PENGARUH KUALITAS PRODUK KOSMETIK KECANTIKAN ANAINA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN DI KLINIK KECANTIKAN ANAINA : STUDI PADA KLINIK KECANTIKAN ANAINA JL. P.ROON NO 15 SAWOTRATAP GEDANGAN SURABAYA.

(1)

PENGARUH KUALITAS PRODUK KOSMETIK KECANTIKAN ANAINA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

DI KLINIK KECANTIKAN ANAINA

(Studi pada Klinik Kecantikan Anaina di Jalan P.Roon No 15 Sawotratap Gedangan Surabaya)

Skripsi

Diajukan Kepada Universitas Negeri Sunan Ampel Surabaya Untuk memenuhi salah satu persyaratan Dalam memperoleh

Gelar Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I)

Oleh :ol

Oleh Aida Zulfinayah NIM: B04211040

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPELSURABAYA


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

ABSTRAK

AIDA ZULFINAYAH : “ Pengaruh kualitas produk kosmetik kecantikan

anaina di klinik kecantikan anaina (Studi pada Kelinik Kecantikan Anaina di Jalan P. Roon No 15 Sawotratap Gedangan Surabaya )

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh kualitas produk secara simultan dan untuk mengetahui kualitas produk berpengaruh secara parsial terhadap keputusan pembelian kosmetik kecantikan anaina diklinik kecantikan Anaina setelah melakukan pembelian, dan untuk mengetahui faktor yang paling berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Analisis statistic yang digunakan yaitu Korelasi Spearman Rank dengan pengumpulan data melalui penyebaran kuesioner terhadap konsumen klinik kecantikan Anaina sebanyak 80 responden. Hasil analisis membuktikan bahwa secara simultan dan secara parsial kualitas produk tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Karena hasil penelitian membuktikan bahwa secara secara simultan nilai ρ value 0,616 dan secara parsial nilai ρ value performance sebesar0,526, feature sebesar 0,505, reliability sebesar 0,734, durability sebesar 0,334, esthetic sebesar 0,426, conformance sebesar 0,581, dan serviceability sebesar 0,965. Jika nilai ρ value > 0,05, maka pengaruh variabel performance, feature, reliability, durability, esthetic, conformance,

serviceability secara simultan dan secara parsial tidak signifikan terhadap

keputusan pembelian. Dengan hasil nilai ρ value > 0,05 (sig) menunjukkan bahwa tidak ada faktor yang paling berpengaruh terhadap keputusan pembeli.


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah... 8

C. Tujuan Penelitian... 8

D. Manfaat Penelitian... 9

E. Definisi Operasional... 9

F. Sistematika Pembahasan... 12

BAB II KAJIAN TEORITIK A. Penelitian Terdahulu... 16

B. Kerangka Teori....,... 1.Kajian Tentang Produk dan Kualitas Produk... 2.Kajian Pengambilan Keputusan Pembelian... 3.Hubungan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian... 17 17 28 36 C.Paradigma Penelitian... 38

D.Hipotesis... 39

BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian... 41

B. Lokasi Penelitian... 41

C. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling... 41

D. Variabel Penelitian... 43

E. Tahap-Tahap Penelitian... 48

F. Teknik Pengumpulan Data... 50

G. Teknik Validitas Instrumen Penelitian... 51

H. Teknik Analisis Data... 54

SAMPUL DALAM... PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING... PENGESAHAN TIM PENGUJI... SURAT PERNYATAAN... i ii iii MOTTO... iv

PERSEMBAHAN... v

ABSTRAK... vi

KATA PENGANTAR... vii


(8)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian... 55

B. Penyajian Data... 60

C. Variabel-Variabel Penelitian... 64

D. Analisis Data Dan Pengujian Hipotesis... 85

E. Pembahasan Hasil Penelitian... 108

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 119

B. Saran... 121

C. Keterbatasan Penelitian... 121 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN


(9)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di era globalisasi yang sangat ketat akan adanya persaingan antara perusahaan. Kualitas produk sangat berpengaruh besar terhadap keputusan pembelian. Persaingan yang semakin ketat dalam memasarkan produk dan jasa, menuntut perusahaan untuk lebih aktif mengembangkan kualitas produk. Yaitu dengan cara perusahaan harus mampu mengenal apa yang menjadi kebutuhan masyarakat dimasa sekarang atau dimasa yang akan datang. Perusahaan juga dituntut agar dapat memasarkan produknya dengan baik kepada konsumen.1

Pemasaran itu sendiri adalah semua kegiatan manusia yang dilakukan dalam hubunganya dengan pasar guna mewujudkan pertukaran potensial untuk kepentingan memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia. Jika satu pihak lebih aktif dalam mengusahakan terjadinya pertukaran dibandingkan pihak lainnya. Kita menanamkan pihak pertama sebagai pemasar dan pihak kedua sebagai prospek (calon pembeli). Pemasar mengharapkan tanggapan dari pihak lain, apakah dalam bentuk menjual atau membeli sesuatu. dengan perkataan lain pemasar dapat menjadi penjual atau pembeli.2

1Philip Kotler, Manajemen pemasaran analisis,perencanaan, implementasi dan pengendalian, jilid 1,hal. 12.

2 Philip Kotler, Manajemen pemasaran analisis,perencanaan, implementasi dan pengendalian, jilid 1,hal. 12.


(10)

Untuk tujuan pemasaran itu sendiri menurut Peter Drucker adalah membuat agar penjual berlebih-lebihan dan mengetahui serta memahami konsumen dengan baik sehingga produk atau pelayanan cocok dengan konsumen tersebut dan laku dengan sendirinya. Dengan berkembangnya masyarakat maka keinginan anggota masyarakat berkembang pula. Dilain pihak para produsen mengambil langkah khusus untuk menggerakkan keinginan masyarakat terhadap produknya. Para produsen mempromosikan produknya sebagai sebuah pemuas dari salah satu atau lebih kebutuhan manusia.3

Pada prinsipnya, fungsi bisnis harus bertautan secara harmonis agar bisa mencapai semua tujuan perusahaan. Prakteknya, hubungan antar bagian sering ditangani dengan persaingan dan kesalahpahaman. Beberapa konflik antar bagian itu berasal dari perbedaan pendapat mengenai apa yang terbaik bagi perusahaan, ada juga yang bermula dari antara kepentingan departmen dan kepentingan perusahaan. Setiap bagian mempengaruhi kepuasan konsumen melalui aktivitas dan keputusan bagian itu. Dengan konsep pemasaran, sangat diharapkan semua kegiatan dan keputusan itu dapat dikoordinasi. Karena kepuasan konsumen tergantung pada totalitas rangsangan yang mengena pada konsumen, bukan hanya sekadar rangsangan yang diatur oleh bagian pemasaran.4

Seiring dengan perkembanganya dibidang ekonomi. Perawatan kecantikan merupakan hal yang sangat penting bagi masyarakat terutama bagi

3 Drs. Danang Sunyoto, S.H.,S.E., M.M., Konsep dasar riset pemasaran dan perilaku konsumen. 4 Philip Kotler, Manajemen pemasaran analisis perencanaan dan pengendalian, jilid 2 edisi kelima, hal. 365.


(11)

kaum wanita. Identiknya seorang wanita tetap ingin tampil cantik didepan umum. Kini kosmetik kecantikan menjadi salah satu alat untuk kecantikan mereka.Penggunaan kosmetik dengan kualitas produk yang bagus sangat banyak dicari untuk kaum wanita.Wanita selalu ingin terlihat cantik dan menarik setiap saat kapanpun dan dimanapun.Wanita sebagai konsumen utama dalam produk kecantikan memiliki keinginan membeli yang tinggi. Dalam menggunakan suatu produk wanita akan mencari produk yang cocok bagi kulit wajahnya.5

Klinik-klinik yang ada pada saat ini tidak hanya menawarkan jasa pada saat berada di klinik kecantikan tersebut itu sendiri. Klinik-klinik kecantikan juga biasanya menawarkan produk-produk kecantikan yang dikembangkan di klinik kecantikan tersebut agar mencapai hasil wajah yang optimal sesuai yang diinginkan. Produk tersebut biasanya berupa racikan atau obat-obatan yang dicampurkan dalam kosmetik agar hasilnya lebih bagus jika dipakai oleh seorang konsumen. Maka dari itu saya ingin mengetahui lebih dalam kualitas produk yang digunakan di klinik-klinik kecantikan yang ada saat ini.6

Akhirnya penulis memutuskan untuk meneliti skripsi di sebuah klinik kecantikan Anaina yang terletak di jalan P. Roon No. 15 Sawotratap Gedangan, Sidoarjo. Dengan pertimbangan sebagai berikut: karena mendapat informasi dari masyarakat tentang kualitas dari produk ini sangat bagus,

5 Dr. Retno Iswari Tranggono SPPKdan Dra. Fatma latifah, Apt., Buku pegangan ilmu pengetahuan kosmetik, hal . 3.

6Dr. Retno Iswari Tranggono SPPKdan Dra. Fatma latifah, Apt., Buku pegangan ilmu pengetahuan kosmetik, hal 4.


(12)

perawatan yang bagus, dan pelayanan yang memuaskan dan akhirnya saya sendiri mencoba melakukan perawatan di klinik kecantikan Anaina ini. Dengan melakukan perawatan seperti facial, peeling, dan lain-lain. Serta

membeli produk kecantikan di klinik kecantikan Anaina.Dan akhirnya saya menggunakan tempat klinik kecantikan Anaina ini menjadi objek dalam skripsi saya. Agar lebih memahami secara luas kualitas produk yang ada di klinik kecantikan ini. Di klinik ini menyediakan berbagai macam produk kosmetik kecantikan yang digunakan untuk kaum wanita agar mempercantik diri dan selalu tampil cantik dimanapun berada. Biasanya tidak hanya kosmetik kecantikan yang digunakan bagi para konsumen wanita. Untuk lebih menunjang hasil yang lebih baik, para wanita melanjutkan dengan

berbagai perawatan kecantikan yang ada di klinik kecantikan

tersebut.Pastinya para wanita ingin dilihat tampil cantik dimanapun keberadaanya. Klinik kecantikan dituntut untuk memperhatikan apa yang dibutuhkan dan diinginkan seorang konsumen. Karena pada dasarnya konsumen akan membeli suatu produk yang dapat memuaskan keinginanya. Dan juga dilihat dari segi manfaat itu sendiri. Salah satu pilihan yang cocok untuk mengatasi problem pada wajah yakni dengan kualitas produk yang bagus dan perawatan wajah yang dijamin bagus .kelinik kecantikan anaina ini sangat cocok bagi kaum wanita.7

Klinik kecantikan itu sendiri tentunya sangat memiliki banyak pesaing dalam perjalanan usahanya. Definisi persaingan ditingkat industri adalah


(13)

karena hal ini banyak digunakan dan merupakan bagian yang penting dari analisis yang harus dilakukan untuk mengenali pesaing. Suatu industri didefinisikan sebagai sekelompok perusahaan yang menawarkan produk atau kelas produk yang merupakan produk subsitusi yang erat satu sama lain. Perusahaan harus berusaha keras untuk memahami pola persaingan dalam

industrinya jika ingin menjadi ”pemain” yang efektif. Kondisi ini akhirnya

akanmempengaruhi struktur industri. Struktur industri akan mempengaruhi tingkah-laku industri, seperti strategi pengembangan produk, penetapan harga dan periklanan. Perilaku industri(industry conduct) kemudian membentuk

unjuk kerja industri, seperti efisiensi, pertumbuhan dan kesempatan kerja dalam industri tersebut.8

Kosmetik dikenal manusia sejak berabad-abad yang lalu. Pemakaian kosmetik mulai mendapat perhatian, yaitu selain untuk kecantikan juga untuk kesehatan.Kosmetik menjadi salah satu bagian dunia usaha.Bahkan sekarang teknologikosmetik begitu maju dan merupakan paduan antara kosmetik dan obat (pharmaceutical). Tidak dapat disangkal lagi bahwa produk kosmetik

sangat diperlukan oleh manusia.9

Keputusan pembelian ialah ketika pembeli menyadari adanya kebutuhan dan pembeli menyadari akan kualitas produk kosmetik kecantikan yang bagus. Suatu proses keputusan membeli bukan sekadar mengetahui beberapa faktor yang akan mempengaruhi pembeli, tetapi berdasarkan

8 Philip Kotler, Manajemen pemasaran analisis, perencanaan, implementasi, dan pengendalian,jilid 1 edisi keenam, hal . 311-312.

