Sejarah Filipina Dari Wikipedia bahasa Indonesia (1)
Sejarah Filipina
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Belum Diperiksa
Sejarah Filipina
Artikel ini adalah bagian dari serial
Prasejarah (900)
Callao dan Tabon
Kedatanagan Suku Negrito
Ekspansi Austronesia
Angono Petroglyphs
Periode klasik (900-1521)
Ma-i
Kerajaan Tondo
Konfederasi Madya-as
Kerajaan Manila
Kerajaan Namayan
Kerajaan Butuan
Kerajaan Cebu
Kesultanan Maguindanao
Kesultanan Sulu
Penjajahan Spanyol (1521–1898)
Hindia Timur Spanyol
Pengkristenan
Invasi Belanda
Invasi Inggris
Katipunan
Revolusi Filipina
Penjajahan Amerika (1898–1946)
Republik Pertama
Perang Filipina-Amerika
Republik Tagalog
Republik Negros
Republik Zamboanga
Pemerintahan Insuler
Persemakmuran
Pendudukan Jepang
Republik Kedua
Sejarah Filipino-Amerika
Independen (1946–kini)
Republik Ketiga
Era Marcos
Republik Kelima
Topik
Demografi
Militer
Politik
Komunikasi
Transportasi
Garis waktu
Portal Filipina
v•d•e
Gambar yang menunjukkan bangsawan lama Filipina. Kiri adalah jenderal dari kerajaan
Butuan, dan kanan adalah putri dari kerajaan Tondo
Sejarah Filipina dipercaya telah dimulai dengan kedatangan manusia pertama lewat
jembatan darat paling tidak 30.000 tahun yang lalu[1] Kedatangan pertama orang-orang Barat
yang tercatat adalah kedatangan Ferdinand Magellan di Pulau Homonhon, di tenggara Samar
pada 16 Maret 1521[2]
Sebelum kedatangan Magellan, terdapat suku-suku Negrito yang menjelajahi pulau-pulau
Filipina, namun mereka kemudian digantikan oleh orang-orang Austronesia. Kelompokkelompok tersebut dapat digolongkan menjadi suku pemburu dan peramu, masyarakat
kesatria, plutokrasi kecil, dan kerajaan maritim, yang kemudian tumbuh menjadi kerajaan,
konfederasi dan kesultanan. Negara-negara prakolonial itu contohnya kerajaan Butuan, Cebu,
Tondo, Maysapan, Maynila, konfederasi Madyaas, Negeri Mai, dan kesultanan Sulu serta
Maguindanao. Negara-negara kecil ini berkembang paling tidak sejak abad ke-10. Meskipun
kerajaan-kerajaan ini mencapai tatanan politik dan sosial yang rumit, serta melakukan
perdagangan dengan daerah-daerah yang sekarang menjadi Cina, India, Jepang, Thailand,
Vietnam dan Indonesia, tidak ada yang berhasil menyatukan kepulauan yang sekarang
menjadi Filipina di abad ke-20.
Penjajahan dan pemukiman Spanyol dimulai dengan kedatangan ekspedisi Miguel López de
Legazpi pada tahun 1565, yang mendirikan pemukiman San Miguel di pulau Cebu,[3]
danlebih banyak lagi pemukiman ke utara, mencapai teluk Manila di pulau Luzon pada tahun
1571.[4] Di Manila, mereka mendirikan kota baru dan dengan demikian memulai era
penjajahan imperium Spanyol, yang berlangsung lebih dari tiga abad.[5]
Pemerintahan Spanyol berusaha mencapai penyatuan politik seluruh kepulauan, yang
sebelumnya terdiri atas berbagai kerajaan dan komunitas merdeka, namun tidak berhasil.
Penyatuan Filipina baru berhasil pada abad ke-20. Spanyol memperkenalkan percetakan versi
Eropa Barat, dan kalender Gregorian, dan juga cacar, penyakit kelamin, lepra, perang dengan
senjata api. [6] Hindia Timur Spanyol diperintah dan diadministrasi sebagai bagian
Kerajamudaan Spanyol Baru dari Meksiko dari 1565 sampai 1821, dan diadministrasi
langsung dari Madrid dari tahun 1821 sampai akhir Perang Spanyol-Amerika pada tahun
1898, kecuali pada selang singkat pendudukan Britania di Filipina (1762-1764). Orang-orang
Cina, Britania, Portugis, Belanda, Jepang dan pedagang pribumi mengeluh bahwa Spanyol
menekan perdagangan dengan pemberlakuan monopoli Spanyol. Misionaris Spanyol
mencoba mengkristenkan penduduk dan umumnya sukses di dataran rendah utara dan tengah,
pada akhirnya. Mereka mendirikan sekolah, universitas, dan rumah sakit, terutama di Manila
dan pemukiman benteng-benteng Spanyol.
