Pemanasan Global terhadap lingkungan hidup

BAB I
PENDAHULUAN

I.1

Latar Belakang
Pemanasan global atau yang lebih sering kita sebut global warming adalah perubahan

iklim berupa pemanasan pada atmosfer bumi sehingga juga memiliki efek terhadap
permukaan bumi itu sendiri. Definisi pemanasan global adalah proses meningkatnya suhu
rata-rata antara atmosfer, laut dan daratan (Bumi). Meningkatnya suhu permukaan bumi ini
dikarenakan oleh menumpuknya gas-gas yang menimbulkan efek rumah kaca di lapisan
atmosfir bumi, sehingga mengakibatkan panas bumi tertahan di lapisan bawah atmosfir,
yang pada gilirannya menyebabkan naiknya suhu permukaan bumi.
Para ahli ilmiah percaya perubahan iklim seperti pemanasan global telah terjadi
sepanjang sejarah bumi dan akan terus terjadi di masa depan. Beberapa bukti mengenai
terjadinya pemanasan global sudah banyak terlihat saat ini. Indonesia yang terletak di
equator, merupakan negara yang pertama akan merasakan dampak pemanasan global.
Contohnya saja perubahan iklim yang terjadi di Indonesia. Perubahan iklim yang
disebabkan oleh pemanasan global atau global warming telah menjadi isu besar di dunia.
Mencairnya es kutub utara dan kutub selatan yang akan menyebabkan kepunahan habitat di

sana merupakan bukti dari pemanasan global. Deretan bencanapun kian panjang seperti
banjir, tanah longsor, kekeringan, gagal tanam dan panen hingga konflik-konflik horizontal
di dalam masyarakat
Pemanasan global sendiri disebabkan oleh kegiatan manusia yang menghasilkan emisi
gas rumah kaca dari industri, kendaraan bermotor, pembangkit listrik bahkan menggunaan
listrik berlebihan. Mungkin pemanasan global akan terus mengancam kita di masa yang
akan mendatang. Kita memang tidak bisa menghindari pemanasan global, namun setidaknya
kita dapat mencegah dampak dari pemanasan global itu sendiri, agar masa depan bumi kita
dapat terselamatkan.
I.2

Rumusan Masalah
1. Bagaimana penyebab terjadinya pemanasan global ?
2. Bagaimana dampak yang ditimbulkan dari pemanasan global ?
3. Bagaimana upaya pencegahan yang ditimbulkan dari pemanasan global ?

I.3

Tujuan Penulisan
1. Mengetahui tentang penyebab terjadinya pemanasan global.

2. Mengetahui dampak yang diakibatkan dari pemanasan global.
3. Mengetahui cara atau upaya pencegahan dari pemanasan global.

I.4

Manfaat Penulisan
1. Memberikan wawasan bagi penulis maupun pembaca terhadap penyebab terjadinya
pemanasan global yang dengan sengaja atau tidak terjadi dalam kehidupan kita seharihari.
2. Memberikan wawasan bagi penulis maupun pembaca dampak yang diakibatkan dari
pemanasan global.
3. Mendorong penulis maupun pembaca untuk melakukan upaya pencegahan terjadinya
pemanasan global.

BAB II
LANDASAN TEORI

Kita tinggal di bumi, satu-satunya planet yang mempunyai banyak kekayaan sehingga
dapat ditinggali oleh makhluk hidup. Bumi adalah planet ketiga dari delapan planet dalam
sistem tata surya. Bumi juga mempunyai lapisan-lapisan yang melindungi bumi dari sinar
matahari secara langsung. Salah satunya adalah lapisan ozon. Lapisan ozon adalah gas

