Analisis Sikap, Kepuasan, dan Loyaltas Petani Terhadap Benih Jagung Hibrida Bisi-2 di Desa Gadu Barat, Kecamatan Ganding, Kabupaten Sumenep

ANALISIS SIKAP, KEPUASAN, DAN LOYALITAS PETANI
TERHADAP BENIH JAGUNG HIBRIDA BISI-2 DI DESA GADU
BARAT, KECAMATAN GANDING, KABUPATEN SUMENEP

FEBBY KURNIAWATI

DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Sikap,
Kepuasan, dan Loyalitas Petani Terhadap Benih Jagung Hibrida Bisi-2 di Desa
Gadu Barat, Kecamatan Ganding, Kabupaten Sumenep adalah benar karya saya
dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun
kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip
dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah
disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir

skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Juli 2014
Febby Kurniawati
NIM H34100100

ABSTRAK
FEBBY KURNIAWATI. Analisis Sikap, Kepuasan, dan Loyalitas Petani
Terhadap Benih Jagung Hibrida Bisi-2 di Desa Gadu Barat, Kecamatan Ganding,
Kabupaten Sumenep. Dibimbing oleh RITA NURMALINA.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik, proses
keputusan pembelian, sikap, kepuasan, dan loyalitas petani dalam menggunkan
benih jagung hibrida Bisi-2 di desa Gadu Barat. Penelitian ini menggunakan
metode analisis deskriptif, multiatribut Fishbein, Customer Satisfaction Index
(CSI), Importance Performance Analysis (IPA) dan loyalitas piramida. Hasil
darikarakteristik petani berjenis kelamin laki-laki,berusia 60-69 tahun, menikah,
tingkat pendidikan terakhir sekolah dasar, berusahatani jagung sebagai pekerjaan
utama, dengan motivasi untuk memperoleh keuntungan dengan hasil panen yang
tinggi, Analisis multiatribut Fishbein menunjukkan benih jagung hibrida Bisi-2

lebih disukaidaribenih jagung P2 dan Guluk-guluk. Hasil Customer Satisfaction
Index (CSI) pada benih jagung hibrida Bisi-2 puas sebesar 72 persen. Hasil
analisis loyalitas pelanggan pada benih jagung Bisi-2 termasuk dalam kategori
loyal.
Kata kunci: Jagung, kepuasan, konsumen, loyalitas, sikap

ABSTRACT
FEBBY KURNIAWATI. Analysis of Attitude, Satisfaction, and Loyalty Hybrid Corn
Seed Growers Against Bisi-2 in The Gadu West, District Ganding, Sumenep.
Supervised by RITA NURMALINA.

This study aimed to identify the characteristics, the purchase decision
process, attitude, satisfaction, and loyalty of farmers in the village use the corn
seed hybrid Bisi-2 in the West Gadu. This study used a descriptive analysis
method, multiatribut Fishbein, Customer Satisfaction Index (CSI), Importance
Performance Analysis (IPA) and loyalty pyramid. The results of the
characteristics of farmers sex male, 60-69 years old, married, primary school
education level, corn farming as the main occupation, with the motivation to make
a profit with high yields, Fishbein multiatribut analysis showed hybrid corn seed
Bisi-2 more preferably from corn seeds P2 and guluk -guluk. Results of Customer

Satisfaction Index (CSI) on hybrid corn seed Bisi-2 are satisfied by 72 percent.
The results of the analysis of customer loyalty on corn seed Bisi-2 are included in
the loyal category.
Keywords: Attitude, corn, customer, loyalty, satisfaction

ANALISIS SIKAP, KEPUASAN, DAN LOYALITAS PETANI
TERHADAP BENIH JAGUNG HIBRIDA BISI-2 DI DESA GADU
BARAT, KECAMATAN GANDING, KABUPATEN SUMENEP

FEBBY KURNIAWATI

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi
pada
Departemen Agribisnis

DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR
2014

Judul Skripsi : Analisis Sikap, Kepuasan, dan Loyaltas Petani Terhadap Benih
Jagung Hibrida Bisi-2 di Desa Gadu Barat, Kecamatan Ganding,
Kabupaten Sumenep
Nama
: Febby Kurniawati
NIM
: H34100100

Disetujui oleh

Prof Dr Ir Rita Nurmalina, MS
Pembimbing

Diketahui oleh

Dr Ir Dwi Rachmina, MSi
Ketua Departemen


Tanggal Lulus:

PRAKATA
Puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
segala karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah yang
menjadi syarat kelulusan pada Studi Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi
dan Manajemen. Penelitian ini diselesaikan berdasarkan pengamatan langsung
dengan mengangkat judul Analisis Sikap, Kepuasan, dan Loyalitas Petani Benih
Jagung Hibrida Bisi-2 di Desa Gadu Barat Kecamatan Ganding, Kabupaten
Sumenep.
Penulis menyampaikan terima kasih kepada orang tua Bapak dan Ibu,
kakak, adik dan keluarga penulis atas segala doa, dorongan semangat dan kasih
sayang. Terima kasih kepada Prof Dr Ir Rita Nurmalina, MS selaku dosen
pembimbing skripsi atas perhatian, bantuan, arahan, dan bimbingan kepada
penulis dalam penulisan skripsi ini. Terima kasih kepada Tintin Sarianti SP, MM.
dan IrJuniar Atmakusuma, MS selaku dosen penguji. Apresiasi dan rasa
terimakasih penulis sampaikan kepada teman seperjuangan satu kelompok
bimbingan skripsi, para petani, dan juga pihak-pihak yang telah membantu selama
pengumpulan data.

Penulis sampaikan salam semangat dan terima kasih untuk rekan-rekan
Agribisnis 47, rekan-rekan BEM FEM IPB, sahabat, Dica, Fay, Andin, Puma,
Tacik, Nisa, Pui, Risa, Ecak, dan Boyd atas segala motivasi, waktu, doa, dan kasih
sayangnya. Terakhir penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang
telah memberikan semangat dan dukungannya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan baik.
Semoga skripsi ini bermanfaat.

