Kesadaran WNI masyarakat terhadap PEMILU

TM PPKn 2013/2014
Kesadaran WNI – Pemilu Legislatif

SEKAR NADYA NABILA ARIE MARSHA
X IPA 9

DILEMATIS
DRAMA
PRA-PEMILU
SEKAR NADYA NABILA ARIE MARSHA
X IPA 9

Seperti yang kita ketahui, tanggal 9
april 2014 lalu telah diselenggarakan
pemilu legislatif. Bagaimana antusias
masyarakat dalam pelaksanaan pemilu
kali ini? Jumlah partisipan Pileg kali ini
meningkat
dari
periode
Pileg

sebelumnya, tapi apakah semua
pemilih bisa menggunakan hak
pilihnya secara cerdas dan bijak?

Semakin dekat dengan pemilu, semakin banyak
partai politik yang mengampanyekan partai nya
di berbagai media, salah satunya televisi. Iklan
kampanye partai politik serasa kurang menarik
jika hanya merayu masyarakat dengan inti
“coblos partai kami”. Maka, parpol-parpol pun
bermanis-manis janji untuk menarik simpati
Warga Negara Indonesia.

Salah satu partai poitik ada yang menjanjikan
pada tahun 2019 penghasilan minimum pekerja
Indonesia akan mencapai angka Rp. 5 juta /
bulan. Kemudian disusul partai lain yang merasa
masih kalah pamor, maka partai tersebut
menjanjikan penghasilan minimum Rp. 12 juta /
bulan. Pertanyaannya, mungkinkah?


Ada lagi partai politik yang sudah menjajah
pertelevisian Indonesia jauh berbulan-bulan
sebelumnya, dengan ambisi yang terlalu kuat
partai politik itu pun memajang calon
presidennya sebagai bintang iklan. Garuda dan
macan pun mereka ajak masuk ke dalam dunia
politik dan menjadi maskot yang tak berdosa
dari kampanye mereka.

Segala macam cara dilakoni para caleg untuk
mendapatkan ‘Kursi ATM’ yang jika diduduki bisa
memberikan apapun yang diinginkannnya. Uang
basah seakan-akan bisa membasuh telapak
tangan dari jabat tangan munafik mereka.

Memang tidak semuanya seperti itu, tapi
malaikat yang berada di tengah lingkaran setan
tidak mampu berbuat apapun. Seperti yang kita
lihat, banyak juga orang-orang bersih yang

memang sungguh-sungguh berkeinginan untuk
membangun bangsa malah difitnah, dijatuhkan,
dan dijebloskan.

Money politics pun dijadikan paku pemilih untuk
mencoblos kertas suara, yang tidak lain dan tidak
bukan juga merupakan kendaraan mereka menuju
RSJ. Entah mengapa mereka hanya membuat 2
pilihan untuk hidupnya, yang pertama terpilih dan
mendapatkan segalanya, atau yang kedua gagal
menduduki kursi tersebut, uang habis, rumah dan
mobil terjual habis, hutang dimana-mana, dan
kemudian depresi berat.

Apa lagi sih yang kurang dari para caleg itu ?
segala macam cara telah mereka lakukan untuk
mengambil hati dan hak kebebasan rakyat. Dari
mulai serangan fajar, sembako politics, dsb.

Lalu, kenapa mereka mau mengeluarkan modal

yang begitu besar untuk mencalonkan diri
sebagai calon anggota legislatif? Apakah gaji
anggota DPR RI / DPRD selama 5 tahun mampu
menutupi modal yang telah mereka keluarkan
untuk berkampanye ria?

Lantas, apa yang mendasari mereka mau
mempertaruhkan harta mereka dalam perjudian
politik kotor ini? Apa karena balik modal yang
sangat menjanjikan dan keuntungan berlipat
dari proyek-proyek illegal yang dilengkapi
dengan fasilitas KKN yang nyaman dan leluasa
jika mereka bisa menduduki kursi kemang?

Wallahu a’lam

Jika tahun ini anda menjadi
pemilih, apakah anda sudah
mampu menentukan pilihan caleg
atau parpol?


Narasumber 1
“Tidak”
Narasumber 2
“Saya akan memilih caleg yang
saya kenal”

Apa saja produk yang dihasilkan
legislatif periode 2009-2014
yang anda ketahui?

Narasumber 1
“Ngga tau”
Narasumber 2
“Ngga tau, ngga ada kali”

Menurut Anda bagaimana
kinerja para anggota legislatif?

Narasumber 1

“Saya ngga pernah mengamati”
Narasumber 2
“Ngga ada hasil”

Menurut Anda sudah tepatkah
sistem Pemilu di Indonesia?

Narasumber 1
“Kebanyakan caleg, hehe”
Narasumber 2
“Sudah”

Bagaimana harapan anda
terhadap para caleg periode
2014-2019?

Narasumber 1
“Semoga mereka bisa mensejahterakan
rakyat lebih baik dari periode sebelumnya,
dan tidak ada lagi korupsi”

Narasumber 2
“Semoga bisa membawa Indonesia
menjadi lebih baik”

Bagaimana tanggapan Anda
terhadap oknum-oknum anggota
legislatif yang menyalahgunakan
jabatannya?

Narasumber 1
“Kesannya mereka menggunakan
jabatannya untuk keuntungan mereka
sendiri. Padahal mereka ada untuk
mensejahterakan rakyat”
Narasumber 2
“Dicabut saja HAM nya”

Bagaimana dengan Anda sendiri,
sudah puaskah dengan kinerja para
wakil rakyat?


Sebagai WNI yang baik, sudahkah
kita cerdas dalam menilai dan
memilih?

Golput bukan pilihan.

Bagaimana dengan Pilpres
dibulan Juli mendatang?
Semoga dengan mengkritisi
Pileg kali ini kita bisa lebih
bijak lagi.