MODEL BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK F
MODEL BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK
FISHBOWL UNTUK MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN
PENGAMBILAN KEPUTUSAN STUDI LANJUT SISWA
ARTIKEL
Oleh
YOTO
NPM 16.61.1556
SUTOYO
NPM 16.61.1579
AJENG MUKTI ANDHINI
NPM 16.61.1581
aje_oi@yahoo.com
1
MENGEMBANGKAN
STUDI
LANJUT
KETERAMPILAN
SISWA
PENGAMBILAN
MENGGUNAKAN
MODEL
KEPUTUSAN
BIMBINGAN
KELOMPOK DENGAN TEKNIK FISHBOWL
ABSTRAK
Penelitian bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan layanan bimbingan kelompok di
SMA Negeri Kabupaten Semarang, keterampilan pengambilan keputusan studi lanjut
siswa SMA N 1 Bergas Kabupaten Semarang, dan tingkat keefektifan teknik fishbowl
untuk mengembangkan keterampilan pengambilan keputusan studi lanjut siswa. Artikel
ini menggunakan teknik puposive sampling kepada 15 siswa. Teknik fishbowl
dikembangkan penulis dalam pengambilan keputusan studi lanjut siswa. Hasil dari
penelitian ini menunjukkan bahwa perubahan tingkat keterampilan pengambilan
keputusan sebelum diberikan perlakuan (pre-test) dan setelah diberikan perlakuan (posttest) sebesar 70,27%. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa model bimbingan
kelompok dengan teknik fishbowl efektif digunakan dalam pengembangan keterampilan
pengambilan keputusan studi lanjut siswa. Peneliti menganjurkan agar guru bimbingan
dan konseling meningkatkan kompetensi dan mutu layanan bimbingan kelompok di
sekolah seperti penerapan model bimbingan kelompok dengan teknik fishbowl.
Kata Kunci : keterampilan pengambilan keputusan studi lanjut dan model bimbingan
kelompok dengan teknik Fishbowl
PENDAHULUAN
Dalam kehidupan, pada dasarnya setiap orang memiliki permasalahan. Salah
satu masalah yang dihadapi siswa SMA adalah sulitnya mengambil keputusan untuk
menentukan perguruan tinggi tempat siswa melanjutkan pembelajaran. Santrock(2012)
menyatakan bahwa kesulitan, kebingungan, dan ketakutan terasa ketika harus memilih
dan memutuskan jurusan di perguruan tinggi. Banyak remaja SMA yang kurang
mendapat informasi tentang jurusan atau lapangan kerja yang akan ditempuh sehingga
mereka khawatir dalam pengambilan keputusan tersebut.
Pengambilan keputusan studi lanjut pada siswa tingkat SMA merupakan suatu
periode yang sangat penting karena akan membentuk jalur
yang akan dilalui
individu dalam kehidupannya. Pilihan ini menentukan aspek-aspek tentang potensi
individu yang dapat dikembangkan dan gaya hidup yang akan diikuti. Hal tersebut
menyebabkan beberapa remaja mengalami keraguan sebelum mantap pada suatu jalur
karir.
2
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti ke beberapa Sekolah
Menengah Atas (SMA) negeri yang ada di kabupaten Semarang yaitu SMA N 1
Ungaran, SMA N 2 Ungaran, SMA N 1 Bergas, SMA N 1 Tuntang, SMA N 1 Bringin,
SMA N 1 Ambarawa, SMA N 1 Suruh, SMA N 1 Tengaran, SMA N 1 Pabelan, SMA N
1 Getasan, terdapat siswa yang mengalami kesulitan dalam pengambilan keputusan
studi lanjut. Hal ini menunjukkan bahwa mereka tidak memiliki keterampilan
mengambil keputusan atau memiliki keterampilan pengambilan keputusan studi lanjut
namun rendah.
Keputusan tidak tepat yang sering dilakukan siswa SMA diantaranya adalah
terpengaruh dengan iklan dari sekolah lanjutan yang mengatakan kuliah cepat biaya
murah langsung siap kerja . Selain itu, beberapa siswa Memilih program studi yang
peluang diterimanya tinggi meskipun program studi tersebut tidak disukai. Hal ini
mengakibatkan siswa tersebut tidak bersemangat saat kuliah berlangsung. Beberapa
siswa pada akhirnya menganggur dirumah. Hal ini berartibahwa mereka tidak bekerja,
tidak kuliah, dan tidak mengambil kursus (training).