Bogor, Juli 2014
Febby Kurniawati

DAFTAR ISI
DAFTAR ISI

vii

DAFTAR TABEL

ix


DAFTAR GAMBAR

ix

DAFTAR LAMPIRAN

x

PENDAHULUAN

1

Latar Belakang

1

Perumusan Masalah

5


Tujuan Penelitian

6

Manfaat Penelitian

6

Ruang Lingkup Penelitian

7

TINJAUAN PUSTAKA

7

Pengertian Benih

7


Karakteristik Tanaman Jagung

8

Keunggulan Benih Bersertifikat

8

Penelitian Terdahulu

9

KERANGKA PEMIKIRAN

10

Konsumen

10


Perilaku Konsumen

10

Karakteristik Konsumen

11

Sikap Konsumen

11

Proses Pengambilan keputusan Konsumen

12

Kepuasan Konsumen

14


Loyalitas Konsumen

14

Kerangka Pemikiran Operasional

16

METODE PENELITIAN

19

Lokasi dan Waktu Penelitian

19

Jenis dan Sumber Data

19

Metode PengambilanSampel

19

Metode Analisis Data

20

Analisis Deskriptif

20

Analisis Multiatribut Fishbein

20

Customers Satisfaction Index

21

Importance Performance Analysis

23

Analisis Piramida Loyalitas

26

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

27

Gambaran Umum Lokasi

27

Gambaran Umum Pertanian

28

Gambaran Umum Benih Jagung Hibrida Bisi-2

28

Gambaran Umum Benih Jagung Hibrida P2

29

Gambaran Umum Benih Jagung Lokal Guluk-guluk

29

HASIL DAN PEMBAHASAN

30

Karakteristik Umum Responden

30

Proses Keputusan Pembelian Konsumen

35

Analisis Sikap Petani Terhadap Benih Jagung

39

Penilaian Tingkat Kepercayaan Atribut Benih Jagung

42

Analisis Kepuasan Petani Terhadap Benih Jagung

46

Analisis Loyalitas Petani

53

PENUTUP

55

Simpulan

55

Saran

56

DAFTAR PUSTAKA

57

LAMPIRAN

59

RIWAYAT HIDUP

62

DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27

Data statistik luas panen, produktivitas dan produksi jagung di
Indonesia
Perkembangan impor jagung di Indonesia tahun 2008-2012
Data sasaran luas tanam jagung hibrida dan komposit Tahun 20122014
Data statistik produksi jagung terbesar di Indonesia tahun 2009-2012
Data luas panen, produktivitas, dan produksi jagung di Kabupaten
Sumenep
Sebaran responden berdasarkan jenis kelamin
Sebaran responden berdasarkan usia
Sebaran responden berdasarkan status pernikahan
Sebaran responden berdasarkan tingkat pendidikan
Sebaran responden berdasarkan status pekerjaan
Sebaran responden berdasarkan pendapatan di luar usahatani
Sebaran responden berdasarkan lama berusahatani jagung hibrida
Sebaran responden berdasarkan status kepemilikan dan luas lahan
Sebaran petani berdasarkan budidaya jagung hibrida dalam setahun
Sebaran petani berdasarkan pengenalan kebutuhan
Sebaran petani berdasarkan pencarian informasi
Sebaran petani berdasarkan evaluasi alternatif
Sebaran petani berdasarkan keputusan pembelian
Sebaran petani berdasarkan perilaku setelah pembelian
Persepsi petani terhadap tingkat kepentingan atribut benih jagung
Persepsi responden terhadap tingkat kepercayaan atribut benih Bisi-2
Persepsi responden terhadap tingkat kepercayaan atribut benih P2
Persepsi responden terhadap tingkat kepercayaan atribut benih Gulukguluk
Hasil Model Sikap Multiatribut Fishbein untuk Benih P2, Bisi-2, dan
Guluk-guluk
Hasil Customers Satisfaction Index (CSI) untuk Benih Bisi-2
Hasil Customers Satisfaction Index (CSI) untuk Benih P2
Hasil Customers Satisfaction Index (CSI) untuk Benih Guluk-guluk

2
2
3
3
4
30
31
32
32
33
33
34
34
34
35
36
37
38
39
40
43
44
45
46
47
48
49

DAFTAR GAMBAR
1 Data Sentra Produksi Jagung di Jawa Timur
2 Tahap Proses Keputusan Pembelian
3 Piramida loyalitas merek yang tinggi
4 Kerangka pemikiran operasional
5 Diagram Kartesius
6 Diagram kartesius benih jagung hibrida Bisi-2
7 Diagram kartesius benih jagung hibrida P2
8 Diagram kartesius benih jagung Guluk-guluk

4
13
16
18
25
50
51
52

9

Piramida loyalitas benih jagung hibrida Bisi-2, hibrida P2, dan lokal
Guluk-guluk

53

DAFTAR LAMPIRAN
1
2

Data Karakteristik Benih Jagung
Dokumentasi

59
61

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia merupakan negara agraris yang kaya potensi akan sumber daya
alamnya, khususnya sektor pertanian yang merupakan sumber mata pencaharian
utama penduduknya. Sektor pertanian juga merupakan salah satu fondasi
perekonomian di Indonesia yang memiliki peranan penting dalam stabilitas
nasional yaitu sebagai penghasil kebutuhan pangan. Sektor pertanian terdiri dari
subsektor tanaman pangan, hortikultura, kehutanan, perkebunan, dan peternakan.
Di antara keempat subsektor tersebut subsektor tanaman pangan merupakan salah
satu subsektor yang memiliki peran penting dalam penyediaan bahan pangan
utama bagi masyarakat untuk menunjang kelangsungan hidup. Dalam UndangUndang Nomor 7 Tahun 1996 tentang pangan disebutkan bahwa dengan
tersedianya pangan dapat mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas
untuk melaksanakan pembangunan nasional. Pangan yang aman, bermutu, bergizi,
beragam, dan tersedia secara cukup merupakan prasyarat utama yang harus
dipenuhi dalam upaya terselenggaranya suatu sistem pangan yang memberikan
perlindungan bagi kepentingan kesehatan serta makin berperan dalam
meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. Pangan sebagai komoditas
dagang turut berperan dalam peningkatan pertumbuhan ekonomi nasional. Oleh
karena itu tanaman pangan memiliki peran yang sangat penting dalam
perkembangan suatu negara.
Jagung merupakan bahan pangan penting karena merupakan sumber
karbohidrat kedua setelah padi, sehingga sebagai salah satu sumber bahan pangan,
jagung telah menjadi komoditas utama setelah padi. Bahkan, jagung dijadikan
sebagai bahan pangan utama di beberapa daerah di Indonesia, seperti di Madura
dan Nusa Tenggara. Industri yang banyak menggunakan jagung sebagai bahan
baku yaitu industri pakan ternak dan industri non-pangan, serta industri makanan
dan minuman.
Selama periode 2000-2011, kenaikan konsumsi jagung nasional setiap
tahun rata-rata 8 persen, sementara angka peningkatan produksi jagung hanya 6
persen per tahun. 1 Jagung diharapkan dapat menjadi salah satu solusi yang tepat
untuk mengurangi konsumsi beras yang semakin meningkat, sehingga akan
berdampak besar pada ketahanan pangan nasional.
Produksi jagung nasional pada tahun 2009 mencapai 17.62 juta ton atau
naik sebesar 1.31 juta ton dibandingkan tahun 2008 yang hanya mencapai 16.31
ton. Pada tahun 2010 produksi jagung nasional mencapai 18.32 juta ton atau naik
sebesar 697.888 ribu ton. Namun pada tahun 2011 produksi jagung nasional
hanya mencapai 17,64 juta ton atau mengalami penurunan sebesar 684.39 ribu ton
dibandingkan tahun 2010. Penurunan produksi terjadi di pulau Jawa sebesar
477,29 ribu ton dan di luar Jawa sebesar 207.10 ribu ton. Kemudian, pada tahun
2012 produksi jagung nasional mencapai 19.38 juta ton atau naik sebesar 1.74 juta
ton dibandingkan tahun 2011, namun pada tahun 2013 produksi jagung menurun
sebesar 880.735 ribu ton. Diketahui pada tahun 2007 sampai tahun 2012, rata-rata
1

http://www.bappebti.go.id/id/edu/articles/detail/2989.html (Diacu 2014Juni 10)

2

pertumbuhan produksi jagung Indonesia hanya sebesar 5.04 persen per tahun,
sedangkan rata-rata pertumbuhan luas panen sebesar 1.69 persen pertahun dengan
rata-rata pertumbuhan produktivitas hanya sebesar 3.50 persen pertahun.
Perkembangan luas panen, produktivitas, dan produksi jagung di Indonesia pada
tahun 2007-2013 dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Data statistik luas panen, produktivitas dan produksi jagung di Indonesia
Tahun
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013

Luas Panen (Ha)
3630324
4001724
4160659
4131676
3864692
3957595
3820161

Produktivitas (Ku/Ha)
36.60
40.78
42.37
44.36
45.65
48.99
48.44

Produksi (Ton)
13287527
16317252
17629748
18327636
17643250
19387022
18506287

Sumber : Badan Pusat Statistik, 2013.

