108695 T 22917 Kebutuhan informasi Literatur

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Tinj auan pust aka ini t ersusun at as beberapa uraian dari beberapa

lit erat ur yang relevan dengan penelit ian ini. Secara berurut an, bab ini

t erdiri dari penj elasan t ent ang inf ormasi, kebut uhan inf ormasi, dan

perilaku pencarian inf ormasi dalam kehidupan sehari-hari. Penj elasan

t ent ang kebut uhan inf ormasi meliput i kebut uhan inf ormasi dalam

beberapa segi, diant aranya kebut uhan inf ormasi kehamilan, kelahiran

dan menyusui, kebut uhan inf ormasi pengasuhan bayi dan kebut uhan

inf ormasi perempuan.

Selanj ut nya, penj elasan t ent ang pencarian inf ormasi dalam

kehidupan sehari-hari diawali dengan penj elasan mengenai pencarian

inf ormasi, pencarian inf ormasi dalam kehidupan sehari-hari, sumber

inf ormasi yang dimanf aat kan dalam pencarian inf ormasi dalam

kehidupan sehari-hari, dan hambat an dalam pencarian inf ormasi. Bab ini

dilengkapi dengan sekilas pandang prof il Kabupat en Jombang sebagai

lokasi penelit ian. Akhirnya, t erdapat kesimpulan yang menggambarkan

suat u model kerangka konsept ual pencarian inf ormasi dalam kehidupan

sehari-hari.


(2)

A. Informasi

Ist ilah inf ormasi digunakan dalam banyak konsep yang berbeda

(Case, 2002: 43). Dalam kaj ian ilmu perpust akaan dan inf ormasi, def inisi

inf ormasi t elah banyak dit unj ukkan dan mengalami perkembangan dan

perbedaan dari masa ke masa. Dalam bidang ini saj a, ist ilah inf ormasi

digunakan dalam berbagai disiplin unt uk meref leksikan berbagai hal,

sepert i rangsangan sensori, represent asi ment al, pemecahan masalah,

pembuat an keput usan, aspek dari pemikiran dan pembelaj aran manusia,

dsb.

Def inisi umum t elah diberikan oleh Buckland dalam Shent on

(2004: 367): "j ika sesuat u hal adalah, at au bisa j adi, inf ormat if , maka

semua hal adalah, at au bisa j adi, inf ormasi…. ” Bagaimanapun j uga,

Lest er dan Kohler dalam Shent on (2004: 368) menunj ukkan bahwa

konsep inf ormasi bersif at

cont ext -speci f i c

. Dalam kont eks penelit ian ini,

inf ormasi merupakan segala hal yang bersif at inf ormat if dan menambah

penget ahuan ibu rumah t angga dalam hal menj alani kehamilan,

kelahiran, menyusui, maupun pengasuhan bayi.

B. Kebut uhan Informasi

Kebut uhan inf ormasi dapat didef inisikan melalui asosiasi def inisi

dari dua kat a: “ kebut uhan dan “ inf ormasi” (Wilson, 1994). Kebut uhan

(

need

) dalam Webst er’ s Nint h New Collegiat e Dict ionary didef inisikan

sebagai kurangnya sesuat u yang sesuai at au berguna (1990: 790).


(3)

Selanj ut nya, kat a “ inf ormasi” dalam kamus yang sama didef inisikan

sebagai komunikasi at au penerimaan penget ahuan at au int elij ensi

maupun penget ahuan yang didapat kan dari invest igasi, penelit ian, at au

inst ruksi (1990: 620). Maka, kebut uhan inf ormasi adalah merupakan

kebut uhan yang muncul karena kurangnya penget ahuan yang didapat kan

t ent ang sesuat u hal yang sesuai at au berguna.

Dalam ilmu inf ormasi, t elah banyak dikembangkan konsep

kebut uhan inf ormasi. Case (2002: 68 – 73) menyebut kan beberapa konsep

kebut uhan inf ormasi yang dit awarkan oleh empat ilmuwan yang banyak

diruj uk dalam penelit ian di bidang kebut uhan dan pencarian inf ormasi.

Secara kronologis, konsep-konsep t ersebut adalah sebagaimana yang

dinyat akan oleh Robert Taylor (1962), Charles At kin (1973) dan Nicholas

Belkin (1978), sert a Brenda Dervin (1982, 1992).

Case menyebut kan bahwa Taylor menawarkan konsep kebut uhan

inf ormasi dengan menyat akan empat t ahap kebut uhan yang mendasari

kenapa individu mendat angi dan menanyakan sesuat u kepada

pust akawan ruj ukan. Secara berurut an, t ahap yang paling rendah adalah

ket ika individu memiliki kebut uhan t idak t erekspresikan (

vi scer al need

).

Tahap berikut nya adalah ket ika kemampuan individu unt uk

menyampaikan kebut uhannya masih ambigu dan t idak j elas. Tahap

ket iga adalah ket ika individu memiliki kemampuan unt uk menyat akan

kebut uhannya, dan yang t erakhir adalah ket ika sudah muncul perhat ian

dari individu t ent ang bagaimana pengiriman hasil pencarian dari


(4)

kebut uhan yang dia ungkapkan t ersebut . Keempat t ahap t ersebut

menunj ukkan bahwa kebut uhan inf ormasi berkait an erat dengan

pencarian j awaban.

Menurut Case, At kin dan Belkin menyat akan konsep kebut uhan

inf ormasi dengan meyakini inf ormasi sebagai pengurangan

ket idakpast ian. At kin memberikan def inisi kebut uhan inf ormasi sebagai

“ sebuah f ungsi ket idakpast ian yang dihasilkan oleh penerimaan

ket idaksesuaian ant ara t ingkat an kepast ian yang sekarang dimiliki

individu t ent ang obj ek lingkungan dan pernyat aan krit eria bahwa dia

mencari unt uk mencapai sesuat u. Senada dengan def inisi At kin dan

Taylor, Belkin menyat akan bahwa adanya kebut uhan inf ormasi

diindikasikan dengan adanya upaya mencari inf ormasi, dan mot ivat or

dasar pencarian inf ormasi adalah karena adanya kesenj angan ant ara

penget ahuan yang dimiliki mengenai sit uasi at au t opik t ert ent u.

Pada masa berikut nya, Dervin menyat akan bahwa kebut uhan

inf ormasi adalah kebut uhan akan

make sense

(memahami, memaknai)

sit uasi yang sedang berlangsung. Kebut uhan inf ormasi individu

merupakan kebut uhan akan t erj awabnya berbagai macam pert anyaan

yang hadir di pikiran individu t ersebut . Beragam pert anyaan t ersebut

muncul ket ika individu merasa perl u memberikan penj elasan yang masuk

akal pada dirinya dalam dimensi ruang dan wakt unya sendiri.


(5)

Selain Case, Wilson j uga melaksanakan pembelaj aran t ent ang

perkembangan konsep kebut uhan inf ormasi. Wilson mengawali

penyimpulan dan pembahasan penelaahannya dengan konsep kebut uhan

manusia. Wilson menyat akan bahwa konsep kebut uhan manusia menurut

ahli psikol ogi dapat dibagi dalam 3 kat egori:

a)

kebut uhan f isiologis, sepert i kebut uhan akan makanan, air, t empat

t inggal, dsb. ;

b)

kebut uhan af ekt if (t erkadang disebut sebagai kebut uhan psikologis

at au emosional) sepert i kebut uhan akan dominasi, pencapaian, dsb. ;

c)

kebut uhan kognit if , sepert i kebut uhan unt uk merencanakan, unt uk

mempelaj ari ket rampilan, dsb.

