Fungsi Boneka Daruma Bagi Masyarakat Jepang

(1)

FUNGSI BONEKA DARUMA BAGI MASYARAKAT JEPANG

NIHON SHAKAI NO TAME NO DARUMA NINGYOU NO KINOU

KERTAS KARYA

Dikerjakan

O L E H

AGNES C. BONDAR NIM: 082203033

PROGRAM STUDI BAHASA JEPANG DIII FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2011


(2)

FUNGSI BONEKA DARUMA BAGI MASYARAKAT JEPANG

NIHON SHAKAI NO TAME NO DARUMA NINGYOU NO KINOU

KERTAS KARYA

Kertas Karya ini diajukan kepada Panitia Ujian Program Pendidikan Non- Gelar

Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan, untuk melengkapi salah satu

syarat ujian Diploma III dalam bidang Studi Bahasa Jepang.

Dikerjakan OLEH: AGNES C BONDAR

NIM: 082203033

Pembimbing, Pembaca,

Drs. Nandi S. Drs.EmanKusdiyana,M.Hum.

Nip.196008221988031002 Nip.196008221988031002

PROGRAM STUDI BAHASA JEPANG DIII FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(3)

PENGESAHAN

Diterima Oleh

Panitia Ujian Program Pendidikan Non- Gelar Sastra Budaya Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan,

Untuk melengkapi salah satu syarat ujian Diploma III dalam bidang studi Bahasa Jepang.

Pada :

Tanggal :

Hari :

Program Diploma Sastra Budaya Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Sumatera Utara

Dekan,

Dr. Syahron Lubis, M.A. Nip. 195110131976031001

Panitia Ujian:

No. Nama TandaTangan

1. Zulnaidi, SS, M. Hum ( )

2. Drs. Nandi S. ( )


(4)

Disetujui oleh:

Program Diploma Sastra dan Budaya

Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Sumatera Utara

Medan

Program studi D III Bahasa Jepang

Ketua Program Studi

Zulnaidi, SS, M. Hum Nip. 196708072004011001


(5)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan berkat dan kasih karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan kertas karya ini guna untuk melengkapi syarat untuk mencapai gelar Ahli Madya pada Universitas Sumatera Utara. Adapun judul kertas karya ini adalah “Fungsi Boneka Daruma Bagi Masyarakat Jepang”.

Penulis menyadari bahwa kertas karya ini jauh dari sempurna, baik dari pengkajian kalimat, penguraian materi, dan pembahasan masalah. Tetapi berkat dan bimbingan berbagai pihak penulis dapat menyelesaikan kertas karya ini.

Dengan segala kerendahan hati pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah banyyak membantu terutama kepada: 1. Bapak Dr. Syahron Lubis,M.A. selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Zulnaidi,S.S.,M.Hum. selaku Ketua Program Studi Diploma III Bahasa Jepang, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Nandi S. selaku dosen pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu dan pikirannya untuk membimbing dan memberikan petunjuk kepada penulis dalam menyelesaikan kertas karya ini.

4. Bapak Drs. Eman Kusdiyana,M.Hum. selaku dosen pembaca yang telah bersedia meluangkan waktu dan pikirannya untuk memberikan arahan kepada penulis dalam menyelesaikan kertas karya ini.


(6)

5. Ibu Adriana Hasibuan, S.S., M.Hum. selaku dosen wali penulis serta seluruh staf pengajar Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara atas arahan, bimbingan, dan ilmu yang diberikan kepada penulis selama duduk di bangku perkuliahan.

6. Teman-teman yang selalu menemani penulis selama masa perkuliahan dan memberikan keceriaan di hari-hari penulis.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan balasan atas semua bantuan yang telah diberikan kepada penulis. Akhirnya penulis berharap semoga kertas karya ini dapat menambah dan memperluas pengetahuan kita semua, terima kasih.

Medan, April 2011

( Agnes C. Bondar) NIM: 082203033


(7)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...i

DAFTAR ISI ...iii

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Alasan Pemilihan Judul ...1

1.2. Tujuan Penulisan ...2

1.3. Batasan Masalah ...2

1.4. Metode Penulisan ...3

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG BONEKA JEPANG 2.1.Pengertian Boneka ...4

2.2.Jenis-jenis Boneka Jepang ...5

BAB III FUNGSI BONEKA DARUMA BAGI MASYARAKAT JEPANG 3.1.Pengertian Boneka Daruma ...12

3.2.Sejarah Boneka Daruma ...13

3.3.Asal-Usul Boneka Daruma ...13

3.4.Pembuatan Boneka Daruma ...15

3.5.Jenis-jenis Boneka Daruma ...16

3.6.Fungsi Boneka Daruma Bagi Masyarakat Jepang ...17

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1.Kesimpulan ...19

4.2.Saran ...19


(8)

ABSTRAK

FUNGSI BONEKA DARUMA BAGI MASYARAKAT JEPANG

Boneka merupakan salah satu simbol anak-anak yang dijadikan mainan dan dibuat untuk menemani anak-anak hingga pada akhirnya boneka juga dianggap sebagai karya seni tanpa kehilangan kesan kekanakannya. Jepang dikenal sebagai salah satu Ningyou Okoku yang berarti kerajaan boneka. Boneka-boneka tersebut dibuat hampir diseluruh bagian wilayah Jepang. Salah satu boneka Jepang tersebut adalah Daruma.

Boneka Daruma adalah boneka dengan bentuk bulat dengan bagian dalam yang kosong serta tidak memiliki kaki dan tangan. Model boneka ini adalah pendeta Bodhidharma. Pada umumnya boneka Daruma berwarna merah, bergambar orang berkumis panjang dan digambar tanpa bola mata. Jika digulirkan maka boneka ini akan kembali berdiri karena diberi pemberat di bawahnya.

Boneka Daruma dipercaya sebagai pembawa keberuntungan dan lambang harapan yang belum tercapai. Boneka Daruma bisa dibeli kapan saja, akan tetapi lebih sering dibeli pada saat perayaan atau festival terutama pada saat tahun baru.

Konon Daruma berasal dari kata Bodhidharma yaitu seorang pertapa dari India yang kemudian dijuluki Bapak Budhisme Zen yang saat itu ajarannya masuk ke Jepang pada zaman Kamakura (1185-1333) dan langsung terkenal dikalangan Samurai. Nana Korobi Ya Oki adalah ungkapan yang diajarkan oleh Daruma yang berarti kalau jatuh tujuh kali, bangun delapan kali. Seperti halnya Daruma yang


(9)

mengadakan perjalanan dari India ke China untuk menyebarkan agama Budha. Hal tersebut mengajarkan kita agar tidak berputus asa jika kita ingin berhasil.