Produksi jagung di Indonesia pada tahun 2010 hingga 2013 cenderung
mengalami fluktuasi. Hal ini disebabkan oleh luas panen dan produktivitas jagung
di Indonesia yang juga mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun. Meskipun pada
tahun 2012 produksi jagung di Indonesia mengalami peningkatan dibandingkan
dengan tahun 2011 akan tetapi jumlah produksi tersebut belum mampu
mengimbangi jumlah konsumsi jagung di Indonesia. Konsumsi jagung yang tinggi
menyebabkan permintaan jagung di Indonesia menjadi tinggi pula, sedangkan
tingginya permintaan tersebut tidak diimbangi dengan ketersediaan jagung di
dalam negeri. Hal tersebut menyebabkan jumlah impor jagung Indonesia menjadi
cukup tinggi.
Jumlah impor yang cukup tinggi mengakibatkan petani di Indonesia
mengalami kesulitan dalam menghadapi persaingan harga dengan jagung impor
yang memiliki harga relatif lebih murah. Jagung impor memiliki harga yang
relatif lebih murah dibandingkan dengan jagung lokal, karena jagung impor
memperoleh perlindungan dari negara asalnya berupa kebijakan proteksi dan
promosi. Perkembangan impor jagung di Indonesia dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2 Perkembangan impor jagung di Indonesia tahun 2008-2012
Tahun
Impor (Ton)
2008
393305
2009
421231
2010
1786811
2011
3310984
2012
1889431
2013
2300000*
Sumber: Badan Pusat Statistik, 2013 (diolah); *Periode Januari sampai dengan Oktober 2013

Upaya pemerintah dalam meningkatkan produksi jagung agar dapat
memenuhi kebutuhan dalam negeri dan mengurangi impor salah satunya melalui
penggunaan jagung hibrida dan komposit produksi tinggi untuk menggantikan

3

jagung komposit dan lokal produktivitas rendah. Sosialisasi penggunaan jagung
hibrida dan komposit produksi tinggi (unggul bermutu) terus ditingkatkan,
sedangkan pertanaman jagung lokal (komposit non unggul) diupayakan untuk
diturunkan secara bertahap, dengan tetap memperhatikan kebutuhan jagung
komposit untuk kebutuhan pangan lokal, namun dilakukan pemurnian varietas.
Sehingga dapat dicapai komposisi pertanaman jagung adalah 75 persen jagung
hibrida, 15 persen jagung komposit unggul bermutu dan 10 persen jagung lokal
dari sasaran luas panen sekitar 4.5 juta ha dengan produktivitas rata-rata 58 ku/ha.
Data sasaran luas tanam jagung hibrida dan komposit dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3 Data sasaran luas tanam jagung hibrida dan komposit Tahun 2012-2014
Sasaran Luas Tanam (ha)
Tahun
Hibrida
Komposit
Lokal
Jumlah
2012
2636044
372201
1002748
4010993
2013
2972448
598235
680130
4250813
2014
3333304
683715
446335
4463354
Sumber: Direktorat Jenderal Tanaman Pangan (2012)

Kesesuaian agroklimat Indonesia menyebabkan tanaman jagung dapat
tersebar dihampir seluruh wilayah Indonesia. Sentra penanaman jagung di
Indonesia adalah Jawa Timur, Jawa Tengah, Lampung, Sulawesi Selatan,
Sumatera Utara, Jawa Barat. Data produksi jagung enam provinsi terbesar di
Indonesia dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4 Data statistik produksi jagung terbesar di Indonesia tahun 2009-2012
Provinsi
Produksi (Ton)
Jawa Timur
5760959
Jawa Tengah
2930911
Lampung
1760126
Sulawesi Selatan
1250202
Sumatera Utara
1183011
Jawa Barat
1101997
Sumber: Badan Pusat Statitik, 2012.

Data hasil produksi jagung di propinsi sentral menunjukan bahwa
produsen jagung terbesar adalah Jawa Timur sebesar 6.295.301 ton atau
menyumbang 31 persen dari jumlah produksi nasional. Produksi jagung di Jawa
Timur, dalam bentuk pipilan kering, Selama periode 2009 sampai dengan 2012
produksi jagung di Jawa Timur mengalami rata-rata peningkatan sebesar 5.85
persen per tahun. Pada tahun 2009 produksi jagung meningkat sebesar 4.23 persen
dibanding, tahun sebelumnya, kemudian pada tahun 2010 produksi jagung juga
meningkat sebesar 6.09 persen, dan pada tahun 2011 produksinya justru
mengalami penurunan sekitar 2.57 persen. Pada tahun 2009 dan 2010 produksi
jagung mengalami kenaikan masing-masing sebesar 4.23 persen dan 6.09 persen
dan kembali mengalami peningkatan yang cukup signifikan pada tahun 2012
sebesar 15.64 persen (Badan Pusat Statistik, 2012).
Kabupaten Sumenep merupakan salah satu daerah penghasil jagung
terbesar di Jawa Timur. Kabupaten Sumenep pada tahun 2012 menghasilkan 432

4

851.84 ton atau menyumbang 7 persen produksi jagung di Jawa Timur. Data luas
panen, produktivitas, dan produksi di Kabupaten Sumenep tiga tahun terakhir
dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5

Data luas panen, produktivitas, dan produksi jagung di Kabupaten
Sumenep
Tahun
Luas Panen (Ha)
Produktivitas (Ton/Ha)
Produksi (Ton)
2010
167833
3.08
516350.4
2011
140207
3.07
431463.34
2012
142126
3.05
432851.84

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur, 2012.

Sentra Produksi Jagung di Jawa Timur
6,40%

5,50% 5,40%

Lainnya

6,60%

Tuban
Sumenep

8,50%
67,60%

Jember
Lamongan
Probolinggo

Gambar 1 Data Sentra Produksi Jagung di Jawa Timur
Sumber: BPS Provinsi Jawa Timur, 2013

Sentra produksi jagung di Jawa Timur pada tahun 2012 berturut-turut dari
yang terbesar yaitu Tuban, Sumenep, Jember, Lamonga, dan Probolinggo. Hal ini
dipengaruhi oleh luas panen jagung yang berbeda pada setiap daerah. Luas panen
jagung di Tuban mencapai 92,4 ribu ha, Sumenep 142.1 ribu ha, Jember 55.6 ribu
ha, Lamongan 59.5 ribu ha, Probolonggo 70.5 ribu ha. Daerah sumenep memiliki
luas panen jagung yang besar, akan tetapi produktivitas komoditas jagung
didaerah ini hanya 2.369 ton/ha atau masih dibawah rata-rata Provinsi yang
mencapai tingkat produktivitas sebesar 5.108 ton/ha.
Jika dilihat dari sisi produksi, Kabupaten Sumenep memang menghasilkan
jagung yang masih relatif lebih rendah dibanding daerah yang lain. Berdasarkan
luas panen terbesar, Sumenep seharusnya dapat menjadi sentra penghasil jagung
terbesar di Jawa Timur. Hal ini dapat ditempuh dengan menggunakan salah satu
strategi pencapaian peningkatan produktivitas jagung yaitu melalui sistem
pembenihan, sehingga dengan pemilihan benih yang tepat diharapkan dapat
menghasilkan sikap positif dan kepuasan yang tinggi. Kondisi ini tentunya akan
membentuk sikap petani dalam penggunaan benih, sehingga pada akhirnya petani
mampu mengevaluasi benih tertentu dalam memenuhi kebutuhan mereka.