9 Dr. Retno Iswari Tranggono SPPK. dan Dra. Fatma latifah, Apt., Buku pegangan ilmu pengetahuan kosmetik,hal. 3.


(14)

peranan dalam pembelian dan keputusan untuk membeli.10 Ada berbagai macam faktor yang mempengaruhi mengapa seseorang membeli suatu produk tertentu untuk memenuhi kebutuhan dan keinginanya. Antara kebutuhan dan keinginan terdapat suatu perbedaan. Kebutuhan bersifat naluriah. Sedangkan keinginan merupakan kebutuhan buatan yang dibentuk oleh lingkungan hidup seperti lingkungan keluarga, tempat bekerja, kelompok sosial, tetangga dan sebagainya. Untuk mengetahui dan memahami serta dapat mengarahkan perilaku konsumen dalam melakukan kegiatan, perlu dipelajari teori-teori perilaku konsumen antara lain: teori mikro, teori psikologis, teori sosiologis dan teori antropologis.

Menurut teori ini keputusan untuk membeli merupakan hasil perhitungan ekonomis, rasional yang sadar. Pembeli individu berusaha menggunakan barang-barang yang memberikan kegunaan (kepuasan) paling banyak, sesuai dengan selera dan harga yang relatif. Adam Smith telah mengembangkan suatu doktrin pertumbuhan ekonomi yang didasarkan pada prinsip bahwa manusia didalam segala tindakanya didorong oleh kepentinganya sendiri. Jeremy Benthom memandang manusia sebagai makhluk yang memperhitungkan dan mempertimbangkan untung dan rugi yang akan didapat dari segala tingkah laku yang akan dilakukan. 11

Teori ini disempurnakan oleh Alfred Marshall yang sekarang dikenal dengan teori kepuasan modern. Menurut teori ini, setiap konsumen akan

10 Bilson Simamora, Panduan riset perilaku konsumen, hal. 15.

11 Drs. Danang Sunyoto, S.H., S.E., M.M., Praktik riset perilaku konsumen teori, kuesioner, alat, dan analisis data, hal.4.


(15)

berusaha mendapatkan kepuasan maksimal, dan konsumen akan meneruskan pembelianya terhadap suatu produk untuk jangka waktu yang lama, bila ia telah mendapatkan kepuasan dari produk yang sama yang telah dikonsumsikanya. Teori ini didasarkan pada beberapa asumsi yaitu bahwa konsumen selalu mencoba untuk memaksimalkan kepuasanya dalam batas-batas kemampuan finansialnya, bahwa konsumen mempunyai pengetahuan tentang beberapa alternatif sumber untuk memuaskan kebutuhanya, bahwa konsumen akan selalu bertindak dengan rasional teori dari Alfred Marshal ini ditolak oleh ahli marketing karena dipandang sebagai suatu khayalan absurd. Model teori ini hanya memerhatikan faktor-faktor ekonomi, faktor psikologis, dan sosiologis yang sebenarnya juga dapat memengaruhi perilaku konsumen tidak termasuk dalam model teori tersebut. Teori Alfred Marshall tersebut adalah konsumen seringkali menerima tingkat kepuasan yang maksimum, pada umumnya konsumen tidak mempunyai pengetahuan yang lengkap mengenai suatu kualitas produk, pada umumnya konsumen menggunakan berbagai macam variabel, disamping harga untuk menaksir biaya dari suatu produk kosmetik kecantikan dan seringkali mempergunakan berbagai ukuran dari suatu produk, konsumen tidak selalu bertindak secara rasional dalam melakukan kepuasan pembeli.12Disini peneliti melakukan penelitian pengaruh kualitas produk kosmetik kecantikan anaina terhadap keputusan pembelian di klinik kecantikan Anaina.

12 Drs. Danang Sunyoto, S.H., S.E., M.M., Praktik riset perilaku konsumen teori, kuesioner, alat, dan analisis data, hal. 3.


(16)

B. Rumusan Masalah

1. Apakah kualitas produk berpengaruh secara simultan terhadap keputusan pembelian kosmetik kecantikan anaina diklinik kecantikan Anaina?

2. Apakah kualitas produk berpengaruh secara parsial terhadap keputusan pembelian kosmetik kecantikan anaina diklinik kecantikan Anaina?

3. Faktor apa yang paling berpengaruh terhadap keputusan pembelian?

C. Tujuan Penelitian

Pada prinsipnya setiap tindakan atau kegiatan yang dilakukan manusia memiliki tujuan yang ingin dicapai, dan tujuan itu merupakan pedoman dari tindakan yang dilakukan. Oleh karena itu tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh kualitas produk secara simultan terhadap keputusan pembeliankosmetik kecantikan anaina diklinik kecantikan Anaina setelah melakukan pembelian.

2. Untuk mengetahui kualitas produk berpengaruh secara parsial terhadap keputusan pembelian kosmetik kecantikan anaina diklinik kecantikan Anaina setelah melakukan pembelian.

3. Mengetahui faktor apa sajakah yang paling berpengaruh terhadap keputusan pembelian.


(17)

D. Manfaat Penelitian

Sesuai dengan tujuan, oleh karenanya, riset ini amat penting untuk dilakukan karena bisa memberikan beberapa manfaat sebagaimana berikut: 1. Kegunaan Teoritik

a. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi

pengembangan ilmu dan pengetahuan yang berhubungan dengan topik pengaruh kualitas produk terhadap keputusan pembelian. b. Menjadi bahan masukan untuk kepentingan pengembangan ilmu

bagi pihak-pihak tertentu guna menjadikan skripsi ini menjadi acuan untuk penelitian lanjutan terhadap objek sejenis atau aspek lainya yang belum tercakup dalam penelitian ini.

2. Kegunaan Praktis

Memberikan informasi kepada masyarakat agar penelitian dapat berguna bagi masyarakat terutama dalam bidang pemasaran dan juga sebagai informasi terhadap pengaruh kualitas produk dan keputusan pembelian.13

E. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah definisi yang didasarkan atas sifat-sifat hal yang didefinisikan yang dapat diamati. Secara tidak langsung definisi operasional itu akan menunjuk alat pengambil data yang cocok digunakan atau mengacu pada bagaimana mengukur suatu variabel.14

13Drs. Abd.Rahman Chudlori, MM (Ketua jurusan manajemen dakwah), Panduan penulisan skripsi jurusan manajemen dakwah, hal. 40.

14Drs. Abd.Rahman Chudlori, MM (Ketua jurusan manajemen dakwah), Panduan penulisan skripsi jurusan manajemen dakwah, hal. 41.


(18)

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulanya.15

Adapun definisi operasional masing-masing variabel dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Kualitas produk (X)

Kualitas produk sendiri memiliki banyak kriteria yang berubah secara terus menerus. Orang yang berbeda akan menilai dengan kriteria yang berlainan pula. Orang akan sulit mendefinisikan kualitas dengan tepat. Meskipun tidak ada devinisi secara universal, dari definisi-definisi yang terdapat beberapa kesamaan, yaitu dalam elemen-elemen sebagai berikut menurut goetsch dalam buku Total quality management membuat definisi mengenai kualitas yang luas cakupanya definisi tersebut adalah : kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan.16

Produk adalah barang atau jasa yang ditawarkan oleh lembaga atau perusahaan.17

Kualitas produk yang dimaksudkan dalam penelitian ini meliputi dua dimensi kualitas dan konsistensi kualitas produk. Kualitas

15Dr. Sugiyono, 2012, Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D,Alfabeta, Bandung, hal.38. 16Fandy Tjiptono dan Anastasia diana, 2002,Total quality management,Yogyakarta, hal: 29 17 Yusanto, M.I. Dan M.K. widjajakusuma, manajemen strategis perspektif islam, KB Press, Jakarta, 2003. Hal.77


(19)

produk berarti kualitas kinerja, yaitu kemampuan produk untuk melakukan fungsi-fungsinya dan konsistensi kualitas yaitu daya tahanya yang lama dan bebas dari kecacatan sedangkan indikator variabel yang akan diukur adalah 7 Dimensi :

1) Performance atau Kinerja (X1)

Merupakan karasteristik utama produk kecantikan Anaina Skin Care.

2) Feature atau Fitur (X2)

Merupakan karesteristik tambahan Anaina Skin Care yang dapat menambah nilai produk serta menjadi pembeda dari pesaing.

3) Reliability atau Keandalan (X3)

Merupakan penilaian yang di dasarkan bahwa Anaina Skin Care akan bekerja sebagaimana mestinya. Semakin kecil kemungkinan terjadi kerusakan atau dampak buruk maka kosmetik Anaina Skin Care dapat diandalkan.

4) Durability atau Daya Tahan (X4)

Merupakan suatu refleksi umur ekonomis berupa ukuran daya tahan atau masa pakai.

5) Esthetic atau Estetika (X5)

Berkaitan dengan bagaimana produk Anaina Skin Care dapat dilihat dari bentuk fisik atau warna yang menarik.


(20)

Merupakan sejauh mana karakteristik produk dan hasil dari penggunaan Anaina Skin Care, sesuai dan memenuhi standar-standar yang telah ditetapkan sebelumnya.

7) Serviceability atau pelayanan (X7)

Tingkat jasa yang bagaimana yang akan diberikan kepada konsumen untuk masalah penanganan keluhan yang memuaskan.

