MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL BENTUK GEOMETRI PADA ANAK TK A MELALUI PEMANFAATAN ALAM DAN LINGKUNGAN SEKITAR : Penelitian Tindakan Kelas di TK Baiturrahman Pusdikku TNI AD. Kelurahan Geger Kalong Kecamatan Sukasari Kota Bandung Tahun Ajaran 2012/2013.

(1)

DAFTAR ISI

Hal.

LEMBAR PENGESAHAN ... i

LEMBAR PERNYATAAN ... ii

ABSTRAK ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMAKASIH ... v

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR GRAFIK ... xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 10

C. Tujuan Penelitian ... 11

D. Manfaat Penelitian ... 11

E. Penjelasan Istilah ... 13

F. Asumsi Penelitian ... 14

G. Hipotesis Tindakan ... 15

H. Metode Penelitian ... 15

I. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 16

J. Sistematika Penulisan ... 16

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakikat Perkembangan Anak TK ... 18

1. Pengertian Anak Usia TK ... 18

2. Perkembangan Kognitif Anak Usia TK (4-6 Tahun) ... 19

3. Karakteristik Pembelajaran Matematika Anak TK ... 27

B. Hakikat Pembelajaran Konsep Bentuk Geometri ... 34

1. Sejarah Geometri ... 34

2. Pengertian Konsep Bentuk Geometri ... 35

3. Pengenalan Bentuk Geometri ... 37

4. Pentingnya Pembelajaran Bentuk Geometri Pada Anak Usia Taman Kanak-Kanak ... 41


(2)

5. Jenis-jenis Bentuk Geometri yang dipelajari di Taman

Kanak-Kanak ... 42

C.Pemanfaatan Alam dan Lingkungan Sekitar Sebagai Sumber Belajar ... 47

1. Pemanfaatan Alam/Lingkungan Sekitar Sebagai Sumber Belajar dan Media Pembelajaran Anak Usia Dini ... 47

2. Pengertian Lingkungan Sebagai Sumber Belajar ... 48

3. Nilai-Nilai Lingkungan Sebagai Sumber Belajar ... 50

4. Jenis-Jenis Lingkungan Sebagai Sumber Belajar ... 52

5. Pemanfaatan Lingkungan Dalam Meningkatkan Kemampuan Mengenal Bentuk Geometri Anak TK ... 55

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 61

B. Desain Penelitian ... 61

C. Metode Penelitian ... 70

D. Penjelasan Istilah ... 74

E. Instrumen Penelitian ... 75

1. Pengamatan (Observasi) ... 77

2. Wawancara ... 78

3. Dokumentasi ... 80

F. Proses Pengembangan Instrumen ... 80

1. Validitas Data ... 88

2. Reliabilitas Data ... 89

G. Teknik Pengumpulan Data ... 90

H. Analisis Data ... 95

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil Sekolah 1. Lokasi TK Baiturrahman Pusdikku TNI AD ... 98

2. Sejarah TK Baiturrahman Pusdikku TNI AD ... 98

3. Visi dan Misi Serta Tujuan TK Baiturrahman Pusdikku TNI AD ... 99

4. Sistem dan Bentuk Pengajaran TK Baiturrahman Pusdikku TNI AD ... 101


(3)

5. Keadaan Guru, Siswa dan Fasilitas yang dimiliki TK Baiturrahman Pusdikku TNI AD ... 103 B. Deskripsi Hasil Penelitian ... 107

1. Kondisi Awal Kemampuan Anak TK A di TK Baiturrahaman Pusdikku TNI AD dalam Mengenal Bentuk Geometri Sebelum Menggunakan Pemanfaatan Alam dan Lingkungan Sekitar ... 107 2. Pelaksanaan Pemanfaatan Alam dan Lingkungan Sekitar

Dalam Kegiatan Pembelajaran Mengenal Bentuk

Geometri ... 114 3. Kemampuan Anak TK Baiturrahman Pusdikku TNI AD

Kelompok A2 Setelah Menggunakan Pemanfaatan Alam dan Lingkungan Sekitar ... 161 C. Pembahasan ... 162

1. Kondisi Awal Kemampuan Anak dalam Mengenal Bentuk Geometri di TK Baiturrahman Pusdikku TNI AD Sebelum Menggunakan Pemanfaatan Alam dan Lingkungan

Sekitar ... 162 2. Pelaksanaan Pemanfaatan Alam dan Lingkungan Sekitar

Dalam Kegiatan Pembelajaran Mengenal Bentuk

Geometri ... 165 3. Peningkatan Kemampan Mengenal Bentuk geometri Anak

TK Baiturrahman Pusdikku TNI AD Setelah Menggunakan Pemanfaatan Alam dan Lingkungan Sekitar ... 169 4. Keterbatasan Peneliti dalam Penulisan Skripsi ... 171

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 172 B. Saran ... 173

DAFTAR PUSTAKA ... 176 LAMPIRAN-LAMPIRAN


(4)

DAFTAR TABEL

Hal.

Tabel 2.1 Permen Standar PAUD Formal dan Non Formal Tahun 2009 .... 26

Table 2.2 Menu Pembelajaran Anak Dini Usia (Lahir-5 tahun) ... 43

Tabel 3.1 Desain Proses Kegiatan Pembelajaran Secara Umum ... 67

Tabel 3.2 Pedoman Wawancara Kepala Sekolah ... 78

Tabel 3.3 Pedoman Wawancara Guru Kelas ... 79

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Geometri ... 81

Tabel 3.4 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Alam lingkungan sekitar ... 85

Tabel 4.1 Data Tenaga Pendidik dan Kependidikan ... 104

Tabel 4.2 Data Seluruh Siswa TK Baiturrahman Pusdikku TNI AD Tahun Ajaran 2012/2013 ... 105

Tabel 4.3 Data Siswa Kelas A2 TK Baiturrahman Pusdikku TNI AD Tahun Ajaran 2012/2013 ... 105

Tabel 4.4 Data Fasilitas TK Baiturrahman Pusdikku TNI AD Tahun Ajaran 2012/2013 ... 106

Tabel 4.5 Hasil Observasi Awal Kemampuan Mengenal Bentuk Lingkaran, Persegi Empat, Persegi Panjang dan Segitiga Anak Kelompok A2 TK Baiturrahman Pusdikku TNI AD Sebelum diberi Tindakan ... 111

Tabel 4.6 Kriteria Penilaian Kemampuan ... 112

Tabel 4.7 Langkah-Langkah Pembelajaran Pada Siklus I Tindakan I ... 117

Tabel 4.8 Kemampuan Bentuk Lingkaran dan Persegi Empat Siklus I Tindakan I Kelompok A2 TK Baiturrahman Pusdikku TNI AD ... 123

Tabel 4.9 Langkah-Langkah Pembelajaran Pada Siklus I Tindakan II ... 128

Tabel 4.10 Kemampuan Mengenal Bentuk Lingkaran dan Persegi Empat Siklus I Tindakan II Kelompok A2 TK Baiturrahman Pusdikku TNI AD ... 134


(5)

Tabel 4.11 Langkah-Langkah Pembelajaran Pada Siklus II Tindakan I ... 140 Tabel 4.12 Kemampuan Mengenal Bentuk Persegi Panjang dan Segitiga

Siklus II Tindakan I Kelompok A2 TK Baiturrahman Pusdikku

TNI AD ... 146 Tabel 4.13 Langkah-Langkah Pembelajaran Pada Siklus II Tindakan II ... 152 Tabel 4.14 Kemampuan Mengenal Bentuk Persegi Panjang dan Segitiga

Siklus II Tindakan II Kelompok A2 TK Baiturrahman Pusdikku TNI AD ... 156 Tabel 4.15 Tabel Refleksi Keseluruhan Siklus ... 160


(6)

DAFTAR GAMBAR

Hal.

Gambar 2.1 Bentuk Lingkaran ... 44

Gambar 2.2 Bentuk Bujur Sangkar atau Persegi Empat ... 44

Gambar 2.3 Bentuk Macam-macam Segitiga ... 45

Gambar 2.4 Bentuk Persegi Panjang ... 45

Gambar 2.5 Bentuk Jajaran Genjang ... 46

Gambar 2.6 Bentuk Belah Ketupat ... 46

Gambar 2.7 Bentuk Trapesium ... 47

Gambar 3.1 Desain PTK Riset Aksi Model John Elliot ... 63

Gambar 4.1 Anak Sedang Menyebutkan dan Menunjukkan Bentuk Lingkaran, Persegi Empat, Persegi Panjang dan Segitiga ... 109

Gambar 4.2 Anak Sedang Mengelompokkan Bentuk Lingkaran, Persegi Empat, Persegi Panjang dan Segitiga dengan Benda Nyata ... 110

Gambar 4.3 Guru Sedang Menunjukkan Bentuk Geometri dengan Flip Cart Bentuk Geometri ... 120

Gambar 4.4 Anak Mengambil Kartu Bentuk Geometri Sesuai dengan Perintah Guru ... 121

Gambar 4.5 Anak Mengambil Benda Tiga Dimensi Sesuai dengan Kartu Bentuk Geometri yang diambil ... 121

Gambar 4.6 Anak Sedang Mengambil dan Menunjukkan Peralatan Rumah Sesuai dengan Kartu Bentuk Geometri yang diambil ... 132

Gambar 4.7 Guru Memberi Aturan di Out Door dan Mengajak Anak untuk Mengidentifikasi Bentuk Geometri di Lingkungan Rumah Komplek Pusdikku TNI AD ... 133

Gambar 4.8 Anak Sedang Membuat Bangunan Rumah dari Kertas Warna ... 133

Gambar 4.9 Anak Sedang Bermain Balok Geometri dan Menyusun Pola Sesuai Instruksi Guru ... 134


(7)

Gambar 4.10 Guru Sedang Menjelaskan Bentuk Geometri Dengan Media

Flip Cart dan Buah Asli ... 143 Gambar 4.11 Anak Mengambil dan Menunjukkan Kartu Bentuk Geometri

Dipasangkan dengan Buah Asli ... 144 Gambar 4.12 Anak Sedang Meronce Pola Bentuk Geometri ... 145 Gambar 4.13 Anak Sedang Membuat Sate Buah geometri ... 146 Gambar 4.14 Guru Sedang Menjelaskan Bentuk Geometri dan Cara

Memotong Daun Kering untuk Bahan Kolase Gambar

Jerapah ... 155 Gambar 4.15 Anak Sedang Membuat Kolase Jerapah Menggunakan Daun


(8)

DAFTAR GRAFIK

Hal. Grafik 4.1 Grafik Kondisi Awal Kemampuan Mengenal Bentuk Lingkaran,

Persegi Empat, Persegi Panjang, dan Segitiga Anak Kelompok A2 TK Baiturrahman Pusdikku TNI AD ... 113 Grafik 4.2 Grafik Kemampuan Mengenal Bentuk Lingkaran dan Persegi

Empat Siklus I Tindakan I Anak Kelompok A2 TK Baiturrahman Pusdikku TNI AD ... 125 Grafik 4.3 Grafik Kemampuan Mengenal Bentuk Lingkaran dan Persegi

Empat Siklus I Tindakan II Anak Kelompok A2 TK Baiturrahman Pusdikku TNI AD ... 136 Grafik 4.4 Grafik Kemampuan Mengenal Bentuk Persegi Panjang dan

Segitiga Siklus II Tindakan I Anak Kelompok A2 TK Baiturrahman Pusdikku TNI AD ... 148 Grafik 4.5 Grafik Kemampuan Mengenal Bentuk Persegi Panjang dan

Segitiga Siklus II Tindakan II Anak Kelompok A2 TK Baiturrahman Pusdikku

TNI AD ... 159


(9)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan anak usia dini khususnya taman kanak-kanak pada dasarnya adalah pendidikan yang diselenggarakan dengan tujuan untuk memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak secara menyeluruh atau menekankan pada pengembangan seluruh aspek kepribadian anak sebagaimana di kemukakan oleh Anderson (1993: 1), “Early Childhoold Education is based a number of methodical didactic concideration

the aim of which is provide opportunities for development of children personality”.

