POKOK BAHASAN GERAKAN MUH docx

BAB11
POKOK BAHASAN
1. MUKADIMAH
Mukadimah adalah pembukaan dalam mengawali misalnya pidato misalnya salam
pembuka,doa pembuka dll.
2. MKCH (MATAN KEYAKINAN DAN CITA-CITA HIDUP)
A.

Sejarah Perumusan MKCH

Disahkan

: Pada Muktamar ke-37 tahun 1968 di Yogyakarta

Kedudukan

: Sebagai hasil tajdid di bidang Ideologi

Disempurnakan

: Sidang Tanwir tahun 1969 di Ponorogo


Pada periode

: K.H. Faqih Usman dan K.H. A.R. Fakhrudin

Muhammadiyah sebagai perserikatan memiliki 4 teks cita-cita yang merupakan
sebuah impian yang diiringi dengan sebuah keyakinan. Matan Muhammadiyah tersebut yaitu:
1. Mewujudkan Masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Artinya: Para sekutu
Muhammadiyah harus bersih dari penyakit TBC/ Bid’ah, khurofat, Tahayul dll
2. Menjadikan Islam adalah agama rahmatan lil alamin. Artinya: Islam adalah agama untuk
semua yang ada di dunia ini, di pelajari oleh siapa saja, dan diamalkan untuk siapa saja
adalah menjadi cita-cita Muhammadiyah.
3.

Dalam amalan Muhammadiyah berdasarkan Al-Qur’an, Hadits.

4.

Melaksanakan ajaran-ajaran Islam meliputi segala bidang, baik Akhlak, Aqidah, Ibadah,
Muamalah.


B.

Isi Matan Keyakinan dan Cita-Cita Hidup Muhammadiyah

1. Muhammadiyah adalah Gerakan Islam dan Dakwah Amar Ma’ruf Nahi Munkar,
beraqidah Islam dan bersumber pada Al-Qur’an dan Sunnah, bercita-cita dan bekerja
untuk terwujudnya masyarakat utama, adil, makmur yang diridhoi Allah SWT, untuk
melaksanakan fungsi dan misi manusia sebagai hamba dan khalifah Allah di muka bumi.
2. Muhammdiyah berkeyakinan bahwa Islam adalah Agama Allah yang diwahyukan kepada
Rasul-Nya, sejak Nabi Adam, Nuh, Ibrahim, Musa, Isa dan seterusnya sampai kepada

Nabi penutup Muhammad SAW, sebagai hidayah dan rahmat Allah kepada umat manusia
sepanjang masa, dan menjamin kesejahteraan hidup materil dan spritual, duniawi serta
ukhrawi.
3. Muhammadiyah dalam mengamalkan Islam berdasarkan:
a. Al-Qur’an: Kitab Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW;
b. Sunnah Rasul: Penjelasan dan palaksanaan ajaran-ajaran Al-Qur’an yang diberikan
oleh Nabi Muhammad SAW dengan menggunakan akal fikiran sesuai dengan jiwa
ajaran Islam.

4. Muhammadiyah bekerja untuk terlaksananya ajaran-ajaran Islam yang meliputi bidangbidang:
a. Aqidah Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya aqidah Islam yang murni, bersih dari
gejala-gejala kemusyrikan, bid’ah dan khufarat, tanpa mengabaikan prinsip toleransi
menurut ajaran Islam.
b. Akhlak Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya nilai-nilai akhlak mulia dengan
berpedoman kepada ajaran-ajaran Al-Qur’an dan Sunnah rasul, tidak bersendi kepada
nilai-nilai ciptaan manusia
c. Ibadah Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya ibadah yang dituntunkan oleh
Rasulullah SAW, tanpa tambahan dan perubahan dari manusia.
d. Muamalah Duniawiyah Muhammadiyah bekerja untuk terlaksananya mu’amalat
duniawiyah (pengolahan dunia dan pembinaan masyarakat) dengan berdasarkan
ajaran Agama serta menjadi semua kegiatan dalam bidang ini sebagai ibadah kepada
Allah SWT.
5. Muhammadiyah mengajak segenap lapisan bangsa Indonesia yang telah mendapat
karunia Allah berupa tanah air yang mempunyai sumber-sumber kekayaan, kemerdekaan
bangsa dan Negara Republik Indonesia yang berdasar pada Pancasila dan UndangUndang Dasar 1945, untuk berusaha bersama-sama menjadikan suatu negara yang adil
dan makmur dan diridhoi AllahSWT.
3. KHITTOH
Secara etimologis, kata khittah berasal dari derivasi bahasa Arab yang berarti rencana,
jalan, atau garis (Kamus Al-Munawwir). Dengan demikian, khittah perjuangan dapat


