PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA INTENSIF PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI STRATEGI DIRECTED READING THINKING ACTIVITY (DRTA) SISWA KELAS IV A MI NIZHAMIYAH JOMBANG.

(1)

SKRIPSI

Oleh:

HESTIN KUSMIANINGSIH

NIM. D07212049

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya. Pembimbing: Drs. H. Munawir,

M. Ag.

Kata Kunci:

Keterampilan membaca intensif, strategi

Directed Reading Thinking Activity

(DRTA), Bahasa Indonesia

Latar belakang penelitian ini adalah rendahnya keterampilan membaca intensif siswa

kelas IV A. Sebagian besar siswa kurang antusias dan tidak berminat dalam melakukan

kegiatan membaca pada saat pembelajaran Bahasa Indonesia. Siswa juga cenderung pasif dan

belum berani mengemukakan pendapat serta mengajukan pertanyaan. Hal tersebut

dikarenakan guru sering menggunakan metode ceramah dalam mengajar. Dengan demikian,

siswa mengalami kesulitan dalam memahami isi bacaan. Kesulitan tersebut, akhirnya

mengakibatkan rendahnya kemampuan siswa dalam membuat kesimpulan isi bacaan. Untuk

meningkatkan keterampilan membaca intensif siswa, maka peneliti mengambil tindakan

pembelajaran melalui strategi

Directed Reading Thinking Activity

(DRTA).

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: (1) Bagaimana keterampilan

membaca intensif siswa kelas IV A MI Nizhamiyah Rejoagung Ploso Jombang pada mata

pelajaran Bahasa Indonesia sebelum diterapkan strategi

Directed Reading Thinking Activity

(DRTA)?, (2) Bagaimana penerapan strategi

Directed Reading Thinking Activity

(DRTA)

dalam rangka meningkatkan keterampilan membaca intensif pada mata pelajaran Bahasa

Indonesia kelas IV A MI Nizhamiyah Rejoagung Ploso Jombang?, (3) Bagaimana

peningkatan keterampilan membaca intensif pada mata pelajaran Bahasa Indonesia melalui

strategi

Directed Reading Thinking Activity

(DRTA) di kelas IV A MI Nizhamiyah

Rejoagung Ploso Jombang?.

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengetahui keterampilan membaca intensif siswa

kelas IV A MI Nizhamiyah Rejoagung Ploso Jombang pada mata pelajaran Bahasa Indonesia

sebelum diterapkan strategi

Directed Reading Thinking Activity

(DRTA), (2) Mengetahui

penerapan strategi

Directed Reading Thinking Activity

(DRTA) dalam rangka meningkatkan

keterampilan membaca intensif pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas IV A MI

Nizhamiyah Rejoagung Ploso Jombang, (3) Mengetahui peningkatan keterampilan membaca

intensif pada mata pelajaran Bahasa Indonesia melalui strategi

Directed Reading Thinking

Activity

(DRTA) di kelas IV A MI Nizhamiyah Rejoagung Ploso Jombang.

Model penelitian ini merupakan PTK dengan model Kurt Lewin yang terdiri dari dua

siklus yang terdiri dari empat komponen yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan

refleksi. Teknik pengumpulan data diperoleh melalui observasi, wawancara, dokumentasi dan

tes.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan strategi

Directed Reading Thinking

Activity

(DRTA) pada pembelajaran Bahasa Indonesia kelas IV A MI Nizhamiyah Rejoagung

Ploso Jombang telah dilaksanakan dengan baik dan mengalami peningkatan pada setiap

siklusnya. Hasil observasi aktivitas diperoleh hasil sebesar 66,43 pada siklus I dan meningkat

pada siklus II menjadi 90,44. Pada observasi aktivitas siswa siklus I diperoleh hasil sebesar

65,22 dan meningkat pada siklus II menjadi 90,22. Keterampilan membaca intensif siswa

melalui strategi

Directed Reading Thinking Activity

(DRTA) pada siswa kelas IV A MI

Nizhamiyah Rejoagung Ploso Jombang mengalami peningkatan dari nilai rata-rata kelas pada

siklus I sebesar 68,81 menjadi 83,25 pada siklus II. Prosentase prosentase belajar siswa juga

meningkat dari perolehan siklus I sebesar 56,25% menjadi 84,50% pada siklus II.


(7)

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL... i

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN MOTTO ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN PERSETUJUAN ... v

HALAMAN PENGESAHAN... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI... xii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR DIAGRAM ... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tindakan Yang dipilih... 6

D. Tujuan Penelitian ... 6

E. Lingkup Penelitian ... 7

F. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II KAJIAN TEORI

A. Keterampilan Membaca Intensif ... 10

1. Pengertian Keterampilan Membaca Intensif ... 10


(8)

3. Teknik-teknik Membaca Intensif ... 16

4. Jenis-jenis Membaca Intensif... 18

5. Tujuan Membaca Intensif ... 20

6. Indikator dalam Meningkatkan Keterampilan Membaca... 23

B. Bahasa Indonesia... 27

1. Pengertian Bahasa Indonesia... 27

2. Tujuan dan Fungsi Pembelajaran Bahasa Indonesia... 30

3. Karakteristik Bahasa Indonesia... 34

4. Ruang Lingkup Bahasa Indonesia... 34

C. Strategi

Directed Reading Thinking Activity

(DRTA) ... 36

1. Pengertian Strategi DRTA ... 36

2. Tujuan Strategi DRTA ... 37

3. Langkah-langkah Strategi DRTA ... 39

4. Kelebihan dan Kekurangan Strategi DRTA... 45

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS

A. Metode Penelitian... 48

B. Setting Penelitian dan Karakteristik Subjek Penelitian... 52

C. Variabel yang Diteliti ... 53

D. Rencana Tindakan ... 53

E. Data dan Cara Pengumpulannya ... 61

F. Analisis Data ... 78

G. Indikator Kinerja ... 83

H. Tim Peneliti dan Tugasnya... 84

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian... 86

1. Sejarah Sekolah ... 86

2. Identitas Sekolah ... 87

3. Visi dan Misi Sekolah ... 88

4. Struktur Organisasi Sekolah... 89


(9)

B. Hasil Penelitian ... 91

1. Pra Siklus ... 92

2. Siklus I ... 96

3. Siklus II ... 119

C. Pembahasan... 147

1. Keterampilan membaca intensif siswa kelas IV A MI

Nizhamiyah Rejoagung Ploso Jombang pada mata pelajaran

Bahasa Indonesia sebelum diterapkan strategi

Directed

Reading Thinking Activity

(DRTA) ...140

2.

Hasil Penelitian tentang penerapan strategi

Directed Reading

Thinking Activity

(DRTA) dalam rangka meningkatkan

keterampilan membaca intensif pada mata pelajaran Bahasa

Indonesia kelas IV A MI Nizhamiyah Rejoagung Ploso

Jombang ...143

3. Hasil penelitian tentang peningkatan keterampilan membaca

intensif pada mata pelajaran Bahasa Indonesia melalui strategi

Directed Reading Thinking Activity

(DRTA) di kelas IV A MI

Nizhamiyah Rejoagung Ploso Jombang...145

BAB V PENUTUP

A. Simpulan ...148

B. Saran...149

DAFTAR PUSTAKA ...151

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

RIWAYAT HIDUP


(10)

DAFTAR TABEL

3.1 Pelaksanaan observasi aktivitas guru ... 65

3.2 Pelaksanaan observasi aktivitas siswa... 69

3.3 Instrumen wawancara... 72

3.4 Kisi-kisi tes tulis... 75

3.5 Rubrik penilaian produk ringkasan ... 76

4.1 Identitas MI Nizhamiyah ... 87

4.2 Struktur organisasi MI Nizhamiyah ... 89

4.3 Data siswa MI nizhamiyah ... 91

4.4 Hasil nilai pra siklus ... 93

4.5 Hasil nilai siklus I... 105

4.6 Hasil observasi aktivitas guru pada siklus I ... 109

4.7 Hasil observasi aktivitas siswa pada siklus I... 113

4.8 Hasil nilai siklus II ... 126

4.9 Hasil observasi aktivitas guru pada siklus II ... 131

4.10 Hasil observasi aktivitas siswa pada siklus II ... 135


(11)

DAFTAR GAMBAR

3.1 Prosedur PTK model Kurt Lewwin ... 52

4.1 Guru mengondisikan siswa siklus I ... 98

4.2

Semua siswa berdo’a sebelum pelajaran

dimulai siklus I ... 99

4.3 Guru mengajak siswa

ice breaking

siklus I ... 100

4.4 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran siklus I ... 100

4.5 Guru menempelkan gambar siklus I ... 101

4.6 Siswa menjawab pertanyaan guru siklus I... 101

4.7 Kondisi siswa saat berdiskusi siklus I ... 102

4.8 Siswa sedang membaca teks secara intensif siklus I ... 104

4.9 Siswa mempresentasikan hasil diskusi siklus I ... 104

4.10 Siswa mengerjakan soal evaluasi siklus I... 104

4.11 Kondisi siswa saat guru masuk kelas siklus II ... 120

4.12 Guru mengajak siswa

ice breaking

siklus II... 121

4.13 Guru menjelaskan materi pelajaran siklus II ... 121

4.14 Guru menuliskan judul teks di papan tulis siklus II ... 122

4.15 Guru menunjuk siswa untuk menjawab siklus II... 122

4.16 Guru menempelkan gambar siklus II... 123

4.17 Kondisi siswa saat berdiskusi siklus II ... 124

4.18 Siswa mempresentasikan hasil diskusinya siklus II ... 125


(12)

DAFTAR DIAGRAM

4.1 Diagram hasil observasi aktivitas guru... 143

4.2 Diagram hasil observasi aktivitas siswa ... 144

4.3 Diagram nilai rata-rata siswa ... 146


(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1

: Lembar Validasi RPP Siklus I

Lampiran 2

: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I

Lampiran 3

: Lembar Validasi Aktivitas Guru Siklus I

Lampiran 4

: Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus I

Lampiran 5

: Lembar Validasi Aktivitas Siswa Siklus I

Lampiran 6

: Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus I

Lampiran 7

: Lembar Validasi Butir Soal Siklus I

Lampiran 8

: Dokumentasi Kegiatan Pembelajaran Siklus I

Lampiran 9

: Hasil Penilaian Post Test Siklus I

Lampiran 10 : Lembar Validasi RPP Siklus II

Lampiran 11 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II

Lampiran 12 : Lembar Validasi Aktivitas Guru Siklus II

Lampiran 13 : Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus II

Lampiran 14 : Lembar Validasi Aktivitas Siswa Siklus II

Lampiran 15 : Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus II


(14)

Lampiran 17 : Dokumentasi Kegiatan Pembelajaran Siklus II

Lampiran 18 : Hasil Penilaian Post Test Siklus II

Lampiran 19 : Surat Tugas Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

Lampiran 20 : Surat Ijin Penelitian Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

Lampiran 21 : Surat Keterangan Penelitian MI Nizhamiyah Jombang


(15)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan

kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat

dalam

rangka

mencerdaskan

kehidupan

bangsa,

bertujuan

untuk

mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman

dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,

cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta

bertanggung jawab.

