BAB II GENKAN DALAM PERKEMBANGANNYA - Analisis Fungsi Genkan Pada Arsitektur Rumah Masyarakat Jepang

BAB II GENKAN DALAM PERKEMBANGANNYA Sebuah arsitektur atau sistem arsitektur adalah model konseptual yang

  mendefinisikan struktur, perilaku, dan pandangan lebih dari suatu sistem. Sebuah deskripsi arsitektur adalah deskripsi formal dan representasi dari suatu sistem, yang diselenggarakan dengan cara yang mendukung penalaran tentang struktur dan perilaku sistem.

  Sebuah arsitektur sistem dapat terdiri dari komponen sistem, sifat eksternal terlihat dari komponen- komponen, hubungan (misalnya perilaku) di antara mereka. Hal ini dapat memberikan rencana yang produk dapat diperoleh, dan sistem yang dikembangkan, yang akan bekerja sama untuk menerapkan sistem secara keseluruhan .

  Jepang dalam perkembangan arsitektur modern adalah satu-satunya negara timur (Asia) yang mempunyai tradisi yang berbeda dengan negara-negara lain. Di Jepang tradisi adat, termasuk Shintoisme (ajaran agama asli Jepang yang mengedepankan kedekatan alam), menjadi dasar pola pikir dan hidup serta budaya, terungkap dalam fisik arsitektural, konsep arsitektur modern parism yang berkaitan dengan kemurnian, harmoni dan keseimbangan sudah berabad-abad menjadi konsep perancangan bangunan di Jepang. Dalam arsitektur Jepang keindahan dipancarkan oleh keheningan, kesunyian, bersih dan polos. Budaya Jepang sangat kuat terungkap dalam ciri arsitektur Jepang antara lain dalam bentuk kepolosan bidang-bidang, tampa hiasan selain garis-garis tegak datar terbentuk oleh rangka, kolom dan balok yang menjadi kerangka dari bidang.

  Pada awal abad ke-20 modernisme arsitektur Jepang belum seperti perkembangan yang ada di Barat, namun setelah perang dunia II, Jepang mengalami kemajuan. Perkembangan dan perubahan luar biasa dalam berbagai bidang termasuk seni dan arsitektur. Budaya tradisional Jepang baik Shinto ataupun Katsura dapat menerima konsep-konsep modrenisme, karena sebenarnya hanya kesamaan dan tradisi Jepang yang mengacu pada kesederhanaan. Falsafah “sederhana itu indah” seperti konsep kemurnian dalam arsitektur Jepang.

2.1 Sejarah Genkan

  Dapat dikatakan bahwa hampir semua rumah orang Jepang memiliki

  

genkan di dalam tata ruangnya. Dari hal ini, dapat diketahui bahwa genkan

  merupakan bagian dari ruang bangunan yang harus ada dan memiliki arti yang penting. Dalam perkembangnnya, genkan pun berkembang mengikuti perkembangnan zaman hingga sekarang.

  Secara umum, genkan berfungsi sebagai tempat untuk menerima tamu. Diluar dari fungsi umum genkan sebagai pintu keluar masuk/bangunan, genkan juga merupakan suatu ruang yang menjadi pembatas antara bagian dalam rumah dan luar rumah.

  Dari sudut linguistik, istilah genkan terdiri dari dua kanji, sesuai dengan yang tertulis pada kamus Nelson yakni kanji gen ( 玄 ) dan kan ( 関 ) .

  Sebagaimana telah dipaparkan pada bab pendahuluan gen ( 玄) dalam genkan dapat diartikan sebagai hal yang gaib atau misteri dan ketidakjelasan juga merupakan istilah lain dari langit (ten no betsumei 天の別名). Sedangkan kan ( 関 ) dalam genkan dapat diartikan sebagai gerbang atau pos pembatas/pemeriksaan. Sehingga jika kedua disatukan akan muncul suatu pengertian tentang genkan yang dapat diartikan secara harafiah sebagai gerbang menuju/mencapai langit. Hal ini dihubungkan dengan fungsi awal genkan sebagai jalan menuju kuil utama dalam kuil Budha (kuil utama tempat dewa). Seiring perkembangan jaman, pengertian mengenai genkan semakin meluas terutama dilihat dari fungsi dan peranan genkan dalam masyarakat.