5

Preferensi petani terhadap penggunaan benih akan menjadi hal yang sangat
berpengaruh untuk menjaga konsistensi dan kontinyuitas produksi jagung dalam
negeri, sehingga pada akhirnya dapat memperkecil jumlah impor jagung dari
negara lain.

Perumusan Masalah
Ketersediaan jagung nasional harus dipertahankan untuk memenuhi
kebutuhan dalam negeri. Kabupaten Sumenep memiliki luas panen jagung
terbesar di jawa Timur, akan tetapi pada tahun 2012 produktivitas jagung didaerah
ini hanya sebesar 2.369 ton/ha. Produktivitas jagung di Sumenep tersebut masih
tergolong rendah dibandingkan dengan produktivitas rata-rata di daerah lain di
jawa Timur, sehingga masih dapat ditingkatkan lagi untuk menjaga konsistensi
dan kontinyuitas produksi jagung dalam negeri. Peningkatan produksi jagung
dapat ditempuh melalui peningkatan luas areal produksi. Namun, peningkatan
produksi jagung melalui peningkatkan luas areal produksi sering kali menghadapi
kendala seiring dengan tingginya tingkat konversi lahan pertanian untuk daerah
industri dan perumahan, oleh karena itu diperlukan upaya lain dalam rangka
meningkatkan produksi jagung nasional yaitu dengan peningkatan produktivitas.
Peningkatan produksi melalui cara peningkatan produktivitas diperlukan benih
hibrida yang berkualitas. Petani akan menggunakan benih jagung hibrida sebagai
salah satu cara untuk meningkatkan produktivitas jagung, sehingga permintaan
terhadap benih jagung hibrida yang juga akan meningkat. Hal ini sesuai dengan
kebijakan pemerintah dalam pengembangan jagung dengan menggunakan benih
jagung hibrid dan komposit produksi tinggi untuk menggantikan jagung komposit
dan lokal produktivitas rendah.
Benih varietas jagung hibrida harus memiliki sifat-sifat unggul, yaitu
produktivitas optimal, resisten terhadap penyakit tanaman, respon terhadap unsur
hara tertentu, tahan terhadap deraan lapang dan memiliki daya tumbuh yang baik
(kokoh dan mampu menyerap sinar matahari secara maksimum). Varietas benih
jagung hibrida tersebut akan dibudidayakan secara luas melalui penyediaan benih
dengan mutu yang prima, baik mutu fisik, mutu fisiologik dan mutu genetik dan
dapat tersedia secara kontinyu bagi penggunanya. Potensi yang terkandung dalam
suatu varietas tersebut akan dieksploitasi dalam agroekosistem (lokasi
penanaman) yang sesuai dan ditunjang dengan manajemen budidaya yang tepat
dan prima melalui penerapan teknik budidaya dan waktu yang tepat.
Penyediaan benih jagung hibrida yang bermutu dan jumlahnya yang
kontinyu sangat membantu para petani untuk meningkatkan hasil produksi
tanaman jagung. Benih jagung tersebut juga berfungsi untuk membatu petani
dalam mengurangi risiko terjadinya kegagalan panen. Benih yang tersedia harus
sesuai dengan keinginan petani dan sesuai dengan keadaan tanah yang akan
ditanami agar tersedianya benih tersebut tidak menjadi percuma. Ketersediaan
benih juga harus terjangkau bagi petani, baik dari sisi harga maupun jumlah serta
kemudahan untuk didapatkan. Pemenuhan preferensi petani dapat dilihat dari
kualitas dan kuantitas produksi yang sangat berhubungan dengan penyediaan
benih dari jagung yang akan diminta. Potensi varietas yang dicirikan dengan
penampilan jagung dilapang berupa karakteristik produksi dilapang dan kualitas

6

harus benar-benar memenuhi selera petani tersebut. Para produsen benih harus
dapat menciptakan varietas yang dapat sesuai dan tepat untuk memenuhi
kebutuhan yang dimaksud.
Dengan adanya program pemerintah untuk menggunakan benih jagung
hibrida dan komposit produksi tinggi untuk menggantikan jagung komposit dan
lokal produktivitas rendah, maka akan membuka peluang bagi produsen benih
jagung hibrida untuk meningkatkan penjualannya. Benih jagung hibrida di
Indonesia dihasilkan oleh beragam pihak, mulai dari perusahaan nasional dan
multinasional, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), lembaga pemerintah, dan
perguruan tinggi. Antara lain PT Bisi Internasional, PT Pioneer Indonesia, PT
Tanindo Subur Prima, PT Syngenta Indonesia, PT Monagro Kimia (Monsanto
Indonesia), PT Jagung Hibrida Sulawesi, PT Sang Hyang Seri (Persero), PT Redi
Mulya Abadi, IPB, Balai Penelitian Tanaman Pangan, dan Balai Penelitian
Tanaman Serealia. Banyaknya alternatif pilihan benih jagung yang ditawarkan
dipasar membuat petani leluasa untuk memilih produk yang diinginkan. Oleh
sebab itu, produsen benih hibrida Bisi-2 harus menerapkan strategi yang baik dan
tepat untuk dapat mempertahankan posisinya serta memenangkan persaingan
dengan produsen benih yang lain dalam menarikminat konsumen terhadap
produknya. Pengetahuan akan proses pengambilan keputusan, sikap, kepuasan,
dan loyalitas petani terhadap benih jagung hibrida Bisi-2 menjadi sangat penting
untuk diketahui oleh produsen benih Bisi-2 dalam upaya memacu operasi
bisnisnya secara berlanjut dan untuk menunjang peningkatan produksi jagung
sehingga pembangunan pertanian yang telah dicanangkan dapat tercapai.
Berdasarkan uraian diatas, maka masalah yang akan diteliti sehubungan
dengan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana karakteristik dan keputusan pembelian petani terhadap benih
jagung hibrida Bisi-2 di Desa Gadu Barat Kecamatan Ganding Kabupaten
Sumenep?
2. Bagaimana sikap petani terhadap benih jagung hibrida Bisi-2?
3. Bagaimana kepuasan petani terhadap benih jagung hibrida Bisi-2?
4. Bagaimana loyalitas petani terhadap benih jagung hibrida Bisi-2?

Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah yang ada, maka tujuan dari penelitian ini
adalah:
1. Mengidentifikasi karakteristik dan keputusan pembelian petani terhadap
benih jagung hibrida Bisi-2 di Desa Gadu Barat, Kecamatan Ganding,
Kabupaten Sumenep.
2. Menganalisis sikap petani terhadap benih jagung hibrida Bisi-2.
3. Menganalisis tingkat kepuasan petani terhadap benih jagung hibrida Bisi-2.
4. Menganalisis loyalitas petani terhadap benih jagung hibrida Bisi-2.