Artinya, pendidikan taman kanak-kanak memberi kesempatan untuk mengembangkan kepribadian anak, oleh karena itu pendidikan untuk anak usia dini khususnya di taman kanak-kanak perlu menyediakan berbagai kegiatan yang dapat mengembangkan berbagai aspek perkembangan anak (Masitoh dkk, 2005 : 2). Hurlock (Sisdiknas, 2007: 5) mengatakan bahwa 5 tahun kehidupan anak merupakan peletak dasar perkembangan selanjutnya. Anak yang mengalami masa bahagia berarti terpenuhinya segala kebutuhan baik fisik maupun psikis diawal. Hal ini dapat diramalkan akan mampu melaksanakan tugas-tugas perkembangan selanjutnya.

Ada beberapa aspek dalam pengembangan di TK yaitu bidang pengembangan pembiasaan, bidang pengembangan kemampuan dasar yang meliputi : berbahasa, kognitif, fisik/motorik, seni. Sedangkan aspek pengembangan yang penulis teliti adalah aspek perkembangan kognitif. Salah satu aspek dalam pengembangan kognitif


(10)

yaitu pengembangan pembelajaran matematika. Seperti yang telah dikemukakan oleh Sriningsih (2008 : 1) bahwa praktek-praktek pembelajaran matematika untuk anak usia dini di berbagai lembaga pendidikan anak usia dini jalur formal maupun non formal sudah sering dilaksanakan. Istilah-istilah yang dikenal diantaranya pengembangan kognitif, daya pikir atau ada juga yang menyebutnya sebagai pengembangan kecerdasan logika - matematika. Kegiatan pengembangan pembelajaran matematika untuk anak usia dini dirancang agar anak mampu menguasai berbagai pengetahuan dan keterampilan matematika yang memungkinkan mereka untuk hidup dan bekerja pada abad mendatang yang menekankan pada kemampuan memecahkan masalah. Definisi lain dari Sumantri (1990: 190) menyebutkan bahwa matematika merupakan bahasa yang melambangkan serangkaian makna dari pernyataan yang ingin kita sampaikan, matematika merupakan bahasa numerik yang memungkinkan kita untuk melakukan pengukuran secara kuantitatif, matematika merupakan sarana berpikir edukatif.

Salah satu bidang pengembangan, matematika sangat berperan penting dalam menumbuhkan kemampuan berfikir logis dan sistematis. Selain itu matematika untuk anak usia dini juga berperan penting untuk mengembangkan berbagai potensi intelektual yang dimilikinya serta dapat dijadikan sebagai sarana untuk menumbuhkan berbagai sikap dan perilaku positif dalam rangka meletakkan dasar-dasar kepribadian sedini mungkin seperti sikap kritis, ulet, mandiri, ilmiah, rasional dan lain sebagainya. Matematika bagi anak usia dini merupakan salah satu cara bagi


(11)

anak untuk memahami dunia dan pengalaman-pegalaman yang dilakukanya serta upaya untuk memecahkan berbagai permasalahan yang ditemuinya setiap hari.

Mengingat begitu pentingnya pembelajaran matematika dalam kehidupan, maka sebaiknya pembelajaran matematika dikenalkan pada anak sedini mungkin. Seperti yang dikemukakan oleh Lorton dalam Wargo (2004 : 19 ) bahwa pemahaman konsep matematika pada anak penting dilakukan sedini mungkin sebagai bekal bagi anak dalam memasuki jenjang pendidikan selanjutnya. Adapun menurut Roshita (2006: 1) pengenalan konsep matematika sejak batita diyakini akan membantu memperkuat intelektualitas anak di bangku sekolah. Dari hasil penelitian Roshita, kemampuan menyerap pembelajaran matematika pada siswa SD terbukti tidak hanya ditentukan oleh tingkat kecerdasan anak, melainkan juga pengalamannya selama era prasekolah. Mengacu pada teori piaget yang menjelaskan bahwa tahap awal anak belajar adalah melalui hal-hal konkrit, maka dari itu untuk memahami konsep matematika yang bersifat abstrak, anak memerlukan benda-benda konkrit atau riil sebagai visualisasinya.

Kemampuan matematika anak tersebut meliputi, kemampuan; mengenal angka, geometri, pengukuran, analisis dan probability (NCTM, Kellough 1996). Ditegaskan pula oleh Takdirotun (2005) bahwa, mengenalkan matematika sejak usia dini memberi pengaruh yang sangat besar terhadap berbagai kemampuan matematika anak yaitu, kemampuan mengolah angka dan kemahiran menggunakan logika.


(12)

Fungsi pembelajaran matematika yang bermakna di TK menurut Sriningsih (2008) adalah sebagai alat untuk melatih ketelitian, sebagai alat mengembangkan untuk kreativitas dan sebagai sarana untuk memupuk pengamatan pendengaran dan daya fikir juga untuk melatih daya ingat anak dan mengembangkan imajinasi anak dalam berfikir. Dari pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa manfaat pembelajaran matematika di TK sangat membantu kreativitas, daya fikir, daya ingat dan bahkan daya tangkap anak untuk memahami konsep bilangan maupun konsep bentuk geometri.

Dalam usaha untuk mencapai suatu pemahaman yang benar, maka guru membutuhkan media dalam pembelajaran matematika khususnya pembelajaran geometri tentang pengenalan bentuk geometri. Menurut Beaty (1990 : 206) mengungkapkan bahwa konsep bentuk geometri merupakan modal awal yang penting untuk dipelajari anak. Salah satu kemampuan dalam perkembangan kognitif anak yaitu anak harus dapat membedakan bentuk-bentuk geometri seperti lingkaran, bujur sangkar, persegi panjang dan segitiga. Adapun menurut seorang ahli matematika dari Inggris, David George Kendall mendefinisikan "bentuk" sebagai berikut. Bentuk adalah seluruh informasi geometris yang akan tidak berubah ketika parameter lokasi, skala, dan rotasinya dirubah. Sedangkan definisi geometri merupakan suatu dasar pemikiran akan bentuk, mulai dari bentuk yang ada pada alam hingga bentuk yang merupakan suatu arsitektur (Wikipedia, 2011: 1).


(13)

Pengenalan bentuk geometri merupakan salah satu standar isi pembelajaran matematika yang direkomendasikan oleh National Council of Teacher of

Matematichs (NCTM). Lebih lanjut disebutkan bahwa pembelajaran untuk anak

prasekolah pada standar geometri bertujuan agar anak dapat menganalisa karakteristik dan sifat-sifat bentuk geometri dua atau tiga dimensi dan mengembangkan argumentasi matematika mengenai hubungan-hubungan geometri (Sriningsih, 2008 :56). Menurut NCTM dalam Copley (2001 :47). Bentuk geometri yang perlu diketahui oleh anak TK yaitu : lingkaran, bujur sangkar, persegi panjang, segitiga, trapesium, jajar genjang dan belah ketupat.

Pentingnya anak memahami konsep bentuk geometri sejak usia dini diharapkan tidak hanya berkaitan dengan kemampuan kognitif saja tetapi kesiapan mental sosial dan emosional. Pengenalan bentuk geometri di TK diperlukan untuk mengembangkan pengetahuan dasar matematika. Sehingga anak secara mental siap mengikuti pembelajaran matematika lebih lanjut di sekolah dasar seperti konsep bilangan, lambang bilangan, hitungan, warna bentuk, ukuran, ruang dan posisi.

Pendapat para ahli di bawah ini merupakan salah satu dasar pentingnya pengenalan konsep bentuk geometri pada anak. Menurut Prijotomo (1995: 1) dalam diktatnya tentang tipologi geometri, merupakan sebuah bidang ilmu pengetahuan rasional mengenai rupa dan bangunan dari benda dan alam. Disini diperlukan seperti matematika dan bahasa sebagai salah satu bentuk yang dimiliki manusia untuk mengkomunikasikan pikirannya. Jikalau bahasa adalah alat berkomunikasi dengan


(14)

huruf dan ujaran, dan matematika adalah alat berkomunikasi dengan bentuk bilangan dan lambang-lambang matematika tertentu, maka geometri adalah alat berkomunikasi dengan menggunakan rupa dan bangun. Diperkuat dengan pendapat Antoniades (1990: 1), dikatakan bahwa:

Geometri dapat memberikan kemampuan untuk mengenali dengan baik bentuk-bentuk yang mengandung unsur-unsur geometris, menyelesaikan masalah yang muncul dalam penelitian dangan bentuk-bentuk geometris, sehingga memberikan serangkaian bentuk-bentuk yang siap pakai dan dapat disesuaikan dalam berbagai macam variasi.

Berdasarkan pengalaman dilapangan terhadap kegiatan belajar di taman kanak-kanak, peneliti menemukan bahwa masih banyak ditemukan adanya guru-guru dalam pembelajaran matematika terlebih mengenalkan bentuk geometri pada anak usia dini, hanya dengan menggunakan media gambar tanpa menggunakan media yang konkrit. Sehingga masih ditemukan rendahnya pemahaman anak terhadap suatu bentuk geometri, yang ditunjukkan dengan anak masih tertukar atau kebingungan pada saat menyebutkan salah satu bentuk geometri serta anak belum bisa membedakan dua buah bentuk geometri. Sebagai contoh bentuk persegi dan persegi panjang.

Selain itu, untuk mengantisipasi rasa kebingungan dan ketertukaran anak pada saat menyebutkan salah satu bentuk geometri dengan bentuk geometri lain, seperti anak belum bisa membedakan dua buah bentuk geometri contohnya : Persegi dan persegi panjang, segitiga dan jajar genjang ataupun trapesium, serta mengaplikasikannya dengan benda-benda tertentu yang ada di sekitar anak. Oleh sebab itu pengenalan bentuk-bentuk geometri pada anak merupakan hal yang dasar


(15)

dan perlu dipahami betul oleh anak. Adapun indikator pengenalan bentuk geometri yang dimaksud dalam penelitian ini mengacu pada kurikulum TK 2004 .

Untuk melakukan pengenalan bentuk geometri pada anak di Taman Kanak- Kanak diperlukan strategi yang cocok dengan masa anak-anak. Masa anak di Taman Kanak-Kanak adalah masa bermain, untuk itu pengenalan matematika khususnya pengenalan bentuk geometri dapat dilakukan dengan menggunakan media yang konkrit dan ada disekitar anak (benda yang dekat dengan anak). Seperti yang ditegaskan oleh Ruseffendi (1988), menegaskan upaya penyajian pelajaran geometri, dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satu caranya dengan menggunakan media pembelajaran yang beraneka ragam. Sehingga pada kegiatan pembelajaran dalam menjelaskan bentuk pada anak mempergunakan benda nyata, agar pemahaman anak mengenai bentuk geometri meningkat. Macam bentuk geometri di kehidupan sehari-hari misalnya: bola, lemari, meja, kursi, tempat tidur, mangkok, piring, gelas, baskom, ember, batu. Adapun dari bahan makanan yang sering di konsumsi manusia, Misalnya: apel, jeruk, anggur, wortel, pisang, duku dan lain sebagainya. Bukan hanya dengan menggunakan media gambar, seperti yang banyak yang dilakukan oleh kebanyakan guru di lapangan.

