Perbedaan Salinitas Terhadap Pertumbuhan oithona

PROPOSAL RISET
Pengaruh Perbedaan Salinitas Terhadap Pertumbuhan Populasi Caulerpa sp.
(Green Caviar) Guna Pengembangannya di Kawasan Pertambakan

Diusulkan oleh:
Nur Aini

26020110110010 Angkatan 2010

M Fachrul Azis S

26020110141036 Angkatan 2010

PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2013

A. JUDUL
Pengaruh Perbedaan Salinitas Terhadap Pertumbuhan Populasi Caulerpa sp.

(Green Caviar) Guna Pengembangannya di Kawasan Pertambakan.
B. RINGKASAN EKSLUSIF
Caulerpa sp. merupakan salah satu jenis rumput laut yang mempunyai
nilai ekonomis penting dan sangat disukai masyarakat. Rumput laut jenis ini
bentuk dan rasanya menyerupai telur ikan caviar terutama saat dimakan, sehingga
dikenal sebagai “green Caviar”. Selain itu juga karena bentuknya menyerupai
anggur, orang juga menyebutnya sebagai “Sea grape”/“Anggur Laut”. Selanjutnya
berdasarkan pemanfaatannya yang dapat dipergunakan secara langsung sebagai
bahan makanan seperti sayuran, sehingga Caulerpa sp. banyak dikenal
masyarakat sebagai “Sea Lettuce”. Di kalangan masyarakat lokal terutama
masyarakat pesisir tumbuhan ini lebih dikenal dengan nama “Latoh”. Tumbuhan
ini termasuk ke dalam golongan tumbuhan tingkat rendah yang tidak memiliki
akar, batang, dan daun sejati. Berdasarkan pigmen yang dikandungnya, maka
rumput laut jenis ini dikelompokkan ke dalam alga hijau (Chlorophyta) (Atmadja
et al., 1996).
Kawasan pertambakan di seluruh wilayah Indonesia. Indonesia memiliki
potensi tambak seluas 1,2 juta hektar. Saat ini luas tambak 680.000 hektar, 50%
(340.000 hektar) telantar (Husni, 2013). Di kawasan ini banyak berkembang
kegiatan budidaya ikan dengan menerapkan berbagai macam sistem baik mulai
dari sistem tradisional, semi intensif, maupun intensif baik yang dilakukan secara

monokultur maupun polikultur. Potensi besar kawasan pertambakan yang ada di
kawasan perairan pantai di Indonesia tersebut sangat baik untuk lebih
dioptimalkan dalam meningkatkan produksi terutama rumput laut guna
menunjang program – program yang telah dicanangkan oleh Pemerintah terutama
dari Kementerian Kelautan dan Perikanan. Tingkat keberhasilan kegiatan
budidaya rumput laut sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan, di antaranya
adalah salinitas, karena di kawasan pertambakan secara umum mempunyai
fluktuasi salinitas yang cukup beragam. Caulerpa sp. mempunyai daya toleransi
yang tidak begitu besar terhadap perubahan salinitas walaupun demikian dapat

dibudidayakan di kawasan pertambakan dengan baik. Oleh karena itu di dalam
kegiatan ini sangat penting kiranya untuk dilakukan penelitian tentang pengaruh
perbedaan salinitas terhadap pertumbuhan Caulerpa sp.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pertumbuhan Caulerpa
sp. dengan penerapan perlakuan perbedaan salinitas pada media pemeliharaan.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam meningkatkan hasil
produksi dan menambah pendapatan bagi pembudidaya rumput laut serta sebagai
bahan rekomendasi dan evaluasi bagi pemerintah dan swasta dalam menerapkan
metode budidaya rumput laut jenis Caulerpa sp. Selanjutnya diharapkan dapat
memberikan inspirasi penelitian dalam bidang budidaya terutama untuk dapat

dipergunakan untuk pengembangan ilmu pengetahuan.
Penelitian ini dirancang menggunakan metode eksperimental laboratoris
dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Perlakuan yang diterapkan berupa
penerapan perbedaan salinitas (0 ppt s/d 30 ppt selang 5 ppt) pada media
pemeliharaan Caulerpa sp., masing - masing dilakukan pengulangan sebanyak 3
kali. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji Anova (Steel dan Torrie,
1980). Luaran yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah terjadinya
peningkatan pertumbuhan yang dapat berdampak pada peningkatan penghasilan
pembudidaya rumput aut khususnya Caulerpa sp. Selain itu hasil penelitian ini
akan dipublikasikan dalam bentuk artikel pada jurnal Aquakultur Indonesia yang
diterbitkan oleh organisasi profesi Masyarakat Akuakultur Indonesia (MAI) atau
Jurnal