Berdasarkan fenomena tersebut, layanan bimbingan dan konseling sekolah
berupaya melakukan pencegahan terhadap pengambilan keputusan studi lanjut yang
kurang tepat di SMA.. Siswa diharapkan menjadi individu yang dapat berkembang
sesuai dengan perkembangannya dan masalah yang dihadapi dapat terselesaikan dengan
baik.
Dengan menerapkan sejumlah posedur ke dalam bimbingan kelompok, teknik
fish bowl akan diimplementasikan dalam bimbingan kelompok. Teknik Fish Bowl
merupakan teknik diskusi yang dalam pelaksanaannya membentuk dua kelompok, yaitu
kelompok dalam dan kelompok luar. Kelompok dalam adalah kelompok yang
melakukan diskusi tentang topik yang dibahas. Sedangkan kelompok luar adalah
kelompok yang melakukan pengawasan selama kolompok dalam melakukan diskusi.
Teknik diskusi fishbowl menumbuhkan sikap siswa yang memiliki ketrampilan
mendengarkan dengan penuh seksama, konsentrasi, mengemukakan pendapat,
memberikan kritikan, dan saling menghargai masing-masing anggota ketika bertanya.
Tylor (2007) menyatakan bahwa dengan teknik Fish Bowl diharapkan terjadi
peningkatan peran aktif siswa didalam mendalami teori-teori dan konsep sehingga
3
siswa dapat bereksperimen atas dasar pengetahuan yang didapatnya salah satunya
adalah untuk mengambil keputusan.
Berdasarkan permasalahan yang ada,diperlukan pengembangan model layanan
bimbingan kelompok yang yang mampu mengembangkan keterampilan pengambilan
keputusan studi lanjut
siswa. Oleh karena itu,
peneliti mengupayakan adanya
penelitian yang berjudul “Model Bimbingan Kelompok dengan teknik Fishbowl Untuk
mengembangkan keterampilan pengambilan keputusan studi lanjut siswa”.
METODE PENELITIAN
Metode penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian dan pengembangan
(research
and
development).
Sugiyono, 2013:407 menyatakan bahwa untuk
menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut, peneliti dapat
menggunakan metode penelitian dan pengembangan. Dalam dunia pendidikan, maka
produk yang dimaksud berkaitan dengan komponen sistem pendidikan. Dengan
demikian, metode mengajar merupkan produk pendidikan yang daoat dihasilkan melalui
pendekatan penelitian dan pengembangan.
Produk dalam penelitian ini adalah model bimbingan kelompok menggunakan
teknik Fishbowl dalam pengembangan keterampilan siswa SMA untuk mengambil
keputusan studi lanjut. Desain uji coba dalam penelitian pengembangan ini dilakukan
untuk menghasilkan model bimbingan kelompok yang aplikatif, rasional, dan teruji
menggunakan teknik fishbowl. Untuk memvalidasi model hipotetik agar menjadi sebuah
model yang secara rasional mampu meningkatkan keterampilan sosial siswa, maka uji
ahli dilakukan dengan melibatkan 2 orang pakar dalam layanan bimbingan dan
konseling. Untuk memvalidasi model hipotetik agar menjadi sebuah model yang
mudah dalam pelaksanaannya nanti, maka uji praktisi dilakukan dengan melibatkan 10
orang praktisi dalam layanan bimbingan dan konseling. Sedangkan ujicoba terbatas
akan dilakukan dengan desain eksperimen yaitu metode one group pre test – post test
design. Untuk lebih jelasnya digambarkan pada gambar 1.
4
Gambar 1.