Sebagai makhluk hidup, anak selain berinteraksi dengan orang atau manusia lain juga berinteraksi dengan sejumlah makhluk hidup lainnya dan benda-benda mati. Makhluk hidup tersebut antara lain adalah berbagai tumbuhan dan hewan, sedangkan benda-benda mati antara lain udara, air, dan tanah. Manusia merupakan salah satu


(16)

anggota di dalam lingkungan hidup yang berperan penting dalam kelangsungan jalinan hubungan yang terdapat dalam sistem tersebut.

Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia (KUBI) lingkungan diartikan sebagai bulatan yang melingkungi (melingkari). Pengertian lainnya yaitu sekalian yang terlingkung di suatu daerah. Dalam kamus Bahasa Inggris peristilahan lingkungan ini cukup beragam diantaranya ada istilah circle, area, surroundings, sphere, domain,

range, dan environment, yang artinya kurang lebih berkaitan dengan keadaan atau

segala sesuatu yang ada di sekitar atau sekeliling.

Menurut Utomo, P. (2011: 1) mengemukakan bahwa lingkungan itu merupakan kesatuan ruang dengan semua benda dan keadaan makhluk hidup termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya serta makhluk hidup lainnya. Lingkungan itu terdiri dari unsur-unsur biotik (makhluk hidup), abiotik (benda mati) dan budaya manusia.

Dari referensi diatas dapat di simpulkan bahwa lingkungan sangat bermanfaat bagi kehidupan/kelangsungan hidup manusia, oleh karena itu pemanfaatan alam lingkungan sekitar sebagai sumber belajar bagi manusia.

Menurut hasil observasi peneliti di “TK Baiturrahman Pusdikku TNI AD”. Peneliti memperoleh data informasi bahwa dalam kegiatan pembelajaran khususnya dalam pengenalan konsep bentuk geometri pada anak TK A masih menggunakan media sederhana yang biasa di lakukan oleh guru umumya misalnya : menggunakan


(17)

gambar, balok geometri, dan menggunakan gambar bentuk geometri dengan tulisan nama bentuk geometri dipapan tulis. Dengan demikian, sebagian guru di Taman Kanak-Kanak umumnya kurang menggunakan dan memanfaatkan benda-benda yang ada di alam sekitar dan dekat dengan anak dalam kegiatan pembelajaran terutama pengenalan bentuk geometri. Tentu saja dengan alasan yang bermacam-macam diantaranya memakan banyak biaya, perlu persiapan yang lama untuk mencari, membuat dan menyiapkan media, menuntut kreativitas guru dan sebagainya. Mayoritas dari guru-guru menggunakan metode konvensional atau metode ceramah, yang merupakan salah satu metode paling banyak digunakan dalam proses belajar mengajar dengan cara menyampaikan materi pelajaran kepada peserta didik secara langsung atau dengan cara lisan. Metode ceramah ini bila dilihat saat diterapkan di TK, anak-anak kurang tertarik, karena anak cenderung pasif dan tidak antusias dalam pembelajaran. Padahal belajar dari alam merupakan sesuatu yang sangat disenangi anak-anak usia TK, sehingga dapat digunakan sebagai model pembelajaran untuk mengenalkan bentuk geometri. Banyak benda dari alam sekitar yang dapat digunakan dalam pengenalan bentuk geometri, yaitu diambil dari tumbuhan, hewan, benda, lingkungan, dan manusia.

Berkaitan dengan hal tersebut maka Untuk mengetahui sejauh mana anak TK A Baiturrahman Pusdikku TNI AD mampu mengenal materi pembelajaran tentang bentuk geometri melalui pemanfaatan alam dan lingkungan sekitar, yang diterapkan


(18)

dalam proses pembelajaran, maka penulis merasa perlu untuk melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul.

Meningkatkan Kemampuan Mengenal Bentuk Geometri Pada Anak TK A

Melalui Pemanfaatan Alam dan Lingkungan Sekitar”.

B. Rumusan Masalah

Secara umum masalah dalam penelitian ini dituangkan dalam pertanyaan sebagai berikut :

Bagaimana upaya meningkatkan kemampuan mengenal bentuk geometri pada anak “TK Baiturrahman Pusdikku TNI AD” melalui pemanfaatan alam dan lingkungan sekitar?.

Adapun secara khusus masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Bagaimana kondisi awal kemampuan anak TK A di TK Baiturrahman Pusdikku TNI AD dalam mengenal bentuk geometri sebelum menggunakan pemanfaatan alam dan lingkungan sekitar?

2. Bagaimana pelaksanaan pemanfaatan alam dan lingkungan sekitar dalam kegiatan pembelajaran mengenal bentuk geometri di TK Baiturrahman Pusdikku TNI AD?

3. Bagaimana peningkatan kemampuan anak TK A di TK Baiturrahman Pusdikku TNI AD dalam mengenal bentuk geometri setelah menggunakan pemanfaatan alam dan lingkungan sekitar?


(19)

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui kondisi awal kemampuan anak TK A di TK Baiturrahman Pusdikku TNI AD dalam mengenal bentuk geometri sebelum menggunakan pemanfaatan alam dan lingkungan sekitar.

2. Mengetahui pelaksanaan pemanfaatan alam dan lingkungan sekitar dalam kegiatan pembelajaran mengenalkan bentuk geometri di TK Baiturrahman Pusdikku TNI AD.

3. Mengetahui peningkatan kemampuan anak TK A di TK Baiturrahman Pusdikku TNI AD dalam mengenal bentuk geometri setelah menggunakan pemanfaatan alam dan lingkungan sekitar.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat menberikan manfaat bagi pihak-pihak yang terkait, baik secara langsung ataupun tidak langsung bagi perkembangan ilmu pengetahuan, peningkatan mutu pendidikan dan untuk penelitian-penelitian lebih lanjut. Secara spesifik manfaat yang diharapkan adalah sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

Sebagai bahan masukan teori model pembelajaran untuk menambah informasi dan memberikan sumbangan keilmuan dalam meningkatkan kemampuan mengenal bentuk geometri melalui pemanfaatan alam dan lingkungan sekitar.


(20)

2. Manfaat Praktis

a.Untuk Anak

1). Membantu anak supaya mengenal bentuk geometri.

2).Membantu anak supaya dapat meningkatkan kemampuan memahami bentuk geometri.

3).Membantu anak supaya dapat barinteraksi dengan alam lingkungan sekitar dan mengetahui macam-macam benda dari alam melalui pemanfaatan alam dan lingkungan sekitar.

b. Untuk Guru

1).Membantu guru mengenalkan bentuk geometri pada anak dengan menggunakan pemanfaatan alam dan lingkungan sekitar.

2). Meningkatkan kemampuan dan kreativitas guru untuk mencari media dari alam sekitar dalam memberikan pemahaman bentuk geometri pada anak. 3). Guru dapat bekerja secara professional dalam menentukan langkah-langkah

dan model pembelajaran, guna meningkatkan rasa cinta anak pada alam sekitar.

c. Untuk Lembaga TK

1).Sebagai bahan masukan dalam pembinaan yang dilakukan pengawas atau kepala sekolah terhadap proses pembelajaran di lembaga TK.

2).Memberikan kontribusi melalui gagasan dan kreativitas dalam proses pembelajaran yang lebih efektif dan variatif.


(21)

3).Hasil penulisan dapat dijadikan sebagai alternatif acuan dan menentukan kebijakan sekolah agar guru dapat mengadaptasinya untuk perbaikan proses pembelajaran selanjutnya.

E. Penjelasan Istilah

a. Geometri

Geometri merupakan cabang matematika yang membahas tentang benda-benda, luas permukaan, titik-titik, garis-garis, sudut-sudut beserta hubungan-hubungan yang tercipta, sifat-sifat, dan semua ukuran yang berlaku, termasuk letak-letak titik, garis dan sudut di dalam ruang. (Wikipedia, 2011: 1).

Menurut Beaty (1990 : 206) bahwa konsep bentuk geometri merupakan modal awal yang penting untuk dipelajari anak. Salah satu kemampuan dalam perkembangan kognitif anak yaitu anak harus dapat membedakan bentuk-bentuk geometri seperti lingkaran, bujur sangkar, persegi panjang dan segitiga.

b. Alam/Lingkungan

Richarson dalam Suthardi, (1981:147) mengemukakan, “Science necessarily

begins in the environment in which we live. Consequently the students study of

science should have this orientation”. Dari alam sekitar peserta didik dapat

dibimbing untuk mempelajari berbagai macam masalah kehidupan. Akan tetapi pemanfaatan alam sekitar sebagai sumber belajar. sangat tergantung pada guru. Ada tiga faktor yang dapat mempengaruhi usaha pemanfaatan alam sekitar sebagai sumber belajar yaitu (a) kemauan guru (b) kemampuan guru untuk dapat melihat alam sekitar


(22)

yang dapat digunakan untuk pembelajaran (c) kemampuan guru untuk dapat menggunakan sumber alam sekitar dalam pembelajaran.

Dalam pemanfaatan sumber belajar, guru mempunyai tanggung jawab membantu peserta didik belajar agar belajar lebih mudah, lebih lancar, lebih terarah. Oleh sebab itu guru dituntut untuk memiliki kemampuan khusus yang berhubungan dengan pemanfaatan sumber belajar. (Firdaus, A. 2011: 1)

F. Asumsi Penelitian

Asumsi penelitian mengenai meningkatkan kemampuan mengenal bentuk geometri pada anak TK B melalui pemanfaatan alam dan lingkungan sekitar adalah sebagai berikut :

1. Geometri merupakan suatu dasar pemikiran akan bentuk, mulai dari bentuk yang ada pada alam hingga bentuk yang merupakan suatu arsitektur. Bentuk geometri merupakan bagian dari matematika, yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, misalnya : bentuk gelas, bentuk piring, bentuk papan tulis, bentuk buah jeruk, dll. Terutama bentuk geometri yang merupakan juga dasar bagi pengembangan kemampuan matematika maupun kesiapan untuk mengikuti pendidikan dasar. (Wiratama, H. 2009: 1).

2. Pemahaman konsep bentuk geometri pada anak usia TK adalah rumusan tingkah laku yang diharapkan dimiliki anak setelah menyelesaikan pengalaman belajar geometrinya yaitu berupa anak sudah mengenal bentuk geometri, dapat menyebutkan bentuk geometri, dapat menggambarkan suatu bentuk geometri


(23)

secara lisan/tulisan, dapat membuat bentuk geometri yang berupa produk seperti membentuk dari tanah liat/plastisin dan melipat kertas menjadi bentuk geometri, dapat menyebutkan persamaan dan perbedaan dari 2 bentuk geometri atau lebih serta dapat menguraikan sebuah bentuk geometri.