2. Keputusan pembelian (Y)

Keputusan pembelian adalah proses pengambilan keputusan dalam melakukan pembelian dari sebelum membeli sampai setelah melakukan pembelian. Dalam pemecahan masalah pembelian yang bersifat ekstensif calon pembeli dapat bertolak dari keputusan mengenai penjual, karena ia ingin mendapat keterangan dari penjual yang dipercaya, mengenai perbedaan dan bentuk produk.18

F. Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan dalam penelitian ini adalah terdiri dari beberapa bab didalamnya. Yaitu yang terdiri dari 5 bab yang tersusun escara teratur dan sistematis.

BAB I: PENDAHULUAN

Bab ini berisi pendahuluan. Pendahuluan adalah bab pertama dari skripsi yang mengantarkan pembaca untuk dapat menjawab

18 Drs. Danang Sunyoto, S.H., S.E., M.M., Konsep dasar riset pemasaran dan perilaku konsumen.hal. 284.


(21)

pertanyaan apa yang diteliti, untuk apa dan mengapa penelitian itu dilakukan. Oleh karena itu dalam pendahuluan memuat latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional.

BAB II: KAJIAN TEORETIK

Bab kedua adalah bagian skripsi yang menekankan pada aspek elaborasi teori dan riset terdahuli. Bagian ini amat penting untuk menunjukkan bahwa mahasiswa memiliki landasan ilmiah dalam melakukan penelitian. Selain itu, karena pendekatanya yang bersifat kuantitatif, bab ini juga perlu ditampilkan tentang hipotesis penelitian, yaitu dugaan atau jawaban sementara terhadap permasalahan yang diajukan, dalam kegiatan ilmiah, dugaan atau jawaban sementara terhadap permasalahan yang diajukan. Dalam kegiatan ilmiah, dugaan atau jawaban sementara terhadap suatu masalah haruslah menggunakan pengetahuan ilmiah pula sebagai dasar argumentasi dalam mengkaji persoalan.Hal ini dimaksudkan agar diperoleh jawaban yang dapat diandalkan. Sebelum mengajukan hipotesis peneliti wajib mengkaji kepustakaan tentang teori-teori dan hasil penelitian yang relevan dengan masalah penelitian. Oleh karena itu bab II ini memuat sejumlah sub bab yaitu: penelitian terdahulu yang relevan, kerangka teori,paradigm penelitian,hipotesis penelitian.


(22)

Dalam bab ini dijelaskan secara rinci tentang metode dan teknik yang digunakan dalam melakukan penelitian dilapangan. Sebisa mungkin untuk menghindari pembahasan yang terlalu teoritis, seperti yang biasa tertulis dibuku teks atau diktat metodologi penelitian. Karena itu, penulisan bab ini harus operasional dan siap pakai, dengan menggunakan bahasa sendiri yang selaras dengan fokus penelitian. Oleh karena itu, bab III ini memuat sejumlah sub bab yaitu: pendekatan dan jenis penelitian, lokasi penelitian, populasi, sampel dan teknik sampling, variabel dan indikator penelitian,tahap-tahap penelitian, teknik pengumpulan data, teknik validitas instrument penelitian, dan teknik analisis data.

BAB IV: PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

Bab ini sebenarnya bisa dikatakan sebagai inti dari penelitian mengingat disinilah kondisi riil dilapangan dan hasil penelitian dipaparkan, bab ini mengetengahkan profil utuh dari obyek yang diteliti sekaligus permasalahan yang dihadapinya. Untuk penelitian kuantitatif, hasil dari angket dan pengoahan statistik adalah inti dari data penelitian yang harus dianalisis dan ditampilkan. Data-data terkait dengan runusan masalah harus disajikan secara tuntas disini, sehingga jawaban penelitian sudah bisa ditemukan hanya dengan membaca bab ini.Adapun sub-subnya adalah sebagai berikut: gambaran umum obyek penelitian, penyajian data, pengujian hipotesis, dan pembahasan hasil penelitian(analisis data).


(23)

BAB V: PENUTUP

Berisi penutup, penutup adalah bab terakhir yang ada didalam skripsi. Bab ini merumuskan ulang dan menyimpulkan dari jawaban rumusan masalah penelitian. Selain itu, perlu juga dibuatkan saran atau rekomendasi praktis terkait dengan temuan penelitian, dan juga penjelasan singkat tentang keterbatasan penelitian. Adapun detail pembahasan tentang masing-masing sub babnyaadalah sebagai berikut: kesimpulan, saran dan rekomendasi, keterbatasan penelitian, dan skripsi penelitian kepustakaan.


(24)

BAB II

KAJIAN TEORETIK

A. Penelitian Terdahulu yang Relevan

Bab ini akan menguraikan tentang teori-teori yang ada kaitannya dengan pokok permasalahan dalam penelitian, pengalaman pribadi dapat diajukan sebagai penguat teori yang akan digunakan untuk alasan seberapa penting penelitian ini harus dilakukan. Adapun titik berat pada penelitian ini adalah pada teori kualitas produk terhadap keputusan pembelian kosmetik kecantikan di klinik kecantikan Anaina di Waru Sidoarjo. Akan tetapi sebelum kajian teori tersebut dipaparkan, akan diungkapkan tentang penelitian terdahulu. No. Nama peneliti Judul Penelitian Variabel Hasil penelitian

persamaan perbedaan

1. Rosvita Dua Lembang (2010) Fakultas ekonomi universitas diponegoro semarang Analisis Pengaruh Kualitas Produk, Harga, Promosi, dan Cuaca Terhadap Keputusan Pembelian Teh Siap Minum dalam Kemasan Merek Teh Botol Sosro (Studi Kasus pada Mahasiswa SI Fakultas Ekonomi) Pengaruh kualitas produk (X1), Harga (X2), Promosi (X3) Cuaca (X4), Keputusan pembelian (Y). Variabel kualitas produk, harga, promosi, dan cuaca berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian sama-sama meneliti tentang kualitas produk dan keputusan pembelian teknik sampling yang digunakan menggunakan insidental sampling. Variabel yang digunakan ada 4 yaitu produk ,harga.promosi,dan cuaca. Serta waktu penelitian dan objek penelitian yang berbeda. Tehnik sampling dengan jumlah sampel 100 responden

2. M. Rizwar Ghazali (2010) Jurusan manajemen fakultas ekonomi universitas diponegoro semarang. Analisis Pengaruh Lokasi, Promosi, dan Kualitas Layanan Terhadap Keputusan Pembelian (Warnet (Warung Interent) XYZ Jl.Singosari, Pengaruh Lokasi (X1), Promosi (X2), Kualitas Layanan (X3), Keputusan Pembelian (Y). Pengaruh lokasi, promosi, dan kualitas layananan berpengaruh signifikan dan positif terhadap keputusan pembelian. sama-sama meneliti tentang keputusan pembelian teknik sampling yang digunakan menggunakan insidental sampling. Variabel yang digunakan ada 5 yaitu pengaruh lokasi, promosi, dan kualitas layanan serta waktu penelitian dan objek penelitian yang berbeda dan tekhnik sampling dengan jumlah 100 responden


(25)

Kota Semarang 3. Ridwan Zia

Kusumah (2010) Fakultas ekonomi universitas diponegoro semarang. Analisis Pengaruh Kualitas Produk dan Kualitas Pelayanan Terhadap Keputusan Pembelian Pada Restoran Waroeng Taman Singosari di Semarang Kualitas produk (X1), Kualitas pelayanan (X2), Keputusan Pembelian (Y). Variabel kualitas produk, dan kualitas pelayanan berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian sama-sama meneliti tentang kualitas produk dan keputusan pembelian teknik sampling yang digunakan menggunakan insidental sampling. variabel yang digunakan ada 2 yaitu kualitas produk, dan kualitas pelayanan waktu penelitian dan objek penelitian yang berbeda dan tekhnik sampling dengan jumlah 100 responden

4. Panji Arief Akbar (2011) Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan, Harga, dan Lokasi terhadap Keputusan Pembelian Sepeda Motor Honda (Studi Kasus pada Dealer Sepeda Motor Honda di Kota Banjarnegara) Kualitas pelayanan (X1), Harga (X2), Lokasi (X3), Keputusan Pembelian (Y). Kualitas pelayanan, harga, dan lokasi berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian sama-sama meneliti tentang kualitas produk dan keputusan pembelian teknik sampling yang digunakan menggunakan insidental sampling. variabel yang digunakan ada 3 yaitu kualitas pelayanan, harga, dan kualitas pelayanan waktu penelitian dan objek penelitian yang berbeda dan tekhnik sampling dengan jumlah 100 responden analisis data yang digunakan menggunakan analisis regresi linier berganda Pradana Jaka Purnama (2011) Fakultas ekonomi universitas diponegoro semarang. Analisis Pengaruh Produk, Harga, dan Lokasi terhadap Keputusan Pembelian (Studi Kasus pada Toko Murah di Sukoharjo) Produk (X1), Harga (X2), Lokasi (X3), Keputusan pembelian (Y). Variabel pengaruh produk, harga, dan lokasi berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian. sama-sama meneliti tentang keputusan pembelian teknik sampling yang digunakan menggunakan insidental sampling. variabel yang digunakan ada 3 yaitu produk, harga, dan lokasi. waktu penelitian dan objek penelitian yang berbeda dan tekhnik sampling dengan jumlah 100 responden analisis data yang digunakan menggunakan analisis regresi linier berganda.

B. Kerangka Teori

1. Kajian Tentang Produk dan Kualitas Produk a. Pengertian Produk

Pada dasarnya sebagian besar keuntungan yang didapat oleh perusahaan berasal dari kepuasan konsumen dalam menikmati


(26)

produknya. Konsep produksi berpendapat bahwa konsumen akan menyukai produk yang berkualitas dengan harga yang relatif murah. Untuk itu, perusahaan dalam proses kegiatan produksi haruslah mengerti dan tahu dengan benar akan arti dari produk itu sendiri.1

Produk adalah sesuatu yang dihasilkan produsen, yang bisa ditawarkan kepada konsumen sebagai usaha untuk mencapai tujuan organisasi melalui pemenuhan kebutuhan dan keinginan perusahaan.2

Produk adalah semua yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk diperhatikan, dimiliki, digunakan, atau dikonsumsi yang dapat memuaskan keinginan atau kebutuhan pemakainya.3

Dari pengertian tersebut bisa disimpulkan bahwa produk merupakan barang atau jasa yang hasilnya digunakan untuk konsumen guna memenuhi kebutuhan dan memberikan kepuasan. Dengan demikian, produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk mendapat perhatian, dimiliki, digunakan atau dikonsumsi untuk meliputi barang secara fisik, jasa kepribadian, tempat, organisasi dan gagasan atau buah pikiran.

b. Kualitas Produk

1) Pengertian Kualitas Produk

Konsumen pada umumnya meminta barang yang diinginkan dengan memiliki jenis barang yang akan dibelinya dengan

1

Fandy Tjiptono, 1997, Strategi pemasaran, Andi, Yogyakarta, hal. 95. 2 Fandy Tjiptono, 1997, Strategi pemasaran, Andi, Yogyakarta, hal. 95.