diartikan sebagai rencana, jalan, atau garis perjuangan Pemuda Muhammadiyah dalam
mewujudkan misi dan cita-cita gerakannya.
Khittah perjuangan Pemuda Muhammadiyah berisi pokok-pokok pikiran yang
diharapkan dapat menjadi garis perjuangan gerakan Pemuda Muhammadiyah ke depan. Di
dalam

rumusan

Khittah

Perjuangan

ini

terkandung

aspek

pembaruan


sekaligus

kesinambungan. Aspek pembaruan diarahkan pada upaya peneguhan eksistensi Pemuda
Muhammadiyah sebagai gerakan Islam yang mampu menyelesaikan problematika umat
Islam, khususnya mereka yang bernaung di bawah panji-panji persyarikatan Muhammadiyah.
Sementara aspek kesinambungan merupakan upaya mempertahankan capaian-capaian positif
yang selama ini dilakukan oleh Pemuda Muhammadiyah.
Secara objektif, perumusan khittah perjuangan Pemuda Muhammadiyah didorong
oleh faktor internal dan eksternal organisasi. Faktor internal merujuk pada evaluasi dan
otokritik terhadap kiprah organisasi di dalam melayani umat Islam dan masyarakat lain pada
umumnya.Sedangkan faktor eksternal merujuk pada fenomena perubahan dunia yang
menuntut setiap orang untuk terlibat aktif dalam mewarnai perkembangan peradaban.
Kompetisi dan persaingan dalam seluruh aspek kehidupan harus dihadapi, bukan
dihindari.Sejalan dengan itu, motto perjuangan Pemuda Muhammadiyah “FASTABIQUL
KHAIRAT” harus kembali menjadi spirit dan landasan gerak bagi setiap aktivitas dan
kreativitas yang dilakukan oleh kader-kader Pemuda Muhammadiyah di semua level
kepemimpinan.

BAB111

SUB POKOK BAHASAN

1. POKOK-POKOK PIKIRAN KH.AHMAD DAHLAN TENTANG AGAMA
Gagasan dasar Dahlan terletak pada kesejajaran kebenaran tafsir Al Quran, akal suci,
temuan iptek, dan pengalaman universal kemanusiaan. Belajar filsafat baginya adalah kunci
pengembangan kemampuan akal suci, selain belajar pada pengalaman beragam bangsa dan
pemeluk agama. Sikap K.H. Ahmad Dahlan dipraktekkan dalam misi dahwahnya untuk
mengubah arah kiblat masjid-masjid Yogyakarta termasuk Masjid Kerathon yang dinilainya
tidak tepat, dan kaena itu perlu diubah arahnya.
Ahmad Dahlan tidak serta merta menyuruh mengubah arah kiblat secara sepihak.
Sebagai pembaru, ia lebih menekankan adanya dialog untuk meyakinkan sasaran dahwahnya,
atau orang-orang yang tidak sepaham dengannya. Karena menurut Ahmad Dahlan dialog
merupakan alat atau sarana untuk mencapai kebenaran.
Haji Majid, seorang murid K.H. Ahmad Dahlan menuliskan pengalamannya dalam
risalah singkat Falsafah Ajaran K.H. Ahmad Dahlan. Setidaknya ada tujuh point yang dapat
dipetik yaitu:
Pertama; Mengutip perkataan al-Ghazali, K.H. Ahmad Dahlan mengatakan bahwa
manusia itu semuanya mati (perasaannya) kecuali para ulama yaitu orang-orang yang
berilmu. Dan ulama itu senantiasa dalam kebingungan kecuali mereka yang beramal. Dan
yang beramal pun semuanya dalam kekhawatiran kecuali mereka yang ikhlas dan bersih.

Kedua; Kebanyakan mereka di antara manusia berwatak angkuh dan takabur. Mereka
mengambil keputusan sendiri-sendiri. K.H. Ahmad Dahlan heran kenapa pemimpin agama
dan yang tidak beragama selalu hanya beranggap, mengambil keputusan sendiri tanpa
mengadakan pertemuan antara mereka, tidak mau bertukar pikiran memperbincangkan mana
yang benar dan mana yang salah. Hanya anggapan-anggapan saja, disepakatkan dengan
istrinya, disepakatkan dengan muridnya, disepakatkan dengan teman-temannya sendiri. Tentu
saja akan dibenarkan. Tetapi marilah mengadakan permusyawaratan dengan golongan lain di
luar golongan masing-masing untuk membicarakan manakah yang sesungguhnya yang benar
dan manakah sesungguhnya yang salah.