3. Richarson dalam Suthardi, (1981 :147) mengemukakan, “Science necessarily

begins in the environment in which we live. Consequently the students study of

science should have this orientation”. Dari alam sekitar peserta didik dapat dibimbing untuk mempelajari berbagai macam masalah kehidupan. Oleh karena itu disebut dengan pemanfaatan alam sekitar sebagai sumber belajar. (Firdaus, A. 2011: 1)

G. Hipotesis Tindakan

Melalui pemanfaatan alam dan lingkungan sekitar, maka kemampuan mengenal bentuk geometri pada anak TK A di “TK Baiturrahman Pusdikku TNI AD” meningkat.

H. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Karena kelas merupakan unit terkecil dalam sistem pembelajaran, sehingga semua guru perlu mendalami dan perilaku kritis terhadap apa yang sebenarnya terjadi. Dengan demikian guru akan dapat menentukan sendiri bagaimana strategi mengubah dan meningkatkan efektivitas dan efisiensi pembelajaran dikelasnya secara kontekstual. Kegiatan penelitian ini bertujuan untuk memberikan tindakan berupa kegiatan pembelajaran mengenal bentuk geometri


(24)

melalui pemanfaatan alam dan lingkungan sekitar agar dapat meningkatkan kemampuan mengenal bentuk geometri pada anak usia dini. Konsep pokok penelitian tindakan yang diambil menggunakan model John Elliot, dimana dalam setiap siklus terdapat beberapa tindakan yang artinya semakin banyak tindakan diharapkan semakin meningkat pencapaian hasilnya.

I. Lokasi dan Subjek Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di TK Baiturrahman Pusdikku TNI AD yang beralamat di Jl. Sindang Sirna No. 6 RT 5 RW 5 Kelurahan Geger Kalong Kecamatan Sukasari Kota Bandung. Tepatnya di kelompok A2 dengan jumlah anak sebanyak 15 orang. Siswa terdiri dari 8 anak laki-laki dan 7 anak perempuan. Alasan memilih lokasi tersebut karena : (1) kondisi pemahaman anak dalam mengenal geometri masih kurang dipahami dengan baik, (2) kondisi guru belum mampu melaksanakan pembelajaran tentang bentuk geometri dengan baik, (3) media yang digunakan dalam pembelajaran kurang memadai, (4) metode pembelajaran yang digunakan guru kurang bervariasi.

J. Sistematika Penulisan

Berikut dibawah ini adalah gambaran umum dari bab ke bab isi dari penulisan skripsi ini :

BAB I Pendahuluan, mengemukakan tentang : Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Penjelasan Istilah, Asumsi


(25)

Penelitian, Hipotesis Tindakan, Metode Penelitian, Lokasi dan Subjek Penelitian, Sistematika Penulisan.

BAB II Kajian Pustaka, mengemukakan tentang : Teori tentang Pengenalan Bentuk Geometri pada Anak. Bentuk Geometri Melalui Pemanfaatan Alam dan lingkungan Sekitar.

BAB III Metode Penelitian, pada bab ini mengemukakan tentang : Lokasi dan Subjek Penelitian, Desain Penelitian, Metode Penelitian, Penjelasan Istilah, Instrumen Penelittian, Proses Pengembangan Instrumen, Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data.

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, mengemukakan tentang: Pengolahan dan Analisis Data, Pembahasan Data dan Analisis Temuan

BAB V Kesimpulan dan Saran, mengemukakan tentang : Kesimpulan yang akan diambil dan Saran yang diberikan.


(26)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A.Lokasi dan Subjek Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di TK Baiturrahman Pusdikku TNI AD, yang beralamat di Jl. Sindang Sirna No. 6 RT 5 RW 5 Kelurahan Geger Kalong Kecamatan Sukasari Kota Bandung. Sedangkan yang menjadi subjek penelitian dalam penelitian ini yaitu anak-anak kelompok A2, yang berusia 4 sampai 5 tahun, pada tahun Ajaran 2012/2013, yang berjumlah 15 orang anak, terdiri dari 8 siswa laki-laki dan 7 siswa perempuan.

Latar belakang pemilihan TK Baiturrahman Pusdikku TNI AD sebagai penelitian didasarkan pada: (1) kondisi pemahaman anak dalam mengenal bentuk geometri masih kurang dipahami dengan baik, (2) kondisi guru belum mampu melaksanakan pembelajaran tentang bentuk geometri dengan baik, (3) media yang digunakan dalam pembelajaran kurang memadai, (4) metode pembelajaran yang digunakan guru kurang bervariasi.

B.Desain Penelitian

Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dilaksanakan melalui proses pengkajian berdaur atau siklus. Para ahli mengemukakan model penelitian tindakan kelas dengan bagan yang berbeda. Namun pada umumnya, penelitian tindakan kelas (PTK) terdiri atas rangkaian empat tahapan yang dilakukan dalam siklus yang berulang. seperti halnya yang


(27)

dikemukakan Wardhani (2007: 2.4), masing-masing siklus terbagi ke dalam empat tahapan tindakan penelitian tindakan kelas, diantaranya: perencanaan, pelaksanaan/tindakan, pengamatan dan refleksi.

Menurut John Elliot (Muslihuddin 2009: 6) mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan PTK adalah suatu kajian dengan situasi sosial dengan maksud untuk meningkatkan kualitas tindakan penelitian didalamnya yaitu: 1) perencanaan tindakan, 2) pelaksanaan tindakan, 3) pengamatan, 4) refleksi.

Adapun bentuk penelitian tindakan yang dilakukan menggunakan penelitian tindakan kelas model John Elliot karena di dalam setiap siklus dimungkinkan terdiri dari beberapa tindakan, yaitu antara dua sampai lima tindakan. Sementara itu, setiap tindakan terdiri beberapa langkah, yang terealisasi dalam bentuk kegiatan belajar-mengajar.

Penelitian ini akan dilakukan dalam beberapa siklus sampai kemampuan anak-anak benar-benar meningkat, masing-masing siklus dengan tahapan : perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Hasil dari refleksi ini akan digunakan sebagai pertimbangan dalam membuat perencanaan bagi siklus selanjutnya jika ternyata tindakan yang dilakukan belum berhasil, maka dilakukan siklus selanjutnya sehingga mencapai hasil yang diharapkan.

Prosedur ini secara garis besar dapat digambarkan dengan skema sebagai berikut :


(28)

Gambar 3.1

(Riset Aksi Model John Elliot) (Dikutip oleh Muslihuddin, 2009)

Desain pelaksanaan PTK yang akan dilakukan sesuai skema di atas, dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Perencanaan (Plan) disusun berdasarkan masalah yang akan dipecahkan dan hipotesis tindakan yang diajukan.

Pelaksanaan

Siklus 1 Pengamatan

Perencanaan

Refleksi

Pelaksanaan

Siklus 2 Pengamatan

Perencanaan

Refleksi

Dan Siklus seterusnya


(29)

2. Pelaksanaan tindakan (Act) dilakukan Setelah persiapan selesai, pada tahap ini tiba saatnya guru melaksanakan tindakan dalam situasi yang aktual. Pada saat yang bersamaan kegiatan ini juga disertai dengan melakukan pengamatan secara sistematis, kritis, dan objektif dalam memantau pelaksaan tindakan yang dilakukan, interpretasi serta diikuti dengan refleksi.

3. Pengamatan (Observation). Pada tahap ini dilakukan perekaman data meliputi proses dan hasil dari pelaksaan kegiatan. Tujuan dilaksanakannya pengamatan ini adalah untuk mengumpulkan bukti hasil tindakan agar dapat dievaluasi dan dijadikan landasan dalam melakukan refleksi.

4. Refleksi (Reflektive). Pada tahap ini dilakukan refleksi dengan analisis data mengenai proses, masalah dan hambatan yang dijumpai, sehingga dapat diketahui apakah tindakan yang dilakukan telah mencapai tujuan atau belum. Jika belum maka peniliti harus menyusun rencana lanjutan.

Disisi lain penelitian tindakan yang dilakukan juga merupakan penelitian kolaboratif artinya guru dengan peneliti bekerjasama untuk memperbaiki pembelajaran. Seperti diungkapkan oleh (Kunandar: 2008) adalah :

“Penelitian tindakan (Action Research) yang dilakukan guru sekaligus

sebagai peneliti dikelasnya bersama-sama dengan orang lain (kolaborasi) dengan cara merancang, melaksanakan dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif yang bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu (kualitas) proses pembelajaran dikelasnya melalui suatu tindakan (treatment) tertentu dalam suatu siklus”.


(30)

Sesuai model tersebut maka langkah kegiatannya adalah (1) permintaan ijin, (2) observasi dan wawancara untuk mengetahui kondisi awal pelaksanaan pembelajaran di TK Baiturrahman Pusdikku TNI AD, (3) identifikasi permasalahan dalam pembelajaran mengenal bentuk geometri, (4) merumuskan spesifikasi pemanfaatan alam dan lingkungan sekitar sesuai dengan kebutuhan pembelajaran mengenal bentuk geometri, (5) melakukan kolaborasi antara peneliti dengan guru dalam membuat dan menggunakan pemanfaatan alam dan lingkungan sekitar, dan (6) melaksanakan tindakan kelas serta menetapkan teknik pemantauan.

Prosedur penelitian tindakan kelas ini diawali dengan melaksanakan observasi awal, untuk melihat kondisi objektif pembelajaran, khususnya dalam mengenal bentuk geometri, kemudian melaksanakan dua siklus dengan dua tindakan, sehingga mencapai tujuan yang diharapkan. Secara prosedural dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Observasi Awal

Sebelum melakukan penelitian dan perencanaan penelitian, terlebih dahulu dilakukan permintaan ijin penelitian di TK Baiturrahman Pusdikkku TNI AD. Karena peneliti merupakan salah satu pengajar di TK tersebut secara langsung diperbolehkan oleh kepala sekolah untuk melaksanakan penelitian, yang di mulai dengan observasi awal untuk memperoleh gambaran tentang kondisi awal pembelajaran di TK Baiturrahman Pusdikku TNI AD dalam aspek mengenalkan bentuk geometri kepada anak. Tahap ini dilakukan observasi mengenai kondisi


(31)

objek pembelajaran di TK Baiturrahman Pusdikku TNI AD yang meliputi: perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, evaluasi pembelajaran dan hasil pemahaman anak terhadap bentuk geometri, diidentifikasi bersama rekan sejawat, yang kemudian dijadikan pedoman dalam menyusun perencanaan pembelajaran pada tahap berikutnya. Pada tahap ini peneliti melakukan observasi langsung di TK baiturrahman pusdikku TNI AD.

2. Meningkatkan Kemampuan Mengenal Bentuk Geometri pada Anak TK Melalui Pemanfaatan Alam dan Lingkungan Sekitar

a. Tahap Perencanaan

Penelitian ini menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana, tindakan tersebut dilakukan. Penelitian tindakan dilakukan secara kolaborasi antara pihak yang melakukan tindakan adalah guru itu sendiri, sedangkan yang diminta melakukan pengamatan terhadap berlangsungnya proses tindakan adalah peneliti, bukan guru yang sedang melakukan tindakan.

