Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pencapaian Peran sebagai Ibu pada Perempuan dengan HIV/AIDS di Yogyakarta | Indriastuti | Jurnal Mutiara Medika 2497 6967 1 PB

ARTIKEL PENELITIAN

Mutiara Medika
Vol. 15 No. 1: 75 - 83, Januari 2015

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pencapaian Peran sebagai Ibu
pada Perempuan dengan HIV/AIDS di Yogyakarta
Factors that Affect Maternal Role Attainment in Women with HIV/AIDS in Yogyakarta
Nur Azizah Indriastuti
Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Email: azizah_indriastuti@yahoo.com
Abstrak
Menjadi seorang ibu merupakan suatu perubahan pada perempuan baik perubahan status
maupun peran. Adanya infeksi HIV dapat membuat kesulitan dalam perannya sebagai seorang ibu.
Salah satu faktor yang mempengaruhi pencapaian peran sebagai seorang ibu pada perempuan
dengan HIV adalah perempuan dengan HIV/AIDS mengalami berbagai permasalahan baik masalah
fisik, psikososial, emosional maupun spiritual. Karena permasalahan tersebut, akibatnya perempuan
dengan HIV tidak mendapatkan dukungan sosial yang diperlukan dalam menjalankan perannya
sebagai ibu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian
peran sebagai ibu (maternal role attainment) pada perempuan dengan HIV/AIDS di Yogyakarta. Jenis

penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan rancangan fenomenologi. Pengumpulan data dengan
wawancara mendalam pada 5 perempuan dengan HIV/AIDS di LSM Victory Plus Yogyakarta.
Pengambilan sampel dengan menggunakan purposive sampling. Triangulasi dilakukan kepada
perawat dan suami partisipan. Pada penelitian ini, didapatkan 5 tema yaitu komitmen ibu terhadap
anak, dukungan suami, dukungan keluarga, dukungan masyarakat, mekanisme koping adekuat,
informasi yang diberikan petugas kesehatan saat memeriksakan kehamilan dan diskriminasi petugas
kesehatan. Disimpulkan bahwa faktor yang mendukung pencapaian peran ibu pada perempuan
dengan HIV/AIDS meliputi komitmen ibu terhadap anak, dukungan suami, keluarga dan masyarakat,
mekanisme koping adekuat serta informasi yang diberikan petugas kesehatan saat memeriksakan
kehamilan. Faktor yang menghambat pencapaian peran ibu pada perempuan dengan HIV/AIDS
meliputi diskriminasi petugas kesehatan.
Kata kunci: pencapaian peran sebagai ibu (maternal role attainment), perempuan dengan HIV/AIDS,
LSM Victory Plus Yogyakarta
Abstract
Being a mother is a woman of change in both the status or role. HIV infection can makes it
difficult for her role as a mother. One of factors that affect achievement role being a mother women
with HIV is they have experience various problems both physical, psychological, emotional and
spiritual. As a result, women with HIV are not getting the necessary social support in their role as
mothers. This study to explore factors that affect maternal role attainment in women with HIV/AIDS in
Yogyakarta. It was qualitative research with phenomenology design. Data was collected with in-depth

interview on 5 women with HIV/AIDS in LSM Victory Plus Yogyakarta. Sample was taken using
purposive sampling technique. Triangulation is done with the nurse and husband one of a
participants. In this study, obtained five themes, namely commitment mother against child, husband
support, family support, community support, adequat coping mechanisms, information provided health
worker during antenatal and discrimination of health workers. It can be concluded that factors that
support mother in women with HIV/AIDs includes the commitment of the mother to the child, the
support of her husband, family and community, adequat coping mechanisms, information from health
workers during pregnancy. Factors that inhibited mother in women with HIV/AIDs includes
discrimination from health workers.
Key words: Maternal role attainment, Women with HIV/AIDS, LSM Victory Plus Yogyakarta

75

Nur Azizah Indriastuti, Faktor-faktor yang Mempengaruhi...

