 83

4.21 Hasil Belajar Diskusi Kelompok Siswa Siklus III ... 83

4.22 Hasil Belajar Siswa Siklus III ... 84

4.23 Hasil Belajar Siswa Pada Aspek Afektif Siklus III ... 86


(12)

viii

Dwi Purwanti, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Materi Gaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

3.1 Model Siklus PTK Dari Kemmis dan Taggart ... 29

4.1 Grafik Hasil Belajar Diskusi Kelompok Siswa Setiap Siklus ... 88

4.2 Grafik Hasil Belajar Siswa Setiap Siklus ... 89

4.3 Grafik Persentase Ketuntasan Belajar Siswa Setiap Siklus ... 90

4.4 Grafik Hasil Belajar Pada Aspek Afektif Setiap Siklus ... 90

4.5 Grafik Hasil Belajar Pada Aspek Psikomotor Setiap Siklus ... 91

4.6 Grafik Hasil Observasi Guru Setiap Siklus ... 92

4.7 Grafik Hasil Observasi Siswa Setiap Siklus ... 93


(13)

ix

Dwi Purwanti, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Materi Gaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A

Perangkat Pembelajaran dan Penelitian Halaman

A. 1.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I ... 106

A. 1.2 Lembar Kerja Siswa (KLS) Siklus I ... 114

A. 1.3 Lembar Pra Siklus dan Posttest Siklus I ... 118

A. 1.4 Kunci Jawaban Siklus I ... 120

A. 1.5 Lembar Kisi-kisi Soal Siklus I ... 121

A. 1.6 Pedoman Penskoran Siklus I ... 126

A. 2.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II ... 127

A. 2.2 Lembar Kerja Siswa (KLS) Siklus II ... 135

A. 2.3 Lembar Posttest Siklus II ... 138

A. 2.4 Kunci Jawaban Siklus II ... 140

A. 2.5 Lembar Kisi-kisi Soal Siklus II ... 141

A. 2.6 Pedoman Penskoran Siklus II ... 145


(14)

x

Dwi Purwanti, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Materi Gaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

A. 3.2 Lembar Kerja Siswa (KLS) Siklus III ... 154

A. 3.3 Lembar Posttest Siklus III ... 158

A. 3.4 Kunci Jawaban Siklus III ... 160

A. 3.5 Lembar Kisi-kisi Soal Siklus III ... 161

A. 3.6 Pedoman Penskoran Siklus III ... 165

A. 3.7 Lembar Observasi Guru Siklus I, II, dan III ... 167

A. 3.8 Lembar Observasi Siswa Siklus I, II, dan III ... 169

A. 3.9 Lembar Observasi Afektif Siswa Siklus I, II, dan III ... 171

A.3.10 Rubrik Penilaian Aspek Afektif Siklus I, II, dan III ... 172

A.3.11 Lembar Observasi Psikomotor Siswa Siklus I, II, dan III ... 173

A.3.12 Rubrik Penilaian Aspek Afektif Siklus I, II, dan III ... 174

A.3.13 Pedoman Angket ... 175

LAMPIRAN B Hasil Penelitian B. 1.1 Sampel Pra Siklus I ... 176

B. 1.2 Sampel Posttest Siklus I ... 178

B. 1.3 Sampel LKS Siklus I ... 180

B. 1.4 Sampel Hasil Observasi Aspek Afektif Siswa Siklus I ... 183

B. 1.5 Sampel Hasil Observasi Aspek Psikomotor Siswa Siklus I ... 186

B. 1.6 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I ... 189

B. 1.7 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ... 191


(15)

xi

Dwi Purwanti, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Materi Gaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

B. 2.2 Sampel LKS Siklus II ... 197

B. 2.3 Sampel Hasil Observasi Aspek Afektif Siswa Siklus II ... 199

B. 2.4 Sampel Hasil Observasi Aspek Psikomotor Siswa Siklus II ... 202

B. 2.5 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II ... 205

B. 2.6 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ... 207

B. 3.1 Sampel Posttest Siklus III ... 209

B. 3.2 Sampel LKS Siklus III ... 213

B. 3.3 Sampel Hasil Observasi Aspek Afektif Siswa Siklus III ... 216

B. 3.4 Sampel Hasil Observasi Aspek Psikomotor Siswa Siklus III ... 219

B. 3.5 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus III ... 222

B. 3.6 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus III ... 224

B. 3.7 Sampel Angket ... 226

LAMPIRAN C Dokumentasi C. 1 Dokumentasi Siklus I ... 228

C. 2 Dokumentasi Siklus II ... 230

C. 3 Dokumentasi Siklus III ... 232

LAMPIRAN D Administrasi Penelitian D. 1 SK Pengangkatan Pembimbing ... 234


(16)

xii

Dwi Purwanti, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Materi Gaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

D. 3 Jurnal Bimbingan Skripsi dengan Dosen Pembimbing 1 ... 236 D. 4 Jurnal Bimbingan Skripsi dengan Dosen Pembimbing 2 ... 237


(17)

1

Dwi Purwanti, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Materi Gaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam Muhibbin Syah (2008) pendidikan adalah proses perubahan sikap dan tata laku seseorang atau sekelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Definisi lain diungkapkan oleh Poerbakawatja dan Harahap dalam Muhibbin Syah (2008) bahwa pendidikan adalah:

… usaha secara sengaja dari orang dewasa untuk dengan pengaruhnya meningkatkan si anak ke kedewasaan yang selalu diartikan mampu menimbulkan tanggung jawab moril dari segala perbuatannya…

Orang dewasa itu adalah orang tua si anak atau orang yang atas dasar tugas dan kedudukannya mempunyai kewajiban untuk mendidik, misalnya guru sekolah, pendeta atau kiai dalam lingkungan keagamaan, kepala-kepala asrama dan sebagainya.

Dalam pendidikan terdapat proses belajar dan pembelajaran. Belajar adalah proses perubahan tingkah laku yang dilakukan secara sengaja berdasarkan pengalaman setelah terjadinya interaksi antara guru dan siswa. Sedangkan pembelajaran adalah proses komunikasi yang terjadi antara guru dengan siswa, dimana dalam proses pembelajaran terdapat beberapa komponen yang saling berhubungan antara tujuan, materi, metode, media dan evaluasi. Proses belajar mengajar pada hakikatnya merupakan proses komunikasi, yaitu proses penyampaian materi pelajaran dengan baik untuk mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan.

Tujuan pendidikan dapat diciptakan dengan menyelenggarakan pendidikan sebaik mungkin, oleh karena itu dari tahun ke tahun pendidikan selalu dalam proses perbaikan, baik perbaikan tatanan sistem atau kurikulum dalam pendidikan. Salah satu upaya perbaikan dalam pendidikan yaitu perbaikan kurikulum yang dirancang untuk mempermudah dan memperbaiki kualitas pendidikan.