3Philip Kotler, 2003, Manajemen pemasaran, Edisi Kesebelas, Jilid 2, ter. Benyamin Molan, PT. Indeks Kelompok Gramedia, Jakarta, hal. 337.


(27)

pertimbangan kualitas dan kuantitas yang diinginkan. Kualitas produk yang baik bukan saja diinginkan konsumen karena tahan lama dan kuat, tetapi juga keunggulan yang diharapkan oleh pihak perusahaan.

Kualitas produk mempumyai dua dimensi, yaitu tingkatan kualitas dan konsistensi kualitas. Dalam dimensi tingkatan kualitas, kualitas produk berarti kualitas kinerja, yaitu kemampuan produk untuk melakukan fungsi-fungsinya. Di samping dimensi tingkatan kualitas, kualitas yang tinggi juga dapat berarti konsistensi tingkatan kualitas yang tinggi. Dalam dimensi konsistensi yang tinggi tersebut, kualitas produk berarti kualitas kesesuaian bebas dari kecacatan dalam memberikan tingkatan kualitas yang dicapai atau dijanjikan. Jadi, dapat dikatakan bahwa setiap perusahaan harus konsisten dalam memberikan kualitas yang baik sesuai yang diharapkan oleh pelanggan.4

2) Variabel kualitas produk

Apabila perusahaan ingin mempertahankan keunggulan kompetitifnya dalam pasar, perusahaan harus mengerti aspek dimensi apa saja yang digunakan oleh konsumen untuk

4 Ibid, hal. 347.


(28)

membedakan produk yang dijual perusahaan tersebut dengan produk pesaing.

Kualitas produk bisa diukur dengan 7 dimensi kualitas produk, 7 dimensi kualitas produk itu terdiri dari performance,

feature, reliability, durability, esthetic, conformance dan service

eability, secara rinci bisa dijelaskan sebagai berikut:5

a) Performance(X1)

Performance adalah kinerja yang melibatkan berbagai

karakteristik operasional utama yang dipertimbangkan pelanggan dalam membeli suatu produk. Misalnya Produk Mobil. performance dari Mobil memiliki ciri-ciri seperti

akselerasi, penanganan, jelajah, kecepatan, dan sebagai contoh kenyamanan televisi untuk performance akan mencakup suara dan kejelasan gambar, warna dan kemampuan untuk menerima stasiun yang jauh.6

Sedangkan Menurut Husein Umar Performance adalah

berkaitan dengan aspek fungsional suatu barang dan merupakan karakteristik utama yang dipertimbangkan pelanggan dalam membeli barang tersebut.7 Dan menurut Vincent Gasperz Performance adalah berkaitan dengan

aspek fungsional dari produk itu dan merupakan

5

Fandy Tjiptono dan Anastasia diana, 2002,Total quality management, Yogyakarta, hal: 27

6

Fandy Tjiptono dan Anastasia diana, 2002,Total quality management, Yogyakarta, hal: 27

7


(29)

karakteristik utama yang dipertimbangkan konsumen ketika ingin membeli suatu produk.8

b) Feature (X2)

Feature merupakan karaktersitik atau ciri-ciri tambahn

yang melengkapi manfaat dasar suatu produk. Fitur produk biasanya menjadi pembeda yang penting untuk jenis produk yang sama.9

Sedangkan Menurut Husein Umar Feature adalah aspek

Performance yang berguna untuk menambah fungsi dasar,

berkaitan dengan pilihan-pilihan produk dan

pengembanganya.10 Menurut Vincent Gasperz Feature

merupakan aspek kedua dari performansi yang menambah fungsi dasar, berkaitan dengan pilihan-pilihan dan pengembanganya. Seringkali terdapat kesulitan untuk memisahkan karakteristik performansi dan features. Biasanya konsumen mendefinisikan nilai dalam bentuk fleksibilitas dan kemampuan mereka untuk memilih features yang ada, juga kualitas dari features itu.11

8

Vincent Gaspersz,1996, Manajemen Bisnis Total ekonomi Manajerial pembuatan keputusan bisnis, Jakarta, hal: 119

9

Fandy Tjiptono dan Anastasia diana, 2002,Total quality management, Yogyakarta, hal: 27

10

Husein Umar,2005, Riset Pemasaran dan perilaku konsumen, Jakarta, hal: 37

11

Vincent Gaspersz,1996, Manajemen Bisnis Total ekonomi Manajerial pembuatan keputusan bisnis, Jakarta, hal: 119


(30)

c) Reliability (X3)

Reliability berkaitan dengan kemungkinan suatu produk

berfungsi sebagaimana mestinya setiap kali digunakan dalam periode waktu dan kondisi tertentu. Maka semakin kecil produk tersebut dapat diandalkan.12

Sedangkan Menurut Husein Umar Reliability adalah hal

yang berkaitan dengan probabilitas atau kemungkinan suatu barang berhasil menjalankan fungsinya setiap kali digunakan dalam periode waktu tertentu dan dalam kondisi tertentu pula.13 Menurut Vincent Gasperz Reliability adalah berkaitan dengan probabilitas atau kemungkinan suatu produk melaksanakan fungsinya secara berhasil dalam periode waktu tertentu dibawah kondisi tertentu. Dengan demikian keandalan merupakan karakteristik yang merefleksikan kemungkinan atau probabilitas tingkat keberhasilan dalam penggunaan produk itu.14

d) Durability (X4)

Durability menunjukkan usia produk, yaitu jumlah

pemakaian suatu produk sebelum produk itu digantikan atau rusak. Secara teknis, ketahanan suatu produk didefinisikan

12

Fandy Tjiptono dan Anastasia diana, 2002,Total quality management, Yogyakarta, hal: 28

13

Husein Umar,2005, Riset Pemasaran dan perilaku konsumen, Jakarta, hal: 37

14

Vincent Gaspersz,1996, Manajemen Bisnis Total ekonomi Manajerial pembuatan keputusan bisnis, Jakarta, hal: 119


(31)

sebagai sejumlah kegunaan yang diperoleh konsumen sebelum mengalami penurunan. Secara ekonomis, ketahanan melalui jumlah kegunaan yang diperoleh sebelum terjadi kerusakan dan keputusan untuk mengganti produk.15

Sedangkan Menurut Husein Umar Durability adalah

suatu refleksi umur ekonomis berupa ukuran daya tahan atau masa pakai barang.16 Menurut Vincent Gasperz Durability

merupakan ukuran masa pakai suatu produk.karakteristik ini berkaitan dengan daya tahan dari produk itu.17

e) Esthetic(X5)

Esthetic berkaitan dengan kemungkinan suatu produk

berfungsi sebagaimana mestinya setiap kali digunakan dalam periode waktu dan kondisi tertentu. Semakin kecil produk tersebut tidak mengalami gangguan saat digunakan maka produk tersebut dapat diandalkan.18

Sedangkan Menurut Husein Umar Esthetic adalah karakteristik

yang bersifat subyektif mengenai nilai-nilai estetika yang berkaitan dengan pertimbangan pribadi dan refleksi dari preferensi individual19 Menurut Vincent Gasperz Esthetic

15

Fandy Tjiptono dan Anastasia diana, 2002,Total quality management, Yogyakarta, hal: 28

16

Husein Umar,2005, Riset Pemasaran dan perilaku konsumen, Jakarta, hal: 37

17

Vincent Gaspersz,1996, Manajemen Bisnis Total ekonomi Manajerial pembuatan keputusan bisnis, Jakarta, hal: 119

18

Fandy Tjiptono dan Anastasia diana, 2002,Total quality management, Yogyakarta, hal: 28

19


(32)

merupakan karakteristik yang bersifat subyektif sehingga berkaitan dengan pertimbangan pribadi dan refleksi dari preferensi individual. Dengan demikian estetika dari suatu produk lebih banyak berkaitan dengan perasaan pribadu dan mencakup karakteristik tertentu.20

f) Conformance(X6)

Conformance adalah kesesuaian kinerja produk terhadap

spesifikasi yang telah ditetapkan sebelumnya berdasar kankeinginan pelanggan. Konfirmasi merefleksikan derajat ketepatan antara karakteristik desain produk dengan karaktersitik kualitas standar yang telah ditetapkan.21

Sedangkan Menurut Husein Umar Conformance adalah

berkaitan dengan tingkat kesesuaian terhadap spesifikasi yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan keinginan pelanggan. Konfirmasi mereflesikan derajat ketepatan antara karakteristik desain produk dengan karakteristik kualitas standar yang telah ditetapkan.22 Dan Menurut Vincent

Gasperz Conformance merupakan karakteristik yang

mengukur banyaknya atau presesntase produk yang gagal

20

Vincent Gaspersz,1996, Manajemen Bisnis Total ekonomi Manajerial pembuatan keputusan bisnis, Jakarta, hal: 119

21

Fandy Tjiptono dan Anastasia diana, 2002,Total quality management, Yogyakarta, hal: 29

22


(33)

memenuhi sekumpulan standar yang telah ditetapkan dan oleh karena itu perlu dikerjakan ulang atau diperbaiki.23

g) Serviceability(X7)

Serviceability mencerminkan kemampuan yang berkaitan

dengan kecepatan, kompetensi, kemudahan, dan akurasi dalam memberikan pelayanan pada produk tersebut.24

Sedangkan Menurut Husein Umar Serviceability adalah

karakteristik yang berkaitan dengan kecepatan, kompetensi, kemudahan, dan akurasi dalam memberikan layanan untuk perbaikan barang.25 Menurut Vincent Gasperz Serviceability

merupakan karakteristik yang berkaitan dengan kecepatan, keramahan/kesopanan, kompetensi, dan kemudahan serta akurasi dalam perbaikan.26

Dalam Al Quran yang behubungan dengan hal konsumsi yaitu, gunakanlah barang-barang yang baik dan bermanfaat untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan kita. Karena dengan barang-barang yang bermanfaat dan baik akan membawa kita pada perbuatan yang baik pula. Barang-barang yang bermanfaat dan baik disini yaitu yang memiliki

23

Vincent Gaspersz,1996, Manajemen Bisnis Total ekonomi Manajerial pembuatan keputusan bisnis, Jakarta, hal: 119

24

Fandy Tjiptono dan Anastasia diana, 2002,Total quality management, Yogyakarta, hal: 29

25

Husein Umar,2005, Riset Pemasaran dan perilaku konsumen, Jakarta, hal: 38

26

Vincent Gaspersz,1996, Manajemen Bisnis Total ekonomi Manajerial pembuatan keputusan bisnis, Jakarta, hal: 119


(34)

kualitas baik. Sebagaimana yang tercantum dalam Al Quran surat Al-Baqarah ayat 168:

طأيّشلا تاوطخ اوعبّتت ً اابّيط اًَح ض أر أْا يف اّ م اولك ساّنلا ا ّيأ اي

ۚ ا

يبم ّ دع أمكل هّنإ

Artinya : “Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa

yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan, karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu (Al-Baqarah:168)”27

Memperhias dan memperindah diri juga bisa dalam bentuk seseorang membeli pakaian-pakaian yang bagus sebagai bentuk menunjukkan nikmat Allah yang telah Allah berikan.28

Allah menganjurkan manusia agar menjadi indah, sebagaimana kita bisa menerapkannya melalui memperindah diri (wajah) dengan

menggunakan produk kecantikan “Anaina Skin Care”, karena

sesungguhnya Allah menyukai keindahan.