beracun, sehingga bila dekat dengan permukaan tanah akan berbahaya, bila terhisap dapat
merusak paru-paru. Sebaliknya, lapisan ozon di atmosfer melindungi kehidupan di bumi
agar bumi terlindung dari radiasi sinar ultraviolet yang dapat menyebabkan kanker. Lapisan
ozon ini dapat rusak oleh bahan kimia clorofluorocarbon (CFC) yang biasa digunakan
sebagai media pendingin dan gas pendorong spray aerosol. Bahan kimia ini memberikan
ancaman terhadap lapisan ozon. Bila dilepas ke atmosfer, zat yang mengandung klorin ini
akan dipecah oleh sinar matahari yang menyebabkan klorin dapat bereaksi dan
menghancurkan molekul-molekul ozon. Jika hal ini terjadi secara terus menerus, lapisan ini
akan menipis dan dapat membahayakan kehidupan di muka bumi.
Suhu rata-rata global pada permukaan Bumi telah meningkat 0.74 ± 0.18 °C (1.33 ±
0.32 °F) selama seratus tahun terakhir. Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC)
menyimpulkan bahwa, "sebagian besar peningkatan suhu rata-rata global sejak pertengahan
abad ke-20 kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah
kaca akibat aktivitas manusia melalui efek rumah kaca. Kesimpulan dasar ini telah
dikemukakan oleh setidaknya 30 badan ilmiah dan akademik, termasuk semua akademi
sains nasional dari negara-negara G8. Akan tetapi, masih terdapat beberapa ilmuwan yang
tidak setuju dengan beberapa kesimpulan yang dikemukakan IPCC tersebut.
Model iklim yang dijadikan acuan oleh projek IPCC menunjukkan suhu permukaan
global akan meningkat 1.1 hingga 6.4 °C (2.0 hingga 11.5 °F) antara tahun 1990 dan 2100.
Perbedaan angka perkiraan itu disebabkan oleh penggunaan skenario-skenario berbeda

mengenai emisi gas-gas rumah kaca pada masa mendatang, serta model-model sensitivitas
iklim yang berbeda. Walaupun sebagian besar penelitian terfokus pada periode hingga 2100,
pemanasan dan kenaikan muka air laut diperkirakan akan terus berlanjut selama lebih dari
seribu tahun walaupun tingkat emisi gas rumah kaca telah stabil. Ini mencerminkan
besarnya kapasitas kalor lautan.

Meningkatnya suhu global diperkirakan akan menyebabkan perubahan-perubahan
yang lain seperti naiknya permukaan air laut, meningkatnya intensitas fenomena cuaca yang
ekstrem, serta perubahan jumlah dan pola presipitasi. Akibat-akibat pemanasan global yang
lain adalah terpengaruhnya hasil pertanian, hilangnya gletser, dan punahnya berbagai jenis
hewan.
Beberapa hal yang masih diragukan para ilmuwan adalah mengenai jumlah
pemanasan yang diperkirakan akan terjadi pada masa depan, dan bagaimana pemanasan
serta perubahan-perubahan yang terjadi tersebut akan bervariasi dari satu daerah ke daerah
yang lain. Hingga saat ini masih terjadi perdebatan politik dan publik di dunia mengenai
apa, jika ada, tindakan yang harus dilakukan untuk mengurangi atau membalikkan
pemanasan lebih lanjut atau untuk beradaptasi terhadap konsekuensi-konsekuensi yang ada.
Sebagian besar pemerintahan negara-negara di dunia telah menandatangani dan meratifikasi
Protokol Kyoto, yang mengarah pada pengurangan emisi gas-gas rumah kaca.


Gambar II.1. Anomali suhu permukaan rata-rata selama periode 1999 sampai 2008
dengan dibandingkan pada suhu rata-rata dari 1940 sampai 1980.
Inilah yang disebut global warming di mana bumi mulai mengalami kenaikan suhu
atau pemanasan. Pemanasan global atau yang lebih sering kita sebut dengan global
warming, merupakan pemanasan bumi di tingkat rata-rata normal. Pemanasan global ini
disebabkan oleh menipisnya lapisan ozon di atas permukaan bumi dimana diakibatkan oleh
aktifitas manusia itu sendiri. Contohnya, pengunaan energi listrik yang berlebihan,
penggunaan bahan bakar emisi yang berlebihan, penebangan hutan secara besar-besaran,
dan juga efek rumah kaca.

Jika dibiarkan, pemanasan global akan terus mengancam kehidupan di bumi. Aktifitas
manusia pun akan terganggu dengan adanya pemanasan global ini. Perubahan iklim di
Indonesia, dan cuaca ekstrim merupakan segelintir contoh bahwa pemanasan global sudah
semakin mengancam kita. Maka dari itu, kita harus menyelamatkan bumi kita dari
pemanasan global.
Berikut ada beberapa cara untuk mencegah dampak yang ditimbulkan dari pemanasan
global, di antaranya :
1. Menghemat pemakaian listrik.
2. Reuse (menggunakan kembali)
3. Reduce (mengurangi/menghemat)

4. Recycle (mendaur ulang)
5. Penghijauan
6. Menggunakan transportasi umum.
7. Jangan memakai kantong plastik.
8. Menggunakan pupuk organik.
Pencegahan yang kita lakukan tentu tidak lepas dari peran serta pemerintah dan
kesadaran masyarakat itu sendiri. Kerja sama antara pemerintah dan masyarakat sangat
diperlukan demi keselamatan bumi kita.