Salah satu cerita mengatakan bahwa Daruma melakukan meditasi di kuil Shaolin dengan menghadap dinding. Di tengah meditasinya, Daruma pernah tertidur sejenak sehingga ia memutuskan untuk menggunting kelopak matanya. Kelopak mata tersebut jatuh ke tanah dan kemudian tumbuh menjadi daun teh pertama. Saat mengadakan meditasi di kuil Shaolin, daruma mengubah dirinya menjadi postur zazen, kakinya dilipat dibawah tubuhnya. Karena terhanyut dalam meditasinya yang panjang selama sembilan tahun, kakinya mengalami atrophia dan lepas dari tubuhnya, lalu diikuti oleh tangannya. Hingga akhirnya Daruma tidak memiliki kaki dan tangan.

Boneka Daruma merupakan boneka Tradisional Jepang yang disebut dengan Okiagari Koboshi. Wajah boneka Okiagari Koboshi ini digambar seperti wajah Bodhidharma karena Daruma yang selalu dapat berdiri tegak sesuai dengan cerita ketegaran Bodhidharma yang bermeditasi selama sembilan tahun lamanya.

Pada tahun 1697, Biksu Shinetsu mendirikan Kuil Daruma di Takasaki, perfektur Gunma, jepang. Biksu ini adalah orang pertama yang membuat boneka Daruma dan menjualnya sebagai pembawa keberuntungan bagi masyarakat. Daruma dianggap sebagai simbol perjuangan yang tak mengenal kata menyerah. Meskipun terguling, pasti Daruma-san akan kembali berdiri tegak pada akhirnya. Hal tersebut dijadikan pelajaran untuk mengingatkan seseorang bahwa dalam hidup kita harus terus berjuang dan tidak mudah menyerah.


(10)

Kota yang paling banyak membuat boneka Daruma sejak abad ke-17 adalah kota Takasaki, Perfektur Gunma. Awalnya kota pertanian tersebut mengalami gagal panen, kuil Daruma yang terdapat di sekitar daerah tersebut menyarankan kepada petani untuk menbuat dan menjual Boneka Daruma sebagai pencarian tambahan. Dan tanpa disangka penjualan Boneka Daruma tersebut menjadi penghasilan utama warga Takasaki. Warga pun menganggapnya sebagai keberuntungan, karena pada dasarnya boneka Daruma merupakan simbol keberuntungan. Oleh karena itu jugalah warga menganggapnya sebagai boneka keberuntungan.

Daruma dibuat dengan teknik Hariko. Teknik yang sama juga digunakan untuk membuat Maneki Neko atau berbagai macam bentuk patung yang lain. Patung yang dijadikan pola ditempel dengan lapisan kertas hingga menjadi bentuk yang diinginkan. Setelah lem kering, kertas yang melapisi patung dibelah dan patung yang menjadi pola dikeluarkan. Belahan bagian depan dan belakang disatukan kembali dengan tempelan lapisan kertas. Boneka Daruma biasanya dicat dengan warna merah menyala sesuai dengan warna pakaian Bodhidharma. Selain itu, warna merah dianggap memiliki kekuatan untuk menolak bala. Boneka Daruma ini pada umumnya terbuat dari bubur kertas tetapi ada juga yang terbuat dari bahan lain seperti kayu, batu bara, tanah liat atau kain.

Pada umumnya dibagian badan boneka dituliskan huruf Fuku yang berarti Keberuntungan. Karena lambang itu jugalah banyak Politikus Jepang yang sering membeli Daruma sebelum memulai kampanye. Tidak sebatas huruf fuku saja,


(11)

huruf lain juga sering dipakai seperti huruf Katsu yang berarti Menang. Boneka Daruma bertuliskan Katsu ini biasanya dibeli oleh para atlet.

Dalam masyarakat jepang terdapat dua jenis permainan boneka Daruma yaitu:

3. Daruma Otoshi

Daruma Otoshi yakni potongan kepala Daruma berada di bagian atas dari beberapa potong kayu yang disusun bertingkat. Pemain secara bergiliran mengeluarkan susunan potongan kayu dengan memakai palu dari kayu, tetapi bagian kepala Daruma tidak boleh jatuh.

4. Daruma-san ga Koronda (Daruma Jatuh)

Permainan yang dimainkan sekelompok pemain dengan seorang pemain yang berjaga. Pemain yang berada di lapangan hanya boleh bergerak ketika pemain yang berjaga mengucapkan “Daruma-san Ga koronda” sambil menutup muka menghadap tembok atau pohon agar tidak bisa melihat para pemain lain yang sedang bergerak mendekatinya. Kunci dari permainan ini adalah perubahan irama serta cepat atau lambatnya dalam mengucapkan kalimat ajaib “Daruma-san Ga Koronda”.

Dalam masyarakat Jepang, boneka sangatlah terkenal. Karena setiap boneka memiliki makna dan fungsi tersendiri. Boneka jepang memiliki berbagai jenis yanng berbeda-beda. Ada yang dibuat dengan menggunakan tangan maupun dengan teknologi yang tinggi. Tetapi boneka yang dibuat dengan tangan atau yang dikenal dengan boneka tradisional memiliki nilai magis yang memiliki peranan


(12)

penting dalam kehidupan masyarakat Jepang. Sedangkan boneka yang dibuat dengan teknologi tinggi hanya sebagai mainan atau untuk animasi, contohnya boneka Doraemon.

Biasanya Daruma dibeli pada saat Tahun Baru, baik oleh pribadi maupun oleh perusahaan. Setelah dibeli, pemilik Daruma menambahkan sendiri mata kirinya dengan menggunakan fude (Kuas) sambil mengucapkan permohonan atau resolusi tahun barunya. Ketika permohonannya terkabul atau resolusinya terlaksana, barulah mata kanan boneka Daruma ditambahkan. Setelah itu, boneka Daruma di bawa ke kuil untuk kemudian dibakar sambil didoakan oleh biksu dalam sbuah ritual yang dinamakan Daruma Kuyo. Hingga kini, tradisi membeli Daruma pada awal Tahun Baru tetap dijalankan banyak warga Jepang.

Di samping semua itu, di dalam menjalankan ritual boneka Daruma dibutuhkan suatu komitmen dari diri kita sendiri. Dengan adanya komitmen tersebut, barulah kita dapat memetik makna dari boneka Daruma secara harafiah. Boneka Daruma merupakan hal sangat menakjubkan karena dari hal yang sangat kecil, seperti sebuah boneka dapat memotivasi bahkan meningkatkan keoptimisan diri, serta menciptakan seorang individu yang tidak mudah berputus asa dan berdedikasi kepada suatu hal yang penting bagi dirinya sendiri maupun masyarakat luas.

