1.4 DASAR PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN
DASAR-DASAR
PERENCANAAN
DAN
PENGANGGARAN
KESEHATAN
BELANJA MASALAH:
K1 tinggi, K4 tinggi, PN tinggi kasus
kematian ibu ?
WUS KEK ?
Stunting ?
ASI Eksklusif?
PHBS?
PONED?
Penyakit tidak menular tren naik,
penyakit infeksi juga masih tinggi ada
penyakit-penyakit baru
‘dengan perencanaan yang baik
berarti 70% pekerjaan telah
dilaksanakan
‘failing to plan means planning to
fail (gagal merencanakan
berarti merencanakan kegagalan)
DEFINISI PERENCANAAN
Perencanan adalah suatu proses untuk
menentukan tindakan masa depan yang
tepat melalui serangkaian pilihan-pilihan.
Menentukan: menemukan (Mengungkapkan dan
meyakinkan).
Tindakan: Spesifik dan berkaitan dengan pelaksanaan.
Tepat: Dikaitkan dengan tindakan
Pilihan-Pilihan:
Pemilihan tujuan dan kriteria
Indentifikasi seperangkat alternatif yag konsisten dan
memungkinkan.
Arahan tindakan mengenai tujuan yang telah
ditentukan.
ALUR PERENCANAAN DAN
PENGANGGARAN
Pemerintah
Pusat
Renstra
KL
Pedoman
Pedoman
RPJP
Pedoman
Nasiona
l
Diacu
RPJP
Daerah
RPJM
Nasion
al
RPJM
Daerah
Pedoman
Pemerintah
Daerah
Renstra
SKPD
Planning
Pedoman
RKA-KL
Rincian
APBN
RAPBN
APBN
RAPBD
APBD
RKA SKPD
Rincian
APBD
Diacu
Dijaba
r
kan
Diperhatikan
Pedoman
Renja - KL
RKP
Pedoman
Diserasikan melalui
Musrenbang
Dijaba
rkan
RKP
Daerah
Pedoman
Diacu
Pedoman
Renja SKPD
Pedoman
Budgeting
SINKRONISASI
SINKRONISASI PENYUSUNAN
PENYUSUNAN RANCANGAN
RANCANGAN APBD
APBD &
& APBN
APBN
RPJM
RPJMD
5 tahun
1 tahun
1 tahun
Renja
SKPD
1 tahun
5 tahun
5 tahun
Renstra
SKPD
RKPD
RKP
1 tahun
KUA
PPAS
NOTA KESEPAKATAN
PIMPINAN DPRD DGN KDH
RKA-SKPD
PEDOMAN
PENYUSUNAN
RKA-SKPD
TAPD
RAPERDA
APBD
1 tahun
Dibahas
bersam
a DPRD
SKEDUL PERENCANAAN & PENGANGGARAN
Pembahasan & Kesepakaan
KUA antara KDH dgn DPRD (Juni)
Musrenbang
Kab/Kota
(Maret)
Pembahasan dan Kesepakatan
PPAS antara KDH dgn DPRD
7
(Juni)
Penyusunan RKA-SKPD &
8 RAPBD (Juli-September)
6
Penetapan RKPD
(Mei)
5
4
Forum SKPD
Penyusunan Renja 3
SKPD Kab/Kota
(Maret)
Musrenbang
Kecamatan
(Februari)
9
10
2
Musrenbang
1
Desa
(Januari)
Pelaksanaan APBD
Januari thn berikutnya
11
1
3
12
Pembahasan dan
persetujuan Rancangan
APBD dgn DPRD
Oktober-November)
Evaluasi Rancangan
Perda APBD
(Desember)
Penetapan Perda APBD
(Desember)
Penyusunan DPA SKPD
Desember)
JADWAL USULAN PRA-MUSRENBANGNAS MELALUI EMUSRENBANGNAS
PENGALAMAN TAHUN 2016
BAGAIMANAKAH PERENCANAAN
DI PUSKESMAS?
TAHAP-TAHAP PERENCANAAN TERPADU PUSKESMAS
(PTP)
DATA
UMUM
PERSIAPA
N
PENYUSUN
AN RUK
DATA
KHUSUS
Penilaian
Kinerja
Puskesmas
PENYUSUN
AN
RPK
L
O
K
A
K
A
R
Y
A
M
I
N
I
PROSES PENYUSUNAN PTP TAHUN 2016
Penyusunan RUK 2017
RPK 2017
JANUARI
2017
JANUARI 2016
ANSIS
dan
masala
hPenetap
an
Prioritas
masalah
Penetap
an
Penetap
Tujuan /
an
Indikator Kegiatan
/
Aktivitas
DRAF
RENJ
A
RKP
D
RENJA
SKPD
PAGU
INDIKAT
IF
Penyusunan
RPK
RUK
RKA
SKP
D
DPA
SKPD
Sumber
Dana
Lain
MENGAPA PUSKESMAS
HARUS MEMBUAT PTP
Penyusunan perencanaan cenderung
pragmatis.
Banyaknya permintaan mengikuti
aturan pengelolaan keuangan daerah
permendagri 54 tahun 2010.
Tuntutan organisasi terhadap regulasi
akreditasi puskesmas
ISI DARI INSTRUMEN
AKREDITASI
TABEL PENETAPAN PRIORITAS MASALAH
MERUMUSKAN MASALAH
MENCARI AKAR PENYEBAB MASALAH
Pagu
Indikativ
Pagu
Indikativ
Pagu
devinitif
URUTAN LOGIS PEMECAHAN
MASALAH
Analisis situasi masalah-masalah
Masalah: gap antara yang diharpkan dengan realita
Pilih masalah yang penting (prioritas)
Perumusan Masalah:
1. Pernyataan kesenjangan (kualitatif + kuantitatif)
2. Didukung data
3. Rumusan spesifik: siapa, dimana, kapan
Tujuan:
1. Reduksi masalah
2. Eliminasi masalah
Alternatif intervensi/kegiatan:
1. Perlu analisis determinan/analisis faktor resiko
2. Pilih alternatif terbaik
PoA:
Uraikan alternatif terpilih dlm bentuk kegiatan-2 spesifik dan
sistematis
A ANALISIS SITUASI
Rencana Pemb.
