DIKTAT KULIAH PENDIDIKAN IPA SD BAB III

(1)

฀A฀ III

KETERAMPILAN PROSES DALAM ฀NQU฀RY

Bagaimana aku dapat membantu anak menggunakan keterampilan proses dalam ฀nqu฀ry untuk membuat penemuan?

Discovery: tujuan

Ket฀ka k฀ta menemukan (discover), maka k฀ta menemukan (find) atau memperoleh pengetahuan. Ket฀ka k฀ta mengajar sa฀ns yang menekankan pada discovery, k฀ta mempers฀apkan anak untuk menghas฀lkan penemuan send฀r฀ dengan b฀mb฀ngan k฀ta.

A. Apa yang dimaksud dengan discovery?

”D฀scovery berarti mengetahui sesuatu yang tidak diketahui sebelumnya.”

Sederhananya, pembelajaran discovery terjad฀ ket฀ka anak menemukan ฀nformas฀ yang baru atau mengumpulkan pengetahuan yang mendalam sed฀k฀t dem฀ sed฀k฀t tentang cara untuk mendekat฀ masalah dan mengeksekus฀nya seh฀ngga memecahkan masalah secara mand฀r฀. Akt฀v฀tas ฀n฀ merupakan pengalaman ฀nd฀v฀dual dan personal. Penemunya bukan kelas; tapi anaklah yang melakukan.

Satu hal yang leb฀h pent฀ng dar฀ penemuan pengetahuan baru, pembelajaran discovery adalah berusaha memperoleh cara baru untuk mencar฀ jawaban. Discovery mencar฀ penjelasan berdasarkan pengamatan dan deskr฀ps฀. Discovery dan inquiry merupakan dua hal yang sangat terka฀t; mesk฀pun dem฀k฀an, Lesl฀e Trowbr฀dge dan Roger Bybee membedakan antara keduanya. Discovery terjad฀ saat seseorang terl฀bat dalam sebag฀an besar proses penggunaan proses mental untuk menemukan (discover) konsep atau pr฀ns฀p. ฀nquiry mencapa฀ d฀ bal฀k discovery untuk menemukan ver฀f฀kas฀ melalu฀ meng฀dent฀f฀kas฀ pertanyaan-pertanyaan dan mendesa฀n ฀nvest฀gas฀ berdasarkan h฀potes฀s, pred฀ks฀, eksper฀men, pengumpulan data, dana anal฀s฀s. Sebaga฀ seorang guru sekolah dasar, anda akan menekankan keteramp฀lan menemukan sebaga฀ dasar bag฀ inquiry.


(2)

฀. ฀agaimana aku harus mengajar sehingga terwujud discovery learning?

Untuk mewujudkan pembelajaran sa฀ns bermuatan discovery learning, seb฀sa mungk฀n anda harus menyed฀akan pengalaman hands-on dan minds-on yang akan membuat anak menggunakan pengetahuan dan keteramp฀lan mereka untuk menghas฀lkan penemuan. Tantangan anda adalah bahwa anda harus menyed฀akan hubungan antara penemuan yang d฀has฀lkan dengan pembelajaran yang pernah dan akan d฀lakukan. Discovery learning t฀daklah terjad฀ dalam ruang kosong. D฀a menghubungkan antara masa lalu dan masa depan. Tugas anda adalah memast฀kan bahwa hubungan tersebut terwujud.

฀nquiry: jalan (cara)

Sekarang, anda seharusnya telah memaham฀ bahwa t฀t฀k tekan pengalaman anda bersama anak dalam belajar sa฀ns adalah menekankan discovery learning. Ingatlah selalu bahwa discovery learning adalah tujuan anda.

Juga harus d฀฀ngat, bahwa discovery learning t฀daklah terjad฀ melalu฀ suatu kecelakan. Pembelajaran ฀n฀ harus secara jelas dibimbing (guided) –oleh anda. Pertayaannya, baga฀mana aku memb฀mb฀ng anak seh฀ngga mereka berada d฀ jalan discovery dan membuat penemuan mereka send฀r฀? Jawabannya adalah inquiry.

1. Apakah inquiry?

฀nquiry adalah metode yang sistematis dan cermat dalam mengajukan pertanyaan dan menemukan penjelasan.

Penyel฀d฀kan ฀lm฀ah (scientific inquiry) menunjuk pada cara-cara yang bermacam-macam d฀ mana para ฀lmuwan mempelajar฀/menel฀t฀ alam dan mengajukan penjelasan berdasarkan bukt฀ yang d฀peroleh dar฀ kerja mereka. Penyel฀d฀kan juga menunjuk pada akt฀v฀tas s฀swa d฀ mana mereka mengembangkan pengetahuan dan pemahaman ฀de-฀de ฀lm฀ah, dan juga pemahaman tentang baga฀mana ฀lmuwan mempelajar฀ alam.

2. Contoh metode inquiry

a. membuat observas฀/pengamatan, b. mengajukan pertanyaan,


(3)

c. mempelajar฀ buku dan sumber-sumber ฀nformas฀ la฀n untuk mel฀hat apa yang sudah d฀ketahu฀,

d. merencanakan ฀nvest฀gas฀/penyel฀d฀kan,

e. men฀njau apa yang sudah d฀ketahu฀ berdasarkan bukt฀ eksper฀mental,

f. menggunakan alat-alat untuk mengumpulkan, menganal฀s฀s, dan men฀nterpretas฀kan data, 3. Strategi instruksional 5E

Abruscato & DeRosa (2010) mengemukakan, s฀klus belajar adalah sebuah model baga฀mana seseorang menemukan pengetahuan baru. S฀klus belajar menyed฀akan kerangka p฀k฀r bag฀ pend฀d฀k untuk mendesa฀n pengalaman pembelajaran yang efekt฀f. Ada berbaga฀ bentuk s฀klus belajar yang k฀ta kenal. Salah satu dar฀ s฀klus belajar ฀n฀ adalah s฀klus belajar 5E. S฀klus belajar 5E terd฀r฀ dar฀ engagement, exploration, explanation, elaboration, dan evaluation.

Engagement Pembelajaran yang efekt฀f akan terjad฀ j฀ka s฀swa mempelajar฀ sesuatu yang mem฀l฀k฀ makna. Sebaga฀mana seorang penul฀s novel atau f฀lm, mereka harus dengan cepat mengangkap perhat฀an pembaca atau penonton. Dem฀k฀an halnya seorang guru sekolah, mereka akan menemukan bahwa kesempatan untuk menangkap dan memegang perhat฀an anak ser฀ngkal฀ tertutup dengan cepat. Seorang guru harus menyusun sebuah skenar฀o yang d฀gunakan untuk menar฀k perhat฀an s฀swa sekal฀gus menetapkan pertanyaan utama yang men฀ngkatkan ke฀ng฀nan anak untuk mempelajar฀ mata pelajaran tersebut (Abruscato, 2010: 44). Melalu฀ fase ฀n฀lah hal tersebut d฀lakukan. Melalu฀ fase ฀n฀ guru akan mengatahu฀ tentang apa yang telah d฀ketahu oleh s฀swa tentang top฀k yang akan mereka pelajar฀ sekal฀gus memot฀vas฀ mereka untuk mempelajar฀nya (C฀appetta & Koballa, Jr, 2010: 129).

Terdapat t฀ga t฀pe pertanyaan yang mengarahkan s฀swa untuk mencar฀ tahu leb฀h dalam: memperoleh ฀nformas฀, pengajuan pertanyaan umum, “Saya ฀ng฀n tahu apa yang terjad฀ ket฀ka ...?” m฀salnya, “Saya ฀ng฀n tahu pada tahapan apa ulat berubah menjad฀ kupu-kupu?” atau “Fase apa saja yang d฀lewat฀ bulan selama satu bulan?” Pertanyaan dapat juga bers฀fat eksper฀mental, “Apa yang akan terjad฀ j฀ka...?” Sepert฀ halnya, “Apa yang akan terjad฀ j฀ka k฀ta meletakkan tanaman d฀ dalam almar฀?” Terakh฀r, pertanyaan dapat juga “Baga฀mana cara melakukannya” atau “Baga฀mana saya dapat membangun jembatan yang leb฀h ba฀k” (Abruscato, 2010: 45).


(4)

Pada dasarnya, seluruh anak ฀ng฀n mengetahu฀ apa yang terjad฀ pada l฀ngkungan sek฀tarnya. Pertanyaan-pertanyaan yang mereka kemukakan berasal dar฀ apa yang mereka amat฀—“Mengapa ฀tu dapat terjad฀?” Mereka juga mas฀h mem฀l฀k฀ kepolosan seh฀ngga akan mudah tertar฀k dengan kejad฀an-kejad฀an yang t฀dak sesua฀ dengan p฀k฀ran mereka. Oleh karena ฀tu, salah satu cara yang dapat d฀lakukan guru adalah memanc฀ng rasa ฀ng฀n tahu mereka seh฀ngga muncul respon pos฀t฀f yang berupa pertanyaan. Cara ฀tu, menurut Wr฀ght (2006), d฀lakukan dengan member฀kan kejad฀an-kejad฀an ganj฀l (discrepant events) pada . D฀anamakan kejad฀an aneh karena kejad฀an ฀n฀ “t฀dak masuk akal” bag฀ seorang sekolah dasar. Has฀l sebuah discrepant events merupakan kejad฀an yang sangat berbeda dar฀ yang d฀bayangkan oleh (Fr฀edl, 1991: 3–4).

Kejad฀an-kejad฀an ganj฀l merupakan kejad฀an yang menurut peserta d฀d฀k aneh dan t฀dak sesua฀ dengan konseps฀ awal mereka. Kejad฀an ganj฀l akan mengejutkan, membuat peserta d฀d฀k heran, dan bertanya-tanya. Kejad฀an-kejad฀an ganj฀l merupakan kejad฀an yang t฀dak sesua฀ dengan “ka฀dah alam” yang terbangun d฀ dalam benak pada umumnya. Has฀l kejad฀an ganj฀l, setelah d฀demonstras฀kan, sangat berbeda dengan pred฀ks฀ sebelum kejad฀an ganj฀l d฀demonstras฀kan. Menurut Lawson & Wollman dalam Collette & Ch฀appetta (1994: 93), kejad฀an yang d฀saj฀kan harus d฀p฀l฀h sedem฀k฀an rupa seh฀ngga t฀dak dapat d฀jawab oleh menggunakan pengetahuan awal yang mereka m฀l฀k฀.

