Solidaritas petani desa: studi kasus kelompok petani dalam membangun perekonomian masyarakat Desa Rombiya Timur Kecamatan Ganding Kabupaten Sumenep.

(1)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial

(S.Sos) dalam Bidang Sosiologi

Oleh:

A.

SUSANTO

NIM. B05211001

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

J U R U S A N I L M U S O S I A L

PROGRAM STUDI SOSIOLOGI


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

ABSTRAK

A. Susanto, 2017, Solidaritas Petani Desa (Studi Kasus Kelompok Petani dalam Membangun Perekonomian Masyarakat Desa Rombiya Timur Kecamatan Ganding Kabupaten Sumenep). Skripsi Program Studi Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.

Kata kunci: Solidaritas Sosial, Kelompok Petani, Membangun Perekonomian Penelitian ini membahas mengenai bagaimana solidaritas petani desa dalam membangun perekonomian masyarakat di Desa Rombiya Timur Kecamatan Ganding Kabupaten Sumenep. Terdapat dua permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini, yakni; 1) Bagaimanakah bentuk solidaritas sosial petani dalam membangun perekonomian masyarakat di Desa Rombiya Timur Kecamatan Ganding Sumenep?; 2) Apakah yang melatarbelakangi solidaritas sosial petani dalam membangun perekonomian masyarakat di Desa Rombiya Timur Kecamatan Ganding Sumenep?

Untuk mengungkap persoalan tersebut secara deskriptif-analitis, penelitian ini telah menggunakan metode penelitian kualitatif, di mana data-data yang ada diperoleh melalui cara observasi, wawancara dan akumulasi dokumentasi yang peneliti kumpulkan selama di lapangan. Data-data yang telah diperoleh kemudian diolah dan dianalisis menggunakan teori Solidaritas Sosial Emile Durkheim yang disajikan secara naratif, deskriptif dan analitis.

Dari hasil penelitian ini telah ditemukan data bahwa: 1) Solidaritas masyarakat petani desa Rombiya Timur tergolong dalam solidaritas mekanik, dimana masyarakat di dalamnya mengabaikan individualisme dan lebih menekankan kebersamaan dan gotong-royong sehingga menimbulkan ikatan sosial yang kuat di antara elemen masyarakat di dalamnya; 2) Dengan kondisi masyarakat yang guyub dan lingkungan sosial yang memiliki ikatan emosial yang tinggi, maka hal-hal seperti kesamaan nasib dan rasa saling memiliki antar-sesama merupakan faktor-faktor yang melatarbelakangi timbulnya solidaritas sosial dalam masyarakat petani di Desa Rombiya; 3) Dengan adanya solidaritas sosial tersebut, masyarakat petani pada gilirannya dapat membangun perekonomian masyarakat secara merata di desa Rombiya Timur.


(7)

ii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

MOTTO ... iii

PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN PERTANGGUNGJAWABAN PENULISAN SKRIPSI ... v

ABSTRAK ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

BAB I : PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang Masalah ... 1

B.Rumusan Masalah ... 8

C.Tujuan Penelitian ... 8

D.Manfaat Penelitian ... 9

E.Definisi Konseptual ... 9

F. Sistematika Pembahasan ... 15

BAB II : SOLIDARITAS PETANI DESA ... 17

A.Penelitian Terdahulu ... 17

B.Kajian Pustaka Kelompok Petani ... 19

C.Kajian Teori Solidaritas ... 29

BAB III : METODE PENELITIAN ... 39

A.Jenis Penelitian ... 39

B.Lokasi dan Waktu Penelitian... 40

C.Pemilihan Subyek Penelitian ... 41

D.Tahap-Tahap Penelitian ... 42

E.Teknik Pengumpulan Data ... 43

F. Teknik Analisis Data ... 45

G.Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data ... 47

BAB IV : SOLIDARITAS PETANI DALAM MEMBANGUN PEREKONOMIAN MASYARAKAT DESA ROMBIYA TIMUR ... 49

A.Deskripsi Objek Penelitian Desa Rombiya Timur ... 49

B.Solidaritas Masyarakat Petani Rombiya Timur ... 58

C.Analisis Solidaritas Masyarakat Petani Desa Rombiya Timur ... 72

BAB V : PENUTUP ... 80

A.Kesimpulan ... 80

B.Saran ... 82


(8)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Masyarakat Madura dapat dikatakan mayoritas beragama Islam, dan memiliki sentimen keagamaan Islam yang tinggi. Dalam hal penghayatan terhadap ajaran agama dan semangat penyebaran agama, orang Madura sering disamakan dengan orang Aceh. Sifat keislaman penduduk diaktualisasikan dalam institusi keagamaan, perilaku sosial, dan institusi kekerabatan.

Pandangan hidup orang Madura tidak bisa dilepaskan dari nilai-nilai agama Islam yang mereka anut. Suatu fakta sosiologis tak terbantahkan bahwa hampir seluruh orang Madura adalah penganut agama Islam. Ketaatan mereka pada agama Islam sudah merupakan penjatidirian penting bagi orang Madura. Ini terindikasikan pada pakaian mereka yaitu sampèr (kain panjang), kebaya, dan kodung (kerudung) bagi kaum perempuan, sarong (sarung) dan songko’ (kopiah atau peci) bagi kaum laki-laki sudah menjadi lambang keislaman khususnya di wilayah pedesaan. Oleh karena itru, identitas keislaman merupakan suatu hal yang amat penting bagi orang Madura.1

Madura adalah Pulau kecil yang terbagi dalam empat wilayah Kabupaten. Diantaranya Kabupaten Bangkalan, Sampang, Pamekasan, dan Sumenep.

1


(9)

Kecamaatan Ganding merupakan Kecamatan yang terletak di paling barat Kabupaten Semenep Madura. Kecamatan ini adalah tepi Barat (perbatasan) Kabupaten Pamekasan. Desa Rombiya timur Kecamatan Ganding Kabupaten Sumenep adalah salah satu desa yang ada di Kecamatan Ganding. Desa Rombiya dari Kecamatan berjarak 3 km. Dalam artian desa Rombiya tidak terlalu jauh dr pusat keramaian.

Dengan keberadaan desa ini sudah dapat dimaklumi jika penduduknya sangat kental keislamannya. Seperti, anak-anak bersekolah dipagi hari (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah di siang hari (MI). Tidak hanya itu, kentalnya keagamaan, masyarakat desa Rombiya Timur masih sangat kuat tercermin dalam beberapa hal; dalam satu mingggu rata-rata dalam setiap malamnya di isi dengan prosesi-prosesi keagamaan. Seperti, tadarus Baca Al-Qur’an, Shalawatan, dan itu dilakukan secara bergiliran. Hal ini kontras dengan yang terjadi pada Daerah perkotaan Madura dimana tradisi ini mulai luntur.

Pusat Islam berupa Madrasah lebih memegang peranan penting dari pada Sekolah dengan posisi Kiai memegang peranan yang strategis. Tradisi Islam yang kental yang selalu menutup aurat dimanapun mereka berada, ini menjadikan desa Rombiya Timur sebagai mutiara Islam yang tersembunyi dari hiruk pikuk kesibukan dunia di Kota Sumenep.

Dengan hal itu tidak heran lagi jika masyarakat Madura khususnya masyarakat yang ada di desa Rombiya Timur Kecamatan Ganding Kabupaten Sumenep mempunyai Solidaritas yang tinggi satu sama yang lain. Karena


(10)

3

masyarakat Rombiya masih berpegang teguh terhadap yang namanya gotong royong antar masyarakat, banyak hal yang dilakukan oleh masyarakat Rombiya dalam gotong royongnya di dalam pertanian, yaitu ketika ada salah satu masyarakat yang mau panin padi misalnya, mereka smuanya dengan suka rela menolong masyarakat tersebut tanpa pamrih.

Namun hal ini juga masyarakat atau kelompok tani yang ada di desa Rombiya Timur dengan adanya solidaritas yang tinggi banyak menghasilkan sesuatu yang memang sangat diperlukan oleh masyarakat, misalnya selalu menjalankan KUD dimana tujuan KUD disini yang mempunyai tujuan untuk membangun perekonimian yang ada di desa Rombiya, masyarakat sangat merasakan manfaatnya, karena masyarakat biasa pinjem uang untuk modal bertaninya. Saking solidnya kelompok tani yang ada di desa Rombiya Timur sampai bisa memproduksi dari salah satu kebutuhannya sendiri, seperti memproduksi gula merah dan bahannya di ambil dari kekayaan yang ada di desa Rombiya Timur sendiri.

Masyarakat petani adalah masyarakat yang sehari-hari hidup di sawah maupun diladang, hususnya masyarakat petani Desa Rombiya Timur mayoritas petani yang setiap harinya jarang berkumpul di rumah bersama keluarga, ladang di jadikan sebagai rumah kedua karena masyarakat beraktifitas mencangkul, mengelola sawah atau ladang dan menanam bibit tanaman, faktor alam dan lingkungan mempunyai pengaruh dalam membentuk mental dan sikap manusia. Kondisi alam yang baik menimbulkan gairah hidup secara baik dan layak.


(11)

Demikian juga lingkungan mempunyai pengaruh. Karena dengan faktor lingkungan, masyarakat akan terdorong dengan lingkungannya. Menciptakan kebersamaan gotong royong dalam perbuatan hal kepentingan termasuk bertani.

Berdasarkan pengamatan, masyarakat di Desa Rombiya timur Kecamatan Ganding Kabupaten Sumenep terdapat solidaritas mekanik dimana masyarakat ini yang mempunyai saling ketergantungan antar individu di saat bertani tembakau dan padi tanaman tembakau membutuhkan prawatan yang intensif. Tembakau dapat ditanam di semua jenis tanah, tetapi sebagian besar dekat dengan air yang mengalir terus. Penanaman biasanya dilakukan pada waktu musim kemarau, dari bulan Mei sampai November, tetapi kalau diareal tegal, tembakau juga ditanam selama musim penghujan (tembakau alang). Penanaman tembakau juga memerlukan pengerjaan tanah yang intensif dan pemupukan yang hati-hati sepanjang masa tumbuh 3 sampai 4 bulan.2

Masyarakat membangun dalam sebuah kelompok dimana kelompok itu di batasi oleh setiap wilayah yang mereka terdapat bersosialisasi dengan warga atau lingkungan setempat, Dengan membentuk adanya istilah otosan bahasa madura (saling menolong) ini adalah istilah yang berarti saling menolong dengan bergantian mengirim utusan untuk membantu bercocok tanam baik itu di musimnya bertani tembakau atau padi, mereka saling membantu bertani dengan mengirim otosan ketempat orang yang sedang membutuhkan.

2

Kuntowijoyo, Perubahan Sosial Dalam Masyarakat Agraris Madura (Jogjakarta: Matabangsa, 2002,) 59.


(12)

5

Alasan peneliti memilih judul “Solidaritas Sosial Petani Desa (Studi

Kasus kelompok Petani Dalam Membangun Perekonomian Masyarakat di Desa Rombiya Timur Kecamatan Ganding Kabupaten Sumenep)” karena masyarakat ini mempunyai nilai yang tinggi untuk bersolidaritas dalam kesibukan masyarakat baik membangun rumah, atau salah satu dari warga ada yang meninggal dunia ini murni membantu tampa pamrih mulai dari persiapan memandikan hingga selesai memakamkan, ataupun kesibukan lainya, hususnya pada petani tembakau dan padi yang lebih gotong royong karena bertani lebih sulit dan berat dalam mempersiapkan pertanianya sehingga mereka tidak enggan untuk saling membantu tanpa pamrih.