Daerah
Kependudukan
Kebijakan kes.
nasional
Renstra Kes. Daerah
Surveilans
Susenas
daerah
Analisis situasi &
Kecenderungan
Kesehatan
daerah
Data
Laporan RSUD
Lap Puskesmas
Lap Swasta
Penelitian
Sektor lain
B
IDENTIFIKASI MASALAH, DETERMINAN DAN
TUJUAN
kebijakan
Masalah
Masalah
kesehatan
Masalah
kesehatan
Masalah
kesehatan
kesehatan
kriteria
Prioritas
Masalah
kesehatan
studi
teori
Determinan
& faktor
resiko
Determinan
& faktor
resiko
Determinan
& faktor
Determinan
resiko & faktor
resiko
Tujuan
Renstrakes
Tujuan
Tahunan
program
PRIORITAS MASALAH
Perhitungan bobot PAHO (tidak dipakai untuk
membobot penyakit)
Donor driven
Kesepakatan global
DALY (Dissabiility Adjusted Life Years = YLL+ YLD)
Politik
Paket Pelayanan Esensial
Kesepakatan ttg SPM (Pembagian urusan
pusatpropinsi-kab/kota)
Paradigma berpusat pada penduduk
Life cycle analysis
PARADIGMA
PEMBANGUNAN BERPUSAT
PADA PENDUDUK
Yang harus mendapat prioritas adalah:
Masalah kesehatan yang berkaitan
dengan kehamilan (kesehatan bumil)
Masalah kesehatan saat melahirkan
(pertolongan persalinan)
Masalah kesehatan bayi dan balita
Masalah kesehatan anak sekolah
DEMOGRAFI, LIFE CYCLE,ESSENTIAL HEALTH NEEDS
Do
a
PT
S
Kes
Lansi
a
Kes.
Kerja
PU
S
KB
Bum
il
LA
NSI
A
USIA
KERJ
A
SLTP
SLTA
UKS
Kesre
p
ANC
Bulin
Pengendalian
PM dan PTM
Kesling
Promkes
SD
UKS
Linak
esKf
Neonatus/B
ayi
Balit
a
Imm
Gizi
MTBS
Linakes
Kn, Imm
ASI exl
MTBM
SARAN UNTUK
PELAKSANAAN
Gunakan 3 pendekatan:
Masalah yang sudah menjadi:
a. Komitmen global
b. Komitmen nasional
c. Kecuali terbukti bahwa :
- Masalah tsb tdk terlalu berkait atau
- Risiko rendah
Masalah lain lokal di luar komitmen tsb
(laporan fasilitas dan hasil surveilans)
Masalah yang menyangkut pembangunan
mutu manusia sejak dini
Membuat kesepakatan/ konsensus
C
PENENTUAN INTERVENSI & IDENTIFIKASI
PELAKU
Pedoman program
Teori
Identifikasi intervensi yg
cost effective
Hasil penelitian
Identifikasi pelaku yg
potensial
Advocacy
X-2
Intervensi
oleh sektor
lain
Intervensi oleh
sektor
kesehatan
?
?
?
?
Dinkes
Puskesmas
RSUD
Swasta
CONTOH ANALISIS
BOTTLENECKS
Pelayanan Antenatal
% Supply (persediaan): % bidan desa yang
tidak pernah kehabisan bidan kit selama 3
bulan terakhir
% Staff (SDM): % Ketersediaan bidan desa
sesuai kebutuhan
% Access (Akses): % desa yang memiliki
akses ke bidan desa dalam jarak yang dapat
ditemph
% Utilisation (penggunaan): % ibu hamil
yang mendapat pelayanan ANC pertama
(K1)
% Continuity (keberlangsungan
penggunaan): % ibu hamil yang menerima
pelayanan ANC ke-4 (K4)
% Quality (kualitas): % ibu hamil yang
menerima pelayanan ANC lengkap
UNTUK SETIAP PERMASALAHAN YANG DITEMUKAN DI
MASING-MASING KOMPONEN GRAFIK BOTTLENECK,
TANYAKAN MENGAPA TERJADI PERMASALAHAN:
•
Mengapa suplai/komoditas di level Puskesmas mengalami kekosongan?
•
Mengapa jumlah bidan/dokter tidak memadai di beberapa Puskesmas?
•
Mengapa masyarakat tidak mau menggunakan layanan persalinan
nakes? Apa karakteristik masyarakat ini?
•
Mengapa masyarakat tidak rutin mendapatkan imunisasi dasar?
•
Mengapa kualitas layanan ANC belum optimal?
Jawaban untuk hal di atas akan menjadi strategi
program yang dapat dicanangkan untuk
meningkatkan cakupan program/intervensi
kesehatan, sesuai dengan permasalahan di daerah
masing-masing.
D
PENYUSUNAN RENCANA DAN ANGGARAN
Kegiatan ?
RTK (PoA)
Input ?
Output ?
Jadwal ?
Dinkes
Puskesmas
SK Mendagri No 29/02
Informasi biaya satuan
Anggaran
program
Analisis biaya kesehatan
daerah
X-1
Anggaran
Terpadu
RSUD
INDIKATOR KINERJA
Fungsi Indikator Kinerja
1.
2.
3.
Memperjelas tentang; what, how, who, and
when suatu kebijakan yg tertuang dalam
bentuk program dan kegiatan dilaksanakan
Menciptakan konsensus yang dibangun oleh
stakeholders
Membangun dasar pengukuran, analisis, dan
evaluasi kinerja program pembangunan
Persyaratan Indikator Kinerja:
SMART
SPESIFIC-jelas, tidak mengundang
multi interpretasi
MEASUREABLE-dapat diukur (“What
gets measured gets managed”)
ATTAINABLE-dapat dicapai
(reasonable cost using and
appropriate collection method)
RELEVANT (information needs of the
people who will use the data)
TIMELY-tepat waktu (collected and
reported at the right time to influence
many manage decision)
32
Logic Model Theory
Sumber : Framework for Managing Programme Performance Information, National Treasury, Republic of
South Africa, May 2007
Indikator Kinerja INPUT
Indikator ini mengukur jumlah sumberdaya
seperti anggaran (dana), SDM, peralatan,
material, dan masukan lainnya yang
dipergunakan untuk melaksanakan
kegiatan.
Dengan meninjau distribusi sumberdaya
dapat dianalisis apakah alokasi sumberdaya
yang dimiliki telah sesuai dengan rencana
stratejik yang ditetapkan
Contoh:
Jumlah dana yang dibutuhkan
Tenaga yang terlibat
Peralatan yang digunakan
Jumlah bahan yang digunakan
Drg.HM. Taufiq AK. M.Kes
Indikator Kinerja OUTPUT
Indikator Keluaran dijadikan landasan untuk menilai
kemajuan suatu kegiatan apabila tolok ukur dikaitkan
dengan sasaran kegiatan yang terdefinisi dengan baik dan
terukur. Dalam 1 tahun anggaran
Oleh karena itu indikator ini harus sesuai dengan lingkup
dan sifat kegiatan instansi.