1

Pendidikan merupakan suatu bimbingan yang diberikan oleh seseorang

terhadap perkembangan orang lain, untuk dapat mencapai suatu cita-cita

tertentu.

2

Pada hakekatnya, tujuan pendidikan ialah menyediakan lingkungan

yang memungkinkan peserta didik untuk mengembangkan bakat dan

kemampuannya secara optimal. Dengan pendidikan, peserta didik juga dapat

mewujudkan dirinya dan berfungsi sepenuhnya sesuai dengan kebutuhan

pribadinya serta kepribadian masyarakat.

3

Mata pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didik memiliki

kemampuan (1) berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika

yang berlaku, baik secara lisan maupun tulis; (2) menghargai dan bangga

1

Lampiran Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi, (Jakarta: Dinas Pendidikan, 2007), hal. 1.

2

Suwarno,Pengantar Umum Pendidikan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1992), hal. 6.

3

Utami Munandar, Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat, (Jakarta: Gramedia Pustaka Umum, 2009), hal. 6.


(16)

menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara;

(3) memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan

kreatif untuk berbagai tujuan; (4) menggunakan bahasa Indonesia untuk

meningkatkan kemampuan intelektual, serta kematangan emosional dan

sosial; (5) menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas

wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan

kemampuan berbahasa; dan (6) menghargai dan membanggakan sastra

Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia.

4

Ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Indonesia mencakup komponen

keterampilan berbahasa. Menurut Tarigan keterampilan berbahasa (atau

language arts,

language skills) dalam kurikulum di sekolah mencakup empat

segi,

yaitu keterampilan menyimak/mendengarkan (listening skills),

keterampilan berbicara (speaking skills), keterampilan membaca (reading

skills) dan keterampilan menulis (writing skills).

5

Doyin mengemukakan

bahwa keterampilan menyimak dan membaca berdasarkan fungsinya termasuk

keterampilan berbahasa yang reseptif dan apresiatif, artinya keterampilan

tersebut digunakan untuk menangkap dan memahami informasi yang

disampaikan melalui bahasa tulis.

6

Salah satu jenis membaca yang dipelajari di sekolah dasar adalah

membaca intensif. Menurut Saddhono dan Slamet membaca intensif adalah

4

BNSP,Standar Isi dan Standar Kompetensi Kelulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar SD/MI, (Jakarta: BP. Cipta Jaya, 2006), hal. 317.

5

Henry Guntur Tarigan,Membaca: sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa,(Bandung: Angkasa, 2008), hal. 1.

6

Mukh Doyin & Warigan,Bahasa Indonesia Pengantar Penulisan Karya Ilmiah, (Semarang: Unnes Press, 2009), hal. 11.


(17)

membaca dengan penuh penghayatan untuk menyerap apa yang seharusnya

dikuasai siswa/pembaca. Membaca intensif adalah kegiatan membaca yang

dilakukan dengan seksama untuk memahami isi dari bacaan tersebut.

Membaca intensif dilakukan agar anak lebih memahami secara mendalam

tentang suatu bacaan.

7

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas IV A Madrasah

Ibtidaiyah Nizhamiyah Rejoagung Ploso Jombang, pada saat pembelajaran

Bahasa Indonesia di kelas IV A menunjukkan bahwa keterampilan membaca

intensif siswa masih rendah.

8

Hal tersebut dikarenakan sebagian besar

siswa kurang antusias dan tidak berminat dalam melakukan kegiatan membaca

pada saat pembelajaran Bahasa Indonesia. Siswa cenderung pasif dan belum

berani mengemukakan pendapat serta mengajukan pertanyaan, sehingga siswa

mengalami kesulitan dalam memahami isi bacaan. Kesulitan tersebut,

akhirnya mengakibatkan rendahnya kemampuan siswa dalam membuat

kesimpulan isi bacaan. Cara mengajar guru yang masih tradisional yakni

berpusat pada guru

(teacher centered)

juga menjadi salah satu penyebab

rendahnya keterampilan membaca siswa pada mata pelajaran Bahasa

Indonesia. Hal ini akan membuat siswa merasa bosan dan tidak kreatif

sehingga menjadikan siswa pasif yaitu hanya menerima dan hanya

mendengarkan tanpa berfikir. Proses pembelajaran yang didominasi oleh

7

Saddhono dan Slamet,Meningkatkan Berbahasa Indonesia (Teori dan Aplikasi), (Bandung: CV. Putra Karya Daryati, 2012), hal. 84.

8

Hasil wawancara dengan Ibu Mamin Achromah selaku Guru Kelas IV A Madrasah Ibtidaiyah Rejoagung Ploso Jombang pada tanggal 18 Desember 2015.


(18)

metode ceramah kurang memberikan arahan pada proses pencarian,

pamahaman, penemuan dan penerapan.

Rendahnya keterampilan membaca pada siswa kelas IV A tersebut,

didukung dengan data hasil evaluasi membaca intensif yang menyatakan

bahwa keterampilan membaca intensif siswa masih rendah. Masih banyak

siswa yang memperoleh nilai di bawah kriteria ketuntasan minimal (KKM)

yang ditetapkan oleh sekolah pada mata pelajaran Bahasa Indonesia yaitu 75.

Data hasil evaluasi membaca intensif siswa menunjukkan nilai terendah yang

diperoleh adalah 45. Dari 32 siswa hanya 12 siswa (37,5%) yang mendapat

nilai diatas KKM, sedangkan sisanya yaitu 20 siswa (62,5%) masih

mendapatkan nilai di bawah KKM. Dengan melihat data hasil evaluasi

tentang keterampilan membaca intensif tersebut, maka perlu diadakan

peningkatan keterampilan membaca intensif pada siswa kelas IV A Madrasah

Ibtidaiyah Nizhamiyah Rejoagung Ploso Jombang.

Untuk memecahkan permasalahan tersebut, peneliti menetapkan

alternatif tindakan untuk meningkatkan keterampilan membaca intensif

dengan menggunakan strategi

Directed Reading Thinking Activity

(DRTA).

Strategi ini sangat cocok diterapkan dalam kegiatan membaca karena strategi

ini bertujuan untuk melatih siswa berkonsentrasi dan berpikir keras guna

memahami isi bacaan secara serius. Menurut Stauffer (dalam Rahim) strategi

Directed Reading Thinking Activity

(DRTA) merupakan strategi pembelajaran

dimana guru memotivasi usaha dan konsentrasi siswa dengan melibatkan

siswa secara intelektual serta mendorong siswa merumuskan pertanyaan dan


(19)

hipotesis, memproses informasi, dan mengevaluasi solusi sementara.

9

Strategi

DRTA memfokuskan keterlibatan siswa dengan teks

karena siswa

memprediksi dan membuktikannya ketika mereka membaca.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti akan mengkaji

masalah tersebut melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul

“P

eningkatan Keterampilan Membaca Intensif Pada Mata Pelajaran

Bahasa Indonesia melalui Strategi

Directed Reading Thinking Activity

(DRTA) Siswa Kelas IV A MI Nizhamiyah

Jombang”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagaimana keterampilan membaca intensif siswa kelas IV A MI

Nizhamiyah Rejoagung Ploso Jombang pada mata pelajaran Bahasa

Indonesia sebelum diterapkan strategi

Directed Reading Thinking Activity

(DRTA)?

2. Bagaimana penerapan strategi

Directed Reading Thinking Activity

(DRTA) dalam rangka meningkatkan keterampilan membaca intensif pada

mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas IV A MI Nizhamiyah Rejoagung

Ploso Jombang?

3. Bagaimana peningkatan keterampilan membaca intensif pada mata

pelajaran Bahasa Indonesia melalui strategi

Directed Reading Thinking

9


(20)

Activity

(DRTA) di kelas IV A MI Nizhamiyah Rejoagung Ploso

Jombang?

C. Tindakan yang Dipilih

Untuk meningkatkan keterampilan membaca intensif pada mata

pelajaran Bahasa Indonesia kelas IV A Madrasah Ibtidaiyah Nizhamiyah

Rejoagung Ploso Jombang, peneliti memilih strategi

Directed Reading

Thinking Activity

(DRTA). Strategi ini merupakan suatu cara yang efektif

untuk melatih siswa berkonsentrasi dan berpikir keras guna memahami isi

bacaan secara serius. Dengan demikian, untuk memperbaiki dan

meningkatkan keterampilan membaca intensif pada mata pelajaran Bahasa

Indonesia kelas IV A Madrasah Ibtidaiyah Nizhamiyah Rejoagung Ploso

Jombang, penerapan strategi

Directed Reading Thinking Activity

(DRTA)

sangat baik untuk dilaksanakan dalam kegiatan membaca intensif.