Ket iga kat egori kebut uhan t ersebut merupakan pemicu dasar

munculnya kebut uhan inf ormasi. Wilson menyat akan bahwa unt uk

memenuhinya, individu harus memiliki penget ahuan yang berkait an.

Unt uk memperoleh penget ahuan t ersebut , individu harus t erlibat dalam

proses pencarian inf ormasi. Oleh karena it u, Wilson menganggap ist ilah

kebut uhan inf ormasi lebih t epat j ika digant ikan dengan pencarian

inf ormasi unt uk mendapat kan kepuasan kebut uhan. Kebut uhan yang

diharapkan akan t erpuaskan ut amanya adalah kebut uhan kognit if yang

mendukung pemenuhan t erpuaskannya kebut uhan f isiologis dan af ekt if .

Kemunculan kebut uhan inf ormasi seseorang t ergant ung pada

beberapa f akt or. Beberapa f akt or yang dinyat akan oleh Crawf ord dalam

Wilson (1994) adalah kegiat an kerj a, posisi dan peran individu,


(6)

ket ersediaan f asilit as, kebut uhan unt uk membuat keput usan, f akt or

mot ivasi akan kebut uhan inf ormasi, dsb. Mempert imbangkan hal

t ersebut , berikut adalah beberapa macam kebut uhan inf ormasi yang

pada umumnya dimiliki ol eh para perempuan, khususnya ibu yang sedang

hamil, menyusui, maupun mengasuh bayi.

Inf ormasi t ent ang kehamilan, kelahiran dan perawat an t umbuh

kembang anak merupakan inf ormasi yang signif ikan dalam pengasuhan

anak. Anak dalam t ahun pert ama kehidupannya merupakan anak dalam

usia emas, dimana perkembangan ot ak dan perilaku sangat pesat .

Perkembangan t ersebut menent ukan perkembangan dan masa depannya

di kemudian hari. Beberapa hal yang perlu diperhat ikan diant aranya

adalah perkembangan f isik, kesehat an, dan perilaku sosial anak.

1. Kebut uhan Informasi Kehamilan

Bagi kebanyakan pasangan, menj adi orang t ua berawal dari

kehamilan dan kelahiran anak (Duvall dan Brent , 1980: 158). Sebagai ibu,

orang t ua perempuan mengawasi, mengasuh, merawat , dan mencint ai

anaknya (Apt er, 1986: 11). Kemampuan perempuan unt uk hamil dan

menyusui merupakan hal ist imewa yang t ak dapat dilaksanakan oleh

orang t ua laki-laki. Dalam menj al ankan peran t ersebut , perempuan

memiliki kebut uhan inf ormasi t ert ent u.

Telah banyak penelit ian yang mempelaj ari kebut uhan inf ormasi

ibu hamil dan menyusui. Penelit ian Levy (1998) dan Davies dan Bat h


(7)

(2001) menunj ukkan bahwa perempuan hamil menyadari dan secara akt if

berusaha memenuhi kebut uhan inf ormasi t ent ang kehamilannya. Levy

menyat akan bahwa perempuan memili ki perhat ian t erhadap inf ormasi

yang berkenaan dengan bagaimana unt uk melindungi dan menj aga

kepent ingan j aninnya, diri sendiri, pasangan dan individu lain dalam

lingkungannya di masa kehamilannya.

Mendapat kan inf ormasi adalah salah sat u dari t anggung j awab

ut ama perempuan hamil (Browner dan Press dalam McKenzie, 2006: 1).

Bagaimanapun j uga, sebagai orang t ua, perhat ian ut ama perempuan

hamil adalah t ent ang bagaimana mempersiapkan kelahiran bayi yang

sehat dan selamat (Duvall dan Brent , 1980: 159). Pada umumnya,

perempuan menginginkan sebanyak mungkin inf ormasi t ent ang perist iwa

kelahiran bayi dan pot ensi risiko yang mereka dan bayi mereka hadapi

(Green dalam Davies dan Bat h, 2002: 302).

Set elah menj alani masa kehamil an yang diakhiri dengan

persalinan, perempuan mulai menj alani kegiat an merawat bayi. Kepada

ibu lah bayi bergant ung sepenuhnya (Apt er, 1985: 53). Salah sat u

indikat or ket ergant ungan t ersebut adalah kemampuan ibu unt uk

menyusui bayinya. McKenzie (2006: 7) menyat akan bahwa perempuan

menginginkan inf ormasi t ent ang bagaimana pemberian makanan kepada

bayinya (t erut ama t ent ang memberikan/ t idak memberikan ASI)

semenj ak mereka mengalami kehamilan. Bagi kebanyakan perempuan,


(8)

menyusui merupakan komponen pent ing dalam ‘ menj adi ibu yang baik’

(Wall dalam McKenzie, 2006: 9).

Selain menyusui dan memperhat ikan asupan makanan bayi,

Duvall dan Brent (1980: 160-161) menyebut kan bahwa orang t ua j uga

harus t et ap menj aga kebersihan dan keselamat an bayinya. Beberapa

inf ormasi yang diperl ukan dalam menj alankan peran ini adalah t ent ang

bagaimana memf asilit asi kebersihan anak sepert i memandikan,

menyediakan pakaian yang pant as dan t erlebih lagi memperhat ikan

kebut uhan popok bayinya. Selain it u, usaha meminimalkan kemungkinan

kecelakaan yang dapat dialami bayi dan memberikan pert olongan

pert ama yang t epat ket ika bayi mengalami kecelakaan merupakan hal

yang harus diket ahui dan dij alankan oleh orang t ua.

Selama menj alani kehamilan, persalinan dan menyusui,

kesehat an merupakan hal yang sangat perlu diperhat ikan oleh

perempuan. Kesehat an adalah ket iadaan sakit , penyakit , at au luka (Hahn

dan Payne, 2003: 5). Dilihat dari segi pencegahan, kesehat an dapat

didef inisikan sebagai ket iadaan risiko t inggi bagi penyakit di masa dat ang

(Hahn dan Payne, 2003: 5). Kondisi sehat diyakini sebagai kondisi yang

dibut uhkan manusia unt uk dapat melaksanakan kegiat annya secara

opt imal.

Mooko (2005: 119) mendapat i lebih dari 30% respondennya

menyat akan bahwa inf ormasi kesehat an merupakan kebut uhan inf ormasi

mereka. Brown dkk. menyat akan bahwa perempuan membut uhkan


(9)

inf ormasi kesehat an baik t ent ang melahirkan sampai dengan menopause,

maupun t ent ang penyakit yang sedang diderit a (2002: 225). Warner dan

Procaccino (2004: 714) menyebut kan beberapa kebut uhan inf ormasi

kesehat an perempuan, yakni inf ormasi t ent ang gej ala penyakit t ert ent u,

diagnosa dan t indakan yang bisa diambil dalam penyembuhan penyakit

t ert ent u, nut risi, perawat an medis, pencegahan penyakit , dan

kebugaran.

Selain kesehat an, adalah suat u hal yang alamiah j ika perempuan

sangat memperhat ikan kondisi kecant ikannya. Perubahan f sik yang

dialami semasa kehamilan merupakan hal yang diperhat ikan oleh

perempuan Keinginan unt uk t ampil menarik di mat a orang lain

menimbulkan kebut uhan inf ormasi t ert ent u bagi perempuan.

2. Kebut uhan Informasi Pengasuhan Bayi

Semenj ak kehadiran anak t ersebut , orang t ua mengemban peran

dan t ugas dalam pengasuhannya. Gage dkk. (2006: 58) menunj ukkan

bahwa dalam banyak penelit ian mengenai pengasuhan anak, def inisi

pengasuhan anak it u sendiri t idak diungkapkan secara eksplisit , namun

secara umum implisit dalam domain inst rumen at au melalui deskripsi

t anggung j awab, t ugas dan peran yang diharapkan dilaksanakan oleh

orang t ua.

