FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN TINGGINYA ANGKA PUTUS SEKOLAH SISWA SLTP TERBUKA DAN ALTERNATIF UPAYA PENANGGULANGANNYA Studi Kasus di SLTP Terbuka 1 Tanjungsari Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Sumedang.
/
ran Catur Wulan Pada Provek Perluasan dan 3eninekatan Mu
SLTP (Induk) Jawa Barat.
Dari 160 siswa kelas I pada tahun ajaran 1998/1999 yang lulus pada
tahun ajaran 2000/2001 sebanyak 75 orang, putus sekolah sebanyak 85
orang (53,13%). Dari 139 siswa baru kelas I tahun ajaran 1999/2000. yang
lulus pada tahun ajaran 2001/2002 sebanyak 45 orang, putus sekolah
12
sebanyak 94 siswa atau 67,63%. Angka tersebut merupakan angka yang
sangat tinggi dan pada 2 (dua) tahun terakhir menunjukkan kenaikan.
B. Batasan dan Rumusan Masalah
Dari hasil studi dokumentasi awal di Dinas Pendidikan Propinsi Jawa
Barat dan Dinas Pendidikan Kabupaten Sumedang, hampir di setiap SLTP
Terbuka angka putus sekolah siswa SLTP Terbuka tinggi. Di samping angka
putus sekolah yang tinggi, mutu SLTP Terbuka pun masih dibawah rata-rata
SLTP reguler. Namun mengingat berbagai keterbatasan dan daya tarik dari
data yang diperoleh tentang kondisi SLTP Terbuka 1 Tanjungsari Kecamatan
Tanjungsari Kabupaten Sumedang, masalah yang akan diteliti dibatasi
mengenai
tingginya angka putus sekolah siswa di SLTP Terbuka 1
Tanjungsari Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Sumedang.
Mengacu pada batasan masalah tersebut diatas dan sifat penelitian
kualitatif, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut: " Apa
yang jadi penyebab tingginya angka putus sekolah siswa SLTP Terbuka
1 Tanjungsari Kecamatan
Tanjungsari Kabupaten
Sumedang dan
bagaimana alternatif penanggulangannya".
C. Tujuan Penelitian
Agar penelitian yang dilakukan lebih terarah, tujuan penelitian dibagi
dua yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.
1. Tujuan Umum
Memperoleh informasi deskriptif atau gambaran tentang faktor-
faktor penyebab tingginya angka putus sekolah siswa SLTP Terbuka 1
Tanjungsari
serta
upaya-upaya
yang
harus
dilakukan
untuk
13
penanggulangannya dalam rangka mengoptimalkan fungsi program SLTP
Terbuka sehingga pada gilirannya SLTP Terbuka menjadi pilihan dalam
kerangka penuntasan wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun di
Kecamatan Tanjungsari.
2. Tujuan Khusus
Secara khusus penelitian yang dilakukan bertujuan untuk :
Memperoleh gambaran penyebab tingginya angka putus sekolah siswa
SLTP Terbuka 1 Tanjungsari dari faktor:
a. Siswa dan kondisi sosial ekonomi keluarga
b. Sumber daya (manusia, sarana/prasarana dan biaya)
c. Kepemimpinan Kepala Sekolah
d. Dukungan masyarakat dan Tim Koordinasi Wajar Dikdas
D. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan paparan pada latar belakang, batasan dan rumusan
masalah serta tujuan penelitian, dapat saya kemukakan beberapa pertanyaan
penelitian sebagai berikut:
1. Sejauh manakah kondisi siswa dan latar belakang sosial ekonomi
keluarga menyebabkan tingginya angka putus sekolah ?
2. Sejauh manakah kondisi sumber daya (manusia, sarana/prasarana dan
biaya) menyebabkan tingginya angka putus sekolah ?
3. Sejauh manakah kepemimpinan
kepala sekolah selaku menyebabkan
tingginya angka putus sekolah ?
4. Sejauh manakah kondisi dukungan masyarakat dan Tim Koordinasi Wajar
Dikdas menyebabkan tingginya angka putus sekolah ?
E. Manfaat Penelitian
Penelitian diskriptif ini diupayakan untuk menemukan penyebab dan
upaya penanggunlangan tingginya angka putus sekolah siswa SLTP Terbuka
1 Tanjungsari Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Sumedang. Oleh karena itu
saya berkeyakinan bahwa penelitian ini mempunyai manfaat baik secara
teoritis maupun operasional.
1.
Manfaat Teoretis
Diharapkan penelitian ini mampu memberikan masukan sekecil
apapun untuk penelitian dan pengembangan ilmu administrasi pendidikan
terutama kepemimpinan dan fungsi kepemimpinan kepala sekolah dalam
pengelolaan sumber daya untuk mencapai tujuan.
2. Manfaat Operasional
Penelitian ini diharapkan mampu memberi manfaat bagi pengelola
SLTP Terbuka baik pada tahapan perencanaan, pelaksanaan maupun
pengendalian, bagi dinas instansi terkait dalam upaya menciptakan rasa
percaya dan bangga pada masyarakat, siswa, orang tua siswa terhadap
SLTP Terbuka sehingga angka putus sekolah yang tinggi bisa ditekan
serendah mungkin hingga 0 %. Mudah-mudahan pada cHirannya SLTP
Terbuka
berfungsi
secara
optimal
sebagai
pola
alternatif
dalam
penuntasan wajar dikdas 9 tahun di Kabupaten Sumedang khususnya
Kecamatan Tanjungsari.
F. Metode Penelitian
Mengingat penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian kualitatif
dan bersifat deskriptif, maka saya sangat menyadari bahwa penelitian ini
15
hams menggali dan mengekplorasi data dan informasi sebanyak dan
sedalam mungkin dari sumber data primer maupun sekunder secara utuh
tanpa
ada
penyesuaian.
Bogdan
dan
Taylor
(Moleong,
2001:3)
mendefinisikan :
Metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskripftif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan
perilaku yang dapat diamati secara holisitk (utuh). Jadi, dalam hal ini tidak
boleh mengisolasikan individu atau organisasi kedalam variabel atau
hipotesis, tetapi perlu memandangnya sebagai bagian dari suatu
keutuhan.
Metode
kualitatif ini digunakan
karena
beberapa
pertimbangan.
Pertama, menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapan
dengan kenyataan-kenyataan ganda; Kedua, metode ini menyajikan secara
langsung hakikat hubungan antara peneliti dan responden; dan Ketiga,
metode ini lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak
penajaman pengaruh bersama dan terhadap pola-pola nilai yang dihadapi
(Moleong, 2001 : 5).
Dalam penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif, menurut
Bagdan
(Moleong, 2001 : 85) ada tiga tahap yaitu pra lapangan, kegiatan
lapangan dan analisis intensif. Berkenaan dengan penelitian yang akan
dilakukan. tahapan-tahapan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.
Tahap pra lapangan, dilakukan meialui studi dokumentasi untuk
memperoleh data yang lengkap yang menggambarkan kondisi permalasahan
yang menjadi fokus penelitian. Dokumen tersebut bersifat faktual berupa
laporan-laporan kondisi SLTP Terbuka dan teori-teori yang mendukung
pengembangan SLTP Terbuka. Dalam tahapan pra lapangan, diperlukan pula
ijin dari pihak pemerintahan di Kecamatan Tanjungsari dengan harapan
pelaksanaan pengumpuian data dan informasi akan memperoleh dukungan
dan bantuan dari seluruh subjek penelitian.