Ilmu

Kelautan

dengan

No:


ISSN

0853-7291

(Akreditasi:

No

55/Dikti/Kep/2005).
C. LATAR BELAKANG MASALAH
Rumput laut mempunyai berbagai manfaat, secara ekologi sebagai tempat
perlindungan untuk jenis ikan tertentu serta sebagai produsen primer yang
menghasilkan glukosa dan oksigen di lingkungan perairan (Collado,1999).
Rumput laut jenis ini merupakan sumber utama pigment yang dapat dimanfaatkan
sebagai bahan baku dalam pengolah limbah, industri farmasi dan hilir lainnya
(Anggadiredja, 1993).

Pemanfaatan rumput laut terus meningkat, tahun 2011 produksi rumput
laut Indonesia mencapai 4.305.027 ton. Sebanyak 95.200 ton merupakan produksi

rumput laut jenis Glacilaria sp. kering. Tahun 2011 Indonesia mengekspor hasil
olahan rumput laut (agar-agar) sebesar 1.827 ton dengan nilai total US$ 12,6 juta
(KKP, 2012). Kegiatan budidaya menjadi pilihan untuk menanggulangi
permintaan produksi dalam jumlah besar dan waktu (Azizah, 2006). Departemen
Kelautan dan Perikanan menetapkan rumput laut sebagai komoditas unggulan,
dengan penetapan tersebut memacu pengembangan budidaya dan pengolahannya.
Sejak lima tahun terakhir ekspor rumput laut terus meningkat, pada tahun 1999
sebesar 10.542,15 ton dengan volume produksi sebesar 88,200.00 ton dan pada
tahun 2003 ekspornya meningkat sebesar 15.338,81 ton atau mengalami
peningkatan sebesar 51.43 % dari volume produksi sebesar 110.000,00 ton.
Peluang pasar yang tinggi dapat memacu pengembangan budidaya untuk
memenuhi permintaan produksi secara terus menerus (Soesilo dan Budiman, 2002
dalam Pong-Masak et al., 2007).
Caulerpa sp. tumbuh pada substrat karang mati, pecahan karang, pasir dan
pasir berlumpur (Saptasari, 2010). Tanaman ini berpotensi dibudidayakan karena
telah dikenal serta digemari oleh sebagian masyarakat dan rumput laut jenis ini
menjadi komoditas yang mempunyai nilai ekonomi dan diperjual belikan di pasar
(Sulistijo, 2002). Tanaman ini digunakan sebagai lalapan dalam bentuk sayuran
segar. Caulerpa racemosa var. uvifera, saat ini sulit ditemukan di perairan Teluk
Awur Jepara, walaupun sudah musimnya terkadang sulit ditemukan di perairan

karena pengaruh kondisi lingkungan. Hal ini mengakibatkan kelangkaan produksi
spesies

tersebut,

sehingga

perlu

dilakukan

upaya

budidaya

untuk

memproduksinya. Kegiatan budidaya ini dapat dilakukan baik di laut maupun
dilakukan di kawasan pertambakan. Laju pertumbuhan dengan metode terapung
pada permukaan terlihat lebih baik dibandingkan dengan metode budidaya

melekat pada substrat yang di laut dan tambak. Hal ini dikarenakan tanaman pada
kedalaman 30 cm berpengaruh terhadap intensitas cahaya yang diterima oleh
thallus (Doty, 1961) dalam Azizah dkk., 1991). Menurut Parker (1974) dinyatakan
bahwa di Philippina rumput laut jenis ini banyak dikembangkan degan budidaya

di kawasan pertambakan. Rumput laut ini mempunyai potensi yang cukup besar di
kawasan pertambakan di sepanjang perairan pantai di Indonesia.
D. PERUMUSAN MASALAH
Indonesia merupakan Negara Kepulauan yang mempunyai garis pantai
cukup panjang dan mempunyai berbagai ragam sumberdaya hayati perairan yang
cukup

potensial

dalam

memenuhi

kebutuhan


pangan.

