PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI PERPINDAHAN ENERGI PANAS DAN LISTRIK MELALUI EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS VI SDN 02 KARANGREJO TULUNGAGUNG
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 1, APRIL 2016
81 PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI PERPINDAHAN
ENERGI PANAS DAN LISTRIK MELALUI EKSPERIMEN PADA
SISWA KELAS VI SDN 02 KARANGREJO TULUNGAGUNG
Oleh: Ninik Unteawati
SD Negeri 02 Karangrejo Tulungagung
Abstrak. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari
diri sendiri dan alam sekitar. Proses ilmiah didasari dengan cara berfikir logis berdasarkan fakta-
fakta yang mendukung. Sikap ilmiah tercantum pada sikap jujur dan obyektif dalam mengumpulkan
fakta dan menyajikan hasil analisis fenomena-fenomena alam. Kegiatan pembelajaran IPA lebih
diarahkan kepada kegiatan-kegiatan yang mendorong siswa belajar aktif secara fisik, sosial, maupun
psikis dalam memahami konsep, yaitu dengan menggunakan berbagai keterampilan proses. Metode
eksperimen merupakan metode yang sangat efektif sebab membantu para siswa untuk mencari
jawaban dengan usaha sendiri berdasarkan fakta (data) yang benar. Penelitian ini dilakukan di SDN
02 Karangrejo Kecamatan Karangrejo Kabupaten Tulungagung. Obyek penelitian adalah siswa
Kelas VI untuk bidang studi IPA materi Perpindahan energi panas dan listrik Tahun Pelajaran
2012/2013 yang berjumlah 23 siswa. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian Tindakan
Kelas. Hasil penelitian menunjukkan prestasi belajar bidang studi IPA sebelum siklus diperoleh nilai
rata-rata: 60,70 (Rendah), siklus I diperoleh nilai rata-rata: 73,91 (Cukup) dan pada siklus II
mengalami peningkatan menjadi: 87,48 (Baik). Hal ini menunjukkan bahwa dengan melakukan
metode eksperimen dapat meningkatkan prestasi belajar terhadap bidang studi IPA materi
perpindahan energi panas dan listrik pada siswa Kelas VI SDN 02 Karangrejo Kecamatan
Karangrejo Kabupaten Tulungagung Semester II Tahun Pelajaran 2012/2013 secara signifikan.Kata Kunci: IPA, prestasi belajar, eksperimen
Eksperimen Pada Siswa kelas VI SDN 02 Karangrejo Tulungagung
”. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar. Proses ilmiah didasari dengan cara berfikir logis berdasarkan fakta- fakta yang mendukung. Sikap ilmiah tercan- tum pada sikap jujur dan obyektif dalam mengumpulkan fakta dan menyajikan hasil analisis fenomena-fenomena alam.
Kegiatan pembelajaran IPA lebih di- arahkan kepada kegiatan-kegiatan yang men- dorong siswa belajar aktif secara fisik, sosial, maupun psikis dalam memahami konsep, yaitu dengan menggunakan berbagai keterampilan proses. Jadi dalam proses pem- belajaran IPA pendekatan yang selalu harus digunakan adalah pendekatan keterampilan proses di samping pendekatan lain yang sesuai (Pusat kurikulum Balitbang Depdiknas, 2002).
Untuk menumbuhkan cara berfikir yang logis dan sikap jujur serta obyektif ter- sebut dihasilkan suatu hasil atau produk be- rupa penjelasan atau deskripsi tentang feno- mena-fenomena alam beserta hubungan ku- alitasnya (Hamalik, 1980). Dalam pelajaran
IPA hendaknya melibatkan anak sepenuh- nya. Kegiatan pembelajaran IPA meliputi pe- nyentuhan, perakitan, pemanipulasi, per- cobaan dan penginderaan. Kegiatan IPA di- rancang untuk anak SD hendaknya memberi- kan gambaran mental yang konkrit tentang konsep yang mereka pelajari. Gambaran