Semua orang dapat membuat kertas terangkat dengan men฀upnya dar฀ bawah. Namun, guru dapat menunjukkan bahwa dengan men฀up dar฀ atas pun kertas dapat terangkat ke atas. Dekatkanlah ujung kertas ke b฀b฀r, lalu t฀up dengan keras pada bag฀an atasnya. Ujung kertas yang la฀n akan na฀k ke atas.

Penul฀s pernah mencobakannya pada s฀swa sekolah dasar. Penul฀s menunjukkan bahwa penul฀s dapat mengangkat ujung kertas dengan men฀upnya dar฀ bawah (Gambar 2). S฀swa t฀dak menunjukkan reaks฀ yang berart฀. Penul฀s lalu menanyakan pada s฀swa, “Baga฀mana j฀ka kertas ฀n฀ d฀t฀up dar฀ atas?” Jawaban yang keluar dar฀ para s฀swa berbeda-beda, yakn฀ t฀dak bergerak dan ujung kertas bergerak ke bawah. Mereka terkaget-kaget ket฀ka penul฀s membuat ujung kertas terangkat dengan men฀up bag฀an atas kertas (Gambar 3). Saat terkaget-kaget ฀n฀lah kese฀mbangan p฀k฀ran s฀swa kacau. Kekacauan kese฀mbangan p฀k฀ran akan d฀se฀mbangkan pada saat tahapan explanation.


(5)

Keg฀atan la฀n yang terka฀t dengan tema ฀n฀ d฀namakan “corong dan bola p฀ng-pong”—. Letakkan bola p฀ng-pong ke dalam corong (jawa: torong) dan tanyakan kepada s฀swa baga฀mana mereka dapat men฀up bola p฀ng-pong tersebut h฀ngga terbang keluar corong melalu฀ lubang yang ada d฀ ujung corong. Perhat฀kan berapa jauh mereka dapat men฀upnya secara mendatar. Terakh฀r, perhat฀kan baga฀mana mereka men฀up bola p฀ng-pong sekuat tenaga dengan arah vert฀kal ke bawah. Pada t฀upan arah mendatar ke bawah past฀kan s฀swa menahan bola dengan tangan mereka d฀ dasar corong h฀ngga mereka men฀upnya dengan sangat keras. Cara manakah yang mampu menghas฀lkan t฀upan terjauh, arah mendatar, ke atas, atau ke bawah?

Exploration Eksploras฀ menyed฀akan kesempatan bag฀ anak untuk memperoleh ฀nformas฀ baru yang d฀butuhkan untuk menjawab pertanyaan utama. Informas฀ yang baru tersebut hendaknya menantang s฀swa dan mengarahkan mental s฀swa menuju as฀m฀las฀ dan akomodas฀ yang semak฀n memperba฀k฀ model mental s฀swa seh฀ngga fenomena yang d฀hadap฀ semak฀n d฀paham฀. Akt฀v฀tas dalam fase ฀n฀ s฀fatnya terpusat pada s฀swa. Akt฀v฀tas yang d฀lakukan oleh s฀swa b฀sa berbentuk memperoleh ฀nformas฀ atau bereksper฀men (Abruscato, 2010: 44).

Desa฀n pembelajaran pada fase ฀n฀ hendaknya member฀kan pengalaman konkret bag฀ s฀swa terka฀t dengan konsep atau pr฀ns฀p yang akan mereka pelajar฀. S฀swa d฀arahkan untuk mem฀k฀rkan tentang karakter฀st฀k dan pola yang terkandung dalam fenomena yang mereka temu฀ dalam firs-hand experiences mereka. S฀swa d฀m฀nta untuk merekam pengamatandan menata (mengorgan฀sas฀kan) data atau ฀nformas฀ yang mereka peroleh (C฀appetta & Koballa, Jr, 2010: 129).

Arah t฀upan mula-mula Gambar 2.

Arah t฀upan pembuat kejad฀an ganj฀l (discrepent event)


(6)

Explanation Dalam fase ฀n฀, s฀swa d฀ber฀ kesempatan untuk mengekspres฀kan apa yang telah mereka temukan selama fase eksploras฀. J฀ka eksploras฀ berjalan efekt฀f, anak akan membuat hubungan yang menjawab pertanyaan utama. J฀ka anak menunjukkan m฀skonseps฀, guru harus mengoreks฀nya dengan menantang p฀kran anak yang salah melalu฀ perolehan data baru. Fase ฀n฀ merupakan saat model eksplanator฀ d฀bentuk. Penjelasan (explanation) dapat d฀saj฀kan menggunakan tul฀san, d฀agram, secara l฀san, atau k฀nestet฀k melalu฀ s฀mulas฀ (Abruscato, 2010: 44–45; 71).

Dalam tema kertas na฀k dan corong-bola, et฀ka Anda men฀up dar฀ bawah kertas, kertas akan na฀k sebaga฀mana yang d฀p฀k฀rkan s฀swa. Ket฀ka Anda men฀up kertas melalu฀ atas kertas, secara mengejutkan, kertas akan na฀k. Persoalan mendasar yang terka฀t dengan kejad฀an ฀n฀ adalah tekanan udara. Ket฀ka Anda men฀up melalu฀ bag฀an atas kertas, maka Anda mengurang฀ tekanan udara d฀ atas kertas seh฀ngga tekanan d฀ bawah kertas menjad฀ leb฀h besar. Kertas akan terangkat j฀ka tekanan d฀ bawah kertas leb฀h besar.

Corong dan bola p฀ng-pong merupakan kejad฀an ganj฀l yang sangat bermanfaat untuk menunjukkan pengaruh pergerakan kolom udara. Persoalannya adalah pada cara menentukan letak al฀ran udara d฀ dalam corong. Udara tersebut sebenarnya mengal฀r melalu฀ gagang corong lalu mengal฀r d฀ sek฀tar bola. Saat udara mengal฀r melalu฀ bola, al฀ran udara mem฀l฀k฀ kelajuan terbesar menghas฀lkan tekanan udara leb฀h kec฀l. Has฀lnya, tekanan yang besar d฀ bawah bola akan mendorong bola untuk tetap berada d฀ dalam corong. Ingat bahwa al฀ran udara d฀ atas bola mengak฀batkan tekanannya menjad฀ rendah (Gambar 6)


(7)

Elaboration Fase elaboras฀ merupakan saat para anak mengapl฀kas฀kan, berlat฀h, dan mentransfer pengetahuan baru yang mereka peroleh. Ser฀ngkal฀, fase ฀n฀ menantang anak untuk mengapl฀kas฀kan pengetahuan baru mereka ke dalam konteks yang berbeda, menguatkan dan memperdalam pemahaman mereka terhadap ฀nformas฀ baru tersebut (Abruscato, 2010: 45).

Sed฀akan sebuah stat฀f, benang, dan dua buah bola lampu. Gantungkan kedua bola lampu menggunakan benang dengan jarak k฀ra-k฀ra 2,5 cm sepert฀ d฀tunjukkan gambar 2. Tanyakan pada s฀swa, j฀ka s฀swa men฀up tegak lurus arah b฀dang gambar, pada bag฀an mana (A, B, atau C), seh฀ngga terdengar dent฀ngan bola lampu yang sal฀ng menumbuk?

Arah t฀upan (masuk dalam corong)

Al฀ran udara dengan kelajuan t฀ngg฀ d฀ dalam corong

Al฀ran udara dengan kelajuan t฀ngg฀ d฀ dalam corong

Tekanan udara menekan bola menuju al฀ran udara dengan kelajuan t฀ngg฀

Gambar 4. Proses tertahannya bola p฀ng-pong d฀ dalam corong.

2,5 cm

A C

Gambar 5. Susunan bola lampu untuk pengembangan konsep.


(8)

Alternat฀f apl฀kas฀ yang la฀nnya adalah mengajarkan pr฀ns฀p Bernoull฀ yang terjad฀ pada sayap pesawat terbang. Sayap pesawat terbang membentuk kurva sebaga฀mana d฀tunjukkan gambar 8.

Udara yang lewat bag฀an atas leb฀h cepat dar฀pada udara yang lewat bag฀an bawah sayap karena l฀ntasan tempuhnya leb฀h panjang untuk waktu yang sama. Karena udara d฀ bag฀an atas leb฀h cepat mengal฀r maka tekanannya leb฀h kec฀l dar฀pada d฀ bawah, pesawat pun terangkat.

Evaluation Evaluas฀ dapat berbentuk format฀f dan sumat฀f. Evaluas฀ format฀f d฀lakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Tujuannya untuk member฀kan ฀nformas฀ kepada guru dan anak segala sesuatu yang berka฀tan dengan kemajuan proses pembelajaran. Melalu฀ evaluas฀ format฀f, guru mener฀ma umpan bal฀k lewat has฀l yang d฀peroleh s฀swa. Has฀l tersebut menunjukkan apakah s฀swa mengalam฀ kemajuan dalam mencapa฀ tujuan pembelajaran ataukah t฀dak. Sedangkan s฀swa akan mener฀ma umpan bal฀k untuk men฀ngkatkan atau mengarahkan mereka menuju tujuan pembelajaran yang d฀capa฀. Evaluas฀ sumat฀f b฀asanya d฀lakukan d฀ akh฀r bab untuk mengetahu฀ apakah s฀swa telah belajar apa yang d฀ajarkan oleh guru (Abruscato, 2010: 45) T฀dak perlu menggunakan semua fase model ฀nstruks฀onal 5E d฀ set฀ap pelajaran. Sebaga฀ contoh, pelajaran pertama dalam sebuah un฀t mungk฀n engagement, sedangkan yang t฀ga pelajaran un฀t yang selanjutnya mungk฀n eksploras฀, dan pelajaran yang ke l฀ma adalah penjelasan.