Fungsi boneka daruma bagi masyarakat:

1. Boneka Daruma merupakan boneka yang paling identik dalam masyarakat jepang karena setiap orang Jepang yang memiliki keinginan pasti memiliki boneka Daruma.


(13)

2. Boneka Daruma menggambarkan harapan dan keinginan dari setiap pemiliknya karena setiap harapan dan permohonan digambarkan dengan melukis mata kiri boneka Daruma.

3. Boneka Daruma merupakan simbol keberuntungan bagi masyarakat Jepang karena setiap kali orang yang ingin bertanding terutama bagi para atlet, tubuh boneka Daruma ditulis dengan huruf Katsu yang berarti menang.

4. Boneka Daruma memberikan nilai yang positif bagi masyarakat Jepang karena mengajarkan untuk selalu bersikap optimis dan pantang menyerah.


(14)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Alasan Pemilihan Judul

Kebudayaan merupakan sistem pengetahuan yang meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat. Salah satu bentuk kebudayaan tersebut adalah boneka yang merupakan hasil karya seni manusia yang memiliki nilai keindahan yang dapat dinikmati oleh semua orang.

Boneka merupakan salah satu simbol anak-anak yang dijadikan sebagai mainan dan dibuat untuk menemani anak-anak hingga pada akhirnya boneka juga dianggap sebagai karya seni tanpa kehilangan kesan kekanakannya. Boneka adalah mainan favorit terutama bagi anak perempuan. Namun boneka tidak selalu dijadikan sebagai mainan. Misalnya di Jepang, boneka mempunyai arti tersendiri yang berkaitan dengan tradisi dan budaya.

Jepang dikenal sebagai salah satu Ningyou Okoku yang berarti kerajaan boneka, karena disana terdapat berbagai jenis boneka. Boneka-boneka tersebut dibuat hampir di seluruh bagian wilayah Jepang. Daerah Tohoku adalah daerah


(15)

yang paling terkenal akan mainan bonekanya tetapi ada juga daerah yang lain seperti Nagano, Tottori, Shimane dan Toyama yang terletak di pulau utama Honshu dan perfektur Kimamoto yang terletak di Kyushu yang juga terkenal dengan mainan bonekanya.

Boneka-boneka Jepang dibuat dengan bentuk dan ukuran yang bervariasi dari boneka yang memiliki tinggi satu inci sampai dengan tiga kaki. Boneka-boneka tersebut juga dibuat dengan penampilan yang indah sehingga dikagumi oleh banyak orang. Boneka tersebut biasanya dipajang dalam kotak kaca atau dipajang pada rak pada waktu-waktu tertentu saja. Salah satu boneka Jepang tersebut adalah boneka Daruma.

Yang menarik perhatian penulis dari jenis-jenis boneka Jepang adalah boneka Daruma. Selain memiliki bentuk yang unik, boneka Daruma juga memiliki sejarah serta kegunaan yang menarik. Sehingga penulis tertarik untuk memilih boneka Daruma sebagai judul kertas karya ini.

1.2 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulis memilih judul Fungsi Boneka Daruma Bagi Masyarakat Jepang adalah:

1. Untuk mengetahui asal mula boneka Daruma.

2. Untuk mengetahui sejarah perkembangan boneka Daruma di Jepang. 3. Untuk mengetahui makna dari boneka Daruma.


(16)

1.3 Batasan Masalah

Penulis ingin sekali membahas mengenai boneka Jepang ini secara keseluruhan tetapi karena keterbatasan waktu dan kemampuan maka dalam kertas karya ini penulis akan membatasi pembahasan boneka Jepang ini hanya pada Boneka Daruma.

1.4 Metode Penulisan

Dalam penyusunan kertas karya ini penulis menggunakan metode kepustakaan (Library Research) yakni pengumpulan data atau informasi baik dari internet maupun dengan membaca buku sebagai referensi yang berkaitan dengan pokok permasalahan yang dibahas. Selanjutnya data dianalisa dan dirangkum kemudian dideskripsikan ke dalam kertas karya ini.


(17)

BAB II

GAMBARAN UMUM TENTANG BONEKA JEPANG

2.1 Pengertian Boneka

Boneka merupakan salah satu mainan tradisional yang paling tua, karena boneka sudah ada pada zaman Yunani, Romawi ataupun Mesir Kuno. Namun fungsi, bentuk, maupun bahan pembuatnya ternyata berbeda sekali antara dulu dengan sekarang.

Boneka berasal dari bahasa Portugis “Boneca” yaitu sejenis mainan yang dapat berbentuk macam-macam, terutama manusia atau hewan, serta tokoh-tokoh fiksi.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia boneka memiliki arti tiruan anak untuk permainan atau anak-anakan.

Dalam bahasa Jepang, boneka disebut dengan ningyou yang terdiri atas kanji nin ( ) yang berarti orang dan kanji gyou ( 形) yang berarti bentuk. Arti kata ningyou juga mencakup boneka hiasan yang berbentuk bayi, orang dewasa, bentuk binatang yang terbuat dari kayu, tanah liat, bahan campuran, dan sebagainya. Boneka tersebut ada yang dibuat dengan tangan atau alat-alat tradisional yang disebut boneka tradisional dan ada juga yang di buat dengan teknologi canggih.

Berdasarkan bahan yang digunakan, boneka dapat dikatagorikan menjadi tujuh bagian yaitu:


(18)

2. Boneka yang terbuat dari jerami 3. Boneka yang terbuat dari kertas 4. Boneka yang terbuat dari kayu 5. Boneka yang terbuat dari logam 6. Boneka yang terbuat dari keramik, dan 7. Boneka yang terbuat dari kain

Boneka-boneka ini memiliki peranan yang penting dalam kehidupan masyarakat Jepang. Karena bagi masyarakat Jepang boneka tradisional tidak hanya sekedar sesuatu untuk dimainkan oleh anak-anak tetapi juga merupakan hasil seni yang memiliki banyak fungsi dalam kehidupan masyarakat Jepang, khususnya boneka yang digunakan untuk bayi dan anak-anak. Boneka tersebut disediakan sebelum dan sesudah bayi itu lahir. Bagi masyarakat Jepang, boneka yang digunakan untuk bayi dan anak-anak tidak hanya sebagai mainan anak-anak tetapi juga sebagai jimat, persembahan pengganti diri, perlengkapan festival, dan lain sebagainya.

Boneka pertama sekali ditemukan pada zaman Jomon yang disebut dengan Shakoki Dogu. Boneka ini ada yang berbentuk laki-laki, wanita, hewan, maupun kombinasi dari manusia.