PENDAHULUAN

perempuan yang menderita HIV/AIDS tersebut

HIV/AIDS


merupakan

salah

satu

paling banyak berusia 25-44 tahun dimana pada

penyakit yang mengkhawatirkan masyarakat

usia tersebut merupakan usia produktif atau usia

karena disamping belum ditemukan obat dan

subur untuk melahirkan.5

vaksin untuk pencegahan, penyakit ini juga

Perempuan


dengan

HIV/AIDS

memiliki “window periode” dan fase asimtomatik

mengalami

(tanpa

masalah fisik, psikososial, emosional maupun

gejala)

perjalanan

yang

relatif


penyakitnya.

panjang

Saat

ini,

dalam
penyakit

HIV/AIDS sudah menjadi masalah internasional
karena melanda di seluruh negara di dunia.

1

spiritual.

Masalah


permasalahan

fisik

yang

terjadi

baik
pada

perempuan dengan HIV/AIDS akibat penurunan
daya

Penyebaran HIV/AIDS terjadi di semua

berbagai

tahan


tubuh

yang

mengakibatkan

perempuan tersebut rentan terhadap berbagai

propinsi di Indonesia termasuk Daerah Istimewa

penyakit

Yogyakarta (DIY). Berdasarkan data Dirjen PP &

perempuan dengan HIV/AIDS juga mengalami

PL Kemenkes RI sejak 1 Januari 1987 s.d. 30

masalah sosial antara lain dikucilkan oleh teman,


September 2014 untuk propinsi DI Yogyakarta

keluarga maupun masyarakat.6

jumlah penderita HIV terdapat 2611 orang,

Permasalahan

infeksi.

Selain

masalah

yang

terjadi

fisik,


pada

sedangkan penderita AIDS adalah 916 orang.

perempuan dengan HIV/AIDS salah satunya

Hal inilah yang menyebabkan DI Yogyakarta

adalah karena perempuan mempunyai tugas

menduduki urutan ke-14 dari 33 propinsi di

berat di dalam rumah tangga dalam perannya

Indonesia.

2

sebagai ibu yaitu pada saat hamil, melahirkan


Jumlah penderita HIV/AIDS dari tahun ke

dan mengasuh anak. Selain itu perempuan juga

tahun semakin meningkat sehingga jumlah

bertugas merawat suami, terlebih jika suaminya

perempuan yang menderita HIV juga meningkat

sakit karena HIV yang dideritanya. Akibatnya

dari tahun ke tahun. Meningkatnya jumlah

perempuan

perempuan dengan HIV/AIDS tidak hanya terjadi

mendapatkan dukungan sosial yang diperlukan


di Indonesia namun juga di negara lain di dunia.

dalam menjalankan perannya sebagai ibu.

Berdasarkan hasil penelitian Jones pada tahun

dengan

HIV

sering

tidak

Adanya permasalahan pada perempuan

2004,3 penderita HIV/AIDS pada perempuan di

dengan

Amerika semakin meningkat dan saat ini infeksi

emosional dan spiritual inilah yang menjadi salah

HIV merupakan penyebab kematian ketiga pada

satu faktor yang mempengaruhi pencapaian

perempuan usia 25-44 tahun.4

peran sebagai ibu.

Tingginya

fisik,

psikososial,

Berdasarkan studi pendahuluan yang

perempuan dikhawatirkan akan ikut berdampak

dilakukan peneliti pada perempuan dengan

pula terhadap meningkatnya kasus HIV pada

HIV/AIDS di LSM Victory Plus, ada perempuan

anak-anak

penularan

yang mengatakan mendapatkan perilaku kasar

perinatal atau penularan infeksi yang terjadi

dari suami, ada yang mengatakan mendapatkan

pada

diskriminasi

76

saat

didapat

HIV/AIDS

baik

pada

yang

kasus

HIV/AIDS

melalui

kehamilan/persalinan

karena

dari

petugas

kesehatan

saat

Mutiara Medika
Vol. 15 No. 1: 75 - 83, Januari 2015

melakukan pemeriksaan dan ada yang merasa

lapangan umtuk merangkum semua informasi

tidak

baik yang didengar dan diamati saat berada di

bisa

menjalankan

perannya

sebagai

seorang ibu karena sakit yang dideritanya.
Penelitian

ini

mengeksplorasi

bertujuan

lapangan.
untuk

faktor-faktor

yang

mempengaruhi pencapaian peran ibu (maternal
role

pada

attainment)

perempuan

dengan

HIV/AIDS di Yogyakarta.