Tabel R฀ngkasan model ฀nstruks฀onal 5E sebaga฀mana ฀a berhubungan dengan gerak maju penyel฀d฀kan

Gambar 6. Udara yang melewat฀ bag฀an atas sayap menempuh l฀ntasan leb฀h jauh dan bergerak leb฀h cepat dar฀pada udara yang melewat฀ bag฀an bawah sayap.


(9)

Tabel 2.

R฀nc฀an S฀klus Belajar 5E

Fase Tujuan Instruksional Tujuan Pembelajaran

Engagement Menunjukkan discrepant events Mendorong anak-anak mengeksprses฀kan pengetahuan yang sebelumnya Promt Pertanyaan

Memproses respon anak Mendengarkan Membangun model deskr฀pt฀f Mengekspres฀kan pengetahuan yang sebelumnya Membangk฀tkan pertanyaan

Exploration Mengorgan฀s฀r pengalaman pembelajaran bag฀ anak-anak untuk menemukan

pengetahuan baru dan memperdalam model deskr฀pt฀f Pertanyaan Pelat฀han (coach) Memperdalam model deskr฀pt฀f Menggunakan model eksper฀mental Menemukan pengetahuan baru melalu฀ observas฀, eksper฀mentas฀, man฀pulas฀ Membuat koneks฀

Menghas฀lkan, mengumpulkan, merekam/mencatat data Explanation Menyatakan kembal฀

pertanyaan esens฀al Memproses respon s฀swa Memperkuat respon yang benar

Mengoreks฀ konseps฀ yang salah Menc฀ptakan model eksplanator฀ Mengart฀kulas฀kan respon terhadap pertanyaan esens฀al

Mengoreks฀ konseps฀ yang salah

Elaboration Menc฀ptakan tantangan bag฀ s฀swa untuk menerapkan dan mentransfer pengetahuan

Memperkuat model eksplanator฀


(10)

yang baru saja d฀peroleh baru dalam konteks yang baru

Evaluation Mengumpulkan umpan bal฀k s฀swa

Meng฀dent฀f฀kas฀ patok duga (benchmark) untuk

mengukur kemajuan s฀swa terhadap pencapa฀an konsep Memod฀f฀kas฀ pelajaran untuk merespon umpan bal฀k s฀swa

Membuat pen฀la฀an summat฀f untuk mengevaluas฀

pembelajaran s฀swa ฀nd฀v฀dual

Menunjukkan penguasaan pengetahuan baru pada level pemahaman nom฀nal, deskr฀pt฀f, dan eksplanator฀

4. Keterampilan proses dalam inquiry

Ilmu pengetahuan adalah tentang proses mencar฀ penjelasan melalu฀ permodelan deskr฀pt฀f, permodelan eksplanator฀, dan permodelan eksper฀mental. Strateg฀ ฀ntstruks฀onal 5E adalah sebuah rangka untuk merancang pelajaran yang mana selama ฀tu anak-anak mengalam฀ alur ฀n฀ untuk memperdalam pemahaman mereka tentang ฀s฀ (content) dan proses ฀lmu pengetahuan. Dalam melakukan hal tersebut, mereka akan mengembangkan dan memperkuat berbaga฀ kecakapan proses yang pent฀ng yang berka฀tan dengan deret penyel฀d฀kan yang terdaftar pada tabel 2.

a. Keterampilan proses dalam inquiry yang digunakan untuk menciptakan model deskriptif

Ketaramp฀lan proses dapat d฀ka฀tkan secara dekat dengan fase-fase inquiry. K฀ta mula฀ dengan keteramp฀lan penyel฀d฀kan yang secara umum berka฀tan dengan permodelan deskr฀pt฀f.

1) Mengamati

Mengamat฀ berart฀ menggunakan ฀ndra untuk memperoleh ฀nformas฀, atau data, atau obyek dan per฀st฀wa. In฀ merupakan proses ฀lmu pengetahuan yang pal฀ng dasar. Observas฀ yang terorgan฀s฀r membentuk dasar bag฀ proses ฀nvest฀gas฀ yang leb฀h terstruktur. Kemampuan


(11)

melakukan observas฀ secara cermat akan menc฀ptakan sebuah pondas฀ untuk membuat kes฀mpulan atau h฀potes฀s yang dapat d฀uj฀ dengan observas฀ yang selanjutnya.

Menurut Peter Bergethon, pengamat akt฀f menggunakan l฀ma pertanyaan fundamental atau mendasar tentang penyel฀d฀kan:

฀ Apa sajakah unsur s฀stem? ฀ Apa sajakah karakter฀st฀k unsur?

฀ Baga฀mana ruang konteks atau latar belakang s฀stem? ฀ Baga฀mana peraturan ฀nteraks฀ d฀ antara elemen? ฀ Apa sajakah karakter฀st฀k s฀stem yang muncul?

Mengamat฀ berart฀ menggunakan ฀ndera untuk memperoleh ฀nformas฀ atau data tentang berbaga฀ benda dan per฀st฀wa. Mengamat฀ merupakan keteramp฀lan proses sa฀ns yang pal฀ng mendasar. Seorang pengamat akt฀f set฀daknya akan menanyakan l฀ma pertanyaan mendasar, yakn฀: (1) Apa saja unsur-unsur yang membentuk s฀stem? (2) Baga฀mana c฀r฀-c฀r฀ set฀ap unsur? (3) Baga฀mana konteks atau latar belakang s฀stem tersebut? (4) Baga฀mana aturan ฀nteraks฀ antarunsur? Dan (5) Baga฀mana c฀r฀-c฀r฀ yang nampak dar฀ s฀stem? (Abruscato & DeRosa, 2010: 47)

Hackett et al. (2008: 12) mengemukakan bahwa, “Observe, use your sense to learn about object or event.” Sedangkan Howe & Jones (1993: 130) mengemukakan, “Observing: using one or more of the five senses to notice characteristics of objects or events.

Rezba et al (1995: 3–11) mengemukakan bahwa melalu฀ pengamatan, k฀ta belajar tentang dun฀a yang menakjubkan d฀ sek฀tar k฀ta. K฀ta mengamat฀ berbaga฀ fenomena d฀ l฀ngkungan sek฀tar mengunakan kel฀ma ฀ndera: pengl฀hatan, pembau, peraba, perasa, dan pendengaran.

Informas฀ yang k฀ta peroleh melalu฀ pengamatan akan mem฀cu rasa ฀ng฀n tahu seh฀ngga k฀ta mengajukan pertanyaan, melakukan ฀nterpretas฀ atas l฀ngkungan, dan melakukan ฀nvest฀gas฀ leb฀h lanjut. Kemampuan seseorang dalam melakukan pengamatan merupakan keteramp฀lan mendasar dalam belajar sa฀ns dan merupakan hal yang esens฀al dalam proses pengembangan keteramp฀lan proses sa฀ns yang la฀n sepert฀, meng฀nferens฀, mengkomun฀kas฀kan, mempred฀ks฀, mengukur, dan mengklas฀f฀kas฀.


(12)

Mengobservas฀ sebuah benda atau zat berart฀ mengeksploras฀ seluruh s฀fat-s฀fatnya. Benda-benda yang k฀ta amat฀ b฀sa mem฀l฀k฀ berbaga฀ macam s฀fat sepert฀ warna, tekstur, aroma, bentuk, berat, voluma, dan suhu. Benda-benda tersebut mungk฀n b฀sa menghas฀lkan suara dengan atau tanpa member฀kan perlakuan pada benda tersebut.

Benda atau zat yang berbeda mem฀l฀k฀ s฀fat-s฀fat yang berbeda. Hal ฀tulah yang membuat benda atau zat berbeda satu dengan yang la฀nnya. Melalu฀ penggunaan ฀ndera-฀ndera k฀ta, k฀ta mampu mengenal karakter฀st฀k benda dengan cara mel฀hatnya, mendengarkannya, menyentuhnya, merasakannya, atau membau฀nya. Mengobservas฀ mel฀put฀ meng฀dent฀f฀kas฀ dan menggambarkan karakter฀st฀k benda.

2) Menggunakan hubungan ruang/waktu

Semua objek menempat฀ sebuah tempat dalam ruang. Kecakapan penyel฀d฀kan menggunakan hubungan ruang atau waktu mel฀batkan kemampuan untuk mengenal dan mendeskr฀ps฀kan arah, susunan spas฀al, gerak dan kecepatan, s฀metr฀, dan laju perubahan.

(2) Menggunakan angka-angka

K฀ta membutuhkan angka-angka untuk meman฀pulas฀ pengukuran, menyusun benda-benda, dan menggolongkan benda. Jumlah waktu yang d฀hab฀skan pada akt฀v฀tas yang menggunakan angka-angka sebag฀an besar harus bergantung pada alokas฀ waktu untuk mata pelajaran matemat฀ka d฀ sekolah. Pent฀ng bag฀ anak-anak untuk menyadar฀ bahwa kemampuan untuk menggunakan angka juga merupakan proses ฀lmu pengetahuan yang fundamental atau mendasar. (3) Mengajukan pertanyaan

(4) Mengklasifikasikan/menggolongkan

Mengklas฀f฀kas฀ adalah proses yang d฀gunakan oleh ฀lmuwan untuk menjad฀kan benda-benda dan per฀st฀wa-per฀st฀wa tersusun dengan ba฀k. S฀stem klas฀f฀kas฀ d฀gunakan dalam sa฀ns dan d฀s฀pl฀n ฀lmu yang la฀n untuk meng฀dent฀f฀kas฀ benda-benda, tempat-tempat, gagasan-gagasan atau per฀st฀wa-per฀st฀wa dan untuk menunjukkan kesamaan, perbedaan, dan hubungan antara benda-benda, tempat-tempat, gagasan-gagasan dan per฀st฀wa-per฀st฀wa tersebut (Abruscato & DeRosa, 2010: 49; Ch฀appetta & Koballa, Jr, 2010: 132).


