Perda Kab Kuningan 12 Thn 2015

B UPATI K UNING AN
PR OV INS I J AWA B AR AT
PE R ATUR AN D AE R AH K AB UPATE N K UNING AN
NOMOR 12 TAHUN 2015
TE NTANG
K E UANG AN D E S A

D E NG AN R AHMAT T UHAN Y ANG MAHA E S A
B UPATI K UNING AN,

Menimbang

: a.

bahwa pengaturan mengenai K euangan D esa dilak uk an
sebagai
pedoman
penyelenggaraan
pemerintahan,
pembangunan dan pemberdayaan masyarak at desa.


b. bahwa dengan adanya tuntutan dinamik a penyelenggaraan
pemerintahan desa yang terus berk embang dan berlak unya
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang D esa dan
Peraturan Pemerintah Nomor 43 T ahun 2014 tentang
Peraturan Pelak sanaan Undang-Undang Nomor 6 tahun 2014
tentang D esa sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015, mak a perlu ditetapk an
k embali pengaturan mengenai K euangan D esa.
c.

Mengingat

bahwa berdasark an pertimbangan dimak sud huruf a dan b,
untuk menjamin adanya k epastian huk um dipandang perlu
menetapk an Peraturan D aerah tentang K euangan D esa.

: 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang D asar Negara R epublik
Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentuk an
D aerah-D aerah K abupaten dalam L ingk ungan Provinsi D jawa

B arat (B erita Negara R epublik Indonesia Tahun 1950);
S ebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 4
Tahun 1968 tentang Pembentuk an K abupaten Purwak arta
dan K abupaten S u bang dengan Mengubah Undang-Undang
Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentuk an D aerah-D aerah
K abupaten dalam L ingk ungan Provinsi D jawa B arat
(L embaran Negara R epublik Indonesia Tahun 1968 Nomor 31,
Tambahan L embaran Negara R epublik Indonesia Nomor
2851);
3. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
K euangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan D aerah
(L embaran Negara R epublik Indonesia Tahun 2004 Nomor
126, Tambahan L embaran Negara R epublik Indonesia Nomor
4438);
1

4. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentuk an
Peraturan Perundang-undangan (L embaran Negara R epublik
Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan L embaran
Negara Nomor 5234);

5. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang D esa
(L embaran Negara R epublik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7,
Tambahan L embaran Negara R epublik Indonesia Nomor
5495);
6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
D aerah (L embaran Negara R epublik Indonesia Tahun 2014
Nomor 244, Tambahan L embaran Negara R epublik Indonesia
Nomor 5587), S ebagaimana telah diubah dengan UndangUndang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan K edua Atas
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
D aerah (L embaran Negara R epublik Indonesia Tahun 2015
Nomor 58, Tambahan L embaran Negara R epublik Indonesia
Nomor 5679);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian
Urusan
Pemerintahan
antara
Pemerintah,
Pemerintah D aerah Provinsi dan Pemerintahan D aerah
K abupaten/ K ota (L embaran Negara R epublik Indonesia Tahun

2007 Nomor 82, Tambahan L embaran Negara R epublik
Indonesia Nomor 4737);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang
Peraturan Pelak sanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014
tentang D esa (L embaran Negara R epu blik Indonesia Tahun
2014 Nomor 123, Tambahan L embaran Negara R epublik
Indonesia Nomor 5539) sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015 (L embaran
Negara R epublik Indonesia Tahun 2015 Nomor 157,
Tambahan L embaran Negara R epublik Indonesia Nomor
5717),
9. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang D ana
D esa yang B ersumber D ari Anggaran Pendapatan dan B elanja
Negara (L embaran Negara R epublik Indonesia Tahun 2014
Nomor 168, Tambahan L embaran Negara R epublik Indonesia
Nomor 5558), S ebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 22 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang D ana
D esa Y ang B ersumber D ari Anggaran Pendapatan dan B elanja
Negara (L embaran Negara R epublik Indonesia Tahun 2015

Nomor 88, Tambahan L embaran Negara R epublik Indonesia
Nomor 5694),
10. Peraturan Menteri D alam Negeri R epublik Indonesia Nomor 1
Tahun 2014 tentang Pembentuk an Produk Huk um D aerah
(B erita Negara R epublik Indonesia Tahun 2014 Nomor 32);
11. Peraturan Menteri D alam Negeri Nomor 111 Tahun 2014
tentang Pedoman T ek nis Peraturan di D esa (B erita Negara
R epublik Indonesia Tahun 2014 Nomor 2091);
12. Peraturan Menteri D alam Negeri R epublik Indonesia Nomor
113 Tahun 2014 tentang Pengelolaan K euangan D esa (B erita
2

Negara R epublik Indonesia Tahun 2014 Nomor 2093);
13. Peraturan Menteri D alam Negeri R epublik Indonesia Nomor
114 Tahun 2014 tentang Pedoman Pembangunan D esa
(B erita Negara R epublik Indonesia Tahun 2014 Nomor 2094);
14. Peraturan Menteri D esa, Pembangunan D aerah Tertinggal dan
Transmigrasi Nomor 1 Tahun 2015 tentang Pedoman
K ewenangan B erdasark an Hak Asal Usul dan K ewenangan
L ok al B ersk ala D esa (B erita Negara R epublik Indonesia Tahun

2015 Nomor 158);
15. Peraturan D aerah K abupaten K uningan Nomor 3 Tahun 2008
tentang K ewenangan Pemerintahan D aerah (L embaran D aerah
K abupaten K uningan Tahun 2008 Nomor 68 S eri E ,
Tambahan L embaran D aerah K abupaten K uningan Nomor
70);
16. Peraturan D aerah K abupaten K uningan Nomor 21 Tahun
2013 tentang Pedoman Pembentuk an Produk Huk um D aerah
(L embaran D aerah K abupaten K uningan Tahun 2013 Nomor
21 S eri E , Tambahan L embaran D aerah K abupaten K uningan
Nomor 20);

D engan Persetujuan B ersama
D E WAN PE R WAK ILAN R AK Y AT D AE R AH K AB UPATE N K UNING AN
dan
B UPATI K UNING AN

ME MUTUS K AN :

Menetapk an : PE R ATUR AN D AE R AH TE NTANG K E UANG AN D E S A.