Namun

dalam

memanfaatkan sumberdaya yang ada tersebut banyak dilakukan dengan
melakukan eksploitasi langsung dari alam (mengumpulkan dari alam) yang dapat
menyebabkan terjadinya kelangkaan populasi dan tidak adanya kesinambungan
produksi. Oleh karena itu di dalam upaya untuk melestarikan sumberdaya alam
hayati perairan yang ada dalam memanfaatkan sumberdaya tersebut perlu
dilakukan kegiatan budidaya rumput laut. Di dalam upaya untuk mengoptimalkan
produksi dalam kegiatan budidaya sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor
lingkungan, antara lain: salinitas, suhu, pH, kandungan nutrien (N dan P),
kekeruhan perairan, tingkat sedimentasi, kondisi pasang surut dan sebagainya.
Faktor salinitas merupakan parameter lingkungan yang cukup penting untuk
diperhatikan di dalam kegiatan budidaya Caulerpa sp. karena rumput laut ini
biasa hidup pada lingkungan yang kondisinya cukup stabil terutama salinitasnya
sedangkan lokasi pertambakan mempunyai salinitas yang fluktuatif. Selain itu
faktor salinitas ini sangat berperan penting dalam menentukan proses masuknya

persediaan unsur – unsur penting yang diperlukan oleh tumbuhan untuk proses
fotosintesa, sehingga secara tidak langsung akan berpengaruh terhadap
pertumbuhannya. Berdasarkan hal tersebut di atas, maka dalam penelitian ini
perlu diketahui apakah ada perbedaan pertumbuhan Caulerpa sp. yang nyata pada
pemeliharaan dengan menggunakan air media pemeliharaan dengan salinitas yang
berbeda? Selain itu juga perlu diketahui bagaimanakah pola bentuk hubungan
kedua parameter yaitu salinitas dan pertumbuhan?.
E. TUJUAN
1. Mengetahui pengaruh perbedaan salinitas terhadap pertumbuhan populasi
Caulerpa sp. (Green Caviar) guna penerapannya di kawasan pertambakan.

2. Mengetahui pola bentuk hubungan antara parameter salinitas dan
pertumbuhan populasi Caulerpa sp. guna penerapannya di kawasan
pertambakan.
F. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup dalam bidang penelitian ini direncanakan terkait dengan
kajian ekologi rumput laut jenis Caulerpa sp. terutama penerapan perbedaan
salinitas dalam pengembangannya di kawasan pertambakan guna menunjang
suplai bahan baku untuk keperluan industri.
G. SIGNIFIKASI

Signifikasi dari hasil penelitian diharapkan dapat memberikan informasi
kepada masyarakat umum khususnya pembudidaya rumput laut dan instansi
terkait tentang kelayakan lingkungan yang sesuai bagi pengembangan usaha
budidaya rumput laut. Semakin berkembangnya usaha budidaya rumput laut jenis
Caulerpa sp. diharapkan dapat lebih meningkatkan produksi yang berdampak
pada peningkatan pendapatan masyarakat pembudidaya rumput laut.
H. RISET TERDAHULU
Ketersediaan Caulerpa sp. untuk memenuhi kebutuhan konsumen masih
dalam jumlah yang sangat terbatas dan musiman, karena masih tergantung dari
alam dan belum dibudidayakan secara baik dan benar. Berbagai penelitian untuk
pengembangan usaha budidaya guna menunjang kontinuitas produksi Caulerpa
telah banyak dilakukan. Penelitian budidaya Latoh dengan berbagai macam
metode telah dilakukan oleh Azizah (2006). Hasil penelitian menunjukkan bahwa
metode budidaya terapung di permukaan laut memberikan laju pertumbuhan
terbaik dan hasil terendah diperoleh pada metode budidaya melekat di dasar
tambak. Febriko et al., 2008 telah meneliti peningkatan produksi rumput laut
Gracilaria verrucosa di tambak dengan penambahan pupuk. Zullaikah dan
Sutimin. 2008 telah mengkaji model pertumbuhan biomassa rumput laut
Gracillaria dengan carrying capacity bergantung waktu. Hasil penelitiannya
dinyatakan bahwa faktor lingkungan mempunyai kapasitas tertentu dalam

mendukung pertumbuhan. Demikian juga Saadah et al. (2011) telah melakukan
penelitian pengaruh injeksi karbondioksida pada media pemeliharaan Caulerpa
lentillifera terhadap pertumbuhannya. Hasil penelitian tersebut menunjukkan

bahwa kebutuhan optimal karbondioksida bagi 100 g rumput laut Caulerpa
lentillifera sebesar 176,8 mg/L per hari
I. KONSEP OPERASIONAL
Konsep operasional pelaksanaan penelitian diawali dengan persiapan
materi penelitian, meliputi: persiapan tempat penelitian, materi uji, perlakuan uji
serta peralatan dan bahan penelitian. Setelah kegiatan persiapan selesai dilakukan,
untuk kemudian dimulai pelaksanaan penelitian yang diawali dengan pengamatan
terhadap parameter penelitian kemudian selanjutnya dilakuklan analisis statistik
untuk pengambilan kesimpulan.
J. KERANGKA TEORI
Caulerpa sp. merupakan rumput laut yang cukup baik untuk dibudidayakan
secara polikultur dengan jenis ikan Bandeng dan Udang maupun secara
monokultur. Caulerpa sp. merupakan rumput laut yang cukup baik dibudidayakan
di kawasan pertambakan, meskipun habitat awalnya berasal dari laut dan selama
sirkulasi air pasang surut di kawasan pertambakan dapat terjaga dengan baik
(Champbell et al., 2000). Caulerpa sp. mempunyai nilai ekonomi dan sangat
disukai oleh masyarakat untuk dipergunakan sebagai bahan makanan maupun
bahan baku pigmen (Trono, 1988).
Pengembangan usaha budidaya rumput laut Caulerpa sp. di kawasan
pertambakan sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Menurut Trono (1988)
Caulerpa sp. bersifat stenohaline sedangkan di kawasan pertambakan mempunyai
fluktuasi salinitas yang cukup besar. Oleh karena salinitas merupakan faktor
pembatas kehidupan rumput laut, maka penelitian tentang pengaruh faktor
lingkungan terutama salinitas ini sangat penting untuk dilakukan.
K. METODOLOGI
Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan metode eksperimental laboratoris dengan
Rancangan Acak Lengkap (RAL). Perlakuan yang diterapkan berupa penerapan
perbedaan salinitas pada media pemeliharaan Caulerpa sp., masing – masing

dilakukan pengulangan sebanyak 3 kali. Jadi Secara keseluruhan terdapat 24 Unit
Percobaan.
Parameter penelitian yang diamati adalah: pertumbuhan Caulerpa sp, dan
kualitas air media pemeliharaan Caulerpa sp. Penentuan Caulerpa sp dilakukan
dengan menggunakan data laju pertumbuhan spesifik dengan menggunakan rumus
menurut Effendi (1979), sebagai berikut :

di mana: LPS= laju pertumbuhan spesifik (%/hari); Ln w0 = log natural berat
Caulerpa sp. awal pemeliharaan (g); Ln wt = log natural berat Caulerpa sp pada
akhir pemeliharaan (g) dan t= lama waktu pemeliharaan (hari).
Pengamatan kualitas air dilakukan terhadap suhu, salinitas, pH,
karbondioksida, nitrit, nitrat, ammonium, ammonia, N total dan Phosphat pada
media pemeliharaan Caulerpa sp Pengukuran suhu, salinitas dan pH dilakukan
secara harian sedangkan lainnya dilakukan setiap minggu sekali selama penelitian
berlangsung.
Sasaran Riset
Sasaran di dalam riset ini adalah dicapainya peningkatan pertumbuhan
Caulerpa sp., sebagai akibat adanya penerapan perlakukan perbedaan salinitas
dalam pemeliharaan, sehingga berdampak lanjut terhadap peningkatan pendapatan
dari pembudidaya rumput laut khususnya Caulerpa sp.
Data yang dihimpun
Data yang dihimpun dalam penelitian ini berupa pertumbuhan Caulerpa
sp., dan kualitas air media pemeliharaan rumput laut, meliputi: suhu, salinitas, pH,
karbondioksida, nitrit, nitrat, ammonium, ammonia, N Total dan Phosphat media
pemeliharaan.
Analisis data
Analisis data penelitian dilakukan secara statistik. Analisis dengan cara
membandingkan hasil akhir parameter penelitian penerapan perlakuan salinitas
pada media pemeliharaan Caulerpa sp. Data yang didapatkan dari hasil
pengukuran dan perhitungan parameter penelitian pada tiap - tiap pengambilan