7

Manfaat Penelitian
1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi produsen
benih jagung sebagai dasar dalam pengembangan yang sesuai dengan hasil
analisis sikap, kepuasan, dan loyalitas petani.
2. Penelitian ini diharapkan berguna untuk menambah wawasan dan melatih
kemampuan mahasiswa dalam mengidentifikasi dan menganalisis
permasalahan yang ada.
3. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi peneliti selanjutnya
sebaga refrensi dan bahan acuan untuk penelitian khususnya yang terkait
dengan masalah sikap, kepuasan, dan loyalitas konsumen.

Ruang Lingkup Penelitian
1. Petani yang menjadi objek penelitian adalah petani jagung yang pernah
melakukan keputusan pembelian dan menanam benih jagung hibrida Bisi2.
2. Penelitian ini hanya difokuskan kepada analisis sikap, kepuasan, dan
loyalitas petani terhadap atribut benih benih jagung hibrida Bisi-2 dan
hibrida P2 sertalokal Guluk-guluksebagai pembanding.

TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Benih
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No.12 tahun 1992
tentang Sistem Budidaya Pertanian Bab I ketentuan umum pasal 1 ayat 4
disebutkan bahwa benih tanaman yang selanjutnya disebut benih, adalah tanaman
atau bagiannya yang digunakan untuk memperbanyak dan atau
mengembangbiakkan tanaman.
Menurut Sadjad (1975) benih dapat diartikan sebagai berikut
a. Struktural
Benih merupakan biji yang secara umum merupakan hasil dari
perkembangbiakan tanaman secara generatif
b. Agronomis
Benih merupakan hasil panen yang dimanfaatkan untuk tujuan
produksi / budidaya.
c. Fungsional
Benih merupakan bahan untuk perbanyakan tanaman
d. Teknologi pemuliaan
Benih merupakan suatu komponen yang memiliki sifat pewarisan yang
jelas
e. Bioteknologi
Benih merupakan produksi artificial/buatan manusia yang spesifik dan
efisien

8

Benih hibrida merupakan individu hasil perkawinan secara alami atau
sengaja antara dua jenis tumbuhan dalam satu famili, baik antar marga maupun
antar jenis dalam satu marga sehingga memunculkan sifat-sifat unggul. Jadi benih
hibrida merupakan benih hasil persilangan antara dua varietas tanaman sejenis
yang berbeda sifat induknya untuk didapatkan sifat unggul dari masing-masing
induknya. Hasil persilangan terakhir menunjukkan ciri-ciri keunggulan
hanyasekali tanam saja, artinya keturunan tersebut ditanam ulang maka
keunggulan tersebut akan hilang. Benih ini yang dipasarkan dalam skala global. 2

Karakteristik Tanaman Jagung
Menurut Purwono dan Hartono (2005) Jagung merupakan tanaman
berakar serabut yang terdiri dari tiga tipe akar, yaitu akar lateral, akar adventif,
dan akar udara. Akar lateral tumbuh dari radikula dan embrio. Akar adventif
disebut juga akar tunjang. Akar ini tumbuh dari buku paling bawah, yaitu sekitar
4 cm di bawah permukaan. Sementara akar udara adalah akar yang keluar dari
dua atau lebih buku terbawah permukaan tanah. Perkembangan akar jagung
tergantung dari varietas, kesuburan tanah, dan keadaan air tanah. Batang tanaman
jagung tidak bercabang, berbentuk silinder. Pada buku ruas akan muncul tunas
yang berkembang menjadi tongkol. Tinggi tanaman jagung tergantung varietas,
umumnya berkisar 100 cm sampai 300 cm. Daun jagung memanjang dan keluar
dari buku-buku batang. Jumlah daun terdiri dari 8 helai sampai 48 helai
tergantung varietasnya. Antara kelopak dan helaian terdapat lidah daun yang
disebut ligula, fungsi ligula adalah mencegah air masuk ke dalam kelopak daun
dan batang.
Tanaman jagung merupakan salah satu jenis tanaman pangan biji-bijian
dari keluarga rumput-rumputan, yang termasuk dalam familiGramineceae dengan
spesies Zea mays L. Pertumbuhan tanaman jagung hibrida (Zea mays) dibedakan
dalam dua stadia pertumbuhan yaitu: 1) stadia pertumbuhan vegetatif dan 2) stadia
pertumbuhan generatif. Stadia vegetatif ialah fase perkecambahan, yang
dilanjutkan dengan fase pertumbuhan akar, batang, daun yang cepat dan akhirnya
menjadi lambat hingga stadia generatif dimulai. Stadia generatif dimulai dengan
pembentukan primodia, proses pembungaan yang mencakup peristiwa
penyerbukan dan pembuahan. Proses selanjutnya termasuk fase masak yang
dimulai dari perkembangan biji atau buah hingga biji siap panen atau masak.
Pertumbuhan tanaman jagung hibrida memerlukan air dan suhu yang cukup tinggi.
Temperatur optimum yang dikehendaki ialah antara 23 - 270C. Tanaman jagung
hibrida tumbuh normal pada curah hujan 250 – 500 mm dengan derajat keasaman
tanah terbaik berkisar 5,5 – 7,6 serta tingkat kemiringan yang tidak lebih dari 8
persen. Tanaman jagung hibrida tumbuh baik mulai dari 500LU - 400LS dengan
ketinggian tempat 3000 m dpl (Sudjana et al. 1991).

2

http://epetani.deptan.go.id/node/benih-hibrida-dan-benih-transgenik-82 (Diacu 2014Juni 10)

9

Keunggulan Benih Bersertifikat
Benih bersertifikat adalah benih-benih yang telah memiliki izin resmi dari
intansi pemerintah seperti Badan pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB) yang
ada di setiap daerah. Sebelum dipasarkan sudah mendapat perlakuan terlebih
dahulu, seperti pengawasan lapang yang meliputi sejarah lahan, Isolasi jarak
tanam dan pengawasan penanaman hingga pemanenan, sedangkan pengujianbenih
di lakukan dibalai benih seperti BPSB, yang meliputi, daya tumbuh,
CVL,keseragaman benih, daya simpan dan Produksi/ha. Dengan adanya
benihbersertifikat maka para petani akan mendapatkan jaminan mutu benih
sesuaidengan yang tercantum di label kemasan mengenai deskripsi benih.
MenurutSoetopo (1993) keunggulan benih bersertifikat dengan benih yang tidak
bersertifikat adalah :
1. Penghemat penggunaan benih, misalnya untuk jagung rata-rata 18-20
Kg/Ha menjadi 14-15 Kg.
2. Keseragaman pertumbuhan, pembunggan dan pemasakan buah
sehinggadapat di penen sekaligus.
3. Rendemen buah tinggi dan mutunya seragam.
4. Meningkatkan mutu produksi yang di hasilkan.
5. Penggunaan benih jagung bersertifikat dapat meningkatkan hasil
panenantara 15-20 persen per hektar.

