Tugas VI EPIDEMIOLOGI LINGKUNGAN RIWAYAT

TUGAS VI EPIDEMIOLOGI LINGKUNGAN
Riwayat Alamiah Penyakit

KELOMPOK 3
1. DESYCA RANTYANA

(P23133014007)

2. EVI NURFITRIA SARI

(P23133014010)

3. LYDIA OKTAVIANI

(P23133014023)

4. M. YOGA TRIDARMA

(P23133014031)

5. SALMAH NUR WAHIDAH


(P23133014039)

TINGKAT II-DIII
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA II
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
Jl. Hang Jebat III/F3 Kebayoran Baru Jakarta 12120 Telp.
021.7397641, 7397643 Fax. 021.7397769

2015/2016
A. Riwayat Alamiah Penyakit
Riwayat alamiah penyakit (natural history of disease) adalah
deskripsi tentang perjalanan waktu dan perkembangan penyakit pada
individu, dimulai sejak terjadinya paparan dengan agen kausal hingga
terjadinya akibat penyakit, seperti kesembuhan atau kematian, tanpa
terinterupsi oleh suatu intervensi preventif maupun terapetik. Riwayat
alamiah penyakit merupakan salah satu elemen utama epidemiologi
deskriptif (Bhopal, 2002, dikutip Wikipedia, 2010)
Pengetahuan
tentang

riwayat
alamiah

penyakit

sama

pentingnya dengan kausa penyakit untuk upaya pencegahan dan
pengendalian penyakit. Dengan mengetahui perilaku dan karakteristik
masing-masing penyakit maka bisa dikembangkan intervensi yang
tepat untuk mengidentifikasi maupun mengatasi problem penyakit
tersebut (Gordis, 2000; Wikipedia, 2010).
Riwayat alamiah suatu penyakit adalah perkembangan penyakit
tanpa campur tangan medis atau bentuk intervensi lainnya sehingga
suatu penyakit berlangsung secara natural.
B. Tahapan Riwayat Alamiah Perjalanan Penyakit
1. Tahap Pre-Patogenesis
Pada tahap ini individuberada dalam keadaan normal (sehat),
tetapi mereka pada dasarnya peka terhadap kemungkinan
terganggu oleh serangan agen penyakit (stage of susceptibility).

Walaupun demikian, pada tahap ini telah terjadi interaksi
antara pejamu dengan bibit penyakit. Tetapi interaksi ini masih
diluar tubuh manusia, dalam arti bibit penyakit berada di luar
tubuh penjamu dimana para kuman mengembangkan potensi
infektivitas untuk siapmenyerang penjamu. Pada keadaan ini
belum ditemukan adanya tanda – tanda penyakit dan daya tahan
tubuh pejamu masih kuat dan dapat menolak penyakit. Namun
begitu penjamunya lengah ataupun bibit penyakit menjadi lebih
ganas

ditambah

dengan

kondisi

lingkungan

yang


kurang

menguntungkan penjamu, maka keadaan dapat segera berubah.

Penyakit

akan

berikutnya.

melanjutkan

perjalanannya

memasuki

fase

2. Tahap Patogenesis
Tahap ini meliputi tiga sub-tahap, yaitu Tahap Inkubasi, Tahap

Dini, dan Tahap Lanjut.
a. Tahap Inkubasi
Tahap inkubasi

merupakan

tenggang

waktu

antara

masuknya bibit penyakit ke dalam tubuh yang peka terhadap
penyebab penyakit sampai timbulnya gejala penyakit. Tiap-tiap
penyakit mempunyai masa inkubasi yang berbeda antara satu
dengan yang lainnya. Jika daya tahan tubuh tidak kuat, tentu
penyakit akan berjalan terus yang mengakibatkan terjadinya
gangguan

pada


saat penyakit

bentuk

makin

dan

fungsi

bertambah

tubuh.