(18)

2

Dwi Purwanti, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Materi Gaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Dalam kurikulum pendidikan yang ada di sekolah dasar, pembelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) merupakan salah satu mata pelajaran yang mempelajari dan menelaah serta menganalisis gejala dan perubahan yang terjadi di alam yang memiliki katerkaitan dengan segala sesuatu yang kita lakukan sehari-hari.

Pembelajaran IPA menurut Depdiknas (2004) merupakan ilmu yang mempelajari fenomena-fenomena di alam semesta. IPA merupakan satu cara dalam memperoleh kebenaran tentang fakta dan fenomena alam melalui kegiatan empirik yang dapat diperoleh melalui eksperimen laboratorium atau alam bebas.

Proses pembelajaran IPA menekankan pada pemberian pengalaman langsung kepada siswa untuk mengembangkan kompetensi yang dimiliki oleh masing-masing siswa untuk memahami alam sekitar secara ilmiah. Pembelajaran IPA di tingkat Sekolah Dasar mencakup beberapa materi pelajaran yang harus dipelajari oleh siswa termasuk materi Gaya yang diajarkan pada tingkat kelas IV semester 2.

Konsep gaya merupakan pokok bahasan yang didalamnya terdapat beberapa sub bab antara lain pengaruh gaya terhadap gerak benda. Gaya merupakan suatu tarikan atau dorongan yang dapat memberikan pengaruh kepada benda yang diberi gaya tersebut. Pemahaman siswa terhadap gaya sangatlah penting karena banyak kegiatan sehari-hari siswa yang berhubungan dengan gaya. Pemahaman siswa terhadap gaya dapat dibuktikan secara riil melalui penggunaan metode pembelajaran yang tepat, salah satu metode yang dapat membuktikan bahwa gaya mempengaruhi gerak benda yaitu penggunaan metode inkuiri, sebagaimana dijelaskan bahwa IPA adalah salah satu mata pelajaran yang dibelajarkan di sekolah dasar yang berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-psinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Oleh karena itu mata pelajaran IPA sebaiknya dilakukan secara inkuiri untuk menumbuhkan kemampuan berfikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai salah satu aspek dalam kecakapan hidup.


(19)

3

Dwi Purwanti, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Materi Gaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Salah satu model pembelajaran yang melibatkan aktifitas siswa adalah model pembelajaran inkuiri terbimbing. Inkuiri terbimbing (guided inquiry) adalah suatu model pembelajaran inkuiri dimana peran guru masih dominan. Inkuiri terbimbing dapat digunakan dalam proses pembelajaran dimana pada model pembelajaran ini siswa tidak dilepas begitu saja tanpa pengawasan guru, melainkan guru masih berperan penting dalam proses pembelajaran. Model inkuiri terbimbing dapat membantu guru untuk menyampaikan dan menanamkan pemahaman materi pembelajaran yang akan disampaikan serta memberikan pengalaman secara langsung kepada siswa . Dengan kata lain, inkuiri terbimbing mengajak siswa untuk belajar mandiri melalui bantuan guru. Dalam hal ini guru yang memiliki kompetensi diharapkan akan lebih baik dan mampu menciptakan suasana pembelajaran yang efektif, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan hasil pembelajaran yang optimal.

Penerapan model pembelajaran yang digunakan guru sangat menentukan suatu keberhasilan dalam proses pembelajaran. Dengan penggunaan model pembelajaran yang tepat dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Gagne dalam Purwanto (2011) mengemukakan bahwa hasil belajar adalah terbentuknya konsep, yaitu kategori yang kita berikan pada stimulus yang ada di lingkungan, yang menyediakan skema yang terorganisasi untuk mengasimilasi stimulus-stimulus baru dan menentukan hubungan di dalam dan diantara kategori-kategori.

Hasil belajar akan didapat oleh siswa dengan baik apabila proses pembelajaran berjalan dengan baik pula. Oleh sebab itu sebagai seorang guru yang baik diharapkan dapat menciptakan suasana dan lingkungan belajar yang efektif, sehingga tujuan pembelajaran akan optimal.

Namun, pada kenyataannya hasil pembelajaran yang ditemukan dilapangan belum sejalan dengan teori dan tujuan yang diharapkan yang sesuai dengan tujuan pendidikan nasional, masih banyak pendidik yang menggunakan metode sederhana yang kebanyakan berpusat pada guru (teacher centered) sehingga siswa merasa jenuh dan monoton.


(20)

4

Dwi Purwanti, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Materi Gaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Lain halnya yang terjadi di kelas IV SD Negeri 3 Cibodas Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung, kedudukan dan fungsi guru dalam kegiatan pembelajaran masih bersifat teacher centered dengan aktivitas siswa yang masih rendah, salah satu metode yang sering digunakan oleh guru yaitu metode ceramah dimana guru lebih dominan dalam proses pembelajaran sehingga kesempatan siswa untuk berfikir masih kurang. Dengan penggunaan metode yang sederhana tersebut mengakibatkan kurangnya partisipasi siswa dalam proses pembelajaran, siswa hanya duduk diam dan sekedar mendengarkan tanpa memberikan respon tentang apa yang telah dipelajari. Kecenderungan ini berpengaruh terhadap hasil belajar siswa yang jauh dari optimal.

Di SD Negeri 3 Cibodas Lembang pada mata pelajaran IPA nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditentukan yaitu 62, dengan nilai KKM yang rendah pun masih banyak siswa yang mengalami kesulitan belajar sehingga hasil belajar siswa masih kurang. Dari evaluasi yang dilakukan pada 39 siswa, hanya 14 orang siswa yang mendapatkan nilai lebih dari nilai KKM yang telah ditentukan sedangkan yang lainnya mendapatkan nilai di bawah nilai KKM.

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, sebagai penguatan penelitian, maka penelitian difokuskan dengan judul : “Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Materi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa”, sehingga dengan penelitian ini hasil belajar siswa dapat meningkat.

B. Rumusan Masalah

Merujuk pada latar belakang masalah yang telah dikemukakan, penulis merumuskan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran IPA dengan menerapkan model pembelajaran inkuiri terbimbing pada materi gaya kelas IV SD Negeri 3 Cibodas untuk meningkatkan hasil belajar siswa?


(21)

5

Dwi Purwanti, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Materi Gaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2. Seberapa besar peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA dengan menerapkan model pembelajaran inkuiri terbimbing pada materi gaya kelas IV SD Negeri 3 Cibodas ?

C. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:

“Apabila model pembelajaran inkuiri terbimbing diterapkan pada mata pelajaran IPA materi gaya di kelas IV SD Negeri 3 Cibodas, maka hasil belajar siswa dapat meningkat”

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dari Penelitian Tindakan Kelas ini adalah :

1. Mengetahui pelaksanaan pembelajaran IPA dengan menerapkan model pembelajaran inkuiri terbimbing pada materi gaya kelas IV SD Negeri 3 Cibodas untuk meningkatkan hasil belajar siswa

2. Mengetahui seberapa besar peningkatan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA dengan menerapkan model pembelajaran inkuiri terbimbing pada materi gaya kelas IV SD Negeri 3 Cibodas

E. Manfaat Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi siswa, guru, peneliti, dan SDN 3 Cibodas.

1. Bagi Siswa

a. Melalui model pembelajaran inkuiri terbimbing dapat meningkatkan hasil belajar siswa


(22)

6

Dwi Purwanti, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Materi Gaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

b. Melalui model pembelajaran inkuiri terbimbing dapat melatih keberanian, keterampilan dan rasa percaya diri siswa

c. Melalui model pembelajaran inkuiri terbimbing, pembelajaran lebih bermakna dan menarik karena pembelajaran disajikan secara konkret yaitu dengan melibatkan kehidupan sehari-hari

d. Melalui model pembelajaran inkuiri terbimbing dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menganalisis suatu materi pembelajaran.

2. Bagi Guru

a. Memberikan pengalaman bagi guru dalam merancang dan menerapkan model pembelajaran inkuiri terbimbing dalam pembelajaran IPA b. Mengembangkan pembelajaran alternatif untuk meningkatkan hasil

belajar siswa dalam pembelajaran IPA

c. Sebagai perbandingan dalam menggunakan model pembelajaran yang kreatif, inovatif dan sesuai dengan materi pembelajaran.

3. Bagi Peneliti

a. Memberikan gambaran mengenai pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap peningkatan hasil belajar siswa

b. Menambah pengalaman mengenai keadaan di lapangan yang sebenarnya

4. Bagi SDN 3 Cibodas

a. Memberikan masukan dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran IPA yaitu penggunaan model pembelajaran inkuiri terbimbing

b. Memberikan masukan bagi sekolah dalam rangka meningkatkan kualitas sekolah dalam melakukan inovasi pembelajaran IPA di Sekolah Dasar


(23)

7

Dwi Purwanti, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Materi Gaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu 1. Model pembelajaran inkuiri terbimbing

Model pembelajaran nkuiri terbimbing adalah salah satu model pembelajaran yang berpusat pada siswa dimana dalam proses pembelajarannya siswa dituntut aktif dalam melakukan pembelajaran, namun pada prosesnya guru tidak melepas begitu saja aktivitas siswa dalam pembelajaran melainkan memberikan bimbingan. Pada proses pembelajarannya, model pembelajaran inkuiri terbimbing terdiri atas lima tahapan yang diterapkan, yaitu tahap penyajian masalah, tahap pengumpulan dan verifikasi data, tahap eksperimen, tahap mengorganisasi data, dan tahap menganalisis hasil. Keterlaksanaan proses pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran inkuiri terbimbing dilakukan melalui lembar observasi aktivitas guru dan siswa.

2. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah mengalami proses pembelajaran yang dapat dilihat pada aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Dalam penelitian ini, ketiga aspek tersebut akan diteliti oleh peneliti. Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual siswa yang mencakup enam aspek dengan sub-sub aspek pada setiap aspeknya yaitu mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mengkreasi. Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai yang meliputi tahap kemampuan yaitu menerima, menjawab atau reaksi, menilai, organisasi dan karakterisasi dengan suatu nilai atau kompleks nilai. Sedangkan ranah psikomotor berkenaan dengan keterampilan atau kemampuan bertindak siswa yang terdiri atas 6 aspek yang diamati yaitu gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan atau ketepatan, gerakan keterampilan kompleks dan gerakan ekspresif dan interpretatif.

Hasil belajar pada spek kognitif dapat diukur melalui tes yang disusun oleh guru berupa soal post test yang hasilnya diukur dan disajikan secara kuantitatif. Sedangkan pada aspek afektif dan psikomotor, hasil belajar


(24)

8

Dwi Purwanti, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Materi Gaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

didapat melalui pengamatan yang dilakukan oleh guru melalui lembar observasi yang hasilnya dinyatakan secara kuantitatif dan kualitatif.


(25)

26

Dwi Purwanti, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Materi Gaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Dalam bidang pendidikan, khususnya kegiatan pembelajaran, penelitian tindakan berkembang menjadi Penelitian Tindakan Kelas. PTK merupakan bagian dari penelitian tindakan yang lebih memfokuskan objek penelitian terbatas di dalam kelas. Berdasarkan kajian dari permasalahan penelitian, metode yang akan digunakan pada penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Ebbut dalam Kunandar (2011) mengemukakan bahwa PTK merupakan kajian sistematik dari upaya perbaikan pelaksanaan praktik pendidikan oleh sekelompok guru dengan melakukan tindakan-tindakan dalam pembelajaran, berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil dari tindakan-tindakan tersebut.

Carr dan Kemmis dalam Kusumah dan Dwitagama (2012) mengemukakan bahwa PTK adalah suatu bentuk penelitian refleksi diri (self reflective) yang dilakukan oleh para partisipan dalam situasi social untuk memperbaiki rasionalitas dan kebenaran. Pendapat lain dikemukan oleh McNiff dalam Kusumah dan Dwitagama (2012) bahwa PTK merupakan suatu bentuk penelitian reflektif yang dilakukan guru sendiri yang hasilnya dapat dimanfaatkan sebagai alat untuk pengembangan keahlian mengajar.

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa PTK adalah suatu penelitian yang dilakukan oleh guru kelas yang bertujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.

Dalam pelaksanaan PTK sejauh mungkin harus digunakan classroom exceeding perspective, dalam arti bahwa permasalahan tidak dilihat terbatas dalam konteks kelas dan/ atau mata pelajaran tertentu, melainkan dalam perspektif misi sekolah secara keseluruhan. Perspektif yang lebih luas ini akan lebih terasa


(26)

27

Dwi Purwanti, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Materi Gaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

urgensinya bila PTK dilakukan lebih dari seorang pelaku tindakan (dua atau lebih guru).

Kunandar (2011) mengemukakan beberapa tujuan dari PTK, diantaranya: 1. Untuk memecahkan permasalahan nyata yang terjadi di dalam kelas yang

dialami langsung dalam interaksi antara guru dengan siswa yang sedang belajar, meningkatkan profesionalisme guru, dan menumbuhkan budaya akademik di kalangan para guru. Mutu pelajaran dapat dilihat dari meningkatnya hasil belajar siswa, baik yang bersifat akademis yang tertuang dalam nilai ulangan harian (formatif), ulangan tengah semester (sub-sumatif) dan ulangan akhir semester (sumatif) maupun yang bersifat nonakademis, seperti motivasi, perhatian, aktivitas, minat dan lain sebagainya.

2. Peningkatan kualitas praktik pembelajaran di kelas secara terus-menerus mengingat masyarakat berkembang secara cepat.

3. Peningkatan relevansi pendidikan, hal ini dicapai melalui peningkatan proses pembelajaran.

4. Sebagai alat training in-service, yang memperlengkapi guru dengan skill dan metode baru, mempertajam kekuatan analitisnya dan mempertinggi kesadaran dirinya.

