PENGEMBANGAN MEDIA CD INTERAKTIF CBI DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK LEVEL NOVICE (KELAS X) DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN KABUPATEN SINTANG.

(1)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN ... iii

ABSTRAK ... iv

KATA PENGANTAR ... vi

PENGHARGAAN DAN UCAPAN TERIMA KASIH... vii

MOTTO DAN HALAMAN DEDIKASI... xii

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL... xv

DAFTAR BAGAN... xvii

DAFTAR GRAFIK... xviii

DAFTAR LAMPIRAN... xx

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ………... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 9

1.3 Kerangka Berpikir ………... 10

1.4 Pertanyaan Penelitian ………... 12

1.5 Tujuan Penelitian …... 13

1.6 Manfaat Penelitian……… 14

1.7 Definisi Operasional ………... 14

BAB II KAJIAN TEORITIS……… ………... 17

2.1 Teori Belajar dan Pembelajaran………... 17

2.1.1 Teori Belajar ………... 17

2.1.2 Konsep Pembelajaran ……….. 23

2.2 Media Pembelajaran ………... 33

2.2.1 Definisi Media Pembelajaran …………... 33

2.2.2 Jenis-jenis Media belajaran………...37

2.2.3 Fungsi Media Pembelajaran………... 40

2.3 Pembelajaran Berbasis Komputer ……….………... 42

2.3.1 Pengertian Pembelajaran Berbasis Komputer ………... 42

2.3.2 Model-Model Pembelajaran Berbasis Komputer... 44

3.2.3 Pembelajaran Bahasa Dengan Komputer .……….……… 71

2.4 Hakekat Mata Pelajaran Bahasa Inggris... 76

2.4.1 Kompetensi Yang Harus Dimiliki Bagi Siswa SMK... 76

2.4.2 Bahasa Inggris Sebagai Mata Diklat Adaptif…………... 78

2.4.3 Tujuan Pembelajaran Bahasa Ingris………... 80

2.4.4 Ruang Lingkup Pembelajaran Bahasa Ingris………... 80

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ………... 84

3.1 Metode Penelitian ………... 84

3.2 Lokasi dan Subjek Penelitian ... 94

3.3 Teknik Pengumpulan Data ………... 95


(2)

3.5 Tahapan Pelaksanaan Penelitian ………...97

3.6 Hasil Prasurvey ... 98

3.7 Hasil Uji Ahli Isi Mata Pelajaran ... 129

3.8 Hasil Uji Ahli Rancangan Pembelajaran ...131

3.9 Hasil Uji AhliMedia Pembelajaran ... 132

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………... 135

4.1 Hasil Penelitian ...………... 135

4.1.1 Uji Coba Lapangan Terbatas………. 135

4.1.2 Hasil Belajar Peserta Didik Dalam Mengunakan Media CD Interaktif CBI………... 154 4.1.3 Pengaruh Penggunaan Media CD Interaktif CBI Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik………... 187 4.2 Pembahasan ………... 188

4.2.1 Kondisi Pembelajaran Bahasa Inggris di SMK ... 189

4.2.2 Model Media CD Interaktif CBI pada Pembelajaran Bahasa Inggris di SMK …... 197 4.2.3 Efektifitas Penggunaan Media CD Interaktif CBI Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik …... 204 BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 211

5.1 Simpulan ………...………... 211

5.2 Rekomendasi ………...………... 212

DAFTAR PUSTAKA ………..…... 215

DAFTAR RIWAYAT HIDUP……… 223


(3)

1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu dan relevansi serta efisiensi manajemen pendidikan. Pemerataan kesempatan pendidikan diwujudkan dalam program wajib belajar 9 tahun. Peningkatan mutu pendidikan diarahkan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia seutuhnya melalui olah hati, olah rasa, dan olah raga agar memiliki daya saing menghadapi tantangan global (Yustisia, 2007:48).

Pendidikan relevansi pendidikan dimaksudkan untuk menghasilkan lulusan yang sesuai dengan tuntutan kebutuhan berbasis potensi sumber daya alam Indonesia. Peningkatan efisiensi manajemen pendidikan dilakukan melalui penerapan manajemen berbasis sekolah dan pembaharuan pengelolaan pendidikan secara terencana, terarah, dan berkesinambungan.

Selanjutnya dalam pelaksanaan pendidikan di lapangan, pendidikan terbagi atas jalur, jenjang, dan jenis pendidikan. Jalur pendidikan terbagi menjadi formal-informal, jenjang pendidikan terbagi pada pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi dan jenis pendidikan terbagi kepada pendidikan umum, kejuruan, agama, dan lain-lain.

Salah satu jenis dan jenjang pendidikan menengah di Indonesia adalah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yakni sekolah menengah tingkat atas yang menyiapkan lulusannya untuk dapat terjun langsung ke dunia kerja. SMK selain


(4)

2 memiliki mata pelajaran produktif atau kejuruan juga memiliki mata pelajaran umum yang dikenal dengan nama adaptif dan nomatif.

Bahasa Inggris merupakan salah satu mata pelajaran yang termasuk dalam mata pelajaran adaptif. Mata pelajaran Bahasa Inggris merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan guna meningkatkan keterampilan anak didik untuk berbahasa. Inti dasar penguasaan bahasa adalah sebagai suatu alat untuk berkomunikasi.

Bahasa Inggris sebagai alat untuk berkomunikasi secara lisan dan tulis dapat digunakan untuk menyampaikan informasi, pikiran dan perasaan. Bahasa Inggris juga merupakan alat untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan budaya. Kemampuan berkomunikasi dalam pengertian yang utuh adalah kemampuan berwacana, yakni kemampuan memahami dan atau menghasilkan teks lisan dan atau tulis yang direalisasikan dalam empat keterampilan berbahasa, yaitu mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat keterampilan inilah yang digunakan untuk menanggapi atau menciptakan wacana dalam kehidupan masyarakat. Oleh karena itu, mata pelajaran Bahasa Inggris diarahkan untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan tersebut agar peserta didik mampu berkomunikasi dalam Bahasa Inggris pada tingkat literasi tertentu.

Literasi yang diharapkan pada pembelajaran Bahasa Inggris di SMK adalah peserta didik dapat mencapai tingkat komunikasi dan informasional karena mereka disiapkan untuk dapat terjun langsung ke dunia kerja maupun melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi.


(5)

3 Menyadari fungsi penting bahasa Inggris dalam kehidupan manusia, maka berbagai upaya yang mendukung pembelajaran telah dilakukan, baik oleh lembaga pendidikan formal atau non-formal. Upaya tersebut seperti penyempurnaan kurikulum, peningkatan mutu guru, dan sarana prasarana pendidikan. Perbaikan tersebut masih dalam cakupan eksternal peserta didik. Dalam hal ini peserta didik dipersepsi sebagai unsur yang harus dilayani. Idealnya, peserta didik perlu dilihat sebagai unit yang mengandung potensi, yang meliputi pengetahuan, nilai sikap dan dorongan. Upaya guru dalam posisi ini adalah mengaktifkan potensi itu sehingga peserta didik berperan aktif dalam proses pembelajaran (Ramainas, 2006: 77).

Pengalaman guru dalam proses pembelajaran, umumnya masih merasakan bahwa produk/proses pembelajaran di bawah harapan. Hasil belajar umumnya masih rendah, perilaku-perilaku peserta didik yang tidak mendukung hasil belajar, seperti : malas, kurang perhatian, kurang motivasi belajar dan tidak disiplin masih banyak ditemukan. Suryabrata (dalam Ramainas: 1994) mengungkapkan rendahnya hasil belajar disebabkan oleh dua faktor, yakni: (1) faktor dari luar diri peserta didik (eksternal), terdiri atas faktor-faktor sosial dan non -sosial, seperti kualifikasi guru, metode, media, peralatan, dan evaluasi; (2) faktor dari dalam diri peserta didik (internal), terdiri atas faktor-faktor fisiologis dan psikologis, seperti intelegensi, minat, bakat, motivasi, persepsi, dan cara belajar.

Tentang rendahnya hasil belajar, Hamalik (2006: 156) menyatakan bahwa dalam tiga dasawarsa belakangan ini peningkatan pendidikan hanya dirasakan dalam segi kuantitas tidak dalam kualitas. Penyebab utama masalah ini adalah


(6)

4 terkait dengan masalah efektivitas dan relevansi pendidikan yang dilaksanakan. Efektivitas pendidikan berkaitan erat dengan proses pelaksanaan pendidikan yang dilakukan, sedangkan relevansi berkaitan dengan kesesuaian pendidikan dengan minat, bakat, dan kemampuan peserta didik serta kebutuhan masyarakat, ilmu pengetahuan dan teknologi.

Berbagai penyebab rendahnya hasil belajar peserta didik tersebut disinyalir timbul dari sistem pembelajaran yang dilakukan di lembaga pendidikan. Penyebab utama keberhasilan sekaligus ketidakberhasilan suatu proses pembelajaran dalam suatu pendidikan adalah kemampuan guru mengelola sumber informasi dengan bantuan media pembelajaran. Hal itu cukup beralasan mengingat pembelajaran dapat dimaknai sebagai arrangement of information. Sebagaimana diungkapkan oleh Heinich (2005: 7) yang mendefinisikan “Instruction is the arrangement of information and the environment to facilitate learning. Menurutnya, pembelajaran adalah pengaturan informasi dan lingkungan yang bertujuan untuk memfasilitasi terjadinya proses belajar. Heinich (2005: 7) juga menyebutkan bahwa “....learning involves the selection, arrangement, and delivery information in an appropriate environment and the way learners interact with that information. Artinya, pembelajaran meliputi seleksi, persiapan, dan penyampaian informasi dalam lingkungan yang tepat dan merupakan cara peserta didik berinteraksi dengan informasi tersebut.

Penggunaan media dalam proses pembelajaran sangat diperlukan. Hal itu merupakan upaya peningkatan kualitas interaksi antara guru dan peserta didik. Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat mengkomunikasikan materi


(7)

5 pembelajaran kepada peserta didik guna memberikan rangsangan terhadap pikiran, perhatian, minat agar terjadi proses pembelajaran yang efektif. Media pembelajaran menurut Sardiman (1995) berguna untuk: 1) menimbulkan gairah

belajar; 2) mempersamakan pengalaman; 3) meningkatkan pengalaman; 4) menimbulkan persepsi yang sama. Melalui empat kategori media yakni media

visual; media audio; media audio-visual; dan media dramatisasi, pembelajaran dapat berjalan optimal (Hamalik, 1990).

Media pembelajaran yang baik adalah media yang dapat dipersepsi dengan baik oleh peserta didik. Persepsi dimaknai sebagai proses kognitif yang dialami seseorang dalam memahami pesan/informasi dari lingkungan melalui indera penglihatan, pendengaran, perabaan, perasaan, maupun penciuman (Leavit, 1986; Slameto, 1990; Toha 1996). Persepsi seseorang dipengaruhi oleh tingkat kebutuhannya terhadap sesuatu. Artinya, seseorang akan memberikan reaksi positif apabila hal itu merupakan kebutuhan baginya. Agar pembelajaran Bahasa Inggris menarik minat dan perhatian peserta didik, guru harus menyediakan media yang memadai.

