Pancasila Sebagai Sebuah Ideologi Benark

1
Pancasila Sebagai Sebuah Ideologi, Benarkan?
2
3
Proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia telah menghantarkan kepada terwujudnya sebuah
4negara kebangsaan secara modern. Di antara keharusan sebagai sebuah negara adalah adanya
5landasan negara. Maka para pendiri negara ini telah menyepakati Pancasila sebagai dasar berdirinya
6bangsa ini, terlepas dari proses yang demikian alot dan proses yang begitu singkat.
7
Setelah lebih dari setengah abad berdiri, bangsa ini seolah lupa bahwa mereka mempunyai
8sebuah ”jimat” yang begitu sakral yang tidak akan pernah tersentuh oleh perubahan. Walaupun pada
9kenyataannya Pancasila yang begitu agung dan sakral, yang konon adalah falsafah dasar dan jiwa
10seluruh bangsa ini, sama sekali tidak tercermin dalam kehidupan berbangsa dan bernegara saat ini.
11
Akhir-akhir ini muncul wacana yang bernada sumbang dari sebagian elemen bangsa karena
12dorongan tertentu, mengatakan “pemerintah hendaknya membubarkan ormas yang tidak
13berlandaskan Pancasila”. Suara ini tentu saja kian menunjukkan bahwa sebenarnya jimat sakral itu
14memang tidak sakti. Jika tidak karena doktrin kosong yang terus didengungkan dengan corong
15penguasa yang mempunyai tafsiran masing-masing sesuai dengan kepentingan mereka, niscaya
16rakyat Indonesia sudah melupakan pancasilanya. Ironis memang.
17Sejarah Pancasila

18
Alkisah, pada tanggal 1 Juni 1945, untuk pertama kalinya, istilah “Pancasila” disebutkan oleh
19Soekarno (Bung Karno) dalam Sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPK).
20Pada hari itu, di forum BPUPK, Bung Karno mengusulkan rumusan dasar Negara Negara, yang
21terdiri atas lima sila: (1) Kebangsaan Indonesia (2) Internasionalisme atau Perikemanusiaan (3)
22Mufakat atau demokrasi (4) Kesejahteraan Sosial (5) Ketuhanan.
23
Benarkah Bung Karno adalah orang pertama yang merumuskan Pancasila? Ternyata tidak!
24Tiga hari sebelum pidato Bung Karno itu, pada 29 Mei 1945, Mr. Muhammad Yamin sudah terlebih
25dahulu menyampaikan pidatonya yang juga mengandung usulan lima dasar bagi Indonesia merdeka,
26yaitu (1) peri kebangsaan (2) peri kemanusiaan (3) peri-Ketuhanan (4) peri kerakyatan dan (5)
27kesejahteraan rakyat.
28
Tidak ada perbedaan fundamental antara lima asas Yamin dengan lima dasar Soekarno.
29Panjang naskah pidatonya pun sama, yaitu 20 halaman. Karena itulah, B.J. Boland dalam bukunya,
30The Struggle of Islam in Modern Indonesia (The Hague: Martinus Nijhoff, 1971), menyimpulkan
31bahwa “The Pancasila was in fact a creation of Yamin and not Soekarno’s.” (Pancasila faktanya
32adalah karya Yamin dan bukan karya Soekarno).
33
Bahkan, tentang nama Pancasila sendiri, diakui oleh Soekarno ia mengkonsultasikan nama itu

34kepada seorang ahli bahasa, yang tidak lain adalah Muhammad Yamin. Dalam buku Sejarah
35Lahirnya Undang-undang Dasar 1945 dan Pancasila (Inti Idayu Press, 1984) disebutkan, bahwa
36Soekarno pada tahun 1966 mengakui, kata “sila” adalah sumbangan Yamin, sedangkan kata “Panca”
37berasal dari dirinya. (Lihat, Endang Saifuddin Anshari, Piagam Jakarta 22 Juni 1945, (Jakarta: GIP,
381997),hal. 18-19). Juga, Restu Gunawan, Muhammad Yamin dan Cita-cita Persatuan, (Yogyakarta:
39Penerbit Ombak, 2005), hal. 48-50).
40
Juga, sebagai catatan, soal penggali Pancasila sebenarnya hingga kini masih menyisakan
41perdebatan. Dalam rapat-rapat BPUPK, sebenarnya ada sekitar 30 anggota yang berbicara, termasuk
42Mohammad Hatta. Anehnya, hanya pidato 3 orang saja yang dimasukkan ke dalam buku Muhammad
43Yamin, Pembahasan Undang-undang Dasar Jilid I. Notulen rapat BPUPK semula dipegang oleh RP
44Suroso, lalu dipinjam oleh Adinegoro. Selanjutnya Muhammad Yamin meminjam dari Adinegoro
45dengan alasan akan diterbitkan, untuk itu perlu diedit. Sampai meninggalnya Yamin, naskah notulen