2.2 Jenis-jenis Boneka Jepang

Boneka Jepang memiliki jenis dan fungsi yang beragam pada saat upacara tertentu. Jenis-jenis boneka Jepang:


(19)

Boneka Musha merupakan boneka prajurit yang biasanya terbuat dari bahan yanng mirip dengan boneka Hina, tetapi dengan konstruksi yang lebih kompleks, karena mewakili laki-laki atau perempuan yang duduk di kursi, berdiri atau menunggangi kuda. Baju baja, helm, dan senjatanya terbuat dari kertas yang dipernis, biasanya dengan aksen logam. Tidak ada set yang spesifik untuk boneka ini, bisa terdiri dari Kaisar Jimmu, Permaisuri Jingu dengan Perdana Menteri Takenouchi yang membawa Putra Kaisar yang baru lahir, Shoki si penumpas setan, Toyotomi Hideyoshi dan jenderalnya serta Tea-master, dan juga figur dari cerita dongeng seperti Momotaro, Anak Buah Persik atau Kintaro, Anak Emas.

2. Daruma Ningyou (Boneka Daruma)

Boneka Daruma yang dikenal dengan boneka Dharma menggambarkan pendeta Bodhidharma yang menegakkan dan menjadi patriarki pertama Zen sekitar 1500 tahun lalu. Boneka Daruma ini berbentuk seperti bola dengan badan berwarna merah ( pada umumnya) tetapi ada juga yang berwarna kuning, hijau, atau putih dan berwajah putih tanpa biji mata. Boneka ini memiliki kumis dan jambang dengan mata berwarna putih saja. Boneka Daruma merupakan ajimat untuk membawa keberuntungan dan ketabahan untuk meraih tujuan yang dicita-citakan. Dilukiskan pada mata sebelah kiri ketika membuat cita-cita atau harapan, dan dilukiskan di mata yang satunya lagi apabila cita-cita atau harapan tersebut telah terpenuhi. Harapan ini bisa dibuat sepanjang tahun, tetapi umumnya di Jepang dilakukan ketika Tahun Baru. Boneka Daruma pada umumnya laki-laki


(20)

tetapi ada juga boneka Daruma perempuan yang biasa disebut Ehime Daruma atau Putri Daruma.

3. Ichimatsu Ningyou (Boneka Ichimatsu)

Boneka Ichimatsu mewakili anak laki-laki atau anak perempuan yang besarnya proporsional dan dilapisi sewarna dengan warna kulit dan sepasang mata kaca. Awal mulanya, Ichimatsu diberi nama oleh seorang aktor Kabuki setelah abad ke-18, dan mewakili bentuk manusia dewasa, tetapi sejak akhir abad ke-19 istilah ini diberikan ke boneka anak-anak. Boneka anak kecil dengan ekspresi nakal merupakan yang paling populer di akhir abad ke-19 dan di awal abad ke-20. Tetapi pada tahun 1927 Pertukaran Boneka Persahabatan dilibatkan dalam pembuatan 58 boneka anak perempuan 32 inch yang mengagumkan, untuk diberikan sebagai hadiah dari anak-anak Jepang kepada anak-anak di Amerika Serikat. Dan estetika dari boneka yang mengagumkan ini mempengaruhi para pembuat boneka untuk membuat tipe anak perempuan yang anggun, ramah, lembut dengan balutan kimono.

4. Hakata Ningyou (Boneka Hakata)

Boneka Hakata adalah boneka tradisional Jepang yang terbuat dari tanah lliat yang berasal dari Fukuoka. Boneka Hakata ini berasal dari abad ke-17. Pembuat gerabah Souhiti Masaki membuat boneka tanah liat yang biasanya diberikan sebagai hadiah untuk kuil Budha dan untuk Kuroda Nagamasa, yang saat itu berkuasa atas kota Hakata. Boneka-boneka tersebut disebut juga dengan


(21)

Hakata Suyaki Ningyou (Hakata Unglazed Doll). Hakata juga memiliki beberapa festival terkenal yaitu Hakata Gion Yamakasa, yang juga melibatkan pengapungan Ningyou. Pengapungan ini terbuat dari kayu, tapi dipercayai bahwa metode pembuatan pengapungan ini dipengaruhi oleh boneka Hakata. Tetapi bukti arkeologis selama penggallian Hakata, termasuk mainan sederhana dari tanah lliat atau keramik yang dibakar menunjukkan awal muasalnya boneka Hakata adalah dari China.

Pada akhir abad ke-19, boneka Hakata diubah dari bentuk mainan tanah liat atau keramik sederhana yang dibakar ke arah hasil karya seni tinggi. Seniman ahli Rokusaborou Shirouzu mulai mempelajari teori warna, proporsi manusia, dan teori serta teknik artistik modern Itusyo Yada, seorang pelukis cat minyak, yang akhirnya menjadikan pembuatan Hakata yang lebih realistis. Sejak saat itu boneka Hakata pun menjadi lebih terkenal dan mendunia.

5. Gosho Ningyou (Boneka Gosho)

Boneka Gosho biasanya merupakan boneka bayi yang gemuk dan bahagia dengan model yang kekanakan. Hiasan yang melukiskan helai kain gofun dikenakan di kulit putih sempurna boneka ini. Wajah boneka ini dilukis minimalis untuk menangkap esensi polos dari anak-anak. Museum Nasional Kyoto menyatakan bahwa figur putih, bulat dan chubby ini mungkin dipengaruhi oleh boneka Saga (Saga Ningyou) yang tanpa busana.

Terdapat banyak nama yang berhubungan dengan boneka Gosho, seperti Good Luck Doll, Shira-kiku White Chrysanthemum, Shirajishi Ningyou White


(22)

Flesh Doll, Zudai Large Head atau Izukura Ningyou. Istilah Gosho bisa diartikan dari Istana Kaisar karena boneka ini dulunya dibuat oleh pembuat boneka di Kyoto yang diperuntukkan sebagai hadiah dari istana kepada tamu spesialnya. Para penerimanyapun menghargai boneka ini. Para pedagang kemudian mencontoh ritual memberikan hadiah seperti yang dilakukan istana sebagai simbol status. Kemudian praktek pemberian hadiah berupa Gosho ningyou sebagai hadiah spesial yang berarti ini pun menyebar ke seluruh Jepang.

6. Hina Ningyou (Boneka Hina)

Hina Matsuri adalah perayaan untuk mendo’akan anak perempuan setiap tanggal 3 Maret. Keluarga yang memiliki anak perempuan akan memajang satu set boneka Hina. Satu set boneka terdiri dari boneka kaisar, permaisuri, puteri istana (dayang-dayang), dan pemusik istana yang menggambarkan upacara perkawinan tradisional di jepang. Pakaian yang dikenakan boneka adalah kimono gaya zaman Heian. Perayaan ini sering disebut Festival Boneka atau Festival Anak Perempuan karena awalnya adalah permainan boneka di kalangan putri bangsawan yanng disebut Hina Asobi (Bermain Boneka Puteri).