82 Ninik Unteawati, Peningkatan Prestasi Belajar IPA Materi Perpindahan...
Materi Perpindahan Energi Panas dan Listrik Melalui Eksperimen Pada Siswa kelas
Oleh karena itu guru diharapkan mam- pu mengkaitkan isu-isu teknologi dalam pembelajaran IPA, sehingga pelajaran IPA tidak lagi dianggap suatu pelajaran yang hanya mengandalkan teori dan rumus namun dapat langsung diterapkan di teknologi masyarakat itu sendiri sehingga pembelajar- an dapat lebih bermakna dengan demikian guru dapat mengembangkan suatu citra yang mengenai hakekat pembelajaran IPA.
mental yang konkrit ini penting dalam pem- bentukan konsep-konsep dasar yang kokoh. Di atas konsep-konsep dasar yang kokoh ini akan dibangun pembelajaran berikutnya.
VI SDN 02 Karangrejo Tulungagung ”.
“Peningkatan Prestasi Belajar IPA
METODE PENELITIAN
Melihat kondisi siswa di kelas pada sa- at proses belajar mengajar seperti kurangnya minat belajar, dan kurangnya perhatian saat pembelajaran berlangsung. Maka keadaan seperti ini diduga oleh peneliti dikarenakan siswa menganggap pelajaran IPA tersebut kurang berguna yang pada akhirnya ses belajar mengajar di samping juga dise- babkan oleh minimnya pendekatan pembela- jaran yang dimiliki oleh guru sehingga siswa cenderung bosan dan menganggap pelajaran tersebut kurang bermakna. (Masturmudi, 2002) Berdasarkan uraian di atas, maka pene- liti mengambil permasalahan tersebut untuk diteliti di SDN 02 Karangrejo Kecamatan Karangrejo Kabupaten Tulungagung dengan judul:
27 Maret 2013 Evaluasi siklus I
Melaksanakan evaluasi pada akhir siklus II
17 April 2013 Evaluasi Siklus II
7
Melaksanakan pembelajaran IPA dengan menerapkan metode eksperimen
April 2013 Pertemuan II Siklus II
2013 Pertemuan I Siklus II Melaksanakan pembelajaran IPA dengan menerapkan metode eksperimen pada materi pokok gaya dan gerak 6 9-13
Melaksanakan evaluasi pada akhir siklus I 5 2-6 April
4
Setting Penelitian
Siklus I Melaksanakan pembelajaran IPA dengan menerapkan metode eksperimen
3 19-23 Maret 2013 Pertemuan II
Pertemuan I Siklus I Melaksanakan pembelajaran IPA dengan menerapkan metode eksperimen
Banyak faktor yang mempengaruhi proses belajar mengajar di kelas. Diantaranya dapat disebutkan antara lain siswa, guru, kurikulum, sarana prasarana dan lingkungan belajar. Menurut Prabowo (2000: 43), pendi- dikan dapat ditingkatkan mutunya melalui berbagai upaya, antara lain: pengembangan kurikulum, peningkatan mutu tenaga kerja, pengembangan kualitas proses belajar me- ngajar, dan terciptanya lingkungan belajar yang kondusif.
2013 Observasi awal Melakukan identifikasi awal di kelas VI SDN
Tabel 1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian No Tanggal Keterangan Kegiatan 1 6-9 Maret
02 Karangrejo Kabupaten Tulungagung Ta- hun Pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 23 siswa. Penelitian ini dilakukan selama 2 bu- lan yaitu mulai bulan Maret sampai dengan April 2012.