Penggunaan media dalam pembelajaran Bahasa Inggris merupakan permasalahan nasional, di samping berbagai persoalan lainnya. Menurut Depdikbud (1997) di antara persoalan tersebut adalah: 1) peserta didik yang telah menempuh pembelajaran Bahasa Inggris dari sekolah dasar sampai dengan sekolah menengah atas belum menunjukkan hasil yang optimal; 2) pembelajaran Bahasa Inggris lebih banyak memberikan pengetahuan tentang Bahasa Inggris daripada melatih peserta didik berbahasa; 3) guru dalam mengimplementasikan


(8)

6 kurikulum dan pembelajaran lebih menekankan pada selesainya sebuah program daripada penguasaan (mastery) sebuah program sehingga peserta didik banyak tahu tetapi sedikit menguasai; 4) belum optimalnya penggunaan media pembelajaran yang tepat.

Tentang rendahnya hasil belajar Bahasa Inggris, Bistok (1985: 1-2) merinci beberapa penyebab lulusan sekolah formal kurang terampil berbahasa Inggris sebagai berikut:

1) Pembelajaran Bahasa Inggris terlalu menekankan pada teori dan kurang pada praktek; 2) mengajarkan terlalu banyak tentang bahasa, kurang pada penggunaan bahasa itu sendiri; 3) banyak membicarakan unsur-unsur bahasa, seperti fonologi, morfologi, dan sintaksis, serta kurang menekankan keterampilan menggunakan unsur-unsur itu; 4) banyak membicarakan struktur bahasa secara terlepas-lepas, kurang menekankan kebermaknaan; 5) kurang menekankan pada kemampuan penggunaan bahasa sesuai dengan situasi (pragmatik); 6) terpilah-pilahnya kurikulum sedemikian rupa memberikan peluang untuk disalah tafsirkan guru. Guru sering hanya melihat pokok-pokok bahasan dan membahasnya terlepas dari tujuan pembelajaran yang sudah digariskan; dan 7) sistem penilaian sangat menekankan aspek kognitif, kurang menuntut keterampilan berbahasa.

Berdasarkan hal tersebut, sebagai alternatif solusi perlu adanya penyempurnaan dan pengembangan media pembelajaran yang tepat sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Permendiknas No. 23 Th. 2006 SKL pasal 45 tentang sarana prasarana dipahami bahwa guru maupun peserta didik sangat memerlukan media pembelajaran; media pembelajaran belum memadai baik secara kuantitatif maupun kualitatif; masih terdapat kendala terkait dengan perawatan, perbaikan maupun penyimpanan media dan alat peraga pembelajaran; banyak media/alat peraga pabrikan yang rusak dan tak digunakan lagi karena mereka tidak tahu cara memperbaikinya, atau memperoleh komponen yang rusak; sebagian media – alat peraga yang tersedia sudah kurang relevan dengan materi


(9)

7 pembelajaran; dan alat peraga sederhana mulai diminati dan memungkinkan untuk dikembangkan.

Oleh karena itu, perlu terus dikembangkan alat peraga serta media pembelajaran yang dapat dijadikan solusi alternatif dalam pembelajaran Bahasa Inggris sehingga tujuan akhir pendidikan Bahasa Inggris tidak hanya dicapai pada tataran pemberian nilai lulus atau tidak lulus tetapi akan terlihat pula dalam pola interaksi sosial peserta didik dalam kehidupan sehari-hari.

Berkaitan dengan hasil penelitian yang difokuskan pada masalah pengembangan media pembelajaran CD Interaktif pada mata pelajaran Fiqih yang dilakukan oleh M. Faojin (2008) untuk meningkatkan Hasil Belajar Peserta didik” yang menghasilkan efektivitas pengembangan model, yakni: terjadi peningkatan aktivitas peserta didik dalam mengikuti pembelajaran, terdapat peningkatan hasil yang lebih tinggi antara pretes dan postes pada setiap siklusnya, adanya perbedaan yang signifikan dan lebih tinggi antara hasil postes dengan hasil ulangan harian kompetensi dasar sebelum penelitian, dan terjadi peningkatan jumlah peserta didik yang tuntas belajar berdasarkan SKBM madrasah dan SKBM nasional pada setiap siklusnya. Dengan media ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa yang dipengaruhi oleh rasa ketertarikan terhadap pelajaran yang dikemas dengan bantuan audio dan visual.

Penelitian berkaitan dengan model ini dilakukan juga oleh Rambun Pamenan (2006) dengan penelitian ”Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif dalam Pembelajaran Bahasa Inggris; Studi Implementasi Pendekatan Pembelajaran Tuntas di SMP menunjukkan hasil berupa: (1) Dalam pembelajaran


(10)

8 Bahasa Inggris yang berlangsung selama ini, para peserta didik mempunyai sikap yang positif terhadap pelajaran Bahasa Inggris, pembelajaran masih berpusat pada guru, proses pembelajaran berlangsung secara konvensional dan tidak menggunakan media pembelajaran yang menerapkan pembelajaran tuntas; (2) Perencanaan dan pengembangan model multimedia interaktif untuk menerapkan pendekatan belajar tuntas melalui tahapan analisis konsep, pembuatan flowchart view, pembuatan storyboard dan pengembangan media; (3) Berdasarkan penilaian peserta didik, guru dan para ahli menyatakan bahwa model multimedia yang dikembangkan mendapat respon positif sebagai media untuk meningkatkan kemampuan belajar peserta didik dalam pembelajaran Bahasa Inggris sehingga menjadikan alternatif solusi untuk memperbaiki kualitas pembelajaran yang berlangsung selama ini, dan; (4) Berdasarkan hasil eksperimen dapat dibuktikan bahwa penggunaan multimedia interaktif dalam pembelajaran Bahasa Inggris akan sangat membantu peserta didik terutama pada kelompok yang kurang.

Hasil belajar yang baik pada dasarnya tidak terlepas dari semua proses pembelajaran yang telah dijabarkan, satu hal yang tidak bisa dianggap remeh adalah membuat peserta didik senang belajar jauh lebih penting daripada harus menuntut mereka mau belajar supaya menjadi juara atau mencapai hasil atau prestasi tertentu, peserta didik yang berprestasi tetapi diperoleh dengan terpaksa tentunya tidak akan bertahan lama. Peserta didik yang dapat merasakan bahwa belajar adalah sesuatu yang menyenangkan mempunyai rasa ingin tahu yang lebih besar akan sangat mempengaruhi kesuksesan belajarnya di masa yang akan


(11)

9 datang. Salah satu solusi alternatif agar peserta didik dapat belajar secara menyenangkan adalah dengan menyediakan media pembelajaran interaktif. Media interaktif berbasis komputer yang diharapkan dapat mengaktifkan potensi guru dan peserta didik dalam interaksi belajar-mengajar.

Berdasarkan latar belakang pemikiran di atas, nampak bahwa media pembelajaran sangat penting dalam pembelajaran Bahasa Inggris agar peserta didik dapat menguasai keterampilan berbahasa baik lisan maupun tulis dalam literasi tertentu. Ketersediaan media menjadi penting karena guru bukanlah satu-satunya sumber belajar sekaligus media penyampainya. Untuk mengatasi masalah-masalah tersebut diperlukan penelitian berkaitan pengembangan media pembelajaran. Salah satu upaya yang memadai untuk itu adalah dengan melakukan pengembangan media pembelajaran interaktif dalam pembelajaran Bahasa Inggris. Dengan menggunakan media pembelajaran interaktif diharapkan sasaran pembelajaran dapat ditingkatkan.

Penelitian ini difokuskan pada Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif yang dapat meningkatkan hasil belajar dalam pembelajaran Bahasa Inggris pada Level Novice Sekolah Menengah Kejuruan di Kabupaten Sintang.

1.2Rumusan Masalah

Penelitian ini diarahkan pada pengembangan media pembelajaran Bahasa

Inggris di Sekolah Menengah Kejuruan. Pada jenjang tersebut literasi yang diharapkan dimiliki peserta didik adalah fungsional yakni berkomunikasi secara lisan dan tulisan yang dirasakan belum tercapai secara optimal. Variabel-variabel


(12)

10 yang secara khusus akan diteliti tersebut adalah media pembelajaran berbentuk CD interaktif CBI dan hasil belajar. Pada media pembelajaran, variabel yang akan diteliti dibatasi pada proses desain dan ujicoba. Dalam komponen hasil belajar merupakan penguasaan pencapaian tujuan pembelajaran yang terintegrasi dalam pembelajaran keempat keterampilan berbahasa: Reading, Writing, Listening and speaking, dengan fokus pada ketrampilan Writing dan Listening.

Penelitian dibatasi pada satu tingkat saja yaitu Level Novice Sekolah Menengah Kejuruan, dengan pertimbangan bahwa dengan mulai termotivasi untuk belajar Bahasa Inggris pada level awal maka akan berdampak pada sikap dan minat pada pembelajaran level selanjutnya. Hal ini diharapkan akan dapat meningkatkan pula hasil belajar Bahasa Inggris peserta didik selanjutnya yang pada akhirnya akan tercapainya tujuan dari pembelajaran Bahasa Inggris di SMK.

Berdasarkan latar belakang dan pemikiran sebagaimana diuraikan di atas, penelitian ini difokuskan pada pengembangan media pembelajaran yang memberi kontribusi memadai untuk meningkatkan hasil belajar Bahasa Inggris peserta didik. Secara khusus diarahkan untuk a) menemukan media dan model desain media yang memadai, b) model implementasi, serta c) faktor pendukung, kelebihan dan hambatan dalam implementasi model media pembelajaran tersebut.

1.3 Kerangka Berpikir

Untuk memudahkan terlaksananya penelitian ini, peneliti merumuskan


(13)

11 arahan yang jelas posisi penelitian yang dilakukan. Untuk lebih jelasnya, kerangka berpikir yang dianut dalam penelitian ini dapat dilihat dalam Bagan 1 berikut:

Bagan 1.1

Kerangka Berpikir Penelitian

Bagan 1.1 di atas menggambarkan bahwa pembelajaran Bahasa Inggris dapat dilihat dari dua sisi yakni sisi ideal dan faktual. Sisi ideal berupa kajian teoretis-konseptual pembelajaran Inggris yang baik. Sisi faktual menyangkut kajian lapangan yang menggambarkan kondisi riil pembelajaran di sekolah. Kajian ini juga mengeksplorasi hasil penelitian tentang pembelajaran Bahasa

Kajian Teoretis Pembelajaran Pembelajaran Bahasa Inggris Guru Kajian Empiris Pembelajaran Peserta didik Media interaktif berbasis komputer

Materi Materi

Ketrampilan berbahasa (listening & writing)

Hasil Belajar In te ra k si B el a ja r-M en g a ja r In te ra k si B el a ja r-M en g a ja r


(14)

12 Inggris yang efektif. Pendekatan pembelajaran Bahasa Inggris di SMK ini dengan

menggunakan pendekatan komunikatif yang mengintegrasikan kedua

keterampilan berbahasa; listening dan writing yang pada akhirnya akan menjadi pencapaian suatu hasil belajar Bahasa Inggris.