Duvall dan Brent (1980: 192) menj elaskan bahwa orang t ua

bert anggung j awab unt uk menj aga dan menst imulasi perkembangan dan


(10)

sosialisasi anak. Mereka adalah pengasuh yang merawat sekaligus

mendidik sert a mengembangkan pot ensi-pot ensi anak. Dengan demikian,

orang t ua memiliki peranan pent ing dalam mengant arkan anak menj adi

manusia yang berkualit as bukan saj a dari segi f isik namun j uga

kecerdasan dan kepribadiannya. Orang t ua diharapkan memiliki

kemampuan behavorial yang meliput i kemampuan unt uk mengobservasi,

memonit or, berkomunikasi, berint er aksi dalam rangka membangun dan

memelihara hubungan, sert a memet akan hubungan ant ar anggot a

keluarga (Heat h, 2006: 759).

Bagi orang t ua dengan bayi dalam keluarganya, Duval dan Brent

(1980: 194) t elah menunj ukkan beberapa peran dan t ugas yang

seharusnya dilaksanakan t erhadap bayinya, yait u:

a.

memperhat ikan rut init as kegiat an harian dan ist irahat yang sehat ,

b.

mengembangkan ket rampilan f isik yang sesuai dengan perkembangan

mot oriknya,

c.

mengembangkan ekspresi emosi yang posit if akan beragam

pengalaman, dan

d.

berkomunikasi secara ef ekt if .

Heat h (2006: 757) mengungkapkan bahwa seiring dengan j alinan

yang akt if dengan anaknya, orang t ua bersandar pada dua t ipe

penget ahuan yang saling bert indihan: penget ahuan umum t ent ang

manusia dan perkembangannya dan penget ahuan khusus t ent ang individu

anak. Memiliki penget ahuan t ent ang perkembangan anak memberikan


(11)

orang t ua ide t ent ang apa dan kapan yang bisa mereka harapkan pada

anak mereka. Hal t ersebut mendorong keperluan t erpenuhinya

kebut uhan inf ormasi yang mendukung pelaksanaan t ugas dan t anggung

j awab yang berkait an.

Kebut uhan inf ormasi perempuan sebagai orang t ua t erus

berkembang set iap hari seiring berkembangnya kebut uhan dan peran

sert a t ugas anaknya. Hall dalam Gage dkk. (2006: 59) menyat akan

bahwa, set elah kelahiran anaknya, perempuan memiliki mult i peran dan

mengalami beban ket ika dia t idak dapat memenuhi harapan akan peran

dan t anggung j awab barunya. Oleh karenanya, unt uk menj alankan

perannya secara ef ekt if , perempuan perlu secara berkesinambungan

menyadari dan berusaha memenuhi perkembangan kebut uhan

inf ormasinya.

C. Perilaku Pencarian Informasi

Pemenuhan kebut uhan inf ormasi dilaksanakan melalui pencarian

inf ormasi. Pencarian inf ormasi adalah kegiat an individual yang

dij alankan unt uk mengident if ikasi dan memilih inf ormasi unt uk

memuaskan kebut uhan inf ormasi yang t el ah t erdet eksi, kepuasan yang

memungkinkan individu unt uk memecahkan masalah at au membuat

keput usan (Correia dan Wilson, 2001). Brown dkk. menunj ukkan bahwa

pencarian inf ormasi mencerminkan kebut uhan perempuan unt uk mencari


(12)

inf ormasi yang akurat dan handal yang dengannya perempuan bisa

membuat keput usan yang masuk akal (2002: 226).

1. Sumber Informasi

Sumber inf ormasi merupakan hal, barang at au manusia yang bisa

menyediakan inf ormasi yang dibut uhkan dan bisa dimanf aat kan oleh

pencari inf ormasi. Sumber inf ormasi bisa berupa sumber inf ormasi

t erekam maupun sumber inf ormasi manusia. Sumber inf ormasi t erekam

memiliki bent uk berbeda-beda; t ert ulis/ t ercet ak, dalam bent uk

rekaman suara, maupun sumber inf ormasi elekt ronik. Di sisi lain, sumber

inf ormasi manusia (personal) bisa diakses secara f ormal maupun

inf ormal.

Beberapa cont oh dari sumber inf ormasi t ert ulis/ t ercet ak adalah

cat at an, koran, buku, j urnal, dsb. Sumber inf ormasi elekt ronik bisa

berupa cakra padat , kaset , sit us int ernet , dll. Jenis sumber inf omasi

t erekam t ersebut biasanya melibat kan penyedia inf ormasi unt uk bisa

diakses oleh pencari maupun pengguna inf ormasi. Sebagai ibu rumah

t angga yang sebagian besar wakt u dalam kesehariannya dihabiskan di

rumah, t elevisi, radio, t abloid, dan semacamnya merupakan sumber

inf ormasi yang biasa dimanf aat kan oleh para perempuan Jombang.

Di sisi lain, sumber inf ormasi personal adalah ket ika manusia

berperan sebagai penyampai inf ormasi yang dibut uhkan oleh pencari

inf ormasi. Akses t erhadap sumber inf ormasi ini mensyarat kan t erj adinya


(13)

komunikasi int erpersonal ant ara pencari dan sumber inf ormasi. Salah

sat u cont oh komunikasi f ormal ant ara pencari dan sumber inf ormasi

adalah komunikasi ant ara pasien dan dokt er. Dalam keadaan ini, pasien

merupakan individu pencari inf ormasi yang berusaha memenuhi

kebut uhan inf ormasi melalui penj elasan yang dinyat akan oleh dokt er

t ersebut .

Dalam pencarian inf ormasi mengenai kehamilan, kelahiran,

menyusui, dan pengasuhan anak, pusat layanan kesehat an merupakan

pilihan sumber inf ormasi f ormal yang t ersedia. Dalam kondisi j auh dari

keluarga (orang t ua, saudara yang sudah berpengalaman) sebagai sumber

inf ormasi personal, prof esional kesehat an adalah pilihan sebagai sumber

inf ormasi personal yang bisa dimanf aat kan oleh para perempuan di

Jombang.

Dalam keadaan inf ormal, t eman, keluarga, at au t et angga bisa

menj adi sumber inf ormasi bagi pencari inf ormasi. Inf ormasi bisa berasal

dari pengalaman lampau, baik pengalaman pribadi maupun kumpulan

dari pengalaman t eman dan orang lain, namun kebanyakan inf ormasi

baru didapat kan dari bidan dan sumber-sumber prof esional kesehat an

lain (Levy, 1998: 112). Menurut sej arah, perempuan belaj ar t eknik

menyusui yang sesuai dari ibu, nenek, saudara, dan t et angganya (Corky

Harvey dalam Levy, 1998: 112). Perempuan mengaj ari perempuan masih

merupakan cara t erbaik yang dilaksanakan.


(14)

Dalam pencarian inf ormasi, individu memiliki beberapa

pert imbangan dalam memilih sumber inf ormasi. Durrance dalam Varj el s

(1986: 74) menyebut kan bahwa individu cenderung mencari inf ormasi

yang paling mungkin diakses. Selanj ut nya, Durrance menyat akan bahwa

t ipe individu yang berbeda menggunakan sumber inf ormasi yang

berbeda. Meskipun demikian, Durrance j uga menyat akan bahwa individu

pada umumnya lebih menyukai komunikasi secara berhadapan sebagai

cara mengakses inf ormasi dari sumber inf ormasi.