(13)

Rezba et al (1995: 29–34) mengemukakan bahwa pada umumnya, klas฀f฀kas฀ dapat d฀lakukan dengan dua cara yakn฀ klas฀f฀kas฀ b฀ner dan klas฀f฀kas฀ mult฀-t฀ngkat (multi-stage). Dalam s฀stem klas฀f฀kas฀ b฀ner, kelompok benda d฀bag฀ menjad฀ dua buah subkelompok berdasarkan apakah mas฀ng-mas฀ng mem฀l฀k฀ s฀fat-s฀fat tertentu ataukah t฀dak. Untuk membuat klas฀f฀kas฀ b฀ner pertama anda harus meng฀dent฀f฀kas฀ karakter฀st฀k hanya d฀m฀l฀k฀ oleh benda tertentu. Setelah ฀tu, kelompokkan benda-benda yang mem฀l฀k฀ karakter฀st฀k khusus tersebut pada satu kelompok dan kelompokkan benda yang t฀dak mem฀l฀k฀ karakter฀st฀k khusus pada kelompok yang la฀n. Sebaga฀ contoh, b฀olog mengklas฀f฀kas฀ makhluk h฀dup dalam dua kelompok: hewan dan tumbuhan (tumbuhan d฀kelompokkan pada kelompok yang t฀dak mem฀l฀k฀ c฀r฀-c฀r฀ hewan). Ilmuwan kemud฀an mengklas฀f฀kas฀kan hewan ke dalam dua kelompok: hewan yang mem฀l฀k฀ tulang belakang dan t฀dak mem฀l฀k฀ tulang belakang. Saat membuat klas฀f฀kas฀ b฀ner, sangat d฀mungk฀nkan pada satu kelompok mem฀l฀k฀ satu anggota.

Klas฀f฀kas฀ mult฀t฀ngkat d฀buat dengan membuat klas฀f฀kas฀ b฀ner kemud฀an mas฀ng-mas฀ng subkelompoknya d฀bag฀ menjad฀ sub-subkelompok seh฀ngga d฀has฀lkan lap฀san atau t฀ngkat d฀ bawah subkelompok. J฀ka t฀ap subkelompok d฀buat klas฀f฀kas฀ b฀ner terus-menerus, maka sebuah h฀rark฀ yang tersusun atas kelompok dan subkelompok d฀has฀lkan. S฀stem klas฀f฀kas฀ ฀n฀ d฀sebut dengan klas฀f฀kas฀ mult฀t฀ngkat (multi-stage classification). Sebaga฀mana dalam skema b฀ner, kelompok-kelompok d฀tentukan dengan menyort฀r benda-benda yang mem฀l฀k฀ karakter฀st฀k tertentu berbeda dar฀ yang la฀nnya yang mem฀l฀k฀ karakter฀st฀k tersebut. Hewan, sebaga฀ contoh, d฀klas฀f฀kas฀kan dalam vertebrata dan avertebrata. Selanjutnya, hewan vertebrata dapat d฀klas฀f฀kas฀kan dalam hewan yang mem฀l฀k฀ rambut dan t฀dak mem฀l฀k฀ rambut.

Sela฀n karakter฀st฀k yang telah k฀ta d฀skus฀kan, klas฀f฀kas฀ mult฀-t฀ngkat mem฀l฀k฀ c฀r฀-c฀r฀ ber฀kut ฀n฀:

1. Banyak t฀ngkat yang d฀has฀lkan bergantung pada cara seseorang mengamat฀ (kejel฀an k฀ta mengamat฀).

2. Manakala set฀ap benda d฀ kelompok asal menempat฀ kategor฀nya menurut c฀r฀ terun฀k, maka skema telah lengkap.

3. Deskr฀ps฀ yang un฀k untuk set฀ap benda dapat d฀peroleh dengan mendaftar seluruh karakter฀st฀k yang d฀m฀l฀k฀ benda.


(14)

(5) Mengukur

Mengukur adalah cara terkuant฀f฀kas฀kannya sebuah pengamatan. Keteramp฀lan yang d฀butuhkan t฀dak hanya ketepatan dalam mem฀l฀h dan menggunakan alat ukurnya, tetap฀ juga melakukan pengh฀tungan-pengh฀tungan menggunakan ฀strumen tersebut (Abruscato, 2010: 49). Pengukuran akan menambah ketepatan pada has฀l pengamatan, pengklas฀f฀kas฀an, dan pengkomun฀kas฀an. S฀swa dapat menggunakan alat-alat ukur standar, semacam penggar฀s, neraca, gelas ukur, kalkulator, dan stopwatch, ataupun menggunakan satuan-satuan yang t฀dak standar, m฀salnya kelereng, penjep฀t kertas, dan semacamnya untuk mengukur jarak (Mart฀n et al, 2005: 19).

Keteramp฀lan yang d฀kembangkan dengan ba฀k dalam mengukur sangat esens฀al untuk mengamb฀l data kuant฀tat฀f melalu฀ pengamatan, pemband฀ngan, dan mengklas฀f฀kas฀ segala sesuatu d฀ sek฀tar, dan mengkomun฀kas฀kan dengan efekt฀f kepada orang la฀n. Perubahan dalam s฀stem metr฀k seharusnya t฀dak menjad฀ sebuah persoalan tetap฀ hendaknya d฀pandang sebaga฀ suatu jalan keluar untuk berbaga฀ persoalan. S฀stem metr฀k member฀ k฀ta kemudahan untuk mempelajar฀ satuan yang b฀sa k฀ta gunakan dalam keh฀dupan sehar฀-har฀, perkal฀an dan pembag฀an merupakan operas฀ yang relat฀f mudah selama s฀stem metr฀k berada dalam bas฀s sepuluh. S฀stem metr฀k juga member฀kan keseragaman dengan negara yang la฀n seh฀ngga memudahkan k฀ta melakukan perdagangan dan berkmun฀kas฀.

Nama resm฀ dar฀ s฀stem metr฀k adalah Systeme ฀nternationale d’Unites (฀nternational system of units), dan leb฀h d฀kenal dengan nama S฀. Ist฀lah metr฀k berasal dar฀ satuan pokok yang d฀gunakan untuk mengukur panjang, yakn฀ meter.

(6) Mengkomunikasikan

Mart฀n et al (2005: 18) menuturkan bahwa s฀swa mengekspres฀kan p฀k฀rannya melalu฀ berbaga฀ cara seh฀ngga orang la฀n dapat memaham฀nya. Bahasa yang d฀gunakan anak dapat berubah bahasa percakapan, tul฀san, maupun s฀mbol-s฀mbol. Mart฀n et al (2005: 18–19) juga mengemukakan, “Development of useful communication skills is to ask children to define words and terms operationally, to describes objects and events as thye are perceived, and to record information and make data tables, graphs, and models to show what they found.” Sela฀n ฀tu, menurut Abruscato & DeRosa (2010: 50), s฀swa juga menggunakan peta, graf฀k, persamaan matemat฀ka, dan alat peraga la฀nya untuk berkomun฀kas฀.


(15)

Komun฀kas฀ yang efekt฀f adalah komun฀kas฀ yang jelas, akurat, dan t฀dak amb฀gu dan menggunakan keteramp฀lan yang perlu d฀kembangkan dan d฀prakt฀kkan. Sebaga฀ seorang guru, k฀ta berusaha untuk member฀kan pengaruh pos฀t฀f melalu฀ kata-kata yang d฀tul฀s atau d฀ucapkan. K฀ta semua ฀ng฀n mengekspres฀kan gagasan, perasaan, dan kebutuhan k฀ta kepada orang la฀n. K฀ta juga telah belajar lewat keh฀dupan k฀ta bahwa komun฀kas฀ merupakan perangkat yang sangat mendasar untuk memecahkan masalah (Rezba et al, 1995: 15).

Rezba et al (1995: 17) mengemukakan beberapa kata yang b฀sa d฀gunakan untuk mendeskr฀ps฀kan sesuatu

D฀bau harum, busuk, berasap, tawar, sepert฀ rempah-rempah/tajam/harum, pedas (tajam), tajam/menyengat, beraroma lemon, berm฀nyak, semriwing (berbau m฀nt), berjamur, beraroma kayu

D฀cekap man฀s, asam, pah฀t, pedas, tawar

D฀raba kasar, halus, berpas฀r, berbulu, d฀ng฀n, panas, hangat, tajam, berm฀nyak, berl฀l฀n, lengket, basah, ker฀ng, l฀nc฀n

D฀dengar keras, t฀ngg฀, rendah, lemah, berder฀ng, (suara) robek, (suara) kayu patah, (suara kaca) pecah

L฀hat warna, bentuk, cerah, gelap, berawan, berbu฀h, mengk฀lap, kusam

Saat s฀swa menggambarkan suatu benda kepada seseorang, maksud s฀swa akan leb฀h mudah d฀tangkap j฀ka anda berkomun฀kas฀ secara efekt฀f. S฀swa b฀sa berkomun฀kas฀ dengan efekt฀f j฀ka: a. hanya menggambarkan apa yang d฀amat฀ (l฀hat, bau฀, dengar, dan rasakan) dan bukan has฀l

฀nferens฀ dar฀ sebuah benda atau per฀st฀wa,

b. member฀kan gambaran atas sesuatu yang d฀amat฀ dengan bahasa yang jelas, akurat, dan t฀dak amb฀gu,

c. mengkomun฀kas฀kan ฀nformas฀ secara akurat menggunakan sebanyak mungk฀n has฀l pengamatan kual฀tat฀f yang mengka฀tkan benda dengan keadaan d฀ sek฀tarnya,

d. mempert฀mbangan sudut pandang (culture, bahasa asal, dsb) dan pengalaman yang pernah d฀alam฀ oleh orang yang d฀ajak b฀cara, dan


(16)

e. guru menyed฀akan cara untuk memperoleh umpan bal฀k dar฀ orang yang d฀ajak berkomun฀kas฀ untuk menentukan keefekt฀fan komun฀kas฀ s฀swa yang mengajak berkomun฀kas฀ (Rezba, 1995: 17).

b. Kecakapan proses penyelidikan yang digunakan untuk menciptakan sebuah model eksplanatori

1) Menginferensi

Meng฀nferens฀ adalah menggunakan log฀ka untuk membuat asums฀-asums฀ dar฀ apa yang k฀ta amat฀ dan tanyakan. Kemampuan s฀swa dalam membedakan antara mengobservas฀ dan meng฀nferens฀ merupakan hal yang amat pent฀ng dan mendasar (Abruscato, 2010: 50).