Desain one group pre test post test
O1
X
O2
Keterangan :
O1 : Nilai pre test (sebelum diberi bimbingan kelompok dengan teknik
fishbowl)
O2 : Nilai post test (setelah diberi bimbingan kelompok dengan teknik
fishbowl)
X : Treatment yang di lakukan
Uji coba terbatas ini melibatkan 15 orang siswa sebagai subjek penelitian. Untuk
mengukur kondisi keterampilan pengambilan keputusan, maka subjek penelitian diberi
pre test. Langkah selanjutnya adalah diberikan post tes. Nilai pre test dan post test
dibandingkan untuk melihat keefektifan bimbingan kelompok dengan teknik fishbowl
dalam mengembangkan keterampilan pengambilan keputusan studi lanjut siswa
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah hasil wawancara dan
observasi terhadap guru BK, lembar validasi ahli dan lembar validasi praktisi untuk
mengumpulkan data kualitatif serta skala psikologis keterampilan pengambilan
keputusan studi lanjut siswa untuk mengumpulkan data kuantitatif. Peneliti
menggunakan teknik analisis deskripsi kualitatif dan analisis data hasil uji statistik.
Untuk
membuktikan
hipotesis,
penulis
membandingkan
tingkat
keterampilan
pengambilan keputusan studi lanjut siswa sebelum dan sesudah diberikan perlakuan
menggunakan rumus t-test dengan menggunakan bantuan perangkat lunak (software)
SPSS 18.00 for Windows. Teknik fishbowl efektif untuk mengembangkan keterampilan
pengambilan keputusan apabila hasil uji menunjukkan hasil yang signifikan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Layanan bimbingan kelompok yang diselenggarakan di SMA Negeri di kabupaten
Semarang telah sesuai dengan hakekat dari bimbingan dan konseling. Hasil penelitian
yang dilakukan mwnunjukkan hal demikian. Meskipun masih adanya keterbatasan
sarana prasarana yang dimiliki oleh sekolah, pelayanan bimbingan dan konseling masih
dapat terlayani dengan baik. Tehnik layanan yang dilakukan dengan menggunakan
teknink diskusi , dimbangi alat peraga, maupun bentuk permainan tertentu guna menarik
5
perhatian peserta, terdiri empat tahap yaitu : tahap pembentuk, tahap peralihan , tahap
kegiatan dan tahap penutup yaitu diskusi kelompok.
Keterbatasan sarana atau media utuk menyampiakan informasi layanan ( mis.
Laptop , alat peraga, lcd, video , dll ) merupakan penghambat bagi guru BK untuk
menyampaikan layanan bimbingan kelompok. Sehingga kegiaatan hanya berpusat pada
diskusi. Siswa kurang perhatikan menjadi bosan dan tak berminat untuk bersikusi
kelompok. Obyektifitas hasil pengamatan dalam diskusi kelompok digambarkan dalam
tabel berikut :
Tabel 1. Persentase total skor kecakapan menentukan studi lanjut siswa Kelas
XII SMAN 1 Bergas Kabupaten Semarang
No Kategori
Responden
Persentase
1
Sangat Tinggi
20
8,89 %
2
Tinggi
133
59,11 %
3
Rendah
43
19,11 %
4
Sangat Rendah
29
12,89 %
Total
225
100%
Dari table prosenstai di atas dapat disimpulkan oleh penulis bahawa pentingnya
bimbingan pada siswa dalam menentukan keputusan studi lanjut. Bimbingan kelompok
yang efektif dan tepat dapat mengembangan kecakapan pada siswa dalam menentukan
keputusan studi lanjut.
Dalam upaya mengembangan kecakapan pengambailan keputuasan studi lanjut
ini penulis menerapkan model bimbingan teknik fishbowl. Validitas tehinik fishbowl ini
telah diuji oleh beberapa ahli yang memperoleh nilai 55 dan 50 , dan 10 praktisi
memperoleh nilai 23. Dari hasil tes kelayakan yang disampaikan oleh ahli dan praktisi
dalam bidang bimbingan dan konseling dapay simpulkan bahwa tehnik fishbowl layak
digunakan untuk mengembangkan kecakapan pengambailan keputan studi lanjut di
sekolah.
Tabel : Derajat kecakapan menentukan studi lanjut peserta didik antara tes awal
dan akhir.
