Penerapan strategi DRTA (Directed Reading Thinking Activity) untuk meningkatkan kemampuan memahami isi cerita anak pada mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa Kelas III MINU Wedoro Waru Sidoarjo.

(1)

PENERAPAN STRATEGI DRTA (DIRECTED READING THINKING ACTIVITY)

UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMAHAMI ISI CERITA ANAK PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS III

MINU WEDORO WARU SIDOARJO

SKRIPSI Oleh:

LINDA YUDHA ISTIKA D97213115

PROGRAM STUDI PGMI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA APRIL 2017


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

ABSTRAK

Linda Yudha Istika, 2017. Penerapan Strategi DRTA (Directed Reading Thinking Activity) Untuk Meningkatkan Kemampuan Mamahami Isi Cerita Anak Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas III MINU Wedoro Waru Sidoarjo.

Kata kunci: Strategi DRTA (Directed Reading Thinking Activity), kemampuan memahami isi cerita anak, Mata pelajaran Bahasa Indonesia

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya kemampuan siswa dalam memahami isi cerita anak. Untuk itu peneliti mengambil tindakan pembelajaran dengan menerapkan strategi DRTA (Directed Reading Thinking Activity).

Tujuan dalam penelitian ini adalah: (1) Untuk mengetahui penerapan strategi DRTA (Directed Reading Thinking Activity) dalam meningkatkan kemampuan memahami isi cerita anak pada mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas III MINU Wedoro Waru Sidoarjo. (2) Untuk mengetahui peningkatan kemampuan memahami isi cerita anak pada mata pelajaran Bahasa Indonesia setelah menggunakan strategi DRTA (Directed Reading Thinking Activity) di kelas III MINU Wedoro Waru Sidoarjo.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode PTK (Penelitian Tindakan Kelas) dengan menggunakan model Kurt Lewin yang terdiri dari dua siklus, setiap siklusnya terdiri dari 4 tahapan yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas III MINU Wedoro dangan jumlah siswa 32. Teknik pengumpulan data terdiri dari wawancara, observasi, dokumentasi dan Tes.

Hasil penelitian ini dapat disimpulkan: (1) Penerapan strategi DRTA (Directed Reading Thinking Activity) dalam meningkatkan kemampuan memahami isi cerita anak dapat dilaksanakan dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari aktivitas guru dan siswa pada saa pembelajaran. Hasil observasi aktivitas guru pada siklus I yaitu 83 dan pada siklus II meningkat menjadi 93. Sedangkan observasi aktivitas siswa pada siklus I yaitu 72,5, sedangkan siklus II meningkat menjadi 90. (2) Peningkatan kemampuan memahami isi cerita anak setelah menggunakan strategi DRTA (Directed Reading Thinking Activity) pada mata pelajaran Bahasa Indonesia yaitu dilihat dari hasil rata-rata dan ketuntasan belajar siswa. Untuk siklus I rata-rata siswa memperoleh nilai 68,28 dan pada siklus II meningkat menjadi 77,51. Sedangkan ketuntasan belajar siswa juga mengalami peningkat pada siklus I memperoleh prosentase sebesar 65,62% (cukup) dan pada siklus II memperoleh prosentase sebesar 87% (sangat baik). Julah siswa di kelas III sebanyak 32 siswa. Untuk siswa yang tuntas pada siklus I sebanyak 21 siswa dan mengalami peningkatan pada siklus II menjadi 28 siswa.


(7)

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN MOTTO ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI ... vi

LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI ... vii

ABSTRAK ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR RUMUS ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang Masalah ... 1

B.Rumusan Masalah ... 8

C.Tindakan yang Dipilih ... 8

D.Tujuan Penelitian ... 9


(8)

F.Signifikasi Penelitian ... 11

BAB II KAJIAN TEORI ... 13

A.Strategi DRTA (Directed Reading Thinking Activity) ... 13

1.Pengertian DRTA (Directed Reading Thinking Activity) ... 13

2.Tujuan DRTA (Directed Reading Thinking Activity) ... 16

3.Tahapan Penggunaan Strategi DRTA ... 16

4.Kelebihan dan Kelemahan Strategi DRTA... 19

B.Memahami Isi Cerita Anak ... 20

1.Pengertian Pemahaman ... 20

2.Tingkatan-Tingkatan dalam Pemahaman ... 21

3.Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemahaman ... 22

4.Pengertian Cerita Anak ... 24

5.Ciri-ciri Cerita Anak ... 25

6.Batasan-batasan Tema pada Cerita ... 26

7.Unsur-unsur Cerita Anak ... 29

C.Mata Pelajaran Bahasa Indonesia ... 31

1. Pengertian Pembelajaran Bahasa Indonesia ... 32

2. Tujuan Mata Pelajaran Bahasa Indonesia ... 32

3. Ruang Lingkup Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD/MI . 33 4. Peningkatan Pemahaman dengan Strategi DRTA ... 34

BAB III METODE PENELITIAN ... 35

A. Metode Penelitian ... 35

B. Setting dan Subjek Penelitian ... 37

C.Variabel Penelitian... 37

D. Rencana Tindakan ... 38


(9)

F. Teknik Analisis Data ... 47

G. Indikator Kinerja ... 50

H. Tim Peneliti dan Tugasnya ... 51

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 52

A. Hasil Penelitaian ... 52

B. Pembahasan ... 95

BAB V PENUTUP ... 102

A.Kesimpulan ... 102

B.Saran ... 103

DAFTAR PUSTAKA ... 105

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... 106

RIWAYAT HIDUP ... 107


(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 : Kriteria ketuntasan hasil belajar siswa ... 49

Tabel 4.1 : Hasil pengamatan aktivitas guru siklus I ... 58

Tabel 4.2 : Hasil pengamatan aktivitas siswa siklus I ... 61

Tabel 4.3 : Hasil nilai siswa soal tes tulis ... 64

Tabel 4.4 : Hasil nilai siswa meringkas cerita ... 66

Tabel 4.5 : Hasil nilai akumulasi siklus I ... 68

Tabel 4.6 Kriteria tingkat ketuntasan hasil belajar... 70

Tabel 4.7 Hasil pengamatan aktivitas guru siklus II ... 80

Tabel 4.8 Hasil pengamatan aktivitas siswa siklus II ... 83

Tabel 4.9 Hasil nilai siswa soal tes tulis ... 86

Tabel 4.10 Hasil nilai siswa meringkas cerita ... 88

Tabel 4.11 Hasil nilai akumulasi siklus II ... 90

Tabel 4.12 Kriteria tingkat ketuntasan hasil belajar ... 92


(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 : Penelitian Tindakan Kelas (Model Kurt Lewin) ... 36 Gambar 4.9 : Perbandingan Hasil Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II……….101


(12)

DAFTAR RUMUS

Rumus 3.1 : Hasil prosentase aktivitas guru ... 47

Rumus 3.2 : Hasil prosentase aktivitas siswa ... 48

Rumus 3.3 : Hasil nilai meringkas cerita ... 48

Rumus 3.4 : Hasil nilai rata-rata siswa... 49


(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Surat Penelitian ... 109

Lampiran 2 :Pra Siklus ... 110

Lampiran 3 : Validasi dan RPP Siklus I... 111

Lampiran 4 :Validasi dan RPP Siklus II ... 112

Lampiran 5 : Hasil Pengamatan aktivitas Guru dan Siswa……….113

Lampiran 6 : Hasil Nilai Siklus I dan Siklus II ... 114

Lampiran 7: Instrumen Wawancara ... 115


(14)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pendidikan dasar merupakan momentum awal bagi anak untuk meningkatkan kemampuan dirinya. Dalam pendidikan dasar peran seorang guru sangatlah penting untuk dapat menanamkan kebiasaan baik bagi siswanya, bagaimana mereka dituntut memiliki kompetensi yang kemudian dapat meningkatkan kemampuan siswa. Salah satu keterampilan yang diharapkan dimiliki siswa dari sekolah dasar adalah keterampilan dalam berbahasa yang baik karena bahasa merupakan modal terpenting bagi manusia.1

Pada sekolah dasar inilah merupakan awal dari mereka mengenal pengetahuan yang lebih luas lagi, sehingga perlu adanya bimbingan dan pengarahan bagi siswa ketika melakukan proses belajar. Dalam proses pembelajaran di sekolah dasar juga terdapat berbagai macam pembelajaran, siswa akan mempelajari berbagai mata pelajaran seperti pelajaran matematika, ilmu pengetahuan alam,ilmu pengetahuan sosial, pendidikan kewarganegaraan, bahasa Indonesia dan lain sebagainya.

1

Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar, Cet.2 (Jakarta: KENCANA PRENADAMEDIA GROUP, 2014), hlm. 241.


(15)

2

Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam berkomunikasi dengan baik, baik secara lisan maupun dengan tulisan. Di samping itu, dengan pembelajaran bahasa Indonesia juga diharapkan dapat menumbuhkan apresiasi siswa terhadap hasil karya sastra Indonesia.2

Untuk mencapai kemampuan peserta didik dalam peningkatan pembelajaran bahasa Indonesia terutama dalam hal berkomunikasi perlu adanya guru yang memiliki kemampuan dalam mengajarkan bahasa Indonesia yang baik. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia siswa tidak hanya dituntut untuk bisa berkomunikasi secara lisan dan tulisan, akan tetapi dalam pelajaran bahasa Indonesia siswa diharapkan mampu menguasai beberapa keterampilan dalam berbahasa.

Belajar dan mengajar merupakan dua konsep yang tidak bisa dipisahkan dalam kegiatan pengajaran. Belajar mengacu pada apa yang dilakukan oleh individu (siswa), sedangkan mengajar mengacu kepada apa yang dilakukan oleh guru sebagai pemimpin dalam proses kegiatan belajar. Kedua kegiatan tersebut menjadi terpadu dalam suatu kegiatan manakala terjadi hubungan timbal balik (interaksi) antara guru dengan siswa pada saat pengajaran berlangsung.3 Terlebih lagi dalam proses

2

Zulela, Pembelajaran Bahasa Indonesia, (Bandung : PT REMAJA ROSDAKARYA 2012), hlm. 4.

3

Nana Sudjana, Cara Belajar Siswa Aktif dalam Proses Belajar Mengajar, cet.3 (Bandung : Sinar Baru Algensindo 1996), hlm. 8.


(16)

3

pembelajaran bahasa Indonesia perlu adanya strategi untuk memudahkan siswa dalam memahami setiap materi yang diajarkan oleh seorang guru, sehingga guru diharapkan mampu menguasai dan memahami berbagai strategi yang disesuaikan dengan kondisi dan materi yang akan dipelajari. Disitulah peran seorang guru sangatlah penting saat proses pembelajaran berlangsung, karena berhasil tidaknya pembelajaran itu terlihat dari proses kegiatan pembelajarannya.