Tahap kegiatan
lapangan,
tahap
ini merupakan
bagian
utama
penelitian dimana peneliti terjun untuk berhubungan langsung dengan subjek
data yang terdiri atas Tim Koordinasi Wajar Dikdas, Pengelola SLTP Terbuka
terdiri atas Kepala Sekolah, Guru Bina dan Guru Pamong, Orang tua siswa,
dan siswa SLTP Terbuka (yang putus sekolah), tokoh masyarakat. Para
pengelola SLTP Terbuka akan diwawancarai di lokasi SLTP dan TKB masingmasing, begitu pula Tim Koordinasi Wajar Dikdas. Orang tua siswa dan siswa
serta tokoh masyarakat akan diwawancarai di tempat tinggal (di rumah)
masing-masing sehingga situasi dan kondisi sesuai dengan alamnya.
Setiap selesai melakukan wawancara, pengamatan, atau observasi
segera dilakukan laporan lapangan untuk menghindari bias dari informasi
yang diperoleh dari subjek penelitian dengan cara menuangkan seluruh
informasi yang terkumpul baik dari catatan maupun rekaman tape recorder.
Tahap analisis intensif, menurut Nasution (1996: 129-130), ada tiga
tahapan analisis data yaitu reduksi data, display data, dan mengambil
kesimpulan dan verifikasi data. Reduksi data dilakukan untuk menelaah
kembali data dan informasi tentang pengelolaan SLTP Terbuka baik di TKB
maupun Induk, peran serta orangtua siswa dalam memberikan dukungan
pada anaknya, masyarakat dan Tim Koordinasi dalam pengembangan SLTP
Terbuka.
Langkah
selanjutnya
adalah
mensistematiskan
pokok-pokok
informasi sesuai dengan tema dan polanya, dari pola yang nampak ditarik
suatu kesimpulan sehingga data yang dikumpulkan mempunyai makna
tertentu. Verifikasi dilakukan dengan member check maupun thangulasi, oleh
karena itu proses verifikasi kesimpulan ini berlangsung selama dan sesudah
data dikumpulkan.
G. Kerangka Penelitian
1.
LUAR SEKOLAH
*
- PEND KELUARGA
- KELOMPOK
BELAJAR
- KURSUS
SLTP
SLTP
REGULER
TERPADU
-
KONDISI SOSIAL EKONOMI
ORANG TUA SISWA
-
PERSEBARAN SISWA
-
MOTIVASI SISWA
PERAN SERTA ORANG TUA
i
^
w
i
1
ANGKA PUTUS SEKOLAH
DAN MASYARAKAT
-
SLTP TERBUKA TINGGI
PERAN SERTA TLM
KOORDINASI
-
KONDISI SLTP TERBUKA
i
KEPEMTNfPINAN KEPALA
SEKOL.AH
KBM
-
SARANA DAN PRASARANA
-
PEMBIAYAAN
^
^
FAKTOR PENYEBAB
1
ANALISIS SWOT
ANGKA PUTUS SEKOLAH
TURUN. SLTP TERBUKA
BERKONTRIBUSI OPTIMAL
TERHADAP PENUNTASAN
WAJAR DIKDAS DI KEC.
TANJUNGSARI
UPAYA PENANGGULANGAN
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Seperti yang di sampaikan pada bagian terdahulu bahwa penelitian
yang akan dilakukan adalah penelitian naturalistik dengan metode kualitatif
yang tidak akan menguji hipotesis, tidak akan menguji hubungan antara
varibel bebas dan variabel terpengaruh tetapi meneliti kenyataan-kenyataan
sebagai keutuhan yang tidak dapat dipahami jika dipisahkan dari konteksnya.
Penelitian ini bersifat deskriptif karena data yang dikumpulkan akan berupa
kata-kata, gambar dan bukan angka-angka. Laporan penelitian akan berupa
kutipan-kutipan data yang berasal dari hasil wawancara, catatan lapangan,
foto, rekaman dalam pita kaset, dokumen pribadi catatan atau memo dan
dokumen yang lainnya (Moleong, 2000 : 4 -6).
Winarno, 1980; Best, 1981; Donald Ary, 1982; dan Jalaludin Rachmat,
1989 (lim Wasliman, 1998) mengemukakan bahwa :
1. Penelitian deskriptif menuturkan sesuatu secara sistematis tentang data
atau karakteristik populasi tertentu
atau bidang tertentu secara faktual
dan cermat, menganalisis (karena itu metode ini sering disebut metode
analitik) dan menginterpretasikan data yang ada.
2. Penelitian deskriptif lebih menekankan pada observasi dan suasana
alamiah (natural setting), ia mencari teori dan bukan menguji teori,
(hypothesis-generating) dan bukan (hypothesis-testing), heuristic dan
45
bukan verifikatif, oleh karena itu penelitian deskriptif sangat berguna untuk
melahirkan teori-teori tentatif.
3. Terdapat beberapa jenis penelitian deskriptif, antara lain : studi kasus,
survei, studi perkembangan, studi tindak lanjut (follow-up studies), analisis
dokumenter, analisis kecendemngan (trend analysis), analisis tingkah
laku, studi waktu dan gerak (time and motion study), dan studi
korelasional.
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian yang dimaksud adalah sumber data baik populasi
maupun sampel.
1. Populasi dan Sampel Penelitian
Pengertian populasi dan sampel menurut Sudjana (1982 : 5) adalah :
populasi dan sampel pada dasarnya mengacu kepada totalitas semua nilai
yang mungkin, hasil perhitungan ataupun pengukuran, kuantitaif maupun
kualitatif dari pada karakteristik tertentu mengenai sekumpulan objek yang
lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya, dinamakan populasi.
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian bisa dikelompokan
menjadi 4 (empat) yaitu secara sistematik, secara acak, dengan quota,
dan secara purposive. ( Noeng Muhadjir, 2000 : 63). Dalam penelitian
yang bersifat kualitatif yang dimaksud dengan sampel adalah untuk
menjaring sebanyak mungkin informasi dari pelbagai macam sumber dan
bangunannya (constructions). Dengan demikian tujuannya bukanlah
memusatkan diri pada adanya perbedaan-perbedaan yang nantinya
dikembangkan
ke dalam generalisasi.
Tujuannya
untuk
merinci
kekhususan yang ada ke dalam ramuan konteks yang unik. Maksud ke
46
dua dari sampling adalah menggali informasi yang akan menjadi dasar
dari rancangan dan teori yang muncul , oleh karena itu, pada penelitian
kualitatif tidak ada sampel acak, tetapi sampel bertujuan (Puposive
sampel) (Moleong, 2001 : 165)
Sampel bertujuan dapat dilihat dari ciri:
a. Rancangan sampel yang muncul; Sampel tidak dapat ditentukan atau
ditarik terlebih dahulu;
b. Pemilihan sampel secara berurutan; Tujuan memperoleh variasi
sebanyak-banyaknya hanya dapat dicapai apabila pemilihan satuan
sampel dilakukan jika satuan sebelumnya sudah dijaring dan dianalisis.
Setiap satuan berikutnya dapat dipilih untuk memperluas informasi
yang telah diperoleh terlebih dahulu sehingga dapat dipertentangkan
atau diisi adanya kesenjangan informasi yang ditemui.
c. Penyesuaian berkelanjutan dari sampel: Pada mulanya setiap sampel
dapat sama kegunannya. Namun sesudah makin banyak informasi
yang masuk dan makin mengembangkan hipotesis kerja, akan ternyata
bahwa sampel makin dipilih atas dasar fokus penelitian.
d. Pemilihan berakhir jika sudah terjadi pengulangan: Pada sampel
bertujuan seperti ini jumlah sampel ditentukan oleh pertimbanganpertimbangan informasi yang diperlukan. Jika maksudnya memperluas
informasi, jika tidak ada lagi informasi yang dapat dijaring, maka
penarikan sampel sudah dapat diakhiri. Jadi, kuncinya disini adalah
jika sudah mulai terjadi pengulangan informasi, maka penarikan
sampel sudah hams dihentikan (Moleong, 2001 : 165-166)
47
Dalam penelitian ini, yang dijadikan subjek penelitian dimana
diharapkan data dan informasi dapat diperoleh seperti pada tabel berikut.