ﺤ ﺐ

"Sesungguhnya Allah itu indah, dan menyukai keindahan." (H.R.

Muslim)29

27 Surat Al-Baqarah Ayat 168.

28

Notowidagdo, Rohiman.2002, Ilmu Budaya Dasar Berdasarkan Al-Quran Dan Hadits. Jakarta: PT. RajaGrapindo Persada

29


(35)

Islam memprioritaskan kebaikan dan kualitas untuk segala sesuatu terutama barang-barang produksi yang akan dikonsumsi yang mana nantinya akan memberikan kepuasan pada penggunaanya.

Dalam hal produk, Islam mengajarkan untuk memperhatikan kualitas dan keberadaan suatu produk. Muamalah Islam melarang jual beli suatu produk yang belum jelas (gharar) bagi pembeli. Pasalnya, disini berpotensi terjadinya penipuan dan ketidakadilan terhadap salah satu pihak. Karena itu, Rasulullah mengharam kan jual beli yang tidak jelas produknya (jual beli gharar)30

“Rasulullah pernah melarang jual beli gharar (yang tidak jelas

produk-produknya).” (HR Muslim dari Abu Hurairah)31

“Rasulullah pernah melarang jual beli orang yangterpaksa, jual beli

gharar (yang tidak jelas wujudnya), dan penjualan buah yang belum matang/

belum masanya dipanen. “ (HR Ahmad dawud dari Ali)32

“ jangan membeli ikan yang masih didalam air, padahal (seringkali) hal

demikian mengandung tipuan. “ (HR Ahmad dari ibnu Mas’ud)33

Masih dalam kaitan produk, muamalah Islami juga sangat konsen

dengan kualitas produk. “ barang yang dijual harus terang dan jelas

kualitasnya, sehingga pembeli dapat dengan mudah memberi penilaian.tidak

30

Ir. Muhammad Syakir Sula, AAIJ, FIIS, 2004,Asuransi Syariah (Life and General) Konsep dan system Operasional, Jakarta, hal:453

31

Ir. Muhammad Syakir Sula, AAIJ, FIIS, 2004,Asuransi Syariah (Life and General) Konsep dan system Operasional, Jakarta, hal:453

32

Ir. Muhammad Syakir Sula, AAIJ, FIIS, 2004,Asuransi Syariah (Life and General) Konsep dan system Operasional, Jakarta, hal:453

33

Ir. Muhammad Syakir Sula, AAIJ, FIIS, 2004,Asuransi Syariah (Life and General) Konsep dan system Operasional, Jakarta, hal:453


(36)

boleh menipu kualitas dengan jalan memperlihatkan yang baik bagian luarnya. Dan menyembunyikan yang jelek pada bagian dalam.34“ hal ini telah diingatkan dalam sebuah hadits dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah melewati setumpukan barang makanan, maka beliau memasukkan tangannya (kedalam onggokan makanan) dan tangan beliau menyentuh yang basah.

Maka, beliau bersabda, “ Apa ini hai pemilik barang makanan?” pedagang itu menjawab, “Basah karena hujan ya Rasululah !” Bersabda Rasulullah,35

Kenapa engkau tidak menempatkan yang basah diluar (diatas), supaya pembeli dapat melihatnya? Barangsiapa menipu, bukanlah umatku.” (HR Muslim).36

Dalam peristiwa ini bersatu antara nilai kejujuran, transparansi, dan kualits produk. Kita bandingkan dengan keseharian yang kita alami, betapa nilai-nilai ini telah hilang dtengah-tengah masyarakat.37

2. Kajian Pengambilan Keputusan Pembelian

Sedangkan keputusan pembelian adalah proses pengambilan

keputusan dalam melakukan pembelian dari sebelum membeli sampai setelah melakukan pembelian. Dalam pemecahan masalah pembelian yang bersifat ekstensif calon pembeli dapat bertolak dari keputusan mengenai

34

Mochtar efendy, 1996, Ekonomi islam suatu pendekatan Berdasarkan Ajaran Qur’an dan Hadits, Palembang, hal: 80

35

Mochtar efendy, 1996, Ekonomi islam suatu pendekatan Berdasarkan Ajaran Qur’an dan Hadits, Palembang, hal: 80

36

Mochtar efendy, 1996, Ekonomi islam suatu pendekatan Berdasarkan Ajaran Qur’an dan Hadits, Palembang, hal: 80

37

Mochtar efendy, 1996, Ekonomi islam suatu pendekatan Berdasarkan Ajaran Qur’an dan Hadits, Palembang, hal: 80


(37)

penjual, karena ia ingin mendapat keterangan dari penjual yang dipercaya, mengenai perbedaan dan bentuk produk.

a. Definisi

Keputusan adalah mencakup suatu pilihan di antara dua atau lebih tindakan (atau perilaku) alternatif. Sedangkan pengambilan keputusan pembelian konsumen (customer decision making) adalah proses

integrasi yang digunakan untuk mengombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif dan memilih satu di antaranya.38 Pengambilan keputusan pembelian menggambarkan pada seorang konsumen sedang melakukan serangkaian langkah tertentu pada saat melakukan pembelian.39

Keputusan pembelian adalah seleksi terhadap dua pilihan alternatif atau lebih. Dengan kata lain pilihan alternatif harus tersedia bagi seseorang ketika mengambil keputusan. Jika seseorang mempunyai pilihan antara melakukan pembelian atau tidak melakukan pembelian, orang tersebut berada dalam posisi untuk mengambil keputusan40.

Dalam keputusan membeli barang konsumen seringkali ada lebih dari dua pihak yang terlibat dalam proses pertukaran atau pembeliannya. Dan pada umumnya ada lima macam peranan yang dilakukan seseorang. Kelima macam peran itu meliputi:

38 J. Paul Peter dan Jerry C. Olson, 2014, Perilaku konsumen dan strategi pemasaran, edisi 9, Salemba Empat, Jakarta, hal. 162-164.

39 Christina Whidya Utami, 2012, Manajemen ritel: strategi dan implementasi operasional bisnis ritel modern di indonesia, Edisi 2, Salemba Empat, Jakarta, hal. 45.


(38)

1) Pemrakarsa (initiator), yaitu orang yang pertama kali menyadari

adanya keinginan atau kebutuhan yang belum terpenuhi dan mengusulkan ide untuk membeli suatu barang atau jasa tertentu. 2) Pembeli berpengaruh (influencer), yaitu orang yang pandangan,

nasihat dan pendapatnya mempengaruhi keputusan membeli. 3) Pengambil keputusan (decider) yaitu orang yang menentukan

keputusan pembelian, misalnya apakah jadi membeli, apa yang dibeli, bagaimana cara membeli, atau dimana membelnya.

4) Pembeli (buyer) yakni orang yang melakukan pembelian aktual.

5) Pemakai (user) yaitu orang yang mengkonsumsi atau menggunakan

barang atau jasa yang dibeli.41

Dalam perilaku pembelian konsumen juga dipengaruhi oleh beberapa faktor, terdiri dari faktor budaya, sosial, pribadi perseorangan dan psikologi. Faktor budaya, baik budaya yang berasal dari pembeli itu sendiri, subbudaya dan kelas sosial, mempengaruhi perilaku konsumen atau pembeli barang-barang konsumsi. Faktor sosial, faktor sosial yang memepengaruhi perilaku pembelian konsumen adalah terdiri dari kelompok yang mempengaruhi (reference group), keluarga (family) dan

status sosial. Faktor pribadi perorangan, faktor ini dipengaruhi oleh perilaku konsumen atau pembeli terdiri dari tingkat siklus kehidupan

(life cycle stage) dan umur si pembeli, pekerjaan, keadaan ekonomi,

cara hidup (life style), kepribadian, dan konsep diri yaitu bagaimana

41 Fandy Tjiptiono, Strategi pemasaran, hal. 20.


(39)

seseorang melihat dirinya sendiri. Faktor psikologis, faktor psikologis yang mempengaruhi keputusan membeli adalah motivasi, persepsi, proses belajar dari pengalamannya serta kepercayaan diri dan sikap seseorang.42

b. Proses Pengambilan Keputusan Pembelian

Proses pengambilan keputusan pembelian konsumen dalam bisnis ritel memiliki prinsip dasar yang relatif berbeda dengan proses pengambilan keputusan pada umumnya karena melewati dua tahapan yaitu pengembilan keputusan yang terkait dengan pilihan terhadap ritel atau toko dan keputusan pada barang dagangan.43 Maka di sini peran dari pengusaha ritel untuk mempengaruhi pelanggan ketika melalui proses pengambilan keputusan pembelian para pengusaha ritel didorong untuk memberikan pelayanan toko yang baik dan juga memberikan barang dagangan yang baik juga.

Dalam proses pengambilan keputusan pembelian konsumen melalui beberapa tahapan, tahapan tersebut yang mepengaruhi proses pengambilan keputusan pembelian konsumen. Yaitu meliputi pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian dan perilaku purna pembelian.

1) Pengenalan Masalah/Kebutuhan

Proses keputusan pembelian diawali oleh pengenalan masalah atau kebutuhan. Kebutuhan itu dapat dirangsang oleh:

42 Sofjan Assauri, 2004, Manajemen pemasaran, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, hal. 137-138. 43 Christina Whidya Utami, Manajemen ritel: strategi dan implementasi operasional bisnis ritel modern di Indonesia edisi 2, hal. 56.


(40)

Rangsangan internal, bila salah satu dari kebutuhan normal

seseorang lapar, haus muncul pada tingkat yang cukup tinggi untuk menjadi dorongan. Rangsangan eksternal, rangsangan yang

nuncul dari orang lain, dari lingkungan sekitar dan lain-lain.44 Selain itu juga kebutuhan dapat digolongkan sebagai kebutuhan fungsional dan kebutuhan psikologis. Kebutuhan fungsional secara langsung terkait dengan kinerja produk itu, kebutuhan fungsional sering disebut dengan kebutuhan rasional. Sedangkan kebutuhan psikologis disebut kebutuhan emosional, motivasi yang dipengaruhi oleh emosi berkaitan dengan perasaan, baik itu keindahan, gengsi atau perasaan lainnya termasuk bahkan rasa iba dan rasa marah.45

2) Pencarian Informasi

Setelah kebutuhan itu dianggap sebagai masalah yang telah dipenuhi, muncul dalam diri konsumen perhatian yang meningkat untuk barang-barang yang sedang dibutuhkan. Sehingga mulai aktif mencari informasi mengenai barang yang dibutuhkannya. Sumber informasi bisa berasal dari sumber pribadi (keluarga, teman, kenalan, tetangga) sumber komersial atau niaga (iklan,

44 Kathy, K.C., Mandy, 1997, Prinsip-prinsip pemasaran, edisi ke-3, jilid 1, Erlangga, Jakarta, hal. 174.

45 Christina Whidya Utami, Manajemen ritel: strategi dan implementasi operasional bisnis ritel modern di Indonesia edisi 2, hal. 56-57.