Pengumpulan data dilakukan dengan
wawancara

mendalam.

Analisis

data

pada

penelitian berdasarkan tahapan dari Colaizzi
(1978),8 yaitu dengan cara: membuat transkrip,
reduksi

data

dan

koding,

penyajian

data,

penarikan kesimpulan dan verifikasi.
BAHAN DAN CARA
Metode penelitian yang digunakan dalam
studi

ini

adalah

metode

kualitatif

HASIL

karena

Semua partisipan dalam penelitian ini

penelitian ini mencoba untuk menggali informasi

adalah

yang

yang

Jumlah partisipan dalam penelitian ini sebanyak

mempengaruhi pencapaian peran ibu (maternal

5 orang yang secara sukarela dan memenuhi

mendalam

tentang

positif

HIV/AIDS.

kriteria sebagai subyek penelitian. Tiga orang

HIV/AIDS. Pendekatan yang digunakan adalah

partisipan adalah ibu rumah tangga, satu orang

fenomenologis

untuk

bekerja sebagai karyawan swasta dan satu lagi

serta

sebagai konselor HIV/AIDS.

attainment)

mengenali

perempuan

yang

dengan

role

pada

faktor-faktor

perempuan

karena

hubungan,

digunakan
mengidentifikasi

mengembangkan hubungan yang terkait dari
makna fenomena yang diteliti.7

Karakteristik partisipan dalam penelitian
ini dapat dilihat pada Tabel 1. Pada Tabel 1.

Partisipan pada penelitian ini adalah

dapat diketahui bahwa setiap partisipan memiliki

perempuan dengan HIV/AIDS yang pernah

beberapa karakteristik yang berbeda. Baik dari

mengalami kehamilan sampai melahirkan di LSM

sisi umur, latar belakang pendidikan, pekerjaan,

Victory Plus Yogyakarta. Pengambilan sampel

status, faktor risiko dan keikutsertaan dalam

dalam

PPIA.

penelitian

menggunakan

ini

teknik

dilakukan
purposive

dengan
sampling.

Jumlah partisipan dalam penelitian ini adalah 5

Tema yang terbentuk dari hasil analisis
data dalam penelitian antara lain atara lain:
Komitmen ibu terhadap anak. Semua

orang. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 1
Juli sampai 31 Agustus 2014 di LSM Victory Plus

partisipan

Yogyakarta.

komitmen yang bagus terhadap anaknya yaitu

Instrumen

penelitian

dalam

dalam

penelitian

ini

mempunyai

penelitian ini adalah peneliti sendiri. Alat bantu

pada

yang

mendukung

kehamilannya

pengumpulan data adalah pedoman wawancara

kehamilannya

mendalam (indepth interview). Peneliti juga

berupaya untuk merawat anaknya dengan baik

menggunakan tape recorder untuk merekam

meskipun partisipan mempunyai status HIV

proses

positif namun partisipan tetap berkomitmen

digunakan

peneliti

wawancara

untuk

mendalam

dan

catatan

saat

hamil

dengan

dan
tetap

mempertahankan

menjaga
sehat,

menjaga

melahirkan

dan

77

Nur Azizah Indriastuti, Faktor-faktor yang Mempengaruhi...

untuk bisa merawat anaknya dengan baik sama

seorang diri..”

seperti ibu-ibu lain yang tidak menderita HIV

P5: “Saya cuma yakin aja kalau saya mampu,

bahkan ada partisipan yang pada saat hamil

saya mau membuktikan bahwa walaupun

sudah

saya terinfeksi HIV tapi saya mampu seperti

single

parent

sehingga

melahirkan

anaknya seorang diri. Hal ini terungkap dari

orang lain yang ga kena HIV”
Dukungan

pernyataan partisipan berikut:

suami,

keluarga

dan

P1:“..ya itu awalnya setelah saya tahu hamil

masyarakat terhadap ibu. Semua partisipan

saya sudah sepakat sama suami saya kalau

dalam penelitian ini mendapatkan dukungan baik

nanti bayinya ada kecacatan misal jarinya

dari

kurang satu atau apa ya digugurkan saja tapi

sekitar.