B AB I
K E TE NTUAN UMUM
Pasal 1
D alam Peraturan D aerah ini yang dimak sud dengan :
1. Pemerintah D aerah adalah B upati dan perangk at daerah sebagai
unsur penyelenggara Pemerintahan D aerah.
2. Pemerintahan D aerah adalah Pemerintah D aerah dan D ewan
Perwak ilan R ak yat D aerah yang menyelenggarak an urusan
pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan
dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip
Negara K esatuan R epublik Indonesia sebagaimana dimak sud
dalam Undang-Undang D asar Negara R epublik Indonesia Tahun
1945.
3. B upati adalah B upati K uningan.
4. K abupaten adalah K abupaten K uningan.
5. D ewan Perwak ilan R ak yat D aerah K abupaten adalah D ewan
Perwak ilan R ak yat D aerah K abupaten K uningan.
6. Provinsi adalah Provinsi J awa B arat;
3


7. Peraturan D aerah adalah Peraturan D aerah K abupaten K uningan.
8. Pemerintah Pusat selanjutnya disebut Pemerintah adalah Presiden
R epublik Indonesia yang memegang k ek uasaan pemerintahan
negara R epublik Indonesia sebagaimana dimak sud dalam
Undang-Undang D asar Negara R epublik Indonesia Tahun 1945.
9. D esa
adalah desa-desa di K abupaten K uningan selanjutnya
disebut D esa, adalah k esatuan masyarak at huk um yang memilik i
batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus
urusan
pemerintahan,
k epentingan
masyarak at setempat
berdasark an prak arsa masyarak at, hak asal usul, dan/ atau hak
tradisional yang diak ui dan dihormati dalam sistem pemerintahan
Negara K esatuan R epublik Indonesia.
10. Pemerintahan D esa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan
dan
k epentingan

masyarak at
setempat
dalam
sistem
pemerintahan Negara K esatuan R epublik Indonesia.
11. Pemerintah D esa adalah K epala D esa dibantu perangk at D esa
sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan D esa.
12. B adan Permusyawaratan D esa atau B PD adalah lembaga yang
melak sanak an fungsi pemerintahan yang anggotanya merupak an
wak il dari penduduk D esa berdasark an k eterwak ilan wilayah dan
ditetapk an secara demok ratis.
13. Musyawarah
D esa
adalah
musyawarah
antara
B adan
Permusyawaratan D esa, Pemerintah D esa, dan unsur masyarak at
yang diselenggarak an oleh B adan Permusyawaratan D esa untuk
menyepak ati hal yang bersifat strategis.

14. K ecamatan adalah wilayah k erja camat sebagai perangk at daerah
k abupaten K uningan.
15. B adan Usaha Milik D esa, yang selanjutnya disebut B UM D esa,
adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian
besar
modalnya dimilik i oleh D esa melalui penyertaan secara langsung
yang berasal dari k ek ayaan D esa yang dipisahk an guna mengelola
aset, jasa pelayanan, dan usaha lainnya untuk sebesar-besarnya
k esejahteraan masyarak at D esa.
16. Peraturan D esa adalah peraturan perundang-undangan yang
ditetapk an oleh K epala D esa setelah dibahas dan disepak ati
bersama B adan Permusyawaratan D esa.
17. Pembangunan D esa adalah upaya peningk atan k ualitas hidup
dan
k ehidupan
untuk
sebesar-besarnya
k esejahteraan
masyarak at D esa.
18. R encana Pembangunan J angk a Menengah D esa, selanjutnya

disingk at R PJ M D esa, adalah R encana K egiatan Pembangunan
D esa untuk jangk a wak tu 6 (enam) tahun.
19. R encana K erja Pemerintah D esa, selanjutnya disebut R K P D esa,
adalah penjabaran dari R PJ M D esa untuk jangk a wak tu 1 (satu)
tahun.
20. K euangan D esa adalah semua hak dan k ewajiban D esa yang
dapat dinilai dengan uang serta segala sesuatu berupa uang dan
barang yang berhubungan dengan pelak sanaan hak dan
k ewajiban D esa.