Guru harus memiliki tingkat penyesuaian yang cocok dengan siswa, penyesuaian tersebut dirancang secara terpadu dengan tujuan belajar bahasa Indonesia. Salah satu tujuan program bahasa umumnya adalah mempersiapkan siswa untuk melakukan interaksi yang bermakna dengan bahasa yang alamiah, agar interaksi dapat bermakna bagi siswa, perlu di desaian secara mendalam program pembelajaran Bahasa Indonesia.4 Dalam proses pembelajaran, guru tidak hanya berperan sebagai model atau teladan bagi siswa yang diajarinya, tetapi juga sebagai pengelola pembelajaran (manager of learning). Dengan demikian, efektivitas proses pembelajaran terletak di pundak guru. Oleh karena itu, keberhasilan suatu proses pembelajaran sangat ditentukan oleh kualitas atau kemampuan guru.5

4

Suyatno, Teknik Pembelajaran Bahasa dan Sastra, (Surabaya : ISC 2004), hlm. 10. 5

Muhammad Rahman dkk, Strategi dan Desain Pengembangan Sistem Pembelajaran, (Jakarta: Prestasi Pustakarya 2013), hlm. 4.


(17)

4

Berdasarkan wawancara yang sudah peneliti lakukan dengan guru kelas III MINU Wedoro Waru Sidoarjo pada mata pelajaran bahasa Indonesia, semua siswa dikelas III sudah mampu membaca akan tetapi tidak semua siswa mampu memahami cerita yang sudah mereka baca. Ketika proses pembelajaran guru menggunakan metode ceramah, tanya jawab dan penugasan dalam mengajar. Pada pembelajaran bahasa Indonesia minat belajar anak pada pembelajaran bahasa Indonesia terletak pada menarik dan tidaknya materi, jika tentang cerita tergantung menarik atau tidak cerita tersebut.6

Dari hasil pre tes yang dilakukan peneliti di kelas III dengan jumlah siswa sebanyak 32. Hasil dari pre tes tersebut tidak semua siswa mencapai KKM pada mata pelajaran bahasa Indonesia yaitu 70. Hanya 9 siswa yang mendapatkan nilai 70-100 dan 23 siswa mendapatkan nilai dibawah 70. jika dinyatakan dalam bentuk prosentase 28 % siswa mampu mencapai KKM dan hasil nilai rata-rata dikelas III sebesar 55,65. Sehingga dari hasil tersebut masih banyak siswa yang belum bisa memahami cerita dengan baik, sehingga perlu adanya peningkatan siswa dalam memahami isi cerita.

Dalam interaksi kegiatan pembelajaran di kelas, baik pengajar maupun siswa mempunyai peranan yang sama pentingnya. Perbedaan itu

6

Hasil wawancara Ibu Musrifah S.Pd SD, Guru kelas III MI MINU Wedoro Waru Sidoarjo pada tanggal 11 Oktober 2016


(18)

5

terletak pada fungsi dan peranannya masing-masing. Pengajar tentu saja harus memiliki kelebihan tertentu dibandingkan siswa. Sehingga peranan pengajar dalam kegiatan pembelajaran yaitu berusaha untuk membantu siswa dalam membangun potensi yang dimikinya. Oleh karena itu seorang pengajar harus memilih dan menentukan strategi pembelajaran yang tepat untuk mencapai tujuan pembelajaran.7

Dari permasalahan tersebut terlihat bahwasannya siswa ketika membaca cerita belum mampu memahami cerita dengan baik. Materi cerita anak bagi siswa mudah apabila hanya membaca akan tetapi ketika sudah membaca belum tentu memahami ceritanya. Sehingga perlu adanya strategi yang menarik yang membuat siswa mudah dalam memahami isi cerita anak pada mata pelajaran bahasa Indonesia. Sehingga siswa dapat mencapai tujuan pembelajaran dan memenuhi KKM yang ditetapkan pada mata pelajaran bahasa Indonesia. Strategi yang akan digunakan pada pembelajaran bahasa Indonesia disesuaikan dengan materi yang akan disampaikan, sehingga dapat meningkatkan kemampuan siswa di kelas III MINU Wedoro Waru Sidoarjo dalam memahami cerita anak.

Strategi DRTA (Directed Reading Thinking Activity ), merupakan strategi yang memfokuskan keterlibatan siswa dengan teks, karena siswa membuktikannya ketika membaca. Dalam strategi ini siswa membuat

7

Iskandarwassid dan Dadang Sunendar, Strategi Pembelajaran Bahasa, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya 2011). hlm. 25.


(19)

6

prediksi tentang apa yang akan terjadi dalam suatu teks sehingga mendorong anak untuk berpikir tentang pesan yang terdapat dalam cerita. Guru bisa memotivasi usaha dan konsentrasi siswa dengan melibatkan mereka secara intelektual serta mendorong mereka merumuskan pertanyaan dan hipotesis, memproses informasi dan mengevaluasi solusi sementara. Strategi DRTA (Directed Reading Thinking Activity) ini diarahkan untuk mencapai tujuan umum. Guru mengamati anak-anak ketika mereka membaca dan menawarkan bantuan ketika siswa sulit berinteraksi dengan bahan bacaan.8

Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul : ”Penerapan Strategi DRTA

(Directed Reading Thinking Activity) Untuk Meningkatkan

Kemampuan Memahami Isi Cerita Anak Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas III MINU Wedoro Waru Sidoarjo”.

Adapun Penelitian yang pernah dilakukan Rosyida Rachmawati (2012) menunjukkan bahwa hasil belajar siswa ketika menggunakan strategi DRTA (Directed Reading Thinking Activity) mengalami peningkatan disetiap siklusnya yaitu pada siklus I mencapai 52,2 % kategori peningkatan tersebut cukup baik. Sedangkan pada siklus II mengalami peningkatan yang sangat baik yaitu 95,7%. Sehingga strategi

8

Farida Rahim, Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar,Edisi 2 (Jakarta : Bumi Aksara 2011). hlm. 47-48.


(20)

7

DRTA (Directed Reading Thinking Activity) ini dapat membantu siswa untuk mempermudah dalam memahami isi bacaan dan siswa juga mudah dalam menjawab pertanyaan yang sesuai dengan cerita yang diberikan, selain itu siswa juga mudah dalam menceritakan kembali tentang isi dari cerita yang sudah mereka baca dengan menggunakan bahasa sendiri dan sesuai dengan yang mereka pahami.9 Indah Ika Mulyaningsih menunjukkan kemampuan membaca pemahaman dengan menggunakan strategi DRTA (Directed Reading Thinking Activity) mengalami peningkatan pada siklus I sebesar 86,37 sedangkan pada siklus II sebesar 90,79, dengan begitu menggunakan strategi DRTA (Directed Reading Thinking Activity) dapat digunakan sebagai alternatif untuk meningkatkan kemampuan berbahasa khususya kemampuan membaca pemahaman cerita anak.10

9

Rosyida Rachmawati, Peningkatan Keterampilan Membaca Pemahaman Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas III MI Khoirul Huda Sedati Sidoarjo Melalui Strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA). Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. IAIN Sunan Ampel Surabaya. (2012)

10

Indah Ika Mulyaningtias, Peningkatan Kemampuan Membaca Pemahaman Cerita Anak Melalui Strategi Directed Reading Thinking Activity(DRTA) Siswa Kelas V SDN Jatirowo II Mojokerto Tahun Pelajaran 2012/2013.(2013).


(21)

8

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana penerapan strategi DRTA (Directed Reading Thinking Activity) dalam meningkatkan kemampuan memahami isi cerita anak pada mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas III MINU Wedoro Waru Sidoarjo ?

2. Bagaimana peningkatan kemampuan memahami isi cerita anak pada mata pelajaran Bahasa Indonesia setelah menggunakan strategi DRTA (Directed Reading Thinking Activity) di kelas III MINU Wedoro Waru Sidoarjo ?

C. Tindakan yang Dipilih

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas, peneliti menentukan tindakan yang dipilih untuk mengatasi permasalahan rendahnya kemampuan memahami isi cerita anak pada mata pelajaran bahasa Indonesia dengan menerapkan strategi DRTA ( Directed Reading Thinking Activity ) pada kelas III MINU Wedoro Waru Sidoarjo. Dalam penerapan strategi ini memfokuskan pada siswa dalam memahami isi cerita anak karena adanya keterlibatan siswa dengan teks bacaan. Hal ini dilakukan karena siswa memprediksi terlebuh dahulu cerita yang akan dibaca, sehingga strategi ini mendorong siswa untuk berfikir sesuai dengan jalan pemikiran masing-masing siswa. Pada penerapan strategi ini diharapkan memudahkan siswa dalam memahami cerita yang dibaca,


(22)

9

sehingga isi dari cerita dan juga pesan yang tedapat pada cerita dapat dipahami dengan baik.

D. Tujuan Penelitian

Berikut ini merupakan tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui penerapan strategi DRTA (Directed Reading Thinking Activity ) dalam meningkatkan kemampuan memahami isi cerita anak pada mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas III MINU Wedoro Waru Sidoarjo.

2. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan memahami isi cerita anak pada mata pelajaran Bahasa Indonesia setelah menggunakan strategi DRTA (Directed Reading Thinking Activity) di kelas III MINU Wedoro Waru Sidoarjo.

E. Lingkup Penelitian

Berdasarkan pada rumusan masalah diatas, peneliti membahas tentang Penerapan Strategi DRTA (Directed Reading Thinking Activity) untuk Meningkatkan Kemampuan Memahami Isi Cerita Anak pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas III MINU Wedoro Waru Sidoarjo agar penelitian ini bisa fokus dan mengarah pada tujuan yang akan dicapai maka lingkup penelitian ini sebagai berikut :


(23)

10

1. Subjek penelitian adalah siswa kelas III MINU Wedoro Waru Sidoarjo semester Genap tahun ajaran 2016-2017

2. Kemampuan memahami isi cerita anak yang merupakan kegiatan membaca cerita anak dengan tujuan untuk memahami isi cerita anak dengan tepat. Sedangkan pemahaman merupakan proses, cara, perbuatan memahami atau memahamkan. Dalam proses memahami cerita tersebut indikator yang dicapai mencakup menjelaskan isi dari cerita anak , mendeskripsikan pesan yang terdapat dari cerita anak dan meringkas isi dari cerita anak.

3. Strategi DRTA (Directed Reading Thinking Activity ) yaitu strategi yang dapat digunakan untuk memahami cerita anak dengan membuat prediksi terlebih dahulu. Langkah-langkah dalam melakukan strategi DRTA (Directed Reading Thinking Activity ) ini yang pertama membuat prediksi berdasarkan petunjuk judul, kedua membuat prediksi dari petunjuk gambar, ketiga membaca bahan bacaan, keempat menilai ketepatan prediksi dan menyesuaikan prediksi dan kelima guru mengulang kembali prosedur 1 sampai 4.