waktu periksa hamil bayinya malah sehat..”

partisipan dalam penelitian ini meliputi dukungan

P2: “Saya dari unmarried mother waktu itu jadi

fisik, emosional, finansial maupun moril. Hal ini

suami,

Dukungan

maupun

yang

masyarakat

didapatkan

oleh

saya single parent, suami saya tidak mau

terungkap dari pernyataan partisipan berikut:

bertanggung

pertahankan

P1: “Kalau suami mendukungnya ya bilang kalau

kehamilan saya kemudian saya melahirkan

tidak ada bedanya positif sama negatif itu

jawab,

saya

Tabel 1: Rekapitulasi Karakteristik Partisipan Penelitian
Karakteristik
P1
P2
P3
Usia
36 tahun
37 tahun
35 tahun
Agama
Islam
Katolik
Islam
Pendidikan
S1
SMU
SLTP
Status
Menikah
Janda
Menikah
Jumlah anak
1 orang
2 orang
3 orang
Umur anak
2 tahun 5
a. Anak
a. Anak pertama
bulan
pertama
umur 9 tahun
umur 4
b. Anak kedua
tahun
umur 8 tahun
b. Anak
c. Anak ketiga
kedua
umur 2 tahun 2
umur 6
bulan
bulan
Status HIV
Suami dan Suami dan
Suami pertama
suami dan anak
anak
anak pertama
positif, suami
negatif
positif, anak
kedua negatif,
kedua blm
ketiga anak
dites HIV
negatif

Pekerjaan
Kapan
didiagnosis HIV
Ikut program
PPIA

Faktor risiko

78

keluarga

Ibu Rumah
tangga
Januari
2002
Tidak ikut
PPIA

Pengguna
narkoba

Ibu rumah
tangga
Tahun 2006

P5
33 tahun
Katolik
SMU
Janda
2 orang
a. Anak
pertama
umur 7
tahun
b. Anak
kedua
umur 3
tahun
Suami
positif,ana
k pertama
negatif,
anak
kedua
belum tes
HIV
Karyawan
swasta
Tahun 2008

Ikut PPIA sebelum
hamil anak ketiga

Ikut PPIA
sebelum hamil
anak kedua

Ikut PPIA
sebelum hamil
anak kedua

Mantan suami
pengguna
narkoba

Suami sebagai
pelaku seksual
berisiko

Mantan suami
sebagai
pelaku seksual
berisiko

Aktif di LSM

Ibu rumah tangga

November
2008
Ikut PPIA
setelah anak
pertama positif
HIV
Mantan suami
sebagai
pelaku seksual
berisiko

Tahun 2009

P4
29 tahun
Islam
D3
Menikah
2 orang
a. Anak
pertama
umur 7
tahun
b. Anak kedua
umur 5,5
tahun
Suami
positif,
kedua
anak
negatif

Mutiara Medika
Vol. 15 No. 1: 75 - 83, Januari 2015

malah suami itu mengidolakan saya karena

susu..bentuk dukungan yang lain ya ngasih

saya walaupun positif tapi tetep masih bisa

kerjaan..terus tidak membeda-bedakan jadi

survive”

kalau

P1: “soalnya ibu mertua ga berani mandiin jadi
mau gimana lagi..paling ibu mertua bantu

apa-apa

aku

juga

P5: “Kalau orang tua ya cuma dukungan moril
aja..”

keluarga

bentuk

dukungannya

P5:

“..kalau

tidak

ada

diskriminasi

dari

misalnya saya lagi capek tapi waktunya

masyarakat ya bentuk dukungan karena

minum

saya tidak ada beban”

obat

obatnya

diambilkan

oleh

keluarga yang lain kemudian ditaruh di
cepuk. Misalnya pulang kerja kelihatan
capek saya disuruh istirahat dulu satu jam
tanpa memegang anak-anak dulu”
P2:

acara

diundang..”