Tabel 1.3
Jumlah Populasi Subjek Penelitian
No
Subjek Penelitian
Keterangan
Jml.
1.
Kepala Sekolah
1
Jumlah yang dijadikan
2.
Guru Bina
23
sampel dari tiap sub
3.
Guru Pamong
18
jek penelitian tergan
4.
Orang Tua siswa putus sekolah
101
tung kebutuhan, sesu
5.
Siswa putus sekolah
101
ai dengan sifat pene-
6.
Tim Koordinasi Wajar
4
tian
7.
Tokoh Masyarakat
3
sampel bertujuan.
kualitatif
yaitu
2. Data Yang Diperlukan
Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah :
a. Data siswa SLTP Terbuka 3 (tiga) tahun terakhir, data ini dibutuhkan
untuk mengetahui jumlah siswa yang bertahan sampai tamat, putus
sekolah, dan perkembangan jumlah siswa secara keseluruhan.
b. Data siswa yang mengalami putus sekolah, dari siswa ini diharapkan
dapat digali data tentang : gender, usia, motivasi, aktivitas sehari-hari,
alasan berhenti sekolah.
c. Data orang tua siswa yang anaknya putus sekolah, dari orang tua
diharapkan dapat digali data tentang : keadaan sosial ekonomi orang
tua siswa, jarak dari rumah ke TKB dan ke SLTP Induk, alat
transportasi, biaya yang dibutuhan, sikap orangtua terhadap sekolah
48
anak (mendorong atau tidak), pemahaman tentang SLTP Terbuka,
kendala, dan harapan
d. Data pengelola di SLTP Induk (Kepala Sekolah, Guru Bina dan Tata
Usaha) dan di TKB (guru pamong), dari mereka diharapkan dapat
digali data tentang : kuantitas dan kualitas pengelola, pengetahuan
mengelola
SLTP
Terbuka,
apa
yang
sudah
dilakukan
dalam
perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian, frekuensi tatap muka
dan belajar mandiri, tingkat kehadiran siswa di TKB dan SLTP Induk,
kendala, harapan
e. Data TKB (Jumlah dan jarak ke SLTP Induk), diharapkan dapat digali
data tentang : jumlah TKB dengan siswanya, jarak terdekat, terjauh
dan jarak rata-rata ke SLTP Induk, alat transportasi yang ada dan
dapat digunakan.
f.
Data sarana di SLTP Induk dan TKB, diharapkan dapat digali data
tentang : sarana yang ada, jumlah, kelaikan, sumber (berasal)
g. Data Tim Koordinasi Wajar Dikdas tingkat Kecamatan, diharapkan
dapat digali data tentang : persepsi tentang SLTP Terbuka, apa yang
telah
dilakukan
dalam
penuntasan wajar pada
umumnya
dan
pengembangan SLTP Terbuka pada khususnya, kendala, harapan.
h. Tokoh Masyarakat, dari mereka diharapkan dapat digali data tentang :
pengetahuan tentang SLTP Terbuka, sikap terhadap pengembangan
SLTP Terbuka, kendala, harapan.
49
C. Pengumpulan Data
1. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang akurat sesuai dengan
kondisi
alamiahnya, pengumpulan data akan dilakukan dengan teknik wawancara,
obervasi dan studi dokumentasi. Pada saat wawancara, akan digunakan
pedoman wawancara agar tidak terjebak pada kondisi yang tidak relevan
dengan tujuan wawanacara. Obsevasi dilakukan dengan partisipasi langsung
dan sudah dilakukan jauh sebelum wawancara dilakukan. Sedangkan studi
dokumentasi dilakukan untuk menelusuri pengelolaan SLTP Terbuka sejak
perencanaan pembukaan program, pelaksanaan program, dan pengendalian
program SLTP Terbuka.
Ketiga teknik pengumpulan data tersebut dilakukan dengan maksud
agar data yang diperoleh saling melengkapi sehingga kondisi sumber daya,
potensi internal dan eksternal yang berpengaruh terhadap tingginya angka
putus sekolah siswa SLTP Terbuka 1 Tanjungsari, tergali dan tergambarkan.
2. Instrumen Pengumpulan Data
Dalam penelitian kualitatif
instrumen yang paling epektif adalah
peneliti itu sendiri, dimana peneliti mengumpulkan data dan informasi dengan
melakukan wawancara langsung dengan sumber data. Dalam melakukan
wawancara, penulis menggunakan pedoman wawancara dengan maksud
agar substansi wawancara tidak melebar kepada hal-hal yang sebenarnya
tidak diperlukan. Disamping itu, untuk membantu keterbatasan daya ingat,
data dan informasi dari sumber direkam dalam pita kaset.
Moleong dalam
buku Metodologi Penelitian Kualitatif (2001:4) menyatakan bahwa :
50
Dalam penelitian kualitatif, penleiti sendiri atau dengan bantuan orang
lain merupakan alat pengumpul data utama. Hal itu dilakukan karena jika
memanfaatkan alat yang bukan manusia dan mempersiapkannya terlebih
dahulu sebagai yang lazim digunakan dalam penelitian klasik, maka sangat
tidak mungkin untuk mengadakan penyesuaian terhadap kenyataankenyataan yang ada di lapangan. Selain itu hanya manusia sebagai alat
sajalah yang dapat berhubungan dengan responden atau objek lainnya dan
hanya manusialah yang mampu memahami kaitan kenyataan-kenyataan di
lapangan. Hanya manusia sebagai instrumen pulalah yang dapat menilai
apakah kehadirannya menjadi faktor pengganggu sehingga apabila terjadi hal
yang demikian ia pasti dapat menyadarinya serta dapat mengatasinya.
D. Langkah-Langkah Penelitian
Menurut Bogdan (Moleong, 2001 : 85) ada tiga tahapan penelitian
yaitu (1) pra lapangan, (2) kegiatan lapangan, (3) analisis intensif. Menurut
Kirk dan Miller (Moleong, 2001 : 85) ada empat tahapan yaitu (1) invensi, (2)
temuan, (3) penafsiran, (4) eksplanasi. Sedangkan menurut Nasution (1988 :
33) ada tiga tahapan yaitu (1) Tahap orientasi, (2) tahap eksplorasi, (3) tahap
member check.
Dari beberapa tahapan yang disampaikan para ahli, pada dasarnya
ada tiga tahapan dalam penelitian yang dilakukan yaitu :
Tahap orientasi, merupakan pengkajian awal tentang fenomenafenomena yang nampak tentang program Sekolah Lanjutan Pertama
Terbuka. Hal ini dilakukan penulis sejak beberapa tahun yang lalu bahkan
sebelum penulis mengikuti studi di Pakultas Pasca Sarjana UPI yaitu sejak
tahun 1995/1996 sampai sekarang. Namun perhatian lebih difokuskan
terhadap pengelolaan SLTP terbuka sejak mengikuti studi. Lebih terarah lagi
setelah berkonsultasi dengan dosen pembimbing dan desain penelitian
disetujui.
51
Tahap eksplorasi, mempakan pekerjaan lapangan untuk menggali data
sebanyak dan selengkap mungkin dari sumbernya dengan berbagai teknik
yang telah disampaikan di muka yang berkenaan dengan fokus dan tujuan
penelitian. Tahapan eksplorasi dilaksanakan setelah kisi-kisi disetujui
pembimbing dan persyaratan serta perizinan terpenuhi.