  Awal dari dasar bentuk genkan pertama kali diperlihatkan pada abad ke-14 dalam arsitektur Kenchouji yang berada dikota Kamakura provinsi Kanagawa, Jepang yang juga merupakan kuil terbesar dari lima kuil besar Zen di daerah pegunungan Kamakura Jepang.

  Gambar: Genkan Kuil Kenchouji

  Desain genkan yang ditemukan pada kuil Kenchouji pertama kali diambil dari bentuk jalan yang melintang di depan kuil utama Houjou ( 方丈). Pada abad ke-16, istilah genkan ditunjukan dengan suatu jalan setapak yang menuju pada aula utama kuil yang menuju pada bangunan utama pada tempat tinggal bangsawan, yang berfungsi sebagai pintu masuk tamu.

  Genkan pada abad ke-16 menghadap langsung kearah taman dan memiliki

切 妻

  atap berbentuk segitiga kirizuma ) atau atap yang memiliki bentuk arsitektur atap Cina, yang langsung menyatu dengan pintu gerbang.

  切妻

Gambar: Kirizuma ( )

  Pada zaman Edo ( 1603-1868 ), tipe genkan yang digunakan mulai tergantikan yaitu, langsung menghubungkan antara bagian dapur dan ruang utama.

  Pada abad ke-17 istilah genkan digunakan sebagai ruang pos penjagaan, yang dibangun di kediaman bushi (武士) dan shogun (将軍) . Ruangan ini disebut sebagai kurumayose genkan (車寄せ玄関 ) yang memiliki struktur tembok yang kuat, lantai yang diaspal dan jalan setapak yang menghubungkan antara ruang

  genkan dengan ruangan yang ada di dalam.

  

Gambar:Kurumayose Genkan (車寄せ玄関 )

Genkan dilarang untuk dibangun pada kediaman rumah masyarakat sipil, minka (民家). Pada tahun 1630, genkan mulai dilengkapi dengan suatu pijakan tambahan

  

shikidai (式台) yang terbuat dari kayu atau batu yang berfungsi untuk membantu

  tamu untuk naik memasuki bangunan utama. Tetapi pada awal abad ke-17, jenis

  kurumayose

  genkan yang dilengkapi shikidai beralih fungsi menjadi pintu masuk formal yang juga disebut sebagai onari genkan (御成り玄関). Onari genkan juga berfungsi menjadi symbol dari kelas sosial tinggi yang dibatasi oleh peraturan ketat yang berlaku pada masyarakat Jepang yang terbatas untuk kaum bushi, bangsawan dan pemuka agama.

  

Gambar: Onari Genkan kaum Bushi

  Pada pertengahan zaman Edo, bentuk perkembangan dari kurumayose

  

genkan dan onari genkan adalah dengan penambahan lebar ruang dan shikidai

(pijakan) yang digunakan untuk memudahkan naik-turun ke dalam rumah.

  Seringkali pada atap genkan juga dihiasi oleh hiasan-hiasan. Dan genkan seperti ini biasanya ditemukan pada kediaman bushi kelas menengah sebagai bentuk ruang formal, penggunaan genkan biasanya dibatasi hanya untuk tuan rumah, sedangkan anggota keluarga yang lain menggunakan pintu masuk berbeda, biasanya dibangun disisi rumah.

  Memasuki abad ke-18 rumah dari para kaum pedagang, kepala desa (shou/ 庄屋) dan staff pemerintahan (honjin/本陣) mulai diijinkan untuk membangun

  

genkan sebagai bentuk dari pengadopsian dari gaya arsitektur shion-zukuri yang

  digunakan sebagai penerima tamu, kemudian untuk dibangun pada rumah tabib- tabib dan rumah dari pengurus kuil (shikan/士官)

  Genkan biasanya ditambahkan pada ruangan yang paling luar pada

  bangunan sebagai tempat penerima tamu seperti halnya ruangan masuk pada toko- toko tradisional Jepang. Rumah-rumah yang berada di kota besar (machiya/町家),

  

genkan yang dibangun dalam rumah dilengkapi oleh shikidai sering kali dibuat

  langsung pada doma dan mengarah menuju ruangan yang memiliki lantai yang dinaikkan (kyoshitsubu/居室部) .