BAB III
PEMBAHASAN

Pemanasan global telah menjadi permasalahan dunia saat ini. Pemanasan global atau
global warming merupakan pemanasan bumi di atas rata-rata normal. Pemanasan global
bukan hanya mengancam masa depan bumi kita, namun dapat merusak kehidupan di bumi
bila tidak segera diatasi.
III.1 Penyebab Pemanasan Global
Di bumi, kita mendapatkan energi dari sinar matahari. Kita akan merasakan panas jika
matahari sedang bersinar terik karena bumi menyerap sebagian energi dari matahari dan
sebagian energi lagi dipantulkan kembali keangkasa dalam bentuk panas. Secara alamiah

sinar pantulan dari bumi akan dilepaskan keangkasa sehingga panas di bumi cenderung
stabil. Akan tetapi, keadaan ini akan terganggu apabila di atmosfer bumi terdapat kumpulan
gas yang dapat menghalangi sinar pantulan keangkasa. Akibatnya sinar yang seharusnya
menjauh dari bumi akan tetap terkumpul di sekitar bumi yang semakin lama semakin
banyak dan menjadikan bumi semakin panas.
Kumpulan gas yang menghalangi sinar pantulan dari bumi disebut dengan gas rumah
kaca (green house gases). Efek yang ditimbulkan oleh gas rumah kaca disebut dengan efek
rumah kaca (green house effect).
Beberapa jenis

gas rumah kaca yang bertanggung jawab langsung terhadap

pemanasan yang kita alami, dan manusialah kontributor terbesar dari terciptanya gas-gas
rumah kaca tersebut. Kebanyakan dari gas rumah kaca ini dihasilkan oleh pembakaran
bahan bakar fosil pada kendaraan bermotor, pabrik-pabrik modern, peternakan, serta
pembangkit tenaga listrik.
Kelompok gas yang menjaga suhu permukaan bumi agar tetap hangat dikenal
dengan istilah “gas rumah kaca”. Disebut gas rumah kaca karena sistem kerja gas-gas
tersebut di atmosfer bumi mirip dengan cara kerja rumah kaca yang berfungsi menahan
panas matahari di dalamnya agar suhu di dalam rumah kaca tetap hangat. Planet kita pada

dasarnya membutuhkan gas-gas tesebut untuk menjaga kehidupan di dalamnya. Tanpa
keberadaan gas rumah kaca, bumi akan menjadi terlalu dingin untuk ditinggali karena
tidak adanya lapisan yang mengisolasi panas matahari.

Kontributor terbesar pemanasan global saat ini adalah Karbon Dioksida (CO2), metana
(CH4) yang dihasilkan agrikultur dan peternakan (terutama dari sistem pencernaan hewanhewan ternak), Nitrogen Oksida (NO) dari pupuk, dan gas-gas yang digunakan untuk kulkas
dan pendingin ruangan (CFC). Rusaknya hutan-hutan yang seharusnya berfungsi sebagai
penyimpan CO2 juga makin memperparah keadaan ini karena pohon-pohon yang mati akan
melepaskan CO yang tersimpan di dalam jaringannya ke atmosfer.
Beberapa gas menghasilkan efek pemanasan lebih parah dari CO2. Sebagai contoh
sebuah molekul metan menghasilkan efek pemanasan 23 kali dari molekul CO2. Molekul
NO bahkan menghasilkan efek pemanasan sampai 300 kali dari molekul CO 2. Gas-gas
lain seperti chloro fluoro carbons (CFC) ada yang menghasilkan efek pemanasan hingga
ribuan kali dari CO2.
III.2 Dampak yang Ditimbulkan dari Pemanasan Global
Pemanasan global dapat mengancam kehidupan di planet bumi. Ada beberapa fakta
yang mengancam kehidupan di planet bumi karena pemanasan global, yaitu :
1. Mencairnya Es di Kutub Utara dan Selatan
Pemanasan Global berdampak langsung pada terus mencairnya es di daerah kutub
Utara dan kutub Selatan. Mencairnya es saat ini berjalan jauh lebih cepat dari modelmodel prediksi yang pernah diciptakan oleh para ilmuwan. Beberapa prediksi awal yang