jagain aja..”
P2:“Kalau

ada

“Masyarakat

yang

dulunya

Berikut adalah hasil triangulasi data dengan
suami salah satu partisipan melalui wawancara:
Suami: “Ya..saya ikut aktif merawat anakanak..apalagi kalau istri saya sedang sakit..saya

cuek-cuek

yang bertugas merawat anak-anak..saya juga

sekarang malah lebih perhatian. Sering

selalu mengingatkan istri saya kapan harus

ditanyain gitu-gitu, ya lebih mendapatkan

minum obat.

dukungan positif beruntungnya..”

Mekanisme koping ibu adekuat. Semua

P3:“Kalau suami memberi dukungan dalam

partisipan

dalam

penelitian

ini

mempunyai

bentuk nasehat. Misalnya waktu kemarin

penyelesaian yang baik pada saat menghadapi

saya takut kalau tetangga pada tahu terus

masalah. Hal ini dilakukan partisipan dengan

saya pengen pindah kesini itu suami saya

tetap berpikir positif meskipun dirinya dan

ya bilangin ya sabar dulu nanti kita akan

anaknya positif HIV, melakukan tukar pendapat

keluar dari kampung nyari kontrakan ya

dengan suami maupun orang tua maupun

seperti itu”

mendatangkan Komisi Penanggulangan AIDS

P3: “Kalau keluarga ya menasehati saya tidak
boleh

putus

asa,

waktu

saya

sakit

membawa ke rumah sakit”
P4: “Kalau dari suami selain ikut merawat anakanak juga termasuk mengingatkan obat..itu
juga termasuk support buat aku”

(KPA) untuk memberikan penyuluhan. Hal ini
terungkap dari pernyataan partisipan berikut:
P2: “Ya, positif thinkingnya semoga anak kedua
negatif sehingga dia bisa menjaga anak
saya pertama yang positif..”
P3: “..saya berpikir untuk keluar dari kampung

P4: “..tiap hari papahku telpon jadi kalau denger

tempat tinggal saya makanya saya menikah

suaraku agak gimana gitu papahku langsung

lagi dengan suami sekarang meskipun

datang kesini anak-anak diajak kerumah

sebenarnya dengan suami yang sekarang

papahku biar aku istirahat..”

saya tidak terlalu suka..”

P4: “Bentuk dukungannya dari tetangga ya
support itu pada dateng kesini ngasih baju-

P4: “Ya sharing..yang pertama sama suami
kemudian sama papah..”

baju perlengkapan bayi sampai bantuan

79

Nur Azizah Indriastuti, Faktor-faktor yang Mempengaruhi...

P5: “..saya minta tolong KPA untuk memberikan
penyuluhan”

anak lagi. Hal ini terungkap dari pernyataan
partisipan berikut:

petugas

P2:“..kemarin sempat mendapat diskriminasi di

kesehatan kepada ibu saat memeriksakan

Sardjito. Karena tahu kalau bayi saya dari

Informasi
kehamilan.
khususnya

yang

Pemberi

diberikan

pelayanan

perawat

kesehatan

berperan

secara

keseluruhan dalam tahap pencapaian peran ibu.

orang

dengan

HIV

periksanya

paling

terakhir katanya takut menulari bayi yang
lain”

Peran ini dilakukan oleh petugas kesehatan

P4: “..selama aku mondok sampai lahiran ga ada

dengan memberikan informasi kepada ibu saat

petugas kebersihan yang masuk kamar.

ibu

petugas

Yang ganti kalau kotor ya suamiku jadi

kesehatan. Hal ini terungkap dari pernyataan

kalau kotor suamiku kesana minta sprei

partisipan berikut:

terus diganti sendiri..”