Ketiga; Manusia kalau mengerjakan pekerjaan apapun, sekali, dua kali, berulangulang, maka kemudian menjadi biasa. Kalau sudah menjadi kesenangan yang dicintai.
Kebiasaan yang dicintai itu sukar untuk dirubah. Sudah menjadi tabiat bahwa kebanyakan
manusia membela adat kebiasaan yang telah diterima, baik dari sudut i’tiqat, perasaan
kehendak maupun amal perbuatan. Kalau ada yang akan merubah sanggup membela dengan
mengorbankan jiwa raga. Demikian itu karena anggapannya bahwa apa yang dimilikinya
adalah benar.
Keempat; Manusia perlu digolongkan menjadi satu dalam kebenaran, harus samasama menggunakan akal pikirannya untuk memikirkan bagaimana sebenarnya hakikat dan
tujuan manusia hidup di dunia. Manusia harus mempergunakan pikirannya untuk mengoreksi
soal i‘tikad dan kepercayaannya, tujuan hidup dan tingkah lakunya, mencari kebenaran yang
sejati.

Kelima; Setelah manusia mendengarkan pelajaran-pelajaran fatwa yang bermacammacam membaca beberapa tumpuk buku dan sudah memperbincangkan, memikirkan,
menimbang, membanding-banding ke sana ke mari, barulah mereka dapat memperoleh
keputusan, memperoleh barang benar yang sesungguhnya. Dengan akal pikirannya sendiri
dapat mengetahui dan menetapkan, inilah perbuatan yang benar. Sekarang kebiasaan manusia
tidak berani memegang teguh pendirian dan perbuatan yang benar karena khawatir, kalau
barang yang benar, akan terpisah dan apa-apa yang sudah menjadi kesenangannya, khawatir
akan terpisah dengan teman-temannya.
Keenam; Kebanyakan para pemimpin belum berani mengorbankan harta benda dan
jiwanya untuk berusaha tergolongnya umat manusia dalam kebenaran. Malah pemimpinpemimpin itu biasanya hanya mempermainkan, memperalat manusia yang bodoh-bodoh dan
lemah.
Ketujuh; Ilmu terdiri atas pengetahuan teori dan amal (praktek). Dalam mempelajari
kedua ilmu itu supaya dengan cara bertingkat. Kalau setingkat saja belum bisa mengerjakan
maka tidak perlu ditambah.
Bagi Ahmad Dahlan, ajaran Islam tidak akan membumi dan dijadikan pandangan
hidup pemeluknya, kecuali dipraktikkan. Betapapun bagusnya suatu program, menurut
Dahlan, jika tidak dipraktikkan, tak bakal bisa mencapai tujuan bersama. Karena itu, Ahmad
Dahlan tak terlalu banyak mengelaborasi ayat-ayat Al-Qur’an, tapi ia lebih banyak
mempraktekkannya dalam amal nyata.
2. PAHAM AGAMA MENURUT MUHAMMADIYAH


Muhammadiyah adalah gerakan Islam yang melaksanakan dakwah dan tajdid untuk
terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Sebagai gerakan dakwah,
Muhammadiyah mengajak umat manusia untuk memeluk agama Islam (da’wah ila al-Khair),
menyuruh pada yang ma’ruf (al-amr bi al-ma’ruf), dan mencegah dari yang munkar (al-nahy
‘an al-munkar) {QS. Ali Imran/3: 104}, sehingga hidup manusia selamat, bahagia, dan
sejahtera di dunia dan akhirat.
Pemahaman Ajaran Islam
Hal-hal yang berkaitan dengan paham agama dalam Muhammadiyah secara garis besar dan
pokok-pokoknya ialah sebagai berikut:
1. Agama, yakni Agama Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad S.A.W. ialah apa yang
diturunkan Allah dalam Alquran dan yang disebut dalam Sunnah maqbulah, berupa
perintah-perintah, larangan-larangan, dan petunjuk-petunjuk untuk kebaikan manusia di
dunia dan akhirat (Kitab Masalah Lima, Al-Masail Al-Khams tentang al-Din).
2. Muhammadiyah berkeyakinan bahwa Islam adalah Agama Allah yang diwahyukan
kepada para Rasul-Nya sejak Nabi Adam, Nuh, Ibrahim, Musa, Isa, dan seterusnya
sampai kepada Nabi Muhammad S.A.W., sebagai hidayah dan rahmat Allah kepada umat
manusia sepanjang masa, dan menjamin kesejahteraan hidup materiil dan spirituil,
duniawi dan ukhrawi (Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah/MKCHM
butir ke-2).
3. Muhammadiyah bekerja untuk terlaksananya ajaran-ajaran Islam yang meliputi bidangbidang: (a) ‘Aqidah; Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya aqidah Islam yang murni,

bersih dari gejala-gejala kemusyrikan, bid’ah dan khurafat, tanpa mengabaikan prinsip
toleransi menurut ajaran Islam; (b) Akhlaq; Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya nilainilai akhlaq mulia dengan berpedoman kepada ajaran-ajaran Alquran dan Sunnah Rasul,
tidak bersendi kepada nilai-nilai ciptaan manusia; (c) ‘Ibadah; Muhammadiyah bekerja
untuk tegaknya ‘ibadah yang dituntunkan oleh Rasulullah S.A.W. tanpa tambahan dan
perubahan dari manusia; (d) Mu’amalah dunyawiyat; Muhammadiyah bekerja untuk
terlaksananya mu’amalah dunyawiyat (pengolahan dunia dan pembinaan masyarakat)
dengan berdasarkan ajaran Agama serta menjadikan semua kegiatan dalam bidang ini
sebagai ‘ibadah kepada Allah S.W.T. (MKCH, butir ke-4).