Sehingga tak ada istilah membantu jika di bayar tapi membantu jika di butuhkan, oleh karena itu untuk meminimalisir biaya yang mereka keluarkan dari petani. Masyarakat desa Rombiya Timur terdapat Kelompok petani yang membangun (Koprasi Unit Desa) KUD yang sistemnya simpan pinjam di dalamnya terdapat anggota kelompok petani, KUD ini yang berfungsi untuk membantu atas kebutuhan anggota kelompok petani baik untuk kebutuhan pupuk tanaman tembakau maupun jagung atau padi, dengan demikian masyarakat Desa Rombiya Timur tidak perlu di rundung kehawatiran terkait modal untuk bertani.

Keunikan pada judul penelitian kelompok petani selain membangun (Koprasi Unit Desa) KUD adalah mengelola gula merah yang terbuat dari legen yang dihasilkan dari pohon siwalan, dan hasilnya di cetak dalam bentuk kemasan


(13)

siap untuk dipasarkan, ini yang tidak dimiliki oleh kelompok petani desa lainya yang ada di Kecamatan Ganding Kabupaten Sumenep.

Masyarakat merupakan pengumpulan manusia yang banyak yang bersatu dengan cara tertentu oleh karena adanya hasrat-hasrat kemasyarakatan yang sama3. Dan juga seperti yang dipaparkan oleh Aristoteles bahwa manusia itu adalah Zoon politikon yaitu makhluk sosial yang hanya menyukai hidup berkelompok atau setidak-tidaknya lebih suka mencari teman untuk hidup bersama, dari pada hidup sendiri4.

Pada dasarnya manusia itu di takdirkan untuk selalu bersama untuk kelangsungan hidupnya sehingga dengan adanya hidup bersama tersebut menghasilkan sebuah budaya atau kebiasaan dan lain sebagainya, hal ini di tunjukkan oleh masyarakat Rombiya Timur Kecamatan Ganding Kabupaten Sumenep, dimana dengan kebersamaannya dan solidaritas yang tinggi khususnya dalam dunia pertanian sangat membawakan hasil. Dengan adanya kelompok tani di desa Rombiya Timur membawa dampak terhadap pembangunan ekonomi desa tersebut, solidnya masyarakat petani desa Rombiya bisa membangun perekonomiannya lewat dari kegotong royongannya.

Dalam hal ini dengan adanya kegotong royongan bisa meminimalisir pengeluaran masyarakat, karna yang biasanya misalnya di tempat yang lain untuk panin tembakau, padi, jagung dan lain sebagainya harus mengeluarkan uang

3

M. Cholil Mansyur, Sosiologi Masyarakat Kota dan Desa ( Surabaya: Uasaha Nasional, 2005), 22

4


(14)

7

untuk panin tersebut. Akan tetapi beda halnya dengan desa Rombiya Timur yang mempunyai solidaritas yang tinggi antar masyarakat petani sehingga tidak harus mengeluarkan uang banyak untuk melakukan aktivitasnya seprti panin padi, tembakau, jagung, memperbaiki rumah dan lain sebagainya, semuanya dilakukan dengan gotomg royong untuk mencapai kelangsungan hidupnya sebagai makhluk sosial (Zoon Politikon).

Masyarakat Rombiya Timur merupakan yang terbilang masyarakat produktif kalau di lihat dari karya-karya, dimana karya-karyanya tersebut bisa membangun prekonomian desanya sendiri lewat Koperasi Unit Desa dan pembuatan gula atau mengelola gula merah yang terbuat dari legen yang dihasilkan dari pohon siwalan, dan hasilnya di cetak dalam bentuk kemasan siap untuk dipasarkan, ini yang tidak dimiliki oleh kelompok petani desa lainya yang ada di Kecamatan Ganding Kabupaten Sumenep.

Koperasi Unit desa berfungsi sebagai simpan pinjem kelompok tani tersebut ketika dari salah satu anggota tidak mempunyai modal untuk menggarap ladangnya, sehingga dengan adanya simpan pinjam tersebut sangat membantu untuk membangun perekonomiannya. Sedangkan hasil produk gula merah yang dimiliki kelompok tani desa Rombiya Timur dikemas siap untuk di pasarkan dan hasilnya termasuk pemasukan dari kelompok tani yang ada di desa Rombiya Kecamatan Ganding Kabupaten Sumenep.


(15)

B. Rumusan Masalah

Untuk mempermudah dalam menganalisis obyek dan subyek penelitian maka dianggap perlu adanya pembatasan masalah dalam bentuk rumusan masalah, dan adapaun rumusan masalah tersebut yaitu :

1. Bagaimanakah bentuk solidaritas sosial petani dalam membangun perekonomian masyarakat di Desa Rombiya Timur Kecamatan Ganding Sumenep?

2. Apakah yang melatarbelakangi solidaritas sosial petani dalam membangun perekonomian masyarakat di Desa Rombiya Timur Kecamatan Ganding Sumenep?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka peneliti menetapkan tujuan penelitian sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui bentuk solidaritas sosial petani dalam membangun perekonomian masyarakat di Desa Rombiya Timur Kecamatan Ganding Sumenep

2. Untuk mengetahui yang melatarbelakangi solidaritas sosial petani dalam membangun perekonomian masyarakat di Desa Rombiya Timur Kecamatan Ganding Sumenep.


(16)

9

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini khususnya bisa bermanfaat bagi:

1. Peneliti dan khalayak umum, lebih khususnya bagi para akademisi dan intelektualis dapat dijadikan sebagai rujukan konseptual dalam dunia keilmuan dan sebagai landasan awal untuk melakukan penelitian lanjutan nantinya.

2. Bagi Intsansi terkait dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam menentukan agenda kerja dan kebijakan-kebijakan yang terkait dengan tema yang ditulis oleh peneliti.

E. Definisi Konseptual

Definisi konseptual pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Solidaritas

Solidaritas dalam arti kamus sosiologi Antropologi adalah integrasi sosial yang didasarkan pada persamaan-persamaan, perasaan setia kawan, kesetiakawanan.5 Di mana solidaritas ini membentuk dalam sebuah kebersamaan yang tanpa ada paksaan dari pihak manapun, yang bersosialisasi dengan nilai tinggi yang mampu memobilisasi pada masyarakat petani sehingga tidak ada kesulitan terkait cara untuk mudah dalam bertani, sistem solidaritas yang ada di Desa Rombiya Timur Kecamatan Ganding Kabupaten

5

Dahlan Yacub al-Barry, Kamus Sosiologi Antropologi (Surabaya: Anggota IKAPI, 2001), 310.


(17)

Sumenep seolah-olah sudah menyatu dengan pola kehidupan masyarakat. Sebagai bentuk kerjasama antara individu dengan kelompok. Membentuk status norma saling percaya untuk melakukan kerja sama dalam menangani permasalahan yang menjadi kepentingan bersama.

Secara umum Durkheim membagi teori solidaritas terbagi menjadi 2 yaitu: solidaritas mekanik dan solidaritas organik, dimana solidaritas mekanik ini membentuk awal bentuk primitif dari organisasi sosial dan masih dapat dilihat dalam kehidupan masyarakat primitif yang ada kini. Atau bisa juga dibentuk oleh hukum refresif karena anggota masyarakat jenis ini mempunyai kesamaan satu sama lain, dan karena mereka cenderung sangat percaya pada moralitas bersama, apapun pelanggaran terhadap sistem nilai bersama tidak akan di nilai main-main oleh setiap individu. Pelanggar akan dihukum atas pelanggarannya terhadap sistem moral kolektif. Meskipun pelanggaran terhadap sistem moral hanya pelanggaran kecil namun mungkin saja akan dihukum dengan hukuman yang berat.6

Solidaritas organik berasal dari pembagian kerja yang menyertai perkembangan sosial, masyarakat solidaritas organik dibentuk oleh hukum restitutif. Dimana seseorang yang melanggar harus melakukan restitusi untuk kejahatan mereka pelanggaran dilihat sebagai serangan terhadap individu tertentu atau sekmen tertentu dari masyarakat bukannya terhadap sistem moral

6


(18)

11

itu sendiri.7 Tipe solidaritas yang didasarkan atas kepercayaan dan kesetiakawanan ini diikat oleh apa yang oleh Durkheim dinamakan collective consciousness yaitu suatu sistem kepercayaan dan perasaan yang menyebar merata pada semua anggota masyarakat.

Pada masyarakat yang demikian itu belum tampak secara jelas membagian kerja yang begitu berarti. Hal ini terjadi karena disamping kekuatan masyarakat secara deterministik atas individu, juga disebabkan oleh sifat masyarakat yang relatif homogen. Sehingga apa yang dapat dilakukan oleh seorang anggota masyarakat, lazimnya dapat pula dilakukan oleh anggota masyarakat lainya. Olehnya itu, tidak terdapat saling ketergantungan antara kelompok berbeda. Masing-masing kelompok pun terpisah satu dengan yang lainya.8

2. Petani Desa

Masyarakat Indonesia pada umumnya bercorak pertanian sebagai basis ekonomi utamanya, pertanian sebagai hasil usaha masyarakat memanfaatkan tanah selama air memungkinkan untuk dijadikan sawah.9

Petani adalah pelaku utama yang harus diberdayakan. Guna untuk membangun perekonomian, tahap awal yang perlu ditempuh untuk memperdayakan petani adalah membentuk kelembagaan berupa kelompok

7

Robert H. Lauer, Persepektif Tentang Perubahan Sosial (Jakarta: PT Rinika Cipta, 1993), 86.

8

Ambo Upe, Tradisi Aliran Dalam Sosiologi (Jakarta: Rajawali pers, 2010), 96

9

M. Cholil Mansyur, Sosiologi Masyarakat Kota dan Desa (Surabaya: Usaha Nasional, 2005), 22


(19)

tani yang merupakan organisasi kerja sama. Kerjasama sangat diperlukan untuk menghadapi berbagai permasalahan yang dihadapi pada dasarnya sangat sulit bila dihadapi secara individu.

Lalu yang menjadi obyek pembangunan adalah desa secara keseluruhan yang meliputi segala potensi manusia, alam dan teknologinya, serta yang mencakup pula segala aspek kehidupan dan penghidupan yang ada di desa. Usaha pembangunan desa juga di arahkan kepada menjadikan desa itu bukan saja sebagai obyek tetapi juga sebagai subyek pembangunan yang mantap.10

Segala sesutu mengenai terhadap masyarakat yang komplek dari kehidupan manusia yang jalin menjalin dalam masyarakat yang meliputi; pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, kebiasaan atau adat istiadat serta kecakapan-kecakapan lainya yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat,11 sebab semua individu-individu tidak dapat hidup dalam keterpencilan selama-lamanya. Manusia membutuhkan satu sama lain untuk bertahan hidup dan untuk hidup sebagai manusia. Kesaling tergantungan ini menghasilkan bentuk kerja sama tertentu yang bersifat ajeg dan menghasilkan bentuk masyarakat tertentu, sebuah keniscayaan. Dengan demikian, manusia adalah makhluk sosial.12

10

Sajogyo Pudjiwati Sajogyo, Sosiologi Pedesaan (Yogyakarta: Gadjah Mada University press, 1995) , 137.