Hackett et al . (2008: 13) mengatakan bahwa, “฀nfer, form an idea or opinion from facts or observations”. Sedangkan Rezba (1995: 70–71) menuturkan, manakala sebuah observas฀ adalah sebuah pengalaman yang d฀peroleh melalu฀ satu atau leb฀h ฀ndera, maka ฀nferens฀ adalah sebuah penjelasan atau interpretasi atas sebuah observasi. Anggap, sebaga฀ contoh, seseorang memperhat฀kan jendela rumah tetangganya dan mel฀hat dua orang membawa sebuah telev฀s฀ keluar dar฀ rumahnya. Per฀st฀wa yang sedang terjad฀ adalah seseorang mengamat฀ orang mengangkat telev฀s฀. Pengamat mungk฀n terkejut dan mencoba menjelaskan mengapa orang tersebut mengangkat telev฀s฀. Akan terdapat beberapa alasan mengapa ada orang mengangkat telev฀s฀ keluar rumah, m฀salnya:

฀ Seseorang membel฀ telev฀s฀ tetangganya send฀r฀ dan mengangkutnya menuju rumahnya. ฀ Telev฀s฀ tersebut d฀jemput tukang serv฀s telev฀s฀ untuk d฀perba฀k฀.

฀ Pem฀l฀k telev฀s฀ ฀ng฀n membel฀ telev฀s฀ yang baru dengan cara tukar-tambah. ฀ Telev฀s฀nya rusak dan akan d฀buang.

฀ Telev฀s฀nya d฀cur฀.

Mungk฀n pengamat mem฀k฀rkan beberapa penjelasan yang la฀n. Set฀ap pernyataan yang d฀gunakan untuk menjelaskan secara log฀s sebuah per฀st฀wa yang terobservas฀ d฀sebut dengan inferensi.


(17)

K฀ta menggunakan pengalaman-pengalaman yang telah berlalu untuk membangun model mental atas baga฀mana dun฀a ฀n฀ bekerja. Pengalaman-pengalaman baru akan menjad฀ masuk akal ket฀ka k฀ta menghubungkannya dengan pengalaman yang sudah k฀ta punya.

Meng฀nferens฀ berart฀ membuat hubungan antara apa yang d฀observas฀ secara langsung dan apa yang sudah d฀ketahu฀. Peta d฀ bawah akan memudahkan anda memaham฀ proses ฀nferens฀.

Inferens฀ adalah pernyataan yang berdasarkan bukt฀ dan mengandung penjelasan atas kumpulan pengalaman. Oleh karena ฀tu, set฀ap ฀nferens฀ harus d฀dasarkan atas observas฀.

Inferens฀ bukanlah tebakan (guess) karena tebakan adalah sebuah op฀n฀ yang d฀bentuk dar฀ sed฀k฀t atau bahkan tanpa bukt฀. Ber฀kut ฀n฀ adalah contoh pengamatan yang d฀฀kut฀ oleh pernyataan ฀nferens฀:

a. Terdapat t฀t฀k d฀ halaman depan rumahku yang t฀dak d฀tumbuh฀ rumput. Seseorang mungk฀n menumpahkan zat beracun d฀ sana.

b. Halaman buku ฀n฀ berwarna b฀ru. Saya menduga bahwa ฀n฀ buku tua atau memang sengaja menggunakan warna kun฀ng agar nampak tua.

c. Melalu฀ jendela saya mel฀hat benderanya berk฀bar-k฀bar. D฀ luar ang฀nnya past฀ kencang. d. B฀ntang ฀tu leb฀h terang dar฀pada yang la฀n. Saya menduga bahwa b฀ntang ฀tu leb฀h dekat ke

Bum฀ dar฀pada b฀ntang yang la฀n.

MENGINFERENSI

Apa yang telah d฀ketahu฀ melalu฀ pengalaman yang telah lalu

Segala hal yang teramat฀ langsung melalu฀ ฀ndera

Gambar 8.


(18)

Saat meng฀nferens฀, akan sangat membantu j฀ka s฀swa meng฀kut฀ langkah-langkah d฀ bawah ฀n฀:

a. M฀nta s฀swa melakukan sebanyak mungk฀n pengamatan pada benda atau per฀st฀wa.

b. S฀swa d฀m฀nta untuk meng฀ngat kembal฀ pengalaman yang dm฀l฀k฀ dan relevan sebanyak mungk฀n untuk d฀฀ntegras฀kan dengan benda dan per฀st฀wa yang mereka amat฀.

c. M฀nta s฀swa untuk menyatakan set฀ap ฀nferens฀ dalam kal฀mat yang membedakan dengan jen฀s pernyataan yang la฀n (pengamatan atau pred฀ks฀):

”Dar฀ apa yang saya amat฀, saya menduga bahwa ... ” ”Dar฀ pengamatan tersebut dapat d฀duga bahwa ... ”

”Bukt฀ yang d฀peroleh menunjukan bahwa ... mungk฀n telah terjad฀.” ”Apa yang saya observas฀ mungk฀n terjad฀ karena ... ”

Ser฀ngkal฀, setelah membuat ฀nferens฀ dar฀ sekumpulan pengamatan, ฀nformas฀ baru muncul yang b฀sa membuat seseorang kembal฀ mem฀k฀rkan ฀nferens฀ yang telah d฀buat. Kadang-kadang tambahan pengamatan menguatkan ฀nferens฀ k฀ta. D฀ kal฀ yang la฀n, tambahan ฀nformas฀ menjad฀kan seseorang memod฀f฀kas฀ atau bahkan menolak ฀nferens฀ yang tad฀nya d฀p฀k฀r benar. Pengamatan baru akan mengarahkan anda untuk menyesua฀kan pola pengalaman untuk mengakomodas฀ ฀nformas฀ yang baru. Proses pengamatan dan ฀nferens฀ akan sepert฀ peta d฀ bawah ฀n฀:

MENGINFERENSI

Apa yang telah d฀ketahu฀ melalu฀ pengalaman yang telah lalu

Segala hal yang teramat฀ langsung melalu฀ ฀ndera

Gambar 9.


(19)

2) ฀erhipotesis

Sebuah penyel฀d฀kan atau eksper฀men b฀asanya berawal dar฀ sebuah masalah yang harus d฀pecahkan, sebuah pertanyaan yang harus d฀jawab, atau sebuah keputusan yang harus d฀buat. Dengan mengubah salah satu faktor dalam sebuah penyel฀d฀kan secara sengaja, maka has฀lnya faktor yang la฀n akan berubah. Sebelum penyel฀d฀kan dan eksper฀men d฀lakukan, sebuah h฀potes฀s ser฀ngkal฀ d฀nyatakan. H฀potes฀s adalah pred฀ks฀ tentang hubungan-hubungan antara var฀abel-var฀abel. H฀potes฀s menyed฀akan petunjuk ket฀ka penel฀t฀ hendak mengamb฀l data dalam penel฀t฀an (Rezba, 1995: 219–220).

Akt฀v฀tas d฀ bawah ฀n฀ b฀sa k฀ta amb฀l sebaga฀ contoh: Berapa cepat sebuah benda jatuh melewat฀ sebuah ca฀ran?

Selanjutnya, Rezba (1995: 220) bahwa untuk menentukan h฀potes฀s, maka seseorang harus meng฀dent฀f฀kas฀ var฀abel-var฀abel yang mempengaruh฀ laju benda yang jatuh. Pertama, t฀njau var฀abel-var฀abel yang berhubungan dengan benda, kemud฀an t฀njau var฀abel-var฀abel yang berhubungan dengan l฀ngkungan benda. M฀salnya, d฀coba juga benda-benda tersebut d฀jatuhkan d฀ dalam ca฀ran yang berbeda. Var฀abel-var฀abel ฀tu m฀salnya volume benda, bentuk benda, berat benda, dan kerapatan benda. Adapun var฀abel yang berhubungan dengan l฀ngkungan (ca฀rannya) m฀salnya suhu ca฀ran, jumlah ca฀ran, ukuran wadah, dan bentuk wadah.

J฀ka var฀abel yang relevan telah d฀tentukan, maka h฀potes฀s yang dapat d฀uj฀ (testable hypotheses) dapat d฀nyatakan. Ist฀lah ”h฀potes฀s yang dapat d฀uj฀” d฀gunakan karena ฀st฀lah ฀n฀ meng฀nd฀kas฀kan salah satu fungs฀ dar฀ sebuah h฀potes฀s. Sebuah h฀potes฀s harus mengarahkan penel฀t฀ pada desa฀n penyel฀d฀kan untuk menguj฀nya. Untuk membuat sebuah h฀potes฀s, seseorang harus menunjukkan tentang apa yang terjad฀ pada var฀abel ter฀kat j฀ka var฀abel bebas

Gambar 10.


(20)

d฀ubah. Pred฀ks฀ ฀n฀ dapat d฀dasarkan pada fakta, pendapat, hunch, atau sumber apapun yang d฀m฀l฀k฀. Sebaga฀ contoh, untuk membuat sebuah h฀potes฀s yang terka฀t dengan sebuah permasalahan, Apakah yang mempengaruhi kelajuan mobil? Seseorang dapat mem฀l฀h var฀abel ukuran ban untuk d฀tes. H฀potes฀s yang d฀kemukakan berdasarkan var฀abel tersebut adalah jika ukuran ban membesar, maka kelajuan mobil menurun.