Dalam interaksi belajar-mengajar, guru memegang peran yang utama sebagai pengendali kegiatan belajar peserta didik. Namun, dalam menjalankan perannya, guru tidak bisa berdiri sendiri. Materi ajar tidak akan bermakna bila tidak dikemas dengan baik. Materi ajar tidak akan diterima dengan baik oleh peserta didik bila tidak disajikan dengan baik. Di sinilah diperlukan media pembelajaran. Hubungan komunikasi antara guru dan peserta didik akan lebih baik dan efisien jika menggunakan media. Media yang dimaksud adalah media CD interaktif CBI tutorial dengan metode alternatif di antaranya bacaan, demonstrasi, penentuan bacaan atau pengalaman yang membutuhkan respon secara oral dan tulisan dan adanya ujian.

Tujuan dari sebuah pembelajaran tutorial adalah untuk memberikan pemahaman secara tuntas (mastery) kepada peserta didik mengenai materi atau bahan pelajaran yang sedang dipelajarinya.

1.4 Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan fokus penelitian yaitu: model media CD interaktif CBI untuk meningkatkan hasil belajar Bahasa Inggris, maka dapat disusun rumusan masalah sebagai berikut: Bagaimanakah model media CD interaktif CBI untuk meningkatkan hasil belajar Bahasa Inggris peserta didik level novice Sekolah Menengah Kejuruan di Kabupaten Sintang?


(15)

13 Untuk mendapatkan informasi lengkap yang mewakili model media CD interaktif, selanjutnya pokok masalah tersebut di atas dirinci ke dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1.4.1 Bagaimanakah kondisi pembelajaran Bahasa Inggris yang selama ini

berlangsung di SMK Kabupaten Sintang?

1.4.2 Model Media CD Interaktif CBI yang bagaimanakah yang cocok

dikembangkan dalam rangka meningkatkan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran Bahasa Inggris di SMK Kabupaten Sintang?

1.4.3 Bagaimanakah hasil pengembangan media CD interaktif CBI pada

pembelajaran Bahasa Inggris di SMK Kabupaten Sintang?

1.5 Tujuan Penelitian

Penelitian ini secara umum pada dasarnya bertujuan untuk menghasilkan media pembelajaran Bahasa Inggris yang berbentuk CD interaktif CBI pada Sekolah Menengah Kejuruan sehingga mampu meningkatkan hasil belajar peserta didik yang selama ini masih dirasakan masih sangat kurang.

Adapun secara khusus, penelitian ini bertujuan:

1.5.1 Menemukan gambaran tentang proses pembelajaran Bahasa Inggris SMK

yang selama ini dilakukan oleh guru di SMK Kabupaten Sintang.

1.5.2 Menghasilkan model media CD interaktif CBI untuk meningkatkan hasil

belajar peserta didik pada pembelajaran Bahasa Inggris di SMK Kabupaten Sintang.


(16)

14

1.5.3 Memperoleh gambaran tentang hasil pengembangan media interaktif

berbasis komputer pada pembelajaran Bahasa Inggris di SMK Kabupaten Sintang .

1.6 Manfaat Penelitian

Dengan penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat praktis bagi para guru untuk dapat memahami dan mengembangkan lebih lanjut suatu model media pembelajaran melalui penerapan dalam proses belajar mengajar dikelas.

Selanjutnya hasil penelitian ini untuk guru mata pelajaran Bahasa Inggris lainnya yang ada di Kabupaten Sintang melalui MGMP, dapat menjadi bahan masukan bagi penyempurnaan dan peningkatan kurikulum dan memperluas wawasan tentang model-model media pembelajaran dalam mengajar mata pelajaran Bahasa Inggris.

1.7 Definisi Operasional

Definisi operasional ialah suatu definisi yang didasarkan pada karakteristik yang dapat diobservasi dari apa yang sedang didefinisikan seperti pendapat Tuckman dalam Hasmidi (2008:18) “mengubah konsep-konsep yang berupa konstruk dengan kata-kata yang menggambarkan prilaku atau gejala yang dapat diamati dan yang dapat diuji dan ditentukan kebenarannya oleh orang lain”. Definisi operasional dimaksudkan untuk mengukur variabel yang mendukung masalah penelitian. Jika penelitian itu terdiri dari serangkaian aktivitas operasional, maka penting sekali memberdayakan variabelnya lebih operasional pula.


(17)

15 Ada dua variabel yang menjadi fokus dalam kajian ini, yaitu media pembelajaran CD Interaktif CBI dan Hasil belajar. Berikut akan dikemukakan definisi operasional masing-masing variabel tersebut:

1.7.1 Media pembelajaran CD interaktif CBI dalam penelitian ini adalah media

pembelajaran dengan menggunakan komputer yang disajikan dalam media Compact Disk (CD) interaktif CBI yang meliputi materi pembelajaran: Reading, Writing, Listening and speaking yang terintegrasi namun lebih dominan fokus pada materi mendengarkan (listening) dan materi menulis (writing) dan diakhiri dengan evaluasi. Interaktif dalam penelitian ini bermakna program dapat memberikan umpan balik terhadap respon atau pekerjaan peserta didik.

1.7.2 Hasil belajar Bahasa Inggris merupakan penguasaan pencapaian tujuan

pembelajaran tertentu. Dalam hal ini pembelajaran Bahasa Inggris pada kompetensi dasar 1.6: “Memahami memo dan menu sederhana, jadwal perjalanan kendaraan umum, dan rambu-rambu lalu lintas” yang dilaksanakan dalam bentuk kegiatan pembelajaran listening dan writing yang diukur melalui tes tertulis dan lisan. Tes yang digunakan adalah tes tertulis dan tes lisan dengan bentuk objektif dan subyektif, yang berfungsi untuk mengukur kemampuan mendengarkan (listening) dan menulis (writing) peserta didik dalam mengikuti pembelajaran sebelum dan sesudah menggunakan media CD interaktif CBI. Tes objektif yang akan digunakan untuk mengukur kemampuan mendengarkan dan menulis ini adalah berbentuk pilihan ganda. Sedangkan tes subyektif yang akan


(18)

16 digunakan adalah tes berbentuk melengkapi dan menjodohkan. Tes melengkapi terdiri dari butir-butir tes yang masing-masing berbentuk wacana seperti kalimat pendek, yang harus dilengkapi oleh peserta tes pada bagian-bagian yang dikosongkan dari teks aslinya, baik diawal, ditengah, atau pada akhir kalimat.


(19)

84

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian

Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengembangkan media CD

(Compact Disk) interaktif CBI sebagai media alternatif dalam pembelajaran Bahasa Inggris yang dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik Sekolah Menengah Kejuruan. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian dan pengembangan (Research and Development) yang merujuk pada teori Borg and Gall (1979: 626) dalam bukunya “Applying Education Research: A Practical Guide for Teachers”. Di dalam bukunya Borg and Gall memberikan definisi pendekatan penelitian dan pengembangan dalam bidang pendidikan sebagai “a process used to develop and validate educational products”.

Dengan langkah-langkah penelitian berupa siklus yang kemudian berdasarkan pada temuan penelitian dikembangkanlah suatu produk. Temuan-temuan yang didapat dalam penelitian prasurvey dijadikan dasar dalam pengembangan produk yang kemudian diujikan dalam suatu situasi dan dilakukan revisi terhadap hasil ujicoba tersebut. Ujicoba dimaksudkan untuk memperoleh suatu model media (produk) yang dapat digunakan untuk memperbaiki hasil.

Selanjutnya Borg and Gall (1979: 626) mengemukakan langkah-langkah umum dalam melaksanakan penelitian dan pengembangan sebagai berikut:

1. Penelitian dan pengumpulan informasi (research and information collection) termasuk di dalamnya review literature, observasi kelas, pengumpulan informasi mengenai data lapangan berdasarkan studi awal dan studi literatur


(20)

85 yang menunjang terhadap peningkatan hasil belajar peserta didik pada pembelajaran Bahasa Inggris.

2. Perencanaan (planning), termasuk di dalamnya mendefinisikan keterampilan

menetapkan tujuan, menentukan urutan pembelajaran, dan uji kemungkinan dalam skala kecil); yakni ujicoba terbatas pengembangan media pembelajaran CD interaktif CBI pada mata pelajaran Bahasa Inggris SMK.

3. Mengembangkan bentuk produk pendahuluan (develop preliminary form of

product) termasuk di dalamnya persiapan materi belajar, buku-buku yang digunakan, media dan evaluasi. Mengembangkan bentuk awal model yang dimaksud adalah menyusun model pengembangan media pembelajaran CD interaktif CBI pada mata pelajaran Bahasa Inggris SMK.

4. Uji coba pendahuluan (preliminary field testing) melibatkan sekolah dalam jumlah terbatas. Dalam hal ini dilakukan analisis data berdasarkan angket, dan observasi. Ujicoba terbatas yang dilakukan melibatkan satu sekolah dan kelas tertentu dalam rangka pengembangan media pembelajaran CD interaktif CBI untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran Bahasa Inggris.

5. Revisi terhadap produk utama (main product revision), didasarkan atas hasil ujicoba pendahuluan tentang pengembangan media pembelajaran CD interaktif CBI pada mata pelajaran Bahasa Inggris dimana hasilnya untuk bahan ujicoba luas.

6. Uji coba luas (main field testing), melibatkan sekolah dalam jumlah yang lebih


(21)

86 dievaluasi sesuai dengan tujuan. Uji coba luas akan dilakukan terhadap tiga (3) Sekolah Menengah Kejuruan, dengan kategori rendah, sedang, dan tinggi.

7. Perbaikan hasil uji coba luas (operational product revision), perbaikan model

pembelajaran ini dilakukan berdasarkan hasil uji coba utama/terbatas yang dilakukan peneliti berkolaborasi dengan guru mata pelajaran Bahasa Inggris untuk menghasilkan bentuk/model pembelajaran yang ideal.

8. Uji coba operasional (operational field testing) yang melibatkan sekolah dalam jumlah yang lebih banyak lagi. Pada langkah ini dikumpulkan data angket dan observasi, untuk kemudian dianalisis;

9. Revisi/perbaikan produk akhir (final product revision) berdasarkan hasil uji coba luas;

10. Disseminasi dan distribusi (dissemination and distribution); yaitu penyebaran dan distribusi, pada langkah ini dilakukan monitoring sebagai kontrol terhadap kualitas produk.

Dari sepuluh langkah tersebut di atas, dapat disederhanakan menjadi tiga tahapan dasar, yakni “secara garis besar langkah penelitian dan pengembangan yang dikembangkan oleh Sukmadinata dan kawan-kawan terdiri atas tiga tahap, yaitu: 1) studi pendahuluan; 2) pengembangan model; dan 3) uji model” (Sukmadinata, 2008: 184). Ketiga tahapan tersebut tidak penulis lakukan secara keseluruhan, sesuai dengan pendapat Sukmadinata (2008: 187) bahwa “untuk peneliti dari program S2 atau penyusunan tesis, kegiatan penelitian dan pengembangan dapat dihentikan sampai dihasilkan draft final, tanpa pengujian


(22)

87 hasil/uji validasi”. Tahapan penelitian dan pengembangan yang akan Penulis lakukan dapat digambarkan dan diuraikan sebagai berikut :

Bagan 3.1

Langkah-langkah penelitian

I II III

Langkah-langkah di atas dapat diuraikan menjadi beberapa kegiatan yakni sebagai berikut:

3.1.1 Studi Pendahuluan

Studi pendahuluan merupakan studi awal yang dilakukan untuk mengidentifikasi proses pembelajaran Bahasa Inggris yang digunakan saat ini di

Sekolah Menengah Kejuruan, sebagai bahan pertimbangan dalam

mengembangkan media CD interaktif CBI pada Sekolah Menengah Kejuruan di Kabupaten Sintang. Langkah ini merupakan bagian yang penting dalam penelitian dan pengembangan, karena pada langkah ini terdapat kajian literatur, survei dan

1. Kajian literatur 2. Pra survey

1.Perencanaan model 2.Perencanaan uji

lapangan

3.Penyusunan draft awal (Audio dan Teks)

1. Uji coba terbatas 2. Uji coba lebih

luas Ujicoba Draft Model Perencanaan dan Penyusunan Model Studi Pendahuluan Hasil kajian literatur dan Pra survey Draft awal

Multimedia Bahasa Inggris Interaktif

Hasil Uji coba CD Interaktif CBI Bahasa Inggris


(23)

88 observasi. Kajian literatur bertujuan untuk menentukan dasar-dasar pengetahuan yang mendukung penelitian yang akan dilaksanakan. Sedangkan survei dan observasi bertujuan untuk mengetahui data empiris di lapangan tentang bagaimana keterlaksanaan proses pembelajaran Bahasa Inggris dengan menggunakan media pembelajaran CD interaktif CBI.

