CPUE Ikan Lemuru di Selat Bali
MODEL SURPLUS PRODUKSI PADA PEMANFAATAN
SUMBERDAYA
IKAN LEMURU DI PERAIRAN SELAT BALI
Oleh :
ANDAN HAMDANI
IRFAN YULIANTO
JACOMINA TAHAPARY
(C452080051)
(C452080031)
(C452080021)
SEKOLAH PASCA SARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2009
I. PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Perikanan lemuru di Perairan Selat Bali mempunyai peranan penting
pada ekonomi lokal Propinsi Bali dan Jawa Timur baik sebagai basis
penangkapan dan pendaratan maupun usaha pengolahan tradisional dan
modern. Hasil tangkap ikan lemuru di Perairan Selat Bali ini memberikan
kontribusi sebesar 40% dari total ikan lemuru yang ada di Indonesia.
Terdapat beberapa alasan mengapa sumberdaya perikanan ini mempunyai
dampak yang besar terhadap ekonomi lokal.
Sumberdaya ikan lemuru di Perairan Selat Bali juga merupakan
perairan yang unik di Indonesia. Hal ini karena hanya di perairan inilah
produktivitas ikan lemuru relatif tinggi yakni terjadi pada saat musim timur,
dimana terjadi upwelling di bagian selatan Selat Bali. Disamping itu,
perikanan ini berkembang di area kecil yaitu kira-kira 2.500 km 2, berbentuk
corong dengan pada bagian yang sempit di Utara adalah 2,50 km dan lebar
pada bagian selatan adalah 55 km serta panjang 90 km (Dinas Perikanan
Propinsi Bali, 1999).
Sumberdaya perikanan lemuru merupakan sumberdaya perikanan
yang paling dominan di Perairan Selat Bali sehingga paling banyak
dieksploitasi oleh nelayan. Sejak diperkenalkannya penangkapan lemuru
dengan purse seine (pukat cincin) oleh Balai Penelitian Perikanan Laut
(BPPL) pada tahun 1972, maka pengusahaan perikanan lemuru di Perairan
Selat Bali berkembang sangat pesat. Alat tangkap purse seine mempunyai
productivitas lebih tinggi dibandingkan dengan alat tangkap yang
diperkenalkan sebelumnya.
Besarnya peranan sumberdaya perikanan lemuru terhadap Propinsi
Bali dan Jawa Timur ini ternyata tidak didukung oleh lingkungan perikanan
lemuru tersebut karena pengelolaan yang kurang baik. Hal ini dibuktikan
dari penelitian yang dilakukan oleh Sujastani dan Nurhakim (1982) bahwa di
Perairan Selat Bali telah mengindikasikan terjadinya gejala biological
overfishing dalam pengusahaan sumberdaya perikanan lemuru akibat
pengoperasian purse seine yang cukup menonjol. Selain itu, Mertha et al
(1997) mengatakan bahwa perikanan lemuru di Perairan Selat Bali sudah
mengalami tangkap lebih (overfishing). Oleh karena itu perikanan lemuru di
Perairan Selat Bali perlu mendapatkan perhatian yang khusus terutama
dalam hal pengelolaan sumberdaya karena memberikan dampak yang
sangat luas terhadap sosial ekonomi masyarakat lokal khususnya. Dengan
berkembangnya alat tangkap purse seine yang cukup pesat di Perairan Selat
Bali dalam penangkapan sumberdaya perikanan lemuru maka juga
diperlukan pengendalian dalam pemanfaatannya agar kelestarian
sumberdaya perikanan lemuru dapat dijaga.
Perikanan lemuru di Perairan Selat Bali, jika pengelolaannya dilakukan
dengan baik maka akan memberikan kontribusi yang sangat penting bagi
masyarakat local. Pengelolaan perikanan ini diperlukan dalam mengatasi hal
pengurasan sumberdaya, kemiskinan masyarakat pesisir dan gangguan
terhadap keberlanjutan bisnis perikanan.
1.2.
Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Menentukan tingkat pengelolaan optimal perikanan lemuru di Perikanan
Selat Bali.
2. Menentukan jumlah alat tangkap purse seine yang dapat diperbolehkan
dalam pengusahaan perikanan lemuru di Perairan Selat Bali agar
diperoleh hasil yang optimal.
3. Mengidentifikasi tingkat pengelolaan dan tingkat pemanfaatan
sumberdaya Ikan Lemuru di Perairan Selat Bali.
II. METODOLOGI
2.1.Metode Penelitian
Metode penelitian ini menggunakan metode analisis data sekunder.