4. Islam adalah agama untuk penyerahan diri semata-mata karena Allah, agama semua Nabi,
agama yang sesuai dengan fitrah manusia, agama yang menjadi petunjuk bagi manusia,
agama yang mengatur hubungan dengan Tuhan dan hubungan manusia dengan sesama,
dan agama yang menjadi rahmat bagi semesta alam. Islam satu-satunya agama yang
diridhai Allah

dan

agama

yang


sempurna.

(Pedoman

Hidup

Islami Warga

Muhammadiyah/PHIWM, bab Pandangan Islam Tentang Kehidupan).
5. Bahwa dasar muthlaq untuk berhukum dalam agama Islam adalah Alquran dan Sunnah.
Bahwa di mana perlu dalam menghadapi soal-soal yang telah terjadi dan sangat
dihajatkan untuk diamalkannya, mengenai hal-hal yang tak bersangkutan dengan ‘ibadah
mahdhah padahal untuk alasan atasnya tiada terdapat nash sharih dalam Alquran dan
Sunnah maqbulah, maka dipergunakanlah alasan dengan jalan ijtihad dan istinbath dari
nash yang ada melalui persamaan ‘illat, sebagaimana telah dilakukan oleh ‘ulama salaf
dan Khalaf (Kitab Masalah Lima, Al-Masail Al-Khams tentang Qiyas).
6. Muhammadiyah dalam memaknai tajdid mengandung dua pengertian, yakni pemurnian
(purifikasi) dan pembaruan (dinamisasi) (Keputusan Munas Tarjih di Malang).
Mengingat kecenderungan atau gejala melemahnya dan dangkalnya pemahaman
mengenai Islam dalam Muhammadiyah, pada saat yang sama, terdapat fenomena orang
Muhammadiyah mengembangkan paham sendiri-sendiri atau malah mengikuti paham lain,
maka diperlukan ikhtiar sistematis untuk menanamkan atau memantapkan kembali paham
Agama (Islam) dalam Muhammadiyah. Di antara langkah-langkah untuk menanamkan
(memantapkan) kembali paham Islam dalam Muhammadiyah ialah sebagai berikut:
1. Majelis Tarjih memproduksi/menghasilkan berbagai pedoman/tuntunan tentang ajaran
Islam dalam berbagai aspek kehidupan baik yang menyangkut aqidah, ibadah, akhlak,
maupun mu’amalat duniawiyah secara lengkap, mudah dipahami, dan bervariasi untuk
dijadikan pedoman dan dimasyarakatkan/dipublikasikan sesuai dengan keputusankeputusan Muktamar/Munas Tarjih.
2. Pimpinan Persyarikatan diikuti oleh Organisasi Otonom, amal usaha, dan berbagai
institusi dalam Muhammadiyah di berbagai tingkatan dari Pusat hingga Ranting
menggiatkan

kembali

Kajian

Intensif

Islam

dalam

Muhammadiyah,

serta

menyelenggarakan Pengajian Pimpinan dan Pengajian Anggota, yang di dalamnya

dipaketkan materi khusus secara mendalam dan luas tentang Paham Agama (Islam) dalam
Muhammadiyah.
3. Menggiatkan pengajian-pengajian umum yang membahas tentang Islam multiaspek
dalam Muhammadiyah baik secara rutin maupun dengan memanfaatkn momentummomentum tertentu.
4. Menyebarluaskan paham agama (Islam) dalam Muhammadiyah ke berbagai lingkungan
serta media publik, termasuk melalui website, internet, dakwah seluler, dan sebagainya
sehingga paham Islam yang dikembangkan Muhammadiyah dapat dibaca, dipahami, dan
diamalkan oleh umat Islam dan masyarakat luas.
5. Menghidupkan kembali kultum/pengajian singkat di berbagai kegiatan, yang antara lain
menjelaskan tentang berbagai aspek ajaran Islam yang dipahami dan dipraktikan
Muhammadiyah, sehingga bukan sekadar membahas masalah-masalah organisasi belaka,
kendati tetap penting.
Hal yang penting yang perlu menjadi pemahaman bersama bahwa paham Islam dalam
Muhammadiyah bersifat komprehensif dan luas, sehingga tidak sempit dan parsial. Agama
dalam pandangan atau paham Muhammadiyah tidaklah sepotong-sepotong, serpihanserpihan, dan hanya hukum/fikih belaka.
a. Bidang Aqidah
Aqidah Islam menurut Muhamadiyah dirumuskan sebagai konsekuensi logis dari
gerakannya. Formulasi aqidah yang dirumuskan dengan merujuk langsung kepada sumber
utama ajaran Islam itu disebut ‘aqidah shahihah, yang menolak segala bentuk campur tangan
pemikiran teologis.
b. Bidang Hukum
Muhammadiyah melarang anggotanya bersikap taqlid, yaitu sikap mengikuti
pemikiran ulama tanpa mempertimbangkan argumentasi logis. Dan sikap keberagaman
menumal yang dibenarkan oleh Muhammadiyah adalah ittiba’, yaitu mengikuti pemikiran
ulama dengan mengetahui dalil dan argumentasi serta mengikutinya dengan pertimbangan
logika.