Pada studi pendahuluan dilakukan penelitian yang bersifat deskriptif. Pada langkah ini ditekankan untuk memperoleh gambaran tentang pelaksanaan pembelajaran Bahasa Inggris menggunakan media CD interaktif CBI berdasarkan pandangan dari siswa dan pandangan dari guru serta beberapa hal yang berkaitan erat. Selanjutnya hasil studi awal ini akan digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pembuatan rencana pembuatan media CD interaktif CBI pada mata pelajaran Bahasa Inggris.

Kegiatan yang dilakukan dalam kegiatan studi pendahuluan ini meliputi:

3.1.1.1 Studi dokumentasi untuk mengkaji: 1) teori-teori yang berkaitan dengan

media CD interaktif CBI dan pembelajaran menggunakan media CD interaktif tersebut; 2) Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar (SK-KD) mata pelajaran Bahasa Inggris di sekolah menengah kejuruan; dan 3) hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan pengembangan model media CD interaktif CBI dan Bahasa Inggris.

3.1.1.2 Melakukan studi lapangan pada sekolah menengah kejuruan negeri dan

swasta yang berada di Kabupaten Sintang untuk melihat bagaimana pelaksanaan pembelajaran selama ini, pemanfaatan media pembelajaran, dan evaluasi yang dilakukan pada mata pelajaran Bahasa Inggris serta


(24)

89 untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan pembelajaran Bahasa Inggris di SMK.

Hasil studi pendahuluan ini digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam mengembangkan model media CD interaktif CBI untuk pembelajaran mata pelajaran Bahasa Inggris di sekolah menengah kejuruan.

3.1.2 Perencanaan dan Pengembangan Media CD Interaktif

Kegiatan yang dilakukan pada tahap kedua ini, meliputi: 3.1.2.1 Perencanaan;

Melakukan analisa konsep pengembangan media CD interaktif CBI dalam pembelajaran Bahasa Inggris untuk meningkatkan hasil belajar siswa meliputi: penyusunan silabus, Garis Besar Program Pembelajaran Media (GBPPM), Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), penyusunan materi pokok, indikator pencapaian tujuan dan skor penilaian, flowchart, dan storyboard media CD interaktif CBI yang dikembangkan (terlampir). 3.1.2.2 Pengembangan draft awal model media, meliputi: media CD interaktif

CBI, sebagaimana terlampir.

Setelah selesai tahap perencanaan dan pengembangan, langkah selanjutnya adalah melakukan evaluasi atau penilaian (desk evaluation) oleh dosen ahli media dan juga dilakukan dalam proses di lapangan oleh para guru mata pelajaran Bahasa Inggris terhadap kegiatan perencanaan dan pengembangan media CD interaktif CBI yang telah dikembangkan. Penilaian terhadap kegiatan perencanaan dan pengembangan dilakukan sebagai berikut:


(25)

90 a. Penyusunan silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, dan penyusunan materi pokok pembelajaran dilakukan oleh expert (ahli isi mata pelajaran) dan para guru Bahasa Inggris SMK level novice ( kelas X ), khususnya yang menjadi subyek penelitian.

b. Penilaian terhadap alat test kemampuan hasil belajar dilakukan uji validitas isi oleh expert serta para guru Bahasa Inggris; dan

c. Penilaian terhadap flowchart, storyboard, dan pengembangan media CD interaktif (produk) dilakukan oleh dosen ahli media yaitu Dr. Rusman, M.Pd.

Secara rinci hasil penilaian tahap perencanaan dan pengembangan media CD interaktif CBI diuraikan sebagai berikut:

Kegiatan penilaian terhadap silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, dan materi pokok dilakukan melalui analisa expert judgement dan Guru. Berdasarkan hasil analisa terhadap silabus, RPP, dan materi pokok yang telah dikembangkan oleh peneliti menunjukkan memenuhi kriteria kesesuaian dengan rencana, tujuan kurikulum dan materi yang telah ditentukan. Hasil penilaian dari 4 guru mata pelajaran Bahasa Inggris (sebagaimana terlampir) semua memberikan penilaian bahwa produk yang dikembangkan sesuai dengan rencana, tujuan kurikulum, dan materi yang dikembangkannya.

Kegiatan validasi alat tes kemampuan hasil belajar siswa dilakukan uji validitas konstruksi dengan melihat kesesuaian antara butir soal tersebut mengukur setiap aspek yang terdapat dalam tujuan pembelajaran. Berdasarkan hasil uji validitas menunjukkan adanya kesesuaian antara tujuan pembelajaran


(26)

91 dan soal yang pertanyakan, sehingga untuk mengukur kemampuan hasil belajar dapat diketahui melalui skor yang diperolehnya.

Kegiatan penilaian terhadap flowchart dan storyboard serta produk media CD interaktif CBI dilakukan melalui expert judgement yang dilakukan oleh dosen ahli media (Dr. Rusman, M.Pd). Berdasarkan penilaian expert judgement bahwa flowchart dan storyboard yang telah dikembangkan sudah memenuhi ketentuan.

Hasil penilaian terhadap perencanaan dan pengembangan terlihat pada tabel berikut:

Tabel 3.1.

Hasil Penilaian Perencanaan Model

ASPEK INDIKATOR Baik Cukup Kurang

Outline Content

• Analisa konsep sesuai dengan struktur keilmuan

• Konsep sesuai dengan karakteristik peserta didik Flowchart

View

• Struktur sesuai dengan tujuan dan isi

• Branching komplit dan jelas

• Masing-masing elemen

mempunyai label yang jelas dan mudah dimengerti

• Semua symbol yang dipakai benar

• Mudah untuk diikuti dan dimengerti

Storyboard • Memiliki seluruh layer yang dibutuhkan

• Semua link mempunyai tujuan yang jelas

• Memiliki konten yang lengkap, menarik, dan mudah dimengerti

• Memiliki desain yang konsisten dan jelas

• Elemen media yang dibutuhkan tersedia dan tergambar

• Terdapat informasi jenis huruf, latar belakang, dan informasi tambahan lain


(27)

92

Tabel 3.2

Hasil Penilaian Pengembangan Model

ASPEK INDIKATOR Baik Cukup Kurang

Content

• Mendeskripsikan tujuan pada level performasi tertinggi

• Memiliki struktur keilmuan yang sesuai dengan kebutuhan

• Memiliki urutan yang sesuai dengan kebutuhan

• Memiliki tata tulis (teknik penulisan) yang sesuai dengan ketentuan

Teknik

• Memiliki system navigation link yang bekerja dengan baik

• Memiliki menu link yang bekerja dengan baik

• Memiliki elemen media yang beroperasi dengan tepat tersedia tools yang dibutuhkan

Design

• Mengikuti flowchat dan storyboard dengan benar

• Memiliki layout yang jelas dan konsisten

• Memiliki semua elemen media yang bermanfaat

• Semua teks mudah dibaca dan kontras dengan background

• Memiliki botton navigasi yang jelas dan teridentifikasi

• Memiliki feed back yang konsisten dan memuaskan

Penyajian

• Suara mempunyai artikulasi yang jelas dan volume yang memadai

• Memiliki tampilan yang professional

• Memiliki tampilan yang menarik minat audien

• Memiliki tampilan yang terorganisasi dengan baik

• Memiliki tampilan yang tidak membosankan

• Memiliki tampilan yang mudah dipahami


(28)

93

Tabel 3.3

Expert Judgement Program Pembelajaran Media CD Interaktif CBI Mata Pelajaran Bahasa Inggris

NO. Aspek yang dinilai Nilai Ket.

Baik Cukup Kurang

1. Sistematika

2. Relevansi produk dengan

rencana

3. Relevansi produk dengan tujuan

4. Relevansi produk dengan materi

5. Visualisasi

6. Animasi

7. Image

8. Originalitas

9. Daya tarik

10. Praktis

3.1.3 Ujicoba

Uji coba dalam pengembangan media CD interaktif CBI untuk pembelajaran mata pelajaran Bahasa Inggris dilakukan dalam dua tahap yaitu uji coba terbatas dan uji coba lebih luas. Uji coba terbatas dilakukan pada satu sekolah menengah kejuruan dengan sampel kelas X (level novice) sebanyak satu kelas. Uji coba terbatas dilakukan dalam beberapa siklus. Hasil evaluasi proses dan hasil pembelajaran digunakan sebagai bahan refleksi untuk memperbaiki model sehingga diperoleh model yang terbaik.

Uji coba lebih luas dilakukan pada tiga sekolah menengah kejuruan di Kabupaten Sintang yang digunakan berdasarkan pada kategori yang berbeda, yakni tinggi, sedang dan rendah. Setiap sekolah menengah kejuruan diambil


(29)

94 sampel sebanyak satu kelas ( 30 orang) sebagai kelas ujicoba. Evaluasi dilakukan terhadap proses dan hasil pembelajaran.

3.2 Lokasi dan Subjek Penelitian

Subjek penelitian berada di Provinsi Kalimantan Barat, Kabupaten Sintang, yaitu di empat Sekolah Menengah Kejuruan Negeri dan Swasta dengan pertimbangan bahwa keempat SMK tersebut dapat menggambarkan kondisi SMK secara umum di provinsi tersebut.

Penelitian ini dilaksanakan pada Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Kelam Permai, sebagai lokasi pengembangan model dan uji coba terbatas. Sedangkan pada uji coba luas, peneliti menggunakan tiga (3) Sekolah Menengah Kejuruan yang berbeda dengan kategori rendah, sedang, dan tinggi pada SMK negeri dan swasta di wilayah kabupaten Sintang, berdasarkan pendapat umum (public opinion) serta ketersediaan sarana dan prasarana untuk pembelajaran dengan menggunakan media CD interaktif CBI, seperti pada tabel berikut:

Tabel 3.4

Daftar Sekolah Yang Diteliti Pada Uji Lapangan Lebih Luas

Subyek utama dalam penelitian pengembangan media pembelajaran CD interaktif CBI adalah peserta didik level Novice Sekolah Menengah Kejuruan

NO. NAMA SEKOLAH WILAYAH KUALIFIKASI KETERANGAN

1, SMKN 1 Sintang Sintang Tinggi -

2. SMK Budi Luhur Sintang Sedang -


(30)

95 semester genap tahun pelajaran 2009/2010 di wilayah Kabupaten Sintang. Disamping itu, dalam rangka mendukung informasi mengenai pelaksanaan pembelajaran tersebut akan diperoleh data melalui peserta didik dan para guru.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dipergunakan di dalam penelitian ini dengan cara sebagai berikut:

3.3.1 Dokumentasi, digunakan untuk memperoleh informasi berkaitan dengan

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata pelajaran Bahasa Inggris SMK level novice Kurikulum 2006.