6
Nomor
1
aspek
Rerata
Mengidentifikasi
masalah
Perubahan
tes awal
Tes akhir
skor
24,39
40.47
16.08
%
65.8
2
Merencakan tindakan
17.39
28.87
11.48
54.4
3
Memperjelas nilai
19.59
31
11.41
88.41
4
Mengidentifikasi pilihan
13.67
23.27
9.6
70.2
5
Memperoleh informsi
15.87
28.87
13
81.9
6
Memisahkan
14.87
23.13
8.26
Melakukan aksi
16.27
28.33
12.06
74.2
Rerata
17.44
29.13
11.70
70.07
alternatih
yang cocok
7
55.6
. Dari Tabel diatas dapat dinyatakan bahwa terdapat kenaikan yang siginifikan
terhadap kecakapan menentukan keputusaan studi lanjut ditunjukkan niai tes akhir
sebesar 70.07 %. Perangkat SPSS 16.00 for windows merupakan t-test dengan cara
membandingkan selisih skor nilai awal test dan skor akhir tes merupakan perangkat
untuk menguji keefektifan model.
Dalam Career Guide For School ( 2008:5 ) terdapat tutuh tahapan model
pengambilan karier anata lain
1. Mendefinisikan masalah mengenali keputusan
2. Menetapkan rencana reaksi
3. Memperjelas nilai nilai
4. Mengindentifikasi beberapa alternative
5. Menenetukan informasi
6. Membuang alternative yangtidak sesuai
7. Memulai tindakan
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis memanjatkan puji syukur ke hadlirat Allah SWT yang telah memberikan
hidayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan penulisan artikel Ilmiah ini dengan baik.
Penulis juga menyampaikan terima kasih kepada Prof. Slameto, M.Pd. selaku dosen
7
mata kuliah Manajemen Bimbingan dan Konseling, atas arahan dan bimbingan sehingga
tugas penulisan artikel Ilmiah dapat terselesaikan.
DAFTAR PUSTAKA
Baswantoro, Agung. 2007. Panduan Memilih Program Studi, Jakarta : Kawan Pustaka
CareerGuide network. 2008.Career Guide Of School. Pallini : EPINOIA S.A.
Samsudi. 2009. Disain Penelitian Pendidikan. Unnes Press : Semarang
Santrock, J.W. 2012. Life-Span Development: Perkembangan Masa Hidup (edisi
kelima). (Penerj. Achmad Chusairi, Juda Damanik; Ed. Herman Sinaga, Yati
Sumiharti).Jakarta: Erlangga.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Tylor. D. Bruce. 2007. Fostering Engaging And Active Discussions in Middle. Middle
School Journal. University Of Carolina. Vol. 1 : 54-59
8
FISHBOWL UNTUK MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN
PENGAMBILAN KEPUTUSAN STUDI LANJUT SISWA
ARTIKEL
Oleh
YOTO
NPM 16.61.1556
SUTOYO
NPM 16.61.1579
AJENG MUKTI ANDHINI
NPM 16.61.1581
aje_oi@yahoo.com
1
MENGEMBANGKAN
STUDI
LANJUT
KETERAMPILAN
SISWA
PENGAMBILAN
MENGGUNAKAN
MODEL
KEPUTUSAN
BIMBINGAN
KELOMPOK DENGAN TEKNIK FISHBOWL
ABSTRAK
Penelitian bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan layanan bimbingan kelompok di
SMA Negeri Kabupaten Semarang, keterampilan pengambilan keputusan studi lanjut
siswa SMA N 1 Bergas Kabupaten Semarang, dan tingkat keefektifan teknik fishbowl
untuk mengembangkan keterampilan pengambilan keputusan studi lanjut siswa. Artikel
ini menggunakan teknik puposive sampling kepada 15 siswa. Teknik fishbowl
dikembangkan penulis dalam pengambilan keputusan studi lanjut siswa. Hasil dari
penelitian ini menunjukkan bahwa perubahan tingkat keterampilan pengambilan
keputusan sebelum diberikan perlakuan (pre-test) dan setelah diberikan perlakuan (posttest) sebesar 70,27%. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa model bimbingan
kelompok dengan teknik fishbowl efektif digunakan dalam pengembangan keterampilan
pengambilan keputusan studi lanjut siswa. Peneliti menganjurkan agar guru bimbingan
dan konseling meningkatkan kompetensi dan mutu layanan bimbingan kelompok di
sekolah seperti penerapan model bimbingan kelompok dengan teknik fishbowl.