Analisis data sekunder adalah penelitian yang bertujuan untuk menganalisis
lebih lanjut data yang sudah tersedia agar diperoleh sesuatu yang berguna
(Singarimbun M dan S Effendi 2000).
2.2.Jenis dan Sumber Data
Berdasarkan sumbernya, data penelitian ini terdiri atas data sekunder
berupa data series. Data series yang digunakan adalah time series data
pada tahun 1997-1998.
2.3.Analisis Data
Metode analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis
bionomy dengan pendekatan model Surpus Produksi ( surplus production
model)
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Tingkat Upaya Penangkapan Perikanan Lemuru
Tingkat pemanfaatan Ikan Lemuru di Perairan Selat Bali dapat dilihat
dari data produksi dan upaya penangkapan Ikan Lemuru di Perairan Selat
Bali secara rinci disajikan pada Tabel 1 berikut.
Tabel 1. Catch, Effort dan CPUE Sumberdaya Ikan Lemuru di Perairan Selat
Bali,
Tahun 1977-1998
Tahun
Catch (ton)
Effort (trip)
CPUE
1977
32,777.30
27,020.00
1.21
1978
34,006.10
31,360.00
1.08
1979
22,042.80
38,080.00
0.58
1980
27,935.80
30,940.00
0.90
1981
17,750.50
35,000.00
0.51
1982
26,642.80
38,920.00
0.68
1983
39,966.00
39,480.00
1.01
1984
51,047.40
40,040.00
1.27
1985
46,526.40
38,640.00
1.20
1986
18,935.40
38,220.00
0.50
1987
19,781.40
37,660.00
0.53
1988
35,054.30
37,240.00
0.94
1989
52,066.20
24,380.00
2.14
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998
42,229.60
55,355.50
59,418.00
62,318.00
57,117.40
37,684.40
22,563.70
48,732.38
80,458.63
21,193.00
22,107.00
21,364.00
10,314.00
11,104.00
11,883.00
6,942.00
37,240.00
30,660.00
1.99
2.50
2.78
6.04
5.14
3.17
3.25
1.31
2.62
Produksi hasil tangkapan Ikan Lemuru dengan alat tangkap purse
seine di Perairan Selat Bali berfluktuasi dalam periode 1977-1998. Dalam
kurun waktu periode tersebut produksi hasil tangkapan terendah terjadi
pada tahun 1981 yakni sebesar 17.750,5 ton, sedangkan produksi hasil
tangkapan tertinggi terjadi pada tahun 1998 yakni sebesar 80.458,63 ton.
Tahun 1982 terjadi kenaikan produksi hasil tangkapan di Perairan Selat Bali
mencapai 50% dari tahun sebelumnya (tahun 1981), sedangkan tahun 1986
terjadi penurunan yang cukup tajam dibandingkan dengan tahun
sebelumnya yaitu 59%. Kemudian tahun 1997 produksi hasil tangkapan Ikan
Lemuru di Perairan Selat Bali kembali meningkat pesat dari 22.563,7 ton
pada tahun 1996 menjadi 48.732,38 ton pada tahun 1997, meningkat 116%
dari tahun sebelumnya. Secara rinci perkembangan produksi hasil
tangkapan Ikan Lemuru di Perairan Selat Bali dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Grafik Pekembangan Hasil Tangkapan Ikan Lemuru di Perairan
Selat Bali Tahun 1977-1998
Upaya penangkapan yang dilakukan untuk menangkap Ikan Lemuru
tahun 1977-1998 juga berfluktuasi. Rata-rata upaya penangkapan tahun
1977-1998 adalah sebesar 28.267 trip per tahun. Tahun 1985 hingga tahun
1988 terjadi penurunan upaya penangkapan relatif kecil, sedangkan pada
tahun 1989 terjadi penurunan upaya penangkapan sebesar 35% dari tahun
sebelumnya. Hal ini terjadi kembali pada tahun 1993, penurunan effort
cukup besar yaitu sebesar 52% yang kemudian pada tahun berikutnya
(1996) juga terjadi penurunan upaya penangkapan yakni sebesar 42%.