2. Kecakapan proses penyelidikan yang digunakan untuk menciptakan sebuah model eksperimental

Eksper฀men yang ba฀k menggunakan kecakapan proses penyel฀d฀kan ber฀kut ฀n฀: 1) Memprediksikan

Pred฀ks฀ merupakan tebakan terba฀k tentang masa depan berdasarkan ฀nformas฀ yang d฀m฀l฀k฀. Pred฀ks฀ d฀dasarkan pada pengamatan, pengukuran, dan ฀nferens฀ tentang hubungan-hubungan antara var฀abel-var฀abel yang teramat฀. Sebuah pred฀ks฀ yang t฀dak berdasarkan pengamatan hanyalah sekedar dugaan saja. Pred฀ks฀ yang akurat d฀has฀lkan dar฀ pengamatan yang akurat dan dar฀ pengukuran yang benar (Abruscato, 2010: 51; Mart฀n et al, 2005: 19).

Menurut Rezba et al (1995: 89–93), pred฀ks฀ adalah sebuah ramalan atas apa yang akan teramat฀ pada masa datang. Kemampuan untuk membuat pred฀sks฀ tentang suatu benda atau per฀st฀wa membantu k฀ta untuk menentukan per฀laku yang sesua฀ pada l฀ngkungan k฀ta. Mempred฀ks฀ sangat terka฀t dengan mengamat฀, meng฀nferens฀, dan mengklas฀f฀kas฀; sebuah keterka฀tan yang menakjubkan –keteramp฀lan yang satu bergantung kepada keteramp฀lan yang la฀n. Pred฀ks฀ d฀lakukan berdasarkan pengamatan yang saksama dan ฀nferens฀ yang d฀has฀lkan dar฀ hubungan antara per฀st฀wa-per฀st฀wa yang teramat฀. Ingat bahwa ฀nferens฀ adalah penjelasan atau ฀nterpretas฀ atas pengamatan dan bahwa ฀nferens฀ d฀dukung oleh pengamatan. Klas฀f฀kas฀ d฀gunakan ket฀ka seseorang meng฀dent฀f฀kas฀ adanya kesamaan atau perbedaan atas sesuatu yang k฀ta amat฀ untuk menyaj฀kan susunan yang teratur atas kelompok benda atau pers฀st฀wa yang k฀ta amat฀. Keteraturan susunan atas benda dan per฀st฀wa membuat k฀ta mengenal pola dan mempred฀ks฀ dar฀ pola tersebut apa yang akan teramat฀ pada masa datang.

Anak-anak perlu belajar untuk menanyakan pertanyaan-pertanyaan ber฀kut ฀n฀: J฀ka hal ฀n฀ terjad฀, apa yang meng฀kut฀nya? Apa yang terjad฀ j฀ka aku melakukan ฀n฀? Sebaga฀ seorang guru,


(21)

anda harus sangat berhat฀-hat฀ atas jen฀s pred฀ks฀ yang terka฀t dengan per฀laku dan unjuk kerja (performance) s฀swa?

Def฀n฀s฀ s฀ngkat ber฀kut ฀n฀ akan membantu anda membedakan observas฀, ฀nferens฀, dan pred฀ks฀.

a) Informas฀ yang d฀peroleh melalu฀ ฀ndera: observasi b) Mengapa hal ฀tu terjad฀: inferensi

c) Apakah hal yang saya harapkan untuk teramat฀ pada masa depan: prediksi T฀ga pernyataan d฀ bawah ฀n฀ akan leb฀h menjelaskan perbedaan antara ket฀ganya:

a) Sek฀tar dua men฀t lag฀, gunung berap฀ ฀tu akan meletus. (In฀ adalah pred฀ks฀, karena merupakan ramalan atas apa yang akan teramat฀ pada masa datang).

b) Saya merasa bum฀ bergetar. (In฀ adalah observas฀, karena memperoleh ฀nformas฀ menggunakan ฀ndera).

c) Getaran ฀n฀ berasal dar฀ gunung berap฀. (In฀ adalah ฀nferens฀, karena sebaga฀ penjelasan atas observas฀).

Keteramp฀lan proses mengobservas฀, meng฀nferens฀, dan mempred฀ks฀ dapat d฀def฀n฀s฀kan secara jelas dan d฀bedakan satu dengan yang la฀nnya. Seseorang akan mel฀hat nant฀ bahwa ada sal฀ng kebergantungan antara proses-proses tersebut.

Seseorang memaham฀ dun฀a d฀ sek฀tar k฀ta dengan mengamat฀ segala per฀st฀wa yang terjad฀ lalu meng฀nterpretas฀ dan menjelaskannya. K฀ta ser฀ngkal฀ mendeteks฀ adanya pola-pola yang terjad฀ atas apa yang k฀ta amat฀. Ket฀ka k฀ta berp฀k฀r k฀ta dapat menjelaskan mengapa sesuatu bekerja sebaga฀mana mereka lakukan, k฀ta telah membangun sebuah model mental d฀ p฀k฀ran k฀ta yang untuk sementara waktu member฀kan keteraturan atas segala sesuatu yang k฀ta amat฀. Ser฀ngkal฀ k฀ta menggunakan model mental ฀n฀ untuk mempred฀ks฀ apa yang terjad฀ d฀ masa yang akan datang. Ber฀kut ฀n฀ adalah contoh pred฀ks฀:

a. Har฀ ฀n฀ hujan dan saya mel฀hat matahar฀ mula฀ keluar. Mungk฀n pelang฀ akan nampak. b. Ket฀ka aku menekan tombol saklar, lampu akan menyala.


(22)

c. Magnet yang lemah ฀n฀ dapat mengangkat l฀ma buah kl฀p kertas; saya mempred฀ks฀ bahwa magnet yang kuat dapat mengangkat leb฀h banyak kertas.

Peta yang menunjukkan proses pred฀ks฀ adalah sebaga฀ ber฀kut:

Pred฀ks฀ adalah pernyataan berargumen yang d฀dasarkan t฀dak hanya pada apa yang k฀ta amat฀, tetap฀ juga d฀dasarkan atas model mental yang k฀ta bangun untuk menjelaskan apa yang k฀ta amat฀. Pred฀ks฀ t฀dak hanya tebakan secara l฀ar karena tebakan ser฀ng d฀dasarkan atas bukt฀ yang lemah, bahkan tanpa adanya bukt฀. Agar penggunaan keteramp฀lan proses mengamat฀, meng฀nferens฀, dan mempred฀ks฀ menjad฀ benar, anda membutuhkan kemampuan untuk membedakan ket฀ga keteramp฀lan proses tersebut.

Pada zaman dahulu, orang percaya bahwa bum฀ berbetuk datar. Bum฀ terl฀hat datar. Orang mempred฀ks฀ bahwa j฀ka pelaut berlayar cukup jauh, kapal mereka akan jatuh dar฀ bum฀. Beberapa orang mem฀l฀k฀ kepercayaan d฀r฀ terhadap pred฀ks฀ tersebut. Selanjutnya, ket฀ka pelaut menguj฀ pred฀ks฀ tersebut, mereka menemukan lewat pengamatan bahwa kapal mereka TIDAK jatuh dar฀ bum฀. Pengamatan yang baru menyebabkan orang mengubah ฀nferens฀ mereka tentang baga฀mana bum฀ d฀bentuk dan pred฀ks฀ mereka tentang jatuhnya kapal dar฀ bum฀.

Menguj฀ pred฀ks฀ yang k฀ta buat mengarahkan k฀ta agar leb฀h saksama dalam melakukan pengamatan yang akan mendukung atau malah menghancurkan pred฀ks฀ k฀ta. Ket฀ka pengamatan baru kons฀sten dengan pola pengamatan yang telah k฀ta pred฀ks฀, maka k฀ta akan leb฀h yak฀n

MEMPREDIKSI

Mengamat฀ Meng฀nferens฀

Gambar 11.

Peta untuk keteramp฀lan proses mempred฀ks฀ yang d฀ka฀tkan dengan mengamat฀ dengan meng฀nferens฀.


(23)

dengan pred฀ks฀ yang k฀ta buat. Namun, ket฀ka pengamatan yang baru t฀dak mendukung pred฀ks฀ awal, k฀ta dapat menolaknya dan menelaah kembal฀ pengamatan k฀ta. Pengamatan yang baru (new observation) menuntun k฀ta pada ฀nferens฀ yang baru dan pred฀ks฀ yang baru. Dengan dem฀k฀an, peta keteramp฀lan proses k฀ta akan berbentuk sepert฀ ber฀kut ฀n฀:

Manakala data baru (observas฀) d฀kumpulkan, teor฀-teor฀ (฀nferens฀) d฀usulkan untuk menjelaskan apa yang telah d฀observas฀ dan mempred฀ks฀ apa yang belum d฀observas฀. Pada kenyataannya, sebuah teor฀ akan d฀ter฀ma setelah melewat฀ t฀ga uj฀an:

a. Dapat menjelaskan apa yang telah d฀observas฀. b. Dapat mempred฀ks฀ apa yang belum d฀observas฀.

c. Dapat d฀uj฀ dengan pengamatan yang leb฀h saksama dan dapat d฀mod฀f฀kas฀ dengan d฀temukannya data baru.

Mengamat฀, meng฀nferens฀, dan mempred฀ks฀ adalah keteramp฀lan berp฀k฀r yang sal฀ng terka฀t. K฀ta menggunakan keteramp฀lan ฀n฀ untuk memaham฀ dun฀a k฀ta. Gagasan-gagasan k฀ta tentang baga฀mana sesuatu bekerja seharusnya selalu d฀t฀njauh ulang dan mem฀l฀k฀ kemungk฀nan untuk d฀rev฀s฀. Sa฀ns seharusnya d฀pandang sebaga฀ sesuatu yang tentat฀f; selalu berubah se฀r฀ng dengan adanya d฀has฀lkannya pengamatan-pengamatan baru yang berasal dar฀ penguj฀an pred฀ks฀ k฀ta.

2) Mengidentifikasi variabel

MEMPREDIKSI

Mengamat฀ Meng฀nferens฀

Gambar 12.

Peta untuk keteramp฀lan proses mempred฀ks฀ yag d฀ka฀tkan dengan mengamat฀ dengan meng฀nferens฀ yang terkoreks฀.


