Imam yang Rahim Dalam Karya Penggembalaan Ditinjau Dari Sudut Teologi dan Spiritualitas

  

UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN

FAKULTAS FILSAFAT

PROGRAM STUDI FILSAFAT

  Terakreditasi Berdasarkan Keputusan BAN-PT Depdiknas-RI Nomor : 468/SK/BAN-PT/Akred/S/XII/2014

  

IMAM YANG RAHIM DALAM KARYA PENGGEMBALAAN

DITINJAU DARI SUDUT TEOLOGI DAN SPIRITUALITAS

SKRIPSI

Oleh :

  

Setyo Kriswandono

NPM : 2012510007

Pembimbing :

  

Dr. Theol. Leonardus Samosir

Bandung

2018

  

UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN

FAKULTAS FILSAFAT

PROGRAM STUDI FILSAFAT

  Terakreditasi Berdasarkan Keputusan BAN-PT Depdiknas-RI Nomor : 468/SK/BAN-PT/Akred/S/XII/2014

  

IMAM YANG RAHIM DALAM KARYA PENGGEMBALAAN

DITINJAU DARI SUDUT TEOLOGI DAN SPIRITUALITAS

SKRIPSI

Oleh :

  

Setyo Kriswandono

NPM : 2012510007

Pembimbing :

  

Dr. Theol. Leonardus Samosir

Bandung

2018

  

UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN

FAKULTAS FILSAFAT

PROGRAM STUDI FILSAFAT

  Terakreditasi Berdasarkan Keputusan BAN-PT Depdiknas-RI Nomor : 468/SK/BAN-PT/Akred/S/XII/2014

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI

  Nama : Setyo Kriswandono NPM : 2012510007 Fakultas : Filsafat Jurusan : Ilmu Filsafat Judul : IMAM YANG RAHIM DALAM KARYA

PENGGEMBALAAN DITINJAU DARI SUDUT

  Bandung, Juni 2018 Mengetahui, Menyetujui,

  C. Harimanto Suryanugraha, Drs, SLL Dr. Theo. Leonardus Samosir Dekan Fakultas Filsafat Dosen Pembimbing

  

PERNYATAAN

  Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “ Imam Yang Rahim Dalam Karya Penggembalaan Ditinjau dari Sudut Teologis Dan Spiritualitas” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri.

  Saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan.

  Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko dan sanksi yang dijatuhkan kepada saya, apabila dikemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau jika ada tuntutan formal atau tidak formal dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

  Bandung, Juni 2018 Setyo Kriswandono (2012510007)

KATA PENGANTAR

  Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi yang ditulis denga n judul “Imam Yang Rahim Dalam Karya Penggembalaan di Tinjau Dari Sudut Teologis dan Spiritu alitas” disusun sebagai tugas akhir untuk memperoleh gelar sarjana di Fakultas Filsafat Universitas Katolik Parahyangan, Bandung. Tentunya dalam proses pengerjaan ini, saya mengalami berbagai tantangan dan hambatan terlebih dalam pembagian waktu dan tugas yang terkadang membuat saya sulit untuk melanjutkan penulisan. Namun, berkat usaha keras dan kesetiaan dengan proses yang saya jalani akhirnya saya dapat mengatasi hambatan tersebut. Saya mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah mendukung saya baik melalui doa dan semangat, sehingga saya dapat menjalani proses penulisan skripsi ini.

  Secara istimewa dan dengan penuh rasa syukur saya mengucapkan terimakasih kepada :

  1. Dr. Theol. Leo Samosir, OSC, selaku dosen pembimbing yang telah mendampingi saya dan memberikan kritik dan saran guna menyelesaikan penulisan dengan baik.

2. Dekan Fakultas Filsafat, Pst. C.H. Suryanugraha OSC beserta para dosen,

  Staff Tata Usaha, Para Pekarya dan juga buat Mas Toni Hartono yang selalu membantu untuk mencarikan buku referensi.