11

G. Kartasapoerta, Sosiologi Umum (Jakarta: Bina Aksara, 1987), 22.

12


(20)

13

Masyarakat desa adalah sejumlah manusia yang merupakan satu kesatuan golongan yang berhubungan tetap dan mempunyai kepentingan yang sama. yang berjiwa sosial yang tinggi dimana masyarakat ini saling ketergantungan satu sama lain, dimana ada kesibukan, kepentingan disini ada sebuah gotong royong yang saling membantu satu sama lain. Masyarakat

memiliki dua pengertian utama (di antaranya, „masyarakat’ dalam pengertian „masyarakat yang tinggi’).13

Pengertian pertama adalah konotasi umum „asosiasi sosial’ atau interaksi; pengertian yang lain adalah dimana „masyarakat’ sebagai suatu

kesatuan, yang memiliki batas-batas yang menandainya dari masyarakat lain sekitarnya. Ambiguity istilah dalam kaitanya dengan dua pengertian ini tidak begitu besar. Totalitas kemasyarakatan sama sekali tidak memiliki batas-batas yang jelas, kendati totalitas tersebut secara khas berhubungan dengan bentuk-bentuk lokal yang pasti.

Kecendrungan untuk memandang bahwa masyarakat, sebagai keutuhan sosial, merupakan unit-unit kajian yang mudah ditetapkan ternyata telah dipengaruhi oleh beberapa anggapan yang berbahaya dalam ilmu-ilmu

sosial. Faktor pertama adalah kecendrungan memahami „sistem sosial’ yang

13

M. Cholil Mansyur, Sosiologi Masyarakat Kota dan Desa ( Surabaya: Uasaha Nasional, 2005 ), 22


(21)

memiliki hubungan konseptual yang dekat dengan sistem biologis, tubuh-tubuh organisme biologis.14

Salah satu tujuan dibentuknya kelompok tani di Desa adalah membangun perekonomian. Membangun perekonomian desa adalah suatu popses kenaikan pendapatan total dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan penduduk dan disertai dengan perubahan pundamintal dalam struktur ekonomi suatu negara dan pemerataan pendapatan bagi penduduk suatu negara. Bagi suatu negara yang akan melaksanakan pembangunan ekonominya, tersedia beberapa pilihan yang tentu akan dianut. Ada suatu negara yang dalam pembangunan ekonominya bertumpu pada sektor industri untuk kemudian baru menyusul sektor-sektor lainya. Ada negara yang memperioritaskan sektor pertanian dari pada lainya. Dan ada pula negara yang memilih alternatif gabungan yaitu yang menyeimbangkan antara sektor industri dan sektor pertanian.15

Oleh karena itu, dengan adanya kelompok tani yang dibentuk oleh petani desa setidaknya dapat menjadi wadah bagi masyarakat pedesaan terutama dalam hal pertanian agar dapat meningkatkan produktivitas hasil pertaniannya.

14

Anthony Giddens, The Constitution Of Society ( Pasuruan: Pedati, 2003 ), 198-199

15


(22)

15

F. Sistematika Pembahasan

Penelitian ini dirancang berdasarkan sistematika sebagai berikut. BAB I : Pendahuluan

Dalam bab pendahuluan, peneliti memberikan gambaran tentang latar belakang masalah yang akan diteliti. Setelah itu menentukan rumusan masalah, tujuan masalah serta manfaat penelitian. Lebih khususnya juga membahas tentang definisi konseptual seabgai batasan tema penelitian.

BAB II : Kajian Teoretik

Pada bab ini menjelaskan tentang teori apa yang akan digunakan untuk menganalisis penelitian. Kerangka teoritik merupakan suatu model konseptual tentang teori yang berhubungan dengan berbagai factor yang diidentifikasi sebagai masalah penelitian. Pada bab ini juga membahas tentang kajian pustaka. BAB III : Metode Penelitian

Pada bab ini diterangkan mengenai hal-ikhal metode penelitian yang digunakan peneliti yang kemudian dijelaskan secara komprehensif, baik dalam tataran teoretis maupun praktis. Sehingga dengan demikian akan mempermudah dalam mendeskripsikan data penelitian yang diperoleh di lapangan.

BAB IV : Penyajian dan Analisis Data

Pada bab ini mendeskripsikan objek penelitian itu yaitu bagaimana pola interaksi klompok tani dalam masyarakat di Desa Rombiya Timur Kecamatan Ganding Kabupaten Sumenep, kemudian menyajikan secara deskriptif dan menganalisis data yang telah diperoleh dari lapangan.


(23)

BAB V : Penutup

Pada bab ini berisi tentang kesimpulan akhir baik berupa opini maupun argumentasi ilmiah dari penelitian yang di lakukan oleh peneliti, sehingga akan tergambar dengan seksama hasil dari penelitian yang dilakukan. Serta juga bab ini berisi saran yang konstruktif dalam menangani persoalan yang angkat dalam penelitian itu sendiri.


(24)

17

BAB II

SOLIDARITAS PETANI DESA

A. Penelitian Terdahulu

Dalam bab ini akan dijelaskan beberapa penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini, sehingga menjadi bahan pertimbangan, selain itu juga dapat di jadikan referensi, tentunya penelitian terdahulu berguna untuk menjelaskan beberapa hal yang membedakan antara penelitian ini dengan penelitian yang sebelumnya. Sepengetahuan peneliti sementara studi yang ruang lingkup bahasanya tentang solidaritas yakni:

1. Penelitian Yayuk Retnasari, 2012, berujudul: “Solidaritas Antar-Strata Sosiol”. Dalam penelitian ini, Yayuk mencoba mendeskripsikan bagaimana solidaritas sosial yang tergambar dalam masyarakat, terutama dalam strata sosial yang ada di Desa Balegondo Kecamatan Ngariboyo Kabupaten Magetan. Dalam penelitian tersebut ditemukan bahwa solidaritas makanik masih tergambar dalam masyarakat desa. Masyarakat yang guyub, tolong menolong, dan mempunyai ikatan sosial yang kuat menandakan bahwa solidaritas masyarakat Desa Balegondo tersebut memiliki tipologi solidaritas mekanik.

Perbedaan yang cukup mencolok dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah bahwa jika penelitian Yayuk fokus pada masyarakat antar-strata sosial yang ada di Desa Balegondo, tetapi penelitian yang dilaksanakan oleh


(25)

peneliti adalah fokus pada masyarakat petani di mana secara interaksi sosial di dalamnya memiliki kekhasan dan perbedaan antara kedua penelitian yang telah dilakukan tersebut.

2. Penelitian Yulida Dewi Ari Masyari, 2011, berjudul: “Stratifikasi, Konflik dan Solidaritas Antar-Pengamen di Taman Bungkul Surabaya.” Dalam penelitian ini, Yulida menemukan bahwa ada 2 macam pengamen di Taman Bungkul Surabaya. (1) Pengamen yang terorganisisr. (2) Pengamen yang tidak terorganisir. Tingkat solidaritas dan kebersamaan antar-pengamen sangat tinggi sehingga sudah seperti saudara sendiri dan mereka saling membantu apabila ada yang mengalami kesusahan. Selain itu, dalam penelitian ini juga ditemukan bahwa nyaris tidak ada konflik di antara para pengamen yang ada di Taman Bungkul. Meski ada, hal itu hanya bersifat temporal dan bukan konflik yang ukurannya besar.

Perbedaan penelitain yang dilakukan oleh Yulida dengan penelitian yang dilaksanakan penelitian adalah, jika penelitian Yulida adalah bukan hanya meneliti tentang solidaritas, melainkan juga meneliti tentang stratifikasi dan konflik yang ada pada komunitas pengamen dengan lokus perkotaan. Sementara itu, penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah fokus pada penelitian mengenai solidaritas masyarakat petani terutama dalam mengembangkan perekonomian masyarakat.

3. Penelitian Ulfa, 2006, “Pengaruh Program Live Event Indonesia Menangis MitroTv Terhadap Solidaritas Sosial Mahasiswa IAIN Sunan Ampel


(26)

19

Surabaya”. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa tayangan Indonesia Menangis MetroTv berpengaruh terhadap solidaritas mahasiswa IAIN Sunan Ampel Surabaya, dan bahwa pengaruh tersebut membentuk suatu solidaritas sosial dalam dunia mahasiswa.

Perbedaannya, bahwa penelitian tentang Solidaritas Sosial Petani Desa yang peneliti lakukan membahas tentang solidaritas petani dalam membangun perekonomian masyarakat desa Rombiya Timur Kecamatan Ganding Kabupaten Sumenep, yang terbentuk dalam kelompok petani yang didalamnya terdapat anggota-anggota kelompok petani, yang membangun (Koperasi Unit Desa) KUD. Dan juga memproduksi gula merah yang terbuat dari legen yang dihasilkan dari pohon siwalan.

B.Kajian Pustaka Kelompok Petani

Kajian pustaka peneliti jelaskan sebagai berikut. 1. Pengertian Kelompok

Kelompok adalah himpunan atau kesatuan manusia yang hidup bersama sehingga terdapat hubungan timbal-balik dan saling pengaruh-mempengaruhi serta saling memiliki kesadaran untuk saling tolong-menolong. Selain itu, kelompok juga dapat diartikan sebagai suatu kesatuan sosial yang terdiri atas dua atau lebih orang-orang yang mengadakan interaksi secara


(27)

intensif dan teratur, sehingga diantara mereka terdapat pembagian tugas, struktur, dan norma-norma tertentu yang khas bagi kesatuan tersebut.16

1. Kelompok Petani

Adanya kegiatan kerja sama kelompok tani. Oleh sebab itu, sejak pelaksanaan Repelita 1 (1969/70-1974/75) di Indonesia mulai dikembangkan pembentukan kelompok tani, yang diawali dengan kelompok-kelompok kegiatan (kelompok pemberantasan hama, kelompok pendengar siaran pedesaan), dan akhirnya sejak 1976 dengan dilaksanakanya proyek penyuluhan tanaman pangan/Food Crops Extension Proyek (EFCEP) dikembangkan pula kelompok tani berdasarkan hamparan lahan pertanianya.17

a. Pengertian Kelompok Petani

Kelompok merupakan sekumpulan manusia yang mempunyai hubungan sosial antara satu dengan lainnya di antara anggota-anggotanya. Misalnya kelompok pelajar, kelompok tani. Berdasarkan sifat keanggotannya, kelompok dibagi menjadi dua ialah:

1) Kelompok sukarela dimana kelompok ini anggotanya tidak dipaksakan, misal kelompok tani

16

Totok , Penyuluhan Pembangunan Pertanian (Surakarta: Sebelas maret university press, 1993), 185.

17

Totok Mardikanto, Penyuluhan Pembangunan Pertanian (Surakarta: Sebelas maret university press, 1993), 185.


(28)

21

2) Kelompok tidak sukarela, dimana kelompok ini yang anggotanya dipaksakan, misal kasta.

Berdasarkan cara bekerjanya dibagi menjadi dua pula ialah:

3) Kelompok legal, dimana kelompok ini yang kerjanya secara terang-terangan

4) Kelompok ilegal, dimana kelompok ini yang gerakannya di bawah tanah yang sifatnya pula tidak terang-terangan.18

Kelompok tani, menurut Depertemen Pertanian RI (1980) diartikan sebagai kumpulan orang-orang tani atau petani, yang terdiri atas petani dewasa (pria/wanita) maupun petani taruna (pemuda/i), yang terikat secara informal dalam suatu wilayah kelompok atas dasar keserasian dan kebutuhan bersama serta berada dilingkungan pengaruh dan pimpinan seorang kontak tani.19

Dalam konteks penelitian ini, kelompok tani yang peneliti maksud adalah kumpulan orang-orang atau sekelompok masyarakat yang memiliki profesi sebagai petani/pekebun baik itu laki-laki atau wanita, yang secara struktur informal maupn formal berada di suatu desa yang memiliki kebutuhan dan tujuan yang sama. Di dalamnya terdapat program yang juga dilaksanakan secara bersama.