c. Bidang Akhlak
Adapun sifat-sifat akhlak Islam dapat digambarkan sebagai berikut:
1. Akhlaq Rabbani : Sumber akhlaq Islam itu wahyu Allah yang termaktub dalam Al-Qur’an
dan As-Sunnah, bertujuan mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat.
2. Akhlak Manusiawi. Akhlaq dalam Islam sejalan dan memenuhi fitrah manusia.
3. Akhlak Universal. Sesuai dengan kemanusiaan yang universal dan menyangkut segala
aspek kehidupan manusia baik yang berdimensi vertikal, maupun horizontal.
4. Akhlak Keseimbangan. Akhlaq Islam dapat memenuhi kebutuhan sewaktu hidup di dunia
maupun di akhirat, memenuhi tuntutan kebutuhan manusia duniawi maupun ukhrawi
secara seimbang, begitu juga memenuhi kebutuhan pribadi dan kewajiban terhadap
masyarakat, seimbang pula.
d. Bidang Mu’amalah Dunyawiyah
Mua’malah adalah Aspek kemasyarakatan yang mengatur pegaulan hidup manusia
diatas bumi ini, baik tentang harta benda, perjanjian-perjanjian, ketatanegaraan, hubungan
antar Negara lain
3. MANHAJ

TARJIH

DAN

PENGEMBANGAN

PEMIKIRAN

DALAM

MUHAMMADIYAH
Sejarah Singkat Majlis Tarjih dan Pengembangan Pemikiran Islam
Muktamar Tarjih yang pertama diadakan pada tahun 1929 bersama-sama dengan
Konggres Muhammadiyah ke-18 di Solo .Dalam Konggres Muhammadiyah ke-16 pada tahun
1927 di Pekalongan KH Mas Mansur al-Marhum yang ketika itu menjabat sebagai konsul
Muhammadiyah Daerah Surabaya mengusulkan agar didirikan semacam majlis ulama yang
secara khusus bertugas membahas masalah-masalah agama.
Perbedaan-perbedaan demikian sebagaimana terbukti dalam sejarah telah
menyebabkan pertentangan dan perpecahan di kalangan umat Islam, terutama ulama’nya
sehingga timbullah madzhab-madzhab dan kefanatikan terhadapnya, sehingga meretakkan

ukhuwah Islamiyah dan menghancurkan persatuan umat Islam. Beliau juga khawatir kalau
Muhammadiyah sampai menyimpang dari hukum agama, karena mengejar kebesaran
lahiriyah mengabaikan tujuan utamanya. Akhirnya usul tersebut diterima secara aklamasi,
dan sejak itulah berdiri Majlis Tarjih – yang kemudian dalam Mu’tamar Muhammadiyah ke43 tahun 1995 di Aceh disempurnakan menjadi Majlis Tarjih dan Pengembangan Pemikiran
Islam – sampai sekarang ini.
Dalam Muktamar Muhamadiyah ke-17 pada tahun 1928 di Yogyakarta dibentuk
susunan pengurus Majlis Tarjih Pusat yang diketuai oleh KH. Mas Mansur dan disekretarisi
oleh Kh. Aslam Z. dilengkapi dengan beberapa anggota pengurus. Dibuat pula anggaran
dasar atau qaidahnya antara lain berbunyi: Bahwa Tugas Majlis Tarjih adalah:
1. Mengamat-amati perjalanan Muhammadiyah yang berhubungan dengan hukum-hukum
agama.
2. Menerima, menyelidiki, dan mentarjihkan atau menetapkan hukum masalah khilafiyah
yang diragukan hukumnya, yang memang penting dalam perjalanan Muhammadiyah.
Manhaj al-Istinbath Majlis Tarjih
Dari sudut pandang filosofis, cara-cara memperoleh hukum Islam merupakan kajian
epistemologi. Hukum Islam itu sendiri, meliputi:
1. Syari’at
2. Fiqh.
3. Fatwa Ulama.
4. Hukum Produk Institusi Islam.
5. Pranata Hukum di Masyarakat Islam.
Majlis Tarjih dan Pengembangan Pemikiran Islam Muhamadiyah telah merumuskan
secara dinamis aspek metodologis tersebut dalam manhaj al-istinbathnya. Perumusannya
dikatakan dinamis, karena senantiasa berkembang sejalan dengan perkembangan masa.