4

21. Aset D esa adalah barang milik D esa yang berasal dari k ek ayaan
asli D esa, dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan
dan B elanja D esa atau perolehan hak lainnya yang sah.
22. D ana D esa adalah dana yang bersumber dari anggaran
pendapatan dan belanja negara yang diperuntuk k an bagi D esa
yang ditransfer melalui anggaran pendapatan dan belanja daerah
k abupaten dan digunak an untuk membiayai penyelenggaraan
dan operasional pemerintahan, pelak sanaan pembangunan,
pembinaan k emasyarak atan, dan pemberdayaan masyarak at.
23. Alok asi D ana D esa, selanjutnya disingk at AD D , adalah dana
perimbangan yang diterima
k abu paten dalam Anggaran
Pendapatan dan B elanja D aerah k abupaten setelah dik urangi
D ana Alok asi K husus.
24. Anggaran Pendapatan dan B elanja D esa, selanjutnya disebut
APB D esa, adalah rencana k euangan tahunan Pemerintahan
D esa.
25. K awasan Perdesaan adalah k awasan yang mempunyai k egiatan
utama pertanian, termasuk pengelolaan sumber daya alam
dengan susunan fungsi k awasan sebagai tempat permuk iman
perdesaan, pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan
k egiatan ek onomi.
26. B arang Milik D esa adalah k ek ayaan milik D esa berupa barang
bergerak dan barang tidak bergerak .
27. Pemberdayaan Masyarak at D esa adalah upaya mengembangk an
k emandirian
dan
k esejahteraan
masyarak at
dengan
meningk atk an pengetahuan, sik ap, k eterampilan, perilak u,
k emampuan, k esadaran, serta memanfaatk an sumber daya
melalui
penetapan
k ebijak an,
program,
k egiatan,
dan
pendampingan yang sesuai dengan esensi masalah dan prioritas
k ebutuhan masyarak at D esa.
28. K epala D esa adalah pemimpin penyelenggaraan pemerintahan
D esa yang dipilih langsung oleh Penduduk D esa dari calon yang
memenuhi syarat yang ditetapk an dengan k eputusan B upati.
29. Perangk at D esa adalah unsur pembantu K epala D esa dalam
melak sanak an tugas dan wewenangnya.
30. K ewenangan D esa adalah adalah k ewenangan yang dimilik i D esa
meliputi k ewenangan di bidang penyelenggaraan Pemerintahan
D esa,
pelak sanaan
Pembangunan
D esa,
Pembinaan
K emasyarak atan D esa, dan Pemberdayaan Masyarak at D esa
berdasark an prak arsa masyarak at, hak asal usul dan adat
istiadat D esa.
31. K ewenangan B erdasark an hak asal usul adalah hak yang
merupak an warisan yang masih hidup dan prak arsa D esa atau
prak arsa masyarak at D esa sesuai dengan perk embangan
k ehidupan masyarak at.
32. K ewenangan lok al bersk ala D esa adalah k ewenangan untuk
mengatur dan mengurus k epentingan masyarak at D esa yang
telah dijalank an oleh D esa atau mampu dan efek tif dijalank an
oleh D esa atau yang muncul k arena perk embangan D esa dan
prak asa masyarak at D esa.
5

33. Pelak sana Tek nis Pengelolaan K euangan D esa yang selanjutnya
disingk at PTPK D adalah unsur perangk at desa yang membantu
K epala D esa untuk melak sanak an pengelolaan k euangan desa.

B AB II
AS AS PE NG E L OL AAN K E UANG AN D E S A

Pasal 2
(1) K euangan desa dik elola berdasark an asas transparan,
ak untabel, partisipatif, efisien, efek tif, tertib dan disiplin
anggaran dengan memperhatik an asas k eadilan, k epatutan dan
manfaat bagi masyarak at desa.
(2) Pengelolaan k euangan desa sebagaimana dimak sud pada ayat
(1), dik elola dalam masa 1 (satu) tahun anggaran yak ni mulai
tanggal 1 J anuari sampai dengan tanggal 31 D esember.

B AB III
PE NG E L OL AAN K E UANG AN D E S A

Pasal 3
(1) Pengelolaan k euangan D esa meliputi:
a. perencanaan;
b. pelak sanaan;
c. penatausahaan;
d. pelaporan; dan
e. pertanggungjawaban.
(2) K epala D esa adalah pemegang k ek uasaan pengelolaan
k euangan D esa sebagaimana dimak sud pada ayat (1).
(3) D alam melak sanak an k ek uasaan pengelolaan k euangan D esa
sebagaimana dimak sud pada ayat (2),
k epala D esa
menguasak an sebagian k ek uasaannya k epada perangk at D esa.
Pasal 4
(1) Penyelenggaraan k ewenangan D esa berdasark an hak asal usul
dan k ewenangan lok al bersk ala D esa didanai oleh APB D esa.
(2) Penyelenggaraan k ewenangan lok al bersk ala D esa sebagaimana
dimak sud pada ayat (1) selain didanai oleh APB D esa, juga
dapat didanai oleh anggaran pendapatan dan belanja negara
dan anggaran pendapatan dan belanja daerah.
(3) Penyelenggaraan k ewenangan D esa yang ditugask an oleh
Pemerintah didanai oleh anggaran pendapatan dan belanja
negara.
(4) D ana anggaran pendapatan dan belanja negara sebagaimana
dimak sud pada ayat (3) dialok asik an pada bagian anggaran
6

k ementerian/ lembaga dan disalurk an melalui satuan k erja
perangk at daerah k abupaten.
(5) Penyelenggaraan k ewenangan D esa yang ditugask an oleh
Pemerintah D aerah K abupaten didanai oleh Anggaran
Pendapatan dan B elanja D aerah K abupaten.

B AB IV
K E K UAS AAN PE NG E L OL AAN K E UANG AN D E S A

Pasal 5
(1) K epala D esa adalah pemegang k ek uasaan pengelolaan
k euangan desa dan mewak ili Pemerintah D esa dalam
k epemilik an k ek ayaan milik desa yang dipisahk an.
(2) K epala D esa sebagai pemegang k ek uasaan pengelolaan
k euangan desa sebagaimana dimak sud pada ayat (1),
mempunyai k ewenangan:
a. menetapk an k ebijak an tentang pelak sanaan APB D esa;
b. menetapk an PTPK D ;
c. menetapk an
petugas
penerimaan desa;

yang

d. menyetujui pengeluaran
dalam APB D esa; dan

atas

melak uk an

k egiatan

pemungutan

yang ditetapk an

e. melak uk an tindak an yang mengak ibatk an pengeluaran atas
beban APB D esa.
(3) K epala D esa dalam melak sanak an pengelolaan k euangan desa,
dibantu oleh PTPK D .

Pasal 6
(1) PTPK D sebagaimana dimak sud dalam Pasal 5 ayat (3) berasal
dari unsur Perangk at D esa,terdiri dari:
a. S ek retaris D esa;
b. K epala S ek si; dan
c. B endahara.
(2) PTPK D sebagaimana dimak sud pada ayat (1) ditetapk an dengan
K eputusan K epala D esa.