melakukan

pemeriksaan

ke

P2: “Kalau informasi tentang perawatan selama

P5: “..waktu itu setelah saya melahirkan anak

kehamilan tidak ada, hanya di menit terakhir

kedua saya saya ditawari untuk steril biar

diberi tahu tentang kegunaan profilaksis,

saya ga bisa punya anak lagi karena tahu

bagaimana cara pemberiannya..”

kalau saya HIV. Terus waktu saya operasi

P3: “Waktu periksa kehamilan dikasih informasi
tentang kalau harus dicek CD4 berapa,
terus nanti lahirannya begini-begini..boleh
menyusui atau tidak..”

sesar ada perawat yang takut untuk ikut
membedah saya..”
Berikut adalah hasil triangulasi data
dengan perawat melalui wawancara:

P4: “..waktu di Sardjito aku dikasih informasi

Perawat: ”Kalau dulu sekitar tahun 2000 itu kan

sama dr Diah Rumekti. Isinya juga sama

kasus

kaya yang diomongin suamiku, untuk ARV,

jarang..kemudian

pemeriksaan

atau seminar tentang HIV/AIDS juga

CD4,

diwanti-wanti

soal

makanan, terus susunya”
Diskriminasi

petugas

kesehatan

HIV/AIDS

masih

jarang

banyak

perawat

masih

pelatihan-pelatihan
sehingga
yang

memang

memberikan

terhadap ibu. Semua partisipan mempunyai

diskriminasi kepada pasien dengan

pengalaman

dari

HIV/AIDS karena takut tertular..tapi

petugas kesehatan. Diskriminasi yang diberikan

kalau sekarang kan kasus HIV/AIDS

petugas kesehatan bermacam-macam yaitu ada

banyak kemudian pelatihan-pelatihan

partisipan

melakukan

maupun seminar tentang HIV/AIDS

pemeriksaan kehamilan diperiksa paling akhir

juga sudah banyak jadi perawat sudah

dengan alasan takut menulari bayi yang lain, ada

banyak yang paham sehingga sudah

partisipan pada saat setelah persalinan sprei

tidak merasa takut lagi untuk merawat

yang digunakan tidak pernah diganti

oleh

asalkan dalam merawat pasien dengan

petugas kesehatan sampai ada partisipan yang

HIV/AIDS tetap mempertahankan APD

disuruh untuk steril agar tidak bisa mempunyai

seperti memakai sarung tangan dll.. ”

80

mendapatkan

yang

pada

diskriminasi

saat

Mutiara Medika
Vol. 15 No. 1: 75 - 83, Januari 2015

Dukungan dari suami, keluarga dan
DISKUSI

Pada

masyarakat.

Komitmen ibu terhadap anak. Semua

penelitian

ini

semua

partisipan mendapatkan dukungan baik dari

mempunyai

suami, keluarga maupun masyarakat. Support

komitmen yang bagus terhadap anaknya yaitu

system yang baik merupakan hal yang penting

pada

mempertahankan

bagi ibu untuk menjalankan perannya sebagai

kehamilannya dan menjaga kehamilannya tetap

ibu. Dukungan suami, keluarga dan masyarakat

sehat, melahirkan dan berupaya untuk merawat

menjadi sangat penting karena mempunyai

anaknya

partisipan

kontribusi pada pencapaian peran ibu. Mercer

mempunyai status HIV positif namun partisipan

(1995) dalam Mercer (2004),9 menjelaskan

tetap berkomitmen untuk bisa merawat anaknya

pencapaian peran ibu dan keterkaitan dengan

dengan baik sama seperti ibu-ibu lain yang tidak

dukungan suami dan keluarga terletak pada

menderita HIV.

komponen

partisipan

dalam

saat

hamil

dengan

penelitian
dengan

baik

ini

meskipun

mikrosistem

dan

mesosistem.