Perumusan aspek metodologis tersebut, terakhir kali dilakukan dalam Munas Majlis Tarjih
dan Pengembangan Pemikiran Islam tahun 2000 M di Jakarta.
4. KEPRIBADIAN MUHAMMADIYAH
 PENGERTIAN DAN FUNGSI KEPRIBADIAN MUHAMMADIYAH
Kepribadian Muhammadiyah bukanlah hal (sesuatu) yang baru, Kepribadian
Muhammadiyah adalah sesuatu yang menyatu dalam diri Muhammadiyah yang merupakan
karakter / watak Muhammadiyah yang menjadi ciri Muhammadiyah. Kepribadian
Muhammadiyah adalah rumusan hasil penggalian dari filosofi, pokok-pokok pikiran, prinsip
dasar perjuangan, metode perjuangan, tindakan dan gerak langkah KHA Dahlan..Dengan
demikian, dalam rumusan itu berbagai hal yang tidak sesuai dengan gagasan, cita-cita
perjuangan Muhammadiyah dan keteladanan KHA Dahlan dan para muridnya telah
dibersihkan. Ringkasnya rumusan itu telah dibersihkan dari hal-hal yang tidak sesuai dengan
ajaran dan keteladanan Nabi Muhammad SAW’.
 FUNGSI KEPRIBADIAN MUHAMMADIYAH:
Fungsi Kepribadian Muhammadiyah adalah untuk menjadi landasan, pedoman dan
pegangan para pemimpin, aktifis dan anggota Muhammadiyah dalam menjalankan roda
organisasi, gerakan dan amal usaha agar tidak terombang-ambing oleh pengaruh luar dan
tetap istiqomah kepada cita-cita dan perjuangan Muhammadiyah serta cara memperjuangkan
cita-citanya. Artinya tidak terpengaruh oleh paham-paham agama lain, ideologi-ideologi lain,
aliran-aliran agama lain, isme-isme, gerakan-gerakan politik, gaya hidup, kebudayaan dan
peradaban non muslim serta cara berpikir non muslim (seprti cara berpikir Barat, sekuler,
liberal dsb)
 KEPRIBADIAN

MUHAMMADIYAH

ITU

MENGANDUNG

EMPAT

POKOK

PIKIRAN :
 Apakah Muhammadiyah itu?
 Dasar dan amal usaha Muhammadiyah
 Pedoman amal usaha dan perjuang Muhammadiyah
 Sifat-sifat Muhammadiyah.
 SEJARAH LAHIRNYA KEPRIBADIAN MUHAMMADIYAH
Pemikiran baku tentang “ Kepribadian Muhammadiyah “ merupakan hasil keputusan
Muktamar ke 35 (Muktamar setengah Abad) tahun 1962 di jakarta. Konsep awalnya berasal
dari ceramah KH Faqih Usman pada masa kepemimpinan PP Muhammadiyah periode 1959-

1962 di bawah Ketua HM Yunus Anis. Ceramah itu berjudul “ Apa sih Muhammadiyah itu?”
yang kemudian ditindak lanjuti tim perumus , untuk selanjutnya dibahas di Tanwir pada
tanggal 25-28 Agustus 1962 dan akhirnya diputuskan di Muktamar ke 35 itu.
 PERUMUS KEPRIBADIAN MUHAMMADIYAH
Konsep awal kepribadian Muhammdiyah dilontarkan oleh KH Faqih Usman dalam
sebuah kursus pimpinan yang diselenggarakan oleh PP Muhammadiyah dan diikuti oleh
pimpinan Muhammadiyah seluruh Indonesia pada bulan Ramadhan 1381 H di Yogyakarta.
Pada waktu itu KH Faqih Usman memberikan kuliahnya dengan judul “ Apakah
Muhammadiyah itu?Konsep itu kemudian disempurnakan oleh sebuah tim yang anggotanya
adalah :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.