Pasal 7
(1) S ek retaris D esa sebagaimana dimak sud dalam Pasal 6 ayat (1)
huruf a bertindak selak u k oordinator pelak sana tek nis
pengelolaan k euangan desa.

7

(2) S ek retaris D esa selak u
k oordinator pelak sana tek nis
pengelolaan k euangan desa sebagaimana dimak sud pada ayat
(1) mempunyai tugas:
a. menyusun
APB D esa;

dan

melak sanak an

K ebijak an

Pengelolaan

b. menyusun R ancangan Peraturan D esa tentang APB D esa,
perubahan APB D esa dan pertanggung jawaban pelak sanaan
APB D esa;
c. melak uk an pengendalian terhadap pelak sanaan k egiatan
yang telah ditetapk an dalam APB D esa;
d. menyusun pelaporan dan pertanggungjawaban pelak sanaan
APB D esa; dan
e. melak uk an verifik asi terhadap buk ti-buk ti penerimaan dan
pengeluaran APB D esa.

Pasal 8
(1) K epala S ek si sebagaimana dimak sud dalam Pasal 6 ayat (1)
huruf b bertindak sebagai pelak sana k egiatan sesuai dengan
bidangnya.
(2) K epala S ek si sebagaimana dimak sud pada ayat (1) mempunyai
tugas:
a. menyusun rencana pelak sanaan k egiatan yang menjadi
tanggung jawabnya;
b. melak sanak an
k egiatan
dan/ atau
bersama L embaga
K emasyarak atan D esa yang telah ditetapk an di dalam
APB D esa;
c. melak uk an tindak an pengeluaran yang menyebabk an atas
beban anggaran belanja k egiatan;
d. mengendalik an pelak sanaan k egiatan;
e. melapork an perk embangan pelak sanaan k egiatan k epada
K epala D esa;dan
f. menyiapk an dok umen anggaran atas beban pengeluaran
pelak sanaan k egiatan.

Pasal 9
(1) B endahara sebagaimana dimak sud dalam Pasal 6 ayat (1) huruf
c dijabat oleh staf pada Urusan K euangan.
(2) B endahara sebagaimana dimak sud pada ayat (1) mempunyai
tugas:
menerima,
menyimpan,
menyetork an/ membayar,
menatausahak an, dan mempertanggungjawabk an penerimaan
pendapatan desa dan pengeluaran pendapatan desa dalam
rangk a pelak sanaan APB D esa.

8

B AB V
PE ND APATAN D E S A

Pasal 10
S umber-sumber Pendapatan D esa terdiri dari:
a. pendapatan asli D esa terdiri atas hasil usaha, hasil aset,
swadaya dan partisipasi, gotong royong, dan lain-lain
pendapatan asli D esa;
b. Anggaran D ana D esa yang
Pendapatan dan B elanja Negara;

bersumber

dari

Anggaran

c. bagian dari hasil pajak daerah dan retribusi daerah K abupaten;
d. alok asi dana D esa yang merupak an
perimbangan yang diterima K abupaten;

bagian

dari

dana

e. bantuan k euangan dari Anggaran Pendapatan dan B elanja
D aerah Provinsi dan Anggaran Pendapatan dan B elanja D aerah
K abupaten;
f.

hibah dan sumbangan yang tidak mengik at dari pihak k etiga;
dan

g. lain-lain pendapatan D esa yang sah.

Pasal 11
(1) S eluruh pendapatan D esa diterima dan disalurk an melalui
rek ening k as D esa dan penggunaannya ditetapk an dalam APB
D esa.
(2) D ana D esa yang bersumber dari dana transfer setelah diterima
di k as daerah selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari harus
sudah masuk k e rek ening k as desa.

Pasal 12
Pencairan dana dalam rek ening k as D esa ditandatangani oleh
k epala D esa dan bendahara D esa.

Pasal 13
(1) Pemerintah mengalok asik an anggaran D ana D esa(AD D ) dalam
Anggaran Pendapatan dan B elanja Negara setiap tahun
anggaran yang diperuntuk k an bagi D esa yang ditransfer
melalui Anggaran Pendapatan dan B elanja D aerah K abupaten.
(2) Pedoman pengelolaan AD D sebagaimana dimak sud pada ayat
(1) diatur dengan Peraturan B upati.

9

Pasal 14
(1) Pemerintah
D aerah
K abupaten
mengalok asik an
dalam
anggaran pendapatan dan belanja daerah k abupaten AD D
setiap tahun anggaran.
(2) AD D sebagaimana dimak sud pada ayat (1) paling sedik it 10%
(sepuluh perseratus) dari dana perimbangan yang diterima
k abupaten dalam anggaran pendapatan dan belanja daerah
setelah dik urangi dana alok asi k husus.
(3) Pengalok asian AD D sebagaimana dimak sud pada ayat (2)
mempertimbangk an:
a. k ebutuhan penghasilan tetap k epala D esa dan perangk at
D esa; dan
b. jumlah penduduk D esa, angk a k emisk inan D esa, luas
wilayah D esa, dan tingk at k esulitan geografis D esa.
(4) Pedoman pengelolaan
Peraturan B upati.

AD D

diatur

lebih

lanjut

dengan

Pasal 15
(1) Pemerintah D aerah K abupaten mengalok asik an bagian dari
hasil pajak dan retribusi daerah k abupaten k epada D esa paling
sedik it 10% (sepuluh perseratus) dari realisasi penerimaan
hasil pajak dan retribusi daerah k abupaten.
(2) Pengalok asian bagian dari hasil pajak dan retribusi daerah
sebagaimana dimak sud pada ayat (1) dilak uk an berdasark an
k etentuan:
a. 60% (enam puluh perseratus) dibagi secara merata k epada
seluruh D esa; dan
b. 40% (empat puluh perseratus) dibagi secara proporsional
realisasi penerimaan hasil pajak dan retribusi dari D esa
masing-masing.
(3) K etentuan lebih lanjut mengenai jenis dan pengalok asian
bagian dari hasil pajak dan retribusi daerah k abupaten k epada
D esa diatur dengan Peraturan B upati.