Salah satu faktor yang mendukung

Mikrosistem merupakan hubungan antara ibu

pencapaian peran ibu adalah adanya suatu

dan pasangan dimana dalam penelitian ini suami

komitmen yang muncul dari dasar hati ibu untuk

mempunyai hubungan yang baik dengan ibu dan

menjalankan perannya sebagai ibu sehingga

mampu memberikan dukungan kepada ibu saat

yang

tetap

ibu menjalankan perannya sebagai ibu sejak

menjaga

hamil, melahirkan dan merawat anak serta

dilakukan

mempertahankan

ibu

adalah

kehamilannya,

kehamilannya tetap sehat dan berupaya untuk

memberikan

merawat anaknya dengan baik seperti ibu ibu

menjalani sakit HIV yang dideritanya. Ayah atau

lain yang tidak terkena HIV.

pasangan

Komitmen

dari

seorang

ibu

dukungan
ibu

kepada

berkontribusi

ibu

pada

dalam
proses

sangat

pencapaian peran ibu. Interaksi ayah membantu

penting ketika ia akan menjalankan perannya

dalam memfasilitasi identitas peran ibu. Keluarga

sebagai ibu. Adanya integrasi peran yang jelas

masuk ke dalam komponen mesosistem yang

ke dalam sistem dirinya dengan kesesuaian

secara langsung berpengaruh kepada komponen

dirinya dan peran-peran lainnya dan secara

mikrosistem sehingga ibu mampu mencapai

emosional komitmen untuk bayi, dirinya sendiri,

perannya sebagai seorang ibu.

dan keluarganya menjadi faktor penting dalam
mengembangkan

Ibu hamil yang terdeteksi HIV sangat

dirinya untuk menjalankan

membutuhkan dukungan dari keluarga. Hal ini

perannya sebagai ibu. Mercer (1995) dalam

sesuai dengan penelitian dari Dewi et al.,

Mercer

(2004),

9

menjelaskan

bahwa

tahap

(2008),10 terhadap ibu hamil yang terdeteksi HIV

identitas peran seseorang akan tercapai ketika ia

dimana

mampu

menyatakan

mengintegrasikan

peran

ke

dalam

seluruh

partisipan

membutuhkan

yang
dukungan

diteliti
dari

sistem dirinya dengan kesesuaian dirinya dan

keluarga walaupun dua dari enam partisipan

peran-peran

tidak mendapatkan dukungan dari keluarga.

lainnya

secara

berkomitmen untuk bayinya.

emosional

Sumber dukungan keluarga yang didapatkan

81

Nur Azizah Indriastuti, Faktor-faktor yang Mempengaruhi...

berasal dari suami, ibu, anak, saudara serta

Isi informasi terkait bagaimana kondisi kehamilan

keluarga besar lainnya.

ibu, bagaimana proses persalinan nanti dan

Dukungan

yang

diperoleh

partisipan

bagaimana memeriksakan bayinya.
Diskriminasi

sangat membantu partisipan dalam mencapai
perannya sebagai ibu terutama pada saat

Semua

merawat anak. Hal ini sesuai dengan penelitian

mendapatkan

Pennapa Pakdewong et al., (2006),

11

partisipan

petugas

kesehatan.

mempunyai

pengalaman

diskriminasi

dari

petugas

pada 263

kesehatan. Pengalaman partisipan mendapatkan

ibu dengan HIV positif yang tinggal dengan bayi

diskriminasi dari petugas kesehatan ini sesuai

mereka bahwa dukungan sosial memiliki dampak

dengan penelitian dari Sanders et al., (2008),12

positif langsung terhadap harga diri dimana

bahwa penderita HIV merasa tidak diterima

harga diri dan dukungan sosial tersebut memiliki

secara sosial, diperlakukan berbeda dalam

pengaruh

konteks sosial dan perlakuan dari pemberi

langsung

positif

yang

signifikan

terhadap pencapaian peran ibu.

pelayanan

Mekanisme koping adekuat. Perasaan

kesehatan

karena merasa

takut

tertular HIV/AIDS.

tidak berdaya dan kesedihan menjadi pemicu
secara psikologis yang menurunkan kemampuan