Penelitian ini dilakukan di SDN 02 Ka- rangrejo Kecamatan Karangrejo Kabupaten Tulungagung, dimana peneliti sebagai guru kelas VI. Obyek penelitian adalah siswa Kelas VI untuk bidang studi IPA materi Perpindahan energi panas dan listrik di SDN
02 Karangrejo 2 12-16 Maret 2013
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 1, APRIL 2016
“Sebagi- an atau wakil populasi yang diteliti ” (Arikunto, 1987: 92). penelitian tindakan ini adalah seluruh siswa Kelas VI SDN 02 Karangrejo Kecamatan Karangrejo Kabupaten Tulungagung Tahun
litian, maka peneliti menggunakan beberapa instrumen penelitian antara lain: (1) Lembar Observasi, yang digunakan adalah observasi terstruktur dan supervisi. Lembar observasi terstrukrur digunakan untuk mcningkatkan aktifitas siswa selama proses pembelajaran. Sedangkan lembar supervisi digunakan un- tuk mengungkapkan aktifitas guru. Butir- butir observasi supervisi dan observasi
Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini di gunakan 2 si- klus meliputi tahap-tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Ma- sing-masing siklus berlangsung 2 pertemuan dan penelitian ini dilaksanakan dari bulan Maret sampai bulan April 2012. Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang in- gin dicapai. Permasalahan yang belum dapat dipecahkan dalam siklus I direfleksikan bersama tim peneliti dalam suatu pertemuan kolaborasi, untuk mencari penyebabnya, se- lanjutnya peneliti merencanakan berbagai langkah perbaikan untuk diterapkan dalam siklus II. Hal itu dilaksanakan terus dari satu siklus ke siklus berikutnya sampai masalah yang dihadapi dapat dipecahkan secara tuntas.
Siklus Penelitian
(2) Menginformasikan kepada siswa untuk mempelajari buku paket keluaran terbaru dari depdiknas. (3) Melatih siswa untuk meng- gunakan dan merangkai peralatan yang ter- dapat pada proses pembelajaran. (4) Me- ngajak guru lain untuk membantu melaksa- nakan kegiatan penelitian sekaligus kola- borator dalam penelitian.
Pelajaran 2012/2013 yang berjumlah 23 siswa. Prosedur Penelitian Dalam menyiapkan Classroom Action ini dilakukan langkah-langkah sebagai berikut. (1) Mengubah formasi tem- pat duduk dan bangku siswa menurut model yang ada pada Classroom Action Research.
83 METODOLOGI PENELITIAN Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian Tindakan Kelas ( Classroom
”. Populasi diba- tasi sebagai jumlah siswa atau individu yang paling sedikit mempunyai satu sifat yang sama (Hadi, 1981: 200).
Penentuan sasaran penelitian merupa- kan salah satu langkah yang harus dilakukan sebelum kegiatan penelitian dimulai dengan tujuan untuk menghindari kesalahan gene- ralisasi di dalam penarikan kesimpulan dari hasil penelitian nanti. Dalam hal ini bahwa “Keseluruhan obyek Penelitian disebut dengan populasi penelitian
Objek Penelitian
Tahap pelaksanaan Tindakan, (3) Tahap observasi, (4) Tahap refleksi.
penelitian ini mengacu pada model yang dikemukanan oleh Kemmis dan Tagart (1998) dengan dua siklus. Masing-masing siklus terdiri dari empat tahap yaitu: (1) Tahap penyusunan rencana tindakan, (2)
Action Research ). Model rancangan
Sedangkan sebagian yang diambil dari keseluruhan obyek yang dianggap mewakili terhadap seluruh populasi diambil dengan teknik tertentu disebut dengan sampel pene- litian (Ali, 1987:54). Sampel adalah
84 Ninik Unteawati, Peningkatan Prestasi Belajar IPA Materi Perpindahan...
terstruktur terlebih dahulu didiskusikan oleh Tim peneliti. (2) Lembar Tertulis, lembar tes tertulis berupa tes hasil belajar berbentuk uraian. Tes digunakan untuk memperoleh gambaran hasil belajar setelah ada perubahan aktifitas saat proses pembelajaran Tes dilakukan tiap akhir siklus. (3) Dokumen Siswa, dokumen siswa berupa catatan siswa saat proses pembelajaran Dokumen ini diperlukan dengan asumsi bahwa dokumen siswa yang baik menunjukkan minat siswa yang tinggi terhadap bidang studi IPA. (4) Lembar Angket, untuk mengukur minat bela- jar siswa, yang berisi beberapa pernyataan yang diharapkan dapat mengukur besarnya minat belajar siswa. Siswa diberikan memilih beberapa alternatif jawaban yang meliputi ya dan tidak. (5) Daftar nilai, berisi kesimpulan angka yang menggambarkan perolehan hasil belajar pada pokok bahasan atau sub Pokok bahasan tertentu sebagai tolak ukur keberhasilan pembelajaran.