2. Pencarian Informasi dalam Kehidupan Sehari-hari

Pencarian inf ormasi dapat dianalisis dalam dua kont eks besar:

yang berhubungan dengan pekerj aan dan yang t idak berhubungan dengan

pekerj aan. Pencarian inf ormasi yang t idak berhubungan dengan

pekerj aan disebut j uga pencarian inf ormasi dalam kehidupan sehari-hari

(

ever yday l i f e i nf or mat i on seeki ng)

. Pencarian inf ormasi dalam

kehidupan sehari-hari merupakan upaya pengadaan berbagai elemen

inf ormasional (baik kognit if maupun ekspresif ) yang dipergunakan

individu unt uk mengorient asikan diri mereka dalam kehidupan

sehari-hari at au memecahkan masalah yang t idak secara langsung berhubungan

dengan kinerj a dan t ugas-t ugas pekerj aan (Savolainen, 1995: 266-267).

Pernyat aan t ersebut menunj ukkan bahwa ada dua dimensi yang

bisa diperhat ikan dalam pencarian inf ormasi dalam kehidupan sehari-hari

(Savolainen, 1995: 273-287). Dimensi pert ama adalah pencarian


(15)

inf ormasi yang mengorient asikan. Dimensi ini berkait an dengan kej adian

di masa kini. Selanj ut nya adalah pencarian inf ormasi prakt is, yait u

pencarian inf ormasi yang menyaj ikan solusi unt uk masalah-masalah

t ert ent u dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam pencarian inf ormasi yang mengorient asikan, inf ormasi

dilihat sebagai inst rumen unt uk meraih hasil yang berbeda-beda. Individu

dalam kegiat an sehari-harinya memili ki semangat unt uk mempelaj ari hal

baru dan berusaha unt uk meraih t uj uan pribadi. Kegiat an pencarian

inf ormasi dalam dimensi ini t erj adi seiring dengan kegiat an individu

mengkonsumsi publikasi ilmiah dan budaya, membaca koran, melihat

program t elevisi at aupun mendengarkan radio. Inf ormasi yang

dikonsumsi khususnya adalah yang berkenaan dengan kepemimpinan,

ilmu, polit ik dan budaya, isu t erkini, dan perkembangan sosial budaya.

Pencarian inf ormasi prakt is merupakan pencarian inf ormasi yang

sengaj a dilaksanakan. Inf ormasi yang diinginkan dalam dimensi ini adalah

inf ormasi yang akurat , yang bisa diaplikasikan unt uk penyelesaian

masalah yang sedang dihadapi. Oleh karenanya, dalam pencarian

inf ormasi ini, sumber inf ormasi personal lebih disukai. Karena pencarian

inf ormasi ini t imbul ket ika ada hal yang harus dihadapi dengan segera,

maka komunikasi sebagai kegiat an pencarian inf ormasi dilaksanakan.

Beberapa penelit ian t ent ang pencarian inf ormasi dalam

kehidupan sehari-hari t elah dilaksanakan. Penelit ian dalam bidang ini

dilaksanakan t erhadap pelaj ar, mahasiswa dan pemuda, sebagaimana


(16)

yang dilaksanakan oleh Agost o dan Hugj es Hassell (2005), Jeong (2004),

dan Given (2002). Penelit ian di bidang ini j uga banyak dilaksanakan

sehubungan dengan pencarian inf ormasi kesehat an: Brown dkk. (2002),

Warner dan Procaccino (2004), Cypowyj dkk. (2003), Davies dan Bat h

(2002), dan sebagainya. Lebih dekat kait annya dengan penelit ian ini,

penelit ian yang pernah dilaksanakan t erhadap ibu rumah t angga

diant aranya adalah McKenzie (2002, 2003, dan 2004), Mooko (2005), Levy

(1999), dan sebagainya.

3. Hambatan-hambatan dalam Pencarian Informasi

Ket ika individu melaksanakan pencarian inf ormasi, dia bisa

mengalami hambat an yang menghalanginya mendapat kan inf ormasi yang

dia but uhkan at au inginkan. Hambat an t ersebut muncul karena beberapa

komponen. Hambat an bisa t imbul dari pencari inf ormasi, sumber

inf ormasi, maupun dari pencari dan sumber inf ormasi sekaligus.

Pencari inf ormasi menimbulkan beberapa hambat an dalam

memenuhi kebut uhan inf ormasinya. Harry dan Dewdney dalam Julien

(1999: 45) menyimpulkan bahwa hambat an t ersebut meliput i: t idak

menget ahui kebut uhan inf ormasinya; t idak menget ahui dimana

mendapat kan inf ormasi yang dibut uhkannya; t idak menget ahui

keberadaan sumber inf ormasi yang dibut uhkannya; t idak menemukan

sumber inf ormasi yang sesuai dengan kebut uhan inf ormasinya; dan

kurangnya ket rampilan komunikasi, kepercayaan diri, dan kemampuan.


(17)

Bagaimanapun j uga, hambat an dari pencari inf ormasi banyak disebabkan

oleh ket erbat asan penget ahuan t erhadap sumber inf ormasi yang t ersedia

(Chen dan Hernon, 1982: 18-19). Hal ini menyebabkan pencari inf ormasi

t idak menget ahui bagaimana dan kapan dia bisa memenuhi kebut uhan

inf ormasinya.

Dari komponen sumber inf ormasi, hambat an dapat dialami

pencari inf ormasi karena beberapa hal sepert i ket idakt ersediaan maupun

ket erbat asan akses t erhadap sumber inf ormasi it u sendiri, masalah

t eknis yang t imbul dalam penyediaan sumber inf ormasi t erekam, maupun

komunikasi yang kurang lancar dengan sumber inf ormasi personal.

Ket idakt ersediaan maupun ket erbat asan akses bisa disebabkan oleh

at uran yang mengikat yang menimbulkan larangan, pembat asan akses

t erhadap sumber inf ormasi yang dit erapkan oleh penyedia sumber

inf ormasi (Chen dan Hernon, 1982: 18).

Salah sat u hambat an yang dihadapi pencari inf ormasi pada

kegiat an komunikasi int erpersonal dengan sumber inf ormasi manusia

adalah hambat an penyingkapan (d

i scl osur e bar r i er

). McKenzie (2002:

35-36) menyat akan bent uk hambat an ini sebagai hambat an yang berasal

dari penyedia/ sumber inf ormasi ket ika dia t idak berkenan unt uk

menj awab at au menyaj ikan j awaban at au inf ormasi at as pert anyaan

yang diaj ukan oleh pencari inf ormasi. Dalam penelit iannya, McKenzie

menemukan bahwa perempuan seringkali menggambarkan hambat an

yang berhubungan dengan pengelakan, penundaan, at au kepura-puraan


(18)

sert a pembelit -belit an. Hal ini seringkali t erj adi t erut ama dalam

komunikasi f ormal ant ara pencari dan penyedia inf ormasi.

Hambat an lain adalah hambat an yang didorong oleh kedua belah

pihak, pencari dan penyedia inf ormasi. McKenzie (2002: 36) menyat akan

bahwa hambat an ini biasanya t erj adi ket ika pencari inf ormasi enggan

mengaj ukan pert anyaan kepada penyedia inf ormasi meskipun sedang

berhadapan at au berint eraksi dengan penyedia inf ormasinya. Sebagai

cont oh, keengganan t ersebut t erj adi ket ika pencari inf ormasi berasumsi

bahwa penyedia inf ormasi t elah mengakhiri percakapan yang sedang

mereka j alankan.

4. Model Konsept ual Pencarian Informasi dalam Kebutuhan Sehari-hari

Bagaimanapun j uga, unt uk analisis yang mendalam dan

kont ekst ual, model at au pola pencarian inf ormasi yang lebih umum

adalah lebih sesuai (McKenzie, 2003: 25). Sebagaimana yang t elah

disinggung pada 2. 3. 2, Salvolainen menyat akan dua dimensi pencarian

inf ormasi dalam kehidupan sehari-hari, yait u pencarian inf ormasi yang

mengorient asikan dan pencarian inf ormasi prakt is. Senada dengan apa

yang dikemukakannya, McKenzie (2003: 25–36) mengaj ukan suat u model

dua-dimensi prakt ik inf ormasi.