Pada tahap ini peneliti bersama guru merancang kegiatan yang akan dilakukan dalam meningkatkan dan memperbaiki hasil belajar anak. Hal-hal yang perlu direncanakan dalam menyusun rancangan antara lain: menyiapkan surat ijin penelitian, mempersiapkan lembar observasi, mempersiapkan perekaman data seperti camera digital dan kaset video, menetapkan indikator, menyiapkan media, membuat rancangan/perencanaan pembelajaran (skenario pembelajaran) dengan membuat Satuan Kegiatan Harian (SKH). Dibawah ini, dijelaskan proses kegiatan pembelajaran dari mulai perencanaan hingga akhir pembelajaran :


(32)

Tabel. 3.1

Desain Proses Kegiatan Pembelajaran Secara Umum No. Kegiatan Proses

Pembelajaran

Deskripsi

1. Pembukaan Pada kegiatan pembukaan, guru bertugas untuk mengkondisikan siswa-siswi untuk baris di depan kelas. Dimana, pada saat baris, anak-anak dipimpin oleh guru untuk menyanyikan beberapa lagu, mengucapkan ikrar santri, melafalkan mahfudzoh, serta menghafal Asmaul Husna. Setelah selesai anak-anak di minta untuk masuk kelas dengan tertib di bimbing guru kelas.

2. Inti Pada kegiatan inti guru melakukan aktifitas seperti biasa, yaitu melakukan Circle Time bersama anak, membimbing anak untuk menghafal surat-surat pendek, baca Do’a akan belajar, bernyanyi dan mengabsen kehadiran anak. Setalah itu guru melakukan apersepsi yang disesuaikan dengan jadwal tema hari itu. Kemudian member beberapa tugas kepada anak, baik itu berupa lembar kerja, penugasan, ataupun meminta anak untuk membuat sesuatu sehingga menghasilkan hasil karya.

3. Istirahat Jam istrahat, guru bertugas membimbing

anak untuk cuci tangan, berdo’a mau makan serta mendampingi dan mengawasi anak pada saat makan. Kemudian setelah makan, guru mendampingi anak untuk main, baik itu main di In Door maupun Out

Door.

4. Penutup Pada kegiatan penutup, guru melakukan evaluasi terhadap anak, mengenai kegiatan sehari yang telah dilakukan bersama disekolah, kemudian guru membimbing anak untuk bernyanyi serta dilanjutkan


(33)

b. Pelaksanaan

Pelaksanaan merupakan implementasi isi dari rancangan pembelajaran yang sudah dibuat. Guru bersama anak melakukan pembelajaran dengan memanfaatkan alam dan lingkungan sekitar. Penggunaan alam dan lingkungan sekitar dilaksanakan pada anak untuk meningkatkan kemampuan mengenal konsep bentuk geometri anak. Pelaksanaan tindakan dilakukan guru terhadap anak diantaranya adalah sebagai berikut:

1) Guru membuka pelajaran dengan pengkondisian agar anak fokus

2) Guru memperlihatkan beberapa macam media dari alam dan lingkungan sekitar yang ada disekitar anak dan melakukan tanya jawab tentang alam sebagai sumber belajar.

3) Guru menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan dengan menggunakan media dari alam dan lingkungan sekitar.

Berdasarkan hasil wawancara dan diskusi dengan guru TK Baiturrahman Pusdikku TNI AD, maka proses pembelajaran dilakukan dengan cara mengenalkan bentuk geometri pada anak melaui tanya jawab tentang bentuk geometri yang pernah anak lihat dan melalui gambar terlebih dahulu di dalam kelas, kemudian anak-anak diminta untuk mencocokkan benda yang ada di sekitar ruangan kelas dengan bentuk geometri.

Setelah pelaksanaan siklus I tindakan I selesai, jika terdapat sesuatu yang dianggap kurang dari guru dalam mengajar dan Kemampuan mengenal bentuk geometri anak yang masih kurang maka dilanjutkan ke tindakan II dengan


(34)

mengajak anak untuk jalan-jalan di luar kelas sehingga anak dapat melihat berbagai benda dari alam sekitar yang berbentuk geometri. Selanjutnya apabila dalam tindakan II masih ada yang harus diperbaiki dan kemampuan anak belum optimal, maka dilanjutkan ke tindakan berikutnya, sebaliknya apabila pengenalan bentuk geometri sudah dirasa cukup dapat dipahami anak, maka dapat dilanjutkan dengan pengenalan bentuk geometri yang lain, dengan siklus berikutnya beserta tindakannya.

c. Pengamatan

Pada tahap ini peneliti menyiapkan instrument penelitian untuk guru dan anak. Peneliti mengamati segala proses dalam aktivitas pembelajaran mengenal bentuk geometri dengan memanfaatkan alam dan lingkungan sekitar. Pengamatan dilakukan secara kontinyu dari siklus I sampai siklus yang diharapkan terdapat ketercapaian tujuan sendiri. Misalnya seperti melihat ketertarikan dan keseriusan anak dalam mengenal bentuk geometri dengan benda yang ada di sekitar anak. Kelancaran dalam pembelajaran kemampuan mengenal bentuk geometri dengan memanfaatkan alam dan lingkungan sekitar, keseriusan dalam mempelajari konsep bentuk geometri melalui pemanfaatan alam dan lingkungan sekitar, kekurangan yang terajdi dalam pembelajaran. Pengamatan yang dilakukan pada siklus I memberikan pengaruh pada penyusunan tindakan yang dilakukan pada siklus berikutnya, kemudian hasil pengamatan ini didiskusikan bersama guru sehingga dapat memvariasikan rancangan pembelajaran mengenal bentuk geometri dengan memanfaatkan alam dan lingkungan sekitar dapat segera dilakukan.


(35)

d. Refleksi

Peneliti memikirkan rencana ketika sudah sampai saat refleksi. Yang dilaksanakan setiap habis pembelajaran dan juga menentukan waktu seperti kapan hari dan jam akan dilaksanakan refleksi, caranya bagaimana, siapa saja yang terlibat, bagaimana proses refleksi terjadi, bagaimana tanda memulai dan berhenti diberikan dan sebagainya. Dalam kegiatan penelitian tindakan kelas ini, peneliti melakukan refleksi dari siklus I tindakan I & II, siklus II tindakan I & II dan seterusnya hingga ketercapaian tujuan dan perbaikan pembelajaran berhasil.

C. Metode Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan sebelumya, secara umum Penelitian ini dimaksudkan untuk memperbaiki dan meningkatkan proses pembelajaran yang sudah dilaksanakan oleh guru serta mengatasi permasalahan pembelajaran mengenal bentuk geometri pada anak yang terjadi di lapangan (TK). Dengan cara memanfaatankan alam dan lingkungan sekitar. Oleh karena itu untuk mencapai tujuan diatas maka pada penelitian ini digunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK).

Menurut Sugiyono (2009: 2) Metode Penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Menurut Sugiyono (2009: 9) Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk


(36)

meneliti pada kondisi obyek yang alamiah. Sugiyono (2009: 13-14) menyebutkan bahwa:

1. Metode penelitian kualitatif dilakukan pada kondisi yang alamiah, langsung ke sumber data, dan peneliti adalah instrumen kunci.

2. Penelitian kualitatif lebih bersifat deskriptif. Data yang terkumpul berbentuk kata-kata atau gambar, sehingga tidak menekankan pada angka. 3. Penelitian kualitatif lebih menekankan pada proses dari pada produk atau

outcome.

4. Penelitian kualitatif melakukan analisis data secara induktif.

5. Penelitian kualitatif lebih menekankan makna (data dibalik yang teramati). Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan metode penelitian tindakan kelas (PTK). Dalam bidang pendidikan, khususnya dalam praktek pembelajaran, penelitian tindakan berkembang menjadi penelitian tindakan kelas atau Classroom Action Research (CAR). Penelitian tindakan kelas adalah penelitian tindakan yang dilaksanakan di dalam kelas ketika pembelajaran berlangsung. Penelitian tindakan kelas dilakukan dengan tujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan kualitas pembelajaran. Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan, dan terjadi dalam sebuah kelas. (Arikunto, 2010: 130).

Arikunto, S. (2010: 130). Menjelaskan penelitian tindakan kelas melalui

gabungan definisi dari tiga kata yaitu “penelitian” + ”tindakan” + “kelas”. Makna setiap kata tersebut adalah sebagai berikut:

1. Penelitian, yaitu kegiatan mencermati suatu objek, menggunakan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat untuk meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.

2. Tindakan, yaitu sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu, yang dalam penelitian ini berbentuk rangkaian siklus kegiatan.


(37)

3. Kelas, yaitu sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari seorang guru. batasan yang ditulis untuk pengertian tentang kelas tersebut adalah pengertian lama, untuk melumpuhkan pengertian yang salah dan difahami secara luas oleh umum

dengan “ruangan tempat guru mengajar”. Kelas bukan wujud ruangan tetapi sekelompok peserta didik yang sedang belajar.

Dalam literatur lain, menurut Menurut Hopkins (1993, Muslich, 2009: 8) menyatakan bahwa:

PTK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif, yang dilakukan oleh pelaku tindakan untuk meningkatkan kemantapan rasional dan tindakan-tindakannya dalam melaksanakan tugas dan memperdalam pemahaman terhadap kondisi dalam praktik pembelajaran.

Sedangkan menurut Kunandar (2009: 41) “Penelitian Tindakan kelas

(Classroom Action Research) memiliki peranan yang sangat penting dan strategis

untuk meningkatkan mutu pembelajaran apabila diimplementasikan dengan baik

dan benar”.

Dalam literatur lain, menurut Carr dan Kemmis 1991 (Wardhani, dkk, 2007: 1.3) mengemukakan pengertian penelitian tindakan kelas atau PTK sebagai berikut:

A farm of self-reflective enquiry undertaken by participants (theachers, students, or principals, for example) in social (including educational) situations in order to improve the rationality and justice of (1) their own social or educational practices, (2) their understanding of these practices, and (3) the situations (and intitutions) in which the practices ar carried out.

Dari definisi tersebut dapat diartikan bahwa penelitian tindakan kelas adalah sebuah bentuk kegiatan refleksi diri yang dilakukan oleh para pelaku pendidikan dalam suatu situasi kependidikan untuk memperbaiki rasionalitas dan keadilian tentang: (1) praktik-praktik kependidikan mereka, (2) pemahaman mereka tentang


(38)

praktik-praktik tersebut, (3) dan situasi dimana praktik-praktik tersebut dilaksanakan.

Lebih lanjut Sanjaya, W (2010: 27) mengungkapkan bahwa ada beberapa hal yang harus digaris bawahi mengenai penelitian tindakan kelas, yaitu:

1.PTK adalah proses, artinya PTK adalah rangkaian kegiatan dari mulai menyadari adanya masalah, kemudian tindakan untuk memecahkan masalah dan refleksi terhadap tindakan yang telah dilakukannya.

2.Masalah yang dikaji adalah masalah pembelajaran yang terjadi di dalam kelas, artinya PTK memfokuskan pada masalah yang berkaitan dengan proses pembelajaran yang dilakukan oleh siswa dan guru di dalam kelas. 3.PTK dimulai dan diakhiri dengan kegiatan refleksi diri artinya yang

melaksanakan PTK itu sendiri adalah guru. Guru merupakan pemeran utama dalam PTK.

4.PTK dilakukan berbagai tindakan, artinya PTK bukan hanya sekedar ingin mengetahui sesuatu akan tetapi adanya aksi dari guru untuk proses perbaikan.

5.PTK dilakukan dalam situasi nyata, artinya aksi yang dilakukan oleh guru dilaksanakan dalam setting pembelajaran yang sebenarnya tidak mengganggu program pembelajaran yang sudah direncanakan.

Selain pengertian penelitian tindakan kelas di atas adapun beberapa karakteristik penelitian tindakan kelas.