3.3.2 Angket, digunakan untuk memperoleh data atau informasi yang

berhubungan dengan kondisi media CD interaktif CBI Bahasa Inggris selama ini, penggunaan media CD interaktif CBI, serta pandangan siswa dan guru terhadap produk media CD Interaktif CBI yang dikembangkan serta faktor pendukung dan penghambat.

3.3.3 Penilaian, digunakan untuk memperoleh data tentang hasil evaluasi

analisis landasan dan konsep, flowchart view, storyboard dan pengembangan media CD interaktif CBI, sekaligus untuk mengetahui keterpakaian produk dalam pembelajaran.

3.3.4 Wawancara, digunakan untuk memperoleh data atau informasi yang

berhubungan dengan pandangan guru dan siswa berkaitan dengan penggunaan media dalam pembelajaran Bahasa Inggris selama ini, penggunaan produk media CD interaktif CBI yang dikembangkan serta


(31)

96 pendukung dan penghambat penggunaan media CD interaktif CBI untuk melengkapi hasil kuesioner.

3.3.5 Observasi, digunakan untuk memperoleh data tentang pelaksanaan

penggunaan media CD interaktif CBI dalam pembelajaran Bahasa Inggris. 3.3.6 Tes hasil belajar

“Tes adalah alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan” (Arikunto, 2009:53). Teknik tes dilakukan untuk memperoleh data tentang hasil belajar siswa sebelum dan sesudah melakukan proses pembelajaran. Dalam penelitian ini digunakan tes, karena diharapkan melalui penggunaan media CD interaktif CBI untuk pembelajaran mata pelajaran Bahasa Inggris, hasil belajar peserta didik cenderung lebih meningkat. Validasi terhadap tes hasil belajar dilakukan dengan validasi kontruksi oleh tiga guru senior. “Sebuah tes dikatakan memiliki validitas kontruksi apabila butir soal yang membangun tes tersebut mengukur setiap aspek seperti pada tujuan pembelajaran” (Arikunto, 2009:67).

3.4 Analisis Data

Data yang dikumpulkan akan dianalisis dengan menggunakan analisis data kuantitatif dan analisis data kualitatif. Data yang bersumber dari angket, studi dokumentasi, dan observasi akan diuraikan secara deskriptif naratif. Teknik analisis ini digunakan untuk mengolah data yang diperoleh melalui angket dalam bentuk deskriptif persentase. Rumus yang digunakan untuk menghitung persentase dari masing-masing subyek adalah :


(32)

97 ∑ (Jawaban x bobot tiap pilihan)

Persentase = x 100%

n x bobot tertinggi Keterangan:

∑ jumlah

= jumlah seluruh item angket

Untuk dapat memberikan makna dan pengambilan keputusan digunakan ketetapan sebagai berikut.

Tabel 3.5

Konversi Tingkat Pencapaian dengan Skala 4

Tingkat Pencapaian Kualifikasi Keterangan

90% - 100% Sangat baik Tidak perlu direvisi

75% - 89% Baik Tidak perlu direvisi

65% - 74% Cukup Direvisi

55% - 64% Kurang Direvisi

0 - 54% Sangat Kurang Direvisi

Sedangkan data kuantitatif, berupa tes awal sebelum diberikan perlakuan dan tes akhir sesudah diberikan pembelajaran dengan pengembangan media pembelajaran CD interaktif CBI yang bersumber dari hasil tes akan dilakukan analisa kuantitatif yang diolah dengan menggunakan program SPSS 16.

Pengumpulan dan penganalisisan data dilakukan selama proses penelitian berlangsung (tahap perencanaan, penyusunan dan pelaksanaan) prosedur yang dilakukan dalam analisis data ini meliputi analisis data, refleksi dan tindakan.

3.5 Tahapan Pelaksanaan Penelitian

Penelitian dilakukan melalui tahapan-tahapan berikut: (1) orientasi dan administrasi, yakni melakukan observasi awal tentang kondisi penerapan suatu produk tertentu. Kegiatan yang dilakukan adalah menyusun proposal penelitian, memilih lokasi, dan mengurus perijinan, (2) tahap penilaian dan uji coba


(33)

98 instrumen, menyusun instrumen prasurvey, (3) tahap pelaksanaan studi pendahuluan, (4) pengembangan media pembelajaran CD interaktif CBI dan pelaksanaan uji coba, dan (5) pelaksanaan uji validasi media pembelajaran CD interaktif CBI.

3.6 Hasil Prasurvey

Studi pendahuluan dimaksudkan untuk mendapatkan informasi yang diperlukan dalam penyusunan model desain media CD Interaktif CBI yang akan

dikembangkan. Prasuvey dilaksanakan pada awal Januari 2010 dengan

memberikan kuesioner ke 4 SMK negeri dan swasta yang terdapat di Kabupaten Sintang sebanyak 200 kusesioner. Dari 200 kuesioner yang disebarkan terdapat 160 kuesioner yang kembali. Kuesioner yang kembali itu berasal dari peserta didik level novice (kelas X) SMK Kabupaten Sintang tahun pelajaran 2009/2010 yang diklasifikasikan menjadi tiga kategori yakni: 1. Kategori kelas tinggi: 40 peserta didik di SMKN 1 Sintang; 2. Kategori kelas sedang: 40 peserta didik di SMK Budi Luhur Sintang dan 3. Kategori kelas rendah: 40 peserta didik di SMK Muhammadiyah Sintang dan 40 peserta didik di SMKN 1 Kelam Permai Sintang. Di samping itu, dilakukan pula pembagian kuesioner terhadap 8 guru mata pelajaran Bahasa Inggris. Adapun gambaran hasil kuesioner dari peserta didik dan guru dapat dilihat pada pemaparan data berikut.

3.6.1 Hasil Angket Peserta Didik

Kuesioner yang disebarkan kepada peserta didik berisi dua puluh pertanyaan yang bertujuan menjaring informasi seputar minat, motivasi, kegiatan


(34)

99 belajar, hasil belajar, dan penggunaan media pembelajaran oleh guru. Salah satu pertanyaan mendasar yang ditanyakan di dalam angket adalah tentang minat dan kesukaan ataupun ketidaksukaan peserta didik terhadap mata pelajaran Bahasa Inggris.

Sehubungan dengan minat mereka terhadap mata pelajaran Bahasa Inggris diperoleh jawaban yang dapat dilihat dalam grafik berikut ini:

Grafik 3.1.

Minat Peserta Didik pada Mata Pelajaran Bahasa Inggris

Terdapat jawaban responden 1.25% (tidak menyenangkan), 3.13%

(kurang menyenangkan), 36.88% (menyenangkan), 33.13% (cukup

menyenangkan), dan 25.63% (sangat menyenangkan). Artinya, lebih dari separuh responden menyukai Bahasa Inggris.

Angka ini cukup signifikan untuk mencapai keberhasilan pembelajaran, karena dalam suatu proses pembelajaran motivasi yang memuat minat peserta didik memegang peranan penting dalam pencapaian prestasi/hasil belajar.

-10.00 20.00 30.00 40.00

Series1 1.25 3.13 36.88 33.13 25.63


(35)

100 Berbagai alasan dikemukakan oleh peserta didik mengapa mereka berminat dengan mata pelajaran Bahasa Inggris, seperti terlihat pada grafik berikut:

Grafik 3.2.

Alasan Menyukai Pelajaran Bahasa Inggris

Selain sebuah persentase yang mencengangkan yang ditunjukkan pada grafik sebelumnya, grafik pada Gambar 3.2 juga memperlihatkan bahwa mayoritas peserta didik menyukai Bahasa Inggris karena Bahasa Inggris banyak manfaatnya sebesar 73.13%, sedangkan alasan-alasan lainnya dalam menyukai mata pelajaran Bahasa Inggris tergambar sebagai berikut: pelajaran tersebut menarik 7.50%, menyenangkan 4.38%, gurunya baik 11.25%, merasa tertantang 1.25%, dan alasan lainnya 2.50%.

Dari paparan mengenai alasan mengapa peserta didik menyukai Bahasa Inggris yang ditunjukkan dengan persentase sebesar 73.13%, yaitu menyukai Bahasa Inggris karena banyak manfaatnya. Dengan demikian potensi dalam pencapaian hasil belajar mengajar mata pelajaran Bahasa Inggris sangatlah tinggi. Hal ini didasarkan pada kesadaran yang ada dalam diri siswa sebagai bagian dari motivasi intrinsiknya merupakan daya dorong yang akan memungkinkan mereka

-20.00 40.00 60.00 80.00

Series1 7.50 4.38 11.25 1.25 73.13 2.50


(36)

101 untuk merasa senang terhadap pelajaran yang berdampak pada hasil belajar yang tersimpan lama di memori mereka. Dalam hal ini membuat peserta didik senang belajar jauh lebih penting daripada harus menuntut mereka mau belajar supaya menjadi juara atau mencapai hasil atau prestasi tertentu. Peserta didik yang berprestasi tetapi diperoleh dengan terpaksa tentunya tidak akan bertahan lama. Namun peserta didik yang dapat merasakan bahwa belajar adalah sesuatu yang menyenangkan mempunyai rasa ingin tahu yang lebih besar dan sangat mempengaruhi kesuksesan belajarnya di masa yang akan datang.

Sebagai penyeimbang pertanyaan sebelumnya, alasan mereka yang tidak menyukai mata pelajaran Bahasa Inggris juga ditanyakan. Berdasarkan respon yang peserta didik berikan terhadap alasan tidak menyukai pelajaran Bahasa Inggris ternyata, mata pembelajaran Bahasa Inggris merupakan mata pelajaran yang sulit bagi mereka. Secara lebih rinci dapat dilihat pada grafik berikut:

Grafik 3.3.

Alasan Tidak Menyukai Pelajaran Bahasa Inggris

Grafik diatas pada gambar 3.3. menunjukan presentase alasan peserta didik tidak menyukai pelajaran Bahasa Inggris. Untuk lebih detail jawaban responden

-10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00

Series1 58.75 27.50 1.88 1.88 10.00 -


(37)

102 tersebut adalah: karena pelajarannya susah 58.75%, alasan mata pelajaran hafalan (27.50), alasan pelajarannya membosankan 1.88%, gurunya galak 1.88%, sedangkan yang beranggapan bahwa Bahasa Inggris tidak ada manfaatnya 10.00%.

Selain minat, rasa ketertarikan peserta didik karena sadar akan pentingnya mata pelajaran Bahasa Inggris untuk dipelajari, cara peserta didik mempelajari atau strategi belajar peserta didik juga akan sangat menentukan dalam mencapai keberhasilan dalam mengikuti proses belajar mengajar. Berikut adalah paparan tentang respon peserta didik terhadap pertanyaan yang berkaitan dengan strategi peserta didik dalam mempelajari Bahasa Inggris. Tanggapan terhadap pertanyaan tentang Strategi Peserta Didik Belajar Bahasa Inggris sangatlah bervariasi. Untuk lebih jelas nampak pada grafik di bawah ini:

Grafik 3.4.