Tahap member check, merupakan pekerjaan pengecekan ulang
tentang keabsahan data dan informasi yang telah dikumpulkan. Tahapan ini
bisa dilakukan setiap selesai melakukan wawancara dengan responden
sebagai langkah pengesahan bahwa yang telah disampaikan kepada
wawancara adalah benar, disamping itu agar tidak terjadi kesalah fahaman
dalam menafsirkan dan menginterpretasikan hasil wawancara. Demikian pula
halnya dengan catatan lapangan yang telah disalin, dalam kesempatan yang
berbeda dimintakan kepada responden untuk mengoreksi. Dengan demikian
tahapan member check tidak bisa dipisahkan dan berjalan seiring dengan
tahapan eksplorasi.
Sebagai bahan pembanding,
dilakukan observasi
terhadap pihak yang berkompeten tentang pengelolaan program SLTP
Terbuka dan studi dokumentasi tentang perkembangan SLTP Terbuka di
Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Sumedang.
Sebagai acuan, berikut ini jadwal penelitian secara garis besar mulai
kegiatan persiapan sampai pelaporan yang diperkirakan akan menghabiskan
waktu selama enam bulan.
52
BULAN
NO
KEGIATAN
1
Persiapan
2
Pelaksanaan
3
Finalisasi
4
Laporan
1
2
3
K
4
5
6
—
E. Prosedur Analisis Data
Menurut Moleong (2001: 190 - 197) ada tiga tahapan dalam analisis
data kualitatif yaitu pemrosesan satuan (Unityzing), Kategoriasi, dan
penafsiran. Sedangkan Nasution ( 1988 : 129) menyataka bahwa macam-
macam cara yang dapat diikuti. Tidak ada satu cara tertentu yang dapat
dijadikan pegangan bagi semua penelitian. Salah satu cara yang dapat
dianjurkan ialah mengikuti langkah-langkah berikut yang masih sangat
bersifat umum, yakni (1) reduksi data, (2) display data, (3) mengambil
kesimpulan dan verifikasi.
Sesuai dengan yang dianjurkan Nasution, maka analisis data akan
dilakukan dengan langkah-langkah sebagai beriku.
Reduksi data, adalah pekerjaan merangkum dan memilih serta
memilah data dan informasi dari catatan lapangan, hasil wawancara dan hasil
studi dokumentasi. Dicari data dan informasi yang pokok difokuskan pada halhal yang penting, yang berpengaruh terhadap tingginyanya angka putus
sekolah siswa SLTP Terbuka.dan dicari tema serta polanya.
Display data, adalah cara menuangkan data dan informasi dari catatan
lapangan memilah ke dalam matriks, grafik, networks atau chart. Penuangan
53
tersebut akan didasarkan pada kelompok-kelompok responden atau
substansi bahkan fungsi manajemen dalam pengelolaan SLTP Terbuka.
Mengambil kesimpulan dan verifikasi, dalam penelitian kualitatif
pengambilan
kesimpulan
berjalan
terus menerus selama
penelitian
berlangsung. Pada saat pertama kali peneliti turun kelapangan melakukan
eksplorasi, mungkin sudah mempunyai kesimpulan, namun masih bersifat
umum dan dangkal. Kesimpulan tersebut akan terus diverifikasi selama
penelitian hingga akhirnya memperoleh kesimpulan yang benar-benar tajam,
mendasar sesuai dengan fokus dan tujuan penelitian yang telah disampaikan
di muka tentang penyebab tingginya angka putus sekolah siswa SLTP
Terbuka dan upaya penanggulangannya.
F. Validasi Temuan Penelitian
Sejalan dengan yang dikemukakan oleh Nasution (1988, 114 - 124)
tentang cara-cara
transferabilitas/
memenuhi kriteria (1) kredibilitas/validitas internal, (2)
validitas
ekstemal,
(3)
dependabilitas/reliabilitas,
(4)
konfirmabilitas/ objektivitas dalam penelitian naturalistik, dapat dikemukakan
sebagai berikut:
1.
Kredibilitas
Dalam penelitian ini yang
dimaksud dengan kredibiltas adalah
dipercayanya hasil penelitian tentang penyebab tingginya angka putus
sekolah siswa SLTP Terbuka dan upaya penanggulangannya di SLTP
Terbuka 1 Tanjungsari Kab. Sumedang.
Untuk itu penulis melakukan
pertama, pengamatan terus menerus tentang pengelolaan dan kondisi siswa
SLTP Terbuka 1 Tanjungsari Kabupaten Sumedang; kedua, triangulasi yaitu
54
membandingkan beberapa pendapat dari beberapa sumber tentang substansi
yang sama; ketiga, mendokumentasikan kondisi lapangan dalam bentuk foto
dan hasil wawancara dalam pita rekaman serta catatan lapangan yang telah
dikonfirmasikan dengan responden yang ditandai dengan tanda tangan
responden.
2.
Transferabilitas
Unsur Transferabilitas dalam penelitian ini diserahkan kepada para
pembaca karena dalam penelitian kualitatif tidak mengenai generalisasi,
sehingga validitas ektemal hanya sebuah kemungkinan. Namun penulis
berupaya menggali data dan informasi semaksimal mungkin agar hasil
penelitian benar-benar merupakan potret alamiahnya. Namun demikian dari
sisi administrasi dalam kondisi apapun juga informasi tentang potensi sumber
daya
yang
akan
dikelola
akan
memberikan
warna
dalam
kiat-kiat
pengelolaan.
3. Dependabilitas dan Konfirmabilitas
Dependabilitas atau reliabilitas dan konfirmabilitas atau objektivitas
adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Untuk memperoleh kriteria
tersebut dapat dilakukan dengan audit trail (Nasution, 1988 : 119). Audit trail
dalam
penulisan
ini
dilakukan
oleh
memperhatikan catatan lapangan, sewaktu
dosen
pembimbing
dengan
wawancara dan observasi,
rekaman wawancara, foto dan dokumen, hasil analisis data, hasil sintesa data
dan proses yang dijalani.
55
G. Lokasi
Lokasi penelitian di SLTP Terbuka 1 Tanjungsari Kecamatan
Tanjungsarii Kabupaten Sumedang. Perlu diketahui bahwa SLTP Terbuka 1
Tanjungsari Kabupaten Sumedang mulai operasional pada tahun ajaran
1995/1996. SLTP Terbuka 1 Tanjungsari pernah beberapa kali menjadi juara
Lomba Motivasi Belajar Mandiri (Lomojari) siswa SLTP Terbuka se Jawa
Barat dan memperoleh berbagai bantuan baik radio komunikasi dua arah
maupun stasiun radio mini.
Setelah berbagai prestasi diraih, SLTP Terbuka 1 Tanjungsari sering
dijadikan sasaran kunjungan studi banding oleh SLTP Terbuka yang lain baik
dari Sumedang maupun luar Kabupaten Sumedang, bahkan sering dijadikan
contoh oleh pemerintah pusat jika ada kunjungan dari luar negeri. Namun
kebesaran SLTP Terbuka 1 Tanjungsari Kabupaten Sumedang seolah tinggal
kenangan, kondisinya saat ini sangat memprihatinkan.
H. Kasus
Kasus yang akan diteliti adalah faktor-faktor yang menyebabkan
tingginya angka putus sekolah siswa SLTP Terbuka 1 Tanjungsari Kabupaten
Sumedang serta alternatif upaya penanggulangannya. Kasus ini menarik
untuk diteliti,
sebab SLTP Terbuka 1 Tanjungsari dengan berbagai
kelebihannya dari sisi sumber daya, telah membuktikan prestasinya baik
kuantitas siswa maupun kualitas lulusannya. Namun ti
ran Catur Wulan Pada Provek Perluasan dan 3eninekatan Mu
SLTP (Induk) Jawa Barat.