Muslich, M. (2009: 12-14) Menyatakan bahwa:

karakteristik PTK antara lain: 1) Masalah PTK berawal dari guru, 2) Tujuan PTK adalah memperbaiki pembelajaran, 3) PTK adalah penelitian yang bersifat kolaboratif, 4) PTK adalah jenis penelitian yang memunculkan adanya tindakan tertentu untuk memperbaiki proses belajar mengajar di kelas, 5) PTK dapat menjembatani kesenjangan antara teori dan praktik pendidikan.

Mencermati pendapat di atas bahwa karakteristik PTK adalah berangkat dari masalah yang berawal dari guru, bertujuan memperbaiki pembelajaran, bersifat kolaboratif, penelitian yang memunculkan adanya tindakan tertentu untuk memperbaiki proses belajar mengajar di kelas, serta menjembatani kesenjangan


(39)

antara teori dan praktik pendidikan. Dalam melaksanakan penelitian langkah-langkah yang ditempuh tidak terlepas dari prinsip-prinsip penelitian.

Prinsip-prinsip penelitian sebagaimana yang dikemukakan oleh Kasabolah (Sarikasdani, 1999: 67) adalah sebagai berikut :

1) Tugas utama guru adalah mengajar, artinya penelitian tindakan tidak boleh mengganggu tugas mengajar.

2) Dalam melakukan penelitian tindakan pengumpulan data tidak boleh terlalu banyak menyita waktu.

3) Metodelogi yang dipakai harus tepat dan terpercaya.

4) Masalah penelitian yang akan ditangani harus merupakan masalah yang memang dihadapi. Masalah yang menarik dan bersifat faktual.

5) Penelitian tindakan ini tidak boleh menyimpang dari prosedur etika di lingkungan kerjanya.

6) Penelitian tindakan merupakan suatu proses yang sistematis

7) Penelitian tindakan berorientasi pada perbaikan kinerja dengan melakukan perubahan yang dituangkan dalam bentuk tindakan.

8) Penelitian tindakan menuntut peneliti mencatat kemajuan, persoalan yang dihadapi, dan hasil refleksi tentang kinerja guru.

9) Penelitian tindakan sebaiknya dimulai dengan hal-hal sederhana terlebih dahulu namun nyata. Dengan demikian siklus dimulai denag yang kecil sehingga perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi dapat membuat isu, ide, dan asumsi menjadi lebih jelas.

10)Dalam Penelitian tindakan peneliti melihat dan menilai diri sendiri secara kritis terhadap apa yang dikerjakan disekolahnya.

D. Penjelasan Istilah

Penjelasan istilah dalam penelitian meningkatkan kemampuan mengenal konsep bentuk geometri pada anak kelompok A TK Baiturrahman Pusdikku TNI AD antara lain untuk menjelaskan pengertian geometri, kemampuan mengenal konsep bentuk geometri dan pemanfaatan alam lingkungan sekitar sebagai sumber belajar, yaitu sebagai berikut:

Geometri merupakan cabang matematika yang membahas tentang benda-benda, luas permukaan, titik-titik, garis-garis, sudut-sudut beserta


(40)

hubungan-hubungan yang tercipta, sifat-sifat, dan semua ukuran yang berlaku, termasuk letak-letak titik, garis dan sudut di dalam ruang. (Wikipedia, 2011: 1).

Menurut Beaty (1990 : 206) bahwa konsep bentuk geometri merupakan modal awal yang penting untuk dipelajari anak. Salah satu kemampuan dalam perkembangan kognitif anak yaitu anak harus dapat membedakan bentuk-bentuk geometri seperti lingkaran, bujur sangkar, persegi panjang dan segitiga.

Richarson dalam Suthardi, (1981:147) mengemukakan, “Science necessarily begins in the environment in which we live. Consequently the students study of science should have this orientation”. Dari alam sekitar peserta didik dapat dibimbing untuk mempelajari berbagai macam masalah kehidupan. Akan tetapi pemanfaatan alam sekitar sebagai sumber belajar. sangat tergantung pada guru. Ada tiga faktor yang dapat mempengaruhi usaha pemanfaatan alam sekitar sebagai sumber belajar yaitu (a) kemauan guru (b) kemampuan guru untuk dapat melihat alam sekitar yang dapat digunakan untuk pembelajaran (c) kemampuan guru untuk dapat menggunakan sumber alam sekitar dalam pembelajaran.

Dalam pemanfaatan sumber belajar, guru mempunyai tanggung jawab membantu peserta didik belajar agar belajar lebih mudah, lebih lancar, lebih terarah. Oleh sebab itu guru dituntut untuk memiliki kemampuan khusus yang berhubungan dengan pemanfaatan sumber belajar. Firdaus, A. (2011: 1).

E. Instrumen Penelitian

Prinsip penelitian adalah melakukan pengukuran, alat untuk mengukurnya disebut instrumen. Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan dalam


(41)

melakukan pengukuran, dalam hal ini alat untuk mengumpulkan data pada suatu penelitian.

Arikunto, S (2010: 203) menyatakan bahwa:

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah.Variasi jenis instrumen penelitian adalah : angket, ceklis (check-list) atau daftar centang, pedoman wawancara, pedoman pengamatan. Ceklis sendiri memiliki wujud yang bermacam-macam.

Instrumen dalam penelitian ini untuk mengumpulkan data dan mengukur suatu pengaruh dari suatu perlakuan yang diberikan yakni berupa pemanfaatan alam dan lingkungan sekitar. Dalam melakukan membutuhkan sebuah alat yang dinamakan instrument penelitian.

Dalam literatur lain diungkapkan bahwa instrumen penelitian adalah alat yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data penelitian. Karena alat atau instrumen ini mencerminkan juga cara pelaksanaanya, maka sering juga disebut dengan teknik penelitian (Sanjaya, W. 2010: 84).

Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Pedoman Observasi (Pengamatan) adalah kegiatan pengamatan

(pengambilan data) untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran, selama penelitian berlangsung dengan membubuhkan tanda checklist pada lembar observasi.

2. Pedoman Wawancara alat berupa pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara verbal untuk memperoleh informasi yang lebih terperinci mengenai pengenalan bentuk geometri di TK baiturrahman Pusdikku TNI AD.


(42)

3. Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang terjadi pada saat penelitian berlangsung, dokumentasi dapat berupa gambar atau tulisan.

Berikut dibawah ini peneliti akan memaparkan berbagai instrumen penelitian yang akan dilakukan, sebagai berikut :

1. Pengamatan (Observasi )

Pengamatan (observasi) dilakukan selama proses penelitian tindakan mulai dari siklus I sampai siklus II. Melalui pengamatan ini diharapkan dapat mengetahui kekurangan-kekurangan dalam pelaksanaan tindakan, sebagai modifikasi rancangan dapat dilakukan secepatnya. Dengan kata lain pengamatan untuk melakukan bukti hasil tindakan agar dapat dievaluasi dan dijadikan landasan dalam melakukan refleksi.

Format pengamatan ini dirancang untuk mengetahui peningkatan kemampuan mengenal bentuk geometri pada anak. Setelah dilakukan penilaian dari hasil observasi, maka data tersebut akan dianalisis dengan cara memprosentase, kemudian hasil prosentase dinyatakan atau dipaparkan dalam kalimat kuantitatif. Melalui kegiatan observasi, peneliti dapat melihat langsung peningkatan kemampuan mengenal bentuk geometri melalui pemanfaatan alam dan lingkungan di TK Baiturrahman Pusdikku TNI AD, kemudian mencatatnya sesuai dengan kenyataan yang terjadi di lapangan.

Langkah-langkah dalam menyusun format observasi anak adalah sebagai berikut:

a. Membuat kisi-kisi instrumen.


(43)

c. Melakukan validasi instrumen dengan berkonsultasi pada ahli. d. Penyempurnaan instrumen.

e. Digunakan untuk pengamatan pembelajaran.

2. Wawancara

Lembar wawancara merupakan alat berupa pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara verbal yang dianggap dapat memberikan penjelasan mengenai pengenalan bentuk geometri yang dilakukan di TK Baiturrahman Pusdikku TNI AD. Dalam penelitian ini yang diwawancarai adalah kepala sekolah dan guru kelas.

Berikut dibawah ini instrumen pedoman wawancara kepada Kepala Sekolah :

Tabel 3.2

Pedoman Wawancara Kepala Sekolah

No. Aspek yang ditanyakan Hasil Wawancara

1. Bagaimana program pembelajaran yang telah dilaksanakan selama ini dalam memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak di TK Baiturrahman Pusdikku TNI AD?

2. Dalam pembelajaran di TK Baiturrahman Pusdikku TNI AD kegiatan apa yang telah dilakukan terutama dalam pengenalan bentuk geometri?

3. Upaya apa yang telah dilakukan untuk guru-guru TK Baiturrahman Pusdikku TNI AD dalam peningkatan pengenalan bentuk geometri?

4. Selama ini pernahkah guru-guru TK Baiturrahman Pusdikku TNI AD mengenalkan bentuk geometri pada anak TK menggunakan pemanfaatan alam dan lingkungan sekitar? 5. Selama ini adakah hambatan yang dialami oleh

guru-guru TK Baiturrahman Pusdikku TNI AD dalam kegiatan pembelajaran pengenalan bentuk geometri di TK Baiturrahman Pusdikku TNI AD khususnya melalui pemanfaatan alam


(44)

dan lingkungan sekitar?

6. Bagaimana cara guru mengevaluasi hasil pembelajaran anak di TK Baiturrahman Pusdikku TNI AD?

Berikut dibawah ini instrumen pedoman wawancara kepada Guru Kelas:

Tabel 3.3

Pedoman Wawancara Guru Kelas

No Aspek yang ditanyakan Hasil wawancara

1. Menurut ibu apakah penting menentukan tujuan pembelajaran sebelum melaksanakan KBM? Jika penting apa alasannya?

2. Materi apa yang pernah ibu sampaikan dalam kegiatan pembelajaran disekolah TK, khususnya dalam aspek perkembangan kognitif anak? 3. Media apa yang pernah ibu buat dalam

pembelajaran pengenalan bentuk geometri, apakah disesuaikan dengan karakteristik perkembanganan anak?

4. Adakah hambatan atau kendala dalam pembuatan media untuk mengenalkan bentuk geometri tersebut?

5. Bagaimana cara ibu mengalokasikan waktu agar sesuai dengan tujuan pembelajaran

“mengenalkan bentuk geometri” yang diterapkan?

6. Dengan Program yang dilaksanakan, sejauh mana pengenalan bentuk geometri pada anak didik ibu selama ini?

7. Menurut ibu kegiatan seperti apa yang mendukung peningkatan mengenal bentuk geometri dengan menggunakan pemanfaatan alam dan lingkungan sekitar anak TK? Contohnya seperti apa?

8. Selama ini dalam kegiatan pembelajaran mengenalkan bentuk geometri , media apa saja yang di manfaatkan ataupun media yang digunakan?contohnya seperti apa?

9. Pentingkah evaluasi pembelajaran dalam pengenalan bentuk geometri dilakukan?


(45)

3. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan suatu instrumen yang digunakan dalam penelitian yang berupa foto, gambar, dan sebagainya. Dokumen yang digunakan peneliti untuk memperoleh data yang diperlukan berupa dokumen terrtulis seperti SKH yang berisi tentang kegiatan pembelajaran dan foto kegiatan. Hasil dari studi dokumentasi tersebut yang dijadikan bahan rujukan sebagai penunjang dalam penelitian ini.