(24)

11

F. Signifikasi Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian diatas diharapkan dapat bermanfaat terutama untuk:

1. Sekolah

a. Pada sekolah dasar dapat dijadikan sebagai sarana dan acuan yang lebih baik dalam proses belajar mengajar, terutama dalam mata pelajaran bahasa Indonesia pada memahami isi cerita anak.

b. Sebagai bahan masukan untuk menjadikan pembelajaran yang inovatif, kreatif dan menyenangkan.

2. Guru

Guru dapat menggunakan strategi DRTA (Directed Reading Thinking Activity) ketika mengajar pembelajaran bahasa Indonesia. Dapat menggunakan strategi DRTA (Directed Reading Thinking Activity) sebagai salah satu cara dalam peningkatan kemampuan siswa dalam memahami isi cerita anak. Sehingga terdapat variasi baru pada proses pembelajaran terutama dalam memahami isi cerita anak.


(25)

12

3. Siswa

a. Siswa dapat dengan mudah untuk memahami cerita yang mereka baca.

b. Siswa dapat mengetahui sejauh mana kemampuan memahami ketika membaca cerita anak.

4. Peneliti

Peneliti dapat menambah wawasan yang lebih luas dalam bidang pendidikan, serta dapat mengaplikasikan dengan baik ketika mengajar mata pelajaran bahasa Indonesia dalam materi cerita anak


(26)

BAB II KAJIAN TEORI

A. Strategi DRTA (Directed Reading Thinking Activity)

a. Pengertian DRTA (Directed Reading Thinking Activity)

Strategi adalah suatu pola yang direncanakan dan ditetapkan secara sengaja untuk melakukan kegiatan atau tindakan. Strategi mencakup tujuan kegiatan, siapa yang terlibat dalam kegiatan, isi kegiatan, proses kegiatan, dan sarana penunjang kegiatan.11Strategi merupakan suatu upaya yang dilakukan oleh seseorang atau organisasi untuk sampai pada tujuan.12

Strategi adalah ilmu dan kiat di dalam memanfaatkan segala sumber yang dimiliki atau yang di dapat dikerahkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Upaya pencapaian dalam tujuan akhir digunakan sebagai acuan di dalam menata kekuatan serta menutup kelemahan yang kemudian diterjemahkan menjadi program kegiatan yang merupakan pemikiran strategis. Dalam usaha memperoleh pemahaman terhadap teks, pembaca menggunakan strategi tertentu.

11

Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2013).hlm 3. 12


(27)

14

Pemilihan strategi berkaitan erat dengan faktor-faktor yang terlibat dalam pemahaman yaitu pembaca teks dan konteks.13

Dari beberapa pengertian strategi diatas maka dapat disimpulkan bahwasannya strategi merupakan sebuah perencanaan yang diakukan pada kegiatan tertentu untuk mencapai tujuan. Dalam penggunaan strategi pengajaran khususnya disesuaikan dengan materi yang akan diajarkan, sehingga memudahkan dalam menerapkan srategi yang akan digunakan. Penerapan strategi dalam pembelajaran memudahkan seorang pengajar untuk melakukan proses pembelajaran dan juga memudahkan siswa dalam memahami materi yang diajarkan.

Strategi DRTA (Directed Reading Thinking Activity) merupakan strategi yang memfokuskan siswa terhadap teks, sehingga siswa dapat memprediksi isi dari cerita dengan membuktikannya ketika membaca. Pada penggunaan strategi DRTA (Directed Reading Thinking Activity) ini langkah -langkah yang dapat dilakukan pertama Membuat prediksi berdasarkan judul , sebelum siswa membaca teks cerita terlebih dahulu memprediksi isi cerita dengan membaca judul. Kedua membuat prediksi berdasarkan petunjuk gambar, selain dengan memprediksi judul siswa memprediksi dengan adanya gambar – gambar tentang isi dari cerita.Ketiga membaca bahan bacaan, setelah

13


(28)

15

memprediksi judul dan memprediksi gambar siswa membaca teks cerita.Keempat menilai ketepatan prediksi dan menyesuaikan prediksi, dalam penyesuaian siswa membaca teks mulai dari paragraf pertama sesuai dengan petunjuk gambar. Kelima guru mengulang prosedur 1 sampai 4, pada setiap tempat berhenti ketika membaca guru mengulang kembali ke langkah 4.

Dalam kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia khususnya materi cerita anak dapat menggunakan strategi DRTA(Directed Reading Thinking Activity). Strategi DRTA (Directed Reading Thinking Activity) ini dapat memudahkan siswa dalam memahami isi cerita dan siswa dapat membuat prediksi tentang apa yang telah terjadi di dalam suatu teks sebelum siswa membaca cerita, hal ini dapat mendorong siswa untuk berfikir tentang pesan teks dan isi dari teks tersebut. Langkah ini juga dapat mendorong siswa berpikir sesuai dengan jalan pikiran mereka sendiri.Semua prediksi yang dikemukakan siswa, seorang guru harus menerimanya.

Guru mengamati siswa dalam merumuskan pertanyaan dan hipotesis, memproses informasi dan mengevaluasi. Guru mengamati siswa ketika membaca, dalam rangka melihat kesulitan yang dialami siswa dan menawarkan bantuan ketika siswa sulit berinteraksi dengan bahan bacaan.


(29)

16

b.Tujuan DRTA (Directed Reading Thinking Activity )

Tujuan penggunaan strategi ini adalah untuk memudahkan siswa dalam memahami isi cerita sehingga mendapatkan pengetahuan yang lebih luas lagi, Mengembangkan potensi dan daya pikir dalam memahami isi cerita dengan strategi DRTA (Directed Reading Thinking Activity) siswa dapat memiliki gambaran yang lebih luas terhadap materi yang akan dipelajari.

c. Tahapan Pengggunaan Strategi DRTA (Directed Reading Thinking Activity)

Berikut ini merupakan tahapan dalam penggunaan strategi DRTA (Directed Reading Thinking Activity) pada pembelajaran bahasa Indonesia:

1) Membuat prediksi berdasarkan petunjuk judul

Guru menuliskan judul cerita yang dipelajari di papan tulis. Guru menunjuk salah satu siswa untuk membacakan judul di papan tulis, ketika salah satu siswa membaca guru memberikan pertanyaan pada siswa tentang judul tersebut bercerita tentang apa. Berikan waktu pada siswa untuk memiliki kesempatan memprediksi, semua prediksi siswa diterima meskipun belum sesuai dengan cerita.Pada saat siswa memprediksi diusahakan guru tidak membuat prediksi.


(30)

17

2) Membuat prediksi dari petunjuk gambar

Guru menyuruh siswa untuk membuka bukunya setelah mereka memprediksi dari judul teks bacaan. Siswa memperhatikan gambar dengan mendengarkan petunjuk dari guru.Siswa dapat mengemukakan pendapatnya tentang gambar tersebut.

3) Membaca bahan bacaan

Guru meminta siswa untuk membaca bahan bacaan sesuai dengan yang siswa pilih. Kemudian siswa disuruh untuk menghubungkan bagian-bagian dari cerita tersebut dengan judul cerita.

4) Menilai ketepatan prediksi dan menyesuaikan prediksi

Siswa membaca bagian pertama pada teks cerita, guru

memberrikan pertanyaan dengan mengarahkan “ siapa yang

sudah memprediksi dengan benar pada bagian cerita ini ?” kemudian guru meminta siswa untuk mengangkat tangannya jika yakin bahwa prediksinya benar, setelah itu guru meminta siswa tersebut maju dan membaca dengan nyaring, akan tetapi guru juga memberikan kesempatan pada siswa yang salah prediksinya untuk mengemukakan kenapa mereka salah.


(31)

18

Kemudian guru menyuruh siswa untuk menyesuaikan prediksi mereka yang di dasarkan pada teks yang baru saja mereka baca.

5) Guru mengulang kembali prosedur 1 sampai 4

Guru mengulang kembali prosedur 1 sampai 4, hingga semua bagian pelajaran materi cerita telah tercakup. Pada setiap berhenti bacaan guru mengulang kembali langkah ke 4 hingga semua bagian teks cerita tersebut dibaca.Terakhir guru memerintahkan siswa untuk meringkas dan menggambarkan isi cerita dari teks yang mereka baca sesuai dengan versi masing-masing.setelah siswa meringkas cerita guru melakukan tanya jawab pada siswa tentang nilai –nilai yang terkandung dalam cerita. Selain nilai-nilai juga guru memberikan penjelasan hikmah yang dapat diambil dari cerita yang sudah dibaca.14

Dengan menggunakan strategi DRTA (Directed Reading Thinking Activity) ini siswa dapat dengan mudah memprediksi dan memahami isi teks cerita yang sudah mereka baca.

14


(32)

19

d. Kelebihan dan Kelemahan Strategi DRTA (Directed Reading Thinking Activity).

a. Kelebihan DRTA (Directed Reading Thinking Activity)

1. DRTA merupakan aktivitas pemahaman yang memprediksi cerita sehingga membantu siswa dalam memperoleh gambaran keseluruhan dari materi yang sudah dibacanya. 2. DRTA dapat menarik minat siswa dalam belajar terutama

membaca cerita

3. DRTA menunjukkan pada siswa bahwa belajar bukan hanya belajar saja akan tetapi untuk mempersiapkan kehidupan selanjutnya

4. DRTA dapat diguanakan pada beberapa mata pelajaan baik isi maupun prosedur dalam mengajar

b. Kelemahan DRTA (Directed Reading Thinking Activity ) 1. Strategi DRTA membutuhkan waktu banyak jika belum

mampu pengelolahan kelas tidak efisien.

2. Strategi ini menuntut guru untuk memiliki pengetahuan luas15

15

http://www.abdan-syukuro.com/2014/02/cara-membaca-dengan-strategi directed.html?m=1


(33)

20

B. Memahami Isi Cerita Anak a. Pengertian Pemahaman

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pemahaman merupakan proses, cara, perbuatan memahami atau memahamkan.16 Pemahaman adalah mempertahankan, membedakan, menduga, memperluas, menyimpulkan, memberikan contoh, menuliskan kembali, memperkirakan.17 Pemahaman adalah kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat. Pemahaman ini merupakan jenjang kemampuan berpikir yang setingkat lebih tinggi dari hafalan atau ingatan, sedangkan memahami adalah mengetahui tentang sesuatu dan melihatnya dari berbagai aspek.18

Pemahaman merupakan cara yang dapat dilakukan untuk membuat anak memahami materi yang telah diajarkan, dalam memahami terlebih dulu siswa diperkenalkan atau mengetahui terlebih dahulu apa yang akan mereka pelajari. Pada pemahaman ini memerlukan proses dan cara yang tepat sehingga siswa mudah dalam memahami pembelajaran.