Kata Kunci : keterampilan pengambilan keputusan studi lanjut dan model bimbingan
kelompok dengan teknik Fishbowl
PENDAHULUAN
Dalam kehidupan, pada dasarnya setiap orang memiliki permasalahan. Salah
satu masalah yang dihadapi siswa SMA adalah sulitnya mengambil keputusan untuk
menentukan perguruan tinggi tempat siswa melanjutkan pembelajaran. Santrock(2012)
menyatakan bahwa kesulitan, kebingungan, dan ketakutan terasa ketika harus memilih
dan memutuskan jurusan di perguruan tinggi. Banyak remaja SMA yang kurang
mendapat informasi tentang jurusan atau lapangan kerja yang akan ditempuh sehingga
mereka khawatir dalam pengambilan keputusan tersebut.
Pengambilan keputusan studi lanjut pada siswa tingkat SMA merupakan suatu
periode yang sangat penting karena akan membentuk jalur
yang akan dilalui
individu dalam kehidupannya. Pilihan ini menentukan aspek-aspek tentang potensi
individu yang dapat dikembangkan dan gaya hidup yang akan diikuti. Hal tersebut
menyebabkan beberapa remaja mengalami keraguan sebelum mantap pada suatu jalur
karir.
2
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti ke beberapa Sekolah
Menengah Atas (SMA) negeri yang ada di kabupaten Semarang yaitu SMA N 1
Ungaran, SMA N 2 Ungaran, SMA N 1 Bergas, SMA N 1 Tuntang, SMA N 1 Bringin,
SMA N 1 Ambarawa, SMA N 1 Suruh, SMA N 1 Tengaran, SMA N 1 Pabelan, SMA N
1 Getasan, terdapat siswa yang mengalami kesulitan dalam pengambilan keputusan
studi lanjut. Hal ini menunjukkan bahwa mereka tidak memiliki keterampilan
mengambil keputusan atau memiliki keterampilan pengambilan keputusan studi lanjut
namun rendah.
Keputusan tidak tepat yang sering dilakukan siswa SMA diantaranya adalah
terpengaruh dengan iklan dari sekolah lanjutan yang mengatakan kuliah cepat biaya
murah langsung siap kerja . Selain itu, beberapa siswa Memilih program studi yang
peluang diterimanya tinggi meskipun program studi tersebut tidak disukai. Hal ini
mengakibatkan siswa tersebut tidak bersemangat saat kuliah berlangsung. Beberapa
siswa pada akhirnya menganggur dirumah. Hal ini berartibahwa mereka tidak bekerja,
tidak kuliah, dan tidak mengambil kursus (training).
Berdasarkan fenomena tersebut, layanan bimbingan dan konseling sekolah
berupaya melakukan pencegahan terhadap pengambilan keputusan studi lanjut yang
kurang tepat di SMA.. Siswa diharapkan menjadi individu yang dapat berkembang
sesuai dengan perkembangannya dan masalah yang dihadapi dapat terselesaikan dengan
baik.
Dengan menerapkan sejumlah posedur ke dalam bimbingan kelompok, teknik
fish bowl akan diimplementasikan dalam bimbingan kelompok. Teknik Fish Bowl
merupakan teknik diskusi yang dalam pelaksanaannya membentuk dua kelompok, yaitu
kelompok dalam dan kelompok luar. Kelompok dalam adalah kelompok yang
melakukan diskusi tentang topik yang dibahas. Sedangkan kelompok luar adalah
kelompok yang melakukan pengawasan selama kolompok dalam melakukan diskusi.
Teknik diskusi fishbowl menumbuhkan sikap siswa yang memiliki ketrampilan
mendengarkan dengan penuh seksama, konsentrasi, mengemukakan pendapat,
memberikan kritikan, dan saling menghargai masing-masing anggota ketika bertanya.
Tylor (2007) menyatakan bahwa dengan teknik Fish Bowl diharapkan terjadi
peningkatan peran aktif siswa didalam mendalami teori-teori dan konsep sehingga
3
siswa dapat bereksperimen atas dasar pengetahuan yang didapatnya salah satunya
adalah untuk mengambil keputusan.
Berdasarkan permasalahan yang ada,diperlukan pengembangan model layanan
bimbingan kelompok yang yang mampu mengembangkan keterampilan pengambilan
keputusan studi lanjut
siswa. Oleh karena itu,
peneliti mengupayakan adanya
penelitian yang berjudul “Model Bimbingan Kelompok dengan teknik Fishbowl Untuk
mengembangkan keterampilan pengambilan keputusan studi lanjut siswa”.