  Bentuk genkan pada rumah kaum bushi berkelas rendah di akhir zaman Edo, lebih ditekankan pada fungsinya. Ruang genkan dibuat langsung dengan berhadapan dengan doma dan yoritsuki sebagai tempat melepaskan sepatu, namun

  

genkan tidak dilengkapi dengan shikidai. Genkan inilah yang digunakan pada

arsitektur rumah Jepang modern.

2.2 Bentuk-bentuk Genkan

  Pada rumah Jepang, kita akan menemukan genkan yang dianggap sebagai tempat yang penting, hal ini dikarenakan genkan bisa menjadi “wajah” dari si pemilik rumah. Secara abstrak, genkan yang disebut ie no kao (家の顔) yang memiliki arti wajah dari rumah mengacu pada karakter dari pemilik rumah maupun orang yang tinggal. Dengan kata lain, secara implisit genkan dapat memberikan gambaran dari watak pemilik rumah. Hal mengenai “ genkan sebagai

  

ie no kao “ dikemukakan oleh ahli fengsui Dr. Copa dalam blognya “ ifuusui to

genkan ni tsuite “ yang menuliskan bahwa : じ ぶ ん いえ げんかん にんげん かお

  ” じ ぶ ん いえ しょうめんげんかん にんげん かお げんかん い 自分 の 家の玄関 というのは、 人間の顔 としてたとえれます。つまり、 くち げんかん 自分の家 の 正 面 玄 関 は、人間 の 顔であり、玄関 の 入り口 、つまり、 玄関 ど あ にんげん かお い 「くち 」 あ のドア は、 人間の顔 で 言うと、「 口」 に

  当たります。” Terjemahan : “ Genkan rumah sendiri dapat dikiaskan sebagai wajah dari manusia. Dalam arti lain, tampak dari genkan rumah merupakan gambaran dari wajah manusia. Dan pula, disebutkan bahwa pintu masuk genkan yang disebut sebagai “iruguchi” merupakan pengkhiasan dari “mulut”.”

  Jika Dr. Copa membahas struktur konkrit genkan berdasarkan penampilan luarnya, Hayashi Nozomu membahas tentang struktur konkrit genkan berdasarkan struktur pintu genkan yang dinyakininya dalam artikelnya yang berjudul “Genkan” memiliki nilai yang lebih dalam dari sekedar pintu. Dia memaparkan bahwa

  

genkan Jepang memiliki ciri khas yang berbeda dengan genkan bergaya barat

  ( contohnya di Inggris ) terutama dilihat dari arah membuka pintu genkan Jepang, yakni dari arah dalam ke luar.

  Ada bermacam-macam jenis dan ukuran genkan, dan biasanya semakin besar ukuran genkan maka bisa dipastikan bahwa si pemilik rumah merupakan orang yang memiliki kehidupan yang mapan.

  Dalam menentukan ukuran luas genkan tidak menjadi hal yang penting dalam pembangunan rumah yang memiliki genkan karena ukuran luas pada

  

genkan tergantung pada selera pemilik rumah. Namun semakin luas rumah maka

luas pula genkan yang dimiliki.

  Gambar: Denah pada rumah Jepang

  Sesuai dengan perkembangan jaman, bentuk-bentuk genkan pun mengalami bentuk perkembangan terutama pada segi fisik genkan. Berikut ini adalah bentuk-bentuk genkan pada kuil, tempat tinggal yang bergaya tradisional dan modern.

  Gambar: Genkan pada Kuil-kuil Jepang

  Gambar: Genkan Tradisional Gambar: Bentuk Genkan Modern

  Genkan memiliki bagian-bagian yang dapat membentuk stuktur fisik dari

genkan secara utuh. Genkan memiliki bagian-bagian yang lengkap secara utuh

  biasanya hanya dapat ditemukan pada bangunan yang memiliki arsitektur tradisional.