Pasal 16
(1) Pemerintah D aerah Provinsi dan Pemerintah D aerah K abupaten
dapat memberik an bantuan k euangan yang bersumber dari
anggaran pendapatan dan belanja daerah provinsi dan
anggaran pendapatan dan belanja daerah k abupaten k epada
D esa.
(2) B antuan k euangan sebagaimana dimak sud pada ayat (1) dapat
bersifat umum dan k husus.
(3) B antuan k euangan yang bersifat umum sebagaimana
dimak sud pada ayat (2) peruntuk an dan penggunaannya
diserahk an sepenuhnya k epada D esa penerima bantuan dalam
rangk a membantu pelak sanaan tugas pemerintah daerah di
D esa.
10

(4) B antuan k euangan yang bersifat k husus sebagaimana
dimak sud pada ayat (2) peruntuk an dan pengelolaannya
ditetapk an oleh Pemerintah D aerah pemberi bantuan dalam
rangk a percepatan pembangunan D esa dan pemberdayaan
masyarak at.
(5) Penyaluran bantuan k euangan yang bersumber dari anggaran
pendapatan dan belanja daerah provinsi atau anggaran
pendapatan dan belanja daerah k abupaten k e D esa
sebagaimana dimak sud pada ayat (1) dilak uk an sesuai dengan
k etentuan peraturan perundang-undangan.

B AB V I
B E L ANJ A D E S A
Pasal 17
(1) B elanja D esa diprioritask an untuk memenuhi k ebutuhan
pembangunan yang disepak ati dalam Musyawarah D esa dan
sesuai dengan prioritas Pemerintah D aerah K abupaten,
Pemerintah D aerah Provinsi, dan Pemerintah.
(2) K ebutuhan pembangunan sebagaimana dimak sud pada ayat (1)
meliputi Penyelenggaraan Pemerintahan D esa, Pelak sanaan
Pembangunan D esa, Pembinaan K emasyarak atan D esa,
Pemberdayaan Masyarak at D esa dan B elanja Tak Terdu ga,
tetapi tidak terbatas pada k ebutuhan primer, pelayanan dasar,
lingk ungan, dan k egiatan pemberdayaan masyarak at D esa.

Pasal 18
(1) B elanja D esa yang ditetapk an dalam APB D esa digunak an
dengan k etentuan:
a. paling sedik it 70% (tujuh puluh perseratus) dari jumlah
anggaran belanja D esa digunak an untuk mendanai
penyelenggaraan
Pemerintahan
D esa,
pelak sanaan
pembangunan D esa, pembinaan k emasyarak atan D esa, dan
pemberdayaan masyarak at D esa; dan
b. paling banyak 30% (tiga puluh perseratus) dari jumlah
anggaran belanja D esa digunak an untuk :
1). penghasilan tetap dan tunjangan k epala D esa dan
perangk at D esa;
2). operasional Pemerintah D esa;
3). tunjangan dan operasional B adan Permusyawaratan
D esa; dan
4). insentif ruk un tetangga dan ruk un warga.
(2) Perhitungan belanja desa sebagaimana dimak sud pada ayat (1)
diluar hasil pengelolaan tanah bengk ok .
(3) Hasil pengelolaan tanah bengk ok , sebagaimana dimak sud pada
ayat (2) dapat digunak an untuk tambahan tunjangan k epala
desa dan perangk at desa selain penghasilan tetap dan
tunjangan k epala desa dan perangk at desa sebagaimana
dimak sud pada ayat (1) huruf b angk a 1).

11

Pasal 19
K etentuan mengenai Pengadaan barang dan/ atau jasa di D esa
diatur dengan Peraturan B upati dengan berpedoman pada
k etentuan peraturan perundang-undangan.

B AB V II
APB D esa
Pasal 20
(1) APB D esa terdiri
pembiayaan D esa.

atas

bagian

pendapatan,

belanja,

dan

(2) APB D esa diajuk an oleh K epala D esa dan dimusyawarahk an
bersama B adan Permusyawaratan D esa.
(3) S esuai dengan hasil musyawarah sebagaimana dimak sud pada
ayat (2), K epala D esa menetapk an APB D esa setiap tahun
dengan Peraturan D esa.
Pasal 21
(1) R ancangan Peraturan D esa tentang APB D esa tahun
berik utnya disepak ati bersama oleh k epala D esa dan B adan
Permusyawaratan D esa paling lambat bulan Ok tober tahun
berjalan.
(2) R ancangan peraturan D esa tentang APB D esa sebagaimana
dimak sud pada ayat (1) disampaik an oleh K epala D esa k epada
B upati melalui camat paling lambat 3 (tiga) Hari sejak
disepak ati untuk dievaluasi.
(3) B upati dapat mendelegasik an evaluasi rancangan Peraturan
D esa tentang APB D esa k epada camat.
(4) Peraturan D esa tentang APB D esa tahun berik utnya ditetapk an
paling lambat tanggal 31 D esember tahun anggaran berjalan.

B AB V III
PE NG HAS IL AN K E PAL A D E S A D AN PE R ANG K AT D E S A
B agian K esatu
Penghasilan Tetap
Pasal 22
(1) K epala D esa dan Perangk at D esa memperoleh penghasilan
tetap setiap bulan.
(2) Penghasilan tetap K epala D esa dan Perangk at
dianggark an dalam APB D esa yang bersumber dari AD D .