Contoh:
Jumlah jasa/kegiatan yang direncanakan
– Jumlah orang yang diimunisasi / vaksinasi
– Jumlah Pusk yg menerapkan sistem mutu
– Jumlah pelatihan / peserta pelatihan ; di latih PONED,
Bidan Desa , TB-Dots dll
Jumlah barang yang akan dibeli/dihasilkan
– Jml dan jenis alat kesehatan/ kedokteran yang dibeli
– Jumlah komputer yang dibeli
– Jumlah gedung /m 2 yg dibangun Pusk,RS,Pustu dll
Indikator
Kinerja OUTCOME
Pengukuran indikator Hasil seringkali rancu
dengan pengukuran indikator Keluaran.
Indikator outcome lebih utama daripada sekedar
output. Walaupun produk telah berhasil dicapai
dengan baik, belum tentu secara outcome
kegiatan telah tercapai.
Outcome menggambarkan tingkat pencapaian
atas hasil lebih tinggi yang mungkin menyangkut
kepentingan banyak pihak.
Dengan indikator outcome instansi dapat
mengetahui apakah hasil yang telah diperoleh
dalam bentuk output memang dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya dan memberikan kegunaan
yang besar bagi masyarakat.
CONTOH :
UKURAN INDIKATOR KINERJA
OUTCOME
Jumlah/ % hasil langsung dari kegiatan
– Jumlah
persentase desa yang mencapai
universal Child Immunization
Peningkatan langsung hal-hal yg positif
– Meningkatnya jumlah puskesmas sentinel
mampu melakukan deteksi dini faktor
resiko CVD
Penurunan langsung hal-hal yang negatif
– Menurunnya jumlah desa MCI (Middle case
Incidens)
37
Indikator Kinerja Kebijakan (IMPACT)
Indikator ini memperlihatkan pengaruh yang
ditimbulkan dari manfaat yang diperoleh dari hasil
kegiatan. Seperti halnya indikator manfaat, indikator
dampak juga baru dapat diketahui dalam jangka
waktu menengah dan panjang. Indikator dampak
menunjukkan dasar pemikiran mengapa kegiatan
dilaksanakan,
menggambarkan
aspek
makro
pelaksanaan kegiatan, tujuan kegiatan secara
sektoral, regional dan nasional.
Contoh:
Peningkatan hal yg positif dlm jk panjang
Meningkatnya umur harapan hidup (dari 74,05 tahun
pada 2008) menjadi 76,6 tahun pada tahun 2014
Penurunan hal yang negatif dlm jk panjang
Menurunnya angka gizi buruk (dari 0,92% pada
2008) menjadi 0,67 pada tahun 2014
38
CONTOH ALUR TOLOK UKUR
PROGRAM DAN KEGIATAN
INDIKATOR
PROGRAM
•
PROGRAM/
KEGIATAN
•
(Capaian
Program)
•
•
Proses
(aktivitas
kegiatan)
INDIKATOR KEGIATAN
•
Keluaran
•
Hasil
Program
Persentase gizi
perbaikan gizi buruk balita
masyarakat
0,43%
Kegiatan
Penanggulang
an masalah
gizi
Survey Kadarzi
1 dokumen data
hasil Survey
Kadarzi di
wilayah 121
Puskesmas
Pengembangan
1 model PM
model
pemberdayaan
masyarakat untuk
penanggulangan
masalah gizi
Pemberian
tambahan makanan 220 Balita gizi
dan vitamin
buruk, dan 100
Bumil KEK
mendapat PMT
• Persentase
peningkatan status
gizi pada Balita dan
Bumil KEK sebesar
20% dari yang diberi
PMT
•Persentase ........
CONTOH ALUR TOLOK UKUR
PROGRAM DAN KEGIATAN
INDIKATOR
PROGRAM
•
PROGRAM/
KEGIATAN
Program………
•
•
•
(Capaian
Program)
Proses
(aktivitas
kegiatan)
INDIKATOR KEGIATAN
•
Keluaran
•
Hasil
Persentase ......%
Kegiatan ……
• ..........
•Persentase ........
ARTI DARI TIAP JENIS
INDIKATOR KINERJA KEGIATAN
Kegiatan :Penanggulangan masalah gizi
Aktivitas: PMT
Capaian
Program
supaya
Hasil
(Outcome)
Tolok Ukur Capaian
Program
Segala sesuatu yg
Mencerminkan berfungsinya
Output dari suatu kegiatan
supaya
Keluaran
(Output)
-Barang
-Jasa
-Orang (Peserta) yg..
Capaian Program
Persentase gizi buruk
balita 0,43%
Hasil (Outcome)
Persentase peningkatan
status gizi pada Balita
dan Bumil KEK
Keluaran (Output)
220 Balita gizi buruk,
dan 100 Bumil KEK
mendapat PMT
41 dll
Pentingnya inovasi :
Target
Inovasi
Me-Review Problem Solving Approach
Intervention Theory
Rutinitas
Trend
2014
2015
20116
2017
2018
2019
PENGANGGARAN
Anggaran (Budget) adalah rencana
tertulis mengenai kegiatan suatu
organisasi yang dinyatakan secara
kuantitatif
untuk
jangka
waktu
tertentu dan umumnya dinyatakan
dalam satuan uang, selain itu dapat
juga
dinyatakan
dalam
satuan
barang/jasa.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PENYUSUNAN ANGGARAN (1)
Faktor-faktor Intern
a) Kebutuhan tahun-tahun yang lalu
b) Kebijaksanaan organisasi yang berhubungan dengan masalah
harga jual, syarat pembayaran barang yang dijual, pemilihan
saluran distribusi dan sebagainya
c) Kapasitas produksi yang dimiliki
d) Tenaga kerja yang dimiliki
e) Modal kerja
f) Fasilitas-fasilitas
g) Kebijaksanaan-kebijaksanaan organisasiyang berkaitan dengan
pelaksanaan fungsi-fungsi organisasi, baik di bidang pemasaran,
produksi, pembelanjaan, administrasi maupun personalia.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PENYUSUNAN ANGGARAN (2)
Faktor-faktor Ekstern
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
h)
Keadaan persaingan
Tingkat pertumbuhan penduduk
Tingkat penghasilan masyarakat
Tingkat pendidikan masyarakat
Tingkat penyebaran penduduk
Agama, adat istiadat dan kebiasaan-kebiasaan
masyarakat
Berbagai kebijaksanaan pemerintah, baik di bidang
politik, ekonomi, sosial, budaya maupun keamanan
Keadaan perekonomian nasional maupun internasional,
kemajuan teknologi dan sebagainya
PROSEDUR PENYUSUNAN
ANGGARAN
TAHAP 1
TAHAP 2
TAHAP 3
Penentuan Pedoman Anggaran
• Menetapkan rencana besar organisasi