Penelitian Terdahulu
Penelitian yang dilakukan oleh Yunita (2007) mengenai analisis kepuasan
petani terhadap benih jagung hibrida produksi PT Pertani (Persero) Jakarta
Kecamatan Tanjung Medar Kabupaten Sumedang Jawa Barat menggunakan
analisis IPA dan CSI. Adapun atribut yang diukur untuk mengetahui kepuasan
petani pengguna benih jagung hibrida yaitu harga, ketahanan terhadap hama dan
penyakit, merek dan kemasan produk, ukuran tongkol, kerebahan batang, warna
jagung dan produksi panen. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa
kepuasan petani terhadap benih jagung hibrida produksi PT Pertani (Persero)
berdasarkan analisis Importance Performance Analysis (IPA), atribut yang perlu
dipertahankan yaitu pada kuadran II (harga, ukuran, tongkol, dan produksi panen),
dan atribut yang harus diperbaiki yaitu pada kuadran I (ketahanan terhadap hama
dan penyakit). Sedangkan indeks kepuasan petani terhadap atribut benih jagung
hibrida produksi PT Pertani (persero) sebesar 73,61 persen, yang berarti
konsumen puas terhadap kinerja benih jagung PT Pertani (Persero).
Fahmi (2008) menganalisis mengenai sikap dan kepuasan petani terhadap
benih padi varietas unggul di Kabupaten Kediri, Jawa Timur bertujuan untuk
mengidentifikasi dan menganalisis karakteristik, sikap dan kepuasan petani.
Pengambilan sampel dilakukan dengan metode conveniencesampling yang berarti
adanya kesediaan dari responden untuk diwawancarai dan mengisi kuesioner.
Dalam menganalisis sikap petani terhadap benih padi varietas unggul sikap
digunakan model multiatribut Fishbein dan kepuasan petani menggunakan metode
Customer Satisfaction Index (CSI). Atribut yang digunakan yaitu produktivitas
(hasil panen), umur tanaman, tahan rebah, tahan hama penyakit, rasa nasi, harga

10

benih, harga GKG (Gabah Kering Giling), ketersediaan benih dan pemasaran hasil
panen. Berdasarkan hasil yang diperoleh, petani di Kabupaten Kediri puas
terhadap kinerja atribut-atribut varietas unggul serta lebih menyukai varietas
Membramo dengan atribut yang produktivitas tinggi dan rasa yang enak.
Berdasarkan penelitian terdahulu terdapat kesamaan dalam komoditas
benih palawija yang digunakan, pada penelitian Yunita menggunakan benih
jagung hibrida. Jika dilihat dari alat analisisnya, pada penelitian Yunita dan
Suryana menggunakan Importance Performance Analysis (IPA), sedangkan
Fahmi menggunakan analisis multi atribut Fishbein. Pada penelitiaan kali ini
menggunakan Fishbein, Customer Satisfaction Index (CSI), dan Importance
Performance Analysis (IPA). Penelitian ini menganalisis sikap dan kepuasan
petani terhadap varietas benih jagung hibrida Bisi-2, P2, dan benih jagung lokal
Guluk-guluk, sedangkan penelitian Yunita lebih menekankan pada benih jagung
hibrida secara keseluruhan yang diproduksi oleh PT Pertani (Persero), sedangkan
pada penelitian Fahmi lebih menekankan pada benih padi.
Lokasi penelitian juga merupakan salah satu hal perbedaan dengan
penelitian sebelumnya. Yunita melakukan penelitian di Kecamatan Tanjung
Medar Kabupaten Sumedang Jawa Barat, dan Fahmi melakukan penelitian di
Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Pada penelitian ini dilakukan di Desa Gading,
Kecamatan Gadu Barat, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur.

KERANGKA PEMIKIRAN
Konsumen
Menurut undang-undang No.8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen,
pengertian konsumen adalah setiap orang pemakai barang atau jasa yang tersedia
dalam masyarakat, baik untuk kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain,
maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan.konsumen diartikan
sebagai dua jenis konsumen yaitu konsumen individu dan konsumen organisasi.
Konsumen individu adalah konsumen yang membeli barang atau jasa untuk
digunakan sendiri, atau digunakan oleh keluarga. Konsumen organisasi adalah
konsumen yang membeli barang atau jasa untuk menjalankan seluruh kegiatankegiatan organisasinya (Sumarwan 2011). Menurut Kotler (2000) Konsumen
merupakan individu atau kelompok yang berusaha memenuhi atau mendapatkan
barang jasa untuk kehidupan pribadi atau kelompoknya.

Perilaku Konsumen
Menurut Schiffman dan Kanuk dalam Sumarwan (2011) Perilaku
konsumen didefinisikan sebagai perilaku yang diperlihatkan oleh konsumen
dalam mencari, membeli, menggunkan, mengevaluasi, dan menghabiskan produk
dan jasa yang diharapkan akan memuaskan kebutuhan. Perilaku konsumen adalah
semua kegiatan, tindakan, dan proses psikologis yang mendorong tindakan
tersebut pada saat sebelum membeli, ketika membeli, menggunakan, dan

11

menghabiskan produk atau jasa setelah melakukan hal-hal di atas atau kegiatan
mengevaluasi Sumarwan (2010).
Perilaku konsumen juga dapat didefinisikan sebagai tindakan yang
langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan produk
dan jasa, termasuk keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan tersebut
(Engeletal. 1994).
Rangkuti (2002) membedakan tiga jenis definisi mengenai perilaku
konsumen, yaitu:
a. Perilaku konsumen adalah dinamis, menekankan bahwa seorang
konsumen, kelompok konsumen, serta masyarakat luas selalu berubah dan
bergerak sepanjang waktu. Dalam hal pengembangan strategi pemasaran,
sifat dinamis perilaku konsumen menyiratkan bahwa seseorang tidak boleh
berharap bahwa satu strategi pemasaran yang sama dapat memberikan
hasil yang samasepanjang waktu, dan di pasar serta industri yang sama.
b. Perilaku konsumen melibatkan interaksi, menekankan bahwa
untukmengembangkan strategi pemasaran yang tepat, kita harus
memahami yangdipikirkan (kognisi), dirasakan (pengaruh), dan dilakukan
(perilaku) oleh konsumen. Selain itu, kita juga harus memahami apa dan di
mana peristiwa(kejadian sekitar) yang mempengaruhi serta dipengaruhi
oleh pikiran,perasaan, dan tindakan konsumen.
c. Perilaku konsumen melibatkan pertukaran, menekankan bahwa
konsumentetap konsisten dengan definisi pemasaran yang sejauh ini juga
berkaitandengan pertukaran.
Perilaku konsumen yang dimulai dari tahap pengenalan kebutuhan
hinggapasca pembelian terbilang kompleks. Namun seiring dengan perkembangan
ilmupengetahuan dan teknologi para ahli berusaha untuk dapat memahami
perilakukonsumen karena hal ini merupakan kunci keberhasilan suatu perusahaan.