Kemudian pada tahun 1997 terjadi kenaikan upaya penangkapan yang
sangat tinggi yakni empat kali lipat dibandingkan dengan tahun
sebelumnya. Peningkatan atau penurunan jumlah upaya penangkapan ini
dapat disebabkan oleh bertambahnya atau berkurangnya jumlah armada
purse seine yang beroperasi di Perairan Selat Bali. Hal ini dapat terjadi
kapan saja karena sumberdaya perikanan bersifat ” opern access”, artinya
siapa saja boleh memanfaatkan sumberdaya tersebut. Sebenarnya
pemerintah daerah setempat telah mengeluarkan surat keputusan bersama
mengenai berapa jumlah purse seine yang dapat beroperasi di Perairan
Selat Bali, akan tetapi karena lemahnya pengawasan maka keputusan
tersebut tidak dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya. Secara rinci
perkembangan upaya penangkapan Ikan Lemuru di Perairan Selat Bali dapat
dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2. Grafik Perkembangan Upaya Penangkapan Ikan Lemuru di
Perairan Selat Bali
Tahun 1977-1998
Berdasarkan Gambar 2 diatas, upaya penangkapan terendah terjadi
pada tahun 1996 yakni sebesar 6.942 trip. Sedangkan upaya penangkapan
tertinggi terjadi pada tahun 1984 yaitu sebesar 40.040 trip. Jika terjadi
peningkatan effort maka cenderung akan terjadi penurunan hasil tangkapan
(catch).
Hasil tangkapan per upaya penangkapan atau catch per unit effort
(CPUE) yang dilakukan untuk menangkap Ikan Lemuru tahun 1977-1998
berfluktuasi karena jumlah effort dan hasil tangkapan Ikan Lemuru juga
berfluktuasi dari tahun ke tahun. Nilai CPUE ini mencerminkan produktivitas
alat tangkap purse seine yang digunakan untuk menangkap Ikan Lemuru di
Perairan Selat Bali. Secara grafik hasil tangkapan per upaya penangkapan
Ikan Lemuru di Perairan Selat Bali Tahun 1977-1998 dapat dilihat pada
Gambar 3.
Gambar 3. Grafik Perkembangan Hasil Tangkapan per Upaya Penangkapan
Ikan Lemuru
di Perairan Selat Bali Tahun 1977-1998
Pada Gambar 3 terlihat bahwa hasil tangkapan per upaya
penangkapan cenderung meningkat. Produktivitas alat tangkap purse seine
tertinggi terjadi pada tahun 1993 dan terendah pada tahun 1986. Pada
tahun 1993 terlihat bahwa dengan upaya penangkapan yang sedikit hasil
tangkapan diperoleh cukup besar, sedangkan tahun 1986 upaya
penangkapan yang cukup besar hasil yang diperoleh relatif kecil. Dengan
demikian penggunaan purse seine pada tahun 1993 bisa dikatakan lebih
efisien jika dibandingkan dengan tahun 1986 karena nila CPUE pada tahun
1993 lebih besar.
Hubungan (korelasi) antara nilai CPUE dengan upaya penangkapan
perlu diketahui sehingga kecenderungan produktivitas alat tangkap Ikan
Lemuru dapat diketahui pula. Korelasi antara CPUE dengan upaya
penangkapan Ikan Lemuru di Perairan Selat Bali menunjukkan hubungan
yang negatif, yaitu semakin tinggi upaya penangkapan maka akan semakin
rendah nilai CPUE-nya. Korelasi negatif antara CPUE dengan upaya
penangkapan mengindikasikan bahwa produktivitas alat tangkap Ikan
Lemuru di Perairan Selat Bali akan menurun apabila upaya penangkapan
mengalami peningkatan.
3.2.Model Surplus Produksi
Parameter fungsi produksi lestari ( a dan b) diestimasi melalui analisis
regresi linier untuk menduga fungsi produksi lestari perikanan tangkap
dengan persamaan c = af – bf2. Hasil tangkapan (ton) dinyatakan oleh c,
sedangkan tingkat upaya penangkapan dinyatakan oleh f dalam satuan trip
per tahun. Tingkat upaya penangkapan ( f) berfungsi sebagai variable bebas
(independent variable) dan CPUE (c/f) berfungsi sebagai variable tidak
bebas (dependent variable). Analisis regresi dilakukan terhadap tingkat
upaya penangkapan dan CPUE selama periode 1977-1998.