Boneka-boneka ini diletakkan di dankazari yakni panggung yang menyerupai tangga. Setiap tingkat diletakkan boneka dengan derajat yang berbeda. Pada tingkat teratas diletakkan boneka kaisar (o-dairi-sama) dan permaisuri (o-hina-sama). Sedangkan pada tingkat paling rendah adalah para pemain musik.


(23)

Setelah perayaan Hina Matsuri selesai, boneka-boneka ini harus segera dimasukkan ke dalam kotak kembali dan disimpan untuk tahun depan. Ada kepercayaan jika terlambat menyimpan boneka Hina maka anak perempuan di keluarga tersebut akan telat menikah.

7. Teru Teru Bozu Ningyou (Boneka Teru Teru Bozu)

Boneka Teru Teru Bozu adalah boneka yang terbuat dari kain perca yang sering digantungkan di depan rumah orang Jepang. Meskipun penampilannya tidak menarik, tetapi boneka ini dipercaya dapat menangkal hujan.

Teru Teru Bozu hanyalah secarik kain perca putih yang diberi buntalan sehingga membentuk kepala. Kadangkala cukup dari kertas tissu atau secarik saputangan lalu digambari mata dan mulut dengan spidol. Sangat sederhana sekali tetapi memiliki arti.

Boneka ini lebih sering terlihat pada bulan September yaitu musim Aki (gugur) dimana hujan sering turun. Mereka berharap hujan cepat reda dan cuaca kembali cerah. Kebiasaan ini dimulai sejak zaman Edo hingga sekarang.

Begitu pada Tanabata Matsuri, boneka ini sering terlihat ikut tergantung di pohon bambu atau di jendela. Perayaan Tanabata atau festival Bintang diadakan pada malam tanggal 7 bulan 7 setiap tahunnya. Biasanya orang-orang menggantungkan kertas warna-warni yang berisi harapan atau permohonan pada pohon bambu.

Permohonan yang mereka tulis di kertas dipercaya akan terkabul jika tidak turun hujan. Karena jika turun hujan, sungai Ama No Kawa akan meluap sehingga


(24)

Orihime dan Kengyuu (sepasang kekasih dalam legenda Tanabata) tidak dapat berjumpa. Sebagai penolak hujan inilah kemudian mereka menggantungkan boneka Teru Teru Bozu.

8. Kokeshi Ningyou (Boneka Kokeshi)

Kokeshi merupakan boneka Jepang yanng terbuat dari kayu, dengan badan silinder yang sederhana dengan kepala yang lebih besar dari badannya, rambut yang sedikit, dan garis yang digambar membentuk wajah. Biasanya di badannya digambar corak bunga dengan warna merah, hitam, kuning dan dilapisi dengan semacam lilin. Karakteristik mencolok dari boneka kokeshi adalah tiadanya lengan dan kaki. Biasanya di bagian bawah boneka ini ditandai dengan cap atau stempel pemiliknya. Kokeshi ini telah dibuat selama 150 tahun, dan berasal dari utara pulau Honshu (pulau utama Jepang). Awal mulanya, boneka ini dibuat sebagai mainan anak-anak petani. Dari mainan yanng sederhana ini, sekarang menjadi kerajinan Jepang yangg terkenal dan dijadikan souvenir bagi turis.

Secara formal boneka ini dibuat dengan bentuk anthromorphic (bisa tinggi dan elegan, ataupun bisa pendek dan lucu), yang menunjukkan bakat rakyat Jepang dalam seni dekorasi dan seni pahat dengan bentuk manusia dan semuanya dilakukan dengan alat-alat yang sederhana. Bentuk dan penampilan boneka ini dipadu dengan seni kontemporer. Misalnya boneka Oshin (babysitter), yang menjadikan Kokeshi tidak semata-mata hanya boneka namun juga sebagai sebuah tanda mengenai sejarah yang dialami Jepang.


(25)

9. Amagatsu Ningyou (Boneka Amagatsu)

Boneka Amagatsu merupakan boneka yang terbuat dari kertas. Boneka ini muncul pada zaman Heian dan merupakan perkembangan dari boneka Hitogata. Di zaman Heian boneka Amagatsu hanya digunakan oleh kalangan bangsawan. Fungsi boneka ini sama dengan fungsi Hitogata dan Hina yakni menemani anak-anak dan melindungi anak-anak-anak-anak. Boneka ini juga dianggap sebagai malaikat penjaga untuk melindungi anak-anak dari roh-roh jahat, malapetaka, segala penyakit, dan lain sebagainya.


(26)

BAB III

FUNGSI BONEKA DARUMA BAGI MASYARAKAT JEPANG

3.1 Pengertian Daruma

Boneka Daruma adalah boneka dengan bentuk bulat dengan bagian dalam yang kosong serta tidak memiliki kaki dan tangan. Model boneka ini adalah pendeta Bodhidharma yakni pendiri dari Zen sekitar tahun 1500 tahun lalu.

Pada umumnya Daruma berwarna merah, bergambar orang berkumis panjang dan digambar tanpa bola mata. Jika digulirkan maka boneka ini akan kembali berdiri karena diberi pemberat di bagian bawahnya. Hal tersebut menggambarkan kegigihan seperti halnya pendeta Bodhidharma yang sanggup bermeditasi selama sembilan tahun.

Daruma dipercaya sebagai pembawa keberuntungan dan lambang harapan yang belum tercapai. Boneka ini bisa dibeli kapan saja, akan tetapi orang-orang Jepang lebih sering membelinya pada saat ada perayaan atau festival terutama pada tahun baru. Pada tanggal 6-7 Januari setiap tahunnya diadakan pasar Daruma di dekat kuil Daruma. Kuil ini terdapat di kawasan Takasaki, Hiroshima Jepang. Selain pasar boneka Daruma dan Kuil, di Takasaki juga terdapat museum Daruma.

3.2 Sejarah Daruma

Konon nama Daruma berasal dari kata Bodhidharma yaitu seorang pertapa dari India yang kemudian dijuluki ‘Bapak Budhisme Zen’ yang saat itu ajarannya


(27)

masuk ke Jepang pada zaman Kamakura (1185-1333) dan langsung terkenal dikalangan Samurai. Nana Korobi Ya Oki adalah ungkapan yang diajarkan oleh Daruma yang berarti kalau jatuh tujuh kali, bangun delapan kali. Seperti halnya Daruma yang mengadakan perjalanan dari India ke China pada abad ke-6 untuk menyebarkan agama Budha. Maksud dari ungkapan tersebut adalah apabila kita belum sukses, maka kita harus terus mencobanya lagi tanpa putus asa.