  Pada bangunan atau tempat tinggal Jepang yang berarsitektur modern struktur genkan hanya ditekankan pada penggunaan tiga bagian saja yaitu genkan

  

no doa, doma dan yoritsuki. Tiga bagian inilah yang mewakili genkan secara

keseluruhan.

2.2.1 Bagian-bagian pada Genkan

  Berikut ini merupakan bagian-bagian yang terdapat pada genkan:

  Genkan Chuumon (玄関中門)

  Atap yang berada tepat sebelum genkan no doa. Bagian ini biasa digunakan untuk membantu tamu yang berkunjung agar tidak terlalu basah karena hujan atau terik karena sengatan matahari ketika menunggu di depan pintu genkan.

  Gambar: Genkan Chuumon (玄関中門) Genkan no doa (玄関のドア)

Genkan no doa merupakan pintu yang terdapat sebelum memasuki atau keluar

dari genkan. Genkan no doa dapat pula disebut sebagai deiriguchi (出入り口).

  Genkan no doa dapat berupa pintu geser atau pun pintu bergaya barat.

  

Gambar Genkan no Doa (玄関のドア)

  Ranma (欄間)

Ranma merupakan suatu sekat yang berada di atas Genkan no doa, ranma

  memiliki fungsi sebagai sirkulasi udara dalam ruang genkan agar tidak terlalu lembab.

  

Gambar Ranma (欄間)

Doma (土間)

Doma merupakan bagian dari genkan yang berupa lantai yang sejajar dengan

  tanah. Jika tidak ada wakiagari, maka tamu akan melepaskan sepatunya di doma sebelum masuk ke dalam rumah ( naik ke yoritsuki ). Bagian dari doma hingga ruang tepat sebelum menaiki yoritsuki dapat pula disebut sebagai doma to ittai no kuukan.

  

Gambar Doma (土間)

Wakiagari (脇上がり)

Wakiagari merupakan papan yang diletakkan tepat di bagian bawah genkan yang

  sejajar dari tanah (doma ) agar tamu dapat melepaskan sepatunya tanpa harus menginjak tanah. Wakiagari dapat ditemukan di sekolah-sekolah Jepang maupun ryokan (penginapan bergaya Jepang ) besar.

  Gambar Wakiagari (脇上がり) Shikidai (式台)

Shikidai merupakan undakan berupa kayu atau batu untuk membantu tamu naik ke

yoritsuki (寄り付き).

  

Gambar shikidai (式台)

Yoritsuki (寄り付き)

Yoritsuki merupakan bagian dari genkan yang berupa lantai yang dinaikan , dan

  sejajar dengan ruangan di dalam rumah. Yoritsuki sudah merupakan teritori dan uchi atau bagian dalam rumah.

  Gambar :Yoritsuki (寄り付き) Selain bagian-bagian yang telah disebutkan di atas, genkan pun memiliki beberapa benda-benda yang walaupun bukan merupakan kesatuan namun dapat ditemukan di dalam ruang lingkup genkan. Benda-benda tersebut adalah rak atau lemari kecil yang biasanya digunakan untuk menaruh sepatu atau sandal tuan rumah dan tamu yang berkunjung, keranjang yang biasanya digunakan untuk tepat meletakkan payung tamu jika membawanya, gantungan mantel untuk tamu dan juga tuan rumah memajangkan foto keluarga atau ikebana (生け花) sebagai hiasan di genkan.

  Gambar: Genkanyang dilengkapi hiasanya

  Dalam arsitektur rumah Jepang juga terdapat komponen-komponen yang berhubungan dengan genkan. Komponen-komponen ini juga berfungsi sebagai pintu masuk atau keluar rumah. Komponen-kompnen ini tidak diharuskan ada, namun beberapa diantaranya memiliki fungsi yang penting sebagai kompoen yang memiliki hubungan dengan genkan.

2.2.2 Komponen-komponen yang Berhubungan dengan Genkan

  Berikut ini komponen-komponen yang berhubungan dengan genkan:

  Uchi Genkan (内玄関)

  Bagian tambahan dalam genkan yang digunakan oleh pemilik rumah sebagai pintu masuk. Uchi genkan biasanya ditemukan di tempat tinggal bushi.