Berdasarkan hasil analisis regresi yang dilakukan diperoleh nilai
koefisien regresi a=5,26568225 dan b= -0,0001182. Dengan demikian
fungsi produksi perikanan Lemuru di Selat Bali dapat ditulis sebagai berikut :
c=5,26568225 f −0,0001182 f
2
Dari persamaan diatas dapat dihitung jumlah effort optimum, Jumlah
hasil tangkapan pada kondisi Maxium Sustainable Yield (MSY), CPUE
optimum, tingkat pengupayaan dan pemanfaatan sumberdaya Ikan Lemuru
di Perairan Selat Bali sebagai berikut :
1. Effort Optimum (foptimum):
f optimum=
−a
2b
f optimum =
−5,26568225
=22.267 trip
2∗(−0,0001182)
2. Catch pada kondisi Masximum Sustainable Yield (CMSY) sebagai berikut
:
2
−a
Cmsy =
4b
−(5,26568225)2
Cmsy =
=58.625ton
4∗(−0,0001182)
3. CPUE optimum :
CPUEoptimum =
CPUEoptimum =
C msy
f optimum
58.625
=2,63
22.267
4. Tingkat Pengupayaan dan Pemanfaatan
Rumus Tingkat Pengupayaan (TPU):
TPU =
f
f optimum
x 100
Rumus Tingkat Pemanfaatan (TP):
TP=
C
x 100
C msy
Secara rinci besaran nilai tingkat pengupayaan dan pemanfaatan
sumberdaya Ikan Lemuru dapat dilihat pada Tabel dibawah. Berdasarkan
Tabel 2 dapat diketahui bahwa pada tahun 1999 tingkat pengelolaan dan
tingkat pemanfaatan sumberdaya Ikan Lemuru di Selat Bali telah melebihi
tingkat
optimum
TP99=137,24%.
masing-masing
sebesar
TPU 99=128,56%
dan
Tabel 2. Tingkat Pengelolaan dan Pemanfaatan Sumberdaya Ikan
Lemuru di Perairan Selat Bali, Tahun 1977-1998
Tahun
1977
1978
1979
1980
1981
1982
1983
1984
1985
1986
1987
1988
1989
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998
Effort
(trip)
27,020.00
31,360.00
38,080.00
30,940.00
35,000.00
38,920.00
39,480.00
40,040.00
38,640.00
38,220.00
37,660.00
37,240.00
24,380.00
21,193.00
22,107.00
21,364.00
10,314.00
11,104.00
11,883.00
6,942.00
37,240.00
30,660.00
Rata-rata
Catch (ton)
32,777.30
34,006.10
22,042.80
27,935.80
17,750.50
26,642.80
39,966.00
51,047.40
46,526.40
18,935.40
19,781.40
35,054.30
52,066.20
42,229.60
55,355.50
59,418.00
62,318.00
57,117.40
37,684.40
22,563.70
48,732.38
80,458.63
TPU
TP
121.35%
140.84%
171.02%
138.95%
157.19%
174.79%
177.31%
179.82%
173.53%
171.65%
169.13%
167.25%
109.49%
95.18%
99.28%
95.95%
46.32%
49.87%
53.37%
31.18%
167.25%
137.69%
128.56%
55.91%
58.01%
37.60%
47.65%
30.28%
45.45%
68.17%
87.08%
79.36%
32.30%
33.74%
59.79%
88.81%
72.03%
94.42%
101.35%
106.30%
97.43%
64.28%
38.49%
83.13%
137.24%
69.04%
Perhitungan hasil tangkapan pada kondisi maximum sustainable yield
diperoleh sebesar 58.625 ton per tahun. Nilai C msy menunjukkan tingkat
produksi maksimum lestari yaitu hasil tangkapan Ikan Lemuru tertinggi yang
dapat ditangkap tanpa mengancam kelestarian sumberdaya perikanan yang
terdapat di Perairan Selat Bali. Hubungan kuadratik antara upaya
penangkapan purse seine dengan hasil tangkapan Ikan Lemuru di Perairan
Selat Bali dapat dilihat pada Gambar 4.
70,000.00
6.00
60,000.00
5.00
4.00
40,000.00
3.00
30,000.00
2.00
20,000.00
1.00
10,000.00
0.00
CPUE
Catch (ton)
50,000.00
0 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 33
30 60 90 120 150 180 210 240 270 300 330 360 390 420 445
0.00
Effort
Catch
CPUE
Gambar 4. HUbungan Kuadratik Antara Upaya Penangkaan Purse Seine dan
Hasil Tangkapan Ikan Lemuru di Perairan Selat Bali.