  3. Ibu saya yang tercinta ibu Aloysia Sri Murwani yang selalu mendukung dan mendoakan saya serta juga keluarga besar Bp. Pujo Sumarto dan keluarga besar Bp. Aloysius Suratman di Purworejo.

4. Romo Provincial OAD Provinsi “St. Nicholas Tolentino” Filipina, Rev.

  Fr. Luigi Kerschbamer, OAD dan juga para konfrater di komunitas Filipina 5. Para Konfrater di Komunitas “Fra. Luigi Chmel” Biara OAD, Bukit St.

  Joseph

  • – Cisarua Bandung Barat. Terutama kepada Konfrat. Alex Rubio, OAD, Konfrat. Jay Amamampang, OAD, Konfrat. Anicetus Bali, OAD, Konfrat. Elphidus Kristian Surya, OAD, Konfrat. Timoteus Ritan, OAD, Konfrat. Petrus Boliduan,OAD, Konfrat. Joel Sumooc, OAD, Konfrat. Jesus English, OAD dan Konfrat, Argo Yuwono, OAD 6.

  Para saudara Aspirant dan Postulans serta para Konfrater Professed, Fra.

  Priyo, Fra. Yanri, Fra. Kamilus, Fra. Agus.

  7. Keluarga besar sahabat komunitas OAD di Bandung yang senantiasa memberikan dukungan dan semangat, yang selalu mengejar-ngejar saya untuk segera menyelesaikan skripsi, terutama kel. Lie Setiawan dan kel. Ibu Wiwik.

  8. Teman-teman seperjuangan angkatan 2012 dan 2014 di Fakultas Filsafat dan juga untuk teman-teman OMK dan Legio Maria: Fanny, Lucia, Umi, Ate, Andika, Nova, Happy Catherine, Bobby, dan masih banyak lagi, terimakasih atas doa dan dukungannya.

9. Para sahabat di FKRB (Forum Komunikasi Rohaniwan Biarawan dan

  Biarawati) Keuskupan Bandung. Terimakasih atas doa dan semangat yang diberikan oleh para Suster dan Frater semua.

  Pada akhirnya penulis berharap agar skripsi ini berguna bagi para pembacanya. Saya menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Semoga para pembaca dapat memberikan kritik dan saran untuk melengkapi skripsi ini dan berharap dapat bermanfaat bagi kita semua.

  Akhir kata saya mengucapkan selamat membaca dan semoga dapat merasakan belaskasih Allah melalui perjumpaan dengan para imam dimanapun berada.

  Bandung, Juni 2018 Setyo kriswandono

  

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.........................................................................................................

i LEMBAR PENGESAHAN............................................................................................. ii LEMBAR PERNYATAAN........................................................................................... iii

  

KATA PENGANTAR.................................................................................................... iv

DAFTAR ISI....................................................................................................................vii

ABSTRAK........................................................................................................................ix

  BAB I PENDAHULUAN

  1.1 Latar Belakang..............................................................................................................1

  1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................................3

  1.3 Metode Penulisan.........................................................................................................4

  1.4 Tujuan Penulisan..........................................................................................................5

  1.5 Sistematika Penulisan...................................................................................................5

  BAB II. KERAHIMAN ALLAH DALAM DIVES IN MISERICORDIA DAN MISERICORDIAE VULTUS.....................................................................7

  2.1 Allah Yang Maharahim......................................................................................8

  2.2 Yesus Wajah Kerahiman Bapa.........................................................................12

  2.3 Gereja Sebagai Bunda Yang Rahim.................................................................16

  

BAB III IMAM SEBAGAI WAJAH KERAHIMAN......................................20

  3.1 Imam ikut ambil bagian dalam perutusan Yesus Kristus.................................21

  3.2 Imam sebagai Gembala Yang Baik.................................................................25

  3.3 Imam yang menampilkan Kerahiman Allah....................................................29

  3.4. Kerahiman Allah sebagai dasar utama tugas imam........................................32

  

BAB IV IMAM DALAM KARYA PENGGEMBALAAN..............................36

  4.1 Norma Dasar Dalam Karya Penggembalaan....................................................36

  4.2 Imam yang rahim dalam karya penggembalaan...............................................41

  