1

1

1tersebut tidak pernah muncul, sementara yang beredar di masyarakat adalah bukunya Yamin, yang
2hanya memuat pidato 3 orang saja. Bung Hatta pernah mengaku sangat kecewa dengan hilangnya

3notulen BPUPK tersebut.
4
Dalam buku berjudul Pantjasila Dasar Filsafat Negara oleh Bung Karno, dimuat pidato5pidato Bung Karno saat memberikan kursus/kuliah umum tentang Pancasila di Istana Negara Jakarta
6dan di Universitas Gajah Mada Yogyakarta. Kursus-kursus itu diselenggarakan oleh satu lembaga
7bernama “Liga Pancasila”. Dalam pidatonya, Soekarno antara lain menyatakan:
8
9
10
11
12
13
14

“Saya gali sampai jaman Hindu dan pra-Hindu. Masyarakat Indonesia ini boleh saya
gambarkan dengan saf-safan. Saf ini di atas saf itu, di atas saf itu saf lagi. Saya melihat
macam-macam saf. Saf pra-Hindu, yang pada waktu itu telah bangsa yang berkultur dan
bercita-cita. Berkultur sudah, beragama sudah, hanya agamanya lain dengan agama sekarang,
bercita-cita sudah. Jangan kira bahwa kita pada jaman pra-Hindu adalah bangsa yang
biadab… Jadi, empat saf, saf pra-Hindu, saf Hindu, saf Islam, saf imperialis, menembus
jaman Islam, menembus jaman Hindu, masuk ke dalam jaman pra-Hindu.”


15

(Soekarno, Pantjasila Dasar Filsafat Negara, (Djakarta: Jajasan Empu Tantular, 1960),

16
Jika benar, bahwa Pancasila digali dari zaman pra-Hindu, dan bukan berasal dari zaman
17Hindu, Islam, atau era penjajah Barat maka, tentunya bisa dipertanyakan, bagaimana dengan aspirasi
18para tokoh Islam pada perumusan Piagam Jakarta - yang di dalamnya memuat naskah Pancasila 19pada Sidang BPUPK tahun 1945? Apakah benar, konsep itu murni hanya digali dari zaman pra20Hindu? Tentu saja pemahaman semacam ini tidak mudah dibuktikan kebenarannya dan lebih
21merupakan sebuah dogma. Sebab, kehebatan peradaban zaman pra-Hindu di Indonesia sendiri tidak
22mudah dibuktikan secara ilmiah. Pada 1 Juni 1945, Soekarno memang mengajukan rumusan
23Pancasila. Tapi, Pancasila rumusan Soekarno dan rumusan lainnya kemudian dirembukkan dalam
24rapat-rapat Panitia Sembilan BPUPK, dan kemudian keluarlah rumusan Pancasila yang berbeda
25dengan rumusan versi Soekarno.
26Pancasila dalam tinjauan filsafat
27
Secara etimologis istilah ”filsafat“ atau dalam bahasa Inggrisnya “philosophi” adalah berasal
28dari bahasa Yunani  “philosophia” yang secara lazim diterjemahkan sebagai “cinta
29kearifan” kata philosophia tersebut berakar pada kata “philos” (philia, cinta) dan “sophia”
30(kearifan). Berdasarkan pengertian bahasa tersebut filsafat berarti cinta kearifan. Kata kearifan bisa