(24)

Var฀abel adalah c฀rr฀ dar฀ sebuah benda atau per฀st฀wa yang b฀sa berubah dan mem฀l฀k฀ jumlah yang berbeda-beda (Car฀n, 1993: 14). Sedangkan Abruscato (2010: 51) mendef฀n฀s฀kan var฀abel sebaga฀ seluruh faktor yang dapat membuat perubahan dalam sebuah penyel฀d฀kan. T฀ngg฀ dan berat seorang anak dalam masa pertumbuhan, waktu sebuah l฀l฀n dapat menyala ket฀ka d฀tutup dengan gelas, dan volume a฀r hujan set฀ap har฀ merupakan contoh var฀abel (Car฀n, 1993: 14).

Menurut Abruscato (2010: 51), desa฀n eksper฀men mengandung sebuah var฀abel bebas (independent variable), sebuah var฀abel ter฀kat (dependent variable), danbeberapa var฀abel control (controlled variable).

(a) Var฀abel bebas

Var฀abel bebas adalah var฀abel yang akan d฀uj฀. Var฀abel ฀n฀ merupakan var฀abel yang d฀man฀pulas฀ atau d฀ubah oleh orang yang melakukan eksper฀men. Sebaga฀ contoh, j฀ka seseorang ฀ng฀n menyel฀d฀k฀ ketertar฀kan kupu-kupu terhadap bunga berwarna kun฀ng maka warna bunga adalah var฀abel bebas.

(b) Var฀abel ter฀kat

Var฀abel ter฀kat adalah perubahan yang d฀ukur. Perubahan var฀abel ฀n฀ tergantung pada var฀abel bebas. Sebaga฀ contoh dalam penyel฀d฀kan tentang ketertar฀kan kupu-kupu terhadap warna bunga, maka var฀abel bebasnya adalah jumlah kupu-kupu yang h฀nggap d฀ bunga warna kun฀ng.

(c) Var฀abel kontrol

Sebuah eksper฀men yang ba฀k adalah hanya mengukur pengaruh dar฀ sebuah var฀abel. Oleh karena ฀tu, var฀abel yang berubah hanyalah var฀abel bebas dan var฀abel ter฀kat. Faktor-faktor la฀n dapat berubah harus d฀jaga agar tetap t฀dak berubah atau dikontrol. Dalam eksper฀men tentang ketertar฀kan kupu-kupu terhadap bunga berwarna kun฀ng, yang menjad฀ var฀abel kontrol adalah jen฀s kupu-kupu yang sama dan bunga dengan jen฀s yang sama d฀letakkan dalam kond฀s฀, pencahayaan, dan suhu yang sama.

Meng฀nterpretas฀kan/menafs฀rkan data Proses meng฀nterpretas฀kan data mel฀batkan pembuatan pred฀ks฀, kes฀mpulan, dan h฀potes฀s dar฀ data yang d฀kumpulkan dalam sebuah ฀nvest฀gas฀. K฀ta selalu meng฀nterpretas฀kan data ket฀ka membaca peta, menonton ber฀ta d฀ telev฀s฀ dan mel฀hat


(25)

foto-foto d฀ surat kabar dan majalah. Para s฀swa seba฀knya mempunya฀ pengalaman mengamat฀, mengklas฀f฀kas฀, dan mengukur sebelum proses peng฀nterpretas฀an data d฀mula฀.

Mendef฀n฀s฀kan secara operas฀onal Selama penyel฀d฀kan, d฀lakukanlah pengukuran terhadap var฀abel-var฀abel. Namun, sebelum melakukan pengukuran, penel฀t฀ harus memutuskan baga฀mana mengukur set฀ap var฀abel.

Dengan menspes฀f฀kas฀ prosedur yang d฀gunakan untuk mengukur var฀abel, maka seseorang telah def฀n฀s฀ operas฀onal. Mendef฀n฀s฀kan var฀abel secara operas฀onal maknanya menentukan cara untuk mengukur var฀abel tersebut. Dengan dem฀k฀an, sebuah def฀ns฀ operas฀onal menyatakan apa yang d฀amat฀ dan baga฀mana mengukurnya.

Penel฀t฀ yang berbeda dapat menggunakan def฀n฀s฀ operas฀onal yang berbeda untuk var฀abel yang sama. Sebaga฀ contoh, anggap sebuah penyel฀d฀kan d฀lakukan untuk menguj฀ pengaruh v฀tam฀n E pada ketahanan tubuh seseorang. Var฀abel ”ketahanan tubuh seseorang” dapat d฀fen฀s฀kan dengan berbaga฀ cara:

฀ lama seseorang dapat terjaga

฀ jarak yang dapat d฀tempu seseorang dengan berlar฀ tanpa hent฀


(1)

d฀ubah. Pred฀ks฀ ฀n฀ dapat d฀dasarkan pada fakta, pendapat, hunch, atau sumber apapun yang d฀m฀l฀k฀. Sebaga฀ contoh, untuk membuat sebuah h฀potes฀s yang terka฀t dengan sebuah permasalahan, Apakah yang mempengaruhi kelajuan mobil? Seseorang dapat mem฀l฀h var฀abel ukuran ban untuk d฀tes. H฀potes฀s yang d฀kemukakan berdasarkan var฀abel tersebut adalah jika ukuran ban membesar, maka kelajuan mobil menurun.

2. Kecakapan proses penyelidikan yang digunakan untuk menciptakan sebuah model eksperimental

Eksper฀men yang ba฀k menggunakan kecakapan proses penyel฀d฀kan ber฀kut ฀n฀:

1) Memprediksikan

Pred฀ks฀ merupakan tebakan terba฀k tentang masa depan berdasarkan ฀nformas฀ yang d฀m฀l฀k฀. Pred฀ks฀ d฀dasarkan pada pengamatan, pengukuran, dan ฀nferens฀ tentang hubungan-hubungan antara var฀abel-var฀abel yang teramat฀. Sebuah pred฀ks฀ yang t฀dak berdasarkan pengamatan hanyalah sekedar dugaan saja. Pred฀ks฀ yang akurat d฀has฀lkan dar฀ pengamatan yang akurat dan dar฀ pengukuran yang benar (Abruscato, 2010: 51; Mart฀n et al, 2005: 19).

Menurut Rezba et al (1995: 89–93), pred฀ks฀ adalah sebuah ramalan atas apa yang akan teramat฀ pada masa datang. Kemampuan untuk membuat pred฀sks฀ tentang suatu benda atau per฀st฀wa membantu k฀ta untuk menentukan per฀laku yang sesua฀ pada l฀ngkungan k฀ta. Mempred฀ks฀ sangat terka฀t dengan mengamat฀, meng฀nferens฀, dan mengklas฀f฀kas฀; sebuah keterka฀tan yang menakjubkan –keteramp฀lan yang satu bergantung kepada keteramp฀lan yang la฀n. Pred฀ks฀ d฀lakukan berdasarkan pengamatan yang saksama dan ฀nferens฀ yang d฀has฀lkan dar฀ hubungan antara per฀st฀wa-per฀st฀wa yang teramat฀. Ingat bahwa ฀nferens฀ adalah penjelasan atau ฀nterpretas฀ atas pengamatan dan bahwa ฀nferens฀ d฀dukung oleh pengamatan. Klas฀f฀kas฀ d฀gunakan ket฀ka seseorang meng฀dent฀f฀kas฀ adanya kesamaan atau perbedaan atas sesuatu yang k฀ta amat฀ untuk menyaj฀kan susunan yang teratur atas kelompok benda atau pers฀st฀wa yang k฀ta amat฀. Keteraturan susunan atas benda dan per฀st฀wa membuat k฀ta mengenal pola dan mempred฀ks฀ dar฀ pola tersebut apa yang akan teramat฀ pada masa datang.

Anak-anak perlu belajar untuk menanyakan pertanyaan-pertanyaan ber฀kut ฀n฀: J฀ka hal ฀n฀ terjad฀, apa yang meng฀kut฀nya? Apa yang terjad฀ j฀ka aku melakukan ฀n฀? Sebaga฀ seorang guru,


(2)

anda harus sangat berhat฀-hat฀ atas jen฀s pred฀ks฀ yang terka฀t dengan per฀laku dan unjuk kerja (performance) s฀swa?

Def฀n฀s฀ s฀ngkat ber฀kut ฀n฀ akan membantu anda membedakan observas฀, ฀nferens฀, dan pred฀ks฀.

a) Informas฀ yang d฀peroleh melalu฀ ฀ndera: observasi b) Mengapa hal ฀tu terjad฀: inferensi

c) Apakah hal yang saya harapkan untuk teramat฀ pada masa depan: prediksi T฀ga pernyataan d฀ bawah ฀n฀ akan leb฀h menjelaskan perbedaan antara ket฀ganya:

a) Sek฀tar dua men฀t lag฀, gunung berap฀ ฀tu akan meletus. (In฀ adalah pred฀ks฀, karena merupakan ramalan atas apa yang akan teramat฀ pada masa datang).

b) Saya merasa bum฀ bergetar. (In฀ adalah observas฀, karena memperoleh ฀nformas฀ menggunakan ฀ndera).

c) Getaran ฀n฀ berasal dar฀ gunung berap฀. (In฀ adalah ฀nferens฀, karena sebaga฀ penjelasan atas observas฀).

Keteramp฀lan proses mengobservas฀, meng฀nferens฀, dan mempred฀ks฀ dapat d฀def฀n฀s฀kan secara jelas dan d฀bedakan satu dengan yang la฀nnya. Seseorang akan mel฀hat nant฀ bahwa ada sal฀ng kebergantungan antara proses-proses tersebut.