Berdasarkan Gambar 4 terlihat bahwa hubungan antara upaya
penangkapan purse seine dan hasil tangkapan Ikan Lemuru di Perairan Selat
Bali berbentuk parabola (fungsi kuadratik), artinya setiap penambahan
tingkat upaya penangkapan (f) maka akan meningkatkan hasil tangkapan
(c) hingga mencapai titik maksimum, kemudian akan terjadi penurunan
hasil tangkapan untuk tiap peningkatan intensitas pengusahaan
sumberdaya
SUMBERDAYA
IKAN LEMURU DI PERAIRAN SELAT BALI
Oleh :
ANDAN HAMDANI
IRFAN YULIANTO
JACOMINA TAHAPARY
(C452080051)
(C452080031)
(C452080021)
SEKOLAH PASCA SARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2009
I. PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Perikanan lemuru di Perairan Selat Bali mempunyai peranan penting
pada ekonomi lokal Propinsi Bali dan Jawa Timur baik sebagai basis
penangkapan dan pendaratan maupun usaha pengolahan tradisional dan
modern. Hasil tangkap ikan lemuru di Perairan Selat Bali ini memberikan
kontribusi sebesar 40% dari total ikan lemuru yang ada di Indonesia.
Terdapat beberapa alasan mengapa sumberdaya perikanan ini mempunyai
dampak yang besar terhadap ekonomi lokal.
Sumberdaya ikan lemuru di Perairan Selat Bali juga merupakan
perairan yang unik di Indonesia. Hal ini karena hanya di perairan inilah
produktivitas ikan lemuru relatif tinggi yakni terjadi pada saat musim timur,
dimana terjadi upwelling di bagian selatan Selat Bali. Disamping itu,
perikanan ini berkembang di area kecil yaitu kira-kira 2.500 km 2, berbentuk
corong dengan pada bagian yang sempit di Utara adalah 2,50 km dan lebar
pada bagian selatan adalah 55 km serta panjang 90 km (Dinas Perikanan
Propinsi Bali, 1999).
Sumberdaya perikanan lemuru merupakan sumberdaya perikanan
yang paling dominan di Perairan Selat Bali sehingga paling banyak
dieksploitasi oleh nelayan. Sejak diperkenalkannya penangkapan lemuru
dengan purse seine (pukat cincin) oleh Balai Penelitian Perikanan Laut
(BPPL) pada tahun 1972, maka pengusahaan perikanan lemuru di Perairan
Selat Bali berkembang sangat pesat. Alat tangkap purse seine mempunyai
productivitas lebih tinggi dibandingkan dengan alat tangkap yang
diperkenalkan sebelumnya.
Besarnya peranan sumberdaya perikanan lemuru terhadap Propinsi
Bali dan Jawa Timur ini ternyata tidak didukung oleh lingkungan perikanan
lemuru tersebut karena pengelolaan yang kurang baik. Hal ini dibuktikan
dari penelitian yang dilakukan oleh Sujastani dan Nurhakim (1982) bahwa di
Perairan Selat Bali telah mengindikasikan terjadinya gejala biological
overfishing dalam pengusahaan sumberdaya perikanan lemuru akibat
pengoperasian purse seine yang cukup menonjol. Selain itu, Mertha et al
(1997) mengatakan bahwa perikanan lemuru di Perairan Selat Bali sudah
mengalami tangkap lebih (overfishing). Oleh karena itu perikanan lemuru di
Perairan Selat Bali perlu mendapatkan perhatian yang khusus terutama
dalam hal pengelolaan sumberdaya karena memberikan dampak yang
sangat luas terhadap sosial ekonomi masyarakat lokal khususnya. Dengan
berkembangnya alat tangkap purse seine yang cukup pesat di Perairan Selat
Bali dalam penangkapan sumberdaya perikanan lemuru maka juga
diperlukan pengendalian dalam pemanfaatannya agar kelestarian
sumberdaya perikanan lemuru dapat dijaga.
Perikanan lemuru di Perairan Selat Bali, jika pengelolaannya dilakukan
dengan baik maka akan memberikan kontribusi yang sangat penting bagi
masyarakat local. Pengelolaan perikanan ini diperlukan dalam mengatasi hal
pengurasan sumberdaya, kemiskinan masyarakat pesisir dan gangguan
terhadap keberlanjutan bisnis perikanan.
1.2.
Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Menentukan tingkat pengelolaan optimal perikanan lemuru di Perikanan
Selat Bali.
2. Menentukan jumlah alat tangkap purse seine yang dapat diperbolehkan
dalam pengusahaan perikanan lemuru di Perairan Selat Bali agar
diperoleh hasil yang optimal.
3. Mengidentifikasi tingkat pengelolaan dan tingkat pemanfaatan
sumberdaya Ikan Lemuru di Perairan Selat Bali.
II. METODOLOGI
2.1.Metode Penelitian
Metode penelitian ini menggunakan metode analisis data sekunder.