18

M. Cholil Mansyur, Sosiologi Masyarakat Kota dan Desa ( Surabaya: Usaha Nasional, 2005 ), 26.

19

Totok Mardikanto, Penyuluhan Pembangunan Pertanian (Surakarta: Sebelas Maret University Press, 1993), 188.


(29)

b. Alasan Dibentuknya Kelompok Petani

Totok Mardikanto dalam buku Penyuluhan Pembangunan Pertanian mengemukakan bahwa adanya asumsi tentang kecendrungan alami dari masyarakat petani untuk menuju ke arah kegiatan kerja sama (corperation) dalam hubungan ini. Selain itu, perlunya dibentuk

kelompok tani “baru” untuk dapat menaikkan kemakmuran

masyarakat petani dari kenaikan produktivitas dan kenaikan serta distribusi pendapatan yang lebih merata.20 Dengan adanya kelompok tani akan membawa dampak positif terhadap masyarakat untuk membangun perekonomiannya yang lebih progresif.

c. Macam Macam Kelompok Petani

Berbagai macam kelompok tani yang pernah dicoba pembentukan dan pengembanganya di indonesia antara lain adalah: Kelompok-Pendengar, Kelompok Petani Pemakai Air, Kelompok Demontrasi Area dan yang terahir adalah yang sekarang dikenal dengan Kelompok tani hamparan yang merupakan bentuk kerja sama petani yang memiliki lahan (garapan) disuatu wilayah hamparan yang sama. Bentuk kelompok tani yang terahir ini, sebenarnya mulai dikembangkan sejak dilaksanakanya Proyek Penyuluhan Pertanian Tanaman Pangan (National Food Crops Extension Project/NFCEP)

20


(30)

23

sejak tahun 1976. Tentang berbagai bentuk kelompok tani yang pernah dibentuk dan dikembangkan di Indonesia tersebut.21

Sosiolog Amerika W. Rostow dalam karyanya The Stages Of Economic Growth: A Non Communist Manifesto (1960), membagi tingkat-tingkat pertumbuhan ekonomi kedalam lima tahap, yakni tahap pertama masyarakat tradisional, kedua masyarakat prakondisi transisi, ketiga masa revolusi industri, keempat masa kematangan dan kelima masyarakat konsumsi tinggi.

Pada masyarakat tradisional, periode ini ditandai produktivitas kerja yang rendah, tahap awal ini bidang kegiatan yang menonjol adalah bidang pertanian. Setelah preode awal ini berahir terjadi perubahan yang disebut masa prakondisi transisi. Mengapa dikatakan masa prakondisi transisi? Karena pada masa ini terjadi peralihan bentuk masyarakat ekonomi dari primitif komunal menuju kapitalisme pramonopoli.

Periode ketiga terjadi gelombang baru dalam kehidupan sosio ekonomi ketika munculnya revolusi industri. Masa ini disebut masa transisi. Semenjak revolusi industri kegiatan produksi dibayangi industrialisasi. Peristiwa revolusi industri memberi dampak besar dalam perjalanan sejarah kegiatan sosio-ekonomi umat manusia. Semenjak peristiwa itu boleh dikatan kemajuan ilmu ekonomi sudah

21


(31)

melampaui ilmu-ilmu lainya. Meski demikian perubahan-perubahan yang drastis itu senntiasa dibarengi berbagai persoalan-persoalan sosialn.

Preode keempat disebut masa kematangan. Masa ini ditandai industrialisasi modern. Kehidupan sosio-ekonomi pada sejumlah negara-negara Eropa dan Amerika sudah berada pada peringkat ini. Sedangkan sebagian besar negara-negara di Afrika dan Asia belum mencapai tingkatan ini, masih tergolong negara praindustri.

Setelah masa ini, menurut Rostow adalah masa high mass consumption yakin masyarakat konsumsi tinggi. Masa ini dicirikan oleh kegiatan produksi yang dilakukan mesin-mesin canggih dan produksi limpah ruah. Masa ini sudah pada taraf gambaran masyarakat yang makmur. Setelah preode ini, Rostow masih meramalkan bentuk masyarakat pada tingkat keenam yaitu masa kualitas hidup. pada tingkat ini, persoalan sosio ekonomi bukan lagi cari sesuap nasi tetapi masalah gelobal yang menyangkut uamat manusia, seperti perlindungan manusia, seperti perlindungan lingkungan, tidak punahnya sumberdaya alam dan keinginan terbentuknya masyarakat dunia.

Analisis tentang tingkat-tingkat pertumbuhan ekonomi ini sesungguhnya berpaya untuk mengidentifikasikan gejala-gejala yang berbeda secara kualitatif dalam substansi sosial dalam menuju


(32)

25

masyarakat ideal. Setiap analisa pemikiran yang muncul selalu berdasarkan gejala-gejala yang ada pada suatu fase masyarakat dan dikaitkan kondisi-kondisi masyarakat pada masa itu. Misalnya pada zaman ini ada sekelompok masyarakat yang lebih menekan rotasi ekonomi berdasarkan mekanis pasar (kaum kapitalis), ada masyarakat yang lebih menekankan segi sosial yang menuju masyarakat tampa kelas (kaum sosialis).

Sejarah pertumbuhan masyarakat ekonomi lebih dikatakan sebagai transisi kuantitas ke kualitas. Transisi ini sebagai hukum pertumbuhan yang menyatakan bahwa akumulasi berubahan kuantitatif gradual, yang tidak kelihatan pada setiap proses, yang secara niscaya menyebabkan perubahan kualitas secara spontan atau radikal. Perubahan ini dapat menyebabkan suatu peralihan ibarat lompatan dari kualitas lama kepada kualitas baru.22

2. Ekonomi

Ekonomi adalah pengetahuan tentang peristiwa persoalan yang berkaitan dengan upaya manusia secara perseorangan, kelompok (keluarga, organisasi, bangsa) dalam memenuhi kebutuhan yang tidak terbatas yang dihadapkan pada sumber yang terbatas.23 Kebutuhan hidup manusia pada dasarnya tidak dapat

22

Save M. Dagun, Sosio Ekonomi (Jakarta: PT. Rineka Cipta, Anggota IKAPI, 1992) 58-59

23

Ahmad Muhammad Al-Assal dkk, Sistem, Perinsip dan Tujuan Ekonomi Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 1999), 9


(33)

dilepaskan dari dua kelompok yaitu kebutuhan fisik dan kebutuhan batiniah, dan kebutuhan psikis atau kejiwaan.24

Menurut Maslow bahwa keburuhan yang ada pada manusia adalah bawaan yang tersusun menurut tingkatan atau bertingkat.25 Kebutuhan manusia yang bertingkat itu dirinci kedalam 5 kebutuhan:

a. Kebutuhan-kebutuhan dasar fisiologis b. Kebutuhan akan rasa aman

c. Kebutuhan akan cinta dan memiliki d. Kebutuhan akan rasa harga diri e. Kebutuhan akan aktualisasi

Masyarakat miskin atau ada dalam ekonomi yang lemah pada dasarnya mempunyai arti yang tidak statis, melainkan dinamis yang selalu berkembang dan berubah secara relative seiring dengan perubahan zaman. Dijelaskan mengenai kemiskinan bahwa dalam literatur ekonomi, lazim dikatakan batas atau garis kemiskinan dibuat berdasarkan pemenuhan kebutuhan pokok serta kebutuhan yang bukan bahan makanan yang terdiri dari perumahan, sandang, kesehatan, pendidikan, dan transportasi.26

Jadi lebih luas lagi, sebenarnya istilah tingkat ekonomi lemah ini mempunyai arti yang sama dengan keadaan miskin, yang pada batas-batas

24

Suherman Rosyidi, Pengantar Teori Ekonomi Pendekatan Kepada Teori Ekonomi Mikro dan Makro, (Jakarta: PT,raja Gafindo Persada, 1999), 50

25

M. Fadhil Nurudin, Pengantar Studi Kesejahteraan Sosial, (Bandung: Angkasa, 1998). 19

26

Suyoto Usman, Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat, (Jakarta: Pustaka Pelajar, 1998), hal 33


(34)

27

tertentu berarti kekurangan dalam bidang material, berpendapatan atau berpenghasilan rendah, kemampuan berekonomi yang kecil, daya beli yang rendah, kurang akses dalam kegiatan ekonomi. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Emil Salim dalam hartono yang mengatakan bahwa kemiskinan merupakan suatu keadaan yang dilukiskan dengan kurangnya pendapatan untuk memenuhi hidup yang pokok.27

3. Petani Desa

Perkembangan ekonomi masyarakat yang semakin kompleks, sementara disisi lain jumlah barang dan jasa yang tersedia relatif terbatas dan bahkan semakin langka menyebabkan kehadiran pranata ekonomi yang semakin rinci tak lagi bisa dihindari.28

a. Faktor produksi pertanian

Pada umumnya, faktor utama produksi didalam bertani adalah tanah atau lahan yang dapat dipakai untuk melaksanakan usaha bercocok tanam. Faktor kedua adalah tenaga (energi) manusia, yang sering juga ditunjang oleh energi hewan, atau bahkan tenaga (energi) ciptaan manusia seperti mesin-mesin. Untuk mendapatkan mesin dan perangkat lainya diperlukan faktor produksi ketiga berupa uang atau modal. Dengan demikian, meningkatnya atau berkurangnya produksi pertanian amat berkaitan dengan ketiga faktor tersebut. Hubungan faktor produksi tersebut berkaitan pula

27

H, Hartono, Ilmu Sosial Dasar, (Bandung: Bumi Aksara, 1993), hal 329

28

J. Dwi Narwoko Bagong Uyanto, Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2007). Hal 288


(35)

dengan pola pertanian yang sejalan dengan tingkat perkembangan sosial dan budaya satu masyarakat .29

b. Pertanian sebagai tulang punggung kehidupan

Seluas 10% dari permukaan bumi ditanami (Fellmann Getis, 2003 h. 274) lebih dari sepertiga permukiman bumi digunakan untuk pertanian dan pengembalaan. Pertanian sebagai mata pencaharian dilakukan oleh 66-90% penduduk negara berkembang. Hasilnya sebagian besar untuk konsumsi sendiri dan sisanya diekspor ke negara lain30

c. Stratifikasi Petani Desa

Setiap masyarakat senantiasa mempunyai penghargaan tetentu terhadap hal-hal tertentu dalam masyarakat yang bersangkutan. Penghargaan yang lebih tinggi terhadap hal-hal tertentu, akan menempatkan hal tersebut pada kedudukan yang lebih tinggi dari hal-hal lainnya. Timbulnya pelapisan sosial selama dalam satu masyarakat ada sesuatu yang dihargai, dan setiap masyarakat pasti mempunyai sesuatu yang dihargai, sesuatu itu akan menjadi bibit yang dapat menumbuhkan adanya sistem lapisan dalam masyarakat itu.31

Setiap masyarakat memiliki stratifikasi yang berbeda dengan masyarakat yang ada di daerah lainnya. Sistem lapisan merupakan cirri yang

29

Bahrient. Sugihen, sosiologi pedesaan suatu pengantar (Jakarta: PT RajaGrapindo Persada, 1997) 107.

30

Jayadinata, T. Johara dan Pramandika, pengembangan desa dalam perencanaan (Bandung: ITB, 2006), 2.