(41)

sales, penyalur, kemasan produk, pameran) sumber umum (media, organisasi konsumen) dan sumber pengalaman.46

3) Evaluasi Alternatif

Evaluasi alternatif adalah tahap dalam proses keputusan pembeli di mana konsumen menggunakan informasi untuk mengevaluasi merek-merek alternatif dalam himpunan pilihan. Evaluasi alternatif yaitu bagaimana konsumen memproses untuk sampai pada pilihan-pilihan merek.47 Pemilihan konsumen dipengaruhi oleh sifat (atribut) produk, bobot pentingnya, kepercayaan merek, fungsi kemanfaatan setiap ciri dan prosedur evaluasi.

4) Keputusan Pembelian

Dalam tahap keputusan membeli konsumen di mana konsumen secara aktual membeli produk dengan memberikan peringkat merek-merek dan bentuk maksud pembelian. Keputusan pembelian juga dipengaruhi oleh faktor sikap orang lain dan oleh faktor-faktor situasional yag tidak diharapkan.48 5) Perilaku Purna Pembelian

Perilaku purna beli merupakan tahap dalam proses keputusan pembelian di mana konsumen melakukan tindakan

lanjutan setelah membeli berdasarkan kepuasan atau

46 Samsul Anam, Ahmad Khairul Hakim, Muhamad Ahsan, dan Airlangga Bramayudha, 2013, Manajemen Pemasaran, IAIN SA Press, Surabaya, hal. 64.

47 Nancy, dkk, Prinsip-prinsip pemasaran, edisi ke-3, jilid 1, hal. 175. 48 Nancy, dkk, Prinsip-prinsip pemasaran, edisi ke-3, jilid 1, hal. 177-178.


(42)

ketidakpuasan mereka.49 Jadi pada proses belanja tidak berakhir ketika pelanggan membeli suatu produk. Setelah melakukan belanja pengguna melakukan produk tersebut dan mengevaluasi pengalaman tersebut apakah memuaskan atau tidak memuaskan. Kepuasan adalah suatu evaluasi pasca konsumsi tentang seberapa baik suatu toko atau produk memenuhi atau melebihi harapan pelanggan.

Perilaku konsumen menjadi hal-hal yang mendasari konsumen untuk membuat keputusan pembelian. Adapun hal- hal tersebut adalah proses dan aktivitas ketika seseorang (konsumen)

berhubungan dengan pencarian, pemilihan, pembelian,

penggunaan, serta pengevaluasian produk dan jasa demi memenuhi kebutuhan dan keinginan. 50

Proses membeli diawali dengan adanya kebutuhan. Kebutuhan timbul karena adanya perbedaan antara keadaan yang sesungguhnya dengan keadaan yang diinginkan. Dan dengan adanya masalah seperti itu allah bersabda dalam surat al-Qalam ayat 36.

و كﺤت

ف ك

مك

م

49 Nancy, dkk , Prinsip-prinsip pemasaran, edisi ke-3, jilid 1, hal. 178.

50

Muhammad Muflih, Perilaku Konsumen Dalam Perspektif Ilmu Ekonomi Islam,Jakarta; PT.Raja Grafindo Persada.2006.hlm 12


(43)

Artinya : Atau adakah kamu (berbuat demikian) bagaimanakah kamu mengambil keputusan?51

Dalam ayat ini Allah mempertanyakan bagaimana manusia mengambil keputusan terhadap apa yang telah diperbuatnya Apakah sesuai dengan syariat islam atau mengikuti hawa nafsu.

Manusia adalah hamba allah yang lemah, diberi pengetahuan yang terbatas dan tidak mengetahui perkara yang ghaib. Sehingga sangat membutuhkan bantuan untuk mengambil keputusan yang tepat berbagai permasalahanya. Dan tidak ada yang berhaak dimintai bantuan tentang masalah ini kecuali yang menciptakan kita sehingga dengan kasih sayangnya.

Dalam Islam, prilaku seorang konsumen harus

mencerminkan hubungan dirinya dengan Allah Swt. Setiap pergerakan dirinya, yang berbentuk belanja sehari-hari tidak lain adalah manifestasi zikir dirinya atas nama Allah. Dengan demikian, dia lebih memilih jalan yang dibatasi Allah dengan tidak memilih barang haram, tidak kikir, dan tidak tamak supaya hidupnya selamat akhirat.52

Objek jual beli dan jumlah pembayarannya diketahui secara jelas oleh kedua belah pihak sehingga terhindar dari gharar. Abu

Hurairah berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam

51 surat al-qalam ayat 36.

52

Muhammad Muflih, Perilaku Konsumen Dalam Perspektif Ilmu Ekonomi Islam,Jakarta; PT.Raja Grafindo Persada.2006.hlm 12


(44)

melarang jual beli hashaath (jual beli dengan menggunakan kerikil

yang dilemparkan untuk menentukan barang yang akan dijual) dan jual beli gharar.”53

Selain itu, tidak diperkenankan seseorang menyembunyikan cacat/aib suatu barang ketika melakukan jual beli. Rasulullah

shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

م س وخأ م س ل ﺤ م س ع ب نم ﻪ خأ ع ب ﻪ ف ﺐ ع َلﺇ ﻪنَ ب ﻪ

“Seorang muslim adalah saudara bagi muslim yang lain.

Tidak halal bagi seorang muslim menjual barang dagangan yang

memiliki cacat kepada saudaranya sesama muslim, melainkan ia

harus menjelaskan cacat itu kepadanya” (HR. Ibnu Majah).54 3. Hubungan Kualitas Produk terhadap Keputusan Pembelian

Produk yang diterima oleh para konsumen adalah produk yang kualitasnya dapat memuaskan para konsumen, kualitas produk sangat berpengaruh untuk meyakinkan para konsumen melakukan keputusan pembelian. Bila kualitas suatu produk bagus dan dapat memuaskan konsumen, maka dapat ditafsirkan akan menaikan kepuasan pembelian atas produk tersebut.

Dalam konsep produk menegaskan bahwa konsumen akan menyukai produk-produk yang menawarkan ciri-ciri paling berkualitas, berkinerja atau inovatif. Para manajer dalam organisasi memutuskan perhatian untuk menghasilkan produk yang unggul dan meningkatkan

53

HR. Muslim: 1513

54

(HR. Ibnu Majah nomor 2246, Ahmad IV/158, Hakim II/8, Baihaqi V/320; dishahihkan Syaikh


(45)

kualitasnya sepanjang waktu. Mereka berasumsi bahwa para pembeli mengagumi produk-produk yang dibuat dengan baik serta dapat menghargai mutu dan kinerja55

Salah satu tujuan dari pelaksanaan kualitas produk adalah untuk mempengaruhi konsumen dalam menentukan pilihannya untuk menggunakan produk buatanya sehingga memudahkan konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian. Pemahaman perilaku konsumen tentang kualitas produk dapat dijadikan dasar terhadap proses keputusan pembelian konsumen56

Lebih lanjut menurut Puji Isyanto, Eman S, Herligiani, menyatakan dalam penelitianya pada jenis produk Handphone Blackberry bahwa kualitas produk mempunyai peran yang sangat penting dalam keputusan pembelian.57

Dalam jurnal yang berjudul Defining that Product Quality in 21

Century, Menurut Pajaree Ackaradejruangsri menyimpulkan bahwa

dimensi kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan pada keputusan pembelian konsumen. konsumen lebih mengedepankan sisi kualitas produk daripada variable lainnya.58

Berdasarkan teori-teori yang dikemukakan oleh para ahli di atas secara tersirat bahwa di dalam melakukan proses keputusan pembelian,

55 Philip Kotler dan Gary Amstrong, 2002, Prinsip-prinsip pemasaran, Jilid 2, Jakarta. 56 Sutisna, 2003, Perilaku konsumen dan komunikasi pemasaran, Gramedia Pustaka, Jakarta.

57

Puji Isyanto, SE., MM., Eman S, SE., MM., Herligiani, SE,2012,Pengaruh Kualitas Produk terhadap keputusan pembelian Handphone Blackberry pada mahasiswa ekonomi universitas singaperbangsa karawang, Jurnal Manajemen Vol.09 No.4

58 Ackaradeejruangsari Pajaree, 2012, “Defining Thai Product Quality in 21 st Century”, Ritsumeikan Journal of Asia Pacific Studies, vol. 31.


(46)

seorang konsumen akan memperhatikan kualitas yang dimiliki oleh produk tersebut. Salah satu komponen yang menjadi bagian dari produk adalah kualitas produk. Jadi, dapat disimpulkan bahwa kualitas produk dapat mempengaruhi keputusan pembelian.

C. Paradigma Penelitian

Paradigma penelitian adalah model berpikir yang dipakai untuk menjelaskan proses kesinambungan antara dua variabel atau lebih di dalam penelitian. Untuk memudahkan pembacaan, paradigma penelitian harus dibuat dalam bentuk gambar model dengan mencantumkan rumusan pengolahan statistik untuk menggambarkan alur dan proses pelaksanaan penelitian.59

Merujuk dari penelitian dengan judul “Pengaruh Kualitas Produk Kosmetik Kecantikan Anaina terhadap Keputusan Pembelian di Klinik Kecantikan Anaina”, maka paradigma penelitian yang bisa dibuat adalah sebagai berikut:

59 Drs. Abd.Rahman Chudlori, MM (Ketua jurusan manajemen dakwah), Panduan penulisan skripsi jurusan manajemen dakwah, hal. 45.