Analisis data sekunder adalah penelitian yang bertujuan untuk menganalisis
lebih lanjut data yang sudah tersedia agar diperoleh sesuatu yang berguna
(Singarimbun M dan S Effendi 2000).
2.2.Jenis dan Sumber Data
Berdasarkan sumbernya, data penelitian ini terdiri atas data sekunder
berupa data series. Data series yang digunakan adalah time series data
pada tahun 1997-1998.
2.3.Analisis Data
Metode analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis
bionomy dengan pendekatan model Surpus Produksi ( surplus production
model)
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Tingkat Upaya Penangkapan Perikanan Lemuru
Tingkat pemanfaatan Ikan Lemuru di Perairan Selat Bali dapat dilihat
dari data produksi dan upaya penangkapan Ikan Lemuru di Perairan Selat
Bali secara rinci disajikan pada Tabel 1 berikut.
Tabel 1. Catch, Effort dan CPUE Sumberdaya Ikan Lemuru di Perairan Selat
Bali,
Tahun 1977-1998
Tahun
Catch (ton)
Effort (trip)
CPUE
1977
32,777.30
27,020.00
1.21
1978
34,006.10
31,360.00
1.08
1979
22,042.80
38,080.00
0.58
1980
27,935.80
30,940.00
0.90
1981
17,750.50
35,000.00
0.51
1982
26,642.80
38,920.00
0.68
1983
39,966.00
39,480.00
1.01
1984
51,047.40
40,040.00
1.27
1985
46,526.40
38,640.00
1.20
1986
18,935.40
38,220.00
0.50
1987
19,781.40
37,660.00
0.53
1988
35,054.30
37,240.00
0.94
1989
52,066.20
24,380.00
2.14
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998
42,229.60
55,355.50
59,418.00
62,318.00
57,117.40
37,684.40
22,563.70
48,732.38
80,458.63
21,193.00
22,107.00
21,364.00
10,314.00
11,104.00
11,883.00
6,942.00
37,240.00
30,660.00
1.99
2.50
2.78
6.04
5.14
3.17
3.25
1.31
2.62
Produksi hasil tangkapan Ikan Lemuru dengan alat tangkap purse
seine di Perairan Selat Bali berfluktuasi dalam periode 1977-1998. Dalam
kurun waktu periode tersebut produksi hasil tangkapan terendah terjadi
pada tahun 1981 yakni sebesar 17.750,5 ton, sedangkan produksi hasil
tangkapan tertinggi terjadi pada tahun 1998 yakni sebesar 80.458,63 ton.
Tahun 1982 terjadi kenaikan produksi hasil tangkapan di Perairan Selat Bali
mencapai 50% dari tahun sebelumnya (tahun 1981), sedangkan tahun 1986
terjadi penurunan yang cukup tajam dibandingkan dengan tahun
sebelumnya yaitu 59%. Kemudian tahun 1997 produksi hasil tangkapan Ikan
Lemuru di Perairan Selat Bali kembali meningkat pesat dari 22.563,7 ton
pada tahun 1996 menjadi 48.732,38 ton pada tahun 1997, meningkat 116%
dari tahun sebelumnya. Secara rinci perkembangan produksi hasil
tangkapan Ikan Lemuru di Perairan Selat Bali dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Grafik Pekembangan Hasil Tangkapan Ikan Lemuru di Perairan
Selat Bali Tahun 1977-1998
Upaya penangkapan yang dilakukan untuk menangkap Ikan Lemuru
tahun 1977-1998 juga berfluktuasi. Rata-rata upaya penangkapan tahun
1977-1998 adalah sebesar 28.267 trip per tahun. Tahun 1985 hingga tahun
1988 terjadi penurunan upaya penangkapan relatif kecil, sedangkan pada
tahun 1989 terjadi penurunan upaya penangkapan sebesar 35% dari tahun
sebelumnya. Hal ini terjadi kembali pada tahun 1993, penurunan effort
cukup besar yaitu sebesar 52% yang kemudian pada tahun berikutnya
(1996) juga terjadi penurunan upaya penangkapan yakni sebesar 42%.