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini

sebagai berikut:

1. Mengetahui keterampilan membaca intensif siswa kelas IV A MI

Nizhamiyah Rejoagung Ploso Jombang pada mata pelajaran Bahasa

Indonesia sebelum diterapkan strategi

Directed Reading Thinking Activity

(DRTA).

2. Mengetahui penerapan strategi

Directed Reading Thinking Activity

(DRTA) dalam rangka meningkatkan keterampilan membaca intensif pada


(21)

mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas IV A MI Nizhamiyah Rejoagung

Ploso Jombang.

3. Mengetahui peningkatan

keterampilan

membaca intensif

KD 7.1

Menemukan kalimat utama pada tiap paragraf melalui membaca intensif

pada mata pelajaran Bahasa Indonesia melalui strategi

Directed Reading

Thinking Activity

(DRTA) di kelas IV A MI Nizhamiyah Rejoagung Ploso

Jombang.

E. Lingkup Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, peneliti hanya membahas tentang

peningkatan keterampilan membaca intensif siswa menggunakan Strategi

Directed Reading Thinking Activity

(DRTA) pada mata pelajaran Bahasa

Indonesia kelas IV A MI Nizhamiyah Rejoagung Ploso Jombang.

Sehubungan dengan kegiatan penelitan ini, maka perlu diberikan

batasan penelitian dengan tujuan supaya penelitian ini tidak terlalu luas dan

sesuai dengan harapan peneliti.

Agar penelitian ini bisa tuntas dan terfokus, maka permasalahan

tersebut dibatasi pada hal-hal dibawah ini:

1. Subjek penelitian adalah pada siswa kelas IV A MI Nizhamiyah

Rejoagung Ploso Jombang semester genap tahun ajaran 2015/2016.

2. Implementasi (pelaksanaan) dengan menggunakan Strategi

Directed

Reading Thinking Activity

(DRTA), untuk meningkatkan keterampilan

membaca intensif pada mata pelajaran Bahasa Indonesia pada siswa kelas

IV A MI Nizhamiyah Rejoagung Ploso Jombang.


(22)

F. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka manfaat penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber

referensi bagi penelitian penulis karya selanjutnya. Dan hasilnya dapat

dijadikan gambaran konseptual dalam melaksanakan pembelajaran yang

kreatif dan menyenangkan sehingga prestasi siswa dapat meningkat.

Penelitian ini dapat menjadikan gambaran bahwa strategi

Directed

Reading Thinking Activity

(DRTA) sangat cocok digunakan pada mata

pelajaran Bahasa Indonesia pada siswa kelas IV A MI Nizhamiyah

Rejoagung Ploso Jombang.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Guru

1) Guru dapat mengetahui langkah-langkah pelaksanaan strategi

Directed Reading Thinking Activity

(DRTA) dengan tujuan untuk

meningkatkan keterampilan membaca intensif siswa.

2) Guru dapat menambah pengalaman dalam mengajar dengan

menerapkan strategi

Directed Reading Thinking Activity

(DRTA).

3) Guru dapat meningkatkan kualitas pembelajaran yang dilakukan di


(23)

b. Bagi Siswa

1) Siswa dapat mengetahui sejauh mana kemampuan yang mereka

miliki dalam keterampilan membaca intensif.

2) Siswa dapat meningkatkan keterampilan membaca intensif dalam

pelajaran Bahasa Indonesia.

c. Bagi Sekolah

1) Memberikan sumbangan yang bermanfaat dalam rangka perbaikan

pembelajaran serta profesionalisme guru yang bersangkutan.

2) Meningkatkan kredibilitas dan kualitas sekolah.

d. Bagi peneliti

1) Hasil perbaikan pembelajaran dapat menambah pengetahuan yang

sangat berharga sebagai bekal dalam pelaksanaan tugas

pendidikan.

2) Sebagai tambahan pengalaman di dalam perbaikan juga sebagai

wadah penerapan dari teori kepada praktiknya.

e. Bagi Masyarakat

Tingkat kepercayaan masyarakat terhadap kualitas satuan pendidikan

yang melakukan penelitian tindakan kelas dapat meningkat.


(24)

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Keterampilan Membaca Intensif

1. Pengertian Keterampilan Membaca Intensif

Secara bahasa keterampilan berasal dari kata terampil yang artinya

cakap dalam menyelesaikan tugas, mampu dan cekatan. Kemudian

mendapat imbuhan ke-an menjadi keterampilan yang artinya kecakapan

untuk menyelesaikan tugas.

10

Sedangkan menurut istilah, pengertian keterampilan dapat

didefinisikan sebagai berikut:

a. Menurut Muhibbin syah, keterampilan ialah kegiatan yang

berhubungan dengan urat-urat syaraf dan otot-otot (neuromuscular)

yang lazimnya tampak dalam kegiatan jasmaniah, seperti menulis,

mengetik, olah raga dan sebagainya. Meskipun sifatnya motorik,

namun keterampilan itu memerlukan koordinasi gerak yang teliti dan

kesadaran yang tinggi.

11

10

✁ ✂✄ ☎✆yusu✆✝ ✞✂us ✄✞sut ✄ ☎✂✟✁✆ ✞✞✆✠✞✆✄☎✆✡ ☎ ✂✟ ✞✆✡ ✞✆ B✞☛ ✞s✞☞ Kamus Besar Bahasa

Indonesia,✌✍✞✎✞✏ ✑✞: B✞✒✞✁✄ust✞✎✞☞1994✓ ☞☛ ✞✒ ✔1043.

11

✕ ✖☛✁ ✟✟✁ ✆✗y✞☛☞ Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru☞✌B✞✆ ✠u✆✡ ✘✙ ☎✂✞✚✞✙✛s✠✞✝ ✞✏✜ ✞☞ 2010✓☞ C☎t. XVII, hal. 117.


(25)

b. Menurut Reber, keterampilan merupakan kemampuan melakukan

pola-pola tingkah laku yang kompleks dan tersusun rapi sesuai dengan

keadaan untuk mencapai hasil tertentu.

12

c. Menurut Oemar Hamalik, keterampilan adalah kemampuan berbuat

sesuatu dengan baik. Berbuat dapat berarti secara jasmaniah (menulis,

berbicara dan sebagainya) dan dapat juga berarti rohaniah

(membedakan, menganalisis dan sebagainya).

13

Dari definisi tersebut penulis dapat menyimpulkan bahwa

keterampilan adalah kecakapan atau kemampuan seseorang dalam

melakukan sesuatu dengan baik dan tersusun rapi baik secara jasmaniah

maupun rohaniah dan semuanya itu memerlukan koordinasi gerak yang

teliti dan kesadaran yang tinggi sehingga tujuan yang diharapkan dapat

tercapai.

Perintah membaca merupakan perintah yang paling berharga yang

diberikan kepada umat manusia. Membaca merupakan jalan yang akan

mengantarkan manusia mencapai derajat kemanusiaan yang sempurna.

Tidak berlebihan jika dikatakan bahwa membaca adalah syarat utama guna

membangun peradaban yang mulia, yang sesuai dengan fitrah manusia.

14

Allah berfirman dalam surat Al-Alaq ayat 1-5 sebagai berikut:

12 Ibid. 13

Harjanto,Perencanaan Pengajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), hal. 221. 14


(26)

)

(

)

(

)

)

(

(

)

(

Artinya:

1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan.

2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.

3. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah.

4. Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam.

5. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.

Membaca intensif menurut Kholid Harras, Endah, dan Titik adalah

membaca secara cepat dan akurat untuk memahami teks secara tepat dan

akurat.

15

Dawud juga mengatakan bahwa membaca intensif dapat diartikan

dengan menempuh berbagai cara yang intensif dan efektif untuk

menangkap makna suatu bacaan.

16

Membaca informasi secara cepat dan

akurat, itulah yang disebut membaca intensif.

17

Menurut Brooks, membaca intensif adalah studi saksama, telaah

teliti, dan penanganan terperinci yang dilaksanakan di dalam kelas

terhadap suatu tugas yang pendek kira-kira dua sampai empat halaman

setiap hari.

18

Yang diutamakan dalam membaca intensif bukan

keterampilan yang tampak, melainkan hasilnya, seperti pemahaman yang

mendalam dan rinci terhadap teks yang dibaca. Bahannya berupa teks

15

Kholid Harras, dkk,Membaca I(Jakarta: Universitas Terbuka, 2007), hal. 5.7. 16

Dawud,Perspektif Pembelajaran Bahasa Indonesia, (Malang: UM Press, 2008), hal. 55. 17

Johan Wahyudi dan Darmiyati Zuchdi,Bahasaku Bahasa Indonesia 2, (Solo: Platinum, 2009), hal. 195.

18


(27)

singkat dan panjangnya tidak lebih dari 500 kata yang dapat dibaca dalam

waktu dua menit dengan kecepatan kurang lebih lima kata per detik.

19

Sejalan dengan pemikiran Brooks, Asep mengatakan bahwa

membaca intensif adalah kegiatan membaca secara sungguh-sungguh

untuk memperoleh dan memahami isi bacaan dalam waktu yang relatif

singkat dan akhirnya mampu memberikan penilaian terhadap isi bacaan

tersebut.

20

Membaca secara intensif diperlukan untuk memperoleh

informasi yang lebih bermutu, lebih berbobot, lebih kental, yang lebih

merupakan kebulatan (keseluruhan). Membaca secara intensif menuntut

kita mampu berpikir secara saling hubung dan sekaligus melatih kita untuk

mewujudkan pemikiran saling hubung (relational thinking) itu.

Kemampuan berpikir secara saling hubung penting dan perlu untuk

mempelajari isi buku secara mendalam dan terperinci.

21

Membaca intensif merupakan membaca pemahaman yang

mempunyai tujuan memahami bacaan dengan kecepatan dan kecermatan

untuk mendapatkan pemahaman dari sebuah teks bacaan. Membaca

intensif sering diidentikkan dengan teknik membaca untuk belajar. Dengan

keterampilan membaca intensif, pembaca dapat memahami baik pada

tingkatan literal, interpretatif, kritis, dan evaluatif.