Strategi Peserta Didik Belajar Bahasa Inggris

Grafik di atas menunjukkan sebagian besar bahwa Strategi responden dalam mempelajari Bahasa Inggris yang dominan adalah dipahami (31.88) dan diterjemahkan (27.50) Sisanya, diulang-ulang (15.63), dipraktekkan (11.88), dan

-5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00 35.00

Series1 27.50 31.88 11.88 15.63 13.13


(38)

103 dibuat catatan (13.13). Hal ini menggambarkan pada kita bahwa tingkat pemahaman responden dalam konteks sebagai strategi mempelajari materi Bahasa Inggris sangatlah menentukan.

Grafik 3.5.

Metode Guru Mengajar BahasaInggris

Metode pembelajaran yang digunakan guru dalam mengajarkan Bahasa Inggris, menurut tanggapan peserta didik dapat digambarkan seperti ditunjukkan pada grafik Gambar 3.5. Tanggapan peserta didik terhadap metode pembelajaran yang digunakan guru berdasarkan pada yang pernah dialaminya. Tanggapan peserta didik dapat dikategorikan atas lima variasi pilihan yaitu : ceramah, diskusi, peserta didik aktif, berpusat pada guru, dan banyak metode atau bervariasi. Grafik pada Gambar 3.5, memperlihatkan bahwa mayoritas peserta didik berhadapan dengan guru yang menggunakan metode yang bervariasi. Hal tersebut ditunjukkan dengan persentase sebesar 35.00% menyatakan bahwa guru menggunakan metode bervariasi, namun variasi tersebut lebih dominan pada penggunaan materi ceramah, yang tidak didukung dengan penggunaan media.

-10.00 20.00 30.00 40.00

Series1 18.75 20.63 8.13 17.50 35.00


(39)

104 Penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran Bahasa Inggris dapat dilihat pada grafik 3.6. yaitu grafik daya serap peserta didik pada mata pelajaran Bahasa Inggris adalah sebagai berikut:

Grafik 3.6.

Daya Serap Peserta Didik pada Mata Pelajaran Bahasa Inggris

Kemampuan peserta didik dalam mengikuti materi pembelajaran Bahasa Inggris diperoleh jawaban pada kisaran baik dan sedang. Lengkapnya, sangat baik (10.00), baik (50.00), sedang (29.38), kurang (10.63), kurang sekali (-).

Grafik 3.7.

Alasan Peserta Didik Memahami Materi Bahasa Inggris

-10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00

Series1 10.00 50.00 29.38 10.63 -

1 2 3 4 5

-10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00

Series1 3.13 7.50 61.88 19.38 8.13 -


(40)

105 Sedangkan alasan mereka memahami materi pelajaran Bahasa Inggris adalah karena gurunya pintar (3.13), menggunakan media pembelajaran (7.50), guru menerangkan dengan baik (61.88), meskipun tidak menggunakan media (19.38), dan materinya mudah, guru menerangkan dengan baik dengan menggunakan media (8,13). Artinya, dominasi guru masih nampak di sini. Sehingga peserta didik hanya bersifat pasif, kurang dilibatkan guru dalam proses pembelajaran, padahal dalam prinsip pembelajaran bahasa, maka peserta didiklah yang mesti aktif berinteraksi baik dengan guru maupun antar siswa. Karena pembelajaran bahasa bertujuan untuk pemrolehan bahasa tujuan tersebut.

Grafik 3.8.

Upaya Peserta Didik Belajar Bahasa Inggris

Upaya mereka untuk dapat mengikuti materi pelajaran yang diberikan guru diperoleh jawaban berikut: mengulang (27.50), menghapal (20.63), bertanya pada teman (6.25), membaca buku (42.50), dan mencari sumber lain (3.13). Dalam hal ini, membaca buku serta mengulang pelajaran menjadi pilihan yang paling banyak ditempuh responden. Dengan demikian terlihat bahwa guru berupaya untuk memberikan pemahaman secara mandiri, karena hampir separuh responden mengatakan bahwa mereka mengikuti pembelajaran dengan cara membaca buku.

-10.00 20.00 30.00 40.00 50.00

Series1 27.50 20.63 6.25 42.50 3.13


(41)

106 Potensi peserta didik yang telah dapat belajar mandiri dengan membaca buku ini sangat sesuai dengan pola pembelajaran dengan media CD Interaktif CBI, karena dengan media tersebut siswa telah disediakan materi, latihan serta evaluasi yang dipandu jelas oleh program dengan umpan balik terhadap hasil belajar yang mereka peroleh pada setiap kali pertemuan.

Grafik 3.9

Penggunaan Media oleh Guru Bahasa Inggris

Dalam kuesioner juga ditanyakan tentang masalah utama yang berhubungan dengan tujuan penelitian ini dilakukan. Yaitu pertanyaannya terkait dengan penggunaan media, ketersediaan, dan pemanfaatannya. Apakah guru mereka dalam pembelajaran Bahasa Inggris selalu menggunakan media pembelajaran atau alat peraga diperoleh jawaban yang agak mengejutkan untuk masa sekarang, yakni selalu (5.00), sering (8.13), jarang (36.88), jarang sekali (4.38), dan tidak pernah (45.63). Responden (peserta didik) mengakui bahwa hampir separuh guru tidak pernah menggunakan media dalam pembelajarannya.

Grafik 3.10

-10.00 20.00 30.00 40.00 50.00

Series1 5.00 8.13 36.88 4.38 45.63


(42)

107

Jenis Media yang Digunakan Guru Bahasa Inggris

Jenis media yang digunakan guru adalah alat peraga (6.88), benda nyata (16.88), gambar (40.00), komputer (22.50), dan modul (13.75).

Grafik 3.11.

Ketersediaan Komputer di Sekolah

Adanya ketersediaan komputer di sekolah, diperoleh jawaban 1-5 (1.88), 6-10 (6.25), 11-15 (15.63), 16-20 (16.25), dan > 20 (60.00). Dari sini tampak bahwa sarana di beberapa sekolah sudah mencukupi untuk digunakan dalam pembelajaran. Sehingga penerapan pembelajaran dengan menggunakan media CD interaktif CBI dapat dilaksanakan.

-10.00 20.00 30.00 40.00 50.00

Series1 6.88 16.88 40.00 22.50 13.75

1 2 3 4 5

-20.00 40.00 60.00 80.00

Series1 1.88 6.25 15.63 16.25 60.00


(43)

108

Grafik 3.12.

Frekwensi Penggunaan Komputer

Apakah pembelajaran Bahasa Inggris menggunakan media komputer, diperoleh jawaban selalu (1.25), sering (0.63), jarang (21.25), jarang sekali (6.88), dan tidak pernah (70.00). Dari jawaban responden, penggunaan media, utamanya komputer memang merupakan hal yang perlu untuk diperhatikan. Dimana komputer pada sekolah sudah tersedia dan memadai namun hampir tidak pernah digunakan dalam pembelajaran Bahasa Inggris.

Grafik 3.13

Upaya Peserta Didik Memahami Materi Bahasa Inggris

Kemudian ditanyakan pula upaya mereka memahami materi pelajaran yang diberikan guru, diperoleh jawaban: mengulang di rumah (62.50), menghapal

-20.00 40.00 60.00 80.00

Series1 1.25 0.63 21.25 6.88 70.00

1 2 3 4 5

-20.00 40.00 60.00 80.00

Series1 62.50 10.00 2.50 22.50 2.50


(44)

109 (10.00), bertanya pada teman (2.50), membaca buku (22.50), dan mencari sumber lain (2.50).

Grafik 3.14

Upaya Guru Memberi Pemahaman Bahasa Inggris

Terkait dengan tindak lanjut yang dilakukan guru jika peserta didik tidak memahami pelajaran, diperoleh jawaban: memberi tugas tambahan (31.88), mengulang pelajaran (5.00), mengerjakan latihan (58.75), guru tidak memperdulikan (3.13), dan mencari sumber lain (1.25).

Salah satu hal yang dianggap penting dalam setiap aktivitas belajar-mengajar adalah perlakuan terhadap peserta didik yang belum menguasai bahan yang diajarkan. Hal ini karena persoalan ini kurang diperhatikan oleh guru, mengingat keterbatasan waktu dan volume pekerjaan guru yang relatif bertambah.

Grafik 3.15

-20.00 40.00 60.00 80.00

Series1 31.88 5.00 58.75 3.13 1.25


(45)

110

Tindak Lanjut Guru Bahasa Inggris dalam Pembelajaran

Kemudian melalui angket juga ditanyakan apa yang dilakukan guru, bila mereka telah memahami materi pelajaran. Diperoleh jawaban: memberi tugas tambahan (33.75), mengulang pelajaran (1.88), mengadakan latihan (58.75), guru tidak memperdulikan (1.88), dan mencari sumber lain (3.75).

Grafik 3.16

Metode Guru Bahasa Inggris dalam Pembelajaran

Mengenai pertanyaan bagaimanakah guru mereka memberikan materi pelajaran. Diperoleh jawaban tidak menentu (5.63), sesuai dengan buku teks (63.13), sesuai dengan kemampuan peserta didik (17.50), sesuai kehendak guru (9.38), dan menarik dan menyenangkan (4.38).

Grafik 3.17

-20.00 40.00 60.00 80.00

Series1 33.75 1.88 58.75 1.88 3.75

1 2 3 4 5

-20.00 40.00 60.00 80.00

Series1 5.63 63.13 17.50 9.38 4.38


(46)

111

Strategi Pencapaian Tujuan Pembelajaran

Agar tujuan pembelajaran dicapai, menurut mereka guru melakukan hal berikut: materi diurai menjadi bagian kecil (10.63), materi disampaikan garis besarnya saja (28.75), sesuai kehendak guru (32.50), guru menggunakan berbagai metode (25.63), dan sesuai kehendak peserta didik (2.50).

Grafik 3.18

Perlakuan Guru bagi yang Belum Menguasai Materi

Peserta yang belum berhasil menguasai materi pelajaran diperlakukan bervariasi yakni dibiarkan saja (14.38), langsung mempelajari materi baru (13.75), diberikan remedial (31.25), diberikan teguran (31.88), dan diberikan pengayaan (8.75).

Grafik 3.19

-10.00 20.00 30.00 40.00

Series1 10.63 28.75 32.50 25.63 2.50

1 2 3 4 5

-10.00 20.00 30.00 40.00

Series1 14.38 13.75 31.25 31.88 8.75


(47)

112

Frekuensi Evaluasi

Tentang frekuensi evaluasi oleh guru diperoleh jawaban selalu (7.50), sering (35.00), jarang (46.88), jarang sekali (5.63), dan tidak pernah (5.00). Hal ini disebabkan karena waktu yang tersita untuk menjelaskan dan mencatat materi yang sedang dipelajari. Karena itu, penggunaan media CD interaktif yang telah dikemas lengkap dengan materi dan latihan sangatlah memungkinkan untuk menjawab kesulitan guru dalam membagi waktu antara pemberian materi dan pengujian kemampuan pesera didik.