5. Sebagai alat untuk memasukkan pendekatan tambahan atau inovatif terhadap sistem pembelajaran yang berkelanjutan yang biasanya menghambat inovasi dan perubahan.

6. Peningkatkan mutu hasil pendidikan melalui perbaikan praktik pembelajaran di kelas dengan mengembangkan berbagai jenis keterampilan dan meningkatnya motivasi belajar siswa.

7. Meningkatkan sikap professional pendidik dan tenaga kependidikan.

8. Menumbuhkembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah, sehingga tercipta sikap proaktif dalam melakukan perbaikan mutu pendidikan dan pembelajaran secara berkelanjutan.


(27)

28

Dwi Purwanti, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Materi Gaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

9. Peningkatan efisiensi pengelolaan pendidikan, peningkatan atau perbaikan proses pembelajaran di samping untuk meningkatkan relevansi dan mutu hasil pendidikan juga ditunjukkan untuk meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumber-sumber daya yang terintegritasi didalamnya.

Sebagai salah satu metode penelitian, PTK bertujuan untuk mengatasi permasalahan yang terdapat di dalam kelas, menyebabkan terdapatnya beberapa model atau desain yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran. Salah satu model PTK yang biasa digunakan oleh para guru yaitu model PTK Kemmis dan Mc.Taggart. Pemilihan model PTK yang tepat bertujuan untuk memperbaiki atau mengatasi permasalahan yang ada di kelas. Oleh sebab itu, peneliti akan menggunakan model PTK menurut Kemmis dan Mc.Taggart.

B. Model Penelitian

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan model PTK yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc.Taggart. Model Kemmis dan Mc. Taggart dalam Kusumah dan Dwitagama (2012) merupakan pengembangan dari model Kurt Lewin, namun komponen tindakan dengan pengamatan dijadikan sebagai satu kesatuan, karena keduanya merupakan tindakan yang tidak terpisahkan, terjadi dalam waktu yang sama, ketika tindakan dilaksanakan begitu pula observasi juga harus dilaksanakan. Menurut Kemmis dan Mc.Taggart dalam Kunandar (2001), penelitian tindakan kelas dilakukan melalui proses yang dinamis dan komplementari yang terdiri dari empat komponen, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. 1. Perencanaan

Pada tahap ini peneliti menyusun rencana pembelajaran berdasarkan materi yang akan disampaikan. Perencanaan terbagi menjadi dua yaitu perencanaan umum dan perencanaan khusus. Perencanaan umum merupakan perencanaan untuk menyusun rancangan yang meliputi keseluruhan aspek yang terkait dalam PTK. Sedangkan perencanaan khusus merupakan perencanaan untuk menyusun rancangan dari siklus per siklus. Dalam tahap ini peneliti membuat


(28)

29

Dwi Purwanti, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Materi Gaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

skenario pembelajaran, menyiapkan media pembelajaran, membuat instrument sebagai bahan untuk melaksanakan proses pembelajaran.

2. Tindakan

Pada tahap ini, peneliti akan melakukan tindakan berdasarkan perencanaan yang telah dibuat. Tindakan merupakan bentuk kegiatan perencanaan yang dilaksanakan saat proses pembelajaran. Perencanaan harus dilaksanakan dengan adanya tindakan dari guru yang berupa solusi tindakan sebelumnya. 3. Observasi

Pada tahap ini, segala aktifitas guru dan aktivitas siswa diamati oleh seorang observer. Observer haruslah mencatat semua peristiwa atau hal yang terjadi di kelas penelitian, misalnya kinerja guru, aktifitas siswa, situasi kelas, penyajian materi, dan penyerapan siswa terhadap materi yang diajarkan.

4. Refleksi

Pada tahap ini, peneliti menganalisis kekurangan dan kelebihan dari rancangan yang telah dilaksanakan. Apabila terdapat kekurangan, maka akan dijadikan sebagai bahan untuk membuat rancangan selanjutnya, sehingga tujuan pembelajaran tecapai sesuai yang diinginkan. Refleksi dilakukan secara kolaboratif, yaitu adanya diskusi terhadap berbagai masalah yang terjadi di kelas penelitian.

Untuk memberikan gambaran mengenai langkah-langkah yang akan ditempuh, berikut gambar dari siklus penelitian tindakan kelas menurut Kemmis dan Mc.Taggart :


(29)

30

Dwi Purwanti, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Materi Gaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Gambar 3.1

Model Siklus PTK dari Kemmis dan Taggart (Kusumah dan Dwitagama, 2012) C. Subjek Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SD Negeri 3 Cibodas Kp. Cibodas Desa Suntenjaya Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2013. Subjek Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah siswa kelas IV B SDN 3 Cibodas Lembang yang berjumlah 39 siswa yang terdiri dari 20 siswa laki-laki dan 19 siswa perempuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menemukan (inkuiri) suatu materi pembelajaran khususnya dalam materi gaya.

D. Prosedur Penelitian (Rancangan setiap siklus penelitian)

Penelitian Tindakan Kelas ini akan dilakukan dalam 3 siklus dengan mengacu pada model yang dikembangkan oleh Kemmis dan Taggart. Prosedur ini disusun sebagai langkah untuk melihat peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA materi gaya melalui penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing. Rencana/prosedur penelitian tindakan kelas disusun menggunakan prosedur sebagai berikut :

1. Kegiatan Awal

Sebelum melakukan observasi, kegiatan awal yang dilakukan yaitu: a. Pembuatan surat izin observasi untuk sekolah yang bersangkutan b. Menyiapkan SK penelitian

c. Observasi

d. Pembuatan instrumen e. Pembuatan proposal 2. Pelaksanaan Penelitian


(30)

31

Dwi Purwanti, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Materi Gaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu Siklus I

a. Tahap Perencanaan

1) Merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan 2) Menentukan pokok bahasan

3) Mengembangkan skenario pembelajaran 4) Menyiapkan sumber belajar

5) Menyiapkan instrumen

6) Mengembangkan format evaluasi

7) Mengembangkan format observasi pembelajaran b. Tahap Pelaksanaan

Menerapkan tindakan yang mengacu pada skenario pembelajaran yang telah dibuat. Kegiatan yang dilakukan yaitu saat awal pembelajaran siswa diberikan pertanyaan untuk menggali pengetahuan awal siswa. Saat memasuki kegiatan inti, siswa dibimbing guru untuk melakukan percobaan mengenai pengaruh gaya terhadap gerak benda sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran inkuiri terbimbing. Pada akhir pembelajaran, siswa diberikan post-test untuk mengukur hasil belajar siswa mengenai materi yang telah dipelajari.

c. Tahap Pengamatan

Pada tahap ini dilakukan observasi terhadap penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan menggunakan lembar observasi aktivitas guru dan siswa.