(19)

Gambar 2. 1. Model Konsept ual Prakt ik Inf ormasi Dua Dimensi

Kolom pert ama dari gambar diat as menyat akan model pencarian

inf ormasi yang t erj adi. Empat model t ersebut adalah:

a.

Pencarian akt if (a

ct i ve seeki ng

) yait u prakt ik inf ormasi yang paling

t erarah. Dalam t ipe pencarian ini, inf ormasi yang dicari sudah

t erident if ikasi, dit ent ukan, dan pencarian dilaksanakan secara

t erencana dan sist emat is.

b.

Pemindaian akt if (

act i ve scanni ng

) yait u mengident if ikasi sumber

inf ormasi yang sesuai, melaksanakan pencarian secara akt if , namun

t idak t erencana secara mendet ail.

c.

Pengawasan yang t idak t erarah (

non-di r ect i ve moni t or i ng

) t erj adi

ket ika seseorang secara kebet ulan mengenali dan memanf aat kan

sumber inf ormasi, sepert i ket ika membaca koran dan kebet ulan


(20)

menemukan art ikel yang bisa memenuhi kebut uhan inf ormasinya.

Model ini sesuai dengan pernyat aan Salvolainen (1995) t ent ang

moni t or i ng t he cont ext

.

d.

By pr oxy

yait u ket ika seseorang berint eraksi dengan sumber inf ormasi

melalui perant ara. Dalam hal ini, perant ara menyampaikan pert anyaan

at au permint aan at as inf ormasi sesuai dengan kebut uhan asli individu

yang memiliki kebut uhan t ersebut .

Baris pert ama dalam gambar menunj ukkan f ase t ingkat an proses

inf ormasi, yait u membina hubungan (connect ing) dan berint eraksi –

dengan sumber inf ormasi- (i

nt er act i ng

). Kedua kegiat an t ersebut

melibat kan usaha dan hambat an. Dalam f ase yang pert ama, usaha dan

hambat an t erj adi dalam rangka mengident if ikasi sumber inf ormasi dan

menghubungi sumber inf ormasi t ersebut . Dalam f ase yang kedua,

gambaran t ent ang usaha dan hambat an t erj adi selama individu

berhadapan langsung dengan sumber inf ormasi.

Kombinasi ant ara model dan f ase t ersebut menghasilkan model

dua dimensi yang t ert uangkan dalam gambar 3. 1 di at as. McKenzie

menyat akan hasil kombinasi t ersebut sebagai prakt ik inf ormasi. Uraian

t ent ang kombinasi t ersebut disusun secara berurut an dari at as ke bawah

dimulai dari kolom f ase menj alin hubungan dengan sumber inf ormasi.

a. Prakt ik inf ormasi dalam rangka menj alin hubungan dengan sumber


(21)

a. 1.

Menj alin hubungan melalui pencarian secara akt if t erhadap sumber

inf ormasi. Prakt ik ini memiliki beberapa karakt erist ik t ert ent u.

Pert ama, pencarian akt if t erj adi sebagai t anggapan t erhadap

keberadaan t uj uan at au pert anyaan t ert ent u. Selanj ut nya,

pencarian secara akt if berart i indi vidu memberikan perhat ian yang

sist emat is t erhadap proses menj alin hubungan. Ciri ut ama adalah

adanya kesadaran individu t erhadap ket ersediaan sumber yang bisa

membant unya, sepert i dokt er, pust akawan, buku t ert ent u, t eman,

dll.

a. 2.

Menj alin hubungan melalui pemindaian akt if . Pemindaian akt if

meliput i mencari dan mengenali sumber inf ormasi yang sesuai, t idak

secara akt if , namun t et ap mengingat kebut uhan inf ormasi yang

dibut uhkan. Prakt ik ini merupakan pemindaian secara akt if t erhadap

sumber inf ormasi secara umum. Selain it u, pemindaian akt if ini j uga

t erj adi ket ika individu mengenali at au menyadari sumber inf ormasi

yang sesuai yang berhubungan dengan kebut uhan inf ormasi namun

t idak harus dihubungi saat it u j uga.

a. 3.

Menj alin hubungan melalui pemonit oran t ak t erarah. Prakt ik ini

dit andai dengan t idak adanya t uj uan khusus pencarian inf ormasi.

Individu t idak menyadari bahwa mereka membut uhkan suat u

inf ormasi sampai mereka mendapat i inf omasi at au sumber

inf ormasinya. Jadi, prakt ik ini biasa t erj adi secara spont an dalam

kegiat an keseharian.


(22)

a. 4.

Menj alin hubungan melalui perant ara. Prakt ik ini t erj adi ket ika ada

pihak ket iga yang memberikan inf ormasi t ent ang sumber inf ormasi

yang sesuai dengan yang dia duga dibut uhkan oleh seorang individu.

Selain it u, prakt ik ini j uga t erj adi ket ika sumber inf ormasi it u sendiri

mengenali orang yang membut uhkan inf ormasi darinya dan dia

menyampaikannya kepada individu t ersebut .

b. Prakt ik inf ormasi dalam rangka berint eraksi dengan sumber inf ormasi.

Pencarian akt if dalam pemerolehan inf ormasi. Dalam prakt ik ini, individu

biasanya membuat daf t ar pert anyaan, perencanaan dan st rat egi

berint eraksi dengan sumber inf ormasi.

b. 1.

Pemindaian akt if dalam pemerolehan inf ormasi. Prakt ik ini t erj adi

ket ika individu menyadari kebut uhan inf ormasinya dan mendapat kan

inf ormasi yang diperolehnya dari hasil int eraksinya dengan sumber

inf ormasi yang t idak dia cari secara sengaj a. Selanj ut nya, individu

akan mengalami

i nf or mat i on encount er i ng

, yait u pengalaman yang

bisa diingat dari penemuan secara t idak sengaj a t ent ang inf ormasi

yang menarik at au berguna (Erdelez, 1999).

b. 2.

Pemonit oran t ak t erarah dalam pemerolehan inf ormasi. Prakt ik ini

t erj adi ket ika secara kebet ulan seorang individu pencari inf ormasi

berint eraksi dengan individu lain yang kemudian berperan sebagai

sumber inf ormasinya karena memberikan inf ormasi yang

dibut uhkannya. Prakt ik t ersebut bisa t erj adi di j alan, ket ika


(23)

bert emu t eman, at au dalam kondisi lain di t engah-t engah kegiat an

keseharian individu t ersebut .

b. 3.

Int eraksi by proxy: diberit ahu. Inf ormasi diperoleh dari sumber

inf ormasi yang memberit ahunya t anpa dimint a oleh individu pencari

inf ormasi.

D. Profil Kabupat en Jombang

Jombang adalah

kabupat en

yang t erlet ak di bagian t engah

Provinsi

Jawa Timur

. Luas wilayahnya 1. 159, 50 km² , dan j umlah

penduduknya 1. 165. 720 j iwa (2005). Pusat kot a Jombang t erlet ak di

t engah-t engah wilayah Kabupat en, memiliki ket inggian 44 met er di at as

permukaan laut , dan berj arak 79 km (1, 5 j am perj alanan) dari barat

daya

Kot a Surabaya

, ibu kot a Provinsi Jawa Timur. Jombang memiliki

posisi yang sangat st rat egis, karena berada di persimpangan j alur lint as

selat an Pulau

Jawa

(Madiun-Jogj akart a), j alur

Surabaya-Tulungagung, sert a j alur Malang-Tuban.