D esa

(3) Pengalok asian AD D untuk penghasilan tetap k epala D esa dan
perangk at D esa menggunak an penghitungan sebagai berik ut:
a. AD D yang berjumlah k urang dari R p. 500.000.000,00 (lima
ratus juta rupiah) digunak an mak simal 60% (enam puluh
perseratus);
12

b. AD D yang berjumlah R p. 500.000.000,00 (lima ratus juta
rupiah) sampai dengan R p. 700.000.000,00 (tujuh ratus juta
rupiah) digunak an mak simal 50% (lima puluh perseratus);
c. AD D yang berjumlah lebih dari R p700.000.000,00 (tujuh
ratus juta rupiah) sampai dengan R p. 900.000.000,00
(sembilan ratus juta rupiah) digunak an mak simal 40%
(empat puluh perseratus); dan
d. AD D yang berju mlah lebih dari R p. 900.000.000,00
(sembilan ratus juta rupiah) digunak an mak simal 30% (tiga
puluh perseratus).
(4) Pengalok asian batas mak simal sebagaimana dimak sud pada
ayat (3) ditetapk an dengan mempertimbangk an efisiensi,
jumlah perangk at, k omplek sitas tugas pemerintahan, dan letak
geografis.
(5) Penghasilan tetap diberik an k epada:
a. K epala D esa;
b. S ek retaris D esa paling sedik it 70% (tu juh puluh persen)
dari penghasilan tetap K epala D esa per bulan dan paling
banyak 80 % (delapan puluh persen); dan
c. Perangk at D esa selain S ek retaris D esa paling sedik it 50%
(lima puluh persen) dan paling banyak 60% (enam puluh
persen) dari penghasilan tetap K epala D esa per bulan.
(6) B esaran penghasilan tetap Perangk at D esa dimak sud pada ayat
(5) huruf c berpedoman pada Upah Minimum K abupaten.
(7) Penghasilan tetap sebagaimana dimak sud pada ayat (1)
dik ecualik an bagi K epala D esa dan Perangk at D esa yang
berstatus PNS .

B agian K edua
Tunjangan Penghasilan
Pasal 23
(1)

K epala D esa dan Perangk at D esa memperoleh tunjangan yang
terdiri dari:
a. Istri/ suami;
b. Tunjangan anak ;
c. Tunjangan Purnabak ti;
d. Tunjangan k ecelak aan k erja;
e. Tunjangan berdasark an hak asal usul;dan
f. Tunjangan penghasilan yang bersifat k husus.

(2)

Anggaran dana tunjangan sebagaimana dimak sud pada ayat
(1) bersumber dari APB D esa.

(3)

Tunjangan istri/ su ami diberik an bagi K epala D esa atau
perangk at desa yang memilik i suami/ istri yang sah.

(4)

Tunjangan anak sebagaimana dimak sud pada pada (1) huruf
b diberik an sebanyak -banyak nya bagi 3 (tiga) orang anak .
13

(5)

Tunjangan purna bak ti sebagaimana dimak sud pada ayat (1)
huruf c diberik an k epada K epala D esa atau Perangk at D esa
yang berhenti k arena berak hir masa jabatannya atau
meninggal dunia.

(6)

B esaran uang purna bak ti adalah paling banyak 6 (enam) k ali
dari penghasilan tetap setiap bulan dan diberik an sek aligus.

(7)

Tunjangan k ecelak aan k erja sebagaimana dimak sud pada
ayat (1) huruf d diberik an k epada K epala D esa atau perangk at
desa yang mengalami k ecelak aan dalam melak sanak an tu gas,
sesuai dengan k emampuan k euangan desa.

(8)

Tunjangan berdasark an hak asal usul sebagaimana dimak sud
pada ayat (1) huruf e bersumber dari hasil pengelolaan tanah
bengk ok diluar k etentuan paling banyak 30% (tiga puluh
perseratus) sebagaimana dimak sud dalam Pasal 18 ayat (1)
huruf b.

(9)

Tunjangan berdasark an hak asal usul sebagaimana dimak sud
pada ayat (8) ditetapk an dengan Peraturan D esa.

(10) Tunjangan penghasilan yang bersifat k husus sebagaimana
dimak sud pada ayat (1) huruf f, dapat berasal dari B antuan
Pemerintah, Pemerintah Provinsi atau Pemerintah K abupaten.
B agian K etiga
J aminan k esehatan

(1)
(2)

(3)

(4)

Pasal 24
K epala D esa dan perangk at desa mendapatk an jaminan
k esehatan melalui B adan Penyelenggara J aminan S osial(B PJ S ).
Untuk
mendapatk an jaminaan k esehatan sebagaimana
dimak sud pada ayat (1) K epala D esa wajib ik ut dan
mengik utsertak an seluruh perangk at desa dan anggota
k eluarganya.
J umlah anggota k eluarga yang dapat mengik uti program
jaminan k esehatan tersebut, terdiri dari :
a. S eorang suami atau isteri yang sah
b. S ebanyak -banyak nya 3 (tiga) orang anak yang masih dalam
tanggungan.
Pembayaran premi jaminan k esehatan sebagaimana dimak sud
pada ayat (1) dilak uk an melalui pemotongan penghasilan tetap.