F. Proses Pengembangan Instrumen

Peneliti berkolaborasi dengan guru TK Baiturrahman untuk membahas permasalahan yang dihadapi dalam meningkatkan kemampuan mengenal bentuk geometri pada anak. Setelah peneliti dan guru memperoleh kesepakatan mengenal fokus masalah yang diatasi. Peneliti mengembangkan instrumen penelitian. Instrumen penelitian ini digunakan untuk membantu mempermudah peneliti dalam memperoleh data yang diperlukan.

Proses pengembangan instrumen dilakukan dengan membuat kisi-kisi instrument penelitian. Instrumen yang telah disusun kemudian dikaji oleh dua orang ahli untuk di judge atau diberikan penilaian atau butir-butir pernyataan yang dibuat. Setelah itu dilakukan perbaikan atas butir pernyataan sehingga layak untuk dipergunakan sebagai pedoman pelaksanaan penelitian. Adapun kisi-kisi instrumen yang dimaksud pada penelitian ini adalah:


(46)

MeningkatkanKemampuan Mengenal Bentuk Geometri Pada Anak TK

VARIABEL SUB VARIABEL INDIKATOR

TEKNIK PENGUMPULAN

DATA

SUMBER DATA NOMOR

ITEM

1. Kemampuan mengenal bentuk geometri

1.Mengenal bentuk lingkaran

1.Menyebutkan bentuk lingkaran

2. Menunjukkan bentuk lingkaran

3. Mengelompokkan

bentuk gambar lingkaran dengan benda-benda tiga dimensi

4. Memasangkan bentuk lingkaran dengan benda tiga dimensi bentuk yang sama

5. Menyusun pola bentuk lingkaran

6. Mencipta bentuk

lingkaran dengan

berbagai media Observasi Observasi Observasi Observasi Observasi Observasi Anak Anak Anak Anak Anak Anak 1 2 3 4 5 6


(47)

3. Mengelompokkan bentuk gambar persegi empat dengan benda-benda tiga dimensi 4. Memasangkan gambar

bentuk persegi empat dengan benda tiga dimensi bentuk yang sama

5. Menyusun pola bentuk lingkaran, persegi empat 6. Mencipta bentuk persegi empat dengan berbagai media Observasi Observasi Observasi Observasi Anak Anak Anak Anak 9 10 11 12

3. Mengenal bentuk persegi panjang

1. Menyebutkan bentuk persegi panjang

2. Menunjukkan bentuk persegi panjang

3. Mengelompokkan bentuk gambar persegi panjang dengan benda-benda tiga dimensi 4. Memasangkan gambar

Observasi Observasi Observasi Observasi Anak Anak Anak Anak 13 14 15 16


(48)

dimensi bentuk yang sama

5. Menyusun pola bentuk lingkaran, persegi empat, persegi panjang 6. Mencipta bentuk persegi

panjang dengan

berbagai media Observasi Observasi Anak Anak 17 18

4. Mengenal bentuk segitiga

1. Menyebutkan bentuk segitiga

2. Menunjukkan bentuk segitiga

3. Mengelompokkan

bentuk gambar segitiga dengan benda-benda tiga dimensi

4. Memasangkan gambar bentuk segitiga dengan benda tiga dimensi bentuk yang sama. 5. Menyusun pola gambar

bentuk lingkaran, persegi empat, persegi panjang

Observasi Observasi Observasi Observasi Observasi Anak Anak Anak Anak Anak 19 20 21 22 23


(49)

dengan berbagai media

Sumber:

Ditjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Depdiknas. (2006). Kurikulum 2004 Standar Kompetensi. Jakarta: Depdiknas

Depdikbud. (2005). Kurikulum 2004 Silabus dan Model pembelajaran Taman Kanak-Kanak. Cilacap: Depdikbud

Direktorat PAUD Ditjen PLS dan Pemuda depdiknas. (2002). Acuan Menu Pembelajaran Pada Anak Dini Usia (Menu pembelajaran generik). Jakarta: Depdiknas


(50)

Pemanfaatan Alam dan Lingkungan Sekitar

VARIABEL SUB

VARIABEL

INDIKATOR TEKNIK

PENGUMPULAN DATA SUMBER DATA NOMOR ITEM

2. Alam dan Lingkungan Sekitar

1. Perencanaan pembelajaran

a. Tujuan

Meningkatkan kemampuan mengenal bentuk geometri anak TK

b. Indikator

 Pengenalan bentuk geometri (lingkaran, persegi panjang, persegi empat dan segitiga)

 Menyebutkan dan menunjukkan sebanyak-banyaknya benda nyata yang berbentuk geometri

c. Tema/Sub Tema  Lingkunganku/Sekolah

 Lingkunganku/Rumah

 Kebutuhanku/Buah-buahan

 Binatang/Binatang darat berkaki empat

d. Strategi Pembelajaran

 Pembelajaran secara klasikal di dalam kelas (In door)

 Pembelajaran secara langsung di luar kelas (Alam Terbuka/Out Door)

e. Penentuan Alat dan Teknik Pembelajaran

 Observasi

 Observasi

 Anak

 Anak

1

2-3

4-5-6-7


(51)

kelas (Out Door)

f. Media

 Bangunan Sekolah,

 Peralatan dan perlengkapan di sekolah

 Bangunan Rumah

 Peralatan dan perlengkapan di rumah

 Buah-buahan (Jeruk, pisang, strawbery,dll)

 Gambar binatang

 Miniatur binatang

 Gambar bentuk geometri

 Gambar bentuk benda nyata

12-13-14-15-

16-17-18-19-20

2. Pelaksanaan a. Kegiatan Pembukaan

 Mengkondisikan anak untuk baris di depan kelas

 Baca ikrar santri

 Berdo’a  Mengabsen

 Menyanyi

 Apersepsi guru mengenai tema

pembelajaran dikaitkan dengan pengenalan bentuk geometri

b. Kegiatan Inti

 Mengkondisikan anak untuk melakukan pembelajaran di dalam ruang kelas (In

Door)

 Memberi tugas sesuai dengan tiap tema

 Mengkondisikan anak untuk melakukan pembelajaran di luar ruang kelas (Out Door)

 Observasi

 Observasi

 Penugasan

 Anak

 Anak

 Anak

21-22-23-24-25-26


(52)

c. Istirahat  Cuci tangan

 Berdo’a sebelum dan sesudah makan  Bermain bebas

d. Kegiatan Penutup

 Evaluasi kegiatan seharian

 Menyanyi beberapa lagu anak

 Berdo’a akan pulang  Pulang dan Salam

 Observasi

 Observasi

 Anak

 Anak

31-32-33

34-35-36-37

3. Penilaian a. Aspek yang dinilai

 Menilai proses pembelajaran yang berlangsung

 Menilai pemahaman anak berkaitan dengan mengenal bentuk geometri

 Membantu anak membuat kesimpulan selama pembelajaran

 Pemberian tugas sebagai pelaksanaan kegiatan

b. Alat Penilaian Observasi

 Penugasan

38-39-40-41

42-43


(53)

Dalam proses pengembangan Instrumen selain membuat kisi-kisi instrumen, disertakan pula validitas data dan reabilitas data.

1. Validitas Data

Agar penelitian dapat dipertanggungjawabkan diperlukan adanya validitas sehingga data tersebut dapat dijadikan dasar yang kuat untuk menarik kesimpulan. Menurut Arikunto, S (2010: 211) “Validitas data adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrument. Teknik yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi dan Audit Trial”.

Menurut Suparno, P. (2008: 71) Triangulasi adalah melihat sesuatu realitas dari berbagai sudut pandang atau perspektif, dari berbagai segi sehingga lebih kredibel dan akurat.

Menurut Sugiyono (2009: 241) “Triangulasi diartikan sebagai teknik

pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada”.

Menurut literatur lain, Triangulasi yaitu memeriksa kebenaran hipotesis, konstruk atau analisis dari peneliti melalui data-data yang telah dikumpulkan ketika tindakan berlangsung. Dalam hal ini peneliti membandingkan analisis yang diperoleh dengan dosen yang memiliki pandangan yang sama dengan penelitian ini.

Audit trial yaitu memeriksa kesalahan-kesalahan dalam metode atau prosedur

yang digunakan peneliti dan di dalam pengambilan kesimpulan. Audit trial juga memeriksa catatan-catatan yang ditulis oleh peneliti pada saat kegiatan tindakan berlangsung. Pada tahap ini peneliti meminta pendapat dan bertukar pikiran


(54)

dengan teman sejawat tentang kekurangan maupun kendala yang ditemui ketika pelaksanaan kegiatan mengenal bentuk geometri diimplementasikan kepada anak.

Menurut Arikunto, S. (2010: 211) “Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat”.

2. Reliabilitas Data

Menurut Arikunto, S. (2010: 2210 “Reliabilitas menunjuk pada satu

pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan

sebagai alat pengumpul data karena instrument tersebut sudah baik”.

Menurut Suparno, S. (2008: 69) “Reliabilitas menunjukkan bahwa data yang diambil akan tetap sama meski diambil dalam waktu yang berbeda”.

Menurut Arikunto, S. (2010: 193) “Tes adalah serentetan pertanyaan atau

latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok”.

Menurut Kunandar (2008: 186) “Tes adalah sejumlah pertanyaan yang

disampaikan secara lisan tentang aspek-aspek psikologis sebagai data atau informasi yang berhubungan dengan masalah penelitian tindakan kelas yang harus

dijawab secara lisan pula”. Aspek psikologis itu dapat berupa prestasi atau hasil

belajar siswa, minat, bakat, sikap, kecerdasan, reaksi motorik, dan berbagai aspek kepribadian lainnya.


(55)

Tes adalah alat pengukur prestasi belajar anak didik, agar tes dapat digunakan sebagai alat pengukur prestasi belajar yang baik, maka tes tersebut harus memenuhi syarat sebagai tes yang baik, yakni validitas.

Tes valid artinya tes yang dibuat hendaknya dapat mengukur apa yang dapat diukur. Tes yang disusun harus sesuai dengan materi yang pernah diajarkan dan mempunyai taraf kesukaran yang sama dengan kemampuan peserta didik.

Tes harus reliabel, tes cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendensius mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu (Arikunto,S. 2010:221). Instrumen yang sudah dapat dipercaya , yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga.

Teknik reliabilitas menggunakan standar isi berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam pembelajaran matematika sesuai dengan kurikulum.

G. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2009: 224) “teknik pengumpulan data merupakan langkah

yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah

mendapatkan data”. Teknik pengumpulan data dapat dipahami sebagai cara yang digunakan untuk memperoleh data-data yang dibutuhkan dalam penelitian.

Ada beberapa cara yang dilakukan untuk mengumpulkan data, penelitian ini menggunakan:


(56)

1. Observasi

Menurut Nasution (Sugiyono, 2009: 226) “Observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan”.

Menurut Kunandar (2008: 143) “Observasi adalah kegiatan pengamatan (pengambilan data) untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran”. Observasi atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung.

Observasi dilakukan secara partisipatif (partisipatory observation) yaitu observasi terhadap pengajaran seseorang oleh orang lain (teman guru atau teman sejawat) seringkali disebut pula observasi partisipan, artinya pengamat ikut serta dalam kegiatan yang sedang berlangsung sambil melakukan pengamatan. Observasi atau pengamatan dilakukan sebelum pemberian tindakan dan pada saat pemberian tindakan. Pada penelitian ini, observasi pada saat pembelajaran berlangsung dilakukan berdasarkan lembar observasi.