d. Tahap Refleksi

Peneliti melakukan refleksi terhadap pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing serta mengevaluasi kelemahan atau kekurangan atas proses pembelajaran yang telah dilakukan. Setelah melakukan evaluasi, peneliti mempertimbangkan rencana perbaikan sebagai tindak lanjut untuk ke langkah selanjutnya yaitu siklus ke II


(31)

32

Dwi Purwanti, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Materi Gaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu a. Tahap Perencanaan

Pada tahap perencanaan, peneliti merancang pembelajaran IPA materi gaya berdasarkan hasil refleksi pada siklus sebelumnya yang masih dianggap belum baik. Hasil refleksi dijadikan dasar untuk mengembangkan program tindakan di siklus II.

b. Tahap Pelaksanaan

Peneliti melaksanakan kegiatan pembelajaran berdasarkan program tindakan II yang telah dibuat. Kegiatan yang dilakukan yaitu saat awal pembelajaran siswa diberikan pertanyaan untuk menggali pengetahuan awal siswa melalui apersepsi. Saat memasuki kegiatan inti, siswa dibimbing guru untuk melakukan percobaan mengenai gaya otot dan gaya gesek sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran inkuiri terbimbing. Pada akhir pembelajaran, siswa diberikan post-test untuk mengukur hasil belajar siswa mengenai materi yang telah dipelajari.

c. Tahap Pengamatan

Pada tahap ini dilakukan observasi terhadap penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan menggunakan lembar observasi aktivitas guru dan siswa.

d. Tahap Refleksi

Tahapan refleksi pada siklus II diadakan setelah pelaksanaan siklus II selesai. Refleksi dilakukan secara berkolaborasi antara guru dengan para observer untuk menganalisis berbagai kejadian yang terjadi selama tahap pelaksanaan tindakan II berlangsung. Karena masih terdapat kekurangan pada siklus II, maka peneliti akan melanjutkan pada tahap selanjutnya, yaitu siklus III.

Siklus III

a. Tahap Perencanaan

Sama seperti pada tahap perencanaan di siklus I dan II, hasil refleksi dan tindak lanjut pada siklus sebelumnya dijadikan dasar sebagai perencanaan


(32)

33

Dwi Purwanti, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Materi Gaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

tindakan pada siklus III ini, sehingga perencanaan pada siklus III lebih baik dari siklus sebelumnya.

b. Tahap Pelaksanaan

Peneliti melaksanakan kegiatan pembelajaran berdasarkan perencanaan program tindakan III yang telah dibuat. Kegiatan yang dilakukan yaitu saat awal pembelajaran siswa diberikan pertanyaan untuk menggali pengetahuan awal siswa melalui apersepsi. Saat memasuki kegiatan inti, siswa dibimbing guru untuk melakukan percobaan mengenai gaya magnet, gaya gravitasi dan gaya listrik sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran inkuiri terbimbing. Pada akhir pembelajaran, siswa diberikan post-test untuk mengukur hasil belajar siswa mengenai materi yang telah dipelajari.

c. Tahap Pengamatan

Pada tahap ini dilakukan observasi terhadap penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan menggunakan lembar observasi aktivitas guru dan siswa.

d. Tahap Refleksi

Refleksi dilakukan secara berkolaborasi antara guru dengan para observer untuk menganalisis berbagai kejadian yang terjadi selama tahap pelaksanaan tindakan III berlangsung. Karena hasil belajar siswa sudah memenuhi kriteria yang diinginkan oleh peneliti, maka penelitian dihentikan dan tidak dilanjut pada siklus selanjutnya

3. Laporan Hasil Penelitian

Setelah selesai melakukan penelitian, pada kegiatan akhir peneliti adalah melaporkan hasil penelitian yang telah dilakukan dalam bentuk skripsi.

E. Instrumen Penelitian 1. Tes

Sanjaya (2011) mengemukakan bahwa tes adalah instrument pengumpulan data untuk mengukur kemampuan siswa dalam aspek kognitif, atau tingkat


(33)

34

Dwi Purwanti, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Materi Gaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

penguasaan materi pembelajaran. Dilihat dari jumlah pesertanya, tes hasil belajar dapat dibedakan menjadi tes kelompok dan tes individual.

a. Tes kelompok adalah tes yang dilakukan terhadap sejumlah siswa secara bersama-sama. Tes ini diberikan saat guru ingin mengetahui pengaruh tindakan yang dilakukan terhadap rata-rata hasil belajar siswa.

b. Tes individual yaitu tes yang dilakukan kepada siswa secara perorangan. Tes ini diberikan saat guru ingin mengetahui pengaruh tindakan yang dilakukan terhadap kemampuan siswa tertentu.

2. Observasi (Lembar Observasi)

Wahyudin, dkk (2006) menjelaskan bahwa observasi merupakan kegiatan penilaian non-tes yang dilaksanakan melalui pengamatan/mengamati perilaku siswa atau proses terjadinya suatu kegiatan, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan. Observasi dapat digunakan untuk mengukur hasil dan proses belajar siswa yang tidak dapat diukur dengan angka, misalnya; aktivitas siswa dalam kegiatan diskusi, partisipasi siswa dalam simulasi, sikap siswa pada saat belajar di kelas, aktivitas siswa dalam kegiatan kelompok dan sebagainya.

Terdapat tiga jenis observasi, yaitu observasi partisipasif-non partisipasif, observasi sistematis, dan observasi eksperimental. Jenis observasi yang digunakan oleh peneliti adalah observasi partisipasif, yaitu dimana saat proses pengamatan berlangsung pengamat/observer ikut terlibat dalam kegiatan yang sedang diamati.

3. Angket

Wahyudin, dkk (2006) menjelaskan bahwa angket merupakan kegiatan penilaian non-tes yang dilaksanakan melalui pemberian serangkaian pertanyaan atau pernyataan secara tertulis. Angket digunakan untuk memperoleh informasi dari siswa sebagai responden yang berisi sejumlah pertanyaan atau pernyataan mengenai proses pembelajaran yang sudah dilaksanakan.


(34)

35

Dwi Purwanti, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Materi Gaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu F. Pengolahan dan Analisis Data

1. Teknik Pengumpulan Data a. Tes

Tes yang dilakukan berupa soal pra siklus sebelum siklus I dilaksanakan dan post test pada masing-masing siklus, dimana tes ini dilakukan untuk mengukur hasil belajar siswa pada saat sebelum penelitian dan setelah penelitian.

b. Non Tes

Hasil non tes didapat dari lembar observasi yang dilakukan oleh observer guna menilai aktifitas guru dan aktifitas siswa selama proses pembelajaran dan kesesuaian antara perencanaan yang telah dibuat dengan pelaksanaan yang terjadi di lapangan serta hasil penyebaran angket.