(5) J aminan k esehatan sebagaimana dimak sud pada ayat (1)
dik ecualik an bagi K epala D esa dan Perangk at D esa yang
berstatus PNS .
(6) J aminan k esehatan sebagaimana dimak sud pada ayat (1)
diberik an k epada K epala D esa dan Perangk at D esa dalam
bentuk dana iuran jaminan k esehatan yang besaran dan
pelak sanaannya berdasark an k etentuan jaminan sosial
nasional.
14

B agian K eempat
Penerimaan L ain Y ang S ah
Pasal 25
(1) K epala D esa dan Perangk at D esa memperoleh penerimaan lain
yang sah yang terdiri dari:
a. Honorarium k egiatan;
b. Insentif prestasi k erja.
(2) Anggaran dana honorarium k egiatan dan insentif prestasi k erja
sebagaimana dimak sud pada ayat (1) bersumber dari APB
D esa.
(3) B esaran honorarium k egiatan dan insentif prestasi k erja
berdasark an standar biaya yang ditetapk an oleh B upati.
(4) Pemerintah D aerah dapat memberik an uang insentif prestasi
k erja k epada K epala D esa dan Perangk at D esa yang berprestasi
dalam penyelenggaraan pemerintahan desa, pembangunan
desa, pembinaan k emasyarak atan desa dan pemberdayaan
masyarak at desa.
(5) Uang insentif prestasi k erja sebagaimana dimak sud pada ayat
(1) berasal dari APB D K abupaten sesuai k emampuan k euangan
daerah dan prioritas program daerah.
(6) K etentuan pemberian insentif prestasi k erja yang bersumber
dari APB D esa sebagaimana dimak sud pada ayat (2) dan dari
APB D K abupaten sebagaimana dimak sud pada ayat (5)
dilak sanak an berdasark an pedoman dari Peraturan B upati.

B AB IX
PE L APOR AN D AN PE R TANG G UNG J AWAB AN
Pasal 26
(1) K epala D esa menyampaik an laporan realisasi pelak sanaan APB
D esa k epada B upati setiap semester tahun berjalan.
(2) L aporan sebagaimana dimak sud pada ayat (1) untuk semester
pertama disampaik an paling lambat pada ak hir bulan J uli
tahun berjalan.
(3) L aporan sebagaimana dimak sud pada ayat (1) untuk semester
k edua disampaik an paling lambat pada ak hir bulan J anuari
tahun berik utnya.
Pasal 27
(1) S elain penyampaian laporan realisasi pelak sanaan APB D esa
sebagaimana dimak sud dalam Pasal 26 ayat (1), K epala D esa
juga menyampaik an laporan pertanggungjawaban realisasi
pelak sanaan APB D esa k epada B upati setiap ak hir tahun
anggaran.

15

(2) L aporan sebagaimana dimak sud pada ayat (1) merupak an
bagian yang tidak terpisahk an dari laporan penyelenggaraan
Pemerintahan D esa k epada B upati melalui camat setiap ak hir
tahun anggaran.

B AB X
PE NG E L OL AAN K E K AY AAN D E S A
Pasal 28
(1) Aset D esa dapat berupa tanah k as D esa, tanah ulayat, pasar
D esa, pasar hewan, tambatan perahu, bangunan D esa,
pelelangan ik an, pelelangan hasil pertanian, hutan milik D esa,
mata air milik D esa, pemandian umum, dan aset lainnya milik
D esa.
(2) Aset lainnya milik D esa sebagaimana dimak sud pada ayat (1)
antara lain:
a. k ek ayaan D esa yang dibeli atau diperoleh atas beban
Anggaran Pendapatan dan B elanja Negara, Anggaran
Pendapatan dan B elanja D aerah K abupaten, serta APB
D esa;
b. k ek ayaan D esa yang diperoleh dari hibah dan sumbangan
atau yang sejenis;
c. k ek ayaan D esa yang diperoleh sebagai pelak sanaan dari
perjanjian/ k ontrak dan lain-lain sesuai dengan k etentuan
peraturan perundang-undangan;
d. hasil k erja sama D esa; dan
e. k ek ayaan D esa yang berasal dari perolehan lainnya yang
sah.
(3) K ek ayaan milik D esa yang berupa tanah disertifik atk an atas
nama Pemerintah D esa.
(4) B angunan milik D esa harus dilengk api dengan buk ti status
k epemilik an dan ditatausahak an secara tertib.

Pasal 29
(1) K ek ayaan milik
pengamanan.

D esa

diberi

k ode barang

dalam

rangk a

(2) K ek ayaan milik D esa dilarang diserahk an atau dialihk an
k epada pihak lain sebagai pembayaran tagihan atas
Pemerintah D esa.
(3) K ek ayaan milik D esa dilarang digadaik an
jaminan untuk mendapatk an pinjaman.

atau

dijadik an

Pasal 30
Pengelolaan k ek ayaan milik D esa merupak an rangk aian k egiatan
mulai dari perencanaan, pengadaan, penggunaan, pemanfaatan,
pengamanan, pemeliharaan, penghapusan, pemindahtanganan,
penatausahaan, pelaporan, penilaian, pembinaan, pengawasan,
dan pengendalian k ek ayaan milik D esa.
16

Pasal 31
(1) Pengelolaan k ek ayaan milik D esa dilak sanak an berdasark an
asas k epentingan umum, fungsional, k epastian huk um,
k eterbuk aan, efisiensi, efek tivitas, ak untabilitas, dan k epastian
nilai ek onomi.
(2) Pengelolaan k ek ayaan milik D esa sebagaimana dimak sud pada
ayat (1) dibahas oleh K epala D esa bersama B adan
Permusyawaratan D esa berdasark an tata cara pengelolaan
k ek ayaan milik D esa sebagaimana yang diatur dalam
Peraturan Perundang-undangan.

(1) K epala D esa sebagai
k ek ayaan milik D esa.

Pasal 32
pemegang

k ek uasaan

pengelolaan

(2) D alam melak sanak an k ek uasaan sebagaimana dimak sud pada
ayat (1), K epala D esa dapat menguasak an sebagian
k ek uasaannya k epada perangk at D esa.
Pasal 33
Pengelolaan k ek ayaan milik D esa bertujuan meningk atk an
k esejahteraan masyarak at D esa dan meningk atk an pendapatan
D esa.