• Membentuk panitia penyusun anggaran
Persiapan Anggaran
• Sebelum membuat anggaran, hendaknya terlebih
dahulu membuat ramalan (forecast)
Penentuan Anggaran
• Menyesuaikan rencana akhir komponen anggaran
• Mengkoordinasikan & menelaah komponen anggaran
• Pengesahan & pendistribusian anggaran
TAHAP 4
Pelaksanaan Anggaran
• Membuat laporan realisasi anggaran
STRUKTUR PENDAPATAN
A. Pendapatan Asli Daerah:
1. Pajak Daerah
2. Retribusi Derah
3. Hasil
Pengelolaan
Kekayaan
Dipisahkan
4. Lain-lain PAD yang sah
Daerah
Yang
B. Dana Perimbangan:
1. Dana Bagi Hasil
2. Dana Alokasi Umum
3. Dana Alokasi Khusus
C. Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah:
1. Hibah
2. Dana Darurat
3. Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah
Daerah lainnya
4. Dana Penyesuaian & Dana OTSUS
5. Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemda
lainnya
STRUKTUR BELANJA
A. Belanja Tidak Langsung:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Belanja Pegawai
Belanja Bunga
Belanja Subsidi
Belanja Hibah
Belanja Bantuan Sosial
Belanja Bagi Hasil
Bantuan Keuangan
Belanja Tak Terduga
B. Belanja Langsung:
1. Belanja Pegawai
2. Belanja Barang dan Jasa
3. Belanja Modal
STRUKTUR PEMBIAYAAN
A. Penerimaan Pembiayaan:
1. Selisih Lebih Perhitungan (SiLPA) Anggaran Tahun
Sebelumnya
2. Pencairan Dana Cadangan
3. Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan
4. Penerimaan Pinjaman Daerah
5. Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman
B. Pengeluaran Pembiayaan:
1.
2.
3.
4.
Pembentukan Dana Cadangan
Penyertaan Modal pemerintah Daerah
Pembayaran Utang Pokok
Pemberian Pinjaman Daerah
Pembiayaan Neto (A – B)
KELOMPOK BELANJA
1. Belanja Tidak Langsung :
merupakan belanja yang dianggarkan
tidak terkait secara langsung dengan
pelaksanaan program dan kegiatan.
2. Belanja Langsung :
merupakan belanja yang dianggarkan
terkait
secara
langsung
dengan
pelaksanaan program dan kegiatan.
JENIS BELANJA
Belanja pegawai, digunakan untuk menganggarkan belanja
penghasilan pimpinan dan anggota DPRD, gaji pokok dan
tunjangan kepala daerah dan wakil kepala daerah serta gaji
pokok dan tunjangan pegawai negeri sipil, tambahan
penghasilan, serta honor atas pelaksanaan kegiatan.
Belanja
bunga,
digunakan
untuk
menganggarkan
pembayaran bunga utang yang dihitung atas kewajiban
pokok utang (principal outstanding) berdasarkan perjanjian
pinjaman jangka pendek, jangka menengah, dan jangka
panjang..
Belanja subsidi, digunakan untuk menganggarkan subsidi
kepada masyarakat melalui lembaga tertentu yang telah
diaudit, dalam rangka mendukung kemampuan daya beli
masyarakat untuk meningkatkan kualitas kehidupan dan
kesejahteraan masyarakat. Lembaga penerima belanja
subsidi wajib menyampaikan laporan pertanggungjawaban
penggunaan dana subsidi kepada kepala daerah.
LANJUTAN…
…..
Belanja hibah,
untuk menganggarkan pemberian
bantuan dalam bentuk uang, barang dan/atau jasa kepada
pihak-pihak tertentu yang tidak mengikat/tidak secara terus
menerus yang terlebih dahulu dituangkan dalam suatu
naskah perjanjian antara pemerintah daerah dengan
penerima
hibah,
dalam
rangka
peningkatan
penyelenggaraan
fungsi
pemerintahan
di
daerah,
peningkatan pelayanan kepada masyarakat, peningkatan
layanan dasar umum, peningkatan partisipasi dalam rangka
penyelenggaraan pembangunan daerah.
Bantuan sosial, untuk menganggarkan pemberian
bantuan dalam bentuk uang dan/atau barang kepada
masyarakat yang tidak secara terus menerus/berulang dan
selektif untuk memenuhi instrumen keadilan dan
pemerataan
yang
bertujuan
untuk
peningkatan
kesejahteraan masyarakat.
LANJUTAN…
…..
Belanja bagi hasil, untuk menganggarkan dana bagi
hasil yang bersumber dari pendapatan provinsi yang
dibagihasilkan kepada kabupaten/kota atau pendapatan
kabupaten/kota
yang
dibagihasilkan
kepada
pemerintahan desa sesuai dengan ketentuan perundangundangan.
Belanja bantuan keuangan, untuk menganggarkan
bantuan keuangan yang bersifat umum atau khusus dari
provinsi kepada kabupaten/kota, pemerintah desa, dan
kepada pemerintah daerah lainnya atau dari pemerintah
kabupaten/kota
kepada
pemerintah
desa
dan
pemerintah daerah lainnya dalam rangka pemerataan
dan/atau peningkatan kemampuan keuangan.
Belanja tidak terduga, untuk menganggarka belanja
atas kegiatan yang sifatnya tidak biasa atau tidak
diharapkan berulang seperti penanggulangan bencana
alam dan bencana sosial yang tidak diperkirakan
sebelumnya, termasuk pengembalian atas kelebihan
penerimaan daerah tahun-tahun sebelumnya yang telah
ditutup.
LANJUTAN…
…..
Belanja barang dan jasa, digunakan untuk
menganggarkan belanja barang yang nilai
manfaatnya kurang dari 12 (duabelas) bulan
dan/atau pemakaian jasa dalam melaksanakan
program dan kegiatan.
Belanja
modal,
digunakan
untuk
menganggarkan belanja yang digunakan untuk
pengeluaran yang dilakukan dalam rangka
pembelian/pengadaan atau pembangunan aset
tetap
berwujud
yang
mempunyai
nilai
manfaatnya lebih dari 12 (duabelas) bulan.
Honorarium panitia dalam rangka pengadaan dan
administrasi
pembelian/pembangunan
untuk
memperoleh aset dianggarkan menjadi satu pada
belanja modal sebagai harga perolehan.