Kemudian pada tahun 1997 terjadi kenaikan upaya penangkapan yang
sangat tinggi yakni empat kali lipat dibandingkan dengan tahun
sebelumnya. Peningkatan atau penurunan jumlah upaya penangkapan ini
dapat disebabkan oleh bertambahnya atau berkurangnya jumlah armada
purse seine yang beroperasi di Perairan Selat Bali. Hal ini dapat terjadi
kapan saja karena sumberdaya perikanan bersifat ” opern access”, artinya
siapa saja boleh memanfaatkan sumberdaya tersebut. Sebenarnya
pemerintah daerah setempat telah mengeluarkan surat keputusan bersama
mengenai berapa jumlah purse seine yang dapat beroperasi di Perairan
Selat Bali, akan tetapi karena lemahnya pengawasan maka keputusan
tersebut tidak dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya. Secara rinci
perkembangan upaya penangkapan Ikan Lemuru di Perairan Selat Bali dapat
dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2. Grafik Perkembangan Upaya Penangkapan Ikan Lemuru di
Perairan Selat Bali
Tahun 1977-1998
Berdasarkan Gambar 2 diatas, upaya penangkapan terendah terjadi
pada tahun 1996 yakni sebesar 6.942 trip. Sedangkan upaya penangkapan
tertinggi terjadi pada tahun 1984 yaitu sebesar 40.040 trip. Jika terjadi
peningkatan effort maka cenderung akan terjadi penurunan hasil tangkapan
(catch).
Hasil tangkapan per upaya penangkapan atau catch per unit effort
(CPUE) yang dilakukan untuk menangkap Ikan Lemuru tahun 1977-1998
berfluktuasi karena jumlah effort dan hasil tangkapan Ikan Lemuru juga
berfluktuasi dari tahun ke tahun. Nilai CPUE ini mencerminkan produktivitas
alat tangkap purse seine yang digunakan untuk menangkap Ikan Lemuru di
Perairan Selat Bali. Secara grafik hasil tangkapan per upaya penangkapan
Ikan Lemuru di Perairan Selat Bali Tahun 1977-1998 dapat dilihat pada
Gambar 3.
Gambar 3. Grafik Perkembangan Hasil Tangkapan per Upaya Penangkapan
Ikan Lemuru
di Perairan Selat Bali Tahun 1977-1998
Pada Gambar 3 terlihat bahwa hasil tangkapan per upaya
penangkapan cenderung meningkat. Produktivitas alat tangkap purse seine
tertinggi terjadi pada tahun 1993 dan terendah pada tahun 1986. Pada
tahun 1993 terlihat bahwa dengan upaya penangkapan yang sedikit hasil
tangkapan diperoleh cukup besar, sedangkan tahun 1986 upaya
penangkapan yang cukup besar hasil yang diperoleh relatif kecil. Dengan
demikian penggunaan purse seine pada tahun 1993 bisa dikatakan lebih
efisien jika dibandingkan dengan tahun 1986 karena nila CPUE pada tahun
1993 lebih besar.
Hubungan (korelasi) antara nilai CPUE dengan upaya penangkapan
perlu diketahui sehingga kecenderungan produktivitas alat tangkap Ikan
Lemuru dapat diketahui pula. Korelasi antara CPUE dengan upaya
penangkapan Ikan Lemuru di Perairan Selat Bali menunjukkan hubungan
yang negatif, yaitu semakin tinggi upaya penangkapan maka akan semakin
rendah nilai CPUE-nya. Korelasi negatif antara CPUE dengan upaya
penangkapan mengindikasikan bahwa produktivitas alat tangkap Ikan
Lemuru di Perairan Selat Bali akan menurun apabila upaya penangkapan
mengalami peningkatan.
3.2.Model Surplus Produksi
Parameter fungsi produksi lestari ( a dan b) diestimasi melalui analisis
regresi linier untuk menduga fungsi produksi lestari perikanan tangkap
dengan persamaan c = af – bf2. Hasil tangkapan (ton) dinyatakan oleh c,
sedangkan tingkat upaya penangkapan dinyatakan oleh f dalam satuan trip
per tahun. Tingkat upaya penangkapan ( f) berfungsi sebagai variable bebas
(independent variable) dan CPUE (c/f) berfungsi sebagai variable tidak
bebas (dependent variable). Analisis regresi dilakukan terhadap tingkat
upaya penangkapan dan CPUE selama periode 1977-1998.