31


(36)

29

tetap dan umum dalam setiap masyarakat yang hidup teratur. Secara umum kita melihat masyarakat desa atau petani masih berorientasi kepada tanah dan kompetensi yang digambarkan kepemilikan tanah. Bentuk-bentuk stratifikasi sosial petani yang kita dapat lihat dari kepemilikan lahan atau tanah pertanian, status sosial, gaya hidup, bentuk rumah dan pekerjaan merupakan asset yang sangat penting bagi petani di desa. Jadi ketika salah satu masyarakat yang mempunyai asset yang lebih seperti tanah menempati stratifikasi teratas.32

C.Kajian Teori Solidaritas

Kajian teori ini dimaksudkan untuk mengetahui secara lebih mendalam mengenai teori yang dipakai sebagai pisau analisis dalam menjelaskan data yang diperoleh di lapangan. Kajian teoretik dalam konteks penelitian ini akan peneliti jelaskan berdasarkan sub-sub sebagai berikut.

1. Solidaritas Sosial

Untuk lebih memperjelas mengenai teori yang dipakai peneliti, maka secara sistematis peneliti menerangkan teori solidaritas sosial Emile Durkheim sebagai beirkut. Hal ini peneliti anggap penting sebagai dasar agar teori yang dipakai peneliti menjadi lebih terfokus.

32


(37)

a. Pengertian Solidaritas

Pengertian Solidaritas sosial berasal dari dua kata pemaknaan yaitu solidaritas dan sosial. Solidaritas adalah kesetiakawanan atau perasaan sepenanggungan. Sedangkan sosial adalah segala sesuatu yang mengenai masyarakat atau peduli terhadap kepentingan umum.33 Dari dua definisi ini dapat disimpulkan bahwa solidaritas sosial merupakan suatu keadaan hubungan antara individu atau kelompok yang didasarkan pada perasaan moral dan kepercayaan yang dianut bersama.

2. Solidaritas Organik

Solidaritas organik adalah solidaritas yang mengikat masyarakat yang sudah kompleks dan sudah mengenal pembagian kerja yang teratur sehingga sehingga disatukan oleh saling ketergantungan antar anggota.34

Solidaritas organis, yaitu solidaritas yang terbangun dan teroperasi didalam masyarakat kompleks berasal dari sekedar ketergantungan dari kesamaan bagi-bagiannya. Perbedaan-perbedaan yang membentuk kesatuan baru ini tentu bersifat saling melengkapi dan tidak saling bertentangan, karena setiap peran yang terspesialisasi penampilannya tergantung pada kegiatan-kegiatan orang atau kelompok organisasi yang saling berhubungan di dalam suatu kegiatan dan aktifitas tak satupun berdiri lepas satu sama lain solidaritas organik dengan demikian, adalah sebuah kesatuan dari sebuah keseluruhan

33

Pius A partanto dan M. Dahlan Al Barry, Kamus Ilmiah Populer, 171-178.

34


(38)

31

yang bagian-bagiannya berbeda-beda namun berhubungan dengan cara sedemikian rupa sehingga masing-masing membantu mencapai tujuan-tujuan keseluruhan.

Fungsi pembagian kerja bukanlah sebagaimana mungkin diharapkan, dan sebagaimana yang dikatan oleh Adam Smith, meningkatkan produktifitas, melainkan untuk memungkinkan sebuah kehidupan sosial yang integral tidak tergantung pada keseragaman dalam bagian-bagian sistem itu.35

3. Solidaritas Mekanik

Solidaritas mekanik dalam Kamus Lengkap Sosiologi adalah integrasi sosial yang didasarkan pada perbedaan-perbedaan komplementer.36 secara keseluruhan kepercayaan dan sentimen yang sedikit banyak terorganisir dan yang sudah biasa dimiliki oleh semua anggota kelompok yaitu jenis kelompok jenis kolektif.37 Emile Durkheim mengatakan bahwa pada dasarnya masyarakat desa kepandainya kurang menonjol, sehingga kedudukan para anggota secara individual tak begitu penting. Dari sudut pembagian kerja apabila ada seorang anggota yang dikeluarkan, maka itu akan begitu terasakan.38

35

Tom Campbell, Tujuh Teori Sosial, (Yogyakarta: Kanisius, 1994), hal 185-187

36

Bisri mustofa. Eka Vindi Maharani, Kamus Lengkap Sosiologi (Jogjakarta: Panji Pustak, 2008)

37

Antony Giddens, Kapitlisme dan Theori Sosial Modern (Jakarta: Univeraitas Indonesia UII Press, 1986), 95.

38

Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003), 133.


(39)

Solidaritas mekanis adalah solidaritas yang muncul pada masyarakat sederhana yang diikat oleh kesadaran kolektif serta belum mengenal yang namanya pembagian kerja diantara para anggota kelompok.

Masyarakat yang berlandaskan solidaritas mekanik ditandai oleh pembagian kerja yang rendah, kesadaran kolektif yang kuat, hukum refresif dominan, individualitas rendah, pola normatif sebagai konsensus terpenting dalam komunitas, dan saling ketergantungan rendah. Sebaliknya pada masyarakat yang berlandaskan solidaritas organik dicirikan oleh pembagian kerja yang tinggi, kesadaran kolektif yang lemah, hukum restitutif dominan, individualitas tinggi, nilai abstrak dan umum sebagai konsensus terpenting dalam komunitas, dan saling ketergantungan tinggi. Perbedaan antara solidaritas mekanik dan solidaritas organik, secara garis kasar, dapat dijelaskan melalui perbedaan antara masyarakat pedesaan dan masyarakat perkotaan. Solidaritas mekanik dapat dirujuk pada msyarakat pedesaan sedangkan solidaritas organik dirujuk pada masyarakat perkotaan.39

Akan tetapi teori ini melandaskan solidaritas mekanik, kesadaran kolektif meliputi keseluruhan masyarakat beserta anggotanya dan dengan intensitas tinggi seperti keterlibatan komunitas dalam menghukum orang yang menyimpang dengan mengutamakan penggunaan hukum represif.

39

Damsar. Indrayani, Pengantar Sosiologi Ekonomi (Jakarta: Kencana Prenadamedia,2009), 69.


(40)

33

Solidaritas mekanik mengarah pada masalah transisi dari tradisional ke modern, ia mencirikan solidaritas mekanik. Masyarakat tradisional sebagai solidaritas yang tergantung pada keseragaman anggota-anggotanya, yang mana pada kehidupan bersamanya diciptakan bagi keyakinan dan nilai-nilai bersama. Dalam kondisi solidaritas mekanik, menurutnya individualitas tidak berlaku sebab kesadaran individual tergantung pada kolektif dan mengikuti pada geraknya. Jadi solidaritas mekanik lebih memberikan peluang seluas-luasnya bagi kebersamaan tanpa batas.40

Dalam masyarakat, manusia hidup bersama dan berinteraksi, sehingga timbul rasa kebersamaan diantara mereka. Rasa kebersamaan ini milik masyarakat yang secara sadar menimbulkan perasaan kolektif. Selanjutnya, perasaan kolektif yang merupakan akibat dari kebersamaan, merupakan hasil aksi dari reaksi diantara kesadaran individual. Jika setiap kesadarn individu itu menggemakan perasan kolektif. Hal itu bersumber dari golongan khusus yang berasal dari perasaan klektif tersebut. Pada saat solidaritas mekanik memainkan perasaanya, kepribadian setiap individu boleh dikatakan lenyap, karena ia bukan diri individu lagi, melainkan hanya sekedar makhluk kolektif. Jadi masing-masing individu diserap dalam kpribadian kolektif.

Solidaritas mekanik tidak hanya terdiri dari ketentuan yang umum dan tidak menetu dari individu pada kelompok, kenyataannya dorongan kolektif terdapat dimana-mana, dan membawa hasil dimana-mana pula. Denga

40


(41)

sendirian setiap dorongan itu berlangsung, maka kehendak semua orang bergerak secara spontan dan seperasaan.41

Struktur organisasi menyatakan bahwa, keadaan dalam masyarakat yang kompleks, dimana telah diadakan spesialisasi bagi anggota-anggotanya masing-msing. Timbulah keahlian, sehingga setiap golongan tak dapat hidup secara sendiri. Keadaan demikian dapat disamakan dengan bagian-bagian suatu organisme yang merupakan suatu kesatuan yang tak dapat dipisahkan, karena apabila salah satu bagian yang rusak, maka organisme tersebut akan mancet.42 Dalam masyarakat berlandaskan solidaritas mekanik, kesadaran kolektif meliputi keseluruhan masyarakat beserta anggotanya dan dengan intensitas tinggi seperti keterlibatan komunitas dalam menghukum orang yang menyimpang dengan mengutamakan penggunaan hukum represif. Kesadaran kolektif dalam masyarakat berlandaskan solidaritas mekanik menuntun anggotanya untuk melakukan konsumsi yang tidak berbeda antara satu dengan yang lain. Seragam dalam cara dan pola konsumi seperti pola pangan/busana dan papan/perumahan.

Penyimpangan terhadap cara dan pola konsumsi akan dikenakan sanksi hukuman refresif dan kolektif seperti dari menggunjingkan atau

menggosipkan sampai kepada “mengucilkan atau membuang” seorang secara

41

Robert M.Z Lawang, Teori Sosiologi Klasik dan Modern, (Jakarta: PT. Gramedia utama, 1994), hal 182-183

42


(42)

35

adat.43 Dalam model mekanis, masyarakat dipandang sebgai mekanisme. Disitu yang penting adalah keseluruhan yang terbentuk oleh bagian-bagianya. Keseluruhan tadi tak lebih dari jumlah bagian-bagian yang membentuknya; karena itu maka keseluruhan hanya dapat dimengerti dan diterangkan berdasarkan tindakan para individu. Bagian-bagian ini tidak dapat mengenal perubahan; pada mekanisme memang tidak dikenal pertumbuhan ataupun perkembangan.44

Durkheim mengatakan bahwasanya apabila dalam pembagian kerja terdapat sedikit diferensiasi, maka solidaritas didasarkan pada homogenitas; artinya, warga masyarakat sebenarnya sejenis, atau sama. Dengan perkataan lain, warga-warga masyarakat mempunyai cita-cita dan nilai yang sama. Kepribadian dari masing-masing merupakan pencerminan mikroskopis dari masyarakat. Oleh karena itu, maka secar relatif tidak dapat kualitas-kualitas pribadi yang dapat memisahkan pribadi dari kolektif.45

4. Konsep Teori Solidaritas

The Division of Labor in Society merupakan karya dari Emile Durkheim, telah disebut sebagai karya klasik pertama Sosiologi. Di dalam karya tersebut Durkheim mengamati perkembangan relasi modern di antara para individu dan masyarakat, secara khusus Durkheim ingin menggunakan ilmu sosiologinya yang

43

Damsar. Indrayani, Pengantar Sosiologi Ekonomi, (Jakarta: Kencana Prenadamedia,2009), 116-117.

44

Daldjoeni, Seluk-Beluk Masyarakat Kota, (Bandung: PT. Alumni, 1989), 47

45


(43)

baru untuk mengetahui pananganan masyarakat mengenai krisis moralitas modern.46

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori Solidaritas Mekanik, karena solidaritas mekanik ini merupakan bentuk awal, bentuk primitif dari organisasi sosial yang bisa dilihat didalam kehidupan masyarakat primitif yang ada. Dalam solidaritas mekanik terdapat kecendrungan dan ide bersama yang lebih banyak (dibandingkan dengan perbedaan individual) tata sosial yang

mempunyai keseragaman yang besar, dalam kenyataannya “Kesadaran kolektif

solidaritas mekanik ini dipertahankan dengan menerapkan sanksi-sanksi memaksa terhadap orang yang menyimpang. Adapun sanksi tersebut merupakan

cerminan kemarahan sosial terhadap orang yang melanggar ”kesadaran kolektif

yang kuat dan pasti. Solidaritas ini ditandai oleh sanksi-sanksi penganti (restitutive) dimana pengantian barang-barang sebagaimana menjadi tujuan hukum.