2. Teknik Pengolahan Data a. Hasil Tes

1) Penskoran

Setiap lembar jawaban siswa akan dinilai, maka terlebih dahulu menetapkan standar penilaian skor dengan maksud untuk menghindari unsur subjektifitas. Penskoran disesuaikan dengan jumlah soal yang diberikan kepada siswa agar jumlah skor yang diberikan tepat perhitunganya.

2) Menghitung Nilai Rata-rata

Wahyudin, dkk (2006: 59) Skor rata-rata dapat dihitung dengan menggunakan rumus :

M = Mean, X N = Jumlah siswa X = Skor

3) Menghitung Persentase Jumlah Siswa Tuntas M = ∑ X


(35)

36

Dwi Purwanti, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Materi Gaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Untuk menghitung presentase jumlah siswa yang tuntas atau telah memenuhi nilai KKM pada mata pelajaran IPA yaitu 62, diformulasikan sebagai berikut :

(Prihardina, 2012)

b. Hasil Observasi

Melalui kegiatan observasi, peneliti dapat mengumpulkan data tentang aktivitas siswa dan guru selama prose pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran inkuiri terbimbing dan kemampuan siswa dalam ranah afektif dan psikomotor. Analisis data yang dilakukan pada hasil observasi ini adalah analisis data kualitatif yang disertai pula dengan perhitungan presentase pencapainnya.

1) Menghitung Keterlaksanaan Pembelajaran

Rumus yang digunakan untuk menghitung persentase keterlaksanaan pembelajaran adalah:

(Yuliati, 2011)

Kemudian persentase yang sudah didapat ditentukan berdasarkan kategorinya. Berikut tabel interpretasi keterlaksanaan model pembelajaran.

Tabel 3.1

Interpretasi Keterlaksanaan Pembelajaran

Persentase Interpretasi


(36)

37

Dwi Purwanti, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Materi Gaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

80% – 100% Sangat Baik

60% – 79% Baik

40% – 59% Cukup

21% – 39% Kurang

0% – 20% Sangat Kurang

(Syah dalam Yuliati, 2011) 2) Menghitung Kemampuan Afektif Siswa

Data hasil belajar afektif siswa yang sudah didapat kemudian diolah dengan menghitung skor total hasil belajar afektif setiap aspeknya dan menghitung persentasenya berdasarkan rumus berikut:

(Kristiana, 2012) Kemudian persentase yang sudah didapat ditentukan berdasarkan kategorinya. Berikut tabel interpretasi hasil belajar afektif siswa.

Tabel 3.2

Interpretasi Hasil Belajar Afektif Siswa

Persentase Interpretasi

80% – 100% Sangat Baik

60% – 79% Baik

40% – 59% Cukup

21% – 39% Kurang

0% – 20% Sangat Kurang

(Ridwan, S dalam Kristiana, 2012) 3) Menghitung Kemampuan Psikomotor Siswa

Data hasil belajar afektif siswa yang sudah didapat kemudian diolah dengan menghitung skor total hasil belajar afektif setiap aspeknya dan menghitung persentasenya berdasarkan rumus berikut:


(37)

38

Dwi Purwanti, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Materi Gaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

(Kristiana, 2012) Kemudian persentase yang sudah didapat ditentukan berdasarkan kategorinya. Berikut tabel interpretasi hasil belajar psikomotor siswa.

Tabel 3.3

Interpretasi Hasil Belajar Psikomotor Siswa

Kategori IPK Interpretasi

90% - 100% Sangat Terampil

75% - 89% Terampil

55% - 74% Cukup Terampil

31% - 54% Kurang Terampil

0% - 30% Sangat Kurang Terampil

(Panggabean dalam Kristiana, 2012) c. Hasil Angket

Untuk mengetahui keefektivan model inkuiri terbimbing, maka peneliti membuat angket dengan jumlah 15 butir pertanyaan, dan mengolahnya berdasarkan perhitungan sebagai berikut :

(Kristiana, 2012)

Dari hasil pengolahan dan analisis data tersebut kemudian dibuat dalam bentuk deskripsi.

Tabel 3.4

Interpretasi Keterlaksanaan Model Pembelajaran No % Kategori Keterlaksanaan Model Interpretasi

1 0,0 – 24,9 Sangat kurang


(38)

39

Dwi Purwanti, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Materi Gaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2 25,0 – 37,5 Kurang

3 37,6 – 62,5 Sedang

4 62,6 – 87,5 Baik

5 87,6 - 100 Sangat baik

(Syah dalam Prihardina, 2012)

G. Indikator Kinerja

Tolak ukur keberhasilan penelitian ini:

Apabila 75% dari seluruh siswa telah mencapai hasil belajar minimal yang sama dengan nilai KKM yaitu sebesar 62.


(39)

100

Dwi Purwanti, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Materi Gaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di kelas IV SD Negeri 3 Cibodas mengenai “Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Materi Gaya” maka diperoleh simpulan sebagai berikut:

1. Pelaksanaan pembelajaran IPA dengan menerapkan model pembelajaran inkuiri terbimbing dapat meningkatkan aktifitas dan hasil belajar siswa. Hal ini terlihat dari perkembangan aktivitas siswa, seperti: (a) siswa terlibat langsung dan aktif dalam proses pembelajaran, (b) dalam pengisian LKS siswa mengumpulkan data yang diperoleh dari hasil pengamatan dan percobaan serta merumuskan kesimpulan dari kegiatan percobaan yang dilakukan dengan jujur, (c) siswa dapat menemukan konsep melalui eksperimen yang dilakukan, (d) siswa mempresentasikan hasil diskusi dengan disiplin dan (e) siswa memperhatikan dan menanggapi diskusi kelas dengan disiplin. Pada pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran inkuiri terbimbing, guru lebih membimbing, memfasilitasi, dan memotivasi siswa selama kegiatan pembelajaran, sehingga penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing pada pembelajaran IPA materi gaya dapat meningkatkan aktivitas siswa.

2. Peningkatan hasil belajar siswa pada pelajaran IPA dengan menerapkan pembelajaran inkuiri terbimbing menunjukkan peningkatan pada setiap siklusnya. Peningkatan tidak hanya terjadi pada aspek kognitif, melainkan pada aspek afektif dan psikomotor. Pada aspek kognitif, pencapain rata-rata pada siklus I mencapai nilai 63,07, selanjutnya di siklus II mencapai nilai 70,83 dan di siklus III mencapai nilai 80,73. Pencapaian rata-rata hasil belajar siswa pada aspek afektif di siklus I mencapai 63,6%, di siklus II mencapai


(40)

101

Dwi Purwanti, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Materi Gaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

68,9%, dan siklus III mencapai nilai 75,7%. Begitupun pada aspek psikomotor yang mengalami peningkatan lebih tinggi daripada aspek afektif yaitu pada siklus I mencapai nilai 67,7%, siklus II mencapai nilai 70,4%, an siklus III mencapai 78,1%. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari hasil evaluasi yang dilakukan pada setiap siklus.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, ditemukan beberapa kelebihan dan kekurangan setelah melakukan proses pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran inkuiri terbimbing. Kelebihan dengan menerapkan model pembelajaran inkuiri terbimbing dalam proses pembelajaran yaitu selama proses pembelajaran yaitu bahwa peningkatan hasil belajar siswa tidak hanya terjadi pada aspek kognitif saja, melainkan pada aspek afektif dan psikomotor. Hal ini terlihat pada saat proses pembelajaran, siswa lebih aktif dalam pembelajaran melalui percobaan yang mereka lakukan bersama teman kelompoknya.