22

Berkenaan dengan hal

19

Subana dan Sunarti,Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia, (Bandung: Pustaka Setia, 2009), hal. 229.

20

Asep Ganda Sadikin, dkk,Bahasa Indonesia 2, (Bandung: Facil, 2011), hal. 158. 21

Widyamartaya,Seni Membaca Untuk Studi, (Yogyakarta: Kanisius, 1992), hal. 60. 22


(28)

tersebut, pengembangan kemampuan membaca intensif sangat penting

dimiliki bagi semua orang yang selalu ingin belajar.

Dalam membaca intensif, seorang pembaca memperhatikan setiap

detail bacaan agar tidak ada yang terlewatkan. Ada beberapa hal yang

perlu diperhatikan saat membaca intensif:

a. Pada saat membaca, mulut tidak bersuara.

b. Kepala tidak ikut bergerak mengikuti alur teks yang sedang dibaca.

c. Pada saat membaca, jari tangan tidak menunjuk pada teks. Hal ini

dilakukan agar mata dapat lebih berkonsentrasi pada bacaan.

23

Dari paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa membaca intensif

adalah membaca secara cepat dan tepat. Dalam membaca intensif, yang

terpenting ialah pembaca mendapatkan informasi dari bahan bacaan dan

dapat memahami isi bacaan secara keseluruhan. Sedangkan keterampilan

membaca intensif adalah kecakapan atau kemampuan seseorang dalam

membaca yang dilakukan secara cepat, cermat dan teliti terhadap teks yang

dibaca.

2. Karakteristik Membaca Intensif

Membaca merupakan syarat pertama dan utama bagi keberhasilan

manusia. Tidaklah mengherankan jika membaca menjadi tuntunan pertama

yang diberikan oleh Allah SWT kepada manusia. Allah SWT berfirman:

23


(29)

...

...

Artinya: “

niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang

beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan

beberapa derajat”.

(QS. Al-Mujadalah: 11)

Menurut

Tarigan,

membaca

intensif

memiliki

beberapa

karakteristik, diantaranya:

a. Membaca intensif merupakan kegiatan membaca yang dilakukan

dengan tujuan mencapai tingkat pemahaman yang tinggi dengan

membaca detail keseluruhan bahan bacaan. Rata-rata bahan bacaan

yang digunakan adalah bacaan singkat sekitar 500-600 kata dengan

kecepatan tertentu.

b. Sebagai dasar pemahaman yang baik, cara membaca ini akan

mengingat lebih lama bahan bacaan. Dengan pemahaman yang

mendalam dari hasil membaca detail, maka apa yang diperoleh dari

bahan bacaan akan tersimpan lama dalam memori pembaca.

c. Yang dilihat bukan hanya sekedar keterampilan membaca, tetapi

lebih pada pemahaman karena akan sia-sia apabila mampu

membaca cepat namun pemahaman akan bacaan tersebut masih

kurang.

d. Membaca intensif memberikan pemahaman kritis dan kreatif

sehingga banyak hal yang bisa didapatkan. Dengan pemahaman,

maka akan memberikan pendapat secara kritis dan kreatif terhadap

bahan bacaan.


(30)

e. Membaca intensif bisa memberikan kemampuan bagi pembacanya

untuk bisa memberikan uraian dari bahan bacaan yang padat

sehingga akan lebih mudah untuk memahami bahan bacaan tersebut.

24

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa karakteristik

membaca intensif yang paling utama ialah melatih peserta didik untuk

berpikir lebih kritis, kreatif, dan inovatif dalam memahami suatu bacaan

atau teks.

3. Teknik-teknik Membaca Intensif

Dalam perkembangan ilmu dan teknologi yang sangat cepat

seperti sekarang ini, terasa sekali bahwa kegiatan membaca boleh

dikatakan tidak dapat terlepas dari kehidupan manusia. Berbagai informasi

sebagian besar disampaikan melalui media cetak, dan bahkan yang melalui

lisan pun bisa dilengkapi dengan tulisan, atau sebaliknya. Oleh karena itu,

di Indonesia suatu saat kegiatan membaca akan menjadi kebutuhan hidup

sehari-hari seperti yang terdapat di negara-negara maju. Allah SWT

berfirman dalam Al-Qur’an surat Al-Israa’ ayat 85:

. . .

)

(

Artinya:

... dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit

.

(QS. Al-Israa’: 85)

Menurut Dawud, ada beberapa teknik-teknik membaca intensif,

yaitu:

24


(31)

a. Kemampuan membaca dengan cepat

Tidak dapat dipungkiri bahwa untuk memperoleh kemahiran membaca

yang andal diperlukan kecepatan membaca yang memadai.

b. Kemampuan mengenali kata pengacu dan perangkai

Isi bacaan umumnya terdiri atas beberapa gagasan utama dan tiap-tiap

gagasan utama tersebut terdiri dari gagasan penjelas. Hubungan

gagasan yang satu dengan gagasan lainnya itu terwujud dalam

penggunaan kata-kata pengacu dan kata-kata perangkai yang tertuang

dalam bacaan.

c. Kemampuan mengenali pola paragraf

Paragraf dikembangkan berdasarkan satu pikiran utama dengan

beberapa pikiran penjelas. Dalam mengembangkan pokok pikiran itu,

penulis dapat melakukannya dengan mengembangkan paragraf

deduktif, induktif, dan campuran. Pembaca yang baik harus mampu

mengenali pola paragraf dengan cepat.

d. Kemampuan mengenali pola wacana

Pada prinsipnya, pola wacana yang perlu dikenali dan diamati mirip

dengan pola pengembangan paragraf. Dalam wacana juga terdapat

pokok pikiran dan pikiran penjelas.

25

25


(32)

Membaca intensif mengharuskan pembacanya untuk dapat

memahami secara akurat apa yang dibaca, meringkas, menilai isi,

menjelaskan, menyusun pertimbangan, bahkan menyunting penggunaan

teks yang dibacanya. Tujuan membaca intensif adalah pengembangan

keterampilan membaca secara detail dengan menekankan pada

pemahaman kata, kalimat, pengembangan kosakata, dan juga pemahaman

keseluruhan isi wacana.

26

Dari pemaparan di atas, terdapat empat teknik yang harus dikuasai

oleh peserta didik sebelum melakukan kegiatan membaca secara intensif.

Hal tersebut bertujuan agar peserta didik dapat mengenali dan memahami

bacaan secara cepat dan akurat, serta dapat menemukan ide-ide pokok dari

suatu bacaan.

4. Jenis-jenis Membaca Intensif

Jenis-jenis membaca intensif antara lain:

a. Membaca Teliti

Membaca ini bertujuan untuk memahami secara detail gagasan

yang terdapat dalam teks bacaan tersebut untuk melihat organisasi

penulisan atau pendekatan yang digunakan oleh si penulis.

Pembaca dalam hal ini dituntut untuk dapat mengenal dan

menghubungkan kaitan antara gagasan yang ada, baik yang terdapat

dalam kalimat maupun dalam setiap paragraf.

26


(33)

b. Membaca Pemahaman

Membaca pemahaman merupakan sejenis membaca yang

bertujuan untuk memahami standar-standar atau norma-norma

kesastraan, resensi kritis, drama tulis, serta pola-pola fiksi.

c. Membaca Kritis

Membaca kritis adalah sejenis membaca yang dilakukan secara

bijaksana, penuh tenggang hati, mendalam, evaluatif, serta analisis dan

bukan hanya mencari kesalahan.

d. Membaca Ide

Membaca ide adalah sejenis kegiatan membaca yang bertujuan

untuk mencari, memperoleh, serta memanfaatkan ide-ide yang terdapat

dalam bacaan. Membaca ide merupakan kegiatan membaca yang

bertujuan untuk mencari jawaban atau pertanyaan berikut dari suatu

bacaan:

1) Mengapa hal itu merupakan judul atau topik yang baik.

2) Masalah apa saja yang dikupas atau dibentangkan dalam bacaan

tersebut.

3) Hal-hal apa yang dipelajari dan yang dilakukan oleh sang tokoh.

e. Membaca Bahasa Asing

Membaca bahasa asing pada tataran yang lebih rendah

umumnya bertujuan untuk memperbesar daya kata dan untuk


(34)

mengembangkan kosakata, dalam tataran yang lebih luas. Hal ini

bertujuan untuk mencapai kefasihan.

f.

Membaca Sastra

Membaca sastra merupakan kegiatan membaca karya sastra,

baik dalam hubungannya dengan kepentingan studi dan kepentingan

pengkajian.

27

g. Membaca Literal

Membaca literal merupakan kegiatan membaca sebatas

mengenal dan menangkap arti yang tertera secara tersurat. Artinya

pembaca hanya berusaha menangkap informasi yang terletak secara

literal dalam bacaan dan tidak berusaha menangkap makna yang lebih

dalam lagi, yakni makna yang tersirat.

28

5. Tujuan Membaca Intensif

Sabda Rasulullah SAW:

(

) .

Artinya:

“Siapa saja yang menginginkan sukses di dunia, maka

raihlah dengan ilmu. Siapa saja yang menginginkan sukses di akhirat,

maka raihlah dengan ilmu. Dan siapa saja yang menginginkan sukses di

dunia dan di akhirat, maka raihlah keduanya dengan ilmu”.

(HR.

Turmudzi)

27

Henry Guntur Tarigan,Membaca: Sebagai suatu Keterampilan Berbahasa, . . . , hal. 36. 28


(35)

Kemampuan membaca merupakan faktor yang sangat mendasar

bagi pengembangan sumber daya manusia. Kemampuan membaca bagi

siswa juga merupakan kemampuan dasar dalam belajar. Melalui membaca,

siswa dapat menggali informasi, mempelajari pengetahuan, memperkaya

pengalaman, mengembangkan wawasan, dan mempelajari segala

sesuatu.