hebat,

Pada

sehingga


suatu
timbul

gejalanya. Garis yang membatasi antara tampak dan tidak
tampaknya gejala penyakit disebut dengan horison klinik.
Pengetahuan tentang lamanya masa inkubasi ini sangat
penting untuk informasi diagnosis.
Tabel Berbagai Jenis Penyakit Menular dan Masa Inkubasinya

Jenis
Penyakit
AIDS
Amoebiasi
s
Anthrax
Botulism
Chikungun

Masa Inkubasi

2 bulan – 10
tahun
2-4 minggu
2-7 hari
12-36 jam
3-12 hari

ya
Kholera
Dipteri
Filariasis
Hepatitis A
Hepatitis B
Leptospiro

1-5 hari
2-5 hari
3-12 bulan
15-50 minggu
7-26 minggu


sis
Campak
Poliomyelit

10-14 hari

is
Tetanus

4-18 hari

5-30 hari
4-21 hari

b. Tahap Dini
Tahap penyakit dini dihitung mulai dari munculnya gejalagejala penyakit yang kelihatannya ringan. Umumnya penderita
masih dapat melakukan pekerjaan sehari-hari dan karena itu
sering tidak berobat. Selanjutnya, bagi yang datang berobat
umumnya tidak memerlukan perawatan, karena penyakit masih

dapat diatasi dengan berobat jalan.
Tahap penyakit dini ini sering menjadi masalah besar dalam
kesehatan

masyarakat,

terutama

jika

tingkat

pendidikan

penduduk rendah, karena tubuh masih kuat mereka tidak datang
berobat, yang akan mendatangkan masalah lanjutan, yaitu telah
parahnya penyakit yang di derita, sehingga saat datang berobat
sering talah terlambat.
c. Tahap Lanjut
Merupakan tahapan dimana penyakit bertambah jelas dan

mungkin bertambah berat dengan segala kelainan patologis dan
gejalanya (stage of clinical disease). Pada tahap ini penyakit
sudah menunjukkan gejala dan kelainan klinik yang jelas
sehingga diagnosis sudah relatif mudah ditegakkan sehingga
dapat diberikan pengonatan yang tepat untuk menghindari
akibat lanjut yang kurang baik.
3. Tahap Post-patogenesis
Setelah melalui proses patogenesis, penyakit akan memasuki
tahap akhir atau post-patogenesis. Perjalanan penyakit tersebut
dapat berakhir dalam lima keadaan, yaitu :
 Sembuh sempurna, penyakit berakhir karena pejamu sembuh
secara sempurna, artinya bentuk dan fungsi tubuh kembali
kepada

keadaan

sebelum

menderita

penyakit.

Menjadi

sembuh setelah menderita suatu penyakit adalah harapan
utama dan menjadi target utama epidemiologis dalam
menangani suatu penyakit. Jika penyakit tidak sembuh
sempurna, maka ada kemungkinan bibit penyakit masih


tersisa dan penyakit berpotensi untuk menular.
Sembuh dengan cacat, penyakit yang diderita berakhir dan
penderita sembuh. Sayangnya kesembuhan tersebut tidak
sempurna, karena ditemukan cacat pada pejamu. Adapun

yang dimaksudkan dengan cacat, tidak hanya berupa cacat
fisik


yang

dapat

dilihat

oleh

mata,

tetapi

juga

cacat

mikroskopik, cacat fungsional, cacat mental dan cacat sosial.
Karier, pada karier, perjalanan penyakit seolah-olah terhenti,
karena gejala penyakit memang tidak tampak lagi. Padahal
dalam diri pejamu masih ditemukan bibit penyakit yang pada
suatu saat, misalnya jika daya tahan tubuh berkurang,
penyakit akan timbul kembali. Keadaan karier ini tidak hanya
membahayakan diri pejamu sendiri, tetapi juga masyarakat



sekitarnya, karena dapat menjadi sumber penularan
Kronis, perjalanan penyakit tampak terhenti karena gejala
penyakit tidak berubah, dalam arti tidak bertambah berat dan
ataupun tidak bertambah ringan. Keadaan yang seperti tentu
saja tidak menggembirakan, karena pada dasarnya pejamu



tetap berada dalam keadaan sakit.
Meninggal dunia, terhentinya perjalanan penyakit disini,
bukan karena sembuh, tetapi karena pejamu meninggal
dunia. Keadaan seperti ini bukanlah tujuan dari setiap
tindakan kedokteran dan keperawatan.
Tabel Tahapan Riwayat Alamiah Penyakit