sampel dianalisis dengan menggunakan uji one way Anova (Steel dan Torrie,
1980). Uji ini dipergunakan untuk membedakan pengaruh respon yang
ditimbulkan akibat dari penerapan perbedaan perlakuan yang diterapkan. Letak
perbedaan respon yang ditimbulkan oleh masing – masing perlakuan diuji dengan
menggunakan Tukey Krammer test (Steel dan Torrie, 1980). Nilai optimal
salinitas

yang

dapat

menghasilkan

pertumbuhan

terbaik

diuji

dengan

menggunakan uji regresi (Steel dan Torrie, 1980).
L. JADWAL RISET
Kegiatan penelitian ini direncanakan dalam empat bulan, untuk rincian
penelitian dapat di lihat pada Tabel di bawah ini.
Tabel 1. Jadwal Rencana Kegiatan Penelitian Budidaya Rumput Laut Pada
Salinitas Yang Berbeda
No
Kegiatan
Minggu ke1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Persiapan
- Koordinasi
- Pengurusan Izin
- Persiapan alat dan bahan
- Pemantapan
Persiapan
Wadah Pemeliharaan
2. Budidaya Rumput Laut
3. Laporan kemajuan riset
4. Pengolahan dan analisis data
5. Penulisan
laporan
dan
Publikasi
M. DAFTAR PUSTAKA
Anggadiredja J.T. 1993. Nilai Protein dan Asam Amino Beberpa Jenis Makroalga
Laut. Jakarta : Direktorat Pengkajian Ilmu Kehidupan-BPPT.
Anonim. 2003. Pengembangan Budidaya Rumput Laut. Warta Budidaya 01:

17-

20.
Anonim. 2003. Program Pengembangan Budidaya Rumput Laut Terpadu di
Indonesia.
Atmadja, W.S., A. Kadi, Sulistijo dan Rachmaniar. 1996. Pengenalan Jenis- Jenis
Rumput laut Indonesia. Puslitbang Oseanologi, LIPI. Jakarta, 190 hal.

Azizah R. TN., Susanto, AB., dan Pramesti R., 1991. Uji Coba Budidaya Rumput
Laut Jenis Eucheuma cottonii dengan Metoda Terapung di Perairan
Bandengan, Jepara. Lembaga Penelitian Universitas Diponegoro,
Semarang.
Azizah, R. 2006. Percobaan berbagai macam metode budidaya latoh (Caulerpa
racemosa) sebagai upaya menunjang kontinuitas produksi. Ilmu
Kelautan, UNDIP. Vol. 11 (2) : 101-105.
Campbell, et al. 2000. Biologi Ed.5. Indonesia: Erlangga.
Collado LS, Corke H. 1999. Heat-moisture treatment effects on sweet potato
starches differing in amylose content. Food Chemistry. Vol 65 (3) p. 339346
Effendi, A. 1979. Biologi Perikanan. Penerbit : Penebar Swadaya. Jakarta
Febriko. S.D, Agus,S.Sofiati, M.A Rahman. 2008. Peningkatan Produksi Rumput
Laut Gracilaria Verrucosa Di Tambak Dengan Penambahan Pupuk.
BBAP. Situbondo.
Husni. 2011. Alternative Komoditas Tambak. Info IPTEK: Ristek
KKP.2012. Statistik Prouksi Perikanan. Kementerian Kelautan dan perikanan.
Parker, H.S. 1974. The culture of red algae genus Eucheuma in Philippines
Aquaculture 3: 425-439
Pong-Masak, P.R., A. Mansyur dan Rachmansyah. 2007. Rumput laut jenis
Caulerpa dan peluang budidayanya di Sulawesi selatan. Media Akuakultur.
Vol. 2 (2) : 80-85.
Sa’adah, Nor et al. 2011. Laporan akhir penelitian Pengaruh Injeksi
Karbondioksida (CO2) Terhadap Pertumbuhan Caulerpa lentilifera Pada
Media Air Pemeliharaan. Undip: Semarang
Saptasari, M. 2010. Variasi ciri morfologi dan potensi makroalga jenis Caulerpa di
pantai Kondang Merak kabupaten Malang. El-Hayah. Vol. 1 (2) : 19-22.
Steel, R. G. D. & T. H. Torrie, 1980. Principles and Procedures of Statistics. Mc
Graw Hill Book, Co., Inc., New York, 633 p.
Sulistijo. 2002. Budidaya rumput laut di Indonesia. Puslitbang Oseanografi, LIPI.
Jakarta, 5-7 hal.

Trono, G.C. 1988. Field Culture of Gracilaria And Other Spesies. National
Science Research Center. Philipina. 158 p.
Trono, G.R., 1988. Manual on seeweed culture (Pond culture of Caulerpa).
ASEAN/SF/88/Manual No. 3.
Zullaikah dan Sutimin. 2008. Model Pertumbuhan Biomassa Rumput Laut
Gracillaria Dengan Carrying Capacity Bergantung Waktu. Jurnal
Matematika. Semarang
N. SISTEMATIKA PENULISAN
A. Ringkasan Eksekutif. Berisi pendahuluan mengenai latar belakang masalah
dibuat secara ringkas.
B. Latar Belakang Masalah. Berisi alasan mendasar pemilihan topik.
C. Perumusan Masalah. Berisi intisari permasalahan yang ingin dibahas.
D. Tujuan. Berisi maksud tulisan, apa yang ingin dicapai dan deskripsi sasaran
E.
F.
G.
H.
I.
J.

penulisan.
Ruang Lingkup. Berisi luasan cangkupan riset yang akan dilaksanakan.
Signifikansi. Berisi manfaat yang akan didapat dari hasil riset yang dilaksanakan.
Riset Terdahulu. Berisi penelitian terdahulu sebagai perbandingan dalam riset
Konsep Operasional. Berisi tahapan dalam proses pengumpulan data.
Kerangka Teori. Berisi dasar yang dijadikan acuan dari keseluruhan proyek riset.
Metodologi. Berisi teknik pengumpulan data, sasaran riset, data yang dihimpun,

dan teknik analisis data.
K. Jadwal Riset. Berisi jadwal pelaksanaan riset serta urutan proses kegiatan riset.
L. Daftar Pustaka. Berisi catatan semua sumber yang dipergunakan dalam penulisan
naskah proposal serta sistematika/urutan penulisan.

LAMPIRAN
RANCANGAN BIAYA

No

Uraian

Jumlah

Satuan

Harga satuan
(Rp)

Total (Rp)

I

Biaya Operasional

1

Caulerpa sp

70

kg

60.000

4.200.000

2

Tempat Uji Volume 100 L

24

buah

500.000

12.000.000

3

Reaktor

24

unit

250.000

6.000.000

4

Karbondioksida

0,176

g/L

52.000

6.344.000

5

Lampu TL 40 watt

24

buah

80.000

1.920.000

6

Pupuk organik

15

Kg

2.000

30.000

7

Pupuk anorganik

15

Kg

5.000

75.000

8

Dolomit

10

Kg

8.000

80.000

9

Blower

1

Unit

2.500.000

2.500.000

10

Bahan Kimia Titrasi

1

Unit

1.000.000

1.000.000

Sub total

34.149.000

II

Peralatan penunjang

1

Sewa mikroskop

1

Unit

150.000

150.000

2

Sewa Neraca Analitik

4

bulan

150.000

600.000

3

Sewa pompa

4

bulan

200.000

800.000

4

Sewa luxmeter

1

buah

150.000

150.000

5

Sewa Peralatan Titrasi CO2

1

Unit

250.000

250.000

Sub total

1.950.000

III Biaya Perjalanan
1

Perjalanan Tembalang – Tambak
(Selama 4 bulan)

10

Kali

440.000

Sub total

4.440.000
4.440.000

IV Pengeluaran lain - lain
1.

Biaya Dokumentasi

1

Unit

1.000.000

1.000.000

2.

Penelusuran Pustaka, Fotokopi,
Penjilidan

1

Unit

3.000.000

3.000.000

3.

Biaya internet (3 bln)

1

Unit

500.000

500.000

4.

Publikasi

1

Unit

5.000.000

5.000.000

Sub total

9.500.000

TOTAL (I+II+III+IV)
Terbilang (Lima Puluh Juta Rupiah)

50.000.000