29

Dalam melakukan sebuah kegiatan tentunya memiliki tujuan

tertentu yang ingin dicapai. Sama halnya dengan kegiatan membaca

intensif yang memiliki tujuan tertentu. Soedarso mengungkapkan tujuan

membaca intensif adalah untuk memahami isi bacaan, mengenali

fakta-fakta, dan menginterprestasikan apa yang telah dibaca. Hal ini berarti

pembaca benar-benar mengerti isi bacaan yang dibaca, dapat

mengidentifikasi atau mengenali fakta-fakta yang tercantum dalam bacaan

serta dapat menginterprestasikan ide-ide yang terdapat dalam bacaan

tersebut dan dapat pula membuat simpulan yang terkandung di dalam

bacaan tersebut.

30

Greeny dan Patty dalam Tarigan mengatakan membaca intensif

mempunyai tujuan agar para siswa dapat:

a. Menentukan ide pokok, kalimat, paragraf atau wacana.

b. Memilih butir-butir penting.

29

Jauharoti Alfin, dkk.Bahasa Indonesia I, . . . , hal 7.14. 30

Soedarso, Speed Reading: Sistem Membaca Cepat dan Efektif, (Jakarta: Gramedia, 1988), hal. 72.


(36)

c. Mengikuti petunjuk-petunjuk.

d. Menentukan organisasi bahan bacaan.

e. Menentukan citra visual dan citra lainnya dari bacaan.

f.

Menarik kesimpulan.

g. Menduga makna dan meramalkan dampak-dampak dan kesimpulan.

h. Merangkum wacana yang dibaca.

i.

Membedakan fakta dan pendapat.

j.

Memperoleh informasi dari aneka sumber, seperti ensiklopedia, atlas

atau peta.

31

Sedangkan tujuan pengajaran membaca intensif yang dijabarkan

Rahim sebagai berikut:

a. Para siswa dapat mengajukan pertanyaan mengenai isi bacaan yang

dibacanya.

b. Para siswa dapat menemukan pokok-pokok pikiran yang terdapat

dalam teks.

c. Para siswa dapat menyusun ringkasan.

d. Para siswa dapat mengungkapkan kembali isi wacana dengan

kata-katanya sendiri secara tepat dan sistematis.

Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan

dari membaca intensif adalah agar siswa dapat mengembangkan

keterampilannya dalam membaca dengan cara yang detail. Dalam hal ini

31


(37)

lebih menekankan pada pengertian kata, kalimat, maupun pengembangan

kosakata serta pemahaman pada seluruh isi wacana.

6. Indikator dalam Peningkatan Keterampilan Membaca

Pada dasarnya proses membaca sangat kompleks dan rumit karena

melibatkan beberapa aktivitas, baik berupa kegiatan fisik maupun kegiatan

mental. Proses membaca terdiri dari beberapa aspek yang nantinya dapat

disimpulkan menjadi suatu indikator yang diharapkan untuk meningkatkan

keterampilan membaca pada siswa kelas IV A MI Nizhamiyah Rejoagung

Ploso Jombang.

Aspek-aspek tersebut yakni:

a. Aspek sensori, yaitu kemampuan untuk memahami symbol-symbol

tertulis.

b. Aspek perseptual, yaitu kemampuan untuk menginterpretasikan apa

yang dilihat sebagai simbol.

c. Aspek skemata, yaitu kemampuan menghubungkan informasi tertulis

dengan struktur pengetahuan yang telah ada.

d. Aspek berfikir, yaitu kemampuan membuat inferensi dan evaluasi dari

materi yang dipelajari.

e. Aspek afektif, yaitu aspek yang berkenaan dengan minat pembaca

yang berpengalaman terhadap kegiatan membaca.


(38)

Interaksi antara kelima aspek tersebut secara harmonis akan

menghasilkan pemahaman membaca yang baik, yakni terciptanya

komunikasi yang baik antara penulis dengan pembaca.

32

Dalam Tarigan dikemukakan bahwa keterampilan yang bersifat

pemahaman bacaan

(comprehension skills)

mencakup aspek berikut ini:

a. Memahami pengertian sederhana (leksikal, gramatikal, retorikal).

b. Memahami signifikansi atau makna (maksud dan tujuan pengarang,

relevansi atau keadaan kebudayaan, dan reaksi pembaca).

c. Evaluasi atau penilaian (meliputi isi dan bentuk).

d. Kecepatan membaca yang fleksibel, yang mudah disesuaikan dengan

keadaan yang ideal.

33

Sedangkan Turner mengungkapkan bahwa seorang pembaca

dikatakan memahami bahan bacaan secara baik apabila mendapatkan

sebagai berikut:

a.

Mengenal kata-kata atau kalimat yang ada dalam bacaan dan

mengetahui maknanya.

b.

Mengetahui makna dari pengalaman yang dimiliki dengan makna yang

ada dalam bacaan.

c.

Memahami seluruh makna secara kontekstual.

32

Novi Resmini, dkk.,Membaca dan Menulis di SD: Teori dan Pengajarannya, (Bandung: UPI PRESS, 2006), hal. 93.

33


(39)

d.

Membuat pertimbangan nilai isi bacaan berdasarkan pengalamaan

membaca.

34

Pandangan lain yang menganggap membaca sebagai proses

menerapkan perangkat keterampilan dengan tokoh terkemuka dari teori

William S Gray. Pendapatnya yaitu bahwa membaca tidak lain dari

kegiatan pembaca menerapkan sejumlah keterampilan mengolah tuturan

tertulis (bacaan) yang dibacanya dalam rangka memahami bacaan itu.

Jenis-jenis keterampilan yang dianggapnya mendasar sifatnya ialah:

a. Keterampilan mengenal atau merekognisi kata

b. Keterampilan memahami isi tersurat, yang mencakup:

1) Keterampilan menangkap ide pokok paragraf dan ide-ide penjelas

2) Keterampilan menemukan hubungan antara ide dalam bacaan

3) Keterampilan menangkap isi pokok bacaan

c. Keterampilan memahami isi yang tersirat yang meliputi:

a. Keterampilan mengidentifikasi tujuan atau maksud pengarang,

“mood”, serta sikapnya terhadap pembaca.

b. Keterampilan menalarkan pemilihan kata-kata, gaya bahasa, dan

retorik dari pengarang.

c. Keterampilan menentukan nilai dan fungsi isi bacaan berdasarkan

pengetahuan serta pengalaman yang telah dimiliki sebelumnya

oleh pembaca.

35

34

Samsu Somadayo,Strategi dan Teknik Pembelajaran Membaca, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011), hal. 10.


(40)

Sehubungan dengan kompetensi yang dituntut dalam membaca,

Munby dalam Grellet, menyatakan bahwa ada sembilan belas kompetensi

yang dituntut agar seseorang dapat membaca dengan baik. Selanjutnya, dia

menjelaskan bahwa indikator keterampilan membaca tersebut dapat dilihat

dari kemampuan siswa dalam (1) menetapkan ide pokok, (2) memilih

butir-butir penting, (3) mengikuti petunjuk-petunjuk, (4) menentukan

organisasi bahan bacaan, (5) menentukan citra visual dan citra lainnya

dalam bacaan, (6) menarik kesimpulan-kesimpulan, (7) menduga dan

meramalkan dampak dari kesimpulan, (8) merangkum bacaan, (9)

membaca fakta dari pendapat, (10) memperoleh informasi dari aneka

sarana khusus, seperti ensiklopedia.

36

Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini akan difokuskan

pada keterampilan membaca intensif yang dilakukan dengan membaca

dalam hati. Membaca intensif pada pelajaran Bahasa Indonesia di kelas IV

A MI Nizhamiyah salah satunya dapat kita temukan pada Standar

Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator berikut ini:

SK:

Membaca.

7.

Memahami

teks melalui membaca intensif,

membaca nyaring, dan membaca pantun.

KD: 7.1 Menemukan kalimat utama pada tiap paragraf melalui membaca

intensif

35

Jauharoti Alfin,Bahasa Indonesia, (Surabaya: PMN Katalog: 2011), hal. 7.10. 36

Francoise Grellet,Developing Reading Skills A Practical Guide to Reading Comprehension Exercise, (New York: Cambridge University Press, 1986), hal. 4-5.


(41)

Indikator : a. Menemukan kalimat utama pada tiap paragraf.

b. menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan teks.

c. Meringkas teks dengan kalimat yang runtut.

B. Bahasa Indonesia

1. Pengertian Bahasa Indonesia

Bahasa Indonesia adalah bahasa nasional bangsa Indonesia. Sesuai

dengan kedudukan Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan Bahasa

Negara, maka bahasa mempunyai fungsi untuk sarana pembinaan

kesatuan dan persatuan bangsa, dan untuk menjaga kelestarian dan

kemurnian Bahasa Indonesia maka diperlukan berbagai upaya. Contoh

upaya untuk menjaga kemurnian Bahasa Indonesia adalah dengan

menuliskan kaidah-kaidah ejaan dan tulisan Bahasa Indonesia dalam

sebuah buku yang disebut dengan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD).

EYD dapat digunakan sebagai pedoman dalam kegiatan berkomunikasi

menggunakan Bahasa Indonesia dengan benar, baik komunikasi secara

langsung maupun tidak langsung. Sedangkan upaya lain yang dapat

digunakan untuk melestarikan Bahasa Indonesia adalah dengan

menanamkan Bahasa Indonesia sejak dini.

Penanaman bahasa Indonesia sejak dini adalah memberikan

pelatihan dan pendidikan tentang Bahasa Indonesia sejak anak masih

kecil. Pelaksanaan Bahasa Indonesia pada anak dilakukan melalui

pendidikan informal, pendidikan formal, amupun pendidikan nonformal.


(42)

Pendidikan informal dilakukan oleh keluarga dirumah. Pendidikan ini

dilakukan saat anak berada dirumah bersama dengan keluarganya.