PERENCANAAN
DAN
PENGANGGARAN
KESEHATAN
BELANJA MASALAH:
K1 tinggi, K4 tinggi, PN tinggi kasus
kematian ibu ?
WUS KEK ?
Stunting ?
ASI Eksklusif?
PHBS?
PONED?
Penyakit tidak menular tren naik,
penyakit infeksi juga masih tinggi ada
penyakit-penyakit baru
‘dengan perencanaan yang baik
berarti 70% pekerjaan telah
dilaksanakan
‘failing to plan means planning to
fail (gagal merencanakan
berarti merencanakan kegagalan)
DEFINISI PERENCANAAN
Perencanan adalah suatu proses untuk
menentukan tindakan masa depan yang
tepat melalui serangkaian pilihan-pilihan.
Menentukan: menemukan (Mengungkapkan dan
meyakinkan).
Tindakan: Spesifik dan berkaitan dengan pelaksanaan.
Tepat: Dikaitkan dengan tindakan
Pilihan-Pilihan:
Pemilihan tujuan dan kriteria
Indentifikasi seperangkat alternatif yag konsisten dan
memungkinkan.
Arahan tindakan mengenai tujuan yang telah
ditentukan.
ALUR PERENCANAAN DAN
PENGANGGARAN
Pemerintah
Pusat
Renstra
KL
Pedoman
Pedoman
RPJP
Pedoman
Nasiona
l
Diacu
RPJP
Daerah
RPJM
Nasion
al
RPJM
Daerah
Pedoman
Pemerintah
Daerah
Renstra
SKPD
Planning
Pedoman
RKA-KL
Rincian
APBN
RAPBN
APBN
RAPBD
APBD
RKA SKPD
Rincian
APBD
Diacu
Dijaba
r
kan
Diperhatikan
Pedoman
Renja - KL
RKP
Pedoman
Diserasikan melalui
Musrenbang
Dijaba
rkan
RKP
Daerah
Pedoman
Diacu
Pedoman
Renja SKPD
Pedoman
Budgeting
SINKRONISASI
SINKRONISASI PENYUSUNAN
PENYUSUNAN RANCANGAN
RANCANGAN APBD
APBD &
& APBN
APBN
RPJM
RPJMD
5 tahun
1 tahun
1 tahun
Renja
SKPD
1 tahun
5 tahun
5 tahun
Renstra
SKPD
RKPD
RKP
1 tahun
KUA
PPAS
NOTA KESEPAKATAN
PIMPINAN DPRD DGN KDH
RKA-SKPD
PEDOMAN
PENYUSUNAN
RKA-SKPD
TAPD
RAPERDA
APBD
1 tahun
Dibahas
bersam
a DPRD
SKEDUL PERENCANAAN & PENGANGGARAN
Pembahasan & Kesepakaan
KUA antara KDH dgn DPRD (Juni)
Musrenbang
Kab/Kota
(Maret)
Pembahasan dan Kesepakatan
PPAS antara KDH dgn DPRD
7
(Juni)
Penyusunan RKA-SKPD &
8 RAPBD (Juli-September)
6
Penetapan RKPD
(Mei)
5
4
Forum SKPD
Penyusunan Renja 3
SKPD Kab/Kota
(Maret)
Musrenbang
Kecamatan
(Februari)
9
10
2
Musrenbang
1
Desa
(Januari)
Pelaksanaan APBD
Januari thn berikutnya
11
1
3
12
Pembahasan dan
persetujuan Rancangan
APBD dgn DPRD
Oktober-November)
Evaluasi Rancangan
Perda APBD
(Desember)
Penetapan Perda APBD
(Desember)
Penyusunan DPA SKPD
Desember)
JADWAL USULAN PRA-MUSRENBANGNAS MELALUI EMUSRENBANGNAS
PENGALAMAN TAHUN 2016
BAGAIMANAKAH PERENCANAAN
DI PUSKESMAS?
TAHAP-TAHAP PERENCANAAN TERPADU PUSKESMAS
(PTP)
DATA
UMUM
PERSIAPA
N
PENYUSUN
AN RUK
DATA
KHUSUS
Penilaian
Kinerja
Puskesmas
PENYUSUN
AN
RPK
L
O
K
A
K
A
R
Y
A
M
I
N
I
PROSES PENYUSUNAN PTP TAHUN 2016
Penyusunan RUK 2017
RPK 2017
JANUARI
2017
JANUARI 2016
ANSIS
dan
masala
hPenetap
an
Prioritas
masalah
Penetap
an
Penetap
Tujuan /
an
Indikator Kegiatan
/
Aktivitas
DRAF
RENJ
A
RKP
D
RENJA
SKPD
PAGU
INDIKAT
IF
Penyusunan
RPK
RUK
RKA
SKP
D
DPA
SKPD
Sumber
Dana
Lain
MENGAPA PUSKESMAS
HARUS MEMBUAT PTP
Penyusunan perencanaan cenderung
pragmatis.
Banyaknya permintaan mengikuti
aturan pengelolaan keuangan daerah
permendagri 54 tahun 2010.
Tuntutan organisasi terhadap regulasi
akreditasi puskesmas
ISI DARI INSTRUMEN
AKREDITASI
TABEL PENETAPAN PRIORITAS MASALAH
MERUMUSKAN MASALAH
MENCARI AKAR PENYEBAB MASALAH
Pagu
Indikativ
Pagu
Indikativ
Pagu
devinitif
URUTAN LOGIS PEMECAHAN
MASALAH
Analisis situasi masalah-masalah
Masalah: gap antara yang diharpkan dengan realita
Pilih masalah yang penting (prioritas)
Perumusan Masalah:
1. Pernyataan kesenjangan (kualitatif + kuantitatif)
2. Didukung data
3. Rumusan spesifik: siapa, dimana, kapan
Tujuan:
1. Reduksi masalah
2. Eliminasi masalah
Alternatif intervensi/kegiatan:
1. Perlu analisis determinan/analisis faktor resiko
2. Pilih alternatif terbaik
PoA:
Uraikan alternatif terpilih dlm bentuk kegiatan-2 spesifik dan
sistematis
A ANALISIS SITUASI
Rencana Pemb.