(47)

Gambar 1.1 Paradigma Penelitian

D. HIPOTESIS PENELITIAN

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang secara teoritis dianggap paling mungkin dan paling tinggi tingkat kebenarannya.Secara prosedural, hipotesis penelitian diajukan setelah peneliti melakukan kajian teori, karena hipotesis penelitian adalah rangkuman dari

Performance X1

Keputusa pembelian

Y

Feature X2

Reliability X3

Dd Durability X4

E Esthetic X5

Conformance X6

Se Serviceability X7 Kualitas

Produk X


(48)

simpulan teoritis yang diperoleh dari beberapa sumber kepustakaan.Rumusan hipotesis bersifat hipotesis nihil atau hipotesis alternatif.60

1. Ha=ada pengaruh yang simultan antara variabel performance, feature,

reliability, durability, esthetic, conformance, serviceability, terhadap

keputusan pembelian kosemetik kecantikan di klinik kecantikan Anaiana

(Studi pada Klinik Kecantikan Anaina di Jalan P. Roon No 15 Sawotratap Gedangan Surabaya )

2. H0 = tidak ada pengaruh yang simultan antara variabel performance,

feature, reliability, durability, esthetic, conformance, serviceability.

terhadap keputusan pembelian kosemetik kecantikan di klinik kecantikan

Anaiana (Studi pada Klinik Kecantikan Anaina di Jalan P. Roon No 15

Sawotratap Gedangan Surabaya )

3. Ha=ada pengaruh yang Parsial antara variabel performance, feature,

reliability, durability, esthetic, conformance, serviceability. terhadap

keputusan pembelian kosemetik kecantikan di klinik kecantikan Anaiana

(Studi pada Klinik Kecantikan Anaina di Jalan P. Roon No 15 Sawotratap Gedangan Surabaya )

4. H0 = tidak ada pengaruh yang parsial antara variabel performance,

feature, reliability, durability, esthetic, conformance, serviceability.

terhadap keputusan pembelian kosemetik kecantikan di klinik kecantikan

Anaiana (Studi pada Klinik Kecantikan Anaina di Jalan P. Roon No 15

Sawotratap Gedangan Surabaya )

60Drs. Abd.Rahman Chudlori, MM (Ketua jurusan manajemen dakwah), Panduan penulisan skripsi jurusan manajemen dakwah, hal. 46.


(49)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pada bagian ini dijelaskan bahwa pendekatan yang digunakan dalam skripsi ini adalah pendekatan kuantitatif dengan menyertakan alasan-alasan singkat mengapa pendekatan ini digunakan.Disamping itu, peneliti perlu juga mengemukakan jenis penelitian yang dipakai.Dalam kasus manajemen dan entrepreneurship, jenis penelitian yang bisa dipakai untuk kuantitatif diantaranya adalah studi korelasi, studi komparatif, penelitian asosiatif, dan lain sebagainya.1

B. Lokasi Penelitian

Tempat yang menjadi obyek penelitian ini adalah produk kosmetik kecantikan Anaina yang dijual di klinik kecantikan Anaina. Sedangkan lokasi penelitian beralamat di klinik kecantikan Anaina dijalan P.Roon No. 15 Sawotratap Gedangan, Sidoarjo, 61254.

C. Populasi Sampel dan Teknik Sampling

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: Obyek/ Subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

1Drs. Abd.Rahman Chudlori, MM (Ketua jurusan manajemen dakwah), Panduan penulisan skripsi jurusan manajemen dakwah, hal. 47.


(50)

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulanya.2

Adapun yang menjadi populasi yang datang ke klinik kecantikan anaina pada bulan juni-juli 2015 diambil secara acak. Dengan Asumsi sejumlah pelanggan yang datang tiap bulan sejumlah 100 3

2. Teknik sampling

Teknik Sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel. Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian.4

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh konsumen yang datang ke klinik kecantikan Anaina.

Dalam penelitian ini metode pengambilan sampel atau teknik sampling menggunakan insidental sampling yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja secara kebetulan/insedental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.5

3. Sampel

Aturan dalam menentukan ukuran sampel penelitian sebaiknya beberapa kali. Dalam buku research Methods for business memberikan saran-saran tentang ukuran sampel untuk penelitian seperti berikut ini : 1. Ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah antara 30 sampai dengan 500

2 Prof. Dr. Sugiyono, 2012, Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan r&d,hal. 80. 3Hasil Wawancara Dr. Fin Endriana. Dipl. CIBTAC, 23 juni 2015

4Prof. Dr. Sugiyono, 2012, Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan r&d,hal. 81-82. 5Prof. Dr. Sugiyono, 2012, Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan r&d,hal. 85.


(51)

2. Bila sampel dibagi dalam kategori (misalnya : pria-wanita, pegawai negri-swasta dan laini-lain) maka jumlah anggota sampel setiap kategori minimal 30

3. Bila dalam penelitian akan melakukan analisis dengan multivariate (korelasi atau regresi ganda misalnya), maka jumlah anggota sampel minimal 10 kali dari jumlah variabel yang diteliti. Misalnya variabel penelitianya ada 5 (independen+ dependen), maka jumlah anggota sampel= 10x5 =50

4. Untuk penelitian eksperimen yang sederhana, yang menggunakan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, maka jumlah anggota sampel masing-masing antara 10 s/d 206

Berdasarkan hal tersebut maka sampel yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan jumalah, variabel yang diteliti dikalikan 10 (8 variabel x 10). Maka sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 80 responden populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representative (mewakili)7

D. Variabel dan Indikator Penelitian

1. Variabel Penelitian

Pada dasarnya penelitian ini adalah untuk mencari pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat. Variabel dapat didefinisikan

sebagai atribut seseorang, atau objek yang mempunyai “variasi” antara

6Prof. Dr. Sugiyono, 2012, Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan r&d,hal.91. 7Prof. Dr. Sugiyono, 2012, Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan r&d,hal.81.


(52)

satu orang dengan yang lain atau satu objek dengan objek yang lain.8 Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat. Sedangkan variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kualitas produk (X) dengan sub variabel performance atau kinerja (X1), feature atau fitur

(X2), reliability keandalan (X3), durability atau daya tahan (X4), estetich

atau estetika (X5), conformance atau kesesuaian (X6), serviceability atau

pelayanan (X7). Sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini adalah keputusan pembelian (Y).

2. Indikator

a. Variabel Bebas

Indikator variabel bebas dalam penelitian ini adalah kualitas produk yang terdiri dari tujuh variabel. Kualitas produk adalah ukuran relatif produk kecantikan Anaina Skin Care yang dapat memberikan gambaran mengenai seberapa jauh tingkat keunggulan produk ini mampu memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan.

Adapun pengukuran kualitas produk yang telah disesuaikan dengan produk Anaina Skin Care adalah sebagai berikut:

1) Performance atau Kinerja (X1)

8Ibid, hal. 58-59.


(53)

Merupakan karasteristik utama produk kecantikan Anaina Skin Care. a) Produk Anaina Skin Care sebagai produk kecantikan mampu

memberikan perawatan kulit wajah dengan baik.

b) Produk Anaina Skin Care sebagai produk kecantikan mampu menunjukkan perubahan yang signifikan bagi penggunanya.

c) Produk Anaina Skin Care memberikan hasil yang memuaskan bagi konsumen.

2) Feature atau Fitur (X2)

Merupakan karesteristik tambahan Anaina Skin Care yang dapat menambah nilai produk serta menjadi pembeda dari pesaing.

a) Produk Anaina Skin Care memilikiberbagai macam produk

kecantikan.

b) Produk Anaina Skin Care dibuat oleh tenaga ahli yang sudah profesional.

c) Produk Anaina Skin Care memiliki kandungan yang tidak membahayakan untuk jangka panjang.

3) Reliability atau Keandalan (X3)

Merupakan penilaian yang di dasarkan bahwa Anaina Skin Care akan bekerja sebagaimana mestinya. Semakin kecil kemungkinan terjadi kerusakan atau dampak buruk maka kosmetik Anaina Skin Care dapat diandalkan.

a) Produk Anaina Skin Care tidak menyebabkan kerusakan atau efek samping bagi konsumen.


(54)

b) Produk Anaina Skin Care dapat digunakan jangka waktu yang lama tanpa efek samping.

c) Produk Anaina Skin Care tidak menyebabkan iritasi atau alergi pada kulit.

4) Durabilityatau Daya Tahan (X4)

Merupakan suatu refleksi umur ekonomis berupa ukuran daya tahan atau masa pakai.

a) Produk Anaina Skin Care tidak cepat rusak atau kadaluarsa.

b) Produk Anaina Skin Care mengunakan kemasan yang bagus dalam menjaga ketahanan produknya.

5) Esthetic atau Estetika (X5)

Berkaitan dengan bagaimana produk Anaina Skin Care dapat dilihat dari bentuk fisik atau warna yang menarik.

a) Produk Anaina Skin Care dikemas dengan menarik.

b) Produk Anaina Skin Care dibuat higenis untuk kenyamanan pengguna.

c) Produk Anaina Skin Care dikemas dengan baik untuk mempermudah penggunaanya.

6) Conformance atau Kesesuaian (X6)

Merupakan sejauh mana karakteristik produk dan hasil dari penggunaan Anaina Skin Care, sesuai dan memenuhi standar-standar yang telah ditetapkan sebelumnya.


(55)

b) Produk Anaina Skin Care menggunakan tekhnologi yang bagus dalam pengolahanya.

7) Serviceability atau pelayanan (X7)

Tingkat jasa yang bagaimana yang akan diberikan kepada konsumen untuk masalah penanganan keluhan yang memuaskan.

a) Anaina Skin Care memberikan pelayanan yang cepat dalam menangani keluhan pelanggan.

b) Anaina Skin Care memberikan kemudahan dalam menangani

keluhan pelanggan. 8. Variabel Terikat (Y)

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel terikat yang digunakan dalam penelitian ini adalah keputusan pembelian. Keputusan pembelian adalah tahapan dalam konsep pengambilan keputusan, keputusan pembeli benar-benar membeli produk.

Adapun keputusan pembelian yang telah disesuaikan dengan produk Anaina Skin Care Indikator (Y) adalah sebagai berikut:

a) Saya Suka membeli produk di klinik kecantikan anaina.

b) Saya Mencari informasi tentang beberapa klinik kecantikan sejenis misalnya Larissa, Natasha, dan Venusa.


(56)

d) Saya memutuskan membeli produk di klinik kecantikan ini setelah melakukan evaluasi terhadap beberapa klinik kecantikan sejenis yang lain.

e) Saya sering membeli produk kosmetik kecantikan di klinik kecantikan ini karena telah merasa puas.

E. Tahap-Tahap Penelitian

Dalam tahap-tahap penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut:

1. Menemukan, memilih, dan merumuskan masalah

Setiap penelitian didasarkan pada permasalahan yang dihadapi. Permasalahan itu bisa tentang ketidak sesuaian dengan teori, keunikan, kekurangan, ataupun kelebihan dari suatu obyek sehingga menarik untuk diteliti.

2. Menyusun kerangka teori

Langkah selanjutnya adalah memantapkan diri untuk meneliti masalah tersebut dengan teori yang berhubungan. Yaitu tentang citra Minimarket dan pengambilan keputusan pembelian.

3. Merumuskan hipotesis

Hipotesis adalah kesimpulan sementara yang dibuat sebelum penelitian dilakukan. Hipotesis tersebut dibuat berdasarkan teori dan analisa sementara peneliti. Selanjutnya hipotesis itu dibuktikan dengan data-data yang telah diperoleh.