Sedangkan pendidikan formal dilaksanakan di dalam lembaga pendidikan

resmi mulai dari SD sampai dengan perguruan tinggi. Dalam pendidikan

formal inilah guru yang berperan penting dalam menanamkan

pengetahuan akan Bahasa Indonesia. Sedangkan pendidikan nonformal

dilaksanakan di luar rumah dan sekolah, dapat melalui kursus,

pelatihan-pelatihan, pondok pesantren dan lain sebagainya.

Pendidikan Bahasa Indonesia di lembaga formal di mulai dari SD.

Jumlah jam pelajaran Bahasa Indonesia di SD kelas I, II, dan III sebanyak

6 jam pelajaran. Sedangkan kelas IV, V, dan VI sebanyak 5 jam pelajaran.

Banyaknya jumlah jam pelajaran Bahasa Indonesia dimaksudkan agar

siswa mempunyai kemampuan berbahasa Indonesia yang baik serta

mempunyai kemampuan berpikir dan bernalar yang baik yang dapat

disampaikan melalui bahasa yang baik pula.

37

Bahasa Indonesia mempunyai kedudukan yang sangat penting,

antara lain, bersumber pada ikrar ketiga Sumpah Pemuda 1928 yang

berbunyi: kami putra dan putri Indonesia menjunjung tinggi bahasa

persatuan, bahasa Indonesia. Ini berarti bahwa bahasa Indonesia

berkedudukan sebagai bahasa nasioanal. Kedudukannya berada di atas

bahasa-bahasa daerah. Selain itu, di dalam Undang-Undang Dasar 1945

37

Muslich Masnur,Bahasa Indonesia pada Era Globalisasi,Kedudukan, Fungsi, Pembinaan, dan Pengembangan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2012), hal. 74.


(43)

tercantum pasal khusus, (Bab XV Pasal 36) mengenai kedudukan bahasa

Indonesia, yang menyatakan bahwa bahasa Negara ialah bahasa

Indonesia.

Dengan kata lain, ada dua macam kedudukan Bahasa Indonesia.

Pertama, Bahasa Indonesia berkedudukan sebagai bahasa nasional, sesuai

dengan sumpah pemuda 1928, dan kedua Bahasa Indonesia berkedudukan

sebagai bahasa Negara, sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945.

38

Kegiatan Bahasa Indonesia merupakan suatu kegiatan yang

berencana dan bertujuan. Oleh karena itu, dalam pelaksanaannya

diperlukan teknik-teknik pembelajaran agar tujuan pembelajaran Bahasa

Indonesia dapat tercapai. Bagi bangsa Indonesia, Bahasa Indonesia tidak

hanya sekedar merupakan alat komunikasi atau alat penyerap berbagai

informasi. Bahasa itu juga merupakan kekayaan nasional yang sangat

berharga yang mempersatukan suku-suku bangsa, serta menunjukkan jati

diri bangsa Indonesia. Dengan demikian, Bahasa Indonesia peranannya

sangat penting, yaitu sebagai sarana komunikasi juga berperan sebagai

alat untuk mengantar dan menyampaikan berbagai ilmu pengetahuan di

semua jenjang pendidikan.

39

38

Zaenal Arifin, dkk.,Cermat Berbahasa Indonesia, (Jakarta: Mediyatama Sarana Perkasa, 1988), hal. 9.

39

Suhendar,MKDU Bahasa Indonesia Pengajaran dan Ujian Keterampilan Membaca & Keterampilan Menulis, (Bandung: Pionir Jaya, 1992), hal. 19.


(44)

2. Tujuan dan Fungsi Pembelajaran Bahasa Indonesia

Secara umum tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia adalah

sebagai berikut:

a. Siswa menghargai dan membanggakan Bahasa Indonesia sebagai

bahasa persatuan (nasional) dan bahasa Negara.

b. Siswa memahami Bahasa Indonesia dari segi bentuk, makna, dan

fungsi, serta menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk

bermacam-macam tujuan, keperluan, dan keadaan.

c. Siswa memiliki kemampuan menggunakan Bahasa Indonesia untuk

meningkatkan kemampuan intelektual, kematangan emosional, dan

kematangan sosial.

d. Siswa memiliki disiplin dalam berfikir dan berbahasa (berbicara dan

menulis).

e. Siswa mampu menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk

mengembangkan kepribadian, memperluas wawasan kehidupan, serta

meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa.

f.

Siswa menghargai dan mengembangkan sastra Indonesia sebagai

khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia.

40

Berikut ini merupakan fungsi pembelajaran Bahasa Indonesia,

antara lain:

40

Standar Kompetensi Bahasa Indonesia, (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 2003), hal. 7.


(45)

a. Untuk meningkatkan produktivitas pendidikan, dengan jalan

mempercepat laju belajar dan membantu guru untuk menggunakan

waktunya secara lebih baik, dan mengurangi beban guru dalam

menyajikan informasi, sehingga dapat lebih banyak membina dan

mengembangkan gairah belajar siswa.

b. Memberikan kemungkinan pendidikan yang sifatnya lebih individual,

dengan jalan mengurangi kontrol guru yang kaku dan tradisional, serta

memberikan kesempatan bagi siswa untuk berkembang sesuai dengan

kemampuannya.

c. Memberikan dasar yang lebih ilmiah terhadap pengajaran, dengan

jalan perencanaan program pendidikan yang lebih sistematis, serta

pengembangan bahan pengajaran yang dilandasi oleh penelitian

perilaku.

d. Lebih memantapkan pengajaran, dengan jalan meningkatkan

kemampuan manusia dengan berbagai media komunikasi, serta

penyajian informasi dan data secara lebih konkrit.

e. Memungkinkan belajar secara seketika, karena dapat mengurangi

jurang pemisah antara pelajaran yang bersifat verbal dan abstrak

dengan realitas yang sifatnya konkrit, serta memberikan pengetahuan

yang sifatnya langsung.

f.

Memungkinkan penyajian pendidikan yang lebih luas, terutama dengan

alat media massa.

41

41


(46)

Di

dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional, Bahasa

Indonesia berfungsi sebagai (a) lambang kebanggaan kebangsaan, (b)

lambang identitas nasional, (c) alat perhubungan antar warga, antar daerah,

dan antar budaya, dan (d) alat yang memungkinkan penyatuan

berbagai-bagai suku bangsa dengan latar belakang sosial budaya dan bahasanya

masing-masing kedalam kesatuan kebangsaan Indonesia.

42

Teknik pembelajaran Bahasa Indonesia adalah teknik, cara, atau

kiat yang digunakan dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. Teknik ini

biasanya lebih dikaitkan dengan kegiatan penyajian bahan dikelas serta

segala cara dan upaya guru dalam kegiatan pembelajaran. Pada dasarnya,

teknik pembelajaran bahasa lain tidak banyak bedanya.

43

Sebagai lambang

kebanggaan nasional, Bahasa Indonesia mencerminkan nilai-nilai sosial

budaya yang mendasari rasa kebangsaan. Melalui bahasa nasional, bangsa

Indonesia menyatakan harga diri dan nilai-nilai budaya yang dapat

dijadikan pegangan hidup. Atas dasar kebanggaan ini, bahasa Indonesia

dipelihara dan dikembangkan oleh bangsa Indonesia.

44

Bahasa Indonesia memiliki ragam bahasa yang tidak sedikit

jumlahnya. Bahkan, dapat dikatakan ragam atau laras bahasa itu banyak

sekali jumlahnya. Karena berbagai pertimbangan kepentingan dan

perhitungan konteksnya, hadirlah ragam-ragam bahasa yang wujudnya

42

Zaenal Arifin, dkk.,Cermat Berbahasa Indonesia, . . . , hal. 10. 43

Subana, dkk,Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia, . . . , hal. 195. 44

Muslich Masnur,Bahasa Indonesia Pada Era Globalisasi Kedudukan, Fungsi, Pembinaan, dan Pengembangan, . . . , hal. 35.


(47)

dapat bermacam-macam. Terdapat tiga macam ragam Bahasa Indonesia

jika konteks waktu dijadikan bahan utama pertimbangan pembedaannya.

Dalam seting waktu pula sebuah bahasa akan dapat diperinci menjadi (a)

bahasa ragam lama atau bahasa ragam kuno, (b) bahasa ragam baru atau

bahasa ragam modern, dan (c) bahasa ragam kontemporer, yakni ragam

bahasa yang banyak mencuat akhir-akhir ini.

45

Dengan Bahasa Indonesia, bangsa Indonesia merasa aman dan

serasi hidupnya, sebab mereka tidak merasa bersaing dan tidak merasa lagi

dijajah oleh masyarakat suku lain. Apalagi dengan adanya kenyataan

bahwa dengan menggunakan Bahasa Indonesia, identitas suku dan

nilai-nilai sosial budaya daerah masih tercermin dalam bahasa daerah

masing-masing. Kedudukan dan fungsi bahasa daerah masih tegar dan tidak

bergoyah sedikit pun. Bahkan, Bahasa Daerah diharapkan dapat

memperkaya khazanah Bahasa Indonesia.

Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa dengan

Bahasa Indonesia, kita dapat saling berhubungan untuk segala aspek

kehidupan, untuk berkomunikasi dengan seseorang yang berasal dari suku

lain yang berlatar belakang bahasa berbeda, dapat bertukar pikiran dan

saling memberikan informasi. Masyarakat Indonesia yang beragam latar

belakang sosial budaya dan berbeda-beda bahasanya dapat menyatu dan

bersatu dalam kebangsaan, cita-cita, dan rasa nasib yang sama.

45

Kunjana Rahardi,Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi, (Jakarta: Erlangga, 2002), hal. 13-14.