Daerah
Kependudukan
Kebijakan kes.
nasional
Renstra Kes. Daerah
Surveilans
Susenas
daerah
Analisis situasi &
Kecenderungan
Kesehatan
daerah
Data
Laporan RSUD
Lap Puskesmas
Lap Swasta
Penelitian
Sektor lain
B
IDENTIFIKASI MASALAH, DETERMINAN DAN
TUJUAN
kebijakan
Masalah
Masalah
kesehatan
Masalah
kesehatan
Masalah
kesehatan
kesehatan
kriteria
Prioritas
Masalah
kesehatan
studi
teori
Determinan
& faktor
resiko
Determinan
& faktor
resiko
Determinan
& faktor
Determinan
resiko & faktor
resiko
Tujuan
Renstrakes
Tujuan
Tahunan
program
PRIORITAS MASALAH
Perhitungan bobot PAHO (tidak dipakai untuk
membobot penyakit)
Donor driven
Kesepakatan global
DALY (Dissabiility Adjusted Life Years = YLL+ YLD)
Politik
Paket Pelayanan Esensial
Kesepakatan ttg SPM (Pembagian urusan
pusatpropinsi-kab/kota)
Paradigma berpusat pada penduduk
Life cycle analysis
PARADIGMA
PEMBANGUNAN BERPUSAT
PADA PENDUDUK
Yang harus mendapat prioritas adalah:
Masalah kesehatan yang berkaitan
dengan kehamilan (kesehatan bumil)
Masalah kesehatan saat melahirkan
(pertolongan persalinan)
Masalah kesehatan bayi dan balita
Masalah kesehatan anak sekolah
DEMOGRAFI, LIFE CYCLE,ESSENTIAL HEALTH NEEDS
Do
a
PT
S
Kes
Lansi
a
Kes.
Kerja
PU
S
KB
Bum
il
LA
NSI
A
USIA
KERJ
A
SLTP
SLTA
UKS
Kesre
p
ANC
Bulin
Pengendalian
PM dan PTM
Kesling
Promkes
SD
UKS
Linak
esKf
Neonatus/B
ayi
Balit
a
Imm
Gizi
MTBS
Linakes
Kn, Imm
ASI exl
MTBM
SARAN UNTUK
PELAKSANAAN
Gunakan 3 pendekatan:
Masalah yang sudah menjadi:
a. Komitmen global
b. Komitmen nasional
c. Kecuali terbukti bahwa :
- Masalah tsb tdk terlalu berkait atau
- Risiko rendah
Masalah lain lokal di luar komitmen tsb
(laporan fasilitas dan hasil surveilans)
Masalah yang menyangkut pembangunan
mutu manusia sejak dini
Membuat kesepakatan/ konsensus
C
PENENTUAN INTERVENSI & IDENTIFIKASI
PELAKU
Pedoman program
Teori
Identifikasi intervensi yg
cost effective
Hasil penelitian
Identifikasi pelaku yg
potensial
Advocacy
X-2
Intervensi
oleh sektor
lain
Intervensi oleh
sektor
kesehatan
?
?
?
?
Dinkes
Puskesmas
RSUD
Swasta
CONTOH ANALISIS
BOTTLENECKS
Pelayanan Antenatal
% Supply (persediaan): % bidan desa yang
tidak pernah kehabisan bidan kit selama 3
bulan terakhir
% Staff (SDM): % Ketersediaan bidan desa
sesuai kebutuhan
% Access (Akses): % desa yang memiliki
akses ke bidan desa dalam jarak yang dapat
ditemph
% Utilisation (penggunaan): % ibu hamil
yang mendapat pelayanan ANC pertama
(K1)
% Continuity (keberlangsungan
penggunaan): % ibu hamil yang menerima
pelayanan ANC ke-4 (K4)
% Quality (kualitas): % ibu hamil yang
menerima pelayanan ANC lengkap
UNTUK SETIAP PERMASALAHAN YANG DITEMUKAN DI
MASING-MASING KOMPONEN GRAFIK BOTTLENECK,
TANYAKAN MENGAPA TERJADI PERMASALAHAN:
•
Mengapa suplai/komoditas di level Puskesmas mengalami kekosongan?
•
Mengapa jumlah bidan/dokter tidak memadai di beberapa Puskesmas?
•
Mengapa masyarakat tidak mau menggunakan layanan persalinan
nakes? Apa karakteristik masyarakat ini?
•
Mengapa masyarakat tidak rutin mendapatkan imunisasi dasar?
•
Mengapa kualitas layanan ANC belum optimal?
Jawaban untuk hal di atas akan menjadi strategi
program yang dapat dicanangkan untuk
meningkatkan cakupan program/intervensi
kesehatan, sesuai dengan permasalahan di daerah
masing-masing.
D
PENYUSUNAN RENCANA DAN ANGGARAN
Kegiatan ?
RTK (PoA)
Input ?
Output ?
Jadwal ?
Dinkes
Puskesmas
SK Mendagri No 29/02
Informasi biaya satuan
Anggaran
program
Analisis biaya kesehatan
daerah
X-1
Anggaran
Terpadu
RSUD
INDIKATOR KINERJA
Fungsi Indikator Kinerja
1.
2.
3.
Memperjelas tentang; what, how, who, and
when suatu kebijakan yg tertuang dalam
bentuk program dan kegiatan dilaksanakan
Menciptakan konsensus yang dibangun oleh
stakeholders
Membangun dasar pengukuran, analisis, dan
evaluasi kinerja program pembangunan
Persyaratan Indikator Kinerja:
SMART
SPESIFIC-jelas, tidak mengundang
multi interpretasi
MEASUREABLE-dapat diukur (“What
gets measured gets managed”)
ATTAINABLE-dapat dicapai
(reasonable cost using and
appropriate collection method)
RELEVANT (information needs of the
people who will use the data)
TIMELY-tepat waktu (collected and
reported at the right time to influence
many manage decision)
32
Logic Model Theory
Sumber : Framework for Managing Programme Performance Information, National Treasury, Republic of
South Africa, May 2007
Indikator Kinerja INPUT
Indikator ini mengukur jumlah sumberdaya
seperti anggaran (dana), SDM, peralatan,
material, dan masukan lainnya yang
dipergunakan untuk melaksanakan
kegiatan.
Dengan meninjau distribusi sumberdaya
dapat dianalisis apakah alokasi sumberdaya
yang dimiliki telah sesuai dengan rencana
stratejik yang ditetapkan
Contoh:
Jumlah dana yang dibutuhkan
Tenaga yang terlibat
Peralatan yang digunakan
Jumlah bahan yang digunakan
Drg.HM. Taufiq AK. M.Kes
Indikator Kinerja OUTPUT
Indikator Keluaran dijadikan landasan untuk menilai
kemajuan suatu kegiatan apabila tolok ukur dikaitkan
dengan sasaran kegiatan yang terdefinisi dengan baik dan
terukur. Dalam 1 tahun anggaran
Oleh karena itu indikator ini harus sesuai dengan lingkup
dan sifat kegiatan instansi.