METODE PENELITIAN
Metode penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian dan pengembangan
(research
and
development).
Sugiyono, 2013:407 menyatakan bahwa untuk
menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut, peneliti dapat
menggunakan metode penelitian dan pengembangan. Dalam dunia pendidikan, maka
produk yang dimaksud berkaitan dengan komponen sistem pendidikan. Dengan
demikian, metode mengajar merupkan produk pendidikan yang daoat dihasilkan melalui
pendekatan penelitian dan pengembangan.
Produk dalam penelitian ini adalah model bimbingan kelompok menggunakan
teknik Fishbowl dalam pengembangan keterampilan siswa SMA untuk mengambil
keputusan studi lanjut. Desain uji coba dalam penelitian pengembangan ini dilakukan
untuk menghasilkan model bimbingan kelompok yang aplikatif, rasional, dan teruji
menggunakan teknik fishbowl. Untuk memvalidasi model hipotetik agar menjadi sebuah
model yang secara rasional mampu meningkatkan keterampilan sosial siswa, maka uji
ahli dilakukan dengan melibatkan 2 orang pakar dalam layanan bimbingan dan
konseling. Untuk memvalidasi model hipotetik agar menjadi sebuah model yang
mudah dalam pelaksanaannya nanti, maka uji praktisi dilakukan dengan melibatkan 10
orang praktisi dalam layanan bimbingan dan konseling. Sedangkan ujicoba terbatas
akan dilakukan dengan desain eksperimen yaitu metode one group pre test – post test
design. Untuk lebih jelasnya digambarkan pada gambar 1.
4
Gambar 1.
Desain one group pre test post test
O1
X
O2
Keterangan :
O1 : Nilai pre test (sebelum diberi bimbingan kelompok dengan teknik
fishbowl)
O2 : Nilai post test (setelah diberi bimbingan kelompok dengan teknik
fishbowl)
X : Treatment yang di lakukan
Uji coba terbatas ini melibatkan 15 orang siswa sebagai subjek penelitian. Untuk
mengukur kondisi keterampilan pengambilan keputusan, maka subjek penelitian diberi
pre test. Langkah selanjutnya adalah diberikan post tes. Nilai pre test dan post test
dibandingkan untuk melihat keefektifan bimbingan kelompok dengan teknik fishbowl
dalam mengembangkan keterampilan pengambilan keputusan studi lanjut siswa
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah hasil wawancara dan
observasi terhadap guru BK, lembar validasi ahli dan lembar validasi praktisi untuk
mengumpulkan data kualitatif serta skala psikologis keterampilan pengambilan
keputusan studi lanjut siswa untuk mengumpulkan data kuantitatif. Peneliti
menggunakan teknik analisis deskripsi kualitatif dan analisis data hasil uji statistik.
Untuk
membuktikan
hipotesis,
penulis
membandingkan
tingkat
keterampilan
pengambilan keputusan studi lanjut siswa sebelum dan sesudah diberikan perlakuan
menggunakan rumus t-test dengan menggunakan bantuan perangkat lunak (software)
SPSS 18.00 for Windows. Teknik fishbowl efektif untuk mengembangkan keterampilan
pengambilan keputusan apabila hasil uji menunjukkan hasil yang signifikan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Layanan bimbingan kelompok yang diselenggarakan di SMA Negeri di kabupaten
Semarang telah sesuai dengan hakekat dari bimbingan dan konseling. Hasil penelitian
yang dilakukan mwnunjukkan hal demikian. Meskipun masih adanya keterbatasan
sarana prasarana yang dimiliki oleh sekolah, pelayanan bimbingan dan konseling masih
dapat terlayani dengan baik. Tehnik layanan yang dilakukan dengan menggunakan
teknink diskusi , dimbangi alat peraga, maupun bentuk permainan tertentu guna menarik
5
perhatian peserta, terdiri empat tahap yaitu : tahap pembentuk, tahap peralihan , tahap
kegiatan dan tahap penutup yaitu diskusi kelompok.
Keterbatasan sarana atau media utuk menyampiakan informasi layanan ( mis.