Status
Kesehatan
Status
Sehat
Status
Rentan
Sakit

Status Klinis

Pre-patogenesis

Patogenesi

Post-

Upaya

s

patogenesis

Epidemiologi

Interaksi Normal Host-

Upaya Primordial

Agent-Environment
Interaksi Kerentanan

Promosi Kesehatan

Host-Agent-Environment


Tahap



Inkubasi
Tahap



Dini
Tahap
Lanjut

Status
Pasca-klinis





Sembuh
Karier
Imun/keba





l
Kronik
Cacat
Meninggal



Pencegahan





Khusus
Deteksi Dini
Diagnosis Awal
Pengobatan Tepat



Pembatasan



kecacatan
Rehabilitas

Manfaat mempelajari riwayat alamiah perjalanan penyakit
Dari riwayat alamiah penyakit diperoleh beberapa informasi penting
seperti:
 Masa inkubasi atau masa latent, masa atau waktu yang diperlukan
selama perjalanan suatu penyakit untuk menyebabkan seseorang
jatuh sakit.
 Kelengkapan keluhan (symptom) yang menjadi bahan informasi
dalam menegakan diagnosis.
 Lamanya dan beratnya keluhan dialami oleh seorang penderita.
 Kejadian penyakit menurut musim (season) kapan penyakit itu lebih
frekuen kejadiannya.
 Kecenderungan lokasi geografis serangan penyakit sehingga dapat
dengan mudah dideteksi lokasi kejadian penyakit.
 Sifat-sifat biologis kuman pathogen sehingga
informasi

untuk

pencegahan

penyakit,

menjadi

khususnya

bahan
untuk

pembunuhan kuman penyebab.

Pengetahuan tentang riwayat alamiah penyakit merupakan langkah
awal yang perlu dilakukan untuk mengetahui aspek-aspek lain yang
terkait dengan penyakit. Dengan mengetahui riwayat alamiah dapat
ditarik beberapa manfaat seperti:
1. Untuk diagnostic, masa inkubasi dapat dipakai pedoman penentuan
jenis penyakit, misal dalam KLB (Kejadian Luar Biasa)
2. Untuk Pencegahan, dengan mengetahui rantai perjalanan penyakit
dapat dengan mudah dicari titik potong yang penting dalam upaya
pencegahan penyakit.
3. Untuk terapi, terapi biasanya diarahkan ke fase paling awal. Pada
tahap perjalanan awal penyakit, adalah waktu yang tepat untuk
pemberian terapi, lebih awal terapi akan lebih baik hasil yang
diharapkan.

CONTOH RIWAYAT PENYAKIT DIARE
A. Definisi Diare
Kata diare itu sendiri berasal dari bahasa Yunani (diarrola) yang berarti
mengalir

terus. Silverman

dan

kawan-kawan

mendefinisikan

diare

sebagai malabsorbsi air dan elektrolit dengan ekskresi isi usus yang
dipercepat. Sementara itu, diare secara umum adalah buang air besar
dalam bentuk cairan lebih dari tiga kali dalam sehari, dan biasanya
berlangsung hingga dua hari atau lebih. Di negara berkembang, diare
adalah penyebab kematian paling umum pada balita, dan juga membunuh
lebih dari 2,6 juta orang setiap tahunnya.
B. faktor-faktor penyebab diare
Menurut Ngastiyah (1997), penyebab diare dapat dibagi dalam
beberapa faktor yaitu:
a. Faktor infeksi
 Infeksi enteral
Merupakan penyebab utama diare pada anak, yang meliputi:
infeksi bakteri, infeksi virus (enteovirus, polimyelitis, virus echo
coxsackie). Adeno virus, rota virus, astrovirus, dll) dan infeksi parasit
:

cacing

(ascaris,

trichuris,

oxyuris,

strongxloides)

protozoa

(entamoeba histolytica, giardia lamblia, trichomonas homunis)
jamur (canida albicous).