Revolusi Filipina melawan Spanyol dimulai pada April 1896, yang berpuncak di dua tahun
kemudian dengan proklamasi kemerdekaan dan pendirian Republik Pertama Filipina. Namun
Traktat Paris, pada akhir perang Spanyol-Amerika, memindahkan kendali atas Filipina
kepada Amerika Serikat. Perjanjian ini tidak diakui oleh pemerintah Filipina, yang pada 2
Juni 1899, menyatakan perang terhadap Amerika Serikat. [7] Perang Filipina-Amerika yang
kemudian terjadi berakibat korban dalam jumlah besar. [8] Presiden Filipina Emilio Aguinaldo
ditangkap pada tahun 1901 dan pemerintah Amerika Serikat (AS) menyatakan konflik
berakhir secara resmi pada tahun 1902. Para pemimpin Filipina pada umumnya menerima
bahwa AS telah menang, namun permusuhan terus berlanjut dan baru mulai berkurang tahun
1913. Pemerintahan kolonial AS dimulai tahun 1905 dengan otonomi lokal sangat terbatas.
Otonomi parsial (status persemakmuran) diberikan pada tahun 1935, dengan kemerdekaan
penuh dari AS direncanakan pada tahun 1946. Persiapan untuk negara yang berdaulat
sepenuhnya diinterupsi oleh pendudukan Kekaisaran Jepang selama Perang Dunia II. [4]
Dengan ekonomi yang menjanjikan pada dasawarsa 1950-an dan 1960-an, Filipina pada akhir
1960-an dan awal 1970-an mengalami kebangkitan aktivisme mahasiswa dan pergerakan sipil
terhadap kediktatoran Presiden Ferdinand Marcos yang memberlakukan hukum militer pada
tahun 1972.[4] Karena ikatan yang dekat antara AS dan Presiden Marcos, pemerintah AS terus
mendukung Marcos meskipun pemerintahannya dikenal sangat korup dan melakukan
pelanggaran hak asasi manusia secara meluas. Namun revolusi "People Power" pada tahun
1986 telah memakzulkan Marcos dan membawa kembali demokrasi di negara tersebut.
Periode setelah itu ditandai oleh ketidakstabilan politik dan terganggunya produktivitas
ekonomi
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Belum Diperiksa
Sejarah Filipina
Artikel ini adalah bagian dari serial
Prasejarah (900)
Callao dan Tabon
Kedatanagan Suku Negrito
Ekspansi Austronesia
Angono Petroglyphs
Periode klasik (900-1521)
Ma-i
Kerajaan Tondo
Konfederasi Madya-as
Kerajaan Manila
Kerajaan Namayan
Kerajaan Butuan
Kerajaan Cebu
Kesultanan Maguindanao
Kesultanan Sulu
Penjajahan Spanyol (1521–1898)
Hindia Timur Spanyol
Pengkristenan
Invasi Belanda
Invasi Inggris
Katipunan
Revolusi Filipina
Penjajahan Amerika (1898–1946)
Republik Pertama
Perang Filipina-Amerika
Republik Tagalog
Republik Negros
Republik Zamboanga
Pemerintahan Insuler
Persemakmuran
Pendudukan Jepang
Republik Kedua
Sejarah Filipino-Amerika
Independen (1946–kini)
Republik Ketiga
Era Marcos
Republik Kelima
Topik
Demografi
Militer
Politik
Komunikasi
Transportasi
Garis waktu
Portal Filipina
v•d•e
Gambar yang menunjukkan bangsawan lama Filipina. Kiri adalah jenderal dari kerajaan
Butuan, dan kanan adalah putri dari kerajaan Tondo
Sejarah Filipina dipercaya telah dimulai dengan kedatangan manusia pertama lewat
jembatan darat paling tidak 30.000 tahun yang lalu[1] Kedatangan pertama orang-orang Barat
yang tercatat adalah kedatangan Ferdinand Magellan di Pulau Homonhon, di tenggara Samar
pada 16 Maret 1521[2]
Sebelum kedatangan Magellan, terdapat suku-suku Negrito yang menjelajahi pulau-pulau
Filipina, namun mereka kemudian digantikan oleh orang-orang Austronesia. Kelompokkelompok tersebut dapat digolongkan menjadi suku pemburu dan peramu, masyarakat
kesatria, plutokrasi kecil, dan kerajaan maritim, yang kemudian tumbuh menjadi kerajaan,
konfederasi dan kesultanan. Negara-negara prakolonial itu contohnya kerajaan Butuan, Cebu,
Tondo, Maysapan, Maynila, konfederasi Madyaas, Negeri Mai, dan kesultanan Sulu serta
Maguindanao. Negara-negara kecil ini berkembang paling tidak sejak abad ke-10. Meskipun
kerajaan-kerajaan ini mencapai tatanan politik dan sosial yang rumit, serta melakukan
perdagangan dengan daerah-daerah yang sekarang menjadi Cina, India, Jepang, Thailand,
Vietnam dan Indonesia, tidak ada yang berhasil menyatukan kepulauan yang sekarang
menjadi Filipina di abad ke-20.