Metode Pengumpulan Data Tes
Skor hasil tes siswa dalam mengerja- kan soal-soal yang meliputi tes pada tiap akhir siklus (siklus I dan siklus II). Hasil dari tes tersebut akan digunakan untuk melihat peningkatan pemahaman dan pencapaian prestasi belajar siswa.
Data berupa hasil tes tulis siswa juga belajar. Ketuntasan belajar yang digunkan adalah berdasarkan KKM (Kriteria Ketuntas- an Minimal) yang ditetapkan oleh sekolah yaitu sebesar 70. Seorang siswa dianggap tuntas belajarnya apabila siswa tersebut telah menyelesaikan sekurang-kurangnya 70% dari tujuan pembelajaran yang harus dicapai dan secara klasikal sebesar 85%. (Arikunto, 2012)
Observasi
Observasi dilakukan untuk mengamati aktivitas siswa selama kegiatan pembelajaran di kelas berlangsung. Observasi dimaksud- kan untuk mengetahui adanya peningkatan aktivitas atau respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran. Observasi dilakukan oleh peneliti sekaligus kepala sekolah dengan menggunakan lembar observasi.
Kriteria keberhasilan proses ditentukan dengan menggunakan lembar observasi yang dilakukan oleh pengamat. Format lembar observasi terlampir.
Dari hasil observasi kegiatan pembela- jaran dicari persentase nilai rata-ratanya dengan menggunakan rumus berikut.
Skor 4 : sangat baik Skor 3 : baik Skor 2 : cukup baik Skor 1 : kurang baik (Arikunto, 1997).
Kriteria taraf keberhasilan tindakan dapat ditentukan sebagai berikut: N ilai 75% < NR ≤ 100% : sangat baik Nilai 50% < NR ≤ 75% : baik Nilai 25% < NR ≤ 50% : cukup baik Nilai 0% < NR ≤ 25% : kurang baik
Angket
Angket digunakan untuk mendeteksi sikap, minat, respon, dan motivasi siswa terhadap pembelajaran. Angket ini diberikan akhir. (Sugiyono, 2012)
Angket yang diberikan memiliki per- nyataan yang positif dengan jumlah 10 per- nyataan. Setiap jawaban
“ya” diberi skor 2, jawaban “tidak” diberi skor 1, dan apabila tidak menjawab diberi skor 0.
Untuk menentukan respon siswa, digu- nakan kriteria sebagai berikut:
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 1, APRIL 2016
Nilai 86-100 A (baik sekali) Nilai 76-85 B (baik) Nilai 60-75 C (cukup) Nilai 50-59 D (kurang) Nilai 0-49 E (kurang sekali) Dalam penelitian ini memfokuskan kriteria tingkat keberhasilan atau ketuntasan secara klasikal, suatu kelas telah tuntas belajar jika sekurang kurangnya 85% siswa telah tuntas belajar dengan ketentuan nilai- nya ≥ 70.
Setelah tahap perencanaan selesai dilakukan tahap selanjutnya adalah melak- sanakan tindakan sesuai dengan perencanan. Pada siklus I pada konsep sama. Langkah-
Acting (Pelaksanaan)
Perencanaan kegiatan pembelajaran pada siklus I ini membahas materi Per- pindahan energi panas dan listrik dengan alokasi waktu efektif 2 minggu, setiap minggu terdiri dari 4 jam pelajaran efektif, dalam setiap minggu memerlukan 2 kali tatap pelajaran dan tatap muka yang kedua I jam pelajaran, setiap jam pelajaran alokasi waktunya 40 menit.