Pasal 34
(1) Pengelolaan k ek ayaan milik D esa yang berk aitan dengan
penambahan dan pelepasan aset ditetapk an dengan peraturan
D esa sesuai dengan k esepak atan musyawarah D esa.
(2) K ek ayaan milik Pemerintah dan Pemerintah D aerah bersk ala
lok al D esa dapat dihibahk an sesuai dengan k etentuan
peraturan perundang-undangan.
(3) K ek ayaan milik D esa yang telah diambil alih oleh pemerintah
daerah k abupaten dik embalik an k epada D esa, k ecuali yang
sudah digunak an untuk fasilitas umum.
(4) F asilitas umum sebagaimana dimak sud pada ayat (3)
merupak an fasilitas untuk k epentingan masyarak at umum.

Pasal 35
K etentuan lebih lanjut mengenai pengelolaan k ek ayaan milik D esa
diatur dengan Peraturan B upati.

B AB X I
K E TE NTUAN PE R AL IHAN
Pasal 36
APB D esa yang sudah ada pada saat Peraturan D aerah ini
diberlak uk an, tetap dilak sanak an sampai dengan berak hirnya
tahun anggaran berjalan.
17

B AB X II
K E TE NTUAN PE NUT UP
Pasal 37
Peraturan B upati mengenai pelak sanaan Peraturan D aerah ini
harus sudah diterbitk an paling lambat 6 (enam) bulan sejak
Peraturan D aerah ini diundangk an.

Pasal 38
Pada saat Peraturan D aerah ini berlak u, Peraturan D aerah
K abupaten K uningan Nomor 20 Tahu n 2006 tentang K euangan
D esa sebagaimana telah diubah dengan Peraturan D aerah
K abupaten K uningan Nomor 5 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas
Peraturan D aerah K abupaten K uningan Nomor 20 Tahu n 2006
tentang K euangan D esa dicabut dan dinyatak an tidak berlak u.

Pasal 39
Peraturan D aerah ini mulai berlak u pada tanggal diundangk an.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahk an pengundangan
Peraturan D aerah ini dengan penempatannya dalam L embaran
D aerah K abupaten K uningan.

D itetapk an di K uningan
Pada tanggal 5 Agustus 2015

D iundangk an di K uningan
Pada tanggal 6 Agustus 2015

L E MB AR AN D AE R AH K AB UPATE N K UNING AN TAHUN 2015 NOMOR 12 S E R I E
NOR E G PE R ATUR AN D AE R AH K AB UPATE N K UNING AN, PR OV INS I J AWA B AR AT
(120/ 2015)

18

PE NJ E L AS AN
ATAS
PE R ATUR AN D AE R AH K AB UPATE N K UNING AN
NOMOR 12 TAHUN 2015
TE NTANG
K E UANG AN D E S A

I.

UMUM
Peraturan D aerah tentang K euangan D esa merupak an pelak sanaan dari
Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang D esa dan Peraturan Pemerintah
Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelak sanaan Undang-Undang Nomor
6 Tahun 2014 tentang D esa sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015 . D esa memilik i fu ngsi pemerintahan,
k euangan D esa, pembangunan D esa, serta mendapat fasilitasi dan pembinaan
dari pemerintah K abupaten. D alam posisi seperti ini, D esa mendapat
perlak uan yang sama dari Pemerintah dan Pemerintah D aerah. Oleh sebab itu,
di masa depan D esa dapat melak uk an perubahan wajah D esa dan tata k elola
penyelenggaraan pemerintahan yang efek tif, pelak sanaan pembangunan yang
berdaya guna, serta pembinaan masyarak at dan pemberdayaan masyarak at di
wilayahnya. Oleh k arena itu desa harus mampu menggali dan mengelola
sumber pendapatan dari potensi yang ada tersebut, sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
D engan Peraturan D aerah ini diharapk an ak an mudah untuk
mengarahk an agar pemanfaatan sumber pendapatan dan k ek ayaan desa lebih
berdayaguna dan berhasilguna dalam penyelenggaran pemerintahan dan
pembangunan desa.

II.

PE NJ E L AS AN PAS AL D E MI PAS AL
Pasal 1
Pasal ini dimak sudk an untuk menjelask an arti beberapa istilah yang
digunak an dalam Peraturan D aerah ini, sehingga dengan demik ian
dapat dihindark an k esalahpahaman dalam penafsirannya.
Pasal 2
C uk up
Pasal 3
C uk up
Pasal 4
C uk up
Pasal 5
C uk up
Pasal 6
C uk up
Pasal 7
C uk up
Pasal 8
C uk up
Pasal 9
C uk up
Pasal 10
C uk up

jelas.
jelas.
jelas.
jelas.
jelas.
jelas.
jelas.
jelas.
jelas.
19

Pasal 11
C uk up
Pasal 12
C uk up
Pasal 13
C uk up
Pasal 14
C uk up
Pasal 15
C uk up
Pasal 16
C uk up
Pasal 17
C uk up
Pasal 18
C uk up
Pasal 19
C uk up
Pasal 20
C uk up
Pasal 21
C uk up
Pasal 22
C uk up
Pasal 23
C uk up
Pasal 24
C uk up
Pasal 25
C uk up
Pasal 26
C uk up
Pasal 27
C uk up
Pasal 28
C uk up
Pasal 29
C uk up
Pasal 30
C uk up
Pasal 31
C uk up
Pasal 32
C uk up
Pasal 33
C uk up
Pasal 34
C uk up
Pasal 35
C uk up
Pasal 36
C uk up
Pasal 37
C uk up

jelas.
jelas.
jelas.
jelas.
jelas.
jelas.
jelas.
jelas.
jelas.
jelas.
jelas.
jelas.
jelas.
jelas.
jelas.
jelas.
jelas.
jelas.
jelas.
jelas.
jelas.
jelas.
jelas.
jelas.
jelas.
jelas.
jelas.
20

Pasal 38
C uk up jelas.
Pasal 39
C uk up jelas.
TAMB AHAN L E MB AR AN D AE R AH K AB UPATE N K UNING AN TAHUN 2015 NOMOR 11

21