Tipe solidaritas yang didasarkan atas kepercayaan dan kesetiakawanan ini diikat oleh apa yang oleh Durkheim dinamakan collective consciousness yaitu suatu sistem kepercayaan dan perasaan yang menyebar merata pada semua anggota masyarakat. Pada masyarakat yang demikian itu belum tampak secara jelas membagian kerja yang begitu berarti. Hal ini terjadi karena disamping kekuatan masyarakat secara deterministik atas individu, juga disebabkan oleh

46

Paul Johnsondoyle. Teori Sosiologi Klasik dan Modern, ( Gramedia Pustaka: Jakarta, 1980), 59.


(44)

37

sifat masyarakat yang relatif homogen. Sehingga apa yang dapat dilakukan oleh seorang anggota masyarakat, lazimnya dapat pula dilakukan oleh anggota masyarakat lainya. Olehnya itu, tidak terdapat saling ketergantungan antara kelompok berbeda. Masing-masing kelompok pun terpisah satu dengan yang lainya.47

Pembagian kerja merupakan suatu fakta sosial material bagi Durkheim karena merupakan suatu pola interaksi di dalam dunia sosial. Berdasarkan hal tersebut , fakta-fakta sosial harus di jelaskan oleh fakta-fakta sosial yang lain.48 Durkheim percaya bahwa penyebab peralihan dari solidaritas mekanis ke solidaritas organis merupakan kepadatan dinamis. Konsep itu mengacu kepada jumlah orang di suatu masyarakat dan jumlah interaksi yng terjadi di antara mereka. Semakin banyak orang akan mengakibatkan persaingan dalam pemenuhan kebutuhan hidup. Begitu pula semakin banyak interaksi maka semakin berat perjuangan dalam mempertahankan hidup di antara komponen masyarakat yang pada dasarnya sama.49

Durkheim menyimpulkan solidaritas mekanik “mengikat individu secara

langsung dengan masyarakat tanpa sesuatu perantara”. Solidaritas mekanik

menyebabkan saling ketergantungan antar individu, solidaritas mekanik ditemukan dalam masyarakat yang ditandai oleh keyakinan dan sentimen

47

Ambo Upe, Tradisi Aliran Dalam Sosiologi (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), 96.

48

Paul Johnsondoyle. Teori Sosiologi Klasik dan Modern, (Jakarta: Gramedia Pustaka, 1980), 59.

49


(45)

bersama, solidaritas mekanik hanya dapat kuat sejauh hak-hak dan kepribadian individu secara relatif tidak dapat dibedakan dari hak-hak dan kepribadian masyarakat sebagai keseluruhan.50

Era otonomi daerah saat ini melaksanakan pembangunan desa yang meliputi segi kehidupan, baik politik, ekonomi, dan sosial budaya akan berhasil apabila solidaritas soaial tetap terpelihara dan melibatkan partisipasi masyarakat dari atas kebawah, yaitu bagaimana mendorong kekuatan masyarakat dari bawah menjadi kekuatan pembaharuan menuju keadaan kondisi yang lebih baik dalam upaya mendorong keberhasilan pembangunan.

50

Robert H. Lauer, Persepektif Tentang Perubahan Sosial (Jakarta: PT Rinika Cipta, 1993) , 86-87.


(46)

39

BAB III

METODE PENELITIAN

A.Jenis Penelitian

Dalam bagian ini, peneliti memaparkan mengenai jenis penelitian, yang di dalamnya diterangkan mengenai pendekatan dan jenis penelitian apakah yang digunakan peneliti dalam melakukan penelitian. Pendekatan dan jenis penelitian masing-masing peneliti terangkan untuk mempermudah dalam melakukan penelitian dan membuat laporan penelitian sebagai berikut.

Adapun jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah jenis penelitian kualitatif. Menurut Lexy J. Maleong penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data-data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau tulisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu tersebut secara holistik (utuh).51

Penelitian jenis deskriptif adalah pendekatan penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan keadaan serta jenis fenomena atau suatu jenis penelitian yang bersifat melukiskan realitas sosial yang kompleks yang ada di masyarakat. Dalam pendekatan ini peneliti hanya ingin mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan suatu penelitian deskriptif sehingga dalam penelitiannya tidak perlu merumuskan hipotesis.

51


(47)

Untuk memudahkan praktik penelitian, maka peneliti menggunakan pendekatan studi kasus. Pendekatan ini adalah suatu studi tentang sebuah kasus yang digali yang merupakan entitas tunggal atau fenomena dari suatu masa tertentu dan aktivitas (bisa berupa program, kejadian, proses, institusi atau kelompok sosial). Selain itu dalam pendekatan ini juga mengumpulkan detail informasi dengan menggunakan berbagai prosedur pengumpulan data selama kasus itu terjadi.52

Dalam konteks penelitian ini, secara praktis adalah menggambarkan realitas dan kondisi sosial masyarakat di Desa Rombiya Timur Kecamatan Ganding Kabupaten Sumenep. Lebih khusus, kondisi masyarakat yang terdapat dalam kelompok tani yang sudah terbentuk di desa tersebut. Sehingga dengan penggambaran kondisi sosial masyarakat tersebut dapat diketahui dan diklasifikasikan mengenai solidaritas sosial apakah yang ada di dalam kelompok tani Desa Rombiya Timur.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi dan waktu penelitian yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut.. 1. Lokasi penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Rombiya Timur Kecamatan Ganding Kabupaten Sumenep. Alasan peneliti mengambil lokasi penelitian di

52

Afifuddin dan Bani Ahmad Saebani, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Pustaka Setia, 2012), 87.


(48)

41

desa ini karena warga desa ini mempunyai kelompok tani dan yang mempunyai solidaritas antar-sesama masyarakat petani.

2. Waktu penelitian

Waktu penelitian menentukan kapan penelitian akan dilakukan hal ini dilakukan agar penelitian dapat berjalan sesuai dengan rancangan kerangka penelitian. Waktu penelitian ditentukan sebagai berikut: a) Pra studi lapangan tanggal 18 Agustus – 2 September 2016; 2) Studi lapangan 10 September – 09 Oktober 2016; 3) Pembuat Laporan 15 November – selesai

C. Pemilihan Subyek Penelitian

Dalam penelitian kualitatif subjek penelitian memiliki posisi yang sangat penting. Sanafiah Faisal menyebutkan kriteria dari subyek penelitian sebagai berikut53: mereka yang menguasai atau memahami serta menghayati suatu kejadian, mereka yang tergolong masih sedang berkecimpung pada kegiatan yang diteliti, mereka yang pada mulanya tergolong asing dengan peneliti sehingga lebih menggairahkan untuk dijadikan narasumber.

Pemilihan subjek penelitian ini adalah masyarakat Desa Rombiya Timur, khususnya Forum Masyarakat Rombiya Timur, sebagai kelompok tani atau masyarakat setempat. Nama-nama subyek penelitian dapat dilihat pada tabel 3.1 sebagai berikut.

53

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2011), 221.


(49)

Tabel 3.1

Data Subyek Penelitian

NO NAMA JABATAN ALAMAT

1. Mukhlis Ketua Kelompok Tani Desa Rombiya Timur

Dusun Klampok Barat Desa

Rombiya Timur Ganding Sumenep 2. Fawaid

Sekretaris Kelompok Tani Desa Rombiya Timur

Dusun Klampok Barat Desa

Rombiya Timur Ganding Sumenep 3. Sahlan

Anggota Kelompok Tani Desa Rombiya Timur

Dusun Klampok Barat Desa

Rombiya Timur Ganding Sumenep 4. Wakid

Anggota Kelompok Tani Desa Rombiya Timur

Dusun Klampok Barat Desa

Rombiya Timur Ganding Sumenep

5. K. Basith Guru Ngaji Dusun Klampok Barat Desa

Rombiya Timur Ganding Sumenep 6. K. Sirri Perangkat Desa

Rombiya Timur

Dusun Klampok Timur Desa Rombiya Timur Ganding Sumenep 7. Nayyah Kepala Desa Rombiya

Timur

Dusun Ra’as Barat Desa Rombiya

Timur Ganding Sumenep 8. Fathol Bari Pemuda Desa Rombiya

Timur

Dusun Klampok Barat Desa

Rombiya Timur Ganding Sumenep 9. Khadaili Sekretaris Desa

Rombiya Timur

Dusun Ra’as Barat Desa Rombiya

Timur Ganding Sumenep Sumber: Hasil Perolehan Data Lapangan

D.Tahap-Tahap Penelitian

Adapun prosedur atau tahap-tahap penelitian yang peneliti lakukan dalam penelitian ini secara garis besarnya adalah sebagai berikut:

1. Tahap Observasi Lapangan

a. Menentukan lapangan, dengan pertimbangan bahwa kelompok tani atau masyarakat memang benar-benar mempunyai solidaritas yang tinggi di desa Rrombiya timur


(50)

43

b. Menyusun proposal penelitian, Proposal penelitian ini digunakan untuk meminta izin kepada lembaga yang terkait sesuai dengan sumber data yang diperlukan.

c. Mengurus surat-surat perizinan, baik secara internal (Fakultas), maupun secara eksternal (Lembaga).

E.Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber, dan berbagai cara.54 Burhan bungin mengemukakan bahwa Metode pengumpulan data adalah bagian instrument pengumpulan data yang menentukan berhasil atau tidak suatu penelitian.55Dalam hal ini diperlukan adanya teknik pengambilan data yang dapat digunakan secara cepat dan tepat sesuai dengan masalah yang diselidiki dan tujuan penelitian, maka penulis menggunakan beberapa metode yang dapat mempermudah penelitian ini, antara lain:

a. Metode observasi

Observasi merupakan suatu cara yang sangat bermanfaat, sistematik dan selektif dalam mengamati dan mendengarkan interaksi atau fenomena yang terjadi.56 Jadi metode observasi adalah metode pengumpulan data yang

54

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2011), 137.

55

Burhan Bungin, Metode Penelitian Sosial Format-Format Kuantitatif Dan Kualitatif, (Surabaya: Airlangga University Press, 2001), 129.

56

Restu Kartiko Widi, Asas Metodologi Penelitian; Sebuah Pengenalan dan Penuntun Langkah Demi Langkah Pelaksanaan Penelitian, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010), 236-237.


(51)

digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui pengamatan dan pengindraan.57

Yang dimaksud observasi dalam penelitian ini adalah pengamatan langsung dengan melihat, mengamati sendiri pelaksanaan kegiatan dan acara-acara yang dilakukan oleh masyarakat atau kelompok tani tembakau dan jagung, mencatat perilaku dan kejadian sesuai dengan keadaan yang sebenarnya baik di dalam proses kegiatan maupun diluar kegiatan.

b. Metode Interview (wawancara)

Wawancara dalam suatu penelitian yang bertujuan mengumpulkan keterangan, merupakan suatu pembantu utama dari metode observasi (pengamatan), sudah tentu para peneliti, walaupun dibantu oleh banyak asisten yang dapat menggantikan observasi mereka secara bergiliran, karena kekurangan data yang di dapat dari observasi harus diisi dengan data yang didapat dari wawancara.58

Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang digunakan untuk mendapatkan keterangan responden melalui percakapan langsung dan berhadapan. Wawancara atau interview adalah proses untuk memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap

57

Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif , (Jakarta: Kencana, Cet 5, 2011), 118.

58

Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kualitatif (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003), 62.