Ada banyak legenda mengenai Daruma, yang paling terkenal adalah legenda yang mengatakan bahwa Daruma bermeditasi selama tujuh tahun di sebuah goa tanpa mengedipkan atau mengalihkan pandangan matanya. Ada juga yang mengatakan bahwa Daruma bermeditasi di kuil Shaolin menghadap dinding. Di tengah meditasinya, Daruma pernah tidur sesaat sehingga ia memutuskan untuk menggunting kelopak matanya (mungkin hal inilah yang menyebabkan Daruma tidak diberi mata). Kelopak mata tersebut jatuh ke tanah dan kemudian tumbuh menjadi daun teh pertama. Oleh sebab itu upacara Zen di Jepang selalu dikaitkan dengan upacara minum teh sebagai penghormatan untuk Daruma.

Saat melakukan meditasi di kuil Shaolin, Daruma mengubah dirinya menjadi postur zazen, kakinya dilipat di bawah tubuhnya. Terhanyut dalam meditasi panjangnya selama sembilan tahun, kakinya mengalami atrophia dan lepas dari tubuhnya, lalu diikuti oleh tangannya. Hingga akhirnya Daruma tidak memiliki kaki dan tangan.


(28)

3.3 Asal Usul Daruma

Asal-usul boneka Daruma adalah boneka tradisional Jepang yang disebut dengan Okiagari Koboshi. Boneka Okiagari Koboshi ini memiliki bagian dasar yang bundar dan berat sehingga boneka ini kembali bisa berdiri tegak dengan bantuan beratnya sendiri setelah dimiringkan ke salah satu sisinya. Wajah boneka Okiagari Koboshi ini digambar seperti wajah Bodhidharma karena Daruma yang selalu dapat berdiri tegak sesuai dengan cerita ketegaran Bodhidharma yang bermeditasi selama sembilan tahun lamanya menghadap tembok di Vihara Shaolin.

Pada tahun 1697, Biksu Shinetsu mendirikan Kuil Daruma di Takasaki, Perfektur Gunma, Jepang. Biksu ini adalah orang pertama yang membuat boneka Daruma dan menjualnya sebagai pembawa keberuntungan bagi masyarakat. Setiap tanggal 6-7 Januari setiap tahunnya diadakan Festival daruma di Kuil Daruma, dimana delapan puluh persen dari jutaan Daruma diperjual-belikan dan nantinya disebarkan ke seluruh penjuru Jepang. Selain kuil tersebut masih ada tujuh kuil Daruma yang lain yang kesemuanya disebut sebagai “Delapan Kuil Daruma”. Tetapi diantara ke delapan kuil tersebut yang paling terkenal adalah kuil Kozenji di Kamitonda, Perfektur Wakayama. Di sana terdapat patung Daruma yang dibangun pada tahun 1973 dan terbuat dari pasir yang diambil dari bekas situs Perang Dunia II. Patung berwarna putih yang dikelilingi kebun tempat bunga Azalea bermekaran itu dibangun sebagai doa untuk perdamaian di dunia.

Daruma dianggap sebagai simbol perjuangan yang tak mengenal kata menyerah. Meskipun terguling, pasti Daruma-san akan kembali berdiri tegak pada


(29)

akhirnya. Hal tersebut dijadikan pelajaran untuk mengingatkan seseorang bahwa dalam hidup kita harus terus berjuang dan tak mudah menyerah. Sekalipun kita sering jatuh dan terguling, kita harus bangkit dan bangkit lagi. Pelajaran ini juga diambil dari kisah perjuangan Biksu Ganjin dari China yang berusaha berkali-kali untuk mencapai daratan Jepang. Baru pada usaha ke-enam kali biksu ini berhasil mendarat di Jepang dan menyebarkan ajaran Budha. Meskipun untuk itu ia harus membayar mahal dengan keihlangan penglihatannya.

Kota yang paling banyak membuat Daruma sejak Abad ke-17 adalah kota Takasaki, Perfektur Gunma. Awalnya kota pertanian tersebut mengalami gagal panen, kuil Daruma yang terdapat di sekitar daerah tersebut menyarankan kepada petani untuk menbuat dan menjual Boneka Daruma sebagai pencarian tambahan. Dan tanpa disangka penjualan Boneka Daruma tersebut menjadi penghasilan utama warga Takasaki. Warga pun menganggapnya sebagai keberuntungan, karena pada dasarnya boneka Daruma merupakan simbol keberuntungan. Oleh karena itu jugalah warga menganggapnya sebagai boneka keberuntungan.

3.4 Pembuatan Daruma

Daruma dibuat dengan teknik Hariko. Teknik yang sama juga digunakan untuk membuat Maneki Neko atau berbagai macam bentuk patung yang lain. Patung yang dijadikan pola ditempel dengan lapisan kertas hingga menjadi bentuk yang diinginkan. Setelah lem kering, kertas yang melapisi patung dibelah dan patung yang menjadi pola dikeluarkan. Belahan bagian depan dan belakang disatukan kembali dengan tempelan lapisan kertas. Boneka Daruma biasanya dicat


(30)

dengan warna merah menyala sesuai dengan warna pakaian Bodhidharma. Selain itu, warna merah dianggap memiliki kekuatan untuk menolak bala. Boneka Daruma ini pada umumnya terbuat dari bubur kertas tetapi ada juga yang terbuat dari bahan lain seperti kayu, batu bara, tanah liat atau kain.

Walaupun mayoritas Daruma menngambil sosok laki-laki, ada juga yang membuat Daruma dengan sosok perempuan yang disebut Hime Daruma, yang artinya Putri daruma. Hime Daruma yang berasal dari Perfektur Ehime adalah yang paling terkenal kecantikannya. Biasanya Hime Daruma berwarna merah dan memiliki hiasan cat warna emas di sekujur tubuhnya, seolah-olah ia mengenakan gaun merah-emas. Dan ada tiga lingkaran emas pada dadanya yang menggambarkan permata. Ini terkait dengan keberadaan tiga kerajaan korea pada masa lalu yaitu Paekche, Koryo, dan Silla.

Pada umumnya dibagian badan boneka dituliskan huruf Fuku yang berarti Keberuntungan. Karena lambang itu jugalah banyak Politikus Jepang yang sering membeli Daruma sebelum memulai kampanye. Tidak sebatas huruf fuku saja, huruf lain juga sering dipakai seperti huruf Katsu yang berarti Menang. Boneka Daruma bertuliskan Katsu ini biasanya dibeli oleh para atlet.

3.5 Jenis-jenis Daruma

Akhir-akhir ini boneka Daruma dibuat dalam bermacam-macam versi dengan lambang yang berbeda juga. Terutama dikalangan anak perempuan, boneka Daruma merupakan benda yang unik sehingga sering dibuat dalam ukuran yang kecil dan dijadikan gantungan kunci dan handphone.