31juga berarti “wisdom” atau kebijaksanaan sehingga filsafat bisa juga berarti cinta kebijaksanaan.
32Berdasarkan makna kata tersebut maka mempelajari filsafat berarti merupakan upaya manusia untuk
33mencari kebijaksanaan hidup yang nantinya bisa menjadi konsep kebijakan hidup yang bermanfaat
34bagi peradaban manusia. Seorang ahli pikir disebut filosof, kata ini mula-mula dipakai oleh
35Herakleitos.
36
Ada pula pengertian lain dari filsafat adalah pandangan hidup seseorang atau sekelompok
37orang yang merupakan konsep dasar mengenai kehidupan yang dicita-citakan. Filsafat juga diartikan
38sebagai suatu sikap seseorang yang sadar dan dewasa dalam memikirkan segala sesuatu secara
39mendalam dan ingin melihat dari segi yang luas dan menyeluruh dengan segala hubungan.
40
Pancasila dapat dikatakan sebagai filsafat dalam arti produk, sebagai pandangan hidup, dan
41dalam arti praktis. Ini berarti Filsafat Pancasila mempunyai fungsi dan peranan sebagai pedoman
42dan pegangan dalam sikap, tingkah laku dan perbuatan dalam kehidupan sehari-hari, dalam
43bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara bagi bangsa Indonesia.
44
Filsafat Pancasila dapat didefinisikan secara ringkas sebagai refleksi kritis dan rasional
45tentang Pancasila sebagai dasar negara dan kenyataan budaya bangsa, dengan tujuan untuk
46mendapatkan pokok-pokok pengertiannya yang mendasar dan menyeluruh.


1

2

1
Menurut Ruslan Abdul Gani, Pancasila dikatakan sebagai filsafat, karena Pancasila
2merupakan hasil perenungan jiwa yang mendalam yang dilakukan oleh the faounding father kita,
3yang dituangkan dalam suatu sistem.
4
Sedangkan menurut Prof. Notonagoro, filsafat Pancasila memberi pengetahuan dan
5pengertian ilmiah yaitu tentang hakikat dari Pancasila.
6
Pancasila yang terdiri atas lima sila pada hakikatnya merupakan sistem filsafat dimana
7seluruh bagian-bagian (masing-masing sila) saling berhubungan, saling bekerjasama untuk tujuan
8tertentu dan merupakan suatu kesatuan yang utuh. Dapat disebut juga sebagai kesatuan organis.
9
Pemikiran dasar yang terkandung dalam Pancasila, yaitu pemikiran tentang manusia yang
10berhubungan dengan Tuhan, dengan diri sendiri, dengan sesama, dengan masyarakat bangsa yang
11nilai-nilai itu dimiliki oleh bangsa Indonesia.
12Pancasila Sebagai Ideologi

13
Berdasarkan etimologinya, ideologi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata
14yaitu  [idea] berarti raut muka, perawakan, gagasan dan buah pikiran dan  [logia] berarti
15ajaran. Dengan demikian ideologi adalah ajaran atau ilmu tentang gagasan dan buah pikiran atau
16science des ideas.
17
Ideologi secara praktis diartikan sebagai sistem dasar seseorang tentang nilai-nilai dan tujuan18tujuan serta sarana-sarana pokok untuk mencapainya. Jika diterapkan oleh Negara maka ideologi
19diartikan sebagai kesatuan gagasan-gagasan dasar yang disusun secara sistematis dan dianggap
20menyeluruh tentang manusia dan kehidupannya, baik sebagai individu, sosial, maupun dalam
21kehidupan bernegara.
22
Pancasila jika dilihat dari nilai-nilai dasarnya, dapat dikatakan sebagai ideologi terbuka.
23Dalam ideologi terbuka terdapat cita-cita dan nilai-nilai yang mendasar, bersifat tetap dan tidak
24berubah. Oleh kareanya ideologi tersebut tidak langsung bersifat operasional, masih harus
25dieksplisitkan, dijabarkan melalui penafsiran yang sesuai dengan konteks jaman. Pancasila sebagai
26ideologi terbuka memiliki ideologi-ideologi idealitas, normative dan realities.
27
Jika dibandingkan dengan ideologi lain, Pancasila mempunyai perbedaan diantara adalah
28bahwa Pancasila (sebagai Ideologi) memberi kedudukan yang seimbang kepada manusia sebagai
29makhluk individu dan makhluk sosial. Pancasila bertitik tolak dari pandangan bahwa secara kodrati

30bersifat monopluralis, yaitu manusia yang satu tetapi dapat dilihat dari berbagai dimensi dalam
31aktualisasinya.
32
Demikian beberapa uraian tentang Pancasila yang diyakini sebagai sebuah ideologi final,
33yang mana nilai-nilanya harus tetap terjaga dan diamalkan dalam kehidupan bangsa Indonesia dalam
34bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia.
35
Namun masih banyak hal yang harus dijawab oleh Pancasila sebagai ideologi, terutama
36berkaitan dengan kebangkitan bangsa Indonesia dalam kancah kehidupan dunia menuju era global.
37Maka ada baiknya kita letakkan Pancasila pada sebuah timbangan yang akan mengukur dan
38memeberikan jawaban atas klaim Pancasila sebagai Ideologi Bangsa Indonesia.
39Mengupas Ideologi
40
Ideologi adalah kumpulan ide atau gagasan. Kata ideologi sendiri diciptakan oleh Destutt de
41Tracy pada akhir abad ke-18 untuk mendefinisikan “sains tentang ide“.
42
Tujuan utama dibalik ideologi adalah untuk menawarkan perubahan melalui proses pemikiran
43normatif. Ideologi adalah sistem pemikiran abstrak (tidak hanya sekadar pembentukan ide) yang
44diterapkan pada masalah publik sehingga membuat konsep ini menjadi inti politik. Secara implisit