Dari 160 siswa kelas I pada tahun ajaran 1998/1999 yang lulus pada
tahun ajaran 2000/2001 sebanyak 75 orang, putus sekolah sebanyak 85
orang (53,13%). Dari 139 siswa baru kelas I tahun ajaran 1999/2000. yang
lulus pada tahun ajaran 2001/2002 sebanyak 45 orang, putus sekolah
12
sebanyak 94 siswa atau 67,63%. Angka tersebut merupakan angka yang
sangat tinggi dan pada 2 (dua) tahun terakhir menunjukkan kenaikan.
B. Batasan dan Rumusan Masalah
Dari hasil studi dokumentasi awal di Dinas Pendidikan Propinsi Jawa
Barat dan Dinas Pendidikan Kabupaten Sumedang, hampir di setiap SLTP
Terbuka angka putus sekolah siswa SLTP Terbuka tinggi. Di samping angka
putus sekolah yang tinggi, mutu SLTP Terbuka pun masih dibawah rata-rata
SLTP reguler. Namun mengingat berbagai keterbatasan dan daya tarik dari
data yang diperoleh tentang kondisi SLTP Terbuka 1 Tanjungsari Kecamatan
Tanjungsari Kabupaten Sumedang, masalah yang akan diteliti dibatasi
mengenai
tingginya angka putus sekolah siswa di SLTP Terbuka 1
Tanjungsari Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Sumedang.
Mengacu pada batasan masalah tersebut diatas dan sifat penelitian
kualitatif, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut: " Apa
yang jadi penyebab tingginya angka putus sekolah siswa SLTP Terbuka
1 Tanjungsari Kecamatan
Tanjungsari Kabupaten
Sumedang dan
bagaimana alternatif penanggulangannya".
C. Tujuan Penelitian
Agar penelitian yang dilakukan lebih terarah, tujuan penelitian dibagi
dua yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.
1. Tujuan Umum
Memperoleh informasi deskriptif atau gambaran tentang faktor-
faktor penyebab tingginya angka putus sekolah siswa SLTP Terbuka 1
Tanjungsari
serta
upaya-upaya
yang
harus
dilakukan
untuk
13
penanggulangannya dalam rangka mengoptimalkan fungsi program SLTP
Terbuka sehingga pada gilirannya SLTP Terbuka menjadi pilihan dalam
kerangka penuntasan wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun di
Kecamatan Tanjungsari.
2. Tujuan Khusus
Secara khusus penelitian yang dilakukan bertujuan untuk :
Memperoleh gambaran penyebab tingginya angka putus sekolah siswa
SLTP Terbuka 1 Tanjungsari dari faktor:
a. Siswa dan kondisi sosial ekonomi keluarga
b. Sumber daya (manusia, sarana/prasarana dan biaya)
c. Kepemimpinan Kepala Sekolah
d. Dukungan masyarakat dan Tim Koordinasi Wajar Dikdas
D. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan paparan pada latar belakang, batasan dan rumusan
masalah serta tujuan penelitian, dapat saya kemukakan beberapa pertanyaan
penelitian sebagai berikut:
1. Sejauh manakah kondisi siswa dan latar belakang sosial ekonomi
keluarga menyebabkan tingginya angka putus sekolah ?
2. Sejauh manakah kondisi sumber daya (manusia, sarana/prasarana dan
biaya) menyebabkan tingginya angka putus sekolah ?
3. Sejauh manakah kepemimpinan
kepala sekolah selaku menyebabkan
tingginya angka putus sekolah ?
4. Sejauh manakah kondisi dukungan masyarakat dan Tim Koordinasi Wajar
Dikdas menyebabkan tingginya angka putus sekolah ?
E. Manfaat Penelitian
Penelitian diskriptif ini diupayakan untuk menemukan penyebab dan
upaya penanggunlangan tingginya angka putus sekolah siswa SLTP Terbuka
1 Tanjungsari Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Sumedang. Oleh karena itu
saya berkeyakinan bahwa penelitian ini mempunyai manfaat baik secara
teoritis maupun operasional.
1.
Manfaat Teoretis
Diharapkan penelitian ini mampu memberikan masukan sekecil
apapun untuk penelitian dan pengembangan ilmu administrasi pendidikan
terutama kepemimpinan dan fungsi kepemimpinan kepala sekolah dalam
pengelolaan sumber daya untuk mencapai tujuan.
2. Manfaat Operasional
Penelitian ini diharapkan mampu memberi manfaat bagi pengelola
SLTP Terbuka baik pada tahapan perencanaan, pelaksanaan maupun
pengendalian, bagi dinas instansi terkait dalam upaya menciptakan rasa
percaya dan bangga pada masyarakat, siswa, orang tua siswa terhadap
SLTP Terbuka sehingga angka putus sekolah yang tinggi bisa ditekan
serendah mungkin hingga 0 %. Mudah-mudahan pada cHirannya SLTP
Terbuka
berfungsi
secara
optimal
sebagai
pola
alternatif
dalam
penuntasan wajar dikdas 9 tahun di Kabupaten Sumedang khususnya
Kecamatan Tanjungsari.
F. Metode Penelitian
Mengingat penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian kualitatif
dan bersifat deskriptif, maka saya sangat menyadari bahwa penelitian ini
15
hams menggali dan mengekplorasi data dan informasi sebanyak dan
sedalam mungkin dari sumber data primer maupun sekunder secara utuh
tanpa
ada
penyesuaian.
Bogdan
dan
Taylor
(Moleong,
2001:3)
mendefinisikan :
Metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskripftif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan
perilaku yang dapat diamati secara holisitk (utuh). Jadi, dalam hal ini tidak
boleh mengisolasikan individu atau organisasi kedalam variabel atau
hipotesis, tetapi perlu memandangnya sebagai bagian dari suatu
keutuhan.
Metode
kualitatif ini digunakan
karena
beberapa
pertimbangan.
Pertama, menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapan
dengan kenyataan-kenyataan ganda; Kedua, metode ini menyajikan secara
langsung hakikat hubungan antara peneliti dan responden; dan Ketiga,
metode ini lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak
penajaman pengaruh bersama dan terhadap pola-pola nilai yang dihadapi
(Moleong, 2001 : 5).
Dalam penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif, menurut
Bagdan
(Moleong, 2001 : 85) ada tiga tahap yaitu pra lapangan, kegiatan
lapangan dan analisis intensif. Berkenaan dengan penelitian yang akan
dilakukan. tahapan-tahapan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.
Tahap pra lapangan, dilakukan meialui studi dokumentasi untuk
memperoleh data yang lengkap yang menggambarkan kondisi permalasahan
yang menjadi fokus penelitian. Dokumen tersebut bersifat faktual berupa
laporan-laporan kondisi SLTP Terbuka dan teori-teori yang mendukung
pengembangan SLTP Terbuka. Dalam tahapan pra lapangan, diperlukan pula
ijin dari pihak pemerintahan di Kecamatan Tanjungsari dengan harapan
pelaksanaan pengumpuian data dan informasi akan memperoleh dukungan
dan bantuan dari seluruh subjek penelitian.