16

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi 3 (Jakarta : Balai Pustaka,2005). hlm. 811.

17

Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1993). hlm. 134. 18

Kunandar, Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan Kurikulum 2013), (Jakarta : PT Raja Grafindo, 2014). hlm.168.


(34)

21

Dr Suwarto mengatakan bahwa seorang siswa dikatakan mampu memahami jika siswa tersebut dapat menarik makna dari suatu pesan atau petunjuk dalam soal-soal yang dihadapinya.Petunjuk soal tersebut dapat berupa komunikasi dalam bentuk lisan, tertulis, dan grafik (gambar). Para siswa dapat memahami suatu hal jika mereka menghubungkan pengetahuan baru yang sedang mereka pelajari dengan pengetahuan yang sebelumnya telah mereka miliki.19

b. Tingkatan-Tingkatan dalam Pemahaman

Tipe hasil belajar yang lebih tinggi dari pada pengetahuan adalah pemahaman.Dalam taksonomi Bloom kesanggupan dalam memahami setingkat lebih tinggi dari pada pengetahuan, untuk dapat memahami perlu terlebih dahulu untuk mengetahui dan mengenal. Sehingga jika sudah mengenal maka akan mempermudah dalam memahaminya.20 Pada pemahaman terdapat tiga tingkatan yaitu sebagai berikut ini:

a) Pemahaman Terjemahan

Terjemahan ini berarti bahwasannya seseorang dapat mengkomunikasikan ke dalam bahasa yang lain atau bentuk

19

Suwarto, Pengembangan Tes Diagnostik Dalam Pembelajaran, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar(Anggota IKAPI), 2013). hlm. 19.

20

Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2011). hlm. 24.


(35)

22

lain. Seperti menterjemahkan bahasa Inggris kedalam bahasa Indonesia.

b) Pemahaman Interpretasi / penafsiran

Pemahaman tafsiran ini lebih luas lagi dari pemahaman terjemahan. Interpretasi atau penafsiran merupakan kemampuan dalam memahami tidak hanya isi dari materi pada saat komunikasi akan tetapi bisa menafsirkannya. c) Pemahaman Ekstrapolasi

Pemahaman ekstrapolasi ini mencakup pemikiran atau memprediksi dengan dilandasi oleh pemahaman kecenderungan atau kondisi yang telah dijelaskan dalam komunikasi, pada pemahaman ini dapat merinci semua kesimpulan yang menyeluruh termasuk menandai semua akibat dan dampak dari ide atau materi.21

c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemahaman

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pemahaman atau belajar pada siswa terdapat faktor internal dan faktor eksternal:

21

Wowo Sunaryo Kuswana, Taksonomi Kognitif , (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2012). hlm.44-48.


(36)

23

a. Faktor internal (dari diri sendiri )

1. Faktor jasmaniah (fisiologi) yang meliputi panca indera yang mengalami gangguan, tubuh yang cacat dan perkembangan yang tidak sempurna

2. Faktor psikologis yang meliputi keintelektualan (kecerdasan) minat, bakat dan juga potensi yang dimiliki, kesiapan, kematangan dan lain sebagainya.

3. Faktor kelelahan

b. Faktor eksternal ( dari luar diri )

1. Faktor keluarga seperti cara orang tua dalam mendidik, suasana rumah, relasi antar anggota keluarga dan lain sebagainya.

2. Faktor sekolah sepperti metode mengajar, kurikulum,relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, alat pelajaran, waktu sekolah dan keadaan gedung.

3. Faktor masyarakat seperti kegiatan siswa dalam amsyarakat, teman bergaul dan bentuk dari kehidupan masyarakat.22

22

Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: PT RINEKA CIPTA 2010).hlm.54-71.


(37)

24

d. Pengertian Cerita Anak

Cerita anak adalah cerita yang sederhana dan kompleks. Bahasa yang digunakan dalam cerita anak haruslah sederhana dan komunikatif. Cerita anak harus menceritakan kehidupan anak dari berbagai aspek sehingga dapat mempengaruhi mereka. Pada pembuatan cerita anak juga perlu disusun sesuai dengan srtuktur cerita sehingga meskipun cerita anak sederhana akan tetapi dapat memperlihatkan unsur keindahan atau menariknya cerita.23

Cerita anak merupakan cerita yang cocok buat anak-anak, dengan cerita tersebut anak akan mendapatkan berbagai pengetahuan tentang kehidupan. Akan tetapi pada cerita anak dalam penyampaian perlu dikemas dengan baik, karena dapat mempengaruhi daya pikir anak.

Cerita anak sangat berarti bagi anak-anak, sebagai bacaan dan juga penghibur dan ada sisi lain yang dapat bermanfaat untuk pengasah rasa empati dalam jiwanya. Dalam hal ini cerita anak dapat digunakan untuk mendapatkan pengalaman yang berharga terutama dalam membentuk jiwa anak.

23

Yusi Rosdiana,dkk, Bahasa dan Sastra Indonesia di Sekolah Dasar,edisi 1 ( Jakarta : Universitas Terbuka,2009 ), hlm. 6.4-6.5.


(38)

25

e. Ciri-ciri Cerita Anak

Berikut ini merupakan beberapa ciri-ciri yang terdapat pada cerita anak :

a. Unsur Pantangan

Unsur pantangan ini merupakan unsur yang berhubungan dengan segi isi cerita negatif yang tidak pantas diketahui atau diberikan kepada anak karena dapat mempengaruhi jiwa anak ke arah yang tidak baik.Unsur yang perlu dihindari dari cerita anak seperti unsur kekejaman, kecurangan, cinta yang tidak sewajarnya, dendam yang menimbulkan kebencian dan lain sebagainya. Jika dalam cerita tersebut terdapat hal buruk tentang kehidupan yang terjadi seperti kekejaman ibu tiri atau perlakuan yang tidak adil pada beberapa tokoh dalam cerita, maka cerita tersebut lebih disederhanakan dengan memberikan kebahahagiaan diakhir cerita.

b. Penyajian

Cerita anak harus disajikan secara langsung tidak berbelit-belit. Dalam gaya bahasa diharapkan singkat dan lugas, tidak menggunakan gaya bahasa yang digunakan pada cerita orang dewasa, dengan begitu anak akan mudah memahami cerita yang mereka baca. Watak pada penokohan yang terdapat pada cerita anak digambarkan secara hitam putih, artinya dalam


(39)

26

cerita anak tersebut setiap tokoh yang dihadirkan hanya memiliki satu sifat utama yaitu baik atau buruk. Hal ini lebih memudahkan seorang anak untuk memahami sifat dari tokoh-tokoh yang terdapat pada cerita.

c. Fungsi Terapan

Cerita anak pada umumnya memiliki fungsi terapan, yang dimaksud dari fungsi terapan ini yaitu pada cerita anak memiliki misi pendidikan, pengetahuan, pertumbuhan anak dan pengalaman tentang kehidupan. Dengan membaca cerita, seorang anak dapat memperoleh budi pekerti, keimanan kepada Tuhan, keterampilan dan berbagai pengetahuan. Dalam cerita anak juga terdapat beberapa manfaat dari sebuah cerita seperti halnya seorang anak akan memperoleh kematangan emosi, intelektual dan pengalaman tentang kehidupan.24

f. Batasan-batasan Tema pada Cerita

Batasan dalam tema ini saling melengkapi satu sama lain sesuai dengan berlangsungnya waktu. Kecenderungan seseorang terhadap salah satu jenis cerita akan sesuai dengan

24Yusi Rosdiana,dkk, Bahasa dan Sastra Indonesia di Sekolah Dasar,edisi 1…, hlm. 6.5 -6.6.


(40)

27

perkembangan dirinya. Berikut ini merupakan penjelasan batasan pada setiap tema :25

a) Tema peristiwa yang dibatasi oleh lingkungan

Tema ini ditunjukkan pada anak kira-kira usia 3-5 tahun. Pada usia ini anak sudah bisa berjalan, menggerakkan otot dan mulai memiliki kepekaan terhadap lingkungan di sekelilingnya. Anak tersebut dapat melihat hewan, tumbuhan dan juga dapat bergaul dengan keluarga serta anak seusianya dan juga yang lebih besar darinya. Oleh karena itu cerita yang sesuai yaitu tentang lingkungan disekitarnya seperti tokoh keluarga, binatang , tumbuhan dan lain sebagainya. b) Tema imajinasi bebas

Tema ini ditunjukkan pada anak usia 5-8 tahun, pada fase ini anak sudah melewati masa pengenalan terhadap lingkungan sekitarnya yang terbatas pada rumah dan jalan-jalan. Pada fase ini anak akan membayangkan sesuatu yang tidak diketahuinya dan yang tidak ada pada lingkungannya, seperti halnya jika guru bercerita dongeng seperti orang-orang kerdil,

25

Abdul Aziz Abdul Majid, Mendidik Dengan Cerita (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2013) .hlm.11-16.


(41)

28

raksasa dan lain sebagainya, maka anak akan bertanya tentang kebenaran cerita itu sehingga anak akan mengetahui bahwa cerita itu fantasi dan tidak akan mempercayainya.

c) Tema petualangan dan kepahlawanan

Tema ini ditunjukkan pada anak usia 8-18 tahun. Pada fase ini anak lebih menyukai hal yang imajiner romantik dengan tetap dibatasi oleh kenyataan sesungguhnya.melalui kekuatan instingnya anak mulai mengenal perjuangan dan keinginan sesungguhnya. Pada fase ini cerita yang disukai cenderung cerita yang penuh bahaya, petualangan, keberanian dan lain sebagainya.

d) Tema percintaan

Tema ini ditunjukkan pada anak usia 12-18 tahun lebih. Pada masa ini fase peralihan seorang anak yang memiliki rasa penuh kebimbangan dan menuju masa pubertas sehingga seorang anak akan sangat menyukai cerita percintaan.


(42)

29

e) Tema keteladanan

Tema ini ditunjukkan pada usia 18 atau 19 tahun dan sesudahnya. Pada tema ini pemuda dan pemudi memasuki masa kematangan berpikir dan bermasyarakat.Telah tebentuk pandangan yang luas mengenai kehidupan sosial dan lingkungannya dan segala yang berkaitan dengan kehidupannya.

g. Unsur-unsur Cerita Anak

a) Tema

Tema merupakan unsur pertama yang harus ada dalam sebuah cerita.Tema yang terkandung dalam cerita anaj umumnya bersifat didaktis yaitu berisi pertentangan antara baik dan buruk.Dalam tema terdapat gagasan, ide atau pikiran utama yang mendasari cerita.

b) Amanat

Amanat pada sebuah cerita dapat disampaikan secara implisit atau secara eksplisit.Implisit jika jalan keluar atau ajaran moral itu tersirat dalam tingkah laku tokoh sedangkan Eksplisit jika pengarang pada akhir cerita menyampaikan saran, peringatan, larangan.Pada cerita anak yang bersifat didaktis ini maka cerita anak pada umumnya mengandung ajaran moral, pengetahuan dan keterampilan.