KH Faqih Usman.
Prof. H.Farid Makruf
H.Djarnawi Hadikusumo
M. Djindar Tamimy
Dr. Hamka,
KH R. Muhd Wardan Diponingrat
M. Saleh Ibrahim
LATAR BELAKANG
Latar belakang yang mewarnai dilahirkanya Kepribadian Muhammadiyah adalah

masuknya

pemikiran

dan

cara-cara

politik

dalam

mengelola

dan

menggerakan

Muhammadiyah setelah Masyumi (Majelis Syuro Muslimin Indonesia) dibubarkan dan
orang-orang Muhammadiyah yang berkecimpung di Partai Politik Islam tersebut kembali ke
Muhammadiyah.
5. VISI MISI MUHAMMADIYAH
Setiap organisasi, termasuk Muhammadiyah, tentu memiliki misi tertentu yang
diembannya. Sejak sebuah organisasi didirikan, para pendirinya sudah merancangkan
langkah-langkah strategis apa yang perlu dilakukan, agar cita-cita yang ingin dicapai dengan
mendirikan organisasi itu bisa diwujudkan. Misi yang merupakan tugas utama organisasi
yang sifatnya mendasar dan fundamental, mempunyai posisi dan peranan yang sangat penting
dan strategis bagi sebuah organisasi Di samping misi itu menjadi semacam “penuntun” bagi
semua komponen organisasi kearah pencapaian tujuan yang telah ditetapkan, ia juga menjadi
pembeda antara organisasi yang satu dengan organisasi lainnya yang bergerak di bidang yang

serupa. Dengan perkataan lain, misi membentuk organisasi memiliki ciri yang khas, yang
membedakannya dari organisasi lainnya yang sejenis
Muhammadiyah sebagai gerakan Islam yang berlandaskan Al-Qur’an dan As-Sunnah
dengan watak tajdid yang dimilikinya senantiasa istiqomah dan aktif dalam melaksanakan
dakwah Islam amar ma’ruf nahi munkar di semua bidang dalam upaya mewujudkan Islam
sebagai rahmatan lil’alamin menuju terciptanya/terwujudnya masyarakat Islam yang sebenarbenarnya. Muhammadiyah sebagai gerakan Islam, dakwah amar ma’ruf nahi munkar
memiliki misi :
a. Menegakkan keyakinan tauhid yang murni sesuai dengan ajaran Allah SWT yang dibawa
oleh para Rasul sejak Nabi Adam as. hingga Nabi Muhammad saw.
b. Memahami agama dengan menggunakan akal fikiran sesuai dengan jiwa ajaran Islam
untuk menjawab dan menyelesaikan persoalan-persoalan kehidupan.
c. Menyebar luaskan ajaran Islam yang bersumber pada Al-Qur’an sebagai kitab Allah
terakhir dan Sunnah Rasul untuk pedoman hidup umat manusia.
d. Mewujudkan amalan-amalan Islam dalam kehidupan pribadi, keluarga dan masyarakat.
Visi : Terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami haturkan ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan izin dan
kekuatan kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul
“Perencanaan Penulian Ilmiah“. Meskipun banyak hambatan yang kami alami dalam proses
pengerjaannya, tapi kami berhasil menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Tidak lupa kami sampaikan terimakasih kepada dosen pembimbing Bapak Dra.Siti
Misba yang telah membantu dan membimbing kami dalam mengerjakan makalah ini. Kami
juga mengucapkan terimakasih kepada teman-teman mahasiswa yang juga sudah memberi
kontribusi baik langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam menyusun karya tulis ini masih jauh dari
kesempurnaan, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun guna sempurnanya makalah ini. Penulis berharap semoga karya tulis ini bisa
bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

BAB1V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Muhammadiyah sebagai perserikatan memiliki 4 teks cita-cita yang merupakan
sebuah impian yang diiringi dengan sebuah keyakinan. Secara etimologis, kata khittah
berasal dari derivasi bahasa Arab yang berarti rencana, jalan, atau garis (Kamus AlMunawwir). Dengan demikian, khittah perjuangan dapat diartikan sebagai rencana, jalan,
atau garis perjuangan Pemuda Muhammadiyah dalam mewujudkan misi dan cita-cita
gerakannya. Muhammadiyah adalah gerakan Islam yang melaksanakan dakwah dan tajdid
untuk terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
Muktamar Tarjih yang pertama diadakan pada tahun 1929 bersama-sama dengan
Konggres Muhammadiyah ke-18 di Solo .Dalam Konggres Muhammadiyah ke-16 pada tahun
1927 di Pekalongan KH Mas Mansur al-Marhum yang ketika itu menjabat sebagai konsul
Muhammadiyah Daerah Surabaya mengusulkan agar didirikan semacam majlis ulama yang
secara khusus bertugas membahas masalah-masalah agama.Kepribadian Muhammadiyah
bukanlah hal (sesuatu) yang baru, Kepribadian Muhammadiyah adalah sesuatu yang menyatu
dalam diri Muhammadiyah yang merupakan karakter / watak Muhammadiyah yang menjadi
ciri Muhammadiyah.Visi Muhammadiyah Terwujudnya masyarakat Islam yang sebenarbenarnya.Misi Muhammadiyah Menegakkan tauhid yang murni berdasarkan Al-Qur’an dan
As-Sunnah,Menyebarkan ajaran Islam yang bersumber pada Al-Qur’an dan AsSunnah,Mewujudkan Islam dalam kehidupan pribadi, keluarga, dan masyarakat.