(52)

45

muka antara pewawancara dengan responden/orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara.59

Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini melibatkan beberapa masyarakat yang bergabung dalam kelompok tani dan tokoh masyarakat desa Rombiya Timur untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dan data yang lebih relevan.

c. Metode Dokumentasi

Metode dokumenter adalah metode yang digunakan untuk menelusuri data historis.60 Sebagian besar data yang tersedia adalah berbentuk kejadian yang pernah ada di desa Rombiya Timur. Sifat utama dari data ini tak terbatas pada ruang dan waktu sehingga member peluang kepada peneliti untuk mengetahui hal-hal yang pernah terjadi diwaktu silam. Kumpulan data bentuk tulisan ini di sebut dokumen dalam arti luas termasuk monument, artefak, foto, tape, mikrofilm, disc, CD, harddisk, flashdisk, dan sebagainya.

F.Teknik Analisis Data

Moleong mengatakan Analisis Data Kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milah menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintensiskannya, mencari dan menemukan

59

Burhan Bungin, Metode Penelitian Sosial, (Surabaya: Airlangga University Press, 2001), 133.

60


(53)

pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari serta memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.

Menurut Haris Herdiansyah analisis data merupakan tahap pertengahan dari serangkaian tahap dalam sebuah penelitian yang mempunyai fungsi yang sangat penting. Hasil penelitian yang dihasilkan harus melalui proses analisis data terlebih dahulu agar dapat dipertanggung jawabkan keabsahannya.61

Di pihak lain, Analisis data Kualitatif (Seiddel) prosesnya berjalan sebagai berikut:

1. Mencatat yang menghasilkan catatan lapangan dengan diberi kode agar sumber datanya tetap dapat ditelusuri.

2. Mengumpulkan, memilah-milah, mengklasifikasikan, mensistensikan, membuat ikhtisar dan membuat indeksnya.

3. Berfikir dengan jalan membuat agar kategori data itu mempunyai makna, mencari dan menemukan pola dan hubungan-hubungan dan membuat temuan-temuan umum.62

4. Dalam menganalisis data yang peneliti peroleh dari observasi wawancara, dan dokumentasi, penulis menggunakan teknik analisa deskriptif kualitatif. Teknik analisis deskriptif penulis gunakan untuk menentukan, menafsirkan serta menguraikan data yang bersifat kualitatif.

61

Haris Hardiansyah, Metode Penelitian Kualitatif; Untuk Ilmu-Ilmu Sosial (Jakarta: Salemba Humanika, 2012), 158.

62

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Edisi Revisi (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009), 248.


(54)

47

Proses analisis data yang dilakukan oleh peneliti ialah melalui tahap-tahap sebagai berikut:

1. Pengumpulan data, tahap ini peneliti mengumpulkan data sebanyak-banyaknya dari berbagai sumber, baik melalui wawancara, observasi, angket dan dokumentasi.

2. Proses pemilihan transformasi data, atau data kasus yang muncul dari catatan lapangan.

3. Kesimpulan, ini merupakan proses yang mampu menggambarkan suatu pola tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi.

Analisis data yang dimaksud dalam penelitian ini adalah semua data yang di peroleh dari hasil observasi, wawancara (interview), dan dokumentasi yang telah dikumpulkan dari semua informan di pilih mana yang sesuai dengan yang dibutuhkan peneliti yang kemudian dip roses untuk di analisis menggunakan bahasa peneliti kemudian dikorelasikan dengan teori yang di anggap peneliti relevan untuk menjelaskan realitas yang ada dilapangan.

G.Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

Uji keabsahan data meliputi uji kredibilitas data (validitas internal), uji depenabilitas (realibilitas) data, uji tranferabilitas (validitas eksternal/ generalisasi), dan uji komfirmabilitas (obyektivitas). Dilakukan dengan:


(55)

perpanjangan pengamatan, meningkat ketekunan, triangulasi, diskusi dengan teman sejawat, membercheck, dan analisis kasus negatif.63

Uji keabsahan data dilakukan dengan triangulasi pendekatan dengan kemungkinan melakukan terobosan metodologis terhadap masalah-masalah tertentu yang kemungkinan dapat dilakukan seperti apa yang dikemukakan oleh

Burgess dengan “strategi penelitian ganda” atau seperti yang dikatakan oleh

Denzin dengan “triangulasi”.64

63

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2011), 294.

64


(56)

49

BAB IV

SOLIDARITAS PETANI DALAM MEMBANGUN PEREKONOMIAN MASYARAKAT DESA ROMBIYA TIMUR

A. Deskripsi Umum Obyek Penelitian Desa Rombiya Timur 1. Deskripsi Masyarakat Desa Rombiya Timur

Rombiya Timur adalah nama sebuah Desa yang ada di Kecamatan Ganding Kabupaten Sumenep, dengan jumlah penduduk ± 29.000 penduduk. Berdasarkan data yang diperoleh dari badan statistik Kecamatan Ganding Kabupaten Sumenep luas wilayah dan batas Kecamatan Ganding Desa Rombiya Timur adalah salah satu desa dari 14 desa yang ada di Kecamatan Ganding. Dengan jarak ± 5 km dari ibu kota kecamatan dan ± 25 km dari ibu kota kabupaten, dengan luas wilayah 4.434 km, yang terdiri dari 8 (delapan) dusun yaitu: Dusun Raas Timur, Dusun Raas Barat, Dusun Klampok Timur I. Dusun Klampok Timur II. Dusun Klampok Barat I. Dusun Klampok Timur II. Dusun Daja Lorong I. Dusun Daja Lorong II. Dan terdiri dari 23 RT dan 9 RW. Batas wilayah Desa Rombiya Timur adalah sebagai berikut.

Sebelah Timur : dibatasi oleh Desa Telaga Sebelah Utara : dibatasi oleh Desa Ganding Sebelah Barat : dibatasi oleh Desa Rombiya Barat Sebelah Selatan : dibatasi oleh Desa Karduluk


(57)

Sementara itu, jumlah penduduk Desa Rombiya Timur Menurut Jenis Kelamin berjumlah 3.001 yang didominasi oleh penduduk perempuan sebanyak 1.591 jiwa. Sementara penduduk berjenis kelamin laki-laki sebanyak 1.410 jiwa. Sedangkan jumlah Kepala Keluarga (KK) di Desa Rombiya Timur yaitu sebanyak 957 KK. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.1 sebagai berikut.

Tabel 4.1

Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin

No Status Jumlah

1. Jumlah penduduk 3.001

2. Laki-laki 1.410

3. Perempuan 1.591

4. Jumlah KK 957

Sumber: Profil Kelurahan Desa Rombiya Timur Tahun 2015

Jika dilihat dari orbitrasi daerah jarak antara desa dengan kecamatan atau kota, Desa Rombiya Timur masih lebih dekat dengan kecamatan yaitu hanya 5 km. Sementara jarak tempuh ke kabupaten adalah 25 km. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.2 sebagai berikut:

Tabel 4.2 Jarak Antara Daerah

Uraian Keterangan

Jarak ke ibu kota kecamatan terdekat 5 km

Lama tempuh ke ibu kota kecamatan terdekat 10 menit

Jarak ibu kota kabupaten 25 km

Lama tempuh ke ibu kota kabupaten/kota terdekat 30 menit Sumber: Profil Kelurahan Desa Rombiya Timur Tahun 2015

Pada zaman dahulu Belanda ada beberapa peristiwa yang terjadi dimana peristiwa ini diawali dengan pembabatan hutan karena Desa Rombiya


(58)

51

awalnya adalah hutan, lalu masyarakat membabat bersama terhadap hutan-hutan tersebut sehingga pada pertengahan pembabatan, masyarakat menemukan bau harum atau aroma bunga jika di ambil dari bahasa madura bau harum adalah Ro’om.

Ada tumbuh tumbuhan yang dipelihara lalu menghasilkan buah dimana buah itu ada bulu-bulu dan berwarna kuning masyarakat ini membiarkan pada tumbuhan yang berbuah tersebut, pada kemudian hari masyarakat mulai membabat kembali tumbuhan yang mengahasilkan buah setelah di tebang maka bulu bulu itu beterbangan hingga terkena pada masyarakaat setiap individu yang sedang membabat, masyarakat berusaha untuk tidak terkena pada bagian anggota tubuh termasuk bagian muka sambil menggerakkan tanganya dan berkatan biya, biya ini di ambil dari bahasa madura yang mempunyai arti atau makna simbol di setiap kata ungkapan atau perbuatan dan tindakan.

Nama Rombiya adalah dua kata yang di ambil dari nama Ro om dan biya lalu masyarakat membuat kesepakatan untuk memberi nana Rombiya yang di ambil dari peristiwa yang terjadi di saat pembabatan hutan hingga sekarang jadilah nama Desa Rombiya. Desa Rombiya Timur merupakan salah satu desa di Wilayah Kecamatan Ganding yang letak geografisnya terletak lumayan jauh dari Kecamatan Ganding jarak antara Kecamatan dan desa Rombiya Timur 5 Km.


(59)

Pekerjaan dari delapan dusun di desa Rombiya Timur rata-rata/sebagian besar merupakan petani, dimana pertanian di desa Rombiya Timur mengandalkan air hujan atau dengan kata lain merupakan sawah tadah hujan ada juga yang mempunyai sumur didekat ladangnya, Tapaan memiliki lahan sawah yang amat luas para petani pada umumnya bercocok tanam padi, Tembakau, kemudian jagung dan kacang panjang, sedangkan padi dan jagung merupakan pertanian tadah hujan, ada sebagian yang memang mempunyani sumur atau hasil pengeburan tanah dimamfaatkan untuk tanaman dimusim kemarau, dimana itu semua tidak bergantung pada turunnya curah hujan.

Sementara luas lahan di Desa Rombiya Timur masih didominasi oleh lahan dengan jenis ladang yaitu sekitar 337 ha. Disusul jenis lahan pekarangan yang memiliki luas 46,38 ha. Sementara luas lahan terkecil di Desa Rombiya Timur adalah jenis lahan untuk pemakaman yang hanya 2 ha. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.3 di bawah ini.

Tabel. 4.3 Luas Lahan

No Jenis lahan Jumlah

1. Sawah 27 ha

2. Ladang 337 ha

4. Perkebunan 31 ha

4. Pemakaman 2 ha

5. Pekarangan 46,38 ha

Sumber: Profil Kelurahan Desa Rombiya Timur Tahun 2015

Dalam mengetahui solidaritas masyarakat Desa Rombiya Timur, juga perlu dijelaskan mengenai luas lahan pertanian. Pertanian yang dapat dihasilkan oleh penduduk desa Rombiya timur beranikaragam. Hasil tanaman


(60)

53

berupa Tembakau, jagung, kacang panjang, kacang tanah, padi, kedelai, dan singkong. Cara pertanian mereka masih berpindah-pindah dari satu lahan ke lahan lain di sekitar lahan yang mereka miliki, dan masih belum mengarah pada orientasi pasar.

Peternakan juga di hasilkan oleh penduduk desa Rombiya timur. Selain ternak unggas seperti ayam dan itik, penduduk juga memelihara ternak-ternak ukuran besar. Jenis ternak yang sangat penting bagi penduduk desa Rombiya Timur adalah sapi dan kambing, karena memiliki nilai kultural, selain itu juga digunakan selalu dalam setiap pemutongan hewan kurban. Ternak sapi dan kambing dipelihara secara tradisional, siang hari dibawa ke padang pengembalaan dan malam hari di masukkan ke dalam kandang.