Karakteristik Konsumen
Menurut Sumarwan (2011) Pendidikan merupakan salah satu karakteristik
demografi yang penting.Konsumen yang berpendidikan tinggi lebih akan senang
untuk mencari informasiyang banyak mengenai suatu produk sebelum ia
memutuskan untuk membeli. Beberapa karakteristik demografi yang sangat
penting untuk memahami konsumen adalah usia, agama, suku bangsa, pendapatan,
jenis kelamin, pekerjaan, lokasi geografi, jenis rumah tangga, dan kelas sosial.
Memahami usia konsumen adalah penting karena konsumen yang berbeda
usia akan mengkonsumsi produk atau jasa yang berbeda. Pendidikan dan
perkerjaan adalah dua hal karakteristik konsumen yang saling berhubungan.
Pendidikan akan mementukan jenis pekerjaan yang ditekuni oleh konsumen.
Pekerjaan juga mempengaruhi pendapatan yang diterima seseorang. Pendidikan
dan pendapatan tersebut kemudian akan mempengaruhi proses keputusan dan
konsumsi seseorang. Letak geografi dimana konsumen tinggal, akan
mempengaruhi pola konsumsinya. Konsumen yang tinggal di perkotaan akan
lebih mudah mendapatkankebutuhannya jika dibandingkan dengan konsumen
yang tinggal dipedesaan. Para pemasar harus memahami dimana konsumen
tinggal agar dapat fokus dalammemasarkan produknya.

12

Sikap Konsumen
Sikap konsumen adalah faktor penting yang akan mempengaruhi proses
keputusan konsumen. Konsep sikap sangat terkait dengan konsep kepercayaan
(belief) dan perilaku (behavior). Sikap merupakan ungkapan perasaan konsumen
tentang suatu objek apakah disukai atau tidak, dan sikap juga bisa
menggambarkan kepercayaan konsumen terhadap berbagai atribut dan manfaat
dari objek tersebut. Menurut Mowen dan Minor dalam Sumarwan (2011)
kepercayaan konsumen adalah pengetahuan konsumen mengenai suatu objek ,
atributnya, dan manfaatnya. Kepercayaan, sikap, dan perilaku juga terkait dengan
konsep atribut produk. Atribut produk adalah karakteristik dari suatu produk.
Konsumen biasanya memiliki kepercayaan terhadap atribut suatu produk.
Menurut Sumarwan (2011), Sikap memiliki tiga unsur, yaitu kognitif
(pengetahuan), afektif (emosi, perasaan), dan konatif (tindakan). Komponen
kognitif merupakan hal-hal yang diketahui individu yang bersifat langsung atau
tidak langsung dengan objek sikap yang dipengaruhi oleh pengalaman,
pengamatan, dan informasi yang diperoleh konsumen terhadap suatu produk atau
jasa tersebut. Komponen afektif merupakan perasaan dan emosi konsumen
mengenai objek sikap yang ditunjukkan melalui beragam ekspresi mulai dari rasa
sangat tidak suka sampai sangat suka. Komponen konatif merupakan
kecenderungan individu atau konsumen dalam melakukan suatu tindakan terhadap
objek sikap. Konatif belum berupa perilaku nyata namun masih berupa keinginan
untuk melakukan suatu tindakan. Sikap merupakan ungkapan perasaan konsumen
tentang suka atau tidak terhadap suatu objek, dan sikap juga dapat
menggambarkan kepercayaan konsumen terhadap berbagai berbagai atribut dan
manfaat dari objek tersebut.
Engel et a.l (1994) mendefinisikan sikap sebagai keseluruhan evaluasi yang
memungkinkan orang berespon dengan cara menguntungkan atau tidak
menguntungkan secara konsisten berkenaan dengan objek atau alternatif
yangdiberikan. Sifat penting dari sikap adalah faktor kepercayaan dan selalu
dinamis(berubah-ubah). Tingkat kepercayaan menjadi penting karena akan
mempengaruhi
kekuatan hubungan diantara sikap dan perilaku serta dapat memengaruhi
kerentanan sikap terhadap perubahan. Sifat bersamaan dengan perubahan waktu
karena pola gaya hidup masyarakat yang selalu berubah.
Menurut Engel et al. (1994) menyatakan bahwa Model Sikap Multiatribut
Fishbein dapat digunakan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan produk
yang dimiliki konsumen dengan sikap terhadap produk berkenaan dengan ciri atau
atribut produk. Model ini mengidentifikasikan bagaimana konsumen
mengkombinasikan kepercayaan mereka mengenai evaluasi produk sehingga akan
membentuk sikap terhadap berbagai merek alternatif. Apabila sikap konsumen
bersifat positif, maka produk diterima oleh konsumen dan sebaliknya apabila
negatif maka konsumen akan menolak.

13

Proses Pengambilan Keputusan Konsumen
Keputusan konsumen untuk memiliki atau memakai suatu produk
tidakmuncul begitu saja, melainkan melalui proses keputusan yang mempengaruhi
proses pembelian. Berdasarkan Engel et al. (1994) tedapat lima tahap proses
keputusan pembelian, yaitu pengenalankebutuhan, pencarian informasi, evaluasi
alternatif, pembelian dan hasil.

Pengenalan
kebutuhan

Pencarian
informasi

Evaluasi
alternatif

Keputusan
pembelian

Perilaku
setelah
pembelian

Gambar 2Tahap Proses Keputusan Pembelian
Sumber : Engel et al.(1994)

Pengenalan kebutuhan yaitu proses membeli diawali saat pembeli
menyadari adanya masalah kebutuhan. Pembeli menyadari terdapat perbedaan
antara kondisi sesungguhnya dengan kondisi yang diinginkannya.Kebutuhan ini
dapat disebabkan oleh rangsangan internal atau rangsangan eksternal. Menurut
Sumarwan (2011) Pengenalan kebutuhan muncul ketika konsumen menghadapi
suatu masalah, yaitu suatu keadaan dimana terdapat perbedaan antara keadaan
yang diinginkan dengan keadaan yang sebenarnya terjadi.
Pencarian informasi yaitu seorang konsumen yang tumbuh minatnya akan
terdorong untuk mencari informasi lebih banyak. Pencarian informasi dapat
dibedakan melalui dua tingkat yaitu keadaan tingkat pencarian informasi yang
sedang-sedang saja yang disebut perhatian yang meningkat. Proses mencari
informasi secara aktif dimana ia mencari bahan-bahan bacaan, menelpon temantemannya, dan melakukan kegiatan-kegiatan mencari untuk mempelajari yang lain.
Umumnya jumlah aktivitas pencarian informasi akan meningkat bersamaan
dengan konsumen berpindah dari situasi pemecahan masalah yang terbatas ke
pemecahan masalah yang ekstensif.
Salah satu faktor kunci bagi pemasar adalah sumber-sumber informasi
utama yang dipertimbangkan oleh konsumen dan pengaruh relative dari masingmasing sumber terhadapkeputusan-keputusan membeli. Sumber-sumber informasi
konsumen dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok:
1. Sumber pribadi: keluarga, teman, tetangga, kenalan.
2. Sumber komersil: iklan, tenaga penjualan, penyalur, kemasan, dan
pameran.
3. Sumber umum: media massa, organisasi konsumen.
4. Sumber pengalaman: pernah menangani, menguji, menggunakan produk.
Konsumen menerima informasi dari suatu produk secara umum lebih
banyak berasal dari sumber komersial, yaitu sumber-sumber yang didominasi oleh
para pemasar. Pada sisi lain, informasi yang paling efektif justru berasal dari
sumber-sumber pribadi. Setiap sumber informasi melaksanakan suatu fungsi yang
agak berbeda dalam mempengaruhi pembelian. Informasi komersial pada
umumnya melaksanakan fungsi member tahu, sedangkan sumber pribadi
melaksanakan fungsi legitimasi dan atau evaluasi.