Tahap kegiatan
lapangan,
tahap
ini merupakan
bagian
utama
penelitian dimana peneliti terjun untuk berhubungan langsung dengan subjek
data yang terdiri atas Tim Koordinasi Wajar Dikdas, Pengelola SLTP Terbuka
terdiri atas Kepala Sekolah, Guru Bina dan Guru Pamong, Orang tua siswa,
dan siswa SLTP Terbuka (yang putus sekolah), tokoh masyarakat. Para
pengelola SLTP Terbuka akan diwawancarai di lokasi SLTP dan TKB masingmasing, begitu pula Tim Koordinasi Wajar Dikdas. Orang tua siswa dan siswa
serta tokoh masyarakat akan diwawancarai di tempat tinggal (di rumah)
masing-masing sehingga situasi dan kondisi sesuai dengan alamnya.
Setiap selesai melakukan wawancara, pengamatan, atau observasi
segera dilakukan laporan lapangan untuk menghindari bias dari informasi
yang diperoleh dari subjek penelitian dengan cara menuangkan seluruh
informasi yang terkumpul baik dari catatan maupun rekaman tape recorder.
Tahap analisis intensif, menurut Nasution (1996: 129-130), ada tiga
tahapan analisis data yaitu reduksi data, display data, dan mengambil
kesimpulan dan verifikasi data. Reduksi data dilakukan untuk menelaah
kembali data dan informasi tentang pengelolaan SLTP Terbuka baik di TKB
maupun Induk, peran serta orangtua siswa dalam memberikan dukungan
pada anaknya, masyarakat dan Tim Koordinasi dalam pengembangan SLTP
Terbuka.
Langkah
selanjutnya
adalah
mensistematiskan
pokok-pokok
informasi sesuai dengan tema dan polanya, dari pola yang nampak ditarik
suatu kesimpulan sehingga data yang dikumpulkan mempunyai makna
tertentu. Verifikasi dilakukan dengan member check maupun thangulasi, oleh
karena itu proses verifikasi kesimpulan ini berlangsung selama dan sesudah
data dikumpulkan.
G. Kerangka Penelitian
1.
LUAR SEKOLAH
*
- PEND KELUARGA
- KELOMPOK
BELAJAR
- KURSUS
SLTP
SLTP
REGULER
TERPADU
-
KONDISI SOSIAL EKONOMI
ORANG TUA SISWA
-
PERSEBARAN SISWA
-
MOTIVASI SISWA
PERAN SERTA ORANG TUA
i
^
w
i
1
ANGKA PUTUS SEKOLAH
DAN MASYARAKAT
-
SLTP TERBUKA TINGGI
PERAN SERTA TLM
KOORDINASI
-
KONDISI SLTP TERBUKA
i
KEPEMTNfPINAN KEPALA
SEKOL.AH
KBM
-
SARANA DAN PRASARANA
-
PEMBIAYAAN
^
^
FAKTOR PENYEBAB
1
ANALISIS SWOT
ANGKA PUTUS SEKOLAH
TURUN. SLTP TERBUKA
BERKONTRIBUSI OPTIMAL
TERHADAP PENUNTASAN
WAJAR DIKDAS DI KEC.
TANJUNGSARI
UPAYA PENANGGULANGAN
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Seperti yang di sampaikan pada bagian terdahulu bahwa penelitian
yang akan dilakukan adalah penelitian naturalistik dengan metode kualitatif
yang tidak akan menguji hipotesis, tidak akan menguji hubungan antara
varibel bebas dan variabel terpengaruh tetapi meneliti kenyataan-kenyataan
sebagai keutuhan yang tidak dapat dipahami jika dipisahkan dari konteksnya.
Penelitian ini bersifat deskriptif karena data yang dikumpulkan akan berupa
kata-kata, gambar dan bukan angka-angka. Laporan penelitian akan berupa
kutipan-kutipan data yang berasal dari hasil wawancara, catatan lapangan,
foto, rekaman dalam pita kaset, dokumen pribadi catatan atau memo dan
dokumen yang lainnya (Moleong, 2000 : 4 -6).
Winarno, 1980; Best, 1981; Donald Ary, 1982; dan Jalaludin Rachmat,
1989 (lim Wasliman, 1998) mengemukakan bahwa :
1. Penelitian deskriptif menuturkan sesuatu secara sistematis tentang data
atau karakteristik populasi tertentu
atau bidang tertentu secara faktual
dan cermat, menganalisis (karena itu metode ini sering disebut metode
analitik) dan menginterpretasikan data yang ada.
2. Penelitian deskriptif lebih menekankan pada observasi dan suasana
alamiah (natural setting), ia mencari teori dan bukan menguji teori,
(hypothesis-generating) dan bukan (hypothesis-testing), heuristic dan
45
bukan verifikatif, oleh karena itu penelitian deskriptif sangat berguna untuk
melahirkan teori-teori tentatif.
3. Terdapat beberapa jenis penelitian deskriptif, antara lain : studi kasus,
survei, studi perkembangan, studi tindak lanjut (follow-up studies), analisis
dokumenter, analisis kecendemngan (trend analysis), analisis tingkah
laku, studi waktu dan gerak (time and motion study), dan studi
korelasional.
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian yang dimaksud adalah sumber data baik populasi
maupun sampel.
1. Populasi dan Sampel Penelitian
Pengertian populasi dan sampel menurut Sudjana (1982 : 5) adalah :
populasi dan sampel pada dasarnya mengacu kepada totalitas semua nilai
yang mungkin, hasil perhitungan ataupun pengukuran, kuantitaif maupun
kualitatif dari pada karakteristik tertentu mengenai sekumpulan objek yang
lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya, dinamakan populasi.
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian bisa dikelompokan
menjadi 4 (empat) yaitu secara sistematik, secara acak, dengan quota,
dan secara purposive. ( Noeng Muhadjir, 2000 : 63). Dalam penelitian
yang bersifat kualitatif yang dimaksud dengan sampel adalah untuk
menjaring sebanyak mungkin informasi dari pelbagai macam sumber dan
bangunannya (constructions). Dengan demikian tujuannya bukanlah
memusatkan diri pada adanya perbedaan-perbedaan yang nantinya
dikembangkan
ke dalam generalisasi.
Tujuannya
untuk
merinci
kekhususan yang ada ke dalam ramuan konteks yang unik. Maksud ke
46
dua dari sampling adalah menggali informasi yang akan menjadi dasar
dari rancangan dan teori yang muncul , oleh karena itu, pada penelitian
kualitatif tidak ada sampel acak, tetapi sampel bertujuan (Puposive
sampel) (Moleong, 2001 : 165)
Sampel bertujuan dapat dilihat dari ciri:
a. Rancangan sampel yang muncul; Sampel tidak dapat ditentukan atau
ditarik terlebih dahulu;
b. Pemilihan sampel secara berurutan; Tujuan memperoleh variasi
sebanyak-banyaknya hanya dapat dicapai apabila pemilihan satuan
sampel dilakukan jika satuan sebelumnya sudah dijaring dan dianalisis.
Setiap satuan berikutnya dapat dipilih untuk memperluas informasi
yang telah diperoleh terlebih dahulu sehingga dapat dipertentangkan
atau diisi adanya kesenjangan informasi yang ditemui.
c. Penyesuaian berkelanjutan dari sampel: Pada mulanya setiap sampel
dapat sama kegunannya. Namun sesudah makin banyak informasi
yang masuk dan makin mengembangkan hipotesis kerja, akan ternyata
bahwa sampel makin dipilih atas dasar fokus penelitian.
d. Pemilihan berakhir jika sudah terjadi pengulangan: Pada sampel
bertujuan seperti ini jumlah sampel ditentukan oleh pertimbanganpertimbangan informasi yang diperlukan. Jika maksudnya memperluas
informasi, jika tidak ada lagi informasi yang dapat dijaring, maka
penarikan sampel sudah dapat diakhiri. Jadi, kuncinya disini adalah
jika sudah mulai terjadi pengulangan informasi, maka penarikan
sampel sudah hams dihentikan (Moleong, 2001 : 165-166)
47
Dalam penelitian ini, yang dijadikan subjek penelitian dimana
diharapkan data dan informasi dapat diperoleh seperti pada tabel berikut.