Grafik 3.20

Hasil Belajar Bahasa Inggris

-10.00 20.00 30.00 40.00 50.00

Series1 7.50 35.00 46.88 5.63 5.00

1 2 3 4 5

-20.00 40.00 60.00

Series1 5.63 33.75 54.38 5.63 0.63


(48)

113 Di dalam angket juga diungkapkan hasil belajar mereka dalam mata pelajaran Bahasa Inggris yakni sangat baik (5.63), baik (33.75), cukup (54.38), kurang (5.63), dan kurang sekali (0.63).

Berdasarkan jawaban-jawaban yang diperoleh dari responden terhadap 20 pertanyaan dalam kuesioner diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Bahasa Inggris yang berlangsung selama ini tidak menarik dan membosankan. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya: 1) guru belum menggunakan media yang sesuai dengan materi pembelajaran dan karakteristik peserta didik, 2) Media yang digunakan guru hanya berupa selingan untuk mengurangi kejenuhan peserta didik, bukanlah sebagai perantara untuk mencapai tujuan pembelajaran, 3) Metode yang digunakan guru dalam pembelajaran lebih banyak menggunakan metode ceramah, sehingga pembelajaran jadi pembelajaran yang berpusat pada guru sedangkan peserta didik menjadi pasif, 4) Hasil belajar peserta didik masih dalam kategori cukup bagi sekian persen tetapi belum mencapai kategori memuaskan.

Berbagai permasalahan diatas, haruslah diatasi agar tercipta pembelajaran yang sesuai dengan prinsip dalam inovasi pembelajaran “PAIKEM” yaitu pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan, sehingga dengan sendirinya akan berdampak pada peningkatan hasil belajar peserta didik.

Upaya yang dapat dilakukan untuk menciptakan pembelajaran PAIKEM tersebut adalah dengan menghadirkan multimedia dalam pembelajaran, hal ini disebabkan karena prinsip dari multimedia yang dapat menarik indera dan minat peserta didik, karena merupakan gabungan antara visual, audio dan gerakan. Dalam lembaga riset dan penelitian komputer (CTR) dikatakan bahwa orang


(49)

114 hanya mampu mengingat 20% dari yang dilihat dan 30% dari yang didengar. Tetapi orang dapat mengingat 50% dari yang dilihat dan didengar, dan 90% dari yang didengar serta dilihat dan sekaligus dilakukan.

Selain mampu mengatasi masalah tersebut di atas, multimedia juga mampu mengatasi permasalahan peserta didik dalam memahami materi pembelajaran, karena multimedia menyediakan fasilitas untuk mengulang materi sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Sehingga multimedia dengan bentuk CD interaktif berbasis komputer (CBI) dianggap cocok untuk menjadi salah satu solusi dalam permasalahan ini.

3.6.2 Hasil Angket Guru

Seperti angket yang disebar kepada peserta didik, guru juga diberikan angket serupa. Angket guru berisi tentang persiapan pembelajaran sampai evaluasi pembelajaran serta penggunaan media pembelajaran khususnya penggunaan media komputer. Pertanyaan pertama adalah terkait dengan persiapan pembelajaran, semua guru dari 8 orang responden menjawab membuat RPP. Alasan mengapa guru membuat RPP adalah sebagai berikut:


(50)

115

Grafik 3.21. Alasan Membuat RPP

Dari grafik diatas alasan guru membuat RPP ternyata ada dua, yaitu: merupakan kewajiban (-), tuntutan kurikulum (-), untuk kredit point (-), untuk membantu pencapaian tujuan (4), dan menambah pengetahuan (4).

Grafik 3.22

Harapan Guru Bahasa Inggris

Menurut responden (guru) harapan yang diinginkan dari peserta didik adalah agar peserta didik dapat berkomunikasi (6), mengingat pelajaran (-),

-10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00

Series1 - - - 50.00 50.00 -

1 2 3 4 5 6

-10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 80.00

Series1 75.00 - - 12.50 12.50


(51)

116 menjawab soal dengan benar (-), dapat berpikir kreatif (1), dan memahami konsep, prinsip dan strategi (1).

Grafik 3.23 Metode Mengajar Guru

Metode mengajar yang sering digunakan oleh guru dalam pembelajaran Bahasa Inggris adalah ceramah (2), peserta didik aktif (2), keterampilan proses (-), diskusi (1), dan bervariasi (3).

Grafik 3.24

Upaya Guru agar Peserta Didik Mudah Memahami Pelajaran

-5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00 35.00 40.00

Series1 25.00 25.00 - 12.50 37.50

1 2 3 4 5

-5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00

Series1 25.00 25.00 25.00 12.50 12.50


(52)

117 Upaya yang sering guru lakukan agar peserta didik mudah memahami pelajaran adalah memberikan latihan soal dan pekerjaan rumah (2), remedial bila perlu (2), memberikan peserta didik kesempatan untuk mencari sendiri (2), dan menjadikan peserta didik yang mampu menjadi tutor sebaya (1), dan diskusi (1).

Grafik 3.25.

penggunaan Media oleh Guru

Dalam hal penggunaan media oleh guru dalam pembelajaran, diperoleh jawaban bahwa dalam kategori kurang dan kurang sekali. Lengkapnya: selalu (-), sering (-), kurang (4), kurang sekali (4), dan tidak pernah (-).

-10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00

Series1 - - 50.00 50.00 -


(53)

118

Grafik 3.26.

Jenis Media yang Digunakan Penggunaan Media oleh Guru

Untuk jenis media pembelajaran apa yang digunakan adalah alat peraga (1), benda nyata (2), gambar (1), modul (3), dan kaset (1).

Grafik 3.27.

Komputer sebagai Media Pembelajaran

-5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00 35.00 40.00

Series1 12.50 25.00 12.50 37.50 12.50

1 2 3 4 5

-10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00

Series1 - - 50.00 12.50 37.50


(54)

119 Mengenai penggunaan komputer untuk pembelajaran Bahasa Inggris oleh guru diperoleh jawaban: selalu (-), sering (-), kurang (4), kurang sekali (1), dan tidak pernah (3).

Grafik 3.28.

Frekwensi Penggunaan Komputer dalam Pembelajaran

Tidak jauh berbeda dengan kekerapan penggunaan media, ternyata penggunaan komputer juga berada pada kisaran kurang, bahkan tidak pernah. Adapun alasan mengapa guru tidak pernah menggunakan media adalah tidak tersedia (-), tidak bisa menggunakan (3), media biasanya mahal (3), tidak ada manfaatnya (-), dan merepotkan (2).

-5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00 35.00 40.00

Series1 - 37.50 37.50 - 25.00 -


(55)

120

Grafik 3.29. Ketersediaan Komputer

Akan halnya ketersediaan media komputer di sekolah guru adalah mencukupi (6), banyak (-), kurang (-), kurang sekali (-), dan tidak ada (2).

Grafik 3.30.

Kemampuan guru Menggunakan Komputer

Tentang kemahiran guru dalam menggunakan komputer, maka diperoleh jawaban: mahir (-), cukup mahir (3), kurang (3), kurang sekali (2), dan tidak bisa

-10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00 80.00

Series1 75.00 - - - 25.00

1 2 3 4 5

-5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00 35.00 40.00

Series1 - 37.50 37.50 25.00 -


(56)

121 (-).

Grafik 3.31.

Upaya Guru agar Peserta Didik Memahami Materi

Upaya guru agar peserta didik memahami materi pelajaran, maka peserta didik diminta: mengulang di rumah (2), menghapal (1), bertanya pada teman (3), membaca buku (-), dan mencari sumber lain (2).

Grafik 3.32.

Upaya Guru setelah Peserta Didik Memahami Materi

Upaya guru terhadap peserta didik yang telah telah memahami materi

-5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00 35.00 40.00

Series1 25.00 12.50 37.50 - 25.00

1 2 3 4 5

-5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00 35.00 40.00

Series1 25.00 37.50 25.00 - 12.50


(57)

122 pelajaran adalah memberi tugas tambahan (2), mengulang pelajaran (3), mengerjakan latihan (2), mencari sumber lain (-), dan diskusi (1).

Grafik 3.33.

Cara Guru Menyampaikan Materi

Strategi guru dalam memberikan materi pelajaran diperoleh jawaban: tidak menentu (1), tidak sesuai dengan urutan buku teks (3), sesuai dengan urutan buku teks (2), tidak sesuai dengan kemampuan peserta didik (-), sesuai dengan kemampuan peserta didik (2).

Grafik 3.34.

Cara Guru agar Tujuan Pembelajaran Tercapai

-5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00 35.00 40.00

Series1 12.50 37.50 25.00 - 25.00


(58)

123 Bagaimanakah cara yang digunakan guru agar tujuan pembelajaran tercapai yakni materi diurai menjadi bagian kecil (3), materi disampaikan garis besarnya saja (-), diskusi (3), tutor sebaya (1), mengulang pelajaran sebelumnya (1).

Grafik 3.35.

Usaha Guru Terhadap Peserta Didik yang Belum Tuntas

Upaya yang dilakukan guru bila peserta didik belum berhasil menguasai materi pelajaran diperoleh jawaban: dibiarkan saja (-), langsung mempelajari

-5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00 35.00 40.00

Series1 37.50 - 37.50 12.50 12.50

1 2 3 4 5

-10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 70.00

Series1 - - 62.50 12.50 25.00


(59)

124 materi baru (-), memberikan remedial (5), memberikan teguran (1), dan memberikan pengayaan (2).

Grafik 3.36.

Upaya Guru dalam Memberikan Materi Baru

Terhadap pertanyaan “Untuk mempelajari materi baru, apa yang dilakukan guru” diperoleh jawaban: peserta didik harus menguasai materi sebelumnya (3), peserta didik tidak harus menguasai materi sebelumnya (-), langsung mempelajari materi baru (-), peserta didik mengulang materi sebelumnya baru mempelajari materi baru (4), dan diskusi (1).

Grafik 3.37. Pelaksanaan Evaluasi

-10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00

Series1 37.50 - - 50.00 12.50


(60)

125 Apakah guru melaksanakan evaluasi hasil belajar jawabannya adalah: selalu (1), sering (3), jarang (3), jarang sekali (1), dan tidak pernah (-).

Grafik 3.38.

Hasil Belajar Peserta Didik

Bagaimanakah hasil belajar peserta didik dalam mata pelajaran Bahasa Inggris yakni sangat baik (-), baik (-), cu k u p (4), k u r a n g (4), dan s a n g a t k u r a n g (-).

-5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00 35.00 40.00

Series1 12.50 37.50 37.50 12.50 -

1 2 3 4 5

-10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00

Series1 - - 50.00 50.00 -


(61)

126 Berdasarkan hasil dari angket yang disebarkan kepada guru diperoleh gambaran bahwa dalam hal perencanaan pembelajaran sudah sangat baik. Begitu juga dalam hal pembuatan perencanaan penggunaan media pembelajaran, hanya ada beberapa guru yang menggunakannya itupun tidak untuk interaksi siswa dengan komputer namun untuk guru menyajikan power point dan mengajarkan listening.