BAB V PENUTUP...............................................................................................46

  5.1 Kesimpulan......................................................................................................46

  5.2 Refleksi............................................................................................................49 Daftar Pustaka........................................................................................................61 Riwayat Hidup Penulis..........................................................................................63

  

IMAM YANG RAHIM DALAM KARYA PENGGEMBALAAN DITINJAU

DARI SUDUT TEOLOGI DAN SPIRITUALITAS

  Setyo Kriswandono 2012510007

  Pembimbing Dr. Theol. Leonardus Samosir

  Universitas Katolik Parahyangan Fakultas Filsafat, Program Studi Ilmu Filsafat

  Bandung

  

ABSTRAK

  Kerahiman Allah pada masa sekarang ini sangatlah diharapkan oleh umat beriman dalam menjalani kehidupannya. Hal tersebut dikarenakan mereka mengalami begitu banyak tantangan dan hambatan yang mereka hadapi sehingga mereka ingin kembali mendapatkan suatu situasi yang membuat mereka kembali merasakan ketenangan dan kedamaian dalam hidup. Oleh karena itu, mereka membutuhkan seseorang yang mampu untuk membantu mereka untuk mendapatkan apa yang diharapkan yaitu kerahiman Allah dalam kehidupan. Dalam hal ini, peran seorang imam diharapkan menjadi sarana bagi umat untuk lebih dekat kepada Allah dan mereka mengalami Kerahiman Allah melalui karya penggembalaan seorang imam.

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

  “ Diberdayakan oleh ciri dan rahmat sakramen tahbisan dan menjadi Saksi-saksi serta hamba kerahiman ilahi, para imam, hamba Yesus Kristus,

  1 Hal tersebut

  dengan sukarela mewajibkan diri mengabdi semua dalam gereja.” disampaikan oleh kongregasi klerus karena mereka ingin agar para imam sebagai kaum tertahbis mampu menjalankan tugas karya penggembalaannya dengan berlandaskan kasih Allah. Para imam diwajibkan untuk mengabdikan keseluruhan hidupnya bagi Gereja. Di sini diperlukan sikap para imam yang memiliki belas kasih bagi umat yang dipercayakan kepada mereka.

  Belaskasih seorang imam tentunya harus menggambarkan belaskasih Allah kepada umat-Nya. Sikap belas kasih memperlihatkan bahwa imam adalah gembala yang baik, seperti halnya Kristus.

  “ Orang berharap menemukan dalam imam manusia dari Allah, yang harus berkata bersama St. Agustinus “Pengetahuan kita adalah Kristus, dan kebijaksanaan kita juga Kristus. Dialah yang mencurahkan dalam diri kita iman dalam perkara keduniaan, dan dialah yang

  2

  mewahyukan kepada kita kebenaran yang menyangkut hal- hal abadi. “ Manusia mempunyai suatu harapan untuk dapat lebih mengenal kehadiran

  Allah melalui diri seorang imam. Ketika seorang imam mempunyai jiwa yang berbelas kasih dan mampu memberikan kepuasan rohani maka manusia sungguh-

  1

  . Konsili Vatikan II . : Kongregasi Klerus : Instruksi “ IMAM, GEMBALA DAN

  PEMIMPIN PAROKI “ .Art.1

2 Ibid.1

  sungguh merasakan Allah yang hadir dalam diri pribadi imam tersebut. Imam yang memiliki jiwa yang rahim kepada umatnya adalah ia yang sungguh menampakan secara nyata kehadiran Allah. Kisah seorang Samaria yang baik hati juga merupakan teladan yang baik bagi tugas para imam dalam menjalankan karya Pastoralnya. yang sedang dalam perjalanan, ke

  “Lalu datang seorang Samaria, tempat itu; dan ketika ia melihat orang itu, tergeraklah hatinya oleh belas kasihan.

  ”(Luk. 10:33). Sebagaimana dicontohkan dalam perumpamaan orang samaria , seseorang memerlukan kepekaan untuk berbelas kasih. Sikap belas kasih ini yang diperlukan seorang imam untuk memberikan perhatian kepada mereka yang mengalami penderitaan agar mereka dapat kembali pulih dan merasakan kebahagiaan.