pernah dibuat sebelumnya memperkirakan bahwa seluruh es di kutub akan lenyap pada
tahun 040 sampai 100. Tetapi

data

es tahunan

membuat mereka berpikir ulang mengenai

yang

model

tercatat hingga tahun 007
prediksi yang telah dibuat

sebelumnya.
Para ilmuwan mengakui bahwa ada faktor-faktor kunci yang tidak mereka ikutkan
dalam model prediksi yang ada. Dengan menggunakan data es terbaru, serta model
prediksi yang lebih akurat, Dr. H. J. Zwally, seorang ahli iklim NASA membuat

prediksi baru yang sangat mencengangkan “Hampir semua es di kutub Utara akan
lenyap di tahun 2012”.

Gambar III.1. Es di kutub yang semakin mencair dari tahun ke tahun.
2. Meningkatnya Level Permukaan Laut
Mencairnya es di kutub utara dan kutub selatan berdampak langsung pada naiknya
level permukaan air . Para ahli memperkirakan apabila seluruh Greenland mencair.
Level

permukaan laut akan naik sampai dengan

7

meter! Cukup untuk

menenggelamkan seluruh pantai, pelabuhan, dan dataran rendah di seluruh dunia.
3. Perubahan Iklim dan Cuaca yang Semakin Ekstrim
NASA menyatakan bahwa pemanasan global berimbas pada semakin ekstrimnya
perubahan cuaca dan iklim bumi. Pola curah hujan berubah-ubah tanpa dapat diprediksi
sehingga menyebabkan banjir di satu tempat, tetapi kekeringan di tempat yang lain.

Topan dan badai tropis baru akan bermunculan dengan kecenderungan semakin lama
semakin kuat.
4. Gelombang Panas Menjadi Semakin Ganas
Pemanasan Global mengakibatkan gelombang panas menjadi semakin sering terjadi
dan semakin kuat. Tahun 2007 adalah tahun pemecahan rekor baru untuk suhu yang

dicapai oleh gelombang panas yang biasa melanda Amerika Serikat. Daerah St. George,
Utah memegang rekor tertinggi dengan suhu tertinggi mencapai 48oCelcius! Serangan
gelombang panas kali ini bahkan memaksa pemerintah di beberapa negara bagian
untuk mendeklarasikan status darurat siaga I. Serangan tahun itu memakan beberapa
korban meninggal (karena kepanasan), mematikan ratusan ikan air tawar, merusak hasil
pertanian, memicu kebakaran hutan yang hebat, serta membunuh hewan-hewan ternak.

Gambar III.2. Akibat cuaca panas yang sangat ganas, tanah-tanah mengalami kekeringan
sehingga merekah (retak).
5. Habisnya Gletser- Sumber Air Bersih Dunia
Mencairnya gletser-gletser dunia mengancam ketersediaan air bersih, dan pada
jangka panjang akan turut menyumbang peningkatan level air laut dunia dan sayang nya
itulah yang terjadi saat ini. Gletser-gletser dunia saat ini mencair hingga titik yang
mengkhawatirkan! NASA mencatat bahwa sejak tahun 1960 hingga 005 saja, jumlah
gletser-gletser di berbagai belahan dunia yang hilang tidak kurang dari 8.000 meter
kubik! Para ilmuwan NASA kini telah menyadari bahwa cairnya gletser, cairnya es di
kedua kutub bumi, meningkatnya temperatur bumi secara global, hingga meningkatnya
level air laut merupakan bukti bukti bahwa planet bumi sedang terus memanas.

Gambar III.3. Perbandingan gletser tahun 1973 dan tahun 2006

III.3 Upaya Pencegahan atau Mengurangi dari Pemanasan Global
Pada dasarnya, yang harus kita lakukan adalah mengurangi semaksimal mungkin
segala aktifitas yang menghasilkan emisi gas rumah kaca. Ada empat hal utama yang
dapat kita lakukan untuk menyelamatkan planet bumi:
1. Batasilah Pemakaian Energi yang Menghasilkan Karbon Dioksida dan Gas-Gas Lain.
Bila memungkinkan,