1

3

1setiap pemikiran politik mengikuti sebuah ideologi walaupun tidak diletakkan sebagai sistem
2berpikir yang eksplisit.
3
Maka untuk menggali lebih dalam lagi tentang ideologi, diperlukan definisi yang benar. Itu
4sebabnya Ibnu Sina pernah berkomentar: “Tanpa definisi, kita tidak akan pernah bisa sampai pada
5konsep”. Karena itu menurutnya, sama pentingnya dengan silogisme (baca: logika berfikir yang
6benar) bagi setiap proposisi (dalil atau pernyataan) yang kita buat.
7
Mabda’ (ideologi) secara etimologis adalah mashdar mimi dari kata bada’a- yabdau 8bad’an - wa mabda’an yang berarti permulaan.
9
Secara terminologis berarti pemikiran mendasar yang dibangun diatas pemikiran-pemikiran
10(cabang). [dalam Al-Mausu’ah al-Falsafiyah].
11

Selain definisi di atas, berikut ada beberapa definisi lain tentang ideologi:


121.
13
14

Wikipedia Indonesia: Ideologi adalah kumpulan ide atau gagasan atau aqidah ‘aqliyyah
(akidah yang sampai melalui proses berpikir) yang melahirkan aturan-aturan dalam
kehidupan.

152.
16

Karl Marx: Ideologi merupakan alat untuk mencapai kesetaraan dan kesejahteraan bersama
dalam masyarakat.

173.

Napoleon: Ideologi keseluruhan pemikiran politik dari rival–rivalnya.

184.
19

20
21
22

Dr. Hafidh Shaleh: Ideologi adalah sebuah pemikiran yang mempunyai ide berupa
konsepsi rasional (aqidah aqliyah), yang meliputi akidah dan solusi atas seluruh problem
kehidupan manusia. Pemikiran tersebut harus mempunyai metode, yang meliputi metode
untuk mengaktualisasikan ide dan solusi tersebut, metode mempertahankannya, serta metode
menyebarkannya ke seluruh dunia.

235.
24
25
26
27
28

Taqiyuddin An-Nabhani: Mabda’ adalah suatu aqidah aqliyah yang melahirkan peraturan.
Yang dimaksud aqidah adalah pemikiran yang menyeluruh tentang alam semesta, manusia,
dan hidup, serta tentang apa yang ada sebelum dan setelah kehidupan, di samping
hubungannya dengan Zat yang ada sebelum dan sesudah alam kehidupan di dunia ini. Atau
mabda’ adalah suatu ide dasar yang menyeluruh mengenai alam semesta, manusia, dan hidup.
Mencakup dua bagian yaitu, fikrah dan thariqah.

29
Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa Ideologi (mabda’) adalah pemikiran yang
30mencakup konsepsi mendasar tentang kehidupan dan memiliki metode untuk merasionalisasikan
31pemikiran tersebut berupa fakta, metode menjaga pemikiran tersebut agar tidak menjadi absurd dari
32pemikiran-pemikiran yang lain dan metode untuk menyebarkannya.
33
Berdasarkan uraian di atas, jelas harus ada 2 syarat utama untuk Pancasila jika memang benar
34ia adalah sebuah ideologi. Konsep mendasar yang bukan hanya sekedar falsafah namun juga mampu
35melahirkan aturan cabang agar dapat terealisasinya secara faktual semua falsafahnya tersebut. Untuk
36itu perlu diuraikan beberapa perbandingan berbagai ideologi yang telah ada dan telah dianut oleh
37negara sebagai berikut:
38

Lihat tabel berikut:

39
40
41
42
1

4

Perbandingan Pancasila dan Ideologi Dunia
No

1

Ideologi
Kapitalis

Komunis

Dasar
qiyadah
fikriyah
Sekularisme, yaitu memisahkan
(pemikiran
(dialetika)
materialisme
agama
dari
kehidupan
prioritas
/
materialisme
masyarakat dan negara
kepemimpinan
berfikir)

dan

evolusi

Pancasila

Laa Ilaha illa iLallah, yaitu
menyatukan antara hukum
Allah SWT dgn kehidupan
(Aqidah Islam); Pembuat
Hukum dan Aturan

Berdasarkan kepada
keimanan
kepada
Tuhan YME

Fokus Gerakan

Negara
di
atas
segalanya.
Individu
merupakan salah satu gigi roda dalam roda
masyarakat yg berupa sumber daya alam,
manusia, barang produksi dll (satu kesatuan
yaitu materi)

Individu merupakan salah
satu anggota / bagian
masyarakat (masyarakat =
kumpulan manusia,
pemikiran, perasaan, dan
peraturan)

3

Ikatan Perbuatan

Liberalisme (kebebasan) dalam
masalah
aqidah,
pendapat,
pemilikan dan kebebasan pribadi

Tidak ada kebebasan dlm aqidah &
kepemilikan sedangkan dlm hal perbuatan
ada kebebasan

Seluruh perbuatan terikat
dengan hukum syara’.
Perbuatan baru bebas
dilakukan bila sesuai dgn
hukum syara’

4

Meraih
sebanyak-banyaknya
Tolok
ukur
Meraih sebanyak-banyaknya materi berupa
materi berupa harta, pangkat,
kebahagiaan
harta, pangkat, kedudukan, dll
kedudukan, dll

5

Kebebasan
Mendewakan kebebasan pribadi
pribadi
dalam demi meraih kebahagiaan yang
berbuat
mereka definisikan

6

Pandangan
terhadap
masyarakat

Keterangan

Islam

Individu
di
atas
segalanya.
Masyarakat hanyalah kumpulan
individuindividu
saja
(individualisme)

2

1

Dalam Hal

Mencapai ridha Allah SWT yg
terletak dalam ketaatannya
dalam setiap perbuatan

Sosial-Kerakyatan

Prof. Dr. Dawam
Rahardjo,
Masyarakat
Madani

Nilai-nilai
kemanusiaan

Kemakmuran
yang
adil dan beradab

Mendewakan
kebebasan
pribadi
demi
meraih
kebahagiaan
yang
mereka
definisikan

Distandarisasi oleh hukum
syara’. Bila sesuai bebas
dilakukan, bila tidak maka
tidak boleh dilakukan

Dibatasi oleh
hak orang lain

Masyarakat merupakan kumpulan dan
Masyarakat
merupakan
kesatuan manusia, alam dan interaksinya
kumpulan individu-individu
dengan alam

Masyarakat merupakan
kumpulan individu yang
memiliki perasaan dan
pemikiran yang satu serta
diatur oleh hukum yang
sama

Masyarakat
merupakan
kumpulan individuKapilatisme
individu, yang diatur
oleh negara sebagai
regulator

5

hak-

7

Ekonomi di tangan negara. Tidak ada sebab
pemilikan, semua orang boleh mencari
kekayaan dengan cara apapun. Namun
jumlah kekayaan yang boleh dimiliki dibatasi

Setiap orang boleh
menjalankan perekonomian
dengan membatasi sebab
pemilikan dan jenis
pemiliknya. Sedangkan
jumlah kekayaan yang boleh
dimiliki tidak dibatasi

Ekonomi campuran
Prof. Dr. Dawam
dari ideologi yang
Rahardjo, 2004
ada

Allah telah menjadikan bagi
manusia sistem aturan untuk
dijalankan dalam kehidupan
yang diturunkan pada nabi
Muhammad SAW. Manusia
hanya memahami
permasalahan, lalu menggali
hukum dari Al Qur’an dan As
Sunnah

Dari nilai-nilai luhur Soekarno,
warisan pendahulu 1945
bangsa Indonesia

8

Kemunculan
sistem aturan

Manusia membuat hukum bagi
dirinya berdasar fakta yang
dilihatnya

Sistem aturan diambil dari alat-alat produksi

9

Tolok ukur

Manfaat kekinian

Tolok ukur materi

10

1

Dasar
perekonomian

Ekonomi berada di tangan para
pemilik modal. Setiap orang
bebas menempuh cara apa saja.
Tidak
dikenal
sebab-sebab
pemilikan. Jumlahnya pun bebas
dimiliki tanpa batasan

Penerapan hukum

Terserah individu

Halal-haram

Tangan besi dari negara (otoriter)