Pemeliharaannya masih sederhana, namun sapi merupakan ternak yang penting, karena sapi merupakan salah satu asset yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat. Rata-rata penduduk beternak sapi, selain dari sapi banyak manfaatnya sapi juga kalau dijual harganya relatif mahal, sehingga masyarakat untuk berternak sapi tidak ada ruginya. Maka dari masyarakat khususnya masyarakat Rombiya timur dalam setiap rumah pasti berternak sapi.

2. Sarana dan Prasarana Di Kelurahan Rombiya Timur

Desa Rombiya Timur terdapat berbagai macam prasarana diantaranya ialah prasarana pendidikan formal, prasarana pendidikan non-formal, prasarana kesehatan, prasarana peribadatan, prasarana air bersih.


(61)

a. Prasarana Pendidikan formal

Prasarana Pendidikan formal merupakan prasarana yang penting dan harus ada di Desa Rombiya-Timur. Di desa ini terdapat prasarana pendidikan Madrasah Ibtidaiyah sebanyak 5 sekolah. Sementara TK dan SD masing-masing berjumlah 3 sekolah. Sedangkan Madrasah Aliyah hanya berjumlah 1 sekolah. Lebih lengkapnya dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut.

Tabel 4.4

Prasarana Pendidikan Formal

No Jenis prasarana Jumlah

1. Taman kanak-kanak (TK) 3

2. Sekolah Dasar (SD) 3

3. Madrasah Ibtidaiyah (MI) 5

4. Madrasah Tsanawiyah/sederajat (MTs) 2

5. Madrasah Aliyah/sederajat (MA) 1

Sumber: Profil Kelurahan Desa Rombiya Timur Tahun 2015 b. Prasarana Pendidikan Non-formal

Dalam mencari sebuah ilmu tidak hanya dilakukan dipendidikan formal saja, akan tetapi perlu mencari dan memperdalam ilmu di bidang keahlianya agar supaya lebih matang dan menunjang maka harus dilakukan dipendidikan Non-formal.

Tabel 4.5

Prasarana Pendidikan Non-Formal

No Jenis Prasarana Jumlah

1. Madrasah diniyah 4

2. Belajar mengaji al-qur’an 11

3. Kursus matematika 1

4. Kursus bahasa arab 1

5. Kursus bahasa inggris 1


(62)

55

Dari data pada tabel 4.5 di atas dapat dijelaskan bahwa pendidikan non-Formal di desa ini terdapat belajar ngaji Al-Qur’an sebanyak 11 tempat belajar. Madrasah Diniyah sebanyak 4 tempat belajar. Sedangkan tempat kursus seperti kursus Matematika, kursus Bhs. Arab dan kursus Bhs. Inggris masing-masing hanya 1 tempat belajar.

c. Prasarana kesehatan

Prasaran kesehatan yang ada di wilayah desa Rombiya timur terdapat posyandu dan polindes, adapun jumlah prasarana kesehatan masing-masing terdapat 1 tempat, seperti yang tertera pada tabel 4.6 dibawah ini.

Tabel 4.6 Prasarana Kesehatan

No Jenis Prasarana Jumlah

1. Posyandu 1

2. Polindes 1

Sumber: Profil Kelurahan Desa Rombiya Timur Tahun 2015 d. Prasana Peribadatan

Warga Desa Rombiya Timur adalah masyarakat religius, sehingga terdapat banyak prasarana ibadah. Di desa ini terdapat 6 masjid dan 18 musholla yang dipakai untuk masyararakat beribadah, seperti pada tabel 4.7 ini.

Tabel 4.7

Prasarana Peribadatan

No Jenis prasarana Jumlah

1. Masjid 6

2. Moshalla 18

Sumberi: Profil Kelurahan Desa Rombiya Timur Tahun 2015

3. Politik Desa Rombiya Timur

Desa Rombiya Timur memiliki daftar pemilih tetap sebanyak kurang lebih 2.500 orang yang terdiri dari 8 (delapan) dusun yaitu: Dusun Raas


(1)

81

2) Masyarakat selalu antusias dalam setiap kesibukan yang diadakan oleh setiap individu dengan tujuan agar supaya acara berjalan dengan lancar. Kesibukan tersebut yang diantaranya seperti; hajatan dan pengajian. Mereka menyiapkan tempat mulai dari taterop/tenda, panggung, tikar, kursi, dan sound atau pengeras suara, ini yang dipersiapkan oleh para laki-laki, kemudian bagi perempuan menyiapkan didapur mulai dari bikin rempah-rempah, kue, dan menyiapkan daging, sayur dan sejenisnya, kemudian memasak lalu siap dihidangkan, dengan acara hajatan itu adalah salah satu dari bentuk rasa syukur hasil pertanian yang telah berhasil di panin.

3) Masyarakat Desa Rombiya Timur dari salah satu warga ketika ada yang membangun rumah akan di bantu oleh warga sekitar itu sendiri. Gotong royong saling membantu antara satu dengan yang lain, sebagian dari individu dalam memberikan kontribusi dengan tujuan untuk meringankan beban ekonominya. Karena warga yang membantu tidak dibayar hanya saja dikasih berupa makanan, kopi dan rokok.

Adapun yang melatarbelakangi solidaritas sosial terhadap masyarakat Desa Rombiya Timur adalah sebagai berikut:

1) Dalam menjalin hubungan antar sesama keluarga, tetangga, kerabat, supaya semakin solid. Kemudian dengan adanya kerjasama gotong royong dalam pekerjaan bertani, membangun rumah, acara hajatan, dari semua aspek pekerjaan yang sudah dibantu oleh masyarakat mempunyai nilai positif yang menimbulkan timbal balik antar sesama.


(2)

2) Meringankan beban ekonomi dengan biaya yang di keluarkan cukup sederhana karena bagi yang membantu tidak mengharapkan bayaran yang diharapkan tiada lain kecuali timbal balik dari hasil kerjasama, dari salah satu individu mempunyai perhatian yang sangat kuat dimana setiap pekerjaan mempunyai nilai tersendiri.

3) Kebersamaan di Desa Rombiya sudah ada sejak nenek moyang dulu sampai saat ini tetap solid karena masyarakat menyadari dengan adanya kerja sama pekerjaan akan lebih cepat dan lebih baik, serta hasilnyapun juga akan demikian. Dengan adanya kebersamaan, maka rasa semangat dalam pekerjaan semakin antusias.

B. Saran

1. Hasil penelitian ini semoga dapat memberikan sumbangsih pemikiran serta masukan terhadap pemerintah terkait dengan kebersamaan dalam bertani guna untuk meningkatkan nilai ekonomi yang tinggi agar supaya masyarakat lebih sejahtera,

2. Dari hasil pertanian utamanya jagung, singkong, pisang, masyarakat diupayakan lebih kreatif lagi dalam memamfaatkan hasil bumi, jagung diproduksi menjadi marning atau makanan ringan, kemudian singkong, pisang di olah menjadi kripik, jadi tidak hanya legen yang di produksi menjadi gula


(3)

83

merah, dengan masyarakat yang lebih kreatif maka ekonomi semakin punya nilai yang baik dan masyarakat semakin sejahtera.

3. Masyarakat Desa Rombiya harus lebih aktif dalam musyawarah untuk kemajuan ekonomi desa, dimana musyawarah ini tidak hanya sekedar mengisi dari kekosongan dalam beraktifitas tapi harus bersifat wajib yang sudah terbentuk dalam kelompok tani.


(4)

84

DAFTAR PUSTAKA

Al-Assal, Ahmad Muhammad., dkk. Sistem, Perinsip dan Tujuan Ekonomi Islam. Bandung: Pustaka Setia, 1999

Al-Barry, Dahlan Yacub. Kamus Sosiologi Antropologi. Surabaya: Anggota IKAPI, 2001

Beilharz, Peter. Teori-Teori Sosial. Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2003

Bungin, Burhan. Metode Penelitian Sosial Format-Format Kuantitatif Dan Kualitatif. Surabaya: Airlangga University Press, 2001

Campbell, Tom. Tujuh Teori Sosial. Yogyakarta: Kanisius, 1994

Dagun, Save M. Sosio Ekonomi. PT. Rineka Cipta, Jakarta anggota IKAPI, 1992 Daldjoeni. Seluk-Beluk Masyarakat Kota. Bandung: PT. Alumni, 1989

Giddens, Antony. Kapitlisme dan Teori Sosial Modern. Jakarta: Univeraitas Indonesia, 1986

---. The Constitution Of Society. Pasuruan: Pedati, 2003

Hardiansyah, Haris. Metode Penelitian Kualitatif; Untuk Ilmu-Ilmu Sosial (Jakarta: Salemba Humanika, 2012

Hartono, H. Ilmu Sosial Dasar. Bandung: Bumi Aksara, 1993

Indrayani, Damsar. Pengantar Sosiologi Ekonomi. Jakarta: Kencana Prenadamedia, 2009

Johara, Jayadinata, T. dan Pramandika. Pengembangan Desa dalam Perencanaan. Bandung: ITB, 2006

Johnsondoyle, Paul. Teori Sosiologi Klasik dan Modern. Jakarta: Gramedia Pustaka, 1980

Kartasapoerta, G. Sosiologi Umum. Jakarta: Bina Aksara, 1987

Kuntowijoyo. Perubahan Sosial Dalam Masyarakat Agraris Madura. Jogjakarta: Matabangsa, 2002


(5)

85

Lauer, Robert H. Persepektif Tentang Perubahan Sosial. Jakarta: PT Rinika Cipta, 1993

Lawang, Robert M.Z. Teori Sosiologi Klasik dan Modern. Jakarta: PT. Gramedia Utama, 1994

Maharani, Bisri Mustofa. Eka Vindi. Kamus Lengkap Sosiologi. Jogjakarta: Panji Pustaka, 2008

Maleong, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010

Mansyur, M. Cholil. Sosiologi Masyarakat Kota dan Desa. Surabaya: Uasaha Nasional, 2005

Mardikanto, Totok. Penyuluhan Pembangunan Pertanian. Sebelas Maret University Press: Surakarta, 1993

Nurudin, M. Fadhil. Pengantar Studi Kesejahteraan Sosial. Bandung: Angkasa, 1998

Paul. D, Johnson. Teori Sosiologi Klasik dan Modern. Jakarta: Gramedia, 1994 Prayitno, Hadi. Pembangunan Ekonomi Desa. Yogyakarta: BPFE, 1987

Rosyidi, Suherman. Pengantar Teori Ekonomi Pendekatan kepada Teori Ekonomi Mikro dan Makro. Jakarta: PT. Raja Gafindo Persada, 1999

Saebani, Afifuddin dan Bani Ahmad. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Pustaka Setia, 2012

Sajogyo, Pudjiwati. Sosiologi Pedesaan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1995

Soekanto, Soerjono. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers, 2012 Sugihen, Bahrient. Sosiologi Pedesaan Suatu Pengantar. Jakarta: PT

RajaGrapindo Persada, 1997

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta, 2011

Supardan, Dadang. Pengantar Ilmu Sosial. Jakarta: Bumi Aksara, 2013 Sztompka, Piotr. Sosiologi Perubahan Sosial. Jakarta: Prenanda, 2005


(6)

Totok. Penyuluhan Pembangunan Pertanian. Sebelas Maret University Press: Surakarta, 1993

Upe, Ambo. Tradisi Aliran Dalam Sosiologi. Rajawali pers: Jakarta, 2010

Usman, Suyoto. Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta: Pustaka Pelajar, 1998

Uyanto, J. Dwi Narwoko Bagong. Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2007

Widi, Restu Kartiko. Asas Metodologi Penelitian; Sebuah Pengenalan dan Penuntun Langkah Demi Langkah Pelaksanaan Penelitian. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010