  Gereja turut merasakan kecemasan dari generasi sekarang ini, dalam Ensiklik Dives In Misericordia dikatakan bahwa Gereja harus semakin menyadari secara lebih khusus dan mendalam kebutuhan untuk

  “menjadi saksi dalam seluruh

  3

  perutusannya, . Kerahiman Allah harus dapat perihal belas kasih Allah” ditunjukan bahwa sungguh

  • – sungguh nyata terjadi di dunia ini, bukan hanya sebuah cerita atau ilusi belaka. Oleh karenanya, Gereja dapat mewujud nyatakan Kerahiman Allah tersebut salah satunya melalui para imam. Tentunya belaskasih seorang imam harus bersumber pada belaskasih Allah atau kerahiman Allah. Karena didalam belaskasih Allah itulah manusia akan menemukan sukacita, ketenangan dan kedamaian. Keinginan manusia untuk mendapatkan kerahiman
  • 3 Allah itu menjadi hal yang sangat diminati saat ini. Permasalahannya karena Paus Yohanes Paulus II. Dives In Misericordia. Art.VII.
mereka merasa bahwa kebutuhan batin atau kebutuhan rohani menjadi semakin berkurang karena kesibukkannya masing-masing dalam dunia ini. Manusia ingin merasakan suatu ketenangan dan kedamaian dalam dirinya, merasa diri berdosa dan tidak layak dihadapan Tuhan. Mereka merasakan bahwa hidup yang dijalani terasa kering dan hampa. Oleh karenanya mereka membutuhkan belas kasih Allah yang nyata dalam kehidupan rohaninya.

  Para imam sebagai pemimpin Gereja yang juga mewakili Kristus di dunia ini adalah yang dapat membantu mereka dalam mencapai ketenangan jiwa dan rohani mereka. Kerahiman Allah dapat digambarkan dalam segala tindakan yang dilakukan oleh imam dalam karya perutusannya. Namun, tindakan yang bagaimana atau yang seperti apa yang imam lakukan agar dapat menggambarkan belaskasih Allah ketika umat berjumpa dengan imam atau pada saat umat mengalami penderitaan dan kehadiran imam menjadi perantara belaskasih Allah yang dapat dilihat dan dirasakan oleh umat seketika itu.

1.2 Rumusan Masalah

  Pokok permasalahan yang dibahas dalam skripsi ini akan fokus pada kerahiman imam dalam karya pelayanannya. Menjadi sebuah harapan bagi umat pada masa sekarang ini, agar mereka dapat sungguh-sungguh mengalami Kerahiman Allah melalui karya pelayanan para imam. Tetapi juga dalam hal ini bukanlah sesuatu yang mudah yang harus dihadapi oleh para imam ketika mereka menjalankan tugas penggembalaan. Karena untuk dapat memahami seorang imam yang rahim dalam tugas penggembalaannya, umat harus memahami terlebih dahulu Kerahiman Allah bagi manusia. Kemudian setelah memahami Kerahiman Allah dengan segala tindakan yang dilakukan-Nya di dunia, barulah akan melihat bagaimana Allah menunjukan kerahiman-Nya itu melalui diri para imam dalam menjalankan tugas penggembalaan.

  Maka untuk menjelaskan hal tersebut akan dirumuskan dalam beberapa pertanyaan berikut :

  1. Apa makna belas kasih Allah bagi manusia dan bagaimana belaskasih itu dinyatakan oleh Allah?

  2. Bagaimana Kerahiman Allah nampak nyata dalam kehidupan manusia sehingga manusia dapat merasakan kedekatan dengan Allah?

  3. Apa yang menjadi spiritualitas seorang imam dalam menjalani imamatnya?

  4. Bagaimana seorang imam memiliki sikap belaskasih Allah dalam menjalankan karya penggembalaan bagi umatnya ? Sehingga inti permasalahan yang dibahas oleh penulis dalam skripsi ini adalah pada pandangan teologis dan spiritualitas tentang belaskasih imam.