(43)

30

c) Tokoh

Tokoh merupakan individu yang melakukan peristiwa di dalam berbagai peristiwa dalam sebuah cerita. Tokoh pada umumnya berwujud manusia akan tetapi juga bisa berupa hewan dan benda yang diinsankan sebagai manusia.

d) Latar

Latar merupakan ruang dan waktu yang telah tergambarkan dalam sebuah cerita.Latar meliputi letak geografis, pekerjaan, kesibukan sehari-hari seorang tokoh, waktu berlakunya kejadian, lingkungan, agama, moral dan lain sebagainya.

e) Alur

Alur merupakan kesatuan tindak yang berada pada sebuah cerita. Dalam sebuah karya akan menggunakan alur dengan cara sendiri-sendiri.26 Dalam cerita anak pada penggunaan alur tidak serumit cerita untuk orang dewasa, hal ini disebabkan karena daya pikir anak yang masih terbatas sehingga belum bisa memahami ide-ide atau cerita yang rumit.

f) Sudut Pandang

Sudut Pandang digunakan dalam menciptakan cerita agar memiliki satu kesatuan. Sudut pandang dibagi menjadi dua, yang pertama sudut pandang orang pertama disebut akuan sedangkan

26


(44)

31

yang kedua yaitu sudut pandang orang ketiga atau disebut insider, akan tetapi ada juga sudut pandang campuran yang digunakan dalam sebuah cerita.

g) Gaya

Gaya dalam sebuah cerita sangat berkaitan dengan unsur– unsur yang ada dalam cerita. Gaya bercerita juga berkaitan dengan sasaran atau cerita tersebut untuk siapa, sehingga disitulah ada perbedaan gaya bahasa dalam sebuah cerita. Jika pada anak-anak gaya bahasa harus yang mudah dimengerti dan bahasa yang digunakan sangatlah sederhana.27

C. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

a) Pengertian Pembelajaran Bahasa Indonesia

Pembelajaran bermakna sebagai upaya untuk pembelajaran seseorang atau kelompok orang melalui berbagai upaya dan berbagai strategi, metode dan pendekatan kearah pencapaian tujuan yang telah direncanakan. Pembelajaran juga dapat pula dipandang sebagai kegiatan guru secara terprogram dalam desain istruksional untuk membuat siswa belajar secara aktif yang menekankan pada penyediaan sumber belajar. Sehingga dengan adanya pembelajaran proses belajar akan tersusun dengan baik dan tujuan dalam belajar

27Yusi Rosdiana,dkk, Bahasa dan Sastra Indonesia di Sekolah Dasar,edisi 1…, 6.24 -6.25


(45)

32

akan tercapai secara maksimal.28 Bahasa Indonesia adalah bahasa Melayu yang dijadikan sebagai bahasa resmi Republik Indonesia dan bahasa persatuan bangsa Indonesia.29

Pembelajaran bahasa Indonesia merupakan upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan komunikasi baik secara lisan maupun tulisan, dengan melakukan proses pembelajaran maka akan tercapai tujuan pembelajaran. Dalam melakukan pembelajaran bahasa Indonesia siswa diharapkan mampu menguasai 4 aspek keterampilan berbahasa yang terdiri dari mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Aspek keterampilan tersebut merupakan satu kesatuan dalam pelajaran bahasa Indonesia.

b) Tujuan Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

Tujuan yang diharapkan dan dapat tercapai dalam pembelajaran bahasa Indonesia adalah agar siswa dapat :

a. Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulisan.

b. Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa Negara,

28

Abdul Majid, Strategi Pembelajaran…, hlm. 4.

29

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Indonesia diakses pada tanggal 02 November 2016,pada


(46)

33

c. Memahami bahasa Indonesia dan dapat menggunakan dengan tepat dan efektif dalam berbagai tujuan.

d. Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, serta kematangan emosional dan sosial.

e. Menikmati dan memanfaatkan kaeya sastra untuk memperluas wawasan, menghaluskan budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa.

f. Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khasanah budaya dan intelektual manusia Indonesia.

c) Ruang Lingkup Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD/MI

Pembelajaran bahasa Indonesia pada jenjang sekolah dasar atau madrasah ibtidaiyah mencakup komponen kemampuan berbahasa dan kemampuan bersastra meliputi 4 aspek:

1. Mendengarkan 2. Berbicara 3. Membaca 4. Menulis 30

30


(47)

34

d) Peningkatan Pemahaman dengan Strategi DRTA (Directed Reading Thinking Activity)

Dalam peningkatan pemahaman dengan menggunakan strategi DRTA (Directed Reading Thinking Activity ) ini dapat dilakukan dengan menerapkan strategi yaitu pertama membuat prediksi berdasarkan petunjuk judul, kedua membuat prediksi dari petunjuk gambar, ketiga membaca bahan bacaan, keempat melalui keterampilan dan menyesuaikan prediksi dan kelima guru mengulang kembali prosedur 1 sampai dengan 4. Peningkatan akan tercapai jika prosedur yang digunakan sesuai dengan strateginya. Sehingga siswa akan mudah memahami isi cerita. Dikatakan mengalami peningkatan jika siswa mampu menjelaskan, menceritakan dan menggambarkan cerita anak yang sudah mereka baca, serta siswa mampu mengerjakan tugas yang berkaitan dengan isi cerita. Dengan menggunakan strategi menjadikan siswa aktif dan mampu mengungkapkan pendapat terkait dengan cerita yang akan dipelajari.


(48)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Pada penelitian tindakan kelas ini ada empat model penelitian tindakan, yang mana msing-masing dari model tersebut memiliki nama sesuai dengan nama pengembangnya. Model tersebut yaitu model Kurt Lewin, model Stephen Kemmis dan Mc Taggart, model Elliot, model Ebbut dan lain sebagainya. Semua model tersebut sebenarnya dapat digunakan sebagai penelitian tindakan kelas pada umumnya, akan tetapi untuk penelitian tindakan kelas memiliki berbagai permasalahan yang variatif dan bersifat individual, sehingga setiap guru pasti memliki permasalahan yang berbeda-beda di dalam kelas.

Dalam pelaksanaannya penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan Model Kurt Lewin.Model Kurt Lewin ini adalah model yang dijadikan acuan pokok (dasar) selama ini, dari berbagai model action research, terutama classroom action research.Model ini terdiri atas empat komponen yaitu pertama perencanaan (planning), kedua tindakan (acting), ketiga pengamatan


(49)

36

(observing) dan keempat refleksi (reflecting). Berikut ini akan tergambar dalam bagan Penelitian Tindakan Kelas Model Kurt Lewin :31

SIKLUS PELAKSANAAN PTK

Gambar 3.1

Penelitian Tindakan Kelas Model Kurt Lewin

31

Fauti Subhan, Penelitian Tindakan Kelas , (Sidoarjo : Qithos Digital Press, 2013). hlm. 39-40. Perencanaan

Tindakan

Observasi

SIKLUS 1

Refleksi

Tindakan

Perencanaan Observasi

Refleksi SIKLUS 2


(50)

37

Dalam mengatasi permasalahan di kelas, mungkin perlu melakukan lebih dari satu siklus. Siklus tersebut saling berkaitan dan berkelanjutan. Jika siklus pertama maka peneliti melakukan siklus lagi yang kedua. Sebelum melakukan penelitian tindakan kelas ini, peneliti melakukan observasi awal dengan memberikan pre-tes, wawancara pada siswa dan guru terkait pembelajaran bahasa Indonesia.

B. Setting dan Subjek Penelitian

1. Setting Penelitian

a. Tempat Penelitian : MINU Wedoro Waru Sidoarjo

b. Waktu Penelitian : Semester Genap tahun ajaran 2016-2017 2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah siswa kelas III MINU Wedoro Waru Sidoarjo

C. Variabel Penelitian

Variabel yang akan dijadikan penelitian ini difokuskan untuk menjawab permasalahan yang dihadapi yaitu:

1. Variabel Input: Siswa kelas III MINU Wedoro Waru Sidoarjo 2. Variabel Proses: Strategi DRTA (Directed Reading Thinking

Activity)


(51)

38

D. Rencana Tindakan

Penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh peneliti ini menggunakan model penelitian tindakan model Kurt Lewin, dalam model ini terdiri dari empat langkah yaitu (1) perencanaan (planning), (2) tindakan (acting), (3) observasi (observing), (4) refleksi (reflecting).

Berikut ini merupakan beberapa prosedur yang peneliti lakukan di kelas III MINU Wedoro Sidoarjo sebagai berikut ini:

Tahapan siklus I

1. Perencanan(Planning)

Langkah –langkah yang dapat dilakukan dalam tahap perencanaan ini adalah:

a. Menentukan pokok bahasan

b. Membuat RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) yang difokuskan pada perencanaan terhadap langkah-langkah perbaikan atau skenario tindakan yang diharapkan dapat meningkatkan kemampuan memahami terhadap materi cerita anak pada mata pelajaran bahasa Indonesia. Dalam perbaikan ini peneliti menggunakan strategi DRTA (Directed Reading Thinking Activity).

c. Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang telah diperlukan di kelas ketika proses pembelajaran berlangsung.