Jombang j uga dikenal dengan sebut an "kot a sant ri", karena

banyaknya sekolah pendidikan Islam (pondok pesant ren) di wilayahnya.

Bahkan ada pameo yang mengat akan Jombang adalah pusat pondok

pesant ren di t anah Jawa karena hampir seluruh pendiri pesant ren di

Jawa past i pernah berguru di Jombang. Di ant ara pondok pesant ren yang

t erkenal adalah Tebuireng, Denanyar, Tambak Beras, dan Darul Ulum

(Rej oso).


(24)

1. Demografi Penduduk

Penduduk Jombang pada umumnya adalah et nis

Jawa

. Bahasa

Jawa merupakan bahasa daerah yang digunakan sebagai bahasa

sehari-hari. Bahasa Jawa yang dit ut urkan banyak memiliki pengaruh

dialek

Surabaya

yang t erkenal egalit er dan blak-blakan.

Jumlah penduduk Kabupat en Jombang pada t ahun 2007 adalah

1. 165. 720 j iwa, dan 604. 810 di ant aranya adalah perempuan.

Tabel 2. 1 Jumlah Penduduk Perempuan Usia 15 sampai dengan 44

Kabupat en Jombang Tahun 2007

No Kel ompok

Usia

(Tahun) Jumlah

Penduduk

Perempuan

1

15 - 19

64. 654

2

20 - 24

52. 614

3

25 - 29

51. 390

4

30 - 34

50. 475

5

35 - 39

47. 195

6

40 - 44

39. 343

JUMLAH 305. 771

Jumlah perempuan yang pot ensial menj adi ibu mengandung dan

mengasuh bayi adalah sebanyak 305. 771 j iwa.

Mereka memiliki t ingkat pendidikan t ert ent u. 64. 654 orang di

ant ara mereka berada di usia SLTA. St at ist ik menunj ukkan, dikurangi

usia akt if SLTA t ersebut , maka t ingkat pendidikan t erbanyak yang

dimiliki oleh perempuan Jombang dengan usia pot ensial ut uk

mengandung dan mengasuh bayi adalah SLTA. SLTP menunj ukkan

t erbanyak kedua, disusul dengan universit as dan diploma.


(25)

Tabel 2. 2 Tingkat Pendidikan Perempuan

Kabupat en Jombang Tahun 2007

Jumlah Penduduk

Tingkat Pendidikan

No

90. 722

SLTP

1

64. 594

SLTA

2

3. 508

AK/ DIPLOMA

3

7. 742

UNIVERSITAS

4

305. 771

JUMLAH

2. Karakteristik Perempuan Jombang

Perempuan warga Jombang pada umumnya adalah perempuan

yang akt if dan t erbuka. Tent u saj a, set iap individu berbeda wat ak dan

sif at . Perbedaan t ersebut mempengaruhi perilaku sehari-harinya.

Namun, sebagaimana umumnya orang Jawa Timur, perempuan Jombang

memiliki karakt erist ik t erbuka dalam berpikir maupun berbicara. Dan

dengan t radisi yang t erj adi di Jombang, perempuan memiliki kesempat an

unt uk menj adi akt if , t erbuka dan menj adi pemimpin.

Ket erbukaan berpikir dan andil signif ikan perempuan dalam

kepemimpinan di Jombang dapat dilihat melalui f enomena

keorganisasian dan Saat ini, banyak perempuan Jombang yang berkiprah

mendirikan at au akt if dalam or ganisasi dan lembaga swadaya

masyarakat , baik yang berf okus pada masalah keperempuanan maupun

t idak. Diant ara lembaga yang berperspekt if perempuan dan dikelola oleh

perempuan adalah

Jombang Car e Cent er ,

yang f okus pada kesej aht eraan

keluarga,

Jombang Women Cent er ,

yang menengani kekerasan t erhadap


(26)

perempuan, maupun kelompok ant i diskriminasi dan prost it usi Jombang

yang memperj uangkan hak-hak perempuan yang t erkait , dan sebagainya.

Isu t ent ang keset araan unt uk perempuan Jombang baik dalam hal

pendidikan, kesej aht eraan keluarga, maupun polit ik senant iasa menj adi

wacana dalam berbagai diskusi dan proses pengambilan keput usan di

berbagai organisasi. Salah sat u cont oh adalah Lakspedam NU Jombang

yang selalu mengangkat dan mendiskusikan kondisi riil yang sedang

dihadapi perempuan Jombang dalam berbagi sekt or melalu acara radio di

Surga FM.

Di Kabupat en Jombang, t ersebar banyak pesant ren unt uk sant ri

anak-anak sampai dengan sant ri lanj ut usia. Yang paling menonj ol adalah

empat pesant ren besar yang t elah berdiri sej ak lama. Pendiri empat

pesant ren t ersebut adalah para ulama yang kemudian dengan t

eman-t emannya mendirikan Nahdlaeman-t ul Ulama.

Empat pesant ren t ersebut t ersebar di empat penj uru kecamat an

yang bersebelahan dengan Kot a Jombang. Di sebelah ut ara, ada

Pesant ren bahrul Ulum Tambak Beras yang berada di Kecamat an

Tembelang. Pesant ren di sebelah t imur Kot a Jombang adalah Pesant ren

Darul Ulum, Pet erongan. Pesant ren Tebuireng t erlet ak di Kecamat an

Seblak, di sebelah selat an. Di sebelah barat , masih di Kecamat an

Jombang, t erdapat Pesant ren Mambaul Maarif Denanyar.

Pada pesant ren yang disebut kan t erakhir ini, berdiri pesant ren

put ri pert ama di Indonesia. Pelopor pendiri adalah Nyai Khodij ah


(27)

Hasbullah, ist ri Kyai Bisri Syansuri dan adik dari Kyai Wahab Hasbullah.

Kedua Kyai t ersebut merupakan pendiri nahdlat ul Ulama. Sej arah ini

menunj ukkan bahwa perempuan di j ombang t elah menunj ukkan t aj inya,

t erut ama dalam pengembangan sumber daya perempuan lain.

Sampai sekarang, pesant ren mempengaruhi haj at hidup warga

Jombang di berbagai aspek. Aspek pendidikan, sosial , ekonomi, sampai

dengan polit ik sangat t ergant ung pada pesant ren. Karena j umlah

pesant ren yang banyak, hampir semua warga Jombang adalah warga

yang hidup di sekit ar pesant ren.

Bagaimanapun, sif at berj uang dan t erbuka pada individu

perempuan Jombang sangat t ergant ung pada sif at , wat ak dan

penget ahuannya. Perilaku perempuan akan berbeda sat u sama lain. Jika

pada dasarnya seorang perempuan adalah pesimis, t ert ut up dan pasif ,

maka dia akan melaksanakan pencarian inf ormasi dengan cara yang

sangat berbeda dengan perempuan yang opt imis, t erbuka, dan akt if .

3. Sumber Informasi untuk Ibu Mengandung dan Mengasuh Bayi

Unt uk kepent ingan pencarian inf ormasi, perempuan t ermasuk ibu

mengandung dan mengasuh bayi di Jombang bisa memanf aat kan banyak

sumber inf ormasi. Fasilit as-f asilit as maupun sumber inf ormasi yang siap

dan sesuai unt uk diakses t elah disedi akan oleh Pemerint ah Kabupat en,

Organisasi-organisasi Masyarakat , maupun Pengusaha Usaha Kecil

Menengah di lingkungan Kabupat en Jombang.