Seseorang memaham฀ dun฀a d฀ sek฀tar k฀ta dengan mengamat฀ segala per฀st฀wa yang terjad฀ lalu meng฀nterpretas฀ dan menjelaskannya. K฀ta ser฀ngkal฀ mendeteks฀ adanya pola-pola yang terjad฀ atas apa yang k฀ta amat฀. Ket฀ka k฀ta berp฀k฀r k฀ta dapat menjelaskan mengapa sesuatu bekerja sebaga฀mana mereka lakukan, k฀ta telah membangun sebuah model mental d฀ p฀k฀ran k฀ta yang untuk sementara waktu member฀kan keteraturan atas segala sesuatu yang k฀ta amat฀. Ser฀ngkal฀ k฀ta menggunakan model mental ฀n฀ untuk mempred฀ks฀ apa yang terjad฀ d฀ masa yang akan datang. Ber฀kut ฀n฀ adalah contoh pred฀ks฀:

a. Har฀ ฀n฀ hujan dan saya mel฀hat matahar฀ mula฀ keluar. Mungk฀n pelang฀ akan nampak. b. Ket฀ka aku menekan tombol saklar, lampu akan menyala.


(3)

c. Magnet yang lemah ฀n฀ dapat mengangkat l฀ma buah kl฀p kertas; saya mempred฀ks฀ bahwa magnet yang kuat dapat mengangkat leb฀h banyak kertas.

Peta yang menunjukkan proses pred฀ks฀ adalah sebaga฀ ber฀kut:

Pred฀ks฀ adalah pernyataan berargumen yang d฀dasarkan t฀dak hanya pada apa yang k฀ta amat฀, tetap฀ juga d฀dasarkan atas model mental yang k฀ta bangun untuk menjelaskan apa yang k฀ta amat฀. Pred฀ks฀ t฀dak hanya tebakan secara l฀ar karena tebakan ser฀ng d฀dasarkan atas bukt฀ yang lemah, bahkan tanpa adanya bukt฀. Agar penggunaan keteramp฀lan proses mengamat฀, meng฀nferens฀, dan mempred฀ks฀ menjad฀ benar, anda membutuhkan kemampuan untuk membedakan ket฀ga keteramp฀lan proses tersebut.

Pada zaman dahulu, orang percaya bahwa bum฀ berbetuk datar. Bum฀ terl฀hat datar. Orang mempred฀ks฀ bahwa j฀ka pelaut berlayar cukup jauh, kapal mereka akan jatuh dar฀ bum฀. Beberapa orang mem฀l฀k฀ kepercayaan d฀r฀ terhadap pred฀ks฀ tersebut. Selanjutnya, ket฀ka pelaut menguj฀ pred฀ks฀ tersebut, mereka menemukan lewat pengamatan bahwa kapal mereka TIDAK jatuh dar฀ bum฀. Pengamatan yang baru menyebabkan orang mengubah ฀nferens฀ mereka tentang baga฀mana bum฀ d฀bentuk dan pred฀ks฀ mereka tentang jatuhnya kapal dar฀ bum฀.

Menguj฀ pred฀ks฀ yang k฀ta buat mengarahkan k฀ta agar leb฀h saksama dalam melakukan pengamatan yang akan mendukung atau malah menghancurkan pred฀ks฀ k฀ta. Ket฀ka pengamatan baru kons฀sten dengan pola pengamatan yang telah k฀ta pred฀ks฀, maka k฀ta akan leb฀h yak฀n

MEMPREDIKSI

Mengamat฀ Meng฀nferens฀

Gambar 11.

Peta untuk keteramp฀lan proses mempred฀ks฀ yang d฀ka฀tkan dengan mengamat฀ dengan meng฀nferens฀.


(4)

dengan pred฀ks฀ yang k฀ta buat. Namun, ket฀ka pengamatan yang baru t฀dak mendukung pred฀ks฀ awal, k฀ta dapat menolaknya dan menelaah kembal฀ pengamatan k฀ta. Pengamatan yang baru (new observation) menuntun k฀ta pada ฀nferens฀ yang baru dan pred฀ks฀ yang baru. Dengan dem฀k฀an, peta keteramp฀lan proses k฀ta akan berbentuk sepert฀ ber฀kut ฀n฀:

Manakala data baru (observas฀) d฀kumpulkan, teor฀-teor฀ (฀nferens฀) d฀usulkan untuk menjelaskan apa yang telah d฀observas฀ dan mempred฀ks฀ apa yang belum d฀observas฀. Pada kenyataannya, sebuah teor฀ akan d฀ter฀ma setelah melewat฀ t฀ga uj฀an:

a. Dapat menjelaskan apa yang telah d฀observas฀. b. Dapat mempred฀ks฀ apa yang belum d฀observas฀.

c. Dapat d฀uj฀ dengan pengamatan yang leb฀h saksama dan dapat d฀mod฀f฀kas฀ dengan d฀temukannya data baru.

Mengamat฀, meng฀nferens฀, dan mempred฀ks฀ adalah keteramp฀lan berp฀k฀r yang sal฀ng terka฀t. K฀ta menggunakan keteramp฀lan ฀n฀ untuk memaham฀ dun฀a k฀ta. Gagasan-gagasan k฀ta tentang baga฀mana sesuatu bekerja seharusnya selalu d฀t฀njauh ulang dan mem฀l฀k฀ kemungk฀nan untuk d฀rev฀s฀. Sa฀ns seharusnya d฀pandang sebaga฀ sesuatu yang tentat฀f; selalu berubah se฀r฀ng dengan adanya d฀has฀lkannya pengamatan-pengamatan baru yang berasal dar฀ penguj฀an pred฀ks฀ k฀ta.

2) Mengidentifikasi variabel

MEMPREDIKSI

Mengamat฀ Meng฀nferens฀

Gambar 12.

Peta untuk keteramp฀lan proses mempred฀ks฀ yag d฀ka฀tkan dengan mengamat฀ dengan meng฀nferens฀ yang terkoreks฀.


(5)

Var฀abel adalah c฀rr฀ dar฀ sebuah benda atau per฀st฀wa yang b฀sa berubah dan mem฀l฀k฀ jumlah yang berbeda-beda (Car฀n, 1993: 14). Sedangkan Abruscato (2010: 51) mendef฀n฀s฀kan var฀abel sebaga฀ seluruh faktor yang dapat membuat perubahan dalam sebuah penyel฀d฀kan. T฀ngg฀ dan berat seorang anak dalam masa pertumbuhan, waktu sebuah l฀l฀n dapat menyala ket฀ka d฀tutup dengan gelas, dan volume a฀r hujan set฀ap har฀ merupakan contoh var฀abel (Car฀n, 1993: 14).

Menurut Abruscato (2010: 51), desa฀n eksper฀men mengandung sebuah var฀abel bebas (independent variable), sebuah var฀abel ter฀kat (dependent variable), danbeberapa var฀abel control (controlled variable).

(a) Var฀abel bebas

Var฀abel bebas adalah var฀abel yang akan d฀uj฀. Var฀abel ฀n฀ merupakan var฀abel yang d฀man฀pulas฀ atau d฀ubah oleh orang yang melakukan eksper฀men. Sebaga฀ contoh, j฀ka seseorang ฀ng฀n menyel฀d฀k฀ ketertar฀kan kupu-kupu terhadap bunga berwarna kun฀ng maka warna bunga adalah var฀abel bebas.

(b) Var฀abel ter฀kat

Var฀abel ter฀kat adalah perubahan yang d฀ukur. Perubahan var฀abel ฀n฀ tergantung pada var฀abel bebas. Sebaga฀ contoh dalam penyel฀d฀kan tentang ketertar฀kan kupu-kupu terhadap warna bunga, maka var฀abel bebasnya adalah jumlah kupu-kupu yang h฀nggap d฀ bunga warna kun฀ng.

(c) Var฀abel kontrol

Sebuah eksper฀men yang ba฀k adalah hanya mengukur pengaruh dar฀ sebuah var฀abel. Oleh karena ฀tu, var฀abel yang berubah hanyalah var฀abel bebas dan var฀abel ter฀kat. Faktor-faktor la฀n dapat berubah harus d฀jaga agar tetap t฀dak berubah atau dikontrol. Dalam eksper฀men tentang ketertar฀kan kupu-kupu terhadap bunga berwarna kun฀ng, yang menjad฀ var฀abel kontrol adalah jen฀s kupu-kupu yang sama dan bunga dengan jen฀s yang sama d฀letakkan dalam kond฀s฀, pencahayaan, dan suhu yang sama.

Meng฀nterpretas฀kan/menafs฀rkan data Proses meng฀nterpretas฀kan data mel฀batkan pembuatan pred฀ks฀, kes฀mpulan, dan h฀potes฀s dar฀ data yang d฀kumpulkan dalam sebuah ฀nvest฀gas฀. K฀ta selalu meng฀nterpretas฀kan data ket฀ka membaca peta, menonton ber฀ta d฀ telev฀s฀ dan mel฀hat


(6)

foto-foto d฀ surat kabar dan majalah. Para s฀swa seba฀knya mempunya฀ pengalaman mengamat฀, mengklas฀f฀kas฀, dan mengukur sebelum proses peng฀nterpretas฀an data d฀mula฀.

Mendef฀n฀s฀kan secara operas฀onal Selama penyel฀d฀kan, d฀lakukanlah pengukuran terhadap var฀abel-var฀abel. Namun, sebelum melakukan pengukuran, penel฀t฀ harus memutuskan baga฀mana mengukur set฀ap var฀abel.

Dengan menspes฀f฀kas฀ prosedur yang d฀gunakan untuk mengukur var฀abel, maka seseorang telah def฀n฀s฀ operas฀onal. Mendef฀n฀s฀kan var฀abel secara operas฀onal maknanya menentukan cara untuk mengukur var฀abel tersebut. Dengan dem฀k฀an, sebuah def฀ns฀ operas฀onal menyatakan apa yang d฀amat฀ dan baga฀mana mengukurnya.

Penel฀t฀ yang berbeda dapat menggunakan def฀n฀s฀ operas฀onal yang berbeda untuk var฀abel yang sama. Sebaga฀ contoh, anggap sebuah penyel฀d฀kan d฀lakukan untuk menguj฀ pengaruh v฀tam฀n E pada ketahanan tubuh seseorang. Var฀abel ”ketahanan tubuh seseorang” dapat d฀fen฀s฀kan dengan berbaga฀ cara:

฀ lama seseorang dapat terjaga

฀ jarak yang dapat d฀tempu seseorang dengan berlar฀ tanpa hent฀