carilah sumber-sumber energi alternatif yang tidak

menghasilkan emisi CO2 seperti tenaga matahari, air, angin, nuklir, dan lain-lain. Bila
terpaksa harus menggunakan bahan bakar fosil (yang mana akan menghasilkan emisi
CO2), gunakanlah dengan bijak dan efisien. Hal ini termasuk menghemat listrik dan
energi, apalagi Indonesia termasuk negara yang banyak menggunakan bahan bakar fosil
(minyak, batubara) untuk pembangkit listriknya. Matikanlah peralatan listrik ketika
tidak digunakan, gunakan lampu hemat energi, dan gunakanlah panel surya sebagai
energi alternatif. Kurangi penggunaan atau pemakaian kulkas dan AC yang akan
menghasilkan gas CFC.
2. Tanamlah Lebih Banyak Pohon
Tanaman hijau menyerap CO2 dari atmosfer dan menyimpannya dalam jaringannya.
Tetapi setelah mati mereka akan melepaskan kembali CO 2 keudara. Lingkungan dengan
banyak tanaman akan mengikat CO2 dengan baik, dan harus dipertahankan oleh generasi
mendatang. Jika tidak, maka karbon yang sudah tersimpan dalam tanaman akan kembali
terlepas ke atmosfer sebagai CO2.
3. Daur Ulang (Recycle) dan Gunakan Ulang (Reuse)
Kalkulasi yang dilakukan di California menunjukkan bahwa apabila proses daur
ulang dapat diterapkan hingga di level negara bagian California, maka energi yang
dihemat cukup untuk memberikan suplai energi bagi 1,4 juta rumah, mengurangi 7.047
ton polusi air, menyelamatkan 14 juta pohon, dan mengurangi emisi gas rumah kaca
hingga setara dengan 3,8 juta mobil.

Gambar III.4. 3R (Reduce, Reuse dan Recycle)

BAB IV
PENUTUP

IV.1 Kesimpulan
1. Penyebab dari pemanasan global adalah terganggunya proses pemantulan energi panas
keangkasa kembali, dikarenakan banyaknya gas-gas emisi yang ada dibawah atmosfer
menghalangi sinar pantulan ke angkasa, yang sering disebut juga dengan efek rumah
kaca.
2. Gas-gas emisi ini dihasilkan oleh kita sendiri yaitu dari kehidupan sehari-hari, seperti
pemakaian listrik yang berlebihan, pemakaian kulkas dan air conndition (AC),
pemakaian bahan bakar fosil (minyak bumi dan batubara), dan lain-lain. Sehingga
menghasilkan gas-gas emisi, seperti CO2, Metana (CH4), CO, CFC, NO, dan lain-lain.
3. Penebangan hutan secara liar dan kebakaran hutan juga dapat mempercepat menaikan
jumlah gas-gas emisi, karena pohon yang telah mati cenderung melepaskan CO dari
dalam jaringannya.
4. Dampak yang diakibatkan dari pemanasan global adalah mencairnya es dikutub Utara
dan kutub Selatan, meningkatnya level permukaan laut, perubahan iklim dan cuaca,
gelombang panas yang semakin panas dan habisnya gletser sumber air bersih dunia.
5. Upaya untuk mencegah terjadinya pemanasan global yaitu dengan mengurangi
pemakaian energi yang menghasilkan gas-gas emisi yang mengakibatkan terjadinya
efek rumah kaca, menanam pohon lebih banyak kembali dan melakukan 3R (reduce,
reuse dan recycle)
IV.2 Saran
1. Satu langkah kecil yang kita ambil untuk menyelamatkan bumi dari pemanasan global
akan menyelamatkan kehidupan semua makhluk bumi.
2. Mengajak sesama manusia untuk melakukan pencegahan terhadap dampak pemanasan
global.

DAFTAR PUSTAKA

As-syakur, A.R., 2008, “Hubungan Efek Rumah Kaca, Pemanasan Global dan Perubahan
Iklim”, wordpress, Bali. (http://mbojo.wordpress.com/2008/07/17/hubungan-efekrumah-kaca-pemanasan-global-dan-perubahan-iklim/) di akses 28 Maret 2015 jam
20.38 WIB
Resita,
Vira,
2014,
“Global
Warming”,
Academia.edu,
Malang.
(https://www.academia.edu/9646162/FISIKA_GLOBAL_WARMING ) di akses 28
Maret 2015 jam 20.27 WIB
S, Agus, dkk. 2008. Global Warming. (e-book). Di akses 28 Maret 2015 jam 20.46 WIB
Wijayanti, Listya Komala, 2013, “Efek Rumah Kaca Silaukan Bumi”,wordpress, Pasuruan.
(http://jadikecil.wordpress.com/about/karya-ilmiah-bahasa-indonesia-tentang-globalwarming/) di akses 28 Maret 2015 jam 20.15 WIB