Planning (Perencanaan)
Peneliti bersama mitra guru mengada- kan pengamatan dikelas VI tentang rendah- nya nilai mata pelajaran IPA dan faktor-fak- tor penyebabnya.
HASIL DAN PEMBAHASAN Siklus Pertama Refleksi Awal
Sedangkan kriteria minat belajar siswa, peneliti tentukan sebagai berikut: 70 %-100 % = baik 41 %-69 % = cukup 0 %-40 % = kurang
85
1,75 ≥ skor rata-rata > 1,50 : positif 1,50 ≥ skor rata-rata > 1,25 : negatif 1,25 ≥ skor rata-rata > 1,00 : sangat positif
Kriteria Penilaian
70. Sedangkan hasil belajar yang menunjuk- kan kemampuan siswa dianalisis berdasarkan kriteria ketuntasan belajar.
Untuk nilai ulangan harian, nilai yang telah diperolah dikonsultasikan dengan KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang untuk bidang studi IPA nilai KKM sebesar
Menganalisis data dilakukan setelah dilakukan pengamatan peneliti dan guru kolaborator, kemudian dimasukkan ke dalam tabel tabulasi dan diolah dengan meng- gunakan pengalaman peneliti ditentukan nilai keaktifan siswa setiap siklus dan nilai formatif per siklus berdasarkan standar minimal ketuntasan belajar.
Untuk mengetahui keefektifan suatu metode pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar perlu diadakan analisis data. Sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Pen- dekatan penelitian yang digunakan dalam Penelitian Tindakan kelas ini yaitu penelitian kualitatif, maka data yang terkumpul dalam penelitian dianalisis dengan menggunakan analisis data kualitatif.
Analisis Data
Pencatatan lapangan dimaksudkan un- tuk melengkapi data yang tidak terekam da- lam instrumen pengumpul data. Dengan demikian diharapkan tidak ada data yang terlewatkan dalam kegiatan penelitian ini.
Catatan Lapangan (fieldnote)
Kriteria penilaian tingkat keberhasilan pembelajaan, peneliti tentukan sebagai berikut.
86 Ninik Unteawati, Peningkatan Prestasi Belajar IPA Materi Perpindahan...
13 Vinda Yuniarsih
76 T -
10 Nopri Direni Amzah 68 - TT
11 Oky Prandita Utama
92 T -
12 Priambodo Tegar P
76 T -
84 T -
8 Nilam Rindiani 60 - TT
14 Qoriandini
84 T -
15 Retno Tri Windiarsih 68 - TT
16 Sabrina Jenry Fitria
76 T -
17 Sugeng Santoso
9 Norma Yustika Agustin
7 Muchamad Ali Ashari 60 - TT
langkah dalam pembelajaran meliputi pem- bukaan, inti dan penutup.
Hasil Tes Akhir Tabel 2 Nilai Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I No Nama Siswa Nilai Ketuntasan Tuntas Tidak Tuntas
Pertemuan Pertama
Kegiatan awal (10 menit): (1) Moti- vasi: apakah kamu pernah melihat kilatan cahaya dilangit? (2) Energi apa yang terdapat pada petir? Kegiatan Inti (100 menit): (1) Guru mengkomunikasikan tujuan pembelajaran tentag perpindahan energi panas dan listrik. (2) Secara kelompok siswa melakukan kegiatan. Kegiatan Akhir(10 menit): (1) Membimbing peserta didik untuk membuat rangkuman. (2) Memberi tugas setiap kelompok untuk membuat rangkaian listrik sederhana pada pertemuan berikut.
Pertemuan kedua
Kegiatan pendahuluan: (1) Motivasi: bagaimana susunan baterai pada lampu senter; (2) Sebutkan macam-macam gejala kelistrikan. Kegiatan inti: (1) Guru men- jelaskan cara pembuatan rangkaian listrik se- derhana (2 model); (2) Secara kelompok siswa membuat rangkaian listrik. Kegiatan Akhir (10 menit). (1) Membimbing peserta didik untuk membuat rangkuman; (2) Mem- beri tugas setiap kelompok untuk membuat rangkaian listrik sederhana pada pertemuan berikut.