Sedangkan kekurangan dalam penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing yaitu penggunaan waktu yang panjang, waktu pembelajaran tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan pada RPP, oleh sebab itu guru yang akan menerapkan model inkuiri terbimbing harus lebih cermat dalam mengatur waktu sehingga proses pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

Berikut beberapa saran yang diharapkan dapat memberikan masukan atau sumbangan pemikiran dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran IPA di SD berdasarkan hasil penelitian.

1. Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing sangat cocok diterapkan dalam pembelajaran IPA, karena siswa lebih aktif dalam pembelajaran melalui percobaan yang mereka lakukan bersama teman kelompoknya.


(41)

102

Dwi Purwanti, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Materi Gaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2. Bagi guru, berdasarkan hasil penelitian ini penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing dapat dijadikan sebuah alternatif model yang digunakan dalam proses pembelajaran IPA, karena dengan menerapkan model pembelajaran inkuiri terbimbing dalam proses pembelajaran sudah terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

3. Bagi sekolah, semoga hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai alternatif pengembangan kurikulum sehingga model ini dapat digunakan dalam proses pembelajaran. Kepala sekolah perlu menyediakan fasilitas pembelajaran yang dapat mendukung siswa untuk mencari, menyelidiki, dan menemukan sendiri pengetahuannya agar proses pembelajaran dapat berlangsung dengan baik. 4. Bagi peneliti selanjutnya, penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing

pada pelajaran IPA materi gaya sudah terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan demikian, peneliti yang lain dapat menerapkan model pembelajaran inkuiri terbimbing pada pembelajaran IPA dengan Kompetensi Dasar yang lain, bahkan mungkin mata pelajaran yang lain.


(42)

103

Dwi Purwanti, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Materi Gaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Anita. (2013). Penerapan Pendekatan Konstruksivisme Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Ipa Materi Gaya. Skripsi pada Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar FIP UPI. Bandung:Tidak Diterbitkan

Cartikasari, Aas. 2013. Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA FISIKA Di Kelas VIII O SMPN 1 Rengasdengklok Karawang Melalui Pendekatan Kontekstual Model Cooperative Learning. Skripsi Pada Progran Pendidikan Fisika FPMIPA UPI. Bandung: Tidak Diterbitkan

Hamalik, Oemar. 2010. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara

Hartono, Rudi. 2013. Ragam Model Mengajar Yang Mudah Diterima Murid. Jogjakarta: DIVA Press

Kesuma, Dharma dan Moh.Salimi. (2011). Perencanaan Pembelajaran. Bandung: Tidak Diterbitkan

Kristriana. 2012. Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Cahaya di SMP. Skripsi pada Program Pendidikan Fisika FPMIPA UPI. Bandung;Tidak Diterbitkan

Kunandar. (2011). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta : Rajawali Pers.

Kusumah, W. dan Dwitagama, D. 2012. Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Indeks

PJJ PGSD UNS. 2011. Pengembangan Pembelajaran IPA SD. [Online]. Tersedia: http://pjjpgsd.unesa.ac.id/mod/page/view.php?id=13 [30 April, 2013]


(43)

104

Dwi Purwanti, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Materi Gaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Prihardina, Meidiana. 2012. Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V Pada Pembelajaran IPA Materi Pokok Sifat-sifat Cahaya. Skripsi pada Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar FIP UPI. Bandung:Tidak Diterbitkan

Purwanto. 2011. Evaluasi Hasil Belajar. Yogjakarta: Pustaka Pelaja

Rahmat, dkk. 2009. Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung: Laboratorium Pendidikan Kewarganegaraan

Rismawanti. 2011. Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Kemampuan Generik Sains dan Prestasi Belajar Fisika Siswa SMA. Skripsi Pada Progran Fisika FPMIPA UPI. Bandung: Tidak Diterbitkan

Ruhimat, Toto. 2009. Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: Jurusan Kurtekenpen FIP UPI

Sanjaya, Wina. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup

Sanjaya, Wina. 2012. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup

SHEV’S. 2012. Definisi Model Pembelajaran Inkuiri. [Online]. Tersedia:

http://asepended.blogspot.com/2012/11/definisi-model-pembelajaran-inkuiri.html [ 29 April, 2013]

Sudijono, Anas. 2007. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Gravindo Persada

Sulistyanto, H. dan Wiyono, E. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD dan MI Kelas IV. Jakarta:Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional


(44)

105

Dwi Purwanti, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Materi Gaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Syah, Muhibbin. 2008. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Trianto. 2011. Model Pembelajraan Terpadu: Konsep, Strategi, dan Implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: PT Bumi Asara

Wahyono, B. dan Nurachmandani, S. 2008. Ilmu Pengethauan Alam 4 untuk SD/MI Kelas IV. Jakarta:Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional

Wahyudin, U. dkk. 2006. Evaluasi Pembelajaran SD. Bandung: UPI PRESS

Yuliati, Yuyu. 2011. Penerapan Model Learning Cycle SE Untuk Meningkatkan Pembelajaran IPA. Skripsi pada Program Pendidikan Guru Sekolah DAsar FIP UPI. Bandung: Tidak Diterbitkan


(1)

100

Dwi Purwanti, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Materi Gaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di kelas IV SD Negeri 3 Cibodas mengenai “Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Materi Gaya” maka diperoleh simpulan sebagai berikut:

1. Pelaksanaan pembelajaran IPA dengan menerapkan model pembelajaran inkuiri terbimbing dapat meningkatkan aktifitas dan hasil belajar siswa. Hal ini terlihat dari perkembangan aktivitas siswa, seperti: (a) siswa terlibat langsung dan aktif dalam proses pembelajaran, (b) dalam pengisian LKS siswa mengumpulkan data yang diperoleh dari hasil pengamatan dan percobaan serta merumuskan kesimpulan dari kegiatan percobaan yang dilakukan dengan jujur, (c) siswa dapat menemukan konsep melalui eksperimen yang dilakukan, (d) siswa mempresentasikan hasil diskusi dengan disiplin dan (e) siswa memperhatikan dan menanggapi diskusi kelas dengan disiplin. Pada pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran inkuiri terbimbing, guru lebih membimbing, memfasilitasi, dan memotivasi siswa selama kegiatan pembelajaran, sehingga penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing pada pembelajaran IPA materi gaya dapat meningkatkan aktivitas siswa.