1.3 Metode Penulisan Dalam penulisan skripsi ini, penulis melakukan penelitian kepustakaan.

  Penulis menganalisis serta mengembangkan pemikiran dari sumber

  • – sumber bacaan pustaka terutama dari Ensiklik Paus Yohanes Paulus II tentang Dives In

    Misericordia dan Bulla Misericordiae Vultus yang ditulis oleh Paus Fransiskus. Melalui hal itu maka dapat diuraikan pokok permasalahan yang dibahas yaitu

tentang belas kasih Allah melandasi belas kasih imam dalam menjalankan tugas pelayanannya.

  1.4 Tujuan Penulisan

  Tujuan penulisan skripsi ini adalah pertama, penulis ingin menguraikan tentang belaskasih Allah dalam kehidupan manusia. Kedua, mengajak pembaca untuk dapat memahami tentang belaskasih Allah melalui sudut pandang Ensiklik

  

Dives in Misericordia dan Bulla Misericordiae Vultus. Ketiga, untuk melihat

  bahwa dalam diri imam memancarkan kerahiman Allah. Keempat, untuk mengetahui belas kasih Allah dalam karya penggembalaan para imam. Kelima, untuk memenuhi persyaratan kelulusan sebagai sarjana di Fakultas Filsafat Universitas Parahyangan.

  1.5 Sistematika Penulisan

  Penulisan pada bab I terbagi beberapa subbab. Pada bab ini di uraikan latar belakang penulisan juga rumusan masalah dan tujuan penulisan.

  Pada bab II akan diuraikan tentang Allah yang berbelaskasih dilihat melalui sudut pandang Ensiklik Dives In Misericordia Tentang Belas Kasih Allah yang ditulis oleh Paus Yohanes Paulus II yang juga akan nampak jelas bahwa Allah kaya dengan rahmat dan dalam bulla Misericordiae Vultus yang ditulis oleh Paus Fransiskus.

  Sebagai pengantar sebelum masuk pada subbab, penulis akan menguraikan arti belaskasih Allah di dalam kita suci kitab suci yang mana dalam sejarah hidup manusia Allah benar-benar menunjukan kerahiman-Nya kepada manusia. Bahwa Allah bukanlah Allah yang selalu memberikan hukuman ketika manusia berdosa melainkan Allah yang penuh kasih yang mencintai umat manusia dengan terus memberikan pengampunan. Pada subbab pertama akan dijelaskan tentang konsep Allah yang maharahim dalam kehidupan manusia. Konsep kerahiman ini didasarkan pada tindakan Allah yang begitu peduli terhadap manusia dan bagaimana Allah sungguh mencintai manusia. Di subbab yang kedua akan dijelaskan tentang Yesus yang hadir yang menampakan wajah kerahiman Bapa.

  Pada subbab tiga diuraikan tentang Gereja yang menampakan kerahiman.

  Pada bab III, membahas tentang Imam sebagai wajah Kerahiman, yang mempunyai makna bahwa imam dalam karya penggembalaannya hendaknya memampakan kerahiman Allah dalams setiap perjumpaan dengan umat beriman

  Pada bab IV, penulis akan menguraikan belaskasih imam dalam karya. Dalam

  bab ini penulis mencoba menguraikan norma-norma atau nilai yang harus dimiliki oleh seorang imam sebagai dasar utama dalam karya penggembalaan. Bahwa sebagai seorang gembala, imam harus mampu menjaga kawanan dombanya, dalam hal ini umat yang dilayani. Ketika dalam pelayanan tersebut, imam hendaknya memiliki sikap sebagai seorang gembala yang baik yang memiliki sikap belaskasih.

  Pada Bab V, pertama, berisi kesimpulan tentang pembahasan yang telah dibahas pada bab dan subbab sebelumnya. Kedua, refleksi penulis mengenai imam yang berbelaskasih dalam karya penggembalaan serta juga tantangan yang dihadapi oleh para imam dalam menjalankan tugas perutusannya.