Beberapa orang guru lainnya bahkan tidak dapat menunjukkan media pembelajaran apa yang telah digunakannya dalam pembelajaran, hal ini juga sesuai dengan pendapat peserta didik bahwa hanya kadang-kadang saja guru menggunakan media dalam pembelajaran. Hal ini mengisyaratkan bahwa guru lebih sering tidak menggunakan media daripada menggunakannya. Kalaupun terkadang guru ada yang menggunakan media pembelajaran, ternyata media yang digunakan ternyata tidak relevan dengan materi dan tujuan pembelajaran, dengan perkataan lain penggunaan media hanya sebagai hiburan atau selingan saja. Padahal seharusnya media sebagai alat bantu dalam pembelajaran mempunyai beberapa fungsi dan kelebihan, yaitu: 1) Menciptakan sistem pembelajaran lebih inovatif dan interaktif, 2) Menimbulkan rasa senang selama PBM berlangsung sehingga menambah motivasi belajar peserta didik, 3) Mampu menggabungkan antara teks, gambar, audio, musik, animasi gambar atau video dalam satu kesatuan yang saling mendukung sehingga tercapai tujuan pembelajaran, 4) Mampu memvisualisasikan materi yang abstrak, 5) Media penyimpannya relatif mudah dan fleksibel, 6) Membawa obyek yang sukar didapat atau berbahaya ke dalam lingkungan belajar, 7) Menampilkan obyek yang terlalu besar ke dalam kelas,


(62)

127 8) Menampilkan obyek yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. (Rakim: 2008).

Metode mengajar guru sudah bervariasi namun masih lebih dominan ceramah, hal ini menurut guru disebabkan karena ketidak mahiran untuk menggunakan media komputer, sedangkan bagi yang dapat menggunakan media komputer tersebut namun tidak tersedia waktu untuk penggunaan laboratorium komputer di sekolahnya.

Bila dilihat dari kegiatan guru dalam pembelajaran Bahasa Inggris dapat disimpulkan masih banyak kekurangan yang dimiliki guru selama ini, namun berdasarkan wawancara dengan guru mereka masih memiliki harapan dan membuka diri terhadap perubahan dan inovasi yang ditawarkan dalam rangka memperbaiki kualitas pembelajaran dan hasil belajar peserta didik. Dengan demikian guru sangat berharap akan diadakannya inovasi dalam pembelajaran Bahasa Inggris.

Dengan pemaparan dari hasil prasurvey baik dari angket yang disebarkan pada guru maupun peserta didik ditemukan beberapa persoalan yang terkait dengan pentingnya penelitian ini, yaitu; rendahnya kekerapan penggunaan media, terutama penggunaan media komputer sementara media tersebut cukup memadai, serta hasil belajar Bahasa Inggris yang perlu ditingkatkan. Persoalan tersebut tentu saja menyebabkan proses pembelajaran dan evaluasi pembelajaran tidak terlaksana secara maksimal. Untuk itulah pengembangan media pembelajaran berupa CD interaktif CBI dipandang dapat menjadi suatu alternatif pemecahan masalah bagi permasalahan penggunaan media tersebut.


(63)

128

3.7 Hasil Uji Ahli Isi Mata Pelajaran

Sebagai produk awal pengembangan, Media CD Interaktif CBI harus melalui uji ahli isi. Ahli yang menelaah isi mata pelajaran untuk menilai produk pengembangan ini adalah salah seorang Dosen Program Studi Pengembangan Kurikulum Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia. Beliau adalah guru besar serta Kaprodi Program Studi Pengembangan Kurikulum Sekolah Pascasarjana UPI Bandung. Dalam hal ini metode yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah metode angket.

3.7.1 Penyajian Data

Rancangan model pengembangan media yang diserahkan kepada ahli isi mata pelajaran adalah Media Pembelajaran CD Interaktif CBI. Berikut ini disajikan data tentang hasil penilaian ahli isi mata pelajaran terhadap Media Pembelajaran CD Interaktif CBI.

Tabel 3.6.

Hasil Penilaian Ahli Isi Mata Pelajaran terhadap Media Pembelajaran CD Interaktif CBI Melalui Angket

No. Kriteria Skor

1 Kejelasan tujuan 4

2 Kesesuaian tujuan dan materi 4

3 Kejelasan penyajian materi 3

4 Kesesuaian media CD interaktif berbasis komputer. 3

5 Kesesuaian evaluasi dan tujuan 4

Jumlah 18

3.7.2 Analisis Data

Berdasarkan hasil penilaian ahli isi mata pelajaran sebagaimana dicantumkan dalam Tabel 3.3, maka dapat dihitung persentase tingkat pencapaian


(1)

133 tabel konversi, persentase tingkat pencapaian Media Pembelajaran CD Interaktif CBI 57,5%, menunjukkan bahwa Media Pembelajaran CD Interaktif CBI berada pada kualifikasi kurang, sehingga Media Pembelajaran CD Interaktif CBI perlu direvisi.

Hasil penilaian ahli II adalah seperti berikut ini. Bobot tiap pilihan adalah 1, maka persentase = 32: (8 x 5) x 100% = 80%. Setelah dikonversikan dengan tabel konversi, persentase tingkat pencapaian Media Pembelajaran CD Interaktif CBI 80%, menunjukkan bahwa Media Pembelajaran CD Interaktif CBI menurut ahli II berada pada kualifikasi baik, sehingga Media Pembelajaran CD Interaktif Berbasis Komputer tidak perlu direvisi.

Untuk menghitung persentase keseluruhan subyek digunakan rumus: Prosentase = (F: N) x 100%

Keterangan : F = jumlah persentase keseluruhan subyek N = banyak subyek

Sehingga diperoleh hasil 57,5 + 80 : 2 = 69 x 100% = 69%. Setelah dikonversikan dengan tabel konversi, persentase tingkat pencapaian Media Pembelajaran CD Interaktif CBI adalah 69%, menunjukkan bahwa Media Pembelajaran CD Interaktif CBI menurut ahli I dan II berada pada kualifikasi cukup, sehingga Media Pembelajaran CD Interaktif CBI perlu direvisi.

Adapun masukan dari kedua ahli terhadap media yang diajukan adalah dengan memperhatikan visual literacy/keterbacaan visual dan kemasan lebih interaktif sehingga tidak terlalu behavioristis, serta perbaikan storyboard dan flowchart seperti yang disarankan.


(2)

134 Revisi dilakukan dalam kedelapan komponen media sebagaimana yang tercantum di dalam angket. Komponen tersebut adalah kualitas suara, komposisi suara, suara presenter, musik, sound effect, kualitas teks dan ketepatan pengambilan suara. Hasilnya adalah draft II produk pengembangan. Draft ini kemudian disempurnakan lagi melalui uji coba terbatas.


(3)

212 BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh selama melaksanakan penelitian dan pengembangan Media Pembelajaran CD Interaktif CBI untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam mata pelajaran Bahasa Inggris di beberapa SMK di Kabupaten Sintang Propinsi Kalimantan Barat, dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

5.1.1 Kondisi proses pembelajaran Bahasa Inggris di Sekolah Menengah Kejuruan pada dasarnya masih bersifat pembelajaran konservatif, karena guru lebih cenderung menggunakan rencana pembelajaran yang ada, bahkan dalam menggunakan metode pembelajaran hanya bersifat ceramah dan tanya jawab, sehingga guru cenderung monoton dalam menyampaikan materi, yang mengakibatkan peserta didik merasa jenuh dan tidak tertarik dengan mata pelajaran Bahasa Inggris yang disampaikan guru.

5.1.2 Media pembelajaran yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah media pembelajaran berbentuk Compact Disk (CD) dengan durasi tayang 70 menit. Media audiovisual ini berisi materi tentang Memo, Menu, Schedule or Timetable, and Signs and symbols. Model media CD yang dihasilkan bersifat interaktif. Dengan media ini guru dapat menggunakan variasi metode yang lebih mengenai sasaran sesuai tujuan pembelajaran Bahasa Inggris.


(4)

213 5.1.3 Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan Media Pembelajaran CD Interaktif CBI dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik cukup tinggi, Hal ini terlihat dari adanya peningkatan nilai tes peserta didik secara signifikan dari hasil analisis yang dilakukan antara pretest (tes awal) dan posttest (tes akhir). Demikian juga terlihat dari pencapaian ketuntasan belajar pada setiap posttest dan pada ulangan harian yang dilakukan setelah penerapan model media pembelajaran. Begitu juga keefektivitasan di sini apabila didasarkan pada SKBM Sekolah Menengah Kejuruan dan nasional menunjukkan bahwa ketuntasan pada nilai rata-rata posttest SMK semua kategori secara keseluruhan mengalami ketuntasan.

5.2 Rekomendasi

Berdasarkan simpulan di atas, maka direkomendasikan untuk pihak-pihak yang berkepentingan, di antaranya; Kementrian Pendidikan Nasional dan Pejabat Pemerintah Daerah, Sekolah Menengah Kejuruan, Guru Mata Pelajaran Bahasa Inggris dan peneliti berikutnya.

5.2.1 Bagi Kementerian Pendidikan Nasional dan Pejabat Pendidikan Daerah; Pengembangan Media Pembelajaran CD Interaktif CBI sangat dibutuhkan dalam meningkatkan hasil belajar Bahasa Inggris peserta didik, untuk itu perlu adanya kebijakan dan apresiasi pemerintah dalam hal ini Kementerian Pendidikan Nasional dan Pemerintah Daerah terhadap pengembangan dan implementasi media pembelajaran ini, sehingga dapat mendorong peningkatan kompetensi peserta didik secara khusus di


(5)

214 lingkungan Sekolah Menengah Kejuruan, serta peningkatan kualitas pendidikan secara umum. Apresiasi yang semestinya ditunjukkan dalam hal penyediaan fasilitas dan pemberdayaan sumber daya tenaga pendidik tentang Media Pembelajaran CD Interaktif CBI.

5.2.2 Bagi Sekolah Menengah Kejuruan;

Berdasarkan hasil penelitian Pengembangan Media Pembelajaran CD Interaktif CBI dapat dijadikan sebagai salah satu model media pembelajaran bahasa yang diterapkan dalam upaya meningkatkan keterampilan mendengarkan (listening) dan menulis (writing) yang akhirnya akan meningkatkan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran Bahasa Inggris. Hasil penelitian ini dapat dijadikan salah satu masukan dalam pengembangan model media pembelajaran yang sesuai dengan pelajaran Bahasa Inggris serta untuk memcahkan persoalan yang dihadapi guru dalam pembelajaran bahasa dan mata pelajaran lainnya; 5.2.3 Bagi guru mata pelajaran Bahasa Inggris;

Pengembangan model Media Pembelajaran CD Interaktif CBI dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif model media pembelajaran yang dapat digunakan dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik. Model media pembelajaran ini mempunyai fleksibilitas yang tinggi untuk diterapkan pada mata pelajaran tertentu dengan beberapa modifikasi sesuai dengan kebutuhan. Melalui Pengembangan Media Pembelajaran CD Interaktif CBI ini, guru dituntut untuk lebih banyak melibatkan peserta didik dalam proses belajar mengajar.


(6)

215 5.2.4 Bagi Peneliti selanjutnya perlu dilaksanakan penelitian dengan mengembangkan topik dan metodologi yang sama dengan melibatkan sampel yang lebih besar. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan hasil yang lebih konkrit serta dapat memberikan informasi yang lebih luas bagi guru, sehingga Pengembangan Media Pembelajaran CD Interaktif CBI yang dikembangkan ini dapat lebih bermanfaat sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan.