mutu fisik telur ayam kampung di pasar pasar tradisionl dan swalayan

BAB I
PENDAHULUAN
1. 1. Latar Belakang
Telur merupakan produk peternakan yang memberikan sumbangan besar
bagi tercapainya kecukupan gizi masyarakat. Bertambahnya jumlah penduduk dan
meningkatnya

pendapatan ekonomi

serta kesadaran masyarakat

tentang

pentingnya gizi, maka kebutuhan masyarakat terhadap telur terutama di Kota
Manado terus meningkat. Jenis telur biasa dikonsumsi adalah telur ayam ras, telur
itik, (bebek) dan telur puyuh, (Sarwono, 2001).
Sifat-sifat telur yang perlu diketahui adalah: Pertama kulit telur sangat
mudah pecah, dan tidak dapat menahan tekanan mekanis yang besar sehingga
telur tidak dapat diperlakukan secara kasar pada suatu wadah dan kedua telur
tidak mempunyai bentuk dan ukuran yang sama besar sehingga bentuk elipsnya
memberikan masalah untuk penanganan secara mekanis dalam suatu system yang

kontinyu(Nuryati, dkk, 2000). Telur ayam konsumsi segar adalah telur ayam yang
tidak mengalami proses pendinginan dan tidak mengalami penanganan
pengawetan serta tidak menunjukkan tanda-tanda pertumbuhan embrio yang jelas,
kuning telur belum tercampur dengan putih telur utuh dan bersih.(Suharno, B.
1995).
Hasil wawancara dengan para pedagang telur ayam di pasar Karombasan
menyatakan bahwa permitaan pasokan telur ayam dari para peternak atau
pengambilan telur oleh pedagang telur hanya satu kali setiap minggu. Ini berarti
telur-telur ayam yang dijual oleh pedagang sudah mengalami penyimpan 7 hari
sementara kondisi tempat penyimpanan telur dan penanganan telur selama
penyimpanan belum mendapat perhatian dari pedagang telur ayam, sehingga
memungkinkan terjadinya penurunan kualitas fisik telur sebelum sampai tangan
konsumen semakin lama telur disimpan dan kondisi penyimpan seperti tempat,
suhu dan kelembaban yang tidak sesuai dapat menurunkan kualitas telur. Untuk
itulah dilakukan studi kasus terhadap kualitas
Karombasan.

1

fisik telur ayam


dipasar

1. 2.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang

diatas, maka perumusan masalah dalam

penelitian ini adalah bagaimana pengaruh. Mutu fisik telur ayam dijual oleh
pedagang telur pada dipasar Karombasan Kota Manado.
1. 3. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian untuk melihat apakah telur ayam dipasar Karombasan
telah mengalami penurunan kualitas fisiknya atau tidak.
1. 4. Manfaat Penelitian
 Hasil dari penelitian ini diharapkan menjadi bahaninformasi bagi
masyarakat tentang kualitas fisik telur ayam di pasar Karombasan.
 Kegiatan penelitian ini sebagai salah syarat dalam penyesaikan studi di
Fakultas Peternakan Universitas Sam Ratulangi Manado.

2


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. 1. Klasifikasi Telur
Telur adalah suatu tempat penimbunan zat gizi seperti air, protein,
karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral yang diperlukan untuk pertumbuhan
embrio sampai menetas. Selain itu telur dengan kerabangnya berfungsi sebagai
pelindung embrio, (Suprapti, 2002). Telur terdiri dari enam bagian yang penting
yaitu kerabang telur (shell), selaput kerabang telur (shell membranes), putih telur
(albumin), kuning telur (yolk), tali kuning telur (chalazae), dan sel benih
(germinal disc),(Sudaryani, 2000). Telur terdiri dari 3 komponen utama yaitu kulit
telur, putih telur (albumin) dan kuning telur. Warna kerabang (kulit telur)
dibedakan menjadi dua yaitu warna putih dan warna coklat.

Gambar.1. Sumber
Telur ayam bercangkang putih dan coklat
2. 2. Struktur Telur
Pada dasar nya, struktur telur terdiri dari sel yang hidup, yang dikelilingi
oleh kuning telur sebagai cadangan makanan terbesar. Kedua komponen ini
dikelilingi oleh putih telur yang mempunyai kandungan air yang tinggi. Hal ini

menggakibatkan adanya perbedaan tekanan osmose antara kuning telur dan putih
telur.Telur mempunyai struktur yang sangat khas, dan mengandung zat gizi yang
cukup untuk pertumbuhan sel telur yang sudah dibuahi. Bagian-bagian utama
telur adalah putih telur (albumen); kuning telur (yolk), dan kulit telur (egg shell).

3

Struktur telur dan

Komposisi kimia telur adalah penting dalam

menentukan kualitas telur. Struktur telur dengan jelas dapat dilihat pada Gambar
2, sedangkan komposisi kimia telur dapat diihat pada tabel 1.Secara lebih
terperinci struktur telur dapat dibagi menjadi 9 bagian, yaitu:
1. Kulit telur dengan permukaan yang agak berbintik-bintik
2. Membran kulit luar dan dalam yang tipis, terpisah pada ujung yang tumpul
dan membentuk ruang udara
3. Putih telur bagian luar yang tipis dan berupa cairan
4. Putih telur yang kental dan kokoh berbentuk kantung albumen
5. Putih telur bagian dalam yang tipis dan berupa cairan

6. Struktur keruh berserat yang terlihat pada kedua ujung kuning telur, yang
dikenal sebagai khalaza dan berfungsi memantapkan posisi kuning telur
7. Lapisan tipis yang mengelilingi kuning telur, dan disebut membrane fitelin
8. Benih atau bastodisc yang terlihat sebagai bintik kecil pada permukaan
kuning telur. Dalam telur yang terbuahi, benih ini berkembang menjadi
anak ayam
9. Kuning telur, yang terbagi menjadi kuning telur berwarna putih berbentuk
vas, bermula dari benih ke pusat kuning telur, dan kuning telur yang
berlapis yang merupakan bagian terbesar, (Buckle et al., 1987).

Gambar 2. Struktur Telur
Sumber: Professional Baking 4th Edition, Wayne Gisslen

4

Tabel 1. Komposisi kimia telur ayam dan ayam ras
Komposisi

Putih Telur (%)
*Ayam

**Ayam Ras

Kuning Telur (%)
*Ayam
**Ayam

Protein

Kampung
10,9

9,7

Kampung
16,5

Ras
16,0

Lemak


-

0,03

32,0

30,6

Karbohidrat

1,0

0,4

1,0

1,0

Air

87,6
87,6
49,0
*)StewartAnd Abbot (1972), Dalam Anonymous (2002),
**)Stadelman And Cotterill(1977), Dalam Kussoy (2003),

51,1

2. 3. Mutu Telur
Mutu telur ditentukan oleh mutu bagian luar dan mutu bagian dalam. Mutu
bagian luar meliputi bentuk dan warna kulit, permukaan telur, keutuhan dan
kebersihan kulit telur. Mutu bagian dalam meliputi kekentalan putih dan kuning
telur, posisi kuning telur dan ada tidaknya noda atau bintik darah pada putih atau
kuning telur.Menurut (Sudaryani, 2000), mutu telur sebelah luar ditentukan oleh
kondisi kulit telur.Berikut ini beberapa parameter yang dapat dijadikan ukuran
untuk menentukan mutu telur sebelah luar.
2. 4. 1. MutuTelur Bagian Luar
Menurut (Sudaryani, 2000), mutu telur sebelah luar ditentukan oleh
kondisi kulit telur. Berikut ini beberapa parameter yang dapat dijadikan ukuran
untuk menentukan mutu telur bagian luar.

2. 4. 1.a. Bentuk Telur
Bentuk telur yang baik adalah proporsional, tidak benjol-benjol, tidak
terlalu lonjong dan tidak terlalu bulat. Bentuk telur umumnya bulat sampai
lonjong, perbedaan bentuk itu dapat terjadi karena adanya berbagai faktor yang
mempengaruhi antara lain sifat genetis (keturunan), umur hewan sewaktu bertelur
dan sifat biologis sewaktu bertelur, (Elias, 1996).

2. 4.1.b. Warna Kulit

5

Warna kulit telur ayam ada dua yaitu putih dan coklat. Perbedaan warna
kulit tersebut disebabkan adanya pigmen (cephorpyrin)yang terdapat pada
permukaan kulit telur yang berwarna coklat.Kulit telur yang berwarna coklat
relative

lebih

tebal


dibandingkan

dengan

kulit

telur

yang

berwarna

putih.Ketebalan kulit telur berwarna coklat rata-rata adalah 0,51 mm, sedangkan
kulit telur berwarna putih adalah 0,44 mm (Irawan, 1995).
2.4.1.c. Kondisi Kulit Telur
Kondisi kulit telur dapat dilihat dari tekstur dan kehalusannya. Mutu telur
akan semakin baik jika tekstur kulitnya halus dan keadaan kulit telurnya utuh serta
tidak retak, Menurut (Hadi, 2005), Telur yang baik mempunyai kulit yang rata,
tidak bernoda atau bintil–bintil dan tidak berpinggang, kondisi kerabang telur
dapat dilihat dari tekstur dan kehalusannya.

Kualitas telur akan semakin baik jika tekstur kerabangnya halus dan
keadaan kerabang utuh dan tidak reta, (Sudaryani, 2000). Keadaan kulit telur yang
kulitnya yang permukaannya kasar, retak dan kotor akan mempengaruhi mutu
dalam telur tersebut karena kulit telur memiliki pori-pori yang memyebabkan
udara dan kotoran dapat masuk kedalam telur.
2. 4. 1. d. Kebersihan Kerabang Telur
Menurut (Muchtadi dan Sugiyono, 992), kerabang telur merupakan bagian
telur yang paling luar dan paling keras. Kerabang yang tidak bersih dan sedikit
rusak seperti berlubang atau retak menyebabkan mikroba akan mudah masuk
kedalam telur sehingga telur menjadi busuk.
Perlakuan pembersihan bertujuan untuk menghilangkan kotoran dari
permukaan kulit telur. Hal yang perlu diperhatikan dalam pencucian kulit telur
adalah sifat berpori kulit telur dan sifat mengembang dan kontraksi isi telur.Fisik
telur semakin baik jika kulit telur dalam keadaan bersih dan tidak ada kotoran apa
pun yang menempel,(Sarwono,2001). Menurut (Sudaryani, 2000), kondisi
kerabang telur dapat dilihat dari tekstur dan kehalusannya.
Kualitas telur akan semakin baik jika teksturkerabangnya halus dan
keadaan kerabang utuh dan tidak retak.

6

2. 5.2. Mutu Telur Bagian Dalam
Menurut (Sudaryani, 2000), untuk menentukan mutu isi telur dapat dilihat
dari bagian dalam. Beberapa faktor yang menentukan mutu isi telur di antaranya
kondisi ruang udara, kuning telur dan putih telur.
2. 5.2.a. Ruang Udara
Menurut (Irawan, 1995) bahwa, telur yang segar memiliki ruang udara
yang lebih kecil dibandingkan telur yang sudah lama. Berdasarkan kedalaman
ruang udaranya, mutu telur dapat dikelompokkan atas tiga bagian yaitu : Mutu I,
memiliki kedalaman ruang udara 0,5 cm, Mutu II,memiliki kedalaman ruang
udara 0,5-0,9 cm dan Mutu III, memiliki kedalaman ruang udara 1 cm atau lebih.
Menurut (Muchtadi dan Sugiyono, 1992), terjadinya ruang udara atau
pemisahan membran kulit luar dan dalam disebabkan oleh perubahan suhu.Telur
yang segar memiliki kantong udara yang lebih kecil dibandingkan telur yang
sudah lama, (Anggorodi, 1985), menyatakan bahwa kantong udara dapat dijadikan
sebagai petunjuk umur pada telur, makin besar kantong udara umur telur relative
makin lama.
2. 5.2. b. Kuning Telur
Kuning telur berbentuk bulat, bewarna kuning sampai jingga.Kuning telur
terbungkus oleh selaput tipis yang sangat kuat dan elastis yang disebut membran
vitelin.Menurut (Elias, 1996) bahwa, Telur yang segar memiliki kuning telur yang
tidak cacat, bersih dan tidak terdapat pembuluh darah. Selain itu, di dalam kuning
telur tidak terdapat bercak daging atau bercak darah kuning telur yang memiliki
mutu baik adalah bersih dan tidak ada bercak atau noda darah yang menempel di
kuning telur.

Menurut (Sudaryani,2003), bentuk posisi kuning telur kategori mutu I
adalah kuning telur berbentuk bulat, bentuk posisi kuning telur kategori mutu II
adalah kuning telur agak gepeng dan bentuk posisi kuning telur mutu III adalah

7

kuning telur gepeng, agak melebar dan terkadang bisa pecah. Putih Telur Putih
telur terdapat antara selaput telur dengan kuning telur Putih telur terdiri dari putih
telur encer dan putih telur kental. Fungsi putih telur adalah sebagai tempat utama
menyimpan makanan dan air dalam telur untuk digunakan secara sempurna
selama penetasan, (Anonimus, 2009). Putih telur dilapisi oleh membran yang
disebut dengan membrane albumin. Bagian putih telur terdiri dari 4 lapisan yaitu
lapisan luar, lapisan tengah, lapisan dalam dan lapisan membran kalazifera
(Sugitha,1995). Putih telur dari telur yang segar adalah tebal dan diikat kuat oleh
kalaza.
2. 5.2.c. Indeks Putih Telur
Indeks putih telur adalah perbandingan tinggi putih telur dengan diameter
putih telur. Diameter putih telur adalah rata-rata dari diameter yang terbesar dan
terkecil .Nilai indeks putihtelur yang di telurkan berkisar antara 0,050-0,174, mm,
(Sudaryani,2003). (Gaman dan Sherrington, 1994), menyatakan bahwa putih telur
pada dasarnya adalah suatu larutan keloid protein terutama albumen dalam air
bersama dengan sejumlah kecil vitamin dan garam mineral.
Menurut (Sudaryani, 2003), putih telur dari telur yang segar adalah tebal
di ikat oleh khalaza. Putih telur terdiri dari empat bagian yaitu bagian dalam yang
kecal (Chalasaferous), bagian dalam yang encer (Inne thin), bagian luar yang
kecal (Firnm), dan bagian luar yang encer atau outher thin, (Card dan Nesheim,
1972). Indeks putih telur dapat terjadi karena adanya perubahan fisik dari serabutserabut ovomucin yang dipercepat pada pH yang tinggi.
Menuru (Muchtadi dan sugiyono, 1992), semakin lama telur disimpan dan
kondisi penyimpana yang tidak sesuai seperti tempat, suhu dan kelembaban dapat
menurunkan kualitas telur. Sendangkan menurut (Sudaryani,2003), bahwa suhu
optimum penyimpan telur antara 12 – 15℃ dan kelembaban 70 – 80 %.

Dibawah atau diatas suhu tersebut akan berpegaruh kurang baik terhadap
kualitas telur. Untuk mengetahui mutu indeks putih telur dilakukan dengan
caramengukur tinggi albumin kental (thick albumin) menggunakan rol kecil dan
diameter albumin kental menggunakan janngka sorong.

8

2. 5.2.d. Indeks Kuning Telur
Menurut (Romanoff, 1963) menemukankan bahwa indeks kuning telur
adalah perbandingan antara tinggi kuning telur dengan diameter kuning telur.
Nilai indeks kuning telur normal adalah 0,33-0,50. Umumnya telur mempunyai
indeks kuning telur 0,42. semakin lama telur disimpan, nilai indeks kuning telur
makin kecil akibat migrasi air.
Menurut(Muchtadi dan Sugiyono, 1992), bahwa kuning telur menyerap air
dari albumen karena perbedaan konsentrasi antara keduanya. Air bergerat melalui
membran vitelin sampai di peroleh keseimbangan antara albumen dan kuning
telur. Air yang diserap menyebabkan penambahan volume sehingga menekan
membranvitelin. Tekanan tersebut mengakibatkan perubahan bentuk kuning telur
dari bulat menjadi masa yang kendur.Perubahan fisik kuning telur membegaruhi
kualitas telur.Untuk mengetahui mutu indeks kuning telur dilakukan dengan
caramengukur tinggi kuning telur menggunakan rol kecil dan diameter kuning
telur menggunakan jangka sorong.
2. 5.2.e. Haugh Unit (HU)
Menurut (Udaryani,2000), Haugh Unit (HU) merupakan satuan yang
digunakan untuk mengetahui kesegaran isi telur terutama bagian putih telur, yang
didasarkan pada ketebalan albumin. Besarnya Haugh Unit dapat ditentukan
dengan menggunakan table konversi. Semakin tinggi nilai HU menunjukkan
bahwa kualitas telur itu semakin baik Perbandingan tinggi telur dan berat telur
yang terukur penelitianyang dilakukan.

2. 6. Pemasaran dan Harga Telur Ayam
Pasar merupakan pertemuan antara konsumen dengan produsen yang akan
menentukan suatu kesepakatan yang berbentuk harga. Harga dapat mempangaruhi
Permintaan konsumen karena tinggi rendahnya harga akan mempengaruhi

9

keputusan konsumen untuk membeli suatu produk, (Suharno,1995). Sebagian
konsumen

lebih

memperhatikan

memperhatikan
harga

mutu

produknya,

telur

dan

sebagian

(Anonimus,2004).

lain

lebih

Menyatakan

bahwaKonsumen harus pandai memilih dan menyimpan telur dengan baik.Cara
pemilihan dan penyimpanan telur yang baik agar kesehatan tetap terjaga meliputi:
1). Pemilihan telur dengan cangkang atau kulit yang bersih, utuh/tidak retak,
permukaan halus, warna kulit telur merata dan tidak ternoda, bentuk normal
dan tidak berbau,
2). Telur sebaiknya dikemas dalam kantong plasik bersih atau karton telur,
3). Telur dicuci dengan air bersih dan dikeringkan sebelum disimpan dalam
lemari pendingin (kulkas),
4). Telur disimpan di tempat yang bersih, ventilasi udara cukup, dengan suhu
dibawah 15℃ dan kelembaban udara 75-90%.
2. 7. Pengemasan
Pengemasan telur yang baik mempunyai banyak kegunaan. Kegunaan
yang paling penting adalah untuk mengurangi kerusakan selama pengangkutan
dan penjualan. Dengan pengemasan yang baik telur bisa tampil lebih
meningkat.Selain itu pengemasan juga berperan untuk memudahkan konsumen
dalam membawanya, (Sujionohadi, 2004).
Menurut

(Sarwono,1997),

Penggunaan

pengemasan

berbeda-beda

berdasarkan kebutuhan dan tujuan pemasaran. Telur yang dijual menggunakan
kemasan, perlu mengikutipersyaratan sebagai berikut:
1. Bahan kemasan tidak beracun dan mengeluarkan bau
2. Bahan kemasan harus mampu melindungi kerabang dari tekanan dari luar yang
mengakibatkan kerusakan,
3. Telur dalam satu kemasan harus mempunyai tingkatan mutu yang sama dan
tingkatan bobot yang sama,
BAB III
MATERI DAN METODE PENELITIAN
3. 1. Waktu dan Tempat Penelitian

10

Penelitian ini akan dilakukan Kota Manado sejak tanggal sampai dengan.
Survei dan pengamatan langsung akan di laksanakan di pasar Karombasan.
Kecamatan Wanea, Kota Manado. Untuk mengetahui mutu telur bagian luar, dan
mutu telur bagian dalam akan dilakukan Laboratorium Fakultas Peternakan
Universitas Sam Ratulangi Manado.
3. 2. Materi dan Alat penelitian
3. 2.1. Materi Penelitian
Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah telur ayam dengan
yang dibeli di pasar Karombasan, Kecamatan Wanea Kota Manado
3.2.2. Alat penelitian
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah timbangan digital,
jangka, sorong, kaca, wadah plastic, kuisioner dan alat tulis menulis.
3. 3. Metode Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan mengunakan metode survey dan
mengamatan langsung dipasar Karombasan untuk mengetahui pedagang telur
yang memiliki jumlah penjualan telur terbesar dalam sehari untuk selanjutnya
dijadikan responden. Selanjutnya penentuan pedagang telur yang menjadi
responden dilakukan secara sengaja “Purposive Sampling”yaitu 30% dari jumlah
pedagang telur yang memiliki jumlah penjualan telur terbesar dalam sehari dan
hasilnya ditetapkan 16 pedagang telur dipasar Karombasan untuk penentuan dan
pengambilan sampel (telut) dilakukandengan menggunakan metode “Purposive
Random Sampling” yaitu 50% dari rata-rata jumlah telur terjual setiap hari dari
setiap pedagang dan cara pengambilannya dilakukan secara acak.
Pengambilan sampel telur dilakukan 1

kali dan setiap pengambilan

sampel telur dilanjutkan dengan pengukuran variable penelitian.
3.4.

Variable penelitian
Variable yang digunakan sebagai penentu kualitas fisik telur ayam pada
penelitian ini adalah :
1. Berat telur yaitu diketahui dengan penyimpan telur.

11

2. Indeks kuning telur yaitu telur yang telah di pecehkan diletakan diatas
kaca kemudian tinggidan diameternya diukur dengan menggunakan
rumus :
Tinggi Kuning Telur (mm)
Indeks =
Diameter Kuning Telur (mm)
3. Indeks putih telur yaitu :

telur yang dipecehkan diletakan diatas

kaca,kemudian tinggi dan diameternya putih telur yang tebal diukur dan
dihitung indeks nya dengan menggunakan rumus :
Tinggi Putih Telur Tebal (mm)
Indeks =
Diameter Putih Telur Tebal (mm)
3.5.

Analisis Statistik
1. Data yang dikumpul dilakukan analisis depkripsi yaitu dengan
penghitung rata-rata dari setiap yang diamati.
2. Untuk membedakan kualitas antar di analisisa dengan menggunakan uji
(t, Steel and Torrie, 1994) yaitu :
t= y ₁ ₋ y ₂

S y₁ ₋ y₂
Dimana :
( y ₁)=¿ nilai tengah contoh pertama
( y ¿ ¿ 2)=¿ ¿ nilai tengah contoh kedua

S

y ₁ y₂

3.6.

-

= simpangan baku beda dua nilai tengah contoh

Prosedur Penelitian
Prosedur kerja penelitian sebagai berikut :
1. Survey dilapangan dipasar Karombasan untuk mengetahui jumlah
responden (penjual telur) dan jumlahpenjualan telursetiap hari

12

2. Mengadakan wawancara para responden untuk mengetahui telur
pemasaran, tempat penyimpanan dan lama penyimpanan.
3. Membeli

telur

berdasarkan

presentase

pada

masing-masing

meresponden.
4. Pembersihan telur menggunakan kain lab basah
5. Pengukurun variable penelitian :
a. Menimbangan berat telur dengan menggunakan timbangan digital
b. Pengukuran tinggi dan diameter putih telur dengan mengunakan
jangka sorong.
c. Pengukuran tinggi dan diameter kuning telur dengan menguanakan
jangka sorong.

3.7. Analisi Biaya atau Biaya Penelitian.
Bahan penelitian
 Telur 10 butirx1500.000

13

Alat
 Timbangan Digital,

Rp 185, 000

 Jangka, Sorong,

Rp 140, 000

 Kaca, Wadah Plastic, Rp 10.500.000
 Kuisioner

Rp 67.000

 Alat Tulis Menulis.

Rp 50.000

 Transportasi

Rp 100

Total biaya

Rp 702.500.000

DAFTAR PUSTAKA

14

Anonimus. 2004. Keamanan Pangan Dalam Penyediaan Pangan Asal Unggas.
Departemen Pertanian. Jakarta.
Badan Pusat Statistik Provinsi Riau. Website Resmi Pemerintah Provinsi Riau.
www.riau.go.id/indekx.Php/. Diakses 26 Juli 2009/2010 Pukul 11.00 WIB.
Buckle, K. A., R. A. Edwards, G. H. Fleedrds, dan M. Wooton. 2007. Ilmu
Pangan. Terjemahan Hari Purnomo dan Adiono. UI Press. Jakarta.
Dian, L. Riyanti, dan Veronica, W. 2015 Pengaruh Lama Penyimpanan dan
Warna Kerabang Terhadap Kualitas Internal Telur Ayam Petelur Ilmiah
Peternakan Terpadu Universitas Indonesia
Elias, G. P. 1996. Rahasia Telur. Balai Pustaka. Jakarta.
Gay, L. R. dan Diehl, P. L. 1992.Research Methods for Business and Managemen.
Macmillan PC. New York.
Hadi,

S. 2005. Pemanfaatan Informasi Warna Kulit sebagai Metode
PraPemrosesan untuk Mendukung Pendeteksian Wajah.Departemen
Informatika Institut Teknologi Bandung. Bandung.

Haryato. 1996. Pengawetan Telur Segar. Kanisius.Yogyakarta.
Haugh Unit Pada Telur Ayam Ras dan Telur Puyuh .http: // www.
Trobos.com/show_artikel. php/. Diakses 18 Agustus 2009/ 2010 Pukul
14.00 WIB.

Muchtadi, T. R, dan Sugiyono. 1992. Ilmu Pengetahuan Bahan Pangan.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan
Tinggi Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi Institut Pertanian Bogor.
Nuryati, T. Sutarto, dan M. Khamim. 2000. Sukses Menetaskan Telur. Penebar
Swadaya. Jakarta.
Rasyaf, M. 1991. Pengelolaan Produksi Telur. Kanisius.Yogyakarta.
Riyanto, A. 2001. Sukseskan Menetaskan Telur Ayam. Agromedia Pustaka.
Jakarta.

15

Sarwono, J. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif & Kualitatif. Penerbit Graha
Ilmu. Yogyakarta.
Sarwono, B. 2001.Pengawetan dan Pemanfaatan Telur. Penebar Swadaya. Jakarta
Sudjana. 1996. Metoda Statistika. Tarsito Bandung. Bandung.
Sugitha, I. M. 1995. Teknologi Hasil Ternak. Diktat Kuliah.Fakultas Peternakan
Unifersitas Andalas Padang.
Suharno. B. 1995. Agribisnis Ayam Ras. Penebar Swadaya. Jakarta.
Sudaryani, T. 2000. Kualitas Telur. Penebar Swadaya. Jakarta.
Sujionohadi, K. dan Setiawan, A. I. 2004.Ayam Kampung Petelur Perencanaan
dan Pengolahan Usaha Skala Rumah Tangga. Penebar Swadaya. Jakarta.
Suprijatna. 2005. Ilmu Dasar Ternak Unggas. Penebar Swadaya. Jakarta.
Suprapti, L. 2002. Pengawetan Telur. Penerbit Kanisius. Teknologi Pangan dan
Gizi IPB. Bogor. Standar Nasional Indonesia nomor 01-3926-2006 Telur
Ayam Konsumsi. Badan Standar Nasional. Jakarta.
Umar, H. 2009. Metode Penelitianu ntuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Rajawali Pers.
Jakarta.

16

Dokumen yang terkait

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

DEKONSTRUKSI HOST DALAM TALK SHOW DI TELEVISI (Analisis Semiotik Talk Show Empat Mata di Trans 7)

21 290 1

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

MOTIF MAHASISWA BANYUMASAN MENYAKSIKAN TAYANGAN POJOK KAMPUNG DI JAWA POS TELEVISI (JTV)Studi Pada Anggota Paguyuban Mahasiswa Banyumasan di Malang

20 244 2

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24