(52)

39

d. Mempersiapkan instrumen untuk menganalisis data tentang proses dan hasil tindakan yang dilakukan yang terdiri dari :

1. Lembar pengamatan aktivitas guru 2. Lembar pengamatan aktivitas siswa

3. Lembaran instrumen RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran)

2. Tindakan (Acting)

Pada tahap tindakan ini peneliti telah melakukan sekenario pembelajaran yang terdapat pada RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) dalam keadaan yang actual yang terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan penutup.

a. Kegiatan awal

1)Guru mengucapkan salam 2)Siswa berdoa bersama-sama 3)Guru mengabsen kehadiran siswa

4)Guru melakukan apresepsi : Anak-anak siapa yang suka membaca cerita ? coba apa saja cerita yang sudah pernah kalian baca ? siapa yang pernah membaca cerita tentang petualangan atau kalian pernah berpetualangan selama liburan sekolah ? 5)Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

b. Kegiatan inti

1)Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari 2)Guru menuliskan sebuah judul cerita di papan tulis


(53)

40

3)Siswa memprediksi cerita yang akan mereka baca dari judul yang sudah ditulis di papan tulis

4)Guru menunjuk beberapa siswa untuk menyampaikan prediksinya

5)Guru menunjukkan beberapa gambar yang berkaitan dengan cerita yang akan dibaca

6)Siswa memprediksi cerita yang akan dibaca tersebut melalui gambar yang ditunjukkan oleh guru (seperti gambar prediksi untuk paragraf 1) dengan menyampaikannya opini atau pendapatnya sampai dengan paragraf terakhir

7)Guru membagikan teks cerita

8)Guru menunjuk beberapa siswa untuk maju ke depan membacakan cerita setiap paragraf hal ini dilakukan untuk mengetahui ketepatan prediksi dan menyesuaikan prediksinya. 9)Siswa mendapatkan lembar kerja individu I untuk menjawab

pertanyaan yang berkaitan dengan isi teks cerita

10) Siswa mendapatkan lembar kerja individu II untuk membuat ringkasan teks cerita

11) Siswa mendapatkan penjelasan dan penguatan guru tentang cerita yang sudah dibaca dan opini yang disampaikan oleh siswa


(54)

41

12) Guru memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya hal yang belum dipahami mengenai cerita yang sudah dibaca c. Kegiatan Penutup

1)Guru melakukan refleksi

2)Guru memberikan motivasi belajar pada siswa

3)Guru dan siswa mengakhiri pembelajaran dengan membaca doa 4)Guru mengucapkan salam

3. Observasi (Observing)

Pada tahap observasi ini, kegiatan yang dilakukan oleh peneliti adalah mengamati perilaku dari siswa-siswi ketika mengikuti proses pembelajaran, mengamati pemahaman setiap siswa dalam materi pembelajaran yang sudah disampaikan. Peneliti juga mengumpulkan data yang berupa lembar observasi guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung dan hasil belajar siswa dapat diketahui juga dengan memberikan tes di akhir pembelajaran.

4. Refleksi (Reflecting)

Pada tahap refleksi ini mencatat hasil observasi serta mengevaluasinya, menganalisis hasil dari proses pembelajaran dan mencatat kelemahan-kelemahan yang dapat dijadikan untuk bahan penyusunan rancangan siklus berikutnya. Kemudian melakukan refleksi tentang penerapan strategi DRTA (Directed Reading Thinking Activity) terhadap kemampuan memahami isi cerita anak.


(55)

42

Tahapan siklus II

Pada tahapan yang dilakukan pada siklus II ini sebagai berikut ini :

1. Perencanan(Planning)

Pada tahap ini langkah-langkah yang dilakukan mengidentifikasi masalah atau kekurangan dari perencaan pembelajaran, membuat serta memperbaiki Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan menyiapkan fasilitas yang mendukung poses pembelajaran.

2. Tindakan (Acting)

Tindakan yang dilakukan memperbaiki tindakan yang sudah dilaksanakan pada siklus 1 dengan tetap menerapkan strategi DRTA (Directed Reading Thinking Activity).

3. Observasi (Observing)

Observasi dilakukan dengan cara mengamati proses kegiatan pembelajaran yang berlangsung dengan menggunakan strategi DRTA (Directed Reading Thinking Activity).

4. Refleksi (Reflecting)

Dari hasil yang dilakukan dilakukan pada siklus II ini ketika proses pembelajaran berlangsung dinalisis mulai dari perencanaan sampai akhir dari hasil proses pembelajaran yang sudah berlangsung.


(56)

43

E. Teknik dan Cara Pengumpulan Data

1. Teknik Pengumpulan Data a. Wawancara

Wawancara merupakan salah satu teknik yang digunakan dalam mengumpulkan hasil data dari penelitian. Wawancara juga merupakan interaksi antara pewawancara dan sumber informasi atau orang yang diwawancarai dengan cara berkomunikasi secara langsung. Wawancara ini bertatap muka secara langsung dan seorang pewawancara bertanya tentang sesuatu objek yang akan diteliti.32

b. Observasi

Observasi merupakan alat penilaian yang banyak digunakan untuk mengukur tingkah laku individu ataupun proses yang terjadi dalam sebuah kegiatan yang diamati baik dalam situasi yang sebenarnya maupun situasi buatan. Observasi ini juga dapat digunakan untuk menilai proses belajar mengajar.33

c. Dokumentasi

Dokumen adalah rekaman peristiwa yang lebih dekat dengan percapakan, menyangkut soal pribadi dan memerlukan interpretasi yang berhubungan sangar dekat dengan konteks rekaman

32

Muri Yusuf, Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif dan Penelitian Gabungan, (Jakarta : PRENADEMEDIA GROUP, 2014).hlm. 372.

33


(57)

44

peristiwa tersebut.34 Pada dokumen juga dapat berupa surat, dokumen resmi , foto dan lain sebagainyaPada dokumen juga dapat berupa surat, dokumen resmi , foto dan lain sebagainya. d. Tes

Tes merupakan kumpulan dari beberapa pertanyaan yang perlu dijawab atau pernyataan yang perlu ditanggapi dan sebuah tugas yang harus dilakukan oleh orang yang sedang melakukan tes.35

2. Cara Pengumpulan Data a) Wawancara

Wawancara ini dilakukan peneliti dengan tanya jawab secara langsung dengan guru dan siswa, serta membawa instrumen pertanyaan tentang hal-hal yang berkaitan dengan proses belajar mengajar bahasa Indonesia dan juga ketika setelah melakukan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan strategi DRTA (Directed Reading Thinking Activity)

34

Burhan Bungin, Metodelogi Penelitian Kualitatif, (Jakarta : Rajawali Pers, 2012 ). hlm. 147. 35


(58)

45

b) Observasi

Observasi dilakukan dengan menggunakan lembar observasi guru dan siswa pada saat proses kegiatan pembelajaran berlangsung. Observasi dilakukan oleh observer yaitu guru mata pelajaran Bahasa Indonesia. Observasi guru dilakukan ketika peneliti melakukan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan strategi DRTA (Directed Reading Thinking Activity). Sedangkan Observasi siswa dilakukan untuk melihat aktivitas selama mengikuti proses kegiatan pembelajaran.

c) Dokumentasi

Dokumentasi dilakukan untuk melengkapi data pada penelitian. Dokumentasi berupa foto-foto yang diakukan pada saat proses pelaksanaan pembelajaran. Surat izin penelitian dan observasi, profil data sekolah dan nilai hasil belajar siswa.

d) Tes Hasil Belajar

Dalam pengambilan data tes hasil belajar , peneliti menggunakan tes tulis, dengan tes tulis peneliti dapat mengetahui kemampuan siswa dalam memahami cerita anak setelah proses pembelajaran menggunakan strategi DRTA (directed reading thinking activity ). Tes tulis ini peneliti menggunakan soal-soal yang berkaitan dengan materi tentang cerita anak. berikut ini merupakan tes tulis yag dilakukan yaitu :


(59)

46

a) Pre tes

Pretes merupakan tes yang diberikan sebelum melakukan pengajaran dimulai dan digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam pencapaian bahan pengajaran.36 Pretes ini dilakukan sebelum siswa dalam proses belajar bahasa Indonesia menggunakan strategi DRTA (directed reading thinking activity ), pada pretes ini dapat mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi cerita anak yang telah dipelajari.

b) Post tes

Post tes ini dilakukan setelah siswa melakukan proses pembelajaran menggunakan strategi DRTA (directed reading thinking activity ), sehingga dengan diterapkannya strategi tersebut maka dapat mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap cerita anak yang telah dipelajari. Post test yang dilakukan dalam penelitian ini ada 2 yang pertama menjawab soal dan yang kedua meringkas cerita.

36

M.Ngalim Purwanto, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran (Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA, 2006). Hlm .28.


(60)

47

F. Teknik Analisis Data

Analisis data yang dilakukan untuk melihat tingkat keberhasilan atau prosentase dalam ketuntasan belajar siswa setelah mereka melakukan proses pembelajaran yang berlangsung selama dua siklus, yang dilakukan dengan memberikan tes tulis pada setiap akhir siklusnya. Keberhasilan peoses kegiatan pembelajaran juga dilihat dari hasil pengamatan observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa.

Berikut ini merupakan cara yang dilakukan untuk menganalisis data :

1. Penilaian Observasi Guru

Penilaian ini di dapat dari pengamatan aktivitas guru selama proses kegiatan pembelajaran berlangsung. Dalam menghitung nilai aktivitas guru menggunakan rumus sedangkan hasilnya diklasifikasikan dalam bentuk kriteria tingkat keberhasilan . Menghitung hasil prosentase aktivitas guru:37

Nilai Akhir = Skor perolehan x 100 (Rumus 3.1) Skor maksimal

2. Penilaian Observasi Siswa

Penilaian ini di dapat dari pengamatan aktivitas siswa selama proses kegiatan pembelajaran berlangsung. Dalam menghitung

37


(61)

48

nilai aktivitas siswa menggunakan rumus sedangkan hasilnya diklasifikasikan dalam bentuk kriteria tingkat keberhasilan . Menghitung hasil prosentase aktivitas siswa:38

Nilai Akhir = Skor perolehan x 100 (Rumus 3.2) Skor maksimal

3. Penilaian Tes

Penilaian tes ini di ambil dari dari hasil tes siswa menjawab soal sedangkan penilaian non tes diambil dari meringkas cerita. Siswa dikatakan berhasil dalam penugasan jika mencapai nilai minimal Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) mata pelajaran Bahasa Indonesia di MINU Wedoro yakni 70. Untuk penilaian tes tulis menjawab soal sesuai dengan kriteria penilaian yang dijadikan sebagai penilaian acuan patokan. Sedangkan untuk penilaian meringkas cerita terdapat beberapa kriteria penilaian yaitu kesesuaian urutan cerita, kelengkapan isi teks cerita dan kerapian dalam penulisan. Dari beberapa kriteria tersebut untuk penilaian menggunakan rumus sebagai berikut :

Nilai = Skor perolehan x 100(Rumus 3.3) Skor maksimal

38


(62)

49

Selain itu hasil belajar juga dilihat dari nilai rata-rata dan ketuntasan belajar siswa, yang dapat dirumuskan sebagai berikut : Mencari nilai rata-rata siswa :

Nilai Rata Rata: (Rumus 3.4)

Mencari hasil ketuntasan belajar siswa

Prosentase Ketuntasan : x 100%(Rumus 3.5) Keterangan : F : siswa yang tuntas belajar

N : jumlas siswa

Kriteria tingkat keberhasilan ketuntasan hasil belajar siswa :39

Tabel 3.1

Kriteria ketuntasan hasil belajar siswa

Prosentase Kategori

86-100% Sangat Baik

76-85% Baik

60-75% Cukup

55-59% Kurang

≤ 54% Kurang Sekali

39


(63)

50

G. Indikator Kinerja

Indikator kinerja adalah suatu keriteria yang dapat digunakan dalam melihat tingkat keberhasilan dari kegiatan PTK (Penelitian Tindakan Kelas) untuk meningkatkan mutu proses belajar mengajar dikelas. 40Indikator kinerja merupakan suatu kriteria yang digunakan untuk melihat tingkat keberhasilan dari kegiatan penelitian tindakan kelas dalam meningkatkan kemampuan memahami isi cerita dengan menggunakan strategi DRTA (Directed Reading Thinking Activity ) dapat diukur.