(31)

Dalam masyarakat jepang terdapat dua jenis permainan boneka Daruma yaitu:

1. Daruma Otoshi

Daruma Otoshi yakni potongan kepala Daruma berada di bagian atas dari beberapa potong kayu yang disusun bertingkat. Pemain secara bergiliran mengeluarkan susunan potongan kayu dengan memakai palu dari kayu, tetapi bagian kepala Daruma tidak boleh jatuh.

2. Daruma-san ga Koronda (Daruma Jatuh)

Permainan yang dimainkan sekelompok pemain dengan seorang pemain yang berjaga. Pemain yang berada di lapangan hanya boleh bergerak ketika pemain yang berjaga mengucapkan “Daruma-san Ga koronda” sambil menutup muka menghadap tembok atau pohon agar tidak bisa melihat para pemain lain yang sedang bergerak mendekatinya. Kunci dari permainan ini adalah perubahan irama serta cepat atau lambatnya dalam mengucapkan kalimat ajaib “Daruma-san Ga Koronda”.

3.6 Fungsi Boneka Daruma Bagi Masyarakat Jepang

Dari generasi ke generasi, boneka bukan hanya dijadikan sebagai mainan saja tetapi juga memiliki beragam fungsi yang unik dan menarik. Dalam masyarakat Jepang, boneka sangatlah terkenal. Karena setiap boneka memiliki makna dan fungsi tersendiri. Boneka jepang memiliki berbagai jenis yanng berbeda-beda. Ada yang dibuat dengan menggunakan tangan maupun dengan


(32)

teknologi yang tinggi. Tetapi boneka yang dibuat dengan tangan atau yang dikenal dengan boneka tradisional memiliki nilai magis yang memiliki peranan penting dalam kehidupan masyarakat Jepang. Sedangkan boneka yang dibuat dengan teknologi tinggi hanya sebagai mainan atau untuk animasi, contohnya boneka Doraemon.

Penulis melihat bahwa masyarakat Jepang sangat menghargai keberadaan boneka tradisional. Masyarakat Jepang berpendapat bahwa boneka tradisional mempunyai peranan penting dalam kehidupan sosial masyarakat Jepang seperti boneka Ichimatsu. Boneka Ichimatsu tidak hanya digunakan untuk mainan anak-anak saja tetapi juga digunakan untuk menjalin hubungan dengan negara lain. Pada hari persahabatan, anak-anak jepang memberikan boneka Ichimatsu kepada anak-anak Amerika Serikat demi mempererat hubungan antar kedua negara tersebut. Selain itu, boneka tradisional juga memiliki peran yang penting dalam keagamaan masyarakat Jepang. Misalnya boneka Amagatsu, boneka ini diletakkan sebelum dan sesudah bayi lahir untuk menangkal segala penyakit, bencana maupun roh-roh jahat karena boneka ini dipercaya memiliki nilai magis. Selain itu ada juga boneka Musha, Daruma, Hakata, Gosho, Hina, dan Teru Teru Bozu.

Dalam masyarakat Jepang boneka yang banyak diminati adalah Daruma. Boneka yang dianggap sebagai representasi Bodhidharma ini memiliki bentuk yang unik, yakni tidak memiliki bola mata, tangan serta kaki. Dalam masyarakat Jepang, Daruma merupakan boneka Keberuntungan. Hal ini terlihat pada boneka Daruma yang tidak pernah jatuh meskipun terguling. Hal ini disebut-sebut sebagai gambaran dari sikap dan ajaran Bodhidharma.


(33)

Biasanya Daruma dibeli pada saat Tahun Baru, baik oleh pribadi maupun oleh perusahaan. Setelah dibeli, pemilik Daruma menambahkan sendiri mata kirinya dengan menggunakan fude (Kuas) sambil mengucapkan permohonan atau resolusi tahun barunya. Ketika permohonannya terkabul atau resolusinya terlaksana, barulah mata kanan boneka Daruma ditambahkan. Setelah itu, boneka Daruma di bawa ke kuil untuk kemudian dibakar sambil didoakan oleh biksu dalam sbuah ritual yang dinamakan Daruma Kuyo. Hingga kini, tradisi membeli Daruma pada awal Tahun Baru tetap dijalankan banyak warga Jepang. Bahkan sampai Politikus Jepang pun kerap memiliki Daruma. Saat ia memsuki masa kampanye, mata kiri Daruma ditambahkan, lalu saat ia menang dalam pemilihan, mata kanan Daruma pun digambar. Jika dalam satu tahun, Daruma tersebut tak bertambah matanya (keinginan sang pemilik belum tercapai), maka boneka Daruma ini akan dibawa ke kuil untuk dikremasikan. Lalu sebagai gantinya sang pemilik akan membeli yang baru dan memberi mata kiri pada Daruma barunya, sambil memperbarui resolusinya.

Daruma yang bertuliskan huruf fuku ditubuhnya biasanya dimiliki oleh Politikus dengan harapan resolusi atau kampanyenya akan berhasil. Sedangkan Daruma yang bertuliskan huruf katsu ditubuhnya biasanya dimiliki oleh para Atlet dengan harapan bahwa ia dapat memenangkan pertandingan. Selain itu, setiap orang yang akan mengikuti ujian juga menggambarkan mata kiri daruma dengan harapan ujiannya akan berhasil.

Di samping semua itu, di dalam menjalankan ritual boneka Daruma dibutuhkan suatu komitmen dari diri kita sendiri. Dengan adanya komitmen


(34)

tersebut, barulah kita dapat memetik makna dari boneka Daruma secara harafiah. Boneka Daruma merupakan hal sangat menakjubkan karena dari hal yang sangat kecil, seperti sebuah boneka dapat memotivasi bahkan meningkatkan keoptimisan diri, serta menciptakan seorang individu yang tidak mudah berputus asa dan berdedikasi kepada suatu hal yang penting bagi dirinya sendiri maupun masyarakat luas.


(35)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Setelah melakukan penelitian pustaka (Library Research) lalu menganalisa dan mengevaluasi data-data yang diperoleh mengenai fungsi boneka daruma bagi masyarakat Jepang maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Boneka Daruma merupakan boneka yang paling identik dalam masyarakat

jepang karena setiap orang Jepang yang memiliki keinginan pasti memiliki boneka Daruma.

2. Boneka Daruma menggambarkan harapan dan keinginan dari setiap pemiliknya karena setiap harapan dan permohonan digambarkan dengan melukis mata kiri boneka Daruma.

3. Boneka Daruma merupakan simbol keberuntungan bagi masyarakat Jepang karena setiap kali orang yang ingin bertanding terutama bagi para atlet, tubuh boneka Daruma ditulis dengan huruf Katsu yang berarti menang.