  GambarUchi Genkan (内玄関) Naka-no-kuchi (中の口)

  Pintu masuk yang bersifat semiformal yang biasanya terletak agak jauh dengan genkan. Naka no kuchi langsung menghubungkan area luar dengan bagian dalam rumah yang berbentuk jalan setapak terbuat dari ubin yang memiliki posisi lantai sejajar dengan tanah.

  

Gambar Nako no Kuchi (中の口)

  Hiroshiki (広敷き) Pintu masuk yang langsung berhubungan dengan dapur dan tuang utama.

  Hiroshiki memiliki bentuk yang sama dengan genkan dan dapat ditemukan pada bangunan atau rumah tradisional bergaya Buke Zukuri.

  Gambar Hiroshiki (広敷き) Katteguchi (勝手口)

  Pintu masuk langsung yang berhubungan dengan dapur dan ruangan dalam rumah.

  

GambarKatteguchi (勝手口)

Oodoguchi (大戸口)

  Pintuk masuk yang dapat digunakan secara umum oleh siapa saja tanpa harus mempertimbangkan status dari orang yang memasuki rumah. Oodoguchi biasanya berada di pojok atau belakang rumah yang biasanya digunakan oleh pengurus rumah untuk tempat keluar masuk.

  Gambar Oodoguchi (大戸口) Onari Genkan (御成り玄関)

  Genkan yang memiliki arsitektur mewah yang biasanya merefleksikan status

  pemilik rumah yang tinggi. Onari genkan juga memiliki fungsi sebagai rumah penjagaan.

  

Gambar Onari Genkan (御成り玄関)

  Sama halnya seperti bagian dari arsitektur bangunan Jepang yang sarat akan nilai-nilai elemen artistic, genkan pun memiliki beberapa nilai-nilai artistic yang mendasarinya, baik dari sudut pandang genkan sebagai sebuah bagian dari bangunan , maupun peranan genkan terhadap pemilik rumah dan lingkungan sekitarnya. Beberapa nilai-nilai yang terkandung dalam genkan dipengaruhi oleh kondisi fisik dari genkan, karena bentuk genkan pada setiap rumah tidak selalu sama, terutama pada kondisi genkan yang terdapat pada rumah tradisional jika dibandingkan dengan genkan yang bergaya modern karena genkan yang bergaya modern lebih mengutamakan fungsionalnya daripada artistiknya.

  a.

  Ma (間) merupakan elemen artistic yang menjadikan faktor ruang sebagai dasar pengertiannya. Ma meliputi batasan antara luar dan dalam pada genkan, serta menjadi penyesuaian bentuk maupun luas genkan yang dibangun dalam rumah, seperti besar kecilnya genkan.

  Nilai dari ma juga mengacu pada peranan genkan sebagai pemberi batasan yang nyata antara uchi dan soto, baik secara fisik maupun abstrak.

  b.

  Kanso (簡素) merupakan elemen artistik yang menggambarkan suatu kesederhanaan yang murni dalam suatu objek. Kanso pada genkan meliputi tiga bagian dari genkan yang mampu mendeskripsikan genkan secara utuh yaitu doa,doma dan yoritsui. Elemen kanso yang diterapkan pada genkan, biasa ditemukan pada bentuk genkan yang ada di rumah atau bangunan yang memiliki luas yang terbatas.

  c.

  Yuugen (幽玄) dan Myou (妙) merupakan dua elemen artistic Jepang yang menggambarkan suatu misteri atau ketidakjelasan pada objek yang di tuju. Yuugen dan Myou, tidak dapt terlihat secara fisik, manun penerapannya ada secara nyata dan dirasakan oleh individu yang berhubungan dengan objek. d.

  Zen ( 禅 ) merupakan elemen artistic yang menggambarkan suatu keberadaan dan ketiadaan dalam sebuah objek. Zen cendrung mengacu pada fungsi genkan. Elemen zen yang direfleksikan pada genkan, dieprlihatkan pada batasan genkan juga memiliki hubungan dengan elemen Ma dan Yuugen/Myou. Namun pengaruh zen terhadap fungsi

  genkan lebih ditekankan pada pembatasan ruang antara bagian yang suci dan tidak suci lebih menekankan pada fungsi religius.

  e.