Menurut Sanjaya, W (2010: 86-87) observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mengamati setiap kejadian yang sedang berlangsung dan mencatatnya dengan alat observasi tentang hal-hal yang akan diamati atau diteliti. Dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK), observasi menjadi instrumen utama yang digunakan dalam mengumpulkan data. Hal ini disebabkan observasi sebagai proses pengamatan langsung, merupakan instrumen yang cocok untuk memantau kegiatan pembelajaran, baik perilaku guru maupun perilaku siswa.


(1)

174

Enggar Estiwi, 2013

Meningkatkan Kemamapuan Mengenal Bentuk Geometri Pada Anak TK A Melalui Pemamnfaatan Alam Dan Lingkungan Sekitar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

pihakterkaitdenganpendidikananakusiadini. Adapunsarantersebutantara lain ditujukanbagi :

1. Bagi Guru Taman Kanak-Kanak

a. Guru sebagaifasilitatoranakdalampembelajaran. Guru dalampembelajaranmatematikakhususnyamengenaibentukgeometridap atmemberikankesempatandankebebasankepadaanakuntukmengeksplor asi, mengidentifikasidanberinteraksilangsungterhadapbenda-benda yang

adadisekitaranaksehinggaanakmemperolehpengalamanlangsungpadasa atanakbelajarsebuahbentuk.

b. Pemanfaatanalamdanlingkungansekitarsebagai media alternatifdalam proses pelaksanaankegiatanbelajarmengajar. Alam menyediakan kekayaan sumber belajar yang tak terbatas. Semua kekayaan alam tersebut dapat digunakan sebagai media bermain yang sangat mencerdaskan. Alam merupakan sarana bermain anak yang mampu meningkatkan daya eksplorasi anak.

2. BagiPenelitiSelanjutnya

a. Penelitianinihanyamengukurkemampuan mengenal bentukgeometrianakusia 4-5 tahundimanabentuklingkaran, persegiempat,

persegipanjangdansegitigadipilihuntukmewakilidaribentukgeometriters ebut. Sebaiknyapadapenelitianselanjutnyabentuk-bentukgeometri yang laindapatjugaditelitidenganmenggunakanpengembanganinstrumenpene


(2)

175

litian yang berbeda.

b. Penelitianinimasihdalamruanglingkupterbatas,

sehinggamasihbanyakaspek lain yang belumterungkap, penelitiberharappenelitianinidapatdikembangkanlebihlanjut,

diantaranyauntukaspekpengembanganberbahasa, motorikkasar, motorikhalusdansenisehinggamemberikankontribusiilmubaikkepadama hasiswamaupunkepadapendidikanakusiadini.

c. Penelitianselanjutnyadapatdikembangkandenganmengadakanpenelitian lebihlanjutpadakonsepbentukgeometrianakkelompokA2denganmenggu nakanindikator yang berbeda, tingkatkesulitanberbeda, dandengan media yang bervariasisertamenarik. Sehinggamemberikansumbanganilmuterhadappengembangan system pendidikananakusiadini yang lebihbaik.


(3)

Enggar Estiwi, 2013

Meningkatkan Kemamapuan Mengenal Bentuk Geometri Pada Anak TK A Melalui Pemamnfaatan Alam Dan Lingkungan Sekitar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Ariani, Y. (2006). MatematikaAdalahuntukMemudahkan.[Online].Tersedia: http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2006/03/0903.htm. (4Maret 2012)

Arikunto, S. (2005). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Edisi Revisi IV). Jakarta : Rineka Cipta.

Apriliana, V. (2006).PeningkatanPengenalanKonsepBentukGeometriMelaluiPenerapan

Model PembelajaranKooperatifTeknikMencariPasangan.SkripsiPG-PAUD UPI

Bandung: tidak diterbitkan

Beaty, J J. (1990). Observing Development of The Child Second Edition.Melbourne : Merill Publishing Company.

Copley, Juanita V. (2001). The Young Child and Mathematics. National Association For the Education of Young Children

Direktorat PAUD. (2004). KonsepDasarPendidikanAnakUsiaDini. Jakarta :DitjenDiklusepaDepdiknas.

Direktorat PAUD. (2002).Acuan Menu PembelajaranpadaPendidikanAnakDiniUsia (Menu PembelajaranGenerik). Jakarta: DitjenDiklusepaDepdiknas.

Direktorat PTK PNF Ditjen PMPTK Depdiknas.(2008). Bahan Ajar (Diklatpendidik PAUD Nonformal Tingkat Dasar).Bandung : UPI Bandung.

Firdaus, A. (2011).Pemanfaatan Sumber Belajar Dalam Upaya Peningkatan Kualitas dan

hasil Pembelajaran.

[Online].Tersedia:(http://arofahfirdaus.blogspot.com/2011/07/pemanfaatan-sumber-belajar-dalam-upaya.html) [16 Mei 2012]

Handoko, Y. (043338).

PembelajaranMatematikaUntukAnakUsiaDiniMelaluiPengenalanKonsepBentukGeo metri. SkripsiPG-PAUD UPI Bandung: tidakditerbitkan

Hasan, M. (2009). Pendidikan Anak Usia Dini. Yogyakarta : DIVA Press. Islam, M. (2011). Komputer dan Media Pembelajaran. [Online]. Tersedia:

(http://media-tekno.blogspot.com/2011/05/lingkungan-sebagai-sumber-belajar.html ) [16 Mei 2012]


(4)

Kunandar.(2008). LangkahMudahPenelitianTindakanKelasSebagaipengembanganProfesi guru. Jakarta: PT RajaGrafindoPersada.

Lisnawati. (2006). Upaya Pendekatan Pemahaman Konsep Bangun-bangun Geometri Datar pada Siswa Kelas VII-I Melalui Model Pembelajaran Learning Cycle. Skripsi Matematika UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Madya, S. (2009).TeoridanPraktikPenelitianTindakan (Action research).Bandung ;Alfabeta.

Mochsen, S.M. (2005). TipologiGeometriTelaahBeberapaKarya Frank L. Wright dan Frank O. Gehry (BangunanRumahTinggalsebagaiObyekTelaah) IronaJurnalArsitektur FT-Unhas Volume 2 (1) 69-83

Muslich, M. (2009).Melaksanakan PTK PenelitianTindakanKelasituMudah Classroom Action Research PedomanPraktisbagi guru Profesional.Jakarta :BumiAksara.

Muslihuddin, M.Pd. (2009). Kiat Sukses Melakukan Penelitian Tindakan Kelas (Panduan Praktis Untuk Guru dan Tenaga Kependidikan).Bandung : Rizqi Press.

Nirmala, I. (2006). EfektivitasPenggunaan Media

RealiaDalamMeningkatkanPemahamanKonsepBentukGeometriPadaAnakUsia TK.

SkripsiPG-PAUD UPI Bandung: tidakditerbitkan

Nubatonis, E.O. (2011). Pembelajaran Geometri Berbasis Teori Van Hiele. [Online]. Tersedia: ( http://ofirenty.blogspot.com/2011/11/pembelajaran-geometri-berbasis-teori.html)[30 Desember 2012]

Nurwindia, A. (2006). UpayaMeningkatkanKemampuanBerhitungAnak Taman Kanak-kanakMelaluiPemanfataan Media Balok Cuisenaire. SkripsiPG-PAUD UPI Bandung: tidakditerbitkan

Poerwadarminta, J S. (1982). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka. Rohayah S, Kurniawati E. Agar Anak Senang Belajar Matematika“Math at Home”.

Yogyakarta : Pustaka Zeedny.

Rositha, I. (2008). Tips mengenalkan Matematika pada Anak-Anak. [Online]. Tersedia : http//www.mail-archive.comsarikata/@yahoo.groups.com. [16 Mei 2012).

Russefendi. (1998). Pengantar Kepada Guru untuk Mengembangkan Kompetensi dalam Pengajaran Matematika untuk Meningkatkan CBSA. Bandung. Tarsito.

Sarikasdani, G. (2012). MeningkatkanKemampuanMembacadiniAnakMelaluiMetode Mueller.SkripsiPG-PAUD UPI Bandung: tidakditerbitkan


(5)

Enggar Estiwi, 2013

Meningkatkan Kemamapuan Mengenal Bentuk Geometri Pada Anak TK A Melalui Pemamnfaatan Alam Dan Lingkungan Sekitar

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Sianturi, G. (2005).AnakBalitaMenguasaiKonsepMatematika. Journal Proceedings of the National Academi of Sciences. 12,1-5. [Online]. Tersedia: http//educare.e-fkipunla.net. [4 Maret 2012]

Slamet, E. (2007).

UpayaMeningkatkanKemampuanMengenalBilanganAnakUsiaDiniMelaluipenggunaa n Media Lotto Angka .SkripsiPG-PAUD UPI Bandung: tidak diterbitkan

Solehuddin, M. (1997).KonsepDasarpendidikanPrasekolah.Bandung :Depdikkeb FIP IKIP Bandung.

Sriningsih, N. (2009). PembelajaranMatematikaTerpaduUntukAnakUsiaDini (Edisi II). Bandung :PustakaSebelas.

Sudarsono. (2011). Konsep Dasar Teori Belajar Van Hiele. [Online].Tersedia:(http://allforedu.blogspot.com/2011/12/konsep-dasar-teori-belajar-van-hiele.html) [30 Desember 2012]

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R & D. Bandung : Alfabeta. Suparno, P. (2008). Action ResearchRisetTindakanuntukPendidik.Jakarta : PT Grasindo

(GramediaWidiasarana Indonesia.

Suyadi. (2009). Permainan Edukatif Yang Mencerdaskan The Power of Smart games for

Children”. Yogyakarta : Power Books (Ihdina).

Suyanto, S. (2005).KonsepDasarPendidikanAnakUsiaDini. Jakarta :Depdiknas.

Syaodih, E. (2011). PerkembanganAnak Taman Kanak-Kanak.. [Online].

Tersedia:http://paudanakceria.wordpress.com/2011/05/09/perkembangan-anak-taman-kanak-kanak/[28 maret 2012]

UPI. (2012). Pedoman Karya Ilmiah Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung : UPI Utomo, P. (2011). Pemanfaatan lingkungan sebagai Sumber belajar untuk Anak Usia Dini.

[Online]. (http://ilmuwanmuda.wordpress.com/pemanfaatan-lingkungan-sebagai-sumber-belajar-untuk-anak-usia-dini/) [16 Mei 2012]

Yuliati, S. (2008). Peningkatan Kreativitas Anak di TK Andika Dalam Kegiatan Bermain Ragam Bentuk Geometri . SkripsiPG-PAUD UPI Bandung: tidak diterbitkan

Yuniarto, Yoni.(2007). EnsiklopediaMatematikaBangunDatarBangunRuangSkalaSimetri. Bandung: PT SinergiPustaka Indonesia.

Wikipedia. (2011). Bentuk. [Online]. Tersedia: http://id.wikipedia.org/wiki/Bentuk [14 Maret 2012]


(6)

Wiriaatmadja, Rochiati. (2008). Metode penelitian Tindakan Kelas Untuk meningkatkan Kinerja Guru dan Dosen (Cetakan VII). Bandung : PT Remaja Posdakarya.

Wiratama, H. (2009). Geometri: Aturan-aturan yang Mengatur Bentuk Arsitektur. [Online]. Tersedia: http://aa-arsitektur.blogspot.com/2009/09/geometri-aturan-aturan-yang-mengikat.html [14 Maret 2012]