4. Boneka Daruma memberikan nilai yang positif bagi masyarakat Jepang karena mengajarkan untuk selalu bersikap optimis dan pantang menyerah.

4.2 Saran

Dari kesimpulan dan hasil pembahasan mengenai fungsi boneka Daruma bagi masyarakat Jepang, maka penulis memberikan saran sebaiknya para pemilik Daruma tidak terlalu menggantungkan harapan pada Boneka Daruma melainkan


(36)

harus tetap mengandalkan diri sendiri dan terus berusaha untuk mencapai keinginan dan cita-citanya.


(37)

DAFTAR PUSTAKA

Alwi, Hasan, dkk. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.

Richie, Donald. 1982. Discover Japan Vol. 2. Firs Edition. Japan: Kodansha Internasional.


(1)

teknologi yang tinggi. Tetapi boneka yang dibuat dengan tangan atau yang dikenal dengan boneka tradisional memiliki nilai magis yang memiliki peranan penting dalam kehidupan masyarakat Jepang. Sedangkan boneka yang dibuat dengan teknologi tinggi hanya sebagai mainan atau untuk animasi, contohnya boneka Doraemon.

Penulis melihat bahwa masyarakat Jepang sangat menghargai keberadaan boneka tradisional. Masyarakat Jepang berpendapat bahwa boneka tradisional mempunyai peranan penting dalam kehidupan sosial masyarakat Jepang seperti boneka Ichimatsu. Boneka Ichimatsu tidak hanya digunakan untuk mainan anak-anak saja tetapi juga digunakan untuk menjalin hubungan dengan negara lain. Pada hari persahabatan, anak-anak jepang memberikan boneka Ichimatsu kepada anak-anak Amerika Serikat demi mempererat hubungan antar kedua negara tersebut. Selain itu, boneka tradisional juga memiliki peran yang penting dalam keagamaan masyarakat Jepang. Misalnya boneka Amagatsu, boneka ini diletakkan sebelum dan sesudah bayi lahir untuk menangkal segala penyakit, bencana maupun roh-roh jahat karena boneka ini dipercaya memiliki nilai magis. Selain itu ada juga boneka Musha, Daruma, Hakata, Gosho, Hina, dan Teru Teru Bozu.

Dalam masyarakat Jepang boneka yang banyak diminati adalah Daruma. Boneka yang dianggap sebagai representasi Bodhidharma ini memiliki bentuk yang unik, yakni tidak memiliki bola mata, tangan serta kaki. Dalam masyarakat Jepang, Daruma merupakan boneka Keberuntungan. Hal ini terlihat pada boneka Daruma yang tidak pernah jatuh meskipun terguling. Hal ini disebut-sebut sebagai gambaran dari sikap dan ajaran Bodhidharma.


(2)

Biasanya Daruma dibeli pada saat Tahun Baru, baik oleh pribadi maupun oleh perusahaan. Setelah dibeli, pemilik Daruma menambahkan sendiri mata kirinya dengan menggunakan fude (Kuas) sambil mengucapkan permohonan atau resolusi tahun barunya. Ketika permohonannya terkabul atau resolusinya terlaksana, barulah mata kanan boneka Daruma ditambahkan. Setelah itu, boneka Daruma di bawa ke kuil untuk kemudian dibakar sambil didoakan oleh biksu dalam sbuah ritual yang dinamakan Daruma Kuyo. Hingga kini, tradisi membeli Daruma pada awal Tahun Baru tetap dijalankan banyak warga Jepang. Bahkan sampai Politikus Jepang pun kerap memiliki Daruma. Saat ia memsuki masa kampanye, mata kiri Daruma ditambahkan, lalu saat ia menang dalam pemilihan, mata kanan Daruma pun digambar. Jika dalam satu tahun, Daruma tersebut tak bertambah matanya (keinginan sang pemilik belum tercapai), maka boneka Daruma ini akan dibawa ke kuil untuk dikremasikan. Lalu sebagai gantinya sang pemilik akan membeli yang baru dan memberi mata kiri pada Daruma barunya, sambil memperbarui resolusinya.

Daruma yang bertuliskan huruf fuku ditubuhnya biasanya dimiliki oleh Politikus dengan harapan resolusi atau kampanyenya akan berhasil. Sedangkan Daruma yang bertuliskan huruf katsu ditubuhnya biasanya dimiliki oleh para Atlet dengan harapan bahwa ia dapat memenangkan pertandingan. Selain itu, setiap orang yang akan mengikuti ujian juga menggambarkan mata kiri daruma dengan harapan ujiannya akan berhasil.

Di samping semua itu, di dalam menjalankan ritual boneka Daruma dibutuhkan suatu komitmen dari diri kita sendiri. Dengan adanya komitmen


(3)

tersebut, barulah kita dapat memetik makna dari boneka Daruma secara harafiah. Boneka Daruma merupakan hal sangat menakjubkan karena dari hal yang sangat kecil, seperti sebuah boneka dapat memotivasi bahkan meningkatkan keoptimisan diri, serta menciptakan seorang individu yang tidak mudah berputus asa dan berdedikasi kepada suatu hal yang penting bagi dirinya sendiri maupun masyarakat luas.


(4)

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Setelah melakukan penelitian pustaka (Library Research) lalu menganalisa dan mengevaluasi data-data yang diperoleh mengenai fungsi boneka daruma bagi masyarakat Jepang maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Boneka Daruma merupakan boneka yang paling identik dalam masyarakat

jepang karena setiap orang Jepang yang memiliki keinginan pasti memiliki boneka Daruma.

2. Boneka Daruma menggambarkan harapan dan keinginan dari setiap pemiliknya karena setiap harapan dan permohonan digambarkan dengan melukis mata kiri boneka Daruma.

3. Boneka Daruma merupakan simbol keberuntungan bagi masyarakat Jepang karena setiap kali orang yang ingin bertanding terutama bagi para atlet, tubuh boneka Daruma ditulis dengan huruf Katsu yang berarti menang.

4. Boneka Daruma memberikan nilai yang positif bagi masyarakat Jepang karena mengajarkan untuk selalu bersikap optimis dan pantang menyerah.

4.2 Saran

Dari kesimpulan dan hasil pembahasan mengenai fungsi boneka Daruma bagi masyarakat Jepang, maka penulis memberikan saran sebaiknya para pemilik Daruma tidak terlalu menggantungkan harapan pada Boneka Daruma melainkan


(5)

harus tetap mengandalkan diri sendiri dan terus berusaha untuk mencapai keinginan dan cita-citanya.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Alwi, Hasan, dkk. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.

Richie, Donald. 1982. Discover Japan Vol. 2. Firs Edition. Japan: Kodansha Internasional.