(57)

4. Memilih alat pengumpulan data

Dalam proses pemilihan alat pengumpulan data, peneliti memutuskan untuk menggunakan kuesioner yang akan disebar pada 80 responden. Data yang didapat dari kuesioner adalah data primer. Dan untuk mendapatkan data sekunder seperti profil perusahaan, peneliti menggunakan metode dokumentasi yaitu dengan cara mengunjungi klinik kecantikan Anaina di jalan P. Roon No.15, Sawotratap, Gedangan, Surabaya.

5. Menganalisis data yang telah didapatkan dan menyajikannya.

Data yang telah terkumpul selanjutnya dianalisis. Analisis diarahkan untuk menjawab rumusan masalah dan hipotesis yang diajukan. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan program IBM SPSS (Statistical

Product and Service Solution) 19.0.

Data hasil analisis selanjutnya disajikan dan diberikan pembahasan. Penyajian data menggunakan tabel, tabel distribusi frekuensi, grafik garis, grafik batang, digram lingkaran, dan pictogram.

Setelah melakukan analisis, dilakukan pengujian hipotesis. Selanjutnya, dilakukan pembahasan terhadap hasil penelitian. Pembahasan terhadap hasil penelitian merupakan penjelasan mendalam dan interpretasi terhadap data-data yang telah disajikan. Pembahasan tersebut mengenai hasil pengujian hipotesis yang disesuaikan dengan teori.


(58)

Setelah dilakukan analisa terhadap data yang didapatkan dan pembahasan yang mendalam, tugas peneliti selanjutnya adalah mengambil kesimpulan. Kesimpulan yang dibuat adalah kesimpulan singkat yang menjawab rumusan masalah.

Penelitian ini diawali dengan adanya masalah yang kemudian dibuktikan dengan penggalian data. Oleh karena itu, peneliti mempunyai kewajiban untuk memberikan saran.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data dalam penelitian ini adalah menggunakan:

kuesioner (Angket)

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden. Selain itu, kuesioner juga cocok digunakan apabila jumlah responden cukup besar dan tersebar diwilayah yang luas.Kuesioner dapat berupa pertanyaan/pernyataan tertutup atau terbuka .dapat diberikan kepada responden secara langsung atau dikirim melalui pos, atau internet.9


(59)

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan kuesioner sebagai alat untuk mengumpulkan data primer dari responden. Kuesioner dalam penelitian ini menggunakan pertanyaan tertutup dengan skala ordinal dan langsung diberikan kepada sumber data. Responden akan disilahkan untuk memilih respon SS (Sangat Setuju) dengan skor 5, S (Setuju) dengan skor 4, R (Ragu-ragu) dengan skor 3, TS (Tidak Setuju) dengan skor 2, atau STS (Sangat Tidak Setuju) dengan skor 1.

G. Teknik Validitas Instrumen Penelitian

1. Validitas

Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh

mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurannya, suatu tes atau instrumen pengukuran dapat dikatakan memiliki validitas yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya atau memberikan hasil alat ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut.10

Data yang digunakan merupakan hasil skor dari kuisioner yang disebarkan dalam bentuk kualitatif dan diubah dalam bentuk kuantitatif. Data kuantitatif tersebut kemudian diuji validitasnya dengan menggunakan program SPSS 16for windows dalam penghitunggan korelasi. Uji validitas

item-item pertanyaan terdapat dalam kuisoner dilakukan dengan jalan melihat nilai probabolitasnya atas nilai signifikansinya. Apabila nilai

10 Saifuddin Azwar, 1997,Rialibilitas Dan Validitas Edisi Ketiga, Pustaka Pelajar Offset, Yogyakarta.


(1)

pengaruh yang tidak signifikan pada keputusan pembelian konsumen Pada produk Anaina Skin Care di klinik kecantikan Anaina yang terletak di jalan P. Roon No. 15 Sawotratap Gedangan Surabaya. Mengartikan bahwa dalam pengujian hipotesis secara parsial ini yaitu mengatakan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak.

3. Dilihat dari hasil pengujian korelasi Spearman bahwa nilai ρ value performance sebesar 0,526, feature sebesar 0,505, reliability sebesar 0,734, durability sebesar 0,334, esthetic sebesar 0,426, conformance sebesar 0,581,dan serviceability sebesar 0,965. Jika nilai ρ value > 0,05, maka pengaruh variabel performance, feature, reliability, durability, esthetic, conformance, serviceability terhadap keputusan pembeli adalah tidak signifikan. Jadi dengan melihat nilai ρ value > 0,05 dapat disimpulkan bahwa tidak ada faktor yang paling berpengaruh terhadap keputusan pembeli. Karena semua hasil pengujian hipotesis simultan dan pengujian hipotesis secara parsial bernilai p value > 0,05 maka dikatakan tidak ada faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian. Peneliti mengasumsikan bahwa faktor lain tersebut bisa berasal dari faktor harga (price), karena jika masyarakat senantiasa menentukan harga yang terjangkau maka harga yang ekonomis dapat mempengaruhi masyarakat untuk membeli dan serta mendapatkan manfaatnya juga. Seperti yang dikatakan Kotler dan Amstrong bahwa harga adalah jumlah semua nilai yang konsumen tukarkan dalam rangka mendapatkan manfaat (dari) memiliki atau menggunakan barang atau jasa.


(2)

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, dapat diberikan saran sebagai berikut :

1. Pihak perusahaan kosmetik kecantikan Anaina di klinik kecantikan Anaina yang terletak di jalan P. Roon No. 15 Sawotratap Gedangan Surabaya harus bisa lebih meningkatkan kualitas produk kecantikan yang sudah ada di klinik kecantikan Anaina.

2. Dalam penelitian ini diketahui performance sebagai variabel paling dominan dalam keputusan pembelian produk Anaina Skin Care. Anaina Skin Care salaku rumah kecantikan disarankan bisa terus berinovasi terhadap produk-produk yang di ciptakan.

3. Pihak perusahaan hendaknya tetap mempertahankan publisitas yang telah dilakukan dan akan lebih baik jika dikembangkan dalam menjadi sponsor dan donatur-donatur.

4. Untuk penelitian selanjutnya disarankan memasukkan faktor-faktor lain yang mempengaruhi konsumen dalam keputusan pembelian agar memperoleh hasil yang lebih maksimal.

C. Keterbatasan Penelitian

Tidak dapat dipungkiri, peneliti merasa terdapat hal-hal yang kurang terkait dari proses total penelitian skripsi ini. Kekurang tersebut adalah penggunaan waktu penelitian yang tidak optimal sehingga mengakibatkan penentuan segala hal dalam penelitian menjadi kurang matang. Kesalahan tersebut hendaknya tidak diulang dikemudian hari oleh peneliti selanjutnya.


(3)

Selain itu, penelitian ini dianggap oleh peneliti sebagai penelitian yang kurang fokus, sehingga diharapkan kepadapenelitian selanjutnya untuk lebih fokus.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Amstrong,Philip Kotlerdan Gary, 2002, Prinsip-Prinsip Pemasaran, Jilid 2, Jakarta.

Anam, Samsul, Hakim,Ahmad Khairul, Ahsan,Muhamad, dan Bramayudha,Airlangga, 2013, Manajemen Pemasaran, IAIN SA Press, Surabaya.

Assauri,Sofjan, 2004, Manajemen Pemasaran, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Azwar, Saifuddin,1997, Rialibilitas dan Validitas, Edisi Ketiga,Pustaka Pelajar Offset, Yogyakarta.

Chudlori,Abd. Rahman,Panduan Penulisan Skripsi Jurusan Manajemen Dakwah. Efendy, Mochtar, 1996, Ekonomi Islam suatu pendekatan berdasarkan ajaran

Qur’an dan hadits, Al-muhtar, palembang.

Gasperz, Vincent, 1996, Manajemen Bisnis Total Ekonomi Manajerial pembuatan keputusan Bisnis, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Kathy, K.C., Mandy, 1997, Prinsip-Prinsip Pemasaran, Edisi ke-3, Jilid 1, Erlangga, Jakarta.

Kotler, Philip dan Amstrong,Gary, 2007, Dasar-Dasar Pemasaran, EdisiKesembilan, Jilid 2, terj. Alexander, PT. Indeks Kelompok Gramedia, Jakarta.

Kotler, Philip, 2003, Manajemen Pemasaran,Edisi Kesebelas, Jilid 2, terj. Benyamin Molan, PT. Indeks Kelompok Gramedia, Jakarta.


(5)

Kotler,Philip,Manajemen Pemasaran Analisis,Perencanaan, Implementasi dan Pengendalian,Jilid 1.

Malhotra,Naresh, 2004, Marketing Research, New Jersey.

Martono, Nanang, 2010, Statistik Teori dan Aplikasi program SPSS.

Muflih, Muhammad, 2006, Perilaku Konsumen Dalam Perspektif islam, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Muhid,Abdul, 2008, Statistik Parametik dan Non-Parametik9Modul Analisis Data, Surabaya.

Nancy, dkk, Prinsip-Prinsip Pemasaran, Edisi Ke-3, Jilid 1.

Pajaree, Ackaradeejruangsari, 2012, “Defining Thai Product Quality in 21 st Century”, Ritsumeikan Journal of Asia Pacific Studies,Vol. 31.

Peter, J. Paul dan Olson,Jerry C., 2014, Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran,Edisi 9, Salemba Empat, Jakarta.

Sugiyono, 2012, Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D, Alfabeta, Bandung.

Sumarwan, Ujang, 2002, Perilaku Konsumen Teori dan Penerapannya dalam Pemasaran,Ghalia Indonesia, Bogor.

Sunyoto,Danang,Konsep Dasar Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen.

Sunyoto,Danang,Praktik Riset Perilaku Konsumen Teori, Kuesioner, Alat, dan Analisis Data.

Surat Al-Baqarah Ayat 168.

Sutisna, 2003, Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran, Gramedia Pustaka, Jakarta.


(6)

Sula, Syakir, Muhammad,2004, Asuransi syariah (Life and General) Konsep dan sistem operasional, Jakarta

Tisnawati, Ernie dan Saefullah,Kurniawan, 2009, Pengantar Manajemen, Kencana,Jakarta.

Tjiptono, Fandy dan Diana, Anastasia, 2002,Total Quality Manajemen, Yogyakarta

Tjiptono,Fandy, 1997, Strategi pemasaran, Andi, Yogyakarta.

Tjiptono,Fandy, 2005, Pemasaran Jasa, Banyumedia Publishing, Malang.

Tranggono, Retno Iswari dan Latifah,Fatma,Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan Kosmetik.

Simamora,Bilson,Panduan Riset Perilaku Konsumen.

Uma, Sekaran, 2006, Research Method for Busines, Salemba Empat, Jakarta. Umar, husein, 2005, Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen, Jakarta

Utami, Christina Whidya, 2012, Manajemen Ritel: Strategi dan Implementasi Operasional Bisnis Ritel Modern di Indonesia, Edisi 2, Salemba Empat, Jakarta.

Yusanto danWidjajakusuma, M.K., 2003, Manajemen Strategis Perspektif Islam, KB Press, Jakarta.