Dari latar belakang permasalahan yang ada sehingga untuk meningkatkan kemampuan siswa memahami isi cerita menggunakan indikator sebagai berikut :

1. Aktivitas guru dan siswa pada proses kegiatan pembelajaran menunjukkan kriteria baik jika mendapatkan nilai akhir minimal 80.

2. Setelah penelitian dilakukan, peneliti berharap kemampuan siswa dalam memahami isi cerita dapat meningkat dengan menggunakan strategi DRTA (Directed Reading Thinking Activity ) dengan mendapatkan minimal nilai 70 dan prosestase ketuntasan keberhasilan belajar minimal 80 %.

40

Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru(Jakarta :Rajawali Pers, 2013) . Hlm 127.


(64)

51

H. Tim Peneliti dan Tugasnya

1. Peneliti

a. Nama : Linda Yudha Istika

b. NIM : D97213115

c. Jurusan /Fakultas : PGMI / Fakultas Tarbiyah dan Keguruan d. Tugas Peneliti :

1. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP) dan instrument penelitian yang lain

2. Menyusun media yang digunakan pada proses pembelajaran

2. Guru Kelas

a. Nama : Musrifah S.Pd SD b. Jabatan : Guru kelas III

c. Tugas :

1. Bertanggung jawab dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran

2. Memberikan masukan yang berkaitan dengan kekurangan dalam pelaksanaan pembelajaran


(65)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di MINU Wedoro Waru Sidoarjo kelas III, pada bab ini yang akan dibahas merupakan hasil dari penggunaan strategi DRTA (Directed Reading Thinking Activity) untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami teks cerita anak pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Hasil penelitian tindakan kelas ini dijelaskan berdasarkan tahapan dalam setiap siklus yang dilakukan dalam proses pembelajaran di kelas. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan selama dua siklus yaitu siklus I dan siklus II. Berikut ini merupakan uraian dari Siklus I dan Siklus II :

1. Siklus I

a. Perencanaan ( Planning )

Siklus I dilaksanakan di MINU Wedoro kelas III B yang terdiri dari 32 siswa, pada hari sabtu tanggal 07 Januari 2017, proses pembelajaran berlangsung dengan alokasi waktu 2 x 35 menit.

Tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran berupa RPP, kemudian menyiapkan sarana dan prasarana yang digunakan ketika proses pembelajaran seperti media dalam


(66)

53

menunjang strategi DRTA (Directed Reading Thinking Activity ). Setelah proses pembelajaran kemudian menyiapkan soal tes untuk evaluasi siswa pada pelaksanaan siklus I, sehingga dengan diberikannya soal maka dapat mengukur pemahaman siswa pada materi yang sudah disampaikan.

Pada siklus ini peneliti merencanakan pada proses pembelajaran bahasa Indonesia dengan materi membaca intensif dan cara yang dapat dilakukan untuk menjawab pertanyaan pada teks panjang. Teks penjang berupa cerita anak yang berjudul “ Petualangan Qonita dan Peternak Ayam “dengan menggunakan strategi DRTA (Directed Reading Thinking Activity). Cerita yang diberikan pada siswa disetiap paragrafnya terdapat gambar yang menggambarkan isi dari cerita tersebut.

b. Tindakan (Acting)

Pelaksaan tindakan pada siklus I ini dilaksanakan sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Siklus I ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 07 Januari 2017. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan pada siswa kelas III MINU Wedoro Waru Sidoarjo dengan jumlah siswa 32 orang. Proses kegiatan pembelajaran meliputi kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Materi yang digunakan yaitu membaca intensif dan cara yang dapat dilakukan untuk menjawab pertanyaan pada teks


(67)

54

panjang tentang cerita anak. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan menggunakan strategi DRTA (Directed Reading Thinking Activity). Hal ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman siswa pada teks cerita, memudahkan siswa dalam menjawab pertanyaan dan meringkas cerita. Berikut ini merupakan penjelasan dari langkah-langkah kegiatan pembelajaran :

a) Kegiatan Pendahuluan

Kegiatan pembelajaran diawali dengan guru masuk kelas, sebelum memulai pelajaran terlebih dahulu siswa membaca 5 surat pendek bersama-sama. Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan berdoa sebelum belajar bersama. Guru menanyakan kabar siswa dan siswa dengan bersemangat menjawabnya, setelah itu mengabsen kehadiran siswa. Guru melanjutkan dengan melakukan apresepsi yaitu “Anak-anak siapa yang suka membaca cerita? coba apa saja cerita yang sudah pernah kalian baca? siapa yang pernah membaca cerita tentang petualangan atau kalian pernah berpetualangan selama liburan sekolah?“ beberapa siswa menjawab langsung, ada beberapa siswa yang mengangkat tangan, sedangkan ada juga siswa diam dan memeperhatikan. Selanjutnya melanjutkan dengan menyampaikan tujuan pembelajaran.


(68)

55

b) Kegiatan Inti

Memasuki kegiatan inti guru menyampaikan materi tentang membaca intensif dan cara yang dilakukan agar dapat menjawab pertanyaan pada teks cerita. Setelah guru menjelaskan materi siswa mencatat materi yang disampaikan. Kemudian guru menuliskan judul cerita di papan tulis, guru meminta siswa untuk memprediksi cerita yang akan mereka baca dari judul yang sudah ditulis. Guru menunjuk beberapa siswa untuk mengungkapkan prediksinya, akan tetapai ada sebagian siswa menjawab langsung prediksinya dan mengangkat tangannya. Dari beberapa prediksi tersebut sebagian ada yang sesuai dengan judul cerita dan ada juga yang belum sesuai dengan judul. Setelah memprediksi judul kemudian guru menunjukkan beberapa gambar yang berkaitan dengan cerita, setiap gambar yang ditunjukkan guru menunjuk beberapa siswa untuk memprediksi gambar, hal ini dilakukan sampai gambar yang terakhir.

Guru membagikan teks cerita dan menunjuk beberapa siswa untuk maju kedepan membacakan cerita setiap paragraf , hal ini dilakukan untuk mengetahui ketepatan prediksi siswa, hal tersebut dilakukan sampai dengan paragraf terakhir.Setelah siswa memprediksi dan membaca cerita untuk memahami isi


(69)

56

dari cerita, maka guru memberikan tugas pada masing-masing siswa dengan mengerjakan lembar kerja siswa 1 secara individu untuk menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan isi teks cerita dan lembar kerja siswa II yaitu membuat ringkasan teks cerita. Setelah semua siswa selesai mengerjakan tugas guru melakuakan penguatan tentang cerita yang sudah dibaca. c) Kegiatan Penutup

Pada kegiatan penutup guru menanyakan pada siswa apakah mereka senang dan menyukai pembelajaran hari ini, Siswa sangat senang dengan pembelajaran hari ini, kemudian guru menunjuk beberapa siswa untuk mengungkapkan alasan kenapa senang dengan pembelajaran hari ini. Guru memberikan motivasi belajar pada siswa untuk rajin belajar dan membaca buku serta membaca buku cerita. Guru mengakhiri pembelajaran dengan membaca doa dan mengucapkan salam.

c. Observasi (Observing)

Tahap observasi ini peneliti mengamati bagaimana Penggunaan dari strategi DRTA (Directed Reading Thinking Activity ) secara langsung pada saat proses pembelajaran yang dilakukan di kelas III B MINU Wedoro Waru Sidoarjo. Observasi ini dapat mengetahui tingkat keberhasilan kegiatan pembelajaran dan juga mengetahui apakah tindakan yang dilakukan sesusai


(70)

57

dengan tujuan pembelajaran, Sehingga dapat terlihat hasil belajar siswa serta tingkat pemahamannnya pada materi yang sudah disampaikan. Observasi ini terdiri dari observasi guru dan observasi siswa ketika proses pembelajaran. Observasi guru ini dilakukan peneliti yang bertindak sebagai guru yang menggunakan strategi DRTA (Directed Reading Thinking Activity ), peneliti melakukan proses pembelajaran dari awal sampai akhir sedangkan yang menilai observasi guru ini merupakan guru mata pelajaran yang sesuai dengan mata pelajaran yang dilakukan penelitian. Guru mata pelajaran bertindak sebagai pengamat dan observer ketika proses pembelajaran berlangsung. Sedangkan observasi siswa juga dilakukan oleh Guru mata pelajaran, sehingga mengamati aktivitas guru dan aktivitas siswa pada proses pembelajaran berlangsung.

Berikut ini merupakan hasil dari pengamatan yang dilakukan di siklus I :

1. Hasil Pengamatan Aktivitas Guru Siklus I

Berikut ini merupakan hasil dari observasi yang dilakukan peneliti pada Siklus I :


(71)

58

Lembar Pengamatan Aktivitas Guru Siklus 1

Nama Sekolah : MINU Wedoro

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas / Semester : III /II

Hari / Tanggal : Sabtu, 07 Januari 2017 Pengisian Lembar Observasi Guru dengan memberi tanda Checklist (√)

Tabel 4.1

Hasil Pengamatan Aktivitas Guru Siklus 1 No

. Uraian Kegiatan

Skor

Nilai 1 2 3 4

1. Kegiatan Pendahuluan

a. Guru mengucapkan salam √ 4

b. Guru mengajak siswa berdoa

bersama-sama √ 3

c. Guru mengabsen kehadiran siswa √ 3

d. Guru melakukan apersepsi √ 3

e. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

4

2. Kegiatan Inti

a. Guru menyampaikan materi √ 3

b. Guru menulis judul cerita dipapan tulis

4

c. Guru menunjuk siswa

menyampaikan prediksinya √ 3

d. Guru menunjukkan gambar √ 3

e. Guru membagikan teks cerita √ 4

f. Guru menunjuk siswa membacakan

teks cerita √ 3

g. Guru melihat ketepatan prediksi

siswa √ 3


(72)

59

i. Guru memberikan penguatan

materi dan teks cerita √ 2

3. Kegiatan Penutup

a. Guru melakukan refleksi √ 3

b. Guru memberikan motivasi √ 3

c. Guru mengajak siswa membaca doa √ 4

d. Guru mengucapkan salam penutup √ 4

Jumlah Skor yang Diperoleh 60

Jumlah Skor Maksimal 72

Nilai Akhir Aktivitas Guru 83

Keterangan kriteria penilaian pengamatan aktivitas guru sebagai berikut :

a) Skor 1 : Jika aktivitas guru dalam kegiatan pembelajaran sangat rendah

b) Skor 2 : Jika aktivitas guru dalam kegiatan pembelajaran rendah

c) Skor 3 : Jika aktivitas guru dalam kegiatan pembelajaran tinggi

d) Skor 4 : Jika aktivitas guru dalam kegiatan pembelajaran sangat tinggi

Hasil pengamatan aktivitas guru pada siklus I yang terdapat pada tabel 4.1 diatas hasil nilai aktivitas guru sebesar 83. Penilain diambil pada saat proses pembelajaran berlangsung. Perolehan ini telah mencapai indikator kinerja


(73)

60

yang sudah ditentukan peneliti yaitu minimal 80. Skor maksimal pada penilaian pengamatan aktivitas guru yaitu 72.