Observation
gai observer mengamati proses pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas yang dilakukan oleh guru kelas VI sebagai peneliti. Dari hasil observasi tersebut diperoleh hasil sebagai berikut. (a) Guru selalu memusatkan perhatian, memperjelas pendapat siswa, memberi waktu yang cukup untuk berfikir, mengajukan pertanyaan secara merata, membuat rangkuman dan memberikan. Dari hasil ini diperoleh persentase aktivitas guru sebesar 50%. (b) Siswa selalu memperhati- kan: (1) guru sedang memberi penjelasan, (2) Siswa yang mengemukakan pendapat dan pertanyaan (3) Siswa yang mendefinisikan suatu konsep, (4) Siswa yang sedang merubah mengerjakan soal. Di samping itu Siswa bersikap selalu: (1) Melaksanakan perintah, (2) Melakukan penelitian, dan (3) Bekerja sama dengan kelompoknya. Dari hasil ini diperoleh persentase aktivitas siswa sebesar 60%. (c) Sedangkan kegiatan yang sering dilakukan oleh guru adalah: (1) Me- nguraikan permasalahan bila ada pendapat yang kurang jelas, (2) Meminta Pendapat ke- lompok lain untuk memberi penegasan, dan (3) memberi kesempatan siswa untuk bertanya. (d) Aktifitas siswa yang sering dilakukan: (1) Mengemukakan contoh peris- tiwa dalam kehidupan sehari-hari yang ber- hubungan dengan konsep, dan (2) Mem- perhatikan temannya yang sedang mende- monstrasikan suatu pokok bahasan dengan alat atau gambar.
1 Mohammad Faisal F
6 Muhammad Shifa Zaki D 68 - TT
76 T -
2 Muhammad Jevi Effendi 68 - TT
3 Okta Febi Sektiawan 60 - TT
4 Kartina Firdatul Jannah 52 - TT
5 Lystya Tri Wulandari
84 T -
92 T -
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 1, APRIL 2016
87 No Nama Siswa Nilai Ketuntasan Tuntas Tidak Tuntas
23 Zulhavidi Tresna S 68 - TT Jumlah 1700
Langkah-langkah dalam pembelajaran pada siklus 2 meliputi pembukaan, inti dan penutup.
18 Siska Leni Ariyanti
56.52
73.91
10 Rata-rata
13
84 T -
Perbaikan tersebut sesuai yaitu pertama tujuan dari kegiatan sudah sedikit diarahkan atau dipandu sesuai dengan hasil refleksi siklus I, kedua penggunaan tabel penilaian diri dan penialian teman.
22 Wahyu Alder Dyanto
21 Su’aib Hasan Firdaus 68 - TT
76 T -
20 Salma Ashflatus Sholeha
84 T -
19 Saiful Rahmat Saputro
76 T -
Acting
43.48 Berdasarkan hasil penelitian dengan
Dengan memperhatikan refleksi pada siklus I maka diimplementasikan siklus II. Siklus II dimulai dengan perencanaan me- nyusun rencana pembelajaran pada konsep yang sama. Penggunaan metode eksperimen berdasarkan refleksi siklus I terdapat bebe-
92 T -
penggunaan metode eksperimen pada bidang studi IPA mengalami peningkatan yang cukup berarti dalam prestasi belajar, nilai rata-rata yang diperoleh ialah: sebelum siklus 60,70 (Rendah) sedangkan pada siklus I meningkat menjadi: 73,91.
92 T -
11 Oky Prandita Utama
92 T -
10 Nopri Direni Amzah
92 T -
9 Norma Yustika Agustin
92 T -
8 Nilam Rindiani
84 T -
7 Muchamad Ali Ashari
84 T -
6 Muhammad Shifa Zaki D
5 Lystya Tri Wulandari
Siklus Kedua Planning
76 T -
4 Kartina Firdatul Jannah
84 T -
3 Okta Febi Sektiawan
84 T -
2 Muhammad Jevi Effendi
1 Mohammad Faisal F 100 T -
Table 3 Nilai Hasil Belajar Siswa Pada Siklus II No Nama Siswa Nilai Ketuntasan Tuntas Tidak Tuntas
VI bidang studi IPA SDN 02 Karangrejo Kabupaten Tulungagung adalah sebagai berikut.
Refleksi
Observation
Kegiatan awal (10 menit): (1) Motiva- si: apakah kamu pernah melihat kilatan caha- ya dilangit? (2) Energi apa yang terdapat pada petir? Kegiatan Inti (100 menit): (1) Guru mengkomunikasikan tujuan pembela- jaran tentang perpindahan energi panas dan listrik. (2) Secara kelompok siswa melaku- kan kegiatan. Kegiatan penutup: (1) Guru memberikan penghargaan atau hasil kerja peserta didik. (2) Penegasan catatan siswa.
Pertemuan Pertama
Setelah selesai pelaksanaan tindakan diadakan refleksi untuk membahas hasil ob- servasi yang telah dilakukan. Dalam refleksi ini observasi memberikan data tentang pe- laksanaan pembelajaran. Data yang tersedia kemudian dianalisis. (a) Proses belajar me- ngajar sudah berjalan sesuai dengan rencana walaupun belum sempurna. (b) Siswa masih banyak yang belum memahami jalannya metode eksperimen. (c) Suasana kelas masih gaduh belum mengarah pada suasana yang hidup dalam proses belajar mengajar. (d) Siswa masih sedikit yang bertanya, sehingga guru banyak memberikan penjelasan.
Hasil pengamatan pada siklus II de- ngan hasil belajar yang diperoleh siswa Kelas
88 Ninik Unteawati, Peningkatan Prestasi Belajar IPA Materi Perpindahan... No Nama Siswa Nilai Ketuntasan Tuntas Tidak Tuntas
92 T -
Berdasarkan hasil penelitian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa: Bagi guru dalam menerapkan metode belajar dituntut untuk menggunakan metode atau model- model mengajar yang variatif, salah satu diantaranya adalah dengan menggunakan
Gambar 1 Grafik Perkembangan Hasil Belajar Siswa PENUTUP Kesimpulan
Berikut grafik hasil peningkatan pres- tasi belajar siswa yang didapatkan dari hasil observasi belajar siswa dari awal siklus, siklus I dan II.
Dari hasil penelitian tindakan kelas di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar bidang studi IPA sebelum siklus diperoleh nilai rata-rata: 60,70 siklus I diperoleh nilai rata-rata: 73,91 dan pada siklus II mengalami peningkatan menjadi: 87,48. Hal ini menunjukkan bahwa dengan melakukan eksperimen dapat meningkatkan prestasi belajar melalui materi pokok per- pindahan energi panas dan listrik dibidang studi IPA pada siswa Kelas VI SDN 02 Karangrejo Kabupaten Tulungagung Semes- ter II Tahun Pelajaran 2012/2013 secara signifikan.
Setelah selesai pelaksanaan tindakan diadakan refleksi untuk membahas hasil ob- servasi yang telah dilakukan. Dalam refleksi ini observasi memberikan data tentang pelak- sanaan pembelajaran. Data yang tersedia kemudian dianalisis. (a) Proses belajar me- ngajar sudah berjalan sesuai dengan rencana dan berjalan dengan sempurna. (b) Siswa sudah dapat memahami konsep IPA dengan mudah dengan diterapkannya metode de- monstrasi eksperimen. (c) Suasana kelas menjadi suasana lebih hidup. (d) Siswa sudah mulai berminat dan sudah terbiasa bertanya
Refleksi
IPA dapat dipertahankan dan meningkat lagi dalam prestasi belajar, nilai rata-rata yang diperoleh ialah: pada siklus I: 73,91 se- dangkan pada siklus II meningkat menjadi: 87,48. Perolehan persentase aktivitas guru sebesar 83,75% dan aktivitas siswa sebesar 80%. Hal ini dapat dikatakan bahwa guru dalam penyampaian materi pembelajaran dengan melakukan eksperimen sesuai de- ngan harapan karena dapat meningkatkan prestasi belajar dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran.