Laptop , alat peraga, lcd, video , dll ) merupakan penghambat bagi guru BK untuk
menyampaikan layanan bimbingan kelompok. Sehingga kegiaatan hanya berpusat pada
diskusi. Siswa kurang perhatikan menjadi bosan dan tak berminat untuk bersikusi
kelompok. Obyektifitas hasil pengamatan dalam diskusi kelompok digambarkan dalam
tabel berikut :
Tabel 1. Persentase total skor kecakapan menentukan studi lanjut siswa Kelas
XII SMAN 1 Bergas Kabupaten Semarang
No Kategori
Responden
Persentase
1
Sangat Tinggi
20
8,89 %
2
Tinggi
133
59,11 %
3
Rendah
43
19,11 %
4
Sangat Rendah
29
12,89 %
Total
225
100%
Dari table prosenstai di atas dapat disimpulkan oleh penulis bahawa pentingnya
bimbingan pada siswa dalam menentukan keputusan studi lanjut. Bimbingan kelompok
yang efektif dan tepat dapat mengembangan kecakapan pada siswa dalam menentukan
keputusan studi lanjut.
Dalam upaya mengembangan kecakapan pengambailan keputuasan studi lanjut
ini penulis menerapkan model bimbingan teknik fishbowl. Validitas tehinik fishbowl ini
telah diuji oleh beberapa ahli yang memperoleh nilai 55 dan 50 , dan 10 praktisi
memperoleh nilai 23. Dari hasil tes kelayakan yang disampaikan oleh ahli dan praktisi
dalam bidang bimbingan dan konseling dapay simpulkan bahwa tehnik fishbowl layak
digunakan untuk mengembangkan kecakapan pengambailan keputan studi lanjut di
sekolah.
Tabel : Derajat kecakapan menentukan studi lanjut peserta didik antara tes awal
dan akhir.
6
Nomor
1
aspek
Rerata
Mengidentifikasi
masalah
Perubahan
tes awal
Tes akhir
skor
24,39
40.47
16.08
%
65.8
2
Merencakan tindakan
17.39
28.87
11.48
54.4
3
Memperjelas nilai
19.59
31
11.41
88.41
4
Mengidentifikasi pilihan
13.67
23.27
9.6
70.2
5
Memperoleh informsi
15.87
28.87
13
81.9
6
Memisahkan
14.87
23.13
8.26
Melakukan aksi
16.27
28.33
12.06
74.2
Rerata
17.44
29.13
11.70
70.07
alternatih
yang cocok
7
55.6
. Dari Tabel diatas dapat dinyatakan bahwa terdapat kenaikan yang siginifikan
terhadap kecakapan menentukan keputusaan studi lanjut ditunjukkan niai tes akhir
sebesar 70.07 %. Perangkat SPSS 16.00 for windows merupakan t-test dengan cara
membandingkan selisih skor nilai awal test dan skor akhir tes merupakan perangkat
untuk menguji keefektifan model.
Dalam Career Guide For School ( 2008:5 ) terdapat tutuh tahapan model
pengambilan karier anata lain
1. Mendefinisikan masalah mengenali keputusan
2. Menetapkan rencana reaksi
3. Memperjelas nilai nilai
4. Mengindentifikasi beberapa alternative
5. Menenetukan informasi
6. Membuang alternative yangtidak sesuai
7. Memulai tindakan
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis memanjatkan puji syukur ke hadlirat Allah SWT yang telah memberikan
hidayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan penulisan artikel Ilmiah ini dengan baik.
Penulis juga menyampaikan terima kasih kepada Prof. Slameto, M.Pd. selaku dosen
7
mata kuliah Manajemen Bimbingan dan Konseling, atas arahan dan bimbingan sehingga
tugas penulisan artikel Ilmiah dapat terselesaikan.
DAFTAR PUSTAKA
Baswantoro, Agung. 2007. Panduan Memilih Program Studi, Jakarta : Kawan Pustaka
CareerGuide network. 2008.Career Guide Of School. Pallini : EPINOIA S.A.
Samsudi. 2009. Disain Penelitian Pendidikan. Unnes Press : Semarang
Santrock, J.W. 2012. Life-Span Development: Perkembangan Masa Hidup (edisi
kelima). (Penerj. Achmad Chusairi, Juda Damanik; Ed. Herman Sinaga, Yati
Sumiharti).Jakarta: Erlangga.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Tylor. D. Bruce. 2007. Fostering Engaging And Active Discussions in Middle. Middle
School Journal. University Of Carolina. Vol. 1 : 54-59
8