SIMPULAN

ibu untuk menjalankan perannya sebagai ibu.
Mercer,

(1995)

menyebutkan

dalam
bahwa

Mercer

(2004),9

Faktor yang mendukung pencapaian
peran ibu pada

perempuan dengan HIV/AIDS

pengembangan

meliputi komitmen ibu terhadap anak, dukungan

pencapaian peran ibu (maternal role attainment)

suami, keluarga dan masyarakat, mekanisme

sangat

koping adekuat serta informasi yang diberikan

dipengaruhi

oleh

kondisi

psikologis

maupun perilaku ibu dan bayi. Semua partisipan

petugas

dalam penelitian ini mempunyai penyelesaian

kehamilan.

yang baik pada saat menghadapi masalah. Hal

pencapaian peran ibu pada perempuan dengan

ini dilakukan partisipan dengan tetap berpikir

HIV/AIDS

positif meskipun dirinya dan anaknya positif HIV.

kesehatan.

Informasi

yang

diberikan

pelayanan

kesehatan

saat

Faktor

yang

meliputi

memeriksakan
menghambat

diskriminasi

petugas

petugas

kesehatan saat ibu memeriksakan kehamilan.
Pemberi

kesehatan

khususnya

DAFTAR PUSTAKA
1. Widoyono. Penyakit Tropis Epidemiologi,

perawat berperan secara keseluruhan dalam

Penularan,

Pencegahan

tahap pencapaian peran ibu. Pendidikan saat

Pemberantasannya.

prenatal baik formal maupun informal membantu

Penerbit Erlangga. 2009.

Edisi

2.

Jakarta:

RI.

Situasi

ibu untuk mencapai perannya. Dalam penelitian

2. Kementerian

ini petugas kesehatan melakukan perannya

Epidemiologi

untuk membantu ibu mencapai perannya dengan

Jakarta: Direktorat Jendral PM2PL. 2014.

memberikan informasi kepada ibu saat ibu
melakukan pemeriksaan ke petugas kesehatan.

82

Kesehatan

dan

HIV

AIDS

di

Indonesia.

Mutiara Medika
Vol. 15 No. 1: 75 - 83, Januari 2015

3. Jones SG. Taking HAART: How to Support
Patients with HIV/AIDS. Nursing, 2004; 34
(6): 6-12.

psychology (pp. 48-71). New York: Plenum.
1978.
9. Mercer, R. Becoming a mother versus

4. Gray, JJ.. The Difficulties of Woman Living
With HIV Infection. J Psychosocial Nursing,
1997; 37 (5): 39-43.

maternal

role

attainment.

Nursing

Scholarship, 2004; 36 (3): 226-232.
10. Dewi, YI., Setyowati & Afiyanti, Y. Stress

5. Muma, RD. HIV: Manual untuk Tenaga
Kesehatan. Jakarta: EGC. 1997.

dan

Koping

perempuan

Hamil

yang

Didiagnosis HIV/AIDS di DKI Jakarta. J

6. Bare, B.G & Smeltzer, S.C. Buku Ajar
Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth. Jakarta: EGC. 2001.

Keperawatan Indonesia, 2008; 12 (2): 121128.
11. Pennapa,

P.,

Saipin,

K.,

Kobkul,

P.,

7. Moleong, L.J. Metode Penelitian Kualitatif.

Margaret, S. M & Wannee, K. A Structural

Edisi Revisi. Bandung: Remaja Rosdakaya.

Model of Maternal Role Attainment in Thai

2005.

HIV sero-positive Mothers. Thai J Nursing

8. Colaizzi, P.F.

Psychological Research as

the Phenomenologist Views it. In R. S. Valle
&

M.

King

phenomenological

(Eds.),

Existential

alternatives

for

Res, 2006;10 (3): 201-214.
12. Sanders.

Women’s

Voices:

The

Lived

Experience of Pregnancy and Motherhood
After Diagnosis With HIV. J Assoc Nurses
AIDS Care, 2008; 19 (1): 47-57.

83

Dokumen yang terkait

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

DEKONSTRUKSI HOST DALAM TALK SHOW DI TELEVISI (Analisis Semiotik Talk Show Empat Mata di Trans 7)

21 290 1

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

SENSUALITAS DALAM FILM HOROR DI INDONESIA(Analisis Isi pada Film Tali Pocong Perawan karya Arie Azis)

33 290 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24