melakukan eksperimen pada bidang studi
23 Rata-rata 87.48 100.00
76 T - Jumlah 2012
23 Zulhavidi Tresna S
84 T -
22 Wahyu Alder Dyanto
21 Su’aib Hasan Firdaus
13 Vinda Yuniarsih 100 T -
84 T -
20 Salma Ashflatus Sholeha
76 T -
19 Saiful Rahmat Saputro
76 T -
18 Siska Leni Ariyanti
84 T -
17 Sugeng Santoso
84 T -
16 Sabrina Jenry Fitria
92 T -
15 Retno Tri Windiarsih
14 Qoriandini 100 T -
0.00 Berdasarkan hasil penelitian dengan
JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 5, NO. 1, APRIL 2016
89
dapat mengikuti pelajaran dengan penuh “Metode eksperimen”. Dari hasil penelitian tindakan kelas di semangat dan bergairah dan berdasarkan atas dapat disimpulkan bahwa prestasi hasil pengamatan terdapat peningkatan belajar bidang studi IPA sebelum siklus prestasi belajar. Dengan menggunakan meto- diperoleh nilai rata-rata: 60,70 (Rendah), de yang variatif dalam meningkatkan prestasi siklus I diperoleh nilai rata-rata: 73,91 belajar siswa. (Cukup) dan pada siklus II mengalami peningkatan menjadi: 87,48 (Baik). Saran
Hal ini menunjukkan bahwa dengan Mengingat pentingnya metode Ekspe- melakukan metode eksperimen dapat me- rimen sebagai upaya menunjang Cara Belajar ningkatkan prestasi belajar terhadap materi Siswa Aktif di sekolah maka diharapkan agar perpindahan energi panas dan listrik bidang para guru untuk menerapkan metode dalam studi IPA pada siswa Kelas VI SDN 02 proses kegiatan belajar mengajar di kelas. Karangrejo Kabupaten Tulungagung Semes- Hendaknya guru dalam kegiatan belajar ter II Tahun Pelajaran 2012/2013 secara mengajar menggunakan metode yang sesuai signifikan. dengan pelajaran dan konsep yang diajarkan.
Setelah pembelajaran dilaksanakan de- Dengan menggunakan metode dalam belajar ngan melakukan metode eksperimen, banyak siswa tidak merasa bosan dan sukar. siswa yang merasakan manfaatnya sehingga
DAFTAR RUJUKAN Arikunto, S. 2012. Prosedur Penilaian Suatu 2002.
Pendekatan Praktek . Jakarta: Rineka Prabowo. 2000. Pembelajaran Fisika dengan Cipta.
Pendekatan Terpadu dalam Meng-
Ali, M. 1987. Penelitian Kependidikan Pro- hadapi Perkembangan
IPTEK
. Bandung: Angkasa. . Makalah. Disampaikan
sedur dan Strategi Milenium III
Hamalik, O. 1980. Metodologi Belajar dan pada Seminar dan Lokakakarya Jurus-
kesulitan-kesulitan Belajar , Bandung: an Fisika FMIPA UNESA bekerja sa-
Tarsito Bandung. ma dengan Himpunan Fisika Indonesia Hadi, S. 1981. Metodologi Research. Yogya- (HFI) dengan tema: Optimalisasi karta: Fakultas Psikologi, Universitas Peranan Fisika Menghadapi Perkem-
Gajah Mada Yogyakarta. bangan IPTEK Milenium III Tanggal Masturmudi. 2002. Inovasi Pendidikan, ma- 10 Februari 201. Unesa. kalah Pelatihan Wakasek Kurikulum Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuanti- SD Se Jawa Timur, di BPG Surabaya, tatif Kualitatif dan R&D. Bandung: tahun 2002. Alfabeta.
Pusat kurikulum Balitbang Depdiknas, Pe- tunjuk Teknis Penelitian IPA, tahun