(48)

3. Karakteristik Bahasa Indonesia

Setiap mata pelajaran memiliki karakteristik yang berbeda. Mata

pelajaran Bahasa Indonesia juga memiliki karakteristik yang berbeda

dengan mata pelajaran lainnya. Di bawah ini merupakan karakteristik

mata pelajaran Bahasa Indonesia, antara lain:

a. Materi bahasannya antara lain berupa bunyi-bunyi bahasa, kosakata,

ungkapan, istilah, kalimat, dan sebagainya.

b. Kaidah-kaidah yang tersirat terletak pada pengucapannya, penyusunan

kata, istilah, ungkapan dan kalimat-kalimatnya, serta penulisannya.

c. Sistem dan strukturnya terdiri dari fonologi, morfologi, sintaksis, dan

sistematisnya.

d. Kebiasaan-kebiasaan yang tampak pada pemakaiannya sebagai alat

komunikasi.

46

4. Ruang Lingkup Bahasa Indonesia

Ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Indonesia mencakup

komponen kemampuan berbahasa dan kemampuan bersastra yang

meliputi aspek-aspek sebagai berikut:

47

a. Mendengarkan

Kompetensi untuk aspek mendengarkan yang diajarkan di kelas IV

yaitu, mendengarkan penjelasan tentang petunjuk denah, simbol

46

Muslich Masnur,Bahasa Indonesia pada Era Globalisasi, . . . , hal. 78. 47


(49)

daerah/lambang korps, mendengarkan pengumuman, dan pembacaan

pantun.

b. Berbicara

Pada aspek berbicara, standar kompetensi di kelas IV meliputi,

mendeskripsikan secara lisa tempat sesuai denah dan petunjuk

penggunaan suatu alat, mengungkapkan pikiran, perasaan, dan

informasi dengan berbalas pantun dan bertelepon.

c. Membaca

Standar kompetensi untuk asapek membaca pada kelas IV

yaitu, memahami teks agak panjang (150-200 kata), petunjuk

pemakaian, makna kata dalam kamus/ensiklopedi dan memahami teks

melalui membaca intensif, membaca nyaring, dan membaca pantun.

d. Menulis

Pada aspek menulis, standar kompetensi yang diajarkan di

kelas IV meliputi, mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi

secara tertulis dalam bentuk percakapan, petunjuk, cerita, surat,

karangan, pengumuman, dan pantun anak.

Pembelajaran apresiasi sastra SD dilaksanakan melalui 4

keterampilan berbahasa (mendengarkan karya sastra, membicarakan unsur

yang terkandung di dalam karya sastra itu, membaca aneka ragam karya


(50)

sastra anak, kemudian menuliskan apa-apa yang terkandung dalam pikiran,

perasaan, dan sebagainya).

48

C. Strategi

Directed Reading Thinking Activity

(DRTA)

1. Pengertian Strategi

Directed Reading Thinking Activity

(DRTA)

Strategi berasal dari kata Yunani

strategia

yang berarti ilmu perang

atau panglima perang. Berdasarkan pengertian ini, maka strategi adalah

suatu seni merancang operasi di dalam peperangan, seperti cara-cara

mengatur posisi atau siasat berperang angkatan darat atau laut. Strategia

dapat pula diartikan sebagai suatu keterampilan mengatur suatu kejadian

atau peristiwa. Secara umum sering dikemukakan bahwa strategi

merupakan suatu teknik yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan.

49

Menurut Kozma dan Gafur dalam Uno menjelaskan bahwa strategi

pembelajaran dapat diartikan sebagai setiap kegiatan yang dipilih, yaitu

yang dapat memberikan fasilitas atau bantuan kepada peserta didik menuju

tercapainya tujuan pembelajaran tertentu. Sedangkan menurut Gerlach dan

Ely dalam Uno, strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang dipilih

untuk

menyampaikan

metode

pembelajaran

dalam

lingkungan

pembelajaran tertentu.

50

48

Zulela,Pembelajaran Bahasa Indonesia: Apresiasi Sastra di Sekolah Dasar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), hal. 5.

49

Iskandarwassid dan Dadang Sunendar,Strategi Pembelajaran Bahasa, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), hal. 2.

50

Hamzah B. Uno dan Nurdin Mohamad,Belajar dengan Pendekatan PAILKEM: Pembelajaran Aktif, Inovatif, Lingkungan, Kreatif, Efektif, Menarik, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), hal. 4-5.


(51)

Strategi membaca dan berpikir secara langsung atau DRTA

(Directed Reading Thinking Activity) adalah untuk melatih siswa untuk

berkonsentrasi dan berpikir keras guna memahami isi bacaan secara serius.

Stauffer dalam Rahim

menciptakan kegiatan “Directed Reading Thinking

Activity” (DRTA) yang digunakan untuk kemampuan berpikir kritis.

51

Program ini dikembangkan berdasarkan asumsi bahwa anak-anak dapat

berpikir, bertindak dengan sadar, menyelidik, menggunakan pengalaman

dan pengetahuannya, menilai fakta dan menarik kesimpulan berdasarkan

fakta-fakta, dan menghakimi atau membuat keputusan. Selain itu, mereka

terlibat secara emosional memiliki berbagai minat, mampu belajar, dapat

membuat generalisasi, dan mampu memahami sesuatu.

52

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa strategi

Directed Reading Thinking Activity

(DRTA) adalah suatu cara yang

digunakan oleh seorang pengajar untuk mengajak peserta didik dalam

membaca dan Berfikir Secara Langsung (MBL) serta memfokuskan

keterlibatan siswa dengan memprediksi dan membuktikan teks bacaan

ketika mereka membaca.

2. Tujuan Strategi

Directed Reading Thinking Activity

(DRTA)

Kegiatan

Directed Reading Thinking Activity

(DRTA) menekankan

kegiatan berpikir pada waktu membaca. Anak-anak dilatih memeriksa,

membuat hipotesis, menemukan bukti, menunda penghakiman, dan

51

Farida Rahim,Pengajaran Membaca Di Sekolah Dasar, . . . , hal. 47. 52


(52)

mengambil keputusan berdasarkan pengalama dan pengetahuan. Kegiatan

ini dilaksanakan dalam pengajaran kelompok dan invidual. Kegiatan

Directed Reading Thinking Activity

(DRTA) dilaksanakan dengan

menggunakan pendekatan pemecahan masalah. Beck dan Mc Keown

dalam Kurniawan menyatakan bahwa bahan yang digunakan dapat berupa

cerita fiktif atau tulisan non fiktif. Secara lebih rinci tujuan-tujuan yang

mencakup:

a. Pengembangan pemahaman. Kegiatan latihan keterampilan dasar yang

mencakup diskusi, membaca lebih lanjut, dan menulis.

b. Pengembangan tujuan membaca. Tujuan membaca setiap individu dan

kelompok ditentukan oleh pengalaman, kecerdasan, pengetahuan

bahasa, minat, serta kebutuhan siswa.

c. Penyesuaian antara kecepatan membaca dengan tujuan yang ingin

dicapai dengan taraf kesulitan bahan. Penyesuaian ini menghasilkan

berbagai jenis membaca.

d. Pengamatan

bacaan.

Pengamatan

ini

mencakup

kegiatan

memperhatikan kesanggupan untuk menyesuaikan kecepatan membaca

dengan tujuan dan kesulitan bacaan, konsep, dan keperluan untuk

membaca ulang.

53

Dari beberapa tujuan di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa

tujuan dari strategi

Directed Reading Thinking Activity

(DRTA) menuntut

53

Kurniawan, Peningkatkan Kemampuan Memahami Dongeng Melalui StrategiDirected Reading Thinking Activity(DRTA) Di Kelas V Sekolah Dasar, (Tesis pada SPs UPI Bandung: tidak


(53)

siswa terlihat aktif pada saat pembelajaran. Hal itu dikarenakan strategi

Directed Reading Thinking Activity

(DRTA) melibatkan siswa dengan

bacaan secara intensif. Sebelum membaca, siswa membuat

prediksi-prediksi dari petunjuk judul dan gambar, setelah itu mencocokkan prediksi-prediksi

tersebut dengan teks. Barulah setelah itu, siswa membaca teks utuh, lalu

mengajarkan tes yang berkaitan dengan bacaan.

3. Langkah-langkah Strategi

Directed Reading Thinking Activity

(DRTA)

Menurut Achadiah (dalam Alek dan Achmad) strategi

Directed

Reading Thinking Activity

(DRTA) menekankan kegiatan berfikir pada

waktu membaca. Siswa dilatih memeriksa, membuat hipotesis,

menemukan bukti, dan mengambil keputusan berdasarkan pengalaman dan

pengetahuan.

54

Strategi Directed Reading Thinking Activitiy (DRTA)

menurut Stauffer (dalam Resmini) menekankan pentingnya penggunaan

prediksi selama pra membaca untuk mengangkat pengawasan siswa

mengenai pemahaman mereka selama waktu pengarahan pelajaran.

55

Stauffer menjelaskan strategi

Directed Reading Thinking Activity

(DRTA) memiliki tiga tahap kegiatan yaitu: memprediksi (Predicting),

membaca (Reading), dan membuktikan (Proving) yang melibatkan

interaksi siswa dan guru terhadap teks secara keseluruhan. Berikut

54

Alek dan Achmad,Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011), hal. 78.

55


(1)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

149

Directed Reading Thinking Activity

(DRTA). Hal ini dapat diketahui dari

nilai rata-rata kelas yang meningkat dari perolehan siklus I sebesar 69,81

menjadi 83,25 pada siklus II. Prosentase ketuntasan belajar siswa juga

meningkat dari perolehan siklus I sebesar 56,25% menjadi 84,50 % pada

siklus II.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka peneliti memberikan saran

sebagai berikut:

1. Bagi siswa, hendaknya selalu aktif dalam mengikuti pembelajaran serta

diharapkan untuk lebih giat

membaca agar dapat

meningkatkan

kemampuan membacanya dalam memahami teks bacaan dan menemukan

informasi dan gagasan utama dalam teks bacaan.

2. Bagi guru, diharapkan agar mencoba menerapkan strategi

Directed

Reading Thinking Activity

(DRTA) sebagai alternatif untuk meningkatkan

keefektifan belajar dan keaktifan siswa di kelas dalam meningkatkan

keterampilan membaca.