Infeksi parenteral
Adalah infeksi diluar alat pencernaan makanan seperti otitis

media akut (OMA) tonsilitis/tonsilofaringits, bronkopeneumonia,
ensefalitis dan sebagainya. Keadaan ini terutama terdapat pada bayi
dan anak berumur dibawah dua (2) tahun.
b. Faktor malabsorbsi meliputi malabsorbsi karbohidrat, lemak dan
protein.

c. Faktor makanan makanan basi, beracun, terlalu banyak lemak,
d.

sayuran dimasak kurang matang.
Faktor psikologisRasa takut, cemas

C. Masa Inkubasi Diare
Virus (salmonella, shigella, E,coli , V.cholerae, ) masuk kedalam tubuh
dengan menginfeksi usus baik pada jeyenum,ileum dan colon. Setelah
virus menginfeki usus virus menembus sel dan mengadakan lisis
kemudian

virus

berkembang

dan

memproduksi

enterotoksin.

Masa`inkubasi biasanya sekitar 2-4hari,pasien sudah buang air bessar
lebih dari 4x tetapi belum tanpa gejala-gejala lain.
D. Gejala Diare
a. Gejala klinis yang didapat pada diare antara lain sebagai berikut:
 Buang air besar cair lebih dari tiga kali dalam sehari.
 Volume tinja banyak, warna kuning-hijau, konsisten cair, tidak




ada darah, tidak berbau, tidak berbuih.
Lamanya sakit ± 5 - 7 hari.
Suhu tubuh meningkat
Nyeri perut
Penderita dengan kasus ringan gejalanya berlangsung selama 3-

5 hari, kemudian sembuh sempurna. Diare karena Adenovirus
cenderung ringan dan sembuh sendiri. Gejalanya meliputi demam
ringan, tinja cair, muntah dan kadang-kadang ada gejala-gejala
pernafasan
E. Riwayat alamiah diare dan dampaknya
Riwayat alamiah penyakit meliputi beberapa tahap antara lain :
a. Tahap prepatogenesis
Pada tahap ini disebabkan oleh mikroorganisme baik bakteri,
parasit, maupun virus diantaranya rotavirus, E.coli, dan shigella.
Penyebaran mikroorganisme ini dapat terjadi melalui jalan fecal dan
oral. Pada tahap ini belum di temukan tanda-tanda penyakit bila
daya tahan tubuh penjamu baik maka tubuh tidak terserang

penyakit dan apabila daya tubuh penjamu lemah maka sangat
mudah bagi virus masuk dalam tubuh.

b. Tahap Patogenesis
 Tahap inkubasi
Virus (salmonella, shigella, E,coli , V.cholerae, ) masuk
kedalam tubuh dengan menginfeksi usus baik pada jeyenum,ileum
dan colon. Setelah virus menginfeki usus virus menembus sel dan
mengadakan lisis kemudian virus berkembang dan memproduksi
enterotoksin. Masa`inkubasi biasanya sekitar 2-4 atau lebih dari
tiga hari,pasien sudah buang air bessar lebih dari 4x tetapi belum
tanpa gejala-gejala lain.