Contoh:
Jumlah jasa/kegiatan yang direncanakan
– Jumlah orang yang diimunisasi / vaksinasi
– Jumlah Pusk yg menerapkan sistem mutu
– Jumlah pelatihan / peserta pelatihan ; di latih PONED,
Bidan Desa , TB-Dots dll
Jumlah barang yang akan dibeli/dihasilkan
– Jml dan jenis alat kesehatan/ kedokteran yang dibeli
– Jumlah komputer yang dibeli
– Jumlah gedung /m 2 yg dibangun Pusk,RS,Pustu dll
Indikator
Kinerja OUTCOME
Pengukuran indikator Hasil seringkali rancu
dengan pengukuran indikator Keluaran.
Indikator outcome lebih utama daripada sekedar
output. Walaupun produk telah berhasil dicapai
dengan baik, belum tentu secara outcome
kegiatan telah tercapai.
Outcome menggambarkan tingkat pencapaian
atas hasil lebih tinggi yang mungkin menyangkut
kepentingan banyak pihak.
Dengan indikator outcome instansi dapat
mengetahui apakah hasil yang telah diperoleh
dalam bentuk output memang dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya dan memberikan kegunaan
yang besar bagi masyarakat.
CONTOH :
UKURAN INDIKATOR KINERJA
OUTCOME
Jumlah/ % hasil langsung dari kegiatan
– Jumlah
persentase desa yang mencapai
universal Child Immunization
Peningkatan langsung hal-hal yg positif
– Meningkatnya jumlah puskesmas sentinel
mampu melakukan deteksi dini faktor
resiko CVD
Penurunan langsung hal-hal yang negatif
– Menurunnya jumlah desa MCI (Middle case
Incidens)
37
Indikator Kinerja Kebijakan (IMPACT)
Indikator ini memperlihatkan pengaruh yang
ditimbulkan dari manfaat yang diperoleh dari hasil
kegiatan. Seperti halnya indikator manfaat, indikator
dampak juga baru dapat diketahui dalam jangka
waktu menengah dan panjang. Indikator dampak
menunjukkan dasar pemikiran mengapa kegiatan
dilaksanakan,
menggambarkan
aspek
makro
pelaksanaan kegiatan, tujuan kegiatan secara
sektoral, regional dan nasional.
Contoh:
Peningkatan hal yg positif dlm jk panjang
Meningkatnya umur harapan hidup (dari 74,05 tahun
pada 2008) menjadi 76,6 tahun pada tahun 2014
Penurunan hal yang negatif dlm jk panjang
Menurunnya angka gizi buruk (dari 0,92% pada
2008) menjadi 0,67 pada tahun 2014
38
CONTOH ALUR TOLOK UKUR
PROGRAM DAN KEGIATAN
INDIKATOR
PROGRAM
•
PROGRAM/
KEGIATAN
•
(Capaian
Program)
•
•
Proses
(aktivitas
kegiatan)
INDIKATOR KEGIATAN
•
Keluaran
•
Hasil
Program
Persentase gizi
perbaikan gizi buruk balita
masyarakat
0,43%
Kegiatan
Penanggulang
an masalah
gizi
Survey Kadarzi
1 dokumen data
hasil Survey
Kadarzi di
wilayah 121
Puskesmas
Pengembangan
1 model PM
model
pemberdayaan
masyarakat untuk
penanggulangan
masalah gizi
Pemberian
tambahan makanan 220 Balita gizi
dan vitamin
buruk, dan 100
Bumil KEK
mendapat PMT
• Persentase
peningkatan status
gizi pada Balita dan
Bumil KEK sebesar
20% dari yang diberi
PMT
•Persentase ........
CONTOH ALUR TOLOK UKUR
PROGRAM DAN KEGIATAN
INDIKATOR
PROGRAM
•
PROGRAM/
KEGIATAN
Program………
•
•
•
(Capaian
Program)
Proses
(aktivitas
kegiatan)
INDIKATOR KEGIATAN
•
Keluaran
•
Hasil
Persentase ......%
Kegiatan ……
• ..........
•Persentase ........
ARTI DARI TIAP JENIS
INDIKATOR KINERJA KEGIATAN
Kegiatan :Penanggulangan masalah gizi
Aktivitas: PMT
Capaian
Program
supaya
Hasil
(Outcome)
Tolok Ukur Capaian
Program
Segala sesuatu yg
Mencerminkan berfungsinya
Output dari suatu kegiatan
supaya
Keluaran
(Output)
-Barang
-Jasa
-Orang (Peserta) yg..
Capaian Program
Persentase gizi buruk
balita 0,43%
Hasil (Outcome)
Persentase peningkatan
status gizi pada Balita
dan Bumil KEK
Keluaran (Output)
220 Balita gizi buruk,
dan 100 Bumil KEK
mendapat PMT
41 dll
Pentingnya inovasi :
Target
Inovasi
Me-Review Problem Solving Approach
Intervention Theory
Rutinitas
Trend
2014
2015
20116
2017
2018
2019
PENGANGGARAN
Anggaran (Budget) adalah rencana
tertulis mengenai kegiatan suatu
organisasi yang dinyatakan secara
kuantitatif
untuk
jangka
waktu
tertentu dan umumnya dinyatakan
dalam satuan uang, selain itu dapat
juga
dinyatakan
dalam
satuan
barang/jasa.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PENYUSUNAN ANGGARAN (1)
Faktor-faktor Intern
a) Kebutuhan tahun-tahun yang lalu
b) Kebijaksanaan organisasi yang berhubungan dengan masalah
harga jual, syarat pembayaran barang yang dijual, pemilihan
saluran distribusi dan sebagainya
c) Kapasitas produksi yang dimiliki
d) Tenaga kerja yang dimiliki
e) Modal kerja
f) Fasilitas-fasilitas
g) Kebijaksanaan-kebijaksanaan organisasiyang berkaitan dengan
pelaksanaan fungsi-fungsi organisasi, baik di bidang pemasaran,
produksi, pembelanjaan, administrasi maupun personalia.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PENYUSUNAN ANGGARAN (2)
Faktor-faktor Ekstern
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
h)
Keadaan persaingan
Tingkat pertumbuhan penduduk
Tingkat penghasilan masyarakat
Tingkat pendidikan masyarakat
Tingkat penyebaran penduduk
Agama, adat istiadat dan kebiasaan-kebiasaan
masyarakat
Berbagai kebijaksanaan pemerintah, baik di bidang
politik, ekonomi, sosial, budaya maupun keamanan
Keadaan perekonomian nasional maupun internasional,
kemajuan teknologi dan sebagainya
PROSEDUR PENYUSUNAN
ANGGARAN
TAHAP 1
TAHAP 2
TAHAP 3
Penentuan Pedoman Anggaran
• Menetapkan rencana besar organisasi