14

Setelah mendapatkan informasi, konsumen akan melakukan evaluasi dari
berbagai alternatif. Ada beberapa proses evaluasi keputusan. Umumnya model
dari proses evaluasi konsumen sekarang bersifat kognitif, yaitu mereka
memandang konsumen sebagai pembentuk penilaian terhadap produk terutama
berdasarkan pada pertimbangan yang sadar dan rasional. Evaluasi alternatif
pilihan akan dievaluasi dan dipilih untuk memenuhi kebutuhan konsumen.
Menurut Sumarwan (2011) ada tiga komponen dasar proses evaluasi yaitu
menentukan kriteria evaluasi yang akan digunakan, memutuskan alternatif yang
akan dipertimbangkan, selanjutnya konsumen akan menentukan produk yang akan
dipilihnya.

Kepuasan Konsumen
Dalam suatu proses keputusan, konsumen tidak hanya berhenti sampai
proses konsumsi. Konsumen akan melakukan proses evaluasi terhadap konsumsi
yang telah dilakukan. Proses evaluasi pascakonsumsi menghasilkan puas atau
tidaknya konsumen terhadap konsumsi produk atau merek yang telah
dilakukannya. Kepuasan akan mendorong konsumen untuk membeli dan
mengkonsumsi ulang produk atau jasa tersebut. Sebaliknya, perasaan tidak puas
dapat menyebabkan konsumen kecewa dan menghentikan pembelian kembali dari
produk tersebut (Sumarwan 2011).
Menurut Engel et al. (1994) mengemukakan bahwa kepuasan merupakan
hasil evaluasi pasca konsumsi apakah sesuatu yang dipilih melebihi atau tidak
melebihi harapannya. Tingkat kepuasan konsumen dapat diketahui
denganmembandingkan antara tujuan perusahaan, nilai produk bagi konsumen
sertaproduk itu sendiri dengan kebutuhan dan keinginan konsumen sekaligus
harapankonsumen terhadap produk. Sedangkan ketidakpuasan adalah hasil dari
harapan secara negatif.
Menurut Irawan (2007) kepuasan atau satisfaction adalah adalah kata
daribahasa latin yaitu statis yang berarti enough atau cukup dan facere yang
berarti todo atau melakukan. Jadi, produk atau jasa yang dapat memuasakan dalah
produkatau jasa yang sanggup memberikan sesuatu yang dicari oleh konsumen
sampai pada tingkat yang cukup tinggi.
Kotler (2000) menyatakan kepuasan adalah perasaan senang
ataukekecewaan seseorang yang muncul setelah membandingkan antara
persepsiterhadap kinerja suatu produk dengan harapan-harapannya. Apabila
dijabarkansebagai berikut:
1. Jika kinerja berada dibawah harapan maka konsumen menjadi tidak puas.
2. Jika kinerja sama dengan harapan maka konsumen akan puas.
3. Jika kinerja melampaui harapan maka konsumen akan sangat puas atau
sangatsenang.

Loyalitas Konsumen
Loyalitas merek adalah sikap positif seorang konsumen terhadap suatu
merek, konsumen memiliki keinginan kuat untuk membeli ulang ,erek yang sama

15

pada saat sekarang maupun dimasa datang. Loyalitas merek sangat terkait dengan
kepuasan konsumen, semakin besar tingkat kepuasan konsumen maka akan
berpengaruh pada derajat loyalitas merek. Semakin puas konsumen, maka akan
semakin loyal terhadap merek tersebut (Sumarwan 2011).
Menurut Aaker (1997), loyalitas merek adalah suatu ukuran keterkaitan
pelanggan kepada sebuah merek. Ukuran ini mampu memberikan gambaran
tentang mungkin tidaknya seorang pelanggan beralih ke produk merek lain,
terutama jika didapati adanya perubahan pada merek tersebut, baik menyangkut
harga maupun atribut lain. Loyalitas merek merupakan elemen penting yang
membentuk perilaku konsumen. Konsumen yang loyal akan melakukan pembelian
ulang sehingga penjualan perusahaan akan meningkat. Pengukuran Loyalitas
Konsumen. Loyalitas konsumen diukur berdasarkan tingkatan sebagai berikut :
1. Switcher buyer
Switcher buyer adalah tingkat loyalitas yang paling dasar. Semakin tinggi
frekuensi pelanggan untuk memindahkan pembeliannya dari suatu merek
ke merek yang lain mengindikasikan mereka sama sekali tidak loyal pada
merek tersebut. Dalam hal ini, merek memegang peranan yang kecil dalam
keputusan pembelian. Ciri paling jelas dalam kategori ini adalah mereka
membeli suatu merek karena banyak konsumen lain membeli merek
tersebut karena harganya murah.
2. Habitual buyer
Habitual buyer adalah pembeli yang tidak mengalami ketidakpuasan
dalammengkonsumsi suatu merek produk. Pembeli ini puas terhadap
merek produk yang dikonsumsinya. Pada dasarnya, pada tingkatan ini
tidak ada alasan yang kuat baginya untuk membeli merek produk lain atau
berpindah merek, terutama jika peralihan itu membutuhkan usaha, biaya,
atau pengorbanan lain. Pembeli ini membeli suatu merek karena alasan
kebiasaan.
3. Satisfied buyer
Satisfied buyer adalah kategori pembeli yang puas dengan merek yang
mereka konsumsi. Namun mereka dapat saja berpindah merek dengan
menanggung switching cost (biaya peralihan), seperti waktu, biaya, atau
risiko yang timbul akibat tindakan peralihan merek tersebut. Untuk
menarik minat pembeli kategori ini, maka pesaing perlu mengatasi biaya
peralihan yang harus ditanggung oleh pembeli ini dengan menawarkan
berbagai manfaat yang cukup besar sebagai konpensasinya (switching cost
loyal).
4. Liking the Brand
Liking the Brand adalah kategori pembeli yang sungguh-sungguh
menyukai merek tersebut. Rasa suka didasari oleh asosiasi yang berkaitan
dengan simbol, rangkaian pengalaman menggunakan merek itu
sebelumnya, atau persepsi kualitas yang tinggi. Pada tingkatan ini
dijumpai perasaan emosional yang terkait pada merek.
5. Committed Buyer
Pada tahapan ini, pembeli merupakan pelanggan yang setia. Mereka
mempunyai kebanggaan dalam menggunakan suatu merek. Merek tersebut
bahkan menjadi sangat penting dipandang dari segi fungsi maupun sebagai
ekspresi siapa sebenarnya penggunanya. Ciri yang tampak pada kategori

16

ini adalah tindakan pembeli untuk merekomendasikan
mempromosikan merek yang dia gunakan kepada orang lain.

dan

Committed Buyer
Liking The Brand
Statisfied Buyer
Habitual Buyer
Switcher
Buyer
Gambar 3 Piramida loyalitas merek yang tinggi
Sumber: Aaker (1997)

Gambar 3 merupakan piramida loyalitas yang menunjukkan bahwa
konsumen sudah loyal terhadap produk yang diberikan perusahaan. Dari piramida
loyalitas tersebut terlihat bahwa porsi terbesar konsumen berada pata tingkatan
committed buyer. Selanjutnya porsi terbesar kedua adalah liking the brand dan
seterusnya hingga porsi terkecil ditempati oleh switcher buyer. Kondisi ini
merupakan kondisi yang tidak diinginkan oleh perusahaan. Kondisi loyalitas yang
diinginka