  Kyubou (窮乏) merupakan elemen artistic yang menggambarkan suatu pengambilan bentuk sikap dan tindakan dari individu, yang didasari oleh prinsip yang ada dalam diri mereka saat mereka bersentuhan denagn objek (genkan). Hal ini dilaksanakan dalam ehidupan sehari- hari tanpa terkecuali karena sudah menjadi tradisi. Kyubou pada

  genkan meliputi etiket yang harus diterapkan di genkan yang memiliki

  suatu tradisi untuk melepaskan sepatu sebelum masuk ke dalam rumah tanpa membedakan siapapun orangnya baik orang Jepang maupun orang asing.

2.2.3 Elemen Sekuler pada Genkan

  Selain elemen artistik dasar pada genkan, terdapat pula elemen-elemen lain yang dapat kita temui, terutama pada genkan tradisional maupun modern. Namun tidak semua dari elemen ini ada pada setiap genkan .

  Berikut ini contoh dari elemen sekuler yang ada pada genkan:

  Shizen (自然) direfleksikan pada penggunaan benda-benda berasal dari

  alam, seperti layaknya kayu dan bebatuan. Hampir seluruh material pambuatan

  

genkan menggunakan bahan dasar kayu, baik pada pembuatan struktur dasar

genkan , maupun bagian skunder dari genkan, seperti pintu genkan, shikidai,

  maupun wakiagari. Sedangkan bahan material berupa bebatuan dapat ditemukan pada bagian doma maupun shikidai.

  Ki ( ) pada genkan direfleksikan pada penggunaan bahan dasar

  pembuatan genkan yang terbuat dari kayu. Pada rumah tradisional, elemen ki menjadi elemen primer dari keseluruhan bahan dasar yang digunakan untuk pembuatan rumah.

  Ishi () sama seperti ki, ishi pada genkan, didasarkan pada bahan dasar

  pembuatan genkan yang berasal dari batu. Elemen ishi biasa ditemukan pada doma dan shikidai.

  Bukyou (部今日 ) direfleksikan dari peranan penggunaan genkan yang

  pertama kali ada pada Kuil Budha beraliran Zen yang bernama Kenchouji. Genkan pada kenchouji berperan sebagai pembatas luar (kotor) dan dalam (suci).

  Kuukan (空間) direfleksikan dari genkan yang dibangun di luar rumah atau

  pada halaman terbuka. Genkan yang memiliki elemen ini yang dapat ditemui pada bangunan tradisional Jepang. Biasanya, genkan yang memiliki elemen artistic

  

kuukan , dapat ditemukan pada genkan yang merangkap sebagai kurumayose atau

genkan yang masih berbentuk jalan setapak.

  Yuuga (優雅) direfleksikan dari factor elegan yang dibangun pada genkan.

Yuuga biasa ditemukan pada Onari genkan di kediaman bushi kelas atas dan juga

pada kediaman bangsawan.

  Kazarimono ( 飾 り 物 ) dapat direfleksikan dari benda-benda yang

  diletakakan pada genkan, baik benda yang berupa hiasan semata maupun benda- benda yang memiliki fungsi umum (rak sepatu) maupun fungsi khusus (jimat) dalam genkan.

2.3 Cara Bertamu di Genkan Cara bertamu atau etiket bertamu di Jepang berbeda dengan negara lain.

  Sebagian besar etiket dan kebiasaan masyarakat Jepang dipengaruhi oleh tradisi yang ada dalam keluarga mereka, maupun keadaan sekitar di lingkungan tempat mereka tinggal. Dari hal ini, dapat diketahui bahwa tidak ada yang dinamakan dengan etiket Jepang standar secara keseluruhan.

  Namun, diluar dari perbedaan etiket yang ada dalam masyarakat Jepang untuk menanggalkan sepatunya sebelum dia masuk ke dalam rumah. Etiket saat masuk ke dalam genkan merupakan salah satu dari etiket yang memiiki pelaksanaan yang sama dari waktu ke waktu, dan diterapkan untuk seluruh elemen masyarakat maupun orang asing yang berada di Jepang. Bagi masyarakat Jepang bagaimana cara untuk masuk ke dalam genkan merupakan suatu pembelajaran yang harus diajarkan pada anak-anak sejak dini, dan bagi orang asing yang tinggal maupun berkunjung di Jepang.