Berdasarkan hasil analisis regresi yang dilakukan diperoleh nilai
koefisien regresi a=5,26568225 dan b= -0,0001182. Dengan demikian
fungsi produksi perikanan Lemuru di Selat Bali dapat ditulis sebagai berikut :
c=5,26568225 f −0,0001182 f
2
Dari persamaan diatas dapat dihitung jumlah effort optimum, Jumlah
hasil tangkapan pada kondisi Maxium Sustainable Yield (MSY), CPUE
optimum, tingkat pengupayaan dan pemanfaatan sumberdaya Ikan Lemuru
di Perairan Selat Bali sebagai berikut :
1. Effort Optimum (foptimum):
f optimum=
−a
2b
f optimum =
−5,26568225
=22.267 trip
2∗(−0,0001182)
2. Catch pada kondisi Masximum Sustainable Yield (CMSY) sebagai berikut
:
2
−a
Cmsy =
4b
−(5,26568225)2
Cmsy =
=58.625ton
4∗(−0,0001182)
3. CPUE optimum :
CPUEoptimum =
CPUEoptimum =
C msy
f optimum
58.625
=2,63
22.267
4. Tingkat Pengupayaan dan Pemanfaatan
Rumus Tingkat Pengupayaan (TPU):
TPU =
f
f optimum
x 100
Rumus Tingkat Pemanfaatan (TP):
TP=
C
x 100
C msy
Secara rinci besaran nilai tingkat pengupayaan dan pemanfaatan
sumberdaya Ikan Lemuru dapat dilihat pada Tabel dibawah. Berdasarkan
Tabel 2 dapat diketahui bahwa pada tahun 1999 tingkat pengelolaan dan
tingkat pemanfaatan sumberdaya Ikan Lemuru di Selat Bali telah melebihi
tingkat
optimum
TP99=137,24%.
masing-masing
sebesar
TPU 99=128,56%
dan
Tabel 2. Tingkat Pengelolaan dan Pemanfaatan Sumberdaya Ikan
Lemuru di Perairan Selat Bali, Tahun 1977-1998
Tahun
1977
1978
1979
1980
1981
1982
1983
1984
1985
1986
1987
1988
1989
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998
Effort
(trip)
27,020.00
31,360.00
38,080.00
30,940.00
35,000.00
38,920.00
39,480.00
40,040.00
38,640.00
38,220.00
37,660.00
37,240.00
24,380.00
21,193.00
22,107.00
21,364.00
10,314.00
11,104.00
11,883.00
6,942.00
37,240.00
30,660.00
Rata-rata
Catch (ton)
32,777.30
34,006.10
22,042.80
27,935.80
17,750.50
26,642.80
39,966.00
51,047.40
46,526.40
18,935.40
19,781.40
35,054.30
52,066.20
42,229.60
55,355.50
59,418.00
62,318.00
57,117.40
37,684.40
22,563.70
48,732.38
80,458.63
TPU
TP
121.35%
140.84%
171.02%
138.95%
157.19%
174.79%
177.31%
179.82%
173.53%
171.65%
169.13%
167.25%
109.49%
95.18%
99.28%
95.95%
46.32%
49.87%
53.37%
31.18%
167.25%
137.69%
128.56%
55.91%
58.01%
37.60%
47.65%
30.28%
45.45%
68.17%
87.08%
79.36%
32.30%
33.74%
59.79%
88.81%
72.03%
94.42%
101.35%
106.30%
97.43%
64.28%
38.49%
83.13%
137.24%
69.04%
Perhitungan hasil tangkapan pada kondisi maximum sustainable yield
diperoleh sebesar 58.625 ton per tahun. Nilai C msy menunjukkan tingkat
produksi maksimum lestari yaitu hasil tangkapan Ikan Lemuru tertinggi yang
dapat ditangkap tanpa mengancam kelestarian sumberdaya perikanan yang
terdapat di Perairan Selat Bali. Hubungan kuadratik antara upaya
penangkapan purse seine dengan hasil tangkapan Ikan Lemuru di Perairan
Selat Bali dapat dilihat pada Gambar 4.
70,000.00
6.00
60,000.00
5.00
4.00
40,000.00
3.00
30,000.00
2.00
20,000.00
1.00
10,000.00
0.00
CPUE
Catch (ton)
50,000.00
0 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 00 33
30 60 90 120 150 180 210 240 270 300 330 360 390 420 445
0.00
Effort
Catch
CPUE
Gambar 4. HUbungan Kuadratik Antara Upaya Penangkaan Purse Seine dan
Hasil Tangkapan Ikan Lemuru di Perairan Selat Bali.
Berdasarkan Gambar 4 terlihat bahwa hubungan antara upaya
penangkapan purse seine dan hasil tangkapan Ikan Lemuru di Perairan Selat
Bali berbentuk parabola (fungsi kuadratik), artinya setiap penambahan
tingkat upaya penangkapan (f) maka akan meningkatkan hasil tangkapan
(c) hingga mencapai titik maksimum, kemudian akan terjadi penurunan
hasil tangkapan untuk tiap peningkatan intensitas pengusahaan
sumberdaya