B. Kritik dan Saran
Dalam penulisan makalah ini masih terdapat beberapa kekurangan dan kesalahan,
baik dari segi penulisan maupun dari segi penyusunan kalimatnya dan dari segi isi juga masih
perlu ditambahkan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kepada para pembaca
makalah ini agar dapat memberikan kritikan dan masukan yang bersifat membangun.

BABV
DAFTAR PUSTAKA

https://tonijulianto.wordpress.com/tag/visi-dan-misi-muhammadiyah/
https://www.google.com/search?
q=PAHAM+AGAMA+MENURUT+MUHAMMADIYAH&ie=utf-8&oe=utf-8
http://batang.muhammadiyah.or.id/content-77-sdet-kepribadian-muhammadiyah.html
http://batang.muhammadiyah.or.id/content-77-sdet-kepribadian-muhammadiyah.html

BAB1
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
K.H. Ahmad Dahlan tidak pernah mengalami pendidikan formal. Ia menguasai
beragam ilmu dari belajar secara otodidak baik belajar kepada ulama atau seorang ahli atau
membaca buku-buku atau kitab-kitab. Beliau belajar ilmu fikih dari Kyai Mohammad Soleh
yang juga kakak iparnya sendiri, belajar ilmu nahwu dari K.H. Muhcsin, belajar ilmu falaq
dari K.H. Raden 0Dahlan dari Pondok Pesantren Termas, belajar ilmu hadits dari Kyai
Mahfudz, belajar qiroatul qur’an dari Syekh Amin dan lain-lain. K.H. Ahmad Dahlan juga
pernah berinteraksi dengan para ulama terutama saat beliau berada di Mekah, misalnya
dengan Syekh Muhammad Khatib dari Minangkabau, Kyai Nawawi dari Banten, Kyai Mas
Abdullah dari Surabaya dan lain-lain.
B. Rumusan Masalah
a.
b.
c.
d.
e.

Apa Pokok Pikiran KH.Ahmad Dahlan Tentang Agama Islam ?
Apa Paham Agama Menurut Muhammadiyah ?
Apa Manhaj Tarjih dan Pengembangan Pemikiran dalam Muhammadiyah ?
Apa Kepribadian Muhammadiyah ?
Apa Visi Misi Muhammadiyah ?

MAKALAH
GERAKAN MUHAMMADIYAH

Dosen pembimbing : Dra.Siti Misba
Kelompok 4
1) Darwis Jonifer (
2) Iman Fauzi (1360100153)
3) Selki Puspa (1360100121)

PRODI TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BENGKULU
2015/2016

Dokumen yang terkait

ENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) PADA POKOK BAHASAN TEOREMA PYTHAGORAS KELAS VIIIE SMP NEGERI 1 BALUNG SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2011/2012

0 63 18

ENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPS POKOK BAHASAN KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DI INDONESIA DENGAN MODEL PROBLEM POSING PADA SISWA KELAS V SDN GAMBIRAN 01 KALISAT JEMBER TAHUN PELAJARAN 2011/2012

1 24 17

IMPLEMENTASI METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENTS TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPS POKOK BAHASAN PEREKONOMIAN MASYARAKAT PADA SISWA KELAS IVB SEMESTER 2 SDN SUMBERJATI 01 JEMBER TAHUN PELAJARAN 20

1 28 19

IMPLEMENTASI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN MENGENAL UNSUR BANGUN DATAR KELAS II SDN LANGKAP 01 BANGSALSARI

1 60 18

KAJIAN YURIDIS TENTANG PERUBAHAN TANAH PERDIKAN MENJADI HAK MILIK DI KELURAHAN TAMAN KECAMATAN TAMAN KOTA MADIUN SETELAH KELUARNYA UNDANG-UNDANG POKOK AGRARIA

2 44 14

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING PADA MATERI POKOK ASAM-BASA ARRHENIUS DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBAHASA SIMBOLIK DAN PEMODELAN MATEMATIK SISWA SMA

0 26 56

PENGGUNAAN BAHAN AJAR LEAFLET DENGAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK SISTEM GERAK MANUSIA (Studi Quasi Eksperimen pada Siswa Kelas XI IPA1 SMA Negeri 1 Bukit Kemuning Semester Ganjil T

47 275 59

TINJAUAN HISTORIS GERAKAN SERIKAT BURUH DI SEMARANG PADA MASA KOLONIAL BELANDA TAHUN 1917-1923

0 26 47

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF EXAMPLE NON EXAMPLE TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR RASIONAL SISWA PADA MATERI POKOK PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN (Studi Eksperimen pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Waway Karya Lampung Timur Tahun Pela

7 98 60

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK CIRI-CIRI MAKHLUK HIDUP

2 41 56