Penjajahan dan pemukiman Spanyol dimulai dengan kedatangan ekspedisi Miguel López de
Legazpi pada tahun 1565, yang mendirikan pemukiman San Miguel di pulau Cebu,[3]
danlebih banyak lagi pemukiman ke utara, mencapai teluk Manila di pulau Luzon pada tahun
1571.[4] Di Manila, mereka mendirikan kota baru dan dengan demikian memulai era
penjajahan imperium Spanyol, yang berlangsung lebih dari tiga abad.[5]
Pemerintahan Spanyol berusaha mencapai penyatuan politik seluruh kepulauan, yang
sebelumnya terdiri atas berbagai kerajaan dan komunitas merdeka, namun tidak berhasil.
Penyatuan Filipina baru berhasil pada abad ke-20. Spanyol memperkenalkan percetakan versi
Eropa Barat, dan kalender Gregorian, dan juga cacar, penyakit kelamin, lepra, perang dengan
senjata api. [6] Hindia Timur Spanyol diperintah dan diadministrasi sebagai bagian
Kerajamudaan Spanyol Baru dari Meksiko dari 1565 sampai 1821, dan diadministrasi
langsung dari Madrid dari tahun 1821 sampai akhir Perang Spanyol-Amerika pada tahun
1898, kecuali pada selang singkat pendudukan Britania di Filipina (1762-1764). Orang-orang
Cina, Britania, Portugis, Belanda, Jepang dan pedagang pribumi mengeluh bahwa Spanyol
menekan perdagangan dengan pemberlakuan monopoli Spanyol. Misionaris Spanyol
mencoba mengkristenkan penduduk dan umumnya sukses di dataran rendah utara dan tengah,
pada akhirnya. Mereka mendirikan sekolah, universitas, dan rumah sakit, terutama di Manila
dan pemukiman benteng-benteng Spanyol.
Revolusi Filipina melawan Spanyol dimulai pada April 1896, yang berpuncak di dua tahun
kemudian dengan proklamasi kemerdekaan dan pendirian Republik Pertama Filipina. Namun
Traktat Paris, pada akhir perang Spanyol-Amerika, memindahkan kendali atas Filipina
kepada Amerika Serikat. Perjanjian ini tidak diakui oleh pemerintah Filipina, yang pada 2
Juni 1899, menyatakan perang terhadap Amerika Serikat. [7] Perang Filipina-Amerika yang
kemudian terjadi berakibat korban dalam jumlah besar. [8] Presiden Filipina Emilio Aguinaldo
ditangkap pada tahun 1901 dan pemerintah Amerika Serikat (AS) menyatakan konflik
berakhir secara resmi pada tahun 1902. Para pemimpin Filipina pada umumnya menerima
bahwa AS telah menang, namun permusuhan terus berlanjut dan baru mulai berkurang tahun
1913. Pemerintahan kolonial AS dimulai tahun 1905 dengan otonomi lokal sangat terbatas.
Otonomi parsial (status persemakmuran) diberikan pada tahun 1935, dengan kemerdekaan
penuh dari AS direncanakan pada tahun 1946. Persiapan untuk negara yang berdaulat
sepenuhnya diinterupsi oleh pendudukan Kekaisaran Jepang selama Perang Dunia II. [4]
Dengan ekonomi yang menjanjikan pada dasawarsa 1950-an dan 1960-an, Filipina pada akhir
1960-an dan awal 1970-an mengalami kebangkitan aktivisme mahasiswa dan pergerakan sipil
terhadap kediktatoran Presiden Ferdinand Marcos yang memberlakukan hukum militer pada
tahun 1972.[4] Karena ikatan yang dekat antara AS dan Presiden Marcos, pemerintah AS terus
mendukung Marcos meskipun pemerintahannya dikenal sangat korup dan melakukan
pelanggaran hak asasi manusia secara meluas. Namun revolusi "People Power" pada tahun
1986 telah memakzulkan Marcos dan membawa kembali demokrasi di negara tersebut.
Periode setelah itu ditandai oleh ketidakstabilan politik dan terganggunya produktivitas
ekonomi