  Masyarakat Jepang tidak akan mengijinkan siapapun melanggar etiket ini sekalipun mereka adalah orang asing. Oleh karena itu, hingga sekarang banyak artikel dan buku yang ditunjukan untuk orang asing yang berguna sebagai pedoman untuk mereka ketika dating ke Jepang.

  Berikut ini adalah cara bertamu atau etika bertamu yang harus diterapkan ketika seorang akan masuk ke genkan rumah hingga masuk ke dalam rumah :

  1. Setelah menekan bel rumah berilah jarak antara tubuh dengan pintu rumah kira-kira lebih dari setengah lebar pintu rumah. Ini dikarenakan hampir semua pintu masyarakat Jepang membuka keluar tidak kedalam bagian rumah.

  2. Sebelum masuk berilah salam kepada tuan rumah dengan sedikit menundukkan badan sambil mengucapkan “ gomenkudasai (ごめんくだ さい)”, “ojyamashimasu (お邪魔します)” yang dapat diartikan sebagai “ permisi atau maaf menggangu “. Pengucapan salam ini dilakukan saat pemilik rumah sudah membukakan pintu dengan keadaan kita tetap berada dalam jarak yang tetap sama seperti pintu belum terbuka, tetapi setelah pintu terbuka tidak boleh langsung masuk ke dalam rumah.

  3. Setelah masuk ke dalam genkan, tunggulah hingga tuan rumah mempersilahkan masuk oleh tuan rumah dengan mengatakan “douzo o

  

agari kudasai (どうぞお上がりください)” yang dapat diartikan sebagai

“ Mari, silahkan masuk (naik)”.

  4. Sebelum naik ke dalam rumah, lepaskanlah sepatu atau alas kaki, dan tempatkan sepatu menghadap kearah pintu ke luar seperti pada gambar di bawah ini.

  5. Jika memakai mantel, topi atau membawa payung ketika bertamu, segera lepas dan taruh barang-barang tersebut ditempat yang telah disediakan tempat untuk menaruh mantel, topi atau payung, bertanyalah pada tuan rumah dimana anda harus menaruhnya.

  6. Saat menaiki genkan, biasanya tuan rumah akan menyediakan alas kaki/ sandal rumah untuk digunakan oleh tamu yang berkunjung. Gunakan sandal rumah dan masuk sambil mengucapkan “shitsureishimasu (失礼し ます)’, kemudian mengikuti tuan rumah menuju ruang tamu.

  Selain etiket yang dilakukan di genkan ada juga fengsui di dalam ruang lingkup genkan. Walaupun berada dalam lingkungan masyarakat Jepang yang modern, fengsui juga memiliki pengaruh yang besar bagi masyarakat Jepang untuk membantu mereka menjalankan kehidupan mereka sehari-hari. Fengsui dipercaya masyarakat Jepang mampu memberikan pengaruh baik dan buruk dalam kehidupan mereka, bahkan sebelum membangun rumah maupun pindah ke suatu rumah tidak jarang mereka meminta tolong kepada ahli fengsui untuk membantu menata rumah mereka.

  Menurut ilmu fengsui, genkan merupakan simbol dari wajah pemilik rumah. Maka genkan yang ada di rumah merupakan suatu bentuk refleksi dari wajah pemilik rumah dan pintu genkan merupakan refleksi dari mulut pemilik rumah.

  Oleh karena itu, selayaknya sebuah wajah genkan pun hanya ada satu disetiap rumah Jepang . Jika dalam satu rumah memiliki dua genkan, terdapat dua pemikiran bahwa sang pemilik rumah merupakan orang yang berlidah dua sehingga mampu mempengaruhi hubungan dari pemilik rumah dengan orang- orang disekitarnya ataupun dengan sesama keluarga yang tinggal di rumah tersebut. Namun karena hal fengsui di percaya dapat membantu mengurangi ataupun menghindari pengaruh buruk yang timbul maka sering diletakkannya penghalang-penghalang pada genkan yang satunya lagi.