3. Bagi sekolah, hendaknya melengkapi sarana dan prasarana yang memadai

demi tercapainya keberhasilan kegiatan belajar mengajar di kelas, seperti

melengkapi koleksi buku-buku di perpustakaan dan di kelas untuk

menunjang peningkatan keterampilan dan kegemaran siswa dalam

membaca serta mendukung peningkatan hasil belajar siswa.

4. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan supaya menjadikan hasil penelitian

ini sebagai bahan referensi untuk melakukan penelitian lebih lanjut


(2)

150

mengenai pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan strategi

Directed Reading Thinking Activity

(DRTA), sehingga nantinya akan


(3)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

151

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Yunus. 2012.

Pembelajaran Membaca Berbasis Pendidikan Karakter

.

(Bandung: PT. Refika Aditama).

Alek dan Achmad. 2011.

Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi

. (Jakarta:

Kencana Prenada Media Group).

Alfin, Jauharoti, dkk. 2008.

Bahasa Indonesia I

. (Surabaya: LAPIS-PGMI).

Alfin, Jauharoti. 2011.

Bahasa Indonesia

. (Surabaya: PMN Katalog).

Arifin, Zaenal, dkk. 1988.

Cermat Berbahasa Indonesia

. (Jakarta: Mediyatama

Sarana Perkasa).

Arikunto, Suharsimi. 1996.

Dasar Evaluasi Pendidikan

. (Jakarta: Bumi Aksara).

Arikunto, Suharsimi. 2004.

Evaluasi Program Pendidikan

. (Jakarta: Bumi

Aksara).

Arikunto, Suharsimi. 2007.

Penelitian Tindakan Kelas

. (Jakarta: PT Bumi

Aksara).

BNSP. 2006.

Standar Isi dan Standar Kompetensi Kelulusan untuk Satuan

Pendidikan Dasar SD/MI

. (Jakarta: BP. Cipta Jaya).

Dawud. 2008.

Perspektif Pembelajaran Bahasa Indonesia

. (Malang: UM Press).

Doyin, Mukh & Warigan. 2009.

Bahasa Indonesia Pengantar Penulisan Karya

Ilmiah

. (Semarang: Unnes Press).

Grellet, Francoise. 1986.

Developing Reading Skills A Practical Guide to Reading

Comprehension Exercise

. (New York: Cambridge University Press).

Harjanto. 1997.

Perencanaan Pengajaran

. (Jakarta: Rineka Cipta).

Harras, Kholid, dkk. 2007.

Membaca I.

(Jakarta: Universitas Terbuka).

http://youdant.wodpress.com. (Diakses Pada Tanggal 25 Nopember 2015).

Iskandarwassid dan Dadang Sunendar. 2010.

Strategi Pembelajaran Bahasa

.

(Bandung: PT Remaja Rosdakarya).

Kunandar. 2011.

Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai


(4)

152

Kunandar. 2013.

Penilaian Autentik

. (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada).

Kurniawan. 2008. Peningkatkan Kemampuan Memahami Dongeng Melalui

Strategi

Directed Reading Thinking Activity

(DRTA) Di Kelas V Sekolah

Dasar. (Tesis pada SPs UPI Bandung: tidak diterbitkan).

Lampiran Permendiknas. 2006.

Standar Isi

. (Jakarta: Dinas Pendidikan).

Masidjo. 1995.

Penelitian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah

.

(Yogyakarta: Kanisius).

Masnur, Muslich. 2012.

Bahasa Indonesia pada Era Globalisasi

,

Kedudukan,

Fungsi, Pembinaan, dan Pengembangan

. (Jakarta: PT Bumi Aksara).

Munandar, Utami. 2009.

Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat.

(Jakarta:

Gramedia Pustaka Umum).

Nurgiyantoro, Burhan. 1995.

Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra.

(Yogyakarta: BPFE).

Nurhadi. 2008.

Membaca Cepat dan Efektif

. (Bandung: CV. Sinar Baru

Algesindo).

Purwanto, Ngalim. 2012.

Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran

.

(Bandung: PT Remaja Rosdakarya).

Rahardi, Kunjana. 2002.

Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi

. (Jakarta:

Erlangga).

Rahim, Farida. 2005.

Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar

. (Jakarta : PT.

Bumi Aksara).

Resmini, Novi dan Hartati. 2006.

Kapita Selekta Bahasa Indonesia

. (Bandung:

UPI Press).

Resmini, Novi, dkk. 2006.

Membaca dan Menulis di SD

. (Bandung: UPI PRESS).

Saddhono dan Slamet. 2012.

Meningkatkan Berbahasa Indonesia (Teori dan

Aplikasi)

. (Bandung: CV. Putra Karya Daryati).

Sadikin, Asep Ganda, dkk. 2011.

Bahasa Indonesia 2

. (Bandung: Facil).

Sanjaya, Wina. 2009.

Penelitian Tindakan Kelas.

(Jakarta : Kencana).

Soedarso

.

1988.

Speed Reading: Sistem Membaca Cepat dan Efektif

. (Jakarta:

Gramedia).


(5)

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

153

Solchan. 1996.

Interaksi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia SD

. (Malang:

IKIP).

Somadayo, Samsu. 2011.

Strategi dan Teknik Pembelajaran Membaca

.

(Yogyakarta: Graha Ilmu).

Standar Kompetensi Bahasa Indonesia. 2003. (Jakarta: Departemen Pendidikan

Nasional).

Subana dan Sunarti. 2009.

Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia

.

(Bandung: Pustaka Setia).

Subhan, Fauti. 2013.

Penelitian Tindakan Kelas

. (Surabaya: Qisthos Digital

Press).

Sudijono, Anas. 2001.

Pengantar Evaluasi Pendidikan.

(Jakarta: Rajawali Press).

Sudjana. 1998.

Evaluasi Hasil Belajar

. (Bandung: Pustaka Martiana).

Sugiyono. 2013.

Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D).

(Bandung: Alfabeta).

Suhendar. 1992.

MKDU Bahasa Indonesia Pengajaran dan Ujian Keterampilan

Membaca & Keterampilan Menulis

. (Bandung: Pionir Jaya).

Sumardi, Subrata. 2006.

Metodologi penelitian

. (Jakarta: Raja grafindo).

Susilo. 2007.

Penelitian Tindakan Kelas

. (Yogyakarta: Pustaka Book Publisher).

Suwarno. 1992.

Pengantar Umum Pendidikan

. (Jakarta: PT. Rineka Cipta).

Suyadi. 2012.

Buku Panduan Guru Profesional PTK dan PTS

. (Yogyakarta:

Andi).

Syah, Muhibbin. 2010.

Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru

.

(Bandung: Remaja Rosda Karya).

Tarigan, Henry Guntur. 2008.

Membaca: sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.

(Bandung: Angkasa).

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1994.

Kamus

Besar Bahasa Indonesia.

(Jakarta: Balai Pustaka).

Uno, Hamzah B. dan Nurdin Mohamad. 2011.

Belajar dengan Pendekatan

PAILKEM: Pembelajaran Aktif, Inovatif, Lingkungan, Kreatif, Efektif,


(6)

154

Wahyudi, Johan dan Darmiyati Zuchdi. 2009.

Bahasaku Bahasa Indonesia 2

.

(Solo: Platinum).

Widyamartaya. 1992.

Seni Membaca Untuk Studi

. (Yogyakarta: Kanisius).

Yoni, Acep. 2010.

Menyusun Penelitian Tindakan Kelas

. (Yogyakarta: Familia).

Zulela. 2012.

Pembelajaran Bahasa Indonesia: Apresiasi Sastra di Sekolah


Dokumen yang terkait

Pengaruh penerapan strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA) terhadap keterampilan membaca pemahaman dongeng pada siswa kelas V SD Putra Jaya Depok Tahun pelajaran 2013/2014

2 12 154

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA INTENSIF MELALUI STRATEGI DIRECTED READING THINKING ACTIVITY (DRTA) BERBANTUAN GAMBAR SERI SISWA KELAS III SDN KARANGANYAR 01

0 22 160

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI STRATEGI DIRECTED READING THINKING ACTIVITY (DRTA) PADA SISWA KELAS V SDN KARANGANYAR 01 KOTA SEMARANG

2 15 191

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA NYARING MELALUI STRATEGI DRTA (DIRECTED READING THINKING ACTIVITY)DENGAN MEDIA FLASHCARD PADA SISWA KELAS IIA SDN PATEMPON 02 SEMARANG

0 9 170

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI STRATEGI DIRECTED READING THINKING Peningkatan Keterampilan Membaca Pemahaman Melalui Strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA) Pada Siswa Kelas V SD N Tunggulsari 1 No 72 Surakarta Tahun Pelaj

0 1 13

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN KARYA SASTRA MELALUI STRATEGI DIRECTED READING THINKING ACTIVITY (DRTA) Peningkatan Kemampuan Membaca Pemahaman Karya Sastra Melalui Strategi Directed Reading Thinking Activity (Drta) Kelas V SDN Cepokosawit II Kec

0 1 15

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN KARYA SASTRA MELALUI STRATEGI DIRECTED READING THINKING ACTIVITY (DRTA) Peningkatan Kemampuan Membaca Pemahaman Karya Sastra Melalui Strategi Directed Reading Thinking Activity (Drta) Kelas V SDN Cepokosawit II Kec

0 2 16

PENERAPAN STRATEGI DRTA (DIRECTED READING THINKING ACTIVITY) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA INTENSIF SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR.

1 4 39

PENERAPAN STRATEGI DIRECTED READING THINKING ACTIVITY (DRTA) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA INTENSIF SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 SEDAYU.

3 23 241

Peningkatan Keterampilan Membaca Intensif Melalui Strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA) Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Setono No. 95 Surakarta Tahun Ajaran 2016/2017 - UNS Institutional Repository

0 0 18