• Membentuk panitia penyusun anggaran
Persiapan Anggaran
• Sebelum membuat anggaran, hendaknya terlebih
dahulu membuat ramalan (forecast)
Penentuan Anggaran
• Menyesuaikan rencana akhir komponen anggaran
• Mengkoordinasikan & menelaah komponen anggaran
• Pengesahan & pendistribusian anggaran
TAHAP 4
Pelaksanaan Anggaran
• Membuat laporan realisasi anggaran
STRUKTUR PENDAPATAN
A. Pendapatan Asli Daerah:
1. Pajak Daerah
2. Retribusi Derah
3. Hasil
Pengelolaan
Kekayaan
Dipisahkan
4. Lain-lain PAD yang sah
Daerah
Yang
B. Dana Perimbangan:
1. Dana Bagi Hasil
2. Dana Alokasi Umum
3. Dana Alokasi Khusus
C. Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah:
1. Hibah
2. Dana Darurat
3. Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah
Daerah lainnya
4. Dana Penyesuaian & Dana OTSUS
5. Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemda
lainnya
STRUKTUR BELANJA
A. Belanja Tidak Langsung:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Belanja Pegawai
Belanja Bunga
Belanja Subsidi
Belanja Hibah
Belanja Bantuan Sosial
Belanja Bagi Hasil
Bantuan Keuangan
Belanja Tak Terduga
B. Belanja Langsung:
1. Belanja Pegawai
2. Belanja Barang dan Jasa
3. Belanja Modal
STRUKTUR PEMBIAYAAN
A. Penerimaan Pembiayaan:
1. Selisih Lebih Perhitungan (SiLPA) Anggaran Tahun
Sebelumnya
2. Pencairan Dana Cadangan
3. Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan
4. Penerimaan Pinjaman Daerah
5. Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman
B. Pengeluaran Pembiayaan:
1.
2.
3.
4.
Pembentukan Dana Cadangan
Penyertaan Modal pemerintah Daerah
Pembayaran Utang Pokok
Pemberian Pinjaman Daerah
Pembiayaan Neto (A – B)
KELOMPOK BELANJA
1. Belanja Tidak Langsung :
merupakan belanja yang dianggarkan
tidak terkait secara langsung dengan
pelaksanaan program dan kegiatan.
2. Belanja Langsung :
merupakan belanja yang dianggarkan
terkait
secara
langsung
dengan
pelaksanaan program dan kegiatan.
JENIS BELANJA
Belanja pegawai, digunakan untuk menganggarkan belanja
penghasilan pimpinan dan anggota DPRD, gaji pokok dan
tunjangan kepala daerah dan wakil kepala daerah serta gaji
pokok dan tunjangan pegawai negeri sipil, tambahan
penghasilan, serta honor atas pelaksanaan kegiatan.
Belanja
bunga,
digunakan
untuk
menganggarkan
pembayaran bunga utang yang dihitung atas kewajiban
pokok utang (principal outstanding) berdasarkan perjanjian
pinjaman jangka pendek, jangka menengah, dan jangka
panjang..
Belanja subsidi, digunakan untuk menganggarkan subsidi
kepada masyarakat melalui lembaga tertentu yang telah
diaudit, dalam rangka mendukung kemampuan daya beli
masyarakat untuk meningkatkan kualitas kehidupan dan
kesejahteraan masyarakat. Lembaga penerima belanja
subsidi wajib menyampaikan laporan pertanggungjawaban
penggunaan dana subsidi kepada kepala daerah.
LANJUTAN…
…..
Belanja hibah,
untuk menganggarkan pemberian
bantuan dalam bentuk uang, barang dan/atau jasa kepada
pihak-pihak tertentu yang tidak mengikat/tidak secara terus
menerus yang terlebih dahulu dituangkan dalam suatu
naskah perjanjian antara pemerintah daerah dengan
penerima
hibah,
dalam
rangka
peningkatan
penyelenggaraan
fungsi
pemerintahan
di
daerah,
peningkatan pelayanan kepada masyarakat, peningkatan
layanan dasar umum, peningkatan partisipasi dalam rangka
penyelenggaraan pembangunan daerah.
Bantuan sosial, untuk menganggarkan pemberian
bantuan dalam bentuk uang dan/atau barang kepada
masyarakat yang tidak secara terus menerus/berulang dan
selektif untuk memenuhi instrumen keadilan dan
pemerataan
yang
bertujuan
untuk
peningkatan
kesejahteraan masyarakat.
LANJUTAN…
…..
Belanja bagi hasil, untuk menganggarkan dana bagi
hasil yang bersumber dari pendapatan provinsi yang
dibagihasilkan kepada kabupaten/kota atau pendapatan
kabupaten/kota
yang
dibagihasilkan
kepada
pemerintahan desa sesuai dengan ketentuan perundangundangan.
Belanja bantuan keuangan, untuk menganggarkan
bantuan keuangan yang bersifat umum atau khusus dari
provinsi kepada kabupaten/kota, pemerintah desa, dan
kepada pemerintah daerah lainnya atau dari pemerintah
kabupaten/kota
kepada
pemerintah
desa
dan
pemerintah daerah lainnya dalam rangka pemerataan
dan/atau peningkatan kemampuan keuangan.
Belanja tidak terduga, untuk menganggarka belanja
atas kegiatan yang sifatnya tidak biasa atau tidak
diharapkan berulang seperti penanggulangan bencana
alam dan bencana sosial yang tidak diperkirakan
sebelumnya, termasuk pengembalian atas kelebihan
penerimaan daerah tahun-tahun sebelumnya yang telah
ditutup.
LANJUTAN…
…..
Belanja barang dan jasa, digunakan untuk
menganggarkan belanja barang yang nilai
manfaatnya kurang dari 12 (duabelas) bulan
dan/atau pemakaian jasa dalam melaksanakan
program dan kegiatan.
Belanja
modal,
digunakan
untuk
menganggarkan belanja yang digunakan untuk
pengeluaran yang dilakukan dalam rangka
pembelian/pengadaan atau pembangunan aset
tetap
berwujud
yang
mempunyai
nilai
manfaatnya lebih dari 12 (duabelas) bulan.
Honorarium panitia dalam rangka pengadaan dan
administrasi
pembelian/pembangunan
untuk
memperoleh aset dianggarkan menjadi satu pada
belanja modal sebagai harga perolehan.