(28)

Bagi warganya, Pemerint ah Kabupat en Jombang menyediakan

f asilit as

hot spot

unt uk mengakses int ernet secara grat is. Fasilit as

t ersebut disediakan sej ak Juli 2007. Fasilit as t ersebut diposisikan di

t empat -t empat st rat egis; al un-alun,

kebun r oj o

(t empat rekreasi

keluarga di Jombang), kant or-kant or pemerint ahan, dan beberapa

sekolah.

Agar warganya bisa mendapat kan inf ormasi t erbaru seput ar

kegiat an pemerint ah dan sit uasi yang t erj adi di Kabupat en Jombang,

Pemerint ah Kabupat en menyaj ikan sit us Jombangkab. go. id. Sit us

t ersebut merupakan sumber inf ormasi mengenai kegiat an Pemerint ah

Kabupat en Jombang besert a semua dinas maupun badan lain di bawah

naungan Pemerint ah Kabupat en. Sit us ini j uga menyediakan f asilit as

t anya-j awab unt uk ibu mengandung dan mengasuh bayi, yait u t ent ang

masalah kesehat an anak dan kesehat an reproduksi.

Salah sat u dinas yang erat kait annya dengan inf ormasi yang

umum dibut uhkan oleh perempuan hamil dan mengasuh bayi adalah

Dinas Kesehat an. Dinas Kesehat an secara kont inyu memperbaharui isi

sit us sesuai dengan program yang mereka j alankan. Banyak sekali

inf ormasi t ent ang kesehat an ibu dan bayi dan program-program

kesehat an yang dicanangkan unt uk kepent ingan ibu dan bayi.

Selain akt if menyediakan inf ormasi mel alui int ernet , Dinas

Kesehat an j uga akt if dalam menyebarkan layanan inf ormasi kesehat an.

Layanan inf ormasi kesehat an yang sangat berhubungan dengan ibu hamil


(29)

dan mengasuh bayi adalah layanan inf ormasi kesehat an dan layanan

kesehat an yang disediakan melal ui puskesmas. Para ibu mengandung dan

mengasuh bayi di Jombang bisa mengakses ahli gizi, bidan, dokt er

kandungan sampai dengan dokt er anak di puskesmas.

Lembaga penyedia inf ormasi lain adalah Perpust akaan Mast rip.

Perpust akaan ini t erlet ak di Kot a Jombang. Perpust akaan Mast rip

menyediakan banyak sumber inf ormasi berupa buku yang berhubungan

dengan keperluan keluarga. Perpust akaan ini membuka peluang

selebar-lebarnya bagi ibu mengandung dan mengasuh bayi di Jombang unt uk

memperkaya inf ormasi dalam menj alani peran dan t anggung j awab

mereka sehari-hari di Jombang.

Taman bacaan yang berorient asikan keunt ungan banyak t ersebar

di penj uru Kabupat en Jombang. Kebanyakan dari t aman-t aman bacaan

t ersebut menyewakan komik dan novel. Namun, ada j uga t aman bacaan

yang menyediakan buku-buku psikologi populer, sosial populer, dan

maj alah-maj alah berbagai genre yang bisa dimanf aat kan oleh para ibu

mengandung dan mengasuh bayi. Keberadaan t aman bacaan t ersebut

merupakan salah sat u sebab sedikit nya t oko buku, dimana unt uk

mengakses inf ormasi, sesorang harus mengeluarkan biaya lebih dengan

membeli buku daripada menyewa.


(30)

E. Kerangka Berpikir Penelit ian

Asumsi dasar dari penelit ian ini adal ah bahwa perempuan

memiliki suat u dorongan unt uk berusaha memberi yang t erbaik unt uk

anak at au calon anaknya. Usaha t ersebut menimbulkan kebut uhan

inf ormasi. Kebut uhan t ersebut memicu kegiat an pencarian inf ormasi

yang berkait an secara akt if maupun t idak. Pencarian inf ormasi t ersebut

dilaksanakan dari berbagai sumber. Dalam pencarian inf ormasi t ersebut ,

para perempuan akan mengalami berbagai hambat an.

Inf ormasi merupakan obj ek yang dibut uhkan oleh perempuan

hamil at au sedang mengasuh bayi sebagai dasar pengambilan keput usan

dalam perannya sebagai perempuan hamil maupun mengasuh bayi.

Kebut uhan inf ormasi merupakan inf ormasi yang ingin at aupun seharusnya

didapat kan berkenaan dengan kehamilan dan pengasuhan bayi oleh

perempuan obj ek penelit ian.

Sumber inf ormasi adalah media t erekam (baik cet ak maupun

elekt ronik), l embaga, individu, maupun lembaga yang bisa menyaj ikan

at au menyampaikan inf ormasi yang sesuai dengan kebut uhan inf ormasi

para perempuan obj ek penelit ian. Pencarian inf ormasi merupakan upaya

yang dilaksanakan oleh para perempuan unt uk memenuhi kebut uhan

inf ormasinya. Sedangkan, hambat an dalam pencarian inf ormasi adalah

hal-hal yang dianggap mengganggu maupun menghalangi kelancaran dan

kesuksesan pencarian inf ormasi dan pemanf aat an inf ormasi yang t elah

didapat kan.


(31)

Dalam penelit ian ini, keempat hal t ersebut (kebut uhan inf ormasi,

sumber inf ormasi, pencarian inf ormasi, dan hambat an dalam pencarian

inf ormasi) merupakan f akt or-f akt or yang mengindikasikan perilaku

pencarian inf ormasi dalam kehidupan sehari-hari. Dengan karakerist ik

unik Kabupat en Jombang, maka Berpedoman pada konsep t ersebut , para

ibu hamil dan mengasuh bayi pun memiliki perilaku yang unik dalam

pencarian inf ormasi. Dengan demikian, penulis bermaksud menelit i

kebut uhan inf ormasi yang berkait an dengan kehamilan dan pengasuhan

bayi dan perilaku pencarian inf ormasi oleh perempuan yang sedang

mengalaminya, yait u perempuan hamil at au mengasuh bayi di Kabupat en

Jombang.


(1)

perempuan, maupun kelompok ant i diskriminasi dan prost it usi Jombang yang memperj uangkan hak-hak perempuan yang t erkait , dan sebagainya.

Isu t ent ang keset araan unt uk perempuan Jombang baik dalam hal pendidikan, kesej aht eraan keluarga, maupun polit ik senant iasa menj adi wacana dalam berbagai diskusi dan proses pengambilan keput usan di berbagai organisasi. Salah sat u cont oh adalah Lakspedam NU Jombang yang selalu mengangkat dan mendiskusikan kondisi riil yang sedang dihadapi perempuan Jombang dalam berbagi sekt or melalu acara radio di Surga FM.

Di Kabupat en Jombang, t ersebar banyak pesant ren unt uk sant ri anak-anak sampai dengan sant ri lanj ut usia. Yang paling menonj ol adalah empat pesant ren besar yang t elah berdiri sej ak lama. Pendiri empat pesant ren t ersebut adalah para ulama yang kemudian dengan t eman-t emannya mendirikan Nahdlaeman-t ul Ulama.

Empat pesant ren t ersebut t ersebar di empat penj uru kecamat an yang bersebelahan dengan Kot a Jombang. Di sebelah ut ara, ada Pesant ren bahrul Ulum Tambak Beras yang berada di Kecamat an Tembelang. Pesant ren di sebelah t imur Kot a Jombang adalah Pesant ren Darul Ulum, Pet erongan. Pesant ren Tebuireng t erlet ak di Kecamat an Seblak, di sebelah selat an. Di sebelah barat , masih di Kecamat an Jombang, t erdapat Pesant ren Mambaul Maarif Denanyar.