Tabel 1.3
Jumlah Populasi Subjek Penelitian
No
Subjek Penelitian
Keterangan
Jml.
1.
Kepala Sekolah
1
Jumlah yang dijadikan
2.
Guru Bina
23
sampel dari tiap sub
3.
Guru Pamong
18
jek penelitian tergan
4.
Orang Tua siswa putus sekolah
101
tung kebutuhan, sesu
5.
Siswa putus sekolah
101
ai dengan sifat pene-
6.
Tim Koordinasi Wajar
4
tian
7.
Tokoh Masyarakat
3
sampel bertujuan.
kualitatif
yaitu
2. Data Yang Diperlukan
Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah :
a. Data siswa SLTP Terbuka 3 (tiga) tahun terakhir, data ini dibutuhkan
untuk mengetahui jumlah siswa yang bertahan sampai tamat, putus
sekolah, dan perkembangan jumlah siswa secara keseluruhan.
b. Data siswa yang mengalami putus sekolah, dari siswa ini diharapkan
dapat digali data tentang : gender, usia, motivasi, aktivitas sehari-hari,
alasan berhenti sekolah.
c. Data orang tua siswa yang anaknya putus sekolah, dari orang tua
diharapkan dapat digali data tentang : keadaan sosial ekonomi orang
tua siswa, jarak dari rumah ke TKB dan ke SLTP Induk, alat
transportasi, biaya yang dibutuhan, sikap orangtua terhadap sekolah
48
anak (mendorong atau tidak), pemahaman tentang SLTP Terbuka,
kendala, dan harapan
d. Data pengelola di SLTP Induk (Kepala Sekolah, Guru Bina dan Tata
Usaha) dan di TKB (guru pamong), dari mereka diharapkan dapat
digali data tentang : kuantitas dan kualitas pengelola, pengetahuan
mengelola
SLTP
Terbuka,
apa
yang
sudah
dilakukan
dalam
perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian, frekuensi tatap muka
dan belajar mandiri, tingkat kehadiran siswa di TKB dan SLTP Induk,
kendala, harapan
e. Data TKB (Jumlah dan jarak ke SLTP Induk), diharapkan dapat digali
data tentang : jumlah TKB dengan siswanya, jarak terdekat, terjauh
dan jarak rata-rata ke SLTP Induk, alat transportasi yang ada dan
dapat digunakan.
f.
Data sarana di SLTP Induk dan TKB, diharapkan dapat digali data
tentang : sarana yang ada, jumlah, kelaikan, sumber (berasal)
g. Data Tim Koordinasi Wajar Dikdas tingkat Kecamatan, diharapkan
dapat digali data tentang : persepsi tentang SLTP Terbuka, apa yang
telah
dilakukan
dalam
penuntasan wajar pada
umumnya
dan
pengembangan SLTP Terbuka pada khususnya, kendala, harapan.
h. Tokoh Masyarakat, dari mereka diharapkan dapat digali data tentang :
pengetahuan tentang SLTP Terbuka, sikap terhadap pengembangan
SLTP Terbuka, kendala, harapan.
49
C. Pengumpulan Data
1. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang akurat sesuai dengan
kondisi
alamiahnya, pengumpulan data akan dilakukan dengan teknik wawancara,
obervasi dan studi dokumentasi. Pada saat wawancara, akan digunakan
pedoman wawancara agar tidak terjebak pada kondisi yang tidak relevan
dengan tujuan wawanacara. Obsevasi dilakukan dengan partisipasi langsung
dan sudah dilakukan jauh sebelum wawancara dilakukan. Sedangkan studi
dokumentasi dilakukan untuk menelusuri pengelolaan SLTP Terbuka sejak
perencanaan pembukaan program, pelaksanaan program, dan pengendalian
program SLTP Terbuka.
Ketiga teknik pengumpulan data tersebut dilakukan dengan maksud
agar data yang diperoleh saling melengkapi sehingga kondisi sumber daya,
potensi internal dan eksternal yang berpengaruh terhadap tingginya angka
putus sekolah siswa SLTP Terbuka 1 Tanjungsari, tergali dan tergambarkan.
2. Instrumen Pengumpulan Data
Dalam penelitian kualitatif
instrumen yang paling epektif adalah
peneliti itu sendiri, dimana peneliti mengumpulkan data dan informasi dengan
melakukan wawancara langsung dengan sumber data. Dalam melakukan
wawancara, penulis menggunakan pedoman wawancara dengan maksud
agar substansi wawancara tidak melebar kepada hal-hal yang sebenarnya
tidak diperlukan. Disamping itu, untuk membantu keterbatasan daya ingat,
data dan informasi dari sumber direkam dalam pita kaset.
Moleong dalam
buku Metodologi Penelitian Kualitatif (2001:4) menyatakan bahwa :
50
Dalam penelitian kualitatif, penleiti sendiri atau dengan bantuan orang
lain merupakan alat pengumpul data utama. Hal itu dilakukan karena jika
memanfaatkan alat yang bukan manusia dan mempersiapkannya terlebih
dahulu sebagai yang lazim digunakan dalam penelitian klasik, maka sangat
tidak mungkin untuk mengadakan penyesuaian terhadap kenyataankenyataan yang ada di lapangan. Selain itu hanya manusia sebagai alat
sajalah yang dapat berhubungan dengan responden atau objek lainnya dan
hanya manusialah yang mampu memahami kaitan kenyataan-kenyataan di
lapangan. Hanya manusia sebagai instrumen pulalah yang dapat menilai
apakah kehadirannya menjadi faktor pengganggu sehingga apabila terjadi hal
yang demikian ia pasti dapat menyadarinya serta dapat mengatasinya.
D. Langkah-Langkah Penelitian
Menurut Bogdan (Moleong, 2001 : 85) ada tiga tahapan penelitian
yaitu (1) pra lapangan, (2) kegiatan lapangan, (3) analisis intensif. Menurut
Kirk dan Miller (Moleong, 2001 : 85) ada empat tahapan yaitu (1) invensi, (2)
temuan, (3) penafsiran, (4) eksplanasi. Sedangkan menurut Nasution (1988 :
33) ada tiga tahapan yaitu (1) Tahap orientasi, (2) tahap eksplorasi, (3) tahap
member check.
Dari beberapa tahapan yang disampaikan para ahli, pada dasarnya
ada tiga tahapan dalam penelitian yang dilakukan yaitu :
Tahap orientasi, merupakan pengkajian awal tentang fenomenafenomena yang nampak tentang program Sekolah Lanjutan Pertama
Terbuka. Hal ini dilakukan penulis sejak beberapa tahun yang lalu bahkan
sebelum penulis mengikuti studi di Pakultas Pasca Sarjana UPI yaitu sejak
tahun 1995/1996 sampai sekarang. Namun perhatian lebih difokuskan
terhadap pengelolaan SLTP terbuka sejak mengikuti studi. Lebih terarah lagi
setelah berkonsultasi dengan dosen pembimbing dan desain penelitian
disetujui.
51
Tahap eksplorasi, mempakan pekerjaan lapangan untuk menggali data
sebanyak dan selengkap mungkin dari sumbernya dengan berbagai teknik
yang telah disampaikan di muka yang berkenaan dengan fokus dan tujuan
penelitian. Tahapan eksplorasi dilaksanakan setelah kisi-kisi disetujui
pembimbing dan persyaratan serta perizinan terpenuhi.