Tahap penyakit dini
Pada tahap ini terdapat beberapa dampak yang terjadi antara

lain:





a) Kehilangan cairan 5% berat badan
b) Kesadaran baik (somnolen).
c) Mata agak cekung
d) Turgor kulit kurang dan kekenyalan kulit normal
e) Lemah dan lesu
Tahap penyakit lanjut
a) Kehilangan cairan lebih dari 5-10% berat badan.
b) Keadaan umum gelisah
c) Rasa haus meningkat
d) Selaput lendir agak kering.
Tahap akhir
a) Kehilangan cairan lebih dari 10% berat badan.
b) Denyut nadi cepat sekali
c) Mata cekung sekali
d) Selaput lendir kurang
Pada tahap ini bila mendapat penanganan yang baik maka
pasien dapat sembuh sempurna tetapi bila tahap ini tidak
mendapat penanganan yang baik maka dapat mengancam
jiwa(kematian)

F. Cara Pengobatan Diare
Dasar pengobatan pada diare karena virus pada umumnya sama
dengan diare yang lain. Pengobatan dengan suportif yaitu memperbaiki
kehilangan cairan dan elektrolit yang dapat menimbulkan dehidrasi,
asidosis, syok dan kematian. Penatalaksanaan terdiri dari penggantian
cairan dan memperbaiki keseimbangan elektrolit secara oral atau
intravena, menurut keadaan masing-masing penderita. Selain pemberian
cairan, pemberian makanan juga harus diperhatikan. Terapi dietetik
disesuaikan dengan status gizi penderita yang didasarkan pada umur dan
berat badan. Antibiotik tidak diperlukan pada diare karena virus. Karena
diare ini bersifat self limited (dapat sembuh sendiri).
Obat-obat yang berkhasiat menghentikan diare secara cepat seperti
anti spasmodik/spasmolitik tidak dianjurkan untuk dipakai, karena akan
memperburuk keadaan. Obat ini dapat menyebabkan terkumpulnya cairan
di lumen usus, dilatasi usus, gangguan digesti dan absorpsi lainnya. Obat
ini hanya berkhasiat untuk menghentikan peristaltik usus saja tetapi
justru akibatnya sangat berbahaya. Diarenya terlihat tidak ada lagi tetapi
perut akan bertambah kembung dan dehidrasi bertambah berat.
Obat-obat absorben (pengental tinja) seperti kaolin, pectin, narit, dan
sebagainya, telah terbukti tidak bermanfaat. Obat-obat stimulans seperti
adrenalin, nikotinamide dan sebagainya, tidak akan dapat memperbaiki
syok atau dehidrasi beratnya karena penyebabnya adalah kehilangan
cairan (hipovolemic shock), sehingga pengobatan yang paling tepat yaitu
pemberian cairan secepatnya.

G. Cara pencegahan Diare
Mencuci tangan merupakan cara paling sederhana untuk menghindari
penyebaran kuman. Infeksi virus lainnya yang dapat menyebabkan diare
adalah virus-virus golongan enterovirus. Sedangkan bakteri penyebab
infeksi diare antara lain Salmonella, Shigella, dan E. coli. Shigella, yang
sering menyebar melaui orang ke orang, dapat merusak dinding saluran

pencernaan dan menyebabkan semacam luka yang berdarah. Sedikit saja
jumlah bakteri Shigella yang diperlukan agar terjadi infeksi.
Selain itu kamar mandi atau jamban yang bersih juga dapat membantu
mencegah

penyebaran

kuman. Air

dan

makanan

juga

dapat

menyebarkan kuman, karena itu buah dan sayuran harus dibersihkan
dengan benar sebelum dimakan atau diolah. Alat-alat dapur juga harus
segera dibersihkan setelah selesai digunakan. Daging juga harus diolah
dengan benar akan kuman-kuman mati.

Daftar Pustaka

Nadjib, M.Bustan. 2012.Pengantar Epidemiologi.Jakarta : Rineka Cipta.
http://epidemiologidkn.blogspot.co.id/2008/01/riwayat-alamiahpenyakit.html
http://mariabalun.blogspot.co.id/2014/01/makalah-diare.html
http://kartikasaridian.blogspot.co.id/2011/05/riwayat-alamiahpenyakit.html
Riwayat Alamiah Penyakit- Prof Bhisma Murti.pdf