6

Atas dasar ketaqwaan
individu, kontrol masyarakat
dan penerapan dari
masyarakat (penerapan
hukum pada masyarakat
oleh negara)

Pragmatisme

Bagaimana
penyelenggara
negara
menafsirkannya

1Kesimpulan
2

Dari bagan di atas dapat dimengerti beberapa kekhasan masing-masing

3ideologi pokok yang ada di dunia. Namun untuk menggali lebih dalam pemikiran dan
4praktek dari ideologi Pancasila sangat sulit, jika tidak dikatakan mustahil. Semua
5referensi penulisan dan pembahasan tentang ideologi Pancasila hanya menekannkan
6pada nilai tradisional kehidupan yang telah dipraktekan oleh masyarakat agraris;
7misalnya semangat gotong royong. Nilai filosofis kebenaran dari setiap agama dinukil
8secara kompromis dalam rangkaian bahasa yang luas dan kompromistis pula,
9sehingga dapat ditafsirkan oleh setiap warga seolah kepentingan mereka masing10masing telah diakomodir, misalnya dalam sila Ketuhanan Yang Maha Esa dan
11semboyan ”Bhinneka Tunggal Ika”.
12

Akan tetapi pada prakteknya yang mendasari penyelengara negara dan rakyat

13untuk bertindak adalah sekularisme, dimana ajaran agama hanya dijadikan filosofi
14dan acuan moral semata. Sedangkan dalam kehidupan pribadi, sebagian masyarakat
15akan melaksanakan perintah keagamaan mereka sepanjang tidak ”bersinggungan” dan
16”bertentangan” dengan hukum yang berlaku di Indonesia.
17

Lebih jauh lagi aturan-aturan dalam semua aspek kehidupan tidak pernah

18muncul baik secara rinci maupun global dari Pancasila. Semua bentuk perundang19undangan hanya disebut ”disemangati oleh nilai-nilai Pancasila” tanpa terbukti secara
20faktual disebutkan ”berdasarkan sila ke sekian butir ke-sekian maka undang-undang
21ini dibuat”. Jelaslah bahwa tidak pernah ada rincian aturan pelaksanaan nilai-nilai
22Pancasila yang nyata.
23

Ini bisa dimengerti karena pada dasarnya Pancasila memang tidak mampu

24untuk melahirkan aturan rumusan pelaksanaan (Metode/Tariqah), hanya sekedar
25filsafat semata. Allahu a’lam bi shawab[yah]

1

7

Dokumen yang terkait

Analisis Komposisi Struktur Modal Yang Optimal Sebagai Upaya Peningkatan Kinerja Operasional Pada PT Telagamas Pertiwi Di Surabaya

1 65 76

Kajian Karakteristik Fisik, Kimia dan Mikrobiologis Edible Film dari Tiga Jenis Pati (Kimpul, Ubi Jalar Putih dan Singkong) dengan Penambahan Filtrat Kunyit (Curcuma longa Linn.) Sebagai Penghambat Bakteri Salmonella.

16 119 21

Studi Kualitas Air Sungai Konto Kabupaten Malang Berdasarkan Keanekaragaman Makroinvertebrata Sebagai Sumber Belajar Biologi

23 176 28

Pengelolaan Publikasi MelaluiMedia Sosial Sebagai sarana Pengenalan Kegiatan Nandur Dulur( Studi deskriptif pada tim publikasi Nandur Dulur)

0 66 19

Identifikasi Jenis Kayu Yang Dimanfaatkan Untuk Pembuatan Perahu Tradisional Nelayan Muncar Kabupaten Banyuwangi dan Pemanfaatanya Sebagai Buku Nonteks.

26 327 121

Modifikasi Struktur Senyawa Etil Pmetoksisinamat Melalui Proses Nitrasi- Esterifikasi dengan 1-Butanol Serta Uji Aktivitas Sebagai Antiinflamasi

3 34 113

Analisis Prioritas Program Pengembangan Kawasan "Pulau Penawar Rindu" (Kecamatan Belakang Padang) Sebagai Kecamatan Terdepan di Kota Batam Dengan Menggunakan Metode AHP

10 65 6

Peranan Deposito Sebagai Sumber Dana Pada PT. Bank X,Tbk. Cabang Buah Batu Bandung

3 47 1

Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Komitmen Organisasi Melalui Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Mediasi pada Bank DKI Kantor Cabang Surabaya

0 1 21

Asas Tanggung Jawab Negara Sebagai Dasar Pelaksanaan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

0 19 17