Pada pesant ren yang disebut kan t erakhir ini, berdiri pesant ren put ri pert ama di Indonesia. Pelopor pendiri adalah Nyai Khodij ah


(2)

Hasbullah, ist ri Kyai Bisri Syansuri dan adik dari Kyai Wahab Hasbullah. Kedua Kyai t ersebut merupakan pendiri nahdlat ul Ulama. Sej arah ini menunj ukkan bahwa perempuan di j ombang t elah menunj ukkan t aj inya, t erut ama dalam pengembangan sumber daya perempuan lain.

Sampai sekarang, pesant ren mempengaruhi haj at hidup warga Jombang di berbagai aspek. Aspek pendidikan, sosial , ekonomi, sampai dengan polit ik sangat t ergant ung pada pesant ren. Karena j umlah pesant ren yang banyak, hampir semua warga Jombang adalah warga yang hidup di sekit ar pesant ren.

Bagaimanapun, sif at berj uang dan t erbuka pada individu perempuan Jombang sangat t ergant ung pada sif at , wat ak dan penget ahuannya. Perilaku perempuan akan berbeda sat u sama lain. Jika pada dasarnya seorang perempuan adalah pesimis, t ert ut up dan pasif , maka dia akan melaksanakan pencarian inf ormasi dengan cara yang sangat berbeda dengan perempuan yang opt imis, t erbuka, dan akt if .

3. Sumber Informasi untuk Ibu Mengandung dan Mengasuh Bayi

Unt uk kepent ingan pencarian inf ormasi, perempuan t ermasuk ibu mengandung dan mengasuh bayi di Jombang bisa memanf aat kan banyak sumber inf ormasi. Fasilit as-f asilit as maupun sumber inf ormasi yang siap dan sesuai unt uk diakses t elah disedi akan oleh Pemerint ah Kabupat en, Organisasi-organisasi Masyarakat , maupun Pengusaha Usaha Kecil Menengah di lingkungan Kabupat en Jombang.


(3)

Bagi warganya, Pemerint ah Kabupat en Jombang menyediakan f asilit as hot spot unt uk mengakses int ernet secara grat is. Fasilit as t ersebut disediakan sej ak Juli 2007. Fasilit as t ersebut diposisikan di t empat -t empat st rat egis; al un-alun, kebun r oj o (t empat rekreasi keluarga di Jombang), kant or-kant or pemerint ahan, dan beberapa sekolah.

Agar warganya bisa mendapat kan inf ormasi t erbaru seput ar kegiat an pemerint ah dan sit uasi yang t erj adi di Kabupat en Jombang, Pemerint ah Kabupat en menyaj ikan sit us Jombangkab. go. id. Sit us t ersebut merupakan sumber inf ormasi mengenai kegiat an Pemerint ah Kabupat en Jombang besert a semua dinas maupun badan lain di bawah naungan Pemerint ah Kabupat en. Sit us ini j uga menyediakan f asilit as t anya-j awab unt uk ibu mengandung dan mengasuh bayi, yait u t ent ang masalah kesehat an anak dan kesehat an reproduksi.

Salah sat u dinas yang erat kait annya dengan inf ormasi yang umum dibut uhkan oleh perempuan hamil dan mengasuh bayi adalah Dinas Kesehat an. Dinas Kesehat an secara kont inyu memperbaharui isi sit us sesuai dengan program yang mereka j alankan. Banyak sekali inf ormasi t ent ang kesehat an ibu dan bayi dan program-program kesehat an yang dicanangkan unt uk kepent ingan ibu dan bayi.

Selain akt if menyediakan inf ormasi mel alui int ernet , Dinas Kesehat an j uga akt if dalam menyebarkan layanan inf ormasi kesehat an. Layanan inf ormasi kesehat an yang sangat berhubungan dengan ibu hamil


(4)

dan mengasuh bayi adalah layanan inf ormasi kesehat an dan layanan kesehat an yang disediakan melal ui puskesmas. Para ibu mengandung dan mengasuh bayi di Jombang bisa mengakses ahli gizi, bidan, dokt er kandungan sampai dengan dokt er anak di puskesmas.

Lembaga penyedia inf ormasi lain adalah Perpust akaan Mast rip. Perpust akaan ini t erlet ak di Kot a Jombang. Perpust akaan Mast rip menyediakan banyak sumber inf ormasi berupa buku yang berhubungan dengan keperluan keluarga. Perpust akaan ini membuka peluang selebar-lebarnya bagi ibu mengandung dan mengasuh bayi di Jombang unt uk memperkaya inf ormasi dalam menj alani peran dan t anggung j awab mereka sehari-hari di Jombang.

Taman bacaan yang berorient asikan keunt ungan banyak t ersebar di penj uru Kabupat en Jombang. Kebanyakan dari t aman-t aman bacaan t ersebut menyewakan komik dan novel. Namun, ada j uga t aman bacaan yang menyediakan buku-buku psikologi populer, sosial populer, dan maj alah-maj alah berbagai genre yang bisa dimanf aat kan oleh para ibu mengandung dan mengasuh bayi. Keberadaan t aman bacaan t ersebut merupakan salah sat u sebab sedikit nya t oko buku, dimana unt uk mengakses inf ormasi, sesorang harus mengeluarkan biaya lebih dengan membeli buku daripada menyewa.


(5)

E. Kerangka Berpikir Penelit ian

Asumsi dasar dari penelit ian ini adal ah bahwa perempuan memiliki suat u dorongan unt uk berusaha memberi yang t erbaik unt uk anak at au calon anaknya. Usaha t ersebut menimbulkan kebut uhan inf ormasi. Kebut uhan t ersebut memicu kegiat an pencarian inf ormasi yang berkait an secara akt if maupun t idak. Pencarian inf ormasi t ersebut dilaksanakan dari berbagai sumber. Dalam pencarian inf ormasi t ersebut , para perempuan akan mengalami berbagai hambat an.

Inf ormasi merupakan obj ek yang dibut uhkan oleh perempuan hamil at au sedang mengasuh bayi sebagai dasar pengambilan keput usan dalam perannya sebagai perempuan hamil maupun mengasuh bayi. Kebut uhan inf ormasi merupakan inf ormasi yang ingin at aupun seharusnya didapat kan berkenaan dengan kehamilan dan pengasuhan bayi oleh perempuan obj ek penelit ian.

Sumber inf ormasi adalah media t erekam (baik cet ak maupun elekt ronik), l embaga, individu, maupun lembaga yang bisa menyaj ikan at au menyampaikan inf ormasi yang sesuai dengan kebut uhan inf ormasi para perempuan obj ek penelit ian. Pencarian inf ormasi merupakan upaya yang dilaksanakan oleh para perempuan unt uk memenuhi kebut uhan inf ormasinya. Sedangkan, hambat an dalam pencarian inf ormasi adalah hal-hal yang dianggap mengganggu maupun menghalangi kelancaran dan kesuksesan pencarian inf ormasi dan pemanf aat an inf ormasi yang t elah didapat kan.


(6)

Dalam penelit ian ini, keempat hal t ersebut (kebut uhan inf ormasi, sumber inf ormasi, pencarian inf ormasi, dan hambat an dalam pencarian inf ormasi) merupakan f akt or-f akt or yang mengindikasikan perilaku pencarian inf ormasi dalam kehidupan sehari-hari. Dengan karakerist ik unik Kabupat en Jombang, maka Berpedoman pada konsep t ersebut , para ibu hamil dan mengasuh bayi pun memiliki perilaku yang unik dalam pencarian inf ormasi. Dengan demikian, penulis bermaksud menelit i kebut uhan inf ormasi yang berkait an dengan kehamilan dan pengasuhan bayi dan perilaku pencarian inf ormasi oleh perempuan yang sedang mengalaminya, yait u perempuan hamil at au mengasuh bayi di Kabupat en Jombang.