Tahap member check, merupakan pekerjaan pengecekan ulang
tentang keabsahan data dan informasi yang telah dikumpulkan. Tahapan ini
bisa dilakukan setiap selesai melakukan wawancara dengan responden
sebagai langkah pengesahan bahwa yang telah disampaikan kepada
wawancara adalah benar, disamping itu agar tidak terjadi kesalah fahaman
dalam menafsirkan dan menginterpretasikan hasil wawancara. Demikian pula
halnya dengan catatan lapangan yang telah disalin, dalam kesempatan yang
berbeda dimintakan kepada responden untuk mengoreksi. Dengan demikian
tahapan member check tidak bisa dipisahkan dan berjalan seiring dengan
tahapan eksplorasi.
Sebagai bahan pembanding,
dilakukan observasi
terhadap pihak yang berkompeten tentang pengelolaan program SLTP
Terbuka dan studi dokumentasi tentang perkembangan SLTP Terbuka di
Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Sumedang.
Sebagai acuan, berikut ini jadwal penelitian secara garis besar mulai
kegiatan persiapan sampai pelaporan yang diperkirakan akan menghabiskan
waktu selama enam bulan.
52
BULAN
NO
KEGIATAN
1
Persiapan
2
Pelaksanaan
3
Finalisasi
4
Laporan
1
2
3
K
4
5
6
—
E. Prosedur Analisis Data
Menurut Moleong (2001: 190 - 197) ada tiga tahapan dalam analisis
data kualitatif yaitu pemrosesan satuan (Unityzing), Kategoriasi, dan
penafsiran. Sedangkan Nasution ( 1988 : 129) menyataka bahwa macam-
macam cara yang dapat diikuti. Tidak ada satu cara tertentu yang dapat
dijadikan pegangan bagi semua penelitian. Salah satu cara yang dapat
dianjurkan ialah mengikuti langkah-langkah berikut yang masih sangat
bersifat umum, yakni (1) reduksi data, (2) display data, (3) mengambil
kesimpulan dan verifikasi.
Sesuai dengan yang dianjurkan Nasution, maka analisis data akan
dilakukan dengan langkah-langkah sebagai beriku.
Reduksi data, adalah pekerjaan merangkum dan memilih serta
memilah data dan informasi dari catatan lapangan, hasil wawancara dan hasil
studi dokumentasi. Dicari data dan informasi yang pokok difokuskan pada halhal yang penting, yang berpengaruh terhadap tingginyanya angka putus
sekolah siswa SLTP Terbuka.dan dicari tema serta polanya.
Display data, adalah cara menuangkan data dan informasi dari catatan
lapangan memilah ke dalam matriks, grafik, networks atau chart. Penuangan
53
tersebut akan didasarkan pada kelompok-kelompok responden atau
substansi bahkan fungsi manajemen dalam pengelolaan SLTP Terbuka.
Mengambil kesimpulan dan verifikasi, dalam penelitian kualitatif
pengambilan
kesimpulan
berjalan
terus menerus selama
penelitian
berlangsung. Pada saat pertama kali peneliti turun kelapangan melakukan
eksplorasi, mungkin sudah mempunyai kesimpulan, namun masih bersifat
umum dan dangkal. Kesimpulan tersebut akan terus diverifikasi selama
penelitian hingga akhirnya memperoleh kesimpulan yang benar-benar tajam,
mendasar sesuai dengan fokus dan tujuan penelitian yang telah disampaikan
di muka tentang penyebab tingginya angka putus sekolah siswa SLTP
Terbuka dan upaya penanggulangannya.
F. Validasi Temuan Penelitian
Sejalan dengan yang dikemukakan oleh Nasution (1988, 114 - 124)
tentang cara-cara
transferabilitas/
memenuhi kriteria (1) kredibilitas/validitas internal, (2)
validitas
ekstemal,
(3)
dependabilitas/reliabilitas,
(4)
konfirmabilitas/ objektivitas dalam penelitian naturalistik, dapat dikemukakan
sebagai berikut:
1.
Kredibilitas
Dalam penelitian ini yang
dimaksud dengan kredibiltas adalah
dipercayanya hasil penelitian tentang penyebab tingginya angka putus
sekolah siswa SLTP Terbuka dan upaya penanggulangannya di SLTP
Terbuka 1 Tanjungsari Kab. Sumedang.
Untuk itu penulis melakukan
pertama, pengamatan terus menerus tentang pengelolaan dan kondisi siswa
SLTP Terbuka 1 Tanjungsari Kabupaten Sumedang; kedua, triangulasi yaitu
54
membandingkan beberapa pendapat dari beberapa sumber tentang substansi
yang sama; ketiga, mendokumentasikan kondisi lapangan dalam bentuk foto
dan hasil wawancara dalam pita rekaman serta catatan lapangan yang telah
dikonfirmasikan dengan responden yang ditandai dengan tanda tangan
responden.
2.
Transferabilitas
Unsur Transferabilitas dalam penelitian ini diserahkan kepada para
pembaca karena dalam penelitian kualitatif tidak mengenai generalisasi,
sehingga validitas ektemal hanya sebuah kemungkinan. Namun penulis
berupaya menggali data dan informasi semaksimal mungkin agar hasil
penelitian benar-benar merupakan potret alamiahnya. Namun demikian dari
sisi administrasi dalam kondisi apapun juga informasi tentang potensi sumber
daya
yang
akan
dikelola
akan
memberikan
warna
dalam
kiat-kiat
pengelolaan.
3. Dependabilitas dan Konfirmabilitas
Dependabilitas atau reliabilitas dan konfirmabilitas atau objektivitas
adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Untuk memperoleh kriteria
tersebut dapat dilakukan dengan audit trail (Nasution, 1988 : 119). Audit trail
dalam
penulisan
ini
dilakukan
oleh
memperhatikan catatan lapangan, sewaktu
dosen
pembimbing
dengan
wawancara dan observasi,
rekaman wawancara, foto dan dokumen, hasil analisis data, hasil sintesa data
dan proses yang dijalani.
55
G. Lokasi
Lokasi penelitian di SLTP Terbuka 1 Tanjungsari Kecamatan
Tanjungsarii Kabupaten Sumedang. Perlu diketahui bahwa SLTP Terbuka 1
Tanjungsari Kabupaten Sumedang mulai operasional pada tahun ajaran
1995/1996. SLTP Terbuka 1 Tanjungsari pernah beberapa kali menjadi juara
Lomba Motivasi Belajar Mandiri (Lomojari) siswa SLTP Terbuka se Jawa
Barat dan memperoleh berbagai bantuan baik radio komunikasi dua arah
maupun stasiun radio mini.
Setelah berbagai prestasi diraih, SLTP Terbuka 1 Tanjungsari sering
dijadikan sasaran kunjungan studi banding oleh SLTP Terbuka yang lain baik
dari Sumedang maupun luar Kabupaten Sumedang, bahkan sering dijadikan
contoh oleh pemerintah pusat jika ada kunjungan dari luar negeri. Namun
kebesaran SLTP Terbuka 1 Tanjungsari Kabupaten Sumedang seolah tinggal
kenangan, kondisinya saat ini sangat memprihatinkan.
H. Kasus
Kasus yang akan diteliti adalah faktor-faktor yang menyebabkan
tingginya angka putus sekolah siswa SLTP Terbuka 1 Tanjungsari Kabupaten
Sumedang serta alternatif upaya penanggulangannya. Kasus ini menarik
untuk diteliti,
sebab SLTP Terbuka 1 Tanjungsari dengan berbagai
kelebihannya dari sisi sumber daya, telah membuktikan prestasinya baik
kuantitas siswa maupun kualitas lulusannya. Namun ti