2. Peningkatan hasil belajar siswa pada pelajaran IPA dengan menerapkan pembelajaran inkuiri terbimbing menunjukkan peningkatan pada setiap siklusnya. Peningkatan tidak hanya terjadi pada aspek kognitif, melainkan pada aspek afektif dan psikomotor. Pada aspek kognitif, pencapain rata-rata pada siklus I mencapai nilai 63,07, selanjutnya di siklus II mencapai nilai 70,83 dan di siklus III mencapai nilai 80,73. Pencapaian rata-rata hasil belajar siswa pada aspek afektif di siklus I mencapai 63,6%, di siklus II mencapai


(2)

Dwi Purwanti, 2013

68,9%, dan siklus III mencapai nilai 75,7%. Begitupun pada aspek psikomotor yang mengalami peningkatan lebih tinggi daripada aspek afektif yaitu pada siklus I mencapai nilai 67,7%, siklus II mencapai nilai 70,4%, an siklus III mencapai 78,1%. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari hasil evaluasi yang dilakukan pada setiap siklus.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, ditemukan beberapa kelebihan dan kekurangan setelah melakukan proses pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran inkuiri terbimbing. Kelebihan dengan menerapkan model pembelajaran inkuiri terbimbing dalam proses pembelajaran yaitu selama proses pembelajaran yaitu bahwa peningkatan hasil belajar siswa tidak hanya terjadi pada aspek kognitif saja, melainkan pada aspek afektif dan psikomotor. Hal ini terlihat pada saat proses pembelajaran, siswa lebih aktif dalam pembelajaran melalui percobaan yang mereka lakukan bersama teman kelompoknya.

Sedangkan kekurangan dalam penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing yaitu penggunaan waktu yang panjang, waktu pembelajaran tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan pada RPP, oleh sebab itu guru yang akan menerapkan model inkuiri terbimbing harus lebih cermat dalam mengatur waktu sehingga proses pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

Berikut beberapa saran yang diharapkan dapat memberikan masukan atau sumbangan pemikiran dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran IPA di SD berdasarkan hasil penelitian.

1. Pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing sangat cocok diterapkan dalam pembelajaran IPA, karena siswa lebih aktif dalam pembelajaran melalui percobaan yang mereka lakukan bersama teman kelompoknya.


(3)

102

Dwi Purwanti, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Materi Gaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

2. Bagi guru, berdasarkan hasil penelitian ini penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing dapat dijadikan sebuah alternatif model yang digunakan dalam proses pembelajaran IPA, karena dengan menerapkan model pembelajaran inkuiri terbimbing dalam proses pembelajaran sudah terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

3. Bagi sekolah, semoga hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai alternatif pengembangan kurikulum sehingga model ini dapat digunakan dalam proses pembelajaran. Kepala sekolah perlu menyediakan fasilitas pembelajaran yang dapat mendukung siswa untuk mencari, menyelidiki, dan menemukan sendiri pengetahuannya agar proses pembelajaran dapat berlangsung dengan baik. 4. Bagi peneliti selanjutnya, penerapan model pembelajaran inkuiri terbimbing

pada pelajaran IPA materi gaya sudah terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan demikian, peneliti yang lain dapat menerapkan model pembelajaran inkuiri terbimbing pada pembelajaran IPA dengan Kompetensi Dasar yang lain, bahkan mungkin mata pelajaran yang lain.


(4)

103

Dwi Purwanti, 2013

DAFTAR PUSTAKA

Anita. (2013). Penerapan Pendekatan Konstruksivisme Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Ipa Materi Gaya. Skripsi pada Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar FIP UPI. Bandung:Tidak Diterbitkan

Cartikasari, Aas. 2013. Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA FISIKA Di Kelas VIII O SMPN 1 Rengasdengklok Karawang Melalui Pendekatan Kontekstual Model Cooperative Learning. Skripsi Pada Progran Pendidikan Fisika FPMIPA UPI. Bandung: Tidak Diterbitkan

Hamalik, Oemar. 2010. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara

Hartono, Rudi. 2013. Ragam Model Mengajar Yang Mudah Diterima Murid. Jogjakarta: DIVA Press

Kesuma, Dharma dan Moh.Salimi. (2011). Perencanaan Pembelajaran. Bandung: Tidak Diterbitkan

Kristriana. 2012. Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Cahaya di SMP. Skripsi pada Program Pendidikan Fisika FPMIPA UPI. Bandung;Tidak Diterbitkan

Kunandar. (2011). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta : Rajawali Pers.

Kusumah, W. dan Dwitagama, D. 2012. Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Indeks

PJJ PGSD UNS. 2011. Pengembangan Pembelajaran IPA SD. [Online]. Tersedia: http://pjjpgsd.unesa.ac.id/mod/page/view.php?id=13 [30 April, 2013]


(5)

104

Dwi Purwanti, 2013

Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Materi Gaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Prihardina, Meidiana. 2012. Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V Pada Pembelajaran IPA Materi Pokok Sifat-sifat Cahaya. Skripsi pada Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar FIP UPI. Bandung:Tidak Diterbitkan

Purwanto. 2011. Evaluasi Hasil Belajar. Yogjakarta: Pustaka Pelaja

Rahmat, dkk. 2009. Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung: Laboratorium Pendidikan Kewarganegaraan

Rismawanti. 2011. Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Untuk Meningkatkan Kemampuan Generik Sains dan Prestasi Belajar Fisika Siswa SMA. Skripsi Pada Progran Fisika FPMIPA UPI. Bandung: Tidak Diterbitkan

Ruhimat, Toto. 2009. Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: Jurusan Kurtekenpen FIP UPI

Sanjaya, Wina. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup

Sanjaya, Wina. 2012. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup

SHEV’S. 2012. Definisi Model Pembelajaran Inkuiri. [Online]. Tersedia:

http://asepended.blogspot.com/2012/11/definisi-model-pembelajaran-inkuiri.html [ 29 April, 2013]

Sudijono, Anas. 2007. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Gravindo Persada

Sulistyanto, H. dan Wiyono, E. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD dan MI Kelas IV. Jakarta:Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional


(6)

Dwi Purwanti, 2013

Syah, Muhibbin. 2008. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Trianto. 2011. Model Pembelajraan Terpadu: Konsep, Strategi, dan Implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: PT Bumi Asara

Wahyono, B. dan Nurachmandani, S. 2008. Ilmu Pengethauan Alam 4 untuk SD/MI Kelas IV. Jakarta:Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional

Wahyudin, U. dkk. 2006. Evaluasi Pembelajaran SD. Bandung: UPI PRESS

Yuliati, Yuyu. 2011. Penerapan Model Learning Cycle SE Untuk Meningkatkan Pembelajaran IPA. Skripsi pada Program Pendidikan Guru Sekolah DAsar FIP UPI. Bandung: Tidak Diterbitkan