Berikut ini merupakan keterangan dari perhitungan pada tabel 4.1 :

Nilai Akhir = x 100

= x 100 = 83

2. Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus I

Berikut ini merupakan hasil dari observasi yang dilakukan peneliti pada Siklus I :

Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus 1

Nama Sekolah : MINU Wedoro

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas / Semester : III /II

Hari / Tanggal : Sabtu, 07 Januari 2017

Pengisian Lembar Observasi Siswa dengan memberi tanda Checklist (√)


(74)

61

Tabel 4.2

Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Siklus I

No Indikator / Aspek Yang Diamati Skor Nilai

1 2 3 4 1. Siswa merespon apersepsi/motivasi

yang diberikan oleh guru. √

3 2. Siswa mendengarkan saat tujuan

pembelajaran disampaikan. √ 2

3. Siswa memusatkan perhatian pada

materi pembelajaran yang dipelajari. √ 3

4. Siswa mendengarkan guru ketika menjelaskan materi tentangmembaca intensif dan cara yang dilakukan agar dapat menjawab pertanyaan pada teks cerita

3

5. Siswa antusiasmemprediksi cerita dari petunjuk judul cerita sebelum dibaca

√ 3

6. Siswa memprediksi cerita dengan melihat gambar yang terdapat dalam cerita

√ 3

7. Siswa membaca teks cerita

“Petualangan Qonita dan Peternak

Ayam” √

3

8. Siswa memberi tanggapan saat guru mengecek prediksi dan pemahaman siswa pada teks cerita

√ 2

9. Siswa mengerjakan dengan tertib saat dilaksanakan tes evaluasi tertulis perorangan oleh guru. Siswa mengerjakan dengan tertib saat dilaksanakan tes evaluasi tertulis perorangan oleh guru.


(1)

101

Gambar Diagram Batang 4.9

Perbandingan Hasil Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II 0

10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Aktivitas Guru (%) Aktivitas Siswa (%) Nilai Rata-rataProsentase Ketuntasan (%) Pra siklus Siklu s I Siklu s II


(2)

102 BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang peningkatan kemampuan memahami isi cerita anak dengan menggunakan strategi DRTA (Directed Reading Thinking Activity ) yang sudah dilakukan di KELAS III MINU Wedoro Waru Sidoarjo pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Penerapan strategi DRTA (Directed Reading Thinking Activity) dapat dilaksanakan dengan baik melalui perbaikan disetiap siklusnya. Proses kegiatan pembelajaran yang digunakan pada setiap siklus I dan siklus II sesuai dengan langkah-langkah strategi yang digunakan. Penerapan strategi DRTA (Directed Reading Thinking Activity) dikatakan baik dalam memudahkan siswa memahami isi cerita dapat dilihat dari hasil pengamatan aktivitas guru yang dilakukan pada siklus I mendapatkan nilai sebesar 83 sedangkan pada siklus II mengalami peningkatan dengan mencapai nilai sebesar 93. Sedangkan hasil observasi aktivitas siswa pada siklus I mendapatkan nilai sebesar 72,5 sedangkan pada siklus II nilai meningkat menjadi 90.

2. Bahwa ada peningkatan pemahaman isi cerita anak setelah menggunakan strategi DRTA (Directed Reading Thinking Activity)


(3)

103

pada siswa kelas III MINU Wedoro. Nilai rata-rata kelas pada siklus I sebesar 68,28 dan siklus II meningkat menjadi 77,51. Pada siklus I siswa yang belum tuntas sebanyak 11 siswa dari 32 siswa, sedangkan pada siklus II siswa yang belum tuntas sebanyak 4 siswa dari 32 siswa. Sehingga nilai siswa dalam memahamai isi cerita anak setelah menggunakan strategi DRTA (Directed Reading Thinking Activity) dapat meningkat dengan baik.

B. Saran

Berdasarkan simpulan hasil penelitian di MINU Wedoro Waru Sidoarjo diatas, maka perlu disampaikan saran-saran sebagai berikut :

1. Kepala Sekolah

Bagi kepala sekolah mendorong guru untuk lebih kreatif dan inovatif, serta memberikan sarana dan prasarana yang mendukung terlaksanakannya kegiatan pembelajaran dengan baik sesuai dengan tujuan pembelajaran.

2. Guru

Dalam proses kegiatan pembelajaran perlu adanya berbagai cara atau strategi yang digunakan untuk menyampaikan materi dengan baik sehingga dapat tercapainya tujuan pembelajaran. Oleh karena itu diharapkan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia perlu menggunakan strategi DRTA (Directed Reading Thinking Activity) dalam meningkatkan kemampuan siswa memahami isi cerita.


(4)

104

3. Siswa

Setelah menggunakan strategi DRTA (Directed Reading Thinking Activity), diharapkan siswa mampu memahami setiap cerita yang mereka baca. Bukan hanya dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia akan tetapi dapat diterapkan pada mata pelajaran yang lainnya terutama yang ada ceritanya.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 1993. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Bungin,Burhan. 2012. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Jakarta : Rajawali Pers

Departemen Agama RI. 2004. Al-Qur’an dan Terjemahnya al –Jumanatu’ali. QS..Al-Ankabut:6. Bandung:CV Penerbit

Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung : CV PUSTAKA SETIA.

Iskandarwassid dan Dadang Sunendar. 2011. Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Junaedi, Baihaqi. 2009. Evaluasi Pembelajaran MI. Surabaya: PT. Revka Petra Media.

Kunandar. 2014. Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan Kurikulum 2013). Jakarta : PT Raja Grafindo.

Kunandar. 2013. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta : Rajawali Pers.

Kunandar. 2013. Penilaian Autentik. Jakarta : PT Raja Grafindo

Kuswana, Wowo Sunaryo. 2012. Taksonomi Kognitif. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Majid, Abdul. 2013. Strategi Pembelajaran. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.

Majid, Abdul Aziz Abdul. 2013. Mendidik Dengan Cerita. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Mudlofar. 2010. Bahasa dan Sastra Indonesia. Surabaya :Pustaka Gama, 2010.

Mulyaningtias , Indah Ika. 2013. Peningkatan Kemampuan Membaca Pemahaman Cerita Anak Melalui Strategi Directed Reading Thinking Activity(DRTA) Siswa Kelas V SDN Jatirowo II Mojokerto Tahun Pelajaran 2012/2013.(2013).

http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/5372

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi 3. Jakarta : Balai Pustaka.

Purwanto, Ngalim M. 2006. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung. PT REMAJA ROSDAKARYA.


(6)

106

Rachmawati, Rosyida. 2012. Peningkatan Keterampilan Membaca Pemahaman Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas III MI Khoirul Huda Sedati Sidoarjo Melalui Strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA). Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. IAIN Sunan Ampel Surabaya.

Rahim, Farida. 2011. Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar., Edisi 2 Jakarta : Bumi Aksara Rahman, Muhammad dkk. 2013. Strategi dan Desain Pengembangan Sistem Pembelajaran.

Jakarta: Prestasi Pustakarya.

Rosdiana,Yusi dkk. 2009. Bahasa dan Sastra Indonesia di Sekolah Dasar,edisi 1. Jakarta : Universitas Terbuka.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT RINEKA CIPTA.

Subhan, Fauti. 2013. Penelitian Tindakan Kelas. Sidoarjo : Qithos Digital Press.

Sudjana, Nana. 1996. Cara Belajar Siswa Aktif dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algensindo.

Sudjana, Nana. 2011. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : Remaja Rosdakarya. Susanto, Ahmad. 2014. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: KENCANA

PRENADAMEDIA GROUP.

Suyatno. 2004. Teknik Pembelajaran Bahasa dan Sastra. Surabaya : ISC

Suwarto. 2013. Pengembangan Tes Diagnostik Dalam Pembelajaran. Yogyakarta : Pustaka Pelajar(Anggota IKAPI).

Yusuf, Muri. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif dan Penelitian Gabungan. Jakarta : PRENADEMEDIA GROUP.

Zulela. 2012. Pembelajaran Bahasa Indonesia. Bandung : PT REMAJA ROSDAKARYA. http://www.abdan-syukuro.com/2014/02/cara-membaca-dengan-strategi-directed.html?m=1

diakses pada tanggal 06 November 2016 pada jam 20.00

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Indonesia diakses pada tanggal 02 November 2016, pada

jam 18:52.


Dokumen yang terkait

Pengaruh penerapan strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA) terhadap keterampilan membaca pemahaman dongeng pada siswa kelas V SD Putra Jaya Depok Tahun pelajaran 2013/2014

2 12 154

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN KARYA SASTRA MELALUI STRATEGI DIRECTED READING THINKING ACTIVITY (DRTA) Peningkatan Kemampuan Membaca Pemahaman Karya Sastra Melalui Strategi Directed Reading Thinking Activity (Drta) Kelas V SDN Cepokosawit II Kec

0 1 15

PENERAPAN STRATEGI DRTA (DIRECTED READING THINKING ACTIVITY) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA INTENSIF SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR.

1 4 39

PENERAPAN STRATEGI DRTA (DIRECTED READING THINKING ACTIVITY) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA.

3 13 91

PENERAPAN STRATEGI DRTA (DIRECTED READING THINKING ACTIVITY) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA.

0 2 30

PENERAPAN STRATEGI DIRECTED READING THINKING ACTIVITY (DRTA) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA INTENSIF SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 SEDAYU.

3 23 241

Penggunaan strategi reading aloud untuk meningkatkan kemampuan memahami isi cerita mata pelajaran Bahasa Indonesia Kelas IV MI Maarif Pagerwojo Sidoarjo.

0 5 99

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA INTENSIF PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI STRATEGI DIRECTED READING THINKING ACTIVITY (DRTA) SISWA KELAS IV A MI NIZHAMIYAH JOMBANG.

0 2 168

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN GIVING QUESTION AND GETTING ANSWERS (GQGA) UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS IV MINU WEDORO WARU SIDOARJO.

0 0 94

Penerapan Strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA) Untuk Meningkatkan Kemampuan Memahami Teks Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 113 Pekanbaru

0 0 12