CACAT TUBUH , TETAP BERAMAL.doc 32KB Jun 13 2011 06:28:17 AM

CACAT TUBUH , TETAP BERAMAL
Cacat tubuh tidak menghalanginya untuk berjuang dan berdakwah keliling, seperti halnya
yang dilakukan oleh Bapak Trusno,BA, yang cacat tubuh yakni kedua tangan dan kakinya
mengalami kelumpuhan. Pria kelahiran Prambanan pada November l942 ini ketika
masih balita umur 4 tahun mengidap sakit panas, diperiksakan ke mantri kesehatan di
Prambanan, dan di suntik, setelah beberapa hari kedua tangannya merasa kaku dan
kejang, kemudian diperiksakan ke dokter, ternyata salah obat sehingga mengakibatkan
lumpuh hingga sekarang ini. Setelah menamatkan Sekolah Rakyat tahun l959 kemudian
melanjutkan ke SMP Islam lulus tahun l962, kemudian melanjutkan ke SMA
Muhammadiyah Prambanan lulus tahun l965. Selama menempuh pendidikan dari SR
hingga SLTA, kondisi tubuhnya tidak berubah dan tetap lumpuh sehingga menulisnya
agak terganggu, namun berkat ketekunannya dia berhasil menyelesaikan studi hingga
tingkat Sarjana Muda di IKIP Muhammadiyah Surakarta tahun l971. Tak cuma itu
ternyata Trusno juga aktif di PII (Persatuan Pelajar Islam Indonesia) cabang Prambanan
dan aktif di Persyarikatan Muhammadiyah hingga sekarang. Dialah perintis dan cikal
bakal berdirinya Muhammadiyah Cabang Prambanan. Dia berjuang bersama bapak
Markum salah seorang sesepuh Muhammadiyah memberantas TBC (Tahayul, Bit’ah dan
Churafat), juga memberantas buta huruf Al-Qur’an, berdakwah puluhan tahun di tengahtengah masyarakat yang berbasis PKI. Tahun l965 daerah Tlogo, Prambanan, Klaten
adalah salah satu wilayah yang dipakai untuk markas PKI, sehingga wajar apabila
masyarakat dan lingkungannya rawan aqidah, karena sebagian besar menganut ajaran
komunisme.

Alhamdullah berkat perjuangannya bertahun-tahun berdakwah menegakkan amar makruf
nahi munkar, sekarang masyarakatnya telah berubah menjadi masyarakat yang aktif
menjalankan ajaran agama Islam.Trusno sejak tahun l963 hingga sekarang dipercaya
menjadi ketua Majelis Tabligh PCM Prambanan, Kabupaten Klaten, Jawa tengah. Setiap
hari mengisi pengajian di berbagai tempat. Ada l2 majelis yang dia garap dari pengajian
anak-anak, remaja, dan orang tua termasuk pengajian ibu-ibu di Kecamatan Prambanan.
Karena cacat tidak bisa berjalan, maka Trusno selalu diantar jemput dengan sepeda motor
dan selalu dipapah. Trusno yang menikahi Supinah tahun l977, sekarang telah memiliki
putera 3 orang yang pertama Ichsan Nugroho lahir l979, lulus STM Muhammadiyah,
telah bekerja di Astra Motor di Jakarta, putra yang kedua Rasyid Hidayat, lahir tahun
l981, sekarang sedang menyelesaikan studinya di Fakultas Syariah IAIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta, dan putra yang ke-3 adalah Shaleh Marsudi lahir tahun l983 dan sekolah di
SLTA di Jakarta.
Ketika SM silaturahmi di rumahnya yang sederhana di kawasan Taman Wisata
Prambanan, Trusno sedang membaca buku-buku ilmu pengetahuan dan buku-buku yang
bernuansa Islam. Di rumahnya memang terdapat perpustakaan pribadi yang berisi buku
koleksi dari tahun l965 hingga sekarang, buku-buku tersebut ada yang dibeli tetapi ada
juga karena hadiah dari beberapa jamaah pengajian, termasuk majalah Suara
Muhammadiyah setiap terbit dibaca habis.
Semangat belajarnya tinggi, sehingga ketika mengisi berbagai pengajian tidak pernah

kehabisan bahan. Bahkan di setiap pengajian, kalau ustadnya berhalangan hadir, maka
Trusno selalu ditunjuk sebagai penggantinya setiap saat. Karena aktivitasnya itu maka,
Trusno ditunjuk sebagai ketua P2A Kecamatan Prambanan, Klaten, dari tahun l977

hingga sekarang dan mendapatkan honor Rp 100.000,- tiap bulan. Sekalipun demikian
Trusno tetap gigih berjuang dan memiliki semangat yang luar biasa dalam berjuang
menegakkan syariat Islam. Untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari Trusno dan
isterinya membuka warung kecil-kecilan di rumahnya.
Ketika SM menanyakan tentang beaya sekolah bagi anak-anaknya, dia menjawab rezeki
seseorang itu datangnya dari langit. Kalau dihitung-hitung memang tidak rasional, tetapi
rezeki itu datangnya dari Allah. Yang penting kita tetap berusaha berjuang dengan
semangat menyala, sekalipun cacat tubuh tidak boleh berpangku tangan atau mengharap
belas kasihan dari orang lain. Ton Martono

Sumber:
Suara Muhammadiyah
Edisi 17-02